Hipofungsi Kelenjar Adrenal

5

Click here to load reader

Transcript of Hipofungsi Kelenjar Adrenal

Page 1: Hipofungsi Kelenjar Adrenal

URAIAN FISIOLOGI MANUSIA : SISTEM ENDOKRIN

HIPOFUNGSI KELENJAR ADRENAL

Oleh :

I Putu Sudiatmika Widnyana (1208505025)

Ni Luh Komang Novia Paramita(1208505027)

Kadek Ayu Sandra Dewi (1208505028)

Ni Wayan Nita Lestari (1208505029)

I Gusti Putu Putra Purnama (1208505030)

Ni Putu Paramita Indrayanti M. (1208505031)

Luh Ade Dyah Tantri Lestari (1208505032)

I Made Sugiarta (1208505033)

Desak Made Ary Diantini (1208505034)

Agus Hendra Jaya (1208505035)

A.A. Rias Paramita Dewi (1208505036)

Desak Putu Meilinda A.S. (1208505037)

Claudia Primadewi (1208505038)

Ni Luh Ayu Pt. Shaine P. (1208505039)

Dewa Ayu Ferianta Sari (1208505040)

Diah Antaryami HPR Pande Md(1208505041)

I Putu Riska Ardinata (1208505042)

Ni Putu Wiwik Indriani (1208505043)

I Komang Alan Ariadi (1208505045)

Baiq Fitriana (1208505046)

Ngakan Made Rudiarta (1208505047)

I Dewa Gede Panca Yoga S. (1208505048)

Dewa Gede Anom Anjasmara (1208505049)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2012

Page 2: Hipofungsi Kelenjar Adrenal

Hipofungsi Kelenjar Adrenal 1

A. PENGERTIAN

Insufisiensi adrenal atau penyakit Addison adalah hipofungsi korteks adrenal

primer akibat dari kerusakan pada korteks adrenal. Sedangkan penyakit Addison adalah

penyakit endokrin yang langka dimana kelenjar adrenalin memproduksi hormon steroid

yang tidak cukup. (Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedi Bebas).

B. INSIDEN

Insidensi penyakit Addison jarang dijumpai, di Amerika Serikat tercatat 0,4 per

100.000 populasi. Sedangkan di rumah sakit tercatat 1 dari 6.000 penderita yang

dirawat. Dari data yang ditemui, frekuensi pada laki-laki dan wanita yang terserang

penyakit tersebut hampir sama. Menurut Thom, penderita laki-laki 56 % dan penderita

wanita 44 %. Penyakit ini dapat dijumpai pada semua umur, tetapi lebih banyak

terdapat pada umur 30 – 50 tahun.

C. ETIOLOGI

Hipofungsi korteks adrenal disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu :

1. Proses autoimun. Proses autoimun didapatkan 75 % dari penderita. Secara

histologik tidak ditemukan 3 lapisan korteks adrenal.

2. Tuberkulosis. Kerusakan kelenjar adrenal akibat tuberkulosis ditemukan pada 21

% dari penderita. Ini terjadi karena tampak daerah nekrosis yang dikelilingi oleh

jaringan ikat dengan serbukan limfosit yang kadang-kadang dijumpai tuberkel.

3. Infeksi lain. Penyebab kerusakan kelenjar adrenal karena infeksi oleh kuman

stapilococcus yang sering menyebabkan pendarahan dan nekrosis.

4. Bahan-bahan kimia. Obat-obatan dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar

adrenal karena mampu memblok enzim.

5. Iskemia. Embolisasi dan trombosis dapat menyebabkan iskemia korteks adrenal,

meski hal ini jarang terjadi.

6. Infiltrasi. Hipofungsi korteks adrenal akibat infiltrasi misalnya metastasis tumor.

7. Perdarahan. Perdarahan korteks adrenal dapat terjadi pada penderita yang

mendapat pengobatan antikoagulan, saat pasca operasi tumor adrenal.

8. Sekresi ACTH. Sekresi ACTH yang tidak adekuat dari kelenjar hipofisis akan

menimbulkan insufisiensi adrenal akibat penurunan stimulasi korteks adrenal.

Page 3: Hipofungsi Kelenjar Adrenal

Hipofungsi Kelenjar Adrenal 2

D. PATOFISIOLOGI

Penyakit Addison atau hipofungsi adrenal terjadi akibat kurangnya hormon

kortisol, aldosteron, dan androgen. Kekurangan kortisol menyebabkan terjadinya

penurunan glikogen di hati, dan peningkatan jaringan perifer terhadap insulin.

Kombinasi dari berbagai perubahan dalam metabolisme karbohidrat yang

menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kadar glukosa darah yang normal

sehingga terjadi hipoglikemia pada saat puasa. Konsekuensi lain dari gejala ini adalah

peningkatan umpan balik negatif dalam sekresi peptida yang berasal dari

proopimelanokortin (POMC), termasuk ACTH dan MSH. Hal tersebut menyebabkan

terjadinya hiperpigmentasi pada kulit. Hormon kortisol tidak dapat memberikan

respons normal terhadap stress, sehingga penderita penyakit ini tidak dapat menahan

stress. Kekurangan aldosteron akan meningkatkan pengeluaran natrium dan reabsorpsi

kalium di ginjal. Deplesi garam menyebabkan berkurangnya air dan volume plasma.

Menurunnya volume plasma menimbulkan hipotensi postural.

E. TANDA/GEJALA

Penyakit Addison ditandai oleh beberapa gejala klinis, yaitu :

1. Hiperpigmentasi.

Pigmentasi pada penyakit Addison disebabkan karena timbunan

melanin pada kulit dan mukosa. Pigmentasi dapat juga terjadi pada penderita

yang menggunakan kortikosteroid jangka panjang, karena timbul insufisiensi

adrenal akibat meningkatnya ACTH. Pigmentasi ini terutama pada kulit yang

mendapatkan tekanan dan pigmentasi pada mukosa sering tampak pada

mukosa mulut.

2. Hipotensi.

Ini merupakan gejala dini dari penyakit addison, di mana tekanan

darah sistolik biasanya antara 80 – 100 mmHg, sedangkan tekanan

diastoliknya berkisar antara 50 – 60 mmHg. Mekanisme penyebab terjadinya

hipotensi ini diduga karena menurunnya hormon yang mempunyai efek

langsung pada tonus arteriol serta akibat gangguan elektrolit. Reaksi yang

terjadi yaitu perubahan sikap yang abnormal, pada perubahan posisi dari

berbaring menjadi posisi tegak maka tekanan darah akan menurun yang

menimbulkan keluhan pusing, lemah, penglihatan kabur dan jantung berdebar-

debar.

Page 4: Hipofungsi Kelenjar Adrenal

Hipofungsi Kelenjar Adrenal 3

3. Kelemahan badan.

Kelemahan badan ini disebabkan karena gangguan keseimbangan air

dan elektrolit serta gangguan metabolisme karbohidrat dan protein sehingga

didapat kelemahan sampai paralisis otot bergaris. Dan akibat metabolisme

protein menyebabkan otot bergaris atropi dan bicara menjadi lemah. Gejala

kelemahan otot ini berkurang setelah pemberian cairan, garam serta

kortikosteroid.

4. Penurunan berat badan.

Penurunan berat badan ini karena adanya anoreksia, gangguan

gastrointestinal lain, dehidrasi serta katabolisme protein yang meningkat pada

jaringan ekstrahepatik, terutama jaringan otot. Dengan pengobatan yang

adekuat akan didapatkan kenaikan berat badan.

5. Anoreksia.

Anoreksia merupakan gejala yang mula-mula tampak disertai perasaan

mual dan muntah, nyeri epigastrium, disfagia, konstipasi, kadang-kadang

dapat terjadi diare.

F. TES DIAGNOSTIK DAN PENATALAKSANAAN

Diagnosis penyakit Addison diperoleh dari hasil-hasil pemeriksaan

laboratorium. Berikut beberapa hasil pemeriksaan laboratorium :

Kortisol plasma : menurun dengan tanpa respons pada pemberian ACTH secara

intramuskular atau intravena.

ACTH : meningkat secara mencolok (pada primer) dan menurun (pada sekunder).

ADH : meningkat.

Aldosteron : menurun.

Elektrolit : kadar dalam serum mungkin normal atau natrium sedikit menurun

sedangkan kalium sedikit meningkat.

Kreatinin : mungkin meningkat (karena terjadi perfungsi ginjal).

Eritrosit : anemia normokromik ( mungkin tidak nyata/terselubung dengan

penurunan volume cairan) dan hematokrit (Ht) meningkat (karena

hemokonsentrasi). Jumlah limfosit mungkin rendah, eosinofil meningkat.

Ada beberapa pengobatan yang harus dilakukan pada penyakit addison, yaitu :

a) Terapi sulih dengan kortisol, biasanya 20 – 30 mg/hari dalam dosis terbagi.

Page 5: Hipofungsi Kelenjar Adrenal

Hipofungsi Kelenjar Adrenal 4

b) Hidrokortison disuntikkan secara intravena yang kemudian diikuti dengan

pemberian infus dekstrosa 5%.

c) Asupan peroral yang diberikan secara bertahap.

GAMBAR-GAMBAR PENGIDAP SINDROM ADDISON

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner. 1991. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.

2. Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatn Klien dengan Gangguan Sistem

Endokrin. Jakarta : EGC.

3. http://www.total kesehatan nanca.com/Addison4.html.

4. http://ayoeadiliah.blogspot.com/2011/11/hipofungsi-adrenal-addison-disease.html.