Historiografi Afrika

11
HISTORIOGRAFI AFRIKA 1 Oleh: M. A. Hanif A. Tradisi Penulisan Sejarah Masa Afrika Kuno 1. Tradisi Mengenai Asal Mula Setiap komuniti keluarga, klien, desa, kota, atau negara besar atau kecil, mempunyai tradisi yang tetap mengenal asal mulanya. Komuniti itu mungkin terpecah- pecah, bermigrasi, dan mengasimilasi tradisi-tradisi yang baru, atau ditaklikkan oleh yang lainnya dan diserap oleh imigran-imigran yang baru. Pada setiap tingkat dari tranformasi, tradisi berada dalam pengkristalan dan kembali untuk mengakomodasi kondisi- kondisi yang berubah, dan suatu tradisi yang baru mengenal asal mula diformulasikan oleh komuniti yang baru. Tradisi-tradisi ini menjadi dasar pokok dari pandangan komuniti mengenai sejarah. Prosese yang sesungguhnya dari pembuatan tradisi dan akulturasi di dalam komuniti, dan dari penyampaian tradisi ke 1 Tugas ini merupakan Tugas Tengah Semester yang dikumpulkan pada Mata Kuliah Historiografi. Dosen Pengampuh Bapak Dr. Nopriyasman, M.Hum. 1

description

Historiografi Afrika

Transcript of Historiografi Afrika

Page 1: Historiografi Afrika

HISTORIOGRAFI AFRIKA1

Oleh: M. A. Hanif

A. Tradisi Penulisan Sejarah Masa Afrika Kuno

1. Tradisi Mengenai Asal Mula

Setiap komuniti keluarga, klien, desa, kota, atau negara besar atau kecil,

mempunyai tradisi yang tetap mengenal asal mulanya. Komuniti itu mungkin

terpecah-pecah, bermigrasi, dan mengasimilasi tradisi-tradisi yang baru, atau

ditaklikkan oleh yang lainnya dan diserap oleh imigran-imigran yang baru. Pada

setiap tingkat dari tranformasi, tradisi berada dalam pengkristalan dan kembali

untuk mengakomodasi kondisi-kondisi yang berubah, dan suatu tradisi yang baru

mengenal asal mula diformulasikan oleh komuniti yang baru. Tradisi-tradisi ini

menjadi dasar pokok dari pandangan komuniti mengenai sejarah. Prosese yang

sesungguhnya dari pembuatan tradisi dan akulturasi di dalam komuniti, dan dari

penyampaian tradisi ke generasi-generasi yang berikutnya, mengembangkn suatu

kesadaran sejarah yang menjadi tersebar luas di Afrika.

Tradisi-tradisi asal mula ini tidaklah mengusahakan suatu penjelasan secara

sejarah di dalam pandangan modern Eropa mengenai teks-teks dan kronologi yang

dapat dibuktikan. Mereka mengembangkan pengertian dan penghormatan

terhadap pranata-pranata dan praktek-praktek dari komuniti. Mereka memberikan

penjelasan mengenai dunia sebagaimana dilihat oleh komuniti asal mula dari

tanah dan laut, manusia dan berbagai macam jenis makhluk yang lain, asal mula

dari negara, dasar dari adanya hukum-hukum adat istiadat yang berbeda, hak

komunitas atas tanah yang dimiliki, bagaimana dan mengapa dewa-dewa yang

mereka puja berbeda dengan dewa-dewa yang dipuja oleh tetangganya, dan lain-

lain. Kronologi dan sebab-musabab yang tepat tidaklah begitu relevan. Sampai 1 Tugas ini merupakan Tugas Tengah Semester yang dikumpulkan pada Mata Kuliah

Historiografi. Dosen Pengampuh Bapak Dr. Nopriyasman, M.Hum.1

Page 2: Historiografi Afrika

kepada batas-batas tertentu, sejarah dan mitos menjadi satu dan merupakan suatu

bagian dari filsafat hidup. Dalam hal ini historiografi tradisional Afrika

menyerupai historiografi Eropa sebelum revolusi ilmu pengetahuan memecah

filsafat ke dalam berbagai bagian. Pembuatan dan penyampaian tradisi bukanlah

pekerjaan ahli-ahli sejarah sebagaimana menurut pandngan modern, tetapi

pekerjaan pendeta dan ahli-ahli agama, orang-orang tua, dan orang-orang

bijaksana pada umumnya. Tradisi tidak hanya menjelaskan hubungan antara para

nenek moyang dari komuniti-komuniti yang berbeda tetapi juga hubungan dengan

komuniti yang dinyatakan dalam bentuk cerita, puisi suci, ritual agama, dan

manifestasi-manifestasi cara hidup dalam masyarakat.

Pembuatan dan penyampaian tradisi adalah berlainan dari suatu tempat ke

tempat yang lain. Hal itu tergantung pada luas, sifat alamiah, kepercayaan, dan

sumber-sumber penghasilan dari suatu komuniti tertentu. Dalam masyarakat-

masyarakat yang terdiri atas berbagai segmen-segmen dimana peranan-peranan

seringkali tidak dibeda-bedakan, adalah suatu bagian dari fungsi-fungsi kepala

klien untuk memegang peranan politik dan agama yang khusus. Tetapi dalam

negara-negara yang terorganisasi, khususnya negara-negara dengan monarkhi

yang terpusat, misal: Benin, Ashanti, atau Dahomey, dimana implikasi-implikasi

politik dan legal dari tradisi merupakan hal-hal yang penting sehari-hari,

pembuatan dan penyampaian tradisi menjadi suatu spesialisasi yang terkontrol dan

penuh aturan.

2. Penyampaian dari Mulut ke Mulut

Cara yang paling umum dalam menyampaikan tradisi adalah melalui

cerita-cerita, fabel-fabel, dan peribahasa-peribahasa yang diceritakan oleh orang-

orang yang lebih tua kepada mereka yang lebih muda sebagai bagian dari

pendidikan umum. Di dalam kesempatan bercerita itu, sesudah makan malam di

dalam kelompok-kelompok keluarga atau selama pesta-pesta bulan purnama

ketika orang-orang tidak tidur hingga larut malam. Tradisi-tradisi menceritakan

asal mula adanya hubungan dari seluruh komuniti atau dari keluarga klien

tertentu. Kejadian-kejadian yang lebih akhir, yang telah muncul di dalam sejarah

2

Page 3: Historiografi Afrika

dapat diingat, khususnya hal-hal yang terjadi dua atau tiga generasi yang

terdahulu juga diceritakan.

Tradisi-tradisi disampaikan secara lebih formal bila ada pranata-pranata

pendidikan yang terorganisasi, umpamanya yang berhubungan dengan ritual masa

dewasa, inisiasi ke dalam tingkat-tingkat umur dan kelompok-kelompok rahasia,

atau selama latihan atau pendidikan untuk menjadi pendeta atau ahli agama. Rite-

rite inisiasi untuk seorang calon raja yang terpilih menduduki tahta kerajaan

adalah amat menarik perhatian. Sebagai penerus dan wakil para nenek moyang,

raja menjadi penjaga dari tradisi-tradisi komuniti. Salah satu dari fungsi-fungsi

terpenting dari rite-rite mendahului pentahbisannya sebagai raja adalah

menginisiasinya ke dalam rahasia-rahasia para nenek moyang dan kepercayaan

tradisional rakyatnya. Raja yang baru seringkali mengumumkan gelarnya sendiri,

hali ini dimaksud untuk mrnandai harapan-harapan dari masa pemerintahannya.

Proses penyampaian dari mulut ke mulut tersebut meliputi:

a. Genealogi-genealogi: Dalam genealogi dapat dibedakan menjadi tiga

bagian, yakni: nenek moyang pertama, keturunan yang terakhir, dan

rentetan orang-orang antara 1 dan 2. Struktur genealogi itu divergen

dari nenek moyang pertama ke keturunan kemudian.

b. Kejadian-kejadian simbolik dari masa lampau yang didramatisasikan

ke hadapan umum

c. Gelar-gelar

d. Nyanyian-nyanyian untuk pemujaan.

Unsur historiografi tradisional Afrika adalah: (1)   Kepercayaan yang asasi

akan adanya kelanjutan hidup. Misalnya: mitos Horus yaitu raja-raja yang sudah

mati, tetap terus mempengaruhi perbuatan dari luapan sungai Nil, (2)  

Penghormatan pada nenek moyang. Yaitu setiap komuniti didirikan oleh seorang

nenek moyang atau sekelompok nenek moyang. Nenek moyang telah menetapkan

dasar dari hak dan kewajiban hidup yang berlaku untuk segala zaman.

3

Page 4: Historiografi Afrika

Ciri-ciri tradisi mengenai asal mula, yaitu: (1)    Tidak mengusahakan suatu

pejelasan secara sejarah dalam pandangan masyarakat modern. (2)  

Mengembangkan perhatian dan penghormatan terhadap pranata-pranata dan

praktek dari komuniti. (3)   Memberikan penjelasan mengenai dunia dan bersifat

filsafat, kesusasteraan dan pendidikan. (4)   Kronologi dan penyebab terjadinya

sesuatu tidak relevan. (5)   Sejarah dan mitos menjadi satu dan menjadi bagian dari

filsafat hidup. (6)   Pembuatan dan penyampaian tradisi melalui ahli-ahli agama,

orang-orang tua, dan orang-orang bijaksana.

B. Tradisi Penulisan Sejarah Masa Afrika Modern

Penting sekali untuk melakukan pembedaan tradisi, atau tradisi lisan

sebagaimana umumnya sekarang ditulis. Pembedaan yang pertama adalah antara

tradisi-tradisi dari suatu bentuk yang didasarkan atas kenyataan dan sejarah, dan

tradisi-tradisi  berbentuk kesusastraan dan filsafat. Tradisi yang lebih berbentuk

kesusastraan meliputi peribahasa-peribahasa dan ungkapan-ungkapan, nyanyian-

nyanyian, dan lirik-lirik, yang beberapa diantaranya adalah bersifat umum dan

yang lainnya berhubungan secara khusus dengan kelompok-kelompok tingkatan

umur, dan perkumpulan-perkumpulan lainnya. Tradisi-tradisi yang lebih bersifat

filsafat terselimut di dalam doa-doa suci dari organisasi-organisasi keagamaan dan

kultus yang berbeda-beda, umpamanya puisi-puisi yang memuja dewa-dewa,

puisi-puisi suci, nyanyian-nyanyian berkabung, liturgi-liturgi, dan hymne-hymne.

1. Tradisi sejarah Ethiopia

Tradisi sejarah Ethiopia berdasarkan tradisi Afrika dan sebagian lagi

berinspirasi dari Yudea-Kristen. Abad ke-12 Ethiopia mengembangkan suatu

legenda yang menghubungkan dinasti yang berkuasa dengan tanah suci. Dalam

buku raja-raja ditulis tentang pentasbihan seorang raja. Biara yang ada pada waktu

itu, juga mencatat kronologi kejadian, merawat teks dan peraturan penting yang

ada. Menurut orang Berber, hagiografi (biografi orang suci) merupakan suatu

penyataan kesusasteraan yang berisi tentang penghormatan terhadap norma-norma

dan kebaikan terhadap nenek moyang. Hal ini dinyatakan di dalam rantai tariga

4

Page 5: Historiografi Afrika

dan pemberian sebagai warisan dari wirid di antara sepersaudaraan islam. Inisiasi

memasuki tariga membawa bersama keuntungan-keuntungan spiritual dan

pengetahuan. Ini sejajar dengan inisiasi memasuki perkumpulan-perkumpulan

tradisional Afrika, perkumpulan-perkumpulan artisan, dan kultus-kultus.

2. Tradisi sejarah Islam

Pengaruh Islam tidak hanya penting di Afrika Utara tetapi juga di Afrika

Timur, seluruh Sudan, bahkan di beberapa daerahPada abad ke-11 sampai abad

ke-17, penulis Islam menghasilkan sejumlah tarikh dan kronika. Di daerah pusat

agama, tradisi yang ada di masyarakat di tulis dalam bahasa Arab dan terkadang

menggunakan tulisan Arab. Catatannya berpusat pada kepribadian tokoh-tokoh

komunitas Islam. Prolegomena dari Ibn Khaldun, sarjana Tunisia pada abad ke-14

merupakan karya yang menekankan pentingnya sosiologi bagi sejarah.  Beliau

juga menganalisa hokum, adat istiadat dan pranata dari berbagai bangsa.

3. Tradisi sejarah Eropa

Abad ke-19. Pengaruh Eropa masuk ke Afrika. Tradisi Eropa menentang

dan mengantikan tempat atas tradisi yang ada. Sejarah yang ada bersifat

dokumenter dalam rangka propaganda penguasa kolonial, historiografi Afrika

sebagai alat pembenaran imperialisme Eropa, juga sebagai penyebaran agama

Kristen.

C. Sejarawan Penulis Historiografi Afrika

1. K. Kolit dalam buku “Sedjarah Afrika”

Penulisan atau historiografi sejarah Afrika terus mengalami perkembangan

baik bidang penelitian maupun metodologi, sehingga kajiannya semakin akurat.

Akan tetapi, dalam buku Sejarah Afrika (D. K. Kolit, 1972: 7) menyebutkan

bahwa pembabakan sejarah afrika belum memenuhi syarat-syarat ilmiah, dan

dilihat dari berbagai segi masih harus dikritik dan dikoreksi. Dalam sekian banyak

buku sejarah yang membahas sejarah Afrika kami lihat, bahwa yang paling

5

Page 6: Historiografi Afrika

banyak ditonjolkan adalah tentang Mesir atau Republik persatuan Arab sekarang,

sedikit tentang Sudan, Kongo, dan Afrika Selatan atau Republik Afrika Selatan.

Nama Afrika pertama kali diberikan oleh bangsa Punisia, yang telah

mendiami kota Karthago dan pada mulanya nama Afrika ini hanya ditujukan

kepada daerah-daerah koloni yang didiami oleh orang-orang Karthago saja, akan

tetapi, pada perkembangannya sekarang nama Afrika dipakai oleh seluruh wilayah

yang ada di Afrika. Dalam buku ini menjelaskan tentang perjalanan Afrika dari

masa Zaman Bahari sampai dengan pembentukan Konferensi Asia-Afrika secara

menyeluruh. Hal itu dibagi dalam tiga bagian, yakni: Afrika Zaman Bahari, Afrika

dalam penjajahan, dan upaya Afrika untuk melepaskan diri dari penjajahan.

 

2. Kirti Dipoyudo dalam buku “Afrika Dalam Pergolakan 2”

Sejak beberapa tahun Afrika (dan Timur Tengah) semakin didorong ke

pusat perimbangan kekuatan global antara timur dan barat. Sebagai faktornya

dapat disebutkan dua hal penting. Pertama, karena berbagai hal benua ini

mempunyai arti strategis yang sangat besar. Kedua, di benua ini terjadi hal-hal

yang bisa mempunyai implikasi-implikasi penting bukan saja bagi negara-negara

Afrika melainkan juga untuk perimbangan kekuatan global Timur-Barat dan

secara demikian juga untuk hari depan dunia.

Seperti dipaparkan oleh Walter F. Hanh dan Alvin J. Cottrell dalam buku

mereka Soviet Shadow Over Afrika (1976), Afrika dewasa ini memiliki arti yang

sangat penting. Salah satunya hal ini dikarenakan Afrika kaya akan bahan-bahan

mentah yang vital bagi industri modern. Dalam buku ini dijelaskan mengenai

pergolakan di Tanduk Afrika, perkembangan di Afrika bagian selatan, maasalah

rasial di Afrika Selatan, menuju penyelesaian damai masalah Namibia,

pertarungan di Afrika Timur Laut, dan lain-lain. Sampai pada perebutan hegemoni

di Afrika menjadi kajian dalam buku ini. Perebutan pengaruh yang terjadi di

Tanduk Afrika. Uni Soviet yang telah berhasil mendapatkan kedudukan baik di

Somalia, masih berusaha memperluas pengaruhnya di kawasan dengan

memanfaatkan konflik-konflik setempat dan membantu Ethiopia menghadapi

Somalia dan gerakan-gerakan pembebasan.

6

Page 7: Historiografi Afrika

3. Basil Davidson, dkk. dalam buku “Kerajaan-Kerajaan Afrika”

Benua Afrika serta penduduknya selama berabad-abad terselubung rahasia

dan bahkan disalahberitakan oleh bagian dunia lainnya. Dalam bukunya,

dijelaskan mengenai berbagai hal tentang Afrika, diantaranya: peradaban Sungai

Nill di Mesir yang merupakan pusat peradaban kuno Mesir, tradisi suku-suku di

Afrika, Kerajaan Dagang, Kerajaan Hutan, Dewa dan Roh (mengenai kepercayaan

orang Afrika), seni kehidupan masyarakat Afrika, dan lain-lain. Buku ini, seperti

halnya ensiklopedi Afrika memuat penjelasan dan gambar-gambar.

DAFTAR PUSTAKA

Taufik Abdullah, dkk. 1985. Ilmu Sejarah Dan Historiografi: Arah Dan

Perspektif. Jakarta: Gramedia.

D.  K. Kolit. 1972. Sedjarah Afrika. Kupang: Nusa Indah.

http://bermuladarisebuahtitikkecil.blogspot.com/2011/11/historiografi-afrika.html

7