Hiponatremia

7
Hiponatremia Hiponatremia adalah abnormalitas elektrolit yang penting dan biasa terjadi sebagai komplikasi dari penyakit medis yang lain. Sodium adalah kation ektraseluler yang dominan dan tidak bisa melewati membran sel dengan bebas. Homeostasis kation ini sangat penting dalam fungsi fisiologis normal sel. Kadar serum sodium normal adalah 135-145 mEq/L. h iponatremi didefinisikan sebagai kadar serum yang kurang dari 135 mEq/L dan dikategorikan berat saat kadar serum dibawah 125 mEq/L. Patofisiologi Hipoosmolalitas (serum osmolalitas <260 mOsm/kg) selalu mengindikasikan kelebihan total body water ( TBW ) relative terhadap solut tubuh atau kelebihan air relati f terhadap solut di ECF, sehingga air dapat bergerak bebas antara

Transcript of Hiponatremia

Page 1: Hiponatremia

Hiponatremia

Hiponatremia adalah abnormalitas elektrolit yang penting dan

biasa terjadi sebagai komplikasi dari penyakit medis yang lain.

Sodium adalah kation ektraseluler yang dominan dan tidak bisa

melewati membran sel dengan bebas. Homeostasis kation ini

sangat penting dalam fungsi fisiologis normal sel. Kadar serum

sodium normal adalah 135-145 mEq/L. hiponatremi didefinisikan

sebagai kadar serum yang kurang dari 135 mEq/L dan

dikategorikan berat saat kadar serum dibawah 125 mEq/L.

Patofisiologi

Hipoosmolalitas (serum osmolalitas <260 mOsm/kg) selalu

mengindikasikan kelebihan total body water (TBW) relative

terhadap solut tubuh atau kelebihan air relatif terhadap solut di

ECF, sehingga air dapat bergerak bebas antara intraseluler dan

ekstraseluler kompartemen. Dalam kondisi normal, tubuh

merespon keadaan ini dengan menurunkan osmolalitas tubuh

dengan mengurangi rasa haus. Oleh karena itu, hiponatremi

terjadi hanya pada kondisi yang mengganggu eksresi air normal. 

Page 2: Hiponatremia

Hiponatremia mengindikasikan adanya air yang berpindah ke

dalam sel dan menyebabkan sel membengkak. Perpindahan ini

memiliki nilai klinis yang sangat penting apabila terjadi di sistem

saraf pusat karena otak berada pada tempat yang ukurannya

tetap dan bengkak ini bisa menjadi gejala.

Etiologi/Klasifikasi

Walaupun differential diagnosisnya cukup luas, hiponatremi

bisa dibedakan menjadi beberapa kelompok menurut etiologinya.

Penentuan ini menentukan pengobatan yang paling tepat untuk

dilakukan.

- Hipertonik hiponatremi

Pasien dengan keadaan ini mempunyai total sodium tubuh yang

normal. Terdapat molekul aktif osmotik di serum, yang

menyebabkan air berpindah dari kompartemen intraseluler ke

kompartemen ekstraseluler. Contoh molekul aktif osmotic adalah

glukosa, mannitol atau maltose.

      - Normotonik hiponatremi (pseudohyponatremia)

Hiperlipidemia dan paraproteinemia dapat menurunkan

konsentrasi serum sodium dengan osmolalitas serum normal.

Konsentrasi sodium dalam total volume

plasma (air+protein/lipid) menurun, walaupun konsentrasi

sodium dalam airplasma dan osmolalitas plasma tidak berubah.

      - Hipotonik hiponatremi

Page 3: Hiponatremia

Hipotonik hiponatremi selalu merefleksikan ketidakmampuan

ginjal dalam menangani eksresi air untuk menyesuaikan dengan

asupan oral.

Sedangkan menurut waktunya, hiponatremia dapat dibedakan

menjadi akut dan kronik.

a. Hiponatremia Akut

Durasinya tidak boleh lebih dari 48 jam. Bahaya utama adalah

terjadinya pembengkakan otak. Pengobatan harus cepat

dilakukan dengan tujuan menurunkan secara cepat volume sel

otak dengan hipertonik saline.

      b. Hiponatremia Kronik

Masalah dalam diagnosisnya adalah untuk mengidentifikasi

mengapa terdapat antidiuretik hormone (ADH). Asupan air yang

berlebihan bila terjadi sendiri belum pernah menjadi penyebab

utama hiponatremia karena ginjal normal dapat mengekskresikan

air sampai 12L/hari. Namun, tingginya asupan air yang terjadi

bersama dengan menurunnya ekskresi air dapat menyebabkan

hiponatremia. Menurunnya ekskresi air adalah karena ADH. Pada

beberapa pasien dengan hiponatremia kronik, terjadi

keseimbangan negative Na. hasilnya adalah kontraksi volume

ECF yang menuju pada pelepasan ADH. 

Algoritma Hiponatremia.

Page 4: Hiponatremia
Page 5: Hiponatremia

DAFTAR PUSTAKA

1.       Craig, Sandy. Hyponatremia. Diunduh

dari http://emedicine.medscape.com/article/767624-overview pad

a 30 Maret 2010.

2.       Halperin, Mitchell L dan Marc B. Goldstein. Fluid,

Electrolyte, and Acid-Base Physiology, A Problem-Based

Page 6: Hiponatremia

Approach. Ed. Ke-3. USA: W. B. Saunders Company, 1999: 283-

7; 330-9; 402-7; 448-53.