health education

27
BAB I PENDAHULUAN Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Setelah persalinan tentunya akan terjadi proses laktasi yaitu ibu akan memberikan air susunya kepada bayinya. 1 Untuk membantu ibu agar bayi benar-benar mendapatkan air susu ibu (ASI) secara maksimal maka dalam proses menyusui harus pada posisi yang benar sesuai dengan anjuran kesehatan. 2 Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama enam bulan. Sedangkan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. 3 Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat. 3 1

Transcript of health education

BAB IPENDAHULUAN

Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Setelah persalinan tentunya akan terjadi proses laktasi yaitu ibu akan memberikan air susunya kepada bayinya.1 Untuk membantu ibu agar bayi benar-benar mendapatkan air susu ibu (ASI) secara maksimal maka dalam proses menyusui harus pada posisi yang benar sesuai dengan anjuran kesehatan.2Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi selama enam bulan. Sedangkan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas.3 Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.3Proses menyusui dapat terhambat karena posisi bayi yang kurang nyaman serta sebagian besar ibu belum pernah melihat bayi disusui, sehingga mereka kurang memahami posisi terbaik untuk menyusui secara efektif.4Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar.4

BAB IIPEMBAHASAN

A. Menyusui dan Laktasi Menyusui adalah keterampilan yang dipelajari ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi.selama enam bulan. Sedangkan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.3 Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang disediakan untuk bayi.1 Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti diketahui ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami. Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Pada masa ini, ibu dan anak membentuk satu ikatan yang kuat.5

B. Proses LaktasiMenyusui merupakan gabungan kerja hormon, refleks dan perilaku yang dipelajari ibu dan bayi baru lahir dan terdiri dari faktor-faktor berikut ini6 : a. LaktogenesisLaktogenesis, yaitu permulaaan produksi susu dimulai pada tahap akhir kehamilan. Kolostrum disekresi akibat stimulasi sel-sel alveola oleh laktogen plasenta, yaitu suatu substansi yang menyurapai prolaktin. Produksi susu berlanjut setelah bayi lahir sebagai proses otomatis selama susu dikeluarkan dari payudara. b. Produksi susu Kelanjutan sekresi susu terutama berkaitan dengan jumlah produksi hormon prolaktin yang cukup dihipofisis anterior dan pengeluran susu yang efisien. Nutrisi maternal dan masukan cairan merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah dan kualitas susu.

c. Ejeksi susuPergerakan susu di alveoli ke mulut bayi merupakan proses yang aktif di dalam payudara. Proses ini tergantung pada refleks let-down atau refleks ejeksi susu. Refleks let-down secara primer merupakan respon terhadap isapan bayi. Isapan menstimulasi kelenjar hipofisis posterior untuk menyekresi oksitosin. Di bawah produksi oksitosin, sel-sel disekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu melalui sistem duktus ke dalam mulut bayi.d. Kolostrum Kolostrum berwarna kuning kental berfungsi untuk kebutuhan bayi baru lahir. Kolostrum mengandung antibody vital dan nutrisi padat dalam volume kecil,sesuai sekali untuk makanan awal bayi. Menyusui dini yang efisien berkorelasi dengan penurunan kadar bilirubin darah. Kolostrum secara bertahap berubah menjadi susu ibu antara hari ketiga dan kelima masa nifas.e. Susu ibu Air susu ibu yng lebih awal keluar mengandung lebih sedikit lemak dan mengalir lebih cepat daripada susu yang keluar pada bagian akhir menyusui. Air susu ibu pada saat menjelang akhir pemberian makan, susu ini lebih putih dan mengandung lebih banyak lemak. Kandungan lemak yang lebih tinggi ini memberikan rasa puas pada bayi. Menyusui dengan cukup lama, membuat satu payudara menjadi lebih lunak, memberi cukup kalori yang dibutuhkan untuk meningkatkan berat badan, menjarangkan jarak antar menyusui dan mengurangi pembentukan gas dan kerewelan bayi karena kandungan lemak yang lebih tinggi akan dicerna lebih lama,

Bayi baru lahir yang cukup bulan dan sehat memiliki tiga refleks yang diperlukan agar proses menyusui berhasil yaitu7 : a. Refleks rooting, refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila diletakkan di payudara. b. Refleks mengisap yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang , lidah dan pipi. c. Refleks menelan yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menelan areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi

C. Keuntungan dan Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu Air susu adalah makanan pilihan utama untuk bayi. Seperti diketahui ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Menyusui memberi banyak keuntungan : nutrisi, imunologis dan psikologis.6 Keuntungan menyusui bagi bayi antara lain6 : 1. Bayi mendapat immunoglobulin untuk melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi2. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan atas 3. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain; 4. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe tertentu 5. Jenis protein dalam ASI mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi 6. Bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makanan yang berlebihan akibat (harus menghabiskan susu di botol) 7. Insidensi bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada dewasa menurun 8. Menyusui meningkatkan kontak ibu-anak.

Keuntungan Menyusui untuk Ibu antara lain6 : 1. Menyusui menyebabkan involusi uteri 2. Menyusui merupakan perlindungan terhadap kanker ovarium 3. Resiko kanker payudara pramenopause menurun, khususnya jika laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangsung selama sekurang-kurangnya 6 bulan 4. Resiko osteoporosis dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang telah hamil dan menyusui bayi mereka 5. Penundaan ovulasi mendukung pengaturan jarak anak 6. Sekresi prolaktin meningkatkan relaksasi dan prolaktin serta oksitosin meningkatkan kelekatan ibu-anak 7. Hubungan seorang ibu dan bayinya melakukan gerakan menghisap payudara mempertimbangkan sebagai ikatan paling kuat pada manusia 8. Menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu dan pelapis botol menambah keuntungan dari sisi ekonomi.

D. Pemeliharaan LaktasiPenyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak disusui maka penyediaan air susu tidak akan dimulai. Apabila seorang ibu dengan bayi kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Makin sering bayi disusukan, penyediaan air susu juga makin banyak.8Dua faktor yang mempengaruhi pemeliharaan laktasi adalah rangsangan dan pengosongan payudara secara sempurna :a. Rangsangan, yaitu sebagai respon dari pengisapan yang memacu pembentukan air susu yang lebih banyak. Dan apabila bayi tidak dapat menyusu sejak awal maka ibu dapat mmemeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa payudara. Akan tetapi, pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut. b. Pengosongan sempurna payudara Bayi sebaiknya mengosongkan payudara sebelum diberikan payudara yang lain. Apabila payudara tidak mengosongkan yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan pertama kali. Apabila diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi perlu diberikan air susu pertama (fore-milk) dan air susu kedua (hind-milk) untuk sekali minum. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain : a. Frekuensi pemberian susu;b. Berat bayi saat lahirc. Usia kehamilan saat melahirkand. Usia ibu dan paritase. Stres penyakit akutf. Mengonsumsi rokokg. Mengonsumsi alcoholh. Pil kontrasepsi

E. Cara Menyusui yang Baik dan BenarCara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Petugas kesehatan perlu memberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah yaitu dengan langkah-langkah berikut ini9 : a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit demi sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara: 1. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih santai lebih baik menggunakan kursi yang lebih rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi 2. Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi terletak pasa lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu3. Posisi tangan bayi diletakkan dibelakang ibu dan yang satu di depan 4. Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus6. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang. c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja. d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:1. menyentuh pipi dengan puting susu atau, 2. menyentuh sisi mulut bayie. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi: 1. usahakan sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akanmenekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola2. setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi. f. Melepas isapan bayiSetelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi: 1) jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi; 2) dagu ditekan ke bawah g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terakhir)h. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya i. Menyendawakan bayi. Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-Jawa) setelah menyusui. Ketika menyusui bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya. Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara. Ringkasan 5 kunci pokok untuk menilai proses menyusui ibu dan bayi berjalan dengan baik, yang disingkat dengn BREAST, yaitu Body position (posisi badan), response (respon), emotional bonding (ikatan emosi), anatomy (anatomi), suckling (menghisap) dan time (waktu) yang dipakai untuk menghisap.

Tanda-tanda bahwa pemberian ASI berjalan dengan baikTanda-tanda kemungkinan adanya kesulitan

Body position (Posisi tubuh)

Ibu santai dan nyamanBadan bayi dekat, menghadap payudara Kepala bayi menyentuh payudaraDagu bayi menyentuh payudara (belakang bayi ditopang)

Badan bayi jauh dari badanibuLeher bayi berpalingDagu tidak menyentuh payudara (hanya bahu atau kepala yang ditopang)

Response (Respon)

Bayi menyentuh payudara ketika ia lapar (bayi mencaripayudara)Bayi mencari payudara dengan lidahBayi tenang dan siap pada payudaraTanda-tanda pancaran susu (keluar setelah ada rasa sakit)

Tidak ada respon terhadap payudara (tidak ada penelusuran)Bayi tidak berminat untuk menyusuBayi gelisah atau menangis Bayi menghindar/tergelincir dari payudara

Emotional Bonding (Ikatan Emosi)

Pelukan yang mantap dan percaya diriPerhatian terhadap muka dari si ibuBanyak sentuhan belaian dari ibu

Pelukan tidak mantap dan gugupTidak ada kontak mata ibu-bayiSedikit sentuhan atau menggoyang atau mendorong bayi

Anatomy (anatomi)

Payudara lembek setelah menyusuiPuting menonjol keluar, memanjangKulit tampak sehatPayudara tampak membulat sewaktu menyusui

Payudara bengkakPuting rata atau masuk ke dalamFisura atau kemerahan pada kulit Payudara tampak meregang atau tertarik

Suckling (Menghisap)

Mulut terbuka lebarBibir berputar keluarLidah berlekuk sekitar payudaraPipi membulatLebih banyak areola di atas mulut bayiMengisap pelan dan dalam, diselingi istirahatDapat melihat atau mendengar tegukannya

Mulut tidak terbuka lebar, mengarah ke depan Bibir bawah beputar ke dalamLidah bayi tidak tampakPipi tegang dan tertarik kedalam Lebih banyak areola dibawah mulut bayiDapat mengisap cepatDapat mendengar kecapan atau klikan

Time (lamanya menghisap)

Bayi melepaskan payudara

Ibu melepaskan bayi dari payudara

F. Posisi menyusuiAgar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif. Keterampilan amenyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat. Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung. Lecet pada puting susu dan payudara merupakan kondisi tidak normal dalam menyusui tetapi penyebab lecet yang paling umum adalah posisi perlekatan yang tidak benar pada payudara. Posisi ibu harus adekuat di atas kursi atau tempat tidur. Tidak ada satu posisi pun yang paling benar dalam menyusui. Posisi menggendong, menggendong menyilang dan football sering kali bermanfaat bagi ibu baru. Akan tetapi tidak perlu menyesuaikan posisi jikaibu dan bayi nyaman dan jika transfer air susu adekuat. Sebelum menyusui ibu harus mengetahui bagaimana memegang bayi. Dalam memegang bayi pastikan ibu melakukan 4 butir kunci sebagai berikut10 :1. Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis yaitu, bayi tidak dapat menete atau menghisap dengan mudah apabila kepalanya bergeser atau melengkung2. Muka bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting yaitu seluruh badan bayi menghadap badan ibu. Ia harus menjauhi secukupnya sekedar dapat melihat. Posisi ini adalah yang terbaik untuk bayi, untuk menghisap payudara, karena sebagian puting sedikit mengarah ke bawah (apabila ia menghadap ibu sepenuhnya mungkin ia tidak tepat pada payudara)3. Ibu harus memegang bayi dekat pada ibu4. Apabila bayi baru lahir, ia harus menopang bokong bukanhanya kepala dan bahu merupakan hal yang penting untuk bayi baru lahir. Untuk bayi lebih besar menopang bagian atas tubuhnya biasanya cukup. Beberapa ibu menopang bayi pada lutut atau menggunakan tangan yang lain. Seorang ibu perlu hati-hati menggunakan tangan yang sama, yang untuk menopang pundak digunakan untuk menopang badan bayi. Akibatnya mungkin kepala bayi lebih jauh kesamping menyebabkan sukar untuk menetek. Menopang payudara dengan tangan untuk memberikan pada bayi memiliki cara-cara sebagai berikut10 : 1. ibu harus meletakkan jari-jarinya pada dinding dada dibawah payudara sehingga jari pertama menyangga bagian bawah payudara; 2. ibu dapat menggunakan ibu jari untuk menekan sedikit ujung payudara. Ini dapat memperbaiki bentuk payudara sehingga lebih mudah bayi melekat dengan benar;3. ibu jangan memegang payudara terlalu dekat dengan puting. Apabila ibu mempunyai payudara besar dan rendah, menopang dapat menyebabkan ASI mengalir karena mempermudah bayi mengambil payudara dengan sinus laktiferus ke dalam mulutnya. Apabila ibu mempunyai payudara kecil dan tinggi kemungkinan ibu tidak perlu menopang payudaranya

Ada beberapa posisi menyusui yaitu posisi berdiri, posisi rebahan, posisi duduk, posisi menggendong, posisi menggendong menyilang (transisi), posisi football (mengepit) dan posisi berbaring miring.10 a. Posisi berdiri Bila ingin menyusui dengan posisi berdiri diusahakan bayi merasa nyaman saat menyusu. Adapun cara menyusui dengan posisi berdiri : 1) bayi digendong dengan kain atau alat penggendong bayi; 2) saat menyusui sebaiknya tetap disangga dengan lengan ibu agar bayi merasa tenang dan tidak terputus saat menyusu; 3) lekatkan badan bayi ke dada ibu dengan meletakkan tangan bayi di belakang atau samping ibu agar tubuh ibu tidak terganjal saat menyusub. Posisi rebahanPosisi menyusui dengan rebahan dapat dilakukan dengan cara : 1) ibu dapat duduk di atas tempat tidur dan punggung bersandar pada sandaran tempat tidur atau dapat diganjal dengan bantal; 2) kedua kaki ibu berada lurus di atas tempat tidur; 3) bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara; 4) ibu menyangga bayi secara merata dari kepala, bahu hingga pantatnya; 5) posisikan paha ibu turut membantu menyangga tubuh bayi, namun kalau kurang dapat ditambah dengan bantal c. Posisi duduk Posisi menyusui dengan duduk dapat dilakukan dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Adapun cara menyusui dengan posisi duduk yaitu: 1) gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan di atas pangkuan ibu; 2) bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu; 3) satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan; 4) perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara; 5) telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurusd. Posisi Madonna (menggendong) / The Cradle HoldPosisi ini disebut juga dengan posisi menyusui klasik. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir secara persalinan normal. Adapun cara menyusui bayi dengan posisi Madonna (menggendong): 1) peluk bayi dan kepala bayi pada lekuk siku tangan; 2) jika bayi menyusu pada payudara kanan, letakkan kepalanya pada lekuk siku tangan kanan dan bokongnya pada telapak tangan kanan; 3) arahkan badan bayi sedemikian rupa sehingga kuping bayi berada pada satu garis lurus dengan tangan bayi yang ada di atas (berbaring menyamping dengan muka, perut dan lutut menempel pada dada dan perut ibu); 4) tangan bayi yang lain (yang ada dibawah tubuhnya) dibiarkan seolah-olah merangkul badan ibu sehingga mempermudah mulut bayi mencapai payudara; 5) tangan kiri ibu memegang payudaranya jika diperlukan e. Posisi menggendong menyilang/transisi (The Cross Cradle Hold) Posisi ini dapat dipilih bila bayi memiliki kesulitan menempelkan mulutnya ke puting susu karena payudara ibu yang besar sementara mulut bayi kecil. Posisi ini juga baik untuk bayi yang sedang sakit. Cara menyusui bayi dengan posisi menggendong menyilang: 1) pada posisi ini tidak menyangga kepala bayi dengan lekuk siku, melainkan dengan telapak tangan; 2) jika menyusui pada payudara kanan maka menggunakan tangan kiri untuk memegang bayi; 3) peluk bayi sehingga kepala, dada dan perut bayi menghadap ibu; 4) lalu arahkan mulutnya ke puting susu dengan ibu jari dan tangan ibu dibelakang kepala dan bawah telinga bayi; 5) ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan. f. Posisi football atau mengepit Posisi ini dapat dipilih jika ibu menjalani operasi caesar (untuk menghindari bayi berbaring di atas perut). Selain itu posisi ini juga bisa digunakan jika bayi lahir kecil atau memiliki kesulitan dalam menyusu, puting susu ibu datar (flat nipple) atau ibu mempunyai bayi kembar. Adapun cara menyusui bayi dengan posisi football atau mengepit: 1) telapak tangan menyangga kepala bayi sementara tubuhnya diselipkan dibawah tangan ibu seperti memegang bola atau tas tangan; 2) jika menyusui dengan payudara kanan meka memegangnya dengan tangan kanan, demikian pula sebaliknya; 3) arahkan mulutnya ke puting susu, mula-mula dagunya (tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati, jika ibu mendorong bayinya dengan keras kearah payudara, bayi akan menolak menggerakkan kepalanya/melawan tangan ibu), (Musbikin, 2005); 4) lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan. g. posisi berbaring miring (Reclining Position) Posisi ini baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi caesar. Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karena itu harus didampingi oleh orang lain ketika menyusui. Pada posisi ini kesukaran perlekatan yang lazim apabila berbaring adalah bila bayi terlalu tinggi dan kepala bayi harus mengarah ke depan untuk mencapai puting. Menyusui berbaring miring juga berguna pada ibu ingin tidur sehingga ia dapat menyusui tanpa bangun. Adapun cara menyusui dengan posisi berbaring miring : 1) posisi ini dilakukan sambil berbaring ditempat tidur; 2) mintalah bantuan pasangan untuk meletakkan bantal dibawah kepala dan bahu, serta diantara lutut. Hal ini akan membuat punggung dan panggul pada posisi yang lurus; 3) muka ibu dan bayi tidur berhadapan dan bantu menempelkan mulutnya ke puting susu; 4) jika perlu letakkan bantal kecil atau lipatan selimut beberapa kali, tidur untuk beberapa jam dan bangun untuk menyusu lagi.

G. Lama dan Frekuensi MenyusuLamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit, walaupun terkadang lebih. Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal yang wajar. Rentang frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8 hingga 12 kali setiap hari. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali menyusui dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan cara makan sebagian besar bayi. Banyak bayi dalam rentang beberapa jam menyusu beberapa kali, tidur untuk beberapa jam dan bangun untuk menyusu lagi.Ibu sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai respon isyarat bayi dan berhenti menyusui bila bayi tampak kenyang (isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu dan melepaskan puting). Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (karena kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusukan bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.9 Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja di luar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.9

H. Bayi cukup ASIIndikator terbaik kecukupan air susu adalah peningkatan berat badan dan haluaran bayi. Diharapkan bahwa bayi baru lahir akan : 1) minimum 3-4 kali buang air besar, fesesnya harus sekitar 1 sendok makan atau lebih dan setelah hari ketiga fesesnya berwarna kuning; 2) buang air kecil minimal 1-2 kali pada hari pertama dan 6 kali atau lebih setiap hari setelah hari ketiga; 3) mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram perhari setelah air susu matur keluar; 4) memiliki berat badan yang sama dengan atau di atas berat badan lahir pada usia 10 hari.10

I. Faktor yang mempengaruhi terhambatnya menyusui Proses menyusui dapat terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut: 1) bayi yang lahir prematur refleksnya mungkin belum berkembang baik; 2) perawatan medis bagi ibu atau bayi setelah kelahiran yang dapat menunda saat mulai menyusui 3) beberapa obat penghilang rasa sakit yang digunakan saat melahirkan bisa membuat bayi mengantuk dan tidak responsive; 4) kurangnya bantuan agar posisi bayi terasa nyaman membuat menyusui kurang menyenangkan; 5) hanya sedikit ibu yang pernah melihat bayi disusui, sehingga mereka kurang memahami posisi terbaik untuk menyusui secara efektif; 6) menyusui yang dianggap sulit dan sikap negatif ini dapat menghilangkan rasa percaya diri seorang ibu; 7) kurangnya informasi yang baik dan konsisten mengenai menyusui bisa membuat seorang ibu kebingungan; 8) kurangnya dorongan dan dukungan membuat seorang ibu kehilangan keberanian; 9) praktek di Rumah Sakit yang secara efektif tidak mendukung kondisi untuk menyusui (seperti memisahkan ibu dengan bayinya); 10) gagasan tentang perawatan bayi yang merupakan pekerjaan rutin mungkin bertentangan dengan program menyusui.11

J. Dampak cara menyusui tidak benar 1. Ibu akan mengalami gangguan proses fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu lecet dan nyeri, payudara bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis atau abses payudara.22. ASI tidak keluar secara maksimal sehingga mempengaruhi produksi3. Bayi enggan menyusu4. Bayi menjadi kembung5. Bayi tersedak sehingga dapat menyebabkan kematian.5

DAFTAR PUSTAKA1. Saifudin AB, Rachimbahdi T, Wiknjosastro G. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2008.2. Moody, Jane. Breastfeeding your baby. Jakarta: Arcan. 2005.3. Bahiyatun. Buju ajar kebidanan nifas normal. Jakarta :ECG. 20094. Maryunani, Anik. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Pospartum). Jakarta:TIM. 2009.5. Roesli, Utami. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. 2000.6. Sinclair, Constance. Konidisi Ginekologis dan Pertimbangan Kehamilan serta kontrasepsi. Jakarta. 2009.7. Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak. Jakarta. 2007.8. WHO/UNICEF. Melindungi, meningkatkan dan mendukung menyusui. Jakarta: Perinata. 19949. Suradi, Kristida. Manajemen Laktasi cetakan ke 2. Jakarta:Program Manajemen laktasi perkumpulan perinatologi Indonesia. 2004.10. Krisyanasari, Weni. ASI, Menyusui, SADARI. Yogyakarta: Nuha, Medika. 2009.11. Welford. Menyusui Bayi. Jakarta. 2008.

Daftar Hadir Health Education Cara Menyusui yang Benar

NoNamaAlamatTanda Tangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Mengetahui Residen Pembimbing

dr. David Utama14