HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai...
Transcript of HERAWATI 1316130162repository.iainbengkulu.ac.id/400/1/Herawati.pdf · SKRIPSI Diajukan sebagai...
PROSPEK USAHA DAN PERILAKU PEDAGANG KAKI LIMADI KAWASAN WISATA BENTENG MARLBOROUGH
KOTA BENGKULU DALAMPERSPEKTIF ISLAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehGelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.)
OLEH :
HERAWATI1316130162
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AHJURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
2017 M/ 1438 H
v
MOTTO :
Man Jadda Wajada“Siapa yang berusaha (inshallah) akan mendapat apa yang
diusahakannya”
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Al-Insyarah : 6-8)”
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Ibu dan Bapak tercinta yang telah memberikan motivasi serta doa untukku
Untuk yang istimewa dalam perjalanan hidupku yakni Mgs. Robi Darwis
Ismail Al-Asrory
Adik-adikku dan Saudara-saudaraku (Family) tercinta dan tersayang membuat
hari-hariku menjadi berwarna dan penuh canda tawa
Kakak Ikhsan, Ayu Azhari Meliani, Pipi Rosita, Nelly Melia, Nikita
Handayani, Siti Maghfiroh, Meita, Yuniarti,Meme, Dwi Irfa R.D., Puji A.,
Nursinta,yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan arahan
Semua sahabatdan teman-temanku seperjuangan
Almamater yang telah menempahku
vi
ABSTRAK
Adapun judul penelitian : “Prospek Usaha dan Perilaku Pedagang KakiLima di Kawasan Wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam PerspektifIslam” oleh Herawati NIM 1316130162.
Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu (1) Bagaimanaperilaku pedagang kaki lima di kawasan Wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu dalam Perspektif Islam, (2) Bagaimana prospek usaha pedagang kakilima di kawasan Wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam PerspektifIslam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku danprospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu. Untuk mengungkap persoalan tersebut secara mendalam danmenyeluruh, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bermanfaatuntuk memberikan informasi, fakta di kawasan wisata Benteng Marlborough KotaBengkulu. Sumber data yang digunakan yakni sumber data primer dan sumberdata sekunder. Dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,observasi, dan dokumentasi. Kemudian data tersebut diuraikan, dianalisis, dandibahas untuk menjawab permasalahan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1)Perilaku pedagang kaki lima meliputi takwa, aqshid (sederhana), khidmad(melayani), dan amanah ternyata masih belum sesuai dengan perilaku bisnis Islamyang diterapkan oleh para pedagang. (2) Prospek Usaha pedagang kaki limamerupakan tempat yang strategis walaupun kebanyakan para pedagangmenyatakan sangat ramai hanya pada musiman.
Kata Kunci : Perilaku Bisnis Islam, Pedagang, Wisata dan pariwisata, sertaProspek Usaha
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prospek
Usaha dan Perilaku Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Wisata Benteng
Marlborough Kota Bengkulu Dalam Perspektif Islam”.
Shalawat dan salam untuk Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan
petunjuk ke jalan yang lurus baik di dunia maupun akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) pada Program Studi
Ekonomi Syari’ah (EKIS) Jurusan Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Dengan
demikian penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag, M.H, selaku Plt. Rektor IAIN Bengkulu yang
telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu dikampus hijau ini
2. Dr. Asnaini, M.A selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu yang telah memberikan ilmunya
3. Idwal B, M.A. selaku Plt. Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan Perbankan
Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu yang telah memberikan ilmunya
4. Drs. H. Khairuddin Wahid, M.Ag selaku Pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh
kesabaran
5. H. Romi Adetio Setiawan, M.A selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang
telah mengajar dan membimbing serta memberikan berbagai ilmunya dengan
penuh keikhlasan
viii
7. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu yang
telah memberikan pelayanan dengan baik dalam hal administrasi
8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, beserta pengelola dan
pedagang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di sana
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari akan banyak
kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh sebab itu, penulis
mengharapakn kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini ke depan.
Bengkulu, 10 Mei 2017 M
13 Sya’ban 1438 H
HerawatiNIM 1316130162
Vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... iSURAT PERNYATAAN................................................................................ iiPERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iiiPENGESAHAN ............................................................................................. ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vABSTRAK ..................................................................................................... viKATA PENGANTAR ................................................................................... viiDAFTAR ISI................................................................................................. viiiDAFTAR TABEL.......................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1B. Rumusan Masalah............................................................................ 12C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 12E. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 152. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 153. Informan Penelitian ..................................................................... 164. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...................................... 165. Teknik Analisis Data................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Perilaku Bisnis dalam Berdagang1.Teori Perilaku Bisnis................................................................... 202.Teori Perilaku Bisnis Islami........................................................ 233.Perilaku Pengusaha Muslim........................................................ 334.Teori Pedagang Kaki Lima ......................................................... 38
B. Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima1.Teori Prospek Usaha ................................................................... 472.Teori Prospek Pedagang.............................................................. 493.Teori Prospek Ekonomi Islam..................................................... 53
C. Pariwisata........................................................................................ 55BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Benteng Marlbrough Kota Bengkulu................................. 58B. Jumlah Data Pengunjung ................................................................ 61C. Jumlah Pedagang Kawasan Benteng Marlborough ........................ 62D. Struktur Organisasi ......................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian............................................................................... 66B. Pembahasan .................................................................................... 69
BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ..................................................................................... 73B. Saran ............................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 75LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough.......................................... 3
Tabel 3.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough..........................................61
Tabel 3.2 Data Informan dan Jenis Bisnis Pedagang Benteng Marlborough.......63
Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough..........................................71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zaman modern ini selalu berkembang dan meningkatkan pertambahan
penduduk serta perkembangan sosial ekonomi bahkan semakin canggih teknologi
maka dapat mendorong kebutuhan manusia memenuhi kebutuhan. Menciptakan
suatu kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.1
Pariwisata sudah menjadi trend bagi masyarakat luas khususnya
Bengkulu, namun suatu daerah sering menghadapi kendala baik mengenai
langkah operasional maupun soal anggarannya. Sehingga daerah seharusnya
semakin mampu mengoptimalkan potensi pariwisata dengan mengerahkan semua
sektor pendukung.
Sektor pariwisata terkait dengan banyak sektor yaitu kerajinan,
pendidikan, kebudayaan, kesenian, investasi, sampai keamanan. Biarkan
pariwisata hidup dan berkembang sebagai bagian dari hidup segenap masyarakat.2
Pelaku ekonomi adalah individu-individu atau lembaga-lembaga yang
terlibat dalam proses kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi, maupun
1Soewarno Darsoprajitno, Ekologi Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 2013), h. 62Ronny Sugiantoro, Pariwisata : Antara Obsesi dan Realita, (Yogyakarta : Adicita Karya Nusa,
2000), h. 127
1
2
konsumsi. Berperan dalam pelaku ekonomi adalah rumah tangga, masyarakat,
perusahaan/sektor usaha dan pemerintah.
Industri merupakan kekuatan yang mampu menciptakan perkembangan
perekonomian Indonesia karena sektor industri mampu menjaga kestabilan dalam
krisis global yang melanda Indonesia. Oleh sebab itu, pembangunan manufaktur
dalam kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya.3
Salah satu contoh bagian industri yang dapat membantu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi terutama di Bengkulu yaitu pedagang sekitar wisata
Benteng Marlborough. Pertumbuhan industri pedagang ini sangat pesat akan
tetapi belum diimbangi dengan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai
dan berdampak pada praktik di lapangan. Peranan sumber daya manusia ini sangat
penting dan berpotensial tinggi untuk suatu perusahaan khususnya pelaku bisnis.
Benteng Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan tentara
Inggris yang terletak di pesisir pantai Tapak Paderi-Kota Bengkulu. Benteng ini
dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1712-1718 di bawah pimpinan
Gubernur Jendral Josef Colin.4
Benteng Marlborough merupakan objek wisata bagi masyarakat nusantara
Indonesia. Oleh sebab itu, prospek usaha untuk berdagang kaki lima yang di
3Rinisti Apri Yani, “Pengaruh PengalamanKerja Terhadap Etos Kerja Karyawan di PTBengkulu Sawit Lestari Air Sulau Kecamatan Kedurang Ilir”, (Skripsi, Ekis, FEBI IAIN Bengkulu,2016), h. 1
4Hasanuddin, The Guide Book Fort Marlborough, Bengkulu : Dinas Kebudayaan dan PariwisataUPTD. POWAP Provinsi Bengkulu, h. 4
3
lakukan oleh masyarakat setempat sangat membantu dalammemenuhi kebutuhan
sehari-hari.Walaupun banyak saingan denganpedagang yang telah menempati
kios-kios akan tetapi mereka masih tetap berjualan di kaki lima kawasan Benteng
Marlborough. Adapun data pengunjung Benteng Marlborough Kota Bengkulu,
sebagai berikut :5
Tabel 1.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough
No. Nama ObjekTahun
2013 2014 2015 2016
1 Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381
(s/d Agustus)
Sumber : UPTD POWAP
Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah pengunjung Benteng
Marlborough mengalami naik turun pada setiap tahunnya sehingga mesti ada
peningkatan dalam pemasarannya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan
pengunjung pada hari-hari besar sangat ditunggu-tunggu oleh para pedagang di
sekitar kawasan wisata.
Persaingan yang ada pada pedagang kaki lima sangat bersaing dengan
pedagang yang mempunyai modal yang besar, ada sebagian pedagang kaki lima
meminjam modal pada pihak bank atau modal pribadi dan ada juga yang
mendapat bantuan dari kementerian sosial secara tunai berupa PKH (Program
Keluarga Harapan) dan KUBe (Kelompok Usaha Bersama) khususnya para Ibu-
5Almidianto, Kepala Seksi Pemasaran di UPTD POWAP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,hasil wawancara, tanggal 01 Maret 2017, pukul 09.46 WIB
4
ibu. Akan tetapi mereka belum dapat bantuan secara langsung dari pemerintah
yang datang ke tempat berdagang pada tahun 2014 yang lalu.
Pedagang kaki lima akan tetap mempertahankan usahanya karena usaha
yang di jalankan sangat membantu perekonomian mereka. Dagangan yang ramai
dikunjungi oleh para pengunjung bisa dikatakan ramai musiman.
Menurut Dahliar dan Yendra, menerangkan bahwa dagangan lebih ramai
musiman yakni para pengunjung lebih ramai pada hari-hari besar dari pada hari-
hari biasa atau tidak menentu dikarenakan keinginan manusia yang tidak terbatas
dan kebutuhan manusia yang seharusnya terbatas.6
Aktivitas perdagangan tujuan utamanya adalah mencari keuntungan serta
praktik-praktik haram seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari
harga aslinya yang jatuhnya riba. Sebagaimana Qs. Al-Baqarah : 275,
menjelaskan tentang riba.7
6Dahliar dan Yendra, wawancara, tanggal 09 Februari 2017, Pukul 16.00 WIB7Mardani, Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 13
5
Artinya : Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdirimelainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan merekaberkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, PadahalAllah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yangtelah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (darimengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelumdatang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, merekakekal di dalamnya.
Uraian ayat diatas dapat disimpulkan bahwa riba diharamkan oleh Allah
kecuali dalam jual beli menghalalkan adanya tambahan. Tujuan dan semua praktik
tadi jika dalam ekonomi Islam dilarang, dalam ekonomi Islam mencari
keuntungan dipandang suatu hal yang fitrah yang mendapat semangat berinovasi
dan bersaing.
Setiap manusia mempunyai segala kebutuhan untuk bertahan hidup
memerlukan harta. Manusia senantiasa berusaha memperoleh harta salah satunya
dengan bekerja misalnya berbisnis khususnya pedagang.
Harta dapat diperoleh melalui perdagangan, kemitraan, sewa, keahlian dan
sebagainya. Sebelum menjadi Nabi, Muhammad SAW dalam memperoleh modal
dari janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak dapat menjalankan sendiri
bisnisnya berdasarkan prinsip kerjasama. Hal ini terjadi karena Nabi Muhammad
sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya.8
Islam mewajibkan setiap muslim khususnya yang memiliki tanggungan
untuk bekerja.9 Bekerja adalah mencari nafkah untuk setiap manusia, sebagaimana
8Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta :GemaInsani, 2003), h. 52
9Muhammad Ismail Yusanto, Muhamammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas BisnisIslami, (Jakarta : Gema Insani Pers, 2002), h.17
6
Allah swt telah melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rezeki tercantum dalam Qs. Al-Mulk :
15.
Artinya : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Makaberjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. danhanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Sudah ada jaminannya bahwa rezeki itu tidak akan mungkin didapat
kecuali berusaha dan bekerja. Bekerja dibutuhkan bukan hanya sekali waktu
tetapi terus-menerus, jika ilmu tidak bermanfaat kalau tidak dipraktikan dengan
kerja. Pembangunan dan elangsungan hidup manusia di muka bumi tergantung
pada usahanya.10
Kegiatan bisnis khususnya berdagang yaitu bekerja dalam pandangan
Islam yang diarahkan dalam cara benar (halal) untuk mengerjakan sesuai yang
halal, dan mendapatkan pahala dari Allah swt.
Rasulullah sendiri pada awalnya adalah seorang pembisnis, bahkan
begitu juga dengan Khulafaurrasyidin dan kebanyakan sahabat lainnya. Sejalan
usianya yang semakin dewasa, Muhammad SAW semakin giat berdagang, baik
dengan modal sendiri, atau pun bermitra dengan orang lain. Muhammad SAW
adalah seorang pedagang profesional dan selalu menjunjung tinggi kejujuran,
maka dari itu ia dijuluki ’Al-amin’ (yang terpercaya).
10Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta : Teraju Kompleks, 2003), h.51
7
Seseorang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhinya untuk bisa
hidup atau kesenangan dalam hidupnya. Ilmu ekonomi akan memusatkan
perhatiannya pada barang-barang atau benda-benda yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas.11
Aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah
(kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya namun dalam
cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram),
sebagaimana Qs. Al-An’am : 141.12
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung danyang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macambuahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama(rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Diaberbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkankepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allahtidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Membuka usaha dengan jalan yang halal sangat terpuji, tidak merugikan
orang lain, sesuai dengan syari’at-syari’at Islam. Apabila meinginkan
kesejahteraan dunia dan akhirat, maka nafkahkanlah sebagian harta di jalan
11Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 10912Muhammad Ismail Yusanto, Muhamammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis
Islami,,,h.18
8
Allah karena apa yang didapat di muka bumi ini semua datangnya dari Allah
SWT.
Manusia diberi kebebasan berusaha dimuka bumi untuk memakmurkan
kehidupannya, manusia sebagai khilafah fi al-ardh harus kreatif, inovatif, kerja
keras dan berjuang. Bukan berjuang untuk hidup, tapi hidup ini adalah
perjuangan untuk melaksanakan amanat Allah, pada hakikatnya untuk
kemaslahatan manusia itu sendiri.
Pada dasarnya Islam mempunyai peraturan perdagangan Islami terhadap
norma, etika agama, dan perikemanusiaan yang menjadi landasan pokok bagi
pasar Islam yang bersih, antara lain :
1. Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang diharamkan
2. Bersikap benar, amanah, dan jujur
3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga
4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli
5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan
6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju akhirat.13
Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebuah gerakan yang baru disertai
dengan misi dekonstrutif atas kegagalam ekonomi dunia dominan selama ini.14
Manusia harus mampu menjawab setiap tantangan pada setiap zaman, khususnya
persoalan ekonomi yang selalu berperan aktif.
13Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), h. 17314Muhammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h.1
9
Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik
bagi setiap aktivitas ekonominya baik posisinya sebagai konsumen, produksi,
distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya untuk menciptakan
hartanya.15 Aktivitas perdagangan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan
yang bersifat horizontal karena keterkaitan secara langsung dengan sektor riil.
Sistem ekonomi Islam mengutamakan sektor riil dibandingkan sektor
moneter dan transaksi jual beli berkaitan dengan kedua sektor tersebut.16 Sehingga
lebih menekankan pada aspek pemerataan dan pengurangan jumlah kemiskinan
dengan pengembangan sektor riil ini dapat menyerap tenaga kerja.
Islam merupakan agama mayoritas yang dianut penduduk dunia dan yang
dalam ajarannya sangat mendorong kemajuan teknologi, termasuk berbagai
inovasi dalam sistem perdagangan. Namun demikian, berbagai jenis cara
berdagang ini harus dipahami benar dan dikaji kesesuaiannya dengan prinsip-
prinsip syariah dalam muamalah.17
Dalam muamalah pada dasarnya semua boleh dilakukan kecuali yang
dilarang, yaitu maisir, gharar, dan riba. Firman Allah SWT dalam surah An-
Nisaa’ ayat 29 :
15Muhammad, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam,,,, h. 2416Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 817Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah,,, h. 128
10
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlahkamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayangkepadamu.
Begitu banyak aspek yang bisa mempengaruhi dalam meningkatkan
kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan kesejahteraan
tersebut adalah dari sektor kewirausahaan (entrepreneurship). Kewirausahaan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber
daya untuk mencari peluang menuju sukses.18
Kewirausahaan biasanya identik dengan keahlian seseorang dalam
menjalankan suatu bidang usaha yang bisa menghasilkan laba baginya.
Kewirausahaan tersebut biasanya dimulai dari usaha berskala kecil, yang
kemudian apabila usaha tersebut telah maju maka akan membuat usaha tersebut
diperhitungkan untuk dikembangkan.19
Usaha-usaha kecil dan terlihat sederhana tersebut apabila
dikembangkan dengan jiwa kewirausahaan yang baik, maka akan menghasilkan
laba yang cukup menguntungkan bagi pengelolanya bahkan untuk orang lain.
18Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta: Salemb Empat, 2008), Cet.4, h.2.19Arfan Sulaiman, “Prospek Usaha Pembuatan Batu Bata Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pengusaha Batu Bata Di KelurahanPurnama Kota Dumai)”, Skripsi, JurusanEkonomi Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SultanSyarif Kasim Riau, 2012.
11
Para pedagang musiman tidak setiap hari ada, tetapi hanya ada pada
hari-hari besar misal tahun baru, tabot, dan lain-lain. Dengan datangnya hari-hari
besar, sebagian masyarakat kebun Keling dan masyarakat yang bukan penduduk
asli (merantau) melakukan beberapa perilaku ekonomi guna memanfaatkan situasi
tersebut untuk menjadi pedagang musiman.
Pedagang adalah orang atau instansi yang memperjual belikan
produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup, kebutuhan hidup manusia
diperoleh melalui proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang
bersangkutan, seperti internalisasi, sosialisasi, dan enkuturasi.20 Dengan proses
belajar ini para pedagang musiman di Kelurahan Kampung Cina melakukan
perilaku ekonomi khususnya pedagang musiman.
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri dengan cara
mengembangkan dan mentransformasikan sumber daya alam yang diinginkan
konsumen.
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan membuktikan
dengan menganalisa tentang prospek usaha dan perilaku bisnis. Maka penulis
ingin mengadakan penelitian untuk karya ilmiah dengan judul “Prospek Usaha
20Aji Efendi, “Perilaku Ekonomi Pedagang Musiman Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan(Studi Kasus Pada Penjual Durian Di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang)”,Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2009.
12
dan Perilaku Bisnis Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Wisata Benteng
Marlborough Kota Bengkulu Dalam Perspektif Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng
Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam ?
2. Bagaimana prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng
Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng
Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam
2. Untuk mengetahui prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan wisata
Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini berguna untuk pengembangan, pelatihan, dan gambaran
dengan praktik penerapan pariwisata. Selain itu bermanfaat secara teori dan
aplikasi dalam rangka pertumbuhan ekonomi khususnya devisa pendapatan
terhadap kemakmuran daerah.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi masyarakat sekitar wisata adalah untuk memberikan masukan
pendapatan dalam wadah wirausahawan dan sebagai wadah sosialisasi
antara dinas kebudayaan dan pariwisata dengan masyarakat dalam bekerja
13
sama untuk mewujudkan kesejahteraan maka adanya pengolahan dalam
menjaga kelestarian lingkungan.
b. Bagi pemerintah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai
sumbangan pemikiran masyarakat mengenai perilaku pedagang kaki lima
di kawasan wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif
Islam. Sehingga adanya forum informasi dan koordinasi yang menjadi
rujukan bagi pemerintah dan instansi lainnya.
c. Bagi Mahasiswa, khususnya program studi Ekonomi Syari’ah dalam
penelitian ini dapat menjadikan rujukan, motivasi, bahkan bahan
pemahaman tentang perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata
Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam.
E. Penelitian Terdahulu
Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan
Semarang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”, pada tahun 2015. Dalam
pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi,wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis.
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan: Pertama pemahaman pedagang di pasar
tradisional Ngaliyan Semarang mengenai etika bisnis Islam disimpulkan bahwa
para pedagang tidak mengetahui etika bisnis Islam. Kedua perilaku pedagang di
pasar tradisional NgaliyanSemarang telah sesuai dengan etika bisnis Islam.21
Perbedaan dalam penelitian ini adalah perilaku pedagang pasar tradisional
21Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif EtikaBisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015
14
sedangkan penulis yang akan diteliti perilaku pedagang sekitar dan sama-sama
menggunakan pedagang.
Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai
Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi
Islam”, pada tahun 2011. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode
observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian
lapangan.Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa prospek pedagang kaki
lima di Pantai Selat Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis mempunyai
prospek yang baik dan bagus dalam menjual barang daganganya. Hal ini terbukti
dari angket yang penulis sebarkan menyatakan 13 orang atau 48.14% dari
responden menyatakan berjualan secara kaki lima di Pantai Selat Baru
menyatakan banyak peningkatan. Sedangkan berdagang menetap secara kaki lima
di Pantai Selat Baru juga mendapat keuntungan yang besar dari pada berdagang di
tempat lain, terbukti dari hasil angket yang disebarkan oleh penulis 16 orang atau
59.26% dari responden menyatakan berdagang secara kaki lima dipantai Selat
baru lebih besar keuntungan yang didapati, dari pada tempat lain yang banyak
saingan yang mempunyai modal yang lebih besar.22 Perbedaan dalam peneliti
adalah prospek usaha pedagang kaki lima di Pantai Selat Baru sedang penulis
yang akan teliti prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata
22Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan BantanKabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, FakultasSyariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011
15
Benteng Malabrough Kota Bengkulu dan sama-sama menggunakan pedagang
kaki lima.
F. Metode Penelitian
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif karena untuk mengetahui lalu
menjabarkan prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan
wisata Benteng Marlborough Kota Bengkulu dalam perspektif Islam,
penelitian ini berhubungan langsung dengan objek yang diteliti yakni para
pedagang sehingga menggambarkan secara relevan dan akurat sesuai
pengamatan akan fakta pada bidang tersebut.
Pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dalam bentuk analisis dari
objek penelitian. Maka pendekatan ini akan memahami tindakan manusia
secara langsung dan menghasilkan data yang diolah melalui analisis data
secara induktif maupun naratif. Demikian penelitian yang dilakukan ini
tentang prospek usaha dan perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata
Benteng Marlborough berdasarkan perspektif Islam.
b. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan dari tanggal 17 Februari 2017 sampai
dengan selesai pada tanggal 17 Maret 2017. Lokasi penelitian ini di Jl. Kebun
Kling Kelurahan Kampung Cina Kecamatan Teluk Segara. Benteng
Marlborough Kota Bengkulu dan sekitarnya karena merupakan pusat
16
informasi, komunikasi, serta pelayanan sehingga memudahkan peneliti untuk
mengambil sampel penelitian.
c. Informan Penelitian
Informan penelitian ini adalah para pedagang kaki lima di kawasan
Benteng Marlborough Kota Bengkulu sedangkan sampel yang diambil 20
orang yakni 10 orang para pedagang (pedagang pakaian, pedagang makanan
dan minuman, serta pedagang aksesoris), dan 5 orang para pengelola Benteng
Marlborough (kepala seksi pemasaran/ para tokoh masyarakat, kepala TU, dan
staf TU), serta 5 orang konsumen (pembeli). Berdasarkan survei dan
pengamatan yang diteliti hanya 10 orang pedagang dikarenakan perilaku
pedagang secara keseluruhan menunjukan sama dan teknik sampling yang
digunakan adalah teknik probability sampling yakni random sampling.
Random sampling adalah pengambilan anggota sampel dan populasi
secara acak dengan syarat populasi homogen. Demikian hal ini
mengelompokan informan berdasarkan jenis bisnis, kemudian dari masing-
masing kategori diambil satu sampel. Sehingga jumlah dalam penelitian ini
sepuluh informan.
d. Sumber Data dan Teknik Pengambilan Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu sumber primer yang
merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian sehingga data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal karya ilmiah, berita,
artikel.
17
Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang relevan
yaitu :
1. Observasi bertujuan untuk pengumpulan data dengan cara mengamati
langsung, berupa pengamatan langsung kepada para pedagang
2. Wawancara tidak terstuktur bertujuan untuk pengumpulan data dimana
wawancara yang dilakukan tidak secara sistematis, ditujukan kepada para
pedagang, para pengunjung (pembeli), dan para pengelola Benteng
Marlborough
3. Dokumentasi yaitu untuk catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi
merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu buku-buku yang dijadikan
sumber rujukan dalam penulisan skripsi dan sumber dari UPTD POWAP
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bengkulu.
e. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data melalui tiga cara
yaitu : reduksi data, penyajian data, dan pengambilan keputusan atau verifikasi.
Dalam proses analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskripstif kualitatif adalah menggambarkan dan menjabarkan secara jelas
mengenai perilaku bisnis pedagang sekitar wisata Benteng Marlborough Kota
Bengkulu, sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Data hasil analisis tidak
menggunakan angka-angka, tetapi dideskripsikan berdasarkan data hasil
18
wawancara dan observasi yang diyakini kevalidannya. Setelah itu data yang
diperoleh dari wawancara danobservasi dirangkum, memilih hal-hal yang
pokok sertamemfokuskan pada hal-hal yang penting. Kemudian data disajikan
sehingga memudahkan untuk merencanakan kerja selanjutnya. Langkah
berikutnya data dianalisis dan ditarik kesimpulan sesuai penelitian yang diteliti
untuk menjawab masalah.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu
menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil
penelitian yang baik dan mudahdipahami. Adapun sistematika tersebut sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan
sistematika penulisan
BAB II : PEMBAHASAN UMUM
Bab ini terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab yang pertama
menjelaskan konsep perilaku bisnis yang didalamnya terdapat penjabaran
mengenai pengertian perilaku, pengertian bisnis dan pengertian pedagang. Sub
bab yang kedua tentang prospek usaha pedagang. Sub bab ketiga menjelaskan
tentang pariwisata.
19
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini terdapat beberapa sub bab. Sub bab pertama berisi sejarah
Benteng Marlborough, sub bab kedua berisi jumlah pengunjung, sub bab ketiga
berisi jumlah dan jenis pedagang.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan pembahasan yang disesuaikan dengan
rumusan masalah dan memuat deskripsi lokasi penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab masalah dan tujuan
penelitian berupa deskripsi dan saran yang merupakan masukan peneliti yang
direflesikan dari temuan-temuan penelitian.
20
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Teori Perilaku Bisnis dalam Berdagang
1. Perilaku Bisnis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku diartikan sebagai
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.1 Sehingga
berkaitan dengan suatu etika yakni etika bisnis.
Perilaku yang etis yaitu perilaku yang mengikuti perintah Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya, etika bisnis banyak dibahas dalam berbagai literatur dan
sumber utamanya adalah al-quran dan hadis. Perilaku (manusia) adalah
serangkaian kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.2
Perilaku yang ditunjukkan oleh para pedagang ataupun pembinis bisa
dilihat saat diajak kerjasama oleh sebab itu perilaku sebagai adat kebiasaan
manusia menjadi tolak ukur dalam kehidupan untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitar dan tingkah laku yang mencerminkan kepribadian seseorang
dalam menanggapi suatu masalah.
1http://kbbi.web.id/perilaku, diakses pada Minggu, 03 Maret 2017, pukul 15 : 57 WIB.2Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 21
20
21
Etika adalah model perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan
hubungan antara manusia dan meminimalkan penyimpangan bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat.3
Menurut Solomon dikutip oleh Iwan Triyuwono bahwa makna ethos ini
tidak lain adalah karakter dari suatu budaya sedangkan etika pada sisi lain
umumnya berkenaan dengan karakter individu dan berkenaan dengan aturan-
aturan sosial sehingga mengatur dan membatasi perilaku di mana dengannya kita
hidup.4
Menurut Mushtaq Ahamad, etika Islam dalam jual beli diterapkan
dengan mengacu pada tiga kerangka pokok yakni kebebasan berekonomi,
keadilan dan perilaku yang diperintahkan dan dipuji.5
Pelaku bisnis diharapkan harus mampu membangun meningkatkan
tingkat kepercayaan dari para relasinya baik itu keadilan, kejujuran, dan lain-lain.
Islam tidak mengabaikan fakta ini dan siap mengantisipasi kebudayaan Barat
khususnya sistem ekonomi caranya adalah dengan memasukkan nilai etika ke
dalam ekonomi.
Menurut J. Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal
yang baru di dalam Islam karena ketika Islam benar-benar dijadikan pedoman
utama dalam kehidupan sehari-hari.6
3Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2009),h.202
4Iwan Triyuwono, Akutansi Syariah : Perspektif , Metodologi, dan Teori, (Jakarta : RajawaliPers, 2012), h.80
5Dede Nurohman, Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Teras, 2011), h.636Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam,,, h.55
22
Menurut Purwanto, perilaku adalah segala tindakan atau perbuatan
manusia yang kelihatan atau tidak kelihatan yang didasari maupun tidak didasari
termasuk didalamnya cara berbicara, cara melakukan sesuatu dan bereaksi
terhadap segala sesuatu yang datangnya dari luar maupun dari dalam dirinya.7
Perilaku yang diikuti untuk mengharmoniskan hubungan antara manusia
meminimalkan penyimpangan dan berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.
Maka pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai
aktivitasnya artinya usaha yang ia lakukan harus mampu memupuk atau
membangun tingkat kepercayaan dari para relasinya.8
Perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap sendiri dibentuk oleh sistem nilai
dan pengetahuan yang dimiliki manusia. Maka kegiatan apapun yang dilakukan
manusia hampir selalu dilatar belakangi oleh pengetahuan pikiran dan
kepercayaannya. Perilaku ekonomi yang bersifat subyektif tidak hanya dapat
dilihat pada perilaku konsumen, tetapi juga perilaku pedagang. Sama halnya
dengan perilaku konsumen, perilaku pedagang tidak semata-mata dipengaruhi
oleh pengetahuannya yang bersifat rasional tetapi juga oleh sistem nilai yang
diyakini. Wirausaha juga mendasari perilaku ekonominya dengan seperangkat
etika yang diyakini. Karena itu perilaku ekonomi wirausaha tidak semata-mata
mempertimbangkan faktor benar dan tidak benar menurut ilmu ekonomi dan
7Zakiyah dan Bintang Wirawan, Pemahaman Nilai-Nilai Syari’ah Terhadap PerilakuBerdagang (Studi pada Pedagang di Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung), Jurnal Sociologie, Vol. 1,No. 4, h. 331. Diakses 17 Maret 2017, pukul 17.00 WIB.
8Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,,, h. 203
23
hukum atau berdasarkan pengalaman, tetapi juga mempertimbangkan faktor baik
dan tidak baik menurut etika.9
2. Teori Perilaku Bisnis Islami
Perilaku bisnis syariah yang mendidik supaya pelaku bisnis dapat
menjalankan bisnisnya sesuai kaidah-kaidah al-quran dan hadis, yaitu :10
1. Takwa yakni selalu mengingat Allah dalam aktivitas jadi nilai-nilai religius
hadir di kala melakukan transaksi bisnis karena terbebas dari sifat kecurangan,
kebohongan, kelicikan, dan penipuan dalam melakukan bisnis
2. Aqshid yaitu sederhana, rendah hati, lemah lembut, santun yang merupakan
fondasi dasar dan inti dari tingkah laku. Sebagaimana Qs. Ali ‘Imron : 159
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembutterhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulahmereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya.Pebisnis muslim diharuskan untuk berlaku manis dan dermawan terhadap
orang-orang miskin karena alasan tertentu ia tidak mampu memberikan sesuatu
9Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 23
10Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 187
24
kepada mereka dan setidaknya perlakukanlah dengan sopan dan kata-kata yang
baik.11
3. Khidmad yaitu melayani dengan baik, sikap utama dari pebisnis dan bersahabat
dengan mitra bisnisnya. Dalam kehidupan sehari-hari itu dalam transaksi
maupun pinjam-meminjam merupakan bentuk toleransi kesediaan untuk
memperpanjang rentang waktu sehingga memudahkan orang lain, sebagaimana
Rasulullah mempromosika kepada manusia sebagai berikut : (1). “Barang
siapa yang menolong orang mukmin yang sedang mengalami kesulitan untuk
membayar hutang atau tidak memintanya sama sekali, Allah akan menolong
kesulitannya di akhirat. (HR. Muslim).” (2). Barang siapa membebaskan
seorang mukmin dari kesusahannya atau menolong orang teraniaya, Allah swt
memberikan kepadanya 73 ampunan.
4. Amanah yakni harus menghiasi seorang muslim dalam setiap gerak langkah
dan perilaku bisnisnya secara terus menerus. Jika ingin mengetahui sejauh
mana tingkat kejujuran seseorang, ajaklah kerja sama dalam bisnis di sana akan
kelihatan sifat aslinya.
Bisnis Islami adalah upaya pengembangan modal untuk kebutuhan hidup
yang dilakukan dengan mengindahkan etika Islam. Selain menetapkan etika,
Islam juga mendorong umatmanusia untuk mengembangkan bisnis.12
Prinsip adalah asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak,
dan sebagainya).13Dalam pelaksanaan etika bisnis ada beberapa prinsip yang harus
11M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, (Jakarta : Senayan Abadi Publishing,2003),h.325
12Bambang Subandi, Bisnis Sebagai Strategi Islam, (Surabaya : Paramedia, 2000), h .65
25
dianut oleh pelaku etika bisnis. Maka prinsip-prinsip dapat dirinci dengan kategori
yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Menurut Syed Nawab Naqwi dikutip oleh R. Lukman Fauroni, kesatuan di
sini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang
memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang
ekonomi, politik, dan sosial menjadi suatu homogeneous whole atau keseluruhan
homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang
menyeluruh.14
Konsep tauhid (dimensi vertikal) berarti Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa
menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk
memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.
Setiap manusia harus tetap mengingat Allah SWT dan menjauhi larangan-
Nya walaupun para pedagang menjual dagangannya maka tetap yakin bahwa rezeki
datang dari Allah dan sumber daya alam Allah yang menciptakan alam semesta
sehingga produksi tidak terbatas namun ada batasannya sesuai prinsip syariah serta
berusaha dalam bekerja, berdoa untuk kelancaran usahanya.
Konsep tauhid mengintegrasikan aspek religius, dengan aspek-aspek lainnya,
seperti ekonomi, akan mendorong manusia kedalam suatu keutuhan yang selaras,
konsisten, dalam dirinya, dan selalu merasa diawasi oleh Tuhan.15
13Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta:Balai Pustaka, 2005, h. 896
14R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al-Qur’an, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2006, h.144
15Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas, (Jakarta : Teraju Kompleks, 2003), h. 22
26
Dalam konsep ini akan menimbulkan perasaan dalam diri manusia bahwa ia
akan merasa direkam segala aktivitas kehidupannya, termasuk dalam aktivitas
ekonomi. Karena Allah SWT mempunyai sifat Raqib (Maha Mengawasi) atas
seluruh gerak langkah aktivitas kehidupan makhluk ciptaan-Nya.
Penerapan konsep ini, maka pengusaha muslim dalam melakukan aktivitas
bisnisnya tidak akan melakukan paling tidak tiga halsebagai berikut:
1) Menghindari adanya diskriminasi terhadap pekerja, pemasok, pembeli atau siapa
pun atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin, atau agama
2) Menghindari terjadinya praktek-praktek kotorbisnis, hal ini dimaksudkan agar
para pelaku bisnis senantiasa takut akan segala larangan yang telah digariskan
3) Menghindari praktek menimbun kekayaan atau harta benda.
Prinsip keseimbangan (Equilibrium) yang berisikan ajaran keadilan
merupakan salah satu prinsip dasar harus dipegang oleh siapapun dalam
kehidupannya berkaitan dengan kepentingan perorangan dan kepentingan umum
serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.16
Keseimbangan atau adl menggambarkan dimensi horizontal ajaran
Islam, dan berhubungan dengan harmoni segala sesuatu di alam semesta.
Hukum dan keteraturan yang kita lihat di alam semesta merefleksikan konsep
keseimbangan yang rumit ini.
Menjaga keseimbangan antara mereka yang berpunya dan mereka yang
tak berpunya, Allah SWT menekankan arti penting sikap saling memberi dan
16Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Eonomi, (Jakarta : RajawaliPers, 2014), h. 29
27
mengutuk tindakan mengkonsumsi yang berlebih-lebihan. Dalam beraktivitas di
dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil tak terkecuali
kepada pihak yang tidak disukai.17
Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak
lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku
sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Sebagaimana firman Allah
dalam QS. Al-Qamar : 49
Artinya :
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Pada struktur ekonomi dan bisnis, agar kualitas keseimbangan dapat
mengendalikan semua tindakan manusia, maka harus memenuhi beberapa
persyaratan. Pertama, hubungan-hubungan dasar antar konsumsi, distribusi
danproduksi harus berhenti pada suatu keseimbangan tertentudemi menghindari
pemusatan kekuasaan ekonomi danbisnis dalam genggaman segelintir orang.
Kedua, keadaan perekonomian yang tidak konsisten dalam distribusi pendapatan
dan kekayaan harus ditolak karena Islam menolak daur tertutup pendapatan dan
kekayaan yang menjadi semakin menyempit. Ketiga, akibat pengaruh dari sikap
egali tarian yang kuat demikian, maka dalam ekonomi dan bisnis Islam tidak
mengakui adanya, baik hak milik yang terbatas maupun sistem pasar yang bebas
17A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran, (Jakarta : Amah, 2010), h.81
28
tak terkendali. Hal ini disebabkan bahwa ekonomi dan bisnis dalam pandangan
Islam bertujuan bagi penciptaan keadilan sosial.18
Dengan demikian jelas bahwa keseimbangan merupakan landasan pikir
kesadaran dalam pendayagunaan dan pengembangan harta benda agar harta
benda tidak menyebabkan kebinasaan bagi manusia melainkan bagi menjadi
media menuju kesempurnaan jiwa manusia menjadi khalifah.
Mengenai masalah harta manusia seringkali tidak hanya ingin
memperoleh sekedar yang diperlukan pada suatu waku tetapi akan lebih
menikmati apabila dapat memperoleh harta guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya suatu waktu.19
Pada tingkat tertentu, manusia diberikan kehendak bebas untuk
mengendalikan kehidupannya sendiri manakala Allah SWT menurunkannnya ke
bumi.20 Dengan tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya dituntun
oleh hukum yang diciptakan Allah SWT, ia diberikan kemampuan untuk
berpikir dan membuat keputusan, untuk memilih apapun jalan hidup yang ia
inginkan, dan yang paling penting, untuk bertindak berdasarkan aturan apapun
yang ia pilih. Tidak seperti halnya ciptaan Allah SWT yang lain di alam
semestass, ia dapat memilih perilaku etis ataupun tidak etis yang akan ia
jalankan.
18Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang DalamPerspektif EtikaBisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015
19Dede Nurohman, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam,,,h. 5020Siti Mina Kusnia, “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan Semarang Dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, h. 43
29
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat
berperan efektif dalam kehidupan perekonomian. Hukum Allah SWT
mengendalikan hubungan antara penciptaan manusia dan beban manusia dalam
QS. Al-Baqarah : 286 yaitu “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya”.21
Manusia memiliki kecenderungan untuk berkompetisi dalam segala hal,
tak terkecuali kebebasan dalam melakukan kontrak di pasar. Oleh sebab itu,
pasar seharusnya menjadi cerminan dari berlakunya hukum menawarkan dan
permintaan yang direpresentasikan oleh harga, pasar tidak terdistorsi oleh
tangan-tangan yang sengaja mempermainkannya.
Islam tidak memberikan ruang kepada intervensi dari pihak mana pun
untuk menentukan harga, kecuali dan hanya kecuali adanya kondisi darurat.
Pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya
sebuah komoditas di pasar. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi adanya
pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional.
Namun, dalam Islam tentunya kehendak bebas dan berlaku bebas dalam
menjalankan roda bisnis harus benar-benar dilandaskan pada aturan-aturan
syariah. Tidak diperkenankan melakukan persaingan dengan cara-cara yang
kotor dan bisa merugikan orang banyak.
Konsep ini dalam aktivitas ekonomi mengarahkan kepada kebaikan
setiap kepentingan untuk seluruh komunitas Islam dengan adanya larang bentuk
21Ali Yafie, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h.34
30
monopoli, kecurangan, dan praktik riba adalah jaminan terhadap terciptanya
suatu mekanisme pasar yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa
adanya keistimewaan-keistimewaan pada pihak-pihak tertentu.
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini memang dibekali potensi
kehendak bebas dalam melakukan apa saja demi mencapai tujuannya lebih dari
itu potensi kebebasan yang telah dianugerahkan Allah.22
Hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk mengarahkan serta
membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik sesuai aturan-aturan
syari’ah. Berdasarkan hal tersebut, kemudian berkehendak atau berlaku bebas
dapat diterapkan pada semua aspek kehidupan ini, tak terkecuali dalam dunia
perekonomian khususnya bisnis.
Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-ajaran
Islam. Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban. Untuk memenuhi
tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan
tindakannya.23
Dalam dunia bisnis pertanggung jawaban juga sangat berlaku. Setelah
melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai bentuk kebebasan, bukan
berarti semuanya selesai saat tujuan yang dikehendaki tercapai, atau ketika
sudah mendapatkan keuntungan.
22Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 2323P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2008), h. 3
31
Semua itu perlu adanya pertanggung jawaban atas apa yang telah
pebisnis lakukan, baik itu pertanggung jawaban ketika ia bertransaksi,
memproduksi barang, melakukan jual beli, melakukan perjanjian dan lain
sebagainya, semuanya harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Tanggung jawab merupakan suatu prinsip dinamis yang berhubungan
dengan perilaku manusia.24
Kekuatan dinamis individu menciptakan satu kehidupan yang dinamis
dalam masyarakat. Konsepsi tanggung jawab dalam Islam mempunyai sifat
terlapis ganda dan terfokus baik dari tingkat mikro (individual) maupun tingkat
makro (organisasi dan sosial), yang kedua-duanya harus dilakukan secara
bersama-sama.
Menurut Sayyid Qutub Islam mempunyai prinsip pertanggung jawaban
yang seimbang dalam segala bentuk dan ruang lingkupnya antara jiwa dan raga,
antara person dan keluarga, individu dan sosial antara suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.25
Ihsan (kebajikan) artinya melaksanakan perbuatan baik yang
memberikan manfaat kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu yang
mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan kata lain beribadah dan berbuat
baik seakan-akan melihat Allah, tujuannya mashlahah.26
24Ali Yafie, dkk, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 2425R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al-Qur’an,,,h. 14626A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.45
32
Keihsanan adalah tindakan terpuji yang dapat mempengaruhi hampir
setiap aspek dalam hidup, keihsanan adalah atribut yang selalu mempunyai
tempat terbaik disisi Allah.
Kedermawanan hati (leniency) dapat terkait dengan keihsanan. Jika
diekspresikan dalam bentuk perilaku kesopanan dan kesantunan, pemaaf,
mempermudah kesulitan yang dialami orang lain. Dalam pandangan Islam sikap
ini sangat dianjurkan dan Kesadaran akan adanya Allah dan aturan yang
berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi prioritas.
Menurut Al-Ghazali terdapat tiga prinsip pengejawantahan kebajikan :
Pertama, memberi kelonggaran waktu kepada pihak terutang untuk membayar
utangnya, jika perlu mengutangi utangnya. Kedua, menerima pengembalian
barang yang sudah dibeli. Ketiga, membayar utang sebelum waktu penagihan
tiba.27
Bisnis Islami juga dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis
dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa)
termasuk profitnya.28Namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram. Sesuai dalam firman
Allah SWT dalam Q.S.Al-Baqarah: 188 :
27Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah,,, h. 18828A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.19
33
Artinya : Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagianyang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamumembawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakansebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,Padahal kamu mengetahui.
Menurut Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma
dikutip oleh A. Kadir bahwa kendali bisnis syariah bertujuan untuk mencapai
empat hal yaitu (1) target hasil profit maeri maupun non materi, (2) perumbuhan
artinya terus meningkat, (3) keberlangsungan dalam kurun waktu selama
mungkin, (4) keberkahan atau keridhaan Allah.29
3. Perilaku Pengusaha Muslim
a. Konsep Perilaku Pengusaha
Perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas meliputi semua kegiatan atau aktifitas
manusia baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar.30Sedangkan pengusaha yang biasa disebut wirausaha adalah berasal dari dua
kata yaitu wira yang artinya pahlawan, dan usaha yang artinya melakukan
kegiatan ekonomi, sehingga wirausaha dapat di definisikan sebagai seorang yang
dengan gigih berusaha untuk menjalankan sesuatu kegiatan bisnis dengan tujuan
mencapai hasil yang dapat dibanggakan dan bermanfaat untuk dirinya sendiri
maupun orang lain.31
Dalam penelitian ini objek yang diteliti yaitu pengusaha muslim yakni
pengusaha yang beragama Islam. Maka peneliti menarik kesimpulan bahwa
29A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-quran,,, h.3530http://digilib.unimus.ac.id/files/pdf/, diakses tanggal 13 Maret 2016, pukul 09:52 WIB31Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2004), h. 367.
34
perilaku pengusaha muslim adalah segala tindakan atau aktifitas pengusaha dalam
menjalankan kegiatan usaha dengan mempertimbangkan baikburuknya sesuai
konsep Islam. Sedangkan menurut Murdeni Muis, perilaku wirausaha muslim itu
harus sesuai dengan ajaran agama Islam, dan harus memiliki konsep yang berbeda
yakni menggunakan konsep keadilan, sehingga konsep syari’ah akan dapat
mencapai masyarakat yang adil dan makmur.32
b. Perilaku Rasulullah saw. dalam Berbisnis
Malahayati menjelaskan beberapa perilaku Rasulullah saw. yang harus
ditiru oleh ummatnya dalam berbisnis adalah:33
1) Meyakini kerja sebagai ibadah, dengan keyakinan bahwa apapun yang
dikerjakannya ibadah, maka semangat akan timbul dari dalam diri dalam
menjalankannya. Allah menyerukan manusia untuk bekerja dengan sungguh-
sungguhagar lebih memahami dan menghargai waktu dengan aktifitasyang
bernilai ibadah. Diantara ayat Al-Quran yang menyerukan manusia untuk
bekerja sebagai berikut :
Artinya : Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dantidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.‛ (QS.Al-Furqan: 47).
32Murdeni Muis, Kepribadian dan Perilaku Wirausaha Muslim, Cet. ke-1 (Medan: USUPress,2007), h. 8.
33Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah, (Yogyakarta: Jogja Great Publisher, 2010), h.36-55.
35
Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nyaserta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akandikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yangnyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.‛ (QS.At-Taubah: 105)
2) Kreatif, perilaku pengusaha kreatif akan menciptakan suatu barang yang baru
atau metode baru sehingga menarik untuk dipasarkan. Kreatif diartikan
dengan melakukan atau menciptakan hal-hal yang baru dari sebelumnya, ada 3
manfaat kreatif, yaitu: menghindarkan dari kejenuhan, membuat hidup lebih
hidup.34Islam memberikan perhatian besar bagi pentingnya penguasaan
keahlian seperti kekreatifan. Salah satunya dengan memanfaatkan apa yang
ada di bumi dan tidak merusaknya, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmudari (kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain)sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamuberbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.‛ (QS. Al-Qasas}: 77)
3) Memiliki pengetahuan, tentu semua pebisnis memiliki pengetahuan yang
berbeda. Namun, bagi perilaku muslim mengetahui dan mempraktikkan bisnis
34Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,,h. 39.
36
ala Rasulullah merupakan satu hal yang wajib. Pengetahuan itu diantaranya
mengetahui peluang usaha, mengetahui bagaimana menghadapinya.35
4) Visioner, ada empat paradigma yang menjadi landasan pengusaha yang
visioner, yaitu: mampu memprediksi kemungkinan di masa yang akan datang,
penyesuaian terhadap lingkungan kerja, harus dinamis dalam mengantisipasi
berbagai macam kemungkinan, kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan
atau bentuk yang telah ada sebelumnya.36
c. Jenis dan Usaha Bisnis
Dalam bidang bisnis atau usaha bentuk rizki itu tertuang dalam
pendapatan atau laba. Jalan yang di tempuh dalam bisnis beraneka ragam
sehingga bisa dilihat dari jalan tersebut, bisnis itu mempunyai norma-norma
sendiri. Namun demikian, segala jalan yang ditempuh dapat dikelompokkan
dalam 4 kelompok, yaitu :37
1) Industrial Business
Bisnis dalam pengelolaan barang/komoditi (Industrial Business) yaitu bisnis
yang dapat mencapai laba dengan menghasilkan barang atau pengolahan
sendiri, kemudian barang tersebut dijual kepada pihak lain yang membutuhkan
yaitu pemakai komoditas yang disebut dengan konsumen. Dengan singkat
dapat disebutkan bahwa industrial business menjual barang produk buatan
sendiri. Industrial Business terbagi lagi menjadi 4 kelompok yaitu: bisnis
35Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,, h. 43.36Malahayati, Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah,,, h. 4737Ismail Nawawi, Isu-isu Ekonomi Islam Kompilasi Pemikiran Filsafat dan Teori Menuju
Praktek di Tengah Arus Ekonomi Global, (Jakarta: VIV Press, 2013), h. 166-169.
37
industri pengembangan bibit (Genetic Industrial Business), bisnis industri
perusakan bahan (Extractive Industrial Business), bisnis industri pengolahan
bahan mentah (Manufacturing Industrial Business), dan bisnis industri
konstruksi (Constructive Industrial Business).
2) Trading Business
Bisnis jual beli (Trading Business) yaitu bisnis yang dalam mencapai labanya
dilakukan dengan jalan membeli dari industriawan, kemudian dijual kepada
pihak lain. Dengan kata lain menjual barang buatan orang lain. Dalam praktik
Trading Business terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: bisnis besar/grosir
(Wholesale Trading Business) dan pedagang kecil/eceran (Retail Trading
Business).
3) Service Business
Pelayanan bisnis (Service Business) yaitu bisnis yang dalam mencapai labanya
dilakukan dengan memberikan pertolongan/ bantuan/ pelayanan/ jasa kepada
pihak lain baik kepada produsen, businessman lain, maupun konsumen.
Diantara sekian banyak jasa-jasa yang diberikan yang banyak dijumpai adalah
bisnis jasa angkutan (Transportation Service Business), bisnis jasa
telekomunikasi (Communication Service Business), bisnis jasa perbankan
(Banking Service Business), dan bisnis jasa asuransi (Insurance Service
Business).
38
4) Facilitation Business
Istilah fasilitas bisnis (Facilitation Business) yaitu bisnis yang mencapai
labanya dilakukan dengan menyediakan fasilitas.38Facilitation business
sifatnya dipinjamkan/ disewakan untuk jangka waktu tertentu dan jika telah
selesai jangka waktunya, fasilitas tersebut dikembalikan lagi. Jenis usaha ini
yang banyak dijumpai adalah bisnis penyedia fasilitas bisnis (Land
Facilitation Business) berupa lahan/ tanah, bisnis penyedia fasilitas gedung
(Building Facilitation Business), bisnis penyedia fasilitas peralatan
(Equipment Facilitation Business), dan bisnis fasilitas komoditi (Commodity
Facilitation Business).
4. Pengertian Pedagang Kaki Lima
Istilah dagang sama pekerjaan jual beli, itu satu makna jual-beli ( لیبع (ا
secara bahasa menjual, menganti dan menukar (sesuatu dengan sesuatu barang
yang lainnya).39
Secara terminologi jual beli memiliki makna yang luas yaitu segala
bentuk yang berkaian dengan proses permindahan hak milik barang atau asset
38Sofyan Asmadi, “Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 1997 Tentang KetertibanUmum Dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima Di Pasar Mandau Duri Kecamatan Mandau KabupatenBengkalis”, Skripsi, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam NegeriSultanSyarif Kasim Riau, 2015, h. 24
39M. Salman, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta : Reality Publisher, 2006), h.167
39
kepada orang lain, baik berupa pertukaran antara barang dengan barang ataupun
lainnya.40
Pedagang sama artinya pengusaha, pedagang kaki lima atau disingkat
PKL istilah untuk disebut penjaja dagangan yang menggunakan grobak. Istilah itu
sering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya ada lima, lima kaki tersebut
adalah 2 kaki pedagang 3 kaki gerobak (yang sebenarnya 3 roda atau 2 roda dan
satu kaki)41 yang istilah ini sering digunakan untuk pedagang di jalanan pada
umumnya.
Pedagan kaki lima atau yang sering disebut PKL merupakan sebuah
komunitas yang kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan area pinggir jalan
raya untuk mengais rezeki dengan menggelar dagangannya atau gerobaknya di
pinggir-pinggir perlintasan jalan raya. Bila melihat sejarah dari permulaan
adanya Pedagang Kaki Lima, PKL atau pedagang kaki lima sudah ada sejak
masa penjajahan Kolonial Belanda.
Pada masa penjajahan kolonial peraturan pemerintahan waktu itu
menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan
sarana untuk Para pedestrian atau pejalan kaki yang sekarang ini disebut dengan
trotoar. Lebar ruas untuk sarana bagi para pejalan kaki atau trotoar ini adalah 5
kaki atau 5 feet (feet = satuan panjang yang umum digunakan di Britania Raya
dan Amerika Serikat). 1 kaki adalah sekitar sepertiga meter atau tepatnya 0,3048
40Dede Nurohman, Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam,,,h.6241https://www.Pengertian Pedagang. Diakses 17 Maret 2017, pukul 20.06 Wib
40
m. Maka 5 feet atau 5 kaki adalah sekitar satu setengah meter.42 Selain itu juga
pemerintahan pada waktu itu juga menghimbau agar sebelah luar dari trotoar
diberi ruang yang agak lebar atau agak jauh dari pemukiman penduduk untuk
dijadikan taman sebagai penghijauan dan resapan air.
Dengan adanya tempat atau ruang yang agak lebar itu kemudian para
pedagang mulai banyak menempatkan gerobaknya untuk sekedar beristirahat
sambil menunggu adanya para pembeli yang membeli dagangannya. Seiring
perjalanan waktu banyak pedagang yang memanfaatkan lokasi tersebut sebagai
tempat untuk berjualan sehingga mengundang para pejalan kaki yang kebetulan
lewat untuk membeli makanan, minuman sekaligus beristirahat. Berawal dari
situ maka Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut mereka sebagai Pedagang
Lima Kaki buah pikiran dari pedagang yang berjualan di area pinggir perlintasan
para pejalan kaki atau trotoar yang mempunyai lebar Lima Kaki.
Seiring perjalanan waktu para pedagang lima kaki ini tetap ada hingga
sekarang, namun ironisnya para pedagang ini telah diangggap mengganggu para
pengguna jalan karena para pedagan telah memakan ruas jalan dalam menggelar
dagangannya. Namun bila kita menengok kembali pada masa penjajahan belanda
dahulu, antara ruas jalan raya, trotoar dengan jarak dari pemukiman selalu
memberikan ruang yang agak lebar sebagai taman maupun untuk resapan air.
42https://mujibsite.wordpress.com/2009/08/14/sejarah-pedagang-kaki-lima-pkl/, diakses 15 Juni2017, pukul 15.00 Wib
41
Pada masyarakat primitif, jual beli biasa dilakukan dengan tukar menukar
barang, tidak dengan uang seperti yang berlaku pada masyarakat modern pada
umumnya. Umpamanya mereka menukar rotan (hasil hutan) dengan pakaian,
beras dan sebagainya yang menjadi keperluan pokok seharihari. Mereka belum
mengunakan alat tukar seperti uang. Namun, pada saat ini masyarakat yang
tinggal dipedalaman sudah banyak mengenal mata uang sebagai alat tukar.
Tukar menukar barang seperti berlaku pada zaman primitif, juga pernah
terjadi pada zaman modern saat sekarang ini, contohnya suatu Negara dengan
Negara lainnya yaitu dengan sistem barter. Umpamanya gandum atau beras dari
luar negeri ditukar dengan kopi atau rempah-rempah dari Indonesia dalam jumlah
yang besar.
Adapun pengertian pedagang kaki lima dapat dijelaskan melalui ciri-ciri
umum yang dikemukakan oleh kartono dkk. (1980 : 3-7), yaitu :43 (1) merupakan
pedagang yang kadang- kadang juga sekaligus berarti produsen; (2) ada yang
menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari tempat satu ketempat yang
lain (menggunakan pikulan, kereta dorong, tempat atau stan yang tidak permanent
serta bongkar pasang); (3) menjajakan bahan makanan, minuman, barang-barang
konsumsi lainnya yang tahan lama secara eceran; (4) umumnya bermodal kecil,
kadang hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapat akan sekedar
komisi sebagai imbalan atas jerih payahnya; (5) kualitas barang-barang yang
diperdagangkan relatif rendah dan biasanya tidak berstandar; (6) volume
43http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205244-definisi-pedagang-kakilima, diakses20 Juni 2017
42
peredaran uang tidak seberapa besar, para pembeli merupakan pembeli yang
berdaya beli rendah; (7) usaha skala kecil bias berupa family enterprise, dimana
ibu dan anak- anak turut membantu dalam usaha tersebu, baik langsung maupun
tidak langsung; (8) tawar menawar antar penjual dan pembeli merupakan relasi
ciri yang khas pada usaha pedagang kaki lima; (9) dalam melaksanakan
pekerjaannya ada yang secara penuh, sebagian lagi melaksanakan setelah kerja
atau pada waktu senggang, dan ada pula yang melaksanakan musiman.
Tugas pokok perdagangan sebagai sarana penghubung antara pembeli
dan penjual barang sehingga dalam rangka menjalankan tugasnya, ia mencakup
proses antara lain pengumpulan, menyortir, menyimpan, memindahkan dan
menyalurkan.44
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu
kepada harmonized commodity description and coading system (hs) dengan
ketentuan dari world customs organization yang berpusat di Brussels, Belgium.
Penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan
perdagangan lainnya.45
Pedagang pada dasarnya harus ada kejujuran dan keadilan dalam
transaksi dan menghindari sikap berlebihan dalam berdagang seperti banyak
bersumpah. Sebagaimana Nabi selalu bersikap sopan dan baik hati : “Sahabat
Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata rahmat Allah atas orang-orang
44Ali Yfie, Fiqih Perdagangan Bebas,,,h. 7545Romi Adetio Setiawan, Ekonomi Internasional, (Bengkulu : Edisi Revisi, 2016), h.95
43
yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli dan ketika dia membuat
keputusab. (HR. Muslim).”
Pedagang yang dilandasi dengan kepribadian yang amanah dan
terpercaya serta pengeahuan dan keterampilan yang dimiliki merupakan bentuk
dari pengamalan mencontoh sifat-sifat utama dari Rasulullah dalam menjalankan
bisnisnya.
Prinsip bisnis Rasulullah yang universal antara lain :
1. Shiddiq yaitu sifat benar dan jujur harus menjadi visi kehidupan seorang
muslim. Seorang muslim akan berusaha mencapai terget dari setiap
pekerjaannya dengan baik dan tepat.
2. Tabligh yaitu setiap muslim mengemban tanggung jawab menyeru dan
menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar sehingga dapat diimplementasikan
dalam bentuk transparan, iklim keterbukaan, dan saling menasehati dengan
kebenaran
3. Amanah yaitu memainkan peranan yang fundamental dalam kegiatan ekonomi
dan bisnis sehingga kehidupan ekonomi dapat berjalan dengan baik
4. Fathanah yaitu cerdik, bijaksana dan intelek harus dimiliki oleh setiap muslim
dalam melakukan setiap akivitas kehidupan harus dengan ilmu supaya
terhindar dari penipuan.46
Kreatif, berani, dan percaya diri mencerminkan kemauan berusaha
mencari dan menemukan peluang-peluang bisnis yang baru, prospektif dan
46Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik,,,h. 55-57
44
wawasan masa depan namun tidak mengabaikan prinsip kekinian. Sebagaimana
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ankabuut : 69
Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)
Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. danSesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik
Dewasa ini di kota besar dan kecil semakin banyak saja orang yang
berjualan. Lokasi mereka dimana saja, sudut jalan, di emperan toko, di depan
rumah dan juga di belakang rumah, di jembatan penyebrangan dan juga di tempat-
tempat wisata.
Produk yang dijual juga sangat beragam dari buatan rumah tangga,
pakaian, makanan dan minuman kemasan buatan pabrik, majalah dan Koran.
Ukuran lapak bervariasi dari yang hanya dipegang dengan tangan, gerobak
dorong, bentuk tenda ukuran standar sampai yang menempati kios-kios.
Harga barang yang ditawarkan tidak selalu mengikuti patokan, sangat
tergantung dengan siapa yang membeli dan atau sesuai dengan situasi dan kondisi
lapangan. Mereka menempuh cara berjualan seperti itu karena pekerjaan itu relatif
mudah dilakukan.
Menurut mereka mudah karena untuk berjualan tidak diperlukan Ilmu
dan syarat-syarat yang lain. Modal utama yang diperlukan adalah nekad, niat dan
kemauan kuat siap mengahadapi berbagai resiko.
45
Pekerjaan berdagang atau jual beli merupakan sebagian dari pekerjaan
bisnis. Dalam melakukan bisnis tersebut, setiap masyarakat jika berdagang selalu
mempunyai tujuan-tujuan tersendiri, seperti :
1. Berdagang karena mencari untung
2. Berdagang karena hobby
3. Berdagang karena ibadah.47
Namun perlu juga sebagai seorang pedagang mengetahui teori tentang
perdaganga nyakni :
1.Teori distribusi dalam Islam
Distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang saling dalam
menyediakan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau di kosumsi atau
pengguna bisnis.48
Distribusi merupakan kegiatan yang membuat produk dapat dijangkau
oleh para konsumen. Dalam artian bagaimana produk telah dihasilkan oleh
produsen, bisa sampai ke tangan konsumen untuk dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan.
Kegiatan distribusi melalui fungsi untuk memindahkan produk atau jasa
dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi yang baik akan mendukung
kelancaran pemasaran suatu produk. Ada beberapa pertimbangan saluran
distribusi : Pertimbangan yang didasarkan atas perusahaan itu sendiri,
Pertimbangan pasar, Pertimbangan perantara.
47Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis Islam Cet.ke-2, (Bandung : Alfabeta, 1994), h. 71-74.
48JeromeE, Charty MC, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1991), h.54
46
2. Teori harga dalam Islam
Dalam Islam menentukan harga sangat diperhatikan, pendekatan sering
digunakan adalah melalui pendekatan permintaan dan penawaran. Islam juga
mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan suatu produk,
muamalah dalam Islam melarang jual beli yang belum jelas, pasalnya disini
berpotensi terjadinya penipuan dan tidak keadilan terhadap salah satu pihak.
William J. Stanton mengemukakan pengertian harga adalah sejumlah
uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya.49
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Harga menjadi sangat penting di perhatikan, mengingat harga
sangat menentukan laku tidaknya suatu produk. Jika salah dalam menentukan
harga akan berakibat fatal terhadap produk ditawarkan nantinya.
Menurut Ibnu Taimiyah dikutip oleh Rozalinda bahwa ada beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan pengaruhnya
terhadap harga yaitu :
1. Harga barang itu dan barang subtitusi yakni jika harga barang tinggi,
permintaan terhadap barang akan turun
2. Keinginan penduduk terhadap jenis barang yang berbeda dan berubah-ubah
3. Perubahan juga tergantung pada jumlah konsumen
49Angiopora P. Marius, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta : Raja Grafindo, 1999),h.57
47
4. Permintaan juga dipengaruhi oleh menguat atau melemahnya tingkat
kebutuhan atas suatu barang
5. Harga juga dipengaruhi oleh tujuan dari konrak jual beli
6. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.50
B. Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima
1. Teori Prospek Usaha
Prospek adalah suatu gambaran keberlangsungan suatu ide dimasa depan
yang berupa peluang yang masih harus diadaptasikan dengan berbagai
keterbatasan dan kondisi yang melingkupi.51
Dalam kamus besar bahasa Indonesia prospek ialah peluang dan harapan,
pemandangan (kedepan), pengharapan (memberi), harapan baik, kemungkinan.52
Prospek adalah suatu peluang dan harapan, sedangkan industri adalah tempat
untuk melakukan aktifitas proses pengolahan dari produksi, dan produksi adalah
suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa
tertentu. Jadi prospek industri barang adalah suatu peluang kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh masyarakat baik
sekarang maupun yang akan datang.53
50Rozalinda, Ekonomi Islam : Teori, dan Aplikasinya,,, h. 8551http://www.pengertianmenuruparaahli.net/pengertian-prospek, diakses 03 Maret 2017 pukul
17.00 WIB52Ahmad A. K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Cet. Ke-1, (Jakarta: Reality Publisher,
2006), h. 340.53Mohammad Hidayat, PengantarEkonomiSyariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), h. 218.
48
Prospek usaha yakni gambaran tentang keberlangsungan suatu usaha di
masa depan, apakah masih ada peluang untuk bisa sukses, masih bisa bertahan
ataupun risiko untuk gulung tikar.
Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan fikiran untuk
mencapai suatu maksud, atau mencari keuntungan, berusaha dan bekerja dengan
giat untuk mencapai sesuatu. Secara umum usaha diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan
atau rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan
cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.54
Ilmu manajemen prospek merupakan gambaran untuk masa yang akan
datang, apakah usaha yang kita jalankan itu akan berjalan dengan lancar dan
mendapatkan keuntungan atau bangkrut karena tidak adanya permintaan atau
tidak adanya promosi sehingga konsumen tidak mengetahui keberadaan produk
yang dihasilkan.
Mereka menempuh cara berjualan seperti itu karena pekerjaan itu relatif
mudah dilakukan. Dikatakan mudah karena menurut mereka untuk berjualan tidak
diperlukan Ilmu dan syarat-syarat yang lain. Modal utama yang diperlukan adalah
nekad, niat dan kemauan kuat siap mengahadapi berbagai resiko.55
54Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan BantanKabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan Ekonomi Islam, FakultasSyariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011, h. 24
55Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan Dan Manajemen Usaha Kecil Cet ke-1, (Bandung :Alpabeta :2009), h. 23-25.
49
2. Teori Prospek Pedagang
Analisa SWOT merupakan analisis terhadap faktor yang lazimdigunakan
oleh suatu institusi atau perusahaan, antara lain kekuatan(strengths), kelemahan
(weaknesses), kesempatan (oppurtunities), dantantangan (treats). kekuatan dapat
menjadi potensial yang dapatdimanfaatkan menjadi sebuah keunggulan bagi
perusahaan dan kelemahan perusahan menjadi sebuah hal yang baik, karena dapat
memotivasi perusahaan untuk senantiasa mengurangi kelemahan tersebut agar
menjadi lebih baik lagi, segala macam peluang dan tantangan yang ada diluar
perusahaan dicoba untuk diketahui sejak dini kemudian dijadikan sebagai
masukan bagi perusahaan demi kemajuan perusahaan tersebut.56
Prospek usaha pedagang kaki lima di kawasan Benteng Malabrough
terdiri dari beberapa aspek, yaitu : Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman.
1. Kekuatan dalam hal ini pedagang harus melihat terlebih dahulu kekuatan yang
dimilki, meskipun kekuatan tidak sepenuhnya merupakan keunggulan bersaing.
Berjualan di kaki lima para pedagang mempunyai prospek yang sangat baik,
sehingga banyak pedagang yang menyatakan banyak peningkatan yang mereka
dapati walaupun hanya waktu-waktu tertentu dan sangat ramai jika musiman
misal pada hari-hari besar. Kebanyakan orang membuka usaha untuk mencari
keuntungan dan mendapat ridha dari Allah dalam mencari rezeki, baik itu besar
atau kecil penghasilan tersebut, tergantung kepada kegigihan usaha yang
dilakukan karena banyaknya berbagai macam makanan yang dijumpai,
56Ernie Tisnawati Sule, Pengantar Manajemen Cet ke-1, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 414
50
tempatnya yang strategis, ada yang buka sejak pagi sekitar pukul 09:00 WIB
hingga tutup menjelang malam hari sesuai pada pedagang itu sendiri.57
2. Kelemahan, pasti akan dimiliki para pebisnis selain meneliti keunggulan
pedagang harus merinci apa saja kelemahan-kelemahannya. Problematika
merupakan yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, terkadang
tanpa masalah hidup ini tidak penuh dengan warna-warni kehidupan. Usaha
yang gigih akan mendapat keberhasilan yang memuaskan, keberhasilan yang
diperoleh melalui berbagai tantangan hidup dan perjuangan serta pengorbanan
sekecil apapun itu akan membuat manusia akan menghargai apa itu kehidupan
walaupun banyak pengamen yang datang akan membuat para pengunjung tidak
nyaman disamping senang.
3. Peluang pemasaran suatu usaha adalah arena yang sangat menarik untuk
melakukan kegiatan ini, seperti pendapatan dalam usaha yang dilakukan oleh
pedagang kaki lima dapat memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan
sehari-hari maupun kebutuhan dalam membantu kebutuhan pendidikan anak-
anak mereka.Sedikit banyaknya pendapatan itu juga sangat berpengaruh pada
kebutuhan sebuah keluarga karena memberikan peluang usaha untuk banyak
orang, mendapat banyak keuntungan, bisa membuat usaha makanan yang lain
dan lain-lain.
4. Ancaman, dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk meraih
kesempatan, baik menghadapi hambatan yaitu berupa kecenderungan yang
57Informan D, Hasil Wawancara, pada tanggal 12 Maret 2017
51
tidak menguntungkan dan dapat mengancam kedudukan usaha pedagang
apabila tidak di antisipasi dengan aktivasi pemasaran yang terpadu dan setiap
kegiatan manusia tentu ada alasan-alasan tertentu. Dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah banyaknya pesaing.
Dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk meraih
kesempatan, baik menghadapi hambatan yaitu berupa kecenderungan yang tidak
menguntungkan dan dapat mengancam kedudukan usaha pedagang apabila tidak
di antisipasi dengan aktivasi pemasaran yang terpadu.58
Manajemen berdasarkan ilmu dengan menggunakan ilmu pengetahuan
dan meode keilmuan sehingga diperlukan riset dibidang marketing tentang
permintaan rakyat sebagai pemakai, tentang distribusi dan komunikasi untuk
memajukan penjualan.59
Cara mengukur peluang usaha adalah dengan melakukan
analisiskekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Indikator pengukur
peluangusaha adalah dengan melakukan analisis kekuatan, kelemahan,
peluangdan ancama. Peluang itu mengandung keselarasan, keserasian, dan
keharmonisan antara siapa aku (SDM), bisnis apa yang akan dimasuki, pasarnya
bagaimana, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya.60
Kemudian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis
usaha baru yaitu :
58Preddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Gramedia PustakaUtama, 2008), Cet-1, h. 10.
59Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 260Hendro.MM, Dasar-Dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Erlangga,2011), h.47
52
a. Bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis
b. Bentuk dan kepemilikan usaha yang akan dipilih
c. Tempat usaha yang akan dipilih
d. Organisasai usaha yang akan digunakan
e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh
f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh
Untuk mengelolah usaha tersebut harus diawali dengan :
a. Perencanaan usaha
b. Pengelolaan keuangan
c. Aksi strategis usaha
d. Teknik pengembangan usaha.61
Analisis SWOT dapat diperkirakan dalam cara hitungan suatu pedagang
secara logika yakni :
1. Hitungan per hari yaitu rata-rata harga per porsi/ per lembar dikalikan dengan
rata-rata pengunjung per hari
2. Hitungan per minggu yaitu pendapatan per hari dikalikan jumlah berapa hari
operasi dalam semnggu
3. Hitungan per tahun yaitu pendapatan per minggu dikalikan jumlah berapa
minggu operasi dalam setahun
4. Hitungan per bulan yaitu hitungan per tahun dibagi 12 bulan dalam tahun.
Benteng Marlborough khususnya objek wisata yang sangat mudah untuk
di akses para pengunjung dan dengan adanya para pedagang kaki lima
61Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis,Kiat dan Proses Menuju Sukses, Cet. ke-4(Jakarta:Salemba Empat,2008), h.7.
53
memudahkan para pengunjung untuk berbelanja baik membeli makanan ataupun
oleh-oleh khas Kota Bengkulu.
Pedagang kaki lima ternyata tidak semua penduduk asli di sana ada
penduduk pendatang melainkan merantau demi mencari rezeki dan pendidikan
para pedagang bermacam-macam yang penting memiliki kemampuan dalam
berdagang. Menurut pedagang dalam wawancara mengatakan bahwa ramai di sini
musiman yakni pada hari-hari besar atau ada kegiatan tertentu sedang di hari biasa
kadang-kadang ramai tergantung rezeki masing-masing.62
3. Teori Prospek Ekonomi Islam
Ketentuan-ketentuan yang dipegang dalam menjalankan perekonomian
syari’ah di Indonesia, didasarkan pada fatwa DSN, ini sudah banyak diadopsi
menjadi Peraturan Bank Indonesia (PBI). Dan Ekonomi Syari’ah di Indonesia,
berkembang sangat cepat, terutama dibidang perbankan Syari’ah. Kegiatan berupa
bisnis Syari’ah sudah bermunculan dimana- mana,seperti hotel syari’ah, kolam
renang syari’ah, bengkel syari’ah, karaoke syari’ah, supermarket syari’ah dan
lain- lain.
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syari’ah, dalam perkembanganya telah
banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan ekonomi dunia. Banyak
konsep-konsep Ekonomi Syari’ah ditiru oleh Barat diantaranya tentang Syirkah
(lost profit sharing), Suftaja (bills of exchange), hiwalah (letters of Credit),
funduq (specialized large scalecommercial institutions and marketwich developed
62Informan B, Hasil Wawancara, pada tanggal 29 Februari 2017
54
in to virtual stock exchange) yakni lembaga bisnis khusus yang memiliki
skalayang besar dan pasar yang dikembangkan dalam pertukaran stok yang nyata.
Demikian juga tentang harga pasar yang menurut sistem ekonomi kapitalis tidak
boleh ditetapkan oleh pemerintah atau dicampuri oleh pihak-pihak tertentu,
sebenarnya ketentuan ini sudah ditentukan oleh Rasulullah SAW beberapa abad
yang lalu, dimana dalam sebuah hadis di riwayatkan bahwa harga pasar tidak
boleh ditetapkan oleh pemerintah atau ditentukan oleh pihak-pihak tertentu, tetapi
harus berlaku sesuai dengan sunnatullah yang istilah dalam ekonomi konvensional
adalah supply and demand.63Ekonomi Syari’ah nampaknya masih terus dalam
proses membentuk diri secara mandirisebagai disiplin ilmu. Meskipun demikian ia
telah berhasil melahirkan sistem operasi lembaga ekonomi modern seperti bank
dan asuransi. Dalam praktek, sistem operasional Bank danasuransi Islam dapat
bersaing dengan lembaga yang serupa menurut sistem konvensional. Hal ini dapat
di lihat dari gagasan Ekonomi Syari’ah yang dikembangkan saat ini mempunyai
dampak langsung kepada masyarakat, terutama masyarakat muslim sehingga
dapat meningkatkan taraf hidupnya dalam menghilangkan persoalan
keterbelakangan yang terjadi pada masyarakat.
Ekonomi Syari’ah diharapkan dapat menciptakan tata dunia baru yang adil
dan tidak bersifat hegemonistik. Juga dapat membuat sistem distribusi kekayaan
dan pendapatan yang adil dan merata pada setiap tingkatan.
63Anshoruddin, “Prospek, Tantangan Ekonomi Islam Dan Penyelesaian Sengketa Bisnis SyaRi’ah”, diakses 31 Maret 2017, pukul 17.00 WIB.
55
C. Pariwisata
Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul
dari adanya orang asing dan perjalanannya itu tidak untuk bertempat tinggal
menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah.64
Pariwisata erat hubungannya dengan perjalanan wisata yaitu sebagai
suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya
karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan
upah.65
Pariwisata merupakan fenomena yang komposit dan memberikan
pengaruh karena adanya perbedaan hubungan karakteristik wisatawan dengan
karakteristik destinasi. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan
banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.66
Wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan ataupun masyarakat
lokal ternyata memberikan dampak terhadap perekonomian misalnya memberikan
kesempatan kerja atau dapat memperkecil pengangguran, peningkatan penerimaan
pajak dan retribusi daerah, memperkuat posisi neraca pembayaran, sehingga
meningkatkan pendapatan nasional (national income).67
Dampak ekonomi terhadap pemerintah dan masyarakat, pariwisata juga
mampu menjadi wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan rasa cinta tanah air
64Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 865Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata, (Yogyakarta : Andi, 2004), h. 366Hanny Aryunda, Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan
Seribu,Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol 22/No.1 April 2011, h. 367Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.110
56
dan pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan wisata nusantara yaitu dari
kota ke desa dan sebaliknya, antar kota, antar provinsi, dan antar pulau.68
Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang di dunia maka
perlu menggali sumber dana pembangunan dari luar negeri dalam bentuk devisa
atau mata uang asing, menggali sumber dana dalam negeri dalam bentuk
meningkatkan penerimaan negara dari pajak, meningkatakan kegiatan ekonomi
masyarakat, memeprluas kesempatan kerja dan menciptakan lapangan kerja, lain-
lain.69
Kepariwisataan dengan sektor-sektor ekonomi saling ketergantungan
karena kegiatan pemakaian jasa yang beraneka ragam sehingga adanya
pengeluaran wisatawan di suatu negara/ wilayah yang dikunjungi berpengaruh
secara signifikan dan dapat meningkatkan devisa pendapatan dalam suatu wisata
yang dikunjungi.70
Pariwisata juga dapat menunjang pembangunan daerah, meningkatkan
dan memeratakan pendapatan rakyat, maka pada dasarnya pengembangan
pariwisata memanfaatkan kondisi lingkungan yang menarik dengan perencanaan
yang teratur dan terarah.71
Pariwisata akan memberikan banyak pemasukan bagi daerah dan
masyarakat yang sadar akan potensinya terhadap sektor pariwisata. Dengan
berkembanganya pariwisata, akan mendongkrak sektor yang lain, seperti:
68Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.12369B. Wiwiho, dkk, Pariwisata, Citra, dan Manfaatnya, (Jakarta : Bina Rena Pariwara, 1990),
h.61-6270Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan,..., h.12071Gamal Suwantoro, Dasar-dasar Pariwisata,.., 27-28
57
kunjungan wisatawan, ekonomi kreatif, membuka kesempatan kerja, mengurangi
pengangguran.
Hubungan manusia dengan masyarakat dan manusia dengan lingkungan
alam baik berupa sumber daya alam maupun kondisi geografi hal inilah yang
mendorong pembangunan pariwisata menjadi maju dan terkenal.
Wisata menjadi objek hiburan bagi keluarga dan ilmu pendidikan bagi
kalangan pelajar untuk mengeahui sejarah dahulu yang tidak boleh di lupakan
oleh Bangsa Indonesia. Cagar budaya ini menjadi ikon keindahan alam semesta
yang melimpah dan menjadi pusat perhatian bagi orang asing serta untuk menarik
para pengunjung lainnya.
.
58
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Benteng Marlborough Kota Bengkulu
Benteng Marlborough termasuk salah satu penanda dan ikon kota
Bengkulu. Masyarakat setempat menyebutnya Malabro letaknya di pusat kota
Bengkulu dan cukup mudah untuk diakses jika dari Bandar Udara Fatmawati
Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan taksi atau mobil sewaan untuk
sampai di lokasi objek wisata ini dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam.1
Jika pengunjung menggunakan bus/angkutan umum,Benteng
Marlborough juga mudah untuk diakses, terutama dari arah Terminal Bus
Bengkulu. Dari Terminal Bus Bengkulu, pengunjung dapat menggunakan bus
kota jurusan Alun-alun Kota Bengkulu dan turun tepat di depan Benteng
Marlborough namun jika ke arah Tapak Paderi atau ke arah Pantainya sangat
jarang sekali angkutan umum masuk ke area sana.2
. Menariknya, kawasan lokasi Benteng Marlborough berdiri bernama
Kampung. Nama Benteng ini diambil dari nama bangsawan dan pahlawan
Inggris John Churchil, Duke of Marlborough I.3 Bangunan yang berdiri di atas
1 Nelly, Hasil Wawancara (pengunjung), pada tanggal 01 Maret 20172Dian,Hasil Wawancara (pengunjung pelajar), pada tanggal 15 Maret 20173Hasanuddin, The Guide Book Fort Marlborough, Bengkulu : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
UPTD. POWAP Provinsi Bengkulu, h. 4
58
59
lahan seluas 44.100 meter persegi itu menyerupai kura-kura dan menghadap ke
arah selatan.
Semasa pendudukan Inggris di Wilayah Bengkulu benteng
Marlborough adalah benteng terbesar pernah dibangun Inggris semasa
menduduki wilayah Asia Tenggara. Benteng Marlborough adalah sebuah
bangunan benteng pertahanan tentara Inggris yang terletak di pesisir pantai
Tapak Paderi-Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada
tahun 1713-1719 di bawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin. Benteng ini
merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St.George
di Madras, India.
Awalnya Benteng Malabro digunakan untuk kepentingan militer,
namun selanjutnya digunakan untuk perdagangan dan pengawasan jalur
perdagangan yang melewati Selat Sunda. Pada 1825 Inggris yang menguasai
Bengkulu melakukan tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia
danSingapura.4Pengalihan Benteng Marlborough dari Inggris ke Belanda
dilakukan berdasarkan Traktat London.
Belanda selanjutnya menempati benteng Marlborough sampai perang
dunia II yang pada akhirnya semua wilayah Sumatera diduduki tentara Jepang
sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah kemerdekaan RI tahun 1945
benteng tersebut digunakan TNI dan polisi sampai tahun 1970.5
4Hasanuddin, The Guide Book..., h. 75Hasanuddin, The Guide Book..., h. 10
60
Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu keresidenan
yang bergabung dengan Sumatera Selatan, kemudian pada tahun 1968 Bengkulu
menjadi provinsi definitif dan lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.
Dulunya Fort Marlborough juga pernah dipakai sebagai tempat
penahanan Bung Karno, Presiden RI pertama. Tahun 1983-1984 Benteng
Marlborough dipugar Pemerintah Republik Indonesia, melalui Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada tahun 2004 pemerintah
menjadikan Benteng Marlborough sebagai cagar budaya melalui keputusan
Kepmenbudpar Nomor: KM.10/PW.007/MKP/2004.
Peninggalan-peninggalan semasa kepemimpinan Inggris dan Belanda di
benteng Marlborough masih tetap terjaga sampai sekarang dan diperihara
dengan baik hingga renovasi ulang akan pengecatan pada bangunan yang mulai
memudar. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung sebab
memberikan imajinasi tentang keadaan benteng pada masa lampau. Peninggalan
seperti bazoka/meriam, Penjara Bawah Tanah, Jembatan di depan pintu masuk
benteng selalu jadi background foto para pengunjung.6
Para pengunjung saat berada di punggung Benteng Marlborough yang
menyerupai kura-kura ini, dapat langsung menikmati indahnya paparan laut biru
nan luas Samudera Indonesia. Hijau rumput benteng yang diteduhi daun dari
pohon kelapa yang berada disekitaran Marlborough menjadi tempat yang
menyejukkan. Jika ingin berada lebih dekat dengan air laut, pengunjung hanya
6Almidianto, Kepala Seksi Pemasaran di UPTD POWAP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,hasil wawancara, tanggal 19 Februari 2017
61
perlu menyeberangi jalan sebagai pembatas antara benteng dengan pantai.
Benteng Marlborough termasuk salah satu objek wisata andalan kota Rafflesia
Provinsi Bengkulu.
B. Jumlah Data Pengunjung
Tabel 3.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough
No. Nama ObjekTahun
2013 2014 2015 2016
1 Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381
(s/d Agustus)
Sumber : UPTD POWAP
Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah pengunjung pada tahun
2016 mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi pendapatan para
pedagang. Para pedagang yang ada di depan kawasan Benteng Marlborough
adalah para karyawan Benteng yang bukan bertugas di Bengkulu melainkan di
Jambi, ungkapan Bapak bahwa “pedagang yang di depan gerbang Benteng,
hanya sedikit, di luar Benteng itu bukan tanggung jawab kami”.7
Para pedagang yang ada di kawasan wisata banyak sekali, akan tetapi
bukan dalam ruang lingkup Benteng Marlborough. Pedagang yang ada di dalam
area pasar yakni masih mempengaruhi para pengunjung, karena para pedagang
dapat menyediakan makanan yang instant untuk kebutuhan manusia, atau yang
lainnya.
7Pak Jek, hasi lwawancara bagian TU, pada tanggal 15 Maret 2017
62
Sebagian pedagang juga dibebani pajak, jika pada hari-hari besar
misalnya tabot maka PAD juga mempengaruhi para pedagang dikarenakan para
pedagang yang menggunakan roda empat sudah memiliki latar sendiri yakni
lantainya sudah diberi semen dan menurut pembeli mengatakan bahwa
“...kebanyakan pemilik pedagang di kawasan ini agamanya campuran ada Kong
Hucu, Islam, dan lain-lain namun orang yang bekerjanya (karyawan) adalah
rata-rata orang Islam”.8
C. Jumlah dan Jenis bisnis Pedagang Kawasan Wisata Benteng Marlborough
Kota Bengkulu
Dari data yang diperoleh peneliti sebagai sampel di kawasan wisata
Benteng Marlborough yang diambil 20 orang yakni 10 orang para pedagang
(pedagang pakaian, pedagang makanan dan minuman, serta pedagang aksesoris),
dan 5 orang para pengelola Benteng Marlborough (kepala seksi pemasaran/ para
tokoh masyarakat, kepala TU, dan staf TU), serta 5 orang konsumen (pembeli).
Berdasarkan survei dan pengamatan yang diteliti hanya 10 orang
pedagang dikarenakan perilaku pedagang secara keseluruhan menunjukan sama
baik dari segi takwa, aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah.
Hasil wawancara dengan para pedagang langsung dan sebagian para
pedagang di sana bukan penduduk asli Kebun Keling melainkan merantau atau
menyewa tempat namun keamanannya terjaga apalagi tempat yang strategis
yang menjadi pusat kota wisata.
8Kiki, Hasil Wawancara (konsumen), pada tanggal 05 Maret 2017
63
Mereka memilih tempat yang berdekatan dengan pusat wisata yakni
berdasarkan pengalaman dan dari mulut ke mulut (omongan orang lain) bahwa
tempat disini akan ramai dan pasti orang akan berkunjung ke tempat bersejarah,
sehingga harga penjualan disesuaikan dengan harga di kawasan ini (jangan
melampaui tinggi).
Demikian peneliti, dapat menyimpulkan bahwa respon yang diberikan
oleh pedagang hampir sama, maka yang diteliti cukup 10 responden diantaranya:
Tabel 3.2
Data Informan dan Jenis bisnis Pedagang Benteng Marlborough
No
Nama
Pedagang Jenis Dagangan
Jenis
Kelamin
Lama
Usaha
1 Informan A Pakaian Perempuan 5 Tahun
2 Informan B Makanan Soto Ayam Perempuan 10 Tahun
3 Informan C Makanan Laki-laki 3 Tahun
4 Informan D Makanan Bakso, dll Laki-laki 2 Tahun
5 Informan E Ikan Asin Perempuan 5 Tahun
6 Informan F Minuman Jus, dll Perempuan 3 Tahun
7 Informan G Makanan Laki-laki 2 Tahun
8 Informan H Aksesoris Perempuan 2 Tahun
9 Informan I Minuman Laki-laki 3 Tahun
10 Informan J Makanan Laki-laki 4 Tahun
64
D. Bagan Susunan Organisasi dan Struktur Organisasi
Diagram 3.3
Bagan Susunan Organisasi Unit Pelaksanaan Teknis
Pemanfaatan Objek Wisata dan Asset Pemerintah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Bengkulu
KA. UPT POWAP
Hidayatullah, S.H.NIP. 19590925 198403 1 001
KaSubBag TU
Nurihan Bunaya, S.Sos.NIP. 19730903 199803 1 005
KaSi Pemasaran
Almidianto, MT.NIP. 19750425 198903 2
006
KaSi Pemanfaatan
Nuryuliani, S.Sn.NIP. 19640726 198903 2 005
KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL
65
Diagram 3.4
Alur Permohonan
Pemakaian Lahan dan Objek Wisata
Kepala Dinas Kebudayaan danPariwisata Provinsi Bengkulu
Rudi Perdana, S.E.Nip. 19610502 199003 1 003
KA. UPT POWAP
Hidayatullah, S.H.NIP. 19590925 198403 1 001
KaSi Pemasaran
Almidianto, MT.NIP. 19750425 198903 2 006
KaSubBag TU
Nurihan Bunaya, S.Sos.NIP. 19730903 199803 1 005
KaSi Pemanfaatan
Nuryuliani, S.Sn.NIP. 19640726 198903 2 005
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian melalui pengamatan penulis menyatakan bahwa
perilaku pedagang kaki lima dalam perspektif Islam ialah perilaku para
pedagang belum semuanya sesuai dengan prinsip Islam baik dari segi
takwa, aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah. Namun
prospek usaha di sana dapat dinyatakan baik bahkan strategis karena
berpusat di pusat kota dan di lengkapi oleh wisata yang bersejarah
sehingga menarik perhatian para pengunjung baik dari kalangan
masyarakat maupun turis.
Wawancara penelitian yang dilakukan oleh penulis dan para
pedagang di kawasan wisata Benteng Marlborough yakni peneliti dapat
jawaban dari sepuluh informan bahwa mereka kurang memahami tentang
perilaku bisnis Islam akan tetapi transaksi jual beli dapat dilakukan sesuai
aturan Islam ada ijab dan qobul walaupun hanya sebagian perilaku yang
tidak sesuai dengan Islam namun bisa diminimalisir oleh individu.
Prospek usaha pedagang ini menggunakan pengalaman dalam
berdagang dan melihat prospek usaha akan peluang dengan menggunakan
teori-teori yang di terapkan. Para pedagang ternyata memiliki pendidikan
yang berbeda-beda dan sebagian bukan penduduk asli di sana melainkan
ada yang merantau tujuannya mencari pendapatan atau hasil usaha untuk
bertahan hidup dan sesuai fungsinya kebutuhan manusia.
66
67
Menurut insforman D mengungkapkan bahwa “...saya bukan
penduduk asli dari sini, saya merantau hanya untuk jualan, kami disini
rata-rata bukanya dari pukul 09.00 WIB atau pukul 11.00 WIB sampai
malam pukul 23.00 WIB ataupun ada sampai dini pagi.1
Prospek adalah suatu gambaran keberlangsungan suatu ide dimasa
depan yang berupa peluang yang masih harus diadaptasikan dengan
berbagai keterbatasan dan kondisi yang melingkupi.2
Usaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untukmemperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezeki dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara
mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.3
Prospek usaha di Benteng Marlborough sangat srategis tempatnya
baik dan bagus apalagi saat hari-hari besar (musiman) peningkatan
pendapatan sangat draktis walaupun hanya sewaktu-waktu saat hari biasa
dan ada juga pedagang usaha ini sebagai sambilan untuk mengisi waktu
yang kosong dengan keuntungan yang lumayan didapatnya. Menurut
insforman H mengatakan bahwa “penjualan seperti biasa tergantung para
pengunjung membeli kenangan untuk oleh-oleh, namun saya tetap
mempromosikan pada pengunjung yang melewati gerbang masuk”.4
1Informan D, Hasil Wawancara, pada tanggal 07 Maret 20172http://www.pengertianmenuruparaahli.net/pengertian-prospek, diakses 03 Januari 2017
pukul 17.00 WIB3Dede Satriani Sam, “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat Baru Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi Islam”, Skripsi, Jurusan EkonomiIslam, Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,2011, h. 24
4Informan H, Hasil wawancara, pada tanggal 12 Maret 2017
68
Menurut insforman A bahwa “pendapatan yang meningkat pada musiman
misal hari-hari besar Bengkulu dan banyak juga para pelajar mengunjungi
tempat sejarah”.5
Menurut pembeli, bahwa “sesuai pengalamannya sewaktu
berdagang kebanyakan para pedagang yakni orang yang jualan kurang
jujur atau bohong ke pelanggan karena itu tak bisa dipungkiri walaupun
bohong tujuannya baik bukan mengada-ada.”6Informan F melanjutkan
bahwa “...misal dalam segi harga, modal yang dipakai, ada juga kualitas
jelek kelihatannya seperti bagus.”7
Kebanyakan para pedagang membuka usaha untuk mendapat
keuntungan pada umumnya semua pedagang dan mendapat ridha Allah
SWT bagi para pedagang yang memahami prinsip Islam. Baik keuntungan
yang besar maupun keuntungan kecil karena Allah sudah mengatur rezeki
masing-masing umat maka tidak akan terukar.
Seluruh aktivitas yang manusia lakukan termasuk aktivitas
ekonomi khususnya jual beli diyakini oleh setiap manusia bahwa Allah
selalu mengawasi kita semua dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan
Allah yakni di akhirat nanti.
Oleh sebab itu, manusia dituntut meniru sifat-sifat utama
Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya yakni perdagangan secara sehat
yang dilakukan pada zaman Nabi Muhammad waku kecil hingga di angkat
5Informan A, Hasil Wawancara, pada tanggal 03 Maret 20176Informan F, hasil wawancara, pada tanggal 14 Maret 20177Informan M, Hasil Wawancara Konsumen, pada tanggal 10 Maret 2017.
69
menjadi Rasul, para sahabat, para tabi, para tabi’in, dan lain-lain hingga
saat modern ini.
B. Pembahasan
Perilaku bisnis syariah yang mendidik supaya pelaku bisnis dapat
menjalankan bisnisnya sesuai kaidah-kaidah al-quran dan hadis, yaitu :8
1. Takwa yakni selalu mengingat Allah dalam aktivitas jadi nilai-nilai
religius hadir di kala melakukan transaksi bisnis.
Pada sepuluh informan sesuai dengan pengamatan yang ada di lapangan,
hanya satu informan yang tidak melalaikan ibadah salat dan selebihnya
kebanyakan melalaikan ibadah kepada Allah yakni banyak yang
menunda-nunda ibadah salat. Menurut informan B mengatakan bahwa
“Salat lebih penting untuk ibadah kepada Allah dan jangan ditunda-
tunda, jika ada pembeli iya mereka harus menunggu”.9
Informan D, mengatakan bahwa “...jika ada pembeli datang iya melayani
dulu, nanti salatnya”.10
Ada juga para pedagang yang menggunakan penglaris pembeli namun
hanya pedaganglah mengetahui akan hal itu (tidak terbuka) menurut
informan F mengatakan bahwa “soal penglaris itu urusan pedagang yang
tahu akan hal itu dan orang yang ahlinya maka tidak ada penglaris-
penglaris di sini”,11padahal penglaris itu bisa berbagai macam bentuknya
ada yang menggunakan dzikir dan ada juga yang menggunakan hal
8Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 1879Informan B, Hasil Wawancara, pada tanggal 01 Maret 201710Informan D, hasil wawancara, pada tanggal 29 Maret 201711Informan F, Hasil Wawancara, pada tanggal 01 Maret 2017
70
lainnya. Kecurangan dan Kebohongan kepada pelanggan pasti ada, hanya
saja hal itu tak boleh diketahui oleh siapa pun melainkan hanya para
pedaganglah yang mengetahui akan hal itu, informan J menyatakan
bahwa “...modal usaha yang mengetahui pedagang jadi harga bisa, saya
sesuaikan.12
2. Aqshid yaitu sederhana, rendah hati, lemah lembut, santun yang
merupakan fondasi dasar dan inti dari tingkah laku.
Dari sepuluh informan harus memilki sifat yang ramah ke pelanggan
dalam cara melayani pembeli, karena poin penting dalam melayani
pembeli. Menurut seorang pembeli adalah Ibarat kata pepatah
mengatakan “Pembeli adalah raja” maka harus berlaku manis dan
dermawan.13 Akan tetapi jika para pedagang yang lagi bad mood
melayani pembeli acuh tak acuh, apa lagi dalam hal pertanyaan yang
diajukan oleh konsumen.
3. Khidmad yaitu melayani dengan baik, sikap utama dari pebisnis dan
bersahabat dengan mitra bisnisnya.
Sepuluh informan, memiliki toleransi yang cukup tinggi kepada pembeli,
karena memudahkan pembeli dalam kesediannya untuk memperpanjang
pembayaran menurut informan E mengatakan bahwa “...jika pembeli
memesan barang yang banyak dan uangnya kurang ataupun jika pembeli
tak sengaja lupa membawa uang dengan alasan buru-buru.”14 Maka para
pedagang mengikhlaskannya, “...jika si pembeli datang lagi untuk
12Informan J, hasil wawancara pedagang luar, pada tanggal 30 Februari 201713Melia, hasil wawancara konsumen, pada tanggal 07 Maret 201714Informan E, hasil wawancara, pada tanggal 08 Maret 2017
71
membayar maka uangnya diterima namun jika si pembeli tak kunjung
datang lagi saya ikhlaskan berarti bukan rezekinya, tutur informan D.15
4. Amanah yakni harus menghiasi seorang muslim dalam setiap gerak
langkah dan perilaku bisnisnya secara terus menerus.
Dari sepuluh informan, “...ada yang bekerja sama dalam rekan bisnisnya
yakni ada yang menjadi karyawan (percaya sepenuhnya), dan ada juga
bekerja sama dalam sistem kekeluargaan”. Tutur pendapat seorang
pembeli dan informan G.16
Prospek usaha sangat mendukung dengan banyaknya pengunjung
untuk melihat keindahan wisata yang membentang luas sehingga pedagang
adalahtempat persinggahan para pengunjung untuk memenuhi
kebutuhannya dan dibuktikan oleh data pengunjung sebagai berikut :
Tabel 4.1Jumlah Pengunjung Benteng Marlborough
No. Nama ObjekTahun
2013 2014 2015 2016
Benteng Marlborough 17.612 19.705 17.935 21.381
(s/d Agustus)
Sumber : UPTD POWAP
Dari tabel di atas tentang data pengunjung dapat diuraikan bahwa
setiap tahun mengalami naik turun, namun ditahun 2016 mengalami
kenaikan 21.381 orang. Menurut para tokoh Almidianto mengatakan bahwa
“...jelas para pengunjung mempengaruhi jumlah pendapatan para pedagang,
15Informan D, hasil wawancara, pada tanggal 08 Maret 201716Informan G, hasil wawancara, pada tanggal 29 Maret 2017
72
apalagi pada hari-hari tertentu banyak para pelajar kunjungan ketempat
bersejarah yakni ke Benteng Marlborough karena di musim Tabot atau di
hari peringatan Kain Basurek banyak sekali para pedagang”.17
Para pedagang semakin banyak apalagi jika ada acara yang
berbaur dengan banyaknya pengunjung yakni hari-hari besar misal salah
satunya hari tabot, tahun baru, dan lain-lain. Dengan demikian banyaknya
pedagang dapat meningkatkan pendapatan daerah, jadi pedagang itu
membawa kemakmuran daerah apalagi wisata dapat mengurangi
pengangguran mewujudkan wirausaha sesuai prinsip syariah.
Bukti pengalaman penjual yang mewakili sepuluh informan yakni
informan A mengatakan bahwa “...penjualan yang mengalami pendapatan
bertambah secara draktis dapat dilihat pada hari-hari besar Bengkulu, misal
musim Tabot, Kain Basurek, Tahun Baru, dan lain-lain karena pendapatan
bisa mencapai jutaan rupiah dan ramainya penjualan di sini pada
musiman.”18
Dari hasil observasi penulis menyatakan bahwa para pedagang
mengalami pendapatan yang bertambah pada musiman, karena dari
beberapa pernyataan sebagian besar para pengunjung mempengaruhi
pendapatan para pedagang di musiman dan banyak pedagang dadakan
yang berjualan di Benteng Marlborough.
17Alimidianto, hasil wawancara para tokoh, pada tanggal 11 September 201618Informan A, hasil wawancra penjual, pada tanggal 03 Maret 2017.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan diperkuat oleh wawancara di
kawasan wisata tentang prospek usaha dan perilaku pedagang dapat
disimpulkan yakni :
1. Perilaku pedagang kaki lima di kawasan wisata Benteng Marlborough
Kota Bengkulu, belum semuanya sesuai perspektif Islam karena kurang
memahami akan perilaku bisnis Islam yang berkaitan dengan takwa,
aqshid (sederhana), khidmad (melayani), dan amanah. Sehingga faktor
pendidikan dan lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi
pembentukan karakter perilaku terkhusus untuk para pedagang dalam
berinteraksi dengan konsumen (pembeli) .
2. Prospek usaha di kawasan wisata Benteng Marlborough dapat dinyatakan
baik bahkan strategis karena terletak di pusat kota dan merupakan tempat
yang bersejarah sehingga pada hari besar seperti hari tabot, hari kain
basurek, tahun baru atau pun hari lainnya tetap ada pengunjung mulai
dari pengunjung anak-anak, pelajar, orang dewasa, bahkan turis jadi
tempat yang sangat bernilai untuk suatu daerah ataupun mempengaruhi
pendapatan daerah dan cocok ada suatu kewirausahaan misal para
pedagang untuk menyediakan kebutuhan manusia sebagai tempat
persinggahan seperti menyediakan makanan.
73
74
B. Saran
1. Kepada Dinas Pariwisata Pengelola Objek Wisata Benteng
Marlborough (POWAP) untuk bisa memperhatikan objek wisata akan
pemeliharaannya (perawatan objek wisata) dan menertibkan para
pedagang untuk menjaga kebersihan serta mengawasi. Sehingga
APBD bisa memperhatikan kegiatan wirausaha sebagai faktor
penunjang wisata.
2. Hendaknya para pedagang menjaga perilaku dalam berdagang baik
dari segi pakaian serta menjual barang dagang atau menjual makanan
yang harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan bisa memahami
perilaku bisnis Islam secara syariah. Memiliki jiwa sosial sesama
manusia dengan manusia dan memiliki jiwa keyakinan terhadap Allah
SWT.
75
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Alma Buchari, Priansa Juni Donni. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung :
Alfabeta. 2009
Aziz Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam Emplementasi Etika Islam
Untuk Dunia Usaha. Bandung : Alfabeta. 2013
Darsoprajitno Soewarno. EkologiPariwisata. Bandung : Angkasa. 2013
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2005
Fauroni Lukman R. Etika Bisnis dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren. 2006
Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri. Manajemen Syariah Dalam Praktik.
Jakarta : Gema Insani. 2003
Hamidi Luthfi M. Jejak-jejak Ekonomi Syariah. Jakarta : Senayan Abadi
Publishing. 2003
Hasan Ali. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009
Hasanuddin. The Guide Book Fort Marlborough. Bengkulu : Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata UPTD. POWAP Provinsi Bengkulu
Jusmaliani. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta : Bumi Aksara. 2008
Kartono Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan cet 9. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. 2011
76
Mardani. Ayat-ayat dan Hadis Ekonomi Syariah. Jakarta : Rajawali Pers.
2014
Malahayati. Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah. Yogyakarta : Jogja Great
Publisher. 2010.
Marius P.Angiopora. Dasar-DasarPemasaran.Jakarta : PT. Raja Grafindo.
1999
Muhammad. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2007
Muis Murdeni. Kepribadian dan Perilaku Wirausaha Muslim. Medan :
USU Press. 2007
Muljadi. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta : Rajawali Pers. 2010
Nawawi Ismail. Isu-isu Ekonomi Islam Kompilasi Pemikiran Filsafat dan
Teori Menuju Praktik di Tengah Arus Ekonomi Global. Jakarta : Press. 2013.
Nurohman Dede. Memahami Dasar-dasar Ekonomi Islam. Yogyakarta :
Teras. 2011
Qardhawi Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani
Press. 1997
Salman M. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Reality Publisher.
2006
Setiawan Adetio Romi. Ekonomi Internasional. Bengkulu : EdisiRevisi
2016
Subandi Bambang. Bisnis sebagai strategi Islam. Surabaya : Paramedia.
2000
77
Sugiantoro Ronny. Pariwisata : Antara Obsesi dan Realita. Yogyakarta :
Adicita Karya Nusa. 2000
Suryana. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat. 2008
Suwantoro Gamal.Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta : Andi. 2004
Sukirno Sadono. Pengantar Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group. 2004
Triyuwono Iwan. Akutansi Syariah : Perspektif , Metodologi, dan Teori.
Jakarta : Rajawali Pers. 2012
Wiwiho B, et.al.Pariwisata, Citra, dan Manfaatnya. Jakarta : Bina Rena
Pariwara. 1990
Yafie Ali. Fiqih Perdagangan Bebas. Jakarta : Teraju Kompleks. 2003
Yusanto Ismail Muhammad, Widjajakusuma Karebet Muhamammad.
Menggagas Bisnis Islami. Jakarta : Gema Insani Pers. 2002
Referensi Skripsidan Jurnal :
Efendi Aji. “Perilaku Ekonomi Pedagang Musiman Dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan (Studi Kasus Pada Penjual Durian Di Kelurahan
Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial.
Universitas Negeri Semarang. 2009.
Kusnia Mina Siti. “Perilaku Pedagang Di Pasar Tradisional Ngaliyan
Semarang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”. Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang : Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam. 2015
78
Sam Satriani Dede. “Prospek Usaha Pedagang Kaki Lima Pantai Selat
Baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Menurut Perspektif Ekonomi
Islam”. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau : Skripsi.Jurusan
Ekonomi Islam.Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum. 2011
Yani Apri Rinisti. “Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Etos Kerja
Karyawan di PT Bengkulu Sawit Lestari Air Sulau Kecamatan Kedurang Ilir”.
Institut Agama Islam Negeri Bengkulu : Skripsi. Program Studi Ekonomi Islam.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. 2016
Referensi Internet :
http://kbbi.web.id/perilaku. diakses pada Senin. 31 Oktober 2016 pukul 15
: 57 WIB
http://www.PengertianPedagang. Diakses 17 Maret 2017, pukul 20.06
Wib.
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-prospek. Diakses 03
Maret 2017, pukul 17.00 Wib.