Hewan Parasit Annelida LT 3 lalalaa

30
MAKALAH REVIEW HEWAN PARASIT DAN PENCEGAHAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN ( HEWAN ANNELIDA ) SGD 1 IDA AYU LAKSMI MAHARDIKA (1202105003) IDA AYU SRI ADHNYA SHWARI (1202105011) I KADEK ARIWISANA (1202105018) NI KOMANG GEK ERNIASIH (1202105035) NI PUTU ANGGELINA WIJAYA (1202105044) TEDDY YUDHA PRAYOGA (1202105048) I KADEK ELDA WIDNYANA (1202105071) NI KADEK ADE SURYANI (1202105089) NI LUH DWI ARI MAHARTINI (1202105090) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

description

annelida

Transcript of Hewan Parasit Annelida LT 3 lalalaa

MAKALAHREVIEW HEWAN PARASIT DAN PENCEGAHAN PENYAKIT YANG DITIMBULKAN( HEWAN ANNELIDA )

SGD 1 IDA AYU LAKSMI MAHARDIKA(1202105003)IDA AYU SRI ADHNYA SHWARI(1202105011)I KADEK ARIWISANA(1202105018)NI KOMANG GEK ERNIASIH(1202105035)NI PUTU ANGGELINA WIJAYA(1202105044)TEDDY YUDHA PRAYOGA(1202105048)I KADEK ELDA WIDNYANA(1202105071)NI KADEK ADE SURYANI(1202105089)NI LUH DWI ARI MAHARTINI(1202105090)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UDAYANA2013

Learning tesk IDK 1Review hewan parasit dan pencegahan penyakit yang ditimbulkan

Soal

1. Apa yang dimaksud dengan hewan annelida? (sertakan dengan gambar)2. Jelaskan klasifikasi dari hewan annelida ? (sertakan dengan gambar)3. Sebutkan tempat hidup dari hewan annelida?4. Jelaskan siklus hidup dari hewan annelida?5. Jelaskan penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh hewan annelida!a. Pengertianb. Etiologi c. Rute infeksid. Manifestasi klinise. Patofisiologif. Diagnosisg. Penatalaksanaan h. Pencegahan6. Jelaskan maanfat yang diperoleh oleh perawat dengan mempelajari hewan annelida!7. Carilah dan analisis secara singkat satu jurnal terkait dengan hewan annelida!8. Jelaskan imflikasi keperawatan dari jurnal tersebut!

1. Apa yang dimaksud dengan hewan annelida? (sertakan dengan gambar)

Annelida?Annelida merupakan kata dalam bahasa Latin yang berarti cincin (annulus: cincin, Gieidos: bentuk) (Rao, 1995: 48), setiap bagian cincin tubuh atau somites dipisahkan oleh septum dan setiap bagian memiliki rangkaian struktur yang berulang (Cracraft, Dononghoe. 2004: 238) dan diselubungi oleh kitin tipis. Hewan dalam filum Annelida semuanya memiliki dermo-muscular body-wall, suatu sistem lokomosi dimana sebagian besar jaringan muscular memasuki komposisi integumen. Annelida merupakan hewan triploblastik, simetris bilateral, tersegmen secara metamerikal, dan hewan selomata (coelomate) sejati (Rao, 1995: 48). Selom merupakan rongga tubuh yang penuh dengan cairan yang sepenuhnya dilapisi dengan jaringan yang diturunkan dari mesoderm. Lapisan jaringan bagian dalam dan bagian luar yang mengelilingi rongga itu berhubungan secara dorsal dan ventral untuk membentuk mesentri, yang menggantung organ-organ internal (Campbell. 2003: 206). Selom berfungsi sebagai rangka hidrolik pada Annelida. Annelida merupakan hewan dengan peredaran darah tertutup dimana hemoglobin terlarut dalam plasma dan tidak memiliki eritrosit; memiliki otak yang jelas dan susunan saraf ventral rangkap dengan sistem persarafan tangga tali; dan sepasang tabung bergelung simetris bilateral yang berfungsi sebagai organ ekskresi disebut nefridium dengan produk ekskresi berupa urea dan ammonium. Annelid memiliki bulu kitin (setae) yang berfungsi sebagai organ pergerakan. Annelid merupakan hewan hemaprodit atau biseksual (Oligochaeta dan Hirudinea) dan uniseksual (Polychaeta) (Rao, 1995). Pada sebagian besar Annelida, kulit yang lembab merupakan organ ventilasi, namun pada beberapa species Polychaeta ditemukan organ ventilasi eksternal dengan struktur seperti insang. Respirasi umumnya dilakukan secara aerob, namun respirasi anaerob dapat terjadi pada kadar oksigen rendah dengan konsekuensi laju respirasi yang melakukan penurun drastis (Thorp, Rogers. 2011: 98). Sistem pencernaan dimulai di mulut dan berakhir di anus dan terjadi pada rongga pada sentral tubuh yang merupakan turunan endoderm. (Campbell. 2003: 228). Hewan annelida memiliki panjang 1- 3 cm. Ciri-ciri annelida ini yaitu:a. Bentuk gilig dan bersegmen.b. Tiap segmen mengandung alat pengeluaran, reproduksi, saraf.c. Tiap segmen yang sama disebut metameri.d. Sistem saraf tangga tali.e. Sistem sirkulasi terbuka (darah beredar melalui pembuluh darah yang tidak seluruhnya terhubung).

Struktur Tubuh Annelida yaitu:Annelida termasuk hewan yang memiliki lapisan tubuh triploblastik euselomata. Euselomata artinya sudah terdapat selom sejati, sistemperedaran darahnya berupa sistem sirkulasi terbuka, memiliki sistem saraf tangga tali. Tubuh hewan ini memiliki segmen dan setiap segmen tersebut(disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi serta memiliki sistem ekskresi.

2. Jelaskan klasifikasi dari hewan annelida ? (sertakan dengan gambar)

Klasifikasi Annelida

a. PolychaetaPoly artinya banyak dan chaeta artinya rambut, jadi pada tubuh cacing ini banyak sekali dijumpai rambut. Kulitnya dilapisi oleh kutikula, memilikisistem saraf tangga tali dengan pusat sarafnya adalah ganglion. Cacing ini sebagian besar hidup di laut. Contoh spesies cacing ini adalah Nereisvirens, Eunice viridis (cacing wawo), dan Lysidice oele (cacing palolo) dan cacing kipas. Cacing wawo dan cacing palolo memiliki kandungan protein yang tinggi. Cacing ini banyak dijumpai di wilayah perairan kepulauan Maluku serta Fiji negara Jepang. Ciri ciri dari hewan ini :1. Permukaan tubuh dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku2. Mempunyai warna yang menarik,3. Mempunyai banyak rambut-rambut muda,4. Di kepalanya terdapat mulut, mata, dan tentakel,5. Bernapas dengan insang,kulit dan lapisan epidermis,6. Bergerak dengan dua cara ,yaitu dengan ototnya dan menggunakan parapodi,7. Hidup dilaut.

b. Olygochaeta

Cacing ini memiliki chaeta atau rambut yang jumlahnya sedikit. Cacing ini banyak hidup di darat ataupun perairan tawar. Bersifathermafrodit, sehingga di dalam tubuhnya dapat dijumpai ovarium dan testis. Pada beberapa segmen tubuh cacing ini epidermisnya mengalamipenebalan, disebut klitellum. Pada waktu reproduksi pada bagian klitellumakan mengeluarkan kokon. Kokon inilah yang nantinya akan menetas menjadi individu baru. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruhpermukaan tubuhnya. Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus terrestris).

c. HirudineaSeperti cacing tanah, lintah merupakan Clitellates (Annelida yang memiliki klitelum) namun tidak memiliki saeta, yang diyakini merupakan turunan dari kelas Oligochaeta. Panjang 1-3 cm. Mereka memiliki muscular caudal sucker pada tujuh somite terakhir dari segmen tubuh yang penting untuk mempertahankan posisi pada host dan sebagai alat berenang bagi Hirudinidae. Enam somite anterior termodifikasi menjadi daerah dengan pengisap ventral yang dikelilingi oleh sebuah pori mulut (mouth pore). Lintah diklasifikasikan kembali menjadi 2 kelompok berdasarkan mekanisme penghisapan darah secara anatomi, yaitu: Arhynchobdellida, (salah satu anggotanya adalah Hirudo medicinalis) tergolong besar dan seperti cacing (worm-like) yang memiliki tiga otot rahang dimana masing-masing memiliki satu baris gigi untuk memotong kulit hingga mencapai jaringan kaya kapiler. Rhyncobdellida, memiliki otot proboscis (belalai) yang menyebabkan pendarahan pada jaringan dengan vaskularisasi lebih dalamHirudinea mengeluarkan zat anestetik dan hirudin (zat anti pembekuan darah) ketika menghisap darah sehingga memudahkan mereka mendapatkan makanan tanpa membuat hostnya merasa nyeri.

3. Sebutkan tempat hidup dari hewan annelida? PolychaetaSebagian besar merupakan hewan laut. Beberapa di antaranya bergerak dan berenang di antara plankton, banyak di antaranya merangkak pada atau membuat lubang di dasar laut atau hidup dalam tabung yang dibuat oleh cacing itu dengan mencampur mukus dengan sedikit pasir dan cangkang yang pecah. Contoh yang hidup di laut yaitu Cacing kipas. OligochaetaMeliputi hewan terrestrial dan berbagai hewan akuatik. Hidup di tanah

Hirudinea Mayoritas hidup di air tawar, tetapi terdapat beberapa species yang hidup di tanah atau darat yang bergerak melalui vegetasi yang lembap.

4. Jelaskan siklus hidup dari hewan annelida?

Filum AnnelidaAnnelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris).Siklusnya dimulai dari menjadi individu baru menjadi dewasa.a. PolychaetaDapat berkembang biak dengan seksual ataupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan fertilisasi di luar tubuh dan mengalami fase larva yang disebut trochophore.b. OligochaetaMerupakan hewan hemaprodit, namun tetap memerlukan pasangan untuk melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sprema, dan kemudian mereka akan memisah. Sel sperma yang diterima disimpan secara temporer sementara pada klitelum yang mensekresikan kepompong menyerupai mukus. Kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepala cacing itu dan tinggal dalam tanah sementara embrio berkembang. Beberapa species dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang diikuti dengan regenerasi.c. Hirudinea Merupakan hewan hemaprodit, dengan proses penetrasi dan fertilisasi identik dengan Oligochaeta.

5. penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh hewan annelida!1. PengertianAnemia anemia didefinisikan sebagai berkurangnya sel darah merah (eritrosit), dimana anemia merusak kemampuan sel darah merah untuk sirkulasi oksigen dan karbon dioksida.Adapun fungsi sel darah merah adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dalam tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan kembali ke paru-paru, melalui hemoglobin (protein tetramer yang terdiri dari heme dan globin).Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 100ml darah. (ngastiyah, 1997)Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan sehingga tubuh mengalami hipoksia. Anemia bukan sutau penyakit atau diagnosis melainkan merupakan pencerminan ke dalam suatu penyakit atau dasar perubahan patofisiologi yang di uraikan oleh anamnese dan pemeriksaan fisik yang teliti serta didukung oleh pemeriksaan laboratorium.2. Etiologi a. karena cacat sel darah merah (SDM)sel darah merah mempunyai penyusun yang banyak. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segara di hancurkan. Pada umumnya cact yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusun.oleh karena itu kelainan ini menyangkut protein. Sedangkan sintesis protein di kendalikan oleh Gen dan DNAb. karena kekurangan gizi anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang di sebabkan oleh faktor luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelaiana dalam SDM di sebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia. Anemia jenis ini tidak dapat di obati , yang dapat dilakukan hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau hanya bahkan mengurangi penyulit yang terjadi.c. karena pendarahankehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kuranagnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena pendarahan besar dan dalam waktu singkat jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang di akibatkannya langsung disadari. Untuk mengembalikan jumlah darah kedalam semula diperlukan tindakan trnsfusi.d. Karena otoimun Dalam keadaan tertentu, sistem imun dapat mengenali dan mengahancurkan bagaian-bagian tubuh biasanya di hancurkan. Keadaan ini sebenernya tidak seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebutterjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena cepat di hancurkan oleh sistem imun.

3. Rute infeksiPada penyakit anemia infeksi di pengaruhi oleh sitokin yang di lepaskan pada saat terjadinya infeksi . infeksi ini disebabkan karena oleh invasi mikroorganisme yang dapat mempengaruhi homeostasis tubuh dalam metabolisme besi. Invasi mikroorganisme, sel ganas ataupun disregulasi autoimun dapat mengaktivasi sel T (CD3) dan monosit yang menyebabkan timbulnya respon imun untuk mereproduksi sitokin seperti IFN dari monosit dan makrofag.

4. Manifestasi klinisPada anemia , karena semua sistem dapat terlibat ,maka dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas. Manifestasi bergantung pada :a. Kecepatan timbulnya anemia b. Umur individuc. Mekanisme kompensiasinya d. Tingkat aktivitasnya e. Keadaan penyakit yang mendasarif. Parahnya anemia tersebut Karena jumlah efektif sel darah merah yang berkurang maka lebih sedikit O2 yang di kirimkan ke jaringan. Kehilangan darah mendadak (30% atau lebih) seperti pada pendarahan, menimbulakan simtomatoogi skunder hipovolemia dan hipoksemia. Namun pengurangan massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh untuk menyesuaikan diri Mekanisme kompensiasi bekerja melalui :a. Peningkatan curah jantung dan pernapasan , karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.b. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobinc. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringand. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital ( deGruchy,1978)

5. PatofisiologiTimbulnya anemia mencerminkan kegagalan sumsum atau kehilanga sel darah merah secara berlebihan. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan penyebabnya belum di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui pendarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat berakibat sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.Lisis sel darah merah (disolusi)terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limfe. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah(hemolisis ) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubinplasma ( konsentrasi normal kurang 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatakan ikterik pada selera)Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasma melebihi kapasitas hapatoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobi bebas) untuk mengikat semua. Hemoglobin akan berdisfusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar1. Hitung retikulosit dalam serkulasi darah 2. Drajar proliferasi sel darah muda dala sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tindakannya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

6. Diagnosisa. Kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairahb. Sakit kepala dan mudah marahc. Tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap infeksid. Pada anemia yang kronis menunjukan bentuk seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.

Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit . maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat di andakal. Warna kuku, telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjugtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.7. Penatalaksanaan Tindakan umum :Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang. 1. Transpalasi sel darah merah.2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.8. PencegahanAnemia dapat dicegah dengan :1. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.2. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi.3. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.

6. Manfaat yang diperoleh oleh perawat dengan mempelajari hewan annelida? Merupakan pertimbangan dalam promosi kesehatan, terutama saat penyuluhan terkait dengan sanitasi lingkungan dan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. Menjadi dasar pengetahuan dalam menjaga kebersihan selama proses pemberian layanan kesehatan. Menambah informasi pada perawat untuk bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut Untuk melakukan sebuah penelitian.

7. Carilah dan analisis secara singkat satu jurnal terkait dengan hewan annelida Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Cacing tanah telah lama dikenal oleh manusia. Hewan ini hidup di tempat atau tanah yang telindung dari sinar matahari lembab, gembur dan serasah. Habitat ini sangat spesifik bagi cacing tanah untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik, tubuh cacing tanah banyak mengandung lendir sehingga seringkali orang menganggapnya menjijikan (Palungkun, 1999 dalam Ovianto, 2004). Dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok, cacing tanah digunakan dalam ramuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, cacing tanah mampu mengobati berbagai infeksi saluran pencernaan seperti typus, demam, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag. Bisa juga untuk mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti batuk, asma, influenza dan TBC (Anonimus, 2011 a)Di beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa Barat dan Lampung, cacing tanah sudah dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Salah satu jenis cacing tanah yang sering digunakan adalah Lumbricus rubellus. L. yang mengandung protein cukup tinggi yaitu 64-76% berat kering, selain itu juga mengandung 20 jenis asam amino. Di dalarn ekstrak cacing tanah juga terdapat zat antipurin, antipiretik, antidota, vitamin dan beberapa enzirn misalnya lumbrokinase, peroksidase, katalase dan selulose yang berkhasiat untuk pengobatan (Priosoeryanto, 2001). Selain mengan- dung protein tinggi, cacing tanah juga mengandung energi 900-1.400 kal, abu 8-10%, lemak tidak jenuh ganda, kalsium, fosfor, dan serat (Palungkun, 2010). Dari penelitian di luar negri didapat informasi awal bahwa cacing tanah menghasilkan zat pengendali bakteri bernama lumbricin, lumbricin mempunyai aktifitas antimikroba berspektrum luas, yaitu menghambat bakteri gram negative, bakteeri gram posistif dan beberapa fungi (Cho et al., 1998 dalam Damayanti, 2000). Serangkaian pengujian kimia diketahui bahwa senyawa aktif cacing tanah adalah golongan senyawa alkaloid yang juga dimiliki tumbuhan seperti kina dan tembakau sebagai antibakteri (Khairuman dan Khairul, 2009). Penelitian dengan memakai tepung cacing tanah (TCT) dapat menghambat bakteri S. pullorum. Dewasa ini banyak masyarakat yang menggunakan cacing tanah kering untuk di konsumsi serta direbus digunakan sebagai obat typus dan diare. Penyakit diare sering terjadi dalam kehidupan masyarakat, yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. E. coli merupakan kelompok bakteri gram-negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada system usus manusia (Jawetz dkk., 2005). E. coli merupakan flora normal didalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain (Entjang, 2003). Biasanya untuk menekan serangan diare akut digunakan obat sintetik, namun obat ini bisa menyebabkan resistensi terhadap antibiotik yang digunakan. Selain obat-obat sintetik juga1.2 Rumusan Masalah Dengan memerhatikan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam jurnal ini yaitu Bagaimana kita dapat mencari PICOT dari permasalahan jurnal ini ?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan yang ingin diharapkan yaitu:1. Dapat mengetahui PICOT dari jurnal tersebut.2. Dapat menganalisis suatu jurnal.3. Mengetahui manfaat dari jurnal tersebut.1.4 Manfaat penulisan Adapaun manfaat yang dapat kita dapat dari menganalisis jurnal ini yaitu :1. Memberikan gambaran kepada kita tentang bagaimana cara mencari PICOT dalam sebuah jurnal.2. Memberikan wawasan mengenai isi dari penelitian jurnal tersebut.3. Dapat membandingkan peneletian jurnal satau dengan jurnal yang lainnya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi cacing tanah (L. rubellus) adalah: Kingdom Animalia, Phylum Annelida, Kelas Oligochaeta, Ordo Torriselae, Family Lumbricidae, Genus Lumbricus, Spesies L. rubellus. Cacing tanah yang termasuk phylum Annelida, tubuhnya bersegmen-segmen. Hidup didalam tanah yang lembab, dalam laut dan dalam air, pada umumnya hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa bersifat komensial pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga bersifat parasit pada vertebrata. Tubuhnya juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai system norvesum, system cardiovascular, dan sudah ada rongga tubuh (coelom) (Kastawi dkk., 2001). Cacing tanah jenis L. rubellus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah cincin yana melingkari tubuhnya (segmen) yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum (penebalan pada tubuh cacing) terletak pada segmen 27-23. L. rubellus, merupakan cacing berukuran relative kecil dengan panjang anatara 4-6cm. Bagian punggungnya bewarna merah coklat atau bewarna merah violet. Selain warna dasar cacing ini juga memiliki warna iridescent atau warna pelangi. Pada umumnya L. rubellus akan mencapai usia dewasa pada umur 179 hari, Sedangkan umurnya sampai 2.5 tahun (Dewangga, 2009). Cacing tanah (L. rubellus) banyak mengandung protein 64 - 76 dan mengandung asam amino prolin sekitar 15 % dari 62 asam amino (Cho et al., 1998 dalam Damayanti, 2009). Didalarn ekstrak cacing tanah juga terdapat zat antipurin, antipiretik, antidota, vitamin dan beberapa enzim misalnya lumbrokinase, peroksidase, katalase dan selulose yang berkhasiat untuk pengobatan (Priosoeryanto 2001). Menurut Palungkun (2010) cacing tanah memiliki manfaat dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organic sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Cacing tanah merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau ayam. Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan didalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus (Syahrurachman, 1994). E. coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak dibawah keadaan anaerob. E. coli diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Prokaryotae, Divisi Gracilicutes, Kelas Scotobacteria, Ordo Eubacteriales, Famili Entobacteriaceae, Genus Escherichia, dan Spesies : Escherichia coli (Jawetz dkk., 2005). Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E. coli adalah diare. E. coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. E. coli diklasifikasikan berdasarkan ciri khas sifat-sifat virulensinya grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antara lain: a. Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC), penyebab penting diare pada bayi, khususnya di Negara berkembang. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotik.

b. Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC) Penyebab yang sering dari diare wisatawan dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di Negara berkembang, mengakibatkan hipermortilitas serta diare, dan berlangsung selama beberpa hari.

c. Escherichia coli Enterohemoragik (EHEC) Menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksinya pada sel Vero, suatu sel hijau dari monyet hijau Afrika, EHEC berhubungan dengan holitis hemoragik, bentuk diare yang berat dan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia.

d. Escherichia coli Enteroinvansif (EIEC) Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Penyakit sering terjadi pada anak-ana, EIEC melakukan fermentasi laktosa dengan lambat dan tidak bergerak. Diare ini ditemukan hanya pada manusia.

e. Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC) Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat, bakteri ini ditandai dengan pola khas hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan ETEC.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Analisis PICOT jurnal Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

Cacing tanah dapat digunakan dalam pengobatan, salah satunya digunakan dalam mengobati penyakit diare dan anemia . Penyakit diare disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Biasanya untuk mengobati diare sering digunakan obat sintetik, namun obat ini bisa menyebabkan resisten dalam saluran pencernaan. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dengan mencari obat tradisional dari bahan-bahan alami (hewan), salah satunya dengan menggunakan cacing tanah (Lumbricus rubellus).Analisis PICOT :Populasi Di beberapa tempat di Indonesia seperti Jawa Barat dan Lampung, cacing tanah sudah imanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Salah satu jenis cacing tanah yang sering digunakan adalah Lumbricus rubellus. L. yang mengandung protein cukup tinggi yaitu 64-76% berat kering, selain itu juga mengandung 20 jenis asam amino.Intervensi

Escherichia coli merupakan kelompok bakteri gram-negatif berbentuk batang yang habitat alaminya berada pada system usus manusia (Jawetz dkk., 2005). E. coli merupakan flora normal didalam usus manusia dan akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain (Entjang, 2003). Biasanya untuk menekan serangan diare akut digunakan obat sintetik. Untuk itu diperlukan suatu penelitian tentang Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) agar nantinya dapat memberikan suatu pengobatan untuk membunuh atau mengahambat pertumbuhan bakteri E.coli pada usus yang dapat menyebabkan diare dan anemia.

Comparison Dari hasil pengamatan kami kami dapet membandingankan penelitian tentang annelida ini sebgai penghambat bakteri E.coli yaitu dengan Pengaruh Air Rebusan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dimana dengan hasil penelitian ini di dapatkan Pada konsentrasi 20 % menunjukkan rata- rata daerah hambat terbesar yaitu 14,49 mm dan pada konsentrasi 80 % menunjukkan rata-rata daerah hambat terkecil yaitu 7,92 mm. Sebagai kontrol positif digunakan amoxicillin 10 % yang menghasilkan rata-rata diameter 12,70 mm dan kontrol negatif yang tanpa menggunakan air rebusan cacing tanah tidak menunjukkan adanya daya hambat. Sedangkan pembandingnya dengan menggunakan penelitian Uji in Vitro Penghambatan Aktivitas Escherichia coli dengan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dimana hasil yang didapatkan yaitu Tepung cacing tanah (L. rubellus) pada taraf 25%, 50%, 75% dan 100% (w/v) dapat menghambat perkembangan bakteriEscherichia coli secara in vitro dengan penggunaan optimum pada taraf 50% (w/v). Dalam penelitian ini Hasil penelitian penghambatanpertumbuhan E. Coli dilakukan selama 5 hari pengamatan

Out come Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa air rebusan cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan baik. Daya hambat yang terbentuk pada masing-masing perlakuan berbeda-beda. Pada konsentrasi 20 % menunjukkan rata- rata daerah hambat terbesar yaitu 14,49 mm dan pada konsentrasi 80 % menunjukkan rata-rata daerah hambat terkecil yaitu 7,92 mm. Sebagai kontrol positif digunakan amoxicillin 10 % yang menghasilkan rata-rata diameter 12,70 mm dan kontrol negatif yang tanpa menggunakan air rebusan cacing tanah tidak menunjukkan adanya daya hambat.Time

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 di Laboratorium Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera barat. Metoda penelitia Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan A (control Amoxiclin 10 %), perlakuan B (Tanpa air rebusan cacing tanah), Perlakuan C (Air rebusan cacing tanah 20 %), Perlakuan D (Air rebusan cacing tanah 40 %), Perlakuan E (Air rebusan cacing tanah 60 %), Perlakauan (Air rebusan cacing tanah 80 %).BAB IVPenutup

4.1 SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa air rebusan cacing tanah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Air rebusan cacing tanah yang efektif dalam menghambat Escherichia coli adalah pada konsentrasi 20 %.4.2 SARAN Saran dari penulis, agar nantinya jurnal ini bermanfaat bagi semuanya baik dalam pendidikan maupun sosial. Apabila ada hal hal yang kurang dalam jurnal analisis ini, kritik dan saran yang membangun dari pembaca saya harapkan.8. Jelaskan imflikasi keperawatan dari jurnal tersebut!1. Perawat dapat mengetahui manfaat atau dampak positif dari cacing tanah sebagai pemnghambat pertumbuhan bakteri.2. Sebagai acuan penelitian bagi perawat.3. Menambah pengetahuan sebagai wadah agar nantinya dapat memberikan informasi berkaitan kesehatan terhadapa kalangan masyarakat.

Kesimpulan Annelida merupakan hewan dengan peredaran darah tertutup dimana hemoglobin terlarut dalam plasma dan tidak memiliki eritrosit; memiliki otak yang jelas dan susunan saraf ventral rangkap dengan sistem persarafan tangga tali; dan sepasang tabung bergelung simetris bilateral yang berfungsi sebagai organ ekskresi disebut nefridium dengan produk ekskresi berupa urea dan ammonium. Annelid memiliki bulu kitin (setae) yang berfungsi sebagai organ pergerakan. Anenelida dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : Polychaeta merupakan hewan uniseksual, oligochatea bereproduksi secara hemaprodit atau biseksual, dan hirudinea bereproduksi secara hemaprodit. Selain itu, dampak negatif atau penyakit yang dapat di timbulkan oleh hewan annelida ini seperti : anemia, kaki gajah dan hirudin.

Daftar pustaka 1. Medscape, online medical journals2. Oxford handbook of Tropical Medicine3. Catatan kuliah Prof. Frank Mockenhaupt, Charit Universittmedizin, Berlin/2008/08/tentang-penyakit-anemi.html Sukandar, Elin Yulinah, dkk., 2008, ISO Farmakoterapi, 4. PT. ISFIPenerbitan, Jakarta Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, PT. ElexMedia Komputindo, Jakarta 165. Anonimus. 2011. www.smallcrab.com/kesehatan/844-penyakit-infeksi-bakteri- Escherichia-coli. Di akses 3 juni 2011. 6. Damayanti, E. Sofyan, A. Julendra, H. Untari T. 2009. Pemanfaatan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Sebagai Agensia Anti-Pullorum Dalam Imbuhan Pakan Ayam Broiler. Jurnal Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada: Yogyakarta 7. Dewangga, A, G. (2009). Pengaruh Penggunaan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Ransum Domba Lokal Jantan. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta: Surakata. 8. Entjang, I. (2003). Mikrobiologi dan Parasitologi. Citra Aditya Bakti: Bandung. 9. Jawetz, M, dan Adelbergs. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika: Jakarta.10. Cho, J.H., C.B. Park, Y.G. Yoon & S.C. Kim. 1998. Lumbricin I, a novel proline-rich antimicrobial peptide from the earthworm: purification, cDNA cloning and molecular characterization. Biochim. Biophys. Acta. 1408: 67-76. [Abstr.].11. Engelmann, P., E.L. Cooper & P. Nmeth. 2005. Anticipating innate immunity without a toll. Mol. Immunol. 42: 931-42.12. Lange, S., E. Kauschke, W. Mohrig & E.L. Cooper. 1999. Biochemical characteristics of eiseniapore, a pore-forming protein in the coelomic fluid of earthworms. Eur. J. Biochem. 262: 547-556.13. Liu, Y.Q., Z.J. Sun., C. Wang, S.J. Li. & Y.Z. Liu. 2004. Purification of novel antibacterial short peptide in earthworm. Acta. Biochim.Biophys. Sinica. 36: 297- 302.