Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa...

39
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Definisi, Sejarah, Ruang Lingkup serta Jenis-jenis Hak Atas Kekayaan Intelektual MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang Semester IV Tahun Akademik 2015-2016 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Dr. M. Nur Yasin M.Ag Oleh KELOMPOK 1

Transcript of Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa...

Page 1: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Definisi, Sejarah, Ruang Lingkup serta Jenis-jenis Hak Atas Kekayaan Intelektual

MAKALAHDibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang Semester IV

Tahun Akademik 2015-2016

Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen

Dr. M. Nur Yasin M.Ag

Oleh

KELOMPOK 1

A Saifur Rizal : 13220009

Herri Sutrisno : 13220212

Faurina Firda Devi A : 13220162

Ainun Nadifatul M : 13220080

MALANG

2015

Page 2: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

KATA PENGANTAR

حيم الر حمن الر الله بسم

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-

Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan

Intelektual (HAKI)

Makalah ini diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang,

dengan dosen pembimbing Bapak Dr. Muhammad Nur Yasin. M.Ag

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan

bermanfaat untuk pengembanngan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Malang, 1 Maret 2015

Penyusun

i

Page 3: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual..................................................3

B. Sejarah tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual...........................................4

C. Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).............................6

D. Jenis-jenis Hak atas Kekayaan Intelektual....................................................7

1. Hak cipta (copyrights)...............................................................................8

2. Hak Kekayaan Industri............................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

A. Kesimpulan.................................................................................................18

B. Lampiran.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii

Page 4: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara esensial Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) berbicara

mengenai hak atas kekayaan yang lahir dari intelektual manusia. Unsur-unsur

penting dalam HAKI meliputi tiga hal yaitu hak, manusia dan intelektual.

Kemudian dari ketiga unsur tersebut, terciptalah karya ciptaan. Untuk melindungi

karya-karya ciptaan tersebut diperlukan suatu aturan atau undang-undang

pemerintah yang mengatur perihal hasil pemikiran manusia tersebut. Sehingga

diharapkan tidak ada peluang bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab

untuk meniru, memperbanyak serta memperdagangkan karya ciptaan orang lain.

Sub pokok bahasan kajian ini menekankan pada teori. Teori yang terkait

dalam hak kekayaan intelekul dari perspektif ilmu hukum adalah Natural Right

Theory yaitu dimana seorang pencipta mempunyai hak untuk mengontrol

penggunaan dan keuntungan dari ide, bahkan sesudah ide itu diungkapkan kepada

masyarakat. Utilitarian Theory sebagai alat untuk menyebar manfaat invensi tidak

hanya kepada inventor tetapi juga kepada masyarakat luas. Contract Theory

menyatakan bahwa sebuah paten merupakan perjanjian antara inventor dengan

pemerintah. Dengan menggunakan prinsip-prinsip keadilan, ekonomi, kebudayaan

dan sosial.

Praktik yang kita temui di lapangan ternyata belum sepenuhnya sesuai

dengan teori. Bisa jadi karena minimnya pemahaman perusahaan tentang hak

cipta atau merek, atau memang mereka sengaja melakukan pelanggaran. Misalnya

saja produk yang bernama “Mie Remes” yang hampir mirip dengan Mie Gemes,

Cola Cola dengan Coca Cola, Ayam Wong Suroboyo yang logonya sama dengan

logo Ayam Wong Solo dan masih banyak produk yang lain.

Sebenarnya jika memang kata Cola dalam Coca Cola sudah didaftarkan

maka tentunya pihak Cola Cola dapat dituntut karena kesamaan tersebut. Begitu

pula produk-produk yang lain yang mempunyai kesamaan atau kemiripan baik

1

Page 5: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

dalam hal nama atau logo dapat dituntut di muka pengadilan karena dianggap

merampas ide dan kreasi orang lain. Idealnya setiap perusahaan yang akan

membuat suatu produk mengetahui perihal HAKI dan mematuhi ketentuan yang

ada di dalamnya. Sehingga pelanggaran pun dapat diminimalisir.

Memang kurangnya pemahaman terhadap kajian ini sedikit banyak

memicu terjadinya pelanggaran. Apalagi bagi mereka yang kurang sadar. Maka,

kajian dan sosialisasi tentang HAKI menjadi sangat urgen, terlebih bagi setiap

individu atau perusahaan yang akan membuat suatu produk agar tidak terjadi

masalah di kemudian hari. Maka pada tahun 2002 disahkanlah undang-undang

tentang HAKI, yang mengatur tata cara, pelaksanaan, dan penerapan HaKI di

Indonesia. Dengan adanya UU HAKI, diharapkan dapat lebih mengatur tentang

hak-hak seseorang terhadap karyanya, dan juga dapat menjerat pelaku kejahatan

HAKI.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual serta bagaimana

prinsip-prinsipnya?

2. Bagaimana sejarah munculnya Hak Atas Kekayaan Intelektual?

3. Bagaiman Ruang Lingkup dari Hak Atas Kekayaan Intelektual?

4. Apa saja jenis-jenis yang tercakup dalam Hak Atas Kekayaan Intelektual?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Hak Atas Kekayaan Intelektual serta

prinsip-prinsipnya.

2. Untuk mengetahui sejarah munculnya Hak Atas Kekayaan Intelektual.

3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup dari Hak Atas Kekayaan Intelektual.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis yang tercakup dalam Hak Atas Kekayaan

Intelektual.

2

Page 6: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual

Secara sederana HAKI adalah suat hak yang timbul bagi hasil pemikiran

yang menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia. HAKI bisa juga

diartikan sebagai hak bagi seseorang karena ia telah membuat sesuatu yang

berguna bagi orang lain.1 HAKI juga dapat dideskripsikan sebagai hak atas

kkayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. HAKI

dikategorikan sebagai ha katas kekayaan mengingat HAKI pada akhirnya

menghasilkan karya-karya intelektual berupa: pengetahun, seni, sastra, teknologi,

dimana dalam mewujudkannya membutuhkan pegorbanan tenaga, waktu, biaya,

dan pemikiran.2

Adapun prinsip-prinsip umum yang berlaku di dalam Hak Atas Kekayaan

Intelektual yaitu:3

1) Prinsip Keadilan

Berdasarkan prinsip ini, maka pencipta sebuah karya atau orang lain yang

bekerja membuahkan hasil dari kemampuan intelektualnya, wajar

memperoleh imbalan.

2) Prinsip Ekonomi

Dalam prinsip ini, suatu kepemilikan adalah wajar karena sifat ekonomis

manusia yang menjadikan hal itu satu keharusan untuk menunjang

kehidupannya di dalam masyarakat.

3) Prinsip Kebudayaan

Pada hakikatnya karya manusia bertujuan untuk memungkinkan hidup,

selanjutnya dari karya itu akan timbul pula suatu gerak hidup yang harus

menghasilkan lebih banyak karya lagi. Dengan demikian pertumbuhan dan

1 Haris Munandar dan Sally Sitanggang, Mengenal HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual,) (Jakarta : Erlangga, 2011), hal 2.2 Budi Agus Riswandi dan Muhammad Syamsuddin, Hak Kekayaan intelektul dan Budaya Hukum, (Jakarta : Grafindo Persada, 2005), hal 13.3 Gazalba Saleh. TRIPs-WTO dan HUKUM HAKI INDONESIA (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2005), hlm. 14.

3

Page 7: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

perkembangan karya manusia sangat besar artinya bagi peningkatan taraf

kehidupan, peradaban, dan martabat manusia.

4) Prinsip Sosial

Pemberian hal oleh hukum tidak boleh dibiarkan semata-mata untuk

memenuhi kepentingan perseorangan, akan tetapi harus memenuhi

kepentingan seluruh masyarakat.

B. Sejarah tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

Salah satu aspek hukum yang perlu mendapat perhatian adalah apa yang

dinamakan dengan hak milik intelektual (intelectual property right). Karena hak

atas kekayaan intelektual (HAKI) ini berkaitan erat dengan aspek hukum lainnya

seperti aspek teknologi, aspek ekonomi, dan seni. Bahkan beberapa waktu yang

lalu seorang perancang model Italian bernama Piere Cardin, datang ke Indonesia

untuk meminta kepada pemerintah Indonesia agar lebih memperhatikan hasil

karya seseorang untuk tidak melakukan pembajakan karya secara “semau gue”.4

Hal ini menunjukkan bahwa pada dasawarsa terakhir ini, HAKI terus

dibicarakan tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga bangsa-bangsa dan negara-

negara lain yang mempunyai masalah yang sama. Dalam konteks hubungan antar

negara, HAKI telah menjadi salah satu isu yang terus menarik perhatian kalangan

bisnis.

Menurut hasil pengamatan Bambang Kesowo, SH., LL.M., sebagai

seorang ahli di bidang hukum Hak Milik Intelektual, selama ini menunjukkan

bahwa pada umumnya masyarakat kurang mengetahui secara benar mengenai hak

milik intelektual, apalagi mengenai kapan dan bagaimana harus menegakkan, atau

mempertahankan hak tersebut.5

Meskipun mereka hanya sedikit memahami bahwa dirinya mempunyai hak

yang menyangkut milik intelektual, tetapi pemahamannya sering kali masih rancu,

cara berpikir tentang batasan dan pengertian hak cipta, paten, dan merek sering

4 Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014) h. 184.5 Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997) h. 1.

4

Page 8: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

dicampuradukkan. Sebuah contoh, seorang pengusaha yang memiliki merek

dagang sering meminta kepada kantor hukumnya agar merek tersebut bisa

“dipatenkan”. Mereka menganggap bahwa merek dagangnya adalah suatu hasil

temuan yang perlu dilindungi dengan surat paten, di sini terlihat cara berpikir

yang mencampuradukkan antara hak paten dengan hak merek.

Nah, belum efektifnya sistem hak milik intelektual tersebut dengan

kurangnya pemahaman masyarakat menjadi bertambah semakin memprihatinkan,

karena kondisi serupa juga berlangsung di kalangan aparat penegak hukum dan

praktisi hukum. Menurut Bambang Koesowo, S.H., LL.M., keadaan seperti itu

menurutnya, mempengaruhi tingkat kesadaran dan penghargaan masyarakat

terhadap hak-hak milik intelektual. Kondisi demikian perlu segera diperbaiki agar

sistem hak milik intelektual di Indonesia dapat dioperasikan secara lebih efektif.6

Kita ketahui bahwa HAKI timbul atau lahir karena adanya intelektualitas

seseorang sebagai inti atau objek pengaturannya. Oleh karena itu, pemahaman

terhadap hak ini pada dasarnya merupakan pemahaman terhadap hak atas

kekayaan yang timbul atau lahir dari intelektualitas manusia.

Banyak karya-karya yang lahir atau dihasilkan oleh manusia melalui

kemampuan intelektualitasnya, baik melalui daya cipta, rasa, dan karsa.

Perlindungan hukum terhadap hasil intelektualitas manusia seperti di bidang

teknologi, ilmu pengetahuan, seni, sastra, dal lain-lain perlu diperhatikan dengan

serius. Sebab karya manusia ini telah dihasilkan dengan suatu pengorbanan

tenaga, pikiran, waktu, bahkan biaya yang tidak sedikit. Pengorbanan demikian

tentunya menjadikan karya yang dihasilkan memiliki nilai yang patut dihargai.

Dengan adanya konsepsi berpikir sperti di atas, timbul kepentingan untuk

menumbuhkan dan mengembangkan sistem perlindungan hukum atas kekayaan

(hak intelektualitas) tersebut. Sebagai karya yang dihasilkan dari intelektualitas

manusia, HAKI hanya dapat diberikan kepada penciptanya atau penemunya untuk

6 Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997) hal. 2.

5

Page 9: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

menikmati atau memetik manfaat sendiri selama jangka waktu tertentu atau

memberi izin kepada orang lain guna melakukannya.7

Dalam sejarahnya, memang harus diakui bahwa konsep perlindungan

hukum HAKI bukanlah merupakan hal yang timbul dalam sistem hukum kita.

Konsep ini pertama tumbuh dan dikembangkan oleh bangsa asing. Namun begitu

budaya penghargaan terhadap jerih payah atas hasil karya dan hak seseorang juga

telah merupakan bagian dari budaya kita, sekalipun sikap dan budaya demikian

sejak dahulu berakar tanpa hukum tertulis yang mengaturnya.

C. Ruang Lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Ruang lingkup atau objek kajian atau hal-hal yang diatur dalam HAKI

adalah karya-karya yang lahir dari kemampuan intelektual (daya pikir) manusia.

Ringkasnya, HAKI terkandung dalam semua ciptaan atau hal yang dibuat manusia

dengan memeras otaknya. Contohnya sangat banyak, mulai dari lagu atau musik,

lukisan, foto-foto, mesin-mesin baru yang hemat bahan bakar, rancangan

perangkat lunak komputer, karangan (berupa buku atau artikel), desain mebel

yang indah, desain konstruksi bangunan yang tahan gempa, kompor hemat listrik,

aneka produk kosmetik, dan lain sebagainya.8

Secara umum, ruang lingkup Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang

memerlukan perlindungan hukum secara Internasional yaitu:

1. Hak cipta dan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta. Hak cipta

diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,

kesenian, dan kesusesteraan.

2. Merek.

3. Indikasi geografis.

4. Rancangan industri.

5. Paten. Paten diberikan dalam ruang lingkup di bidang teknologi, yaitu

ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri.

6. Desain layout dari lingkaran elektronik terpadu.

7 Farida Hasyim, Hukum Dagang, hal. 185.8 Haris dan Sally, Mengenal HAKI ,hal. 3.

6

Page 10: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

7. Perlindungan terhadap rahasia dagang (undisclosed information).

8. Pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian

lesensi.

D. Jenis-jenis Hak atas Kekayaan Intelektual

Secara hukum, Hak atas Kekayaan Intelektual dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu sebagai berikut:9

1. Hak cipta (copyrights)

2. Hak kekayaan indistri (industrial property rigts)

Hak kekayaan industri selanjutnya bisa dipilah lagi menjadi beberapa sub

jenis. Pemilihnnya bisa berbeda di tiap negara. Di Indonesia, pemilihannya

berdsarkan undang-undang yang tersedia, yakni:10

1. Paten

2. Merek atau merek dagang

3. Desain industri

4. Desain tata letak sirkuit terpadu

5. Rahasia dagang, serta

6. Varietes tanaman

Dengan demikian kita ini mengetahui bahwa hak cipta yang sering kita

dengar di media massa merupakan bagian dari HaKI. Istilah-istilah HaKI, paten

(sering disebut sebagai hak paten), dan merek acapkali dicampur-adukkan, dan

istilah-istilah itu bahkan dianggap sama saja, padahal satu sama lain berbeda.

HaKI pada dasarnya adalah hak privat (perdata), dalam arti seseorang

bebas untuk mengajukan permohonan bagi pendaftaran dan perlindungan atas

HaKI nya atau tidak. Jika tidak dilakukan ia tidak akan dituntut apa-apa, tetapi ia

akan rugi sendiri kalau orang lain seenaknya memanfaatkan, atau bahkan

mengaku-aku karya ciptaannya. Dengan adanya HaKI, diharapkan kreativitas

manusia juga akan terekomendasi dengan baik sehingga lebih mudah dan

akhirnya lebih murah, untuk memanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain itu

9 Haris dan Sally, Mengenal HAKI ,hal. 14.10

7

Page 11: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

melalui HaKI, berbagi karya akan dilindungi hukum sehingga terhindar dari

pembajakan, penyalahgunaan, dan perampasan.

1. Hak cipta (copyrights)

a) Makna Hak Cipta

Hak cipta (lambang internasionalnya) adalah hak eksklusif atau hak yang

hanya dimiliki si Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan

hasil karya atau hasil oleh gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak

cipta merupakan “hak untuk menyalin suatu ciptaan”, atau hak untuk menikmati

suatu karya secara sah. Hak cipta sekaligus juga memungkinkan pemegang hak

tersebut untuk membatasi pemanfaatan, dan mencegah pemanfaatan secara tidak

sah, atas suatu ciptaan.

Berbeda dengan hak merek dan hak paten yang bersifat konstitutif, hak

cipta bersifat deklaratif. Artinya, pencipta atau penerima hak mendapatkan

perlindungan hukum seketika setelah suatu ciptaan dilahirkan. Dengan kata lain,

hak cipta tidak perlu didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

(Ditjen HKI). Namun, ciptaan dapat didaftarkan dan dicatat dalam Daftar Umum

Ciptaan di Ditjen HKI guna memperkuat status hukumnya.

b) Hak-hak dalam Hak Cipta

Menurut UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, ciptaan yang

dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra berupa

buku-buku, program komputer, pamflet, tata letak karya tulis lain seperti

ceramah , kulia, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu.

Secara hukum hak cipta mengandung beberapa elemen hak (pengertian

hak adalah segala sesuatu yang layak/pantas/ diterima pihak tertentu). Hak-hak

yang dimiliki oleh pemilik atau hak cipta adalah hak untuk:

a. Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan

tersebut (termasuk, pada umumnya, salinan elektronik)

b. Mengimpor dan mengekspor ciptaan,

8

Page 12: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

c. Menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadapatasi

ciptaan),

d. Menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum, menjual,

atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan “hak eksklusif” adalah bahwa hanya

pemegang atau pemilik hak ciptalah yang bebas melaksanakan pemanfaatan hak

cipta tersebut, sementara orang atau pihak lain dilarang melaksanakan

pemanfaatan hak cipta tersebut tanpa izin pemegang hak cipta. Di Indonesia, hak

eksklusif si pemegang hak cipta termasuk “kegiatan-kegiatan menerjemahkan ,

mengadaptasi mengaransemen, mengalihwujudkan, menjual, menyewakan,

meminjamkan, mengimpor, memamerkan, mempertunjukkan kepada publik,

meyiarkan, merekam ,dan mengkomuniaksikan suatu ciptaan kepada publik

malalui sarana apapun”.11

c) Pembatasan Hak Cipta

Disisi lain, UU NO. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta juga memuat

tentang Pembatasan Hak Cipta yang terkait tentang pendidikan. Hal ini terjadi

pada Bab II Lingkup Hak Cipta, bagian kelima Pembatasan Hak Cipta, serta Pasal

15. Tentang penggunaan literatur dalam mencantumkan sumber yang ditentukan,

atau kewajiban pemegang hak cipta yang bersangkutan untuk memberikan izin

kepada pihak lain untuk menerjemahkan dan atau memperbanyak ciptaan tersebut

atau dapat juga menunjuk pihak lain untuk melakukan penerjemahan atau

pembanyakan ciptaan tersebut dan lain-lain.

Hal-hal yang tidak termasuk hak cipta adalah catatan atau hasil-hasil rapat

persidangan terbuka lembaga-lembaga negara, peraturan perundang-undangan,

pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah, atau keputusan badan-badan

sejenis lainnya. Selain itu, menurut pasal 15 UU Nomor 19 Tahun 2002, segala

hal tertulis yang sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara jelas tidak

dianggap sebagai pelanggaran hak cipta. Hal-hal yang tidak dapat didaftarkan

sebagai ciptaan:

11 Haris dan Sally, Mengenal HAKI ,hal. 16.

9

Page 13: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

1. Ciptaan diluar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra

2. Ciptaan yang tidak orisinil

3. Ciptaan yang bersifat abstrak

4. Ciptaan yang sudah merupakan milik umum

5. Ciptaan yang tidak sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang

Hak Cipta

d) Pelanggaran Hak Cipta

Pada dasarnya, pelanggaran hak cipta terjadi apabila materi hak cipta

tersebut digunakan tanpa izin dan harus ada kesamaan antara dua karya yang ada.

Si penuntut harus membuktikan bahwa karyanya ditiru atau dilanggar atau

dijiplak, atau karya lain tersebut berasal dari karya ciptaannya. Hak cipta juga

dilanggar bila seluruh atau bagian substansial dari ciptaan yang telah dilindungi

hak cipta telah di kopi. Tugas pengadilanlah untuk meneliti dan menilai apakah

bagian yang digunakan tersebut penting, memiliki unsur pembeda atau bagian

yang mudah dikenali. Substansi dimaksudkan sebagai bagian yang penting bukan

bagian yang dalam jumlah besar. Demikian pula, patut dipertimbangkan

keseimbangan hak atau kepentingan antara pemilik dan masyarakat sosial.

Menurut pasal 15 UU Hak Cipta Indonesia tahun 1997, kegiatan-kegiatan

dibawah ini tidak termasuk dalam pelanggaran hak cipta, yaitu sebagai berikut:

1. Memakai karya orang lain untuk maksud pendidikan, riset, tesis iptek,

penulisan laporan, kritik atau ulasan.

2. Mengutip semua atau sebagian dari karya orang lain dengan maksud

advokasi didalam atau diluar bidang.

3. Mengutip semua atau sebagian dari karya seseorang untuk kulia

pengajaran atau sains dan pemeran atau pertunjukan bebas biaya.

Menurut pasal 74 UU Hak Cipta Indonesia, pelanggaran bersifat perdana

adalah pelanggaran yang secara sengaja dilakukan untuk mereproduksi atau

mempublikasikan materi hak cipta. Pelanggran ini dikualifikasi sebagai

pelanggaran pidana untuk memperlihatkan, mendistribusikan atau menjual materi

10

Page 14: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

hasil pelanggaran atas hak cipta.12 Tetapi, menurut UU Nomor 19 Tahun 2002,

ada beberapa hal yang dinyatakan tidak melanggar hak cipta (Pasala 14-18).

Pemanfaatan suatu karya atau ciptaan tidak dianggap melanggar hak cipta jika

sumbernya disebut atau dicantumkan dengan jelas, dan hal itu untuk kegiatan

yang bersifat nonkomersial seperti kegiatan sosial, kegiatan dalam lingkup

pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta kegiatan penelitian dan pengembangan,

selama hal itu tidak merugikan kepentingan yang wajar dari penciptanya.

Kepentingan yang wajar “kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam

menikmati manfaat ekonomi atas suaut ciptaan”,misalnya pengambilan ciptaan

untuk pertunjukan atau pementasan yang tidak dikenakan bayaran.

Selanjutnya khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau

pencatuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. artinya,

dengan mencantumkan sekuran-kurangnya nama pencipta, judul atau nama

ciptaan, dan nama penerbit jika ada, maka pemanfaatan dianggap tidak melanggar

hak cipta. Seorang pembeli program komputer boleh memuat salinan atas

program komputer itu sekedar seagai cadangan, bukan untuk dipinjamkan apalagi

disewakan atau dijual kepada pihak lain.

e) Contoh Kasus Napster

Napster adalah sebuah program komputer yang membuat para pelanggan

atau pengguna komputer dapat saling menukar musik lewat internet. Pelayanan ini

bersifat gratis. Hal itu menyebabkan para pengguna Napster memiliki akses yang

luas terhadap hampir seluruh jenis musik tanpa membayar. Kemudian organisasi

yang mewakili para musisi menuntut Napster atas pelanggaran hak cipta. Napster

beragumen bahwa mereka sendiri tidak mengkopi musik jadi belum melanggar

hak cipta. Hakim memperkuat argumen organisasi musisi yang menyatakan

bahwa Napster telah memfasilitasi pelanggaran dan dalam hal ini di anggap

cukup. Napster diputuskan bersalah dan membayar ganti rugi.13

12 Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hal. 6.13 Endang, Hak Kekayaan, hal. 48.

11

Page 15: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

2. Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri itu sendiri dapat dipilah lagi menjadi beberapa sub-

jenis. Di indonesia, pemilahannya berdasarkan undang-undang yang sudah

tersedia, yakni:

a. Paten (Patent)

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor

atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan sendiri invensinya tersebut kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

Menurut UU Nomor 14 pasal 1 ayat 1 Tahun 2001, yaitu: Paten adalah hak

eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Investor atas hasil invensinya di

bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri

invensinya tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

Yang dimaksud dengan investor adalah penemu atau pencipta suatu karya.

Sedangkan invensi adalah ide investor yang yang dituangkan ke dalam suatu

kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa

produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengenbangan produk atau proses.

Terdapat tiga kategori besar perihal sesuatu atau objek yang dapat

dipatenkan, yaitu: (a) Proses; (b) Mesin; (c) Barang yang diproduksi dan

digunakan. Ada empat alasan mengapa paten itu diciptakan:

1) Untuk mengadakan penciptaan itu sendiri;

2) Untuk menyebarluaskan penemuan yang sudah diperoleh;

3) Untuk menginvestasikan sumber daya yang diperlukan guna

melakukan eksperimen, produksi, dan pemasaran atas penemuan yang

ada;

4) Untuk mengembangkan dan menyempurnakan penemuan-penemuan

terdahulu.

12

Page 16: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

b. Merk (Trademark)

Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-

angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersbut yang memiliki

daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

Pengertian merek menurut UU Nomor 15 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2001,

yaitu: Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-

angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Fungsi utama merek adalah untuk membedakan suatu produk barang atau

jasa, atau pihak pembuat/ penyedianya. Merek dibedakan atas: (1) merek dagang,

yaitu merek yang digunakan pada barang yang dierdagangkan; (2) merek jasa,

yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan.

Unsur-unsur yang harus dipenuhi sebuah merek: memiliki daya pembeda,

bukan milik umum, tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, moralitas agama, kesusilaan atau ketertiban umum.

Pasal 2 UU merek, mengatur mengenai jenis merek yaitu meliputi dua

jenis dalam UU ini, yaitu:14

1) Merek Dagang (Trade Marks)

Adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh

seorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Contoh: Coca-Cola, Sanyo,

Honda.

2) Merek Jasa (Service Marks)

Adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh

seorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnta. Contoh: Bank of America, Asuransi

Bumiputera, Hotel Hilton.

14 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 210.

13

Page 17: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

c. Rahasia Dagang

1) Dasar Hukum

Dasar hukum perlindungan rahasia dagang di indonesia adalah UU. No. 30

Tahun 2000. UU yang memiliki 19 pasal tersebut disahkan pada tanggal 20

desember 2000. Ada 7 (tujuh) prinsip utama yang diatur oleh UU Rahasia Dagang

Indonesia, yaitu15 :

a) Informasi yang dilindungi oleh rahasiadagang haruslah dibidang

teknologi dan bisnis, memiliki nilai ekonomi dan dijaga kerahasiaanya.

b) Tidak ada batas waktu perlindungannya, selama pemilik rahasia dagang

mampu menjaga rahasianya, perlindungan akan terus berlanjut.

c) Perlindungan hukum dibawah rezim Rahasia Dagang tidak mensyaratkan

pendaftaran.

d) Hak-hak eksklusifyang diperoleh melalui rahasia dagang dapat dialihkan

kepada ahli waris melaluipewarisan, hibah, wasiat perjanjian terulis dan

sebab-sebab lain yang di benarkan oleh undang-undang.

e) Pelanggaran rahasia dagang terjadi jika seseorang dengan sengaja

mengungkap rahasia dagang dan mengingkari kesepakaan tertulis

maupun tidak tertulis.

f) Pengadilan yang berwenang dalam UU Rahasia dagang adalah

pengadilan Negeri. Namun, jika diselesaikan di luar pengadilan negeri

juga disediakan oleh UU Rahasia Dagang melalui Arbitrase dan

Alternatif penyelesaian sengketa.

g) Ketentuan pidana yang diatur dalam UU Rahasia dagang adalah termasuk

dalam kategori delik aduan. Mengadukan terlebih dahulu pelanggaran

yang telah terjadi.

2) Definisi

Rahasia dagang dalam undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang rahasia

dagang (UURD) Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa, rahasia dagang adalah

informasi yang tidak diketahui oleh umu di bidang teknologi dan bisnis,

15 Tomi, Hak Kekayaan Intelektual, hal.165.

14

Page 18: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

mempunyai nilai ekonomikarena berguna dalam kegiatan usaha dan di jaga

kerahasiaanya oleh pemilik rahasia dagang. Sedangkan yang dimaksud dengan

hak rahasia dagang adalah haka atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan

undang-undang rahasia dagang16.

3) Ruang lingkup

Di paparkan dalam pasal 2 UU No. 30 Tahun 2000 tentang Hukum

Dagang ruang lingkup perlindungan rahasia dagang Metode produksi, Metode

pengolahan, Metode penjualan, Informasi lain dibidang teknologi dan Bisnis yang

memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui masyarakat umum.

4) Persyaratan

Dalam pasal 3 UU No. 30 Tahun 2000 tentang Hukum Rahasia terdapat

empat poin penting diantaranya adalah :

a) Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut

bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaanya

melalui upaya bagaimana mestinya.

b) Informasi dianggap rahasia apabila informasi tersebut hanya diketahui

oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

c) Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat kerahasia

informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau

usaha yang bersifat atau dapat meningkat keuntungan secara ekonomi.

d) Informasi dianggap dijaga kerahasiannya apabila pemilik atau para pihak

yang menguasainya telah melakukan langka-langkah yang layak dan

patut.

Dari apa yang tertuang dalam pasal 3 UU No. 30 Tahun 2000 tentang

Rahasia Dagang, ada tiga komponen penting didalamnya, yaitu :

a) Informasi bersifat rahasia

Bersifat rahasia artinya informasitersebut bukan menjadi milik umum atau

public domain. Jika rahasia dagang diketahui oleh 2 orang yang menjadi

pesaing dari pemilik rahasia dagang itu, kerahasian informasi akan hilang.

16 Yusran Isnaini, Buku Pintar Haki, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), hal.97.

15

Page 19: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

b) Mempunyai nilai ekonomi

Nilai ekonomi merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

ruang lingkup rahasia dagang, jika informasi tersebut memiliki nilai

ekonomi, perlindungan hukumyang diberikan dalam bentuk hak eksklusif

menjadi tidak berarti.

c) Dijaga kerahasiaanya

Pemilik rahasia dagang harus menjaga informasi yang bersifat rahasia dari

pihak-pihak yang dapat merugiakan kepentingannya.

5) Hak pemilik rahasia dagang17

Dalam apasal 4 UU Rahasia Dagang Pemilik rahasia dagang memiliki hak

untuk :

a. Menggunakn sendiri rahasia dagang yang dimilikinya,

b. Memberiakan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk

menggunakan rahasia dagang.

6) Perlindungan rahasia dagang

Suatu rahasia dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi

tersebut sejatinya bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi dan dijaga

kerahassiaanya melalui upaya-upaya sebagaimana mestinya. Perlindungan rahasia

dagang meluputi18:

a) Metode produksi

b) Metode pengolahan

c) Metode penjualan

d) Informasi lain dibidang teknologi dan

e) Bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui masyarakat

umum.

Suatu informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut hanya

diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.

7) Pelanggaran

17 Tomi, Hak Kekayaan Intelektual, hal. 171.18 Tomi, Hak Kekayaan Intelektual, hal. 175.

16

Page 20: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Suatu tindak pelanggaran dalam rahasia dagang sering disebut breach of

confidence biasanya dikategorikan sebaia perbuata melawan hukum. Dalam UU

Rahasia Dagang Indonesia khususnya pasal 11-1 dinyatakan bahwa penegang hak

rahasia dagang memiliki suatu monopoli ataupun hak eksklusif, maksudnya

bahwa dia dapat mempergunakan sendiri rahasia dagang yang dimiliknya dan

memberikan lisensi kepada pihak lain atau melarang siapapun untuk

menggunakan rahasia dagang atau mengungka rahasia dagang untuk kegiatan

komersial19.

Jika ada pihak yang secara sengaja melakukan pelanggaran terhadap

rahasia dagang dengan sengaja mengunkapkan rahasia dagang dia bisa

dipidanakan dan keperdataan. Pelanggaran rseahasia dagang meliputi pelanggaran

perjanjian lisensi, pembongkaran rahasia yang yang seharusnya di rahasiakan dan

pengingkaran kesepakatan dengan pihak lain apabila ia memperolehatau

menguasai rahasia dagang dengan cara yang bertentangan dengan peraturan

perndang-undangan20.

Tuntutan perdata tidak menghilangkan hak negara untuk melakukan

tuntutan pidana. Ancaman pidana yang dapat dikenakan terhadap pelaku yakni

diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak

tiga ratus juta rupiah.

8) Pengecualian pelanggaran21

Tidak semua pengungkapan rahasia dagang dapat dikatakan dalam

pelanggaran rahasia dagang. Jika pengungkapan sesuai denga pasal 15 dan

beberapa kategori tindakan rekayasa ulang atas produk atau yang sering disebut

dengan verse engineering merupakan pengecualian yang perlu diperhatiakn oleh

para pemilik rahasia dagang.

Jika rahasia dagang tersebut bersifat teknologi dan dapat mudah dibongkar

oleh orang lain melalui rekayasa ulang, sebaiknya informasi tersebut dilindungi

oleh paten bukan rahasia dagang. 19 Endang, Hak Kekayaan, hal .98.20 Tomi, Hak Kekayaan Intelektual, hal 17121 Endang, Hak Kekayaan, hal. 100.

17

Page 21: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara sederhana HAKI adalah suat hak yang timbul bagi hasil pemikiran

yang menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia. HAKI bisa juga

diartikan sebagai hak bagi seseorang karena ia telah membuat sesuatu yang

berguna bagi orang lain. Adapun prinsip-prinsip dalam HAKI meliputi prinsip

keadilan, ekonomi, kebudayaan dan sosial.

Sejarah munculnya HAKI secara historis dapat dilihat dari adanya undang-

undang mengenai HAKI pertama kali ada di Venice, Italia yang menyangkut

masalah paten pada tahun 1470. caxton, Galileo dan Guttenberg tercatat sebagai

penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut, dan mempunyai hak

monopoli atas penemuan mereka.

Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian di adopsi oleh kerajaan

Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai

paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat

baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791.

Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak yang hanya dimiliki oleh si

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil karyanya.

Pada dasarnya, hak cipta merupakan hak untuk menyalin suatu ciptaan atau hak

untuk menikmati suatu katya secara sah. Mengingat hak eksklutif itu mengandung

nilai ekonomis yang tidak semua orang bisa membayarnya, maka untuk adilnya

hak eksklusif dalam hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.

Hak kekayaan industri itu sendiri dapat dipilah lagi menjadi beberapa sub-

jenis. Di indonesia, pemilahannya berdasarkan undang-undang yang sudah

tersedia, yakni paten (patent), merk (trademark), Desain Industri, Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman.

18

Page 22: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

B. Lampiran

Berdasarkan hasil observasi kami di Pusat Penelitian dan Pengabdian

Bidang Sain, Teknologi, Industri, dan HKI (P3STIHKI) Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang. terkait

masalah Hak Atas Kekayaan Intlektual) hambatan yang sering terjadi terkait

masalah HAKI adalah pada hasil riset yang berhenti pada laporan, hambatan

adimistrasi dan juga karena ketidaktauan dari Inventor dalam mendaftarkan hasil

karya intelektualnya, untuk itu UM membuat lembaga yang menangani masalah

terkait HAKI yang diberi nama dengan Pusat Penelitian dan Pengabdian Bidang

Sain, Teknologi, Industri, dan HKI (P3STIHKI).

P3STIHKI LP2M UM dalam melakukan pengelolaan HKI bertugas untuk:22

1. mengidentifikasi potensi HKI yang memenuhi pemenuhan persyaratan

perlindungan HKI sesuai peraturan perundangan yang berlaku, potensi

komersial, dan potensi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

2. melakukan penilaian atau evaluasi bersama Tim Penilai HKI yang

dibentuk LP2M UM tentang kelayakan teknologi, kelayakan ilmiah, serta

keterkinian potensi HKI UM;

3. melakukan proses pengalihan HKI dari sivitas UM;

4. melakukan proses pendaftaran HKI ke Direktorat Jenderal HKI

Kementerian Hukum dan HAM;

5. melakukan kegiatan pemanfaatan HKI UM yang meliputi penjajagan dan

pencarian mitra kerja sama, pemegang lisensi prospektif, penyiapan per-

janjian lisensi, perjanjian riset dan pengembangan, serta kegiatan-kegiatan

pemanfaatan HKI UM yang dianggap perlu;

6. melakukan kegiatan mengelola portofolio HKI UM;

7. memfasilitasi kegiatan pengumpulan pendapatan hasil pemanfaatan HKI

UM yang berupa royalti dan pendapatan lainnya melalui rekening Rektor;

8. memfasilitasi kegiatan bantuan hukum HKI oleh UM;

22 Alfian Mizar, Wawancara (Malang, 02 Maret 2015)

19

Page 23: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

9. melakukan sosialisasi dan pengembangan kepedulian sivitas UM terhadap

sistem HKI.

Sedangkan untuk pembagian Royaltinya diatur di PERATURAN

REKTOR UNIVERSITAS NEGERI MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013

TENTANG PEDOMAN PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

(HKI). Pada pasal 10 disebutkan sebagai berikut :

Royalti dari HKI UM yang telah dikomersialisasikan setelah dikurangi

komponen biaya sebagaimana tersebut dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b dibagi

dengan persentase sebagai berikut:

a. inventor: 50 % (lima puluh persen)

b. fakultas/lembaga asal inventor 20 % (dua puluh persen)

c. UM 30 % (tiga puluh persen).

20

Page 24: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

21

Page 25: Web viewPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

DAFTAR PUSTAKA

Djumhana, Muhammad dan Djubaedillah. Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori

dan Prakteknya di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997.

Hasyim, Farida. Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Isnaini, Yusran. Buku Pintar Haki. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Mizar, Alfian. Wawancara (Malang, 02 Maret 2015)

Munandar, Haris dan Sitanggang Sally. Mengenal HAKI (Hak Atas Kekayaan

Intelektual). Jakarta: Erlangga, 2011.

Purwaningsih, Endang. Perkembangan Hukum INTELLECTUAL PROPERTY

RIGHTS. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Riswandi, Budi Agus dan Syamsuddin, Muhammad. Hak Kekayaan intelektul dan

Budaya Hukum. Jakarta: Grafindo Persada, 2005.

Saleh, Gazalba. TRIPs-WTO dan HUKUM HAKI INDONESIA. Jakarta: RINEKA

CIPTA, 2005.

Utomo, Tomi Suryo. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010.

22