Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) Menggunakan ...
Higher Order Mathematical Thinking Single Subject pada...
Transcript of Higher Order Mathematical Thinking Single Subject pada...
Efektivitas Pemberian Challenging Mathematical Task terhadap
Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking
(Studi Single Subject pada Siswa Gifted)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Hania Rahmah
11140170000024
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
ii
iii
i
ABSTRAK
Hania Rahmah (11140170000024), “Efektivitas Pemberian Challenging
Mathematical Task terhadap Kemampuan Higher Order Mathematical
Thinking (Studi Single Subject pada Siswa Gifted)”. Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta , November 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan higher order
mathematical thinking siswa gifted sebelum, selama, dan sesudah diberikan
challenging mathematical task. Penelitian ini dilakukan di MTsN Depok pada
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Metode penelitian yang digunakan adalah
single subject research dengan desain A-B-A. Subjek penelitian ini adalah 3 siswa
yang termasuk kategori siswa gifted. Instrumen penelitian menggunakan tes
uraian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa kemampuan higher order
mathematical thinking tertinggi dari seluruh subjek diperoleh selama kondisi
intervensi (B). Kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted 1
dan 3 pada kondisi baseline 2 (A2) lebih tinggi dibandingkan baseline 1 (A1)
sedangkan kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted 2 pada
kondisi baseline 2 (A2) lebih rendah dibandingkan baseline 1 (A1). Secara umum,
kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pemberian challenging mathematical task
yang terdiri atas tahapan relate, investigate, communicate, evaluate, dan create
dapat meningkatkan kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted
pada indikator analyze, evaluate, dan create.
Kata Kunci: single subject research A-B-A, challenging mathematical task, higher
order mathematical thinking, siswa gifted.
ii
ABSTRACT
Hania Rahmah (11140170000024), "The Effectiveness of Giving Challenging
Mathematical Tasks to Higher Order Mathematical Thinking Skills (Single
Subjects Research on Gifted Students)". The Thesis of Mathematics Education
Department, Faculty of Tarbiya and Educational Sciences, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, November 2018.
This research aims to analyze higher order mathematical thinking skills of gifted
students before, during, and after being given challenging mathematical tasks.
This research was conducted at MTsN Depok in the odd semester of the
2018/2019 academic year. The research method used is single subject research
with A-B-A design. The subjects of this study were 3 students who were included
in the gifted student category. The research instrument used was a test. The
results of this study revealed that the highest order mathematical thinking skills of
all subjects were obtained during the intervention condition (B). Higher order
mathematical thinking skills of gifted 1 and 3 students at baseline 2 (A2) were
higher than baseline 1 (A1) while higher order mathematical thinking skills of
gifted 2 students at baseline 2 (A2) were lower than baseline 1 (A1). In general,
the conclusion of this study is that the giving of challenging mathematical tasks
consisting of stages of relate, investigate, communicate, evaluate, and create can
improve higher order mathematical thinking skills of gifted students which
includes analyzing, evaluating, and creating.
Keywords: single subject research A-B-A, challenging mathematical task, higher
order mathematical thinking, gifted student.
iii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pengatur alam semesta yang telah
melimpahkan berbagai nikmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat teriring salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, berserta keluarga, sahabat,
dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun proses penulisan skripsi ini dipenuhi oleh berbagai tantangan dan
hambatan, baik yang berasal dari keterbatasan penulis sampai dengan berbagai hal
lain. Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, motivasi,
dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses penyusunan
skripsi. Semoga Allah senantiasa menjaga dan memberkahi kehidupan Bapak.
4. Bapak Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Ibu Dedek Kustiawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi selama proses penyusunan skripsi. Semoga Allah senantiasa
menjaga dan memberkahi kehidupan Ibu.
iv
6. Bapak Firdausi, S.Si., M.Pd., selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis selama masa
perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan dan selalu memberikan
motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak
dan ibu ajarkan menjadi amal kebaikan yang tidak pernah terputus.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Bapak Muhammad Arif, M.Pd., Bapak Anang Jatmiko, M.Pd., Ibu Dyah
Sariningsih, M.Pd., Bapak Abdul Wafa, M.Pd., Ibu Deliana Hastuti Caniago,
M.Pd., Bapak Asep Saepullah, M.Pd., dan Bapak Djamaludin, M.Pd., yang
telah bersedia menjadi validator instrumen penelitian skripsi ini. Semoga
Allah membalas kebaikan ibu dan bapak dengan keberkahan yang berlimpah.
10. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, seluruh guru, dan staf MTsN Depok
yang telah memberikan izin, bantuan, arahan, motivasi, serta doa kepada
penulis selama melaksanakan penelitian. Semoga Allah membalas dengan
kebaikan yang banyak.
11. Adik-adik tersayang, Humam, Aura, dan Aqis yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini. Semoga Allah senantiasa menjaga semangat kalian dalam menuntut ilmu.
12. Ayahanda Drs. Bakhtiar dan Ibunda Saidah, S.Pd.I yang tidak pernah jemu
mendoakan, memberikan motivasi, dan terus mendukung penulis baik secara
moril maupun materil untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah
panjangkan umur ayah dan umi dalam keberkahan dan ketaatan kepadaNya.
13. Kakak-kakak tersayang, Muhammad Irfan Hidayat, Putri Aulia, Siti
Mawaddah, dan Puput Jannati Adnin yang selalu memotivasi dan mendoakan
penulis agar dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat tersayang selama masa perkuliahan dan seterusnya, Rohimatul
Hayati dan Aminatuzuhriah Rizki yang telah memberikan banyak bantuan,
motivasi, dan doa. Semoga Allah selalu melindungi kalian.
v
15. Sahabat baik, Cahya Nada Fauziyah, Reizia Savira Putri, Salma Hafizh, Dhea
Zahriyanih dan Jabbar Hidayatullah yang telah memberikan berbagai
bantuan, motivasi, inspirasi serta doa agar penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini. Semoga kalian senantiasa dalam lindunganNya.
16. Teman-teman seperjuangan, PMTK 2014 yang telah menjadi rekan terbaik
selama masa perkuliahan. Semoga Allah memberkahi segala urusan kalian.
17. Kakak dan adik tingkat di jurusan pendidikan matematika yang telah
memberikan berbagai bantuan, arahan, dan semangat, khususnya ka kiromin,
ka mia, ka anisa, ka rizvi, dan butar. Semoga Allah memberkahi segala
urusan kakak dan adik.
Ucapan terima kasih juga ditujukkan kepada semua pihak yang telah
memberikan berbagai bantuan, motivasi, dan doa yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu. Semoga Allah membalas segala kebaikan-kebaikan
tersebut dengan keberkahan yang banyak.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan penulis di masa mendatang.
Jakarta, November 2018
Penulis,
Hania Rahmah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................................. i
ABSTRACT ......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .............................................................................................. 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 8
A. Deskripsi Konseptual ............................................................................................ 8
1. Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking Siswa Gifted .................. 8
a. Pengertian Kemampuan Berpikir Matematis ........................................... 8
b. Pengertian Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking ........... 12
c. Indikator Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking .............. 15
d. Pengertian Siswa Gifted ......................................................................... 18
2. Challenging Mathematical Task .................................................................... 22
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 27
C. Kerangka berpikir ............................................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 31
B. Metode Penelitian ............................................................................................... 31
C. Subjek Penelitian ................................................................................................ 32
vii
D. Desain Penelitian ................................................................................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 34
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN .................................................. 45
A. Deskripsi Data ..................................................................................................... 45
1. Kondisi Baseline 1 (A1) ................................................................................ 45
a. Kemampuan HOMT pada Kondisi Baseline 1 ....................................... 45
b. Hasil Pengamatan Subjek pada Kondisi Baseline 1 ............................... 51
2. Kondisi Intervensi (B) ................................................................................... 53
a. Kemampuan HOMT pada Kondisi Intervensi ........................................ 53
b. Hasil Pengamatan Subjek pada Kondisi Intervensi ................................ 59
c. Deskripsi Tahapan Intervensi CMT ........................................................ 61
3. Kondisi Baseline 2 (A2) ................................................................................ 68
a. Kemampuan HOMT pada Kondisi Baseline 2 ....................................... 68
b. Hasil Pengamatan Subjek pada Kondisi Baseline 2 ............................... 73
4. Rekapitulasi Perolehan Data ......................................................................... 75
B. Analisis dalam Kondisi ....................................................................................... 77
C. Analisis antar Kondisi ......................................................................................... 82
D. Pembahasan ......................................................................................................... 88
E. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 92
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 93
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 93
B. Saran ................................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................................. 100
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Higher Order Thinking menurut Anderson
dan Krathwol ........................................................................................ 15
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Higher Order Thinking menurut Erman
Suherman dan Yaya Sukjaya K ........................................................... 16
Tabel 2.3 Indikator Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking ............ 18
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking ...... 34
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Higher Order Mathematical
Thinking ............................................................................................... 35
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan Higher Order
Mathematical Thinking ........................................................................ 39
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Analisis Deskriptif .......................................... 41
Tabel 3.5 Kriteria Effect Size ............................................................................... 44
Tabel 4.1 Skor Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Baseline 1 ..... 46
Tabel 4.2 Skor Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Intervensi .... 53
Tabel 4.3 Skor Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Baseline 2 .... 68
Tabel 4.4 Rekapitulasi Skor Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada
Kondisi Baseline 1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A2) ............. 75
Tabel 4.5 Data Panjang Kondisi .......................................................................... 77
Tabel 4.6 Estimasi Kecenderungan Arah Subjek G1, G2, dan G3 ...................... 79
Tabel 4.7 Analisis Kecenderungan Stabilitas....................................................... 79
Tabel 4.8 Jejak Data Kemampuan HOMT Subjek G1, G2, dan G3 .................... 80
Tabel 4.9 Level Stabilitas dan Rentang Subjek G1, G2, dan G3 ......................... 80
Tabel 4.10 Perubahan Level Subjek G1, G2, dan G3 ............................................ 80
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Kemampuan
HOMT Subjek G1 ................................................................................ 81
Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Kemampuan
HOMT Subjek G2 ................................................................................. 81
Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Kemampuan
HOMT Subjek G3 ................................................................................ 81
ix
Tabel 4.14 Data Jumlah Variabel yang Diubah .................................................... 82
Tabel 4.15 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ........................... 82
Tabel 4.16 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas ......................................... 82
Tabel 4.17 Perubahan Level Data ......................................................................... 83
Tabel 4.18 Data Persentase Overlap ..................................................................... 86
Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Analisis Visual antar Kondisi Kemampuan
Higher Order Mathematical Thinking Siswa Gifted 1 (G1) ............... 86
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil Analisis Visual antar Kondisi Kemampuan
Higher Order Mathematical Thinking Siswa Gifted 2 (G2) ............... 86
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Analisis Visual antar Kondisi Kemampuan
Higher Order Mathematical Thinking Siswa Gifted 3 (G3) ................ 87
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Effect Size .............................................................. 87
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Dasar Desain A-B-A ........................................................................ 33
Gambar 4.1 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 1 .............. 47
Gambar 4.2 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 1 ............... 47
Gambar 4.3 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 1 ............... 47
Gambar 4.4 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 1 ............. 48
Gambar 4.5 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 1 ............. 49
Gambar 4.6 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 1 ............. 49
Gambar 4.7 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 1 ............... 50
Gambar 4.8 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 1 ............... 50
Gambar 4.9 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 1 ............... 51
Gambar 4.10 Aktivitas Subjek G1, G2, dan G3 pada Baseline 1 ........................................ 53
Gambar 4.11 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Intervensi .............. 55
Gambar 4.12 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Intervensi .............. 55
Gambar 4.13 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Intervensi .............. 55
Gambar 4.14 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Intervensi ............. 57
Gambar 4.15 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Intervensi ............. 57
Gambar 4.16 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Intervensi ............. 57
Gambar 4.17 Jawaban G1 pada Soal Indikator Create Kondisi Intervensi ......................... 58
Gambar 4.18 Jawaban G2 pada Soal Indikator Create Kondisi Intervensi ......................... 58
Gambar 4.19 Jawaban G3 pada Soal Indikator Create Kondisi Intervensi ......................... 58
Gambar 4.20 Aktivitas Subjek G1, G2, dan G3 pada Intervensi .......................................... 61
Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan G1 pada Tahap Relate .......................................................... 61
Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan G2 pada Tahap Relate .......................................................... 62
Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan G3 pada Tahap Relate .......................................................... 62
Gambar 4.24 Hasil Pekerjaan G1 pada Tahap Investigate ................................................... 63
Gambar 4.25 Hasil Pekerjaan G2 pada Tahap Investigate ................................................... 63
Gambar 4.26 Hasil Pekerjaan G3 pada Tahap Investigate ................................................... 63
Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan G1 pada Tahap Evaluate ...................................................... 64
Gambar 4.28 Hasil Pekerjaan G2 pada Tahap Evaluate ...................................................... 64
Gambar 4.29 Hasil Pekerjaan G3 pada Tahap Evaluate ...................................................... 65
Gambar 4.30 Hasil Pekerjaan G1 pada Tahap Communicate .............................................. 66
Gambar 4.31 Hasil Pekerjaan G2 pada Tahap Communicate .............................................. 66
xi
Gambar 4.32 Hasil Pekerjaan G3 pada Tahap Communicate ............................................. 66
Gambar 4.33 Hasil Pekerjaan G1 pada Tahap Create ........................................................ 67
Gambar 4.34 Hasil Pekerjaan G2 pada Tahap Create ........................................................ 67
Gambar 4.35 Hasil Pekerjaan G3 pada Tahap Create ........................................................ 67
Gambar 4.36 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 2 ............. 70
Gambar 4.37 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 2 ............. 70
Gambar 4.38 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Analyze Kondisi Baseline 2 ............. 70
Gambar 4.39 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 2 ............ 71
Gambar 4.40 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 2 ........... 71
Gambar 4.41 Jawaban G pada Butir Soal Indikator Evaluate Kondisi Baseline 2 ............. 71
Gambar 4.42 Jawaban G1 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 2 .............. 72
Gambar 4.43 Jawaban G2 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 2 .............. 73
Gambar 4.44 Jawaban G3 pada Butir Soal Indikator Create Kondisi Baseline 2 .............. 73
Gambar 4.45 Aktivitas subjek G1, G2, dan G3 pada Baseline 2 .......................................... 75
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Baseline 1 .............. 46
Grafik 4.2 Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Intervensi ........... 54
Grafik 4.3 Kemampuan HOMT G1, G2, dan G3 pada Kondisi Baseline 2 ........... 68
Grafik 4.4 Rekapitulasi Persentase Data Keseluruhan Kondisi (A-B-A)
Kemampuan HOMT Subjek G1, G2, dan G3 ...................................... 76
Grafik 4.5 Kecenderungan Arah Data Kemampuan HOMT Subjek G1 ............... 77
Grafik 4.6 Kecenderungan Arah Data Kemampuan HOMT Subjek G2 ............... 78
Grafik 4.7 Kecenderungan Arah Data Kemampuan HOMT Subjek G3 .............. 78
Grafik 4.8 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Subjek G1 ... 83
Grafik 4.9 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Subjek G1 ... 84
Grafik 4.10 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Subjek G2 ... 84
Grafik 4.11 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Subjek G2 ... 85
Grafik 4.12 Data Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) ke Intervensi (B) Subjek G3 ... 85
Grafik 4.13 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline 2 (A2) Subjek G3 ...... 86
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kerja Siswa (Challenging Mathematical Task) ................. 100
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Higher Order Mathematical
Thinking (HOMT) Sebelum CVR .................................................... 127
Lampiran 3 Form Penilaian CVR ....................................................................... 128
Lampiran 4 Rekapitulasi dan Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR ....... 138
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Higher Order Mathematical
Thinking (HOMT) Setelah CVR ...................................................... 141
Lampiran 6 Instrumen Tes Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking .... 142
Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Higher Order
Mathematical Thinking (HOMT) ..................................................... 150
Lampiran 8 Biodata Subjek Penelitian ................................................................ 170
Lampiran 9 Hasil Tes IQ Subjek Penelitian ........................................................ 171
Lampiran 10 Catatan Lapangan ............................................................................ 173
Lampiran 11 Foto Kegiatan Penelitian ................................................................. 182
Lampiran 12 Waktu Pengerjaan Instrumen HOMT pada Setiap Sesi ................... 184
Lampiran 13 Perhitungan Kecenderungan Stabilitas ............................................ 185
Lampiran 14 Perhitungan Uji-t Satu Pihak ............................................................ 188
Lampiran 15 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 189
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 197
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 198
Lampiran 18 Hasil Uji Plagiasi ............................................................................. 199
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan bagian penting dari kehidupan manusia mulai dari
perhitungan sederhana dalam kehidupan sehari-hari sampai dengan berbagai
konsep matematika tingkat lanjut yang menjadi dasar perkembangan teknologi
dan perhitungan ekonomi. Melihat pentingnya matematika dalam kehidupan
manusia, maka tidak salah jika matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib dipelajari oleh siswa di Indonesia mulai dari jenjang sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas.
Selanjutnya, terkait dengan pembelajaran matematika di Indonesia,
Permendikbud No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan bahwa tujuan pencapaian kompetensi matematika adalah
agar siswa memiliki sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.1
Aspek-aspek dalam tujuan pembelajaran matematika ini termasuk ke dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagaimana menurut The Australian Council
for Educational Research (ACER) yang mendefinisikan kemampuan berpikir
tingkat tinggi sebagai proses menganalisis, merefleksi, memberikan argumen,
menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, dan menciptakan.2 Secara
spesifik, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam matematika disebut sebagai
higher order mathematical thinking (HOMT). Menurut Hassan dkk. HOMT dapat
menjadi keterampilan kognitif dalam situasi baru dan digunakan untuk
memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.3 Oleh karena
itu, HOMT siswa penting untuk ditingkatkan.
1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
tersedia di www.bsnp-indonesia.org diakses pada 1 Juni 2018.
2 I wayan Widana, Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS), (Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017), h.3-4.
3 Siti Ruzila Hasan, Roslinda Rosli dan Effandi Zakaria, The Use i-Think Map and Questioning
to Promote Higher Order Thinking Skill in Mathematics, Scientific Research Publishing, 7, 2016,
h.1070.
2
Penggunaan keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
karakteristik umum dari siswa yang sangat cerdas.4 Siswa yang sangat cerdas
dengan kemampuan diatas rata-rata sering disebut sebagai siswa gifted. Lebih
khusus jika kemampuan di atas rata-rata siswa ini adalah kemampuan berpikir
matematis maka siswa ini disebut sebagai siswa dengan mathematical giftedness.
Dengan kemampuan ini, siswa gifted akan memiliki peran penting pada
perkembangan berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Asumsi ini terbukti
secara empiris berdasarkan hasil studi selama puluhan tahun yang dilakukan oleh
Studies of Mathematically Precocious Youth—SMPY yang disebutkan dalam
Mhlolo, didapatkan bahwa ternyata seseorang dengan kemampuan berpikir
matematis yang tinggi memegang peran penting dalam kemajuan kehidupan abad
21 khususnya dalam bidang ekonomi.5 Adapun di Indonesia, secara individual
telah nampak hasil yang dicapai oleh siswa-siswa gifted antara lain mereka
berhasil meraih sejumlah medali emas Olimpiade bidang Matematika, Sains, dan
Teknologi tingkat internasional.6 Salah satu contohnya yaitu prestasi yang
didapatkan oleh Made Tantrawan. Made tercatat sebagai peraih medali pada
Olimpiade Matematika Internasional di Bulgaria selama 3 tahun berturut turut dan
mampu menyelesaikan pendidikan S1 nya dalam waktu 3 tahun 4 bulan dan
menjadi satu-satunya mahasiswa yang lulus dengan IPK 4,00 di antara 1.598
lulusan sarjana dan ahli madya UGM pada Mei 2013.7 Prestasi lain yang juga
berhasil diraih oleh salah seorang siswa gifted di Indonesia adalah bahwa ia
mampu menjadi seorang mahasiswa pada usia 15 tahun setelah sebelumnya
mengikuti kelas akselerasi.8 Berdasarkan pemaparan tersebut, terlihat bahwa
4 Gary A. Davis, Anak Berbakat dan Pendidikan Keterbakatan, (Jakarta: PT Indeks, 2012),
h.31
5 Michael Kainose Mhlolo, Regular Classroom Teachers’ Recognition And Support Of The
Creative Potential Of Mildly Gifted Mathematics Learners, ZDM Mathematics Education, 2016,
h.1.
6 Stanley P. Dewanto dan Dianne Amor Kusuma, Meningkatkan Kemampuan Matematika
Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Program Akselerasi Melalui Problem-Based Learning,
(http://repository.unpad.ac.id/id/eprint/2294). h.4.
7 DetikNews, Resep Made Juara Olimpiade Internasional dan Lulus dengan IPK 4,00, 2017, tersedia di
www.news.detik.com diakses pada 1 Desember 2017.
8 Patricia Lestari Taslim, Peninjauan Ulang Penghapusan Program Akselerasi Bagi Pelayanan
Kebutuhan Belajar pada Anak Gifted, (Makalah dipresentasikan pada Seminar Internasional
Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7, 2017), h.579.
3
siswa gifted mampu meraih berbagai pencapaian. Oleh karena itu, penting untuk
mengembangkan potensi siswa gifted secara maksimal hingga nantinya siswa ini
dapat melakukan berbagai inovasi untuk kemajuan dunia.
Salah satu cara mengembangkan potensi siswa gifted adalah melalui program
pendidikan yang tepat. Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional
tahun 2003 pasal 5 ayat 4 disebutkan bahwa “warga negara yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”.9
Pendidikan khusus bagi siswa gifted di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak
awal tahun 1980-an dengan lebih menitikberatkan pada bidang studi sains dan
matematika, kemudian didirikan sekolah khusus bagi siswa gifted yang diawali
oleh Sekolah Menengah Atas Nusantara tahun 1990, baru kemudian pada tahun
2000 program akselerasi mulai dilaksanakan.10
Melalui peraturan perundang-
undangan dan fakta empiris tersebut, terlihat bahwa pemerintah Indonesia telah
menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan potensi siswa gifted.
Di sisi lain, National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) dalam
Sheffield menyatakan bahwa siswa gifted dalam dunia pendidikan masih
cenderung terabaikan dalam hal pengembangan potensinya.11
Adapun di
Indonesia, Menurut Asosiasi Penyelenggara, Pengembang, dan Pendukung
Pendidikan Khusus untuk Siswa Cerdas Istimewa dan Berbakat Istimewa
(Asosiasi CI+BI) terdapat 1,3 juta anak usia sekolah yang berpotensi gifted-
talented namun baru 9.500-an anak yang mendapat layanan khusus berupa
program akselerasi (data tahun 2009).12
Menurut Dewanto dan Kusuma, proses
pembelajaran di Indonesia cenderung belum memperhatikan perbedaan
kecakapan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Disadari atau tidak, siswa
diberikan perlakuan yang sama sehingga dalam proses pembelajaran seperti ini
ada kemungkinan potensi siswa gifted tidak berkembang secara optimal. Lebih
9 UU No 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tersedia di
www.kelembagaan.ristekdikti.go.id. Diakses pada 1 Desember 2017.
10
Dewanto, Op.Cit., h.4.
11
Linda Jensen Sheffield, Dangerous Myths About “Gifted” Mathematics Students, ZDM
Mathematics Education, 2016, h.7.
12
Pikiran Rakyat, 1,3 Juta Anak Cerdas Istimewa, 2017, tersedia di www.pikiran-rakyat.com
diakses pada 1 Agustus 2017.
4
lanjut Dewanto dan Kusuma menyebutkan bahwa masih banyak siswa gifted di
Indonesia yang prestasinya masih terpendam karena tidak mendapatkan perlakuan
yang sesuai dengan bakat yang mereka miliki.13
Adapun menurut Budiman dan
Jailani, tugas yang diberikan oleh guru sangat mempengaruhi perkembangan
keterampilan berpikir siswa namun pada kenyataannya tugas atau soal yang
diberikan di sekolah cenderung lebih banyak hanya menguji aspek ingatan siswa
saja dan kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi.14
Lebih lanjut
menurut Winarso, pembelajaran di kelas masih cenderung berpusat pada guru,
menggunakan pendekatan ekspositori, latihan-latihan yang diberikan masih
bersifat rutin dan tidak menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi.15
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terlihat bahwa masih banyak siswa
gifted yang belum memperoleh program pendidikan yang tepat dan belum dapat
mengoptimalkan potensinya secara penuh terutama dalam kemampuan berpikir
tingkat tinggi karena pembelajaran di kelas belum memperhatikan perbedaan
kecakapan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh siswa, tugas-tugas yang diberikan
di kelas cenderung tidak melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan
pembelajaran di kelas cenderung masih berpusat pada guru.
Pada saat melaksanakan program Praktik Profesi Keguruan Terpadu, penulis
mewawancarai seorang guru matematika yang mengajar siswa gifted di kelas
heterogen. Adapun hasil wawancara tersebut antara lain beliau mengatakan bahwa
pendekatan pembelajaran yang sering beliau terapkan di kelas adalah pemecahan
masalah dan terkadang dengan metode ekspositori. Lebih lanjut beliau
mengatakan bahwa pembelajaran matematika yang beliau terapkan belum
memperhatikan perbedaan kecakapan, minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa.
Pembelajaran yang diterapkan lebih memandang kemampuan siswa secara umum
karena sulit jika memperhatikan satu per satu. Adapun kendala yang beliau
13 Dewanto, Op.Cit., h.3
14
Agus Budiman dan Jailani, Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking Skill
(HOTS) pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester 1, Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, Volume 1 - Nomor 2, 2014, h.141.
15
Widodo Winarso, Membangun Kemampuan Berfikir Matematika Tingkat Tinggi melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, dan Induktif-Deduktif dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal
EduMa Vol.3 No.2, Desember 2014, ISBN 2086-3918, h.99.
5
rasakan ketika mengajar kelas yang di dalamnya terdapat siswa gifted adalah
terkadang siswa tersebut terlihat jenuh dan tidak memperhatikan pembelajaran
yang sedang berlangsung sehingga beliau terkadang memberikan secara khusus
soal-soal non rutin kepada siswa tersebut saat pembelajaran di kelas sedang
berlangsung. Hasil wawancara ini menjadi salah satu gambaran khusus tentang
pembelajaran bagi siswa gifted di suatu kelas heterogen dimana sudah ada sedikit
upaya untuk memfasilitasi kemampuan siswa gifted walaupun mungkin belum
optimal dikarenakan guru masih menerapkan strategi pembelajaran dengan
melihat kemampuan siswa secara umum.
Berdasarkan penjelasan diatas, terlihat bahwa siswa gifted merupakan aset
yang dimiliki masyarakat untuk kemajuan kehidupan di masa mendatang sehingga
potensi yang dimilikinya harus difasilitasi program pendidikan yang tepat
sehingga dapat berkembang secara optimal, namun pada kenyatannya program
yang tepat masih sangat sedikit dan belum mewadahi siswa gifted secara
keseluruhan. Salah satu alternatif solusi dari situasi ini khususnya bagi siswa
dengan mathematical giftedness adalah diberikannya challenging mathematical
task, sebagaimana Singer, dkk. dalam buku Research On and Activities For
Mathematically Gifted Students merekomendasikan pemberian Challenging
Mathematical Task sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa
gifted.16
Challenging mathematical task merupakan suatu tugas matematika
menantang yang berbeda dari tugas-tugas rutin yang cenderung hanya bersifat
pengulangan. Potensi dari siswa gifted dapat terasah dengan diberikannya
challenging mathematical task, karena untuk mendapatkan solusi dari tugas ini
siswa gifted dituntut untuk berpikir dan berusaha lebih keras. Adapun untuk
memperoleh hasil deskripsi yang lebih rinci dari siswa gifted dengan
mengutamakan objektivitas dalam pengukuran serta memfokuskan pada data
individu sebagai sampel penelitian maka akan digunakan metode penelitian Single
Subject Research.17
16 Florence Mihaela Singer, L. Sheffield, V. Freiman, & M. Brandl, Research on and activities
for mathematically gifted students, (New York: Springer Nature, 2016), h.19.
17 David L. Gast dan Jennifer R. Ledford, Single Case Research Methodology, (Newyork:
Routledge, 2014), h.17.
6
Selanjutnya berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: “Efektivitas Pemberian Challenging Mathematical Task
terhadap Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking (Studi Single Subject
pada Siswa Gifted)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika di kelas masih cenderung tidak memperhatikan
perbedaan kecakapan, minat, dan bakat yang dimiliki oleh siswa sehingga
belum memfasilitasi perkembangan kemampuan higher order
mathematical thinking siswa gifted.
2. Tugas-tugas yang diberikan di kelas masih berupa soal rutin dan tidak
menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga tidak mendukung
peningkatan kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted.
3. Perangkat pembelajaran challenging mathematical task untuk siswa gifted
belum tersedia di sekolah.
4. Proses pembelajaran matematika di kelas masih cenderung berpusat pada
guru sehingga kemampuan higher order mathematical thinking siswa
gifted kurang berkembang.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan dari masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini antara lain:
1. Siswa gifted diidentifikasi berdasarkan skor IQ mengikuti teori yang
dikembangkan oleh Francoys Gagne
2. Subjek penelitian yaitu 3 siswa gifted
3. Challenging Mathematical Task meliputi tahapan:
a. Relating the task to what student already know
b. Investigating the problem
c. Evaluating the finding
d. Communicating the result
7
e. Creating new question to explore
4. Kemampuan higher order mathematical thinking yang diukur meliputi
dimensi analyze, evaluate, dan create
5. Materi Instrumen dan Lembar Kerja Siswa meliputi geometri, aljabar,
statistika, dan bilangan
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pemberian challenging mathematical task efektif terhadap
kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted?
2. Bagaimana kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted
sebelum, selama, dan sesudah diberikan challenging mathematical task?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
antara lain:
1. Untuk mengetahui efektivitas pemberian challenging mathematical task
terhadap kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted.
2. Untuk mengidentifikasi kemampuan higher order mathematical thinking
siswa gifted sebelum, selama, dan sesudah diberikan challenging
mathematical task.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan informasi mengenai efektivitas pemberian challenging
mathematical task terhadap peningkatan kemampuan higher order
mathematical thinking siswa gifted
b. Sebagai referensi untuk penelitian yang relevan
2. Manfaat Praktis
Pemberian challenging mathematical task diharapkan akan menjadi
salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan kemampuan higher order
mathematical thinking siswa gifted.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Depok yang beralamat di Jalan
Kampung Sawah No.31 Jatimulya, Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 – 18 September 2018
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah single subject research
(penelitian desain subjek tunggal). Menurut Sunanto dkk. desain penelitian
eksperimen secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
desain kelompok dan desain subjek tunggal. Desain kelompok memfokuskan pada
data yang berasal dari kelompok individu sedangkan desain subjek tunggal
memfokuskan pada data individu.1 Metode penelitian single subject research
dikembangkan oleh Juang Sunanto, Koji Takeuchi, Hideo Nakata berlandaskan
teori modifikasi perilaku dimana pengukuran variabel dilakukan pada subjek yang
sama dalam kondisi berbeda. Kondisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kondisi baseline dan kondisi intervensi. Kondisi baseline adalah kondisi dimana
pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan
intervensi apapun sedangkan kondisi intervensi adalah kondisi dimana suatu
intervensi diberikan dan target behavior diukur di bawah kondisi tersebut.2
Adapun penelitian dengan metode single subject research termasuk kategori
penelitian kuantitatif dimana target behavior selalu diukur secara kuantitatif dan
data kuantitatif tersebut akan dirangkum dan disajikan dalam bentuk grafik untuk
kemudian dianalisis.3
1 Juang Sunanto, Koji Takeuchi, dan Hideo Nakata, Pengantar Penelitian dengan Subjek
Tunggal, (Tokyo: CRICED University of Tsukuba, 2005), h.54.
2 Ibid., h.54.
3 Ibid., h.14 dan h.35
32
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa MTsN Depok yang termasuk ke
dalam kategori siswa gifted. Responden yang dijadikan subjek penelitian
berjumlah tiga orang. Adapun data-datanya adalah sebagai berikut:
1. Identitas Siswa Gifted 1 (G1)
Nama : A I F
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 2005
Usia : 13 Tahun
Skor IQ : 128
Prestasi :
Semi finalis Olimpiade MIPA tingkat nasional tahun 2014
Juara I Lomba Tahfizh Qur’an tingkat Kabupaten tahun 2014
2. Identitas Siswa Gifted 2 (G2)
Nama : H A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 30 Desember 2003
Usia : 14 Tahun
Skor IQ : 114
Prestasi :
Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2018
Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Kota Tahun 2017
Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kota Tahun 2014
3. Identitas Siswa Gifted 3 (G3)
Nama : R R A B M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Purworejo, 16 Juli 2004
Usia : 14 Tahun
Skor IQ : 116
Prestasi :
Juara 1 LKBBT Tingkat Kabupaten Tahun 2017
33
D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain reversal A-B-A.
Desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B.
Prosedur dasarnya tidak banyak berbeda dengan desain A-B hanya saja telah ada
pengulangan kondisi baseline. Mula-mula target behavior diukur secara kontinu
pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian setelah itu
dilakukan pengukuran pada kondisi intervensi (B). Selanjutnya dilakukan
pengukuran terhadap kondisi baseline yang kedua (A2). Penambahan kondisi
baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi
intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan
fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.4 Struktur dasar desain A-B-
A adalah seperti grafik berikut:
Gambar 3.1
Struktur Dasar Desain A-B-A
Pada kondisi baseline, siswa gifted diberikan instrumen kemampuan higher
order mathematical thinking (HOMT) 3-5 kali sampai data stabil kemudian pada
kondisi intervensi siswa diberikan terlebih dahulu challenging mathematical task
(CMT) baru kemudian diberikan instrumen kemampuan HOMT. Setelah data
kemampuan HOMT siswa pada kondisi intervensi stabil, pemberian CMT
dihentikan dan setelah beberapa waktu siswa kembali diberikan instrumen
kemampuan HOMT 3-5 kali. Setelah itu akan diambil kesimpulan apakah
pemberian CMT efektif terhadap kemampuan HOMT siswa gifted atau tidak.
4 Ibid., h.59.
34
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skor kemampuan
HOMT siswa gifted. Data tersebut diperoleh melalui pemberian tes kemampuan
HOMT sebelum, selama dan sesudah siswa gifted diberikan challenging
mathematical task.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data:
1. Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan higher order
mathematical thinking siswa gifted sedangkan variabel bebas yang digunakan
adalah pemberian challenging mathematical task.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga siswa MTsN
Depok yang termasuk ke dalam kategori siswa gifted.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen untuk mengukur
kemampuan higher order mathematical thinking.
Adapun kisi-kisi instrumen tes kemampuan higher order mathematical
thinking pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Tes Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking
No Dimensi Indikator
1 Analyze
(menganalisis)
Mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam
suatu hubungan
Mengecek ketepatan hubungan dan interaksi antar unsur-
unsur dalam soal, kemudian membuat keputusan sebagai
penyelesaiannya
Mengorganisasi kembali bentuk dan aturan-aturan
tertentu yang ada hubungannya dengan teknik
penyelesaian soal
2 Evaluate
(mengevaluasi)
Membuat pertimbangan atau penilaian berdasarkan suatu
kriteria dan standar
Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan
Mendeteksi kesesuaian prosedur untuk masalah yang
diberikan
35
3 Create
(membuat)
Menyusun unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi
struktur baru
Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
Membuat generalisasi suatu ide
Untuk memperoleh data kemampuan HOMT siswa gifted diperlukan
pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Adapun
pedoman penskoran tes kemampuan HOMT dalam penelitian ini diadaptasi dari
contoh pedoman penskoran holistik yang dibuat oleh Sumaryanta seperti pada
tabel berikut:5
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking
No Dimensi
HOMT
Indikator HOMT Respon Siswa Terhadap Soal Skor
1
Analyze
Mengidentifikasi
unsur-unsur yang
terkandung
dalam suatu
hubungan
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
secara tepat tetapi kurang lengkap
dan tidak memberikan solusi
penyelesaian atau tidak
mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
tetapi memberikan solusi
penyelesaian yang tepat
1
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
secara tepat dan lengkap, tetapi
tidak memberikan solusi
penyelesaian
2
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
secara tepat dan lengkap tetapi
memberikan solusi penyelesaian
yang kurang tepat
3
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
secara tepat dan lengkap serta
memberikan solusi penyelesaian
yang tepat
4
5 Sumaryanta, “Pedoman Penskoran”, Indonesia Digital Journal of Mathematics and
Education, Volume 2 Nomor 3, 2015, h.189.
36
Mengecek
ketepatan
hubungan dan
interaksi antar
unsur-unsur
dalam soal,
kemudian
membuat
keputusan
sebagai
penyelesaiannya
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
secara tepat tetapi tidak menentukan
keterkaitannya serta tidak
memberikan solusi penyelesaian
atau tidak mengidentifikasi unsur-
unsur yang diperlukan dalam
penyelesaian soal dan tidak
menentukan keterkaitannya tetapi
memberikan solusi penyelesaian
1
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
dan menentukan keterkaitannya
secara tepat tetapi tidak memberikan
solusi penyelesaian
2
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
dan menentukan keterkaitannya
secara tepat tetapi memberikan
solusi penyelesaian yang kurang
tepat
3
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
diperlukan dalam penyelesaian soal
dan menentukan keterkaitannya
serta memberikan solusi
penyelesaian secara tepat
4
Mengorganisasi
kembali bentuk
dan aturan-aturan
tertentu yang ada
hubungannya
dengan teknik
penyelesaian soal
Menentukan aturan-aturan tertentu
yang terkait dengan penyelesaian
soal secara tepat tetapi kurang
lengkap dan tidak memberikan
solusi penyelesaian atau tidak
menentukan aturan-aturan tertentu
yang terkait dengan penyelesaian
soal tetapi memberikan solusi
penyelesaian secara tepat
1
Menentukan aturan-aturan tertentu
yang terkait dengan penyelesaian
soal secara tepat dan lengkap tetapi
tidak memberikan solusi
penyelesaian
2
Menentukan aturan-aturan tertentu
yang terkait dengan penyelesaian
soal secara tepat dan lengkap tetapi
memberikan solusi penyelesaian
yang kurang tepat
3
37
Menentukan aturan-aturan tertentu
yang terkait dengan penyelesaian
soal secara tepat dan lengkap serta
memberikan solusi penyelesaian
yang tepat
4
2 Evaluate Membuat
pertimbangan
atau penilaian
berdasarkan
suatu kriteria dan
standar
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi tidak ada alasan
1
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang tepat
2
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang lengkap
3
Memberikan jawaban yang tepat
dan alasan lengkap
4
Menerima atau
menolak suatu
pernyataan
berdasarkan
kriteria yang
telah ditetapkan
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi tidak ada alasan
1
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang tepat
2
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang lengkap
3
Memberikan jawaban yang tepat
dan alasan lengkap
4
Mendeteksi
kesesuaian
prosedur untuk
masalah yang
diberikan
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi tidak ada alasan
1
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang tepat
2
Memberikan jawaban yang tepat
tetapi alasan kurang lengkap
3
Memberikan jawaban yang tepat
dan alasan lengkap
4
3
Create
Menyusun unsur-
unsur atau
bagian-bagian
menjadi struktur
baru
Membuat struktur baru secara
kurang tepat
1
Membuat struktur baru secara tepat
tetapi tidak lengkap berdasarkan
unsur-unsur yang tersedia
2
Membuat struktur baru secara tepat
tetapi kurang lengkap berdasarkan
unsur-unsur yang tersedia
3
Membuat struktur baru secara tepat
dan lengkap berdasarkan unsur-
unsur yang tersedia
4
Merancang suatu
cara untuk
menyelesaikan
masalah
Menemukan hal-hal penting untuk
membuat alternatif jawaban
1
Memberikan alternatif jawaban
berdasarkan konsep matematika
yang telah dipelajari, tetapi langkah
2
38
penyelesaian kurang tepat
Memberikan alternatif jawaban
berdasarkan konsep matematika
yang telah dipelajari, tetapi ada
langkah penyelesaian yang keliru
3
Memberikan alternatif jawaban
berdasarkan konsep matematika
yang telah dipelajari, dan langkah
penyelesaian benar dan lengkap
4
Membuat
generalisasi suatu
ide
Menemukan hal-hal penting untuk
membuat generalisasi suatu ide
1
Memberikan generalisasi dari suatu
ide tetapi langkah penyelesaian
kurang tepat
2
Memberikan generalisasi dari suatu
ide tetapi langkah penyelesaian
kurang lengkap
3
Memberikan generalisasi dari suatu
ide dengan langkah penyelesaian
yang benar dan lengkap
4
Instrumen tes yang telah dibuat berdasarkan kisi-kisi tes Tabel 3.1 sebelum
digunakan untuk penelitian diuji terlebih dahulu validitasnya dengan uji validitas
isi. Validitas isi dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat para ahli
mengenai kesesuaian indikator dan butir soal yang dikembangkan.
Dalam penelitian ini ada 7 ahli matematika yang berpartisipasi untuk
menilai kevaliditasan isi dari 39 soal uraian yang telah dibuat peneliti. Hasil
validitas ini digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki instrumen penelitian.
Perbaikan yang dilakukan diantaranya:
1. Memperbaiki redaksi soal agar mudah dipahami siswa
2. Memodifikasi soal yang dianggap kurang realistis
Metode perhitungan validitas isi yang digunakan peneliti adalah metode
CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai
berikut:6
6 C.H. Lawshe, “A Quantitative Approach to Content Validity”, Personal Psychology, INC.,
1975, h.567.
39
Keterangan:
CVR : Konten Validasi Rasio
: Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial
N : Jumlah penilai
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada setiap item soal. Jika nilai
CVR tidak memenuhi signifikasi statistik yang ditentukan dari tabel minimum
CVR Lawshe, item soal tersebut tidak valid dan akan dihilangkan atau diperbaiki.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 29 butir soal valid dan 10 butir soal
tidak valid. Berikut disajikan hasil uji validitas 7 orang ahli pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan Higher Order Mathematical
Thinking
No
Soal E TE TR N nc N/2
(nc –
N/2)
Nilai
CVR
Minimum
Skor Kesimpulan Keputusan
1 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
2 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
3 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
4 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
5 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
6 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
7 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
8 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
9 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
10 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
11 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
12 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
13 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
14 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
15 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
16 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
17 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
18 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
19 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
20 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
40
21 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
22 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
23 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
24 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
25 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
26 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
27 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
28 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
29 4 1 2 7 4 3,5 0,5 0,14 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
30 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
31 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
32 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
33 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
34 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
35 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
36 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
37 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
38 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
39 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
G. Teknik Analisis Data
Data kemampuan HOMT siswa gifted diperoleh melalui pemberian skor pada
masing-masing instrumen berdasarkan pedoman penskoran kemudian skor yang
diperoleh diubah menjadi bentuk persentase menggunakan rumus:
Adapun penelitian eksperimen dengan subjek tunggal menggunakan analisis
statistik deskriptif sederhana dan analisis visual.7 Teknik analisis deskriptif
meliputi analisis deskriptif ukuran kecenderungan seperti rata-rata dan median.
Interpretasi skor analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini merujuk
pendapat Asep Jihad dan Abdul Haris yang disajikan dalam tabel 3.4 berikut: 8
7 Sunanto, dkk. Op.Cit., h.93.
8 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.Cit. h.131
41
Tabel 3.4
Klasifikasi Interpretasi Analisis Deskriptif
Nilai Keterangan
90 – 100 Sangat Baik
70 – 89 Baik
50 – 69 Cukup
30 – 49 Kurang
10 – 29 Sangat Kurang
Adapun analisis visual dalam penelitian dengan desain subjek tunggal terbagi
menjadi dua bagian yaitu analisis visual dalam kondisi dan analisis visual antar
kondisi. Analisis visual dalam kondisi berarti menganalisis perubahan data dalam
satu kondisi saja yaitu kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan analisis
visual antar kondisi berarti menganalisis perubahan data pada dua kondisi.9
Adapun analisis visual dalam kondisi meliputi enam komponen, yaitu: 10
1. Panjang kondisi
Panjangnya kondisi dilihat dari banyaknya data point atau skor pada setiap
kondisi. Banyaknya data point yang harus ada pada setiap kondisi bergantung
pada masalah penelitian dan intervensi yang diberikan. Panjang dari kondisi
baseline umumnya tiga atau lima data point namun yang menjadi pertimbangan
utama adalah tingkat kestabilannya. Adapun panjang kondisi intervensi
bergantung pada jenis intervensi yang diberikan dan dampak dari intervensi
tersebut. Meskipun demikian, tidak ada aturan yang tegas tentang panjang dan
pendeknya kondisi. Pertimbangan harus diambil secara tepat baik secara teoritis
maupun praktis.
2. Estimasi kecenderungan arah
Terdapat tiga macam kecenderungan arah grafik (trend) yaitu meningkat,
mendatar, dan menurun. Adapun cara untuk menentukan kecenderungan arah
grafik yaitu metode freehand dan metode belah dua (split-middle).
Metode freehand adalah mengamati secara langsung data point pada suatu
kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data point menjadi dua
bagian sedangkan metode belah dua menggunakan kecenderungan arah grafik
9 Sunanto, dkk. Op.Cit, h.96.
10
Ibid., h.93-112.
42
berdasarkan median data point nilai ordinatnya. Metode belah dua cenderung
lebih reliabel dibanding metode freehand sehingga penggunaannya lebih
disarankan.
3. Kecenderungan stabilitas
Untuk menentukan tingkat stabilitas data biasanya digunakan persentase
penyimpangan dari mean sebesar (5, 10, 12, dan 15%). Persentase penyimpangan
terhadap mean yang digunakan untuk menghitung stabilitas digunakan yang kecil
(10%) jika data mengelompok di bagian atas dan digunakan persentase besar
(15%) jika data mengelompok di bagian tengah maupun bagian bawah. Berikut ini
contoh cara menentukan kecenderungan stabilitas dengan menggunakan kriteria
stabilitas 15%:
1) Tentukan rentang stabilitas dengan mengalikan skor tertinggi dan kriteria
stabilitas
2) Hitunglah mean level (jumlah data dibagi banyaknya data)
3) Tentukan batas atas dengan cara:
mean level + setengah dari rentang stabilitas
4) Tentukan batas bawah dengan cara:
mean level – setengah dari rentang stabilitas
5) Menghitung persentase stabilitas data point pada kondisi baseline (A) yang
berada dalam rentang stabilitas dilakukan dengan cara membagi banyaknya
data point yang ada dalam rentang dengan banyaknya data point . Jika
persentase stabilitas sebesar 85% - 90% dikatakan stabil sedangkan jika
dibawah 85% maka dikatakan tidak stabil.
4. Jejak data
Kecenderungan jejak data ditentukan sama dengan kecenderungan arah yang
telah ditentukan sebelumnya namun dirinci lebih detail waktu terjadinya
peningkatan, penurunan, ataupun keadaan mendatar.
5. Level stabilitas dan rentang
Level stabilitas dinyatakan dengan stabil atau tidak stabil, sesuai dengan
perhitungan kecenderungan stabilitas yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun
rentang ditentukan dari banyaknya data terendah sampai tertinggi.
43
6. Level perubahan
Menentukan level perubahan dilakukan dengan cara menghitung selisih
antara data pada hari pertama dan data pada hari terakhir dari masing-masing
kondisi dan tentukan arahnya menaik atau menurun kemudian beri tanda (+) jika
membaik, (-) memburuk, dan (=) jika tidak ada perubahan.
Adapun analisis visual untuk antar kondisi meliputi lima komponen, yaitu: 11
1. Jumlah variabel yang diubah
Dalam analisis visual antar kondisi, mula-mula harus diidentifikasi jumlah
variabel yang ingin diubah. Contohnya dalam penelitian ini variabel yang ingin
diubah berjumlah satu yaitu kemampuan berpikir matematis siswa gifted.
2. Perubahan kecenderungan dan efeknya
Kecenderungan masing-masing kondisi yang sebelumnya telah didapatkan
kemudian dibandingkan satu sama lain dan diidentifikasi efeknya.
3. Perubahan stabilitas
Stabilitas masing-masing kondisi yang sebelumnya telah didapatkan
kemudian dibandingkan satu sama lain.
4. Perubahan level
Langkah-langkah untuk menentukan perubahan level antara lain:
1) Menentukan berapa besar data point (skor) pertama dan terakhir dalam suatu
kondisi
2) Kurangi data yang besar dengan data yang kecil
3) Tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang membaik atau
memburuk sesuai dengan tujuan intervensi atau pengajarannya.
5. Data overlap
Langkah-langkah untuk menentukan overlap data pada kondisi baseline (A)
dengan intervensi (B) antara lain:
1) Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline
2) Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi (B) yang berada pada
rentang kondisi (A) (1)
11 Ibid., h.114-116
44
3) Perolehan pada langkah (b) dibagi dengan banyaknya data point dalan
kondisi (B) kemudian dikalikan 100. Semakin kecil persentase overlap
maka makin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.
Adapun kriteria efektivitas pemberian CMT terhadap kemampuan HOMT
siswa gifted yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan perbedaan
rata-rata yang diperoleh masing-masing siswa pada kondisi baseline dan
intervensi serta perhitungan effect size dari skor yang didapatkan subjek pada
masing-masing kondisi. Menurut Ruseffendi, jika rata-rata kemampuan subjek
yang menerima suatu intervensi lebih besar daripada kemampuan subjek yang
tidak mendapatkan intervensi, maka kesimpulan yang bersesuaian dengan hasil
ialah pernyataan bahwa penggunaan suatu intervensi efektif. 12
Sejalan dengan
pendapat tersebut, Gast dan Ledford juga menyatakan bahwa efektivitas suatu
intervensi dalam metode single subject research dapat dilihat dari perbedaan
antara dua kondisi yang berdampingan. Suatu intervensi dikatakan efektif jika
terdapat perbedaan antara kondisi baseline dan intervensi.13
Adapun menurut
Olejnik dan Algina dalam Santoso effect size merupakan ukuran mengenai
besarnya efek suatu variabel pada variabel lain.14
Kriteria effect size menurut
Gravetter dan Wallanu dalam Kadir yaitu:15
Tabel 3.5
Kriteria Effect Size
Nilai Effect Size Keterangan
Efek kecil
Efek sedang
Efek besar
12 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya,
(Bandung: Tarsito, 2010), h.249.
13
David L. Gast dan Jennifer R. Ledford, Op.Cit., h.190
14
Agus Santoso, “Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma”, Jurnal Penelitian Vol. 14, No. 1, 2010, h.3.
15
Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Press, 2018), cet.3, h.319.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara umum kesimpulan
penelitian ini adalah bahwa pemberian challenging mathematical task yang terdiri
atas tahapan relate, investigate, communicate, evaluate, dan create dapat efektif
meningkatkan kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted yang
meliputi analyze, evaluate, dan create.
Secara khusus, kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted
1 dan gifted 3 sebelum diberikan challenging mathematical task dalam kategori
sangat kurang baik, dimana siswa cenderung belum terbiasa dengan soal-soal
higher order mathematical thinking sehingga melakukan kesalahan dalam
memahami soal. Selanjutnya, selama dan setelah pemberian challenging
mathematical task, kemampuan higher order mathematical thinking siswa gifted 1
dan gifted 3 sudah mencapai kategori cukup dimana siswa mulai terbiasa dengan
soal-soal higher order mathematical thinking walaupun masih melakukan
beberapa kesalahan dalam memahami soal dan melakukan perhitungan.
Selanjutnya, kemampuan siswa gifted 2 sebelum dan selama pemberian
challenging mathematical task termasuk kategori sangat baik dimana secara
umum siswa gifted 2 memberikan jawaban yang tepat. Di sisi lain, setelah
pemberian challenging mathematical task kemampuan higher order mathematical
thinking siswa gifted 2 turun menjadi kategori baik dimana sebagian besar soal
dapat terjawab namun terdapat beberapa kekeliruan.
B. Saran
Berikut ini beberapa saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh:
1. Pemberian challenging mathematical task dapat menjadi salah satu alternatif
cara untuk meningkatkan kemampuan higher order mathematical thinking
siswa gifted
94
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang meneliti tentang challenging
mathematical task meliputi pokok bahasan lain, pengaruh terhadap
kemampuan berpikir matematis lain, atau jenjang sekolah yang berbeda.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abosalem, Yousef. Assessment Techniques and Students’ Higher-Order Thinking Skills.
International Journal of Secondary Education. 4. 2016.
Bakhri, Syaifulloh., dan Supriadi. “Peran Problem-Based Learning (PBL) dalam Upaya
Peningkatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Siswa dalam Pembelajaran
Matematika” Hasil Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2017.
Bar-On, Reuven., and Jacobus G. (Kobus) Maree., “In Search of Emotional–Social
Giftedness: A Potentially Viable and Valuable Concept” dalam Larisa V. Shavinina
(ed.), International Handbook on Giftedness. New York: Springer. 2009.
Budiman, Agus., dan Jailani. Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order Thinking
Skill (HOTS) pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas VIII Semester 1. Jurnal
Riset Pendidikan Matematika. 1. 2014.
Brookhart, Susan M. How to Assess Higher-Order Thinking Skills In Your Classroom.
Alexandria: ASCD. 2010.
Davis, Gary A. Anak Berbakat dan Pendidikan Keterbakatan. Jakarta: PT Indeks. 2012.
DetikNews. “Resep Made Juara Olimpiade Internasional dan Lulus dengan IPK 4,00”.
www.news.detik.com. diakses pada 1 Desember 2017.
Dewanto, Stanley P., dan Dianne Amor Kusuma. “Meningkatkan Kemampuan
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Program Akselerasi Melalui
Problem-Based Learning” http://repository.unpad.ac.id/id/eprint/2294. 2017.
Djamarah, Syaiful Bahri., dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta. 2010.
Effendi, Ramlan. Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada Pelajaran
Matematika SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 2. -
Faisal, Rizki. “Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher
Order Thinking Skill) Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Materi Matematika
Kelas VII SMP”. Skripsi pada Universitas Jember. 2015.
Gagne, Francoys. A Proposal for Subcategories Within Gifted or Talented Populations.
Gifted Child Quarterly. 1998.
Gast, David L. dan Jennifer R. Ledford. Single Case Research Methodology. Newyork:
Routledge. 2014.
96
Hamzah, Ali., dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Rajawali Press. 2014.
Hasan, Siti Ruzila., et.al., The Use i-Think Map and Questioning to Promote Higher
Order Thinking Skill in Mathematics. Scientific Research Publishing, 7. 2016.
Hendriana, Heris., dan Utari Soemarmo. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung:
PT Refika Aditama. 2014.
Idrus, Muhammad. Layanan Pendidikan bagi Anak Gifted. PSIKOPEDAGOGIA Jurnal
Bimbingan dan Konseling. 2. 2013.
Jensen, Eric. Memperkaya otak. Jakarta: Indeks. 2008.
Jihad, Asep., dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
2013.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Press. Cetakan ketiga. 2018.
Kadir dan Moria Fatma. Laporan Penelitian Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual
Tahun Anggaran 2016: Pengembangan Model Pembelajaran KADIR untuk
Meningkatkan Kemampuan Higher Order Mathematical Thinking. Jakarta:
PUSLITPEN LPPM UIN JAKARTA. 2016.
Karadag, Zekeriya. “Analyzing Students’ Mathematical Thinking In Technology-
Supported Environments”. Tesis pada Ontario Institute For The Studies In
Education Of The University Of Toronto. 2009.
Kemendikbud. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTS) Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
-----------. “Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi” tersedia di www.bsnp-indonesia.org. Diakses pada 1 Juni 2018.
-----------. “UU No 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional” tersedia di
www.kelembagaan.ristekdikti.go.id. Diakses pada 1 Desember 2017.
Kemdiknas. “Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki
Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa” tersedia di
www.kelembagaan.ristekdikti.go.id diakses pada 1 Agustus 2017.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
97
Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personal Psychology, INC.
1975.
Leavitt, Monita. Your Passport to Gifted Education. New York: Springer Nature. 2017.
Leikin, Roza. “Challenging Mathematics with Multiple Solution Tasks and Mathematical
Investigations in Geometry” dalam Y. Li dkk. (ed.), Transforming Mathematics
Instruction: Multiple Approaches and Practices Advances in Mathematics
Education, Switzerland: Springer International Publishing. 2014.
Mhlolo, Michael Kainose. Regular Classroom Teachers’ Recognition And Support Of
The Creative Potential Of Mildly Gifted Mathematics Learners. ZDM Mathematics
Education. 2016.
Muschla, Judith A., dan Gary Robert Muschla. Pedoman Praktis Tugas-Tugas
Matematika dengan Aplikasi Kehidupan Nyata Sehari-Hari Untuk SD. Jakarta: PT
Indeks. 2009.
NCTM. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM. 2000.
Pikiran Rakyat. “1,3 Juta Anak Cerdas Istimewa”. www.pikiran-rakyat.com diakses pada
1 Agustus 2017.
Ramirez, Rachel Patricia B., dan Mildred S. Ganaden. Creative Activities and Students’
Higher Order Thinking Skills. Education Quarterly. 2008.
Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya.
Bandung: Tarsito. 2010.
Santoso, Agus. Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-Penelitian di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Jurnal Penelitian. 14. 2010.
Semiawan, Conny. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo. 1997.
Sheffield, Linda Jensen. Dangerous Myths About “Gifted” Mathematics Students. ZDM
Mathematics Education. 2016.
------------------------------. Extending the challenge in Mathematics. California: Corwin
Press. 2003.
Shimizu, Yoshinori., et.al., (ed). Mathematical task in Classroom Around the World.
Rotterdam: Sense Publisher. 2010.
98
Singer, Florence., et.al., Research on and activities for mathematically gifted students.
New York: Springer Nature. 2016.
Sousa, David A. Bagaimana Otak Belajar. Jakarta: PT Indeks. 2011.
Suherman, Erman., dan Yaya Sukjaya K. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung:
Wijayakusumah 157. 1990.
Sullivan, Peter., et.al., “Classroom Culture, Challenging Mathematical Tasks and Student
Persistence”, Proceedings of the 36th annual conference of the Mathematics
Education Research Group of Australasia, Melbourne. 2013.
Sumarmo, Utari. Bahan Belajar Matakuliah Proses Berpikir Matematika Program S2
Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi 2012. Bandung: STKIP Siliwangi. 2012.
---------------------. “Pembelajaran Matematika Berbasis Pendidikan Karakter”. Prosiding
Seminar Nasional STKIP Siliwangi Bandung. 2011.
Sumaryanta. Pedoman Penskoran. Indonesia Digital Journal of Mathematics and
Education. 2. 2015.
Sunanto, Juang., et.al., Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Tokyo: CRICED
University of Tsukuba, 2005.
Suprijono, Agus. Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2016.
S., Yen, T., and Halili, S. H. Effective Teaching Of Higher-Order Thinking (HOT) in
Education. The Online Journal of Distance Education and e-Learning (TOJDEL).
3. 2015.
Taslim, Patricia Lestari. “Peninjauan Ulang Penghapusan Program Akselerasi Bagi
Pelayanan Kebutuhan Belajar pada Anak Gifted”. Makalah dipresentasikan pada
Seminar Internasional Pendidikan Khusus Wilayah Asia Tenggara Seri Ke-7. 2017.
Tiel, Julia Maria van., dan Endang Widyorini. Deteksi dan Penanganan Anak Cerdas
Istimewa. Jakarta: Prenadamedia Group. 2014.
Ugurel, Isikhan., et.al., Mathematically Gifted High School Students’ Approaches to
Developing Visual Proofs (VP) and Preliminary Ideas about VP. International
Journal of Education in Mathematics, Science and Technology. 2016.
99
Widana, I wayan. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017.
Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.
Wilkie, Karina J. Rise or Resist: Exploring Senior Secondary Students’ Reactions to
Challenging Mathematics Tasks Incorporating Multiple Strategies. Eurasia Journal
of Mathematics, Science & Technology Education. 2016.
Winarso, Widodo. Membangun Kemampuan Berfikir Matematika Tingkat Tinggi melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, dan Induktif-Deduktif dalam Pembelajaran
Matematika. Jurnal EduMa Vol.3 No.2, Desember 2014.
100
Lampiran 1
Lembar Kerja Siswa 1 (Challenging Mathematical Task 1)
Sebelum menyelesaikan masalah 1, lengkapilah peta konsep berikut dengan
nama-nama bangun datar segi empat yang kamu ketahui!
Relate
Nama :
Kelas :
Segi Empat
Tidak memiliki sepasang sisi sejajar Memiliki 2 pasang sisi sejajar
Memiliki sepasang sisi sejajar
Memiliki empat sisi
yang sama panjang Memiliki empat
sudut siku-siku
Memiliki empat
sudut siku-siku Memiliki
empat sisi
yang sama
panjang
101
Masalah 1:
Perhatikan bangun datar berikut!
Dengan menggunakan seluruh bangun datar diatas, buatlah:
a. Persegi
b. Persegi Panjang
c. Jajar Genjang
d. Trapesium
Jawab:
a. Persegi
Investigate
A
B
C
D
E
F G
102
Amati segi empat yang telah berhasil kamu buat kemudian identifikasi persamaan
dan perbedaan sifat-sifatnya dengan melengkapi peta konsep berikut!
Evaluate
Jawab:
b. Persegi Panjang
c. Jajar Genjang
d. Trapesium
103
Persamaan
Persamaan
Persegi Trapesium
Jajar Genjang
Persegi Panjang
Persamaan
104
Setelah berhasil membentuk segi empat dari potongan-potongan bangun datar
yang tersedia dan mengidentifikasi sifat-sifatnya, deskripsikan masing-masing
segi empat berikut menggunakan bahasamu sendiri!
Communicate
Persegi Panjang Persegi
- Seluruh sisinya sama panjang
-
-
-
Jajar Genjang Trapesium
105
Jawab:
Buatlah bentuk lain dari bangun datar-bangun datar pada masalah 1, contohnya seperti
berikut ini:
(Pesawat)
Create
106
(Challenging Mathematical Task 2)
Sebelum mengerjakan masalah 1, lengkapilah peta konsep berikut!
Nama :
Kelas :
Relate
Rumus Luas Bangun Datar
107
Masalah 1
Buatlah sebanyak mungkin bangun datar berbeda yang luasnya 8 satuan pada titik-titik dibawah
ini! (jarak satu titik ke titik terdekat adalah satu satuan)
Investigate
108
Buktikan bahwa bangun datar yang telah kamu buat memiliki ukuran 8 satuan luas dengan
menggunakan rumus yang telah kamu tuliskan pada tahap Relate !
Jawab:
Evaluate
109
Perhatikan gambar korek api berikut:
Jika panjang korek api diatas masing-masing adalah … satuan (tentukan sendiri),
buatlah beberapa bangun datar berbeda kemudian tentukan luasnya!
Jawab :
Create
Berdasarkan pekerjaan yang telah kamu lakukan, tuliskan pengertian luas bangun datar dengan
menggunakan bahasamu sendiri!
Luas bangun datar adalah …
Communicate
110
The End
111
Nama :
Kelas :
Sebelum menyelesaikan masalah 1, lengkapilah peta konsep berikut!
Relate
STATISTIKA
Ukuran
Pemusatan Data
Median
Mean
Modus
Apa yang kamu ketahui
tentang modus?
Apa yang kamu ketahui
tentang median?
Apa yang kamu ketahui tentang mean?
112
Masalah 1:
Fahri dan Ihza sedang bermain dart menggunakan papan seperti gambar
berikut ini:
Diketahui masing-masing dari mereka melempar satu dart pada setiap ronde
dan semua dart berhasil mengenai papan. Setelah bermain beberapa saat,
Fahri yang sejak awal permainan melempar lebih dahulu mendapatkan rata-rata
9 poin. Adapun Ihza mendapatkan rata-rata 8 poin namun jika ia mendapatkan
skor 11 pada pelemparan berikutnya maka ia akan seri denga Fahri.
a. Berapa banyak dart yang Fahri lempar?
b. Berapa total poin Ihza sebelum pelemparan terakhir?
Investigate
15
11
7
5
1
113
Penyelesaian Masalah 1:
114
Jawab:
Tuliskan semua kemungkinan skor yang diperoleh Fahri dan Ihza pada masing-
masing ronde!
Poin pada Papan Dart Total
Poin
Jumlah
Babak
Rata-
rata 1 5 7 11 15
Fahri
Ihza
Jika permainan dilanjutkan selama 2 ronde kemudian Ihza berhasil menang
dengan selisih rata-rata 2 poin dan skor rata-rata keduanya merupakan
bilangan bulat, tentukanlah poin akhir Fahri dan Ihza!
Communicate
Evaluate
115
Jawab:
116
Buatlah papan dart baru dengan poin bilangan genap kemudian tuliskan
kemungkinan Fahri dan Ihza mendapatkan poin seri pada babak ke-4
dengan syarat mereka tidak mengenai bagian yang sama pada tiap
babak!
Poin pada Papan Dart Total
Poin
Jumlah
Babak
Rata-
rata … … … … …
Fahri
Ihza
Create
117
(Challenging Mathematical Task 4)
Sebelum menyelesaikan masalah 1, lengkapilah peta konsep berikut!
Nama :
Kelas :
Relate
Bentuk
Aljabar
Koefisien Variabel Konstanta
Apa yang kamu ketahui
tentang Konstanta?
Apa yang kamu ketahui
tentang Koefisien?
Apa yang kamu ketahui tentang variabel?
118
Investigate
Masalah 1
Beberapa anak sedang bermain bola yang berbeda di lapangan yang saling
bertetangga seperti gambar dibawah. Diantara dua lapangan, terdapat papan tanda
yang menunjukkan jumlah anak yang sedang berada pada dua lapangan tersebut.
Contohnya, gambar di bawah ini menunjukkan ada total 12 anak yang bermain di
lapangan A dan B serta total 5 anak di lapangan A dan C dan seterusnya.
Tentukan bilangan yang seharusnya ditempatkan pada lingkaran yang kosong!
Sertakan penjelasan!
Sektor Barat
Sektor Timur
12
5 11
8
A B
C
D
6
9
4
7
E
F G
H
119
Penyelesaian:
120
Berdasarkan masalah 1, tentukan:
a. Jumlah anak pada masing-masing lapangan
b. Jumlah anak pada masing-masing sektor
Tuliskan dengan bahasamu sendiri langkah-langkah menentukan jumlah anak pada tiap-tiap
lapangan!
Communicate
Jawab:
Evaluate
121
Jawab:
Buatlah desain lapangan lain dengan kriteria yang kalian tentukan sendiri kemudian tentukan
keseluruhan anak yang ada pada lapangan tersebut!
Contoh:
Jumlah anak secara keseluruhan = 39
Create
The End
20 15
18
P Q
R
122
(Challenging Mathematical Task 5)
Perhatikan nama-nama bilangan berikut ini:
Asli Bulat Cacah Imajiner Irrasional Kompleks Komposit
Negatif Nol Pecahan Prima Rasional Real Satu
Lengkapilah sistem bilangan dibawah ini dengan menggunakan nama-nama
bilangan diatas!
Investigate
Nama :
Kelas :
Relate
Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
Bilangan ……………………. Bilangan ……………………. Bilangan …………………….
123
Masalah 1
Letakkan 9 bilangan asli pertama pada kotak di bawah ini sehingga masing-masing baris dan
kolom memiliki hasil penjumlahan yang sama! (Gunakan masing-masing bilangan hanya satu
kali pada tiap-tiap puzle).
Puzzle 1
Puzzle 2
Investigate
124
Jawab:
125
Communicate
Tuliskan dengan bahasamu sendiri langkah-langkah meletakkan 9 bilangan asli pertama pada
masing-masing puzzle agar tiap baris dan kolom memiliki hasil penjumlahan yang sama!
Puzzle 1 Puzzle 2
Sebutkan 9 bilangan asli pertama!
Buatlah 4-6 kelompok yang terdiri atas 3 bilangan diatas sehingga setiap kelompok
memiliki hasil penjumlahan yang sama (pada masing-masing kelompok tidak boleh ada
bilangan yang berulang namun jika pada kelompok yang berbeda bilangan boleh berulang)
Bilangan I
Bilangan
II
Bilangan
III
Hasil Penjumlahan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Evaluate
126
Create
Jawab:
The End
Buatlah desain puzzle bilangan lain dengan kriteria yang kalian tentukan sendiri!
Contoh:
1 7 5
4
6
8 3 2
Kriteria: Setiap baris dan kolom berjumlah sama yaitu 13
127
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN HIGHER ORDER
MATHEMATICAL THINKING (HOMT) SEBELUM CVR
No Dimensi Indikator No Soal
1 Analyze
(menganalisis)
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
terkandung dalam suatu hubungan
1, 2, 3, 4, 5
Mengecek ketepatan hubungan dan
interaksi antar unsur-unsur dalam
soal, kemudian membuat keputusan
sebagai penyelesaiannya
6, 7, 8, 9
Mengorganisasi kembali bentuk dan
aturan-aturan tertentu yang ada
hubungannya dengan teknik
penyelesaian soal
10, 11, 12, 13
2 Evaluate
(mengevaluasi)
Membuat pertimbangan atau penilaian
berdasarkan suatu kriteria dan standar
14, 15, 16, 17, 18
Menerima atau menolak suatu
pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
19, 20, 21, 22
Mendeteksi kesesuaian prosedur
untuk masalah yang diberikan
23, 24, 25, 26
3 Create (kreasi) Menyusun unsur-unsur atau bagian-
bagian menjadi struktur baru
27, 28, 29, 30, 31
Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
32, 33, 34, 35
Membuat generalisasi suatu ide 36, 37, 38, 39
128
Lampiran 3
UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN HIGHER ORDER
MATHEMATICAL THINKING (HOMT) SISWA GIFTED SMP DENGAN
METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen tes kemampuan HOMT, para penilai
dimohon untuk memberi koreksi terhadap redaksi kalimat dan isi dengan memberi tanda (√) di
setiap soal yang berbentuk tes uraian pada kolom berikut:
E : Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan HOMT)
TE : Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur
kemampuan HOMT)
TR : Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan HOMT)
Serta dimohon untuk memberi saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan.
No Soal E TE TR Komentar
1 Sebuah lampu menyala dengan warna berbeda setiap 1 menit dengan
urutan sebagai berikut:
Merah Putih Biru Hijau Ungu
1 2 3
5 4
6 7 8
10 9
… … …
Jika lampu tersebut mulai dinyalakan pada pukul 07.18 , maka:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan warna
lampu yang menyala pada tepat jam 21.00 ?
b. Tentukan warna lampu yang menyala pada tepat jam 21.00 !
2 Perhatikan gambar di bawah ini!
E
G
F
H
129
Diketahui trapesium dengan dan serta
tinggi trapesium tersebut adalah 14 .
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan !
b. Tentukan hasil dari !
3 Diketahui persegi , titik terletak pada dan titik terletak
pada sehingga dan membagi persegi menjadi 3 daerah
yang luasnya sama. Diketahui panjang
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan luas
segitiga !
b. Tentukan luas segitiga berdasarkan unsur-unsur yang telah
disebutkan!
4 Disebuah desa terdapat seorang ibu yang memiliki 9 anak dengan
perbedaan usia yang selalu sama yaitu 15 bulan. Jika usia anak pertama
sekarang adalah 6 kali usia anak terakhir maka:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan usia anak
kelima!
b. Misalkan merupakan usia anak terakhir, buatlah kalimat
matematika berdasarkan masalah diatas!
c. Tentukan usia anak kelima!
5 Rata-rata nilai ulangan matematika 30 siswa adalah 72. Setelah
ditambah nilai siswa X dan Y rata-ratanya menjadi 70. Jika nilai X tiga
kali nilai Y maka:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan selisih
antara nilai X dan Y!
b. Tentukan selisih antara nilai X dan Y!
6 Diketahui Fatih adalah seorang siswa dan Agniya adalah seorang siswi.
Saat ini mereka duduk di kelas VIII pada suatu sekolah. Agniya
mencatat bahwa
dari total siswa di kelas VIII selain dirinya adalah
laki-laki sedangkan menurut catatan Fatih,
dari total siswa di kelas
VIII selain dirinya adalah laki-laki.
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan
banyaknya siswa perempuan di kelas VIII?
b. Jelaskan keterkaitan unsur-unsur pada (a) dengan banyaknya siswa
perempuan di kelas VIII!
c. Tentukan banyaknya siswa perempuan di kelas VIII!
7 Akbar mempunyai selembar karton berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 20 x 25 cm yang akan dibuat menjadi bentuk kipas (bagian yang
tidak diarsir) seperti gambar dibawah ini
130
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan jumlah
maksimum kipas yang dapat dibuat Akbar!
b. Jelaskan keterkaitan unsur-unsur pada (a) dengan jumlah maksimum
kipas yang dapat dibuat Akbar!
c. Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan pada poin (a) dan (b)
tentukan jumlah maksimum kipas yang dapat dibuat Akbar!
8 Sebuah perusahaan memiliki 3 gedung dengan ilustrasi bentuk dan
tinggi sebagai berikut:
a. Sebutkan unsur-unsur kesamaan yang dimiliki oleh gedung A, B, dan
C?
b. Berdasarkan kesamaan tersebut, tentukan tinggi gedung C!
9 Nilai ujian Echa, Farhan, Ghina, Hesti, dan Ita adalah bilangan bulat.
Nilai mereka memiliki mean, median dan modus yang sama. Diketahui
nilai tertinggi 10 dimiliki oleh Echa dan terendah adalah 4 dimiliki oleh
Ita.
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan nilai
Farhan, Ghina, dan Hesti!
b. Tuliskan keterkaitan unsur-unsur pada (a) dalam bentuk kalimat
matematika!
c. Tentukan nilai ujian Farhan, Ghina, dan Hesti!
7cm
131
10 a. Lengkapi tabel berikut:
Jumlah
Bilangan
Jumlah
Digit
Bilangan asli satu digit 9 9
Bilangan asli dua digit … …
Bilangan asli tiga digit … …
… …
b. Sebuah printer memberi nomer semua halaman dari sebuah buku
mulai dari 1 dan seluruhnya menggunakan 3201 digit. Berapa
banyak halaman buku tersebut?
11 Kiki dan Ima mulai berlari dari titik A bersamaan mengelilingi lapangan
berbentuk persegi yang panjang sisinya 180 meter. Diketahui Kiki dan
Ima berlari dengan kecepatan berturut-turut 90 meter/menit dan 75
meter/menit dan mereka bertemu kembali untuk pertama kalinya di titik
A setelah Kiki belari putaran dan Ima berlari putaran.
a. Apa aturan yang digunakan untuk menentukan masing-masing jarak
yang mereka tempuh saat bertemu kembali?
b. Tentukan selisih jarak yang telah mereka tempuh!
12 Farhan menggunakan
uangnya dan kehilangan
dari sisanya. Uang
yang kini tersisa hanya Rp 12.000,00 .
a. Jika merupakan uang Farhan mula-mula, buatlah kalimat
matematika dari keterangan diatas!
b. Tentukan jumlah uang Farhan mula-mula dengan menggunakan
kalimat matematika pada poin (a)!
13 a. Jika diketahui:
Tuliskan keterkaitan unsur-unsur diatas dalam bentuk kalimat
matematika!
b. Nilai rata-rata kelas A adalah 73 sedangkan nilai rata-rata kelas B
adalah 88, jika jumlah siswa dua kelas tersebut adalah 75 dan rata-
rata kedua kelas adalah 80, tentukan banyak siswa kelas A !
14 Angka-angka 2, 3, 4, 7, dan 8 akan dibentuk bilangan ganjil yang terdiri
dari lima angka. Jika tidak ada angka yang berulang maka apakah
selisih bilangan terbesar dan terkecil akan lebih dari 60.000? Buktikan!
15 Sebuah bak penampungan air berbentuk balok yang sudah terisi
132
bagian memiliki sisi-sisi yang luasnya , , dan
. Apakah jika 200 liter air dimasukkan ke dalam bak
penampungan tersebut maka air dalam bak tersebut akan tumpah?
Buktikan!
16 Cahya menyusun lima buah persegi yang berukuran sama menjadi suatu
bangun datar dengan luas 405 cm2 dan keliling minimum. Apakah tali
sepanjang 1 m cukup untuk mengelilingi seluruh sisi bangun datar
tersebut! Buktikan!
17 Perbandingan jumlah kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma adalah 9
: 5. Kemudian Syauqi memberikan 15 kelereng miliknya kepada Akma
sehingga perbandingan kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma
sekarang adalah 3 : 4. Apakah selisih kelereng yang mereka miliki
sekarang lebih dari 10? Jelaskan!
18 Rata-rata usia pegawai perusahaan A adalah 35 tahun sedangkan rata-
rata usia pegawai perusahaan B adalah 28. Jika rata-rata gabungan usia
pegawai perusahaan A dan B adalah 30 maka apakah perbandingan
jumlah pegawai perusahaan A terhadap perusahaan B adalah 5 : 2?
Jelaskan alasanmu!
19 Hadi dan kakaknya berulang tahun pada tanggal 1 Januari. Pada tahun
2015, usia Hadi dan kakaknya sama dengan jumlah angka-angka pada
tahun kelahirannya masing-masing dan pernikahan orang tua mereka
mencapai usia 25 tahun. Seseorang menduga bahwa “selisih usia Hadi
dan kakaknya lebih dari 10 tahun”. Apakah pernyataan tersebut dapat
diterima? Buktikan!
20 Diketahui terdapat 3 bangun datar yang memiliki keliling sama yaitu
segitiga sama sisi, lingkaran, dan persegi. Rayyan mengatakan bahwa
“urutan bangun tersebut mulai dari yang memiliki luas terkecil adalah
segitiga sama sisi, persegi, dan lingkaran”. Apakah pernyataan Rayyan
dapat diterima? Buktikan!
21 Perhatikan gambar berikut!
Diketahui trapesium diatas memiliki tinggi yang berbeda namun luas
yang sama yaitu 240 cm2. Rifki menduga “selisih tinggi dua trapesium
x + 9
3x +7
2x
y + 5
2y +4
4y
133
tersebut tidak lebih dari 20 cm”. Apakah pernyataan Rifki dapat
diterima? Buktikan!
22 Rata-rata 9 bilangan adalah 5. Jika salah satu diantara bilangan tersebut
dihilangkan maka rata-rata dari bilangan-bilangan yang tersisa adalah
sama. Dinyatakan bahwa “bilangan yang dibuang merupakan bilangan
ganjil”. Apakah pernyataan tersebut dapat diterima? Berikan alasanmu!
23 Berikut adalah gambar sebuah persegi panjang yang terdiri dari
beberapa persegi panjang kecil yang dibuat dari batang korek api.
Sebagai contoh, bentuk 1 x 4 memerlukan 13 batang korek api, bentuk 2
x 4 memerlukan 22 batang korek api, seperti gambar berikut.
Bentuk 1 x 4
Bentuk 2 x 4
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk membuktikan
bahwa banyak batang korek api yang diperlukan untuk membuat persegi
panjang dengan bentuk 71 x 4 kurang dari 700? Berikan alasanmu!
1. Mengidentifikasi jumlah korek api pada masing-
masing bentuk
2. Mengidentifikasi jenis barisan yang terbentuk
3. Menggunakan rumus suku ke-n barisan tersebut
24 Perhatikan gambar berikut!
Diketahui persegi panjang PQRS dengan panjang PV = QT = PS = 6 cm
dan PQ = 10 cm. Titik U adalah perpotongan antara garis SV dan RT.
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk menentukan
perbandingan luas PTUS dan PQRS? Berikan alasanmu dan lengkapi
prosedur tersebut!
1. Menentukan panjang TV
2. Menentukan tinggi segitiga TUV
3. Menentukan luas PTUS
4. Menentukan luas PQRS
5. Menentukan perbandingan luas PTUS dan PQRS
P
T V Q
U
S R
134
25 Hilya mempunyai uang Rp 30.000,00 . Sejumlah uang itu akan
dihabiskan untuk membeli 7 buah peralatan sekolah. Ia membeli
beberapa pulpen dengan harga Rp 4.500,00 per buah, beberapa pensil
dengan harga Rp 3.000,00 per buah, dan beberapa penghapus dengan
harga Rp 2.000,00 per buah. Apakah prosedur dibawah ini dapat
digunakan untuk menentukan jumlah masing-masing pulpen, pensil, dan
penghapus yang Hilya beli? Buktikan!
1. Membuat 2 persamaan matematika dari masalah
diatas dengan memisalkan
x = jumlah pulpen
y = jumlah pensil
z = jumlah penghapus
2. Menentukan x, y, dan z yang memenuhi
persamaan tersebut
26 Diketahui sekelompok data memiliki sifat-sifat berikut:
(i) Terdiri dari 5 bilangan asli
(ii) Mean = 7
(iii) Median = Modus = 9
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk menentukan
bilangan-bilangan yang termasuk kelompok tersebut? Buktikan!
1. Menentukan hasil penjumlahan 5 bilangan tersebut dengan
menggunakan rumus mean
2. Mengidentifikasi bilangan-bilangan yang memenuhi hasil poin (1)
3. Mengidentifikasi bilangan-bilangan yang memenuhi sifat (iii)
27 Pada suatu pertandingan Hoki, sebuah tim mendapat 2 poin jika
menang, 1 poin jika seri, dan 0 poin jika kalah. Terdapat 5 tim yang
saling bertanding satu sama lain masing-masing 1 kali. Sebuah
komputer gagal untuk mencetak beberapa bagian dari hasil pertandingan
sebagai berikut. Lengkapilah tabel tersebut dengan bilangan yang tepat
sehingga didapatkan juara 1 sampai dengan 5! (Jika dapatkan tim
dengan total poin yang sama maka tim dengan jumlah menang
terbanyak dianggap lebih unggul)
135
Pertandingan Poin Juara
Tim Jumlah Menang Kalah Seri Menang Seri Total
A 4 2 1 1 4 1 5
B 4 2 1
C 4 0 0 4
D 4 0 2
E 4 3
28 Sebuah kubus bervolume 64 cm3 dipotong secara horizontal. Kedua
belahan tersebut direkatkan lagi sehingga membentuk balok. Buatlah
ilustrasi kubus sebelum dan sesudah dipotong kemudian hitung luas
permukaan bangun ruang yang baru!
29 Diketahui koordinat titik A(1,1) , B(3,5), C(-1,4). Tentukan semua
kemungkinan koordinat titik D sehingga ABCD merupakan jajar
genjang!
30 Buatlah suatu bangun datar yang kelilingnya dinyatakan dalam bentuk
aljabar !
31 Lengkapi tabel 3 x 3 dibawah ini dengan bilangan asli yang masing-
masing kurang dari 20 dengan ketentuan pada setiap baris, kolom, atau
diagonal berlaku “bilangan yang berada di tengah sama dengan rata-rata
dari dua yang lain”
5
10
32 Uraikan suatu alternatif cara untuk mengisi masing-masing lingkaran
dibawah ini dengan bilangan positif berbeda sedemikian sehingga hasil
kali sembarang tiga bilangan yang segaris adalah 2.700 dan jumlah
seluruh bilangan dalam lingkaran tersebut memiliki jumlah maksimum!
25 45
136
33 Perhatikan gambar berikut!
Uraikan suatu cara alternatif untuk menentukan luas seluruh persegi
panjang jika pada bagian bawah ditambahkan 5 tumpukan lagi!
34 Gambar dibawah ini menunjukkan suatu persegi yang dibagi menjadi 6
bagian yang sama besar.
Setiap bagian berupa persegi panjang yang mempunyai keliling 84 cm.
Uraikan suatu cara alternatif untuk menentukan keliling persegi tersebut
dengan menggunakan bentuk aljabar!
35 Diketahui rata-rata 71 bilangan berurutan adalah 15. Uraikan suatu cara
alternatif untuk menentukan median dari bilangan-bilangan tersebut!
36 Perhatikan gambar berikut!
Susunan ke-1
Susunan ke-2
Susunan ke-3
45 cm
20 cm
137
Susunan ke-4
Tentukan banyaknya persegi pada susunan ke-n!
37 Perhatikan gambar segitiga sama sisi di bawah ini!
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
Diketahui panjang salah satu sisi segitiga pada pola ke-2 adalah 16 cm,
berapakah keliling segitiga pada pola ke-n?
38 Perhatikan gambar persegi-persegi berikut!
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
Diketahui panjang sisi persegi pada pola ke-1 adalah , nyatakan selisih
dari luas dan keliling bangun pada pola ke-11 dalam bentuk aljabar!
39 Diketahui p, q, r, dan s adalah 4 bilangan yang berbeda. Jika rata-rata p
dan q adalah 28, rata-rata q dan r adalah 27, serta rata-rata r dan s adalah
25, tentukan rata-rata p dan s!
Penilai
(…………………………..)
138
Lampiran 3
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
HIGHER ORDER MATHEMATICAL THINKING (HOMT) DENGAN
METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
Nomor
Soal
Penilai
1 2 3 4 5 6 7
1 E TR E E E E E
2 E E E E E E E
3 E E E E E E E
4 E E E E E E E
5 E E E E E TE E
6 E E E E E E E
7 E E E E E E E
8 E E E E E E E
9 E E E E E E E
10 E E E E TR E E
11 E E E E E E E
12 E E E E E E E
13 E E TE E E E E
14 TR E E E E E E
15 E E E E E E E
16 E E E E E E E
17 E E E E E E E
18 E E E E E E E
19 E E E E E E E
20 E E E E E E E
21 E E E E E E E
22 TE E E E E E E
23 E E E E E E E
24 E E E E E E E
25 TE E E E E E E
26 TE E E E E E E
27 E E E E E E E
28 TE E E E E E E
29 TR E E E TE TE E
30 E E E E E E E
31 E E E E E E E
32 E E E E E E E
33 E E E E E E E
34 E E E E E E E
35 E E E E E E E
36 E E E E E E E
37 E E E E E E E
38 E E E E E E E
39 TE E E E E E E
139
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN HIGHER ORDER
MATHEMATICAL THINKING (HOMT) DENGAN METODE
CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
No
Soal E TE TR N nc N/2
(nc –
N/2)
Nilai
CVR
Minimum
Skor Kesimpulan Keputusan
1 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
2 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
3 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
4 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
5 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
6 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Tidak
Digunakan
7 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
8 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
9 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
10 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
11 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
12 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
13 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
14 6 0 1 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
15 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
16 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
17 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
18 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
19 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
20 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
21 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
22 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
23 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
24 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
25 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
26 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
27 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
28 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
29 4 1 2 7 4 3,5 0,5 0,14 0,99 Tidak Valid Tidak
Digunakan
30 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
31 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
32 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
33 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
140
34 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
35 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
36 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
37 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
38 7 0 0 7 7 3,5 3,5 1 0,99 Valid Digunakan
39 6 1 0 7 6 3,5 2,5 0,71 0,99 Tidak Valid Revisi
TABEL MINIMUM VALUE OF CVR
No of Panelist Minimum Value
5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,75
9 0,78
10 0,62
11 0,59
12 0,56
13 0,54
14 0,51
15 0,49
20 0,42
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29
141
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN HIGHER ORDER
MATHEMATICAL THINKING (HOMT) SETELAH CVR
No Dimensi Indikator No Soal
1 Analyze
(menganalisis)
Mengidentifikasi unsur-unsur yang
terkandung dalam suatu hubungan
1.1
2.1
3.1
4.1
11.1
Mengecek ketepatan hubungan dan
interaksi antar unsur-unsur dalam
soal, kemudian membuat keputusan
sebagai penyelesaiannya
5.1
7.1
6.1
Mengorganisasi kembali bentuk dan
aturan-aturan tertentu yang ada
hubungannya dengan teknik
penyelesaian soal
8.1
9.1
10.1
2 Evaluate
(mengevaluasi)
Membuat pertimbangan atau penilaian
berdasarkan suatu kriteria dan standar
1.2
4.2
6.2
10.2
11.2
Menerima atau menolak suatu
pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
2.2
3.2
5.2
7.2
Mendeteksi kesesuaian prosedur
untuk masalah yang diberikan
8.2
9.2
3 Create (kreasi) Menyusun unsur-unsur atau bagian-
bagian menjadi struktur baru
2.3
3.3
4.3
10.3
Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
5.3
6.3
7.3
Membuat generalisasi suatu ide 1.3
8.3
9.3
11.3
*) Keterangan:
1.1 = soal pada sesi 1 nomor 1
2.1 = soal pada sesi 2 nomor 1
Dst.
142
Lampiran 6
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN HIGHER ORDER MATHEMATICAL
THINKING (HOMT) SISWA GIFTED
Sesi : 1
Materi : Geometri
No Soal
1 Perhatikan gambar di bawah ini!
Diketahui trapesium dengan dan serta
tinggi trapesium tersebut adalah 14 .
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan !
b. Tentukan hasil dari !
2 Sebuah bak penampungan air berbentuk balok yang sudah terisi
bagian
memiliki sisi-sisi yang luasnya , , dan . Apakah
jika 200 liter air dimasukkan ke dalam bak penampungan tersebut maka air
dalam bak tersebut akan tumpah? Buktikan!
3 Perhatikan gambar persegi-persegi berikut!
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
Buatlah pola ke-11 dari susunan persegi diatas dan tentukan selisih dari luas
dan keliling bangun tersebut jika diketahui panjang sisi persegi pada pola
ke-1 adalah !
Sesi : 2
Materi : Statistika dan Aljabar
No Soal
1 Disebuah desa terdapat seorang ibu yang memiliki 9 anak dengan perbedaan
usia yang selalu sama yaitu 15 bulan. Jika usia anak pertama sekarang
adalah 6 kali usia anak terakhir maka:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan usia anak
kelima!
b. Misalkan merupakan usia anak terakhir, buatlah kalimat matematika
berdasarkan masalah diatas!
c. Tentukan usia anak kelima!
E
G
F
H
143
2 Rata-rata nilai ulangan matematika 30 siswa adalah 72. Setelah ditambah
nilai siswa X dan Y rata-ratanya menjadi 70. Diketahui nilai X tiga kali nilai
Y, apakah pernyataan “selisih antara nilai X dan Y adalah 40” dapat
diterima? Buktikan!
3 Buatlah suatu bangun datar yang kelilingnya dinyatakan dalam bentuk
aljabar !
Sesi : 3
Materi : Bilangan
No Soal
1 Hadi dan kakaknya berulang tahun pada tanggal 1 Januari. Pada tahun 2015,
usia Hadi dan kakaknya sama dengan jumlah angka-angka pada tahun
kelahirannya masing-masing dan pernikahan orang tua mereka mencapai
usia 25 tahun.
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan selisih usia
Hadi dan kakaknya!
b. Tentukan selisih usia Hadi dan kakaknya!
2 Diketahui masing-masing lingkaran dibawah ini akan diisi dengan bilangan
positif berbeda sedemikian sehingga hasil kali sembarang tiga bilangan yang
segaris adalah 2.700. Apakah pernyataan “jumlah maksimum dari seluruh
bilangan dalam lingkaran tersebut tidak lebih dari 150” dapat diterima?
Buktikan!
3 Pada suatu pertandingan Hoki, sebuah tim mendapat 2 poin jika menang, 1
poin jika seri, dan 0 poin jika kalah. Terdapat 5 tim yang saling bertanding
satu sama lain masing-masing 1 kali. Sebuah komputer gagal untuk
mencetak beberapa bagian dari hasil pertandingan sebagai berikut.
Lengkapilah tabel tersebut dengan bilangan yang tepat sehingga didapatkan
juara 1 sampai dengan 5! (Jika dapatkan tim dengan total poin yang sama
maka tim dengan jumlah menang terbanyak dianggap lebih unggul)
Pertandingan Poin Juara
Tim Jumlah Menang Kalah Seri Menang Seri Total
A 4 2 1 1 4 1 5
B 4 2 1
C 4 0 0 4
D 4 0 2
E 4 3
25 45
144
Sesi : 4
Materi : Geometri
No Soal
1 Diketahui persegi , titik terletak pada dan titik terletak pada
sehingga dan membagi persegi menjadi 3 daerah yang
luasnya sama. Diketahui panjang
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan luas segitiga
!
b. Tentukan luas segitiga berdasarkan unsur-unsur yang telah
disebutkan!
2 Cahya menyusun lima buah persegi yang berukuran sama menjadi suatu
bangun datar dengan luas 405 cm2 dan keliling minimum. Apakah tali
sepanjang 1 m cukup untuk mengelilingi seluruh sisi bangun datar tersebut!
Buktikan!
3 Sebuah kubus bervolume 64 cm3 dipotong secara horizontal. Kedua belahan
tersebut direkatkan lagi sehingga membentuk balok. Buatlah ilustrasi kubus
sebelum dan sesudah dipotong kemudian hitung luas permukaan bangun
ruang yang baru!
Sesi : 5
Materi : Geometri
No Soal
1 Akbar mempunyai selembar karton berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 20 x 25 cm yang akan dibuat menjadi bentuk kipas (bagian yang
tidak diarsir) seperti gambar dibawah ini:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan jumlah
maksimum kipas yang dapat dibuat Akbar!
b. Jelaskan keterkaitan unsur-unsur pada (a) dengan jumlah maksimum
kipas yang dapat dibuat Akbar!
c. Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan pada poin (a) dan (b) ,
tentukan jumlah maksimum kipas yang dapat dibuat Akbar!
2 Diketahui terdapat 3 bangun datar yang memiliki keliling sama yaitu
segitiga sama sisi, lingkaran, dan persegi. Rayyan mengatakan bahwa
“urutan bangun tersebut mulai dari yang memiliki luas terkecil adalah
segitiga sama sisi, persegi, dan lingkaran”. Apakah pernyataan Rayyan dapat
diterima? Buktikan!
3 Perhatikan gambar berikut!
Uraikan suatu cara alternatif untuk menentukan luas seluruh persegi panjang
jika pada bagian bawah ditambahkan 5 tumpukan lagi!
7cm
145
Sesi : 6
Materi : Statistika
No Soal
1 Nilai ujian Echa, Farhan, Ghina, Hesti, dan Ita adalah bilangan bulat. Nilai
mereka memiliki mean, median dan modus yang sama. Diketahui nilai
tertinggi 10 dimiliki oleh Echa dan terendah adalah 4 dimiliki oleh Ita.
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan nilai Farhan,
Ghina, dan Hesti!
b. Tuliskan keterkaitan unsur-unsur pada (a) dalam bentuk kalimat
matematika!
c. Tentukan nilai ujian Farhan, Ghina, dan Hesti!
2 Rata-rata usia pegawai perusahaan A adalah 35 tahun sedangkan rata-rata
usia pegawai perusahaan B adalah 28. Jika rata-rata gabungan usia pegawai
perusahaan A dan B adalah 30 maka apakah perbandingan jumlah pegawai
perusahaan A terhadap perusahaan B adalah 5 : 2? Jelaskan alasanmu!
3 Diketahui rata-rata 71 bilangan berurutan adalah 15. Uraikan suatu cara
alternatif untuk menentukan median dari bilangan-bilangan tersebut!
Sesi : 7
Materi : Aljabar
No Soal
1 Sebuah perusahaan memiliki 3 gedung dengan ilustrasi bentuk dan tinggi
sebagai berikut:
45 cm
20 cm
146
a. Sebutkan unsur-unsur kesamaan yang dimiliki oleh gedung A, B, dan C?
b. Berdasarkan kesamaan tersebut, tentukan tinggi gedung C!
2 Perhatikan gambar berikut!
Diketahui trapesium diatas memiliki tinggi yang berbeda namun luas yang
sama yaitu 240 cm2. Rifki menduga “selisih tinggi dua trapesium tersebut
tidak lebih dari 20 cm”. Apakah pernyataan Rifki dapat diterima? Buktikan!
3 Gambar dibawah ini menunjukkan suatu persegi yang dibagi menjadi 6
bagian yang sama besar. Setiap bagian berupa persegi panjang yang
mempunyai keliling 84 cm. Uraikan suatu cara alternatif untuk menentukan
keliling persegi tersebut dengan menggunakan bentuk aljabar!
Sesi : 8
Materi : Bilangan
No Soal
1 Sebuah printer memberi nomer semua halaman dari sebuah buku mulai dari
1 dan seluruhnya menggunakan 3201 digit.
a. Lengkapilah tabel berikut untuk menentukan banyaknya halaman buku:
x + 9
3x +7
2x
y + 5
2y +4
4y
147
Jumlah Bilangan Jumlah Digit
Bilangan asli satu digit 9 9
Bilangan asli dua digit … …
Bilangan asli tiga digit … …
…
b. Tentukan banyaknya halaman buku tersebut!
2 Berikut adalah gambar sebuah persegi panjang yang terdiri dari beberapa
persegi panjang kecil yang dibuat dari batang korek api. Sebagai contoh,
bentuk 1 x 4 memerlukan 13 batang korek api, bentuk 2 x 4 memerlukan 22
batang korek api, seperti gambar berikut.
Bentuk 1 x 4
Bentuk 2 x 4
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk membuktikan bahwa
banyak batang korek api yang diperlukan untuk membuat persegi panjang
dengan bentuk 71 x 4 kurang dari 700? Berikan alasanmu!
1. Mengidentifikasi jumlah korek api pada masing-masing bentuk
2. Mengidentifikasi jenis barisan yang terbentuk
3. Menggunakan rumus suku ke-n barisan tersebut
3 Perhatikan gambar berikut!
Susunan ke-1
Susunan ke-2
Susunan ke-3
Susunan ke-4
Tentukan banyaknya persegi pada susunan ke-n!
148
Sesi : 9
Materi : Geometri
No Soal
1 Kiki dan Ima mulai berlari dari titik A bersamaan mengelilingi lapangan
berbentuk persegi yang panjang sisinya 180 meter. Diketahui Kiki dan Ima
berlari dengan kecepatan berturut-turut 90 meter/menit dan 75 meter/menit
dan mereka bertemu kembali untuk pertama kalinya di titik A setelah Kiki
belari putaran dan Ima berlari putaran.
a. Apa aturan yang digunakan untuk menentukan masing-masing jarak yang
mereka tempuh saat bertemu kembali?
b. Tentukan selisih jarak yang telah mereka tempuh!
2 Perhatikan gambar berikut!
Diketahui persegi panjang PQRS dengan panjang PV = QT = PS = 6 cm dan
PQ = 10 cm. Titik U adalah perpotongan antara garis SV dan RT. Apakah
prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk menentukan perbandingan luas
PTUS dan PQRS? Berikan alasanmu dan lengkapi prosedur tersebut!
1. Menentukan panjang TV
2. Menentukan tinggi segitiga TUV
3. Menentukan luas PTUS
4. Menentukan luas PQRS
5. Menentukan perbandingan luas PTUS dan PQRS
3 Perhatikan gambar segitiga sama sisi di bawah ini!
Diketahui panjang salah satu sisi segitiga pada pola ke-2 adalah 16 cm,
berapakah keliling segitiga pada pola ke-n?
Sesi : 10
Materi : Statistika dan Aljabar
No Soal
1 Farhan menggunakan
uangnya dan kehilangan
dari sisanya. Uang yang
kini tersisa hanya Rp 12.000,00 .
P T V
Q
U
S R
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
149
a. Jika merupakan uang Farhan mula-mula, buatlah kalimat matematika
dari keterangan diatas!
b. Tentukan jumlah uang Farhan mula-mula dengan menggunakan kalimat
matematika pada poin (a)!
2 Perbandingan jumlah kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma adalah 9 : 5.
Kemudian Syauqi memberikan 15 kelereng miliknya kepada Akma sehingga
perbandingan kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma sekarang adalah 3 :
4. Apakah jumlah kelereng yang mereka miliki lebih dari 100? Jelaskan!
3 Lengkapi tabel 3 x 3 dibawah ini dengan bilangan asli yang masing-masing
kurang dari 20 dengan ketentuan pada setiap baris, kolom, atau diagonal
berlaku “bilangan yang berada di tengah sama dengan rata-rata dari dua
yang lain”
5
10
Sesi : 11
Materi : Bilangan
No Soal
1 Sebuah lampu menyala dengan warna berbeda setiap 1 menit dengan urutan
sebagai berikut:
Merah Putih Biru Hijau Ungu
1 2 3
5 4
6 7 8
10 9
… … …
Jika lampu tersebut mulai dinyalakan pada pukul 07.18 , maka:
a. Sebutkan unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan warna lampu
yang menyala pada tepat jam 21.00!
b. Apa keterkaitan unsur-unsur pada poin (a) dengan warna lampu yang
menyala pada tepat jam 21.00?
c. Tentukan warna lampu yang menyala pada tepat jam 21.00!
2 Angka-angka 2, 3, 4, 7, dan 8 akan dibentuk bilangan ganjil yang terdiri dari
lima angka dengan tidak ada angka yang berulang. Apakah pernyataan
“selisih bilangan terbesar dan terkecil akan habis dibagi 6” dapat diterima?
Buktikan!
3 Diketahui p, q, r, dan s adalah 4 bilangan yang berbeda. Jika rata-rata p dan
q adalah 28, rata-rata q dan r adalah 27, serta rata-rata r dan s adalah 25,
buatlah suatu cara alternatif untuk menentukan rata-rata p dan s!
150
Lampiran 7
Kunci Jawaban Instrumen Higher Order Mathematical Thinking
Sesi : 1
Materi : Geometri
No Jawaban
1 Diketahui:
EF + GH = FG, t = 14 cm
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan EF x GH
b. Hasil EF x GH
Jawab:
a. Hubungan sisi sisi pada segitiga FIG
b. Hubungan sisi sisi pada segitiga FIG:
2 Diketahui:
Sebuah bak penampungan air berbentuk balok yang sudah terisi
bagian memiliki
sisi-sisi yang luasnya , , dan .
Ditanyakan:
Jika 200 liter air dimasukkan ke dalam bak penampungan tersebut maka apakah air
dalam bak tersebut akan tumpah? Jelaskan!
Jawab:
Misal panjang sisi-sisi balok adalah a, b, dan c maka:
(i)
(ii)
(iii)
E
G
F
H
I
151
Dari persamaan (i) dan (iii) didapatkan
dan
, substitusi ke (ii)
substitusi ke (i) didapatkan b = 4 ; substitusi ke (iii) didapatkan c =12
Sehingga jika 200 liter air dimasukkan ke dalam bak penampungan tersebut, air dalam
bak akan tumpah
3 Diketahui:
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
Panjang sisi persegi pada pola ke-1 adalah x
Ditanyakan:
Pola ke-11 dan selisih dari luas dan keliling bangun pada pola ke-11 dalam bentuk
aljabar jika panjang sisi persegi pada pola ke-1 adalah
Jawab:
Pola ke 11
152
Luas pada pola ke-1 = (1)
Luas pada pola ke-2 = (1+2)
Luas pada pola ke-3 = 6 (1+2+3)
…
Luas pada pola ke-11= 6 (1+2+3+…+11)
Keliling pada pola ke-1 = (4 x 1)
Keliling pada pola ke-2 = (4 x 2)
Keliling pada pola ke-3 = (4 x 3)
…
Keliling pada pola ke-11 = (4 x 11)
Maka selisih dari luas dan keliling bangun pada pola ke-11 adalah
6
Sesi : 2
Materi : Statistika dan Aljabar
No Jawaban
1 Diketahui:
Terdapat 9 anak dengan perbedaan usia yang teratur yaitu 15 bulan.
Usia anak pertama sekarang adalah 6 kali usia anak terakhir.
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan usia masing-masing anak
b. Kalimat matematika berdasarkan masalah diatas jika misalkan x merupakan usia
anak terakhir
c. Usia anak kelima
Jawab:
a. Usia anak terakhir dan usia anak pertama
b. Misalkan anak terakhir berusia x tahun, maka usia anak pertama yaitu:
Diketahui usia anak pertama = 6 kali usia anak terakhir, maka didapatkan
c. Usia anak ke-lima:
2 Diketahui:
Rata-rata nilai ulangan matematika 30 siswa adalah 72
Setelah ditambah nilai siswa X dan Y rata-ratanya menjadi 70
Nilai X tiga kali nilai Y
Ditanyakan:
apakah pernyataan “selisih antara nilai X dan Y adalah 40” dapat diterima
153
Jawab:
selisih nilai X dan Y = 60 – 20 = 40
maka pernyataan “selisih antara nilai X dan Y adalah 40” dapat diterima
3 Salah satu bangun datar yang kelilingnya dinyatakan dalam bentuk aljabar :
Sesi : 3
Materi : Bilangan
No Jawaban
1 Diketahui:
Hadi dan kakaknya berulang tahun pada tanggal 1 Januari. Pada tahun 2015, usia Hadi
dan kakaknya sama dengan jumlah angka-angka pada tahun kelahirannya masing-
masing dan usia pernikahan orang tua mereka adalah 25 tahun.
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan selisih usia Hadi dan kakaknya
b. Selisih usia Hadi dan kakaknya
Jawab:
a. Seluruh kemungkinan tahun kelahiran dan jumlah angka-angka pada tahun
kelahiran tersebut
b. Usia pernikahan orang tua mereka pada tahun 2015 adalah 25 tahun artinya orang
tua mereka menikah pada tahun 1990, maka Hadi dan kakaknya lahir diantara
tahun 1991-2014.
154
Tahun Jumlah Angka-angka
Tahun
Umur
1991 20 24
1992 21 23
1993 22 22
1994 23 21
1995 24 20
… … …
… … …
2010 3 5
2011 4 4
2012 5 3
2013 6 2
2014 7 1
Selisih usia Hadi dan kakaknya = 22 – 4 =18
2 Diketahui:
Masing-masing lingkaran dibawah ini akan diisi dengan bilangan positif berbeda
sedemikian sehingga hasil kali sembarang tiga bilangan yang segaris adalah 2.700.
Ditanyakan:
Apakah jumlah maksimum dari seluruh bilangan dalam lingkaran tersebut tidak lebih
dari 150? Buktikan!
Jawab:
Diketahui hasil kali sembarang tiga bilangan yang segaris adalah 2.700 dan ditengah-
tengah sudah terdapat bilangan 45 maka hasil kali dua bilangan pada lingkaran yang
segaris adalah
Berikut ini pasangan bilangan positif yang hasil kalinya = 60
Pasangan Bilangan Hasil Penjumlahan
1 dan 60 61
2 dan 30 32
3 dan 20 23
4 dan 15 19
5 dan 12 17
6 dan 10 16
Agar jumlah seluruh bilangan dalam lingkaran tersebut memiliki jumlah maksimum
maka dipilih 4 pasang bilangan yang memiliki hasil penjumlahan terbesar yaitu 1 dan
60, 2 dan 30, 3 dan 20, 4 dan 15.dengan total penjumlaha yaitu 135 sehingga terbukti
25 45
155
bahwa jumlah maksimum dari seluruh bilangan dalam lingkaran tersebut tidak lebih
dari 150. Salah satu alternatif pengisian lingkaran-lingkaran tersebut antara lain:
3 Diketahui:
Poin menang = 2, kalah = 0, seri = 1
Jika dapatkan tim dengan total poin yang sama maka tim dengan jumlah menang
terbanyak dianggap lebih unggul
Terdapat 5 tim yang saling bertanding satu sama lain masing-masing 1 kali
Ditanyakan:
Lengkapilah tabel tersebut dengan bilangan yang tepat sehingga didapatkan juara 1-5
Jawab:
Terdapat total 20 poin yang diperebutkan dimana jumlah menang dan kalah harus
sama besar. Berdasarkan penyelesaian logis didapatkan hasil sebagai berikut
Pertandingan Poin Juara
Tim Jumlah Menang Kalah Seri Menang Seri Total
A 4 2 1 1 4 1 5
B 4 2 1
C 4 0 0 4
D 4 0 2
E 4 3
Pertandingan Poin Juara
Tim Jumlah Menang Kalah Seri Menang Seri Total
A 4 2 1 1 4 1 5 2
B 4 1 2 1 2 1 3 3
C 4 0 1 3 0 3 3 4
D 4 0 2 2 0 2 2 5
E 4 3 0 1 6 1 7 1
Sesi : 4
Materi : Geometri
No Jawaban
1 Diketahui:
Sebuah Persegi PQRS dengan titik T terletak pada QR dan titik U terletak pada RS
sehingga PT dan PU membagi persegi PQRS menjadi 3 daerah yang luasnya sama.
45
1
3
60
20
2
30 4
15
156
Panjang PQ = x
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan luas segitiga PTU
b. Luas segitiga PTU berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan
Jawab:
a. Luas segitiga PTR dan luas segitiga TRU
b. Ilustrasi gambar
PQ = QR = RS = PS = x
Misal RT = a , maka QT = x –a
PT dan PU membagi persegi PQRS menjadi 3 daerah yang luasnya sama, maka
maka
2 Diketahui:
Cahya menyusun lima buah persegi yang berukuran sama menjadi suatu bangun datar
dengan luas 405 cm2.
Ditanyakan:
Apakah tali sepanjang 1 m cukup untuk mengelilingi seluruh sisi bangun datar
tersebut
Jawab:
157
Panjang sisi persegi = √
Agar kelilingnya minimum maka harus semakin banyak sisi-sisi persegi yang
menempel dengan sisi-sisi yang lain seperti gambar berikut
Keliling persegi = 10 x panjang sisi persegi = 10 x 9 = 90 cm maka tali sepanjang 1 m
cukup untuk mengelilingi seluruh sisi bangun datar tersebut.
3 Diketahui:
dipotong secara horizontal. Kedua belahan tersebut direkatkan lagi
sehingga membentuk balok (bukan kubus).
Ditanyakan:
Ilustrasi kubus sebelum dan sesudah dipotong kemudian hitung luas permukaan
bangun ruang yang baru
Jawab:
√
Kubus sebelum dipotong:
Kubus sesudah dipotong:
Sesi : 5
Materi : Geometri
No Jawaban
1 Diketahui:
Selembar karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 x 25 cm akan dibuat
menjadi bentuk kipas seperti gambar dibawah ini (bagian yang tidak diarsir)
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan jumlah maksimum kipas yang
7cm
158
dapat dibuat Akbar
b. Keterkaitan unsur-unsur pada (a) dengan jumlah maksimum kipas yang dapat
dibuat Akbar
c. Jumlah maksimum kipas yang dapat dibuat Akbar
Jawab:
a. Luas karton dan luas satu kipas
b. Jumlah maksimum kipas yang dapat dibuat didapatkan dari pembagian antara
luas karton dan luas satu kipas
c.
(
) (
)
Jumlah maksimum kipas yang dapat dibuat=
2 Diketahui:
Ditanyakan:
Urutan bangun tersebut mulai dari yang memiliki luas terkecil
Jawab:
Misal masing-masing keliling bangun = K
Untuk segitiga sama sisi, maka
√
√
√
√
√
√
Untuk lingkaran, maka
Untuk persegi maka
Karena dan √ , maka
√
sehingga
√
jadi urutan bangun mulai dari yang memiliki luas terkecil adalah
segitiga sama sisi, persegi dan lingkaran.
3 Diketahui:
t
45 cm
20cm
cm
159
Ditanyakan:
Uraikan suatu alternatif cara untuk menentukan luas seluruh persegi panjang jika pada
bagian bawah ditambahkan lagi 5 tumpukan
Jawab:
Salah satu alternatif cara,
Panjang satu persegi panjang =
Lebar satu persegi panjang =
Maka luas satu persegi panjang = 9 x 4 = 36 cm2
Jika ditambahkan lagi 5 tumpukan maka akan terdapat 10 tumpukan dengan total
persegi panjang = 1 + 2 + 3 + … + 9 + 10 = 55 persegi panjang sehingga
total luas seluruh persegi panjang = 55 x 36 = 1980 cm2
Sesi : 6
Materi : Statistika
No Jawaban
1 Diketahui:
Nilai ujian Echa, Farhan, Ghina, Hesti, dan Ita adalah bilangan bulat dan mempunyai
rata-rata yang sama dengan median dan modusnya. Diketahui nilai tertinggi 10
dimiliki oleh Echa dan terendah adalah 4 dimiliki oleh Ita.
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan nilai Farhan, Ghina, dan Hesti?
b. Keterkaitan unsur-unsur diatas dalam bentuk kalimat matematika!
c. Nilai Farhan, Ghina, dan Hesti
Jawab:
a. Interval rata-rata nilai Farhan, Ghina, dan Hesti
b. Misal,
Maka
c. Nilai terendah = 4 dan nilai tertinggi = 10 , maka
Diketahui sekelompok data ini merupakan bilangan bulat dan mempunyai rata-
rata yang sama dengan median dan modusnya, maka E + F + G + H + I habis
dibagi 5 dan F + G + H habis dibagi 3. Nilai F + G + H yang mungkin adalah
21, sehingga diperoleh
2 Diketahui:
160
Ditanyakan:
Apakah perbandingan jumlah pegawai perusahaan A terhadap perusahaan B adalah 5 :
2? Jelaskan alasanmu!
Jawab:
Maka perbandingan pegawai perusahaan A terhadap perusahaan B adalah 2 : 5 bukan
5 : 2
3 Diketahui: Rata-rata 71 bilangan berurutan adalah 15.
Ditanyakan:
Suatu alternatif cara untuk menentukan median dari bilangan-bilangan tersebut
Jawab:
Misal bilangan pertama dalam urutan tersebut adalah a, maka
Median = -20 + (
)
Sesi : 7
Materi : Aljabar
No Jawaban
1 Diketahui:
Sebuah perusahaan memiliki 3 gedung cabang dengan ilustrasi bentuk dan tinggi
sebagai berikut:
161
Ditanyakan:
a. Persamaan yang dimiliki oleh ketiga gedung tersebut
b. Tinggi gedung C
Jawab:
a. Ketiganya sama-sama tersusun atas 2 jenis persegi panjang yang sama
b. Misalkan, persegi panjang I = x dan persegi panjang II = y , maka
Gedung A : … (1)
Gedung B : … (2)
Gedung C :
Eliminasi persamaan (1) dan (2) untuk mendapatkan nilai x dan y:
| x1 |
| x2 | -
Substitusi nilai ke persamaan (1)
Gedung C : m
2 Diketahui: Luas trapesium A = Luas trapesium B = 240 cm2
Ditanyakan:
Apakah pernyataan “selisih tinggi dua trapesium tersebut tidak lebih dari 20 cm”
dapat diterima? Buktikan!
Jawab:
Trapesium A:
y + 5
2y +4
4y
162
Maka tinggi trapesium A = 4y = 4 (5) = 20 cm
Trapesium B:
Maka tinggi trapesium B = 2x = 2(6) = 12 cm
Selisih tinggi dua trapesium tersebut = 20 – 12 = 8 cm, maka pernyataan “selisih
tinggi dua trapesium tersebut tidak lebih dari 20 cm” dapat diterima.
3 Diketahui: gambar dibawah ini menunjukkan suatu persegi yang dibagi menjadi 6
bagian yang sama.
Setiap bagian berupa persegi panjang yang mempunyai keliling 84 cm.
Ditanyakan:
Uraikan suatu alternatif cara untuk menentukan keliling persegi tersebut dengan
menggunakan bentuk aljabar
Jawab:
Karena 6 persegi panjang tersebut membentuk sebuah persegi maka berlaku
… (i)
x + 9
3x + 7
2
x
163
… (ii)
Substitusi (i) ke (ii)
Sesi : 8
Materi : Bilangan
No Jawaban
1 Diketahui:
Sebuah printer menomori semua halaman sebuah buku mulai dari nomor 1 dan
seluruhnya menggunakan 3201 digit.
Ditanyakan:
a. Lengkapi tabel berikut:
b. Banyak halaman buku tersebut
Jawab:
a.
b. 3201 – 2889 = 312
Maka halaman ke 3201 adalah bilangan 4 digit ke 78 yaitu 999 + 78 = 1077
Jumlah Bilangan Jumlah digit
Bilangan satu digit 9 9
Bilangan dua digit … …
Bilangan tiga digit … …
Jumlah Bilangan Jumlah digit
Bilangan satu digit 9 9
Bilangan dua digit 90 180
Bilangan tiga digit 900 2700
2889
2 Diketahui:
Bentuk 1 x 4 memerlukan 13 batang korek api
Bentuk 2 x 4 memerlukan 22 batang korek api
Ditanyakan:
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk membuktikan bahwa banyak
batang korek api yang diperlukan untuk membuat persegi panjang dengan bentuk
71 x 4 kurang dari 700? Berikan alasanmu!
1. Mengidentifikasi jumlah korek api pada masing-masing bentuk
2. Mengidentifikasi jenis barisan yang terbentuk
3. Menggunakan rumus suku ke-n barisan tersebut
164
Jawab:
Ya, Prosedur tersebut dapat digunakan untuk membuktikan bahwa banyak batang
korek api yang diperlukan untuk membuat persegi panjang dengan bentuk 71 x 4
kurang dari 700. Bukti:
1) Mengidentifikasi jumlah korek api pada masing-masing bentuk
Bentuk 1 x 4 memerlukan 13 batang korek api
Bentuk 2 x 4 memerlukan 22 batang korek api
Bentuk 3 x 4 memerlukan 31 batang korek api
Bentuk 4 x 4 memerlukan 40 batang korek api
…
…
Banyaknya batang korek api membentuk barisan aritmatika dengan beda b = 22 –
13 = 9
2) Mengidentifikasi jenis barisan yang terbentuk
Banyak batang korek api yang diperlukan untuk membuat persegi panjang dengan
bentuk 71 x 4 yaitu suku ke-71 barisan aritmatika, maka
3) Menggunakan rumus suku ke-n barisan tersebut
3 Diketahui:
Banyaknya persegi pada susunan ke-1 = 3
Banyaknya persegi pada susunan ke-2 = 8
Banyaknya persegi pada susunan ke-3 = 15
Banyaknya persegi pada susunan ke-4 = 24
Ditanyakan:
Banyaknya persegi pada susunan ke-n
Jawab:
Banyaknya persegi pada susunan ke-1 = 3 = Banyaknya persegi pada susunan ke-2 = 8 = Banyaknya persegi pada susunan ke-3 = 15
Banyaknya persegi pada susunan ke-4 = 24
…
Banyaknya persegi pada susunan ke-n
Sesi : 9
Materi : Geometri
No Jawaban
1 Diketahui:
Panjang sisi lapangan = 180 meter
n = banyaknya putaran yang dilewati Kiki
m = banyaknya putaran yang dilewati Ima
165
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan selisih jarak yang telah mereka
tempuh
b. Selisih jarak yang telah mereka tempuh
Jawab:
a. Jumlah masing-masing putaran dan keliling lapangan
b. Waktu yang diperlukan kiki dan ima untuk bertemu yaitu:
Diperoleh n = 6 dan m = 5
Keliling lapangan = 180 x 4 = 720 m
Jarak yang ditempuh Kiki = 6 x 720 = 4320 m
Jarak yang ditempuh Ima= 5 x 720 = 3600 m
Selisih = 4320 - 3600 = 720 m
2 Diketahui:
Persegi panjang PQRS , panjang PV = QT = PS = 6 cm. Titik U adalah perpotongan
antara garis SV dan RT, dan PQ = 10 cm.
Ditanyakan:
Apakah prosedur dibawah ini dapat digunakan untuk menentukan perbandingan luas
PTUS dan PQRS? Berikan alasanmu dan lengkapi prosedur tersebut!
1. Menentukan panjang TV
2. Menentukan tinggi segitiga TUV
3. Menentukan luas PTUS
4. Menentukan luas PQRS
5. Menentukan perbandingan luas PTUS dan PQRS
Jawab:
Ya, prosedur diatas dapat digunakan untuk menentukan perbandingan luas PTUS dan
PQRS. Bukti:
Misalkan tinggi segitiga TUV = t, maka tinggi segitiga SUR = 6 – t, diperoleh
perbandingan
P T V
Q
U
S R
166
Luas segiempat PTUS
Luas PQRS = p x l = 10 x 6 = 60 cm
2
Perbandingan luas segiempat PTUS dengan persegi panjang PQRS adalah
3 Diketahui:
Segitiga sama sisi
Pola ke-1 Pola ke-2 Pola ke-3
Panjang salah satu sisi segitiga pada pola ke-2 adalah 16 cm
Ditanyakan:
Keliling segitiga pada pola ke-n
Jawab:
Panjang sisi satu segitiga kecil =
Keliling segitiga pada pola ke-1 = 8 x 3 = 24 = 8 x 3(1)
Keliling segitiga pada pola ke-2 = 8 x 6 = 48 = 8 x 3(2)
Keliling segitiga pada pola ke-3 = 8 x 9 = 72 = 8 x 3(3)
…
Keliling segitiga pada pola ke-n = 8 x 3n
Sesi : 10
Materi : Statistika dan Aljabar
No Jawaban
1 Diketahui:
Farhan menggunakan
uangnya dan kehilangan
dari sisanya. Uang yang kini tersisa
hanya Rp 12.000,00
Ditanyakan:
a. Jika x merupakan uang Farhan mula-mula, buatlah kalimat matematika dari
keterangan diatas!
b. Tentukan jumlah uang Farhan mula-mula dengan menggunakan kalimat matematika
pada poin (a)!
167
Jawab:
a. Kalimat matematika dari masalah diatas, Misal uang Farhan mula-mula adalah
x, maka:
(
)
b.
2 Diketahui:
Perbandingan jumlah kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma adalah 9 : 5. Kemudian
Syauqi memberikan 15 kelereng miliknya kepada Akma sehingga perbandingan
kelereng yang dimiliki Syauqi dan Akma sekarang adalah 3 : 4.
Ditanyakan:
Apakah selisih kelereng yang mereka miliki sekarang lebih dari 10? Jelaskan!
Jawab:
Misal, jumlah kelereng milik Syauqi = x
jumlah kelereng milik Akma= y
Perbandingan kelereng mula-mula
… (i)
Perbandingan kelereng sekarang
…. (ii)
Dari persamaan (i) diperoleh:
… (iii)
Dari persamaan (ii) diperoleh:
… (iv)
Substitusi (iii) ke (iv)
Substitusi ke (iii)
Selisih kelereng yang mereka miliki lebih dari 10
168
3 Lengkapi tabel 3 x 3 dibawah ini dengan bilangan asli yang masing-masing kurang dari
20 dengan ketentuan pada setiap baris, kolom, atau diagonal berlaku “bilangan yang
berada di tengah sama dengan rata-rata dari dua yang lain”
5
10
Jawab:
Berikut ini beberapa bentuk yang memenuhi ketentuan diatas:
5 12 19 5 3 1 5 4 3 5 9 13
3 10 17 12 10 8 11 10 9 6 10 14
1 8 15 19 17 15 17 16 15 7 11 15
5 6 7 5 7 9 5 8 11 5 11 17
9 10 11 8 10 12 7 10 13 4 10 16
13 14 15 11 13 15 9 12 15 3 9 15
Sesi : 11
Materi : Bilangan
No Jawaban
1 Diketahui: Sebuah lampu menyala dengan warna berbeda setiap 1 menit dengan urutan
sebagai berikut:
Merah Putih Biru Hijau Ungu
1 2 3
5 4
6 7 8
10 9
… … …
Lampu tersebut mulai dinyalakan pada pukul 07.18
Ditanyakan:
a. Unsur-unsur yang diperlukan untuk menentukan warna lampu yang menyala pada
tepat jam 21.00
b. Warna lampu yang menyala pada tepat jam 21.00
Jawab:
169
a. Waktu pengulangan dan total waktu
b. Warna lampu yang menyala pada tepat pukul 21.00 dapat ditentukan dari sisa
pembagian total waktu dengan waktu pengulangan
c. Terjadi pergantian warna nyala lampu secara berulang tiap 5 menit
Total waktu = 21.00 – 07.18 = 13 jam 42 menit = 822 menit
822 = 5 (164) + 2
Warna nyala lampu pada urutan ke-2 adalah warna biru maka tepat pada jam 21.00
warna nyala lampu tersebut adalah biru.
2 Diketahui: Akan dibentuk bilangan ganjil yang terdiri dari lima angka berbeda dari
angka-angka 2, 3, 4, 7, dan 8.
Ditanyakan:
Apakah pertanyaan “selisih bilangan terbesar dan terkecil akan habis dibagi 6” dapat
diterima
Jawab:
Bilangan terbesar: 87423
Bilangan terkecil: 23487
Selisih bilangan terbesar dan terkecil: 87423 - 23487 = 63936
63936 habis dibagi 6 sehingga terbukti bahwa selisih bilangan terbesar dan terkecil
habis dibagi 6
3 Diketahui: p, q, r, dan s adalah 4 bilangan berbeda.
Jika rata-rata p dan q adalah 28,
rata-rata q dan r adalah 27
rata-rata r dan s adalah 25,
Ditanyakan:
rata-rata p dan s
Jawaban:
… (i)
… (ii)
… (iii)
Dari eliminasi (i) dan (ii) diperoleh
… (iv)
Penjumlahan (iii) dan (iv) diperoleh
Sehingga rata-rata p dan s yaitu
170
Lampiran 8
BIODATA SUBJEK PENELITIAN
4. Identitas Siswa Gifted 1 (G1)
Nama Lengkap : Aura Indiana Frida
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 15 April 2005
Usia : 13 Tahun
Skor IQ : 128
Prestasi :
Semi finalis Olimpiade MIPA tingkat nasional tahun 2014
Juara I Lomba Tahfizh Qur’an tingkat Kabupaten tahun 2014
5. Identitas Siswa Gifted 2 (G2)
Nama Lengkap : Humam Al-Labib
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 30 Desember 2003
Usia : 14 Tahun
Skor IQ : 114
Prestasi :
Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2018
Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Kota Tahun 2017
Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kota Tahun 2014
6. Identitas Siswa Gifted 3 (G3)
Nama Lengkap : Raden Roro Amara Bilqisty Maulana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Purworejo, 16 Juli 2004
Usia : 14 Tahun
Skor IQ : 116
Prestasi :
Juara 1 LKBBT Tingkat Kabupaten Tahun 2017
171
Lampiran 9
HASIL TES IQ SUBJEK PENELITIAN
172
173
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal : Rabu, 5 September 2018
Waktu : 13.00 – 14.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur pelaksanaan penelitian
sementara seluruh subjek memperhatikan dengan seksama. Setelah penjelasan
selesai, subjek G1, G2, dan G3 meminta izin untuk mengambil alat tulis terlebih
dahulu di kelas masing-masing. Setelah semuanya siap, peneliti membagikan soal
dan lembar jawaban kepada masing-masing subjek kemudian mereka mulai
mengerjakan soal-soal tersebut. Subjek G1 dan G3 terlihat cenderung belum
terbiasa dengan soal-soal HOMT sehingga melakukan beberapa kesalahan dalam
memahami soal. Adapun subjek G2 cenderung terlihat sudah terbiasa
mengerjakan soal-soal HOMT dan memberikan jawaban yang tepat serta hanya
melakukan sedikit kekeliruan. Dari segi sikap, subjek G1 cenderung tidak banyak
berbicara dan bertanya, sering meletakkan kepala di atas meja saat mengerjakan
soal dan menulis dengan menggunakan tangan kiri serta didampingi oleh teman
sekelasnya. Adapun subjek G2 cenderung bersikap santai dalam mengerjakan soal
dan aktif bertanya untuk memperjelas apa yang ditanyakan dalam soal. Lebih
lanjut, subjek G1 dan G2 mengerjakan soal secara terurut mulai dari indikator
analyze sedangkan subjek G3 mengerjakan soal indikator create terlebih dahulu.
Disamping itu subjek G1 juga telihat cenderung menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan soal serta tidak mengosongkan jawaban sama sekali
meskipun sebenarnya ia tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Di sisi lain,
subjek G2 juga terlihat menghitung terlebih dahulu di kertas sampai mendapatkan
hasil, kemudian memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban yang
disediakan. Adapun subjek G3 juga terlihat mengosongkan jawaban suatu nomor
jika memang ia tidak bisa menyelesaikannya. Subjek G3 cenderung tidak aktif
bertanya namun beberapa kali mengeluh lupa tentang beberapa rumus
matematika. Subjek G1 dan G3 menggunakan 60 menit untuk mengerjakan soal
sedangkan subjek G2 hanya menggunakan 36 menit.
174
Hari/Tanggal : Kamis, 6 September 2018
Waktu : 12.30 – 13.40 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Pada pukul 12.30 peneliti memberikan soal kepada subjek G1 dan G3 terlebih
dahulu dikarenakan subjek G2 datang terlambat beberapa menit. Peneliti dan
subjek mengawali kegiatan penelitian dengan membaca doa. Subjek G1 dan G3
masih terlihat cenderung belum terbiasa dengan soal-soal HOMT sehingga
melakukan kesalahan dalam memahami soal. Adapun subjek G2 cenderung
terlihat sudah terbiasa mengerjakan soal-soal HOMT dan memberikan jawaban
yang tepat dan hanya melakukan sedikit kekeliruan. Dari segi sikap, subjek G1
cenderung tidak banyak berbicara dan bertanya, sering meletakkan kepala di atas
meja saat mengerjakan soal dan menulis dengan menggunakan tangan kiri serta
didampingi oleh teman sekelasnya. Adapun subjek G2 cenderung bersikap santai
dalam mengerjakan soal dan aktif bertanya untuk memperjelas apa yang
ditanyakan dalam soal, sementara Subjek G3 masih belum aktif bertanya. Lebih
lanjut, subjek G1, G2, dan G3 mengerjakan soal secara terurut mulai dari soal
indikator analyze sampai dengan create. Disamping itu, subjek G1 juga telihat
cenderung menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal. Di sisi
lain, subjek G2 masih terlihat menghitung terlebih dahulu di kertas sampai
mendapatkan hasil, kemudian memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban
yang disediakan. Subjek G1 menggunakan 70 menit untuk mengerjakan soal,
subjek G2 hanya menggunakan 30 menit dan G3 menggunakan 60 menit.
Hari/Tanggal : Jum’at, 7 September 2018
Waktu : 13.30 – 14.30 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Kegiatan penelitian diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh peneliti.
Subjek G1 dan G3 datang tepat waktu sedangkan subjek G2 terlambat beberapa
menit. Subjek G1 dan G3 masih terlihat cenderung belum terbiasa dengan soal-
soal HOMT sehingga melakukan kesalahan dalam memahami soal. Adapun
175
subjek G2 cenderung terlihat sudah terbiasa mengerjakan soal-soal HOMT dan
memberikan jawaban yang tepat dan hanya melakukan sedikit kekeliruan. Dari
segi sikap, subjek G1 masih cenderung tidak banyak berbicara dan bertanya,
sering meletakkan kepala di atas meja saat mengerjakan soal dan menulis dengan
menggunakan tangan kiri serta didampingi oleh teman sekelasnya. Adapun subjek
G2 cenderung bersikap santai dalam mengerjakan soal dan aktif bertanya untuk
memperjelas apa yang ditanyakan dalam soal, sementara subjek G3 masih belum
aktif bertanya. Lebih lanjut, subjek G2 terlihat mengerjakan soal secara terurut
mulai dari indikator analyze sedangkan subjek G1 dan G3 mengerjakan soal
indikator create terlebih dahulu . Disamping itu, subjek G1 juga telihat cenderung
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal. Di sisi lain, subjek
G2 masih terlihat menghitung terlebih dahulu di kertas sampai mendapatkan hasil,
kemudian memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban yang disediakan.
Subjek G1 menggunakan 60 menit untuk mengerjakan soal, subjek G2 hanya
menggunakan 30 menit dan G3 menggunakan 55 menit.
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 September 2018
Waktu : 08.00 – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Hari pertama pemberian challenging mathematical task. Seluruh subjek datang
tepat waktu serta subjek G1 sudah tidak didampingi teman sekelasnya lagi.
Peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara mengerjakan LKS challenging
mathematical task 1 yang telah dibagikan. Subjek G2 mengajukan beberapa
pertanyaan ketika terdapat beberapa hal yang belum ia pahami. Seluruh subjek
terlihat antusias dalam mengerjakan LKS dan tidak ada yang terlihat meletakkan
kepala diatas meja. Setelah selesai mengerjakan LKS, peneliti memberikan
instrumen HOMT. subjek G1 dan G3 beberapa kali terlihat meletakkan kepala
diatas meja saat mengerjakan soal. Adapun G2 masih terlihat santai dan
menghitung terlebih dahulu di kertas sampai mendapatkan hasil, kemudian
memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban yang disediakan. Subjek G3
mulai mengajukan beberapa pertanyaan terkait soal HOMT yang sedang ia
176
kerjakan. Subjek G1 mengerjakan soal indikator create terlebih dahulu, sementara
subjek G2 analyze, dan subjek G3 evaluate. Subjek G1 menggunakan 55 menit
untuk mengerjakan soal, subjek G2 menggunakan 40 menit dan G3 menggunakan
50 menit.
Hari/Tanggal : Senin, 10 September 2018
Waktu : 07.50 – 10.20 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Seluruh subjek datang tepat waktu serta subjek G1 sudah tidak didampingi
teman sekelasnya lagi. Setelah peneliti menjelaskan cara mengerjakan LKS
challenging mathematical task 2, seluruh subjek mengerjakan dengan serius.
Subjek G2 dan G3 mengajukan beberapa pertanyaan ketika terdapat beberapa hal
yang belum ia pahami. Setelah selesai mengerjakan LKS, peneliti memberikan
instrumen HOMT. Subjek G1 terlihat sudah mulai terbiasa dengan soal-soal
HOMT walaupun masih melakukan beberapa kesalahan dalam memahami soal
dan melakukan perhitungan. Subjek G1 juga masih cenderung menuliskan apa
yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal serta tidak mengosongkan jawaban
sama sekali meskipun sebenarnya ia tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Dari
segi sikap, subjek G1 masih cenderung jarang berbicara dan bertanya serta sering
meletakkan kepala di atas meja pada saat mengerjakan soal serta tidak didampingi
oleh teman sekelasnya lagi. Adapun subjek G2 selama pemberian CMT,
memberikan jawaban yang tepat dan lengkap untuk seluruh soal kemampuan
HOMT. Subjek G2 masih memiliki kebiasaan menghitung terlebih dahulu di
kertas soal sampai mendapatkan hasil baru kemudian memindahkan jawaban
tersebut di lembar jawaban yang disediakan. Dari segi sikap, subjek G2 masih
cenderung bersikap santai dalam mengerjakan soal dan aktif bertanya untuk
memperjelas apa yang ditanyakan. Subjek G2 cenderung lebih santai dan masih
terlihat memeriksa jawaban berulang kali setelah selesai mengerjakan seluruh
soal. Selanjutnya, subjek G3 selama pemberian CMT terlihat sudah mulai terbiasa
dengan soal-soal HOMT. Subjek G3 cenderung menjawab soal dengan sangat
singkat. Subjek G3 beberapa kali bertanya jika ada keterangan dalam soal yang
177
tidak ia pahami. Subjek G1 dan G3 mengerjakan soal indikator create terlebih
dahulu, sementara subjek G2 mengerjakan soal secara terurut mulai dari indikator
soal analyze sampai dengan create. Subjek G1 menggunakan 73 menit untuk
mengerjakan soal, subjek G2 menggunakan 56 menit dan G3 menggunakan 76
menit.
Hari/Tanggal : Rabu, 12 September 2018
Waktu : 08.30 – 10.45 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Hari ketiga pemberian challenging mathematical task. Subjek G2 datang
terlambat beberapa menit dibandingkan subjek G1 dan G3. Peneliti menjelaskan
terlebih dahulu cara mengerjakan LKS challenging mathematical task 3 yang
telah dibagikan. Subjek G2 dan G3 mengajukan beberapa pertanyaan ketika
terdapat beberapa hal yang belum dipahami. Seluruh subjek mulai terlihat tidak
antusias dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS, peneliti
memberikan instrumen HOMT. Subjek G1 dan G3 beberapa kali terlihat
meletakkan kepala diatas meja saat mengerjakan soal. Adapun G2 masih terlihat
santai dan menghitung terlebih dahulu di kertas sampai mendapatkan hasil,
kemudian memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban yang disediakan.
Subjek G3 mulai mengajukan beberapa pertanyaan terkait soal HOMT yang
sedang ia kerjakan. Subjek G1 dan G3 mengerjakan soal indikator evaluate
terlebih dahulu, sementara subjek G2 mengerjakan soal secara terurut mulai dari
indikator soal analyze sampai dengan create. Subjek G1 menggunakan 74 menit
untuk mengerjakan soal, subjek G2 menggunakan 60 menit dan G3 menggunakan
73 menit.
Hari/Tanggal : Kamis, 13 September 2018
Waktu : 07.45 – 09.45 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Seluruh subjek datang tepat waktu. Setelah peneliti menjelaskan cara mengerjakan
LKS challenging mathematical task 4, seluruh subjek mengerjakan dengan serius
178
meskipun terlihat mulai jenuh. Subjek G2 dan G3 mengajukan beberapa
pertanyaan ketika terdapat beberapa hal yang belum ia pahami sementara G1
cenderung memperhatikan pertanyaan yang diajukan subjek G2 dan G3 dan ikut
mendengarkan jawaban yang diberikan peneliti. Setelah selesai mengerjakan
LKS, peneliti memberikan instrumen HOMT. Subjek G1 terlihat sudah mulai
terbiasa dengan soal-soal HOMT walaupun masih melakukan beberapa kesalahan
dalam memahami soal dan melakukan perhitungan. Subjek G1 juga masih
cenderung menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal serta
tidak mengosongkan jawaban sama sekali meskipun sebenarnya ia tidak bisa
menyelesaikan soal tersebut. Dari segi sikap, subjek G1 masih cenderung jarang
berbicara dan bertanya serta sering meletakkan kepala di atas meja pada saat
mengerjakan soal. Adapun subjek G2 masih memiliki kebiasaan menghitung
terlebih dahulu di kertas soal sampai mendapatkan hasil baru kemudian
memindahkan jawaban tersebut di lembar jawaban yang disediakan. Dari segi
sikap, subjek G2 masih cenderung bersikap santai dalam mengerjakan soal dan
aktif bertanya untuk memperjelas apa yang ditanyakan. Subjek G2 cenderung
lebih santai dan masih terlihat memeriksa jawaban berulang kali setelah selesai
mengerjakan seluruh soal. Selanjutnya, subjek G3 selama pemberian CMT terlihat
sudah mulai terbiasa dengan soal-soal HOMT. Subjek G3 cenderung menjawab
soal dengan sangat singkat. Subjek G3 beberapa kali bertanya jika ada keterangan
dalam soal yang tidak ia pahami. Subjek G1, G2, dan G3 mengerjakan soal secara
terurut mulai dari indikator soal analyze sampai dengan create. Subjek G1
menggunakan 53 menit untuk mengerjakan soal, subjek G2 hanya menggunakan
22 menit dan G3 menggunakan 39 menit.
Hari/Tanggal : Jum’at, 14 September 2018
Waktu : 09.00 – 10.30 WIB
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Hari terakhir pemberian challenging mathematical task. Subjek G2 datang
terlambat beberapa menit dibandingkan subjek G1 dan G3. Peneliti menjelaskan
terlebih dahulu cara mengerjakan LKS challenging mathematical task 5 yang
179
telah dibagikan. Subjek G2 dan G3 mengajukan beberapa pertanyaan ketika
terdapat beberapa hal yang belum ia pahami. Seluruh subjek mengerjakan LKS
dengan serius. Setelah selesai mengerjakan LKS, peneliti memberikan instrumen
HOMT. Subjek G1 dan G3 beberapa kali terlihat meletakkan kepala diatas meja
saat mengerjakan soal. Adapun G2 masih terlihat santai dan menghitung terlebih
dahulu di kertas sampai mendapatkan hasil, kemudian memindahkan jawaban
tersebut di lembar jawaban yang disediakan. Subjek G3 mulai mengajukan
beberapa pertanyaan terkait soal HOMT yang sedang ia kerjakan. Subjek G1, G2,
dan G3 mengerjakan soal secara terurut mulai dari indikator soal analyze sampai
dengan create. Subjek G1 menggunakan 40 menit untuk mengerjakan soal, subjek
G2 menggunakan hanya 17 menit dan G3 menggunakan 48 menit.
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 September 2018
Waktu : 07.50 – 09.00
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Pemberian challenging mathematical task dihentikan, subjek hanya diminta
mengerjakan instrument HOMT. Subjek G1 terlihat semakin terbiasa dengan soal-
soal HOMT walaupun masih melakukan beberapa kesalahan dalam memahami
soal dan perhitungan. Subjek G1 lebih banyak mengerjakan butir soal indikator
create terlebih dahulu. Subjek G1 juga tetap cenderung menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan soal serta tidak mengosongkan jawaban sama
sekali meskipun sebenarnya ia tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. Dari segi
sikap, G1 masih cenderung tidak banyak berbicara dan bertanya serta masih
sering meletakkan kepala diatas meja dan mulai terlihat terburu-buru dalam
mengerjakan soal. Adapun subjek G2 cenderung terlihat terburu-buru dalam
mengerjakan soal. Selanjutnya, subjek G3 terlihat semakin terbiasa dengan soal-
soal HOMT, meskipun beberapa kali melakukan kesalahan dalam memahami soal
dan perhitungan. Subjek G3 juga beberapa kali bertanya jika ada keterangan
dalam soal yang tidak ia pahami. Subjek G1 mengerjakan soal indikator create
terlebih dahulu, subjek G2 mengerjakan soal secara terurut mulai dari indikator
soal analyze sampai dengan create, subjek G3 mengerjakan soal indikator
180
evaluate terlebih dahulu. Subjek G1 menggunakan 48 menit untuk mengerjakan
soal, subjek G2 menggunakan 37 menit dan G3 menggunakan 40 menit.
Hari/Tanggal : Senin, 17 September 2018
Waktu : 09.00 – 11.30
Tempat : Mushola MTsN Depok
Terjadi peruban tempat penelitian dikarenakan ruang rapat sedang digunakan
untuk keperluan lain. Subjek G1, G2, dan G3 mengerjakan dalam rentang waktu
yang berbeda karena ada keperluan mendesak yang harus mereka kerjakan di
kelas masing-masing. Sekitar pukul 09.00, subjek G1 mulai mengerjakan soal-
soal HOMT yang diberikan peneliti. Untuk pertama kalinya subjek G1
mengajukan beberapa pertanyaan ketika ada yang tidak ia pahami. Adapun subjek
G3 mulai mengerjakan soal HOMT sekitar pukul 10.00. Subjek G3 juga beberapa
kali mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak ia pahami. Adapun subjek G2
baru datang sekitar pukul 11.00 dan cenderung terlihat terburu-buru dalam
mengerjakan soal. Subjek G1 dan G3 mengerjakan soal indikator create terlebih
dahulu, sementara subjek G2 mengerjakan soal secara terurut mulai dari indikator
soal analyze sampai dengan create, subjek G2 menggunakan 15 menit dan G3
menggunakan 22 menit.
Hari/Tanggal : Selasa, 18 September 2018
Waktu : 10.30 – 11.30
Tempat : Ruang Rapat MTsN Depok
Subjek G2 datang terlambat beberapa menit dibandingkan subjek G1 dan G3.
Subjek G1 terlihat semakin terbiasa dengan soal-soal HOMT walaupun masih
melakukan beberapa kesalahan dalam memahami soal dan perhitungan. Subjek
G1 juga tetap cenderung menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
soal serta tidak mengosongkan jawaban sama sekali meskipun sebenarnya ia tidak
bisa menyelesaikan soal tersebut. Dari segi sikap, G1 masih cenderung tidak
banyak berbicara dan bertanya serta masih sering meletakkan kepala diatas meja
dan mulai terlihat terburu-buru dalam mengerjakan soal. Adapun subjek G2
181
cenderung terlihat terburu-buru dalam mengerjakan soal sehingga melakukan
beberapa kekeliruan. Selanjutnya, subjek G3 terlihat semakin terbiasa dengan
soal-soal HOMT, meskipun beberapa kali melakukan kesalahan dalam memahami
soal dan perhitungan. Subjek G3 juga beberapa kali bertanya jika ada keterangan
dalam soal yang tidak ia pahami. Subjek G1 dan G2 mengerjakan soal secara
terurut mulai dari indikator soal analyze sampai dengan create, sementara subjek
G3 mengerjakan soal indikator create terlebih dahulu. Subjek G1 menggunakan
68 menit untuk mengerjakan soal, subjek G2 menggunakan 15 menit dan G3
menggunakan 58 menit.
182
Lampiran 11
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Kondisi Baseline 1 (A1)
Rabu, 5 September 2018
Kamis, 6 September 2018
Jum’at, 7 September 2018
Kondisi Intervensi (B)
Sabtu, 8 September 2018
Senin, 10 September 2018
183
Rabu, 12 September 2018
Kamis, 13 September 2018
Jum’at, 14 September 2018
Kondisi Baseline 2 (A2)
Sabtu, 15 September 2018
Selasa, 18 September 2018
Senin, 17 September 2018
184
Lampiran 12
Data waktu yang digunakan subjek G1, G2, dan G3 untuk mengerjakan
instrumen kemampuan HOMT pada setiap sesi disajikan dalam tabel dibawah ini:
Sesi Kondisi Waktu (Menit)
G1 G2 G3
1 Baseline 1 (A1) 60 36 60
2 70 30 60
3 60 30 55
Rata-Rata = 63 32 58
4 Intervensi (B) 55 40 50
5 73 56 76
6 74 60 73
7 53 22 39
8 40 17 48
Rata-Rata = 59 39 57
9 Baseline 2 (A2) 48 37 40
10 30 15 22
11 68 15 58
Rata-Rata = 49 22 40
Rata-Rata Keseluruhan = 57 33 53
Secara visual data diatas disajikan pada grafik berikut ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8 Sesi 9 Sesi 10Sesi 11
G1
G2
G3
Baseline 1 (A1) Baseline 2 (A2) Intervensi (B)
185
Lampiran 13
PERHITUNGAN KECENDERUNGAN STABILITAS
1. Subjek G1
Baseline 1 (A1) Intervensi Baseline 2 (A2)
STABIL STABIL TIDAK STABIL
(VARIABEL)
186
2. Subjek G2
Baseline 1 (A1) Intervensi Baseline 2 (A2)
88,89
STABIL STABIL STABIL
3. Subjek G3
Baseline 1 (A1) Intervensi Baseline 2 (A2)
187
STABIL STABIL TIDAK STABIL
(VARIABEL)
188
Lampiran 14
HASIL UJI-T SATU PIHAK
Berdasarkan tabel 4.22, akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan
uji-t satu pihak untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan antara masing-
masing subjek serta antara kondisi baseline dan intervensi sebagai data
pendukung hasil penelitian ini:
1. Subjek
√
atau Ho ditolak yaitu terdapat perbedaan
kemampuan HOMT antara subjek penelitian. Hal ini bermakna bahwa subjek
berpengaruh terhadap skor kemampuan HOMT siswa gifted.
2. Kondisi
√
atau Ho ditolak yaitu terdapat perbedaan
kemampuan HOMT siswa pada kondisi Baseline dan Intervensi. Hal ini
bermakna bahwa pemberian CMT pada kondisi intervensi berpengaruh
terhadap kemampuan HOMT siswa gifted.
189
Lampiran 15
190
191
192
193
194
195
196
197
Lampiran 16
198
Lampiran 17
199
Lampiran 18
HASIL UJI PLAGIASI
200
201
202
203
204
205