Hepatitis Pada Ibu Hamil Dan Laktasi
-
Upload
ary-dharmawan-gusti-putu -
Category
Documents
-
view
367 -
download
1
Transcript of Hepatitis Pada Ibu Hamil Dan Laktasi
Hepatitis Pada Ibu Hamil dan Laktasi
Pendahuluan
Hepatitis merupakan satu diantara banyak penyebab kematian wanita di dunia. Hepatitis
merupakan satu dari banyak kasus keganasan hepatoseluler dan fulminant hepatitis di negara
berkembang. Diantara wanita hamil, penyakit ini dapat menyebabkan defek koagulasi, kegagalan
organ, dan peningkatan mortalitas maternal dan bayi baru lahir.1
Masalah ibu dan anak yang berhubungan dengan hepatitis telah menjadi lebih penting
dari sebelumnya. Faktanya, hepatitis viral telah menjadi perhatian pada kesehatan masyarakat
tidak hanya pada negara berkembang, namun juga pada negara industri, dan intervensi preventaif
pada transmisi vertikal dari virus hepatitis telah disetujui sebagai tujuan penting. 2 hal dapat
terjadi selama kehamilan yaitu : 1. Kejadian hepatitis viral akut pada wanita tersebut, 2.
Kehamilan yang terjadi pada penderita hepatitis virus kronis. 2
Infeksi virus hepatitis akut dapat beronset selama trimester ketiga; tidak memberikan
resiko malformasi pada bayi, maupun ibunya. Hepatitis A ditransmisikan secara fecal-oral.
Seluruh daerah mediteranian merupukan area endemis dari virus ini. 2
Infeksi virus hepatitis B umumnya jarang di negara maju, karena vaksinasi dari bayi baru
lahir dan orang dewasa telah dilakukan secara wajib sejak tahun 1991. Walaupun demikian,
infeksi akut selama kehamilan dapat terjadi pada imigran dari negara berkembang dengan resiko
tinggi contohnya pengguna narkoba dengan jarum suntik.2
1 | P a g e
Epidemiologi
Insidensi hepatitis pada masa kehamilan di negara berkembang rata-rata adalah sekitar
0,1 % . Dengan rentang dari 3-20% atau lebih. 1
Tabel Insidensi Hepatitis Pada Wanita Hamil 4
Penularan vertikal dari HAV selama kehamilan atau masa nifas sangat jarang. Kejadian
infeksi HAV akut pada kehamilan adalah sekitar 1:1000 wanita. Secara keseluruhan di Amerika
Serikat Prevalensi infeksi HBV adalah sekitar 4,9%. Untuk bayi dan anak, 2 sumber utama dari
infeksi HBV transmisi secara vertikal adalah melalui ibu hamil yang terinfeksi ke janinnya
selama kehamilan, dan transmisi horizontal melalui kontak dengan linkungan setelah kelahiran.
Diperkirakan sekitar 50 % dari kasus hepatitis B kronis ( HBV) merupakan hasil dari
transmisi vertikal yang terjadi pada anak-anak di area endemis. Prevalensi dari hepatitis kronis
pada ibu hamil yang mencerminkan populasi keseluruhan. Sekitar 5% dari ibu di seluruh dunia
merupakan karrier hepatitis B; dengan rentang 0,6% di area dengan endemisitas yang rendah >
20% di area endemis tinggi di Afrika Timur. Prevalensi HBeAg pada wanita hamil adalah sekitar
50% di regio endemis tinggi.3
Di Amerika Serikat, sekitar 1,8 persen orang membawa antibody HCV. Hepatitis C
superinfeksi umumnya terjadi pada wanita hamil umur 16 tahun ke atas. Hepatitis E merupakan
2 | P a g e
virus endemic (HEV) yang transmisinya tidak ditemukan lagi di Eropa Barat , atau di Amerika
Serikat’ prevalensinya di negara berkembang adalah berkisar antara 7,2 sampai 24,5 %. 4
Prevalensi hepatitis D berkisar antara 2% di kalangan pria homoseksual sampai 30% pada
orang dengan infeksi HBV. Dari sekitar 350 juta orang di seluruh dunia yang secara kronis
terinfeksi HBV, 15-20 juta di antaranya adalah koinfeksi atau superinfected dengan HDV. Di
negara-negara Mediterania di mana HDV adalah endemik, bentuk utama penularan adalah
melalui hubungan seks. Prevalensi di seluruh dunia menurun dari HDV akut dan kronis
disebabkan oleh penurunan prevalensi HBsAg carrier kronis pada populasi umum.
Prevalensi antibodi HEV positif di daerah nonendemic seperti Amerika Serikat
dilaporkan menjadi 1-3%. penularan ibu ke anak dari infeksi virus hepatitis E antara 33,3 dan
50%. 4
Tabel Prevalensi Viral Hepatitis di India dan Dunia 1
3 | P a g e
Etiologi
Penyebab umum dari hepatitis adalah infeksi virus. Hepatitis yang terjadi mulai dari
hepatitis (A, B, C, dan D), yang tidak terlalu berpengaruh pada kehamilan, akan tetapi infeksi
yang lebih berat telah ditemukan pada pasien dengan hepatitis E.4
Infeksi HEV dan HBV menjadi penyebab utama dari kasus hepatitis fulminant pada
kehamilan. Pada negara berkembang seperti India, Hepatitis E adalah penyebab dari Fullminat
Hepatic Failure. Dengan presentase mortalitas pada trimester 3 adalah sekitar 15-45%. 1
Pathogenesis
Hepatitis A
Di antara wanita hamil di Amerika Serikat, penularan terjadi setelah beremigrasi atau
bepergian ke negara-negara dengan insiden tingginya penyakit hepatitis A. Infeksi HAV
menginduksi perlindungan seumur hidup terhadap reinfeksi. Tidak ada transmisi ibu-janin HAV,
sebagai anti-HAV imunoglobulin (Ig) G hadir selama tahap awal infeksi HAV melewati plasenta
dan memberikan perlindungan kepada bayi setelah pengiriman antibodi, dan menimbulkan risiko
minimal terhadap janin dan bayi baru lahir. Tidak ada bukti infeksi HAV bawaan. Infeksi HAV
bukan merupakan kontraindikasi untuk menyusui.5
Hepatitis B
HBV tidak melewati plasenta karena ukurannya, dan tidak bisa menginfeksi janin kecuali
ada break di penghalang ibu-janin, seperti yang terjadi selama amniosentesis. Wanita yang
terinfeksi dapat menularkan HBV kepada bayi saat melahirkan.
Transmisi perinatal virus hepatitis B terjadi jika Ibu memiliki infeksi akut HBV selama
kehamilan akhir atau dalam bulan pertama setelah melahirkan, atau jika ibu adalah kronis
HBsAg carrier. Transmisi perinatal dari ibu ke bayinya yang baru lahir adalah modus yang
paling penting dari infeksi. Jika seorang wanita hamil adalah pembawa HBV dan juga positif
hepatitis B antigen "e" (HBeAg), bayinya yang baru lahir memiliki kemungkinan 90% terinfeksi.
Sekitar 25% bayi yang terinfeksi akan menjadi carrier kronis. Kebanyakan operator HbsAg tidak
menunjukkan gejala, berpotensi menular, dan sumber konstan infeksi baru.4
4 | P a g e
Masa inkubasi HBV dari waktu pajanan terhadap timbulnya gejala adalah 6 minggu
sampai 6 bulan. HBV ditemukan dalam konsentrasi tertinggi di darah, dan konsentrasi yang lebih
rendah dalam air mani, cairan vagina, dan luka eksudat.
Virus hepatitis B ditransmisikan melalui darah atau produk darah , atau melalui kontak
seksual, atau kontak secara dengan dengan anak-anak (transmisi horizontal). Sesuai dengan
Center for Disease Conrol (CDC), HBV tidak menyebar melalui makanan atau air minum,
berbagi alat makan, menyusui, memeluk, berciuman, batuk, atau kontak lainnya. Pada daerah
dengan endemisitas tinggi rute transmisi utamanya adalah melalui ibu yang terinfeksi (yang
kurang waspada dengan dirinya sebagai pembawa atau menderita hepatitis B kronis) ke bayinya
melalui kontak dengan peredaran darah maternal atau cairan tubuh lainnya. 7
Hepatitis C
Selama kehamilan, reduksi dari serum aminotransferase secara signifikan dilaporkan
pada wanita dengan infeksi HCV kronis. Pelepasan dari interferon endogen dari plasenta selama
kehamilan, mungkin dapat menjelaskan perubahan dari kadar enzim hati, namun tidak cukup
untuk menghambat bersihan virus. Faktor lain seperti hemodilusi atau toleransi imun, mungkin
dapat menurunkan serum transaminase selama kehamilan. Hormon seks , sitokin imunosupressif
yang disintesis selama kehamilan, mungkin dapat menghasilkan modulasi dari respon imun
melawan HCV. 2
Hepatitis D
Oleh karena dibungkus oleh HBsAg maka cara masuknya HDV ke dalam sel hati
kemungkinan besar menggunakan reseptor untuk HBV. HDV merupakan virus sitopatik yang
menyebabkan kerusakan langsung pada sel hati.Tidak ditemukan gambaran spesifik pada
pemeriksaan histopatologis hati kecuali pada tingkat kerusakan yang lebih berat.
Hepatitis E
HEV adalah nonenveloped, positive-sense, and single-stranded RNA virus yang merupakan
27-34 nm diameter. Hal ini terdiri dari protein virus dan RNA. HEV ditransfer fecal-oral, dengan
risiko tertinggi pada sanitasi yang buruk. HEV ini adalah penyakit yang terbawa air, dan telah
dikaitkan dengan wabah melalui pasokan makanan atau air yang terkontaminasi.
5 | P a g e
Masa infektivitas meluas sampai 14 hari setelah timbulnya penyakit kuning. Selama fase
ini, ekskresi virus berlangsung dalam tinja. Hal ini penting, karena modus yang paling umum
penularan adalah rute fecal-oral. Peningkatan konsentrasi sitokin Th2 pada ibu hamil dengan E41
hepatitis akut dengan asumsi bahwa Th2 memiliki peran dalam keparahan lebih besar dari
hepatitis E pada wanita hamil.4,5
Penularan Hepatitis Melalui Laktasi
Postulat dari WHO menjelaskan bahwa Infeksi kronik HBV terhadap ibu tdak bisa
menjadi alasan penularan melalui laktasi. Bagaimanapun, beberapa peneliti dan klinisi menolak
karena pada hasil penelitian ditemukan viral marker pada ASI manusia. Penelitian lain juga
menujukkan bahwa tidak hanya HBsAg yang dapat ditemukan namun juga HBeAg dan HBV
DNA.3
Walaupun HBsAg, HBeAg dan HBV DNA ditemukan pada ekskresi kolostrum dan ASI
pada ibu dengan infeksi kronis HBV. Namu belum ada bukti klinis bahwa laktasi meningkatkan
resiko terjadinya transmisi dari ibu ke anak. Kecuali terjadi lesi atau luka saat laktasi, yang
memungkinkan transmisi virus hepatitis.
Manifestasi Klinis
Hepatitis A adalah infeksi virus yang berlangsung dalam waktu yang singkat. Beberapa
gejala dari penyakit ini termasuk lelah, mual, muntah, demam, nyeri abdomen, urine yang
berwarna kecoklatan, flu like syndrome,dan kekuningan pada kulit (jaundice). Tidak seperti jenis
hepatitis lainya hepatitis A tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Gejalanya umumnya
ringan pada anak-anak.Hepatitis A merupakan penyebab penyakit kuning tersering selama
kehamilan.
Pada hepatitis B tidak semua orang memiliki gejala dan tidak mengetahui dirinya telah
terinfeksi, khususnya pada anak-anak. Kebanyakan pada orang dewasa gejalanya terjadi setelah
3 bulan paparan. Gejala yang terjadi antara lain : demam, lelah, menurunnya nafsu makan, mual,
muntah, nyeri abdomen, tinja berwarna abu, urine berwarna hitam, nyeri sendi, dan jaundice.
6 | P a g e
Jika telah kronis akan memunculkan gejala yang sama dengan infeksi akut setelah bertahun-
tahun. 6
Gejala klinis dari hepatitis C akut tidak umum terlihat oleh petugas kesehatan, juga
selama kehamilan. Selain itu, diagnosis dari penyakit yang asimtomatik sulit untuk
ditegakkan.Karena itu banyak studi yang melaporkan penularan secara vertikal pada transmisi
HCV yang diperantai wanita karier kronis. 4
Gambaran klinis infeksi HDV tergantung pada mekanisme infeksi. Pada koinfeksi gejala
klinis hepatitis Akut lebih berat daripada gejala klinis HBV. Namun untuk menjadi hepatitis
kronis kemungkinannya amat rendah.
Gambaran klinis hepatitis E bervariasi antara bentuk ringan atau subklinis sampai kasus
fatal yang menyebabkan kematian. Masa inkubasinya 2-9 minggu.Bentuk subklinisnya tidak
dapat dikenali karena memberikan gejala seperti flu.
Diagnosis
Tes yang paling baik untuk mendiagnosis hepatitis meliputi evaluasi laboratorium urine
bilirubin and urobilinogen, total and direct serum bilirubin, alanine aminotransferase (ALT)
and/or aspartate aminotransferase (AST), alkaline phosphatase (ALP), prothrombin time (PT),
total protein, albumin, complete blood cell (CBC) count, dan dalam kasus yang parah, serum
ammonia.5
Hepatitis A
Diagnosis spesifik hepatitis A akut dibuat dengan menemukan anti-HAV IgM dalam serum
pasien. Sebuah alternatif adalah deteksi virus atau antigen dalam tinja. Virus dan antibodi dapat
dideteksi oleh radioimmunoassay (RIA), enzim immunoassay (EIA), atau enzim-linked
immunosorbent assay (ELISA)
7 | P a g e
Hepatitis B
Diagnosis nonspesifik awal hepatitis dibuat oleh penilaian biokimia dari fungsi hati.
Biasanya terjadi peningkatan pada transaminase serum dan bilirubin. Evaluasi laboratorium awal
harus mencakup bilirubin total dan menghitung alanine aminotransferase (ALT), aspartat
aminotransferase (AST), alkali fosfatase (ALP), waktu prothrombin (PT), protein total, albumin,
globulin serum, dan sel darah lengkap (CBC). ciri khas adalah elevasi di ALT, yang bisa berkisar
dari 2 sampai 100 kali lipat. Namun, tingkat keparahan kenaikan tidak berkorelasi dengan
prognosis.
Hepatitis C
Berbagai metode yang tersedia untuk mendeteksi HCV RNA. Yang paling sensitif adalah
transcriptase polymerase chain reaction (PCR), branched DNA assays, and transcription-
mediated amplification (TMA). Teknik-teknik ini dapat diandalkan, dengan batas deteksi dari 5
IU / mL dan sensitivitas lebih dari 95%.
Hepatitis D
Diagnosis tergantung pada tes antibodi anti-HDAg yang menunjukkan resolusi penyakit.
Setelah mendiagnosis positif antibodi anti-HDAg, real-time-polymerase chain reaction (RT-
PCR) assay dari serum yang terinfeksi harus diperoleh untuk mengkonfirmasi dan
mendokumentasikan infeksi yang sedang berlangsung. Selama penyakit kronis, alanine
aminotransferase (ALT) dan aspartat aminotransferase (AST) meningkat, meskipun bilirubin,
albumin, dan prothrombin time (PT) adalah normal.
Hepatitis E
Penyakit ini didiagnosa oleh deteksi genom virus dalam darah atau tinja oleh polymerase
chain reaction (PCR) atau dengan deteksi imunoglobulin (Ig) antibodi M untuk HEV dengan tes
enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Infeksi sebelumnya didiagnosa oleh deteksi
antibodi IgG.
8 | P a g e
Titer IgM menurun dengan cepat selama masa pemulihan, namun titer IgG dapat tetap
meningkat selama bertahun-tahun setelah infeksi. HEV RNA dapat dideteksi dalam darah dan
tinja selama fase akut pada sekitar 50% kasus.
Komplikasi
Hepatitis A
Beberapa komplikasi ditemukan 9 dari 13 pasien (69%) kehamilan termasuk prematur,
ketuban pecah dini dan vagina perdarahan. (liver) Kematian dapat terjadi akibat nekrosis besar
hati.5
Hepatitis B
Komplikasi hepatitis B kronis termasuk sirosis dan karsinoma hepatoselular serta
extrahepatic.4,5
Hepatitis C
WHO memperkirakan bahwa 60-70% pasien dengan infeksi HCV mengembangkan
penyakit hati kronis, 5-20% mengembangkan sirosis, dan mati 1-5% dari sirosis atau karsinoma
hepatoseluler Hepatitis D.
Hepatitis E
Selama kehamilan, risiko penyakit HEV dan kematian ibu terjadi pada 20% dari pasien
selama trimester ketiga. Prematur dengan kematian bayi yang tinggi hingga 33%. Meskipun
mekanisme yang mendasari kematian meningkat tidak diketahui, komplikasi dilaporkan
termasuk hipertensi gestasional, preeklamsia, proteinuria, edema, dan penyakit ginjal. Hepatitis
E adalah penyebab paling sering gagal hati akut pada perempuan hamil. 4,5
Kematian ibu dan janin, aborsi, prematur, atau kematian bayi lahir-hidup segera setelah
kelahiran ini merupakan semua komplikasi umum dari infeksi hepatitis E selama kehamilan. 1.4
9 | P a g e
Prognosis
Hepatitis A
Infeksi HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau persisten. Namun, kematian
meningkat dengan usia pada perkembangan penyakit. Meskipun kebanyakan pasien sembuh
sepenuhnya, kematian 1 di 1000 di lebih muda dari 14 tahun dan sekitar 2% ketika infeksi
mempengaruhi pasien yang lebih tua dari 40 tahun.
Hepatitis B
Risiko tertinggi untuk penyakit HBV kronis dengan infeksi HBV perinatal. Profilaksis
individu yang berisiko tinggi dan pendidikan adalah langkah yang paling penting untuk
mencegah penyakit.
Hepatitis C
Pasien dengan SVR tetap HCV RNA negatif untuk setidaknya 5 tahun setelah
menghentikan terapi dan mengalami hasil jangka panjang biokimia dan histologis dengan
penurunan aktivitas inflamasi total dan penurunan komponen reversibel dari fibrosis. Namun
demikian, responden virologi berkelanjutan memiliki risiko yang sangat mengurangi
perkembangan penyakit.
Hepatitis D
prognosis untuk pasien dengan HBV kronis lebih buruk ketika superinfeksi dengan HDV
terjadi. Dalam kasus tersebut, terapi tergantung pada respon terhadap pengobatan untuk HBV.
Hepatitis E
Prognosis untuk infeksi HEV mirip dengan yang dilaporkan untuk infeksi HAV. Infeksi
HEV Kebanyakan adalah self-terbatas, dan rawat inap biasanya tidak diperlukan. Pengecualian
adalah untuk wanita hamil, yang memiliki angka kematian meningkat dilaporkan sekunder untuk
komplikasi hipertensi dan ginjal, dan bagi individu, terutama anak-anak muda, dengan hepatitis
fulminan.
10 | P a g e
Kesimpulan
Hepatitis merupakan satu diantara banyak penyebab kematian wanita di dunia. Hepatitis
merupakan satu dari banyak kasus keganasan hepatoseluler dan fulminant hepatitis di negara
berkembang. Masalah ibu dan anak yang berhubungan dengan hepatitis telah menjadi lebih
penting dari sebelumnya. Faktanya, hepatitis viral telah menjadi perhatian pada kesehatan
masyarakat tidak hanya pada negara berkembang, namun juga pada negara industry. Penyebab
umum dari hepatitis adalah infeksi virus. Hepatitis yang terjadi mulai dari hepatitis (A, B, C, dan
D), yang tidak terlalu berpengaruh pada kehamilan, akan tetapi infeksi yang lebih berat telah
ditemukan pada pasien dengan hepatitis E
Walaupun HBsAg, HBeAg dan HBV DNA ditemukan pada ekskresi kolostrum dan ASI
pada ibu dengan infeksi kronis HBV. Namu belum ada bukti klinis bahwa laktasi meningkatkan
resiko terjadinya transmisi dari ibu ke anak. Kecuali terjadi lesi atau luka saat laktasi, yang
memungkinkan transmisi virus hepatitis.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
1. Shukla, Suruchi , Mehta, Geeta , Jais, Manoj, Abha Singh. A Prospective Study on
Acute Viral Hepatitis in Pregnancy; Seroprevalence, and Fetomaternal Outcome of
100 cases, New Delhi: Journal of Bioscience and Technology, 2011,p.279-285
2. Floreani ,Annarosa , Viral Hepatitis and Pregnancy, Current Women’s Health
Reviews: Department of Surgical and Gastroenterological Sciences, Italy: University
of Padova, 2009, p.1-5
3. Petrova, Mihaela, Kamburov, Victor , Breastfeeding and chronic HBV infection:
Clinical and social implications, Baishideng: World J Gastroenterology, 2010, p.
5042-5043
4. Sookoian, Silvia, Liver disease during pregnancy: acute viral hepatitis, Symposium
on liver & pregnancy, Buenos Aires: Annals of Hepatology, 2006
5. Chelmow, David ed., Hepatitis in Pregnancy, USA: E-Medicine, 2012
Available at : Http: // www.emedicine.com/article.
6. DEPARTMENT OF HEALTH & HUMAN SERVICE : Centers for Disease Control
and Prevention, Hepatitis B General Information, USA :Centers for Disease Control
and Prevention, 2010
7. UDDIN AHMED, ASM NAWSHAD, MD. HOQUE ,MAHBUBUL , Is it Safe for a
Mother Infected with Hepatitis B Virus to Breastfeed Her Baby? ,Bangladesh:
BANGLADESH J CHILD HEALTH, 2011, p.20-24
12 | P a g e