Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah...

12
1 Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Transcript of Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah...

Page 1: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

1

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 2: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

2

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 3: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

3

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 4: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

4

HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE

SAINT-EXUPÉRY

Farah Khadija, Apsanti Djoko suyatno

Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,

Indonesia

E- mail : [email protected]

Abstrak

Artikel ini mengungkapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam novel Courrier Sud karya Antoine de Saint-Exupéry. Courrier Sud merupakan novel pertama Saint-Exupéry yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya sebagai

pilot pos udara. Novel ini menceritakan seorang pilot pos udara bernama Jacques Bernis yang mengabdikan

dirinya untuk pekerjaan demi kepentingan orang banyak. Heroisme dalam cerita terlihat melalui berbagai

tindakan heroik yang dilakukan para tokoh, seperti pengorbanan, perjuangan, dedikasi dan profesionalisme.

Unsur-unsur latar dalam cerita yang terdiri dari peristiwa-peristiwa penting yang diterangkan dalam waktu cerita

dan lokasi geografis dimana cerita berlangsung, juga berperan dalam menghadirkan nilai-nilai kepahlawanan.

Kata kunci: Courrier Sud, Antoine de Saint-Exupéry, heroisme.

HEROISM IN THE ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY’S NOVEL

COURRIER SUD

Abstract

This article revealed heroism in Saint Exupéry’s novel Courrier Sud. His first book Courrier Sud inspired by his

career as an aviator of Aeropostale. This novel is about an aviator named Jacques Bernis who devoted himself

to work for helping others. The values of heroism in the story can be seen through the heroic acts such as

sacrifice, dedication and professionalism. The setting elements includes important moments in time and

geographic location in which story takes place, also play a role in presenting their heroism.

Keywords: Courrier Sud, Antoine de Saint-Exupéry, heroism

Pendahuluan

Antoine Marie Roger de Saint Exupéry atau yang

lebih dikenal dengan nama Saint Exupéry,

merupakan seorang penulis dan pilot

berkebangsaan Prancis yang lahir pada 29 Juni

1900, di Lyon, Prancis. Ia adalah anak ketiga dari

lima bersaudara dari pasangan bangsawan Jean de

Saint Exupéry dan Marie Boyer de Fonscolombe.

Saint-Exupéry pernah mengenyam pendidikan arsitektur di École des Beaux-Arts, namun jiwa

petualang yang dimilikinya membuat ia lebih

memilih meninggalkan sekolahnya, kemudian

bergabung dengan militer untuk menjadi pilot

dalam resimen angkatan udara Prancis. Akan tetapi,

profesinya sebagai pilot tidak berlangsung lama, ia

memutuskan untuk menetap di Paris dan bekerja

sebagai pegawai kantor karena keluarga

tunangannya tidak menyetujui pilihannya menjadi

pilot. Namun pada tahun 1926, Saint-Exupéry

memutuskan pertunangannya dan bergabung

dengan Aeropostale sebagai salah satu pilot yang

bertugas mengantarkan surat ke wilayah Afrika dan

Amerika Selatan. Ia merupakan seorang pilot pos

pionir di wilayah tersebut. Pengalamannya sebagai

pilot pos udara menginspirasi sebuah cerita fiksi

yang berjudul Courrier Sud, novelnya yang

pertama yang terbit pada tahun 1929. Novel-novel karya Saint Exupéry hampir selalu berkaitan

dengan perjalanan hidupnya sebagai pilot bahkan

dengan kehidupan pribadinya sebagai manusia

biasa (Djokosujatno, 7). Beberapa karya Saint-

Exupéry terkenal sebagai novel eksistensialis,

namun karena novel ini bercerita mengenai

kehidupan pilot pos udara yang sangat berdedikasi

dan mencintai pekerjaannya, maka nilai heroisme

yang ada dalam cerita lebih menarik untuk

diperlihatkan. Selain itu, heroisme juga merupakan

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 5: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

5

tema yang sedang populer di Eropa pada awal abad

ke 19.

Novel ini terdiri dari tiga bagian cerita berstruktur

rapi, menggunakan kalimat-kalimat puitis,

penggambaran alam yang indah serta pemikiran

filosofis yang mendalam dan kritis yang menjadi

ciri khas tulisan Saint-Exupéry.

Heroisme

Sebelum memulai pembahasan mengenai heroisme dalam cerita, perlu diketahui terlebih dahulu

definisi dari kata heroisme. Dalam kamus filsafat

Larousse, definisi dari kata dasar heroisme, yaitu

héro atau pahlawan adalah sebagai berikut,

« Héros : Au sens classique, le héros se definit par

le goût du risque, et le type en est le guerrier

auréolé de succès militaires. Le héros est celui qui

incarne une cause nationale ou révolutionnaire.

Enfin, le héros peut être le créateur de valeurs

culturelles importantes. D’une façon generale, le héros représente un style de vie (au même titre que

le « saint » et le « sage »), qui s’oppose à la vie «

prosaïque » et se caractérise par une activité

créatrice d’une fécondité particulière. »

“Pahlawan: Dalam arti klasik, pahlawan diartikan

sebagai seorang yang tertarik melakukan tindakan

berisiko, dan orang-orang yang berhasil dalam

menjalankan tugas militer. Pahlawan adalah orang

yang mewujudkan kepentingan nasional atau

revolusioner. Dan yang terakhir, pahlawan mungkin

adalah seorang pencipta dari banyak nilai budaya.

Secara umum, seorang pahlawan merepresentasikan gaya hidup (dengan cara suci dan bijaksana) yang

menentang kehidupan yang membosankan dan

memiliki karakteristik sebagai seorang yang kreatif

dan produktif.”

Dari definisi di atas, terlihat bahwa seorang

pahlawan memilih untuk melakukan tindakan

berisiko dalam hidupnya untuk keluar dari rutinitas

hidup yang membosankan, namun tindakan tersebut

bertujuan untuk memberikan manfaat bagi orang

banyak. Definisi ini akan menjadi acuan untuk melakukan analisis tokoh-tokoh dalam Courrier

Sud.

Pengorbanan seorang pilot pos udara

Heroisme dalam Courrier Sud akan dilihat melalui

alur, tokoh-tokoh, dan setting, namun pertama-tama

terlihat dalam cerita bahwa heroisme ditunjukkan

melalui pengorbanan seorang pilot pos udara.

Novel ini mengisahkan kehidupan seorang pilot pos

udara bernama Jacques Bernis yang juga

merupakan pionir dalam mengantarkan surat ke wilayah Amerika Selatan dan Afrika. Selama

bekerja sebagai pilot pos udara, Bernis harus

tinggal secara berpindah dari suatu tempat ke

tempat lain, ia tidak pernah menentap di suatu

tempat dalam waktu yang lama. Pilot pos udara

merupakan pekerjaan yang sangat berisiko. Bernis

harus mengendalikan sebuah pesawat dengan

model yang sangat sederhana dan rapuh, dari

kencangnya angin gurun dan juga badai. Pada

akhirnya, ia tewas karena kecelakaan ketika sedang

bertugas mengantarkan surat di wilayah Timur

Timeris. Akan tetapi selain Bernis, ada tokoh lain

yang melengkapi cerita tentang tokoh Bernis.

Tokoh-tokoh heroik dalam Courrier Sud

a) Aku (penutur)

“Aku” merupakan tokoh tanpa nama dalam cerita

Courrier Sud yang bertindak sebagai penutur yang

tak tampil. Tokoh “aku” merupakan tokoh yang

penting, ia memperlihatkan sisi heroisme tokoh-

tokoh lain dalam cerita. Ia tahu betul mengenai

kehidupan pilot pos udara. “Aku” memiliki nilai

serta prinsip kepahlawanan dalam dirinya, oleh karena itu, ia dapat melihat tindakan heroik teman

sejawatnya. “Aku” merupakan sahabat Jacques

Bernis sejak kecil. Ia sangat bijaksana dan selalu

memberikan nasihat mengenai hidup kepada

Bernis. Ia bekerja di tempat yang sama dengan

Bernis sebagai pilot pos udara di gurun Sahara,

sebuah padang pasir sunyi, terpencil dan tidak

menyenangkan yang dihuni oleh orang-orang Arab,

terletak jauh dari daerah asal mereka. “Aku” merasa

terpenjara selama tinggal di gurun Sahara, karena ia

hanya bersosialisasi dan menghabiskan waktu

dengan orang yang sama setiap harinya. Akan tetapi keputusannya untuk besedia tinggal di gurun Sahara

merupakan salah satu tindakan heroik.

Pengabdiannya untuk bekerja demi kepentingan

orang banyak membuat ia harus rela meninggalkan

kenyamanan hidup, seperti yang diungkapkan pada

kutipan di bawah ini.

« Nous n’allions guère qu’à cinq cents mètres où

commençait la dissidence, captifs des Maures et de

nous-mêmes. Nos plus proches voisins, ceux de

Cisneros, de Port-Étienne, étaient, à sept cents, mille kilomètres, pris aussi dans le Sahara comme

dans une gangue. Ils gravitaient autour du même

fort. Nous les connaissions par leurs surnoms, par

leurs manies, mais il y avait entre nous la même

épaisseur de silence qu’entre les planètes

habitées. »

“Kami nyaris hanya berani bergerak sejauh lima

ratus meter sampai ke awal perbatasan: kami

terpenjara oleh orang-orang Arab dan oleh diri

kami sendiri. Tetangga-tetangga kami yang paling

dekat, yang ada di Cisneros dan Port-Etienne, yang

berjarak tujuh ratus dan seribu kilometer, juga terperangkap di Sahara seperti ikan dalam jaringan

ganggang. Mereka berjalan kian kemari di sekitar

benteng yang sama. Kami mengenal mereka dari

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 6: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

6

sebutan mereka, dari kebiasaan-kebiasaan kecil

mereka, tetapi di antara kami dan mereka

membentang kebisuan pekat yang sama seperti

kebisuan antara planet-planet yang dihuni.”

“Aku” juga merupakan pria yang penuh rasa

percaya diri. Ia mendeskripsikan dirinya dan Bernis

sebagai pilot gagah perkasa yang berpengalaman.

Mereka telah berjuang melawan bahaya, merasakan

derita, dan menjelajahi berbagai tempat di dunia

tanpa batas. Hal tersebut membuatnya tidak lagi merasa takut untuk menghadapi apapun setelah

melalui proses hidup yang cukup berat.

« Nous revenions solides, appuyés sur des muscles

d’homme. Nous avions lutté, nous avions souffert,

nous avions traversé des terres sans limites... »

“Kami kembali dalam keadaan utuh, bangga pada

otot-otot pria dewasa yang kami miliki. Kami telah

berjuang, kami telah menderita, kami telah

melintasi wilayah tanpa batas...”

“Aku” memiliki sikap yang jantan. Ia tidak ingin

menujukkan dan memberitahu orang-orang secara

gamblang bahwa dirinya pemuda yang telah bekerja

keras demi kepentingan orang banyak, walaupun

sebenarnya orang lain dapat mengetahuinya dari

penampilannya sebagai pilot. Hal tersebut

menunjukkan bahwa “aku” memiliki prinsip

seorang pahlawan yang bekerja untuk kepentingan

orang banyak tanpa pamrih dan rela mengorbankan

kenikmatan hidup.

« Car ils ne s’étonnaient pas de ma poignée de main robuste, ni du regard droit de Jacques Bernis,

car ils nous traitèrent sans transition comme des

hommes... »

“Karena mereka tidak merasa heran pada kepalan

tanganku yang perkasa maupun pandangan mata

Bernis yang lurus, karena mereka memperlakukan

kami tanpa basa-basi, seperti pria...”

“Aku” adalah pilot yang bertanggung jawab dengan

tugasnya. Ketika Bernis menghilang di tengah

gurun, sebelum pergi mencarinya, ia meninggalkan sebuah catatan agar orang lain dapat menggantikan

pekerjaannya di markas. Hal tersebut menunjukkan

bahwa dalam keadaan panik sekalipun, baginya

pekerjaan tetap merupakan yang utama. Ia juga siap

untuk mati, jadi ketika ia tidak dapat kembali lagi

ke markas, sudah ada orang lain yang menangani

pekerjaannya.

« En mon absence rédiger les comptes rendus

journaliers. Payer les Maures lundi. Embarquer sur

le voilier les bidons vides. »

“Selama saya pergi susunlah laporan-laporan harian. Bayar orang-orang Arab iu pada hari Senin.

Muatkan jirigen-jirigen kosong ke atas kapal layar.”

Perusahaan Aeropostale tempat “aku” bekerja,

menerapkan prinsip ketat kepada para pilotnya

bahwa surat lebih berharga dari pada nyawa

mereka. Prinsip tersebut diterapkan para pilot

dalam menjalani pekerjaannya sehari-hari, mereka

rela mengorbankan jiwanya demi kepentingan

orang banyak. Prinsip heroisme tersebut

diungkapkan dalam kutipan di bawah ini.

« La Compagnie prêchait : courrier précieux,

courrier plus précieux que la vie. Oui. De quoi faire vivre trente mille amants… Patience, amants !

Dans les feux du soir on vous arrive. »

“Perusahaan berkhotbah: surat-surat berharga, lebih

berharga daripada hidup kami. Ya, untuk

menghidupi tiga puluh ribu kekasih... Sabarlah,

para kekasih! Kami datang padamu dalam temaram

lampu-lampu senja.”

b) Jacques Bernis

Jacques Bernis merupakan seorang laki-laki pendiam dan kaku. Ia tidak banyak mengeluh dan

menikmati pekerjaannya sebagai pilot pos udara.

Bernis menyadari bahwa profesinya sebagai pilot

bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Setiap

hari ia harus menerbangkan pesawat dengan sistem

dan model sangat sederhana yang rapuh dan penuh

dengan risiko. Ia juga harus menghadapi perubahan

cuaca yang datang dengan tiba-tiba, seperti badai

dan angin gurun. Perjuangan Bernis melawan badai

merupakan salah satu tindakan heroik, ia berusaha

mengatasi bahaya agar surat-surat yang diantarnya

bisa sampai ke tujuan.

« Bernis entre dans la tempête. Elle s’acharne sur

l’avion comme les coups de pioche du démolisseur :

on en a vu d’autres, on passera. Bernis n’a plus que

des pensées rudimentaires, les pensées qui dirigent

l’action : sortir de ce cirque de montagnes où la

tornade descendante le plonge, où la pluie en

rafales est si drue qu’il fait nuit, sauter ce mur,

gagner la mer. »

“Bernis masuk ke dalam badai. Badai dengan gigih

menghempas-hempas pesawat seperti pukulan-pukulan cangkul alat penghancur. Kami sudah

melihat badai seram yang lain, kami akan atasi.

Bernis hanya mempunyai pikiran-pikiran dasar,

pikiran-pikiran yang menjuruskan tindakan: keluar

dari lembah yang terkepung gunung-gunung ini, di

mana angin puting beliung yang turun

menghunjamkannya; atau ketika hujan badai begitu

lebat sehingga cuaca menjadi gelap, melompati

tebing terjal itu, mencapai laut.”

Saat bekerja, Bernis menempuh jarak yang jauh

dari satu tempat ke tempat lain. Dia harus melalui beberapa pos persinggahan untuk mencapai tempat

tujuan utama. Hal ini juga menunjukkan bahwa

pekerjaan Bernis sangat berisiko. Berada di pesawat

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 7: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

7

dalam waktu yang lama membuatnya merasa sangat

lelah. Kelelahan yang dirasakan Bernis sangat

membahayakan bagi dirinya, karena konsentrasinya

akan terganggu ketika menerbangkan pesawat.

Akan tetapi, Bernis tidak pernah meninggalkan

pekerjaannya, prinsipnya ialah berusaha untuk

mengantarkan surat-surat sampai ke tempat tujuan

dalam keadaan apapun.

« En dix minutes, la nouvelle nous parvenait par

Barcelone, par Casablanca, par Agadir, puis se propageait vers Dakar. Sur cinq mille kilomètres de

ligne, les aéroports étaient alertés. »

“Sepuluh menit lagi, beritanya akan sampai pada

kami melalui Casablanca, melalui Agadir, lalu

mengalir ke arah Dakar. Sepanjang lima ribu

kilometer rute perjalanan, semua lapangan terbang

telah diberi tahu.

Bernis mendedikasikan diri sepenuhnya sebagai

pilot pos udara demi kepentingan orang banyak. Ia

bekerja tidak kenal lelah, Bernis tetap menjalankan tugasnya mengantar surat walaupun dalam keadaan

sakit, mengantuk, dan sangat lelah. Sikap heroiknya

itu terlihat dalam kutipan di bawah ini.

« Bernis descend de la carlingue, les jambes

lourdes. Une seconde, il ferme les yeux ; la tête

pleine encore du bruit de son moteur et d’images

vives, les membres encore comme chargés par les

vibrations de l’appareil. Puis il entre dans le

bureau où il s’assied avec lenteur... Il s’interrompt,

se laisse dominer par la fatigue et par le rêve. »

“Bernis turun dari kokpit, kakinya berat. Sesaat ia menutupkan mata, kepalanya masih dipenuhi

dengung mesin dan gambaran-gambaran yang

hidup; seluruh anggota badannya masih terasa bagai

dipenuhi getaran pesawat. Lalu ia masuk ke kantor,

duduk dengan lamban... Ia berhenti, membiarkan

dirinya dikuasai kelelahan dan mimpi.”

Bernis merupakan pilot berpengalaman dan

memiliki jiwa petualangan. Ia adalah pemuda

pemberani. Bagi Bernis menghadapi bahaya telah

menjadi rutinitasnya sehari-hari. Ia tidak pernah takut akan bahaya-bahaya yang dihadapinya di

angkasa. Bernis menganggap berbagai macam

bahaya yang menghadangnya saat bekerja, sebagai

suatu petualangan dan pengalaman menegangkan,

seperti saat ia harus mengendalikan pesawat dari

kencangnya angin badai.

« Un coup de talon libère un câble. Commande

coincée. Quoi ? Sabotage ? Non. Trois fois rien :

un coup de talon rétablit le monde. Quelle aventure

! »

“Satu injakan tumit membebaskan sebuah kabel. Kemudi terjepit. Apa? Sabotase? Bukan. Sungguh

bukan apa-apa: satu injakan tumit mengembalikan

dunia pada keadaan semula. Pengalaman yang

mengerikan!”

Bernis termasuk dalam kelompok nomad, yaitu

orang-orang yang hidupnya berkelana, tidak

menetap di satu tempat untuk selamanya. Cara

hidupnya itu sangat berat, namun menumbuhkan

jiwa petualang dalam dirinya. Berbagai nasihat

yang telah diberikan sahabatnya melalui surat yang

dikirimkan kepadanya, ia jadikan sebagai salah satu

strategi untuk beradaptasi di lingkungan baru dan menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti

kecelakaan ketika melakukan perjalanan dengan

pesawatnya. Hal tersebut menunjukkan jiwa

petualangan yang dimiliki oleh Bernis

membantunya menjadi seorang pilot profesional. Ia

selalu mempersiapkan diri dengan baik demi

kelancaran pekerjaannya.

« Chambre de pilote, auberge incertaine, il fallait

souvent te rebâtir. La compagnie nous avisait la

veille au soir : « Le pilote X est affecté au Sénégal… à l’Amérique… » Il fallait, la nuit même,

dénouer ses liens, clouer ses caisses, déshabiller sa

chambre de soi-même, de ses photos, de ses

bouquins et la laisser derrière soi, moins marquee

que par un fantôme. »

“Kamar pilot, penginapan yang tak menentu, kami

harus sering membangunnya kembali. Perusahaan

telah mengingatkan pada malam sebelumnya, “Pilot

X ditunjuk ke Senegal… ke Amerika…”. Malam

itu juga ia harus melepaskan hubungan-

hubungannya, memaku petinya, mengosongkan

kamar dari dirinya sendiri, dari foto-fotonya, dari buku-bukunya, meninggalkannya, dan

melupakannya, bahkan lebih tak terlihat daripada

hantu.”

Bernis merupakan pemuda yang sigap, cepat

tanggap dan penuh keberanian dalam memberikan

bantuan kepada orang lain, khususnya kepada

orang-orang yang dicintainya. Pada saat mendapati

pujaan hatinya jatuh sakit, tanpa pikir panjang, ia

berusaha menolongnya dengan segala cara agar

mereka bisa mendapatkan tempat berlindung.

« Il frappa longuement la porte jusqu’à secouer un

pas traînard... Je vous en prie, ma femme est

malade ! insista Bernis. La porte s’était refermée.

Le pas s’enfonçait dans le corridor. »

“Lama dia mengetuk pintu sampai terdengar

langkah yang diseret... Tolong, isteriku sakit!

Bernis mendesak. Pintu ditutup kembali. Langkah

itu menjauh dalam gang.”

Bernis adalah seorang yang mampu menerima dan

mengakui kekalahan serta tidak memaksakan kehendaknya. Setelah berusaha untuk menjaga

hubungannya dengan Geneviève, ia pun menyerah

karena ia merasa telah membuat pujaan hatinya

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 8: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

8

hidup dalam keadaan sulit. Bernis menyadari

bahwa dirinya tidak mampu membahagiakan

Geneviève. Hal tersebut diungkapkan dalam

kutipan di bawah ini.

« Bernis est las. Deux mois plus tôt, il montait vers

Paris à la conquête de Geneviève. Il rentrait hier à

la Compagnie, ayant mis de l’ordre dans sa défaite.

Ces plaines, ces villes, ces lumières qui s’en vont,

c’est bien lui qui les abandonne. Qui s’en dévêt.

Dans une heure le phare de Tanger luira : Jacques Bernis, jusqu’au phare de Tanger, va se souvenir. »

“Bernis lelah. Dua bulan yang lalu, ia naik ke Paris

untuk menaklukan Geneviève. Kemarin ia pulang

ke perusahaan, setelah menata semuanya dalam

keklahannya. Padang-padang, kota-kota, cahaya-

cahaya yang pergi itu. Memang benardia yang

meinggalkan mereka. Yang melepaskan diri dari

semua itu. Satu jam lagi lampu mercu suar Tangir

akan bersinar: Jacques Bernis sampai ke mercu suar

Tangir akan selalu mengenang-ngenang.”

c) Geneviève

Geneviève merupakan teman kecil Bernis yang ia

temui kembali setelah sekian lama. Ia lebih tua dua

tahun dari Bernis, seorang perempuan yang

mempesona banyak pria karena kelembutannya,

ketenangannya dan kerapuhannya. Geneviève

sangat percaya dan hanya terbuka kepada Bernis

walaupun ia telah memiliki suami. Ia tidak pernah

tulus mencintai suaminya, namun ia sangat

mencintai anaknya dari hasil perkawinannya

dengan Herlin. Geneviève selalu menjaga dan merawat anaknya yang sakit-sakitan sendiri tanpa

Herlin. Ia tidak pernah meminta Herlin untuk

membantunya, ia lebih memilih agar suaminya

menyibukan diri dengan pekerjaannya. Ia tidak

memikirkan rasa lelah dan kantuknya saat berjaga

demi anaknya sampai ia pingsan. Dokter bahkan

menyuruhnya untuk istirahat karena Geneviève

telah membuat dirinya lelah sendiri. Tindakan-

tindakan yang dilakukan Geneviève saat merawat

anaknya merupakan tindakan heroik yang

dilakukan seorang ibu demi anaknya. Baginya, berbagai pengorbanan yang telah ia lakukan tidak

ada artinya. Ia akan melakukan segalanya demi

kesembuhan anaknya.

« Vous devriez dormir un peu », disait la garde...

Un matin, devant le médecin, elle glissa doucement

le long d’un fauteuil, évanouie. Quand elle revint à

elle, il ne lui parla ni de courage ni d’espoir, ni

n’exprima aucune pitié. Il la regarda gravement et

lui dit : « Vous vous fatiguez trop. Ce n’est pas

sérieux. Je vous donne l’ordre de sortir cet après-

midi. » “Nyonya harus tidur sebentar”, kata perawat jaga...

Pada suatu pagi di depan dokter, pelan dia

meluncur jatuh ke atas kursi, pingsan. Ketika ia

sadar kembali, sang dokter tidak berbicara

mengenai ketabahan atau pun harapan, dia sama

sekali tidak memperlihatkan rasa belas kasihan. Dia

memandangnyadengan sungguh-sungguh dan

berkata, “Anda terlalu membuat lelah diri sendiri.

Ini tidak parah. Saya perintahkan Anda untuk

keluar rumah tengah hari ini.”

d) Pendeta

Saat berada di Paris, Bernis bertemu dengan seorang pendeta yang sedang berkhotbah di Gereja

Notre-Dame. Pendeta itu berusaha unuk merangkul

dan menawarkan bantuan kepada orang-orang yang

sedang dalam kesusahan. Sisi heroisme kristiani

dari pendeta hanya dapat dilihat dari khotbah yang

disampaikannya, bahwa ia bersedia menolong

dengan memikul segala dosa-dosa yang dimiliki

umatnya, agar umatnya mendapatkan pengampunan

dan terhindar dari kesengsaraan. Pendeta itu

menyamakan dirinya seperti kristus yang heroik.

« Car je suis celui qui accueille. Je portais les

péchés du monde. J’ai porté son mal. J’ai porté vos

détresses de bêtes qui perdent leurs petits et vos

maladies incurables, et vous en étiez soulagés.

Mais ton mal, mon peuple d’aujourd’hui, est une

misère plus haute et plus irréparable et pourtant je

le porterai comme les autres. Je porterai les

chaînes plus lourdes de l’esprit. »

“Karena aku adalah dia yang menyambut. Aku

memikul dosa dunia. Aku menanggung deritanya.

Aku memikul keputusasaan kalian yang bagai

binatang kehilangan anak, dan penyakit-penyakit kalian yang tidak tersembuhkan, dan kalian merasa

lega karenanya. Penyakit kalian, wahai Umatku hari

ini, adalah kesengsaraan yang lebih tinggi dan lebih

tidak dapat diperbaiki, dan meskipun demikian, aku

akan memikulnya seperti dosa-dosamu yang lain.

Aku akan memikul rantai-rantai pikiran yang paing

berat.”

e) Kepala Hangar

Kepala Hangar merupakan orang yang tegas, disiplin dan teliti. Ia tegas dalam menerapkan

peraturan kepada para pilot, karena baginya

peraturan merupakan hal mutlak yang harus

dipatuhi demi kelancaran dalam bekerja dan

menghindari hal yang tidak diinginkan. Kepala

hangar selalu memeriksa pesawat sebelum lepas

landas, ia memeriksa dari bagian kecil sampai

bagian besar pada pesawat. Ia juga memastikan

semua hal yang diperlukan oleh pilot pada

tempatnya. Kepala hangar tidak segan untuk

mendenda anak buahnya yang melakukan

kesalahan dan bertindak sembrono sebagai hukuman agar memberikan efek jera. Tindakan-

tindakan yang dilakukan kepala hangar tesebut

termasuk dalam suatu tindakan heroik, karena

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 9: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

9

kepala hangar tegas menerapkan peraturan demi

keselamatan para awaknya dan memberikan

hukuman demi menegakkan peraturan yang ada.

« Le chef de piste fait demi-tour vers les

manoeuvres : – Qui a goupillé ce capot ? – Moi. –

Vingt francs d’amende... Le chef de piste jette un

dernier coup d’oeil : ordre absolu des choses ;

gestes réglés comme pour un ballet. Cet avion a sa

place exacte dans ce hangar, comme dans cinq

minutes dans ce ciel. Ce vol aussi bien calculé que le lancement d’un navire. Cette goupille qui

manque : erreur éclatante. Ces ampoules de cinq

cents bougies, ces regards précis, cette dureté pour

que ce vol relancé d’escale en escale jusqu’à

Buenos-Ayres ou Santiago du Chili soit un effet de

balistique et non une oeuvre de hasard. Pour que,

malgré les tempêtes, les brumes, les tornades,

malgré les mille pièges du ressort de soupape, du

culbuteur, de la matière, soient rejoints, distancés,

effacés : express, rapides, cargos, vapeurs ! Et

touchés dans un temps record Buenos Ayres ou Santiago du Chili. »

“Kepala hangar membalikkan badan ke arah

pesawat: –Siapa memasang tutup metal ini? –Saya.

–Dnda dua puluh franc.... Kepala hangar memeriksa

sebentar untuk kali terakhir: kerapihan mutlak

semua hal; semua pada tempatnya seperti tarian

balet. Pesawat ini mempunyai tempat tertentu di

dalam hangar ini, sebagaimana lima menit lagi di

udara. Penerbangan ini diperhitungkan secermat

peluncuran sebuah kapal. Sekrup metal yang hilang

adalah kesalahan yang mencolok. Bola-bola lampu

berkekuatan lima ratus lilin itu, pandangan-pandangan yang cermat itu, kedisiplinan yang ketat

agar penerbangan yang dilakukan antara pos

persinggahan yang satu ke pos yang lain sampai ke

Buenos Aires atau Santiago di Chili ini menjadi

suatu penerbangan luar biasa teliti dan bukan hasil

pekerjaan yang asal saja. Agar supaya, meskipun

dihadang badai, kabut, angin puting beliung,

meskipun dihadang ribuan jebakan alat-alat

pengatur aliran inyak, pengatu keseimbangan

pesawat, pesawat ini bisa menyamai, melebihi,

mengungguli kecepatan kereta ekspres, kereta api kilat, kapal barang, kapal uap! Dan tiba di Buenos

Aires, di Santiago, atau di Chili, dalam waktu yang

sesingkat mungkin.”

f) Kepala Lapangan Terbang di Casablanca

Dalam cerita, kemunculan kepala lapangan terbang

yaitu pada saat ia berusaha menahan Bernis untuk

melanjutkan perjalanan mengantar surat saat berada

di pos persinggahan Casablanca ketika badai

datang. Dia merupakan seorang yang disiplin dan

penuh perhitungan. Sebagai seorang kepala lapangan terbang, ia memikul beban tugas yang

berat. Ia yang bertanggung jawab atas keselamatan

para pilot. Jika cuaca buruk atau berkabut ia akan

mepertimbangkan kembali secara matang untuk

memberangkatkan pilot pengantar surat. Salah satu

tindakan heroik dari kepala lapangan terbang

terlihat ketika ia memutuskan untuk menunda

pengiriminan surat di kala cuaca buruk demi

keselamatan pilot pengantar surat. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ia siap dan berani

menanggung risiko atas keterlambatan surat yang

terjadi demi menyelamatkan satu nyawa.

« Le chef d’aéroplace était perplexe. Donnerait-il à son tour le départ ? Il craignait de la brume au Sud

peut-être bien jusqu’à l’oued Noun, peut-être même

jusqu’à Juby et Juby demeurait muet malgré les

appels de la T.S.F. On ne pouvait lancer le «

France-Amérique » la nuit, dans du coton ! Et ce

poste du Sahara gardait son mystère pour lui. »

“Kepala lapangan terbang bingung. Apakah pada

gilirannya ia akan memberangkatkan pesawat? Ia

khawatir kabut di Selatan mungkin sekali sampai ke

Oued-Noun, bahkan mungkin sampai ke Juby, dan

Juby tetap membisu meskipun radio telegrafis memanggil-manggil. Pesawat “Prancis-Amerika”

tak dapat dikirimkan dalam kabut tebal! Dan pos di

Sahara itu tetap menyembunyikan rahasia

padanya.”

g) Sersan Bintang-bintang

Kemunculan sersan bintang-bintang dalam cerita

yaitu pada saat Bernis singgah di benteng kecil

yang dijaga seorang sersan beserta 20 orang

Senegal bersenjata, ketika pesawatnya mengalami

kerusakan. Sersan bintang-bintang adalah seorang sersan tua yang bertugas di sebuah benteng kecil

Prancis di tengah gurun Sahara. Ia dipanggil sersan

bintang-bintang karena ia senang mengamati

bintang-bintang dan cahaya bulan di langit Sahara.

Sersan bintang-bintang berasal dari Tunisia, ia

sangat mencintai dan selalu mengingat tanah

airnya. Sersan bintang-bintang merupakan tokoh

heroik dalam cerita, ia rela meninggalkan tanah air

yang sangat dicintainya di Tunisia demi mengabdi

pada negara untuk bertugas sebagai sersan tua yang

terlupakan di sebuah benteng kecil di tengah padang pasir yang terpencil, berbahaya, dan tidak

menyenangkan karena hidup dalam kesendirian di

tengah hamparan gurun pasir.

« Et maintenant, il les expliquait à son tour. Et le

sergent, apprenant les distances, pensait à Tunis

aussi qui est loin. Apprenant l’étoile polaire, il

jurait de la reconnaître à son visage, il n’aurait

qu’à la maintenir un peu à gauche. Il pensait à

Tunis qui est si proche. »

“Dan sekarang, pada gilirannya dia menjelaskan.

Dan si sersan, setelah mengetahui jarak, juga memikirkan Tunisia yang jauh. Setelah mengetahui

bintang Kutub, dia bersumpah bisa mengenalinya

begitu melihatnya, dia hanya harus memastikan

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 10: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

10

bahwa bintang itu berada agak di kiri. Dia

memikirkan Tunisia yang begitu dekat.”

Sisi heroisme dari sersan bintang-bintang juga

diungkapkan oleh tokoh “aku” yang berpendapat

bahwa sersan tua itu memiliki kesabaran yang luar

biasa, hidup dalam kebisuan dan keterasingan total

di tengah padang pasir.

Ruang-ruang dalam Courrier Sud yang

berbahaya

Dalam novel Courrier Sud banyak sekali latar

ruang yang ditampilkan. Novel ini menceritakan

perjalanan pilot pesawat terbang, oleh karena itu

latar ruang yang diceritakan berpindah-pindah.

Latar ruang yang paling menonjol dalam cerita

adalah angkasa, pesawat terbang, gurun Sahara dan

benteng kecil Prancis, karena ruang-ruang tersebut

merupakan latar tempat ketika tokoh-tokoh dalam

cerita memperlihatkan sisi heroisme mereka.

Deskripsi ruang secara mendetil terdapat dalam uraian cerita berupa gambaran situasi dalam

kalimat-kalimat puitis. Ruang dominan dalam cerita

adalah angkasa. Tokoh pilot pos udara

menghabiskan hampir seluruh waktunya di

angkasa. Angkasa merupakan tempat yang sangat

berbahaya. Cuaca yang berubah secara tiba-tiba

sering kali menyulitkan para pilot pos udara ketika

berada di angkasa. Awan-awan tebal dan

kencangnya angin juga kerap kali menghalangi

pandangan para pilot. Angkasa digambarkan

sebagai tempat yang penuh tantangan bagi para

pilot, mereka berusaha menyatu dengan situasi di angkasa ketika menerbangkan pesawat.

« Derrière Bernis les nuages épais, brassés dans

une cuve par la tornade. Devant lui une terre vêtue

de soleil, l’étoffe claire des prés, la laine des bois,

le voile froncé de la mer. »

“Di belakang Bernis awan-awan tebal teraduk

dalam sebuah tong akibat hembusan angin putting

beliung. Di depannya sebuah bumi yang diselimuti

matahari, kain terang padang-padang rumput,

selimut wol-wol hutan, layar laut yang berkerut-kerut.”

Ruang lainnya yang memiliki keterangan paling

mendetil dalam cerita yaitu gurun Sahara. Gurun

Sahara digambarkan sebagai padang pasir terpencil

dan sunyi yang dihuni oleh orang-orang Arab.

Orang-orang asing yang tinggal di tempat tersebut

akan merasa terpenjara karena jauh dari mana-

mana. Gurun Sahara merupakan tempat yang

menantang dan berbahaya bagi pilot, angin kencang

yang membawa pasir, cuaca yang ekstrim dan

berubah-ubah membuat gurun Sahara sulit ditaklukan oleh para pilot.

« Les vents alizés glissaient sans repos vers le Sud.

Ils essuyaient la plage avec un bruit de soie. Ce

n’étaient plus ces vents d’Europe qui tournent,

cèdent ; ils étaient établis sur nous comme sur le

rapide en marche. Parfois la nuit, ils nous

touchaient, si durs, que l’on s’appuyait contre eux,

face au Nord, avec le sentiment d’être emporté, de

les remonter vers un but obscur. Quelle hâte, quelle

inquiétude ! »

“Angin yang gelisah bertiup tanpa henti ke arah

selatan membasuh pantai pasir dengan suara seperti gemerisik sutera. Ini bukan angin benua Eropa yang

berputar dan melemah: angin ini menghempas kami

seperti sebuah kereta api yang sedang melaju.

Kadang-kadang pada malam hari, angin ini

menerpa kami dengan begitu keras sehingga kami

bersandar padanya, dengan perasaan seakan

terbawa, saat wajah kami menghadap ke utara,

dengan perasaan seakan terbawa balik ke suatu

tujuan yang tak jelas. Betapa kencang, betapa

gelisah!.” Selanjutnya, pesawat merupakan ruangan yang

sering menjadi latar dari tindakan heroik para

tokoh. Perjalanan pilot pengantar surat menuju

tempat yang berbeda-beda, membuat pesawat

menjadi ruang yang sering ditampilkan dalam

cerita. Pada masa itu, pesawat merupakan sebuah

penemuan yang cukup baru. Para pilot pengantar

surat menerbangkan sebuah pesawat rapuh dengan

sistem dan model yang masih sangat sederhana.

Bagian atas pesawat terbuka, hal ini berisiko bagi

para pilot karena tidak adanya pelindung di atas

kepala mereka ketika harus terbang di angkasa. Pesawat yang diciptakan kala itu juga masih

menggunakan baling-baling kincir. Baling-baling

ini sangat bergantung dengan kekuatan angin

sehingga diperlukan strategi untuk mengendalikan

pesawat. Selain itu, ketika menerbangkan pesawat

di cuaca buruk, para pilot harus memiliki keahlian

khusus dan berpengalaman untuk menjaga

keseimbangan pesawat yang besar dan berat.

Sistem pengamanan yang tersedia pada pesawat

juga terbatas.

« Tôles luisantes, moteur sans cambouis. L’avion

semble neuf. Horlogerie délicate à quoi touchaient

les mécaniciens avec des doigts d’inventeurs.

Maintenant ils s’écartent de l’oeuvre au point...

Les roues puissantes écrasent les cales. Battue par

le vent de l’hélice, l’herbe jusqu’à vingt mètres en

arrière semble couler. Bernis, d’un mouvement de

son poignet, déchaîne ou retient l’orage... Ayant

roulé, lentement, vent debout, il tire à lui la manette

des gaz. L’avion, happé par l’hélice, fonce. Les

premiers bonds sur l’air élastique s’amortissent et

le sol enfin paraît se tendre... Il libère d’un mouvement de son poignet chaque vague qui le

soulève et qui se propage

en lui comme une onde. »

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 11: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

11

“Keseluruhan lempengan baja mengkilat, mesin

tanpa ceceran pelumas. Pesawat itu tampak baru.

Piranti halus yang disentuh oleh para hali mesin

dengan jari-jari peka seorang penemu. Sekarang

mereka menyingkir dari karya yang telah siap itu...

Roda-roda perkasa menggilas landasan.

Rerumputan seakan mengalir ke belakang sampai

sejauh dua puluh meter tertiup angin baling-baling.

Bernis, dengan satu gerakan tangan memicu atau

meredakan badai... Setelah meluncur pelan-pelan,

angin lurus dari depan, ia menarik ke belakang tuas gas. Pesawat yang dihentak beling-baling,

meluncur. Lompatan-lompatan pertama yang

kenyal ke udara menjadi lunak, dan akhirnya bumi

menjadi tampak meluas... Dengan satu gerakan

tangan ia mengatasi setiap gelombang udara yang

mengangkatnya dan yang bergerak ke arahnya

seperti ombak.”

Latar ruang yang terakhir, yaitu benteng kecil

Prancis. Benteng ini terletak di tengah gurun Sahara

dan dijaga oleh seorang sersan tua dari Tunisia beserta 20 orang Senegal bersenjata. Benteng itu

sangat terpencil, tidak terdapat bangunan lain di

sekitarnya, yang ada hanyalah hamparan pasir yang

kosong dan sunyi. Dari benteng tersebut hanya

terlihat bintang-bintang di langit Sahara yang

jernih. Benteng kecil itu adalah milik Prancis,

orang-orang yang bersedia untuk bertugas di sana

merupakan orang yang berdedikasi tinggi terhadap

negara. Tidak mudah untuk menetap di benteng

kecil itu, selain keamanan yang tidak terjamin,

orang-orang yang tinggal di sana akan merasa

bosan dan rindu kampung halaman. Para penghuni benteng hanya dapat bersosialisasi dengan sesama

penghuni, oleh karena itu mereka merasa senang

jika ada orang asing berkunjung, seperti saat sersan

tua bertemu dengan Bernis dan orang-orang

lainnya.

« Un fortin français dans le Sahara. Un vieux

sergent reçut Bernis et riait de joie à la vue d’un

frère. Vingt Sénégalais présentaient les armes : un

blanc, c’est au moins un sergent ; c’est un

lieutenant s’il est jeune. » “Sebuah benteng kecil Prancis di Sahara. Seorang

sersan tua menyambut Bernis dan tertawa riang

melihat seorang saudara. Dua puluh orang Senegal

menodongkan senjata: seorang kulit putih, paling

tidak dia seorang sersan; seorang letnan juka lebih

muda.”

Jadi ruang yang berbahaya dalam cerita Courrier

Sud mendukung dan mempertegas tindakan heroik

yang dilakukan oleh para tokoh. Melalui berbagai

keterangan dari ketiga ruang berbahaya di atas,

tercermin penggambaran tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku dan suasana yang berpengaruh

pada tokoh saat melakukan suatu tindakan heroik.

Waktu dalam Courrier Sud yang

memperlihatkan pengorbanan tokoh

Waktu dalam Courrier Sud hanya ditunjukkan

melalui keterangan jam, tidak terdapat keterangan

lain yang menjelaskan masa tertentu yang

melatarbelakangi berbagai peristiwa dalam cerita.

Waktu yang terdapat dalam cerita berfungsi untuk

menunjukkan bahwa para pilot pos udara bekerja

secara terus-menerus. Mereka bekerja tak kenal

waktu, dari pagi hingga malam hari. Ketika semua orang terlelap dalam tidurnya, mereka melintasi

angkasa untuk mengantar surat ke tempat tujuan.

Melalui keterangan waktu tersebut terlihat tindakan

heroik tokoh pilot pos udara yang rela

mengorbankan waktu pribadinya demi pekerjaan

yang ditujukan untuk kepentingan orang banyak.

Sebagai pilot pos udara, Bernis harus melakukan

perjalanan dengan waktu tempuh yang lama.

Penerbangan yang dilakukan Bernis selama 5 jam

15 menit dari Toulouse ke pos persinggahan pertama di Alicante, membuat ia mengalami

kelelahan dan merasakan rasa kantuk luar biasa.

Hal tersebut memperlihatkan bahwa Bernis bekerja

tak kenal waktu, rasa tanggung jawab dan

profesionalisme Bernis dalam pekerjaan, membuat

ia lebih memilih untuk menahan rasa lelahnya dan

kembali melakukan perjalanan mengantar surat.

«Toulouse-Alicante : 5 h. 15 de vol. Il s’interrompt,

se laisse dominer par la fatigue et par le rêve. Il lui

parvient un bruit confus. Une commère crie

quelque part. Le chauffeur de la Ford ouvre la porte, s’excuse, sourit. Bernis considère gravement

ces murs, cette porte et ce chauffeur grandeur

nature. Il est mêlé pour dix minutes à une

discussion qu’il ne comprend pas, à des gestes que

l’on achève, que l’on commence. Cette vision est

irréelle. Un arbre planté devant la porte dure

pourtant depuis trente ans. Depuis trente ans

repère l’image.»

“Toulouse-Alicante. Terbang selama 5 jam 15

menit. Ia berhenti, membiarkan dirinya dikuasai

kelelahan dan mimpi. Suatu suara yang kacau terdengar olehnya. Seorang iu berteriak di suatu

tempat. Sopir mobil Ford membuka pintu, meminta

maaf, tersenyum. Bernis memandang dengan

sungguh-sungguh dinding itu, pintu itu, dan sopir

itu, yang semuanya dalam ukuran wajar. Ia terlibat

dalam suatu percakapan yang tidak dipahaminya

selama sepuluh menit, pada gerakan-gerakan yang

dihentikan, yang dimulai. Pemandangan itu tidak

nyata meskipun demikian, sebuah pohon yang

ditanam di depan pintu telah ada di situ semenjak

tiga puluh tahun. Semenjak tiga puluh tahun mejadi

patokan pemandangan.”

Deskripsi waktu lainnya yang menunjukkan

pengorbanan Bernis yaitu ketika ia tiba di pos

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014

Page 12: Heroisme dalam , Farah Khadija, FIB UI, 2014lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369067-MK-Farah Khadija.pdf4 HEROISME DALAM NOVEL COURRIER SUD KARYA ANTOINE DE SAINT-EXUPÉRY . Farah

12

persinggahan di Port-Etienne pada pukul 16.30, dan

kemudian harus lepas landas lagi pukul 16.45

karena diperintahkan untuk melanjutkan terbang

malam. Keterangan waktu di atas menunjukkan

bahwa Bernis tidak memiliki banyak waktu untuk

beristirahat, ia hanya memiliki 15 menit waktu

untuk dirinya sendiri sebelum melanjutkan

perjalanan di malam hari.

«De Port-Étienne pour Cap Juby : courrier bien

arrivé 16 h 30. De Port-Étienne pour Saint-Louis : courrier reparti 16 h.45. De Saint-Louis pour

Dakar : courrier quitte Port-Étienne 16 h. 45,

ferons continuer de nuit.»

“Dari Port-Etienne untuk cap Juby: pesawat pos

tiba dengan selamat pukul 16.30. Dari Port-Etienne

untuk Saint-Louis: pesawat pos berangkat lagi

pukul 16.45. Dari Saint-Louis untu Dakar: pesawat

pos meninggalkan Port-Etienne pukul 16.45, kita

perintahkan melanjutkan terbang malam.”

Jadi, analisis latar waktu memperlihatkan bahwa para tokoh bekerja secara terus-menerus dan tak

kenal waktu. Mereka banyak mengorbankan waktu

pribadi untuk kepentingan pekerjaan. Mereka tidak

sempat untuk bersosialisasi dengan orang banyak

atau menikmati waktu luang. Para pilot pos udara

mendedikasikan hidup mereka sepenuhnya untuk

pekerjaan. Keterangan waktu dalam cerita

membentuk latar waktu yang bersifat spiritual,

karena keterangan waktu yang ada tidak hanya

memberikan informasi yang bersifat fisik tetapi

juga menunjukkan bagaimana nilai heroisme itu

berlangsung.

Kesimpulan

Dalam novel Courrier Sud, nilai kepahlawanan

terlihat dari sikap para tokoh yang memilih untuk

melakukan tindakan berisiko dalam hidupnya

dengan ketetapan hati. Tindakan heroik yang

mereka lakukan bertujuan memberikan manfaat

bagi orang banyak. Pada bagian akhir cerita, yaitu

penemuan Bernis yang hilang di padang pasir

merupakan bagian yang paling menunjukkan tindakan heroik dari seorang pilot pos udara, karena

mereka rela mengorbankan nyawa demi sampainya

surat-surat ke tempat tujuan. Hal ini ditunjukkan

melalui kutipan berikut, « De Dakar pour Toulouse

: courrier bien arrivé Dakar. Stop. ». “Dakar untuk

Toulouse: Surat-surat selamat tiba di Dakar. Stop.”.

Cerita ini juga memperlihatkan bahwa heroisme

dapat dimiliki oleh semua orang. Tokoh laki-laki

dan perempuan dengan berbagai macam profesi

sama-sama memiliki nilai kepahlawanan dalam diri

mereka, namun diperlihatkan dengan cara yang

berbeda-beda. Selain itu, ruang dan waktu dalam

cerita juga mendukung adanya kesan heroisme

dalam tindakan yang dilakukan para tokoh.

Heroisme dalam Courrier Sud merupakan

gambaran fiksi dari perjalanan karir Saint-Exupéry

dalam melakukan tindakan heroik saat mengemban

tugasnya sebagai pilot pengantar surat. Setiap hari

ia menghadapi bahaya ketika menerbangkan sebuah

pesawat rapuh dan menghadapi cuaca yang

berubah-ubah secara tiba-tiba. Saint-Exupéry

pernah mendapatkan penghargaan Légion

d'Honneur untuk tindakan heroiknya saat menyelesaikan pekerjaan di Cap Juby selama lima

belas bulan. Selain itu, ia mendedikasikan dirinya

dalam Perang Dunia II sebagai pilot mata-mata.

Saint-Exupéry telah membuktikan bahwa dirinya

adalah seorang pahlawan, sisi heroisme dalam

dirinya dapat dirasakan dalam beberapa tulisannya.

Daftar Referensi

Barthes, Roland. “Introduction à l’analyse

structurale des récits”. Communication no 8

(1966). 13 Februari 2013.

<http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/comm_0588-8018_1966_num_8_1_1113>

Creswell, John W. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Terj. Achmad

Fawaid dari Research Design: Qualitative,

Quantitative, and Mixed Methods Approaches,

2009.

Didier, Julia. Dictionnaire de la Philosophie. Paris:

Librairie Larousse, 1964.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Sastra.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009.

Reuter, Yves. Introduction à l’Analyse du Roman. Paris: Bordas, 1991.

Saint-Exupéry, Antoine de. Courrier Sud. Paris: Gallimard, 1929.

Saint-Exupéry, Antoine de. Pesawat Pos Selatan. Depok: Komodo Books, 2010. Terj. Apsanti

Djokosujatno dari Courrier Sud, 1929.

Warren, Austin and Renee Wellek. Theory of

Literature. Florida : Harcourt Brace & Company,

1995.

Zaimar, Okke K. S. Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. Depok: Komodo Books, 2014

.

Heroisme dalam ..., Farah Khadija, FIB UI, 2014