HIV AIDS
-
Upload
veronikalada -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of HIV AIDS
HIV AIDS
Pengertian• Apa itu HIV ?H = Human (manusia)I = Immuno deficiency (berkurangnya
kekebalan)V = Virus
HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh kita sehingga kita tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. Merupakan virus RNA dari famili retrovirus dan subfamili lentiviridae.
Apa itu AIDS ?
Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh
kita itulah yang disebut AIDS, yaitu :
A = Acquired (didapat)
I = Immune (kekebalan tubuh)
D = Deficiency (kekurangan)
S = Syndrome (gejala)
Patofisiologi
Cara Penularan HIV
HIV hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti:- Darah- Cairan vagina
- Cairan sperma- Air susu ibu
Tidak ada petunjuk atau bukti yang bahwa HIV dapat menular melalui kontak sosial, alat makan, toilet, kolam renang, udara ruangan, maupun oleh nyamuk/serangga.
• HIV Penularan itu bisa terjadi melalui:
1) Hubungan seks dengan orang yang mengidap
HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan
yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat
pelindung (kondom) hanya menular lewat cairan
tubuh
• darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar
virus HIV
• Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara
bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi
HIV
• Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang
dikandungnya
Manifestasi virus
Menurut WHO (2002) manifestasi HIV/AIDSdewasa dibagi menjadi 4 sstadium yaitu :
1. Stadium I Asimtomatik Limpadenopati generalisata persisten, dengan penampilan klinis
derajat 1 : asimtomatik dan aktivitas normal.2. Stadium II
Penurunan berat badan, < 10 % Manifestasi mukokutaneus minor, (dermatitis seborroic, prurigo,
infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut berulang, cheilitis angularis).
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir.
Infeksi saluran napas atas berulang (misalnya sinusitis bakterial). Dengan atau penampilan klinis derajat 2 : simtomatik dan aktivitas normal.
3. Stadium IIIPenurunan berat badan, >10%Diare kronik dengan penyebab yang tidak jelas < 1 bulan demam tanpa penyebab yang jelas (intermitten atau menetap > 1
bulan. kandidiasis oralTB Paru dalam 1 tahun terakhirTerinfeksi bakteri berat ( pneumoni). Dengan atau tanpa penampilan
klinis derajat 3 : berbaring di tempat tidur, <50% sehari dalam satu bulan terakhir.
4. Stadium 4 HIV wasting sindrom Pneumonia pnuomikistik karenii Infeksi toksoplamosis di otak Diare karena cryptosporidiosis, > 1 bulan Mengalami infeksi sitomegalovirus Infeksi herpes simpleks, maupun mukokutaneus, > 1 bulan Infeksi mikosis Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus maupun paru Infeksi mikobakteriosis atipical Sepsis Tuberkulosis ekstrapulmonar Limfoma maligna Sarkoma kaposi
ensefalopati HIV. Dengan penampilan klimis derajat 4 : beradi di tempat tidur, >50% setiap hari dalam bulan-bulan terakhit ini.
Klasifikasi CDC (1993) untuk penderita HIV/AIDS sebagai berikut :
fKategori :A : sindroma retroviral akut, limfadonopati generalisata B : AIDS related comple, kandidiasis oral, kelemahan umum, herpes zoster, neuropati perifer.C : kandidiasis esofagus dan pulmonal, karsinoma serviks, coccidiodomycosis, infeksi sitomegalovirus, ensefalopati HIV, sarkoma kooposi, limfoma maligna, tuberkulosa, pneumoni, pneumokistik karinii, salmonellosis.
CD4 KATEGORI KLINIS
TOTAL % A B C
> 500 sel/mm3 > 29 % A1 B1 C1
200-499 sel/mm3 14-28 % A2 B2 C2
<200 sel/mm3 <14 % A3 B3 C3
Diagnosis
• Sebelum tes harus dikonseling dulu dan harus menandatangani surat persetujuan (inform consent)Konseling dapat dilakukan di :
• klinik Voluntary Conseing and testing (VCT ) oleh konselor terlatih
• Tempat praktek, puskesmas oleh petugas kesehatan terlatih secara provider initiative testing and conseling( PITC ).
• Jaga kerahasiaan status pasien
• Curiga HIV secara klinis :• Riwayat perilaku seksual• Riwayat penggunaan narkoba• Riwayat pekerjaan : pelaut, sopir truk, dll • Riwayat bekerja di daerah endemis dengan perilaku risiko
tinggi• Riwayat transfusi• Perhatikan ciri khas / tanda kelompok risiko misal : tato ,
perilaku tertentu• Sekarang HIV sudah berkembang pada bukan kelompok risti
misal ibu rumah tangga
2.Diagnosis Laboratorium : • Serologis / deteksi antibodi : rapid tes, ELISA,
Western Blot ( untuk konfirmasi )• Deteksi virus : RT-PCR, antigen p24• Indikasi :
1. Pasien secara klinis curiga AIDS2. Orang dengan risiko tinggi3. Pasien infeksi menular seksual4. Ibu hamil di antenatal care ( PMTCT )5. Pasangan seks atau anak dari pasien positip HIV
• Perhatikan negatif palsu karena periode jendela• Pada risiko tinggi , tes perlu diulang 3 bulan
kemudian, dan seterusnya tiap 3 bulan.• Hati-hati positif palsu terutama pada pasien yang
asimptomatik. Pemeriksaan serologi harus dikonfirmasi dengan western blot, atau setidaknya harus dengan strategi 3 test dengan metode berbeda yang melibatkan ELISA.
penatalaksanaan
Pengobatan suportif : • Sebagian besar pasien malnutrisi : perlu dukungan nutrisi • Multivitamin : B-complex, C, E, selenium (Fawzi et al.
N Engl J Med 2004 ;351(1): 23-32)• Pengobatan simptomatik• Dukungan psikososial : depresi, ansietas • Pengobatan Infeksi Oportunistik ( IO )• Pencegahan IO : kotrimoksasol• Pengobatan antiretroviral ( ARV )
Memulai ARV•Paling penting : Pasien harus sudah siap ; hambatan
terhadap kepatuhan berobat seumur hidup harus sudah dapat diatasi
•Sebelum mulai ARV perlu dilakukan : Konseling tentang ARV dan kepatuhan berobat Menilai ada tidaknya hambatan terhadap kepatuhan Risiko toksisitas jangka pendek dan panjang Penilaian awal laboratorium : CD4 dan viral load ( bila memungkinkan ) Darah lengkap, profil lipid, gula darah, fungsihepar/ginjal
• Jangan memulai ARV jika: Pasien tidak memiliki motivasi Pengobatan tidak dapat terus menerus seumur
hidup Tidak dapat memonitor Gangguan fungsi ginjal / hati berat Penyakit oportunistik / infeksi oportunistik
terminal / tak dapat disembuhkan, misal : limfoma maligna
INDIKASI MULAI ARVWHO 2009Untuknegaraberkembang
Amerika serikat DHHS 2008
Stadium IV ( AIDS )MulaiARVTanpamemandangCD4
-Riwayat diagnosis AIDS-HIV-associated nefropathy /HIVAN
Stadium IIIMulaiARVTB paru, pneumonia berulang
Asimptomatik, CD4 < 350
Stadium I dan IITerapi hanya bila CD4 < 350
Ibu hamil
Koinfeksi Hepatitis B bila indikasi terapi antivirus
PedomanTerapiARV
• Jangan gunakan obat tunggal atau2 obat• Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut:
• “ HAART “ (Highly Active Anti Retroviral Therapy)• Kombinasi ARV lini pertama pasien naïve ( belum pernah pakai ARV
sebelumnya) yang dianjurkan:
2 NRTI + 1 NNRTI • Di Indonesia :-lini pertama : AZT + 3TC + EFV atauNVP- alternatif : d4T + 3TC + EFV atauNVP
AZT ataud4T + 3TC + 1 PI (LPV/r)
• Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan ok risiko cepat terjadi resistensi bila sering lupa minum obat.
Masalah pengobatan ARV & profilaksis
1.Resistensi ARV • Penyebab utama: kepatuhan/ adherence rendah• Faktor risiko: Usia muda, Narkoba aktif Masalah psikososial – finansial terutama depresi Kurang motivasi & dukungan, Kurang pengawasan dari petugas medis/ lay support
• Efek samping obat terutama alergi obatruam kulit: rifampisin, kotrimoksasol, nevirapinmual, muntah, sakit kepala : AZT, LPV/rGangguan fungsi hati / ikterik :NVP, rifampisinanemia , leukopenia : AZT, kotrimoksasol
• Interaksi obat lain dengan ARV :Rifampisin dengan NVP Antijamur : ketokonazole, itrakonazolantidepresan : trisiklik, SSRI benzodiazepin : diazepam, alprazolam
• Efek samping obat :sering : anemia + leukopenia akibat AZT ruam kulit ringan –berat karena NVP , ABC
hepatotoksik : sering NVP, bila koinfeksi HBV / HCV , bersama dengan anti-TB, bersama obat antijamur. Ggn. saluran cerna : rifampisin, AZT
neuropati : d4T, ddI
Perawatan pasien HIV
• Hindari stigmata & diskriminasi pasien• Jaga kerahasiaan status pasien• Jangan takut merawat pasien, risiko tertular
pada petugas kesehatan sangat rendah• Rawat pasien dengan empati, jangan mendakwa
/ menghakimi perilaku pasien• Deteksi adanya depresi dan ansietas. Putus asa
sering membunuh pasien lebih cepat dari penyakitnya sendiri
TERIMA KASIH