Hecting Tri

6
Nama : Tri Gunandar NIM : 106112053 LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN TINDAKAN HECTING DI IGD RS. MARGONO SOEKARJO Inisial pasien : Tn.L Diagnosa Medis : Fraktur Tanggal masuk : 11 april 2015 No RM : 938903 1. Diagnosa Keperawatan dan dasar pemikiran a. Diagnosa Keperawatan Ds : klien mengatakan jari manisnya terkena mesin pembuat kue. Do: jari klien tampak ada luka, terlihat tulang jari yang patah, ada perdarahan. Diagnosa keperawatan : Kerusakan integritas kulit b/d Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint) b. Dasar Pemikiran Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,

description

hecting adalah

Transcript of Hecting Tri

Page 1: Hecting Tri

Nama : Tri Gunandar

NIM : 106112053

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN TINDAKAN

HECTING DI IGD RS. MARGONO SOEKARJO

Inisial pasien : Tn.L Diagnosa Medis : Fraktur

Tanggal masuk : 11 april 2015 No RM : 938903

1. Diagnosa Keperawatan dan dasar pemikiran

a. Diagnosa Keperawatan

Ds : klien mengatakan jari manisnya terkena mesin pembuat

kue. Do: jari klien tampak ada luka, terlihat tulang jari yang

patah, ada perdarahan. Diagnosa keperawatan : Kerusakan

integritas kulit b/d Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat

menimbulkan luka, tekanan, restraint)

b. Dasar Pemikiran

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer,

2000 : 347).Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang

dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas

melewati otot dan kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi (smaltzer,

2001). Fraktur terbuka yang melewati kulit menyebabkan adanya robekan

pada kulit, robekan kulit ini dapat mengakibatkan perdarahan yang terus

menerus dan potensial untuk masuknya bakteri lewat robekan di kulit

tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan suatu tindakan untuk mengatasi

masalah tersebut, yaitu dengan tindakan hecting. Hecting adalah

tindakan menjahit luka dengan alat yang telah disterilkan

dan membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka

Page 2: Hecting Tri

( luka bersih dengan Betadin dan luka kotor dengan H2O2,

cairan steril serta Betadin ).

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Melakukan hecting luka dengan membersihkan luka terlebih

dahulu dengan Nacl dan betadine lalu anestesi dengan

lidocain 1 ampul.

3. Prinsip-prinsip

Tindakan hecting merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip steril

karena merupakan tindakan invasif. Prinsip – prinsip penatalaksanaan hecting,

seperti menyiapkan alat dan bahan (wadah dari logam, needle holder/

pemegang jarum, jarum, Pinset anatomi, Pinset chirrurgis,

Gunting Benang, Gunting jaringan, Klem arteria berujung

lurus/ bengkok, Kain steril, NaCl fisiologis, Povidon Iodine 10%,

perihidrol, Lidocain 2%, Kasa steril, Plester, Spuit 3cc,

Benang). Ajarkan klien untuk napas dalam untuk mengurangi nyeri.

4. Analisa tindakan keperawatan

Tujuan dilakukan tindakan hecting adalah untuk menutup luka dan

menghentikan perdarahan. Tindakan hecting merupakan tindakan invasive

dan dilakukan secara langsung pada bagian yang robek. Alat dan bahan

yang harus disediakan pada tindakan hecting meliputi : wadah

dari logam, needle holder/ pemegang jarum, jarum, Pinset

anatomi, Pinset chirrurgis, Gunting Benang, Gunting jaringan,

Klem arteria berujung lurus/ bengkok, Kain steril, NaCl

fisiologis, Povidon Iodine 10%,Perihidrol, Lidocain 2%, Kasa

steril, Plester, Spuit 3cc, Benang. Sedangkan Prosedur

pelaksanaan adalah tindakan hecting diawali dengan

menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian

bersihkan luka dengan NaCl. Jika sudah bersih, beri

Page 3: Hecting Tri

desinfektan menggunakan cairan povidone iodine. Kemudian

lakukan anestesi lokal dengan cara: menusukkan jarum sub

kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka teranestesi

dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa

ujung jarum tidak masuk pembuluh darah (terlihat cairan

darah dalam spuit) dan mulai memasukan lidokain. Lalu

hecting dapat dimulai, Gunakan needle holder untuk

memegang jarum. Jepit jarum pada ujung pemegang jarum

pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Pegang needle

holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan

tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.

masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka

sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚, dorong jarum mengikuti

kelengkungan jarum. Jahit luka lapis-demi lapis dari yang

terdalam. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan

benang yang dapat diserap atau monofilament, Lakukan

dressing Setelah penjahitan selesai. Jahitan yang terlalu

ketat/ kendor diganti. Desinfeksi luka dengan povidone

iodine. Tutup dengan kasa steril beberapa lapis untuk

menyerap discharge yang mungkin terbentuk dan diplester.

Tindakan hecting pada Sdr.W dilakukan menggunakan

benang cutgut 3.0 dengan cara simpul tunggal. Tindakan ini

dilakukan selama 15 menit dengan jumlah 12 jahitan,

8jahitan pada paha dan 2 jahitan pada tangan

kanan. Setelah dijahit, luka dibalut menggunakan

sufratul dan kasa steril kering, lalu observasi adanya

perdarahan.

5. Bahaya yang dapat terjadi

a. Jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan

avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan

Page 4: Hecting Tri

b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka

dapat terjadi infeksi

c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat

menimbulkan infeksi jika masih ada benda asing yang

tertinggal pada luka

6. Hasil yang didapat dan maknanya

S : Klien mengatakan saat dijahit tidak merasakan nyeri

O: Luka robek pada tangan kanan dijahit sebanyak 3 jahitan

ditutup dengan kasa steril

A : Masalah keperawatan kerusakan integritas kulit teratasi

P : Anjurkan klien untuk kontrol 3 hari lagi di poli bedah

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk

mengatasi diagnosa di atas ( mandiri kolaboratif )

a. Anjurkan klien untuk tidak menghindari luka agar tidak

basah

b. Anjurkan klien untuk tidak pantang memakan apapun

kecuali memiliki alergi

c. Monitor tanda-tanda vital

d. Pemberian obat antibiotic dan anti nyeri

8. Evaluasi diri

Dalam mempersiapkan alat-alat sampai melakukan tindakan hecting, akan

lebih baik jika cuci tangan terbih dahulu. Mensterilkan alat-alat hecting dan

menjaga kesterilan saat melakukan tindakan hecting. Kondisi luka dan tanda-

tanda vital perlu diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan

hecting.

9. Daftar pustaka

Mansjoer, Arif (et. al). (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (edisi 3). Jakarta :

Media Aesculapius

Page 5: Hecting Tri

Smeltzer, Susanne C. (2001). Brunner & suddarth’s Textbook of Medical

SurgicalNursing. 8/E. Agung waluyo (et. al) (penerjemah)