Hasil Tanya Jawab Praktikum Pengemprod

3

Click here to load reader

Transcript of Hasil Tanya Jawab Praktikum Pengemprod

Page 1: Hasil Tanya Jawab Praktikum Pengemprod

3 Oktober 2012

Hasil Tanya Jawab Praktikum Pengemprod

(Permasalah Pangan Khususnya Umbi-umbian yang Terjadi Di Indonesia)

Kelompok.1 :

Produk dengan bahan dasar umbi-umbian belum dapat bersaing dengan produk serupa dengan bahan dasar lain di pasaran

Kini umbi-umbian telah banyak diminati sebagai bahan baku untuk pengolahan

Kelompok.2 :

Produk umbi-umbian masih menjadi bahan baku minoritas dan ketersediaannya masih sulit ditemukan.

Karakteristik produk dengan menggunakan umbi-umbian lebih mudah rusak karena kemasan yang sering digunakan masih minimalis.

Kelompok.3 :

Permasalah pada umbi gadung : Kandungan karbohidratnya rendah sedangkan memiliki kandungan racun yang tingg, sehingga dikhawatirkan akan meracuni konsumen yang memakannya.

Sedangkan pada umbi ganyong : ketersediaannya terbatas dan juga terdapat kandungan racun pada bahan baku mentahnya. Produksi umbi ganyong masih terbatas oleh cuaca.

Kelompok.4 :

Umbi-umbian mudah mengalami kerusakan, jadi jarang digunakan sebagai bahan baku pengolahan.

Selain itu tanaman umbu-umbian tidak tahan hama. Produk dengan karakteristik tertentu (renyah) dengan berbahan dasar umbi

belum dikemas secara tepat sehingga karakteristik produk tidak dapat dipertahankan.

Kelompok.5 :

Penyimpanan umbi-umbian belum dilakukan secara maksimal sehingga mudah terjadi kerusakan selama penyimpanan.

Solusinya : Umbi-umbian diolah menjadi bentuk tepung, agar memiliki daya tahan simpan yang lebih panjang.

Masyarakat pada umumnya masih menganggap bahwa umbi-umbian adalah makanan pedesaan yang juga murah harganya.

Solusi yang ditawarkan yaitu dengan melakukan pengenalan bahan baku umbi-umbian agar lebih dikenal dan meningkatkan pemanfaatannya.

Page 2: Hasil Tanya Jawab Praktikum Pengemprod

3 Oktober 2012

Kelompok.6 :

Umbi ganyong : Keterbatasan produksi umbi menjadi permasalah dan perlakuan pascapanen yang tepat untuk menghilangkan kandungan racun di dalamnya.

Proses pengolahan umbi ganyong cukup panjang sebelum dapat diolah, sehingga diperkirakan harga umbi ganyong siap pakai akan meningkat dibandingkan harga umbi ganyong sebelum pascapanen.

Kelompok.7 :

Pada umumnya umbi-umbian jarang dikenal masyarakat. Umbi talas menyebabkan rasa gatal jika dikonsumsi secara langsung, oleh

sebab itu diperlukan proses pengolahan pendahuluan. Umbi-umbian jarang ditemukan di pasar atau toko-toko sekitar, harus

mencarinya secara khusus di daerah produksinya. Sedangkan pada umbi kentang, ukuran umbi kentang yang tidak seragam

menurunkan minat produsen untuk mengolahnya lebih lanjut.

Kelompok.8 :

Umbi mbote : Penyebaran produk rendah, hanya terdapat di beberapa daerah saja di Indonesia.

Rata-rata umbi ini hanya dijadikan sebagai konsumsi pribadi warga saja. Pemanfaatan dan budidaya masih rendah.

Kelompok.9 :

Kebijakan pemerintah dan pengembangan potensi umbi-umbian di daerah harus ditingkatkan agar pemanfaatan dan penggunaannya dapat dilakukan secara maksimal.

Harus dilakukannya revitalisasi pascapanen untuk produk umbi-umbian.

Kelompok.10 :

Ubi jalar masih menjadi bahan baku minor. Pengemasan untuk ubi jalar belum mampu melindungi umbi dari

kerusakan.