HHAAKKIIKKAATT …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.../Kurikulum_TIK/...Kurikulum.pdf · Hilda Taba...

21
Kurikulum Berbasis TIK Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 23 H H A A K K I I K K A A T T P P E E N N G G E E M M B B A A N N G G A A N N K K U U R R I I K K U U L L U U M M Kehidupan masyarakat akan terus menerus mengalami perubahan sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada skala global dewasa ini sudah mencapai taraf luar biasa, bahkan bisa dikatakan sudah mencapai eksplosi atau ledakan. Perubahan itu berpengaruh pula pada bidang pendidikan, termasuk di dalamnya kurikulum dan pembelajaran. Pendidikan perlu mengantisipasi perubahan tersebut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berkompetisi dalam masyarakat global. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam hal ini berperan sebagai penggerak utama perubahan. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menuntut kurikulum dan pembelajaran dapat menyesuaikan dan mengantisipasinya. Tujuan, materi, metode, dan pengalaman belajar yang diberikan di sekolah harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sebagai bekal hidupnya pada masa sekarang dan masa yang akan datang Kurikulum mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan- tantangan di masa depan dengan memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup. Kurikulum tidak cukup hanya dengan mengarahkan peserta didik pada penguasaan materi pembelajaran (content oriented) saja, tetapi perlu juga dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan peserta didik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. A. Pengertian Kurikulum Dari berbagai pengertian kurikulum, Ali, M (1984) mengkategorikannya ke dalam tiga pengertian, yaitu (1) Kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik (2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan (3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik. Hilda Taba mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan mengungkapkan, bahwa a curriculum is a plan for learning. Kurikulum biasanya terdiri dari tujuan, materi/isi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Untuk dapat memberi penjelasan terhadap bentuk-bentuk belajar yang direncanakan dalam kurikulum memerlukan penjelasan. Penjelasan ini dapat

Transcript of HHAAKKIIKKAATT …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.../Kurikulum_TIK/...Kurikulum.pdf · Hilda Taba...

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 23

HHAAKKIIKKAATT PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN

KKUURRIIKKUULLUUMM

Kehidupan masyarakat akan terus menerus mengalami perubahan

sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi pada skala global dewasa ini sudah mencapai taraf

luar biasa, bahkan bisa dikatakan sudah mencapai eksplosi atau ledakan.

Perubahan itu berpengaruh pula pada bidang pendidikan, termasuk di

dalamnya kurikulum dan pembelajaran. Pendidikan perlu mengantisipasi

perubahan tersebut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu

berkompetisi dalam masyarakat global. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

hal ini berperan sebagai penggerak utama perubahan.

Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menuntut

kurikulum dan pembelajaran dapat menyesuaikan dan mengantisipasinya.

Tujuan, materi, metode, dan pengalaman belajar yang diberikan di sekolah

harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sebagai bekal hidupnya

pada masa sekarang dan masa yang akan datang

Kurikulum mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan-

tantangan di masa depan dengan memberikan keterampilan dan keahlian

bertahan hidup. Kurikulum tidak cukup hanya dengan mengarahkan peserta

didik pada penguasaan materi pembelajaran (content oriented) saja, tetapi perlu

juga dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan peserta didik dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

A. Pengertian Kurikulum

Dari berbagai pengertian kurikulum, Ali, M (1984) mengkategorikannya

ke dalam tiga pengertian, yaitu (1) Kurikulum sebagai rencana belajar peserta

didik (2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan (3) Kurikulum sebagai

pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.

Hilda Taba mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan

mengungkapkan, bahwa a curriculum is a plan for learning. Kurikulum

biasanya terdiri dari tujuan, materi/isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.

Untuk dapat memberi penjelasan terhadap bentuk-bentuk belajar yang

direncanakan dalam kurikulum memerlukan penjelasan. Penjelasan ini dapat

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 24

diperoleh dari berbagai teori psikologi, seperti berkaitan dengan psikologi

belajar dan psikologi anak.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran adalah sebuah rencana

pembelajaran di suatu sekolah. Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran

yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau

dipelajari peserta didik di sekolah atau perpengajaran tinggi untuk memperoleh

ijazah tertentu. Ini bermakna proses pendidikan di sekolah yang termasuk

kurikulum hanya mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik.

Sedangkan kegiatan belajar tidak termasuk ke dalam kurikulum.

Kurikulum tradisional membeda kegiatan belajar menjadi tiga, yaitu:

kegiatan termasuk ke dalam kurikulum, yaitu kegiatan-kegiatan belajar dalam

mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran tertentu yang telah ditentukan;

kegiatan penyerta kurikulum (co-curricular activities) yang merupakan

penunjang atau penyerta dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dari

kurikulum, seperti membaca di perpustakaan, praktikum di laboratorium, atau

study tour; dan kegiatan di luar kurikulum (extra curricular activities) seperti

pramuka, olah raga, kesenian, palang merah remaja (PMR) atau paskibra.

Kurikulum sebagai pengalaman belajar memandang kurikulum bukan

hanya rencana pembelajaran saja, melainkan juga sebagai suatu pengalaman

belajar yang nyata dan aktual terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.

Kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dapat memberi pengalaman

belajar buat peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar

kompetensi, dan materi pembelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar

dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari, baik

di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengalaman belajar di dalam kelas

dilaksanakan dengan interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar,

seperti telaah buku, melakukan eksperimen di laboratorium IPA atau

pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi (TIK) di laboratorium

komputer. Sedangkan pengalaman belajar di luar kelas dilakukan dengan jalan

mengunjungi objek studi yang berada di luar kelas, seperti melakukan observasi

ragam tumbuhan pantai dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan

bagi peserta didik yang ingin mempelajari keanekaragaman mahluk hidup

sesuai dengan karakteristik habitatnya dalam mata pelajaran Biologi; praktek

kerja lapangan di perusahaan seluler, mengamati kecepatan abrasi pantai

untuk dapat memahami pengaruh ombak laut terhadap pantai dalam mata

pelajaran Geografi.

Pengertian lain tentang kurikulum diungkapkan dalam Undang-Undang

no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam

Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau

bahan pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pengertian kurikulum ini lebih berbentuk kerangka kerja/rancangan dalam

membantu berkembangnya kemampuan-kemampuan peserta didik melalui

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 25

proses pembelajaran. Dalam hal ini, institusi sekolah bertanggung jawab

menggunakan kerangka kerja tersebut dalam mengembangkan kurikulum. Di

dalam kerangka kerja tersebut memuat informasi tentang: (1) Apa yang harus

dipelajari peserta didik (subyek), (2) Apa yang harus peserta didik ketahui dan

mampu lakukan (kompetensi), (3) Berapa lama mereka dapat belajar (jam

belajar, minggu belajar), dan (4) Dengan cara bagaimana peserta didik belajar

(tatap muka, tugas terstruktur, tugas individu).

B. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum mengalami sebuah siklus (Depdiknas, 2006)

sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Siklus Pengembangan Kurikulum

(Curriculum Engineering Cycle)

1. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen

kurikulum berupa kurikulum dokumen inti, pedoman dan suplemen yang

merupakan paket dokumen kurikulum. Dokumen yang dikembangkan didasari

atas beberapa analisis yaitu meliputi: (1) Analisis kebutuhan masyarakat, (2)

Analisis kebutuhan pengembangan ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai, dan (3)

Analisis kebutuhan peserta didik.

Perencanaan kurikulum dilakukan baik dalam jangka panjang,

menengah, maupun jangka pendek.

Perencanaan

Kurikulum

Pengembangan

Kurikulum

Pelaksanaan

Kurikulum

Penilaian

Kurikulum

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 26

a. Perencanaan kurikulum jangka panjang merupakan kurikulum yang

dikembangkan secara nasional yang diistilahkan dengan "Standar Muatan

Nasional". Standar tersebut berbentuk kerangka kerja yang memberikan

informasi umum mengenai keseluruhan mata pelajaran yang harus dipelajari

(muatan), apa yang perlu diketahui pada setiap mata pelajaran (topik atau

aspek), maupun apa yang perlu dilakukan pada setiap mata pelajaran

(kompetensi). Pengajar akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk

mengembangkan kurikulum mata pelajaran mereka (kompetensi pedagogik

inti). Ini adalah tugas sulit dan menantang bahkan bagi pengajar yang

berpengalaman dan berkualifikasi tinggi. Kurikulum makro ini ditetapkan

oleh Pemerintah.

b. Perencanaan kurikulum jangka menengah merupakan perencanaan

pembelajaran jangka menengah atau disebut juga kurikulum mikro memuat

kerangka kerja tentang program-program belajar untuk setiap semester dan

kelas, termasuk menetapkan jumlah mata pelajaran yang akan diajarkan.

Perencanaan pembelajaran jangka menengah sering disebut dengan silabus.

Peranan pengajar adalah mengembangkan silabus ini. Fungsi utama dari

perencanaan pembelajaran jangka menengah adalah untuk memetakan

pembelajaran satu kelas selama satu semester. Silabus memperlihatkan

rincian apa yang akan dilakukan peserta didik selama satu periode tertentu

yaitu sepanjang semester pada setiap pelajaran. Perencanaan pembelajaran

itu memuat garis besar (outline) bahasan dan menunjukkan kesinambungan

pembelajaran. Sekolah dan para pengajar bertanggung jawab

mengembangkan kurikulum mikro (silabus).

c. Perencanaan Kurikulum Jangka Pendek merupakan perencanaan

disusun oleh individu pengajar yang disebut juga dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran/RPP (lesson plan). Perencanaan ini memuat

uraian yang akan dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran sehari-hari

Tanggung jawab sekolah dan para pengajar untuk mengembangkannya.

Kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran yang dibuat secara

tertulis (written curriculum) menjadi pedoman bagi para pelaksana kurikulum

dalam proses pembelajaran peserta didik. Perencanaan pembelajaran tertulis ini

akan membantu mengingatkan pengajar untuk memasukkan semua elemen

kegiatan pembelajaran dan membantu pengajar menjadi lebih cermat dan

reflektif. Tanpa adanya perencanaan akan sulit menganalisa bagaimana

sesuatu semestinya direncanakan atau diterapkan setelah pembelajaran

dilaksanakan. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran tertulis berguna

juga sebagai sumber untuk pembelajaran materi yang sama di waktu yang akan

datang.

Dalam merencanakan kurikulum, langkah-langkah yang ditempuh

meliputi:

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 27

a. Merumuskan Tujuan

Perumusan tujuan kurikulum memperhatikan (1) Tujuan yang ada pada

diri peserta didik, (2) Tujuan yang akan dihasilkan, berupa hasil belajar yaitu

perilaku tertentu (biasanya dinyatakan dengan kata kerja tertentu), (3) Objek

dari tujuan itu (berupa materinya). Tujuan yang dirumuskan di dalam

kurikulum adalah tujuan umum yang tidak bisa langsung dilakukan

pengamatan atau pengukuran di dalamnya.

b. Perumusan Materi

Pengorganisasian materi dalam mata pelajaran memperhatikan dan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Perkembangan psikologis dan

fisik anak, (2) Kebermanfaatan atau kegunaan bagi anak, (3) Beban belajar

anak, (4) dan disiplin keilmuan.

Dalam menyusun materi perlu diperhatikan ruang lingkup (scope) yaitu

kedalaman materi materi yang dibatasi pada masalah tertentu dan urutan

(sequence) adalah materi diurutkan sesuai jalan logis dan tingkat kesulitannya.

Materi pembelajaran yang dirumuskan berupa materi-materi pokok.

c. Perumusan Kegiatan Pembelajaran

Dalam merumusan kegiatan pembelajaran termasuk di dalamnya adalah

merumuskan strategi dan metoda yang dipilih. Perumusan kegiatan

pembelajaran disertai dengan indikatornya agar dapat terukur

ketercapaiannya. Untuk suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan

beberapa metode, demikian juga sebaliknya.

d. Penentuan Alat Evaluasi yang Diperlukan

Alat/instrumen evaluasi dipergunakan dalam menilai proses dan output

pembelajaran. Penentukan alat evaluasi yang cocok bisa didasarkan kepada

tujuan pembelajaran maupun pertimbangan yang lain, tentang jenis alat

evaluasi yang banyak dipergunakan untuk tiap domain tujuan.

2. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum melibatkan pihak terkait, yang masing-

masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Pihak-pihak yang

terlibat dalam pengembangan kurikulum meliputi: (1)Pengambil keputusan

yang terkait dengan penetapan kurikulum, (2) Ahli kurikulum, (3) Ahli disiplin

keilmuan, (4) Ahli psikologi, dan (5) Pengajar.

Dalam mengembangkan kurikulum dapat dilakukan dengan terlebih

dahulu mengajukan empat pertanyaan mendasar dalam pengembangan

kurikulum, yaitu:

a. Pertanyaan pertama, "What educational purposes should the school seek to

attain?" yaitu tujuan pendidikan atau pembelajaran mana yang ingin dicapai

oleh sekolah? Ini pertanyaan tentang tujuan.

b. Pertanyaan kedua, "How can learning experiences be selected which are likely

to be useful in attaining these experiences?" yaitu pengalaman pendidikan

yang bagaimanakah yang harus disiapkan untuk mencapai tujuan atau

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 28

kemampuan apa saja yang harus diberikan kepada peserta didik? Ini

pertanyaan tentang materi.

c. Pertanyaan ketiga, "How can learning experiences be organized for effective

instruction?" yaitu bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan

atau pengalaman belajar tersebut secara efektif? Ini pertanyaan tentang

strategi atau metode.

d. Pertanyaan keempat, "How can the effectiveness of learning experiences be

evaluated?" yaitu bagaimana menentukan bahwa tujuan sudah berhasil

dicapai? Ini pertanyaan tentang evaluasi.

Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum

Langkah-langkah pengembangan kurikulum dilakukan dengan

mengembangkan keempat komponen-komponen utama kurikulum, yaitu

mengembangkan tujuan, materi/bahan/isi, strategi/metode, dan evaluasi. Setiap

komponen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan

saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Jalinan hubungan itu dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.4 : Hubungan antara Komponen-Komponen Kurikulum.

Bagaimanakah mengetahui bahwa tujuan telah berhasil dicapai? Dalam

pengembangan kurikulum, setiap pengembangan satu komponen dapat

mempengaruhi pengembangan komponen-komponen lainnya. Tujuan dapat

mempengaruhi pengembangan materi pembelajaran, juga dapat mempengaruhi

pengembangan strategi maupun evaluasi pembelajaran. Demikian pula

komponen-komponen lain dapat mempengaruhi setiap komponen-komponen

kurikulum yang lainnya.

Dengan berpedoman pada komponen-komponen kurikulum tersebut,

maka pengembangan kurikulum dapat mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Mengembangkan Tujuan Kurikulum

Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai

tuntutan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu tujuan dibuat dengan

mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, peserta didik itu sendiri, serta

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 29

ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan pendidikan menjadi fokus dan sasaran

utama semua kegiatan pendidikan termasuk penyusunan kurikulum. Dalam

penyusunan kurikulum, tujuan pendidikan yang masih bersifat umum yaitu

tujuan nasional atau ujuan institusional (aim) dijabarkan kepada tujuan-tujuan

yang lebih khusus atau tujuan kurikuler (goal) dan kemudian dijabarkan lagi

kepada tujuan-tujuan khusus atau tujuan instruksional (objective). Tujuan

umum menggambarkan nilai-nilai, kebutuhan dan harapan dari masyarakat.

Rumusan tujuan ini masih umum relatif abstrak perlu dijabarkan dan

dirumuskan dalam tujuan yang lebih khusus, menggambrakan kecakapan atau

kemampauan dalam bidang studi atau aspek tertentu, dalam bentuk tujuan

kurikuler. Tujuan kurikuler juga masih relatif umum perlu dijabarkan lagi

dalam tujuan yang lebih khusus, lebih konkrit dan spesifik, yang

menggambarkan perilaku atau kecakapan khusus yaitu tujuan istruksional.

b. Mengembangkan materi

Materi atau isi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan

diberikan kepada peserta didik selama mengikuti proses pendidikan atau proses

pembelajaran. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata

pelajaran-mata pelajaran atau kegiatan sekitar masalah kehidupan sesuai

dengan kurikulum yang telah ditentukan.Materi kurikulum disusun dengan

mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dan yang akan

dicapai. Materi kurikulum biasa berupa: pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,

dalil, teori, dan lain-lain), kemampuan (keterampilan, kecakapan, kompetensi,

dan lain-lain), serta pengetahuan dan kemampuan.

c. Mengembangkan Metode Kurikulum

Tujuan kurikulum yang telah dirumuskan, dicapai dengan menggunakan

metode kurikulum. Metode meliputi cara, tehnik, atau taktik.

d. Mengembangkan Evaluasi Kurikulum

Seberapa baik atau seberapa jauh dan bagaimana tingkat keberhasilan

suatu kurikulum dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kurikulum.

Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat

penting sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu

evaluasi harus dilakukan terus menerus dan secara menyeluruh (komprehensif),

meliputi semua komponen atau langkah-langkah pengembangan kurikulum,

Langkah-langkah pengembangan kurikulum akan diuraikan dan

dijelaskan lebih lanjut dan lebih lengkap pada bab-bab berikutnya secara

berurutan.

Prinsip-prinsip dasar berikut perlu diperhatikan dalam mengembangkan

kurikulum:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 30

Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik agar kompetensinya

berkembang menuju pencapaian tujuan pendidikan. Pengembangan kompetensi

peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Untuk itu pembelajaran

perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik dan merangsang

peserta didik.

b. Beragam dan terpadu

Pengembangan kurikulum memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai

dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,

status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum mencakup seluas-luasnya mata

pelajaran dan muatan di setiap mata pelajaran dan harus ada keterkaitan

diantara butir-butir kurikulum.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni

Pengembangan kurikulum memperhatikan perkembangan sains,

teknologi, dan seni yang berkembang sangat cepat dan dinamis. Kurikulum

hendaknya memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik untuk

mengikuti dan memanfaatkan perkembangan tersebut.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum relevan dengan kebutuhan kehidupan;

kehidupan sehari-hari peserta didik, kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha

dan dunia kerja. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan atau keahlian

menghadapi hidup (life skills), seperti keterampilan pribadi, berpikir, sosial,

akademik, dan vokasional.

e. Menyeluruh atau komprehensif dan berkesinambungan

Menyeluruh atau komprehensif mencakup keseluruhan kompetensi,

keilmuan, materi pelajaran yang dipelajari, strategi dan metode pembelajaran

yang dipergunakan serta pengalaman belajar yang tersedia. Berkesinambungan

bermakna semua itu direncanakan dan disajikan di semua jenjang pendidikan.

Satu pengalaman belajar dibangun dari pengalaman belajar sebelumnya.

f. Belajar seumur hidup

Peserta didik belajar seumur hidup melalui proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan. Pengembangan kurikulum meliputi

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang memberikan kompetensi dan

keahlian kepada peserta didik yang perlu dipelajari agar dapat terus belajar

sepanjang hidupnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Sekolah perlu mempertimbangkan minat dari masyarakat dan daerah

dengan mengacu pada kerangka kerja umum dari pemerintah nasional.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 31

3. Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum yang sering juga disebut dengan implementasi

kurikulum merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu disebut juga dengan kurikulum aktual.

Kesesuaian antara kurikulum dengan pembelajaran dapat digambarkan seperti

tampak pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 : Kesesuaian Kurikulum dan Pembelajaran

Pada umumnya, proses pembelajaran bisa dipandang sebagai

transformasi input menjadi output. Dengan memandang subsistem yang terkait,

maka proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3 : Transformasi Pembelajaran

Gambar ini memberikan pengertian bahwa input berpengaruh bagi proses

pembelajaran. Input purposif adalah peserta didik yang akan mengalami proses

pembelajaran. Pada input ini tidak bisa dilakukan manipulasi. Demikian juga

dalam kerangka mikro, input enviromental tidak bisa dimanipulasi. Hal ini

menyangkut suasana luar proses itu sendiri. Adapun yang sifatnya manipulatif

adalah input instrumental, termasuk di dalamnya adalah kurikulum. Pengajar

bertugas untuk memanipulasi sedemikian rupa, sehingga kedua input yang lain

itu dapat ditransformasikan menjadi output yang diinginkan. Adapun output

dari proses ini adalah peserta didik yang telah mengalami perubahan.

Perubahan ini terjadi pada perilaku peserta didik sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.

Kurikulum Pembelajaran

INPUT INSTRUMENTAL

INPUT ENVIROMENTAL

INPUT PURPOSIF PROSES OUTPUT

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 32

Dalam proses transformasi pembelajaran, pengajar merupakan pelaksana

(implementator). Peran pengajar dalam hal ini meliputi:

a. Pembagian tugas antara pengajar dan tenaga kependidikan. Tugas guru

adalah sebagai pengajar dan tenaga kependidikan yang mentransformasi

pengetahuan kepada peserta didik melalui berbagai cara dan metode yang

efektif.

b. Membuat silabus pembelajaran dan rencana pembelajaran. Silabus berisi

dokumen persiapan guru untuk mengajar yang dijadikan sebagai pedoman

mengajar selama satu semester; berisi standar kompetensi yang sudah

disiapkan oleh pusat, kompetensi dasar sebagai penjabaran dari standar

kompetensi serta indikator sebagai penjabaran dari kompetensi dasar.

c. Melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan guru

baik di kelas maupun di luar kelas baik secara langsung (face to face )

maupun pembelajaran menggunakan media. Dalam hal ini tugas guru

tidaklah mudah, karena keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dapat

dilihat dari indikatornya yang dapat diukur.

d. Melaksanakan penilaian proses. Penilaian proses yang dimaksudkan adalah

penilaian terhadap keberhasilan proses pembelajaran yang bertujuan untuk

memperbaiki pembelajaran dan bukan untuk menilai akhir pembelajaran.

e. Memberikan umpan balik (feed back). Umpan balik dapat diberikan guru

pada peserta didik sebagai bentuk respon, atau peserta didik kepada guru

sebagai dampak dari proses pembelajaran. Keduanya sangat diperlukan

untuk menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Penilaian kurikulum

Penilaian kurikulum sebagai suatu proses, meliputi: (a) penilaian

kurikulum yang dilakukan terhadap unsur tertentu pelaksanaan perangkat

kurikulum, (b) penilaian kurikulum yang dilakukan terhadap keseluruhan

pelaksanaan perangkat kurikulum.

Penilaian kurikulum berfungsi untuk: (1) mendiagnosa (to diagnose)

kegagalan atau kelemahan pelaksanaan kurikulum, (2) merevisi (to revise)

untuk mengantisipasi kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

kurikulum, (3) membandingkan (to compare) dengan kurikulum sebelumnya

atau dengan kurikulum luar dalam upaya mencapai bentuk kesempurnaan, (4)

mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan bidang

pendidikan (anticipate educational needs),dan (5) menentukan tujuan yang

sudah tercapai (to determine if objective have been achieved).

Dalam membuat perencanaan, melakukan pengembangan, pelaksanaan

dan evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi harus

diperhatikan. Demikian pula dengan penggunaan sarana berbasis teknologi

yang diperlukan agar pelaksanaan berlangsung dengan efisien dan efektif.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 33

C. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan memegang peran yang penting, terutama setelah

berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dimana komputer

menjadi bagian integral di dalamnya. Teknologi pendidikan dan berbagai

alternatif pendidikannya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang

mendorong pengajar memanfaatkan seoptimal mungkin penggunaan komputer

tersebut di bidang pendidikan.

Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan

penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki

proses pembelajaran, education technology is the development, application and

evaluation of system, techniques and aids to improve the process of human

learning. (Council for Education Technology for United Kingdom (CET)).

Teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang

belajar dan kondisi belajar untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi

pengajaran dan pelatihan. Teknologi pendidikan melaksanakan teknik-teknik

pengujian empirik untuk memperbaiki situasi-situasi belajar, atau Education

Technology is the application of scientific knowledge about learning, and the

condition of learning, to improve the effectiveness and efficiency of teaching and

training. In the absence of scientifically established prinsiples, at implements

techniques of empirical testing to improve learning situations. (National Centre

for Programmed Learning United Kingdom).

Teknologi pendidikan adalah suatu cara sistematik tentang perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian keseluruh proses belajar dan mengajar dalam

kerangka tujuan-tujuan khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan

komunikasi dan mendayagunakan sumber-sumber manusiawi dan non

manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif, atau Education Technology

is a systematic way of designing, implementing and evaluating the total process of

learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human

learning and communication and employing a combination of human and non

human resources to bring about more effective instruction. (Commission on

Instructional Technology, USA)

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa teknologi

pendidikan erupakan pendekatan sistematis dalam merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Dengan adanya

teknologi pendidikan, maka terjadi kecenderungan-kecenderungan, sebagai

berikut:

1. Terjadinya perubahan gradual ke arah pendekatan belajar yang lebih

berpusat pada peserta didik (Student centered approach learning). Perubahan

ini ditandai oleh semakin bertambahnya penggunaan media belajar yang

diindividualisasikan.

2. Pertambahan secara eksplosif penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi secara praktis dalam semua aspek pendidikan.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 34

Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi

pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana

kurikulum dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan.

Terminologi teknologi tidak hanya berkaitan dengan alat-alat atau mesin,

namun juga berkaitan dengan kegiatan menerapkan ilmu atau pengetahuan

atau usaha untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, teknologi adalah

penerapan ilmu pengetahuan yang sistematis untuk melakukan suatu kegiatan.

Teknologi dalam pendidikan mencakup semua alat yang mungkin dapat

digunakan untuk menyajikan informasi dalam pendidikan, seperti televisi,

media audio vidual, atau komputer. Pembelajarannya menggunakan perangkat

(wares), baik berupa perangkat benda/perangkat keras (hardware), atau

perangkat program/perangkat lunak (software).

Dalam konteks teknologi pendidikan, perangkat keras dimaksudkan

sebagai alat yang dapat membantu peserta didik belajar secara individual.

Bentuk-bentuk pembelajaran dengan sistem pembelajaran individual semacam

ini dapat dilihat dalam pembelajaran modul ataupun pembelajaran dengan

bantuan komputer (computer assisted instruction –CAI).

Perangkat keras adalah hasil-hasil produksi dari rekayasa teknologi

yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Teknologi sederhana yang

digunakan dalam pembelajaran seperti papan tulis, gambar, model.

Selanjutnya, meningkat dengan memanfaatkan teknologi elektronik yang

sederhana seperti Overhead Projector (OHP), slide, atau film. Dewasa ini

perangkat keras yang digunakan adalah memanfaatklan hasil rekayasa

teknologi tinggi (hightech), seperti penggunaan satelit, televisi, radio, atau

telepon, teleconference untuk program belajar jarak jauh. Selain itu juga

memanfaatkan komputer seperti adanya computer assisted instruction dan e-

learning yang memanfaatkaan jaringan internet untuk kegiatan pembelajaran.

Perangkat lunak berupa program pembelajaran yang dapat dipelajari

oleh peserta didik secara individual. Isi program ini adalah tentang tujuan yang

hendak dicapai, materi pembelajaran yang hendak dipelajari dan dikuasai,

program belajar atau pengalaman belajar yang disusun secara sistemik dan

sistematis. Pengembangan program belajar atau pengalaman belajar ini dengan

memanfaatkan berbagai sumber belajar.

Dalam prakteknya kedua perangkat tersebut dapat dilaksanakan secara

bersamaan untuk mencapai tujuan belajar dan mengefektifkan proses

pembelajaran. Agar perangkat-perangkat itu dapat menunjang keefektifan

belajar, maka dapat didesain pembelajaran analisis sistem dimana seluruh

komponen pembelajaran dianalisis dan dikembangkan dengan mengacu pada

tujuan.

Teknologi pendidikan memiliki peran yang besar pada pengembangan

kurikulum karena dalam merancang, menyusun, dan mengembangkan

kurikulum menjadi sumber yang menentukan strategi pembelajaran dengan

menempatkan pengajar tidak hanya sebagai pelaksana, namun sebagai

perekayasa dalam proses pembelajaran. Rekayasa dilakukan pengajar yaitu

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 35

pada perangkat keras dan pada perangkat lunak atau program belajarnya.

Langkah-langkah pengembangan program belajar (Ishak Abdulhak, 2007:524),

meliputi:

1. Tahap behavioral technology. Tahap ini adalah pengembangan program

pembelajaran dengan menganalisis tingkah laku (tingkah laku yang perlu

dipelajari dan dikuasai serta keadaan tingkah laku belajar peserta didik)

dalam proses pembelajaran dan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

Analisis tingkah laku tersebut memanfaatkan penggunaan ilmu

pengetahuan untuk mengungkapkan kemampuan yang harus dimiliki

peserta didik, di samping kemampuan yang harus digunakannya untuk

memperoleh kemampuan hasil belajar.

2. Tahap instructional technology. Kemampuan-kemampuan hasil analisis

tingkah laku dikembangkan ke dalam pengembangan program

pembelajaran yang terpilih.

3. Tahap performance technology. Pengembang program pembelajaran selalu

menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh

informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan

setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan

analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar dengan

kebutuhan belajar.

D. Kurikulum Online

Pengembangan kurikulum online memerlukan perencanaan yang hati-

hati dan studi kelayakan yang matang agar pengembangan ini mampu

menjawab berbagai permasalahan dalam pendidikan, dunia kerja dan keilmuan.

Terlebih dahulu dilakukan penentuan pelajaran online untuk melengkapi

keberadaan kurikulum online dan kemudian menentukan bagaimana cara yang

paling baik untuk mengembangkannya.

Untuk pengembangan kurikulum online diperlukan wawasan yang luas

tentang program untuk semua level. Dengan demikian, dapat dilihat pelajaran

yang mana yang perlu ditambah, diubah, atau diperbaharui. Jika seluruh

kurikulum baru diletakkan ke dalam tempatnya, perlu dilihat bagaimana

pelajaran individual akan membantu mempertemukan tujuan belajar yang

ditetapkan bagi seluruh program.

Perencanaan pelajaran online memerlukan kerja sama banyak orang dan

merefleksikan banyak kemungkinan skenario desain. Pengajar merupakan

bagian penting dari tim pengembang. Beberapa langkah yang harus

diperhatikan oleh pengajar dalam hal ini, diantaranya:

1. Pengajar harus secara aktif terlibat dengan proses pendidikan dan harus

memahami kebutuhan dan harapan peserta didik.

2. Pengajar harus berkolaborasi dengan peserta didik untuk mengumpulkan

ide-ide mereka tentang apa yang seharusnya tercakup dalam pelajaran atau

kurikulum online.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 36

3. Pengajar harus sangat akrab dengan bidang-bidang utama persoalan yang

diajarkan agar relevan.

4. Pengajar harus mempunyai ide yang baik yang menjadi keunggulan setiap

pelajaran dalam keseluruhan perencanaan kurikulum, informasi dan

aktivitas keterampilan yang tercakup dalam struktur tertentu.

5. Pengajar juga akan memahami bagaimana pembelajaran yang layak secara

individual. Kapan suatu pelajaran perlu dikembangkan sebagai perubahan

keseluruhan kurikulum terhadap arah baru atau perluasan yang

mempertemukan tuntutan baru. Pengajar punya perasaan yang baik tentang

pelajaran individual yang mana yang perlu dikembangkan, dan mana yang

perlu dimodifikasi dari seluruh kurikulum.

Diperlukan pengetahuan teknis untuk memasukkan suatu

informasi/materi pelajaran dalam suatu kurikulum online. Untuk itu perlu

dijalin kerja sama antara pengajar dengan desainer pelajaran dan pengajar lain,

serta administrator sebagai anggota tim pengembang pelajaran atau kurikulum.

Pengajar memerlukan wawasan yang luas tentang program untuk semua

tingkatan. Dengan demikian dapat dilihat mata pelajaran mana yang perlu

ditambah, diubah atau diperbaharui.

Peserta didik dalam lingkungan akademik online harus dapat berpikir

secara kritis, tidak semata-mata mengingat informasi, melainkan juga dapat

menerapkan pengetahuan mereka pada situasi-situasi baru. Cara mendesain

kurikulum dan mata pelajaran harus merefleksikan kemajuan peserta didik

melalui serangkaian kegiatan yang cermat untuk menciptakan dan mengawasi

pengalaman belajar.

Untuk pendidikan yang berhasil, peserta didik harus disiapkan pada

kegiatan online. Membantu peserta didik menggunakan teknologi penemuan

dalam mata pelajaran online dan sosialisasi peserta didik pada pekerjaan

dengan lainnya melalui internet adalah komponen penting bagi keberhasilan.

Kurikulum online yang efektif meliputi kelas-kelas atau paling tidak modul-

modul yang membantu peserta didik menyesuaikan diri pada pendidikan yang

memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang elektronik.

Mata pelajaran online dapat meningkatkan partisipasi semua peserta

didik. Selama proses pembelajaran, misalnya, semua peserta didik didorong

untuk berpartisipasi. Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi pendengar.

Kegiatan ini akan dirasakan sulit jika belajar di kelas saja.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pengajar dalam menggunakan

kurikulum online, meliputi:

1. Memfasilitasi Peserta Didik secara Individual

Dalam pembelajaran online pengajar perlu membantu peserta didik

mengembangkan strategi untuk mengerjakan pekerjaan mereka secara efisien

dan memperoleh informasi dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk

melengkapi mata pelajarannya. Memfasilitasi peserta didik secara individual

untuk belajar. Hal ini bermakna bahwa pengajar perlu terus mengembangkan

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 37

materi pembelajaran dan menemukan cara-cara untuk membantu peserta didik

menemukan informasi dalam suatu bentuk untuk mempertemukan pilihan

peserta didik dengan gaya-gaya belajar individual.

2. Menikmati Bekerja dengan Internet

Pengajar harus menikmati penggunaan internet. Peserta didik sering

menggunakan internet, maka pengajar harus mengikuti trend dalam desain dan

informasinya. Pengajar harus merasa nyaman melakukan browsing web untuk

mendapatkan informasi baru bagi pembelajaran pengajar. Pengajar

memerlukan keterampilan dengan cepat untuk mendapatkan informasi yang

tersimpan dalam jutaan situs secara potensial dan database. Pengajar perlu

akrab dengan bermacam-macam search engines. Selain itu dapat membantu

perbedaan peserta didik dalam ketepatan search engines untuk kegiatan

mereka. Pengajar harus menjadi peneliti online yang efisien sesuai dengan

yang dicita-citakan, yaitu juga menjadi seorang desainer informasi yang

kompeten yang mengikuti pemakaian inter-tatap muka dan teknologi

pendidikan. Jika pengajar sedang bekerja seperti itu atau melakukan kegiatan

secara online, maka harus menikmati lingkungan kerja tersebut dan dapat

mendiskusikan berita-berita dari internet dengan peserta didik.

3. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan

Downey (2001) menekankan pentingnya perencanaan yang strategis.

Apakah pengajar seorang diri atau anggota kelompok yang bertanggung jawab

untuk perencanaan ini. Pengajar perlu melakukan pemetaan yang jelas dan visi

efektif yang dijunjung. Downey menyarankan bahwa perencanaan yang

strategis suatu tim terdiri atas teknologi, administrator, ahli-ahli menyampaian

materi, tujuan pemakai, dan representatif eksternal, seperti anggota

masyarakat, atau pimpinan perusahaan.

4. Mengimplementasikan Kurikulum

Setelah kurikulum dan desain web-site dibuat perencanaannya tahap

selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Pengajar harus memahami

bagaimana mengoperasikan pembelajaran online dan membuat alasan

mengapa pengajar merancangnya dengan cara tertentu.

Jika pengajar akan mengajar dengan pembelajaran online, pengajar

perlu mempersiapankannya dengan baik. Sebelum kelas dimulai, pengajar

harus belajar secara khusus kursus web site dan peralatan yang akan pengajar

gunakan. Memahami pengetahuan dalam membuat pembelajaran online yang

efektif dapat membantu pengajar, tidak hanya ketika pengajar mengajar di

kelas tetapi juga dapat merekomendasikan cara meningkatkan pembelajaran

dan bahan-bahan kurikulum berikutnya atau perlunya perbaikan terhadap web

site yang dibuat.

Iimplementasi kurikulum online meliputi tiga hal, yaitu: (1) Peralatan

yang ditawarkan (2) Pekerjaan mengajar setiap hari (3) Estetika mengajar.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 38

a. Peralatan yang Ditawarkan

Pengajar akan menemukan informasi tentang alat yang akan digunakan

dalam mengajar, khususnya pada tingkat teknologi rendah (the low tech level),

seperti: membahas e-mail, bulletin board, chat room, whiteboard, dan online

grade books. Alat ini yang akan digunakan di dalam kelas dan dalam pemberian

tugas setiap hari sehingga dapat menjaga kelas supaya berjalan lancar.

Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tergantung pada keefektifan

peralatan teknis yang digunakannya dalam menampilkan materi pembelajaran.

Para peserta didik sering menilai proses pembelajaran berhubungan dengan

kesenangan dirinya dengan peralatan yang digunakannya dan kemampuan

pengajar membantu mereka untuk belajar lebih mudah.

Dari hari ke hari teknologi mempunyai dampak yang sangat besar pada

cara belajar dalam sebuah proses pembelajaran. Tidak semua kelas online

menggunakan peralatan yang sama. Beberapa program pendidikan online yang

berbasis menulis antara lain bulletin board, chat session, e-mail. Beberapa

pengajar bekerja secara penuh dalam merancang proses pembelajaran atau

untuk mereka sendiri yaitu untuk mewujudkan rancangan yang lebih interaktif

seperti streaming audio atau komunikasi dua arah dan video online dua arah.

Semua peralatan memberikan komunikasi yang nyata untuk peserta didik yang

berbeda gaya belajarnya.

1) Komunikasi Synchronous dan Asynchronous dan Aktivitasnya

Dalam memahami suatu bahan pembelajaran, peserta didik dapat

bekerja sendirian atau berdiskusi melalui pembelajaran kolaboratif, dapat pula

bekerja dalam kegiatan kelompok seperti diskusi dan simulasi. Kedua aktivitas

ini, individu dan kelompok, ditempatkan pada pembelajaran online. Dua

kegiatan, baik synchronous dan asynchronous merupakan kegitan penting di

dalam kelas online. Pengajar dapat menggunakan kedua komunikasi tersebut

untuk membangun masyarakat belajar.

Aktivitas dan komunikasi asynchronous dilakukan di luar jadwal.

Contohnya, kegiatan peserta didik dalam mengirim pesan melalui e-mail kepada

pengajar. Kemudian pengajar membaca dan merespon pesan tersebut. Contoh

lain seperti aktivitas yang dilakukannya pada bulletin board dengan

menayangkan video yang berhubungan dengan situs pembelajaran, membaca

buku teks, atau menulis artikel.

Berbeda dengan komunikasi asynchronous, aktivitas dan komunikasi

synchronous dilakukan sesuai dengan jadwal. Komunikasi ini dapat dilakukan

dengan Chatting, jika kelas menggunakan peralatan komunikasi yang

berhubungan dengan menulis. Komunikasi synchronous yang memungkinkan

dalam hal ini adalah chat session. Setiap orang mendapatkan online dalam

chatroom dan tipe pertanyaan yang sama, dapat memberikan komentar dan

dilakukan sesuai jadwal. Termasuk di dalam aktivitas synchronous diantaranya

adalah chat session, white board, dan kerja interaktif kelompok lainnya.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 39

Komunikasi synchronous dan asynchronous yang berkaitan dengan e-

Learning terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Synchronous e-learning yang menunjukkan adanya pertemuan kelas, yaitu

antara pengajar dan peserta didik yang berinteraksi langsung pada suatu

waktu melalui audio, video, maupun melalui chat room pada internet.

b) Asynchronous e-learning, yautu memberikan kebebasan kepada peserta didik

untuk mempelajari materi pembelajaran yang diberikan pengajar sesuai

waktu masing-masing. Proses pembelajaran tidak berlangsung pada waktu

yang nyata. Komunikasi dan interaksi pengajar dengan peserta didik bisa

dilakukan lewat internet.

2) Chat room

Mengunjungi chat room harus selalu dilakukan. Chat room ideal untuk

aktivitas diskusi kelas atau sesi belajar (studi). Termasuk di dalamnya ada

peserta didik, kerja kelompok, jam kerja, dan review sebelum tes. Seluruh atau

sebagian anggota kelas dapat berjumpa dalam chat room.

Ada dua tipe chat yang dianjurkan dalam pembelajaran, yaitu diskusi

terstruktur dan kelompok sosial. Diskusi terstruktur memungkinkan sesi studi

dan review, penugasan, analisis membaca, atau presentasi formal oleh anggota

kelas. Sebagai fasilitator, pengajar menjaga chat untuk mencapai makna

mengenai isi pembelajaran. Format tipe chat lebih formal dan serius. Sedangkan

chat kelompok sosial memerlukan waktu yang cukup banyak sehingga dapat

menjadi kendala karena pemborosan waktu baik bagi pengajar dan maupun

peserta didik.

3) Office Hours

Salah satu cara terbaik bagi peserta didik online adalah melalui chat

session. Jam kerja setiap minggu perlu diatur dalam halini. Pada penggunaan

web site peserta didik mengetahui chat session ketika pengajar siap dan online

untuk berkomunikasi secara synchronous. Pengajar harus sampai pada chat

room beberapa menit sebelum pelajaran di mulai (log in). Kemudian setelah

selesai keluar (log out).

Mengirim e-mail untuk satu kelas dapat dilakukan pada satu jam kerja

secara keseluruhan. Pengajar dapat memberikan beberapa topik untuk diskusi.

Meskipun ketika pengajar mengadakan jam kerja di rumah, pengajar dapat

menyatakan dalam jam kerja online secara professional. Pengajar menyatakan

jam kerja di sekolah. Pengajar bertindak sebagai sahabat dengan sikap yang

santai, tetapi pengajar memfokuskan pada peserta didik dan pertanyaan

mereka. Keuntungan belajar mengajar online adalah pengajar dapat

mengerjakannya di rumah dalam suasana yang menyenangkan.

4) Diskusi kelas

Ada beberapa kelas online yang jumlahnya besar. Jika pengajar

mengadakan sesi diskusi, pengajar dapat membagi kelas menjadi dua atau tiga

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 40

kelompok yang berbeda. Melakukan chatting dengan 25 orang pada waktu yang

sama memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Chatting dengan 8-10 tidak dapat

dikelola, yang ideal adalah kelompok kecil.

5) Memfasilitasi Sesi Percakapan (Chat)

Seminggu sebelum memperoleh sesi percakapan (chat session), pengajar

harus memberi penjelasan kepada peserta didik tentang percakapan.

Mengirimkan kelompok e-mail secara detail mengenai tanggal, waktu, dan

topik setiap sesi percakapan (jika yang ditawarkan lebih dari satu), pengajar

harus menempatkan papan pesan buletin (bulletin board message) dan

buletin Web-site lainnya.

Sehari sebelum menyusun sesi percakapan, pengajar harus menugaskan

kepada peserta didik untuk berlatih memasuki chat room, hanya untuk

memastikan bahwa mereka mengetahui dan mampu mengoperasikannya.

Pengajar harus membuat daftar bimbingan setiap orang untuk melakukan

percakapan.

Meskipun peserta didik telah mempersiapkan percakapan dengan

membaca bahan atau melengkapi tugas-tugas khusus, pengajar tetap memiliki

pekerjaan rumah. Pengajar harus mempersiapkan daftar pertanyaan pembuka

dan penutup sekitar 30-40 buah yang memungkinkan diberikan selama sesi

percakapan. Untuk mencapai target yang telah ditentukan, Anda dapat

membantu peserta didik dengan pendekatan berbeda dan perspektif lain dari

topik tersebut.

6) Tip Sesi Percakapan yang Efektif

Kegiatan Sebelum Percakapan (Pre-chat), meliputi:

a. Memulai dengan memilih sesi dan peserta didik diperbolehkan mendaftarkan

diri pada sesi yang mereka inginkan.

b. Batasi jumlah partisipan setiap sesi sejumlah 8 orang atau beberapa orang

jika mungkin.

c. Mengumumkan setiap sesi melalui pesan pada e-mail dan di papan buletin.

d. Memberikan instruksi kepada partisipan supaya dalam percakapan

menggunakan chat room dan menentukan langkah-langkahnya.

Kegiatan Dalam/Selama Percakapan (in-chat), meliputi:

a. Membuat pertanyaan dan mengomentari yang terlihat.

b. Pada permulaan sesi, me-review aturan sesi percakapan.

c. Mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

d. Bertanya pertanyaan pembuka dan penutup.

e. Menyediakan waktu bagi peserta didik untuk merespons pertanyaan dan

membuat komentar dengan memberikan pesan

f. Memberikan feedback positif tentang respons peristiwa, jika perlu pengajar

memperbaiki kesalahan konsep atau percakapan dalam pengarahan yang

lain (misalnya menekankan aktivitas yang dikerjakan, bukan aksi).

g. Mengawasi dan bukan berpartisipasi.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 41

h. Menanyakan kesimpulan (atau memberikan kesimpulan isi) pada akhir

percakapan.

i. Berterima kasih kepada yang telah berpartisipasi.

Kegiatan setelah percakapan (post-chat), meliputi:

a. Me-review transkrip setiap sesi percakapan.

b. Mengirim feedback pada kelompok percakapan dan atau individu anggota

kelas.

c. Menggunakan informasi dan pengalaman dari penampilan sesi percakapan

untuk membantu pengajar mempersiapkan (memodifikasi aturan atau

langkah-langkah) untuk sesi berikutnya.

Transkrip

Transkrip dapat berupa diskusi individual atau menetapkan periode

waktu tertentu, misalnya 24 jam. Transkrip dapat pula berhubungan dengan

kegiatan Web site. Peserta didik dapat membaca, men-download ke disk, print,

atau men-cut dan mem-paste transkrips individual. Transkrip memberikan

rekaman permanen. Transkrip secara otomatis memuat daftar waktu (jam dan

menit). Pengajar dapat melihat bagaimana percakapan yang telah berlangsung.

Transkrip membantu pengajar merekam partisipasi dan bagaimana keseringan

peserta didik dalam berdiskusi.

Pada saat pengajar mengajar online, pengajar berkenalan dengan

peralatan yang pengajar perlukan setiap hari untuk berkomunikasi dengan

peserta didik, khususnya dalam kelas pengajar. Sebelum pembahasan dimulai,

pengajar harus menguji peralatan dan hubungan pada kelas site, hanya untuk

meyakinkan pengajar telah mengubah dengan teknologi dan informasi yang

diberikan pada site. Pengajar harus memiliki keinginan untuk belajar

menggunakan dan menambahkan hardware dan software yang berhubungan

dengan teknologi menengah karena peserta didik memiliki harapan yang tinggi

kepada peralatan multimedia dalam kelas online.

Mengikuti teknologi merupakan keharusan dalam pendidikan online dan

belajar mekanik menggunakan peralatan yang baru yang menyediakan waktu

dan latihan. Bagaimanapun, yang lebih penting dilakukan adalah mengetahui

bagaimanana bekerja dengan peserta didik lebih efektif. Terampil

berkomunikasi dengan merupakan kunci untuk mengajar online secara efektif.

b. Pekerjaan Mengajar Setiap Hari

Pekerjaan sehari-hari dalam mengajar, memberikan kepercayaan

mengajar online dan mendeskripsikan cara-cara menggunakan peralatan

secara efektif. Pengajar harus mengetahui perannya sebagai fasilitator dan

harus membaca hal-hal yang berhubungan dengan peralatan yang akan

digunakan dalam pekerjaan. Pengajar harus memahami betul bagaimana

mengoperasikan peralatan tersebut. Pengajar juga harus mengevaluasi

penggunaan peralatannya dalam implementasi kurikulum online. Pengajar

harus merencanakan pendekatan apa yang akan digunakan dalam

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 42

pembelajaran online. Pengajar harus mengevaluasi pengalaman peserta didik,

apakah pengajaran online hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan Ada

dua hal dalam diri mereka yaitu kedisiplinan dan kemampuannya untuk

mencapai tujuan. Pekerjaan harian pengajar merupakan ukuran kekuatan dan

kelemahan kurikulum online.

Tentu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai

hasil yang baik. Metode mengajar yang tidak baik, materi yang tidak efektif,

rancangan kurikulum yang kurang baik, akan menyebabkan peserta didik

merasa kesulitan dalam menerima konsep dan keterampilan. Pengajar dapat

menerima umpan balik dari peserta didik mengenai ketidakefektifan materi dan

kegiatan persiapan peserta didik pada saat di kelas.

Tugas Mengajar Setiap Hari

Mengajar online adalah mengajar pada situs. Pengajar masih memiliki

file utama, pemecahan masalah, komunikasi dengan peserta didik, dan

perkembangannya. Tugas tersebut adalah tugas khusus yang pengajar hadapi

setiap minggu. Pengajar harus selalu mempelajari modul dan membimbing

peserta didik dengan modul tersebut.

Biasanya, pengajar menempatkan folder atau memulai bulletin board

yang baru untuk menjelaskan dan berdiskusi mengenai isi (conten). Jika

pengajar berperan penting dalam videoconference, maka harus mempersiapkan

presentasi sebelum ke kelas. Pada umumnya tugas pengajar setiap hari adalah

memfasilitasi peserta didik, memecahkan permasalahan teknis, atau kesulitan

peserta didik dalam memahami bahan atau tugas, dan mengevaluasi pekerjaan

dan perkembangan peserta didik.

Biasanya, pengajar memiliki sedikit waktu di dalam kelas. Kegiatan

synchronous biasanya sesi pelajaran dan diskusi. pengajar dapat melakukannya

pada jam kerja dengan cara berbicara kepada setiap peserta didik tentang tugas

diskusi dan memberikan umpan balik. Kegiatan yang dapat pengajar lakukan

dapat bermacam-macam seperti melalui e-mail, bulletin board posts, atau

komunikasi tulisan lainnya.

c. Estetika Mengajar

Estetika Mengajar, berisi daftar cara untuk membantu pengajar

membangun masyarakat belajar online . Berkomunikasi secara efektif dengan

peserta didik Anda adalah sangat penting. Dalam bagian ini akan dibahas

tentang beberapa strategi untuk pesan individual dan kelompok, diskusi, dan

percakapan (chat).

Mengajar, apakah online atau onsite, merupakan kegiatan setiap hari

yang harus berjalan tancar. Membantu peserta didik memecahkan masalah-

masalah pendidikan yang berjangka pendek dan yang berjangka panjang, serta

memfasilitasi pembelajauran unntuk mencapai tujuan pendidikan.

Keberhasilan mengelola kelas tergantung pada tugas keistimewaan.

Kurikulum Berbasis TIK

Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 43

Estetika mengajar sangat penting dan dapat menentukan bagaimana

belajar yang baik dalam suatu kursus, agar peserta didik dapat menambah

pengetahuannya dan dapat meningkatkan keterampilannya. Pengajar dapat

menciptakan lingkungan belajar online di mana peserta didik merasa mudah

untuk mendapatkan informasi tentang mereka dan pekerjaannya. Pengajar juga

dapat memberikan informasinya kepada peserta didik untuk membantu

mengembangkan kurikulum masa depan dengan mengatakan pada peserta

didik tentang pembelajaran dan wilayah studinya.