Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

download Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

of 8

Transcript of Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    1/8

    1

    Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    Viqtor Try Junianto

    102012414 / E4

    Universitas Kristen Krida Wacana

    Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara 6, Jakarta Barat

    Email :[email protected]

    Pendahuluan

    Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat disebabkan oleh

    beberapa mekanisme, termasuk agen infeksius. Virus hepatitis dapat disebabkan oleh

    berbagai macam virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D dan E. Penyakit kuning

    adalah ciri karakteristik penyakit hati dan bukan hanya karena virus hepatitis, diagnosis yang

    benar hanya dapat dilakukan dengan pengujian SERA pada pasien untuk mendeteksi adanya

    antivirus pada antibodi. Sebagian kasus terkait hepatitis karena transfuse disebabkan oleh

    hepatitis A virus (HAV) atau virus hepatitis B (HBV), kedua hanya dikenal hepatitis

    manusia, virus ini di kenal pada tahun 1975. Pada waktu itu, hepatitis sudah ada, tapi dikenal

    dengan sebutan hepatitis non A non B (NANB).

    Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati.

    Hampir semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh hepatitis virus. Semua jenis virus

    yang menyerang manusia merupakan jenis virus RNA keculi virus hepatitis B, yang

    merupakan virus DNA. Berdasarkan sifat molekular maupun antigen, virus-virus ini berbeda

    antara satu dengan yang lainnya, tetapi virus-virus ini mempunya sifat yang sama

    berdasarkan perjalanan penyakitnya.

    Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

    Diagnosis kolestasis ditegakkan melalui amannesa yang teliti, pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaan penunjang. Pada kasus kami dimana: Seorang laki-laki 23 tahun mual sejak 3

    hari smrs. Satu minggu smrs pasien demam ringan selama 3 hari.Dua hari smrs kulit mulai

    gatal-gatal.Satu hari smrs BAK seperti teh pekat.Tiga minggu smrs pasien makan ditempat

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    2/8

    2

    kurang bersih. PF: sakit sedang, compos mentis, tanda-tanda vital baik, kulit dan sklera

    ikterik. Abdomen hati 1 jari jbac, 2 jbpx, tajam, rata, nyeri tekan (+), lunak. Tanda Murphy

    dan Shiffting dullness (-) LAB: Hb 12,5g/dl: Ht 37%, trombosit 263.000/ul, leukosit

    64.000/ul, AST 496 u/l, ALT 1200u/l, bilirubin direk 16,25mg/dl, indirek 4,3mg/dl, Alkali

    fosfatase 192u/l (45-190u/l); Gamma GT 154u/l (6-28mu/ml), ureum kreatinin normal.

    Diawali 3 minggu yang lalu pasien makan ditempat yang kurang bersih.Kami mencurigai

    pasien menderita hepatitis virus.Tiga hari yang lalu pasien mengeluhkan BAK seperti teh

    pekat dan 1 hari setelahnya pasien gatal-gatal.

    Pada anamnesis kolestasis sering didapatkan penderita ikterus dengan tinja yang

    berwarna dempul dan urine yang berwarna gelap seperti air teh serta gatal-gatal.Pada

    pemeriksaan fisik pasien sakit sedang, sadar, tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah,

    frekuensi pernafasan, dan nadi) dalam batas normal.Kulit dan sklera ikterik yang merupakan

    pertanda ikterus.Adanya pelebaran hati 1 jari dengan penanjakan 2 jari, terdapat nyeri tekan.

    Anamnesis yang dibuat juga harus berisi lamanya gejala berlangsung, ada dan sifat

    nyeri abdomen, demam atau gejala peradangan lainya, perubahan selera makan, berat badan,

    dan kebiasaan.Riwayat atralgia menunjuk pada hepatitis virus akut. Penyakit virus juga

    diperhatikan pada pasien yang pernah berpergian ke negara-negara berkembang endemik

    hepatitis E yang ditularkan secara entral atau negara Asia Timur yang penyebaran hepatitis B

    dan C secara parenteralnya luas. Pruritus sering dikaitkan dengan kolestasis kronik berasal

    baik dari obstruksi ektrahepatik ataupun penyakit kolestatik hati seperti kolangitis sklerosing

    atay sirosis kanding empedu primer.Pemeriksaan fisik juga penting untuk mengarahka

    evaluasi selanjutnya.Ekskoriasis menunjukkan adanya kolestasis lama atau obstruksi bilier

    berat, dan ikterik yang berwarna kehijauan mengarahkan pada penyakit hati tertentu yang

    berat atau kronik.Demam dan nyeri di epigastrium atau kuadran kanan atas seringkali

    berkaitan dengan koledokolitiasis dan kolangitis atau kolesistitis.Hati yang membesar lunak

    mengarahkan pada peradangan hati akut atau tumor hati yang cepat membesar. Adanya

    splenomegali dapat merupakan petunjuk adanya hipertensi portal dati hepatitis kronik aktif,

    alkoholik berat atau hepatitis virus akut atau sirosis.1

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    3/8

    3

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Tes darah: hitung darah lengkap-makrositosis, trombositopenia atau ureum yang

    rendah bisa ditemukan pada penyakit hati kronis. Natrium yang rendah (bukan

    disebabkan oleh diuretik) adalah tanda prognostik yang buruk.

    2. Tes fungsi hati: kadar albumin yang rendah mungkin nonspesifik. Transaminase bisa

    memberi petunjuk apakah ikterus terutama terjadi karena penyebab hepatoseluler

    (SGOT dan SGPT > fosfatase alkali) atau kolestatik (fosfatase alkali atau GammaGT

    > SGOT), walaupun dapat juga bersifat campuran. Transaminase yang normal

    menunjukan kelainan hemolisis yang lebih jarang atau sindrom Gilbert. Pada keadaan

    hepatitis kolestasis terjadi peningkatan 3 enzim pertanda kolestasis yaitu alkaline

    phosphatase (ALP), 5'-nucleotidase (5NT), dan y-glutamyl transpeptidase (GGT).

    ALP dan 5'-NT terletak dikanalikuli biliaris hepatosit, sedangkan GGT terdapat di

    reticulum endoplasma dan sel epitel duktus biliaris. Bilirubin yang tinggi, enzim

    transaminase meninggi sedang (jarang >500 U/L), dan peningkatan enzim pertanda

    menunjukkan adanya kolestasis.2

    3. Tes serologi hepatitis virus: IgM hepatitis A adalah pemeriksaan diagnostik untuk

    hepatitis A akut. Hepatitis B akut ditandai oleh adanya HBSAg dan deteksi DNA

    hepatitis B. Hepatitis C jarang menyebabkan hepatitis akut namun seringmenyebabkan penyakit hati kronis.

    4. Profil autoantibodi dan immunoglobulin

    5.

    USG hati: bisa membantu menegakkan diagnosis klinis, karena bisa menunjukkan

    abnormalitas hati fokal seperti metastasis, abses hati, atau kelainan vaskular. Bisa

    menemukan tanda-tanda obstruksi bilier (dilatasi duktus biliaris) dan penyebab ikterus

    (batu empedu, kanker pankreas). Bisa juga tidak nampak kelainan. Selanjutnya,

    diperlukan pemeriksaan USG, CT scan dan MRI untuk membedakan jenis kolestasis,

    yaitu intra atau ektrahepatik. Hepatitis kolestasis merupakan salah satu penyebab

    kolestasis intra hepatik.2

    6. ERCP: jika ada tanda-tanda obstruksi bilier, ERCP tetap merupakan tes definitif untuk

    menentukan apakah obstruksi terjadi intraluminal (batu empedu pada duktus biliaris

    komunis (CBD) atau ekstraluminal (striktur maligna dari karsinoma pankreas).

    Pemeriksaan ini juga bisa mengurangi derajat obstruksi.

    7. Biopsi hati: histologi hati tetap merupakan pemeriksaan definitif untuk ikterus

    hepatoselular dan beberapa kasus ikterus kolestatik (sirosis bilier primer, kolestasis

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    4/8

    4

    intrahepatik akibat obat-obatan (drug-induced). Terdapat berbagai indikasi absolut

    untuk pemeriksaan ini.

    Diagnosis Banding

    1.

    Kolestasis Ekstrahepatik3

    Penyebab paling sering pada kolestasis ekstrahepatik adalah batu duktus koledokos

    dan kanker pankreas.Penyebab lainnya yang relatif lebih jarang adalah stiktur jinak

    (operasi terdahulu) pada duktus koledokus, karsinoma duktus koledokus, pankreatitis

    atau pseudocyst pankreas dan kolangitis sklerosing.Kolestasis mencerminkan

    kegagalan sekresi empedu.Mekanismenya sangat kompleks, bahkan juga pada

    obstruksi mekanis empedu.

    Efek patofisiologi mencerminkan efek backup konstituen empedu (yang terpenting

    bilirubin, garam empedu, dan lipid) ke dalam sirkulasi sistemik dan kegagalannya

    untuk masuk usus halus untuk ekskresi.Retensi bilirubin menghasilkan campuran

    hiperbilirubiemia dengan kelebihan bilirubin konjugasi masuk ke urin.Tinja sering

    berwarna puvat karena lebih sedikit yang bisa mencapai saluran cerna usus

    halus.Peningkatan garam empedu dalam sirkulasi selalu diperkirakan sebagai

    penyebab keluhan gatal, walupun sebenanya hubungannya belum jelas sehingga

    patogenesis gatal masih belum bisa diketahui dengan pasti.

    Garam empedu dibutuhkan untuk penyerapan lemak, vitamin K, gangguan ekskresi

    garam empedu dapat berakibat steatorrhea dan hipoprotrombinemia. Pada keadaan

    kolestasis yang berlangsung lama (primary biliary cirrhosis), gangguan penyerapan

    Ca dan vitamin D dan vitamin lain larut lemak dapat terjadi dan dapat menyebabkan

    osteoporosis atau osteomalasia. Retensi kolestrol dan fosfolipid mengakibatkan

    hiperlipidemia, walaupun sintesis kolestrol di hati dan esterifikasi yang berkurang

    dalam darah turut berperan; konsentrasi trigliserida tidak terpengaruh. Lemak beredar

    dalam darah sebagai lipoprotein densitas rendah yang unik dan abnormal yang disebut

    sebagai lipoprotein X.

    Diagnosis Kerja

    Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat,

    atau alkohol.hepatitis akibat virus bersifat akut dan dapat menular. Virus penyebab meliputi

    hepatitis virus A (HVA), virus hepatitis B (HVB), virus hepatitis non-A non-B (NANB),

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    5/8

    5

    virus hepatitis C (HVC), dan virus hepatitis D (delta). Komplikasi potensial dari hepatitis

    adalah degenerasi progresif hati. Pantau adanya tanda degenerasi hati yang meliputi gejala

    hepatitis tidak menghilang (mis., ikterus, nyeri epigastrik, feses warna nanah) dan kadar

    enzim hati dan tes koagulasi tidak mau kembali ke normal. Periode kembali normal adalah 2-

    12 minggu. Kondisi ini dapat berakhir sebagai gagal hati dan kematian.4

    Kolestasis adalah kondisi dimana terjadi penghambatan aliran empedu secara akut

    atau kronis.Hepatitis kolestasis adalah hepatitis yang menyebabkan kolestasis intrahepatik

    yang ditandai dengan penghambatan luas duktus biliaris sehingga ekskresi cairan empedu

    gagal.Selain itu ditandai oleh adanya ikterus, pruritus, anoreksia, diare persisten, urin

    berwarna gelap dan tinja pucat seperti dempul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterus,

    ekskoriasi yang menunjukkan kolestasis lama atau obstruksi bilier yang lama, pada kasus

    yang kronik dapat terjadi asites dan splenomegali.2

    Penyebab cholestasis dibagi menjadi 2 bagian: intrahepatic cholestasis dan

    ekstrahepatic cholestasis.3

    Pada intrahepatic cholestasis terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi akibat:

    biliary cirrhosis primer, virus hepatitis, cholangitis sclerosing primer, obat-obatan

    yang menginduksi cholestasis.

    Pada extrahepatic cholestasis, disebabkan oleh tumor saluran empedu, cista, striktur

    (penyempitan saluran empedu), pankreatitis atau tumor pada pankreas, tekanan tumor

    atau massa sekitar organ, cholangitis sklerosis primer. Batu empedu adalah salah satu

    penyebab paling umum dari saluran empedu diblokir. Saluran empedu Diblokir

    mungkin juga hasil dari infeksi, kanker atau jaringan parut internal. Parut dapat

    memblokir saluran empedu, yang dapat mengakibatkan kegagalan hati

    Etiologi

    Aliran empedu dapat terganggu pada tingkat mana saja dari mulai sel hati

    (kanalikulus), sampai ampula Vateri. Penyebab paling sering kolestasis intrahepatik adalah

    hepatitis, keracunan obat, penyakit hati karena alkohol dan penyakit hepatitis autoimun.

    Penyebab yang kurang sering adalah sirosis hati bilier primer, kolestasis pada kehamilan,

    karsinoma metastatik dan penyakit-penyakit lain yang jarang. Berikut adalah penyebab paling

    sering kolestasis :5

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    6/8

    6

    1. Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin terkonyugasi

    dan menyebabkan ikterus. Hepatitis A merupakan penyakit self limited dan

    dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang timbul secara akut. Hepatitis B dan C

    akut sering tidak menimbulkan pada tahap awal (akut), tetapi bisa berjalan kronik dan

    menahun dan mengakibatkan gejala hepatitis menahun atau bahkan sudah menjadi

    sirosis hati.

    2. Alkohol, bisa mempengaruhi gangguan pengambilan empedu dan sekresinya, dan

    mengakibatkan kolestasis. Pemakaian alcohol secara terus menerus bisa menimbulkan

    perlemakan (steatosis), hepatitis, dan sirosis dengan berbagai tingkat ikterus. Hepatitis

    karena alkohol biasanya memberi gejala ikterus sering timbul akut dan dengan

    keluhan dan gejala yang lebih berat. Jika ada nekrosis sel hati ditandai dengan

    peningkatan transaminase yang tinggi.

    3. Penyebab lain yang jarang adalah hepatitis autoimun yang biasanya sering mengenai

    kelompok muda terutama perempuan. Tetapi data terakhir menyebutkan kelompok

    usia yang lebih tua juga bisa dikenai.

    Patofisiologi

    Kolestasis disebabkan oleh obstruksi di dalam hati (intrahepatik). Virus hepatitis akan

    menyebabkan blokir yang meluas di suktus-duktus kecil di empedu dan terjadilah kolestasis.

    Obstruksi tersebut menyebabkan cairan empedu yang mengandung bilirubin tidak dapat

    mengalir keluar dan menyebabkan lemak terakumulasi di dalam darah dan tidak terekskresi

    secara normal.2

    Gejala Klinis

    Pada infeksi yang sembuh spontan: 1) spektrum penyakit mulai dari asimptomatik,

    infeksi yang tidak nyata sampai kondisi yang fatal sehingga terjadi gagal hati akut; 2)

    sindrom klinis yang mirip pada semua virus penyebab mulai dari gejala prodromal yang non

    spesifik dan gejala gastrointestinal, seperti: a) malaise, anoreksia, mual, dan muntah b) gejala

    flu, faringitis, batuk, coryza, fotofobia, sakit kepala, dan mialgia; 3) awitan gejala cenderung

    muncul mendadak pada HAV dan HEV, pada virus yang lain secara insidious; 4) demam

    jarang ditemukan kecuali pada infeksi HAV; 5) immune complex mediated, serum sickness

    like syndrome dapat ditemukan pada kurang dari 10% pasien dengan infeksi HBV, jarang

    pada infeksi virus lain; 6) gejala prodromal menghilang pada saat timbul kuning, tetapi gejala

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    7/8

    7

    anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap 7) ikterus didahului dengan kemunculan

    urin berwarna gelap, pruritus (biasanya ringan dan sementara) dapat timbul ketika ikterus

    meningkat; 8) pemriksaan fisis menunjukkan pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati;

    9) splenomegali ringan dan limfadenopati pada 15%-20% pasien.3

    Penatalaksanaan

    A. Medika Mentosa

    Tujuan utama terapi adalah menghilangkan keluhan. Untuk itu dapat

    diberikan:2

    Prednisolone 30mg/hari tappering off diberikan dalam jangka waktu

    pendek.

    Kolestiramin 12-16 g sehari dibagi dalam 2-4 bagianuntuk mengatasi

    pruritus.

    Asam ursodioksikolat dosis tinggi 20mg/kgBB

    Tambahkan hepatoprotektor untuk menurunkan kadar SGOT dan

    SGPT seperti ekstrak curcuma longa rhizome, silymarin phytosome 35

    mg.

    Suplemen kalsium dan vitamin D dapat membantu mencegah

    kehilangan massa tulang pada pasien kolestasis kronis.

    B.Non Medika Mentosa

    Rawat jalan, kecuali pada pasien dengan mual atau anoreksia berat

    yang akan menyebabkan dehidrasi.

    Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

    Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan

    malaise.

    Pencegahan

    Untuk pencegahannya tergantung pada penyebab hepatitisnya.

    Menjaga kebersihan diri dan lingkungan

    Menghindari obat pencetus

  • 8/10/2019 Hepatitis Akut Tipe Kolestasis

    8/8

    8

    Komplikasi

    Obstruksi duktus empedu kronis bisa menyebabkan sirosis hepatis dan seterusnya

    berlanjut menjadi osteoporosis dan osteomalasia.

    Prognosis

    Keluhan akan berkurang seiring dengan perbaikan penyakit dasar.

    Kesimpulan

    Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam jumlah

    normal.Dari segi klinis didefinisikan sebagai akumulasi zat-zat yang diekskresi kedalam

    empedu seperti bilirubin, asam empedu, dan kolesterol didalam darah dan jaringan

    tubuh.Secara patologi-anatomi kolestasis adalah terdapatnya timbunan trombus empedu pada

    sel hati dan sistem bilier.Penyebab cholestasis dibagi menjadi 2 bagian: intrahepatic

    cholestasis dan ekstrahepatic cholestasis. Pada intrahepatic cholestasis bermacam-macam

    antara lain biliary cirrhosis primer, virus hepatitis, cholangitis sclerosing primer, obat-obatan

    yang menginduksi cholestasis. Untuk bisa memastikan penyebab hepatitisnya harus

    dilakukan kombinasi dari serologi dan biopsi hati.

    Daftar Pustaka

    1. Isselbacher, Braunwald, Wilson, dkk. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam.

    Edisi-13. Jakarta: EGC; 2000.h. 268.

    2. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA;

    2013.h.129-140.

    3.

    Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5.

    Jakarta: Interna Publishing; 2009.h. 639-652.

    4. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC; 2000.h. 146.

    5.

    Davey P. Medicine at a glance. Jakarta: Erlangga; 2002.h. 45.