HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai...

113
PROSPEK USAHA DAN PERILAKU PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN WISATA BENTENG MARLBOROUGH KOTA BENGKULU DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH : HERAWATI 1316130162 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU 2017 M/ 1438 H

Transcript of HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai...

Page 1: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

PROSPEK USAHA DAN PERILAKU PEDAGANG KAKI LIMADI KAWASAN WISATA BENTENG MARLBOROUGH

KOTA BENGKULU DALAMPERSPEKTIF ISLAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehGelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.)

OLEH :

HERAWATI1316130162

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AHJURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

2017 M/ 1438 H

Page 2: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 3: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 4: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 5: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

v

MOTTO :

Man Jadda Wajada“Siapa yang berusaha (inshallah) akan mendapat apa yang

diusahakannya”

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyarah : 6-8)”

Page 6: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan motivasi serta doa untukku

Untuk yang istimewa dalam perjalanan hidupku yakni Mgs. Robi Darwis

Ismail Al-Asrory

Adik-adikku dan Saudara-saudaraku (Family) tercinta dan tersayang membuat

hari-hariku menjadi berwarna dan penuh canda tawa

Kakak Ikhsan, Ayu Azhari Meliani, Pipi Rosita, Nelly Melia, Nikita

Handayani, Siti Maghfiroh, Meita, Yuniarti,Meme, Dwi Irfa R.D., Puji A.,

Nursinta,yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan arahan

Semua sahabatdan teman-temanku seperjuangan

Almamater yang telah menempahku

Page 7: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

vi

ABSTRAK

Adapun judul penelitian : “Prospek Usaha dan Perilaku Pedagang KakiLima di Kawasan Wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam PerspektifIslam” oleh Herawati NIM 1316130162.

Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu (1) Bagaimanaperilaku pedagang kaki lima di kawasan Wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu dalam Perspektif Islam, (2) Bagaimana prospek usaha pedagang kakilima di kawasan Wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam PerspektifIslam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku danprospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara mendalam danmenyeluruh, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bermanfaatuntuk memberikan informasi, fakta di kawasan wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu. Sumber data yang digunakan yakni sumber data primer dan sumberdata sekunder. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,observasi, dan dokumentasi. Kemudian data tersebut diuraikan, dianalisis, dandibahas untuk menjawab permasalahan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1)Perilaku pedagang kaki lima meliputi takwa, aqshid (sederhana), khidmad(melayani), dan amanah ternyata masih belum sesuai dengan perilaku bisnis Islamyang diterapkan oleh para pedagang. (2) Prospek Usaha pedagang kaki limamerupakan tempat yang strategis walaupun kebanyakan para pedagangmenyatakan sangat ramai hanya pada musiman.

Kata Kunci : Perilaku Bisnis Islam, Pedagang, Wisata dan pariwisata, sertaProspek Usaha

Page 8: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prospek

Usaha dan Perilaku Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Wisata Benteng

Marlborough Kota Bengkulu Dalam Perspektif Islam”.

Shalawat dan salam untuk Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan

petunjuk ke jalan yang lurus baik di dunia maupun akhirat.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) pada Program Studi

Ekonomi Syari’ah (EKIS) Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses

penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan

demikian penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag, M.H, selaku Plt. Rektor IAIN Bengkulu yang

telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu dikampus hijau ini

2. Dr. Asnaini, M.A selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

Agama Islam Negeri Bengkulu yang telah memberikan ilmunya

3. Idwal B, M.A. selaku Plt. Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan Perbankan

Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

Bengkulu yang telah memberikan ilmunya

4. Drs. H. Khairuddin Wahid, M.Ag selaku Pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh

kesabaran

5. H. Romi Adetio Setiawan, M.A selaku Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang

telah mengajar dan membimbing serta memberikan berbagai ilmunya dengan

penuh keikhlasan

Page 9: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

viii

7. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang

telah memberikan pelayanan dengan baik dalam hal administrasi

8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, beserta pengelola dan

pedagang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sana

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan banyak

kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh sebab itu, penulis

mengharapakn kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

skripsi ini ke depan.

Bengkulu, 10 Mei 2017 M

13 Sya’ban 1438 H

HerawatiNIM 1316130162

Vii

Page 10: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... iSURAT PERNYATAAN................................................................................ iiPERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iiiPENGESAHAN ............................................................................................. ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vABSTRAK ..................................................................................................... viKATA PENGANTAR ................................................................................... viiDAFTAR ISI................................................................................................. viiiDAFTAR TABEL.......................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1B. Rumusan Masalah............................................................................ 12C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 12E. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 152. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 153. Informan Penelitian ..................................................................... 164. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...................................... 165. Teknik Analisis Data................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Perilaku Bisnis dalam Berdagang1.Teori Perilaku Bisnis................................................................... 202.Teori Perilaku Bisnis Islami........................................................ 233.Perilaku Pengusaha Muslim........................................................ 334.Teori Pedagang Kaki Lima ......................................................... 38

B. Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima1.Teori Prospek Usaha ................................................................... 472.Teori Prospek Pedagang.............................................................. 493.Teori Prospek Ekonomi Islam..................................................... 53

C. Pariwisata........................................................................................ 55BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Benteng Marlbrough Kota Bengkulu................................. 58B. Jumlah Data Pengunjung ................................................................ 61C. Jumlah Pedagang Kawasan Benteng Marlborough ........................ 62D. Struktur Organisasi ......................................................................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian............................................................................... 66B. Pembahasan .................................................................................... 69

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ..................................................................................... 73B. Saran ............................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough.......................................... 3

Tabel 3.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough..........................................61

Tabel 3.2 Data Informan dan Jenis Bisnis Pedagang Benteng Marlborough.......63

Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough..........................................71

Page 12: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman modern ini selalu berkembang dan meningkatkan pertambahan

penduduk serta perkembangan sosial ekonomi bahkan semakin canggih teknologi

maka dapat mendorong kebutuhan manusia memenuhi kebutuhan. Menciptakan

suatu kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.1

Pariwisata sudah menjadi trend bagi masyarakat luas khususnya

Bengkulu, namun suatu daerah sering menghadapi kendala baik mengenai

langkah operasional maupun soal anggarannya. Sehingga daerah seharusnya

semakin mampu mengoptimalkan potensi pariwisata dengan mengerahkan semua

sektor pendukung.

Sektor pariwisata terkait dengan banyak sektor yaitu kerajinan,

pendidikan, kebudayaan, kesenian, investasi, sampai keamanan. Biarkan

pariwisata hidup dan berkembang sebagai bagian dari hidup segenap masyarakat.2

Pelaku ekonomi adalah individu-individu atau lembaga-lembaga yang

terlibat dalam proses kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi, maupun

1Soewarno Darsoprajitno, Ekologi Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 2013), h. 62Ronny Sugiantoro, Pariwisata : Antara Obsesi dan Realita, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa,

2000), h. 127

1

Page 13: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

2

konsumsi. Berperan dalam pelaku ekonomi adalah rumah tangga, masyarakat,

perusahaan/sektor usaha dan pemerintah.

Industri merupakan kekuatan yang mampu menciptakan perkembangan

perekonomian Indonesia karena sektor industri mampu menjaga kestabilan dalam

krisis global yang melanda Indonesia. Oleh sebab itu, pembangunan manufaktur

dalam kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang

setengah jadi, atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

kegunaannya.3

Salah satu contoh bagian industri yang dapat membantu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi terutama di Bengkulu yaitu pedagang sekitar wisata

Benteng Marlborough. Pertumbuhan industri pedagang ini sangat pesat akan

tetapi belum diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai

dan berdampak pada praktik di lapangan. Peranan sumber daya manusia ini sangat

penting dan berpotensial tinggi untuk suatu perusahaan khususnya pelaku bisnis.

Benteng Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan tentara

Inggris yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi-Kota Bengkulu. Benteng ini

dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1712-1718 di bawah pimpinan

Gubernur Jendral Josef Colin.4

Benteng Marlborough merupakan objek wisata bagi masyarakat nusantara

Indonesia. Oleh sebab itu, prospek usaha untuk berdagang kaki lima yang di

3Rinisti Apri Yani, “Pengaruh PengalamanKerja Terhadap Etos Kerja Karyawan di PTBengkulu Sawit Lestari Air Sulau Kecamatan Kedurang Ilir”, (Skripsi, Ekis, FEBI IAIN Bengkulu,2016), h. 1

4Hasanuddin, The Guide Book Fort Marlborough, Bengkulu : Dinas Kebudayaan dan PariwisataUPTD. POWAP Provinsi Bengkulu, h. 4

Page 14: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

3

lakukan oleh masyarakat setempat sangat membantu dalammemenuhi kebutuhan

sehari-hari.Walaupun banyak saingan denganpedagang yang telah menempati

kios-kios akan tetapi mereka masih tetap berjualan di kaki lima kawasan Benteng

Marlborough. Adapun data pengunjung Benteng Marlborough Kota Bengkulu,

sebagai berikut :5

Tabel 1.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough

No. Nama ObjekTahun

2013 2014 2015 2016

1 Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381

(s/d Agustus)

Sumber : UPTD POWAP

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah pengunjung Benteng

Marlborough mengalami naik turun pada setiap tahunnya sehingga mesti ada

peningkatan dalam pemasarannya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan

pengunjung pada hari-hari besar sangat ditunggu-tunggu oleh para pedagang di

sekitar kawasan wisata.

Persaingan yang ada pada pedagang kaki lima sangat bersaing dengan

pedagang yang mempunyai modal yang besar, ada sebagian pedagang kaki lima

meminjam modal pada pihak bank atau modal pribadi dan ada juga yang

mendapat bantuan dari kementerian sosial secara tunai berupa PKH (Program

Keluarga Harapan) dan KUBe (Kelompok Usaha Bersama) khususnya para Ibu-

5Almidianto, Kepala Seksi Pemasaran di UPTD POWAP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,hasil wawancara, tanggal 01 Maret 2017, pukul 09.46 WIB

Page 15: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

4

ibu. Akan tetapi mereka belum dapat bantuan secara langsung dari pemerintah

yang datang ke tempat berdagang pada tahun 2014 yang lalu.

Pedagang kaki lima akan tetap mempertahankan usahanya karena usaha

yang di jalankan sangat membantu perekonomian mereka. Dagangan yang ramai

dikunjungi oleh para pengunjung bisa dikatakan ramai musiman.

Menurut Dahliar dan Yendra, menerangkan bahwa dagangan lebih ramai

musiman yakni para pengunjung lebih ramai pada hari-hari besar dari pada hari-

hari biasa atau tidak menentu dikarenakan keinginan manusia yang tidak terbatas

dan kebutuhan manusia yang seharusnya terbatas.6

Aktivitas perdagangan tujuan utamanya adalah mencari keuntungan serta

praktik-praktik haram seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari

harga aslinya yang jatuhnya riba. Sebagaimana Qs. Al-Baqarah : 275,

menjelaskan tentang riba.7

6Dahliar dan Yendra, wawancara, tanggal 09 Februari 2017, Pukul 16.00 WIB7Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 13

Page 16: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

5

Artinya : Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdirimelainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan merekaberkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, PadahalAllah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yangtelah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (darimengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelumdatang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, merekakekal di dalamnya.

Uraian ayat diatas dapat disimpulkan bahwa riba diharamkan oleh Allah

kecuali dalam jual beli menghalalkan adanya tambahan. Tujuan dan semua praktik

tadi jika dalam ekonomi Islam dilarang, dalam ekonomi Islam mencari

keuntungan dipandang suatu hal yang fitrah yang mendapat semangat berinovasi

dan bersaing.

Setiap manusia mempunyai segala kebutuhan untuk bertahan hidup

memerlukan harta. Manusia senantiasa berusaha memperoleh harta salah satunya

dengan bekerja misalnya berbisnis khususnya pedagang.

Harta dapat diperoleh melalui perdagangan, kemitraan, sewa, keahlian dan

sebagainya. Sebelum menjadi Nabi, Muhammad SAW dalam memperoleh modal

dari janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak dapat menjalankan sendiri

bisnisnya berdasarkan prinsip kerjasama. Hal ini terjadi karena Nabi Muhammad

sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya.8

Islam mewajibkan setiap muslim khususnya yang memiliki tanggungan

untuk bekerja.9 Bekerja adalah mencari nafkah untuk setiap manusia, sebagaimana

8Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta :GemaInsani, 2003), h. 52

9Muhammad Ismail Yusanto, Muhamammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas BisnisIslami, (Jakarta : Gema Insani Pers, 2002), h.17

Page 17: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

6

Allah swt telah melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang

dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki tercantum dalam Qs. Al-Mulk :

15.

Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Makaberjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. danhanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

Sudah ada jaminannya bahwa rezeki itu tidak akan mungkin didapat

kecuali berusaha dan bekerja. Bekerja dibutuhkan bukan hanya sekali waktu

tetapi terus-menerus, jika ilmu tidak bermanfaat kalau tidak dipraktikan dengan

kerja. Pembangunan dan elangsungan hidup manusia di muka bumi tergantung

pada usahanya.10

Kegiatan bisnis khususnya berdagang yaitu bekerja dalam pandangan

Islam yang diarahkan dalam cara benar (halal) untuk mengerjakan sesuai yang

halal, dan mendapatkan pahala dari Allah swt.

Rasulullah sendiri pada awalnya adalah seorang pembisnis, bahkan

begitu juga dengan Khulafaurrasyidin dan kebanyakan sahabat lainnya. Sejalan

usianya yang semakin dewasa, Muhammad SAW semakin giat berdagang, baik

dengan modal sendiri, atau pun bermitra dengan orang lain. Muhammad SAW

adalah seorang pedagang profesional dan selalu menjunjung tinggi kejujuran,

maka dari itu ia dijuluki ’Al-amin’ (yang terpercaya).

10Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta : Teraju Kompleks, 2003), h.51

Page 18: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

7

Seseorang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhinya untuk bisa

hidup atau kesenangan dalam hidupnya. Ilmu ekonomi akan memusatkan

perhatiannya pada barang-barang atau benda-benda yang dapat memenuhi

kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas.11

Aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah

(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya namun dalam

cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram),

sebagaimana Qs. Al-An’am : 141.12

Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung danyang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macambuahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama(rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Diaberbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkankepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allahtidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Membuka usaha dengan jalan yang halal sangat terpuji, tidak merugikan

orang lain, sesuai dengan syari’at-syari’at Islam. Apabila meinginkan

kesejahteraan dunia dan akhirat, maka nafkahkanlah sebagian harta di jalan

11Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 10912Muhammad Ismail Yusanto, Muhamammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis

Islami,,,h.18

Page 19: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

8

Allah karena apa yang didapat di muka bumi ini semua datangnya dari Allah

SWT.

Manusia diberi kebebasan berusaha dimuka bumi untuk memakmurkan

kehidupannya, manusia sebagai khilafah fi al-ardh harus kreatif, inovatif, kerja

keras dan berjuang. Bukan berjuang untuk hidup, tapi hidup ini adalah

perjuangan untuk melaksanakan amanat Allah, pada hakikatnya untuk

kemaslahatan manusia itu sendiri.

Pada dasarnya Islam mempunyai peraturan perdagangan Islami terhadap

norma, etika agama, dan perikemanusiaan yang menjadi landasan pokok bagi

pasar Islam yang bersih, antara lain :

1. Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang diharamkan

2. Bersikap benar, amanah, dan jujur

3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga

4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli

5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan

6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat.13

Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebuah gerakan yang baru disertai

dengan misi dekonstrutif atas kegagalam ekonomi dunia dominan selama ini.14

Manusia harus mampu menjawab setiap tantangan pada setiap zaman, khususnya

persoalan ekonomi yang selalu berperan aktif.

13Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), h. 17314Muhammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h.1

Page 20: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

9

Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik

bagi setiap aktivitas ekonominya baik posisinya sebagai konsumen, produksi,

distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya untuk menciptakan

hartanya.15 Aktivitas perdagangan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan

yang bersifat horizontal karena keterkaitan secara langsung dengan sektor riil.

Sistem ekonomi Islam mengutamakan sektor riil dibandingkan sektor

moneter dan transaksi jual beli berkaitan dengan kedua sektor tersebut.16 Sehingga

lebih menekankan pada aspek pemerataan dan pengurangan jumlah kemiskinan

dengan pengembangan sektor riil ini dapat menyerap tenaga kerja.

Islam merupakan agama mayoritas yang dianut penduduk dunia dan yang

dalam ajarannya sangat mendorong kemajuan teknologi, termasuk berbagai

inovasi dalam sistem perdagangan. Namun demikian, berbagai jenis cara

berdagang ini harus dipahami benar dan dikaji kesesuaiannya dengan prinsip-

prinsip syariah dalam muamalah.17

Dalam muamalah pada dasarnya semua boleh dilakukan kecuali yang

dilarang, yaitu maisir, gharar, dan riba. Firman Allah SWT dalam surah An-

Nisaa’ ayat 29 :

15Muhammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam,,,, h. 2416Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 817Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah,,, h. 128

Page 21: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

10

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlahkamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayangkepadamu.

Begitu banyak aspek yang bisa mempengaruhi dalam meningkatkan

kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan kesejahteraan

tersebut adalah dari sektor kewirausahaan (entrepreneurship). Kewirausahaan

adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber

daya untuk mencari peluang menuju sukses.18

Kewirausahaan biasanya identik dengan keahlian seseorang dalam

menjalankan suatu bidang usaha yang bisa menghasilkan laba baginya.

Kewirausahaan tersebut biasanya dimulai dari usaha berskala kecil, yang

kemudian apabila usaha tersebut telah maju maka akan membuat usaha tersebut

diperhitungkan untuk dikembangkan.19

Usaha-usaha kecil dan terlihat sederhana tersebut apabila

dikembangkan dengan jiwa kewirausahaan yang baik, maka akan menghasilkan

laba yang cukup menguntungkan bagi pengelolanya bahkan untuk orang lain.

18Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemb Empat, 2008), Cet.4, h.2.19Arfan Sulaiman, “Prospek Usaha Pembuatan Batu Bata Dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pengusaha Batu Bata Di KelurahanPurnama Kota Dumai)”, Skripsi, JurusanEkonomi Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SultanSyarif Kasim Riau, 2012.

Page 22: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

11

Para pedagang musiman tidak setiap hari ada, tetapi hanya ada pada

hari-hari besar misal tahun baru, tabot, dan lain-lain. Dengan datangnya hari-hari

besar, sebagian masyarakat kebun Keling dan masyarakat yang bukan penduduk

asli (merantau) melakukan beberapa perilaku ekonomi guna memanfaatkan situasi

tersebut untuk menjadi pedagang musiman.

Pedagang adalah orang atau instansi yang memperjual belikan

produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak

langsung. Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup, kebutuhan hidup manusia

diperoleh melalui proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang

bersangkutan, seperti internalisasi, sosialisasi, dan enkuturasi.20 Dengan proses

belajar ini para pedagang musiman di Kelurahan Kampung Cina melakukan

perilaku ekonomi khususnya pedagang musiman.

Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk

menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri dengan cara

mengembangkan dan mentransformasikan sumber daya alam yang diinginkan

konsumen.

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan membuktikan

dengan menganalisa tentang prospek usaha dan perilaku bisnis. Maka penulis

ingin mengadakan penelitian untuk karya ilmiah dengan judul “Prospek Usaha

20Aji Efendi, “Perilaku Ekonomi Pedagang Musiman Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan(Studi Kasus Pada Penjual Durian Di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang)”,Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2009.

Page 23: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

12

dan Perilaku Bisnis Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Wisata Benteng

Marlborough Kota Bengkulu Dalam Perspektif Islam”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng

Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam ?

2. Bagaimana prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng

Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng

Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam

2. Untuk mengetahui prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata

Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berguna untuk pengembangan, pelatihan, dan gambaran

dengan praktik penerapan pariwisata. Selain itu bermanfaat secara teori dan

aplikasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi khususnya devisa pendapatan

terhadap kemakmuran daerah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi masyarakat sekitar wisata adalah untuk memberikan masukan

pendapatan dalam wadah wirausahawan dan sebagai wadah sosialisasi

antara dinas kebudayaan dan pariwisata dengan masyarakat dalam bekerja

Page 24: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

13

sama untuk mewujudkan kesejahteraan maka adanya pengolahan dalam

menjaga kelestarian lingkungan.

b. Bagi pemerintah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai

sumbangan pemikiran masyarakat mengenai perilaku pedagang kaki lima

di kawasan wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif

Islam. Sehingga adanya forum informasi dan koordinasi yang menjadi

rujukan bagi pemerintah dan instansi lainnya.

c. Bagi Mahasiswa, khususnya program studi Ekonomi Syari’ah dalam

penelitian ini dapat menjadikan rujukan, motivasi, bahkan bahan

pemahaman tentang perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata

Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam.

E. Penelitian Terdahulu

Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan

Semarang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”, pada tahun 2015. Dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi,wawancara, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis.

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan: Pertama pemahaman pedagang di pasar

tradisional Ngaliyan Semarang mengenai etika bisnis Islam disimpulkan bahwa

para pedagang tidak mengetahui etika bisnis Islam. Kedua perilaku pedagang di

pasar tradisional NgaliyanSemarang telah sesuai dengan etika bisnis Islam.21

Perbedaan dalam penelitian ini adalah perilaku pedagang pasar tradisional

21Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif EtikaBisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015

Page 25: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

14

sedangkan penulis yang akan diteliti perilaku pedagang sekitar dan sama-sama

menggunakan pedagang.

Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai

Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi

Islam”, pada tahun 2011. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode

observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian

lapangan.Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa prospek pedagang kaki

lima di Pantai Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis mempunyai

prospek yang baik dan bagus dalam menjual barang daganganya. Hal ini terbukti

dari angket yang penulis sebarkan menyatakan 13 orang atau 48.14% dari

responden menyatakan berjualan secara kaki lima di Pantai Selat Baru

menyatakan banyak peningkatan. Sedangkan berdagang menetap secara kaki lima

di Pantai Selat Baru juga mendapat keuntungan yang besar dari pada berdagang di

tempat lain, terbukti dari hasil angket yang disebarkan oleh penulis 16 orang atau

59.26% dari responden menyatakan berdagang secara kaki lima dipantai Selat

baru lebih besar keuntungan yang didapati, dari pada tempat lain yang banyak

saingan yang mempunyai modal yang lebih besar.22 Perbedaan dalam peneliti

adalah prospek usaha pedagang kaki lima di Pantai Selat Baru sedang penulis

yang akan teliti prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata

22Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan BantanKabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, FakultasSyariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011

Page 26: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

15

Benteng Malabrough Kota Bengkulu dan sama-sama menggunakan pedagang

kaki lima.

F. Metode Penelitian

a. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif karena untuk mengetahui lalu

menjabarkan prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan

wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam,

penelitian ini berhubungan langsung dengan objek yang diteliti yakni para

pedagang sehingga menggambarkan secara relevan dan akurat sesuai

pengamatan akan fakta pada bidang tersebut.

Pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dalam bentuk analisis dari

objek penelitian. Maka pendekatan ini akan memahami tindakan manusia

secara langsung dan menghasilkan data yang diolah melalui analisis data

secara induktif maupun naratif. Demikian penelitian yang dilakukan ini

tentang prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata

Benteng Marlborough berdasarkan perspektif Islam.

b. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari tanggal 17 Februari 2017 sampai

dengan selesai pada tanggal 17 Maret 2017. Lokasi penelitian ini di Jl. Kebun

Kling Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara. Benteng

Marlborough Kota Bengkulu dan sekitarnya karena merupakan pusat

Page 27: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

16

informasi, komunikasi, serta pelayanan sehingga memudahkan peneliti untuk

mengambil sampel penelitian.

c. Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah para pedagang kaki lima di kawasan

Benteng Marlborough Kota Bengkulu sedangkan sampel yang diambil 20

orang yakni 10 orang para pedagang (pedagang pakaian, pedagang makanan

dan minuman, serta pedagang aksesoris), dan 5 orang para pengelola Benteng

Marlborough (kepala seksi pemasaran/ para tokoh masyarakat, kepala TU, dan

staf TU), serta 5 orang konsumen (pembeli). Berdasarkan survei dan

pengamatan yang diteliti hanya 10 orang pedagang dikarenakan perilaku

pedagang secara keseluruhan menunjukan sama dan teknik sampling yang

digunakan adalah teknik probability sampling yakni random sampling.

Random sampling adalah pengambilan anggota sampel dan populasi

secara acak dengan syarat populasi homogen. Demikian hal ini

mengelompokan informan berdasarkan jenis bisnis, kemudian dari masing-

masing kategori diambil satu sampel. Sehingga jumlah dalam penelitian ini

sepuluh informan.

d. Sumber Data dan Teknik Pengambilan Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu sumber primer yang

merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian sehingga data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal karya ilmiah, berita,

artikel.

Page 28: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

17

Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang relevan

yaitu :

1. Observasi bertujuan untuk pengumpulan data dengan cara mengamati

langsung, berupa pengamatan langsung kepada para pedagang

2. Wawancara tidak terstuktur bertujuan untuk pengumpulan data dimana

wawancara yang dilakukan tidak secara sistematis, ditujukan kepada para

pedagang, para pengunjung (pembeli), dan para pengelola Benteng

Marlborough

3. Dokumentasi yaitu untuk catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang dijadikan

sumber rujukan dalam penulisan skripsi dan sumber dari UPTD POWAP

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bengkulu.

e. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data melalui tiga cara

yaitu : reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan atau verifikasi.

Dalam proses analisis data penelitian ini menggunakan analisis

deskripstif kualitatif adalah menggambarkan dan menjabarkan secara jelas

mengenai perilaku bisnis pedagang sekitar wisata Benteng Marlborough Kota

Bengkulu, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Data hasil analisis tidak

menggunakan angka-angka, tetapi dideskripsikan berdasarkan data hasil

Page 29: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

18

wawancara dan observasi yang diyakini kevalidannya. Setelah itu data yang

diperoleh dari wawancara danobservasi dirangkum, memilih hal-hal yang

pokok sertamemfokuskan pada hal-hal yang penting. Kemudian data disajikan

sehingga memudahkan untuk merencanakan kerja selanjutnya. Langkah

berikutnya data dianalisis dan ditarik kesimpulan sesuai penelitian yang diteliti

untuk menjawab masalah.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu

menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil

penelitian yang baik dan mudahdipahami. Adapun sistematika tersebut sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan

sistematika penulisan

BAB II : PEMBAHASAN UMUM

Bab ini terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab yang pertama

menjelaskan konsep perilaku bisnis yang didalamnya terdapat penjabaran

mengenai pengertian perilaku, pengertian bisnis dan pengertian pedagang. Sub

bab yang kedua tentang prospek usaha pedagang. Sub bab ketiga menjelaskan

tentang pariwisata.

Page 30: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

19

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini terdapat beberapa sub bab. Sub bab pertama berisi sejarah

Benteng Marlborough, sub bab kedua berisi jumlah pengunjung, sub bab ketiga

berisi jumlah dan jenis pedagang.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang disesuaikan dengan

rumusan masalah dan memuat deskripsi lokasi penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab masalah dan tujuan

penelitian berupa deskripsi dan saran yang merupakan masukan peneliti yang

direflesikan dari temuan-temuan penelitian.

Page 31: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

20

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Perilaku Bisnis dalam Berdagang

1. Perilaku Bisnis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku diartikan sebagai

tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.1 Sehingga

berkaitan dengan suatu etika yakni etika bisnis.

Perilaku yang etis yaitu perilaku yang mengikuti perintah Allah SWT dan

menjauhi larangan-Nya, etika bisnis banyak dibahas dalam berbagai literatur dan

sumber utamanya adalah al-quran dan hadis. Perilaku (manusia) adalah

serangkaian kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.2

Perilaku yang ditunjukkan oleh para pedagang ataupun pembinis bisa

dilihat saat diajak kerjasama oleh sebab itu perilaku sebagai adat kebiasaan

manusia menjadi tolak ukur dalam kehidupan untuk beradaptasi dengan

lingkungan sekitar dan tingkah laku yang mencerminkan kepribadian seseorang

dalam menanggapi suatu masalah.

1http://kbbi.web.id/perilaku, diakses pada Minggu, 03 Maret 2017, pukul 15 : 57 WIB.2Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam

Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 21

20

Page 32: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

21

Etika adalah model perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan

hubungan antara manusia dan meminimalkan penyimpangan bertujuan untuk

kesejahteraan masyarakat.3

Menurut Solomon dikutip oleh Iwan Triyuwono bahwa makna ethos ini

tidak lain adalah karakter dari suatu budaya sedangkan etika pada sisi lain

umumnya berkenaan dengan karakter individu dan berkenaan dengan aturan-

aturan sosial sehingga mengatur dan membatasi perilaku di mana dengannya kita

hidup.4

Menurut Mushtaq Ahamad, etika Islam dalam jual beli diterapkan

dengan mengacu pada tiga kerangka pokok yakni kebebasan berekonomi,

keadilan dan perilaku yang diperintahkan dan dipuji.5

Pelaku bisnis diharapkan harus mampu membangun meningkatkan

tingkat kepercayaan dari para relasinya baik itu keadilan, kejujuran, dan lain-lain.

Islam tidak mengabaikan fakta ini dan siap mengantisipasi kebudayaan Barat

khususnya sistem ekonomi caranya adalah dengan memasukkan nilai etika ke

dalam ekonomi.

Menurut J. Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal

yang baru di dalam Islam karena ketika Islam benar-benar dijadikan pedoman

utama dalam kehidupan sehari-hari.6

3Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2009),h.202

4Iwan Triyuwono, Akutansi Syariah : Perspektif , Metodologi, dan Teori, (Jakarta : RajawaliPers, 2012), h.80

5Dede Nurohman, Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Teras, 2011), h.636Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam,,, h.55

Page 33: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

22

Menurut Purwanto, perilaku adalah segala tindakan atau perbuatan

manusia yang kelihatan atau tidak kelihatan yang didasari maupun tidak didasari

termasuk didalamnya cara berbicara, cara melakukan sesuatu dan bereaksi

terhadap segala sesuatu yang datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya.7

Perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan hubungan antara manusia

meminimalkan penyimpangan dan berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.

Maka pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai

aktivitasnya artinya usaha yang ia lakukan harus mampu memupuk atau

membangun tingkat kepercayaan dari para relasinya.8

Perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap sendiri dibentuk oleh sistem nilai

dan pengetahuan yang dimiliki manusia. Maka kegiatan apapun yang dilakukan

manusia hampir selalu dilatar belakangi oleh pengetahuan pikiran dan

kepercayaannya. Perilaku ekonomi yang bersifat subyektif tidak hanya dapat

dilihat pada perilaku konsumen, tetapi juga perilaku pedagang. Sama halnya

dengan perilaku konsumen, perilaku pedagang tidak semata-mata dipengaruhi

oleh pengetahuannya yang bersifat rasional tetapi juga oleh sistem nilai yang

diyakini. Wirausaha juga mendasari perilaku ekonominya dengan seperangkat

etika yang diyakini. Karena itu perilaku ekonomi wirausaha tidak semata-mata

mempertimbangkan faktor benar dan tidak benar menurut ilmu ekonomi dan

7Zakiyah dan Bintang Wirawan, Pemahaman Nilai-Nilai Syari’ah Terhadap PerilakuBerdagang (Studi pada Pedagang di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung), Jurnal Sociologie, Vol. 1,No. 4, h. 331. Diakses 17 Maret 2017, pukul 17.00 WIB.

8Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,,, h. 203

Page 34: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

23

hukum atau berdasarkan pengalaman, tetapi juga mempertimbangkan faktor baik

dan tidak baik menurut etika.9

2. Teori Perilaku Bisnis Islami

Perilaku bisnis syariah yang mendidik supaya pelaku bisnis dapat

menjalankan bisnisnya sesuai kaidah-kaidah al-quran dan hadis, yaitu :10

1. Takwa yakni selalu mengingat Allah dalam aktivitas jadi nilai-nilai religius

hadir di kala melakukan transaksi bisnis karena terbebas dari sifat kecurangan,

kebohongan, kelicikan, dan penipuan dalam melakukan bisnis

2. Aqshid yaitu sederhana, rendah hati, lemah lembut, santun yang merupakan

fondasi dasar dan inti dari tingkah laku. Sebagaimana Qs. Ali ‘Imron : 159

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembutterhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulahmereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya.Pebisnis muslim diharuskan untuk berlaku manis dan dermawan terhadap

orang-orang miskin karena alasan tertentu ia tidak mampu memberikan sesuatu

9Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 23

10Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 187

Page 35: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

24

kepada mereka dan setidaknya perlakukanlah dengan sopan dan kata-kata yang

baik.11

3. Khidmad yaitu melayani dengan baik, sikap utama dari pebisnis dan bersahabat

dengan mitra bisnisnya. Dalam kehidupan sehari-hari itu dalam transaksi

maupun pinjam-meminjam merupakan bentuk toleransi kesediaan untuk

memperpanjang rentang waktu sehingga memudahkan orang lain, sebagaimana

Rasulullah mempromosika kepada manusia sebagai berikut : (1). “Barang

siapa yang menolong orang mukmin yang sedang mengalami kesulitan untuk

membayar hutang atau tidak memintanya sama sekali, Allah akan menolong

kesulitannya di akhirat. (HR. Muslim).” (2). Barang siapa membebaskan

seorang mukmin dari kesusahannya atau menolong orang teraniaya, Allah swt

memberikan kepadanya 73 ampunan.

4. Amanah yakni harus menghiasi seorang muslim dalam setiap gerak langkah

dan perilaku bisnisnya secara terus menerus. Jika ingin mengetahui sejauh

mana tingkat kejujuran seseorang, ajaklah kerja sama dalam bisnis di sana akan

kelihatan sifat aslinya.

Bisnis Islami adalah upaya pengembangan modal untuk kebutuhan hidup

yang dilakukan dengan mengindahkan etika Islam. Selain menetapkan etika,

Islam juga mendorong umatmanusia untuk mengembangkan bisnis.12

Prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak,

dan sebagainya).13Dalam pelaksanaan etika bisnis ada beberapa prinsip yang harus

11M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing,2003),h.325

12Bambang Subandi, Bisnis Sebagai Strategi Islam, (Surabaya : Paramedia, 2000), h .65

Page 36: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

25

dianut oleh pelaku etika bisnis. Maka prinsip-prinsip dapat dirinci dengan kategori

yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Menurut Syed Nawab Naqwi dikutip oleh R. Lukman Fauroni, kesatuan di

sini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang

memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang

ekonomi, politik, dan sosial menjadi suatu homogeneous whole atau keseluruhan

homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang

menyeluruh.14

Konsep tauhid (dimensi vertikal) berarti Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa

menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk

memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.

Setiap manusia harus tetap mengingat Allah SWT dan menjauhi larangan-

Nya walaupun para pedagang menjual dagangannya maka tetap yakin bahwa rezeki

datang dari Allah dan sumber daya alam Allah yang menciptakan alam semesta

sehingga produksi tidak terbatas namun ada batasannya sesuai prinsip syariah serta

berusaha dalam bekerja, berdoa untuk kelancaran usahanya.

Konsep tauhid mengintegrasikan aspek religius, dengan aspek-aspek lainnya,

seperti ekonomi, akan mendorong manusia kedalam suatu keutuhan yang selaras,

konsisten, dalam dirinya, dan selalu merasa diawasi oleh Tuhan.15

13Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta:Balai Pustaka, 2005, h. 896

14R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2006, h.144

15Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta : Teraju Kompleks, 2003), h. 22

Page 37: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

26

Dalam konsep ini akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia

akan merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas

ekonomi. Karena Allah SWT mempunyai sifat Raqib (Maha Mengawasi) atas

seluruh gerak langkah aktivitas kehidupan makhluk ciptaan-Nya.

Penerapan konsep ini, maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas

bisnisnya tidak akan melakukan paling tidak tiga halsebagai berikut:

1) Menghindari adanya diskriminasi terhadap pekerja, pemasok, pembeli atau siapa

pun atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin, atau agama

2) Menghindari terjadinya praktek-praktek kotorbisnis, hal ini dimaksudkan agar

para pelaku bisnis senantiasa takut akan segala larangan yang telah digariskan

3) Menghindari praktek menimbun kekayaan atau harta benda.

Prinsip keseimbangan (Equilibrium) yang berisikan ajaran keadilan

merupakan salah satu prinsip dasar harus dipegang oleh siapapun dalam

kehidupannya berkaitan dengan kepentingan perorangan dan kepentingan umum

serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.16

Keseimbangan atau adl menggambarkan dimensi horizontal ajaran

Islam, dan berhubungan dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta.

Hukum dan keteraturan yang kita lihat di alam semesta merefleksikan konsep

keseimbangan yang rumit ini.

Menjaga keseimbangan antara mereka yang berpunya dan mereka yang

tak berpunya, Allah SWT menekankan arti penting sikap saling memberi dan

16Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Eonomi, (Jakarta : RajawaliPers, 2014), h. 29

Page 38: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

27

mengutuk tindakan mengkonsumsi yang berlebih-lebihan. Dalam beraktivitas di

dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil tak terkecuali

kepada pihak yang tidak disukai.17

Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak

lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku

sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Sebagaimana firman Allah

dalam QS. Al-Qamar : 49

Artinya :

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Pada struktur ekonomi dan bisnis, agar kualitas keseimbangan dapat

mengendalikan semua tindakan manusia, maka harus memenuhi beberapa

persyaratan. Pertama, hubungan-hubungan dasar antar konsumsi, distribusi

danproduksi harus berhenti pada suatu keseimbangan tertentudemi menghindari

pemusatan kekuasaan ekonomi danbisnis dalam genggaman segelintir orang.

Kedua, keadaan perekonomian yang tidak konsisten dalam distribusi pendapatan

dan kekayaan harus ditolak karena Islam menolak daur tertutup pendapatan dan

kekayaan yang menjadi semakin menyempit. Ketiga, akibat pengaruh dari sikap

egali tarian yang kuat demikian, maka dalam ekonomi dan bisnis Islam tidak

mengakui adanya, baik hak milik yang terbatas maupun sistem pasar yang bebas

17A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran, (Jakarta : Amah, 2010), h.81

Page 39: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

28

tak terkendali. Hal ini disebabkan bahwa ekonomi dan bisnis dalam pandangan

Islam bertujuan bagi penciptaan keadilan sosial.18

Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan landasan pikir

kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan harta benda agar harta

benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan bagi menjadi

media menuju kesempurnaan jiwa manusia menjadi khalifah.

Mengenai masalah harta manusia seringkali tidak hanya ingin

memperoleh sekedar yang diperlukan pada suatu waku tetapi akan lebih

menikmati apabila dapat memperoleh harta guna memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya suatu waktu.19

Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk

mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannnya ke

bumi.20 Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun

oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberikan kemampuan untuk

berpikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan hidup yang ia

inginkan, dan yang paling penting, untuk bertindak berdasarkan aturan apapun

yang ia pilih. Tidak seperti halnya ciptaan Allah SWT yang lain di alam

semestass, ia dapat memilih perilaku etis ataupun tidak etis yang akan ia

jalankan.

18Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif EtikaBisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015

19Dede Nurohman, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam,,,h. 5020Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam

Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 43

Page 40: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

29

Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat

berperan efektif dalam kehidupan perekonomian. Hukum Allah SWT

mengendalikan hubungan antara penciptaan manusia dan beban manusia dalam

QS. Al-Baqarah : 286 yaitu “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

dengan kesanggupannya”.21

Manusia memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal,

tak terkecuali kebebasan dalam melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu,

pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum menawarkan dan

permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar tidak terdistorsi oleh

tangan-tangan yang sengaja mempermainkannya.

Islam tidak memberikan ruang kepada intervensi dari pihak mana pun

untuk menentukan harga, kecuali dan hanya kecuali adanya kondisi darurat.

Pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya

sebuah komoditas di pasar. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi adanya

pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional.

Namun, dalam Islam tentunya kehendak bebas dan berlaku bebas dalam

menjalankan roda bisnis harus benar-benar dilandaskan pada aturan-aturan

syariah. Tidak diperkenankan melakukan persaingan dengan cara-cara yang

kotor dan bisa merugikan orang banyak.

Konsep ini dalam aktivitas ekonomi mengarahkan kepada kebaikan

setiap kepentingan untuk seluruh komunitas Islam dengan adanya larang bentuk

21Ali Yafie, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h.34

Page 41: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

30

monopoli, kecurangan, dan praktik riba adalah jaminan terhadap terciptanya

suatu mekanisme pasar yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa

adanya keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu.

Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini memang dibekali potensi

kehendak bebas dalam melakukan apa saja demi mencapai tujuannya lebih dari

itu potensi kebebasan yang telah dianugerahkan Allah.22

Hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk mengarahkan serta

membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik sesuai aturan-aturan

syari’ah. Berdasarkan hal tersebut, kemudian berkehendak atau berlaku bebas

dapat diterapkan pada semua aspek kehidupan ini, tak terkecuali dalam dunia

perekonomian khususnya bisnis.

Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-ajaran

Islam. Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh

manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban. Untuk memenuhi

tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan

tindakannya.23

Dalam dunia bisnis pertanggung jawaban juga sangat berlaku. Setelah

melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai bentuk kebebasan, bukan

berarti semuanya selesai saat tujuan yang dikehendaki tercapai, atau ketika

sudah mendapatkan keuntungan.

22Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 2323P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008), h. 3

Page 42: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

31

Semua itu perlu adanya pertanggung jawaban atas apa yang telah

pebisnis lakukan, baik itu pertanggung jawaban ketika ia bertransaksi,

memproduksi barang, melakukan jual beli, melakukan perjanjian dan lain

sebagainya, semuanya harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang

berlaku. Tanggung jawab merupakan suatu prinsip dinamis yang berhubungan

dengan perilaku manusia.24

Kekuatan dinamis individu menciptakan satu kehidupan yang dinamis

dalam masyarakat. Konsepsi tanggung jawab dalam Islam mempunyai sifat

terlapis ganda dan terfokus baik dari tingkat mikro (individual) maupun tingkat

makro (organisasi dan sosial), yang kedua-duanya harus dilakukan secara

bersama-sama.

Menurut Sayyid Qutub Islam mempunyai prinsip pertanggung jawaban

yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya antara jiwa dan raga,

antara person dan keluarga, individu dan sosial antara suatu masyarakat dengan

masyarakat lainnya.25

Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang

memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu yang

mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan kata lain beribadah dan berbuat

baik seakan-akan melihat Allah, tujuannya mashlahah.26

24Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 2425R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al-Qur’an,,,h. 14626A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.45

Page 43: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

32

Keihsanan adalah tindakan terpuji yang dapat mempengaruhi hampir

setiap aspek dalam hidup, keihsanan adalah atribut yang selalu mempunyai

tempat terbaik disisi Allah.

Kedermawanan hati (leniency) dapat terkait dengan keihsanan. Jika

diekspresikan dalam bentuk perilaku kesopanan dan kesantunan, pemaaf,

mempermudah kesulitan yang dialami orang lain. Dalam pandangan Islam sikap

ini sangat dianjurkan dan Kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang

berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi prioritas.

Menurut Al-Ghazali terdapat tiga prinsip pengejawantahan kebajikan :

Pertama, memberi kelonggaran waktu kepada pihak terutang untuk membayar

utangnya, jika perlu mengutangi utangnya. Kedua, menerima pengembalian

barang yang sudah dibeli. Ketiga, membayar utang sebelum waktu penagihan

tiba.27

Bisnis Islami juga dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis

dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa)

termasuk profitnya.28Namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan

pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram. Sesuai dalam firman

Allah SWT dalam Q.S.Al-Baqarah: 188 :

27Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah,,, h. 18828A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.19

Page 44: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

33

Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagianyang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamumembawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakansebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,Padahal kamu mengetahui.

Menurut Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma

dikutip oleh A. Kadir bahwa kendali bisnis syariah bertujuan untuk mencapai

empat hal yaitu (1) target hasil profit maeri maupun non materi, (2) perumbuhan

artinya terus meningkat, (3) keberlangsungan dalam kurun waktu selama

mungkin, (4) keberkahan atau keridhaan Allah.29

3. Perilaku Pengusaha Muslim

a. Konsep Perilaku Pengusaha

Perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas meliputi semua kegiatan atau aktifitas

manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak

luar.30Sedangkan pengusaha yang biasa disebut wirausaha adalah berasal dari dua

kata yaitu wira yang artinya pahlawan, dan usaha yang artinya melakukan

kegiatan ekonomi, sehingga wirausaha dapat di definisikan sebagai seorang yang

dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan

mencapai hasil yang dapat dibanggakan dan bermanfaat untuk dirinya sendiri

maupun orang lain.31

Dalam penelitian ini objek yang diteliti yaitu pengusaha muslim yakni

pengusaha yang beragama Islam. Maka peneliti menarik kesimpulan bahwa

29A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.3530http://digilib.unimus.ac.id/files/pdf/, diakses tanggal 13 Maret 2016, pukul 09:52 WIB31Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2004), h. 367.

Page 45: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

34

perilaku pengusaha muslim adalah segala tindakan atau aktifitas pengusaha dalam

menjalankan kegiatan usaha dengan mempertimbangkan baikburuknya sesuai

konsep Islam. Sedangkan menurut Murdeni Muis, perilaku wirausaha muslim itu

harus sesuai dengan ajaran agama Islam, dan harus memiliki konsep yang berbeda

yakni menggunakan konsep keadilan, sehingga konsep syari’ah akan dapat

mencapai masyarakat yang adil dan makmur.32

b. Perilaku Rasulullah saw. dalam Berbisnis

Malahayati menjelaskan beberapa perilaku Rasulullah saw. yang harus

ditiru oleh ummatnya dalam berbisnis adalah:33

1) Meyakini kerja sebagai ibadah, dengan keyakinan bahwa apapun yang

dikerjakannya ibadah, maka semangat akan timbul dari dalam diri dalam

menjalankannya. Allah menyerukan manusia untuk bekerja dengan sungguh-

sungguhagar lebih memahami dan menghargai waktu dengan aktifitasyang

bernilai ibadah. Diantara ayat Al-Quran yang menyerukan manusia untuk

bekerja sebagai berikut :

Artinya : Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dantidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.‛ (QS.Al-Furqan: 47).

32Murdeni Muis, Kepribadian dan Perilaku Wirausaha Muslim, Cet. ke-1 (Medan: USUPress,2007), h. 8.

33Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, (Yogyakarta: Jogja Great Publisher, 2010), h.36-55.

Page 46: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

35

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nyaserta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akandikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yangnyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.‛ (QS.At-Taubah: 105)

2) Kreatif, perilaku pengusaha kreatif akan menciptakan suatu barang yang baru

atau metode baru sehingga menarik untuk dipasarkan. Kreatif diartikan

dengan melakukan atau menciptakan hal-hal yang baru dari sebelumnya, ada 3

manfaat kreatif, yaitu: menghindarkan dari kejenuhan, membuat hidup lebih

hidup.34Islam memberikan perhatian besar bagi pentingnya penguasaan

keahlian seperti kekreatifan. Salah satunya dengan memanfaatkan apa yang

ada di bumi dan tidak merusaknya, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmudari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain)sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamuberbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.‛ (QS. Al-Qasas}: 77)

3) Memiliki pengetahuan, tentu semua pebisnis memiliki pengetahuan yang

berbeda. Namun, bagi perilaku muslim mengetahui dan mempraktikkan bisnis

34Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,,h. 39.

Page 47: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

36

ala Rasulullah merupakan satu hal yang wajib. Pengetahuan itu diantaranya

mengetahui peluang usaha, mengetahui bagaimana menghadapinya.35

4) Visioner, ada empat paradigma yang menjadi landasan pengusaha yang

visioner, yaitu: mampu memprediksi kemungkinan di masa yang akan datang,

penyesuaian terhadap lingkungan kerja, harus dinamis dalam mengantisipasi

berbagai macam kemungkinan, kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan

atau bentuk yang telah ada sebelumnya.36

c. Jenis dan Usaha Bisnis

Dalam bidang bisnis atau usaha bentuk rizki itu tertuang dalam

pendapatan atau laba. Jalan yang di tempuh dalam bisnis beraneka ragam

sehingga bisa dilihat dari jalan tersebut, bisnis itu mempunyai norma-norma

sendiri. Namun demikian, segala jalan yang ditempuh dapat dikelompokkan

dalam 4 kelompok, yaitu :37

1) Industrial Business

Bisnis dalam pengelolaan barang/komoditi (Industrial Business) yaitu bisnis

yang dapat mencapai laba dengan menghasilkan barang atau pengolahan

sendiri, kemudian barang tersebut dijual kepada pihak lain yang membutuhkan

yaitu pemakai komoditas yang disebut dengan konsumen. Dengan singkat

dapat disebutkan bahwa industrial business menjual barang produk buatan

sendiri. Industrial Business terbagi lagi menjadi 4 kelompok yaitu: bisnis

35Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,, h. 43.36Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,, h. 4737Ismail Nawawi, Isu-isu Ekonomi Islam Kompilasi Pemikiran Filsafat dan Teori Menuju

Praktek di Tengah Arus Ekonomi Global, (Jakarta: VIV Press, 2013), h. 166-169.

Page 48: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

37

industri pengembangan bibit (Genetic Industrial Business), bisnis industri

perusakan bahan (Extractive Industrial Business), bisnis industri pengolahan

bahan mentah (Manufacturing Industrial Business), dan bisnis industri

konstruksi (Constructive Industrial Business).

2) Trading Business

Bisnis jual beli (Trading Business) yaitu bisnis yang dalam mencapai labanya

dilakukan dengan jalan membeli dari industriawan, kemudian dijual kepada

pihak lain. Dengan kata lain menjual barang buatan orang lain. Dalam praktik

Trading Business terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: bisnis besar/grosir

(Wholesale Trading Business) dan pedagang kecil/eceran (Retail Trading

Business).

3) Service Business

Pelayanan bisnis (Service Business) yaitu bisnis yang dalam mencapai labanya

dilakukan dengan memberikan pertolongan/ bantuan/ pelayanan/ jasa kepada

pihak lain baik kepada produsen, businessman lain, maupun konsumen.

Diantara sekian banyak jasa-jasa yang diberikan yang banyak dijumpai adalah

bisnis jasa angkutan (Transportation Service Business), bisnis jasa

telekomunikasi (Communication Service Business), bisnis jasa perbankan

(Banking Service Business), dan bisnis jasa asuransi (Insurance Service

Business).

Page 49: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

38

4) Facilitation Business

Istilah fasilitas bisnis (Facilitation Business) yaitu bisnis yang mencapai

labanya dilakukan dengan menyediakan fasilitas.38Facilitation business

sifatnya dipinjamkan/ disewakan untuk jangka waktu tertentu dan jika telah

selesai jangka waktunya, fasilitas tersebut dikembalikan lagi. Jenis usaha ini

yang banyak dijumpai adalah bisnis penyedia fasilitas bisnis (Land

Facilitation Business) berupa lahan/ tanah, bisnis penyedia fasilitas gedung

(Building Facilitation Business), bisnis penyedia fasilitas peralatan

(Equipment Facilitation Business), dan bisnis fasilitas komoditi (Commodity

Facilitation Business).

4. Pengertian Pedagang Kaki Lima

Istilah dagang sama pekerjaan jual beli, itu satu makna jual-beli ( لیبع (ا

secara bahasa menjual, menganti dan menukar (sesuatu dengan sesuatu barang

yang lainnya).39

Secara terminologi jual beli memiliki makna yang luas yaitu segala

bentuk yang berkaian dengan proses permindahan hak milik barang atau asset

38Sofyan Asmadi, “Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 1997 Tentang KetertibanUmum Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima Di Pasar Mandau Duri Kecamatan Mandau KabupatenBengkalis”, Skripsi, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam NegeriSultanSyarif Kasim Riau, 2015, h. 24

39M. Salman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Reality Publisher, 2006), h.167

Page 50: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

39

kepada orang lain, baik berupa pertukaran antara barang dengan barang ataupun

lainnya.40

Pedagang sama artinya pengusaha, pedagang kaki lima atau disingkat

PKL istilah untuk disebut penjaja dagangan yang menggunakan grobak. Istilah itu

sering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya ada lima, lima kaki tersebut

adalah 2 kaki pedagang 3 kaki gerobak (yang sebenarnya 3 roda atau 2 roda dan

satu kaki)41 yang istilah ini sering digunakan untuk pedagang di jalanan pada

umumnya.

Pedagan kaki lima atau yang sering disebut PKL merupakan sebuah

komunitas yang kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan area pinggir jalan

raya untuk mengais rezeki dengan menggelar dagangannya atau gerobaknya di

pinggir-pinggir perlintasan jalan raya. Bila melihat sejarah dari permulaan

adanya Pedagang Kaki Lima, PKL atau pedagang kaki lima sudah ada sejak

masa penjajahan Kolonial Belanda.

Pada masa penjajahan kolonial peraturan pemerintahan waktu itu

menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan

sarana untuk Para pedestrian atau pejalan kaki yang sekarang ini disebut dengan

trotoar. Lebar ruas untuk sarana bagi para pejalan kaki atau trotoar ini adalah 5

kaki atau 5 feet (feet = satuan panjang yang umum digunakan di Britania Raya

dan Amerika Serikat). 1 kaki adalah sekitar sepertiga meter atau tepatnya 0,3048

40Dede Nurohman, Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam,,,h.6241https://www.Pengertian Pedagang. Diakses 17 Maret 2017, pukul 20.06 Wib

Page 51: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

40

m. Maka 5 feet atau 5 kaki adalah sekitar satu setengah meter.42 Selain itu juga

pemerintahan pada waktu itu juga menghimbau agar sebelah luar dari trotoar

diberi ruang yang agak lebar atau agak jauh dari pemukiman penduduk untuk

dijadikan taman sebagai penghijauan dan resapan air.

Dengan adanya tempat atau ruang yang agak lebar itu kemudian para

pedagang mulai banyak menempatkan gerobaknya untuk sekedar beristirahat

sambil menunggu adanya para pembeli yang membeli dagangannya. Seiring

perjalanan waktu banyak pedagang yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai

tempat untuk berjualan sehingga mengundang para pejalan kaki yang kebetulan

lewat untuk membeli makanan, minuman sekaligus beristirahat. Berawal dari

situ maka Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut mereka sebagai Pedagang

Lima Kaki buah pikiran dari pedagang yang berjualan di area pinggir perlintasan

para pejalan kaki atau trotoar yang mempunyai lebar Lima Kaki.

Seiring perjalanan waktu para pedagang lima kaki ini tetap ada hingga

sekarang, namun ironisnya para pedagang ini telah diangggap mengganggu para

pengguna jalan karena para pedagan telah memakan ruas jalan dalam menggelar

dagangannya. Namun bila kita menengok kembali pada masa penjajahan belanda

dahulu, antara ruas jalan raya, trotoar dengan jarak dari pemukiman selalu

memberikan ruang yang agak lebar sebagai taman maupun untuk resapan air.

42https://mujibsite.wordpress.com/2009/08/14/sejarah-pedagang-kaki-lima-pkl/, diakses 15 Juni2017, pukul 15.00 Wib

Page 52: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

41

Pada masyarakat primitif, jual beli biasa dilakukan dengan tukar menukar

barang, tidak dengan uang seperti yang berlaku pada masyarakat modern pada

umumnya. Umpamanya mereka menukar rotan (hasil hutan) dengan pakaian,

beras dan sebagainya yang menjadi keperluan pokok seharihari. Mereka belum

mengunakan alat tukar seperti uang. Namun, pada saat ini masyarakat yang

tinggal dipedalaman sudah banyak mengenal mata uang sebagai alat tukar.

Tukar menukar barang seperti berlaku pada zaman primitif, juga pernah

terjadi pada zaman modern saat sekarang ini, contohnya suatu Negara dengan

Negara lainnya yaitu dengan sistem barter. Umpamanya gandum atau beras dari

luar negeri ditukar dengan kopi atau rempah-rempah dari Indonesia dalam jumlah

yang besar.

Adapun pengertian pedagang kaki lima dapat dijelaskan melalui ciri-ciri

umum yang dikemukakan oleh kartono dkk. (1980 : 3-7), yaitu :43 (1) merupakan

pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti produsen; (2) ada yang

menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ketempat yang

lain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanent

serta bongkar pasang); (3) menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang

konsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran; (4) umumnya bermodal kecil,

kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapat akan sekedar

komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya; (5) kualitas barang-barang yang

diperdagangkan relatif rendah dan biasanya tidak berstandar; (6) volume

43http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205244-definisi-pedagang-kakilima, diakses20 Juni 2017

Page 53: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

42

peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli merupakan pembeli yang

berdaya beli rendah; (7) usaha skala kecil bias berupa family enterprise, dimana

ibu dan anak- anak turut membantu dalam usaha tersebu, baik langsung maupun

tidak langsung; (8) tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi

ciri yang khas pada usaha pedagang kaki lima; (9) dalam melaksanakan

pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian lagi melaksanakan setelah kerja

atau pada waktu senggang, dan ada pula yang melaksanakan musiman.

Tugas pokok perdagangan sebagai sarana penghubung antara pembeli

dan penjual barang sehingga dalam rangka menjalankan tugasnya, ia mencakup

proses antara lain pengumpulan, menyortir, menyimpan, memindahkan dan

menyalurkan.44

Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu

kepada harmonized commodity description and coading system (hs) dengan

ketentuan dari world customs organization yang berpusat di Brussels, Belgium.

Penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan

perdagangan lainnya.45

Pedagang pada dasarnya harus ada kejujuran dan keadilan dalam

transaksi dan menghindari sikap berlebihan dalam berdagang seperti banyak

bersumpah. Sebagaimana Nabi selalu bersikap sopan dan baik hati : “Sahabat

Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata rahmat Allah atas orang-orang

44Ali Yfie, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 7545Romi Adetio Setiawan, Ekonomi Internasional, (Bengkulu : Edisi Revisi, 2016), h.95

Page 54: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

43

yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli dan ketika dia membuat

keputusab. (HR. Muslim).”

Pedagang yang dilandasi dengan kepribadian yang amanah dan

terpercaya serta pengeahuan dan keterampilan yang dimiliki merupakan bentuk

dari pengamalan mencontoh sifat-sifat utama dari Rasulullah dalam menjalankan

bisnisnya.

Prinsip bisnis Rasulullah yang universal antara lain :

1. Shiddiq yaitu sifat benar dan jujur harus menjadi visi kehidupan seorang

muslim. Seorang muslim akan berusaha mencapai terget dari setiap

pekerjaannya dengan baik dan tepat.

2. Tabligh yaitu setiap muslim mengemban tanggung jawab menyeru dan

menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar sehingga dapat diimplementasikan

dalam bentuk transparan, iklim keterbukaan, dan saling menasehati dengan

kebenaran

3. Amanah yaitu memainkan peranan yang fundamental dalam kegiatan ekonomi

dan bisnis sehingga kehidupan ekonomi dapat berjalan dengan baik

4. Fathanah yaitu cerdik, bijaksana dan intelek harus dimiliki oleh setiap muslim

dalam melakukan setiap akivitas kehidupan harus dengan ilmu supaya

terhindar dari penipuan.46

Kreatif, berani, dan percaya diri mencerminkan kemauan berusaha

mencari dan menemukan peluang-peluang bisnis yang baru, prospektif dan

46Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik,,,h. 55-57

Page 55: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

44

wawasan masa depan namun tidak mengabaikan prinsip kekinian. Sebagaimana

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ankabuut : 69

Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)

Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. danSesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik

Dewasa ini di kota besar dan kecil semakin banyak saja orang yang

berjualan. Lokasi mereka dimana saja, sudut jalan, di emperan toko, di depan

rumah dan juga di belakang rumah, di jembatan penyebrangan dan juga di tempat-

tempat wisata.

Produk yang dijual juga sangat beragam dari buatan rumah tangga,

pakaian, makanan dan minuman kemasan buatan pabrik, majalah dan Koran.

Ukuran lapak bervariasi dari yang hanya dipegang dengan tangan, gerobak

dorong, bentuk tenda ukuran standar sampai yang menempati kios-kios.

Harga barang yang ditawarkan tidak selalu mengikuti patokan, sangat

tergantung dengan siapa yang membeli dan atau sesuai dengan situasi dan kondisi

lapangan. Mereka menempuh cara berjualan seperti itu karena pekerjaan itu relatif

mudah dilakukan.

Menurut mereka mudah karena untuk berjualan tidak diperlukan Ilmu

dan syarat-syarat yang lain. Modal utama yang diperlukan adalah nekad, niat dan

kemauan kuat siap mengahadapi berbagai resiko.

Page 56: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

45

Pekerjaan berdagang atau jual beli merupakan sebagian dari pekerjaan

bisnis. Dalam melakukan bisnis tersebut, setiap masyarakat jika berdagang selalu

mempunyai tujuan-tujuan tersendiri, seperti :

1. Berdagang karena mencari untung

2. Berdagang karena hobby

3. Berdagang karena ibadah.47

Namun perlu juga sebagai seorang pedagang mengetahui teori tentang

perdaganga nyakni :

1.Teori distribusi dalam Islam

Distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang saling dalam

menyediakan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau di kosumsi atau

pengguna bisnis.48

Distribusi merupakan kegiatan yang membuat produk dapat dijangkau

oleh para konsumen. Dalam artian bagaimana produk telah dihasilkan oleh

produsen, bisa sampai ke tangan konsumen untuk dikonsumsi sesuai dengan

kebutuhan.

Kegiatan distribusi melalui fungsi untuk memindahkan produk atau jasa

dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi yang baik akan mendukung

kelancaran pemasaran suatu produk. Ada beberapa pertimbangan saluran

distribusi : Pertimbangan yang didasarkan atas perusahaan itu sendiri,

Pertimbangan pasar, Pertimbangan perantara.

47Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam Cet.ke-2, (Bandung : Alfabeta, 1994), h. 71-74.

48JeromeE, Charty MC, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1991), h.54

Page 57: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

46

2. Teori harga dalam Islam

Dalam Islam menentukan harga sangat diperhatikan, pendekatan sering

digunakan adalah melalui pendekatan permintaan dan penawaran. Islam juga

mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan suatu produk,

muamalah dalam Islam melarang jual beli yang belum jelas, pasalnya disini

berpotensi terjadinya penipuan dan tidak keadilan terhadap salah satu pihak.

William J. Stanton mengemukakan pengertian harga adalah sejumlah

uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk

dan pelayanan yang menyertainya.49

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan

pemasaran. Harga menjadi sangat penting di perhatikan, mengingat harga

sangat menentukan laku tidaknya suatu produk. Jika salah dalam menentukan

harga akan berakibat fatal terhadap produk ditawarkan nantinya.

Menurut Ibnu Taimiyah dikutip oleh Rozalinda bahwa ada beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan pengaruhnya

terhadap harga yaitu :

1. Harga barang itu dan barang subtitusi yakni jika harga barang tinggi,

permintaan terhadap barang akan turun

2. Keinginan penduduk terhadap jenis barang yang berbeda dan berubah-ubah

3. Perubahan juga tergantung pada jumlah konsumen

49Angiopora P. Marius, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo, 1999),h.57

Page 58: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

47

4. Permintaan juga dipengaruhi oleh menguat atau melemahnya tingkat

kebutuhan atas suatu barang

5. Harga juga dipengaruhi oleh tujuan dari konrak jual beli

6. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.50

B. Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima

1. Teori Prospek Usaha

Prospek adalah suatu gambaran keberlangsungan suatu ide dimasa depan

yang berupa peluang yang masih harus diadaptasikan dengan berbagai

keterbatasan dan kondisi yang melingkupi.51

Dalam kamus besar bahasa Indonesia prospek ialah peluang dan harapan,

pemandangan (kedepan), pengharapan (memberi), harapan baik, kemungkinan.52

Prospek adalah suatu peluang dan harapan, sedangkan industri adalah tempat

untuk melakukan aktifitas proses pengolahan dari produksi, dan produksi adalah

suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa

tertentu. Jadi prospek industri barang adalah suatu peluang kegiatan untuk

menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh masyarakat baik

sekarang maupun yang akan datang.53

50Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori, dan Aplikasinya,,, h. 8551http://www.pengertianmenuruparaahli.net/pengertian-prospek, diakses 03 Maret 2017 pukul

17.00 WIB52Ahmad A. K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Cet. Ke-1, (Jakarta: Reality Publisher,

2006), h. 340.53Mohammad Hidayat, PengantarEkonomiSyariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), h. 218.

Page 59: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

48

Prospek usaha yakni gambaran tentang keberlangsungan suatu usaha di

masa depan, apakah masih ada peluang untuk bisa sukses, masih bisa bertahan

ataupun risiko untuk gulung tikar.

Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan fikiran untuk

mencapai suatu maksud, atau mencari keuntungan, berusaha dan bekerja dengan

giat untuk mencapai sesuatu. Secara umum usaha diartikan sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan

atau rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan

cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.54

Ilmu manajemen prospek merupakan gambaran untuk masa yang akan

datang, apakah usaha yang kita jalankan itu akan berjalan dengan lancar dan

mendapatkan keuntungan atau bangkrut karena tidak adanya permintaan atau

tidak adanya promosi sehingga konsumen tidak mengetahui keberadaan produk

yang dihasilkan.

Mereka menempuh cara berjualan seperti itu karena pekerjaan itu relatif

mudah dilakukan. Dikatakan mudah karena menurut mereka untuk berjualan tidak

diperlukan Ilmu dan syarat-syarat yang lain. Modal utama yang diperlukan adalah

nekad, niat dan kemauan kuat siap mengahadapi berbagai resiko.55

54Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan BantanKabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, FakultasSyariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011, h. 24

55Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil Cet ke-1, (Bandung :Alpabeta :2009), h. 23-25.

Page 60: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

49

2. Teori Prospek Pedagang

Analisa SWOT merupakan analisis terhadap faktor yang lazimdigunakan

oleh suatu institusi atau perusahaan, antara lain kekuatan(strengths), kelemahan

(weaknesses), kesempatan (oppurtunities), dantantangan (treats). kekuatan dapat

menjadi potensial yang dapatdimanfaatkan menjadi sebuah keunggulan bagi

perusahaan dan kelemahan perusahan menjadi sebuah hal yang baik, karena dapat

memotivasi perusahaan untuk senantiasa mengurangi kelemahan tersebut agar

menjadi lebih baik lagi, segala macam peluang dan tantangan yang ada diluar

perusahaan dicoba untuk diketahui sejak dini kemudian dijadikan sebagai

masukan bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan tersebut.56

Prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan Benteng Malabrough

terdiri dari beberapa aspek, yaitu : Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman.

1. Kekuatan dalam hal ini pedagang harus melihat terlebih dahulu kekuatan yang

dimilki, meskipun kekuatan tidak sepenuhnya merupakan keunggulan bersaing.

Berjualan di kaki lima para pedagang mempunyai prospek yang sangat baik,

sehingga banyak pedagang yang menyatakan banyak peningkatan yang mereka

dapati walaupun hanya waktu-waktu tertentu dan sangat ramai jika musiman

misal pada hari-hari besar. Kebanyakan orang membuka usaha untuk mencari

keuntungan dan mendapat ridha dari Allah dalam mencari rezeki, baik itu besar

atau kecil penghasilan tersebut, tergantung kepada kegigihan usaha yang

dilakukan karena banyaknya berbagai macam makanan yang dijumpai,

56Ernie Tisnawati Sule, Pengantar Manajemen Cet ke-1, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 414

Page 61: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

50

tempatnya yang strategis, ada yang buka sejak pagi sekitar pukul 09:00 WIB

hingga tutup menjelang malam hari sesuai pada pedagang itu sendiri.57

2. Kelemahan, pasti akan dimiliki para pebisnis selain meneliti keunggulan

pedagang harus merinci apa saja kelemahan-kelemahannya. Problematika

merupakan yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, terkadang

tanpa masalah hidup ini tidak penuh dengan warna-warni kehidupan. Usaha

yang gigih akan mendapat keberhasilan yang memuaskan, keberhasilan yang

diperoleh melalui berbagai tantangan hidup dan perjuangan serta pengorbanan

sekecil apapun itu akan membuat manusia akan menghargai apa itu kehidupan

walaupun banyak pengamen yang datang akan membuat para pengunjung tidak

nyaman disamping senang.

3. Peluang pemasaran suatu usaha adalah arena yang sangat menarik untuk

melakukan kegiatan ini, seperti pendapatan dalam usaha yang dilakukan oleh

pedagang kaki lima dapat memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan

sehari-hari maupun kebutuhan dalam membantu kebutuhan pendidikan anak-

anak mereka.Sedikit banyaknya pendapatan itu juga sangat berpengaruh pada

kebutuhan sebuah keluarga karena memberikan peluang usaha untuk banyak

orang, mendapat banyak keuntungan, bisa membuat usaha makanan yang lain

dan lain-lain.

4. Ancaman, dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk meraih

kesempatan, baik menghadapi hambatan yaitu berupa kecenderungan yang

57Informan D, Hasil Wawancara, pada tanggal 12 Maret 2017

Page 62: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

51

tidak menguntungkan dan dapat mengancam kedudukan usaha pedagang

apabila tidak di antisipasi dengan aktivasi pemasaran yang terpadu dan setiap

kegiatan manusia tentu ada alasan-alasan tertentu. Dipengaruhi oleh beberapa

faktor salah satunya adalah banyaknya pesaing.

Dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk meraih

kesempatan, baik menghadapi hambatan yaitu berupa kecenderungan yang tidak

menguntungkan dan dapat mengancam kedudukan usaha pedagang apabila tidak

di antisipasi dengan aktivasi pemasaran yang terpadu.58

Manajemen berdasarkan ilmu dengan menggunakan ilmu pengetahuan

dan meode keilmuan sehingga diperlukan riset dibidang marketing tentang

permintaan rakyat sebagai pemakai, tentang distribusi dan komunikasi untuk

memajukan penjualan.59

Cara mengukur peluang usaha adalah dengan melakukan

analisiskekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Indikator pengukur

peluangusaha adalah dengan melakukan analisis kekuatan, kelemahan,

peluangdan ancama. Peluang itu mengandung keselarasan, keserasian, dan

keharmonisan antara siapa aku (SDM), bisnis apa yang akan dimasuki, pasarnya

bagaimana, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya.60

Kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis

usaha baru yaitu :

58Preddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Gramedia PustakaUtama, 2008), Cet-1, h. 10.

59Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 260Hendro.MM, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga,2011), h.47

Page 63: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

52

a. Bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis

b. Bentuk dan kepemilikan usaha yang akan dipilih

c. Tempat usaha yang akan dipilih

d. Organisasai usaha yang akan digunakan

e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh

f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Untuk mengelolah usaha tersebut harus diawali dengan :

a. Perencanaan usaha

b. Pengelolaan keuangan

c. Aksi strategis usaha

d. Teknik pengembangan usaha.61

Analisis SWOT dapat diperkirakan dalam cara hitungan suatu pedagang

secara logika yakni :

1. Hitungan per hari yaitu rata-rata harga per porsi/ per lembar dikalikan dengan

rata-rata pengunjung per hari

2. Hitungan per minggu yaitu pendapatan per hari dikalikan jumlah berapa hari

operasi dalam semnggu

3. Hitungan per tahun yaitu pendapatan per minggu dikalikan jumlah berapa

minggu operasi dalam setahun

4. Hitungan per bulan yaitu hitungan per tahun dibagi 12 bulan dalam tahun.

Benteng Marlborough khususnya objek wisata yang sangat mudah untuk

di akses para pengunjung dan dengan adanya para pedagang kaki lima

61Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis,Kiat dan Proses Menuju Sukses, Cet. ke-4(Jakarta:Salemba Empat,2008), h.7.

Page 64: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

53

memudahkan para pengunjung untuk berbelanja baik membeli makanan ataupun

oleh-oleh khas Kota Bengkulu.

Pedagang kaki lima ternyata tidak semua penduduk asli di sana ada

penduduk pendatang melainkan merantau demi mencari rezeki dan pendidikan

para pedagang bermacam-macam yang penting memiliki kemampuan dalam

berdagang. Menurut pedagang dalam wawancara mengatakan bahwa ramai di sini

musiman yakni pada hari-hari besar atau ada kegiatan tertentu sedang di hari biasa

kadang-kadang ramai tergantung rezeki masing-masing.62

3. Teori Prospek Ekonomi Islam

Ketentuan-ketentuan yang dipegang dalam menjalankan perekonomian

syari’ah di Indonesia, didasarkan pada fatwa DSN, ini sudah banyak diadopsi

menjadi Peraturan Bank Indonesia (PBI). Dan Ekonomi Syari’ah di Indonesia,

berkembang sangat cepat, terutama dibidang perbankan Syari’ah. Kegiatan berupa

bisnis Syari’ah sudah bermunculan dimana- mana,seperti hotel syari’ah, kolam

renang syari’ah, bengkel syari’ah, karaoke syari’ah, supermarket syari’ah dan

lain- lain.

Ekonomi Islam atau Ekonomi Syari’ah, dalam perkembanganya telah

banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan ekonomi dunia. Banyak

konsep-konsep Ekonomi Syari’ah ditiru oleh Barat diantaranya tentang Syirkah

(lost profit sharing), Suftaja (bills of exchange), hiwalah (letters of Credit),

funduq (specialized large scalecommercial institutions and marketwich developed

62Informan B, Hasil Wawancara, pada tanggal 29 Februari 2017

Page 65: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

54

in to virtual stock exchange) yakni lembaga bisnis khusus yang memiliki

skalayang besar dan pasar yang dikembangkan dalam pertukaran stok yang nyata.

Demikian juga tentang harga pasar yang menurut sistem ekonomi kapitalis tidak

boleh ditetapkan oleh pemerintah atau dicampuri oleh pihak-pihak tertentu,

sebenarnya ketentuan ini sudah ditentukan oleh Rasulullah SAW beberapa abad

yang lalu, dimana dalam sebuah hadis di riwayatkan bahwa harga pasar tidak

boleh ditetapkan oleh pemerintah atau ditentukan oleh pihak-pihak tertentu, tetapi

harus berlaku sesuai dengan sunnatullah yang istilah dalam ekonomi konvensional

adalah supply and demand.63Ekonomi Syari’ah nampaknya masih terus dalam

proses membentuk diri secara mandirisebagai disiplin ilmu. Meskipun demikian ia

telah berhasil melahirkan sistem operasi lembaga ekonomi modern seperti bank

dan asuransi. Dalam praktek, sistem operasional Bank danasuransi Islam dapat

bersaing dengan lembaga yang serupa menurut sistem konvensional. Hal ini dapat

di lihat dari gagasan Ekonomi Syari’ah yang dikembangkan saat ini mempunyai

dampak langsung kepada masyarakat, terutama masyarakat muslim sehingga

dapat meningkatkan taraf hidupnya dalam menghilangkan persoalan

keterbelakangan yang terjadi pada masyarakat.

Ekonomi Syari’ah diharapkan dapat menciptakan tata dunia baru yang adil

dan tidak bersifat hegemonistik. Juga dapat membuat sistem distribusi kekayaan

dan pendapatan yang adil dan merata pada setiap tingkatan.

63Anshoruddin, “Prospek, Tantangan Ekonomi Islam Dan Penyelesaian Sengketa Bisnis SyaRi’ah”, diakses 31 Maret 2017, pukul 17.00 WIB.

Page 66: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

55

C. Pariwisata

Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul

dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal

menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.64

Pariwisata erat hubungannya dengan perjalanan wisata yaitu sebagai

suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya

karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan

upah.65

Pariwisata merupakan fenomena yang komposit dan memberikan

pengaruh karena adanya perbedaan hubungan karakteristik wisatawan dengan

karakteristik destinasi. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan

banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.66

Wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ataupun masyarakat

lokal ternyata memberikan dampak terhadap perekonomian misalnya memberikan

kesempatan kerja atau dapat memperkecil pengangguran, peningkatan penerimaan

pajak dan retribusi daerah, memperkuat posisi neraca pembayaran, sehingga

meningkatkan pendapatan nasional (national income).67

Dampak ekonomi terhadap pemerintah dan masyarakat, pariwisata juga

mampu menjadi wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan rasa cinta tanah air

64Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 865Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, (Yogyakarta : Andi, 2004), h. 366Hanny Aryunda, Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan

Seribu,Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol 22/No.1 April 2011, h. 367Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.110

Page 67: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

56

dan pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan wisata nusantara yaitu dari

kota ke desa dan sebaliknya, antar kota, antar provinsi, dan antar pulau.68

Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di dunia maka

perlu menggali sumber dana pembangunan dari luar negeri dalam bentuk devisa

atau mata uang asing, menggali sumber dana dalam negeri dalam bentuk

meningkatkan penerimaan negara dari pajak, meningkatakan kegiatan ekonomi

masyarakat, memeprluas kesempatan kerja dan menciptakan lapangan kerja, lain-

lain.69

Kepariwisataan dengan sektor-sektor ekonomi saling ketergantungan

karena kegiatan pemakaian jasa yang beraneka ragam sehingga adanya

pengeluaran wisatawan di suatu negara/ wilayah yang dikunjungi berpengaruh

secara signifikan dan dapat meningkatkan devisa pendapatan dalam suatu wisata

yang dikunjungi.70

Pariwisata juga dapat menunjang pembangunan daerah, meningkatkan

dan memeratakan pendapatan rakyat, maka pada dasarnya pengembangan

pariwisata memanfaatkan kondisi lingkungan yang menarik dengan perencanaan

yang teratur dan terarah.71

Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan bagi daerah dan

masyarakat yang sadar akan potensinya terhadap sektor pariwisata. Dengan

berkembanganya pariwisata, akan mendongkrak sektor yang lain, seperti:

68Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.12369B. Wiwiho, dkk, Pariwisata, Citra, dan Manfaatnya, (Jakarta : Bina Rena Pariwara, 1990),

h.61-6270Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.12071Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata,.., 27-28

Page 68: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

57

kunjungan wisatawan, ekonomi kreatif, membuka kesempatan kerja, mengurangi

pengangguran.

Hubungan manusia dengan masyarakat dan manusia dengan lingkungan

alam baik berupa sumber daya alam maupun kondisi geografi hal inilah yang

mendorong pembangunan pariwisata menjadi maju dan terkenal.

Wisata menjadi objek hiburan bagi keluarga dan ilmu pendidikan bagi

kalangan pelajar untuk mengeahui sejarah dahulu yang tidak boleh di lupakan

oleh Bangsa Indonesia. Cagar budaya ini menjadi ikon keindahan alam semesta

yang melimpah dan menjadi pusat perhatian bagi orang asing serta untuk menarik

para pengunjung lainnya.

.

Page 69: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

58

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Benteng Marlborough Kota Bengkulu

Benteng Marlborough termasuk salah satu penanda dan ikon kota

Bengkulu. Masyarakat setempat menyebutnya Malabro letaknya di pusat kota

Bengkulu dan cukup mudah untuk diakses jika dari Bandar Udara Fatmawati

Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan taksi atau mobil sewaan untuk

sampai di lokasi objek wisata ini dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.1

Jika pengunjung menggunakan bus/angkutan umum,Benteng

Marlborough juga mudah untuk diakses, terutama dari arah Terminal Bus

Bengkulu. Dari Terminal Bus Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan bus

kota jurusan Alun-alun Kota Bengkulu dan turun tepat di depan Benteng

Marlborough namun jika ke arah Tapak Paderi atau ke arah Pantainya sangat

jarang sekali angkutan umum masuk ke area sana.2

. Menariknya, kawasan lokasi Benteng Marlborough berdiri bernama

Kampung. Nama Benteng ini diambil dari nama bangsawan dan pahlawan

Inggris John Churchil, Duke of Marlborough I.3 Bangunan yang berdiri di atas

1 Nelly, Hasil Wawancara (pengunjung), pada tanggal 01 Maret 20172Dian,Hasil Wawancara (pengunjung pelajar), pada tanggal 15 Maret 20173Hasanuddin, The Guide Book Fort Marlborough, Bengkulu : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

UPTD. POWAP Provinsi Bengkulu, h. 4

58

Page 70: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

59

lahan seluas 44.100 meter persegi itu menyerupai kura-kura dan menghadap ke

arah selatan.

Semasa pendudukan Inggris di Wilayah Bengkulu benteng

Marlborough adalah benteng terbesar pernah dibangun Inggris semasa

menduduki wilayah Asia Tenggara. Benteng Marlborough adalah sebuah

bangunan benteng pertahanan tentara Inggris yang terletak di pesisir pantai

Tapak Paderi-Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada

tahun 1713-1719 di bawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin. Benteng ini

merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St.George

di Madras, India.

Awalnya Benteng Malabro digunakan untuk kepentingan militer,

namun selanjutnya digunakan untuk perdagangan dan pengawasan jalur

perdagangan yang melewati Selat Sunda. Pada 1825 Inggris yang menguasai

Bengkulu melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia

danSingapura.4Pengalihan Benteng Marlborough dari Inggris ke Belanda

dilakukan berdasarkan Traktat London.

Belanda selanjutnya menempati benteng Marlborough sampai perang

dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang

sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945

benteng tersebut digunakan TNI dan polisi sampai tahun 1970.5

4Hasanuddin, The Guide Book..., h. 75Hasanuddin, The Guide Book..., h. 10

Page 71: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

60

Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu keresidenan

yang bergabung dengan Sumatera Selatan, kemudian pada tahun 1968 Bengkulu

menjadi provinsi definitif dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.

Dulunya Fort Marlborough juga pernah dipakai sebagai tempat

penahanan Bung Karno, Presiden RI pertama. Tahun 1983-1984 Benteng

Marlborough dipugar Pemerintah Republik Indonesia, melalui Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada tahun 2004 pemerintah

menjadikan Benteng Marlborough sebagai cagar budaya melalui keputusan

Kepmenbudpar Nomor: KM.10/PW.007/MKP/2004.

Peninggalan-peninggalan semasa kepemimpinan Inggris dan Belanda di

benteng Marlborough masih tetap terjaga sampai sekarang dan diperihara

dengan baik hingga renovasi ulang akan pengecatan pada bangunan yang mulai

memudar. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung sebab

memberikan imajinasi tentang keadaan benteng pada masa lampau. Peninggalan

seperti bazoka/meriam, Penjara Bawah Tanah, Jembatan di depan pintu masuk

benteng selalu jadi background foto para pengunjung.6

Para pengunjung saat berada di punggung Benteng Marlborough yang

menyerupai kura-kura ini, dapat langsung menikmati indahnya paparan laut biru

nan luas Samudera Indonesia. Hijau rumput benteng yang diteduhi daun dari

pohon kelapa yang berada disekitaran Marlborough menjadi tempat yang

menyejukkan. Jika ingin berada lebih dekat dengan air laut, pengunjung hanya

6Almidianto, Kepala Seksi Pemasaran di UPTD POWAP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,hasil wawancara, tanggal 19 Februari 2017

Page 72: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

61

perlu menyeberangi jalan sebagai pembatas antara benteng dengan pantai.

Benteng Marlborough termasuk salah satu objek wisata andalan kota Rafflesia

Provinsi Bengkulu.

B. Jumlah Data Pengunjung

Tabel 3.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough

No. Nama ObjekTahun

2013 2014 2015 2016

1 Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381

(s/d Agustus)

Sumber : UPTD POWAP

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah pengunjung pada tahun

2016 mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi pendapatan para

pedagang. Para pedagang yang ada di depan kawasan Benteng Marlborough

adalah para karyawan Benteng yang bukan bertugas di Bengkulu melainkan di

Jambi, ungkapan Bapak bahwa “pedagang yang di depan gerbang Benteng,

hanya sedikit, di luar Benteng itu bukan tanggung jawab kami”.7

Para pedagang yang ada di kawasan wisata banyak sekali, akan tetapi

bukan dalam ruang lingkup Benteng Marlborough. Pedagang yang ada di dalam

area pasar yakni masih mempengaruhi para pengunjung, karena para pedagang

dapat menyediakan makanan yang instant untuk kebutuhan manusia, atau yang

lainnya.

7Pak Jek, hasi lwawancara bagian TU, pada tanggal 15 Maret 2017

Page 73: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

62

Sebagian pedagang juga dibebani pajak, jika pada hari-hari besar

misalnya tabot maka PAD juga mempengaruhi para pedagang dikarenakan para

pedagang yang menggunakan roda empat sudah memiliki latar sendiri yakni

lantainya sudah diberi semen dan menurut pembeli mengatakan bahwa

“...kebanyakan pemilik pedagang di kawasan ini agamanya campuran ada Kong

Hucu, Islam, dan lain-lain namun orang yang bekerjanya (karyawan) adalah

rata-rata orang Islam”.8

C. Jumlah dan Jenis bisnis Pedagang Kawasan Wisata Benteng Marlborough

Kota Bengkulu

Dari data yang diperoleh peneliti sebagai sampel di kawasan wisata

Benteng Marlborough yang diambil 20 orang yakni 10 orang para pedagang

(pedagang pakaian, pedagang makanan dan minuman, serta pedagang aksesoris),

dan 5 orang para pengelola Benteng Marlborough (kepala seksi pemasaran/ para

tokoh masyarakat, kepala TU, dan staf TU), serta 5 orang konsumen (pembeli).

Berdasarkan survei dan pengamatan yang diteliti hanya 10 orang

pedagang dikarenakan perilaku pedagang secara keseluruhan menunjukan sama

baik dari segi takwa, aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah.

Hasil wawancara dengan para pedagang langsung dan sebagian para

pedagang di sana bukan penduduk asli Kebun Keling melainkan merantau atau

menyewa tempat namun keamanannya terjaga apalagi tempat yang strategis

yang menjadi pusat kota wisata.

8Kiki, Hasil Wawancara (konsumen), pada tanggal 05 Maret 2017

Page 74: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

63

Mereka memilih tempat yang berdekatan dengan pusat wisata yakni

berdasarkan pengalaman dan dari mulut ke mulut (omongan orang lain) bahwa

tempat disini akan ramai dan pasti orang akan berkunjung ke tempat bersejarah,

sehingga harga penjualan disesuaikan dengan harga di kawasan ini (jangan

melampaui tinggi).

Demikian peneliti, dapat menyimpulkan bahwa respon yang diberikan

oleh pedagang hampir sama, maka yang diteliti cukup 10 responden diantaranya:

Tabel 3.2

Data Informan dan Jenis bisnis Pedagang Benteng Marlborough

No

Nama

Pedagang Jenis Dagangan

Jenis

Kelamin

Lama

Usaha

1 Informan A Pakaian Perempuan 5 Tahun

2 Informan B Makanan Soto Ayam Perempuan 10 Tahun

3 Informan C Makanan Laki-laki 3 Tahun

4 Informan D Makanan Bakso, dll Laki-laki 2 Tahun

5 Informan E Ikan Asin Perempuan 5 Tahun

6 Informan F Minuman Jus, dll Perempuan 3 Tahun

7 Informan G Makanan Laki-laki 2 Tahun

8 Informan H Aksesoris Perempuan 2 Tahun

9 Informan I Minuman Laki-laki 3 Tahun

10 Informan J Makanan Laki-laki 4 Tahun

Page 75: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

64

D. Bagan Susunan Organisasi dan Struktur Organisasi

Diagram 3.3

Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksanaan Teknis

Pemanfaatan Objek Wisata dan Asset Pemerintah

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Bengkulu

KA. UPT POWAP

Hidayatullah, S.H.NIP. 19590925 198403 1 001

KaSubBag TU

Nurihan Bunaya, S.Sos.NIP. 19730903 199803 1 005

KaSi Pemasaran

Almidianto, MT.NIP. 19750425 198903 2

006

KaSi Pemanfaatan

Nuryuliani, S.Sn.NIP. 19640726 198903 2 005

KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL

Page 76: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

65

Diagram 3.4

Alur Permohonan

Pemakaian Lahan dan Objek Wisata

Kepala Dinas Kebudayaan danPariwisata Provinsi Bengkulu

Rudi Perdana, S.E.Nip. 19610502 199003 1 003

KA. UPT POWAP

Hidayatullah, S.H.NIP. 19590925 198403 1 001

KaSi Pemasaran

Almidianto, MT.NIP. 19750425 198903 2 006

KaSubBag TU

Nurihan Bunaya, S.Sos.NIP. 19730903 199803 1 005

KaSi Pemanfaatan

Nuryuliani, S.Sn.NIP. 19640726 198903 2 005

Page 77: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian melalui pengamatan penulis menyatakan bahwa

perilaku pedagang kaki lima dalam perspektif Islam ialah perilaku para

pedagang belum semuanya sesuai dengan prinsip Islam baik dari segi

takwa, aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah. Namun

prospek usaha di sana dapat dinyatakan baik bahkan strategis karena

berpusat di pusat kota dan di lengkapi oleh wisata yang bersejarah

sehingga menarik perhatian para pengunjung baik dari kalangan

masyarakat maupun turis.

Wawancara penelitian yang dilakukan oleh penulis dan para

pedagang di kawasan wisata Benteng Marlborough yakni peneliti dapat

jawaban dari sepuluh informan bahwa mereka kurang memahami tentang

perilaku bisnis Islam akan tetapi transaksi jual beli dapat dilakukan sesuai

aturan Islam ada ijab dan qobul walaupun hanya sebagian perilaku yang

tidak sesuai dengan Islam namun bisa diminimalisir oleh individu.

Prospek usaha pedagang ini menggunakan pengalaman dalam

berdagang dan melihat prospek usaha akan peluang dengan menggunakan

teori-teori yang di terapkan. Para pedagang ternyata memiliki pendidikan

yang berbeda-beda dan sebagian bukan penduduk asli di sana melainkan

ada yang merantau tujuannya mencari pendapatan atau hasil usaha untuk

bertahan hidup dan sesuai fungsinya kebutuhan manusia.

66

Page 78: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

67

Menurut insforman D mengungkapkan bahwa “...saya bukan

penduduk asli dari sini, saya merantau hanya untuk jualan, kami disini

rata-rata bukanya dari pukul 09.00 WIB atau pukul 11.00 WIB sampai

malam pukul 23.00 WIB ataupun ada sampai dini pagi.1

Prospek adalah suatu gambaran keberlangsungan suatu ide dimasa

depan yang berupa peluang yang masih harus diadaptasikan dengan

berbagai keterbatasan dan kondisi yang melingkupi.2

Usaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh

manusia untukmemperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezeki dalam

rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara

mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.3

Prospek usaha di Benteng Marlborough sangat srategis tempatnya

baik dan bagus apalagi saat hari-hari besar (musiman) peningkatan

pendapatan sangat draktis walaupun hanya sewaktu-waktu saat hari biasa

dan ada juga pedagang usaha ini sebagai sambilan untuk mengisi waktu

yang kosong dengan keuntungan yang lumayan didapatnya. Menurut

insforman H mengatakan bahwa “penjualan seperti biasa tergantung para

pengunjung membeli kenangan untuk oleh-oleh, namun saya tetap

mempromosikan pada pengunjung yang melewati gerbang masuk”.4

1Informan D, Hasil Wawancara, pada tanggal 07 Maret 20172http://www.pengertianmenuruparaahli.net/pengertian-prospek, diakses 03 Januari 2017

pukul 17.00 WIB3Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan

Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan EkonomiIslam, Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,2011, h. 24

4Informan H, Hasil wawancara, pada tanggal 12 Maret 2017

Page 79: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

68

Menurut insforman A bahwa “pendapatan yang meningkat pada musiman

misal hari-hari besar Bengkulu dan banyak juga para pelajar mengunjungi

tempat sejarah”.5

Menurut pembeli, bahwa “sesuai pengalamannya sewaktu

berdagang kebanyakan para pedagang yakni orang yang jualan kurang

jujur atau bohong ke pelanggan karena itu tak bisa dipungkiri walaupun

bohong tujuannya baik bukan mengada-ada.”6Informan F melanjutkan

bahwa “...misal dalam segi harga, modal yang dipakai, ada juga kualitas

jelek kelihatannya seperti bagus.”7

Kebanyakan para pedagang membuka usaha untuk mendapat

keuntungan pada umumnya semua pedagang dan mendapat ridha Allah

SWT bagi para pedagang yang memahami prinsip Islam. Baik keuntungan

yang besar maupun keuntungan kecil karena Allah sudah mengatur rezeki

masing-masing umat maka tidak akan terukar.

Seluruh aktivitas yang manusia lakukan termasuk aktivitas

ekonomi khususnya jual beli diyakini oleh setiap manusia bahwa Allah

selalu mengawasi kita semua dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan

Allah yakni di akhirat nanti.

Oleh sebab itu, manusia dituntut meniru sifat-sifat utama

Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya yakni perdagangan secara sehat

yang dilakukan pada zaman Nabi Muhammad waku kecil hingga di angkat

5Informan A, Hasil Wawancara, pada tanggal 03 Maret 20176Informan F, hasil wawancara, pada tanggal 14 Maret 20177Informan M, Hasil Wawancara Konsumen, pada tanggal 10 Maret 2017.

Page 80: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

69

menjadi Rasul, para sahabat, para tabi, para tabi’in, dan lain-lain hingga

saat modern ini.

B. Pembahasan

Perilaku bisnis syariah yang mendidik supaya pelaku bisnis dapat

menjalankan bisnisnya sesuai kaidah-kaidah al-quran dan hadis, yaitu :8

1. Takwa yakni selalu mengingat Allah dalam aktivitas jadi nilai-nilai

religius hadir di kala melakukan transaksi bisnis.

Pada sepuluh informan sesuai dengan pengamatan yang ada di lapangan,

hanya satu informan yang tidak melalaikan ibadah salat dan selebihnya

kebanyakan melalaikan ibadah kepada Allah yakni banyak yang

menunda-nunda ibadah salat. Menurut informan B mengatakan bahwa

“Salat lebih penting untuk ibadah kepada Allah dan jangan ditunda-

tunda, jika ada pembeli iya mereka harus menunggu”.9

Informan D, mengatakan bahwa “...jika ada pembeli datang iya melayani

dulu, nanti salatnya”.10

Ada juga para pedagang yang menggunakan penglaris pembeli namun

hanya pedaganglah mengetahui akan hal itu (tidak terbuka) menurut

informan F mengatakan bahwa “soal penglaris itu urusan pedagang yang

tahu akan hal itu dan orang yang ahlinya maka tidak ada penglaris-

penglaris di sini”,11padahal penglaris itu bisa berbagai macam bentuknya

ada yang menggunakan dzikir dan ada juga yang menggunakan hal

8Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 1879Informan B, Hasil Wawancara, pada tanggal 01 Maret 201710Informan D, hasil wawancara, pada tanggal 29 Maret 201711Informan F, Hasil Wawancara, pada tanggal 01 Maret 2017

Page 81: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

70

lainnya. Kecurangan dan Kebohongan kepada pelanggan pasti ada, hanya

saja hal itu tak boleh diketahui oleh siapa pun melainkan hanya para

pedaganglah yang mengetahui akan hal itu, informan J menyatakan

bahwa “...modal usaha yang mengetahui pedagang jadi harga bisa, saya

sesuaikan.12

2. Aqshid yaitu sederhana, rendah hati, lemah lembut, santun yang

merupakan fondasi dasar dan inti dari tingkah laku.

Dari sepuluh informan harus memilki sifat yang ramah ke pelanggan

dalam cara melayani pembeli, karena poin penting dalam melayani

pembeli. Menurut seorang pembeli adalah Ibarat kata pepatah

mengatakan “Pembeli adalah raja” maka harus berlaku manis dan

dermawan.13 Akan tetapi jika para pedagang yang lagi bad mood

melayani pembeli acuh tak acuh, apa lagi dalam hal pertanyaan yang

diajukan oleh konsumen.

3. Khidmad yaitu melayani dengan baik, sikap utama dari pebisnis dan

bersahabat dengan mitra bisnisnya.

Sepuluh informan, memiliki toleransi yang cukup tinggi kepada pembeli,

karena memudahkan pembeli dalam kesediannya untuk memperpanjang

pembayaran menurut informan E mengatakan bahwa “...jika pembeli

memesan barang yang banyak dan uangnya kurang ataupun jika pembeli

tak sengaja lupa membawa uang dengan alasan buru-buru.”14 Maka para

pedagang mengikhlaskannya, “...jika si pembeli datang lagi untuk

12Informan J, hasil wawancara pedagang luar, pada tanggal 30 Februari 201713Melia, hasil wawancara konsumen, pada tanggal 07 Maret 201714Informan E, hasil wawancara, pada tanggal 08 Maret 2017

Page 82: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

71

membayar maka uangnya diterima namun jika si pembeli tak kunjung

datang lagi saya ikhlaskan berarti bukan rezekinya, tutur informan D.15

4. Amanah yakni harus menghiasi seorang muslim dalam setiap gerak

langkah dan perilaku bisnisnya secara terus menerus.

Dari sepuluh informan, “...ada yang bekerja sama dalam rekan bisnisnya

yakni ada yang menjadi karyawan (percaya sepenuhnya), dan ada juga

bekerja sama dalam sistem kekeluargaan”. Tutur pendapat seorang

pembeli dan informan G.16

Prospek usaha sangat mendukung dengan banyaknya pengunjung

untuk melihat keindahan wisata yang membentang luas sehingga pedagang

adalahtempat persinggahan para pengunjung untuk memenuhi

kebutuhannya dan dibuktikan oleh data pengunjung sebagai berikut :

Tabel 4.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough

No. Nama ObjekTahun

2013 2014 2015 2016

Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381

(s/d Agustus)

Sumber : UPTD POWAP

Dari tabel di atas tentang data pengunjung dapat diuraikan bahwa

setiap tahun mengalami naik turun, namun ditahun 2016 mengalami

kenaikan 21.381 orang. Menurut para tokoh Almidianto mengatakan bahwa

“...jelas para pengunjung mempengaruhi jumlah pendapatan para pedagang,

15Informan D, hasil wawancara, pada tanggal 08 Maret 201716Informan G, hasil wawancara, pada tanggal 29 Maret 2017

Page 83: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

72

apalagi pada hari-hari tertentu banyak para pelajar kunjungan ketempat

bersejarah yakni ke Benteng Marlborough karena di musim Tabot atau di

hari peringatan Kain Basurek banyak sekali para pedagang”.17

Para pedagang semakin banyak apalagi jika ada acara yang

berbaur dengan banyaknya pengunjung yakni hari-hari besar misal salah

satunya hari tabot, tahun baru, dan lain-lain. Dengan demikian banyaknya

pedagang dapat meningkatkan pendapatan daerah, jadi pedagang itu

membawa kemakmuran daerah apalagi wisata dapat mengurangi

pengangguran mewujudkan wirausaha sesuai prinsip syariah.

Bukti pengalaman penjual yang mewakili sepuluh informan yakni

informan A mengatakan bahwa “...penjualan yang mengalami pendapatan

bertambah secara draktis dapat dilihat pada hari-hari besar Bengkulu, misal

musim Tabot, Kain Basurek, Tahun Baru, dan lain-lain karena pendapatan

bisa mencapai jutaan rupiah dan ramainya penjualan di sini pada

musiman.”18

Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa para pedagang

mengalami pendapatan yang bertambah pada musiman, karena dari

beberapa pernyataan sebagian besar para pengunjung mempengaruhi

pendapatan para pedagang di musiman dan banyak pedagang dadakan

yang berjualan di Benteng Marlborough.

17Alimidianto, hasil wawancara para tokoh, pada tanggal 11 September 201618Informan A, hasil wawancra penjual, pada tanggal 03 Maret 2017.

Page 84: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan diperkuat oleh wawancara di

kawasan wisata tentang prospek usaha dan perilaku pedagang dapat

disimpulkan yakni :

1. Perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng Marlborough

Kota Bengkulu, belum semuanya sesuai perspektif Islam karena kurang

memahami akan perilaku bisnis Islam yang berkaitan dengan takwa,

aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah. Sehingga faktor

pendidikan dan lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi

pembentukan karakter perilaku terkhusus untuk para pedagang dalam

berinteraksi dengan konsumen (pembeli) .

2. Prospek usaha di kawasan wisata Benteng Marlborough dapat dinyatakan

baik bahkan strategis karena terletak di pusat kota dan merupakan tempat

yang bersejarah sehingga pada hari besar seperti hari tabot, hari kain

basurek, tahun baru atau pun hari lainnya tetap ada pengunjung mulai

dari pengunjung anak-anak, pelajar, orang dewasa, bahkan turis jadi

tempat yang sangat bernilai untuk suatu daerah ataupun mempengaruhi

pendapatan daerah dan cocok ada suatu kewirausahaan misal para

pedagang untuk menyediakan kebutuhan manusia sebagai tempat

persinggahan seperti menyediakan makanan.

73

Page 85: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

74

B. Saran

1. Kepada Dinas Pariwisata Pengelola Objek Wisata Benteng

Marlborough (POWAP) untuk bisa memperhatikan objek wisata akan

pemeliharaannya (perawatan objek wisata) dan menertibkan para

pedagang untuk menjaga kebersihan serta mengawasi. Sehingga

APBD bisa memperhatikan kegiatan wirausaha sebagai faktor

penunjang wisata.

2. Hendaknya para pedagang menjaga perilaku dalam berdagang baik

dari segi pakaian serta menjual barang dagang atau menjual makanan

yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan bisa memahami

perilaku bisnis Islam secara syariah. Memiliki jiwa sosial sesama

manusia dengan manusia dan memiliki jiwa keyakinan terhadap Allah

SWT.

Page 86: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

75

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku :

Alma Buchari, Priansa Juni Donni. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung :

Alfabeta. 2009

Aziz Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam Emplementasi Etika Islam

Untuk Dunia Usaha. Bandung : Alfabeta. 2013

Darsoprajitno Soewarno. EkologiPariwisata. Bandung : Angkasa. 2013

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2005

Fauroni Lukman R. Etika Bisnis dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka

Pesantren. 2006

Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri. Manajemen Syariah Dalam Praktik.

Jakarta : Gema Insani. 2003

Hamidi Luthfi M. Jejak-jejak Ekonomi Syariah. Jakarta : Senayan Abadi

Publishing. 2003

Hasan Ali. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009

Hasanuddin. The Guide Book Fort Marlborough. Bengkulu : Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata UPTD. POWAP Provinsi Bengkulu

Jusmaliani. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta : Bumi Aksara. 2008

Kartono Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan cet 9. Jakarta : Raja

Grafindo Persada. 2011

Page 87: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

76

Mardani. Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta : Rajawali Pers.

2014

Malahayati. Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah. Yogyakarta : Jogja Great

Publisher. 2010.

Marius P.Angiopora. Dasar-DasarPemasaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo.

1999

Muhammad. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta : Graha Ilmu.

2007

Muis Murdeni. Kepribadian dan Perilaku Wirausaha Muslim. Medan :

USU Press. 2007

Muljadi. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Rajawali Pers. 2010

Nawawi Ismail. Isu-isu Ekonomi Islam Kompilasi Pemikiran Filsafat dan

Teori Menuju Praktik di Tengah Arus Ekonomi Global. Jakarta : Press. 2013.

Nurohman Dede. Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam. Yogyakarta :

Teras. 2011

Qardhawi Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani

Press. 1997

Salman M. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Reality Publisher.

2006

Setiawan Adetio Romi. Ekonomi Internasional. Bengkulu : EdisiRevisi

2016

Subandi Bambang. Bisnis sebagai strategi Islam. Surabaya : Paramedia.

2000

Page 88: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

77

Sugiantoro Ronny. Pariwisata : Antara Obsesi dan Realita. Yogyakarta :

Adicita Karya Nusa. 2000

Suryana. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat. 2008

Suwantoro Gamal.Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta : Andi. 2004

Sukirno Sadono. Pengantar Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group. 2004

Triyuwono Iwan. Akutansi Syariah : Perspektif , Metodologi, dan Teori.

Jakarta : Rajawali Pers. 2012

Wiwiho B, et.al.Pariwisata, Citra, dan Manfaatnya. Jakarta : Bina Rena

Pariwara. 1990

Yafie Ali. Fiqih Perdagangan Bebas. Jakarta : Teraju Kompleks. 2003

Yusanto Ismail Muhammad, Widjajakusuma Karebet Muhamammad.

Menggagas Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani Pers. 2002

Referensi Skripsidan Jurnal :

Efendi Aji. “Perilaku Ekonomi Pedagang Musiman Dalam Upaya

Meningkatkan Pendapatan (Studi Kasus Pada Penjual Durian Di Kelurahan

Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. 2009.

Kusnia Mina Siti. “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan

Semarang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”. Universitas Islam Negeri

Walisongo Semarang : Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam. Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Islam. 2015

Page 89: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI

78

Sam Satriani Dede. “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat

Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi

Islam”. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau : Skripsi.Jurusan

Ekonomi Islam.Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum. 2011

Yani Apri Rinisti. “Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Etos Kerja

Karyawan di PT Bengkulu Sawit Lestari Air Sulau Kecamatan Kedurang Ilir”.

Institut Agama Islam Negeri Bengkulu : Skripsi. Program Studi Ekonomi Islam.

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. 2016

Referensi Internet :

http://kbbi.web.id/perilaku. diakses pada Senin. 31 Oktober 2016 pukul 15

: 57 WIB

http://www.PengertianPedagang. Diakses 17 Maret 2017, pukul 20.06

Wib.

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-prospek. Diakses 03

Maret 2017, pukul 17.00 Wib.

Page 90: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 91: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 92: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 93: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 94: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 95: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 96: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 97: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 98: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 99: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 100: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 101: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 102: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 103: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 104: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 105: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 106: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 107: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 108: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 109: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 110: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 111: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 112: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI
Page 113: HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.) OLEH: HERAWATI