HEG

20
LAPORAN KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM Pembimbing : dr. Hendrawan D, Sp.OG Oleh : Gandhis Apri Widhayanti 2010730043 KEPANITRAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN

description

afsda

Transcript of HEG

Page 1: HEG

LAPORAN KASUS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pembimbing :

dr. Hendrawan D, Sp.OG

Oleh :

Gandhis Apri Widhayanti

2010730043

KEPANITRAAN KLINIK STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKARWANGI

FAKULTAS KESEHATAN DAN KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2015

Page 2: HEG

STATUS PASIEN

A. Identitas

Nama : Ny. N

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

No.RM : 288xxx

Agama : Islam

Alamat : Parungkuda RT 03 RW 06

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Suami : Tn. B

Umur Suami : 32 tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Tanggal Masuk : 02 September 2015

Jam Masuk : 11.45 WIB

Diagnosis Masuk : G2P1A0 Hamil 6-7 minggu

Page 3: HEG

B. Anamnesis

Keluhan Utama

Mual dan Muntah sejak 1 minggu lalu SMRS (Sebelum Masuk RS).

Riwayat Penyakit Sekarang

G2P1A0 mengaku hamil 6-7 minggu. Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sekarwangi

karena mengeluh mual dan muntah yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu SMRS, muntah

dirasakan setiap setelah makan dan minum. Os mengaku dalam sehari ≥ 10 kali muntah dan

yang keluar berupa makanan dan kadang-kadang disertai lendir berwarna coklat. Os

mengaku walaupun tidak makan, tetapi os sering muntah berupa air. Keluhan disertai

penurunan nafsu makan, pusing dan lemas. Os mengaku mengalami penurunan berat badan

(BB) dari 50 kg – 45 kg.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi, Diabetes, Asma dan Penyakit jantung disangkal dan pasien belum pernah

mengalami keluhan seperti ini pada kehamilan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan Ayah pasien menderita darah tinggi. Penyakit jantung, Diabetes dan

Asma pada keluarga disangkal.

Riwayat Psikososial

Pola makan tidak teratur karena mengalami penurunan nafsu makan.

Minum hanya sedikit, dalam sehari maksimal hanya 2 gelas.

Pasien mengaku sulit tidur.

BAB dan BAK tidak ada keluhan

Meminum jamu-jamuan alcohol dan merokok disangkal.

Page 4: HEG

Riwayat Obstetri

G2P1A0 hamil +/- 6-7 minggu

HPHT : 10 Februari 2015

Tafsiran Partus : 17 November 2015

Riwayat Menstruasi

Menarche : 17 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : +/- 14 hari

Nyeri Haid : +

Riawayat Keluarga Berencana

KB suntik 3 bulan ( 2 tahun yang lalu).

Riwayat Persalinan

Kehamilan Jenis

Persalinan

Tempat Penolong Jenis

Kelamin

BB Usia

Aterm Normal Klinik

Dokter

Dokter Laki-Laki 2,4 kg 3,5 tahun

Hamil ini

Riwayat Kehamilan Sekarang

Usia : +/- 6-7 minggu

ANC 1 kali di Bidan.

Imunisasi TT : 1 kali

Page 5: HEG

C. Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Baik

• Kesadaran : Composmentis

• Tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Suhu : 36,2 ◦C

Nadi : 102 x/menit

Pernafasan : 20x/menit

D. Status Generalis

Kepala

Mata : Mata cekung +/+

Konjungtiva anemis: -/-

Sklera ikterik: -/-

Leher

Pembesaran KGB: -

Thorax

Paru: I: simetris

P: vokal fremitus simetris

P: sonor

Page 6: HEG

A: vesikuler (+)

Wheezing (-)

Ronkhi (-)

Jantung: I: iktus kordis tidak terlihat

P: iktus kordis tidak teraba

P: pekak

A: BJ I dan II normal

Murmur (-)

Gallop (-)

Abdomen

I :abdomen terlihat datar, lemas, striae gravidarum (-), linea nigra (-), bekas

operasi (-)

P :lembut, nyeri tekan epigastrium ( + ), Hepar/Lien tidak teraba membesar,

P : terdengar suara timpani

A :Bising usus ( + ), normal

Ekstremitas

Ekstremitas : CRT < 2 detik, akral hangat, Sianosis (-),edema (-)

Page 7: HEG

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 06 April 2015

Penilaian Hasil Ukur Nilai Normal

Hb 14,5 Gr% L=13-16 P =12-14

Lekosit 8.700 mm3 4000-11000

Trombosit 350.000 mm3 150.000-400.000

Hematokrit 42 % 40-45

Resume

G2P1A0 mengaku hamil 6-7 minggu. Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Sekarwangi

karena mengeluh mual dan muntah yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu SMRS, muntah

dirasakn setiap setelah makan dan minum. Os mengaku dalam sehari ≥ 10 kali muntah dan yang

keluar berupa makanan dan kadang-kadang disertai lender berwarna coklat. Os mengaku

walaupun tidak makan, tetapi os sering muntah berupa air. Keluhan disertai penurunan nafsu

makan, pusing dan lemas. Os mengaku mengalami penurunan berat badan (BB) dari 50 kg – 45

kg.

KU : Baik S.Generalis : Baik

Pemeriksaan Luar : Abdomen : terlihat datar, striae gravidarum (-), linea nigra (-), bekas

operasi (-), nyeri tekan (-).

Diagnosis

G2P1A0 gravida 6-7 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum.

Rencana/Tindakan

- Observasi TTVdan Keadaan Umum

- Informed consent

- Pasang infuse D5 : RL 12-16 tpm

- Ranitidin 2x50 mg iv

Page 8: HEG

- Ondansetron 3x4 mg iv

- Drip Neurobion

Follow Up Pasien Tanggal 07 April 2015

S : Pasien mengeluh masih terdapat mual tetapi sudah tidak muntah

O : Keadaan umum baik , Kesadaran Compos Mentis, TD : 100/60 mmHg, N : 80x/mnt,

S:36,5 0C, R: 20x/mnt

A : HEG G2P1A0 gravida 6-7 minggu.

P : infuse D5: RL 15-20 tpm

Injeksi Ranitidin 2x1 amp

Tanggal 08 April 2015

S : Pasien masih mengeluh mual tetapi sudah tidak muntah.

O : Keadaan umum baik, Kesadaran compos mentis, TD : 90/60 mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,3 0C,

R : 22x/mnt

A : HEG G2P1A0 Gravida 6-7 minggu.

P : Terapi lanjutkan Infuse D5:RL

Injeksi Ranitidin 2x1 amp

Tanggal 09 April 2015

S : Pasien sudah tidak ada keluhan.

O : Keadaan umum baik, Kesadaran compos mentis, TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 36,3

R : 22 x/mnt

A : HEG G2P1A0 Gravida 6-7 minggu

Page 9: HEG

P : Pasien Boleh Pulang

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai

umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya sehingga segala

apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan

umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan

terdapat aseton dalam urin.1-4

B. Etiologi

Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan

mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptom akan

teratasi hingga akhir trimester pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi

adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia

dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3

a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan hehamilan ganda

akibat peningkatan kadar HCG.

b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik.

c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan

sebagainya.

d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

C. Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan

bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh berikut:2

a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentilobuler tanpa

nekrosis.

Page 10: HEG

b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai perdarahan sub-

endokardial.

c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.

d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

D. Klasifikasi

Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:1,2

a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar

makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi

meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung

dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.

b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,

haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik <

80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam

urin, dan berat badan cepat menurun.

c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau

berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung,

bilirubin, dan proteinuria.

E. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2

a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.

b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada keadaan

berat, subfebril dan gangguan kesadaran.

c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal

toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensinya lunak, pada

pemeriksaan inspekulo seviks berwarna biru.

d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan dan

kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan mola hidatidosa.

e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton dan proteinuria.

Page 11: HEG

F. Gejala Klinik.

Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah

nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva yang berlebihan), tanda-tanda

dehidrasi, hipotensi dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi,

hipokalemia, dan peningkatan hematokrit.1,2,3

G. Diagnosis Banding

Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala

muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut antara lain:

a) Appendicitis akut.

Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat

menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan tersebut

sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan

petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.

b) Ketoasidosis diabetes.

Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai

riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan

penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton,

pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.

c) Gastritis dan ulkus peptikum.

Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai

riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan NSAID. Keluhan nyeri

epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa

gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis

gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien dengan

gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti

dengan diare. Pasien hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang

disertai diare.

d) Hepatitis.

Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah

menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum Glutamic

Oxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

Page 12: HEG

(SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis

gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak

menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang sudah

menderita hepatitis.

e) Pankreatitis akut

Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum alkohol berat.

Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri

atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, kadang-kadang nyeri

menyebar di perut dan menjalar ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum

amylase dapat membantu menegakkan diagnosis.

f) Tumor serebri.

Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah yang hebat juga

disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang terjadi hampir setiap hari,

gangguan keseimbangan, dan bisa pula disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan

kepala pada wanita hamil sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

H. Komplikasi

a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi

nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi

psikosis korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun

kematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.

Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik

bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan bingung.

b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

I. Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan

memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,

menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil,

Page 13: HEG

tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

Defekasi yang teratur hendaknya dapat teratur.1,2,3

J. Penatalaksanaan

Obat-obatan.

Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa

yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1

dan B6, antihistamin juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik

seperti prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.

Isolasi.

Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya dokter dan

perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien mau

makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum

dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang

atau hilang tanpa pengobatan.

Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan

rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah

dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan

glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat

ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila

ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. urin perlu

diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi

diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit

pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak

muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan

lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair.

Page 14: HEG

Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk melalui

pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi

klinis berupa:

Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, gangguan jiwa

Ensephalopati Wernick.

Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.

Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan

pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat dan tekanan darah menurun.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: HEG

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu

Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 814-818.

2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri.

Jakarta: EGC. Hal 141-142.

3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:

Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin: Bagian/SMF Obstetri dan

Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM Banjarmasin. Hal 51-52.

4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:

http://www.emedicine.com (Accesed : 18 Maret 2013).