HIV AIDS

26
HIV AIDS

description

hiv aids

Transcript of HIV AIDS

Page 1: HIV AIDS

HIV AIDS

Page 2: HIV AIDS

Pengertian• Apa itu HIV ?H = Human (manusia)I = Immuno deficiency (berkurangnya

kekebalan)V = Virus

HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh kita sehingga kita tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita. Merupakan virus RNA dari famili retrovirus dan subfamili lentiviridae.

Page 3: HIV AIDS

Apa itu AIDS ?

Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh

kita itulah yang disebut AIDS, yaitu :

A = Acquired (didapat)

I = Immune (kekebalan tubuh)

D = Deficiency (kekurangan)

S = Syndrome (gejala)

Page 4: HIV AIDS

Patofisiologi

Page 5: HIV AIDS

Cara Penularan HIV

HIV hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti:- Darah- Cairan vagina

- Cairan sperma- Air susu ibu

Tidak ada petunjuk atau bukti yang bahwa HIV dapat menular melalui kontak sosial, alat makan, toilet, kolam renang, udara ruangan, maupun oleh nyamuk/serangga.

Page 6: HIV AIDS

• HIV Penularan itu bisa terjadi melalui:

1) Hubungan seks dengan orang yang mengidap

HIV/AIDS, berhubungan seks dengan pasangan

yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat

pelindung (kondom) hanya menular lewat cairan

tubuh

Page 7: HIV AIDS

• darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar

virus HIV

• Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara

bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi

HIV

• Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang

dikandungnya

Page 8: HIV AIDS

Manifestasi virus

Menurut WHO (2002) manifestasi HIV/AIDSdewasa dibagi menjadi 4 sstadium yaitu :

1. Stadium I Asimtomatik Limpadenopati generalisata persisten, dengan penampilan klinis

derajat 1 : asimtomatik dan aktivitas normal.2. Stadium II

Penurunan berat badan, < 10 % Manifestasi mukokutaneus minor, (dermatitis seborroic, prurigo,

infeksi jamur pada kuku, ulserasi pada mulut berulang, cheilitis angularis).

Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir.

Page 9: HIV AIDS

Infeksi saluran napas atas berulang (misalnya sinusitis bakterial). Dengan atau penampilan klinis derajat 2 : simtomatik dan aktivitas normal.

3. Stadium IIIPenurunan berat badan, >10%Diare kronik dengan penyebab yang tidak jelas < 1 bulan demam tanpa penyebab yang jelas (intermitten atau menetap > 1

bulan. kandidiasis oralTB Paru dalam 1 tahun terakhirTerinfeksi bakteri berat ( pneumoni). Dengan atau tanpa penampilan

klinis derajat 3 : berbaring di tempat tidur, <50% sehari dalam satu bulan terakhir.

Page 10: HIV AIDS

4. Stadium 4 HIV wasting sindrom Pneumonia pnuomikistik karenii Infeksi toksoplamosis di otak Diare karena cryptosporidiosis, > 1 bulan Mengalami infeksi sitomegalovirus Infeksi herpes simpleks, maupun mukokutaneus, > 1 bulan Infeksi mikosis Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus maupun paru Infeksi mikobakteriosis atipical Sepsis Tuberkulosis ekstrapulmonar Limfoma maligna Sarkoma kaposi

Page 11: HIV AIDS

ensefalopati HIV. Dengan penampilan klimis derajat 4 : beradi di tempat tidur, >50% setiap hari dalam bulan-bulan terakhit ini.

Klasifikasi CDC (1993) untuk penderita HIV/AIDS sebagai berikut :

Page 12: HIV AIDS

fKategori :A : sindroma retroviral akut, limfadonopati generalisata B : AIDS related comple, kandidiasis oral, kelemahan umum, herpes zoster, neuropati perifer.C : kandidiasis esofagus dan pulmonal, karsinoma serviks, coccidiodomycosis, infeksi sitomegalovirus, ensefalopati HIV, sarkoma kooposi, limfoma maligna, tuberkulosa, pneumoni, pneumokistik karinii, salmonellosis.

CD4 KATEGORI KLINIS

TOTAL % A B C

> 500 sel/mm3 > 29 % A1 B1 C1

200-499 sel/mm3 14-28 % A2 B2 C2

<200 sel/mm3 <14 % A3 B3 C3

Page 13: HIV AIDS

Diagnosis

• Sebelum tes harus dikonseling dulu dan harus menandatangani surat persetujuan (inform consent)Konseling dapat dilakukan di :

• klinik Voluntary Conseing and testing (VCT ) oleh konselor terlatih

• Tempat praktek, puskesmas oleh petugas kesehatan terlatih secara provider initiative testing and conseling( PITC ).

• Jaga kerahasiaan status pasien

Page 14: HIV AIDS

• Curiga HIV secara klinis :• Riwayat perilaku seksual• Riwayat penggunaan narkoba• Riwayat pekerjaan : pelaut, sopir truk, dll • Riwayat bekerja di daerah endemis dengan perilaku risiko

tinggi• Riwayat transfusi• Perhatikan ciri khas / tanda kelompok risiko misal : tato ,

perilaku tertentu• Sekarang HIV sudah berkembang pada bukan kelompok risti

misal ibu rumah tangga

Page 15: HIV AIDS

2.Diagnosis Laboratorium : • Serologis / deteksi antibodi : rapid tes, ELISA,

Western Blot ( untuk konfirmasi )• Deteksi virus : RT-PCR, antigen p24• Indikasi :

1. Pasien secara klinis curiga AIDS2. Orang dengan risiko tinggi3. Pasien infeksi menular seksual4. Ibu hamil di antenatal care ( PMTCT )5. Pasangan seks atau anak dari pasien positip HIV

Page 16: HIV AIDS

• Perhatikan negatif palsu karena periode jendela• Pada risiko tinggi , tes perlu diulang 3 bulan

kemudian, dan seterusnya tiap 3 bulan.• Hati-hati positif palsu terutama pada pasien yang

asimptomatik. Pemeriksaan serologi harus dikonfirmasi dengan western blot, atau setidaknya harus dengan strategi 3 test dengan metode berbeda yang melibatkan ELISA.

Page 17: HIV AIDS

penatalaksanaan

Pengobatan suportif : • Sebagian besar pasien malnutrisi : perlu dukungan nutrisi • Multivitamin : B-complex, C, E, selenium (Fawzi et al.

N Engl J Med 2004 ;351(1): 23-32)• Pengobatan simptomatik• Dukungan psikososial : depresi, ansietas • Pengobatan Infeksi Oportunistik ( IO )• Pencegahan IO : kotrimoksasol• Pengobatan antiretroviral ( ARV )

Page 18: HIV AIDS

Memulai ARV•Paling penting : Pasien harus sudah siap ; hambatan

terhadap kepatuhan berobat seumur hidup harus sudah dapat diatasi

•Sebelum mulai ARV perlu dilakukan : Konseling tentang ARV dan kepatuhan berobat Menilai ada tidaknya hambatan terhadap kepatuhan Risiko toksisitas jangka pendek dan panjang Penilaian awal laboratorium : CD4 dan viral load ( bila memungkinkan ) Darah lengkap, profil lipid, gula darah, fungsihepar/ginjal

Page 19: HIV AIDS

• Jangan memulai ARV jika: Pasien tidak memiliki motivasi Pengobatan tidak dapat terus menerus seumur

hidup Tidak dapat memonitor Gangguan fungsi ginjal / hati berat Penyakit oportunistik / infeksi oportunistik

terminal / tak dapat disembuhkan, misal : limfoma maligna

Page 20: HIV AIDS

INDIKASI MULAI ARVWHO 2009Untuknegaraberkembang

Amerika serikat DHHS 2008

Stadium IV ( AIDS )MulaiARVTanpamemandangCD4

-Riwayat diagnosis AIDS-HIV-associated nefropathy /HIVAN

Stadium IIIMulaiARVTB paru, pneumonia berulang

Asimptomatik, CD4 < 350

Stadium I dan IITerapi hanya bila CD4 < 350

Ibu hamil

Koinfeksi Hepatitis B bila indikasi terapi antivirus

Page 21: HIV AIDS

PedomanTerapiARV

• Jangan gunakan obat tunggal atau2 obat• Selalu gunakan minimal kombinasi 3 ARV disebut:

• “ HAART “ (Highly Active Anti Retroviral Therapy)• Kombinasi ARV lini pertama pasien naïve ( belum pernah pakai ARV

sebelumnya) yang dianjurkan:

2 NRTI + 1 NNRTI • Di Indonesia :-lini pertama : AZT + 3TC + EFV atauNVP- alternatif : d4T + 3TC + EFV atauNVP

AZT ataud4T + 3TC + 1 PI (LPV/r)

• Terapi seumur hidup, mutlak perlu kepatuhan ok risiko cepat terjadi resistensi bila sering lupa minum obat.

Page 22: HIV AIDS

Masalah pengobatan ARV & profilaksis

1.Resistensi ARV • Penyebab utama: kepatuhan/ adherence rendah• Faktor risiko: Usia muda, Narkoba aktif Masalah psikososial – finansial terutama depresi Kurang motivasi & dukungan, Kurang pengawasan dari petugas medis/ lay support

Page 23: HIV AIDS

• Efek samping obat terutama alergi obatruam kulit: rifampisin, kotrimoksasol, nevirapinmual, muntah, sakit kepala : AZT, LPV/rGangguan fungsi hati / ikterik :NVP, rifampisinanemia , leukopenia : AZT, kotrimoksasol

• Interaksi obat lain dengan ARV :Rifampisin dengan NVP Antijamur : ketokonazole, itrakonazolantidepresan : trisiklik, SSRI benzodiazepin : diazepam, alprazolam

Page 24: HIV AIDS

• Efek samping obat :sering : anemia + leukopenia akibat AZT ruam kulit ringan –berat karena NVP , ABC

hepatotoksik : sering NVP, bila koinfeksi HBV / HCV , bersama dengan anti-TB, bersama obat antijamur. Ggn. saluran cerna : rifampisin, AZT

neuropati : d4T, ddI

Page 25: HIV AIDS

Perawatan pasien HIV

• Hindari stigmata & diskriminasi pasien• Jaga kerahasiaan status pasien• Jangan takut merawat pasien, risiko tertular

pada petugas kesehatan sangat rendah• Rawat pasien dengan empati, jangan mendakwa

/ menghakimi perilaku pasien• Deteksi adanya depresi dan ansietas. Putus asa

sering membunuh pasien lebih cepat dari penyakitnya sendiri

Page 26: HIV AIDS

TERIMA KASIH