Hemoglobin

5
Penuntun praktikum dan Modul Biokimia HEMOGLOBIN PENDAHULUAN Hemoglobin adalah suatu senyawa kompleks antar protein (globin) dengan metaloporfirin (heme). Hemoglobin memegang peranan penting dalam proses pernafasan, sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh untuk oksidasi respirasi dan karbondioksida sebagai hasil samping metabolisme jaringan untuk diekskresikan keluar tubuh melalui paru-paru. Disamping itu hemoglobin terdapat dalam sel darah merah dan seperti halnya dengan sel darah merah, Hemoglobin juga mengalami regenerasi setiap 120 hari. Sintesis hemoglobin membutuhkan asam amino baik untuk sintesis globin maupun porfirinnya. Fe (zat besi) dalam bentuk ion Fe ++ sebagai ion logam yang bertindak sebagai pengikat O 2 , dan sianokobalamin (vitamin B 12 ) yang penting untuk maturasi/ pendewasaan sel maupun untuk absorpsi Fe. Ketiga unsur ini perlu diingat dalam menangani kasus anemia. Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari harga normal. Mengingat fungsi hemoglobin di atas, maka bila kadarnya kurang akan menghambat transportasi oksigen, sehingga jaringan kekurangan oksigen untuk oksidasi, akibatnya kekurangan energi dan ini akan menyebabkan rasa lemah, dan mata berkunang-kunang. Kasus anaemia masih banyak dijumpai, khususnya anemia defisiensi zat besi masih merupakan salah satu 1

description

kj

Transcript of Hemoglobin

Page 1: Hemoglobin

Penuntun praktikum dan Modul Biokimia

HEMOGLOBIN

PENDAHULUAN

Hemoglobin adalah suatu senyawa kompleks antar protein (globin)

dengan metaloporfirin (heme). Hemoglobin memegang peranan penting dalam

proses pernafasan, sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh

tubuh untuk oksidasi respirasi dan karbondioksida sebagai hasil samping

metabolisme jaringan untuk diekskresikan keluar tubuh melalui paru-paru.

Disamping itu hemoglobin terdapat dalam sel darah merah dan seperti

halnya dengan sel darah merah, Hemoglobin juga mengalami regenerasi setiap

120 hari. Sintesis hemoglobin membutuhkan asam amino baik untuk sintesis

globin maupun porfirinnya. Fe (zat besi) dalam bentuk ion Fe++ sebagai ion

logam yang bertindak sebagai pengikat O2, dan sianokobalamin (vitamin B12)

yang penting untuk maturasi/ pendewasaan sel maupun untuk absorpsi Fe.

Ketiga unsur ini perlu diingat dalam menangani kasus anemia.

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah

lebih rendah dari harga normal. Mengingat fungsi hemoglobin di atas, maka

bila kadarnya kurang akan menghambat transportasi oksigen, sehingga

jaringan kekurangan oksigen untuk oksidasi, akibatnya kekurangan energi dan

ini akan menyebabkan rasa lemah, dan mata berkunang-kunang. Kasus

anaemia masih banyak dijumpai, khususnya anemia defisiensi zat besi masih

merupakan salah satu program kurang gizi yang penanganannya masih

mendapatkan prioritas.

Kadar normal pada orang dewasa adalah 14-16 gram dalam setiap 100

ml darah (14-16 gram%)

1

Page 2: Hemoglobin

Penuntun praktikum dan Modul Biokimia

TUJUAN UMUM :

Setelah mahasiswa menyelesaikan program ini dengan baik diharapkan:

1. Memahami struktur kimia Hb

2. Memahami sifat Hb

3. Memahami cara-cara pengukuran kadar Hb

TUJUAN KHUSUS

1. Mampu menjelaskan semua fungsi fisiologis hemoglobin

2. Mampu menyebutkan harga normal Hb sesuai dengan usia dan jenis

kelamin

3. Mampu menjelaskan struktur Hb dengan lengkap

4. Mampu menyebut jenis-jenis anemia

5. Mampu menyebutkan cara-cara pengukuran kadar Hb

6. Mampu melakukan pengukuran kadar Hb

PERSIAPAN :

Agar tujuan di atas dapat tercapai, mahasiswa diharapkan telah

membaca :

1. Harper’s : Review of Biochemistry

2. Eric d. Wills Biochemical Basic of Medicine

3. Buku-buku lain yang ada kaitannya dengan hemoglobin

PENDALAMAN :

Agar dapat mendalami program ini dan tujuan di atas dapat tercapai,

maka mahasiswa diwajibkan untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah

ini

1. Bagaimana peranan sianokobalamin dalam kaitannya dengan sintesis

hemoglobin?

2. Jelaskan biosintesis hemoglobin!

2

Page 3: Hemoglobin

Penuntun praktikum dan Modul Biokimia

3. Jelaskan bagaimana terjadinya anemia akibat kelainan sintesis

hemoglobin dan bagaimana cara mengatasinya?

PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN

Semua metode pengukuran kadar Hb pada prinsipnya adalah

menggunakan sifat Hb sebagai pigmen berwarna. Karena kepekatan warna

sebanding dengan kadar atau banyaknya zat warna, maka dengan mengukur

intensitas warna secara tidak langsung dapat ditentukan kadar zat warna

tersebut. Perbedaaan suatu metode dengan metode yang lain terletak pada

reagen yang digunakan untuk menstabilkan warna serta cara mengukur

intensitas warna yang terjadi.

Dalam pengukuran kadar Hb digunakan metode sederhana yaitu

metode Sahli dan metode cyanmetheloglobin yang lebih canggih dengan

menggunakan spektrofotometer. Metode Sahli akan dilakukan pada percobaan

Hematologi dan kali ini yang digunakan adalah metode cyanmetheloglobin.

Pengukuran kadar Hb dengan metode cyanmetheloglobin

Prinsip :

Hemoglobin dioksidasi oleh Kalium Ferrosianida menjadi metheloglobin

yang kemudian bereaksi dengan ion sianida (CN-) membentuk

sianmetheloglobin yang berwarna merah. Intensitas warna dibaca dengan

spektrofotometer.

Peralatan Praktikum :

1. pipet volume 5 ml

2. mikropipet 200ul

3. cuvet

3

Page 4: Hemoglobin

Penuntun praktikum dan Modul Biokimia

4. spektrofotometer

Reagensia:

Larutan Drubkin yang terdiri dari:

kalium ferrosianida (K3Fe(CN)6 0,6 mmol/l

kalium sianida (KCN) 0,1 mmol/l

Prosedur Praktikum :

1. pipet larutan drubkin sebanyak 5ml ke dalam cuvet

2. pipet darah sample sebanyak 200ul dan masukan dalam larutan drubkin

3. campurkan dengan baik dan biarkan selama 3 menit

4. Baca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm

5. Catat konsentrasinya

Perhitungan :

Kadar Hb = absorpsi x 36,8 gr / 100 ml atau

absorpsi x 22,8 mmol / l

4