Herbarium

32
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN INDIVIDU PEMBUATAN HERBARIUM OLEH : NAMA : FEBRIANA MA’TANG NIM : N11113005 KELOMPOK : 5 GOLONGAN : SELASA SIANG

description

herba

Transcript of Herbarium

LABORATORIUM FARMAKOGNOSIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN INDIVIDUPEMBUATAN HERBARIUM

OLEH :

NAMA: FEBRIANA MATANGNIM : N11113005KELOMPOK: 5GOLONGAN: SELASA SIANG

MAKASSAR2014KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta Kasih-Nyalah saya dapat menyelesaikan Laporan Individu yang membahas mengenai Pembuatan Herbarium. Dan juga saya berterima kasih kepada para asisten yang membimbing kami selama proses penyusunan laporan ini. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembuatan herbarium. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 2 Mei 2014

DAFTAR ISILembar PengesahanKata Pengantar Daftar IsiBAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Maksud Percobaan I.3 Tujuan Percobaan BAB II Tinjauan Pustaka II.1 Teori Umum II.2 Klasifikasi Tanaman II.3 Deskripsi Tanaman II.4 Kandungan Kimia II.5 Lokasi dan Kondisi Tempat Tumbuh BAB III Metode Kerja lll.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat III.1.2 Bahan III.2 Cara Kerja BAB IV Hasil Pengamatan IV.1 Tabel Pengamatan IV.2 Gambar Pengamatan BAB V Pembahasan BAB VI Penutup VI.1 Kesimpulan VI.2 Saran Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUANI.1 Latar Belakang Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di Eropa (Ramadhanil, 2003). Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan. Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan. Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan kering berupa herbarium (Suyitno, 2004).

Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah (Setyawan dkk, 2004). Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak specimen herbarium (Aththorick dan Siregar, 2006). Herbarium merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah Herbarium adalah pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan koleksi dan ilmu pengetahuan. Koleksi specimen herbarium biasanya disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal dengan laboratorium herbarium. Para ahli-ahli botani menyimpan koleksi herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di Indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah Cibinong Jawa Barat. Laboratorium ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia. (Balai Diklat Kehutanan Makassar, 2011).

I.2 Maksud Percobaan 1. Melakukan pemeriksaan morfologi dan anatomi dari tanaman Cabe (Capsicum annum) 2. Mengetahui tata cara penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium 3. Menambah perbendaharaan pengetahuan melalui pengamatan secara langsung baikI.3 Tujuan Percobaan 1.Untuk Melakukan pemeriksaan morfologi dan anatomi dari tanaman Cabe (Capsicum annum)2.Untuk mengetahui tata cara penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium 3.Untuk menambah perbendaharaan pengetahuan melalui pengamatan secara langsung baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Teori Umum Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi.Cara pengambilan sampel tiap bagian tanaman 1.Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya 2.Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya 3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan hewan, misalnya beruk. 3. Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.

Tujuan dari penetapan kadar air pada simplisia adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari 10%. Adapun tahap-tahap pembuatan herbarium adalah : 1. Mengambil sampel.2. Membersihkan sampel yang telah diberi alcohol agar terlindungi dari jamur. 3. Meletakkan sampel diatas triplek yang sudah diberi alas kertas koran. 4. Menata sampel dengan baik, kemudian ditutup dengan kertas koran, kemudian di tutup dengan triplek lagi. 5. Mengepress triplek dengan pemberat selama 1 bulan. Agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat dan tanaman menjadi lebih cepat kering. 6. Menempel sampel pada kertas karton. 7. Menuliskan nama pada kertas dengan kertas label. Label tersebut berisi data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies.

Ada dua cara yang memungkinkan dalam pembuataan herbarium di lokasi pengumpulan, yaitu cara basah dan kering : a. Cara basah Setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan kemudian dimasukkan dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu spesimen. Tidak membenarkan melakukan beberapa spesimen di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut di tumpuk dalam satu dengan yang lain. Tebal tumpukan disesuaikan dengan daya muat kantong plastik yang digunakan. Tumpukan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di siram alkohol 70% atau spritus hingga seluruh bagian tumpukan tersiram secara merata, kemudian kantong plastik ditutup dengan isolatip atau hekter supaya alkohol atau spritus tidak menguap keluar kantong

b. Cara kering.Cara kering menggunakan dua proses, yaitu :Pengeringan langsung, yakni kumpulan material herbarium yang tidak terlalu tebal dipres di dalam sasak, kemudian dikeringkan di atas tumpukan pengeringan dengan panas yang diatur atau di dalam oven (suhu 80o C selama 48 jam). Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.

2. Pengeringan bertahap, Yakni material herbarium dicelup terlebih dahulu di dalam air mendidih sekitar tiga menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan kedalam lipatan kertas koran. Selanjutnya ditumpuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan di upayakan agar pengeringanya merata. Setelah kering material dirapikan kembali dan kertas koran bekas tadi digantikan dengan kertas yang baru. Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi. II.2 Klasifikasi Tumbuhan Kingdom : Plantae (Tumbuhan)Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas : AsteridaOrdo : SolanalesFamili : Solanaceae (suku terung-terungan)Genus :CapsicumSpesies : Capsicum annum L.

II.3 Kunci DeterminasiUntuk determinasi family :1b,2b,3b,4b,6b,7b,9b,10b,11b,12b,13b,14a,15b, 197b,208b,219a,Fam. 111. Solanaceae

Untuk determinasi genus :1b,3b,5b,6b,7a,Genus 7 Capsicum

Untuk determinasi species :

1b,Capsicum annumII.3 Deskripsi Tumbuhan Tanaman Cabai merah (Capsicum annum L.) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 30 cm. Diameter (garis tengah) tanaman Cabai Merah mencapai 0,5 cm. Daun-daun Cabai Merah mengelompok pada bagian ujung batang. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna hijau. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing (acutus), pangkal membulat (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. daging daun seperti kertas (papyraceusatauchartaceus).

II.4 Kandungan Kimia Kandungan kimia cabai Merah antara lain Kapsaisin, kapsisin, kapsatin, kapsarubin, karoten, karotenoid, minyak lemak, vitamin A, B,dan C.Capsacin merupakan alkoloid yang terdapat dalam cabe. Nama kimia capsaicin adalah (E)-N-(4 hidroksi-3-rretoksiphenilmetil) 8-metil-6-none amida; trans-8 meti-N-Vinilil-6-noneamida; N(4 hidroksi-3-metoksi benzil)-8-metil none trans-6-amida; C18H 27 NO 3. Capsaicin mempunyai sifat kimia dan fisika sebagai berikut:1.Kelarutan, mudah larut dalam eter, benzen, kloroform, air panas dan sedilcit larut dalam CS2.2.Bentuk kristal segi empat monoklin3.Titik leleh dalam petrolium eter 650C4..UV max 227, 281Senyawa yang mengontrol rasa pedas adalah capsaicin, suatu alkoloid yang terdapat pada plasenta (dimana dapat dilihat berupa bunga karang penghubung antar biji, cabai) Adanya capsaicin dikontrol oleh gen. Selain itu rasa pedas juga dipengeruhi oleh keadaan iklim dan tanah dimana cabe itu tumbuh.

II.5 Lokasi dan Kondisi Tempat Tumbuh Lokasi tempat tumbuh Cabai Merah adalah terbuka oleh sinar matahari.Sedangkan pada umumnya dapat tumbuh dengan baik pada lahan didataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian hingga 2000 meter dari permukan laut (DPL). Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabai merah adalah tanah yang gembur dan memiliki porosotas yang baik.Cabai dapat ditanam didaratan tinggi maupun daratan tinggi maupun daratan tinggi. Jika tanaman cabai didaratan tinggi maka waktu berbunga dan waktu panennya akan lebih lama debanding dengan cabai yang ditanam pada didaratan rendah, namun suhu rendah membat tanaman cabai banyak menghasilkan buah partenokarpi (buah tanpa biji atau berbiji sedikit).

BAB IIIMETODE KERJAIII.1 Alat dan Bahan III.I.1 Alat Alat yang digunakan adalah benang godam, cutter, GPS, gunting, kamera, korek api ,lakban, parang, penggaris, pisau. III.1.2 Bahan Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, aquadest, kapas, kertas koran, lem, selotip. tanaman sampel, tissue roll. III.2 Cara Kerja 1. Pengambilan tumbuhan a. Carilah sampel yang ingin dijadikan herbarium yang tingginya sekitar 30cm agar muat pada sasak. b. Jika telah menemukan tumbuhan yang akan dijadikan herbarium, maka ukurlah tinggi tumbuhan dan foto tumbuhan tersebut. c. Setelah itu ambil tumbuhan dengan menggunakan parang dengan cara menggali tanah yang disekitar akar. Harus hati-hati dan teliti agar akar pada tumbuhan tersebut tidak patah atau rusak oleh parang yang digunakan.2. Pembuatan herbarium a. Untuk membuat herbarium, tumbuhan tersebut dicuci terlebih dahulu pada air yang mengalir agar bersih. b. Lalu siapkan alcohol 70%, kapas, selotip bening, Koran, dan kapas. c. Setelah dibersihkan usaplah seluruh bagian tumbuhan dari kapas yang telah dibasahi alcohol. d. Tempel tumbuhan pada koran yang sudah disiapkan menggunakan kapas dan selotip. e. Cara menempel tumbuhannya yaitu lapisi kapas terlebih dahulu, kemudian diberi selotip. Jangan sampai selotip dapat menempel pada tumbuhan tersebut. Karena akan merusak bagian tumbuhan terutama pada daun yang mudah sobek atau mudah terlepas. f. Tutuplah semua bagian tumbuhan dengan menggunakan koran dan dipinggir koran diberi selotip hitam. g. Masukkan Koran yang berisi tumbuhan dalam sasak. h. Jangan lupa agar menulis nama tumbuhan dan nama pembuat herbarium agar mudah diketahui. i. Diamkan selama 1 bulan. j. Buka herbarium tersebut, akan terlihat baik.

BAB IVHASIL PENGAMATANIV.1 Tabel PengamatanNama sampelDeskripsi

DaunAkarBatangBuah

Tanaman Cabai Merah lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm dan di bagian pangkal dan ujung daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijaun tua, sedang dibagian bawah berwarna hijau muda. Panjang tangkai daunnnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang daunnnya berbentuk menyiripTumbuh menyebar dalam tanah terutama akar cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Tumbuh tegak berwarna hijau tua dan berkayu. Pada ketinggian batang tertentu akan membentuk percabangan seperti huruf Y. Batangnya berbentuk silindris, berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebatBuah cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala setelah buahnya tua.

IV.2 Gambar pengamatanLABORATORIUM FARMAKOGNOSIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

KET : Tanaman Cabai Merah

LABORATORIUM FARMAKOGNOSIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

KET : Herbarium Cabai Merah

BAB VPEMBAHASAN

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Steenis (2003) yang menyatakan bahwa Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut.Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi 2. Sebagai lembaga dokumentasi 3. Sebagai pusat penyimpanan data, hal ini sesuai dengan literatur Onrizal (2005) yang menyatakan bahwa Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi : Merupakan sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2. Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain lain.3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya.Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun, namun herbarium kering juga memiliki kelemahan yaitu spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh, hal ini sesuai dengan literatur Wibobo dan Abdullah (2007) yang menyatakan bahwa Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh.Untuk mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya bahan yang akan diherbariumkan dipres selam dua minggu hal ini sesuai dengan litertur Onrizal (2005) yang menyatakan bahwa Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu: a. Pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu.Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu hal ini sesuai dengan literatur Subrahmanyam (2002) yang menyatakan bahwa herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ generatifnya. Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu.Pada herbarium Cabai Merah mengalami kegagalan saat herbarium, dan hasilnya menghasilkan jamur. Faktor kesalahan tersebut terjadi pada saat memberksn alcohol yang tidak sesuai dan cara meletakkannya pada Koran juga kapas saat melakulan pembuatan herbarium.

BAB VIPENUTUPVI.1 Kesimpulan 1. Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan tersebut. 2. Herbarium memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat referensi, sebagai lembaga dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data. 3. Kelebihan dari herbarium kering adalah dapat bertahan lama sedangkan kelemahan herbarium kering mudah rusak jika tidak dirawat, membutuhkan biaya besar dan tidak dapat diakses dari jarak jauh 4. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembuatan herbarium minimal selama 2 minggu, agar mendapatkan hasil yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium, tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu VI.2 Saran A. Sistem Praktikum Sebaiknya asisten yang mengawas bisa lebih dari satu agar tidak menyulitkan asisten dan praktikan saat praktikum dan lebih baik lagi dalam mengawas.

B. Laboratorium Sebaiknya di dalam laboratorium adanya buku penuntun agar praktikan lebih mengetahui apa maksud dan tujuan praktikum.C. AsistenSemoga dapat memberikan yang terbaik lagi kepada praktikkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim_: http://Plantamor.com

Aththorick, T.A, dan Siregar E.S.2006. Taksonomi Tumbuhan. DepartemenBiologi FMIPA USU. Medan

Balai Diklat Kehutanan Makassar. 2011. Herbarium Sebagai Acuan PenanamanPohon.http://www.badikhut.com. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014.

Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam MenunjangPenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. http://unsjournals.com. Diaksespada tanggal 14 Juni2012.

Setyawan, A. D, Indrowuryatno, Wiryanto, Winanrno, K dan Susilowati, A. 2004.Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah. Jurusan Biologi FMIPAUniversitas Sebelas Maret. SurakartaSuyitno, A.L.2004. Penyiapan Specimen Awetan Objek Biologi. Jurusan Biologi FMIPA UNY. Yokyakarta.

Subrahmanyam, N.S. 2002. Laboratory Manual of Plant Taxonomy. University ofDelhi. New Delhi