HIm.30l-400 ISSN · 2019. 9. 3. · Juli 2009 rssN 0215-0158 Volume 24, Nomor 4 INDONESIAN...

19
Juli 2009 rssN 0215-0158 Volume 24, Nomor 4 INDONESIAN PSYCHOLOGICAL JOURNAL Surabaya Juli2009 ISSN I 02l5-ot s8 I HIm.30l-400

Transcript of HIm.30l-400 ISSN · 2019. 9. 3. · Juli 2009 rssN 0215-0158 Volume 24, Nomor 4 INDONESIAN...

  • Juli 2009rssN 0215-0158

    Volume 24, Nomor 4

    INDONESIAN PSYCHOLOGICAL JOURNAL

    SurabayaJuli2009

    ISSN I02l5-ot s8 IHIm.30l-400

  • CIAiltuA[{DOflEEUfl PSYCllOUrcrc L JotRlll[

    Animr diterbitkan sebagai mediakomunikasi dan disseminasi hasil penelitian dankarya ilmiah di bidang psikologi/ilmu-ilmu terkait sertabertujuan meningkatkan ilmu, pengetahuan, dan teori psikologi

    Pulau Jawa Rp80.000,C0; Luar Jawa Rp100.000,00Luar Negeri US$50.00/volume(cmpat nomor, termasuk jasa kurir)Dapat dibayarkan melalui PermataBank Jemursari. Surabay4 Indonesia.No. Rek.:291 ll)9394(Huy K. L. UBAYA)Mohon bukti pengiriman uang dikirim ataudifaks-kan ke Tata Usaha Fakultas Psikologi/Penyunting

    Harge Berlenggenen / Subscription

    Petunjuk Bagi Penulis / Instructions to Authors

    ISSN 0215-0158

    Volume 24, Nomor 4Juli 2009

    Animr is published as a communicationand dissemination media ofresearch reports and

    scientific papen in psychology/related sciences with theaim to advance science, knowledge, and theory ofpsychology

    Anima is published quarterly (fint published October 1985)by the Laboratory ofGeneral Psychology, Faculty of

    Psychology Surabaya University

    Several ofrrints (reprints) of a published article willbe distributed to each contributor

    Faculty of Psychology, Surabaya UniversityJalan Raya Kalirungku! Surabaya 60293

    Call (62-31) 2981246,2981 140Fax (62-31) 2981271

    E-mail: [email protected] [email protected]

    Inside Java Rp80.000,00; Outside Java Rp100.000,00Overseas US$50.00/volume (four issues, including airmail)

    Payable $rough Permatabank Jcmursari, Surabaya, Indonesia.Account number:291 ll3 9394 (Hary K.L. UBAYA)

    A copy ofthe receipt should be sent or fax-ed to theAdministration of the Faculty of Psychology/Editor

    Mitra Bestari / RevicwersP. Janssen, CM (Bhakti Luhur, Malang), J. Endang Prawitasari (UGM, Yogyakarta)

    Angela E. Hope (OMF, Australia), Anita Lie (UWM, Surabaya), W.F. Maramis (DSJ)S.C. Utami Munandar (UI, Jakarta), Sarlito Wirawan Sarwono (UI, Jakarta)

    Thomas Dicky Hastja{o (UGM, Yogyakarta)Fathul Himam (UGM, Yogyakarta), Yusti Probowati Rahayu (UBAYA)

    Laurens Kaluge (lrNESA)

    . Penyunting Penyelir / Chief EditorHari K. Lasmono

    Penyunting Peleksene / Editorial BorrdA.J.'ljahjoanggoro, Hartanti, Srisiuni Sugoto

    Ide Bagus Siaputra, Anindito Aditomo, Hari K. LasmonoPenyunting Pengeloh / Mrnrging Editor

    Thomas S. Iswahyudi

    Peleksenr Trtr Usehr / Administretion BoardThomas S. lswahyudi (Manager Umum / General Manager)Arko Indramawan (Penyelia Umum / General Supervisor)

    Stef Pemesrrrn (Merketing Steff)Sabarianto, Soemarsono, Chusnul, Riwahyono, Tri Lina Rosit4

    Sunaniah Matrolin, Narpati Wulandoro, Lucia S. Napitupulu

    Kep. Dirjen Dikti DepDiklrles, No. 43lDikti/tr(ep/2fi)8Terekrcditesi /Accrcdited

    Animr diterbitkan empat kali setahun (pertama kali terbitOklober 1985) oleh Laboratorium Psikologi UmumFakultas Psikologi Universitas Surabaya

    Setiap penulis akan mendapatkan beberapa eksemplarcetak lepas naskalmya yang termuat

    Fakultas Psikologi Universitas SurabayaJalan Raya Kalirungku! Surabaya 60293rlp. (03 l) 2981246,2981140Faks (031) 2981271E-mail: [email protected]/ [email protected]

    Cctrk Lcprs / OlIprint

    Alamrt Penyunting drn Trte Usehe / Editors end Administrrtion Address

    Panduan bagi penulis dapat dilihat pada halanran dalam sampul belakang(Petunjuk Bagi Penulis) atau sesuai pedoman publikasiAmerican Psychological Association (2001, edisi ke-5)

    Guidelines for contributors can be read at inside back cover(Petunjuk Bagi Penulis) or according to the rules of the

    American Psychological Association (2001, 5th edition)

  • Studi K4sus: Penerapan Biblioterapi Terhadap Ketahanan PsikologisOrang Tua Remaja Dengan Gangguan Hiperkinetik

    Bertha Thresia Ponomban dan NanikFakultas Psikologi

    Universitas SurabaYa

    Menjadi orang tua merupakan salah satu momenpenting dalam kehidupan manusia. Ada saat-saat mem-banggakan dan membahagiakan yang dialami ketikamelihat anak bertumbuh dan berkembang dari sejakbayi, anak, dan kemudian memasuki masa remaja. Pe-rasaan ini juga tidak lepas dari saat-saat penuh tan-tangan dan cobaan dalam mengasuh dan mendidikanak hingga usia remaja. Saat anak menginjak usiaremaja, orang tua pun juga memiliki beban yang le-bih mengingat semakin matangnya anak sebagai in-dividu remaja dan kompleksnya kehidupan sang a-nak remaja.

    Hal serupa juga dialami oleh orang tua dengan A-

    Sebagian naskah ini telah dipresentasikan pada NationalStudent Conference: Psychological Perspective On UrbanIssues, yang diselenggarakan di Fakultas Psikologi UniversitasSurabay4 9-14 November 2009.

    Korespondensi mengenai artikel ini dapat dialamatkan kepa-da Bertha Thresia Ponomban. Bronggalan Sawah VIA-63, Sura-baya. E-mail : [email protected]

    Anima, Indonesian Psychological Joumal

    2009, Vol.24, No.4, 37'l'392

    Abstract. Parenting adolescents with ADHD is a difficult and complex task which requires a high le-vel ofpsychological hardiness. One potential method to develop psychological hardiness is bibliothe-

    rapy, a therapy which centers on a set of selected readings. This article presents the findings of several case

    studies of the application of bibliotherapy to help parents of adolescent with ADHD.

    Key Words : psychological hardiness, bibliotherapy, parents, teenager with Attention Deficit andHyperactivity Disorder.

    Abstrak. Berat dan rumit permasalahan yang dialami orang tua dari remaja dengan gangguan hiper-kinetik membuat mereka membutuhkan ketahanan psikologis yang tinggi. Ketahanan psikologis perlu

    ditingkatkan agar mereka mampu mengelola stres dan mendapat semangat baru dalam mencapai mak-

    na dan tujuan sebagai orang tua dari remaja dengan GH. Salah satu penanganan yang dipilih untukmeningkatkan ketahanan psikologis adalah dengan Biblioterapi. Biblioterapi merupakan terapi yangmenggunakan bacaan terpilih dan di dalamnya terdapat hubungan yang terapeutik antara par-tisipandan fasilitator. Secara khusus, biblioterapi memberikan keyakinan untuk berharap, sebuah dukunganyang dapat mengembangkan ketahanan psikologis. Penelitian ini mengungkapkan efek penerapanbiblioterapi pada kasus orang tua dari remaja dengan GH.

    Kata Kunci : studi kasus, ketahanan psikologis, biblioterapi, orang tua, remaja dengan GangguanHiperkinetik.

    Sasanti YuniarDepartemen Psikiatri,Fakultas Kedokteran

    Universitas Airlangga / RS Dr. Soetomo

    nak Berkebutuhan Khusus (ABK), khususnya Gang-guan Hiperkinetik (GH) atau Attention Deficit andHyperactivity Disorder (ADHD). Orang tua menga-lami masa susah dan senang saat membesarkan, men-didik, dan mengasuh anak mereka yang tentunya me-miliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan anakbukan berkebutuhan khusus. Orang tua menghadapisaat-saat penuh perjuangan guna memenuhi kebutu-han khusus anak-anak mereka. Saat mereka sudah mam-pu melewati kesulitan di masa anak masih kecil, akanada tantangan selanjutnya yang menunggu di masa re-maja anak mereka. Barkley (sitat dalam Nanik, 2003,hlm.l 1.) mendefinisikan GH sebagai berikut.

    Hyperactivity is a developmental disorder of attention, im-pulsive control, and rule-governed behavior (compliance,seltcontrol, and problem solving) that arises early in develop-ment, is significantly chronic and pervasive in nature, and isnot atributable to mental retardation, deafness, blindness,gross neurologic impairment or severe emotional disfurbance(i.e.psychosis or autism).

    377

  • 378 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    GH adalah istilah yang paling sering digunakan un-tuk menyatakan suatu keadaan yang memiliki karak-teristik utama: ketidakmampuan memusatkan perhati-an, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuaidengan perkembangan anak. Pada remaja dengangangguan hiperkinetik, gejala-gejala utama tersebutdapat berkurang atau menetap dalam bentuk yangberbeda saat anak beranjak dewasa.

    Remaja dengan gangguan hiperkinetik dapat ter-lihat matang secara fisik dan "tumbuh dewasa" tapipenampilan itu menipu. Menurut Rief (2005) rema-ja dengan gangguan hiperkinetik biasanyajauh kurangdewasa secara sosial dan emosional daripada teman-teman sebayanya, dengan keterlambatan dua sampaiempat tahun dalam perkembangan keterampilan yangmemengaruhi manajemen dirinya. Dengan demiki-an, masalah yang dihadapi remaja dan orang tua bu-kan hanya terkait dengan gejala-gejala gangguan yangdialami seperti saat remaja tersebut masih anak-anaknamun juga lebih luas dan berat lagi dari itu.

    Everett dan Everett (1999) mengungkapkan bah-wa orang tua memperoleh tekanan yang lebih besardari sekolah, lingkungan, bahkan aparat hukum aki-bat perilaku remaja, banyak orang tua merasa terbe-bani dengan perasaan malu akibat kesalahan dan peri-laku (condrcf) anaknya serta merasa tidak mampu se-bagai orang tua menurut pandangan orang tua lain.

    Orang tua memiliki harapan bahwa anak remajamampu menunjukkan kemandirian, tanggung jawab,dan kontrol diri sesuai dengan usia mereka. Pada ke-nyataannya, remaja dengan GH memerlukan waktu le-bih lama untuk memunculkan perilaku-perilaku ini(Rief,2005).

    Ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataanini seringkali menyebabkan terjadinya konflik pada ke-luarga dengan remaja'GH, antara orang tua denganremaja GH, antar-orang tua dengan anak lainnya,maupun antar-orang tua sendiri. Dengan berbagaipermasalahan yang terjadi tersebut, Robin (1998)mengungkapkan bahwa orang tua remaja GH banyakmengalami stres, menyalahkan diri sendiri (sely'blame), isolasi sosial, depresi, dan masalah per-nikahan. Sejalan dengan itu, Rabiner (2002) me-ngatakan bahwa orang tua dengan anak gangguanhiperkinetik ataupun gangguan lainnya selain GHlebih banyak mengalami shes dibandingkan denganorang tua dari anak-anak lainnya. Johnson dan Mash(2001) juga menjelaskan adanya masalah yangdialami orang tua dengan anak GH dalam keluarga

    dan pemikahan, hubungan orang tua dan anak,penurunan self-fficacy orang tuq pola pemikirannegatif tentang perilaku anak, dan meningkatnyastres sefta psikopatologi orang tua, terlebih bilagangglran pada anakjuga disertai dengan gangguanperilaku (conduct),

    Stres menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005)merupakan keadaan yang dialami ketika ada sebuahketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang dite-rima dan kemampuan untuk mengatasinya. Dalambatasan tertentu stres sehat untuk diri kita. Stresmembantu untuk tetap aktif dan waspada. Akantetapi, stres yang sangat kuat atau berlangsung lamadapat melebihi kemampuan untuk mengatasi danmenyebabkan distres emosional seperti depresi ataukecemasan, atau keluhan fisik seperti kelelahan dansakit kepala (Nevid, Rathus, & Greene).

    Menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005),terdapat hal-hal yang berpengaruh terhadap stres.Hal-hal tersebut antara lain coping sfress, opti-misme, ketahanan psikologis Qtsychological hard-iness), dan harapan terhadap self-efficacy. Dari hal-hal tersebut, peneliti ingin melihat mengenai keta-hanan psikologis pada orang tua dengan remaja GH.

    Evans (1997) menyatakan bahwa ketahanan(hardiness) merupakan karakterisik kepribadian yangberfungsi sebagai sumber pertahanan dalam meng-hadapi peristiwa penuh stres. Kobasa (sitat dalamEvans) memandang bahwa ketahananan psikologismerupakan karakteristik kepribadian yang menahanstres secara efektif, mengijinkan individu untukberfungsi secara adekuat dan menyatu dengantantangan hidup dalam rangka menciptakan maknadan tujuan dalam hidup. Ketahanan psikologis terdi-ri dari tiga dimensi, yaitu pengendalian, komitmen,dan tantangan. Individu dengan ketahanan psiko-logis memiliki pandangan yang positif dan realististentang dirinya dan juga orang lain, terbuka padapengalaman, dan kuat dalam menghadapi tantanganhidup.

    Orang tua remaja GH memiliki sumber-sumberstres terkait dengan masalah perilaku remaja danstres yang dialami berkelanjutan dan dalam jangkawaktu yang relatif larna. Hal ini memungkinan o-rang tua mengalami distres emosional dan keluhanfisik terkait dengan kesehatan. Berdasarkan perrna-salahan ini maka orang tua membutuhkan ketahananpsikologis yang tinggi agar dapat menahan stresyang dialami dan mengolah tantangan yang dimiliki

  • 379BIBLIOTERAPI DAN ADHD

    agar mampu memperoleh makna dan tujuan hidup

    sJbagai orang tui dari remaja berkebutuhan khusus'Kibutuhan orang tua akan ketahanan psikologis

    yang tinggi menjadi latar belakang bagi peneliti un-

    iut-memU"rikan penanganan berupa biblioterapi'Menurut Abdullah (2003), biblioterapi merupakan

    suatu metode terapi yang menggunakan sebuahbuku panduan atau materi bacaan tertentu untukmenghasilkan perubahan dalam proses kognitif,emoiional, dan perilaku individu sehingga akhirnya

    individu dapat memperoleh pemahaman yang benar

    dalam menyelesaikan perrnasalahan yang dihadapi'

    Hynes dan Berry (1994) mengatakan bahwa biblio-

    teiapi adalah suatu jenis terapi yang menggu-nakanliteratur untuk menciptakan interaksi yang bersifat

    terapeutik dari fasilitator kepada partisipan.

    Metode ini banyak digunakan untuk menanganiproblem-problem emosional individu seperti kece-masan, depresi, stres, dan sebagainya. Orang tua da-

    ri remaja GH dengan tugas dan tanggung jawabmereka dengan tingkat stres yang tinggi membutuh-kan dukungan melalui biblioterapi' Biblioterapiyang bersifat terapeutik ini berusaha memberikan

    dukungan dan membantu orang tua dalam mengha-

    dapi permasalahan yang dihadapi orang tua dariremaja. melalui pemberian literatur yang dibuatsecara khusus mengenai tantangan, pengendalian,dan komitmen orang tua dari remaja dengan GH.

    Hynes dan Berry 0994) mengungkapkan bahwarespon individu terhadap literatur bukan merupakanbahan utama, namun terdapat interaksi dengan fasi-

    litator dan partisipan lainnya mengenai respon iniyang bersifat menyembuhkan dan memunculkan di-

    mensi insight yang baru serta menyeluruh terhadappermasalahan yang dimiliki. Dukungan seperti ini-lah yang diungkapkan oleh Griffith dan Powers (si-tat dalam Evans, 1997) sebagai encouragement,pemberian dukungan yang dapat mengembangkanketahanan psikologis dari individu. Selain itu,biblioterapi dipilih sebagai penanganan bagiketahananan psikologis karena tujuan-tujuan dariterapi ini sesuai dengan yang dibutuhkan dalamketahanan psikologis. Selain itu, ketahanan psikologis

    memiliki bentuk secara kognitif, emosi, dan perilakuyang membutuhkan penanganan dengan bentukserupa dan jenis terapi ini memenuhi persyaratan

    Tabel 1Tema Biblir

    PertemuanP"mbrk"an perkenalan penjelasan tentang pelatihan, peraturan, hakdan kewai

    IINow I Understand

    Cangguan hiperkinetik: pengertian, jenis, tugas perkembanganremaja, karakteristik remaja dan problem umum pada remaja,penyebab, penanganan, dan prognosis dari gangguan hiperkinetik.

    IIII Can Control It

    Pikiran dan perasaan orang tua dari remaja GH danpengendaliannya.Prinsip pengasuhan remaja GH.

    Totto-chan: gadis cilik di jendela (Kisah masa kecil T.Kuroyanagi, GH yang mampu berkembang secara optimal atas

    dukungan orang-orang yang berkomitmen dalam mengasuhnya).

    2. Kisah ibu dari M. Phelps, mengalami GH namun dapat menjadiatlet olimpiade renang.

    3. Orang-orang GH terkenal.KomitmenKeluarga Dendy: keluarga dengan anak-anak dan cucu-cucuyang mengalami GH ,39 hal baik tentang GH.Tantangan (ketahanan psikologis).

    I'm Readyfor Challenge

  • 380 PONOMBAN, NANIK, DAN YL]NIAR

    tersebut.Berikut ini tema-tema biblioterapi (Tabel l) yang

    dipilih bagi orang tua dari remaja dengan GH.Biblioterapi ini berjudul I'm a Hardy Parent.

    Dengan penanganan ini diharapkan membuat o-rang tua memiliki ketahanan psikologis yang lebihbaik. Pada akhirnya orang tua mampu menjalani ku-alitas hidup yang lebih baik dan dengan demikianmemberikan dukungan terhadap penanganan dan pe-ngasuhan dari remaja dengan gangguan hiperkinetik.

    Studi ini bertujuan untuk melihat dampak daripenerapan biblioterapi dalam meningkatkan keta-hanan psikologis pada kasus orang tua dari remajadengan GH.

    Metode

    Identifikasi Variabel

    Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitianini adalah ketahanan psikologis sebagai variabel ter-gantung (dipengaruhi) dan orang tua sebagai vari-abel bebas (memengaruhi).

    Definisi Operasional

    Ketahanan psikologis merupakan karakteristikkepribadian yang menahan stres secara efektif, meng-ijinkan individu untuk berfungsi secara adekuat danmenyatu dengan tantangan hidup dalam rangka men-

    ciptakan makna dan tujuan dalam hidup. Ketahananpsikologis terdiri dari komitmen (commitment), tan-tangan (c hal I enge), dan pengend alian (control) . Y a-riabel ini akan diukur dengan menggunakan angketketahanan psikologis berdasarkan teori ketahananpsikologis Kobasa (1979).

    Biblioterapi merupakan penggunaan literatur dalaminteraksi fasilitator dan partisipan yang bersifat te-rapeutik, menghasilkan perubahan secara kognitif,emosional, dan perilaku, serta membantu memecah-kan permasalahan. Tema-tema yang akan diangkatdalam treatment antara lain: gangguan hiperkinetik,pengendalian, komitmen, dan tantangan orang tuaremaja GH. Terapi dilakukan 5 kali dengan durasi +60-90 menit.

    Metode Pengumpulan Data

    (a) Anamnesis penggalian informasi mengenai ke-adaan anak meliputi data pribadi orang tua dan a-nak, riwayat perkembangan, pendidikan, kesehatan,kebiasaan sehari-hari, keadaan keluarga; (b) SPAHIDwijo Saputro (c) surat rekomendasi psikiater; (d)lembar surat persetujuan partisipan; (e) angketketahanan psikologis; (f) lembar evaluasi pelatihanyang berisi kesan partisipan selama mengikutipelatihan, perubahan yang dialami partisipan setelahmengikuti proses pelatihan, kelebihan, kekurangan,kritik, dan saran; (g) lembar observasi yang melihatketerlibatan, perhatian, peran yang di-ambil dalam

    Tabel2De s lv ips i P art is ip an P ene lit ian

    UsiaPendidikan

    Pekerjaan

    Nama anakUsia anakPendidikan anakJenis kelaminanakSkor SPAHI 57 (sedang)anakStatus

    39 tahunSl Ekonomi

    Ibu rumahtanggaZIl6 tahun3 SMPPerempuan

    49 tahunSIHukumIbu rumahtanggaOL15 tahun3 SMPPerempuan

    l9 (sangatrendah)Wali anak

    42 tahunKedokteranUmumDokter

    HD13 tahunI SMPLaki-laki

    2l (rendah)

    Ibu

    38 tahunS I Psikologi

    Ibu rumahtanggaPS

    13 tahun6SDLaki-laki

    55 (sedang)

    Ibu

    39 tahunSl TeknikElektroIbu rumahtanggaSNl2 tahun6SDLaki-laki

    2l (rendah)

    IbuWali anak

  • 381BIBLIOTERAPI DAN ADHD

    diskusi dan resppns jawaban partisipan selama

    pelatihan berlangsung

    Subiek

    Partisipan pada penelitian ini adalah lima orang ibu

    ."*uiu Cff bfrusia 12-15 tahun dan bersedia berpro-

    .es dari awal samPai akhir'

    Desain TeraPi

    Desain penelitian ini merupakan pretest - posttest

    ,";-;;;; ;rsisz. Penelitian ini menggunakan ke-i"rnplr. "rcp"ti-.",

    tanpa adanya kelompok kon-

    trol. Partisipan akan mendapat treatment yang sama

    dan dilakukan pengukurar sebelum serta sesudah

    pemberian treatment.

    TelcnikAnalisis Data

    Analisis data yang digunakan adalah analisis

    O"tf..iptif utas data kuantitatif dan kualitatif'

    Hasil dan Bahasan

    Pelatihan ini dilaksanakan selama 6 minggu mu-

    bi lz Mafi-5 Mei 2009' Partisipan berjumlah 5ot*g y*g dideskripsikan dalam Tabel 2'

    Pelalrsanaan TeraPi (Per Materi)

    Materi k Now I Understandiara partisipan sebelumnya telah mengetahui me-

    "g;;di. seLran mengikuti pgmberial materi mem-

    jErotetr pemahaman yang lebih mendalam tentang

    Gangguan Hipekinetik dan menolong partisipan un-

    ;rklEih memahami anak' Beban yang dimiliki par-tist* ;"r"Oi berkurang dengan saling berbagi ber-sama partisiPan Yang lain'

    Materi ll: I Can Control ItPara partisipan menyadari pentingnya pengen-

    Ouiiun tJuaai pikiran- dan perasaan' Partisipan Isehari-hari telah mempraktekkan pengendalian

    ini

    O"rr.*p.toleh dampaknya sedangkan partisipan

    vrre i"ilremiliki kesulitan dalam mengendalikan;ffi";; dan pikiran vang ne.gatif yalg dimiliki' Pa-lu puttitipun F dan E, kesulitan ini menjadi peng-trr.itriU"gi mereka dalam usaha menerapkan prin-

    sip pengasuhan bagi remaja GH'

    Secara umum, para partisipan lainnya telah men-

    ialankan beberapa di antara prinsip pengasuhan re-

    ffi; Gn dan berniat untuk mencoba mempraktek-kan prinsiP lainnYa.

    Materi lll: MY CommitmentPartisipan mLmiliki keinginan bagi kehidupan a-

    nut *uupu, dirinya sendiri dan keinginan tersebutjugu ai."nui dengan usaha namun belum tercapai''ea:ra partisipun t.,t"luh memperoleh materi ini mem-

    ;;;h t".*gut baru dan berkomitmen kembalisebagai orang tua.-

    SJ"utu khisus bagi partisipan F yang sebelumnya

    sudah menyerah dalam mengasuh anak dan mem-

    biarkan ke-hidupan anaknya berjalan apa adanya'

    nuli pu,titipan'E, ada komitmen yg dimiliki berupa,"r""unu dari tindakan yang akan dilakukan'

    Materi lY: I'm ReadYfor Challengefunitipun melihat bahwa selain dirinya' ada o-

    rang lain yang memiliki tantangan serupa bahkan

    y*"g t.Uit terat. partisipan menyadari dan menga-

    Tabel3Perubahqn Skor Ketahana! Ps.ik?logis Partisipan = ' ' '

    '

    Partisipan Pre test

    -

    Post test A

    --=-; = r0n ee Tinssi 84 Tinggi - 4F 88 Tinggi 84 r rnggr - aE gz Tinggi 86 Tinggi - 6D lo2 Tinggi 98 Tinggi - 4-- ,^^ c^--"*?i.-oi tl6 SangatTinggi +7

  • 382 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    Tabel4Perubahan Skor Ketahanan P is Partis

    Partisipan Pengendalian Komitmen TantanganPRE POST A PRE POST A PRE POST A

    38

    AFED

    I

    25 3029 2729 2733 3l

    51

    a

    a

    0

    33

    293lJJ

    40

    3

    -t2-l6

    29293l35

    37

    30

    302934

    34

    31 228 -l28 -334 -l

    lami bahwa di balik permasalahan yang dialami se-bagai orang tua dari remaja GH, masih ada hal-halbaik yang terjadi, ada positif dari sisi pribadi. Selainitu, partisipan juga mampu melihat hal-hal baik yangdimiliki maupun dari remaja.

    Permasalahan dalam pemberian materi ini dia-lami partisipan E dan F yang memiliki fokus padapermasalahan yang dialami oleh anak sehingga sulitmempelajari sesuatu dari materi.

    Skor Ketahanan Psikologis

    Pada Tabel 3 terdapat skor ketahanan psikologispartisipan yang membandingkan skor sebelum dansesudah mengikuti biblioterapi yang berupa skorketahanan psikologis saja (Tabel 3) dan skor aspekketahanan psikologis (Tabel 4).

    Maddidan Harvey (2006) rnengungkapkan bah-wa ketahanan psikologis merupakan disposisi kepri-badian sehingga ada beberapa komponen yang di-peroleh sejak lahir dan lainnya berkembang dari in-teraksi individu dengan orang iain atau situasi yangdialami. Dengan kata lain, ketahanan psikologis dariindividu dapat mengalami peningkatan maupunpenurunan, diturunkan secara genetik dan jugadipelajari. Hal ini menunjukkan bahwa perkemba-ngan ketahanan psikologis sebagai orang tua dariremaja GH yang dimiliki partisipan diasumsikantelah diperoleh sejak lahir dan mengalami kenaikanatau penurunan akibat proses pembelajaran yangdialami partisipan dalam menghadapi peristiwadalam hidup, khususnya sejak memiliki anak.

    Para partisipan umumnya telah mendapat diag-nosis mengenai permasalahan yang dialami oleh a-nak sejak anak masih kecil, sehingga telah belasantahun mengalami tantangan dalam mengasuh anak

    GH hingga anak-anak tersebut beranjak remaja. per-jalanan hidup telah menempa para partisipan sehing-ga akhirnya dapat memiliki ketahanan psikologis.

    Maddi dan Harvey (2006) menguraikan bahwa ter-dapat beberapa kemampuan khusus yang diperlukanbagi individu dalam proses memperoleh ketahananpsikologis yang tinggi. Kemampuan tersebut antaralain: transformational coping, mencari dan mem-peroleh social support, dan self-care. Kemampuan-kemampuan ini rupanya telah cukup dimiliki olehpara partisipan yang dilatih melalui pengalaman da-lam hidup sehingga pada saat pengukuran menunjuk-kan adanya ketahanan psikologis yang rata-rata bera-da di tingkat tinggi.

    Ketahanan psikologis diperoleh secara alami me-lalui pengalaman hidup namun terdapat pelatihan yangbertujuan meningkatkan ketahanan psikologis. Kho-shaba dan Maddi (sitat dalam Maddi &Harvey,20-06) mengungkapkan adanya pelatihan ini dan di da-Iamnya terdapat penekanan akan beberapa prinsip a-gar pelatihan yang diberikan sejalan dengan teori ke-tahanan psikologis, Prinsip tersebut antara la:rrl pendam-pingan peserta dalam melakukan coping secara e-fektif terhadap situasi penuh stres yang dialami, ber-interaksidengan orang lain dengan memberi dan men-dapat pendampingan dan dorongan, terlibat dalamprosedur self-care, dan belajar untuk menggunakanumpan balik yang telah diperoleh agar memperda-lam sikap ketahanan psikologis.

    Pelatihan dengan menggunakan terapi bacaan iniberusaha menyesuaikan dengan prinsip tersebut na-mun terdapat keterbatasan pada penerapan salah sa-tu prinsip yaitu pendampingan dalam melakukan cop-ing. Coping yang dimaksudkan oleh Maddi dan Har-vey (2006) adalah transformational coping yang di-lakukan dengan cara menginterpretasi setiap situasipenuh stres yang ditemui, sebagai masalah yang ha-

  • BIBLIOTERAPI D.AN ADHD 383

    rus diselesaikan dengan seluruh kemampuan indivi-dt. Transformational coping menurut Gentry danKobasa (sitat dalam Florian, Mikulincer, & Taub-man, 1995), lebih menekankan kepada penyelesaianpermasalahan dari pada emosional individu.

    Prinsip ini masih kurang dapat dijalankan secarabaik karena pada persiapan dan pelaksanaan treat-ment tidak memperhatikan adanya prinsip pelatihanketahanan psikologis. Pada materi-materi tertentu yangdiberikan cenderung berupa pengetahuan dan belumsampai pada praktek sehingga keterampilan melaku-kan coping yang sesuai dengan ketahanan psikolo-gis dimiliki partisipan masih kurang terlatih. Hal inijuga didukung hasil evaluasi pelatihan yang disam-paikan oleh partisipan bahwa materi bacaan yang dibe-rikan seharusnya juga bisa untuk dipraktekkan seca-ra langsung.

    Social support maupun keterampilan self-caredari pelatihan diperoleh melalui pertemuan bersamapartisipan dengan latar belakang sama sehingga yangsebelumnya merasa sendirian menanggung tekananakhirnya merasa demikian lagi bahkan ada yang me-rasa lebih beruntung daripada yang lain. Para parti-sipan saling berbagi cerita yang dapat dijadikan pe-lajaran sebagai orang tua maupun juga yang menye-mangati. Dengan adanya waktu, tenaga, dan perha-tian secara khusus untuk pelatihan ini, partisipan di-ajak untuk memperhatikan diri sendiri, mencari danmemperoleh dukungan sosial, serta akhirnya mam-pu menolong partisipan memecahkan permasalahanyang dialami.

    Kesempatan bagi partisipan untuk mencari danmemperoleh dukungan sosial maupun self-care se-suai dengan beberapa tujuan dari biblioterapi sepertiyang diungkapkan dalam Abdullah (2003). Dalampelatihan ini terdapat beberapa tujuan yang tercapaidan diungkapkan partisipan dalam evaluasi. Dua tu-juan utama yang dicapai adalah menyediakan infor-masi yang bermanfaat bagi partisipan sesuai perma-salahan sehingga menimbulkan insight dan denganadanya pelatihan bersama partisipan dengan perma-salahan yang sama membuat partisipan merasa tidaksendiri bahkan bersyukur atas pengalaman yang di-miliki.

    Secara kuantitatif terdapat perubahan skor keta-hanan psikologis dari masing-masing partisipan. Dari5 partisipan, 2 di antaranya mengalami peningkatanskor ketahanan psikologis, salah satunya mengalamikenaikan klasifikasi ketahanan psikologis. Sedang-

    kan 3 partisipan mengalami penurunan skor tanpa adaperubahan klasifikasi. Meskipun hasilnya demikian na-mun biblioterapi tetap memberikan pengaruh bagimasing-masing partisipan.

    Perkembangan dalam menjalani biblioterapitergantung dari kekuatan individu masing-masingpartisipan dan untuk itu partisipan harus melatih diriuntuk memiliki kualitas positif. Kualitas positiftersebut antara lain: kemampuan untuk menganalisistopik atau masalah, kejujuran untuk melihat kedalam diri, objektivitas melihat perasaan dan perilakudari sudut pandang lain, dan kepercayaan diri sertaharapan yang adekuat untuk merasa bahwaperubahan itu mungkin terjadi dan seseorang mampuuntuk mengalami suatu perubahan (Hyness & Berry,tee4).

    Penurunan skor ini dapat disebabkan tidak ataukurang adanya kualitas positif individu yang dimi-liki partisipan. Lebih lanjut Iagi dari jawaban dan e-valuasi partisipan, terdapat kesulitan yang dimilikipartisipan dalam mengendalikan pemikiran yang ne-gatif dan defensif dengan adanya permasalahan yangdihadapi dalam mengasuh anak. Partisipan terlaluterpaku pada permasalahan tersebut sehingga sulituntuk mengidentifikasi diri dengan tokoh bacaan dankemudian mendapat insight atas permasalahan yangdialami. Hal ini sesuai dengan keterbatasan biblio-terapi yang diungkapkan Abdullah (2003) bahwapartisipan dapat bersikap defensif, membatasi aksidari karakter dan gagal melakukan identifikasi dengankarakter, dan mungkin menjadikan mereka sebagaikambing hitam.

    Keterbatasan ini sudah berusaha untuk diatasi de-ngan dilakukan diskusi kelompok namun permasala-han ini sebaiknya diatasi terlebih dahulu sebelum di-lakukan biblioterapi. Diupayakan agar partisipanmemperoleh kualitas positif individu untuk menun-jang perkembangan partisipan dalam menjalani bibli-oterapi.

    Hambatan yang dialami tidak membuat partisipanpada akhimya tidak memperoleh manfaat. Pada ha-sil evaluasi maupun jawaban pada modul kerja dapatdilihat bahwa para partisipan memiliki kesadaran akanpentingnya pengendalian terutama mengenai pikirandan perasaan yang negatif sekaligus menyadari ke-sulitan yang dirasakan dalam melakukan hal tersebutyang menjadi hambatan paling utama bagi partisipan.Hal tersebut tidak menghalangi partisipan untuk me-miliki komitmen baru dalam berjuang mengasuh re-

  • 384 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    maja dengan Gangguan Hiperkinetik.Dalam melaksanakan pelatihan ini terdapat bebe-

    rapa faktor yang berpengaruh pada hasil penelitian.Pertama, stressor selain permasalahan anak yang se-cara umum dialami partisipan ketika menjalani pe-latihan. Stressor ini memiliki pengaruh terhadap ke-adaan psikologis partisipan dalam mengikuti pelati-han maupun hasil akhir ketahanan psikologis yang di-miliki. Salah satu stressor yang dialami adalah ujiannasional maupun ujian kenaikan kelas yang dihada-pi anak.

    Ujian ini beserta persiapannya merupakan teka-nan tidak sehari-hari dialami sehingga sering menja-di topik atau bahan perbincangan dalam pelatihan.Kedua, angket yang mengukur ketahanan psikologispartisipan menggunakan pilihan jawaban yang lebihmengarah pada aspek kognisi dan afeksi dan kurangdari aspek perilaku padahal ketahanan psikologis me-miliki ketiga aspek tersebut. Angket yang digunakanseharusnya menggunakan pilihan jawaban yang me-ngukur frekuensi. Ketig4 keberagaman karakteristikdan latar belakang masing-masing partisipan beser-ta permasalahan yang dialami seperti surnber stres lainselain permasalahan anak, hambatan dalam penga-suhan anak, serta dukungan sosial. Hal ini yang mem-bedakan hasil yang diperoleh masing-masing partisi-pan setelah mengikuti pelatihan.

    Selain pembahasan hasil data kelompok, penelitijuga ingin membahas hasil data secara individu darimasing-masing partisipan.

    Partisipan APartisipan A seorang ibu yang dari hasil perkawi-

    nannya tidak memiliki anak namun mengasuh kepo-nakan yaitu ZI, seorang remaja perempuan berusia16 tahun dan duduk di bangku SMp kelas IX. Aberperan sebagai ibu rumah tangga sehingga sehari-hari dapat secara langsung mendampin gi ZI. Banyakpermasalahan yang dialami A dalam mengasuh Zlka-rena selain mengalami GH dalam tingkatan yang se-dang, ZI jtga memiliki tingkat kecerdasan di bawahrata-rata (borderline mentally, 73, WISC) yangmembuat ZI mengalami kesulitan yang lebih diban-ding anak dari partisipan lainnya.

    Dengan latar belakang demikian, partisipan A me-ngikuti pelatihan "I'm a Hardy Parent" dan menga-lami peningkatan skor ketahanan psikologis sejum-lah 10 dan merupakan peningkatan skor terbesar

    yang dialami dari keseluruhan partisipan. Peningka-tan skor ini mengakibatkan kategori ketahanan psi-kologi yang dimiliki A berubah dari kategori sedangmenjadi tinggi. Peningkatan ini dialami pada ma-sing-masing aspek dalam ketahanan psikologis yangmenunjukkan baik tantangan, komitmen, dan pengen-dalian yang dimiliki partisipan A mengalami pening-katan sebesar 2-5 skor.

    Peningkatan skor yang dialami partisipan A dapatdijelaskan dengan penerapan prinsip dalam melak-sanakan pelatihan Maddi dan Harvey (2006) yang di-lakukan partisipan A. Coping yang dilakukan olehsebelum pelatihan ini A lebih banyak pada emotion-alfocwed coping dengan mencari seseorang (ibu kan-dung ZI) untuk menceritakan permasalahan yangdialami. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip penca-paian ketahanan psikologi yang menekankan agar in-dividu lebih banyak menggunakan problem focusedcoping. Problem focused coping ini yang berusahadiajarkan kepada partisipan dengan materi menge-nai penanganan atau pengasuhan remaja dengan GH.Meskipun coping yang dipelajari masih berupa pe-ngetahuan, pelatihan ini cukup efektif bagi A yangbelum pernah mengikuti pelatihan semacam ini.

    Selain coping, pelatihan ini juga merupakan ke-sempatan bagi A untuk memberi perhatian terhadapdiri sendiri (self-care) dan memperoleh social sup-port. A dapat bertemu partisipan dengan latar bela-kang permasalahan yang sama dan A dapat mence-ritakan permasalahan yang dialami, memperoleh in-formasi dari materi, maupun saran yang disampai-kan oleh partisipan lain. Dengan ini bertambah du-kungan sosial untuk A sebagai orang tua selain yangdiperoleh A dari keluarga.

    Hasil pelatihan "f 'm a Hardy Parent', bagi A se-bagai berikut. Dalam pengendalian yang dimiliki se-bagai orang tua dari remaja GH, A mengakui bahwadiri A merasa sulit untuk mengendalikan perasaan danpikiran yang negatif yang dimiliki. Meskipun demi-kian, A mampu melihat dampak negatif dari pera-saan/pikiran tersebut, dan memiliki komitmen baruuntuk berusaha mengendalikannya. Dalam hal pe-ngendalian untuk menjalankan prisnsip pengasuhan,A telah menjalankan beberapa namun mengalami ke-sulitan dan tidak menemukan cara untuk mengatasiselain mengawasi anak secara langsung meskipun halini melelahkan dan membuat A merasa jenuh kare-na ZI memiliki permasalahan yang berat.

    Haltersebut tidak menghalangi A memilikiko-

  • mitmen yang baru dalam menjadi orang tua dari re-maja GH. Berihut ini komitmen A pada refleksi 3materi3.

    Saya ingin mengusahakan yang terbaik dalam mengasuhanak. Terkadang saya ingin menyerah, tapi di sisi lain me-rasa tertantang atau belum puas kalau saya belum berhasilmengubahnya. Saya ingin bisa kuat agar saya bisa menga-suh anak ini hingga bisa bermanfaat dan bukannya menyu-sahkan orang lain. Saya tidak ingin menyerah, saya bisa meng-antarkan anak ini menjadi anak yang bermanfaat, membang-gakan, dan menyenangkan orang-orang di sekelitingnya.

    Peneliti melihat bahwa meskipun terkadang A me-rasajenuh dengan permasalahan yang dihadapi daningin menyerah, namun A merasa tertantang untukdapat memenuhi keinginan dalam mengasuh anak.A memiliki rasa optimis bahwa keinginannya pastiterwujud. A terus berharap akan ada perubahan darianak A dan menyatakan harapan tersebut pada anakmeskipun belum menunjukkan perubahan yang sig-nifikan. Hal ini merupakan salah satu dari kualitaspositif individu yang dibutuhkan untuk berprosesdalam biblioterapi.

    Kualitas positif tersebut berkaitan dengan rasa ber-salah dan tanggung jawab A sebagai orang tua. A me-miliki perasaan bersalah atas permasalahan yang di-alami ZL Pada refleksi 2, A mengungkapkan bahwa"seringkali juga muncul perasaan bersalah danmenganggap bahwa kesalahan itu karena saya sa-lah dalam mengasuh." Perasaan bersalah ini tidaksia-sia karena disertai dengan keinginan A untukbertanggung jawab sebagai orang tua.

    A merasa sebagai orang tua yang seharusnya ber-usaha mengasuh anak sebaik mungkin meski bukanmerupakan orang tua kandung ZI. Perlu diingat bah-wa A merupakan kakak dari ibu kandung ZI dan se-sungguhnya adalah bibi dari ZI. A diberi kepercaya-an untuk mengasuh ZI pada saat Zl masih kecil ma-upun sekarang ketika ZI mengalami banyak perma-salahan dalam sekolah, pergaulan, dan hidup sehari-hari. Ketika A mengalami masa sedih dan putus asadalam mengasuh ZI,ibu kandung ZI merupakan tem-pat A menceritakan permasalahan yang tengah dia-lami. Respon yang diberikan ibu kandung Z[ menun-jukkan bahwa ibu kandung ZI sendiri sudah menye-rah dan merasa bahwa A lebih baik serta sabardalam mengasuh ZI. Dengan adanya rasa bersalahyang disertai keinginan untuk bertanggung jawab,membuat A tidak ingin menyerah meskipun kei-

    BIBLIOTERAPI DAN ADHD 38s

    nginan tersebut terkadang dimiliki.Dalam menghadapi tantangan, A menyadari bah-

    wa bukan diri A saja yang mengalami permasalahandalam mengasuh remaja dengan GH. Ternyatamasih ada orang yang mengalami permasalahanserupa dan bahkan lebih berat dari yang dihadapi A.Di balik permasalahan yang dihadapi, A merasakanimbalan positif yang dimiliki baik dari pribadi Amaupun ZI.

    Di akhir pelatihan, A menyatakan perubahanyang dialami melalui hasil evaluasi secara keseluru-han mengenai terdapatnya perubahan yang dirasakansetelah mengikuti pelatihan.

    Ada, tapi mungkin baru sedikit tapi saya akan berusahaterus untuk bisa lebih sabar dan memahami keadaan ataukekurangan anak. Contoh: dari cerita Totto-chan dan ChrisDendy, saya merasa malu karena belum bisa menjadi ibuseperti mereka. Juga kadang mendapat masukan dari ibuyang lain.

    Hal positif yang dapat dilihat dari perubahan yangdirasakan A adalah bukan pada sedikitnya perubahanyang dialami namun niat A untuk berusaha terusmeningkatkan kualitas pribadi yang dimiliki.

    Partisipan FPartisipan F merupakan ibu rumah tangga yang ti-

    dak dianugerahi anak dari hasil pernikahannya. Dalamkeadaan demikian, F mengasuh OL, remaja perem-puan GH berusia 15 tahun. OL merupakan anak daritetangga F yang sejak kecil sudah diasuh F akibatketerbatasan fisik dan psikis yang dialami orang tuakandung OL. Karakteristik GH yang dimiliki OLberada dalam tingkat yang sangat rendah, meskipundemikian OL memiliki permasalahan tersendirikhususnya dalam masalah akademis dan aktivitassehari-hari. OL memiliki tingkat kecerdasan yangtergolong average namun mendekati batas bawah.

    Partisipan F mengalami penurunan ketahanan psi-kologis yang dimiliki F setelah mengikuti pelatihan"I'm a Hardy Parent", dengan perbedaan skor se-besar 4. Masing-masing aspek ketahanan psikologismengalami penurunan I -2 skor. Meskipun mengala-mi penurunan skor, kategori ketahanan psikologis Ftidak mengalami perubahan, tetap pada kategoritinggi.

    F mengalami kesulitan untuk dapat mengendali-kan pikiran dan perasaan yang negatif ketika meng-hadapi permasalahan. Hal ini nampak dari jawaban

  • 386 PONOMBAN, NANIK, DAN YT'NIAR

    F pada modul tugas mengenai materi 3 mengenaihambatan yang dialami dalam menerapkan prinsip pe-ngasuhan sebagai berikut.

    Sebagian prinsip pengasuhan remaja GH tidak dijalankankarena sulit menahan diri untuk tidak marah dan menilai secaranegatif. Sering lupa bahwa dia tidak mampu, bukan tidakmau.

    Hal ini juga memengaruhi sikap F dalam men-jalankan prinsip pengasuhan bagi remaja GH dankemampuan dalam mengidentifikasi diri dengan to-koh bacaan pada saat pelatihan berlangsung. Parti-sipan F terlalu terpaku pada pemasalahan anak se-hingga sulit untuk mengidentifikasi diri dengantokoh bacaan yang berhasil mengatasi permasalahantersebut. Hal ini nampak dalam topik mengenai per-masalahan anak yang disampaikan F pada perte-muan-pertemuan selama pelatihan.

    Cara berpikir F ini dapat dijelaskan dengan latarbelakang F sebagai orang tua asuh beserta konflik-konflik yang menyertai. Permasalahan yang diha-dapi F cukup rumit karena F tidak memiliki anakkandung dan menjadi orang tua OL sebagai orangtua asuh. Dalam menerapkan pola pengasuhan, Fsering kali mengalami hambatan berupa intervensiorang tua kandung OL. Hal ini mengakibatkan us-aha F dalam mengusahakan yang terbaik bagi OLjuga terhalang. Misalnya, bila F melarang OL me-nonton televisi karena belum belajar maka OL a-kan menonton televisi di rumah orang tua kandungOL yang tinggal bersebelahan dengan F dan orangtua kandung OL akan menerima dengan tangan ter-buka, begitu pula untuk hal-hal lainnya. Tindakanyang diambil F dan orang tua kandung OL seringbertentangan namun F tidak mampu untuk meng-ambil tindakan karena hanya berperan sebagai o-rang tua yang mengasuh tanpa memiliki kekuatanhukum.

    OL sebagai seorang remaja yang memiliki per-masalahan tersendiri terkait GH yang dialami jugamengambil segala sesuatu yang bisa diperoleh darikedua orang tua, baik orang tua kandung dan orangtua asuh. Atas konflik tersebut, F berusaha melaku-kan tindakan untuk memecahkan namun selalu ter-halang dan akhirnya F hanya bisa menerima dan men-jalani apa adanya.

    Konflik ini terpendam dalam diri F dan akibat-nya nampak dalam cara berpikir F yang cenderung pa-sif terhadap permasalahan OL. Hal ini narnpak da-

    lam kutipan keinginan F di modul tugas 3 materi 3berikut.

    Anak saya bisa hidup mandiri, kelak bekeda untuk meng-hidupi diri sendiri. Saya berharap bisa hidup tenang tidak mi-kir anak terus menerus.

    Dalam pemyataan keinginan tersebut, terdapat kon-flik pribadi F bahwa selama ini ini F menjalani ke-hidupan yang tidak tenang dan selalu memikirkan per-masalahan mengenai anak. Di sisi yang lain, F me-rasa bertanggung jawab terhadap kehidupan OL ka-rena selama ini OL menjadi anak yang F asuh. Se-bagai orang tua, F memiliki keinginan bagi kehidu-pan OL dan juga keinginan bagi diri F secara pribadi.Bukan sebatas keinginan saja namun F telah berusa-ha mencapainya dan sebelum mengikuti pelatthan "I'ma Hardy Parent", F merasa telah berusaha semak-simal mungkin untuk memecahkan permasalahanOL namun selalu terbentur oleh konflik dengan orangtua kandung OL sehingga hasilnya tidak sesuaiharapan. Dukungan secara sosial yang memberisemangat bagi F untuk berusaha juga sebatas darisuami yang meski mendukung namun tidak dapatambil bagian secara langsung dalam mengasuh OL.Akhirnya F mengambil sikap dengan membiarkansegala sesuatu berjalan apa adanya dalam kehidupananaknya, dengan kata lain F menyerah terhadappermasalahan yang dialami.

    Pelatihan ini tidak sia-sia bagi F karena setelahmengikuti pelatihan, F memiliki keinginan untuk men-coba berusaha kembali mengusahakan yang terbaikbagi OL. Berikut ini penuturan F dalam refleksi 4 ma-teri 4.

    Saya sempat berpikir untuk menyerah saj4 biar saja ber-kembang apa adanya, toh saya sudah berusaha. Setelahpertemuan ini, saya jadi ingin mencoba, berusaha lagi mem-bimbing dengan lebih terarah sesuai dengan apa yang telahsaya ketahui.

    Pelatihan ini menjadi kesempatan bagi F untukmemberikan perhatian bagi diri sendiri dan mem-peroleh dukungan secara sosial dari partisipan yanglain. Ada pelajaran yang diperoleh F dengan mem-bandingkan kehidupan F dengan partisipan lain.Seperti yang disampaikan F pada pertemuan perta-ma dalam refleksi I materi I.

    Sayajadi tahu bahwa anak saya tidak terlalu "parah" diban-ding dengan anak dari partisipan lain. Ia butuh disiplin danharus sering diingatkan, jadi membutuhkan kesabaran, kete-

  • BIBLIOTERAPI DAN ADHD 387

    latenan, dan pikiran yang positif.

    Dengan adanya self-care dan dukungan sosial men-dorong F untuk kembali mencoba berusaha membe-rikan penanganan yang tepat untuk OL. Lebih lanjutlagi, terdapat perubahan yang dirasakan F setelah me-ngikuti pelatihan. Berikut ini hasil evaluasi secara ke-seluruhan mengenai terdapatnya perubahan yang di-rasakan partisipan.

    Ada, karena mendapat banyak penjelasan dan apa saja yangharus dilakukan. Misal, saya terbiasa langsung berkomentarbila anak saya melakukan hal-hal yang tidak berkenan dihati saya. Setelah pelatihan, saya berusaha tidak emosional,berkomentar yang positif.

    Partisipan EPartisipan E merupakan seorang ibu dengan pe-

    ran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga. A-nak pertama E yaitu HD merupakan remaja laki-lakiyang berusia 13 tahun. HD menunjukkan karakter-istik GH dalam tingkat yang rendah namun memilikipermasalahan khususnya dalam bidang akademis dantanggung jawab. HD memiliki tingkat kecerdasanyang tergolong high qverage. E berusaha untuk meng-atasi namun terhambat karena kurangnya motivasiyang dimiliki HD.

    Setelah mengikuti pelatihan "I'm a Hardy parent",partisipan E mengalami penurunan ketahanan psiko-logis dengan perbedaan skor sebesar 3. Dengan terja-dinya penurunan skor ini, kategori ketahanan psi-kologis E tidak mengalami perubahan, tetap padakategori tinggi. Aspek pengendalian dan tantanganmengalami penurunan. Secara khusus pada aspek ko-mitmen, E mengalami kenaikan skor sebesar 2.

    Komitmen E sebagai orang tua mengalami pening-katan skor. E memiliki keinginan bagi hidup anak dantelah memperoleh sebagian dan hal ini membuat Eterus berusaha untuk mencapai. E telah memper-lengkapi diri dengan komitmen yang aplikatlf (be-rupa tindakan nyata) dalam mengasuh anak. E ber-komitmen dalam refleksi 3 bahwa ia akan ,,terlibataktif dalam kegiatan anak, mengawasi perubahantingkah laku yang timbul baik yang positif/negatif,"E berusaha untuk lebih memperhatikan anak uniuk{1n1t -menSamati tingkah laku positif/negatif yangdilakukan sehingga bisa memberikan timbal bai[yangtepat.

    Kesulitan yang dialami E dalam mengendalikanpikiran dan perasaan yang negatif ketika mengha_

    dapi permasalahan. Meskipun sebelumnya, E telahmengetahui bagaimana menyikapi permasalahan a-nak tanpa pikiran yang negatif namun E masih sulituntuk melaksanakannya. E mengalami bahwa diri E"sudah terlanjur marah karena lebih banyak men-dapat laporan yang tidak baik".

    Selama ini E menjalani kehidupan sebagai seo-rang wanita bekerja yang dalam karirnya tidak ber-kembang karena memilih pekerjaan yang tidak meng-halangi E untuk mengurus kedua anak secara lang-sung. Di damping itu, E juga ibu rumah tangga de-ngan pembantu yang bekerja paruh waktu sehinggasebagian besar pekerjaan rumah tangga. Beban iniditambah dengan suami yang bekerja di luar kotayang mengharuskan E mengurus dan mendampingikedua anak serta keponakan yang tinggal bersamakeluarga E.

    Dukungan yang diberikan suami juga tidak diper-oleh E secara penuh. Ketika E meminta suami untukmendekati HD karena HD sudah beranjak remajasehingga butuh pendampingan dari sosok orang tualaki-laki, suami E tidak bersedia. Selain mengalamimasalah mengenai anak, peran ganda E, dan duku-ngan suami, E juga mendapat tekanan dari keluarga(orang tua) yang menganggap E tidak mampu meng-urus anak padahal memiliki gelar dokter.

    Berbagai permasalahan yang dialami E pada ak-hirnya memengaruhi cara berpikir E terhadap perma-salahan anak dan kemampuannya sebagai orang tua.Berbagai cara sudah dilakukan E dalam mendam-pingi dan mengusahakan penanganan bagi HD yangberfokus pada penyelesaian masalah yang ada (trans-_formational coping). Banyak langkah yang sudahdilakukan oleh E dalam memberikan penangananterbaik bagi HD, mulai dari mencari tahu kelebihandan kekurangan HD, mengikutkan terapi, memberikesempatan bagi HD untuk mengeksplorasi bakatdengan berbagai les keterampilan, memotivasi HD,membantu HD dalam pelajaran lewat les yangdiikuti, hingga berusaha menerima segala cita-citaHD. Usaha initerbentur dengan tanggapan HD yangpasif dan tidak memiliki motivasi untuk berjuangmengusahakan yang terbaik, baik dalam hal akademismaupun hal lainnya. Akhirnya, usaha yang dilaku_kan E dirasakan belum membuahkan hasil yang di_harapkan dan HD tidak menunjukkan suatu perubihanyang positif.

    Hal tersebut saja sudah dapat membuat E merasatertekan, ditambah dengan kurangnya dukungan yang

    br-I

    I

  • 388 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    diterima dari suami dan keluarga. permasalahan inisejalan dengan kesulitan yang dialami E dalam me-ngendalikan pikiran dan perasaan yang negatif. Se-perti halnya yang dialami partisipan F, partisipan Ejuga terlalu terpaku pada pemasalahan HD bahwaHD memiliki permasalahan dan tidak bisa berubah.E juga harus menghadapi permasalahan ini sendiri,tanpa ada dukungan dari kehadiran suami. Denganpikiran dan perasaan seperti ini, E sulit untuk meng-identifikasi diri dengan tokoh bacaan yang berhasilmengatasi permasalahan tersebut.

    Daldm pelatihan ini, diberikan kesempatan bagiE untuk memperhatikan diri sendiri dan memper-oleh dukungan sosial. E dapat mengeluarku, ,Llu_ruh unek-unek, harapan, dan kecemasan yang dimi_liki kemudian memperoleh dukungan secara sosial da_ri partisipan lain. Pada dua pertemuan pertama da_lam pemberian materi, dari refleksi E mengung_kapkan bahwa E tidak memperoleh manfaat dan ti-dak menemukan jalan keluar atas permasalahan se_lain merasa senang dapat sharing dengan sesama ibudengan kondisi yang hampir sama. Hal ini menun_jukkan motivasi awal E dalam mengikuti pelatihanadalah untuk mencarijalan keluar bagi permasala_han yang dialami. Berbeda dengan itu, tujuan pela_tihan ini adalah untuk memberikan dukungan secarapsikologis bagi orang tua dalam mengasuh remaja GH.

    Setelah mengikuti pelatihan, terdapat perubahanyang dialami oleh E. perubahan ini merupakanpandangan E terhadap tantangan yang dimiliki seba_gai orang tua dari remaja GH. Berikut ini pernyata_an E yang diungkapkan dalam hasil evaluasi.

    Lebih bersyukur karena anak saya masih lebih baik diban_dingkan anak GH lain. Lebih menerima kondisi anak dan le_bih semangat membantu anak supaya lebih baik lagi denganharapan bisa seperti ahak lainnya.

    Partisipan DSetelah mengikuti pelatihan ,,1'm a Hardy pa_

    rent", partisipan D mengalami penurunan skoi keta_hanan psikologis terbesar yaitu sejumlah 4. penuru_nan

    -ini dialami pada masing-masing aspek dalamketahanan psikologis yang menunjukkan baik tanta_ngan, komitmen, dan pengendalian.

    Menyikapi tantangan yang dimiliki sebagai orangtya lari remaja GH, D melihat bahwa bukan hanyldiri D yang mengalami tantangan, secara khusus se-bagai ibu dari remaja GH, juga orang lain menga_

    lami permasalahan atau tantangan yang sama bahkanlebih dariyang D alami.

    Berbagai cara sudah dilakukan D dalam men-dampingi dan rnengusahakan penanganan bagi pS yangberfokus pada penyelesaian masalah yang ada (trans-formational coping). Banyak langkah yang sudahdilakukan oleh D dalam memberikan penangananterbaik bagi PS, mulai dari memperlengkapi diri de-ngan pengetahuan mengenai gangguan yang dialamiPS, membimbing PS dalam belajar dengan meng-gunakan cara-cara yang mudah dimengerti pS, mem_beri kesempatan bagi PS untuk mengeksplorasi ba_kat dengan les maupun menyediakan fasilitas. pS me_miliki tingkat kecerdasan yang tergolong cverage.Usaha yang dilakukan D dirasakan belum membuah_kan hasil yang diharapkan.

    Dalam pengendalian yang dimiliki sebagai orangtua dari remaja GH, D memiliki kesulitan untuk me-ngendalikan perasaan dan pikiran yang negatifyangdimiliki terutama ketika menghadapi FS setiap

    -t

    arilnya. Dalam hal pengendalian untuk menjalankan prin_sip pengasuhan, D telah menjalankan

    -beberapa na_

    mun mengalami kesulitan dan tidak menemukan ca_ra unfuk mengatasi selain mengawasi anak secara lang_sung meskipun hal ini melelahkan dan juga dipei_sulit dengan harus mengendalikan pikiian negatifyang dimiliki. Sulit bagi D untuk menghadapi p5de_ngan karakteristik GH yang berada dalam tingkatansedang. Salah satu hal yang sulit diatasi oleh pS adalah

    likap kaku, impulsif dan tidak mudah menerima yangditunjukkan PS. Sikap pS ini menjadi tantangan ter_sendiri bagi D untuk dapat mengendalikan diriteru_tama mengendalikan pikiran yang dimiliki tentang pS.

    Selain mengalanri tantangan mengenai fS, O ju_ga memiliki permasalahan lain mengenai suami yangsakit dan harus sering didampingi iehingga banya[menyita waktu D. Hal ini mengakibatkan sebagianbesar waktu D yang sebelumnya digunakan untukmembimbing ketiga anak hilang aan Gbitr sering di_serahkan kepada ibu D (nenek pS). D merasa ber_salah karena selama ini, pS mendapat bimbingan se_cara khusus dari D khususnya dalam belajar namunketika suamijatuh sakit, pS terpaksa haius belajarsendiri. Usaha penanganan yang dilakukan D untukmenolong PS juga mengalami kesulitan dengan ada_nya benturan dari orang tua D yang mengingkari GHyang dimiliki pS serta suami yang.e.ititi banyakpertimbangan dalam menangani pS padahal D tidakdapat berbuat apa-apa tanpa persetujuan suami. Aki_

  • &

    1

    1

    I

    I

    t

    J,

    BIBLIOTERAPI DAN ADHD 389

    batnya, langkah yang sebenarnya ingin diambil da-lam membantu'PS akhirnya pupus lebih dulu sebe-lum memulai langkah tersebut.

    Meskipun secara statistik, biblioterapi tidakmemberikan pengaruh terhadap pengendalian yangdimiliki D dan mengalami penurunan skor namunsetelah mengikuti pelatihan D mengalami prosesperkembangan yang menunjukkan adanya peruba-han dalam diri D seperti hasil evaluasi D berikut.

    Saya mulai bisa menahan diri jika P ada masalah. Misal pu-lang sekolah dia mau cerita kalau tadi dia ada masalah. Sa-ya menahan diri dulu. Setelah dia istirahat baru saya tanya.Latihan menahan emosi dan melihat dari posisinya.

    Dari evaluasi D terhadap perubahan yang dirasa-kan, D lebih fokus pada pengendalian sebagai orangtua dari remaja GH. D berusaha dalam mengen-dalikan pikiran dan perasaan serta belajar untuk me-mahami permasalahan terlebih dahuhr sebelum mem-berikan respon.

    Partisipan IPartisipan ibu merupakan ibu rumah tangga yang

    mengasuh anak. Anak laki-laki I yang sudah beran-jak remaja yaitu SN menunjukkan tingkat karak-teristik GH yang rendah. Selain itu, SN memiliki pres-tasi dalam pendidikan serta memiliki hobi yang ber-kembang secara positif. SN memiliki tingkat kecer-dasan yang tergolong high average. Hal itu tidakmembuat kekhawatiran I sebagai ibu berhenti kare-na ada masalah-masalah tertentu yang menunjukkankarakteristik GH yang dimiliki SN. I terus berusahamelakukan pengawasan, pengasuhan, maupun usahalainnya, termasuk dengan mengikuti pelatihan ,,1'ma Hardy Parent."

    Setelah mengikuti pelatihan ini partisipan I meng-alami peningkatan skor ketahanan psikologis terb--sar yaitu sejumlah 7 skor. Peningkatan ini terutamadialami pada aspek komitmen yang naik sebanyak6. dan tantangan sebesar L Kategori ketahanan psi-kologis yang dimiliki I tidak mengalami perubahan,tetap pada kategori sangat tinggi.

    Dalam memperoleh ketahanan psikologis yangsangat tinggi, banyak pelajaran yang diperoleh I se-lama menjalani kehidupan menjadi orang tua anakGH. I mendapat pelajaran yang sangat berkesan se-jak SN pertama kali diidiagnosis, mengikuti terapihingga dikeluarkan dari sekolah ketika masih dudukdi kelas I SD. Ketika saat itu I benar-benar merasa_

    kan kesedihan dan perasaan tertolak SN dan sebagaiibu sangat menyiksa. I merasa sangat stres dan ber-pengaruh pada kondisi fisiknya yang mengalamipenurunan berat badan dan kurang merawat diri. Se-jak saat itu, I berusaha menyemangati diri dan ber-juang mengasuh SN hingga SN dapat berprestasi.Usaha yang dilakukan I ini turut pula didukung olehsuami.

    Dalam pengendalian secara khusus pengendalianterhadap pikiran/perasaalt yang dimiliki sebagai o-rang tua dari remaja GH, I telah mempraktekkan pe-ngendalian tersebut sebelumnya. Dalam hal pengen-dalian untuk menjalankan prisnsip pengasuhan, I te-lah menjalankan beberapa dan berkeinginan mem-praktekkan prinsip lain karena baru diperoleh padasaat pelatihan.

    I memiliki keinginan akan hidup anak dan telahmemperolehnya. Tercapainya keinginan tersebut ti-dak menghalangil untuk memiliki komitmen yang ba-ru dalam menjadi orang tua remaja GH. Dalam ref-leksi 3 materi 3, I menyatakan komitmennya.

    Saya yakin bahwa anak saya SN bisa menjadi orang suksesdan bahagia dalam hidupnya walaupun ada GH menyertai.Karena itu saya sebagai ibu yang sayang dan cinti akanbertanggungjawab dengan segenap hati mendidik dan meng_

    Tlh !N (dengan segala kekurangan dan kelebihan) yangdiberikan Tuhan. Bersungguh-sungguh mengarahkan anakpada sukses dan kebahagiaan.

    Menyikapi tantangan sebagai orang tua denganremaja GH, I memiliki pandangan yang disampaitandalam refleksi 4 materi 4.

    Perasaan saya kagum pada orang tua yang anaknya GHnamun tetap mencintai dan menghargai mereka dan de_ngan

    -tulus berjuang untuk masa depan mereka dan sayajuga kagum pada penderita GH yang mau terus melawankekurangan mereka dengan menampilkan kelebihannya danterus mencari bakat diri sendiri sehingga ketika merekadewasa mereka bisa survive dalam hidup bahkan bisa mem_bantu orang lain. Dan untuk diri kita sendiri, jangan mudahputus asa menghadapi anak-anak kita yang GH. pasti Tuhanmemberikan hal baik di balik hal"hat y6n, kita anggapjelek/ menyedihkan.

    . I-merupakan partisipan yang memiliki kualitas po_sitif yang dibutuhkan dalam mengikuti orang tua se-hingga dapat berproses secara maksimal. Hal ini da_pat diperoleh I melalui pengalaman yang dimilikiketika masa-masa pertama mengetahui anak yangmengalami GH dan pengalaman tersebut sangat ber_

  • 390 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    kesan dan memberi I banyak pelajaran. Selain itu, Iikut serta dalam kegiatan pelatihan motivasi yangmengajarkan I untuk melihat suatu hal dari banyaksisi dan mengambil sesuatu yang positif untuk dipe-lajari dari masalah sekalipun.

    Dilihat dari social support yang dimiliki, I men-dapat dukungan penuh dari suami yang selalu men-dukung meskipun suami tidak mendampingi I seca-ra langsung dalam mengasuh anak. Dalam pelatihan"I'm a Hardy Parent", dukungan sosial yang diper-oleh I semakin bertambah dan I dapat pula mendu-kung partisipan lain dengan rasa optimis yang dimiliki.

    Ad4 sekarang saya selalu berusaha berpikir positif, ber-usaha mengendalikan diri ketika muncul emosi-emosi yangmemancing saya marah atau ngomel. Contoh: ketika SNmeminta uang sakunya dalam seminggu diberikan duluan,maka saya berpikir dia mulai menata keuangannya agarlebih hemat karena langsung disisihkan untuk menabung.

    Evaluasi diri yang dilakukan I mengenai peru-bahan yang dirasakan setelah mengikuti pelatihan,menunjukkan bahwa bukan hanya secara kuantitatifsaja ketahanan psikologis I mengalami peningkatannamun juga secara kualitatif. Sebagai seorang ibu, Imau selalu belajar dan memperbaiki diri menjadiorang tua yang semakin baik.

    Di antara 5 partisipan tersebut terdapat persamaandalam beberapa hal, antara lain:

    (l) Sebelum pemberian terapi, partisipan merasasendiri sebagai orang tua dari anak yang mengalamiGH beserta permasalahan yang menyertai. partisi-pan merasa ingin menyerah atas permasalahan ini dantidak mengetahui cara mengatasinya. Sesudah orangtua, partisipan merasa bahwa diri mereka tidak sen-diri karena ternyata banyak orang tua yang memilikipermasalahan serupa dan bahkan merasa-bersyukuratas keadaan anak. Selain itu, partisipan memiliki niatdan komitmen untuk berusaha lagi melakukan pena-nganan dalam upaya menolong anak mereka.

    (2) Anak-anak dari partisipan memiliki persamaankarakteristik sebagai anak usia remaja (akhir SDdan akhir SMP) yang mengalami GH serta memilikipermasalahan secara khusus dalam pendidikan. parapartisipan mengalami permasalahan yang berbedadibanding ketika anak-anak masih kecil.

    (3) Pola asuh yang diterapkan para partisipan dalammendidik anak cenderung selalu memperhatikan danmengikuti keinginan anak. Partisipan tidak mene-rapkan konsekuensi atas tindakan secara konsisten.

    (4) Sehubungan dengan poin di atas, partisipanmenghadapi permasalahan seputar kehidupan anakcenderung dilakukan secara emosional dengan caramarah tanpa ada tindakan lebih lanjut atau konseku-ensi kepada anak. Hal ini menjadi hambatan secaraumum bagi para partisipan dalam mencapai pengen-dalian (control) sebagai orang tua dari remaja GH.

    (5) Selain menghadapi permasalahan terkait anak,partisipan juga menghadapi kendala yang berbeda-beda namun berpengaruh dalam pengasuhan anak,antara lain: penyakit suami, pekerjaan suami di luarkota, dukungan suami dan keluarga, orang tua kan-dung dari anak.

    Selain persamaan, tentunya para partisipan me-miliki perbedaan satu sama lain, yaitu:

    (l) Riwayat penanganan yang dilakukan terhadapanak sejak didiagnosis mengalami GH. Dalam pe-nanganan secara medis, ada partisipan yang menja-lankan terapi obat dan ada yang tidak. Secara psiko-logis, ada partisipan yang berusaha membentuk pe-rilaku dengan konsekuensi dan ada yang tidak. Per-rhasalahan yang dialami oleh seluruh partisipan ada-Iah mengenai belajar dan upaya yang dilakukan unt-uk mendukung anak dalam belajar berbeda-beda. Adapartisipan yang menyerahkan seluruhnya pada peng-ajar privat namun ada yang mengajar secara lang-sung dan mengusahakan cara-cara yang kreatif un-tuk mengatasi keterbatasan yang dialami anak.

    (2) Masing-masing partisipan memiliki latarbelakang yang berbeda dan berpengaruh dalam peng-asuhan anak. Misalnya dalam hal keluarga, duku-ngan secara sosial dialami secara berbeda oleh par-tisipan, ada partisipan yang didukung penuh sehing-ga dapat menerapkan berbagai macam penangananyang mungkin diberikan kepada anak. Sebaliknya, adayang kurang mendapat dukungan keluarga bahkanmenyangsikan gangguan yang dialami dan penanga-nannya.

    (3) Dalam mengikuti biblioterapi, terdapat kuali-tas positif yang seharusnya dimiliki oleh partisipanagar dapat memperoleh hasil yang maksimal. padapartisipan, ada yang memiliki beberapa kualitas ter-sebut namun ada yang tidak memiliki dan bahkanmengalami hambatan dalam proses terapi yaitu ber-sikap defensif dan tidak mampu mengidentifikasidiri dengan tokoh bacaan.

    Demikianlah analisis mengenai efek penerapanbiblioterapi untuk meningkatkan ketahanan psiko-logis pada kasus orang tua dari remaja dengan GH

    '1

  • BIBLIOTERAPIDAN ADHD 391

    nk'a

    1-

    ,a

    t-

    (,

    I-

    i,rt-

    baik secara kelompok maupun perorangan. Berda-sarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pene-liti memberikan beberapa saran yang dapat berman-faat bagi penelitian selanjutnya. Peneliti sebaiknyalebih mempersiapkan diri, khususnya dalam penyu-sunan rnateri dan pengetahuan mengenai perrna-salahan partisipan. Penguasaan tidak sebatas padamateri terapi yang dibagikan namun juga penera-pannya bagi partisipan yang masing-masing memi-liki permasalahan yang berbeda. Peneliti seharusnyamelakukan analisis kebutuhan partisipan. Khusus-nya yang terkait dengan materi agar lebih tepat me-menuhi kebutuhan partisipan. Pengamatan yang di-lakukan terhadap pelaksanaan terapi hendaknyadilakukan secara terperinci. Hal ini dapat dilakukandengan menggunakan alat bantu seperti alat pere-kam maupun observer bagi masing-masing partisi-pan. Target dari tiap materi disusun secara lebihspesifik agar ketika mengambil data dapat lebih kayasehingga analisis dapat lebih mudah dan mendalam.

    Simpulan

    Berdasarkan hasil dan bahasan yang ada, dipero-leh hasil bahwa skor ketahanan psikologis yang di-miliki sebelum dan sesudah biblioterapi sebagianbesar tidak mengalami perubahan klasifikasi namunterdapat manfaat yang dialami oleh para partisipan.Beberapa hal yang berpengaruh terhadap hasilbiblioterapi ini antara lain:

    (l) Penerapan prinsip pelatihan ketahanan psiko-logis yang mencakup transformational coping, so-cial support, dan self-care. (2) Kualitas positif yangdialami partisipan dalam mengikuti biblioterapi. (3)Keberagaman latar belakang masalah dan kondisipartisipan seperti sumber stres lain selain perma-salahan anak, hambatan dalam pengasuhan anak, ser-ta dukungan sosial memberikan hasil berbeda padamasing-masing partisipan.

    Pustaka Acuan

    Abdullah, M.H. (2003). Bibliotherapy. Diunduh l5April 2008, dari http://www.indiana.edu/-reading/ieo/di gests/d 17 7 .html

    Aiex, N.K. (1993). Bibliotherapy. Diunduh l5 April2008, dari http://www. indiana.edu/-reading/ieo/

    digests/d82.htmlAmen, D. G. (2001). Healing ADD: The break-

    through program that allows you to see and healthe 6 types of ADD. New York: Berkley Book.

    Zlwar, S. (2007). Tes prestasi. Yogyakarta: PustakaPelajar.

    Baihaqi, & Sugiarmin, M. (2006). Memahami danmembantu anak ADHD. Bandung: Refika Adi-tama.

    American Psychiatric Association. (199 4). Diagnost icand statistical manual of mental health disorders(4th ed.). Washington DC: Author.

    Conners, C. K., & Jett, J. L. (2001). Attention de-ficit disorder (in adults and childrenl. KansasCity: Compact Clinicals. .

    Dianovinina, K. (2003). Pengaruh pelatihanbiblioterapi terhadap penanganan perilaku anakdengan gangguan pemusatan perhatian dan hi-peraktivitas (GPPH). Skripsi, tidak diterbitkan,Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

    Evans, T. (1997). The tools of encoaragement. Di-unduh l8 April 2008, dari http://www.cyc-net.org/cyc-online I cycol-0205 -encouragement.html

    Everett, C. A., & Everett, S. V. (1999). Familytherapy for ADHD: Treating children, adoles-cent, and adulrs. New York: The Guilford press.

    Florian, V., Mikulincer, M., & Taubman, O.(1995). Does hardiness contribute to mentalhealth during a stressful real-life situation? Theroles ofappraisal and coping. Journal ofperson-ality and Social Psycholog,68(4), GB74|S.

    Hynes, A. M., & Berry, M. H. (1994). Bi-blio/Poetry therapy: The interactive process; Ahandbook. St. Cloud: North Star press.

    Johnston, C., & Mash, E. J. (2001). Families ofchildren with attention defi cit/hyperactivity dis-order: Review and recommendations for futureresearch. Clinical Child and Family psychologtReview, 4(3), 183-207.

    Kobasa, S. C. (1979). Stressful life events, per-sonality, and health: An inquiry into hardiness.Journal of Personality and Social psychologlt,37(t), r-11.

    Kobasa, S.C., Maddi, S. R., & Kahn, S. (19g2).Hardiness and health: A prospective study.Journal of Personality and Social psycholoEgt,42(t), t68-177.

    Maddi, S. R., & Harvey' R. H. (2006). Hardinessconsidered aross cultures. In p. T. p. Wong &

    :

    \

    r

    )

    II

    I

    1

    I

    i

    I

    I

  • r-392 PONOMBAN, NANIK, DAN YUNIAR

    L. C. J. Wong , Handbook of multicultural pers- Rabiner, D. (2002). ADHD and mothers psycho-pectives on stress and coping (pp. a09-a26). New logical distress: The importance of child be-York, NJ: Springer Publishing Company. havior and mothers feeling of control. Journal of

    Nanik (2003). Terapi MP, DM, dan obat terhadap the American Academy of Child and Adolescentpenurunan skor perilaku hiperaktivitas pada anak Psychiatry, 41,703-711.dengan GPPH. Tesis tidak diterbitkan, Univer- Rief S. (2003). The ADHD Book List. Cali-fornia:sitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jossey-Bass Teacher.

    Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., &- Greene, Rief, S. (2005). How to reach and teach childrenBeverly.(2005). PsikologiAbnormal (Jilid l,Ed. with ADD/ADHD: Practical techniques, stra-V ), (J. Murad, Pengalih Bahasa). Jakarta: Er- tegies, and interventions (2nd ed.). California:langga. Jossey-Bass Teacher.

    Omeri, A., Lennings, C., & Raymond, L. (2004). Robin, A. L. (1998). ADHD in adolescents: Diag-Hardiness and transformational coping in assy- nosis and treatment. New York: Guilford Press.lum seekers: The Afghan experience. Diversityin Health and Social Care, 1(l),21-30.

  • t-

    )-

    ,ftt

    n

    t-

    I:

    Petunjuk Bagi Penulis I Instruction to Authors

    l. Naskah berupa hasil penelitian atau pemikiran yang belum pemah dipublikasikan pada media cctak/elektronik lain. I All menuscripts erereseerch reports or in{epth reviewg book rcvicws, or olriturrics

    Sistematika naskalr hasil penelitian: I Rcscerch reports must follow thc usurl formrta. judul(10-16kata),namapenulis,lembagaafiliasipenulis,danalamat/e-maill e.title(10..16words),nrmeofruthor(s) institution,rnd

    rddrcsV c-mrilb. abstrakdalambahasalndonesiadanlnggris(penelitian:100-150kata,non-penelitian:75-l00kata)besertakatakuncil b. rbstrrct

    (rescerch report: 100-150 words, revicws: 75-1fl) words)c. pendahuluan: latar belakang, masalah dan telaah teori terkai! tujuan penelitian dan rasionale, hipotesis I c. introduction: brckground,

    rescerch problcm end rclcvlnt theorics! rcscerch purposc rnd mtionrlc, hypothcsismetode dan bahan penelitian I mcthod rnd rescarch substencelmrterialhasil dan bahasan, bila perlu simpulan tersendiri I rcsult end discussion, s.plmtc conclusion when nccesstrypustakaacuan.l rcfcrcilces

    Sistematika naskah hasil p€nelitian kualitatif atau pemikirar/kqiian khusus, dapat memakai altcmatif lain. I Quelitetivc reselrch reports mey

    Sitasi/acuan sumber ditulis menurut gaya APA, seperti contoh berikut ini. I

    . usc e dilfcrcnUrclcvrnt formrt

    CitrJions should follow thc APA stylc, such rsMatsumoto dan Willingham (2006) menengarai bahwa para atlet pemenang medali perak menunjukkan senyum yang tercampurkesedihan...Ketika anak-anak transrasial yang diadopsi makin dewasa...tampak secara fisik berbeda dari orang tuanya ([re & Quintan4 2005)Ketika setiap subjek ... disebut cross over design (Kushner, 2002; Departnrcnt ofAnimal Science, 2001 ).Dahl (sitat dalam Miller, 2002) menyatakan bahwa tidur yang cukup.. . .Pustakarnanwajibdisesuaikan tatatulismenurutPz6/icationMamuloftleAnericanPsltchologicalAssuiation(200l,5thed.),al.. I

    Rcfcrenccs should follow thc APA ( 2fi)1,5t cd.) Rcfercncc Stylc, such asa. Buku dcngro srtu pcnulis I e. Book with one euthor

    Cresswell, J. W. (2005). Educatiotul research: Planning, condacting, and evahnting quanliralive and qtnlitative research. Upper SaddleRiver, New Jersey: Pcarson EducatiorU Inc.

    b. Buku dcngrn due etru lcbih pcnulis IAndradc, J. , & May, J. (2004). Cognitive psycholop. london: BIOS Scientific Publishers, Taylor and Francis Group.

    c. Krrye drlem rntologiAumpulen tulisrn/buku I c. Rcfcrcncc in en cditcd bookKop, W. J. (2m5). Psychological interventions in patients with coronary heart disease. In L. C. James & R. A. Folen (Eds.), Tlu pnnary

    care consuhanl: The nextfrontierfor psychologists in hospitals and clinics (pp. 6l-81). Washington, DC: American PsychologicalAssociatioo.

    d. f,nsiLlopcdi' krmus, buku suntingen (trnpr pcnganng) I d. f,ncyclopcdir, dictionrry, cditcd book with no ruthorAgnes, M. (Ed). (2m2). Webster's rew world dictiitrury and theasurus (2nd ed.). New York: Hungry Minds, Inc.VandenBos, G.R. @d. in Chief). Q007). APA dictionary {psyftology. Washingtoq DC: American Psychological Associarion.

    e. Bukudcngrnpenulisdenpencrbitsrmr I c. BookwiththesemceuthorendpublisherAmcrican Psychiatric Assoiation. (1994). Diognostic and statistical monual oJncntal disorders (4th ed.). Washington, DC: Aulhor.

    f. Dokumcn rcsmi pcmcrinteh yeng diicrtlitlon olch smtu pcncrbit trnpl pcngreng drn lcmbegr I f. Govcrnmcnt documcntrrttdang-rJndang Repubtik rndonesia Nomor 20 rahun teee, pamt 4 (2) ,r,r,r *,",1[il)ffi:i,;ej:]'itil:$]J."0#1"'n"stitution

    g. Xrryr yrDg ditulis dcngen surtu lcmbrge scbrgei pcngmngnyr I g. Works with the publishcr rs rutborUniversitas Surabaya. (2006). Pedotan akdemik Universilos Sura64,u. Surabaya: Penulis. Su6baye: Author

    h. Skripoi/Tcsis/Discrtasi I ' h. Finel project rcporUThcsis/DigscrtetionRahayu, Y. P' (2001). Rehtisitur jaksa penuntul umum dan kcpribadian otoritarian hakim dalam proses pemidanaan di Indonesia.

    Disertasi, tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Uniiersitas Gadjah Mada yogyakarta.Mrkrlrb drlem scminer, penrtrrrq lolokrrye ] i. Prpcrs prtscntcd in r rmineJ/other scicntific mcctiegdrvortrshopSi8, T. D., & Lasmono, H. K. (2003). Vark preference profile of university fteshrlatl Presented at Intemational Teachin[ physiology

    Workshop, llth National Meeting Indonesian Physiological Society/KoNirs IAIFI, in Denpasar, Octo6er l+.Karye tcrjemrhen I j. Tnnsletcd worksSaffe, J. P. (2m0). Psikologi in4jinasi (5.G. Sr*ur, Pengalih bhs.). Yograkarta: Yayasan Benhng BudayaMatsumoto, D. (1994). Pengantar psikologi lintas budaya (A. Aditomo, Pengalih bhs.). Yogyakarta: Pustaka pelajar & Institute for

    Community Bohavioral Change.k. Artikel dui jurnrl profcsiohel I k Articlc ir r pnofcssiontl journel

    b. Book with two or more ruthors

    Bitterman, M. E. (2006).CIassical conditioning since Pavlov. Review of Gercral Psycholop,t0(4),365-376.Martorell, G A-, & Bugental, D. B. (2006). Matemal variations in strcss reactivity: Im;licaiions for hanh parenting practices with very

    young children. Joorna I oJ Fami$, Psychologt, 209), &2{/7 .l. Artikcl deri herieny'mingguen/buhnu I l. Artictes in e ncwspepcrtvcct{y or nonthly migrzdncs

    Ada pengarang: Munsey, C, (2006, November). Improving student performance. Monitor on prycholog,pp.34-35.Tanpa pengarang: Materi kuliah ITB dapat diakses lEwat intemet. (2001, 15 November). Konpas,trtm:S.'

    'm. Artilcl drri Ioternct I m. Articlcs from thc Intcrnct

    Crocker, S. F. (2000). "l-Thou" and its role in Gestalt tlcrqy. Retieved July 14,2W5, fiom www.g-gej.org/4-?crocker.htsnlRidtards, T. (n.d.). Not iust a Wtty n& sys@m: Wttd a& hierarchbs oe really all abant tonlirrc]. netriwea Februry 20, 2006, tom

    http://www.qsrint€mdi;al.com/ resourceMiterature/unpublishedpapers/oflJ Oj;gA\eo/"2}prefif/A)Noilfio/A0System.pps