Health Belief Model

7
Health Belief Model Health Belief Model adalah teori kepercayaan kesehatan yang dimana teori dasar untuk memprediksi berbagai perilaku di bidang kesehatan. Health Belief Model itu juga berguna sebagai pondasi strategi dalam melakukan perubahan perilaku seseorang atau masyarakat dari perilaku yang negatif menjadi positif. Strategi untuk perubahan perilaku tersebut menggunakan basic of Health Belief Model. Adapun basic of Health Belief Model seperti gambar dibawah ini : Dari kerangka tersebut bisa kita lihat bahwa ada lima variable yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku seseorang, yaitu : 1. Susceptibility to illness (Kepercayaan tentang kerentanan terhadap penyakit) Persepsi seseorang tentang risiko terkena penyakit. Jadi, apabila seseorang tersebut tahu dan yakin mengenai resiko penyakit apa yang ia akan dapatkan bila ia melakukan perilaku tersebut, contohnya perilaku merokok yang akan mendapatkan risiko Demograph ic Cues to Susceptibi Sever Benef Cost Likelihoo d of

description

Ini pemahamanku

Transcript of Health Belief Model

Page 1: Health Belief Model

Health Belief Model

Health Belief Model adalah teori kepercayaan kesehatan yang dimana teori

dasar untuk memprediksi berbagai perilaku di bidang kesehatan. Health Belief Model

itu juga berguna sebagai pondasi strategi dalam melakukan perubahan perilaku

seseorang atau masyarakat dari perilaku yang negatif menjadi positif. Strategi untuk

perubahan perilaku tersebut menggunakan basic of Health Belief Model. Adapun

basic of Health Belief Model seperti gambar dibawah ini :

Dari kerangka tersebut bisa kita lihat bahwa ada lima variable yang dapat

mempengaruhi perubahan perilaku seseorang, yaitu :

1. Susceptibility to illness (Kepercayaan tentang kerentanan terhadap penyakit)

Persepsi seseorang tentang risiko terkena penyakit. Jadi, apabila seseorang

tersebut tahu dan yakin mengenai resiko penyakit apa yang ia akan dapatkan

bila ia melakukan perilaku tersebut, contohnya perilaku merokok yang akan

mendapatkan risiko terkena penyakit jantung, paru, reproduksi dan lain-lain.

Maka ia akan ada timbul keinginan untuk berhenti merokok dan timbul rasa

ancaman. Maka, tugas kita sebagai tenaga kesehatan untuk mengedukasi,

mempromosikan, mempreventif dan meyakinkan seseorang tersebut mengenai

risiko yang ia dapatkan. Edukasi kesehatan pun ada informal dan formal.

Apabila formal dilakukan oleh tenaga kesehatan dan informal bisa didapatkan

dari orang-orang yang terdekat, misalnya pengalaman keluarga.

2. The severity of the illness (Kepercayaan tentang keparahan penyakit)

Persepsi seseorang tentang tingkat keparahan suatu penyakit akibat perilaku

tertentu. Jadi, apabila seseorang memahami dan meyakini apabila ia

melakukan perilaku tersebut akan memperparah penyakitnya atau orang yang

Demographic variable

Cues to action

Susceptibility

Severity

Benefits

Costs

Likelihood of Behavior

Page 2: Health Belief Model

tidak sakit akan meyakini kalau ia masih melakukan perilaku tersebut akan

terkena penyakit yang parah, contohnya perilaku merokok yang dimana

perokok bisa mendapatkan penyakit yang parah seperti kanker paru ataupun

juga perokok yang telah terkena dampaknya bisa menjadi lebih parah

penyakitnya bila diteruskan maka ia akan merasa terancam dan ada keinginan

untuk berubah atau berhenti dari perilakunya tersebut. Kembali lagi, tugas kita

menjadi tenaga kesehatan harus giat mengedukasi, mempromosikan,

mempreventif dan meyakinkan seseorang atau masyarakat tersebut.

3. The cost involved in carrying out the behavior (Pengorbanan yang

dikeluarkan untuk berubah perilakunya)

Pengorbanan yang dikeluarkan tidak hanya finansial (materil) tapi juga hal-hal

yang bersifat psikologis yaitu seperti khawatir, malu, rasa sakit dan lain-lain.

Contohnya pengorbanan seorang perokok untuk mengeluarkan uang untuk

berobat agar ia bisa sembuh dari penyakit akibat dampak merokok atau

pengorbanan perokok untuk menahan rasa malu dengan kumpulannya yang

menganggap kalau rokok itu tanda kejantanan dan perokok yang menahan

rasa sakit karena rasa kecanduannya (addict) yang tak tertahankan apabila

tidak menghisap rokok tersebut. Maka, kita sebagai tenaga kesehatan harus

berikan dukungan untuk perokok bahwa memang ia harus mengorbankan hal

demikian tapi dari pengorbanan tersebut akan menghasilkan manfaat atau

keuntungan bagi diri dia sendiri. Maka dari itu, edukasi kesehatan, promotif,

preventif itu penting. Apabila seseorang tersebut telah meyakini dan

memahami apabila ia mengorbankan beberapa hal demikian dan kemudian

akan mendapatkan lebih banyak manfaat dan keuntungan untuk diri dia

sendiri, maka hal itu akan membuat ia terdorong untuk semakin berubah. Lalu

kita jelaskan kepada ia kalau ia tidak mau berhenti dari perilakunya, misalkan

merokok maka ia akan semakin banyak mengeluarkan uang; uang untuk

berobbat dan uang untuk membeli rokok tersebut. Apabila ia berhenti dari

merokok, maka uangnya tersebut bisa dialokasikan untuk mencukupi

kebutuhan keluarga atau membeli sesuatu yang lebih bermanfaat daripada

rokok dan uang berobatnya juga tidak semakin mahal karena semakin parah

penyakit maka dana untuk berobat atau treatment-nya itu semakin banyak

karena banyak tindakan dan obat yang harus digunakan untuk mengatasi

penyakit parah tersebut.

4. The benefits involved in carrying out the behavior (Persepsi tentang manfaat

yang dirasakan jika berubah perilakunya)

Page 3: Health Belief Model

Seseorang tidak akan menerima tindakan kesehatan yang dianjurkan

kepadanya apabila ia tidak meyakini manfaat atau keuntungan apa yang ia

dapatkan jika ia berhenti dari perilaku tersebut atau melakukan tindakan

kesehatan (pengobatan) terhadap penyakitnya. Maka, tugas kita sebagai

tenaga kesehatan harus menjelaskan bahwa apabila ia mau melakukan

tindakan kesehatan yang dianjurkan akan berdampak baik bagi kesehatannya

dan apabila ia mau berhenti dari perilaku tersebut ia akan mendapatkan

manfaatnya bagi dirinya sendiri. Maka dari itu promotif, preventif, edukasi

sangat penting. Contohnya, apabila ada seseorang yang berhenti merokok

maka ia akan mendapatkan manfaat untuk kesehatan tubuhnya yaitu risiko

untuk terkena kanker paru itu berkurang, keparahan sakitnya berkurang,

perekonomiannya menjadi lebih baik karena uang tidak habis hanya untuk

berobat dan membeli rokok, dan sebagainya. Dengan hal yang demikian, kita

harapkan seseorang tersebut mau menimbang-nimbang manfaatnya dan akan

mau berubah.

5. Cues to action (Isyarat terhadap tindakan)

Mempengaruhi seseorang dalam mendapatkan pengertian yang benar terhadap

kerentanan, kegawatan dan kerugian dari tindakan pencegahan dan

pengobatan yang dilakukan. Isyarat terhadap tindakan ini bisa berasal dari

faktor internal dan eksternal. Internal itu dari dirinya sendiri dan eksternal itu

dari lingkungan luar dirinya. Misalkan kalau faktor eksternal itu bisa

diperoleh dari iklan, saran dari orang lain, artikel koran dan majalah atau

pengalaman dari keluarganya sendiri. Hal demikian dapat membuat seseorang

tersebut makin yakin untuk melakukan perubahan apabila ia mau menerima,

meyakini dan memahami hal-hal yang sudah dijelaskan diatas.

Threats (Ancaman)

Suscpetibility to illness

The severity of the illness

The cost

Perceived of Threats

(Persepsi tentang ancaman)

Page 4: Health Belief Model

Jadi bisa kita pahami dari kerangka diatas apabila terbentuk keyakinan

seseorang terhadap kerentanan dan keparahan terhadap penyakit yang ia akan

dapatkan dan juga pengorbanan yang harus ia bayar serta lakukan akibat perilakunya

tersebut maka akan muncul ancaman atau rasa terancam. Ancaman yang terbentuk

akan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan pencegahan atau

penyembuhan penyakit. Ancaman tersebut juga mendorong keinginan untuk merubah

perilakunya. Namun, ancaman yang terlalu besar juga tidak baik karena akan

membuat seseorang merasa tidak berdaya (pasrah) dan malah akan menjadi

hambatan. Maka dari itu, ancaman tersebut kita seimbangi dengan menawarkan

alternatif tindakan kesehatan. Kita sebagai petugas kesehatan memberitahu kepada

pasien mengenai ancaman dan juga memberitahu kalau kita ada solusinya atau

alternatif tindakan kesehatannya. Contohnya, perokok sudah merasa terancam akan

terkena penyakit kanker paru atau penyakit yang ia derita akan makin parah. Maka,

tugas kita memberitahu perokok tersebut kalau kita bisa mencegahnya dengan cara

mengobati penyakitnya dan memberhentikan perilaku negatifnya sehingga perokok

tersebut bisa menjalani hidupnya dengan sehat.

Health Belief Model

PERSEPSI INDIVIDU FAKTOR PERUBAH KEMUNGKINAN MELAKUKAN

Persepsi/pandangan kerentanan terhadap penyakit ‘x’

Persepsi/pandangan keseriusan terhadap penyakit ‘x’

Variabel kependudukan

Variabel perilaku sosial

Persepsi terhadap ancaman penyakit ‘x’

Isyarat untuk bertindak :

Iklan

Saran dari orang lain

Artikel koran dan majalah

Pengalaman dari keluarga

Persepsi hambatan mengenai pencegahan

Persepsi merasakan manfaat dari sebuah pencegahan

Kemungkinan mengambil tindakan preventif kesehatan telah direkomendasikan

Page 5: Health Belief Model

Kesiapan Individu untuk Melakukan Tindakan

1. Kesiapan individu tinggi apabila :

Manfaat > Hambatan

2. Kesiapan individu rendah bila :

Manfaat < Hambatan

Jika manfaat dan hambatan tinggi, konflik akan sulit dipecahkan karena

hambatan yang tinggi akan mempersulit kesiapan individu tersebut meskipun

manfaatnya tinggi juga. Hambatan tersebut berupa alasan-alasan penolakan

atau kondisi individu tersebut yang harus dicari solusinya.