Hirarki Pembelajaran Vie

23
“ PENGERTIAN TIAP ISTILAH DALAM PEMBELAJARAN, HIRAKI (TINGKAT KEDUDUKAN) ISTILAH TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN, DAN SINTAKS PEMBELAJARAN” A. Istilah Dalam Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: 1. Pendekatan pembelajaran, 2. Strategi pembelajaran, 3. Metode pembelajaran, 4. Teknik pembelajaran, 5. Taktik pembelajaran. 6. Model pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan pengertian mengenai istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. 1. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis

Transcript of Hirarki Pembelajaran Vie

Page 1: Hirarki Pembelajaran Vie

“ PENGERTIAN TIAP ISTILAH DALAM PEMBELAJARAN,

HIRAKI (TINGKAT KEDUDUKAN) ISTILAH TERSEBUT

DALAM PEMBELAJARAN, DAN SINTAKS PEMBELAJARAN”

A. Istilah Dalam Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan

makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah

tersebut adalah:

1. Pendekatan pembelajaran,

2. Strategi pembelajaran,

3. Metode pembelajaran,

4. Teknik pembelajaran,

5. Taktik pembelajaran.

6. Model pembelajaran.

Berikut ini akan dijelaskan pengertian mengenai istilah-istilah tersebut, dengan

harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

1. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pada pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu:

1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student

centered approach)

2. pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher

centered approach). (Wina Sanjaya, 2008)

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke

dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)

mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

Page 2: Hirarki Pembelajaran Vie

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan

sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera

masyarakat yang memerlukannya.

2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling

efektif untuk mencapai sasaran.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh

sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran

(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan

profil perilaku dan pribadi peserta didik.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang

dipandang paling efektif.

3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan

teknik pembelajaran.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria

dan ukuran baku keberhasilan.

Salah satu contoh dari pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Konflik Kognitif

2. Strategi Pembelajaran

Sementara itu, (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Variabel

strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu:

1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini

berhubungan dengan tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan

diagram, format dan sejenisnya.

Page 3: Hirarki Pembelajaran Vie

2. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)

Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau

untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.

3. Strategi Pengolahan (Management Strategy)

Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi

pembelajaran lainnya.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)

menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.

Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-

keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan Strategi yang dipakai, strategi pembelajaran dibagi menjadi :

1. Exposition-discovery learning dan

2. Group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008).

Berdasarkan dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat

dibedakan:

1. strategi pembelajaran induktif

2. strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan

kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan

metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).

Contoh dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan

strategi active learning.

3. Metode Pembelajaran

Page 4: Hirarki Pembelajaran Vie

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan

praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran

yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,

diantaranya:

1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara

anak didiknya bersifat pasif;

2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau

memperlihatkan suatu proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan

pelajaran

3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau

menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi

pembelajaran.

4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk

pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.

5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak

didik baik perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di

laboratorium atau lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan

sendiri suatu pengetahuan baru bagi anak didik.

6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak

didik untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan

memperkarya materi yang sudah dipelajari.

4. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang

dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran secara spesifik.

Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang

relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan

berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya

terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik

yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya

tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam

koridor metode yang sama. (Tugas Guru, 2010)

Page 5: Hirarki Pembelajaran Vie

5. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.

Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah,

tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam

penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang

dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang

memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik

karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan

tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan

kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam

taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

6. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).

Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada

desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model

pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran

memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. (Akhmad Sudrajat, 2008)

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi

Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok

model pembelajaran, yaitu:

1. model interaksi sosial

2. model pengolahan informasi

Page 6: Hirarki Pembelajaran Vie

3. model personal-humanistik

4. model modifikasi tingkah laku

Di bawah ini akan diterangkan masing-masing mengenai 4 kelompok model

pembelajaran menurut Dedi Supriawann dan A. Benyamin Surasega (1990).

1. Model interaksi sosial

Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial

kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan

kemampuan peserta didik. untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam

proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.

Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial

menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan

masyarakat (learning to life together).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:

1. Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta

dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan

interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.

2. Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri

sendiri dan rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap

kelompok.

3. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social, bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan

cara berpikir logis.

4. Model laboratorium, bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan

keluwesan dalam kelompok.

5. Bermain peran, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.

6. Simulasi social, bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai

kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

2. Model pengolahan informasi

Page 7: Hirarki Pembelajaran Vie

Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan,

dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif

peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan

berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat

memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara

mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,

memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan

visual.

Teori pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985).

Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam

perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran.

Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah

sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan

informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses

kognitif) dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi

antar keduanya akan menghasilkan hasil belajar.

3. Model personal-humanistik

Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap

individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta

mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang

kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan

orang lain dan lingungannya.

Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada

pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam

mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini

menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta

mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham

Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru

harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik

merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun

intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia.

Page 8: Hirarki Pembelajaran Vie

Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan

menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya.

4. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari

peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori

stimulus-respon. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus

diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku

tertentu.

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan

mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan

membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).

Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan

perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah penjabaran

tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan

ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku

belajar peserta didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya

rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip

pembelajaran individual dalam pembelajaran klasikal.

Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,

dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi

siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu

sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, sajian yang dikemukakan

pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya

prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian.

1. Koperatif (Cooperative Learning) .

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk social

yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung

Page 9: Hirarki Pembelajaran Vie

jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan

kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan

untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.

Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif

adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan

kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara

berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar

kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5

orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,

dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi,

membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan

pelaporan.

model pembelajaran kooperatif

2. Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning).

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian

atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata

kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi

yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi

konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Prinsip

pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan

mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan

sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan

dengan model lainnya, yaitu :

- modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,

pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh),

- questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,

mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi),

- learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau

individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan),

- inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi,

menemukan),

Page 10: Hirarki Pembelajaran Vie

- constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-

aturan, analisis-sintesis),

- reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut),

- authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,

penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian

seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

3. Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning).

Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada

keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran

langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur,

latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut

dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

4. Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning).

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran

ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah

suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan

menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran

ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi,

investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

5. Problem Solving

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,

belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau

menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma).

Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa

berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan,

siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya

menemukan solusi. (SMAN 1 Cibadak, 2010)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran

yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan

bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.

Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang

Page 11: Hirarki Pembelajaran Vie

dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki

taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.

Setelah di ketahui pengertian dari istilah-istilah di atas, maka dapat di

gambarkan posisi hirarki dari istilah-istilah tersebut:

B. Pengertian Sintaks Pembelajaran

Sintaks pembelajaran adalah suatu model pengajaran yang menggambarkan

keseluruhan urutan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan

pembelajaran. Sintaks pembelajaran menunjukan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang

perlu dilakukan oleh guru atau siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas

khusus yang perlu dilakukan oleh siswa.

Sintaks dari bermacam-macam model pengajaran mempunyai komponen-

komponen yang sama. Misalnya, boleh dikatakan bahwa semua pembelajaran diawali

dengan menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses

pembelajaran. Demikian pula, setiap model pengajaran selalu mempunyai tahap “ menutup

pembelajaran “ yang berisi merangkum pokok-pokok pembelajaran yang dilakukan oleh

siswa dengan bimbingan guru. Namun, sintaks yang satu dengan yang lainnya juga

mempunyai perbedaan. Misalnya, urutan tahap-tahap kegiatan pada pengajaran langsung

berbeda dengan yang terdapat pada pembelajaran kooperatif. Perbedaan-perbedaan inilah,

terutama yang berlangsung diantara pembukaan dan penutupan pembelajaran, yang harus

Page 12: Hirarki Pembelajaran Vie

dipahami oleh para guru jika model-model tersebut ingin dapat dilaksanakan dengan

berhasil.

Berdasarkan (KTIPTK, 2009) contoh sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah

(PBI) adalah sebagi berikut :

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan

logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk

terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang

dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siwa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan

mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan

dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas,

jadwal, dll)

Tahap 3

Membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,

untuk mendapat penjelasan dan pemecahan masalah

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,

dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap penyelidikan mereka atau proses-

proses yang mereka gunakan

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing

dalam proses pelaksananya, adapun kelebihan dan kekurangan pada Model pembelajaran

“Problem Based Introduction” (Pembelajaran Berdasarkan Masalah) ini adalah :

1. Kelebihan PBI (Problem Based Introduction)

- Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar

diserap dengan baik.

- Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.

Page 13: Hirarki Pembelajaran Vie

- Dapat memperoleh materi (ilmu pengetahuan) dari berbagai sumber.

2. Kekurangan PBI (Problem Based Introduction)

- Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

- Membutuhkan banyak waktu dan dana.

- Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

Modifikasi sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah yang saya contohkan disini

adalah tentang pembelajaran mengenai “protozoa”

TAHAPAN KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

Tahap 1

Orientasi siswa

kepada masalah

- Guru menjelaskan

Tujan

pembelajaran

- Guru menjelaskan

Logistik yang

dibutuhkan

- Siswa mendengarkan baik-

baik penjelasan guru dan

mulai merancang bentuk

beserta bahan karyanya.

Tahap 2

Mengorganisasi

siwa untuk

belajar

- Guru membantu

siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasi

tugas belajar yang

berhubungan

dengan masalah

tersebut.

- Siswa mulai memahami dan

membuat peta konsep untuk

mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru

- Peta konsep mengenai ciri-ciri

protozoa, klasiifiikasi

protozoa, dll

Tahap 3

Membimbing

penyelidikan

individual

maupun

kelompok

- Guru mendorong

siswa untuk

mengumpulkan

informasi baik

dengan eksperimen

maupun

mendapatkan

pemecahan masalah

dari perpustakaan

- Siswa aktif mencari bahan

materi dari berbagai sumber

untuk melengkapi tugas yang

di berikan.

- bisa lewat bertanya pada guru,

perpustakaan, eksperimen di

laboratorium, maupun

mencari bahan materi di

Page 14: Hirarki Pembelajaran Vie

atau internet internet

Tahap 4

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

- Guru membantu

siswa dalam

merencanakan

menyiapkan karya

siswa yang sesuai

(ex: laporan, ppt,

video) dan

membantu mereka

berbagi tugas

dengan

kelompoknya.

- Siswa mulai membentuk dan

menyusun karyanya sesuai

dengan yang sudah di

instruksikan guru

- Bisa dalam bentuk paper,

resume, laporan, maupun ppt

(powerpoint)

Tahap 5

Menganalisis dan

mengevaluasi

proses

pemecahan

masalah

- Guru membantu

siswa untuk

melakukan refleksi

atau evaluasi

terhadap

penyelidikan

mereka dan proses-

proses yang mereka

gunakan

- Siswa menjelaskan hasil

karyanya, apa yang sudah

diperoleh dan dari mana dia

memperoleh materi yang

bersangkutan

- Bisa dalam bentuk presentasi

di depan kelas, maupun

pertanyaan lisan dari guru.

Page 15: Hirarki Pembelajaran Vie

DAFTAR PUSTAKA

KTIPTK. 2009. Sintaks Model Pembelajaran. Dalam

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/sintaks-model-pembelajaran.html. Diakses

pada tanggal 2 November 2010.

SMAN 1 CIBADAK. 2010. Model-model Pembelajaran. Dalam

http://sman1cibadak.blogspot.com/2010/06/model-model-pembelajaran.html. Diakses

pada tanggal 2 November 2010.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran.

Dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-

teknik-dan-model-pembelajaran/html. Diakses pada tanggal 2 November 2010.

Syamsudin, Abin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Tugas Guru. 2010. Teknik Pembelajaran. Dalam

http://tugasguru.blogspot.com/2010/09/teknik-pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 2

November 2010.

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Predana Media Group.

Page 16: Hirarki Pembelajaran Vie