HHAAKKIIKKAATT …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.../Kurikulum_TIK/...Kurikulum.pdf · Hilda Taba...
-
Upload
truongthien -
Category
Documents
-
view
220 -
download
2
Transcript of HHAAKKIIKKAATT …file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/.../Kurikulum_TIK/...Kurikulum.pdf · Hilda Taba...
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 23
HHAAKKIIKKAATT PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN
KKUURRIIKKUULLUUMM
Kehidupan masyarakat akan terus menerus mengalami perubahan
sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada skala global dewasa ini sudah mencapai taraf
luar biasa, bahkan bisa dikatakan sudah mencapai eksplosi atau ledakan.
Perubahan itu berpengaruh pula pada bidang pendidikan, termasuk di
dalamnya kurikulum dan pembelajaran. Pendidikan perlu mengantisipasi
perubahan tersebut untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mampu
berkompetisi dalam masyarakat global. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
hal ini berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat menuntut
kurikulum dan pembelajaran dapat menyesuaikan dan mengantisipasinya.
Tujuan, materi, metode, dan pengalaman belajar yang diberikan di sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sebagai bekal hidupnya
pada masa sekarang dan masa yang akan datang
Kurikulum mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan-
tantangan di masa depan dengan memberikan keterampilan dan keahlian
bertahan hidup. Kurikulum tidak cukup hanya dengan mengarahkan peserta
didik pada penguasaan materi pembelajaran (content oriented) saja, tetapi perlu
juga dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan peserta didik dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Pengertian Kurikulum
Dari berbagai pengertian kurikulum, Ali, M (1984) mengkategorikannya
ke dalam tiga pengertian, yaitu (1) Kurikulum sebagai rencana belajar peserta
didik (2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan (3) Kurikulum sebagai
pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.
Hilda Taba mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan
mengungkapkan, bahwa a curriculum is a plan for learning. Kurikulum
biasanya terdiri dari tujuan, materi/isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.
Untuk dapat memberi penjelasan terhadap bentuk-bentuk belajar yang
direncanakan dalam kurikulum memerlukan penjelasan. Penjelasan ini dapat
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 24
diperoleh dari berbagai teori psikologi, seperti berkaitan dengan psikologi
belajar dan psikologi anak.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran adalah sebuah rencana
pembelajaran di suatu sekolah. Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran
yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau
dipelajari peserta didik di sekolah atau perpengajaran tinggi untuk memperoleh
ijazah tertentu. Ini bermakna proses pendidikan di sekolah yang termasuk
kurikulum hanya mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik.
Sedangkan kegiatan belajar tidak termasuk ke dalam kurikulum.
Kurikulum tradisional membeda kegiatan belajar menjadi tiga, yaitu:
kegiatan termasuk ke dalam kurikulum, yaitu kegiatan-kegiatan belajar dalam
mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran tertentu yang telah ditentukan;
kegiatan penyerta kurikulum (co-curricular activities) yang merupakan
penunjang atau penyerta dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu dari
kurikulum, seperti membaca di perpustakaan, praktikum di laboratorium, atau
study tour; dan kegiatan di luar kurikulum (extra curricular activities) seperti
pramuka, olah raga, kesenian, palang merah remaja (PMR) atau paskibra.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar memandang kurikulum bukan
hanya rencana pembelajaran saja, melainkan juga sebagai suatu pengalaman
belajar yang nyata dan aktual terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dapat memberi pengalaman
belajar buat peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar
kompetensi, dan materi pembelajaran. Berbagai alternatif pengalaman belajar
dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang dipelajari, baik
di dalam kelas maupun di luar kelas. Pengalaman belajar di dalam kelas
dilaksanakan dengan interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar,
seperti telaah buku, melakukan eksperimen di laboratorium IPA atau
pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi (TIK) di laboratorium
komputer. Sedangkan pengalaman belajar di luar kelas dilakukan dengan jalan
mengunjungi objek studi yang berada di luar kelas, seperti melakukan observasi
ragam tumbuhan pantai dibandingkan dengan ragam tumbuhan di pegunungan
bagi peserta didik yang ingin mempelajari keanekaragaman mahluk hidup
sesuai dengan karakteristik habitatnya dalam mata pelajaran Biologi; praktek
kerja lapangan di perusahaan seluler, mengamati kecepatan abrasi pantai
untuk dapat memahami pengaruh ombak laut terhadap pantai dalam mata
pelajaran Geografi.
Pengertian lain tentang kurikulum diungkapkan dalam Undang-Undang
no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam
Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau
bahan pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengertian kurikulum ini lebih berbentuk kerangka kerja/rancangan dalam
membantu berkembangnya kemampuan-kemampuan peserta didik melalui
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 25
proses pembelajaran. Dalam hal ini, institusi sekolah bertanggung jawab
menggunakan kerangka kerja tersebut dalam mengembangkan kurikulum. Di
dalam kerangka kerja tersebut memuat informasi tentang: (1) Apa yang harus
dipelajari peserta didik (subyek), (2) Apa yang harus peserta didik ketahui dan
mampu lakukan (kompetensi), (3) Berapa lama mereka dapat belajar (jam
belajar, minggu belajar), dan (4) Dengan cara bagaimana peserta didik belajar
(tatap muka, tugas terstruktur, tugas individu).
B. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum mengalami sebuah siklus (Depdiknas, 2006)
sebagai berikut:
Gambar 3.1 : Siklus Pengembangan Kurikulum
(Curriculum Engineering Cycle)
1. Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen
kurikulum berupa kurikulum dokumen inti, pedoman dan suplemen yang
merupakan paket dokumen kurikulum. Dokumen yang dikembangkan didasari
atas beberapa analisis yaitu meliputi: (1) Analisis kebutuhan masyarakat, (2)
Analisis kebutuhan pengembangan ilmu, pengetahuan, dan nilai-nilai, dan (3)
Analisis kebutuhan peserta didik.
Perencanaan kurikulum dilakukan baik dalam jangka panjang,
menengah, maupun jangka pendek.
Perencanaan
Kurikulum
Pengembangan
Kurikulum
Pelaksanaan
Kurikulum
Penilaian
Kurikulum
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 26
a. Perencanaan kurikulum jangka panjang merupakan kurikulum yang
dikembangkan secara nasional yang diistilahkan dengan "Standar Muatan
Nasional". Standar tersebut berbentuk kerangka kerja yang memberikan
informasi umum mengenai keseluruhan mata pelajaran yang harus dipelajari
(muatan), apa yang perlu diketahui pada setiap mata pelajaran (topik atau
aspek), maupun apa yang perlu dilakukan pada setiap mata pelajaran
(kompetensi). Pengajar akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk
mengembangkan kurikulum mata pelajaran mereka (kompetensi pedagogik
inti). Ini adalah tugas sulit dan menantang bahkan bagi pengajar yang
berpengalaman dan berkualifikasi tinggi. Kurikulum makro ini ditetapkan
oleh Pemerintah.
b. Perencanaan kurikulum jangka menengah merupakan perencanaan
pembelajaran jangka menengah atau disebut juga kurikulum mikro memuat
kerangka kerja tentang program-program belajar untuk setiap semester dan
kelas, termasuk menetapkan jumlah mata pelajaran yang akan diajarkan.
Perencanaan pembelajaran jangka menengah sering disebut dengan silabus.
Peranan pengajar adalah mengembangkan silabus ini. Fungsi utama dari
perencanaan pembelajaran jangka menengah adalah untuk memetakan
pembelajaran satu kelas selama satu semester. Silabus memperlihatkan
rincian apa yang akan dilakukan peserta didik selama satu periode tertentu
yaitu sepanjang semester pada setiap pelajaran. Perencanaan pembelajaran
itu memuat garis besar (outline) bahasan dan menunjukkan kesinambungan
pembelajaran. Sekolah dan para pengajar bertanggung jawab
mengembangkan kurikulum mikro (silabus).
c. Perencanaan Kurikulum Jangka Pendek merupakan perencanaan
disusun oleh individu pengajar yang disebut juga dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran/RPP (lesson plan). Perencanaan ini memuat
uraian yang akan dijelaskan oleh pengajar dalam pembelajaran sehari-hari
Tanggung jawab sekolah dan para pengajar untuk mengembangkannya.
Kurikulum sebagai perencanaan pembelajaran yang dibuat secara
tertulis (written curriculum) menjadi pedoman bagi para pelaksana kurikulum
dalam proses pembelajaran peserta didik. Perencanaan pembelajaran tertulis ini
akan membantu mengingatkan pengajar untuk memasukkan semua elemen
kegiatan pembelajaran dan membantu pengajar menjadi lebih cermat dan
reflektif. Tanpa adanya perencanaan akan sulit menganalisa bagaimana
sesuatu semestinya direncanakan atau diterapkan setelah pembelajaran
dilaksanakan. Dengan demikian, perencanaan pembelajaran tertulis berguna
juga sebagai sumber untuk pembelajaran materi yang sama di waktu yang akan
datang.
Dalam merencanakan kurikulum, langkah-langkah yang ditempuh
meliputi:
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 27
a. Merumuskan Tujuan
Perumusan tujuan kurikulum memperhatikan (1) Tujuan yang ada pada
diri peserta didik, (2) Tujuan yang akan dihasilkan, berupa hasil belajar yaitu
perilaku tertentu (biasanya dinyatakan dengan kata kerja tertentu), (3) Objek
dari tujuan itu (berupa materinya). Tujuan yang dirumuskan di dalam
kurikulum adalah tujuan umum yang tidak bisa langsung dilakukan
pengamatan atau pengukuran di dalamnya.
b. Perumusan Materi
Pengorganisasian materi dalam mata pelajaran memperhatikan dan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : (1) Perkembangan psikologis dan
fisik anak, (2) Kebermanfaatan atau kegunaan bagi anak, (3) Beban belajar
anak, (4) dan disiplin keilmuan.
Dalam menyusun materi perlu diperhatikan ruang lingkup (scope) yaitu
kedalaman materi materi yang dibatasi pada masalah tertentu dan urutan
(sequence) adalah materi diurutkan sesuai jalan logis dan tingkat kesulitannya.
Materi pembelajaran yang dirumuskan berupa materi-materi pokok.
c. Perumusan Kegiatan Pembelajaran
Dalam merumusan kegiatan pembelajaran termasuk di dalamnya adalah
merumuskan strategi dan metoda yang dipilih. Perumusan kegiatan
pembelajaran disertai dengan indikatornya agar dapat terukur
ketercapaiannya. Untuk suatu tujuan atau materi tertentu bisa saja digunakan
beberapa metode, demikian juga sebaliknya.
d. Penentuan Alat Evaluasi yang Diperlukan
Alat/instrumen evaluasi dipergunakan dalam menilai proses dan output
pembelajaran. Penentukan alat evaluasi yang cocok bisa didasarkan kepada
tujuan pembelajaran maupun pertimbangan yang lain, tentang jenis alat
evaluasi yang banyak dipergunakan untuk tiap domain tujuan.
2. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum melibatkan pihak terkait, yang masing-
masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Pihak-pihak yang
terlibat dalam pengembangan kurikulum meliputi: (1)Pengambil keputusan
yang terkait dengan penetapan kurikulum, (2) Ahli kurikulum, (3) Ahli disiplin
keilmuan, (4) Ahli psikologi, dan (5) Pengajar.
Dalam mengembangkan kurikulum dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu mengajukan empat pertanyaan mendasar dalam pengembangan
kurikulum, yaitu:
a. Pertanyaan pertama, "What educational purposes should the school seek to
attain?" yaitu tujuan pendidikan atau pembelajaran mana yang ingin dicapai
oleh sekolah? Ini pertanyaan tentang tujuan.
b. Pertanyaan kedua, "How can learning experiences be selected which are likely
to be useful in attaining these experiences?" yaitu pengalaman pendidikan
yang bagaimanakah yang harus disiapkan untuk mencapai tujuan atau
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 28
kemampuan apa saja yang harus diberikan kepada peserta didik? Ini
pertanyaan tentang materi.
c. Pertanyaan ketiga, "How can learning experiences be organized for effective
instruction?" yaitu bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan
atau pengalaman belajar tersebut secara efektif? Ini pertanyaan tentang
strategi atau metode.
d. Pertanyaan keempat, "How can the effectiveness of learning experiences be
evaluated?" yaitu bagaimana menentukan bahwa tujuan sudah berhasil
dicapai? Ini pertanyaan tentang evaluasi.
Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Langkah-langkah pengembangan kurikulum dilakukan dengan
mengembangkan keempat komponen-komponen utama kurikulum, yaitu
mengembangkan tujuan, materi/bahan/isi, strategi/metode, dan evaluasi. Setiap
komponen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Jalinan hubungan itu dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3.4 : Hubungan antara Komponen-Komponen Kurikulum.
Bagaimanakah mengetahui bahwa tujuan telah berhasil dicapai? Dalam
pengembangan kurikulum, setiap pengembangan satu komponen dapat
mempengaruhi pengembangan komponen-komponen lainnya. Tujuan dapat
mempengaruhi pengembangan materi pembelajaran, juga dapat mempengaruhi
pengembangan strategi maupun evaluasi pembelajaran. Demikian pula
komponen-komponen lain dapat mempengaruhi setiap komponen-komponen
kurikulum yang lainnya.
Dengan berpedoman pada komponen-komponen kurikulum tersebut,
maka pengembangan kurikulum dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mengembangkan Tujuan Kurikulum
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan analisis terhadap berbagai
tuntutan, kebutuhan, dan harapan. Oleh karena itu tujuan dibuat dengan
mempertimbangkan faktor-faktor masyarakat, peserta didik itu sendiri, serta
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 29
ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan pendidikan menjadi fokus dan sasaran
utama semua kegiatan pendidikan termasuk penyusunan kurikulum. Dalam
penyusunan kurikulum, tujuan pendidikan yang masih bersifat umum yaitu
tujuan nasional atau ujuan institusional (aim) dijabarkan kepada tujuan-tujuan
yang lebih khusus atau tujuan kurikuler (goal) dan kemudian dijabarkan lagi
kepada tujuan-tujuan khusus atau tujuan instruksional (objective). Tujuan
umum menggambarkan nilai-nilai, kebutuhan dan harapan dari masyarakat.
Rumusan tujuan ini masih umum relatif abstrak perlu dijabarkan dan
dirumuskan dalam tujuan yang lebih khusus, menggambrakan kecakapan atau
kemampauan dalam bidang studi atau aspek tertentu, dalam bentuk tujuan
kurikuler. Tujuan kurikuler juga masih relatif umum perlu dijabarkan lagi
dalam tujuan yang lebih khusus, lebih konkrit dan spesifik, yang
menggambarkan perilaku atau kecakapan khusus yaitu tujuan istruksional.
b. Mengembangkan materi
Materi atau isi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan
diberikan kepada peserta didik selama mengikuti proses pendidikan atau proses
pembelajaran. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari mata
pelajaran-mata pelajaran atau kegiatan sekitar masalah kehidupan sesuai
dengan kurikulum yang telah ditentukan.Materi kurikulum disusun dengan
mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dan yang akan
dicapai. Materi kurikulum biasa berupa: pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
dalil, teori, dan lain-lain), kemampuan (keterampilan, kecakapan, kompetensi,
dan lain-lain), serta pengetahuan dan kemampuan.
c. Mengembangkan Metode Kurikulum
Tujuan kurikulum yang telah dirumuskan, dicapai dengan menggunakan
metode kurikulum. Metode meliputi cara, tehnik, atau taktik.
d. Mengembangkan Evaluasi Kurikulum
Seberapa baik atau seberapa jauh dan bagaimana tingkat keberhasilan
suatu kurikulum dapat diketahui dengan melakukan evaluasi kurikulum.
Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat
penting sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu
evaluasi harus dilakukan terus menerus dan secara menyeluruh (komprehensif),
meliputi semua komponen atau langkah-langkah pengembangan kurikulum,
Langkah-langkah pengembangan kurikulum akan diuraikan dan
dijelaskan lebih lanjut dan lebih lengkap pada bab-bab berikutnya secara
berurutan.
Prinsip-prinsip dasar berikut perlu diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulum:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 30
Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik agar kompetensinya
berkembang menuju pencapaian tujuan pendidikan. Pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Untuk itu pembelajaran
perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menarik dan merangsang
peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Pengembangan kurikulum memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai
dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum mencakup seluas-luasnya mata
pelajaran dan muatan di setiap mata pelajaran dan harus ada keterkaitan
diantara butir-butir kurikulum.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni
Pengembangan kurikulum memperhatikan perkembangan sains,
teknologi, dan seni yang berkembang sangat cepat dan dinamis. Kurikulum
hendaknya memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan tersebut.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum relevan dengan kebutuhan kehidupan;
kehidupan sehari-hari peserta didik, kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan atau keahlian
menghadapi hidup (life skills), seperti keterampilan pribadi, berpikir, sosial,
akademik, dan vokasional.
e. Menyeluruh atau komprehensif dan berkesinambungan
Menyeluruh atau komprehensif mencakup keseluruhan kompetensi,
keilmuan, materi pelajaran yang dipelajari, strategi dan metode pembelajaran
yang dipergunakan serta pengalaman belajar yang tersedia. Berkesinambungan
bermakna semua itu direncanakan dan disajikan di semua jenjang pendidikan.
Satu pengalaman belajar dibangun dari pengalaman belajar sebelumnya.
f. Belajar seumur hidup
Peserta didik belajar seumur hidup melalui proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan. Pengembangan kurikulum meliputi
pendidikan formal, nonformal, dan informal yang memberikan kompetensi dan
keahlian kepada peserta didik yang perlu dipelajari agar dapat terus belajar
sepanjang hidupnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Sekolah perlu mempertimbangkan minat dari masyarakat dan daerah
dengan mengacu pada kerangka kerja umum dari pemerintah nasional.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 31
3. Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum yang sering juga disebut dengan implementasi
kurikulum merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu disebut juga dengan kurikulum aktual.
Kesesuaian antara kurikulum dengan pembelajaran dapat digambarkan seperti
tampak pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 : Kesesuaian Kurikulum dan Pembelajaran
Pada umumnya, proses pembelajaran bisa dipandang sebagai
transformasi input menjadi output. Dengan memandang subsistem yang terkait,
maka proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 : Transformasi Pembelajaran
Gambar ini memberikan pengertian bahwa input berpengaruh bagi proses
pembelajaran. Input purposif adalah peserta didik yang akan mengalami proses
pembelajaran. Pada input ini tidak bisa dilakukan manipulasi. Demikian juga
dalam kerangka mikro, input enviromental tidak bisa dimanipulasi. Hal ini
menyangkut suasana luar proses itu sendiri. Adapun yang sifatnya manipulatif
adalah input instrumental, termasuk di dalamnya adalah kurikulum. Pengajar
bertugas untuk memanipulasi sedemikian rupa, sehingga kedua input yang lain
itu dapat ditransformasikan menjadi output yang diinginkan. Adapun output
dari proses ini adalah peserta didik yang telah mengalami perubahan.
Perubahan ini terjadi pada perilaku peserta didik sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Kurikulum Pembelajaran
INPUT INSTRUMENTAL
INPUT ENVIROMENTAL
INPUT PURPOSIF PROSES OUTPUT
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 32
Dalam proses transformasi pembelajaran, pengajar merupakan pelaksana
(implementator). Peran pengajar dalam hal ini meliputi:
a. Pembagian tugas antara pengajar dan tenaga kependidikan. Tugas guru
adalah sebagai pengajar dan tenaga kependidikan yang mentransformasi
pengetahuan kepada peserta didik melalui berbagai cara dan metode yang
efektif.
b. Membuat silabus pembelajaran dan rencana pembelajaran. Silabus berisi
dokumen persiapan guru untuk mengajar yang dijadikan sebagai pedoman
mengajar selama satu semester; berisi standar kompetensi yang sudah
disiapkan oleh pusat, kompetensi dasar sebagai penjabaran dari standar
kompetensi serta indikator sebagai penjabaran dari kompetensi dasar.
c. Melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan guru
baik di kelas maupun di luar kelas baik secara langsung (face to face )
maupun pembelajaran menggunakan media. Dalam hal ini tugas guru
tidaklah mudah, karena keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dapat
dilihat dari indikatornya yang dapat diukur.
d. Melaksanakan penilaian proses. Penilaian proses yang dimaksudkan adalah
penilaian terhadap keberhasilan proses pembelajaran yang bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran dan bukan untuk menilai akhir pembelajaran.
e. Memberikan umpan balik (feed back). Umpan balik dapat diberikan guru
pada peserta didik sebagai bentuk respon, atau peserta didik kepada guru
sebagai dampak dari proses pembelajaran. Keduanya sangat diperlukan
untuk menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Penilaian kurikulum
Penilaian kurikulum sebagai suatu proses, meliputi: (a) penilaian
kurikulum yang dilakukan terhadap unsur tertentu pelaksanaan perangkat
kurikulum, (b) penilaian kurikulum yang dilakukan terhadap keseluruhan
pelaksanaan perangkat kurikulum.
Penilaian kurikulum berfungsi untuk: (1) mendiagnosa (to diagnose)
kegagalan atau kelemahan pelaksanaan kurikulum, (2) merevisi (to revise)
untuk mengantisipasi kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan
kurikulum, (3) membandingkan (to compare) dengan kurikulum sebelumnya
atau dengan kurikulum luar dalam upaya mencapai bentuk kesempurnaan, (4)
mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan bidang
pendidikan (anticipate educational needs),dan (5) menentukan tujuan yang
sudah tercapai (to determine if objective have been achieved).
Dalam membuat perencanaan, melakukan pengembangan, pelaksanaan
dan evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi harus
diperhatikan. Demikian pula dengan penggunaan sarana berbasis teknologi
yang diperlukan agar pelaksanaan berlangsung dengan efisien dan efektif.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 33
C. Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan memegang peran yang penting, terutama setelah
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dimana komputer
menjadi bagian integral di dalamnya. Teknologi pendidikan dan berbagai
alternatif pendidikannya untuk masa sekarang dan masa yang akan datang
mendorong pengajar memanfaatkan seoptimal mungkin penggunaan komputer
tersebut di bidang pendidikan.
Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan
penilaian sistem-sistem, teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki
proses pembelajaran, education technology is the development, application and
evaluation of system, techniques and aids to improve the process of human
learning. (Council for Education Technology for United Kingdom (CET)).
Teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang
belajar dan kondisi belajar untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi
pengajaran dan pelatihan. Teknologi pendidikan melaksanakan teknik-teknik
pengujian empirik untuk memperbaiki situasi-situasi belajar, atau Education
Technology is the application of scientific knowledge about learning, and the
condition of learning, to improve the effectiveness and efficiency of teaching and
training. In the absence of scientifically established prinsiples, at implements
techniques of empirical testing to improve learning situations. (National Centre
for Programmed Learning United Kingdom).
Teknologi pendidikan adalah suatu cara sistematik tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian keseluruh proses belajar dan mengajar dalam
kerangka tujuan-tujuan khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan
komunikasi dan mendayagunakan sumber-sumber manusiawi dan non
manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif, atau Education Technology
is a systematic way of designing, implementing and evaluating the total process of
learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human
learning and communication and employing a combination of human and non
human resources to bring about more effective instruction. (Commission on
Instructional Technology, USA)
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa teknologi
pendidikan erupakan pendekatan sistematis dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Dengan adanya
teknologi pendidikan, maka terjadi kecenderungan-kecenderungan, sebagai
berikut:
1. Terjadinya perubahan gradual ke arah pendekatan belajar yang lebih
berpusat pada peserta didik (Student centered approach learning). Perubahan
ini ditandai oleh semakin bertambahnya penggunaan media belajar yang
diindividualisasikan.
2. Pertambahan secara eksplosif penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi secara praktis dalam semua aspek pendidikan.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 34
Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi
pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana
kurikulum dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan.
Terminologi teknologi tidak hanya berkaitan dengan alat-alat atau mesin,
namun juga berkaitan dengan kegiatan menerapkan ilmu atau pengetahuan
atau usaha untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, teknologi adalah
penerapan ilmu pengetahuan yang sistematis untuk melakukan suatu kegiatan.
Teknologi dalam pendidikan mencakup semua alat yang mungkin dapat
digunakan untuk menyajikan informasi dalam pendidikan, seperti televisi,
media audio vidual, atau komputer. Pembelajarannya menggunakan perangkat
(wares), baik berupa perangkat benda/perangkat keras (hardware), atau
perangkat program/perangkat lunak (software).
Dalam konteks teknologi pendidikan, perangkat keras dimaksudkan
sebagai alat yang dapat membantu peserta didik belajar secara individual.
Bentuk-bentuk pembelajaran dengan sistem pembelajaran individual semacam
ini dapat dilihat dalam pembelajaran modul ataupun pembelajaran dengan
bantuan komputer (computer assisted instruction –CAI).
Perangkat keras adalah hasil-hasil produksi dari rekayasa teknologi
yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Teknologi sederhana yang
digunakan dalam pembelajaran seperti papan tulis, gambar, model.
Selanjutnya, meningkat dengan memanfaatkan teknologi elektronik yang
sederhana seperti Overhead Projector (OHP), slide, atau film. Dewasa ini
perangkat keras yang digunakan adalah memanfaatklan hasil rekayasa
teknologi tinggi (hightech), seperti penggunaan satelit, televisi, radio, atau
telepon, teleconference untuk program belajar jarak jauh. Selain itu juga
memanfaatkan komputer seperti adanya computer assisted instruction dan e-
learning yang memanfaatkaan jaringan internet untuk kegiatan pembelajaran.
Perangkat lunak berupa program pembelajaran yang dapat dipelajari
oleh peserta didik secara individual. Isi program ini adalah tentang tujuan yang
hendak dicapai, materi pembelajaran yang hendak dipelajari dan dikuasai,
program belajar atau pengalaman belajar yang disusun secara sistemik dan
sistematis. Pengembangan program belajar atau pengalaman belajar ini dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Dalam prakteknya kedua perangkat tersebut dapat dilaksanakan secara
bersamaan untuk mencapai tujuan belajar dan mengefektifkan proses
pembelajaran. Agar perangkat-perangkat itu dapat menunjang keefektifan
belajar, maka dapat didesain pembelajaran analisis sistem dimana seluruh
komponen pembelajaran dianalisis dan dikembangkan dengan mengacu pada
tujuan.
Teknologi pendidikan memiliki peran yang besar pada pengembangan
kurikulum karena dalam merancang, menyusun, dan mengembangkan
kurikulum menjadi sumber yang menentukan strategi pembelajaran dengan
menempatkan pengajar tidak hanya sebagai pelaksana, namun sebagai
perekayasa dalam proses pembelajaran. Rekayasa dilakukan pengajar yaitu
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 35
pada perangkat keras dan pada perangkat lunak atau program belajarnya.
Langkah-langkah pengembangan program belajar (Ishak Abdulhak, 2007:524),
meliputi:
1. Tahap behavioral technology. Tahap ini adalah pengembangan program
pembelajaran dengan menganalisis tingkah laku (tingkah laku yang perlu
dipelajari dan dikuasai serta keadaan tingkah laku belajar peserta didik)
dalam proses pembelajaran dan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Analisis tingkah laku tersebut memanfaatkan penggunaan ilmu
pengetahuan untuk mengungkapkan kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik, di samping kemampuan yang harus digunakannya untuk
memperoleh kemampuan hasil belajar.
2. Tahap instructional technology. Kemampuan-kemampuan hasil analisis
tingkah laku dikembangkan ke dalam pengembangan program
pembelajaran yang terpilih.
3. Tahap performance technology. Pengembang program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh
informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan
setelah peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan
analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar dengan
kebutuhan belajar.
D. Kurikulum Online
Pengembangan kurikulum online memerlukan perencanaan yang hati-
hati dan studi kelayakan yang matang agar pengembangan ini mampu
menjawab berbagai permasalahan dalam pendidikan, dunia kerja dan keilmuan.
Terlebih dahulu dilakukan penentuan pelajaran online untuk melengkapi
keberadaan kurikulum online dan kemudian menentukan bagaimana cara yang
paling baik untuk mengembangkannya.
Untuk pengembangan kurikulum online diperlukan wawasan yang luas
tentang program untuk semua level. Dengan demikian, dapat dilihat pelajaran
yang mana yang perlu ditambah, diubah, atau diperbaharui. Jika seluruh
kurikulum baru diletakkan ke dalam tempatnya, perlu dilihat bagaimana
pelajaran individual akan membantu mempertemukan tujuan belajar yang
ditetapkan bagi seluruh program.
Perencanaan pelajaran online memerlukan kerja sama banyak orang dan
merefleksikan banyak kemungkinan skenario desain. Pengajar merupakan
bagian penting dari tim pengembang. Beberapa langkah yang harus
diperhatikan oleh pengajar dalam hal ini, diantaranya:
1. Pengajar harus secara aktif terlibat dengan proses pendidikan dan harus
memahami kebutuhan dan harapan peserta didik.
2. Pengajar harus berkolaborasi dengan peserta didik untuk mengumpulkan
ide-ide mereka tentang apa yang seharusnya tercakup dalam pelajaran atau
kurikulum online.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 36
3. Pengajar harus sangat akrab dengan bidang-bidang utama persoalan yang
diajarkan agar relevan.
4. Pengajar harus mempunyai ide yang baik yang menjadi keunggulan setiap
pelajaran dalam keseluruhan perencanaan kurikulum, informasi dan
aktivitas keterampilan yang tercakup dalam struktur tertentu.
5. Pengajar juga akan memahami bagaimana pembelajaran yang layak secara
individual. Kapan suatu pelajaran perlu dikembangkan sebagai perubahan
keseluruhan kurikulum terhadap arah baru atau perluasan yang
mempertemukan tuntutan baru. Pengajar punya perasaan yang baik tentang
pelajaran individual yang mana yang perlu dikembangkan, dan mana yang
perlu dimodifikasi dari seluruh kurikulum.
Diperlukan pengetahuan teknis untuk memasukkan suatu
informasi/materi pelajaran dalam suatu kurikulum online. Untuk itu perlu
dijalin kerja sama antara pengajar dengan desainer pelajaran dan pengajar lain,
serta administrator sebagai anggota tim pengembang pelajaran atau kurikulum.
Pengajar memerlukan wawasan yang luas tentang program untuk semua
tingkatan. Dengan demikian dapat dilihat mata pelajaran mana yang perlu
ditambah, diubah atau diperbaharui.
Peserta didik dalam lingkungan akademik online harus dapat berpikir
secara kritis, tidak semata-mata mengingat informasi, melainkan juga dapat
menerapkan pengetahuan mereka pada situasi-situasi baru. Cara mendesain
kurikulum dan mata pelajaran harus merefleksikan kemajuan peserta didik
melalui serangkaian kegiatan yang cermat untuk menciptakan dan mengawasi
pengalaman belajar.
Untuk pendidikan yang berhasil, peserta didik harus disiapkan pada
kegiatan online. Membantu peserta didik menggunakan teknologi penemuan
dalam mata pelajaran online dan sosialisasi peserta didik pada pekerjaan
dengan lainnya melalui internet adalah komponen penting bagi keberhasilan.
Kurikulum online yang efektif meliputi kelas-kelas atau paling tidak modul-
modul yang membantu peserta didik menyesuaikan diri pada pendidikan yang
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang elektronik.
Mata pelajaran online dapat meningkatkan partisipasi semua peserta
didik. Selama proses pembelajaran, misalnya, semua peserta didik didorong
untuk berpartisipasi. Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi pendengar.
Kegiatan ini akan dirasakan sulit jika belajar di kelas saja.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pengajar dalam menggunakan
kurikulum online, meliputi:
1. Memfasilitasi Peserta Didik secara Individual
Dalam pembelajaran online pengajar perlu membantu peserta didik
mengembangkan strategi untuk mengerjakan pekerjaan mereka secara efisien
dan memperoleh informasi dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
melengkapi mata pelajarannya. Memfasilitasi peserta didik secara individual
untuk belajar. Hal ini bermakna bahwa pengajar perlu terus mengembangkan
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 37
materi pembelajaran dan menemukan cara-cara untuk membantu peserta didik
menemukan informasi dalam suatu bentuk untuk mempertemukan pilihan
peserta didik dengan gaya-gaya belajar individual.
2. Menikmati Bekerja dengan Internet
Pengajar harus menikmati penggunaan internet. Peserta didik sering
menggunakan internet, maka pengajar harus mengikuti trend dalam desain dan
informasinya. Pengajar harus merasa nyaman melakukan browsing web untuk
mendapatkan informasi baru bagi pembelajaran pengajar. Pengajar
memerlukan keterampilan dengan cepat untuk mendapatkan informasi yang
tersimpan dalam jutaan situs secara potensial dan database. Pengajar perlu
akrab dengan bermacam-macam search engines. Selain itu dapat membantu
perbedaan peserta didik dalam ketepatan search engines untuk kegiatan
mereka. Pengajar harus menjadi peneliti online yang efisien sesuai dengan
yang dicita-citakan, yaitu juga menjadi seorang desainer informasi yang
kompeten yang mengikuti pemakaian inter-tatap muka dan teknologi
pendidikan. Jika pengajar sedang bekerja seperti itu atau melakukan kegiatan
secara online, maka harus menikmati lingkungan kerja tersebut dan dapat
mendiskusikan berita-berita dari internet dengan peserta didik.
3. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan
Downey (2001) menekankan pentingnya perencanaan yang strategis.
Apakah pengajar seorang diri atau anggota kelompok yang bertanggung jawab
untuk perencanaan ini. Pengajar perlu melakukan pemetaan yang jelas dan visi
efektif yang dijunjung. Downey menyarankan bahwa perencanaan yang
strategis suatu tim terdiri atas teknologi, administrator, ahli-ahli menyampaian
materi, tujuan pemakai, dan representatif eksternal, seperti anggota
masyarakat, atau pimpinan perusahaan.
4. Mengimplementasikan Kurikulum
Setelah kurikulum dan desain web-site dibuat perencanaannya tahap
selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Pengajar harus memahami
bagaimana mengoperasikan pembelajaran online dan membuat alasan
mengapa pengajar merancangnya dengan cara tertentu.
Jika pengajar akan mengajar dengan pembelajaran online, pengajar
perlu mempersiapankannya dengan baik. Sebelum kelas dimulai, pengajar
harus belajar secara khusus kursus web site dan peralatan yang akan pengajar
gunakan. Memahami pengetahuan dalam membuat pembelajaran online yang
efektif dapat membantu pengajar, tidak hanya ketika pengajar mengajar di
kelas tetapi juga dapat merekomendasikan cara meningkatkan pembelajaran
dan bahan-bahan kurikulum berikutnya atau perlunya perbaikan terhadap web
site yang dibuat.
Iimplementasi kurikulum online meliputi tiga hal, yaitu: (1) Peralatan
yang ditawarkan (2) Pekerjaan mengajar setiap hari (3) Estetika mengajar.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 38
a. Peralatan yang Ditawarkan
Pengajar akan menemukan informasi tentang alat yang akan digunakan
dalam mengajar, khususnya pada tingkat teknologi rendah (the low tech level),
seperti: membahas e-mail, bulletin board, chat room, whiteboard, dan online
grade books. Alat ini yang akan digunakan di dalam kelas dan dalam pemberian
tugas setiap hari sehingga dapat menjaga kelas supaya berjalan lancar.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tergantung pada keefektifan
peralatan teknis yang digunakannya dalam menampilkan materi pembelajaran.
Para peserta didik sering menilai proses pembelajaran berhubungan dengan
kesenangan dirinya dengan peralatan yang digunakannya dan kemampuan
pengajar membantu mereka untuk belajar lebih mudah.
Dari hari ke hari teknologi mempunyai dampak yang sangat besar pada
cara belajar dalam sebuah proses pembelajaran. Tidak semua kelas online
menggunakan peralatan yang sama. Beberapa program pendidikan online yang
berbasis menulis antara lain bulletin board, chat session, e-mail. Beberapa
pengajar bekerja secara penuh dalam merancang proses pembelajaran atau
untuk mereka sendiri yaitu untuk mewujudkan rancangan yang lebih interaktif
seperti streaming audio atau komunikasi dua arah dan video online dua arah.
Semua peralatan memberikan komunikasi yang nyata untuk peserta didik yang
berbeda gaya belajarnya.
1) Komunikasi Synchronous dan Asynchronous dan Aktivitasnya
Dalam memahami suatu bahan pembelajaran, peserta didik dapat
bekerja sendirian atau berdiskusi melalui pembelajaran kolaboratif, dapat pula
bekerja dalam kegiatan kelompok seperti diskusi dan simulasi. Kedua aktivitas
ini, individu dan kelompok, ditempatkan pada pembelajaran online. Dua
kegiatan, baik synchronous dan asynchronous merupakan kegitan penting di
dalam kelas online. Pengajar dapat menggunakan kedua komunikasi tersebut
untuk membangun masyarakat belajar.
Aktivitas dan komunikasi asynchronous dilakukan di luar jadwal.
Contohnya, kegiatan peserta didik dalam mengirim pesan melalui e-mail kepada
pengajar. Kemudian pengajar membaca dan merespon pesan tersebut. Contoh
lain seperti aktivitas yang dilakukannya pada bulletin board dengan
menayangkan video yang berhubungan dengan situs pembelajaran, membaca
buku teks, atau menulis artikel.
Berbeda dengan komunikasi asynchronous, aktivitas dan komunikasi
synchronous dilakukan sesuai dengan jadwal. Komunikasi ini dapat dilakukan
dengan Chatting, jika kelas menggunakan peralatan komunikasi yang
berhubungan dengan menulis. Komunikasi synchronous yang memungkinkan
dalam hal ini adalah chat session. Setiap orang mendapatkan online dalam
chatroom dan tipe pertanyaan yang sama, dapat memberikan komentar dan
dilakukan sesuai jadwal. Termasuk di dalam aktivitas synchronous diantaranya
adalah chat session, white board, dan kerja interaktif kelompok lainnya.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 39
Komunikasi synchronous dan asynchronous yang berkaitan dengan e-
Learning terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Synchronous e-learning yang menunjukkan adanya pertemuan kelas, yaitu
antara pengajar dan peserta didik yang berinteraksi langsung pada suatu
waktu melalui audio, video, maupun melalui chat room pada internet.
b) Asynchronous e-learning, yautu memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk mempelajari materi pembelajaran yang diberikan pengajar sesuai
waktu masing-masing. Proses pembelajaran tidak berlangsung pada waktu
yang nyata. Komunikasi dan interaksi pengajar dengan peserta didik bisa
dilakukan lewat internet.
2) Chat room
Mengunjungi chat room harus selalu dilakukan. Chat room ideal untuk
aktivitas diskusi kelas atau sesi belajar (studi). Termasuk di dalamnya ada
peserta didik, kerja kelompok, jam kerja, dan review sebelum tes. Seluruh atau
sebagian anggota kelas dapat berjumpa dalam chat room.
Ada dua tipe chat yang dianjurkan dalam pembelajaran, yaitu diskusi
terstruktur dan kelompok sosial. Diskusi terstruktur memungkinkan sesi studi
dan review, penugasan, analisis membaca, atau presentasi formal oleh anggota
kelas. Sebagai fasilitator, pengajar menjaga chat untuk mencapai makna
mengenai isi pembelajaran. Format tipe chat lebih formal dan serius. Sedangkan
chat kelompok sosial memerlukan waktu yang cukup banyak sehingga dapat
menjadi kendala karena pemborosan waktu baik bagi pengajar dan maupun
peserta didik.
3) Office Hours
Salah satu cara terbaik bagi peserta didik online adalah melalui chat
session. Jam kerja setiap minggu perlu diatur dalam halini. Pada penggunaan
web site peserta didik mengetahui chat session ketika pengajar siap dan online
untuk berkomunikasi secara synchronous. Pengajar harus sampai pada chat
room beberapa menit sebelum pelajaran di mulai (log in). Kemudian setelah
selesai keluar (log out).
Mengirim e-mail untuk satu kelas dapat dilakukan pada satu jam kerja
secara keseluruhan. Pengajar dapat memberikan beberapa topik untuk diskusi.
Meskipun ketika pengajar mengadakan jam kerja di rumah, pengajar dapat
menyatakan dalam jam kerja online secara professional. Pengajar menyatakan
jam kerja di sekolah. Pengajar bertindak sebagai sahabat dengan sikap yang
santai, tetapi pengajar memfokuskan pada peserta didik dan pertanyaan
mereka. Keuntungan belajar mengajar online adalah pengajar dapat
mengerjakannya di rumah dalam suasana yang menyenangkan.
4) Diskusi kelas
Ada beberapa kelas online yang jumlahnya besar. Jika pengajar
mengadakan sesi diskusi, pengajar dapat membagi kelas menjadi dua atau tiga
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 40
kelompok yang berbeda. Melakukan chatting dengan 25 orang pada waktu yang
sama memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Chatting dengan 8-10 tidak dapat
dikelola, yang ideal adalah kelompok kecil.
5) Memfasilitasi Sesi Percakapan (Chat)
Seminggu sebelum memperoleh sesi percakapan (chat session), pengajar
harus memberi penjelasan kepada peserta didik tentang percakapan.
Mengirimkan kelompok e-mail secara detail mengenai tanggal, waktu, dan
topik setiap sesi percakapan (jika yang ditawarkan lebih dari satu), pengajar
harus menempatkan papan pesan buletin (bulletin board message) dan
buletin Web-site lainnya.
Sehari sebelum menyusun sesi percakapan, pengajar harus menugaskan
kepada peserta didik untuk berlatih memasuki chat room, hanya untuk
memastikan bahwa mereka mengetahui dan mampu mengoperasikannya.
Pengajar harus membuat daftar bimbingan setiap orang untuk melakukan
percakapan.
Meskipun peserta didik telah mempersiapkan percakapan dengan
membaca bahan atau melengkapi tugas-tugas khusus, pengajar tetap memiliki
pekerjaan rumah. Pengajar harus mempersiapkan daftar pertanyaan pembuka
dan penutup sekitar 30-40 buah yang memungkinkan diberikan selama sesi
percakapan. Untuk mencapai target yang telah ditentukan, Anda dapat
membantu peserta didik dengan pendekatan berbeda dan perspektif lain dari
topik tersebut.
6) Tip Sesi Percakapan yang Efektif
Kegiatan Sebelum Percakapan (Pre-chat), meliputi:
a. Memulai dengan memilih sesi dan peserta didik diperbolehkan mendaftarkan
diri pada sesi yang mereka inginkan.
b. Batasi jumlah partisipan setiap sesi sejumlah 8 orang atau beberapa orang
jika mungkin.
c. Mengumumkan setiap sesi melalui pesan pada e-mail dan di papan buletin.
d. Memberikan instruksi kepada partisipan supaya dalam percakapan
menggunakan chat room dan menentukan langkah-langkahnya.
Kegiatan Dalam/Selama Percakapan (in-chat), meliputi:
a. Membuat pertanyaan dan mengomentari yang terlihat.
b. Pada permulaan sesi, me-review aturan sesi percakapan.
c. Mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
d. Bertanya pertanyaan pembuka dan penutup.
e. Menyediakan waktu bagi peserta didik untuk merespons pertanyaan dan
membuat komentar dengan memberikan pesan
f. Memberikan feedback positif tentang respons peristiwa, jika perlu pengajar
memperbaiki kesalahan konsep atau percakapan dalam pengarahan yang
lain (misalnya menekankan aktivitas yang dikerjakan, bukan aksi).
g. Mengawasi dan bukan berpartisipasi.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 41
h. Menanyakan kesimpulan (atau memberikan kesimpulan isi) pada akhir
percakapan.
i. Berterima kasih kepada yang telah berpartisipasi.
Kegiatan setelah percakapan (post-chat), meliputi:
a. Me-review transkrip setiap sesi percakapan.
b. Mengirim feedback pada kelompok percakapan dan atau individu anggota
kelas.
c. Menggunakan informasi dan pengalaman dari penampilan sesi percakapan
untuk membantu pengajar mempersiapkan (memodifikasi aturan atau
langkah-langkah) untuk sesi berikutnya.
Transkrip
Transkrip dapat berupa diskusi individual atau menetapkan periode
waktu tertentu, misalnya 24 jam. Transkrip dapat pula berhubungan dengan
kegiatan Web site. Peserta didik dapat membaca, men-download ke disk, print,
atau men-cut dan mem-paste transkrips individual. Transkrip memberikan
rekaman permanen. Transkrip secara otomatis memuat daftar waktu (jam dan
menit). Pengajar dapat melihat bagaimana percakapan yang telah berlangsung.
Transkrip membantu pengajar merekam partisipasi dan bagaimana keseringan
peserta didik dalam berdiskusi.
Pada saat pengajar mengajar online, pengajar berkenalan dengan
peralatan yang pengajar perlukan setiap hari untuk berkomunikasi dengan
peserta didik, khususnya dalam kelas pengajar. Sebelum pembahasan dimulai,
pengajar harus menguji peralatan dan hubungan pada kelas site, hanya untuk
meyakinkan pengajar telah mengubah dengan teknologi dan informasi yang
diberikan pada site. Pengajar harus memiliki keinginan untuk belajar
menggunakan dan menambahkan hardware dan software yang berhubungan
dengan teknologi menengah karena peserta didik memiliki harapan yang tinggi
kepada peralatan multimedia dalam kelas online.
Mengikuti teknologi merupakan keharusan dalam pendidikan online dan
belajar mekanik menggunakan peralatan yang baru yang menyediakan waktu
dan latihan. Bagaimanapun, yang lebih penting dilakukan adalah mengetahui
bagaimanana bekerja dengan peserta didik lebih efektif. Terampil
berkomunikasi dengan merupakan kunci untuk mengajar online secara efektif.
b. Pekerjaan Mengajar Setiap Hari
Pekerjaan sehari-hari dalam mengajar, memberikan kepercayaan
mengajar online dan mendeskripsikan cara-cara menggunakan peralatan
secara efektif. Pengajar harus mengetahui perannya sebagai fasilitator dan
harus membaca hal-hal yang berhubungan dengan peralatan yang akan
digunakan dalam pekerjaan. Pengajar harus memahami betul bagaimana
mengoperasikan peralatan tersebut. Pengajar juga harus mengevaluasi
penggunaan peralatannya dalam implementasi kurikulum online. Pengajar
harus merencanakan pendekatan apa yang akan digunakan dalam
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 42
pembelajaran online. Pengajar harus mengevaluasi pengalaman peserta didik,
apakah pengajaran online hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan Ada
dua hal dalam diri mereka yaitu kedisiplinan dan kemampuannya untuk
mencapai tujuan. Pekerjaan harian pengajar merupakan ukuran kekuatan dan
kelemahan kurikulum online.
Tentu saja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai
hasil yang baik. Metode mengajar yang tidak baik, materi yang tidak efektif,
rancangan kurikulum yang kurang baik, akan menyebabkan peserta didik
merasa kesulitan dalam menerima konsep dan keterampilan. Pengajar dapat
menerima umpan balik dari peserta didik mengenai ketidakefektifan materi dan
kegiatan persiapan peserta didik pada saat di kelas.
Tugas Mengajar Setiap Hari
Mengajar online adalah mengajar pada situs. Pengajar masih memiliki
file utama, pemecahan masalah, komunikasi dengan peserta didik, dan
perkembangannya. Tugas tersebut adalah tugas khusus yang pengajar hadapi
setiap minggu. Pengajar harus selalu mempelajari modul dan membimbing
peserta didik dengan modul tersebut.
Biasanya, pengajar menempatkan folder atau memulai bulletin board
yang baru untuk menjelaskan dan berdiskusi mengenai isi (conten). Jika
pengajar berperan penting dalam videoconference, maka harus mempersiapkan
presentasi sebelum ke kelas. Pada umumnya tugas pengajar setiap hari adalah
memfasilitasi peserta didik, memecahkan permasalahan teknis, atau kesulitan
peserta didik dalam memahami bahan atau tugas, dan mengevaluasi pekerjaan
dan perkembangan peserta didik.
Biasanya, pengajar memiliki sedikit waktu di dalam kelas. Kegiatan
synchronous biasanya sesi pelajaran dan diskusi. pengajar dapat melakukannya
pada jam kerja dengan cara berbicara kepada setiap peserta didik tentang tugas
diskusi dan memberikan umpan balik. Kegiatan yang dapat pengajar lakukan
dapat bermacam-macam seperti melalui e-mail, bulletin board posts, atau
komunikasi tulisan lainnya.
c. Estetika Mengajar
Estetika Mengajar, berisi daftar cara untuk membantu pengajar
membangun masyarakat belajar online . Berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik Anda adalah sangat penting. Dalam bagian ini akan dibahas
tentang beberapa strategi untuk pesan individual dan kelompok, diskusi, dan
percakapan (chat).
Mengajar, apakah online atau onsite, merupakan kegiatan setiap hari
yang harus berjalan tancar. Membantu peserta didik memecahkan masalah-
masalah pendidikan yang berjangka pendek dan yang berjangka panjang, serta
memfasilitasi pembelajauran unntuk mencapai tujuan pendidikan.
Keberhasilan mengelola kelas tergantung pada tugas keistimewaan.
Kurikulum Berbasis TIK
Dr. H. Munir, MIT Penerbit SPS Universitas Pendidikan Indonesia 43
Estetika mengajar sangat penting dan dapat menentukan bagaimana
belajar yang baik dalam suatu kursus, agar peserta didik dapat menambah
pengetahuannya dan dapat meningkatkan keterampilannya. Pengajar dapat
menciptakan lingkungan belajar online di mana peserta didik merasa mudah
untuk mendapatkan informasi tentang mereka dan pekerjaannya. Pengajar juga
dapat memberikan informasinya kepada peserta didik untuk membantu
mengembangkan kurikulum masa depan dengan mengatakan pada peserta
didik tentang pembelajaran dan wilayah studinya.