Henoch-Schonlein Purpura
description
Transcript of Henoch-Schonlein Purpura
1
Seorang Anak Perempuan dengan Purpura Henoch-Schonlein,
Kolesistitis, Hipertensi, dan Gizi Baik
Pembimbing :Prof. Dr. dr. B. Soebagyo, SpA(K)
dr. Ganung Harsono, SpA(K)
Argadia Y
Sajian Kasus Madya
Pendahuluan
PHS (PURPURA HENOCH-SCHONLEIN)Henoch Schonlein Purpura (HSP)
Purpura Non-trombositopenia
• Vaskulitis tersering pada anak• Vaskulitis autoimun sistemik : Kulit, Sendi, Saluran
Cerna, Ginjal (Nefritis)
3
Pendahuluan
PHS (PURPURA HENOCH-SCHONLEIN)Henoch Schonlein Purpura (HSP)
Purpura Non-trombositopenia
• Vaskulitis tersering pada anak• Vaskulitis autoimun sistemik : Kulit, Sendi, Saluran
Cerna, Ginjal (Nefritis)
KOLESISTITIS• Radang pada kandung empedu• Insidensi : jarang terjadi pada anak• Faktor : Batu, infeksi, diet
Hipertensi
4
Pendahuluan
KOLESISTITIS
Hipertensi
PHS
5
KASUS
6
IDENTITAS PASIENIDENTITAS ANAK
Nama An. In
Usia 9 tahun 5 bulan
BB 32 kg
Tanggal Lahir
28 November 2014
Alamat Surakarta
Rekam Medis
01-25-02-80
Hari Masuk RS
14 April 2014
AYAH
Nama Tn. A
Usia 39 tahun
Pendidikan
SMA
Pekerjaan Swasta
Alamat Surakarta
IBU
Nama Ny. N
Usia 34 tahun
Pendidikan
SMA
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Alamat Surakarta
7
ANAMNESISKELUHAN UTAMA
NYERI PERUT
• Bintik kemerahan
• Demam (-), nyeri kepala (-) mimisan (-), gusi berdarah (-), batuk (-), pilek (-), sesak (-), mual/ muntah (-), nyeri perut (-) keluhan BAB/ BAK (-)
10 HARISebelum Masuk
RS
• Bintik kemerahan : Sebesar ujung jarum pentul• mula-mula di tungkai bawah kanan kiri dan
semakin lama semakin menyebar di paha, dan pantat
• Gatal (-), Nyeri (-)
(Rujukan dari RS Surakarta)
8
ANAMNESISKELUHAN UTAMA
NYERI PERUT
• Bintik kemerahan
• Demam (-), nyeri kepala (-) mimisan (-), gusi berdarah (-), batuk (-), pilek (-), sesak (-), mual/ muntah (-), nyeri perut (-) keluhan BAB/ BAK (-)
10 HARISebelum Masuk
RS • Bintik kemerahan (+)• Nyeri Perut :
• hilang timbul, seperti ditusuk-tusuk, di sekitar pusar dan tidak menjalar ke daerah lain, tidak dipengaruhi aktifitas, makanan, maupun cuaca.
• Perut membesar (-), mual/ muntah (-)• Penurunan nafsu makan. • BAB (-) 2 hari
•Nyeri sendi lutut :• Hilang timbul, tidak dipengaruhi cuaca
dingin, sendi bengkak (-)
•Kontrol PUSKESMAS Rujuk RS
8 HARISebelum Masuk RS
9
ANAMNESIS
PERAWATAN DI RS SURAKARTA
• Bintik kemerahan (+), nyeri perut (+), nyeri sendi (+)
• Hb11,9 g/dl, hct 34%, AL 32 rb/μl, AT 279 rb/μl. proteinuria (-), ketonuria (-), leukosituria 3-4 sel /LPB, dan eritrosit 1-2 sel/LPB
• Terapi : inj.Metilprednisolon, inj.ranitidin, ibuproven dan propepsa
8 HARISebelum Masuk RS
• Bintik kemerahan (+) ↓, nyeri perut (+) tetap, nyeri sendi (+) ↓
• BAB berwarna kecoklatan + bercak darah, seperti bubur, frekuensi 3-5 kali/hari. Lendir (-)
• DIRUJUK KE RSDM
HARI MASUK RS
• Saat di IGD : BAB + bercak darah (+)
• Bintik kemerahan (+) ↓, nyeri perut (+) tetap, nyeri sendi (+) ↓
• Demam (-), perut kembung (-), mual/ muntah (-), BAK normal
10
ANAMNESISRIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Keluhan serupa (nyeri perut, bintik kemerahan, BAB darah) : Disangkal
• Riw. Mondok (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA• Keluhan serupa (nyeri perut, bintik
kemerahan, BAB darah) : Disangkal• Riw. Alergi (-)
RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN
• Usia ibu 25 tahun, rutin kontrol, sakit (-)
• Lahir Spontan, di bidan, langsung menangis kuat. UK : 9 bulan BBL : 3000 gr
RIWAYAT IMUNISASI• Sesuai Jadwal di KMS• SD (+), kelas 1 dan kelas 2
• KESAN imunisasi sesuai jadwal DEPKES
RIWAYAT PERKEMBANGAN• Merangkak : 4 bulan, • berjalan : 1 tahun. • Saat ini : pasien duduk kelas 4 SD
dengan prestasi rata-rata dengan teman sekelasnya dan belum pernah tinggal kelas
RIWAYAT NUTRISI• ASI : 0-6 bulan• Sebelum sakit : Makan 2-3 x/hr,
porsi ½ porsi dewasa, lauk pauk sayur (+) bervariasi.
• Makan tidak teratur (-). Suka makanan terlalu pedas/asam (-)
ANAMNESIS
39 th 34 th
11 th
An. I, 9 th, 10 kg
8 th 5 th 3,5 th
60 th 55 th 62 th 55 th
I.
II.
III.
PEMERIKSAAN FISIKKEADAAN UMUM :tampak sakit sedang, kesadaraan komposmentis, gizi
kesan baik• HR 100 x/m; • RR 25 x/m; • suhu aksila 36,50C, • TD 130/100 mmHg (Siastole dan Diastole > P99
+5mmHg
)
STATUS NUTRISI :BB : 32 kgTB : 138 cm
13
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Bentuk Mesosefal
Mata Konjuntica anemis (-/-), sklera icteric (-/-), reflek cahaya (+/+), Pupil isokor
Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
Telinga Sekret (-/-)
Mulut Mukosa bibir basah, gusi berdarah (-), Tonsil tidak membesar, faring hiperemis (-)
Leher Pembesaran KGB (-)
14
PEMERIKSAAN FISIK
Thorak Normochest, statis dan dinamis simetris, retraksi (-)
Pulmo I: gerakan dada simetris saat diam maupun bergerakP: fremitus raba kanan=kiriP: sonor seluruh lapangan paruA: suara dasar vesikuler normal, suara tambahan (-)
Jantung I: iktus kordis tidak tampakP: iktus kordis teraba di SIC IV LMCS, tidak kuat angkatP: batas jantung kesan tidak melebarA: bunyi jantung I-II intensitas normal, teratur, bising (-)
15
PEMERIKSAAN FISIKAbdomen
I : dinding perut sejajar
dinding dada
A : peristaltik (+) normal
P : timpani, pekak di regio
hepar
P : supel, nyeri tekan (+)
hipokondri kanan, hepar
&lien tidak teraba
membesar,
Nyeri tekan McBurney(-),
murphin sign (+),
Chestboard sign (-), Lingkar
Perut 48 cm
16
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstrimitas Tidak tampak pucat, akral tidak dingin, capillary refill time kurang dari 2 detik dan arteri dorsalis pedis teraba kuat
Genital Edema (-) sekret (-)
Rectal Touch
Tonus otot musculus stingfer ani normal, tidak ditemukan massa di anus, sarung tangan tidak ada lendir dan darah.
Lain-lain Bleeding time 3,5 menit dan clotting time 6 menit
17
PEMERIKSAAN FISIKLESI KULIT : berupa lesi bewarna kemerahan dengan permukaan menonjol berukuran diameter bervariasi antara 0,8-1,5cm tersebar merata di daerah tungkai bawah kanan kiri paha, dan kedua lengan atas
Sendi Lutut : didapatkan kedua lutut tidak edema, tidak eritem, tidak teraba hangat, tidak ada nyeri tekan, panjang lingkar sendi terukur 30 cm / 30 cm dengan range of motion sendi sebesar 1800 / 1800
18
PEMERIKSAAN PENUNJANGHb 11,3g/dl, hematokrit 36%, leukosit 22.100/μl, trombosit 576.000/μl, MCV 82,0/um, MCH 25,9 pg, MCHC 31,6 g/dl, RDW 11,4%, hitung jenis leukosit : (eosinofil 1,2%, basofil 0,1%, netrofil 84,5%, limfosit 10,1%, dan monosit 4,1%).
Pemeriksaan PT 15,0 detik, APTT 27,4 detik, GDS, 98 mg/dl, SGOT 18 μ/l, SGPT 10 μ/l, albumin 4,1 g/dl, ureum 34 mg/dl, kreatinin 0,3 mg/dl, natrium darah 128 mmol/l, kalium darah 3,3 mmol/l, calsium darah 1,15 mmol/l
KESAN : Leukositosis, Neutrofil ↑
19
DIAGNOSIS1. Nyeri abdominal e/c DD gastritis,
pankreatitis, duodenitis, batu saluran kencing, infeksi saluran kencing, kolesistitis, kolelitiasis, inflammatory bowel disease;
2. Perdarahan saluran cerna e/c DD gastritis, ulkus peptikum, divertikulum, polip usus, inflammatory bowel disease, PHS;
3. Purpura Henoch-Schonlein (PHS), 4. Hipertensi derajat II e/c sekunder DD primer 5. Gizi Baik
20
TERAPI• Pasien dipuasakan sementara dengan dipasang pipa lambung
(NGT) : bilas lambung dengan NaCl 0,9% tiap 8 jam; • IVFD TPN D5% ¼NS 430ml + D40% 70ml, kecepatan 73ml/jam; • inj. Furosemide 15mg/12jam; • inj. Ranitidine 30mg/8jam. • Prednison (tab 5 mg) 2-2-2 tab P.O.; • Sucralfat 3x5ml P.O.
RENCANA• IgA serum, • konsultasi ke bagian Kulit dan Kelamin untuk biopsi kulit, • pemeriksaan urin dan feses• pemeriksaan radiologi abdomen 3 posisi, serta USG abdomen.
Monitoring keadaan umum dan tanda vital tiap 4 jam serta balance cairan serta diuresis tiap 8 jam
21
Follow UpHari/ Tanggal
15 April 2014
SNyeri perut (+) berkurang, Bintik kemerahan di kulit (+) ↓, BAB (+) 2 x warna hitam kemerahan seperti aspal. Nyeri sendi lutut (+). Demam (-), mual / muntah (-). Bilas lambung hasil jernih tidak ada darah
O
KU sakit sedang. Vital Sign : HR : 88 x/’, RR : 24 x/’, T : 36,90C, TD : 110/80 mmHg (p90-p99+5mmHg; HT derajat I). PF : Purpura mulai mengering. Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap. BC : -22,6 ml/kg/24jam, D : 1,17 ml/kg/jam.Hasil radiologi abdomen 3 posisi tidak nampak gambaran illeus dan perforasi.
A
1. Nyeri abdominal e/c DD gastritis, pankreatitis, duodenitis, batu saluran kencing, infeksi saluran kencing, kolesistitis, kolelitiasis, inflammatory bowel disease, PHS;
2. Perdarahan saluran cerna bawah e/c PHS DD divertikulum, polip usus, inflammatory bowel disease;
3. Purpura Henoch-Schonlein (PHS), 4. Hipertensi derajat I e/c Sekunder DD Primer 5. Gizi Baik
PTx : Terapi masih tetapPlan : Pemeriksaan urin-feses & USG abdomenKeluarga menolak untuk dilakukan pemeriksaan IgA dan biopsi kulit
22
Follow UpHari/ Tanggal
16-17 April 2014 (DPH 2-3)
S Nyeri perut : berkurang. Bercak kemerahan menyebar sampai ke punggung dan paha. BAB kemerahan (-)
O
KU sakit sedang. Vital Sign : HR 84 x/’, RR 22 x/’; t36,60C, TD 120/70 mmHg PF : Purpura mulai mengering. Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap. BC : +400ml/kg/24jam, D : 1,43 ml/kg/jam. URINALISA :USG ABDOMEN :FESES :
23
Follow Up• URINALISA
– Kesan dalam batas normal, tidak terdapat hematuria, tidak ditemukan protenuria, tidak ada leukosituria maupun silinder
• Feses :– feses berkonsistensi kenyal berwarna merah
kehitaman menyokong hasil melena serta tidak ditemukan kuman pathogen dalam feses
• USG Abdomen– Organ empedu dengan ukuran normal, dinding
menebal, sludge (+) yang menyokong ke arah gambaran kolesistitis. Hepar, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan uterus tidak nampak kelainan
24
Follow UpHari/ Tanggal
16-17 April 2014 (DPH 2-3)
S Nyeri perut : berkurang. Bercak kemerahan menyebar sampai ke punggung dan paha. BAB kemerahan (-)
O
KU sakit sedang. Vital Sign : HR 84 x/’, RR 22 x/’; t36,60C, TD 120/70 mmHg PF : Purpura mulai mengering. Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap. BC : +400ml/kg/24jam, D : 1,43 ml/kg/jam. URINALISA :USG ABDOMEN :FESES
A
1. Purpura Henoch-Schonlein (PHS) 2. Kolesistitis 3. Riwayat perdarahan saluran cerna bawah e/c PHS; 4. Hipertensi derajat I e/c nefritis DD primer 5. Gizi Baik
PTerapi : Diet intake peroral, Inj.Ampicillin Skin Test (+) inj.Cefotaxime,
Prednison Tab 4-3-3 mgPlan : pemeriksaan fungsi hati
USG abdomen evaluasi 1 minggu lagi
25
Follow UpHari/ Tanggal
18-24 April 2014 (DPH 4-10)
S Bercak kemerahan Mengering. Nyeri perut (+) kadang-kadang, BAB kemerahan (+)
O
KU sakit sedang. Vital Sign : HR 80 x/’, RR 24 x/’; t36,70C, TD 110/70 mmHg PF : Purpura mulai mengering. Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap. BC : +80ml/kg/24jam, D : 1,33 ml/kg/jam. Hasil Test Fungsi Hepar : SGOT 34 µ/l, SGPT 30 µ/l, GGT 25 µ/l, ALP 55 µ/l, billirubin total 0,9 mg/dl, billirubin direk 0,5 mg/dl, billirubin indirek 0,4 mg/dl, albumin 4,0 g/dl
A
1. Purpura Henoch-Schonlein (PHS) 2. Kolesistitis 3. perdarahan saluran cerna bawah e/c PHS; 4. Riwayat Hipertensi derajat I e/c nefritis DD primer 5. Gizi Baik
P Pasien dipuasakan kembali .Lain-lain tetap
26
Follow UpHari/ Tanggal
25-29 April 2014 (DPH 11-15)
SBAB (-). Nyeri perut berkurang. Bintik kemerahan (+) mulai mengeringNafsu makan pasien mulai membaik.
O KU sakit sedang. Vital Sign : HR 88 x/’, RR 24 x/’; t36,60C, TD 110/70 mmHg PF : Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap.
A
1. Purpura Henoch-Schonlein (PHS) 2. Kolesistitis 3. Riwayat perdarahan saluran cerna bawah e/c PHS; 4. Riwayat Hipertensi derajat I e/c nefritis DD primer 5. Gizi Baik
P Intake peroralLain-lain tetap
27
Follow UpHari/ Tanggal
29 April – 1 Mei 2014 (DPH 16-18)
S BAB (+), nafsu makan meningkat, nyeri perut (-), nyeri sendi (-)
O KU sakit sedang. Vital Sign : HR 88 x/’, RR 20 x/’; t36,50C, TD 110/70 mmHg PF : Pemeriksaan fisik yang lain masih tetap.
A
1. Purpura Henoch-Schonlein (PHS) 2. Kolesistitis 3. Riwayat perdarahan saluran cerna bawah e/c PHS; 4. Hipertensi derajat I e/c nefritis DD primer 5. Gizi Baik
PPasien dipulangkanPrednison tab 4-3-3 Furosemide 2 x
28
ANALISA KASUS
29
PURPURA HENOCH-SCHONLEIN
DEFINISIMerupakan sindrom klinis akibat sebuah penyakit vaskulitis sistemik pada vaskular kecil dengan deposisi IgA
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit vaskulitis terbanyak pada anak.• Estimasi insidensi dari PHS diperkirakan sekitar 20,4
per 100.000 anak• Kelompok usia terbanyak 4-6 tahun• Laki-Laki : Perempuan = 1,8 : 1
PATOFISIOLOGI
• Etiologi PHS sendiri masih belum secara jelas diketahui
• Faktor Pencetus :• Faktor Risiko : Umur, jenis kelamin, ras, musim• Proses autoimun terbentuk IgA akumulasi di
vesikel kecil di kulit, ginjal, sendi, saluran cerna
30
PURPURA HENOCH-SCHONLEIN
KELOMPOK FAKTOR PENCETUS
Bakteri Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus,
Mycoplasma, Shigella, Yersinia, Legionella, Salmonella,
Helicobacter pylori, Campylobacter
Virus Adenovirus, Parvovirus, Hepatitis B, Varicella zoster, Ebstein-
Barr, Coxsackie, Herpes sinpleks, HIV
Obat-Obatan Thiazid, antibiotic, ACE inhibitors, AINS
Vaksinasi BCG, Measless, Cholera, Yellow fever, Hepatitis B, Influenza,
Pneumococcal, Meningococcal
Lain-lain Gigitan serangga, Alergi makanan, Toxocara canis
31
KOLESISTITIS
DEFINISI
Reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu.Kolesistitis Kalkuli : Kolesistitis yang disertai adanya batu empeduKolesistitis Akalkuli : Kolesistitis tanpa batu empedu
EPIDEMIOLOGI
• Perkiraan : 1,3 kasus tiap 1000 kasus dewasa. • Laki-Laki ; Perempuan = 1:14.• Hampir 90% Peradangan kandung empedu disertai
dengan adanya batu empedu (kolesistitis kalkuli) dan sisanya tanpa ditemukan batu empedu sebagai penyebab sumbatan
PATOFISIOLOGI
• stasis cairan empedu, infeksi kuman dan iskemia dinding kandung empedu.
• Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus
32
HIPERTENSI
DEFINISI
Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari persentil ke 95 berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih.
EPIDEMIOLOGI • Angka kejadian hipertensi pada anak dan remaja diperkirakan antara 1–3%.
PATOFISIOLOGI
• Penyebab hipertensi adalah primer (idiopatik) dan sekunder..
33
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Daftar Masalah :
• Nyeri perut• Bintik-bintik kemerahan/purpura• Perdarahan saluran cerna• Hipertensi• Hematuria• Nyeri Sendi• Penebalan sludge dinding kandung empedu
34
Abdominal PainTrauma
Perforated viscusPerdarahanHematomContusion
Distended?
Obstruksi?
Tanda Peritonitis
VolvulusInstussuseptionHichssprung DisAdhesion
NECAppendisitisPeritonitisMeckel DiverticulumUlkusKolesistitisPankreatitis
Temuan Ekstraabdomina
l
Torsi TestisHernia incarcerataMiocarditisHSPPneumonia lobus inferiorFaringitis
No
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
Berlanjut
Algoritma Nyeri AbdomenText Book of Pediatric Emergency Medicine, 2010
35
Abdominal Pain
-
Massa
InstusepsiKonstipasiAbses Abdominal
Focal Tendernes
AppendisitisKolesistitisPankreatitisUrilitiasis
AppendisitisViral enteritisEntritisISKAbses IntraabdomenPneumonia
+ -
-Nyeri Kolik
UrolitiasisKonstipasiGastroentritis
DEMAM
Penyakit Kronik / hilang timbul
Viral IllnesKADInstususepsiHemolitik Uremic SindromHSPPankreatitis
KolikAlergi proteinMalabsorpsiKonstipasiFungsional Abdominal PainUlkus
+ -
+ -
+-
+ -
Algoritma Nyeri AbdomenText Book of Pediatric Emergency Medicine, 2010
36
Perdarahan Abdominal
Perdarahan GIT
Hematemesis Melena Hematochezia
Diare berdarah,
Bercak darah merah segar
Perdarahan Masif
NGT DARAHNGT
ATAS ATAS BAWAHBAWAH
Algoritma Perdarahan AbdomenText Book of Pediatric Emergency Medicine, 2010
37
PURPURA HENOCH-SCHONLEIN
KRITERIA ARA DEFINISI
Purpura non trombositopenik
(Palpable purpura)
Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba, terdapat elevasi kulit, tidak berhubungan
dengan trombositopenia
Usia onset < 20 tahun Onset gejala pertama < 20 tahun
Gejala abdominal / gangguan
saluran cerna (Bowel angina)
Nyeri abdominal difus, memberat setelah makan, atau diagnosis iskemia usus,
biasanya termasuk BAB berdarah
Granulosit dinding pada biopsi Perubahan histologi menunjukkan granulosit pada dinding arteri atau vena
PHS dapat ditegakkan apabila ada 2 dari 4 gejala diatas
KRITERIA EULAR
1. Adanya purpura atau petekia dengan lokasi predominan di ekstremitas bawah (jika lokasinya tidak khas diperlukan
biopsi untuk melihat adanya deposit IgA)
2. Ditambah 1 dari 4 kriteria berikut, yaitu :
a. Nyeri abdomen,
b. Histopatologi,
c. Artritis atau artralgia, dan
d. Keterlibatan ginjal
38
39
NEFRITIS Pada PHS
Klinis1. Hematuria, dengan atau tanpa
2. Proteinuria3. HipertensiBIOPSI Ginjal
40
41
KOLESISTITIS
• Gejala – Nyeri perut kuadran kanan atas– Tanda infeksi : demam, takikardi, takepneu– Kolelithiasis : Nyeri Kolik abdomen– Perforasi : Tanda peritonitis
• Tanda– Nyeri tekan kuadran kanan atas– Tanda Murph – Tanda perforasi
• Pemeriksaan Penunjang – USG– ECRP
42
DIAGNOSIS KASUS
• Purpura Henoch-Schonlein • Kolesistitis• Hipertensi derajat I ec nefritis PHS• Gizi Baik
43
TATALAKSANA• Purpura Henoch-Schenloin
– Tidak ada pengobatan spesifik– Terapi Suportif :
• Anti-Nyeri : Ibuproven, Paracetamol
– Steroid• Predisone• Indikasi : sindrom nefrotik menetap, edema,
perdarahan saluran cerna, nyeri abdomen berat, keterlibatan susunan saraf pusat dan paru
• Dosis dapat dimaksimalkan Metylprednisolon
– Terapi Lain : Siklofospamide (EBM belum lengkap)
44
TATALAKSANA• KOLESISTITIS
– PEMBEDAHAN– Konservatif
• ANTIBIOTIK : – 50% infeksi– mencegah komplikasi (peritonitis, kolangitis dan
septisemia.)– Jenis : Golongan ampisilin, sefalosporin dan
metronidazol. Pada pasien yang memperlihatkan tanda sepsis lebih dianjurkan pemberian antibiotik kombinasi.
• Terapi Suportif
45
TATALAKSANA• HIPERTENSI
– Pra Hipertensi : diet dan gaya hidup– Hipertensi derajat 1-2
• Anti Hipertensi• LINI PERTAMA : Diuretik : Furosemide• Evaluasi
– Menaikkan dosis– Menambahkan jenis yang lain (ACE Inhibitor, Ca
Antagonis)
46
TATALAKSANA• SUPORTIF
– BEDREST– NUTRISI
• Perdarahan saluran cerna : Dipuasakan + Total Parietal Nutrition
• Diet lauk pauk 2000 kkal/hr, cukup protein, rendah garam
47
PROGNOSIS• PHS
– Sembuh Spontan (70%)– Rekurensi (50%)– <1% Gangguan Ginjal– Evaluasi : Tekanan Darah, Urinalisa, Fungsi
Ginjal tiap 6 bulan
• KOLESISTITIS– Ditangani : Perbaikan 1-4 hari– Komplikasi : empiema dan perforasi kandung
empedu, fistel, abses hati atau peritonitis– Rekurensi dapat terjadi
48
TERIMA KASIH