HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

117
HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK BERKEBUUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI (Studi Kasus di SD Dua Mei Ciputat) Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.) Oleh: FITRI AGUSTINA NIM. 14311343 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

Page 1: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM ANAK BERKEBUUHAN KHUSUS DI SEKOLAH

INKLUSI (Studi Kasus di SD Dua Mei Ciputat)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S. Pd.)

Oleh:

FITRI AGUSTINA

NIM. 14311343

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Anak Berkbutuhan Khusus di Sekolah Inklusi

(Studi Kasus di SD Dua Mei Ciputat)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S. Pd.)

Oleh:

FITRI AGUSTINA

NIM. 14311343

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi di SD Dua mei Ciputat” oleh Fitri

Agustina dengan NIM 14311343 telah diujikan pada sidang Munaqasyah

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta pada tanggal 13 Agustus

2018. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd).

Jakarta, 28 September 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M. Ag Yuyun Siti Zainab S.Pd.I

Penguji I Penguji II

Dr. Esi Hairani, M. Pd Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah,M.Ag

Pembimbing

Dr. Nadjematul Faizah, M. Hum

Page 4: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... ii

PERNYATAAN PENULIS ................................................................... iii

MOTTO . ................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN .................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................... xiv

ABSTRAKSI .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Prestasi Belajar ........................................................ 17

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................ 18

C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................... 20

D. Metode Pendidikan Agama Islam ............................................. 23

E. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus ........................................ 27

F. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus ................................... 29

G. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. ............................... 31

Page 5: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

x

H. Definisi Pendidikan Inklusi ....................................................... 34

I. Latar Belakang Pendidikan Inklusi ........................................... 36

J. Tujuan pendidikan inklusif ....................................................... 39

K. Landasan Pendidikan Inklusi .................................................... 42

L. Kurikulum pendidikan inklusi .................................................. 48

M. Evaluasi atau penilaian .............................................................. 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Alokasi dan Waktu ................................................................. 55

B. Metode Penelitian ................................................................... 55

C. Pendekatan Penelitian ............................................................. 56

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 57

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 58

F. Teknik Analisis Data .............................................................. 61

BAB IV DESKRIPSI DATA

A. Gambaran Umum SD Dua Mei Ciputat.................................. 65

1. Sejarah di Selenggarakannya Pendidikan Inklusi di SD Dua

Mei Ciputat .................................................................................. 65

2. Visi, Misi, dan tujuan SD Dua Mei Ciputat............................ 71

3. Pendidik dan Kependidikannya .............................................. 72

4. Peserta Didik di SD Dua Mei Ciputat..................................... 73

5. Struktur Organisasi ................................................................. 73

B. Menjawab Rumusan Masalah ................................................. 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 95

Page 6: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

xi

B. Saran ....................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 99

LAMPIRAN

Page 7: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

ABSTRAK

Fitri Agustina: “Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak

berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi di SD Dua Mei Ciputat” NIM:

13411343 diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S. Pd), Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Alqur`an (IIQ)

Jakarta.

Semua berhak mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali seperti yang telah

disebutkan dalam Undang- Undang No 20 Tahun 2003 Tentang sistem

pendidikan nasional yang manyatakan bahwa”setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,

warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,

dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, warga

negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak

memperoleh pendidikan khusus, dan setiap warga negara berhak mendapat

kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”. Penyandang

disabilitas juga memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan

Undang- Undang No 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas pasal 10

ayat 1 yang berbunyi “bahwa penyandang disabilitas memiliki hak untuk

Mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua

jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus”. Dalam hal

ini penulis merumuskan masalah Bagaimana Hasil Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SD

Dua Mei Ciputat. Adapun metode pengumpulan datanya menggunakan

teknik wawancara, observasi, dokumentasi serta tringulasi. Pendekatan yang

digunakan adalah Pendekatan penelitian lapangan (field research). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar pendidikan agama islam

anak berkebutuhan khusus di sekolah inklsuif adalah Cukup, dengan catatan

karena dibimbing penuh oleh guru kelas dan guru Shadow. Ini dikarenakan

sekolah inklusif memiliki kategori anak berkebutuhan khusus yang berbeda-

beda. Ada yang memang cerdas, ada yang kurang bisa memahami materi,

dan ada yang memang ia memiliki masalah kesulitan dalam belajar, Tapi

bukan termasuk tunagrahita. Dan juga tidak adanya tindakan untuk

melakukan modifikasi terhadap kurikulum, pendidikan individual dan

pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan anak

berkebutuhan khusus.

Kata Kunci: Sekolah Inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus

Page 8: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang

masalah mengapa penulis tertarik meneliti tentang pendidikan inklusi,

adapun latar belakang masalah adalah sebagai berikut. Sesuai dengan

Undang- Undang No 20 Tahun 2013 Tentang sistem pendidikan

nasional pasal 1 yang berbunyi “Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan bagi dirinya”1. Maka

dapat kita ketahui bahwa pendidikan penting bagi semua orang Karena

pendidikan itulah yang nantinya akan membantu kita mengahadapi

kehidupan yang akan datang.

Semua berhak mendapatkan pendidikan tanpa terkecuali seperti

yang telah disebutkan dalam Undang- Undang No 20 Tahun 2003

Tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa”setiap

warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu, warga negara yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh

pendidikan layanan khusus, warga negara yang memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan

1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 1 .

Page 9: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

2

khusus, dan setiap warga negara berhak mendapat kesempatan

meningkatkan pendidikan sepanjang hayat”2.

Allah berfirman dalam Al Qur`an surah An- Nur ayat 61 sebagai

berikut:

ليس ىعل عم ٱل عل ل جو ر ج ح عر

ٱل عل ل جو ر ح ر يض ٱله

بيوت و أ بيوت كم ن و كلوا

ت أ ن

أ كم ىفص

أ عل ل و ج ر ح

ىت كم ه نأ وبيوت

٦١......ء اة ائ كمأ

Artinya:”Tidak ada halangan bagi orang- orang buta, tidak (pula)

bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula)

bagi dirimu, makan (bersama- sama mereka) di rumah kamu atau di

rumah bapak- bapakmu, di rumah ibu- ibumu.......(QS. an Nur: 61)

Ayat diatas, menjelaskan tentang keseteraan sosial. Artinya tidak

ada perbedaan bagi penyandang disabilitas dengan yang bukan

penyandang disabilitas untuk makan bersama. Jika dalam dunia

pendidikan berarti kita tidak boleh berlaku diskriminatif terhadap

orang lain yang memiliki keterbatasan fisik atau penyandang

disabilitas. Karena setiap orang berhak mendapatkan pendidikan.

Namun terkadang banyak dari kita yang masih melakukan

diskriminasi terhadap orang lain. Diskriminasi yang disebutkan disini

seperti yang tertera dalam Undang- Undang No 8 Tahun 2016 Tentang

Penyandang Disabilitas pasal 1 ayat 3 “Diskriminasi adalah setiap

pembedaan, pengecualian, pembatasan, pelecehan, atau berdampak

pada pembatasan atau peniadaan pengakuan, penikmatan, atau

pelaksanaan hak penyandang disabilitas.

2 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 42 ayat (1).

Page 10: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

3

Penyandang disabilitas disini adalah setiap orang yang

mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik

dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan

dapat mengalami hambatan dan kesulitan berpartisipasi secara penuh

dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak”3.

Tentu ini semua akan merugikan orang lain. Seperti yang masih

seringkali kita dengar di dunia pendidikan sekarang ini, bahwa masih

ada anak didik yang melakukan diskriminasi seperti pembulyan

terhadap temannya di sekolah. Mereka membuly temannya yang

termasuk penyandang disabilitas, dan karena pembulyannya tersebut

banyak dari mereka yang termasuk penyandang disabilitas akhirnya

putus asa dengan hidupnya, tidak mau sekolah, menutup diri dari

orang lain dan ada juga yang sampai melakukan percobaan bunuh diri.

Kemudian seringkali kita dengar juga adanya perlakuan

diskriminasi terhadap penyandang disabilitas dengan menjadikan ia

sebagai bahan ejekan di sekolah karena keterbatasan fisik yang

dimiliki. Padahal islam mengajarkan kita untuk saling menghargai

kekurangan orang lain dan tidak menjadikan kekurangan yang orang

lain miliki sebagai bahan ejekan. Allah berfirman dalam Al Qur`an

surah Al- Hujurat ayat 11 sebagai berikut:

ا ه ي أ ي ي كوىوايو ٱل ن

أ ع س ق وم ن و ق وم ر ي صخ ل يوا ء ان

ل و ان يهو ي خ ني كو أ اءع س اءن ون ص ن ص ل ان يهمو ي خ

3 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas, Pasal 1.

Page 11: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

4

ت ي اة زواة ل كمو ىفص

ت له زواأ ىب لق

ٱل شة ئس ٱلفصوقمٱل ب عد

ىو يم همٱل ئ ك ول تبف أ ولمي ىل هون و ن ١١ٱلظ

Artinya: “Wahai orang- orang yang beriman! Janganlah suatu kaum

mnegolok- olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang

diperolok- olokkan lebih dari mereka (yang mengolok- olok) dan

jangan pula perempuan- perempuan (mengolok- olokkan) perempuan

lain (karena) boleh jadi perempuan (yang di perolok- olokkan) lebih

baik dari perempuan (yang mengolok- olok. Dan janganlah kamu

saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil

dengan gelar- gelar yang buruk. Seburuk- buruk panggilan adalah

(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa

tidak bertaubat, maka mereka itulah orang- orang yang zhalim. (QS.

Al- Hjurat: 11)

Dengan adanya ayat diatas, dapat diketahui dengan jelas bahwa

Allah melarang kita untuk saling mengolok- olok, atau mengejek

orang lain. karena bisa jadi yang kita ejek itulah yang lebih baik

daripada kita. Penyandang disabilitas juga manusia, dan Allah sudah

menciptakan manusia dengan sebaik- baiknya. Di dalam dunia

pendidikan tidak ada larangan untuk penyandang disablitas

mendapatkan pendidikan.

Penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk mendapatkan

pendidikan sesuai dengan Undang- Undang No 8 Tahun 2016 Tentang

Penyandang Disabilitas pasal 10 ayat 1 yang berbunyi “bahwa

penyandang disabilitas memiliki hak untuk Mendapatkan pendidikan

yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan

Page 12: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

5

jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus”4. Dengan begitu maka

lingkungan juga berperan aktif dalam penyandang disabilitas tersebut,

agar terciptanya kerukunan di daerah tempat tinggal yang memiliki

masayarakat penyandang disabilitas. Peraturan daerah kota Tangerang

Selatan No 6 Tahun 2013 Tentang Tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

menimbang bahwa “penyandang masalah kesejahteraan sosial

membutuhkan pelayanan sosial untuk memulihkan fungsi sosialnya

dalam mencapai kemandirian, meningkatkan kualitas kesejahteraan,

dan menjaga kelangsungan hidupnya secara memadai dan wajar”5.

Seperti yang tertera juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta

Didik yang memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan

atau Bakat Istimewa pasal 1 menyebutkan bahwa “pendidikan inklusi

adalah sistem penyelenggaran pendidikan yang memberikan

kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan

memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti

pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan

secara bersama- sama dengan peserta didik pada umumnya”6. Selain

itu pada pasal 2 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan inklusi adalah

“memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada semua peserta

didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau

memiliki potensi kecerdasan dan atau memiliki bakat istimewa untuk

4 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

penyandang disabilitas, Pasal 10. 5 Peraturan daerah kota Tangerang Selatan No 6 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. 6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 70 Tahun 2009 tentang

Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi

Kecerdasan dan atau Bakat Isitimewa, pasal 1.

Page 13: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

6

memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya. Dan juga mewujudkan penyelenggaraan pendidikan

yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua

peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada huruf a”7. Dari bunyi

pasal tersebut menunjukkan adanya kesempatan bagi peserta didik

yang memiliki kelainan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melihat implementasi peraturan ini.

Kemudian dalam rangka melihat implementasi dengan

kesesuaian peraturan tentang pendidikan inklusi diatas maka penulis

tertarik untuk mengetahui lebih jauh sekolah yang melaksanakan

pendidikan inklusi yaitu Sekolah Dasar (SD) Dua Mei Ciputat.

Ketertarikan penulis berdasarkan pengalaman ketika melaksanakan

Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SD Dua Mei Ciputat.

Pengamatan selama 2 bulan, disini penulis melihat bahwa sekolah

tersebut termasuk kedalam pendidikan inklusi yang sebagian peserta

didiknya merupakan Anak yang Berkebutuhan Khusus (ABK) dimana

masing- masing setiap kelasnya ada dua anak yang berkebutuhan

khusus dan satu guru Shadow. Oleh karena itu, penulis ingin

melakukan penelitian “Kesesuaian Peraturan Pendidikan Inklusi dan

Implementasi di SD Dua Mei Ciputat”.

7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 70 Tahun 2009 pasal 2 tentang

Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi

Kecerdasan dan atau Bakat Isitimewa, pasal 2.

Page 14: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

7

B. Identifikasi Masalah

1. Sekolah SD Dua Mei Ciputat menyelenggarakan pendidikan

inklusi.

2. 9 Anak Berkebutuhan Khusus menjadi siswa di Sekolah SD Dua

Mei Ciputat.

3. SD Dua Mei Ciputat menyediakan guru Shadow.

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam menyampaikan materi

Pendidikan Agama Islam di Sekolah SD Dua Mei Ciputat.

5. Peran guru Shadow dalam menyampaikan materi Pendidikan

Agama Islam kepada Anak Berkebutuhan Khusus yang termasuk

kategori autis di Sekolah SD Dua Mei Ciputat.

6. Prestasi belajar bidang study Pendidikan Agama Islam Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah SD Dua Mei Ciputat.

C. .Pembatasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas, agar tulisan ini lebih

terfokus dan terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini, adalah “Prestasi Belajar Pendidikan

Agama Islam Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SD

Dua Mei Ciputat”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis akan

merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana Hasil

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan Khusus

di Sekolah SD Dua Mei Ciputat?

Page 15: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka

yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk

Mendeskripsikan Bagaimana Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama

Islam Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SD Dua Mei

Ciputat.”

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian menunjukkan pada pentingnya penelitian

yang dilakukan, baik untuk pengembangan ilmu dan referensi

penelitian lebih lanjut. Dengan kata lain, manfaat penelitian berisi

uraian yang menunjukkan bahwa masalah yang dipilih memang layak

untuk diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara

teoritis maupun praktis bagi penulis dan pembaca, yakni:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran,

khususnya bagi sekolah yang merupakan sekolah inklusif.

b. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai salah

satu acuan dalam menetapkan sekolah sebagai sekolah inklusi.

2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memecahkan masalah yang berkaitan

dengan “Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam ABK dalam

Kategori Autis di Sekolah Inklusi SD Dua Mei Ciputat”.

Bermanfaat bagi praktisi dan pemerhati pendidikan anak

berkebutuhan khusus.

Page 16: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

9

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah kajian literatur yang relevan dengan

pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan

memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian. Dalam

berbagai literatur yang penulis telah baca, adapun bahan-bahan bacaan

yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan bahan telaah

penulis, antara lain:

1. Dinda Intan Widiasti yang berjudul “Tingkat Kesiapan Sekolah

Dalam Implementasi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

(Studi Deskriptif pada Sekolah Dasar Inklusif)”, Tahun 2013.

Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi, Universitas Negeri

Semarang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

tingkat kesiapan sekolah dalam penyelenggaraan Pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui

tingkat kesiapan sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan bagi

anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah guru di sekolah penyelenggara

pendidikan inklusif di semarang, alasannya karena guru

mempunyai intensitas interaksi yang tinggi dengan peserta didik

sehingga dapat dikatakan guru merupakan variabel utama yang

paling berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (siswa).

Sampel pada penelitian ini adalah guru dari sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif di kota semarang yang mengajar

di sekolah inklusif. Teknik yang digunakan adalah total sampling.

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan

Page 17: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

10

menggunakan kuesioner atau angket dan dokumentasi. Metode

yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode statistik

deskriptif dengan rumus

NP =

. hasil penelitian ini adalah Tingkat kesiapan

yang dilihat secara umum pada SD Bina Harapan, SDN Baru Sari

1, SDN Kalibanteng Kidul, SDN Jomblang 2, SD Pekunden, SD

Maranatha 01, SD Kalicari 1, dan SD Hj. Isriati Baiturrahman 1

Semarang dalam mengimplementasikan Pendidikan anak

berkebutuhan khusus tergolong dalam kategori cukup siap. Adapun

persamaan peneliti dengan skripsi di atas adalah sama-sama

meneliti tentang sekolah atau pendidikan inklusif dan anak

berkebutuhan khusus. Sedangkan perbedaannya peneliti akan

meneliti “Hasil Presatsi Belajar Pendidikan Agama Islam anak

ABK di Sekolah Inklusif SDS Dua Mei Ciputat”.

2. Chita Faradilla yang berjudul “Penerapan Pendidikan Inklusif Pada

Pembelajaran Taman Kanak- Kanak A (Studi Khasus di Komimo

PlaySchool Yogyakarta”, Tahun 2013. Fakultas Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Jurusan Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Dasar, Universitas

Negeri Yogyakarta.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

penerapan Pendidikan Inklusif pada pembelajaran TK Kelompok A

di Komimo PlaySchool. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan dan mengkaji lebih dalam tentang penerapan

Pendidikan Inklusif pada TK Kelompok A di Komimo PlaySchool.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan

Page 18: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

11

metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah penulis dapat mendeskripsikan

sejarah Komimo PlaySchool, Visi dan Misi Komimo PlaySchool,

Tujuan Komimo PlaySchool, Sarana dan Prasarana Komimo

PlaySchool,struktur Organisasinya, dan Penerapan Pendidikan

Inklusif pada Pembelajaran Taman Kanak- Kanak Kelompok A di

Komimo PlaySchool Yogyakarta. Adapun persamaan peneliti

dengan skripsi di atas adalah sama-sama meneliti tentang sekolah

atau pendidikan inklusif. Sedangkan perbedaannya peneliti akan

meneliti “Hasil Presatsi Belajar Pendidikan Agama Islam anak

ABK di Sekolah Inklusif SDS Dua Mei Ciputat”.

3. Hega Raka Ardana yang berjudul “Manajemen Peserta Didik

Sekolah Inklusif di Sekolah Menengah Pertama PGRI Kecamatan

Kasihan”, Tahun 2014. Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi

Manajemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

perencanaan peserta didik sekolah inklusif di SMP PGRI Kasihan,

bagaimana pembinaan peserta didik sekolah inklusif di SMP PGRI

Kasihan, bagaimana evaluasi peserta didik sekolah inklusif di

SMPG PGRI Kasihan, dan bagaimana mutasi peserta didik sekolah

inklusif di SMP PGRI Kasihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan perencanaan peserta didik sekolah inklusif di

SMP PGRI Kasihan, pembinaan peserta didik sekolah inklusif di

SMP PGRI Kasihan, evaluasi peserta didik sekolah inklusif di

SMPG PGRI Kasihan, mutasi peserta didik sekolah inklusif di

Page 19: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

12

SMP PGRI Kasihan. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah kualitatif, penelitian ini menggunakan jenis deskriptif

dengan menggunakan kualitatif karena data yang akan diperoleh

bukan berupa angka- angka, namun berupa catatan- catatan

lapangan dan hasil awawancara.

Hasil penelitian ini adalah penulis dapat menyajikan kedalam

tulisan ini mulai dari perencanaan peserta didik, pembinaan peserta

didik, evaluasi peserta didik dan mutasi peserta didik di sekolah

SMP PGRI Kasihan. SMP PGRI Kasihan memberikan pelayanan

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tanpa memandang

perbedaab kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik

atau kondisi lainnya dalam memperoleh pelayanan pendidikan yang

sama dengan peserta didik pad aumumnya di sekolah reguler.

Adapun persamaan peneliti dengan skripsi di atas adalah sama-

sama meneliti tentang sekolah atau pendidikan inklusif. Sedangkan

perbedaannya peneliti akan meneliti “Hasil Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam anak ABK di Sekolah Inklusif SDS Dua

Mei Ciputat”.

4. Fatikhatus Sa’idah yang berjudul “Implementasi Program

Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sumbersari 3

Malang”, Tahun 2015. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program

Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

profil ABK di SDN Sumbersari 3 Malang, bagaimana kurikulum

yang diterapkan pada pendidikan inklusif di SDN Sumbersari 3

Malang, dan bagaimana proses pembelajaran pada pendidikan

Page 20: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

13

inklusif di SDN Sumbersari 3 Malang. Tujuan penelian ini adalah

untuk memahami profil ABK di SDN Sumbersari 3 Malang, untuk

mendeskripsikan kurikulum yang diterapkan pada pendidikan

inklusif di SDN Sumbersari 3 Malang, dan untuk mendeskripsikan

proses pembelajaran pada pendidikan inklusif di SDN Sumbersari 3

Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

khasus. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah penulis dapat mengemukakan

mengenai latar belakang sekolah SDN Sumbersari 3 Malang dan

keberadaan sekolah tersebut sedetail- deailnya. Menurut saya untuk

mengetahui profil atau latar belakang dalam penelitian ini tidak

perlu menjadi suatu rumusan masalah, tetapi rumusan masalah itu

harus fokus pada judul yang akan diteliti. Adapun persamaan

peneliti dengan skripsi di atas adalah sama-sama meneliti tentang

sekolah atau pendidikan inklusif. Sedangkan perbedaannya peneliti

akan meneliti “Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam anak

ABK di Sekolah Inklusif SDS Dua Mei Ciputat”.

5. Bayu Wiratsongko dengan judul “Penyesuaian Diri Anak

Berkebutuhan Khusus di SDN Inklusif Pulutan Wetan II”, Tahun

2016. Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan

Konseling Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling,

Universitas Negeri Yogyakarta.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus pada sekolah inklusif di

SDN Pulutan Wetan II. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Page 21: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

14

mengetahui penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus pada

sekolah inklusif di SDN Pulutan Wetan II. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif desain

fenomenologis. Metode dan alat pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi dan wawancara.

Hasil penelitian ini adalah penulis skripsi ini dapat

mengetahui penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus di sekolah

inklusif tersebut dengan menguraikannya menjadi beberapa fokus

yaitu: penyesuaian diri psikologis yang meliputi aspek kognitif dan

afektif, penyesuaian sosial yang meliputi aspek interaksi dan

partisipasi sosial serta reaksi penyesuaian diri baik positif maupun

negatif. Selanjutnya spek- aspek penyesuaian diri pada masing-

masing subjek penelitian telah diuraikan dalam hasil reduksi data

wawancara dan observasi. Adapun persamaan peneliti dengan

skripsi di atas adalah sama-sama meneliti tentang sekolah atau

pendidikan inklusif. Sedangkan perbedaannya peneliti akan

meneliti “Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam anak

ABK di Sekolah Inklusif SDS Dua Mei Ciputat”.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan merujuk

pada buku yang disusun oleh Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo. MA,

et al. Yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,

cetakan kedua, tahun 2017. Sistematika penulisan adalah penjelasan

tentang bagian-bagian yang akan ditulis di dalam penelitian secara

Page 22: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

15

sistematis. Bagian ini berisi logika struktur bab yang berisi nama judul

bab dan sub bab.8

BAB I PENDAHULUAN, Pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, mengapa saya mengamati hasil prestasi belajar

pendidikan agama islam anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi,

Identifikasi Masalah dari sekolah SD Dua Mei Ciputat yang mana

sekolah tersebut menyelenggarakan progaram pendidikan inklusi,

penulis juga membuat Pembatasan Masalah agar terfokus pada

masalah tersebut, kemudian Perumusan Masalah dari pembatasan

masalah tersebut adalah bagaimana hasil prestasi belajar pendidikan

agama islam anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI, konsep- konsep teori sebagai pisau

analisis penulis yaitu meliputi konsep teori tentang pendidikan agama

islam, meliputi: pertama, tentang kajian Pendidikan Agama Islam,

antara lain pengertian Pendidikan Agama Islam, Fungsi Tujuan

pendidikan Islam, mMetode Pendidikan Islam. kedua, teori tentang

Anak Berkebutuhan Khusus antara lain: Definisi Anak Berkebutuhan

Khusus, Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus, Karakteristik Anak

Berkebutuhan Khusus. kemudian yang Ketiga yaitu Pendidikan

Inklusi dimana tidak akan lepas dari pendidikan, karena di teori ini ada

penjelasan tentang perlindungan anak disabilitas untuk memiliki hak

dalam mengemban sebuah pendidikan yang sama dengan anak- anak

lainnya antara lain: Definisi Pendidikan Inklusi, Latar Belakang

8 Huzaemah T. Yanggo, et al, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan

Skripsi, (Tangerang: LPPI IIQ Jakarta, 2017), hlm. 7.

Page 23: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

16

Pendidikan Inklusi, Tujuan Pendidikan Inklusi, Landasan Pendidikan

Inklusi, Kurikulum Pendidikan Inklusi, Evaluasi atau Penilaian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, Bab ini berisi

Uraian yang menjelaskan secara rinci bagaimana pendeketan saya

dalam mengambil data, bagaimana saya dalam mengumpulkan data

dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan di dalam rumusan

malah di bab I, dan itu letaknya nanti setelah saya jelaskan. Maka di

bab IV adalah proses semua data yang sudah terkumpul.

BAB IV HASIL PENELITIAN, Bab ini menguraikan hasil

penelitian secara rinci meliputi Deskriptif Data, menceritakan profil

tentang objek penelitian yang akan diteliti, kemudian menjawab

rumusan masalah yang di dalam bab I. Dengan menggunakan teknik

analisis data yang dijelaksan pada bab III menganalisis kemudian

membandingkan hasil analisis dengan hasil observasi dan lain-lain.

BAB V PENUTUP, Bab ini menguraikan kesimpulan yang

meliputi: Kesimpulan dan Saran.

Page 24: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang

telah dicapai siswa dalam penugasan atau materi pelajaran yang diterima

dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan

dalam angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan suatu

kriteria. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari yang setelah

dilakukan atau dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003): 895,

sedangkan menurut Tu’u prestasi belajar adalah peguasaaan pengetahuan

atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diharapkan oleh guru.

Menurut Sukmadinata prestasi belajar adalah realisasi atau pemekaran dari

kecakapan- kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang.1

Prestasi belajar merupakan satu tingkat khusus perolehan atau hasil

keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru- guru, lewattes- tes

yang dibakukan atau lewa kombinasi ke dua hal tersebut. Sumadi Surya

brata berpendapat bahwa prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses

yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus

diberikan untuk proses evaluasi, misalnya rapor, haisl ini dibagikan

kepada siswa pada akhir semester setelah pelaksanaan ujian akhir.2

Dari beberapa pengertia diatas, makan penulis menyimpulkan bahwa

prestasi belajar adalah nilai yang diberikan oleh guru kepada siswa dengan

1 Darmadi, Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam Dinamika

Belajar Siswa, ( Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017), Cet. ke- 1, hlm. 299 2 Adiyi R, Beberapa Faktor Psikologi yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Mahasiswa di Bidang Statistika 1 & 2 dalam Journal Tazkiya of Psychology (Jakarta:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), hlm. 271

Page 25: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

18

memberikan suatu penugasan sebagai bentuk prestasi. Dan nilai tersebut

dapat diberikan berupa angkat ataupun huruf.

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan hasil seminar pendidikan islam se- Indonesia tahun

1960 dirumuskan, pendidikan islam adalah bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan hikmah

mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, mengawasi berlakunya

ajaran islam.3 Pengertian diatas dikomentari oleh Abdul Mujib bahwa

pendidikan Islam berupaya mengarahkan pada keseimbangan antara

pemenuhan kebutuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, melalui

bimbingan, pengarahan , pengajaran, pelatihan, pengasuhan dan

pengawasan, yang kesemuanya dalam koridor ajaran islam. Berdasarkan

beberapa rumusan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan diatas,

serta beberapa pemahaman yang diperoleh dari beberapa istilah dalam

pendidikan Islam, seperti tarbiyah, ta’lim, ta’dib dan istilah lainnya, maka

pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut: “Proses

transinternalisasi pengetahuan dan nilai- nilai Islam kepada peserta didik

melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan,

pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan

dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.4

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani

ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat

3 Ramayulis, Dasar- dasar Kependidikan, (Padang, The Zaki Press, 2009), hlm.

48 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), Cet ke- 12,

hlm. 37- 38

Page 26: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

19

beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Kemudian,

menurut Zakiyah Dradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.5

Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha

sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,

kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

manusia bertakwa kepada Allah SWT.6 Sedangkan menurut Ahmad

Tafsir, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan kepada

seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran

Islam. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam

pada dasarnya saling melengkapi dan memiliki tujuan yang sama, yakni

agar siswa dalam aktivitas kehidupannya tidak lepas dari pengalaman

agama, berakhlak mulia dan berkepribadian utama, berwatak sesuai

dengan ajaran agama Islam.7 Dari semua penjelasan- penjelasan diatas

mengenai pendidikan agama Islam, maka penulis mengartikan bahwa

pendidikan agama Islam adalah Usaha sadar dan terencana dalam

mendidik, membimbing, mengasuh, mengayomi, mengajarkan anak didik

agar memiliki akhlak yang mulia dan menjadi insan kamil, serta dapat

selalu menjadikan agamanya sebagai panutan didalam kehidupan sehari-

harinya.

5 Pandi Kuswoyo, “Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Melalui

Metode Kisah”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No 1 Juni 2012, h. 73- 74 6 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup, 2006), h. 130 7 Pandi Kuswoyo, “Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Melalui

Metode Kisah”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No 1 Juni 2012, h. 74

Page 27: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

20

C. Fungsi Tujuan Pendidikan Agama Islam

Istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud” dalam Bahasa arab

dinyatakan dengan ghayat atau ahdaf atau maqasid. Sedangkan dalam

Bahasa inggris, istilah “tujuan” dinyatakan dengan “goal” atau purpose

atau objective atau aim. Secara umum istilah- istilah itu mengandung

pengertian yang sama, yaitu arah suatu perbuatan atau yang hendak

dicapai melalui upaya atau aktifitas.8

Tujuan, menurut Zakiah Deradjat, adalah sesuatu yang diharapkan

tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai.9 Sedangkan menurut H.

M. Arifin, tujuan itu bisa jadi menunjukkan kepada futuritas (masa depan)

yang terletak suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan

usaha melalui proses tertentu. Meskipun banyak pendapat tentang

pengertian tujuan, akan tetapi pada umumnya pengertian itu berpusat pada

suatu maksud tertentu yang dapat dicapai melalui pelaksanaan atau

perbuatan.10

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian tujuan diatas,

penulis menyimpulkan bahwa pengerti dari tujuan adalah sesuatu yang

yang ingin dihasilkan setelah upaya dan segala aktifitas telah dilakukan

dan selesai.

Kemudian, sebagai kegiatan yang terencana, pendidikan Islam

memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pendidikan

mempunyai kedudukan yang amat penting. Karena tujuan memiliki empat

fungsi: mengakhiri usaha, mengarahkan usaha, titik pangkal untuk

mencapai tujuan- tujuan lain ( tujuan- tujuan baru maupun tujuan- tujuan

lanjutan dari tujuan pertama), memberi nilai, (sifat) pada usaha. Berkaitan

dengan keempat fungsi ini, tujuan- tujuan pendidikan agama harus mampu

8 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 209

9 Zakiah Deradjat dalam Ramayulis dkk, Dasar- Dasar Kepribadian, (Padang:

Zaky Press Center, 2009), hlm. 29 10

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 209

Page 28: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

21

mnegakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual

yang berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi psikologs yang berkaitan

dengan tingkah laku individu, dan fungsi sosial yang berkaitan dengan

aturan- aturan yang menghubungkan manusia dengan manusia lain.11

Tujuan pendidikan merupakan masalah inti dalam pendidikan dan

saripati dari seluruh renungan pedagogis. Oleh karena itu, suatu rumusan

tujuan pendidikan akan tepat bila sesuai dengan fungsinya. Pendidikan

sebagai suatu usaha pasti mengalami permulaan dan mengalami

kesudahannya. Adapula usaha terhenti karena sesuatu kendala sebelum

mencapai tujuan, tetapi usaha itu belum dapat dikatakan berakhir. Pada

umumnya suatu usaha baru berakhir kalau tujuan akhir telah tercapai. 12

Setiap upaya atau aktifitas tidak akan lepas dari keinginan untuk

segera berakhir, namun itu semua tentu tidak akan berjalan dengan mulus,

pasti akan mengalami berbagai kesulitan serta rintangan- rintangan yang

lain, tugas kita hanya terus berusaha dan berdo’a. Karena itu semua tidak

akan berakhir begitu saja, jika tujuan yang ingin kita capai belum

didapatkan. Keberhasilan untuk bisa mencapai sebuah tujuan pendidikan,

tentu bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak diantara kita sekarang ini

yang sudah merasa berhasil karena telah mempelajari segala yang

tercakup dalam dunia pendidikan, padahal tujuan yang dimaksud dalam

dunia pendidikan agama Islam itu sendiri belum ada pada dirinya.

Tujuan pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran

tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. Interaksi didalam diri

manusia memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku, dan

amalnya sehingga mengahsilkan akhlak yang baik. Akhlak ini sendiri

harus dan perlu dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur`an,

11

Mahyuddin Barni, “Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam”, dalam Jurnal

Al Banjari, Vol, 7, No. 1 Januari 2008, hlm. 11 12

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 227

Page 29: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

22

sholat malam, shoum (puasa) sun ah, selalu bersilaturrahmi dengan

keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka

semakin banyak amlnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan.

Selain itu, latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang

akhirnya menjadi gaya hidup sehari- hari.13

Menurut H. M. Arifin, dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu

pekerjaan akan jelas pula arahnya. Lebih- lebih pekerjaan mendidik yang

bersasaran pada hidup psikologis manusia didik yang masih berada pada

taraf perkembangan, maka tujuan merupakan faktor yang paling penting

dalam proses pendidikan itu, oleh karena dengan adanya tujuan yang jelas,

materi pelajaran dan metode- metode yang digunakan mendapat corak dan

isi serta potensialitas yang sejalan dengan cita- cita yang terkadung dalam

tujuan pendidikan. Marimba menyatakan bahwa fungsi tujuan akhir ialah

memlihara arah usaha itu dan mengakhirinya setelah tujuan itu tercapai.

Sedangkan fungsi tujuan sementara ialah membantu memelihara arah

usaha dan menjadi titik berpijak untuk mencapai tujuan- tujuan lebih

lanjut dan tujuan akhir. Oleh karena itu, untuk memenuhi fungsi- fungsi

tersebut, tujuan pendidikan harus dirumuskan atas dasar nilai- nilai ideal

yang diyakini, yang kelak akan dapat mengangkat harkat dan martabat

manusia, yaitu nilai ideal yang menjadi kerangka fikir dan bertindak bagi

seseorang.14

Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa dengan

tujuan yang yang jelas dan terarah maka fungsi tujuan akan tercapai,

karena fungsi membantu arah suatu usaha dan manjadi titik berpijak agar

tujuan diinginkan dapat tercapai.

13

Moh. Sholikodin Djaelani, “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

dan Masyarakat”, dalam Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1, No. 2 Juli- Agustus 2013, hlm. 102 14

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 228

Page 30: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

23

D. Metode Pendidikan Islam

Dalam pengertian bahasa, “metode” berasal dari bahasa Greek yang

terdiri dari “meta” yang berarti “melalui”, dan “hodos” yang berarti

“jalan”. Jadi metode berarti “jalan yang dilalui”.15

Menurut Ramayulis

secara etimologi, metode dalam Bahasa arab, dikenal dengan istilah

thariqah yang berarti langkah- langkah strategis yang dipersiapkan untuk

melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka

metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka

mengembangkan sikap mnetal dan kepribadian agar peserta didik

menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan

baik.16

Menurut Abudinata, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus

dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu, adapula yang mengatakan

bahwa metode adalah suatu saran untuk menemukan, menguji, dan

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu

tersebut.17

Didalam strategi pembelajaran menurut Wina Sanjaya, “metode

termasuk kedalam komponen- komponen pendidikan yang juga

mempunyai fungsi yang sangat menentukan dalam pencapaian dari suatu

tujuan yang diharapkan dalam kegiatan pendidikan”.18

Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa metode adalah cara atau strategi yang dijalankan untuk mencapai

hasil dalam suatu kegiatan. Jika metode diterapkan dalam proses

pembelajaran, maka peserta didik jelas akan mendapatkan hasil yang

diharapkan dalam sebuah proses pembelajaran tersebut. maka metode

15

Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 97 16

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 271 17

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),

hlm. 143 18

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2008), Hlm. 60

Page 31: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

24

dalam sebuah pendidikan sangat diperlukan dan sangat penting untuk

diterapkan didalam pendidikan.

Menurut Ahmad Tafsir, yang dimaksud dengan metode pendidikan

ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.19

Adapun

metode pendidikan atau metode pembelajaran adalah sebagai suatu cara

atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran

di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge atau transfer of

value. Metode tersebut membantu guru untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai

dengan maksimal.20

Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis

menyimpulkan bahwa metode pendidikan adalah strategi atau cara yang

digunakan oleh seorang pendidik dalam mentransfer ilmu kepada

muridnya untuk agar peserta didik dapat menerima ilmu yang diberikan

dengan baik dan bisa mencapai tujuan dari pendidikan tersebut.

Metode pendidikan Islam itu sendiri adalah beberapa alat atau cara

yang dipergunakan dalam proses pendidikan Islam dalam upaya

membentuk sikap dan kepribadian peserta didik berdasarkan prinsip-

prinsip ajaran Islam. Metode yang digunakan dalam proses pendidikan

tersebut, juga harus disesuaikan dengan prinsip- prinsip dasar ajaran Islam

yang terdapat dalam Al Qur`an dan Hadis.21

Berdasarkan definisi diatas

penulis menyimpulkan bahwa metode pendidikan islam adalah cara yang

dilkukan dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Islam dengan

bertujuan agar proses pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik

sehingga peserta didik dapat menerima ilmu tersebut dengan baik pula,

19

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), hlm. 131 20

Zurinal Z Dn Wahdi Sayuti, Ilmu Pndidikan Pengantar dan Dasar- Dasar

Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 122 21

Fadriati, “Prinsip- Prinsip Metode Pendidikan Islam dalam Al Qur`an”, dalam

Jurnal Ta’dib, Vol. 15, No. 1 Juni 2012, hlm. 83

Page 32: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

25

dengan catatan cara tersebut tidak lepas dari prinsip- prinsip ajaran agama

Islam.

Dalam metode pendidikan agama Islam ada beberapa metode yang

bisa kita pakai saat proses pembelajaran berlangsung. Dibawah ini

dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip

dasarnya dari Al Qur`an dan Hadis:22

1. Metode ceramah

Yaitu suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui

penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. prinsip dasar

metode ini terdapat didalam Al Qur`an.

2. Metode tanya jawab

Ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa

pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan

atau bacaan yang telah mereka baca. Sedangkan murid memberikan

jawaban berdasarkan fakta. Prinsip metode ini terdapat dalam Hadis.

3. Metode diskusi

Ialah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pembelajaran

dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik atau

membicarakan dan menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan

pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun barbagai altrnative

pemecahan atas suatu masalah. Prinsip metode ini terdapat dalam Al

Qur`an.

4. Metode pemberian tugas

Ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-

tugas tertentu kepada murid- murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa

oleh guru dan murid mempertanggung jawabkannya. Prinsip metode ini

terdapat dalam Al Qur`an.

22

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 281- 286

Page 33: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

26

5. Metode demonstrasi

Adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang

proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu. Sedangkan murid

memperhatikannya. Prinsip metode ini terdapat dalam Hadis.

6. Metode eksperimen

Adalah suatu cara mengajar dengan memerintahkan murid melakukan

sesuatu percobaan, dan setiap proses dari hasil percobaan itu diamati

oleh setiap murid. Sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh

murid sambil memberikan amanah. Prinsip metode ini terdapat dalam

Hadis

7. Metode kerja kelompok

Adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid- muridnya

dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-

tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Prinsip

metode ini terdapat dalam Al Qur`an.

8. Metode kisah

Ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan materi

pembelajaran melalui kisah atau cerita. Prinsip metode ini terdapat

dalam Al Qur`an.

9. Metode amsal

Ialah suatu cara mengajar dimana guru mneyampaikan materi

pembelajaran dengan membuat atau melalui contoh atau perumpamaan.

Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al Qur`an.

10. Metode targhin dan tarhib

Ialah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi

pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan

hukuman terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar

Page 34: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

27

peserta didik melakukan kebaikan dan mnejauhi keburukan. Prinsip

dasar metode ini terdapat dalam Al Qur`an.

Dengan beberapa penjelasan diatas penulis mneyimpulkan bahwa

dengan adanya metode tersebut, maka akan lebih mudah seorang pendidik

dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik saat proses pembelajaran

berlangsung. Juga peserta didik akan lebih mudah mempelajari,

memahami apa yang guru sampaikan kepadanya. Dengan begitu maka

tujuan dari pendidikan Islam nantinya akan memperoleh hasil yang

diinginkan.

E. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus atau sering disebut ABK saja adalah

mereka yang memiliki perbedaan dengan rata- rata anak seusianya atau

anak- anak pada umumnya. Perbedaan ini terjadi dalam beberapa hal,

seperti proses pertumbuhan dan perkembangannya yang mengalami

kesulitan atau penyimpangan baik secara fisik, mental intelektual, sosial,

maupun emosional.23

Juga dapat diartikan mereka yang memerlukan

penanganan khusus yang berkaitan dengan kekhususannya. Anak

berkebutuhan khusus saat ini menjadi istilah baru bagi masyarakat kota.

Jika kita memahami lebih dalam lagi maksud dari “anak- anak

berkebutuhan khusus”, istilah ini sudah tidak terlalu asing. Di Indonesia,

istilah ini lebih populer dengan istilah “anak luar biasa”.24

Dalam pengertian lain anak berkebutuhan khusus adalah mereka

yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga

23

M. Ramadhan, Pendidikan Keterampilan & Kecakapan Hidup untuk Anak

Berkebutuhan Khusus (Jogakarta: Javalitera, 2012), Cet ke- 1 hlm. 10. 24

Aulia Fadhli, Buku Pintar Kesehatan Anak, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Anggrek, 2010), Cet ke- 1,hlm. 16

Page 35: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

28

membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens.25

Istilah “Orang

Berkebutuhan Khusus” (persons with special needs) memiliki pengertian

yang sangat luas dan pertama kali dicantumkan dalam dokumen kebijakan

internasional dalam pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi mengenai

pendidikan berkebutuhan khusus yang dihasilkan dalam Konferensi Dunia

tentang pendidikan berkebutuhan khusus.26

Menurut Mulyono, anak

berkebutuhan khusus dapat diartikan sebagai anak yang mempunyai

kecacatan atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan

berbakat. Seriring perkembangannya, makna ketunaan dapat diartikan

sebagai berkelainan atau luar biasa.27

Disisi lain, menurut Heward anak berkebutuhan khusus adalah anak

yang mempunyai karakteristik berbeda dengan anak pada umumnya tetapi

tidak berarti perbedaan tersebut selalu mengarah kepada ketidakmampuan

secara mental, emosi, ataupun fisik. Menurut Mangunsong anak

berkebutuhan khusus atau anak luar biasa adalah anak yang mempunyai

perbedaan dalam hal; ciri- ciri mental, kemampuan- kemampuan sensorik,

fisik, dan neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan

berkomunikasi, maupun campuran dari dua atau lebih hal- hal diatas dari

rata- rata anak normal; ia memerlukan perubahan yang mengarah pada

perbaikan tugas- tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan lainnya,

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi atau kemampuannya secara

maksimal.28

Berdasarkan dari penjelasan- penjelasan diatas, maka penulis

mengartikan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki

25

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm 138 26

Akhmad Sholeh, Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Terhadap Perguruan

Tinggi, (Yogyakarta: LKIS, 2016), Cet ke- 1, hlm. 20 27

Triyanto, dkk, “Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi:

Prodi PPKn”, Tesis Universitas Negeri Sebelas Maret, 2016, h. 177. Tidak dietrbitkan (t. d) 28

Triyanto, dkk, “Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi:

Prodi PPKn”, Tesis Universitas Negeri Sebelas Maret, 2016, h. 177

Page 36: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

29

ciri khas berbeda dengan anak normal lainnya, ciri khas tersebut terkait

dengan mental, fisik dan lain sebagainya.

F. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus digolongkan menjadi anak berkebutuhan

khusus temporer dan anak berkebutuhan khusus permanen.29

Maksudnya

anak berkebutuhan khusus temporer (sementara) adalah anak yang

memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebebkan oleh

faktor- faktor eksternal, semisal anak yang mengalami gangguan emosi

karena frustasi akibat mengalami pemerkosaan sehingga memungkinkan

anak tidak dapat belajar dengan tenang. Hambatan belajar dan

perkembangan pada anak berkebutuhan khusus ini masih bisa dilakukan

penyembuhan asalkan orangtua dan orang- orang terdekatnya mampu

memberikan terapi penyembuhan yang bisa mengembalikan kondisi

kejiwaan menjadi normal kembali.

Sementara anak berkebutuhan khusus yang bersifat menetap

(permanen) adalah anak yang memiliki hambatan belajar dan

perkembangan akibat langsung karena kecacatan atau bawaan sejak

lahir.30

Adapun yang masuk kategori anak berkebutuhan khusus permanen

adalah sebagai berikut:31

1. Anak dengan gangguan penglihatan (tunanetra), yang terbagi lagi

menjadi:

a. Anak kurang awas (low vision)

b. Anak tunanetra total (totally blind)

29

Laili S. Cahya, “Adakah ABK di Kelasku? Bagaimana Guru Mengenali Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum”, (Yogyakarta: Familia, 2013), Cet ke- 1, hlm. 7 30

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm 140 31

Laili S. Cahya, “Adakah ABK di Kelasku? Bagaimana Guru Mengenali Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum”, hlm. 7- 8

Page 37: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

30

2. Anak dengan gangguan pendengaran dan bicara (tunarungu/ wicara)

terdiri atas:

a. Anak kurang dengar (hard of hearing)

b. Anak tuli (deaf)

3. Anak dengan kelainan kecerdasan, dibagi menjadi:

a. Anak dengan gangguan kecerdasan (intelektual) dibawah rata- rata

(tunagrahita), yang terdiri atas:

1) Anak tunagrahita ringan (IQ 50- 70)

2) Anak tunagrahita sedang (IQ 25- 49)

3) Anak tunagrahita berat (IQ < 25)

b. Anak dengan kemampuan inteligensi diatas rata- rata yang terdiri

atas:

1) Giffted dan genius, yaitu anak yang memiliki kecerdasan diatas

rata- rata.

2) Talented, yaitu anak yang memiliki bakat khusus.

4. Anak dengan gangguan anggota gerak (tunadaksa), yang terbagi

menjadi:

a. Anak layuh anggota gerak tubuh (polio)

b. Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak (cerebral palcy)

5. Anak dengan gangguan perilaku dan emosi (tunalaras)

a. Anak dengan gangguan perilaku, terdiri atas:

1) Anak dengan gangguan perilaku taraf ringan

2) Anak dengan gangguan perilaku taraf sedang

3) Anak dengan gangguan perilaku taraf berat.

b. Anak dengan gangguan emosi, terdiri atas:

1) Anak dengan gangguan emosi taraf ringan

2) Anak dengan gangguan emosi taraf sedang

3) Anak dengan gangguan emosi taraf berat

Page 38: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

31

6. Anak dengan gangguan belajar spesifik, terdiri atas:

a. Anak lamban belajar (slow learner)

b. Anak autis

c. Anak ADHD

G. Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata “Anak Luar Biasa” (ALB) yang menandakan adanya

kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik

yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Di negara Indonesia anak yang

berkebutuhan khusus yang mempunyai gangguan perkembangan dan telah

diberikan layanan antara lain sebagai berikut:32

1. Anak yang mengalami hendaya (impairment) penglihatan (tunanetra),

khususnya anak buta (totally blind), tidak dapat menggunakan indera

penglihatannya untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun

kehidupan sehari- hari. Umumnya belajar maupun kehidupan sehari-

hari. Umumnya kegiatan belajar dilakukan dengan indera rabaan atau

taktil karena kemampuan indera raba sangat menonjol untuk

menggantikan indera penglihatan.

2. Anak menonjol hendaya pendengaran dan bicara (tunarungu wicara),

pada umumnya mereka mempunyai hambatan pendengaran dan

kesulitan melakukan komunikasi secara lisan dengan orang lain.

3. Anak dengan hendaya kemampuan (tunagrahita), memiliki problema

belajar yang disebabkan adanya hambatan perkembangan intelligences,

mental, emosi, social, dan fisik.

32

Sitriah Salim Utina, “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, dalam Jurnal

Manajemen Pendidikan Pendidikan Islam, Vol. 2 No 1 Februari 2014, h. 73- 74

Page 39: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

32

4. Anak dengan hendaya kondisi fisik atau motorik (tunadaksa). Secara

medis dinyatakan bahwa mereka mengalami kelainan pada tulang,

persendian, dan saraf pergerak otot- otot tubuhnya, sehingga

digolongkan sebagai anak yang membutuhkan layanan khusus pada

gerak anggota tubuhnya.

5. Anak dengan hendaya perilaku maladjustment. Anak yang berperilaku

maladjustment sering disebut dengan anak tunalaras. Karakteristik yang

menonjol antara lain sering membuat keonaran secara berlebihan dan

bertendensi kearah perilaku kriminal.

6. Anak dengan hendaya autism (autism children). Anak uatistic

mempunyai kelainan ketidak mampuan berbahasa. Hal ini diakibatkan

oleh adanya cedera pada otak. Secara umum anak autistic mengalami

kelainan berbicara, disamping mengalami gangguan kemampuan

intelektual dan fungis saraf. Kelainan anak autistic meliputi kelainan

berbicara, kelaina fungsi saraf dan intelektual, serta perilaku yang

ganjil. Anak autustic mempunyai kehidupan sosial yang aneh dan

terlihat seperti orang selalu sakit, tidak suka bergaul, dan sangat

terisolasi dari lingkungan hidupnya.

7. Anak hendaya hiperaktif (attention deficit disorder with hyperactive).

Hyperactive bukan merupakan penyakit tetapi suatu gejala atau

symptoms. Symptoms terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

kerusakan pada otak (brain damage), kelainan emosional (an emotional

disturbance), kurang dengar (a hearing deficit), atau tunagrahita

(mental retardation). Banyak sebutan atau istilah hiperaktif atau ADD-

H, antara lain minimal cerebral dysfunction, minimal brain damage

(istilah ini sudah tidak dipergunakan lagi oleh psikolog atau paedagog),

minimal cerebral palsy, hyperactive child syndrome, dan attention

deficit disorder with hyperactive. Ciri- ciri yang dapat dilihat, antara

Page 40: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

33

lain selalu berjalan, tidak mau diam, sulit berkonsentrasi, sulit megikuti

perintah atau suruhan, bermasalah dalam belajar dan kurang atensi

terhadap pelajaran.

8. Anak dengan hendaya belajar (learning disability atau spesific learning

disability). Istilah spesific learning disability ditujukan kepada siswa

yang mempunyai prestasi rendah dalam bidang akadmeik tertentu,

seperti membaca, menulis, dan kemmapuan matematika. Dalam bidang

kognitif umumnya mereka kurang mampu mengadopsi proses

informasi yang datang pada dirinya melalui penglihatan, pendengaran,

maupun persepsi tubuh. Perkembangan emosi dan sosial sangat

memerlukan perhatian antaralain, konsep diri, daya berfikir,

kemampuan sosial, kepercayaan diri, kurang menaruh pehatian, sulit

bergaul dan sulit memperoleh teman. Kondisi kelainan disebabkan oleh

hambatan persepsi (perceptual handicaps), luka pada otak (brain

injury), ketidak berfungsian sebagian fungsi otak (minimal brain

dysfunction), disleksia (dyslexia), dan afasia perkembangan

(developmental aphasia).

9. Anak dengan hendaya kelainan perkembangan ganda

(multihanddicapped and developmentally disable children). Mereka

sering disebut dengan istilah tunaganda yang mempunyai kelainan

perkembangan mencakup hambatan- hambatan perkembangan

neurologis. Hal ini disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan

kemampuan pada aspek inteligensi, gerak, bahasa atau hubungan

pribadi di masyarakat. Kelainan perkembangan ganda juga mencakup

kelainan perkembangan dalam fungsi adaptif. Mereka umumnya

memerlukan layanan- layanan pendidikan khusus dengan midifikasi

metode secara khusus.

Page 41: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

34

H. Definisi Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang mempersatukan layanan

pendidikan luar biasa dengan pendidikan reguler dalam satu sistem

pendidikan atau penempatan semua anak luar biasa di sekilah biasa.

Dengan pendidikan inklusif semua anak luar biasa dapat bersekolah

sekolah terdekat dan sekolah yang menampung semua anak. Dalam

konsep pendidikan luar biasa, pendidikan inklusif diartikan sebagai

penggabungan penyelenggaraan pendidikan luar biasa dan pendidikan

reguler dalam satu sistem pendidikan yang dipersatukan. Adapun yang

dimaksud pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang diselenggarakan

bagi siswa luar biasa atau berkelainan dalam makna dikaruniai

keunggulan.33

Di Indonesia, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan sebagai

sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan

khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang

terdekat dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif

menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian, baik dari segi kurikulum,

sarana dan prasarana pendidikan, mauoun peserta didik. Definisin itu

menunjukkan bahwa sekalipun secara konseptual pendidikan inklusi

mengikutkan semua anak berkebutuhan khusus, tetapi di negara kita lebih

banyak difahami atau ditekankan sebagai upaya mengikutkan anak

berkelainan dalam setting sekolah reguler. Paradigma ini tentu saja sudah

keliru, karena yang dimaksudkan dengan pendidikan inklusif adalah aspek

yang berkaitan dengan anak- anak berkebutuhan khusus tanpa terkecuali.34

33

Alfian, “Pendidikan Inklusif di Indonesia”, dalam Jurnal Pendidikan Inklusi,

Vol. 4 Thun 2013, h. 70 34

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Ar- Ruz Media, 2013), Cet ke- 1hlm. 26- 27

Page 42: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

35

Kemudian penjelasan Huruf G dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 3 ayat 15

menjelaskan bahwa pendidikan inklusi adalah pendidikan yang

memberikan kesempatan bagi peserta didik berkelainan untuk belajar

bersama- sama dengan peserta didik normal pada satuan pendidikan

umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan dengan menyediakan

sarana, pendidik maupun tenaga kependidikan yang sesuai dengan

kebutuhan mereka, dimana mereka mengikuti kurikulum yang disesuaikan

dengan kebutuhannya.35

Penulis mengartikan pendidikan inklusif adalah

pendidikan terbuka yang dapat memberikan kesempatan kepada semua

anak termasuk penyandang disabilitas yang ingin mendapatkan pendidikan

untuk sekolah.

Pendidikan inklusif tampaknya dapat mengatasi kekurangan-

kekurangan yang telah diterapkan oleh sistem segresi, tetapi tidak

bermaksud mengesampingkan kontribusi sistem segregasi yang terlebih

dulu berkembang. Dalam pandangan Staub dan Peck pendidikan inklusif

adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat

secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler

merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun

jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya. Sementara itu, O’Neil

menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan

mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-

sekolah terdekat, di kelas reguler bersama- sama teman seusianya. Melalui

pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik bersama- sama anak lainnya

(normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.36

35

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Pasal 3 ayat 15 Huruf G. 36

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 27

Page 43: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

36

Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi Dakar paragraph 4

menyatakan bahwa inclusive education seeks to address the learning

needs of all children, youth and adults with a spesific focus on those who

are vulnerable to marginalisation and exclusion (UNESCO, 2006).

Pernyataan ini jelas memberikan gagasan tentang pentingnya membangun

kesadaran kepada anak berkebutuhan khusus melalui pendidikan inklusif

yang berupaya memperjuangkan hak- hak mereka agar tidak selalu

termarginalkan dalam lingkungan mereka tinggal. Pengertian pendidikan

inklusif bukan bermaksud memberikan pelabelan negatif kepada anak

yang berkebutuhan khusus, melinkan lebih daripada itu sebagai upaya

untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mereka agar diterima di

sekolah- sekolah umum atau pendidikan formal.37

I. Latar Belakang Pendidikan Inklusi

Sejarah awal dimulainya penyelenggaraan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus yaitu melalui pendidikan khusus berbentuk

segregasi. Model segregasi adalah model tertua dari model pendidikan

khusus. Model segregasi adalah penyelenggaraan pendidikan khusus bagi

anak berkebutuhan khusus dimana anak ditempatkan pada sekolah-

sekolah khusus yang terpisah dari anak normal sebaya. Model integrasi

adalah bentuk kedua pemberian layanan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus dalam satu sekolah terintegrasi dengan anak normal

sebaya. Model inklusi adalah model yang berusaha menjadi penghubung

antara model segregasi dan integrasi dimana selain anak berkebutuhan

khusus memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya,

37

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 27- 28

Page 44: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

37

sekaligus anak berkebutuhan khusus mendapatkan layanan bagi

keterbatasan yang dimiliki agar bisa optimal.38

Harus diakui bahwa kemunculan pendidikan inklusif sesungguhnya

diawali oleh ketidakpuasan sistem segregasi dan pendidikan khusus yang

terlebih dahulu mengiringi perjalanan anak berkelainan dan ketunaan dan

memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan tingkat kemampuan dan

kebutuhan mereka. Kenyataan menunjukkan bahwa latar belakang

penidikan inklusif tidak lepas dari sebuah ironi yang mengiris dari hati

nurani para penyandang cacat yang semakin termarginalkan dalam dunia

pendidikan formal. Bahkan, kesempatan untuk memperoleh pendidikan

saja semakin sulit diraih akibat kebijakan pemerintah yang kurang

mendukung fasilitas kalangan yang disebut different ability.39

Kemunculan pendidikan inklusif bagi anak luar biasa di Indonesia

terjadi ketika sistem pendidikan segregasi kurang mampu memberikan

perubahan bagi anak- anak berkebutuhan khusus atau penyandang cacat.

Pada hakikatnya pendidikan inklusif sudah berlangsung lama, yaitu sejak

tahun 1960 an yang ditandai dengan berhasil diterimanya beberapa lulusan

sekolah luar biasa tunanetra di Bandung masuk ke Sekolah umum,

meskipun ada upaya penolakan dari pihak Sekolah. Lambat laun terjadi

perubahan sikap masyarakat terhadap kecacatan dan beberapa

Sekolahumum bersedia menerima siswa tunanetra. Selanjutnya, pada akhir

1970 an , pemerintah mulai memberi perhatian terhadap pentingnya

pendidikan integrasi demi membantu anak- anak berkebutuhan khusus

agar bia beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.

38

Siti Hajar, “Analisis Kajian Teoritis Perbedaan, Persamaan dan Inklusi dalam

Pelayanan Pendidikan Dasar Bagi Anak Berkebutuhan Khusus”, dalam Jurnal Ilmiah Mitra

Swara Ganesha, Vol. 4 No. 2 (Juli 2017) h. 38 39

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 29- 30

Page 45: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

38

Perhatian pemerintah akan pentingnya pendidikan inklusif

ditunjukan dengan menerbitkan surat persetujuan tentang perlunya

merancang sistem pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus.

Keberhasilan proyek ini telah mendorong penertiban Surat Keputusan

Menteri Pendidikan Nomor 002/U/1986 tentang pendidikan Terpadu bagI

Anak Cacat. Sayangnya, ketika proyek pendidikan integrasi itu berakhir,

implemnetasi pendidikan integrasi semakin kurang dipraktikan, terutama

jenjang SD. Pada akhir 1990 an, upaya baru dilakukan lagi untuk

mengembangkan pendidikan inklusif melalui proyek kerja sama antara

Depdiknas dan pemerintah Norwegia dibawah manajemen Braillo Norway

dan Direktorat PLB (Tarsidi, 2007).

Sementara dokumen resmi terkait dengan pentingnya pendidilan

inklusif bagi anak berkebutuhan khusus adalah pernyataan Salamanca dan

Kerangka Aksi UNESCO (1994), yang merupakan dokumen resmi yang

mengemukakan dasar inklusif yang fundamental dan belum pernah

dibahas dalam dokumen- dokumen sebelumnya. Tidak heran bila saat ini

dokumen Salamanca merupakan dokumen internasional utama tenang

prinsip- prinsip dan praktik pendidikan. Pernyataan dalam dokumen

internasional tersebut semakin mempertgeas pentingnya pendidikan

inklusif bagi anak berkebutuhan khusus, karena pengalaman menunjukkan

bahwa sistem pendidikan segregasi dan integrasi kurang mampu

memberikan kontribusi signifikan demi tercapainya kebutuhan dan masa

depan anak bangsa dalam memperoleh pendidikan yang mecerahkan.40

40

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 29- 31

Page 46: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

39

J. Tujuan pendidikan inklusif

Setiap munculnya paradigma baru tentunya pasti memiliki tujuan

untuk mencapai hasil yang diinginkan, seperti pendidikan inklusif yang

merupakan paradigma baru yang dibentuk karena kurangnya hasil yang

dicapai dalam dunia pendidikan melalui sistem segregasi dan integrasi.

Berikut adalah tujuan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia:41

1. Memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada semua anak

(termasuk anak berkebutuhan khusus) mendapatkan pendidikan yang

layak sesuai dengan kebutuhannya.

2. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar.

3. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan

menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah.

4. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman ,

tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran.

5. Memenuhi amanat konstitusi/ peraturan perundang- undangan:

a. Undang- undang Dasar 19945 pasal 32 ayat (1) yang menegaskan

“setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.

b. Undang- undang Dasar 1945 pasal 32 ayat (2) yang menegaskan

“setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya”.

c. Undang- undang Nomor20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu”.

d. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, Pasal 51 yang menegaskan “anak yang menyandang cacat

41

Alfian, “Pendidikan Inklusif di Indonesia”, dalam Jurnal Pendidikan Inklusi,

Vol. 4 Thun 2013, h. 75

Page 47: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

40

fisik dan atau mental diberikan kesempatan yang sama dan

aksebilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pedidikan luar

biasa”.

e. Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia

(permendiknas)nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif

bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan atau bakat istimewa.

Beberapa hal lain lagi yang perlu dicermati lebih lanjut tentang

tujuan pendidikan inklusif, yaitu:42

1. Memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada semua peserta

didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau

memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya.

2. Mewujdkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai

keanekragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

Dengan demikian jika sistem pendidikan pendidikan inklusif dapat

dijalankan atau diimplementasikan dengan baik maka tujuan- tujuan yang

dijelaskan penulis diatas akan tercapai, sehingga apa yang kita inginkan

untuk anak didik dapat terpenuhi. Dengan begitu maka kita tidak perlu

khawatir karena pendidikan akan berkembang menjadi lebih baik sesuai

yang kita harapkan.

Dengan adanya sekolah- sekolah yang menyelenggarakan

pendidikan inklusif, sesungguhnya itulah salah satu pilar pembaruan

pendidikan dimulai. Untuk itu, pembaruan pendidikan tidak akan dapat

terlaksana apabila masing- masing unit atau subsistem pendidikan tidak

bergerak menuju perubahan yang dinamis tersebut. paling tidak

42

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 39- 40

Page 48: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

41

pembaruan pendidikan dapat dirasakan minimal oleh warga sekolah

penyelnggara pendidikan inklusif itu sendiri. Begitu selanjutnya masing-

masing sekolah telah menyelenggarakan pendidikan inklusif secara penuh

dan didukung oleh semua komponen dan sistem yang ada maka

pembaruan itu telah dimulai dari adanya perubahan.43

Pendidikan khusus

juga bertujuan untuk memungkinkan para siswa meraih potensi mereka.44

Kemudian tujuan pendidikan inklusif yang disebutkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun

2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal

2:45

1. Bahwa pendidikan inklusif memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik,

emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/

atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

2. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai

keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik

sebagaimana yang dimaksud pada huruf a.

Maka dengan begitu hak untuk mendapatkan pendidikan bagi

penyandang disabilitas terpenui. Dan tidak ada lagi alasan penyandang

disabilitas tidak dapat sekolah dengan anak yang normal.

43

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 41 44

Marilyn Friend dan William D. Bursuck, Edisi ke Tujuh Menuju Pendidikan

Inklusi Panduan Praktis Untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2015), Cet ke- 1,

hlm. 5 45

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009

tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 2

Page 49: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

42

K. Landasan Pendidikan Inklusi

Penerapan pendidikan inklusif mempunyai beberapa landasan yang

kuat yang kuat.46

Hal ini penting karena landasan pendidikan inklusif

memberikan kesempatan dan peluang kepada semua orang untuk belajar

bersama- sama tanpa terkecuali. Menurut Dewey, pendidikan harus

menjamin seluruh anggota masyarakat untuk berpeluang memiliki

pengalaman, memberikan makna untuk pengalaman mereka, dan akhirnya

belajar dari pengalaman tersebut. pendidikan juga harus memberikan

kesempatan kepada seluruh anggotanya untuk mencari kesamaan

pengetahuan dan kebiasaan.47

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis utama penerapan pendidikan inklusif di

Indonesia adalah Pancasila yang merupakan lima pilar sekaligus cita-

cita yang didirikan atas pondasi yang lebih mendasar lagi, yang disebut

Bhineka Tunggal Ika. Filasafat ini sebagai wujud pengakuan

kebhinekaan manusia. Baik kebhinekaan vertical maupun horizontal,

yang mengemban misi tunggal sebagai umat tuhan di bumi.

Kebhinekaan vertical ditandai dengan perbedaan, kecerdasan, kekuatan

fisik, kemampuan finansial, kepangkatan, kemampuan pengendalian

diri, dan sebagainya. Sedangkan kebhinekaan horizontal diwarnai

dengan perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, tempat

tinggal, daerah, afiliasi politik, dan sebagainya. Walaupun diwarnai

dengan keberagaman, dengan kesamaan misi yang diemban, menjadi

kewajiban untuk membangun kebersamaan dan interaksi dilandasi

dengan saling membutuhkan.

46

Alfian, “Pendidikan Inklusif di Indonesia”, dalam Jurnal Pendidikan Inklusi,

Vol. 4 Thun 2013, h. 73 47

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 72

Page 50: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

43

Bertolak dari filosofi Bhineka Tunggal Ika, kelainan (kecacatan)

dan keterbatasan hanyalah satu bentuk kebhinekaan seperti halnya

perbedaan suku, ras, bahasa budaya, atau agama. Didalam diri individu

berkelainana pastilah dapat ditemukan keunggulan- keunggulan

tertentu, sebaliknya didalam diri individu berbakat pasti terdapat juga

kecacatan tertentu, karena tidak hanya makhluk di bumi ini yang

diciptakan sempurna. Kecacatan dan keunggulan tidak memisahkan

peserta didik satu dengan yang lainnya, seperti halnya perebdaan suku,

bahasa, budaya, atau agama. Hal ini harus diwujudkan dalam sistem

pendidikan. Sistem pendidikan harus memungkinkan terjadinya

pergaulan dan interaksi antar siswa yang beragam, sehingga mendorong

sikap silih asah, silih asih, dan silih asuh dengan semangat toleransi

speerti halnya yang dijumpai atau dicita- citakan dalam kehidupan

sehari- hari.

2. Landasan Religius

Sebagai bangsa ynag beragama, penyelenggara pendidikan

inklusif tidak bisa lepas dari konteks agama karena pendidikan

merupakan tangan utama dalam mengenal Tuhan. Tuhan tidak

sekaligus menjadikan manusia di atas bumi beriman kepada- Nya,

tetapi masih melalui proses kependidikan yang berkeimanan dan

Islami. Dalam hubungan dengan konsepsi pendidikan Islami yang

nativistis, faktor pembawaan diakui pula sebagai unsur pembentuk

corak keagamaan dalam diri manusia.

Ada banyak ayat Al Qur`an yang menjelaskan tentang landasan

religius dalam penyelenggara pendidikan inklusif. Faktor religius yang

digunakan untuk penjelasan ini adalah Surah Al- Hujurat (49) ayat 13

yang berbunyi:

Page 51: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

44

ها يأ وبا ٱلناس ي ع م ش نث وجعلنل

ن ذكر وأ م ن إنا خلقنل

م عند كرنل وقبائل لعارف وا إن أ م إن ٱلل تقىل

أ عليم ٱلل

١٣خبير Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujarat [49]:

13)

Ayat tersebut memberikan perintah kepada kita, agar saling

ta’aruf, yaitu saling mengenal dengan siapapun, tidak memandang latar

belakang, sosial, ekonomi, ras, suku, bangsa, dan bahkan agama. Inilah

konsep Islam yang begitu universal, yang memandang kepada semua

manusia dihadapan Allah adalah sama, justru hanya tingkat

ketakwaannyalah menyebabkan manusia mulia dihadapan Allah.

Secara jelas, pernyataan ini bersumber dari QS Al- Maidah (5) ayat 2

yang berbunyi:

وتعاون وا عل .... ب ثم ول تعاون وا عل ٱلقوى و ٱل دون و ٱل ....ٱلع

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa,

dan janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan

permusuhan”.(QS Al Maidah [5]: 2)

Ayat tersebut juga memberikan perintah kepada kita agar kita

memberika pertolongan kepada siapa saja, terutama kepada mereka

yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang keluarga dan dari

mana dia berasal, lebih- lebih mereka yang mengalami keterbatasan

atau kecacatan fisik, sebagai contoh tunanetra, tunadaksa, tunarungu,

tunagrahita, dan tunalaras. Anak didik yang membutuhkan layanan

Page 52: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

45

pendidikan inklusif pada hakikatnya adalah manifestasi dari manusia

sebagai makhluk yang berbeda atau individual difference.

Bila kita mencermati ayat- ayat Al Qur`an mengenai hakikat

fitrah manusia, ternyata ada kesamaan antara landasan filosofis dan

landasan religius. Dalam konteks kebenaran hakiki, landasan filsafat

menggunakan rasio atau akal, sementara landasan agama menggunakan

wahyu. Lalau apa kesamaan dan titik temunya bila keduanya

bersentuhan satu sama lain? Ternyata sumber hakikinya terletak pada

Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi landsan fundamental bagi setiap

manusia untuk mendapatkan kebaikan dan keberkatan.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis dalam pelaksanaan pendidikan inklusif

berkaitan langsung dengan hierarki, undang- undang, peraturan

pemerintah, kebijakan direktur jenderal, hingga peraturan sekolah.

Fungsi dari landasan yuridis ini adalah untuk memperkuat argumen

tentang pelaksanaan pendidikan inklusif yang menjadi bagian penting

dalam menunjang kesempatan dan peluang bagi anak berkebutuhan

khusus. Penyelenggaraan pendidikan inklusif juga berkaitan dengan

kesepakatan- kesepakatan internasional yang berkenaan dengan

pendidikan.

Landasan yuridis internasonal tentang penerapan pendidikan

inklusif adalah deklarasi Salamanca (UNESCO), (1995) oleh para

menteri pendidikan sedunia. Deklarasi ini sebenarnya penegasan

kembali atas Deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan berbagai

deklarasi lanjutan yang berujung pada peraturan standar PBB yahun

1993 tentang kesempatan yang sama bagi individu kelainan

memperoleh pendidikan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan

yang ada. Di Indonesia, penerapan pendidikan inklusif dijamin oleh

Page 53: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

46

Undang- Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa

penelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkelainan atau

memiliki kecerdasan luar biasa diselenggarakan secara inklusif atau

berupa sekolah khusus.

Dengan melihat landasan yuridis tersebut, tidak ada kata menolak

bagi sekolah- sekolah reguler untuk menerima anak berkebutuhan

khsusu (ABK). Namun realitas yang terjadi, banyak sekolah- sekolah

yang tidak mau menerima anak berkebutuhan khusus dengan berbagai

macam alasan. Penunjukkan bukanlah sebagai tujuan, yang terpenting

adalah nilai ibadah dengan menididk mereka (anak berkebutuhan

khusus). Namun juga terbesit harapan kiranya pemerintah lebih

memerhatikan lagi.

4. Landasan Pedagogis

Pada pasal 3 Undang- Undang No 20 tahun 2003, disebutkan

bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang berdemokratis dan

bertanggung jawab. Jadi, melalui pendidikan, peserta didik berkelainan

dibentuk menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab yaitu individu yang mampu menghargai perbedaan dan

berpartisipasi dalam masyarakat. Tujuan ini mustahil tercapai jika sejak

awal mereka diisolasikan dari teman sebayanya di sekolah- sekolah

khusus. Betapapun kecilnya, mereka harus diberi kesempatan bersama

teman sebayanya.

Page 54: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

47

5. Landasan Empiris

Penelitian tentang inklusif telah banyak dilakukan di Negara-

Negara Barat sejak 1980 an, namun penelitian yang berskala besar

dipelopori oleh The National Academy Of Science (Amerika Serikat).

Hasilnya menunjukkan bahwa klasifikasi dan penempatan anak

berkelainan di sekolah, kelas, atau tempat khusus tidak efektif dan

diskriminatif. Layanan ini merekomendasikan agar pendidikan khusus

secara segregatif hanya diberikan terbatas berdasarkan hasil identifikasi

yang tepat. Beberapa pakar bahkan mengemukakan bahwa sangat sulit

untuk melakukan identifikasi penempatan anak berkelainan secara tepat

karena karakteristik mereka yang sangat heterogen. Beberapa peneliti

kemudian melakukan metaanalisis (analisis lanjut) atas hasil banyak

penelitian sejenis. Hasil analisis yang dilakukan oleh Carlberg dan

Kavale (1980) terhadap 50 tindakan penelitian Wan dan Baker

(1985/1986) terhadap 11 tindakan penelitian, dan Baker (1994)

terhadap 13 tindakan penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

inklusif berdampak positif, baik terhadap perkembangan akademik

maupun sosial anak berkelainan dan teman sebayanya.

Pendidikan didalam sistem pendidikan umum dan tidak

didiskrminasikan telah disorot dalam instrumen- instrumen yang lebih

rinci seperti deklarasi Jomtien dan Konvensi PBB tentang hak anak.

Namun, hak atas pendidikan tidak secara otomatis mengimplikasikan

inklusi. Hak atas pendidikan inklusi yang paling jelas telah dinyatakan

dalam pernyataan Salamanca dan kerangka aksi yang menekankan

bahwa sekolah membutuhkan perubahan dan penyesuaian. Pendidikan

inklusif merupakan perkembangan terkini dari model pendidikan bagi

anak berkelainan yang secara formal kemudian ditegaskan dalam

pernyataan Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan

Page 55: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

48

Berkelainan pada bulan juni 1994 bahwa “prinsip mendasar dari

pendidikan inklusif adalah selama memungkinkan, semua anak

seyogyanya belajar bersama- sama tanpa memandang kesulitan ataupun

perbedaan secara fisik, intelektual, sosial, emosional, bahasa, atau

kondisi lain, termasuk anak penyandang cacat dan anak berbakat, anak

jalanan, anak yang bekerja, anak dari etnis, budaya, bahasa, minoritas

dan kelompok anak- anak yang tidak beruntung dan terpinggirkan,

inilah ynag dimaksud oneschool for all.48

Dengan demikian, adanya landasan- landasan pendidikan inklusif

yang sudah dijelaskan diatas, maka tidak ada keraguan untuk

mengecam bahwa pendidikan inklusi kurang baik untuk anak

berkebutuhan khusus yang memiliki kecacatan rendah dan masih bisa

ditangani atau masih dapat berbaur dengan teman- teman sebayanya.

Karena dengan adanya pendidikan inklusif inilah maka sikap- sikap

yang tidak baik, seperti sikap diskriminasi terhadap orang lain akan

berkurang, bahkan tidak ada. Karena rasa menerima kekurangan orang

lain dan toleransi akan tumbuh dalam hati dengan sendirinya sejak

belajar sekolah tersebut.

L. Kurikulum Pendidikan Inklusif

Menurut Johnson kurikulum merupakan seperangkat hasil belajar

yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam satu program pendidikan.49

Kurikulum pendidikan inklusi menggunakan kurikulum sekolah reguler

(kurikulum nasional) yang dimodifikasi (diimprovisasi) sesuai dengan

tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan

48

Alfian, “Pendidikan Inklusif di Indonesia”, dalam Jurnal Pendidikan Inklusi,

Vol. 4 Thun 2013, h. 76 49

Budiyanto, Pengantar Pendidikan Inklusif, (Jakarta: Divisi Kencana, 2017),

Cet, ke- 1, hlm. 39

Page 56: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

49

mempertimbangkan karakteristik dan tingkat kecerdasannya.50

Dalam

modifikasi kurikulum, pemerintah akan memberikan bantuan profesional

dalam melakukannya.

Namun untuk mendapatkan beberapa bantuan dari pemerintah untuk

pendidikan inklusi, maka sekolah yang menjalankan program pendidikan

inklusi sebaiknya mengajukan ke pemerintah, untuk agar diakuinya bahwa

sekolah tersebut menjalankan program pendidikan inklusi. Karena telah

dijelaskan pula dalam Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggara Pendidikan Bab XIII

Pendirian Satuan Pendidikan Pasal 182 ayat (1) dan (5) yaitu:51

1. Pendirian program atau satuan pendidikan, pendidikan anak usia dini

formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi wajib memperoleh izin pemerintah atau pemerintah daerah

sesuai dengan kewenangannya.

5. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk satuan

pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

diberikan oleh Gubernur.

Jika peraturan diatas dijalankan, maka sekolah yang

menyelanggarakan program pendidikan inklusi akan diberi bantuan atau

dana. Seperti yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan

inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 11 yaitu:52

50

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 171. 51

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggara Pendidikan Bab XIII Pendirian Satuan Pendidikan Pasal 182 ayat (1) dan (5) 52

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009

tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 11

Page 57: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

50

1. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif berhak

memperoleh bantuan profesional sesuai dengan kebutuhan dan

pemerintah kabupaten/ kota.

2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat dapat

memberikan bantuan profesional kepada satuan pendidikan

penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Bantuan profesional sebagai dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan

melalui kelompok kerja pendidikan inklusif, kelompok kerja

organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga mitra

terkait, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

4. Jenis dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:

a. Bantuan profesional perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan

evaluasi.

b. Bantuan profesional dalam penerimaan, identifikasi dan asesmen,

prevensi, intervensi, kompensatoris dan layanan advokasi peserta

didik.

c. Bantuan profesional dalam melakukan modifikasi kurikulum,

program pendidikan individual, pembelajaran, penilaian, media,

dan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang asesibel.

5. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif dapat

bekerjasama dan membangun jaringan dengan satuan pendidikan

khusus, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga rehabilitasi,

rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat, klinik terapi, dunia

usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat.

Kemudian, dengan dilakukannya modifikasi kurikulum, program

pendidikan individual, dan pembelajaran maka dengan begitu anak

berkebutuhan khusus akan mendapatkan soal yang tidak sama dengan

anak- anak normal lainnya saat ujian atau ulangan harian. Karena sudah

Page 58: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

51

dimodifikasi sesuai dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus

tersebut.

Mohammad Takdir Ilahi juga menjelaskan bahwa kurikulum

akademik dapat dipilih dengan menyesuaikan kebutuhan anak

berkebutuhan khusus menjadi:53

1. Anak dengan kemampuan akademik rata- rata dan diatas tinggi

disiapkan kurikulum terpadu dengan kurikulum normal atau

kurikulum modifikasi.

2. Anak dengan kemampuan akademik sedang (di bawah rata- rata)

disiapkan kurikulum fungsional/ vokasional

3. Anak dengan kemampuan akademik sangat rendah disiapkan

kurikulum pengembangan bina diri. Juga perlu disiapkan kurikulum

kompensatoris, yaitu kurikulum khusus untuk meminimalisasi

barier pada setiap anak berkebutuhan khusus.

Dari beberapa penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa

dalam menyelenggarakan program pendidikan inklusi disebuah sekolah,

sebaiknya segala yang berhubungan dengan pembelajaran anak

berkebutuhan khusus harus dimodifikasi sesuai dengan kemampuan anak

berkebutuhan khusus tersebut. contohnya: kurikulum, pembelajaran,

pendidikan individual dan lain sebagainya.

M. Evaluasi atau penilaian

Menurut Budiyanto evaluasi atau penilaian adalah kegiatan

terencana untuk mengukur keberhasilan suatu prgram.54

Menurut Syaiful

Bahri Djamarah dan Aswan Zain evaluasi adalah suatu tindakan atau

proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.55

Dalam sebuah penilaian

53

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 171. 54

Budiyanto, Pengantar Pendidikan Inklusif, hlm. 170 55

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 187

Page 59: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

52

tidak hanya sekedar menilai, tetapi juga ada standar penilaiannya. Seperti

yang disebutkan dalam Peraturan Pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan pasal

3, yaitu:

1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah meliputi aspek:

a. Sikap

b. Pengetahuan, dan

c. Keterampilan

2. Penilaian sikap bagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.

3. Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan

pengetahuan peserta didik.

4. Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan

peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas

tertentu.

Penilaian pengetahuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,

dan atau pemerintah.

Kemudian Muhammad Takdir Ilahi menjelaskan bahwa kegiatan

evaluasi dan penilaian pada sekolah pada umumnya dilakukan dalam

ulangan harian, ulangan umum, ujian akhir. Evaluasi tersebut biasanya

dilakukan secara serentak dan soalnya seragam untuk semua siswa. Hal ini

dilakukan karena didasari asumsi bahwa dalam satu kelas memiliki

kemampuan yang sama atau hampir sama. Dengan demikian, perbedaan

Page 60: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

53

individu nyaris tidak mendapat perhatian. Ditinjau dari sistem evaluasinya

didasarkan pada acuan norma sehingga nilai rata- rata dan rangking

menjadi konsekuensi logis sistem ini. Namun bagi anak berkebutuhan

khusus, jenis evaluasi yang diberikan harus sesuai dengan tingkat

kemampuan dan kecerdasan mereka dalam menerima mata pelajaran.

Dari beberapa penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

penilaian yang dilakukan pada sekolah, harus sesuai dengan standar

penilaian yang ada. Kemudian evaluasi pada sekolah yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi harus diberikan sesuai dengan

tingkat kemampuan anak berkebutuhan tersebut. karena akan tidak

seimbang dan tidak adil bagi anak berkebutuhan khusus jika harus

disamakan dengan anak normal lainnya.

Kemudian faktor keberhasilan disebuah pendidikan inklusi, dalam

membantu anak mencapai nilai- nilai akademik maupun nonakademis

adalah adanya tenaga pendidik atau guru profesional dalam bidangnya

masing- masing untuk membina dan mengayomi anak berkebutuhan

khusus. tenaga pendidik atau guru yang mengajar hendaknya memiliki

kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan sikap tentang materi yang ajan diajarkan/ dilatihkan,

dan memahami karakteristik siswa.56

Maka dalam merekrut seorang guru harus memiliki kualifikasi yang

tepat. Seperti yang disebutkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV Guru bagian kesatu

Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9 yaitu sebagai

berikut:57

56

Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 178. 57

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen Bab IV Guru bagian kesatu Kualifikasi, Kompetensi dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9

Page 61: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

54

8. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

9. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program

diplomat 4.

Dengan demikian jika sebuah sekolah yang menyelenggarakan

program pendidikan inklusi merekrut seorang pembimbing khusus, maka

diharapkan untuk mengikuti kualifikasi yang sudah dijelaskan dalam

Undang- Undang diatas.

Page 62: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Dua Mei Ciputat yang beralamat di

Jl. H. Abdul Gani No. 135, Kelurahan Cempaka Putih.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu peneltian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Mei sampai

6 Agustus 2018.

B. Metode Penelitian

Metode berasa dari bahasa Yunani “methodos”adalah cara atau

jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud

yang diinginkan. Cara dimaksud dilakukan dengan metode ilmiah yang

terdiri dari berbagai tahapan dan langkah- langkah. Oleh karena itu,

metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untu

menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan langkah- langkah tersebut,

siapapun yang melaksanakan penelitian dengan mengulang atau

menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek yang

sama akan memperoleh hasil yang sama pula.1

Menurut Jonaedi dan Johnny Ibrahim metode penelitian adalah tata

cara bagaimana melakukan penelitian. Metode penelitian membicarakan

mengenai tata cara pelaksanaan penelitian.2 Istilah metode penelitian

terdiri dari atas dua kata, yaitu kata metode dan penelitian. Kata metode

1 Muharto dan Arisandy Ambarita, Metode Penelitian Sistem Informasi,

(Yogyakarta: Deepublish, 2016), Cet ke- 1, hlm. 23 2 Jonaedi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,

(Depok: Prenadamedia, 2016), Cet ke- 2 hlm. 2

Page 63: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

56

brasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti cara atau menuju

suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek

penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertangungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.3

Dengan beberapa pengertian metode penelitian diatas, maka penulis

menyimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara atau suatu jalan yang

harus dilalui untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan. Karena

dengan melalukan beberapa prosedur yang terdapat didalam metode

penelitian maka seorang peneliti akan lebih mudah untuk mendapatkan

hasil penelitian dan dapat pula mempertanggung jawabkan hasil penelitian

tersebut.

C. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk pendekatan penelitian lapangan (field

research), sebab data yang dikumpulkan berasal dari objek yang

bersangkutan secara langsung. Disini penulis juga akan melakukan jenis

penelitian deskriptif yang artinya memberi gambaran yang jelas dan

cermat tentang suatu individu, keadaan, konsep, gejala atau kelompok

tertentu.4. dalam sebuah penelitian ada beberapa metode yang digunakan

dalam mengumpulkan data yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

Kemudian penulis sendiri ingin menggunakan metode kualitatif, maka

jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

dimana pada proses penelitian inilah nantinya penulis mendapatkan data

3 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2003), hlm. 24 4 Saiffudin Dkk, Strategi dan Teknik Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: CV Budi

Utama, 2017), Cet ke- 1, hlm. 29- 30

Page 64: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

57

secara mendalam berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

yang diperlukan agar dapat diamati.

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut Johni Dimyati sumber data ialah darimana data itu dapat

diperoleh. Apabila peneliti didalam mengumpulkan data dengan

menggunakan kuesioner, maka sumber data disebut responden. Jadi

pengertian sumber data ialah subjek atau objek penelitian dimana darinya

akan diperoleh data.5 Menurut Sugiyono brdasarkan sumbernya, data

dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data

skunder:6

1. Data Primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan.

2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat

ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber

data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal, serta situs di internet yang

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Peneliti disini akan menggunakan dua sumber data diatas yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk sumber data primer

yang akan penulis gunakan yaitu seperti hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Guru- Guru Shadow dan juga Guru

Pendidikan Agama Islam. Dan untuk sumber data sekunder yang akan

5 Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada

Pendidikan Anak Usia Dini Paud, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet ke- 1, hlm. 39 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R%D, ( Bandung:

Alfabeta, 2009) Cet. Ke 8, hlm. 137

Page 65: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

58

penulis gunakan yaitu jurnal, tesis, perkataan dan perilaku manusia, benda,

kondisi, situasi, atau proses tertentu, catatan resmi, dokumen-dokumen,

arsip, sumber buku, skripsi, tesis, disertasi, dan buku-buku yang berkaitan

dengan pembahasan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian,

sehingga memerlukan teknik pengumpulan data yang tepat agar

menghasilkan data yang sesuai. tanpa memiliki kemampuan teknik

pengumpulan data, peneliti akan sulit mendapatkan data penelitian

standar.7 Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan. Macam- macam teknik pengumpulan data yaitu:

observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan atau triangulasi.8

1. Observasi

Peneliti disini melakukan observasi dalam mengumpulkan data artinya

mengamati langsung tempat objek penelitian yaitu di Sekolah SD Dua

Mei Ciputat. Peneliti mengamati anak- anak berkebutuhan khusus

dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, disamping itu

juga mereka belajar dengan didampingi oleh guru Shadow, namun tidak

semua anak berkebutuhan khusus yang bisa mengikuti materi yang

disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Karena pengertian

7 Firdaus dan Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:

Depublish, 2018), Cet ke- 1, hlm. 103 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2016), Cet ke- 23 hlm. 224- 225

Page 66: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

59

dari observasi sendiri adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

2. Wawancara

Setelah melakukan pengamatan dan observasi maka peneliti melakukan

wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam mengapa tidak

semua anak berkebutuhan khusus mengikuti materi yang disampaikan

oleh beliau. Kemudian dengan seperti itu lalu bagaimana proses

pembelajaran mereka, dan bagaimana hasil prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam mereka. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti kepada

Kepala Sekolah dan juga guru Pendidikan Agama Islam. Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan data secara lisan dan real. Sesuai dengan

pengertian wawancara itu sendiri yaitu satu instrumen yang digunakan

untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara

mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail.9

3. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan beberapa dokumentasi yang didapat dari

tempat penelitian yaitu sekolah SD Dua Mei Ciputat, berupa foto- foto,

RPP, dan nilai evaluasi anak berkebutuhan khusus (rapot). Peneliti

mengamati RPP Pendidikan Agama Islam untuk anak berkebutuhan

khusus ternyata dibuat sama dengan kurikulum 2013, dan kurikulum

atau pembelajaran untuk anak normal lainnya dengan anak

berkebutuhan khusus tidak dibedakan. Semua dibuat sama. Peneliti

melakukan pengumpulan data dengan dokumentasi karena sesuai

dengan pengertian dari dokumentasi itu sendiri yaitu metode

pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan

dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data

9 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press,

2014), Cet ke 1, hlm. 74- 75

Page 67: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

60

berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cendramata,

jurnal kegiatan dan lain sebagainya.10

4. Gabungan atau Triangulasi

Kemudian selanjutnya cek and ricek. Tadi sudah dijelaskan, peneliti

melakukan observasi dan pengamatan langsung di tempat objek

penelitian, kemudian juga melakukan wawancara tidak hanya satu

orang terkait sekolah inklusi, juga memeriksa beberapa beberapa

dokumentasi yang sudah dikumpulkan dan ternyata hasilnya ketika

sudah dibandingkan tidak sesuai dan ada yang sesuai dengan teori yang

sudah dijelaskan penulis di babII. dengan triangulasi peneliti

mendapatkan data yang valid karena dengan menggunakan gabungan

atau triangulasi maka peneliti sekaligus membandingkan setiap hasil

dari analisis dengan hasil observasi juga dengan teknik pengumpulan

data yang lain. karena dalam teknik pengumpulan data, Triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

daya yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data11

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data Gabungan atau

triangulasi untuk mendapatkan akurasi data dan informasi dengan

membandingkan antara hasil wawancara dengan observasi,

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Tujuan

penelitian kualitatif memang bukan semata- mata mencari kebenaran,

tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam

10

Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, hlm. 33 11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D), (Bandung: Alfabeta, CV, 2017), Cet ke- 25, hlm. 330

Page 68: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

61

memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan informasi

salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum.

Selanjutnya Mathinson mengemukakan bahwa “the value of

triangulation lies in providing evidence – whetever convergent,

inconsistent, or contracdictory”. Nilai dari teknik pengumpulan data

dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh

convergent (meluas). Tidak konsisten atau kontrakdiksi. Oleh karena itu

dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka

data yang diperoleh akan konsisten, tuntas dan pasti. Menurut Patton juga

dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data bila

dibandingkan dengan satu pendekatan.12

F. Teknik Analisis Data

Menurut Iskandar melakukan analisis berarti melakukan kajian

untuk mengenali struktur suatu fenomena. Analisis dilaksanakan dengan

melakukan telaah terhadap fenomena- fenomena secara keseluruhan,

maupun terhadap bagian- bagian yang membentuk fenomena tersebut serta

hubungan keterkaitan diantara unsur pembentukan fenomena. Bogdan dan

Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang mencari usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang

disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada

tema dan ide itu.

Menurut Gay “Analysis of data can investigated by comparing

responses on one data with responses on other data”. Analisis data

dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu dengan data

yang lain. Selanjutnya Sujana menyatakan analisis data kualitatif bertolak

12

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D), hlm. 332

Page 69: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

62

dari fakta atau infromasi dilapangan. Fakta atau informasi tersebut

kemudian diseleksi dan dikembangkan menjadi pertanyaan- pertanyaan

yang penuh makna.13

Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualititatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/

verification. Penjelasannya sebagai berikut:14

1. Data Collection (pengumpulan data) penulis mengadakan pengumpulan

data penelitian, langsung ke tempat penelitian dengan menggunakan

metode observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Hasil

pengumpulan data berupa catatan lapangan atau hasil observasi,

transkrip wawancara, dan dokumentasi.

2. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting., dicari tema

dan polanya.

3. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

13

Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013),

hlm. 257- 258 14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 246

Page 70: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

63

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Miles and

Huberman selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data

selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,

network (jejaring kerja).

Komponen dalam analisis data (interactive model)

Penjelasan tentang metode penelitian diatas, adalah tahap- tahapan

peneliti dalam mengolah data dalam melakukan penelitian dan untuk

menjawab rumusan masalah pada bab IV, analisis peneliti.

Page 71: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

65

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Gambaran Umum SD Dua Mei Ciputat

1. Sejarah di Selenggarakannya Pendidikan Inklusi di SD Dua Mei

Ciputat

SD Dua Mei Ciputat merupakan sekolah swasta yang didirikan

oleh Yayasan Dua Mei. Yayasan Dua Mei sebagai lembaga pendidikan

dalam kegiatan pendidikannya dihadapkan kepada hal-hal yang perlu

dikomunikasikan, yaitu kegiatan dan usahanya seperti program sekolah,

siswa, tenaga pengajar, fasilitas dan hasil pembelajaran. Hal tersebut

sangat diperlukan bagi pihak-pihak terkait dengan yaysan pendidikan

dua Mei.

Yayasan Dua Mei berdiri pada tanggal 7 Agustus 1985 dengan

akta Notaris Ny. Sumardilah Oriana Roosdilan, SH No. 26. Dan pada

tanggal 7 Agustus 1999 yayasan pendidikan Dua Mei melakukan

penyempurnaan organisasi secara keseluruhan di depan notaries

Marthim Aliunir, SH. Cita-cita luhur pendirian yayasan yaitu berperan

serta pemerintah dalam meningkatkan kecerdasan bangsa dengan

membina dan mengembangkan pendidikan dalam arti seluas-luasnya.

Yayasan berupaya membentuk masyarakat yang berilmu, dan bertaqwa

kepada Allah Swt, serta cinta bangsa dan Negara.

Tujuan yayasan pendidikan Dua Mei yaitu menyelenggarakan

pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kualitas generasi muda

yang berilmu pengetahuan, berwawasan luas, memiliki kepribadian dan

mental spiritual yang tinggi, bersama-sama pemerintah mencerdaskan

bangsa di bidang pendidikan sosial dan budaya. Pendirian Yayasan Dua

Mei diawali dengan peresmian sekolah Taman Kanak-kanak sebagai

Page 72: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

66

cikal bakal jenjang sekolah berikutnya. Kemudian dilanjut mendirikan

jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) sebagai sekolah unggulan yang handal dalam

mencerdaskan anak bangsa yang akan menjadi pemimpin masa datang

dan siap menghadapi era globalisasi.

SDS Dua Mei Ciputat didirikan tahun 1987 dan dipimpin oleh

Ny. Yayah Rokayah (1987-1993), dilanjutkan oleh Ny. Yoyoh (1993-

1996), Yeyen Khaerudin, S.Pd (1993-2007), Sri Mulyani, S.Pd (2007-

2015) dan kemudian sekarang dipimpin oleh Siti Badriyah M.Pd.I

(2015-Sekarang). SDS Dua Mei Ciputat terakreditasi A pada Tanggal

22 November 2017. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum

2013, SDS Dua Mei Ciputat menjadi sasaran saat adanya peraturan

pertamakali dicetuskannya model kurikulum 2013. Dari kelas satu

hingga kelas enam sudah menyeluruh menggunakan kurikulum 2013.

Sebutan mereka adalah SDS (Sekolah Dasar Swasta), Sekolah SD Dua

Mei Ciputat adalah sekolah swasta dan mereka menyebutnya dengan

nama SDS Dua Mei Ciputat.

SDS Dua Mei Ciputat juga menjalankan peraturan pemerintah

tentang adanya sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah regular

(biasa) yang menerima ABK dan menyediakan sistem layanan

pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan

khusus (ATBK) dan ABK melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran,

penilaian, dan sarana prasarananya Dimana Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) ikut belajar bersama anak-anak normal lainnya, dengan

didampingi guru shadow. Setiap satu kelas terdapat maksimal dua

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang ikut belajar dengan

didampingi satu orang guru shadow setiap kelas masing-masing.

Page 73: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

67

Dari hasil wawancara dengan ibu Kepala Sekolah SDS Dua Mei

Ciputat pada tanggal 23 bulan 05 Tahun 2018 pukul 11. 38 terkait

dengan sejarah berdirinya pendidikan SDS Dua Mei Ciputat beliau

mengatakan

“Bahwasanya sekolah SDS Dua Mei Ciputat tidak langsung

membuka sekolah tersebut berprogram inklusi, yayasan

mendirikan sekolah SD itu karna dia punya putra, punya anak

yang berkebutuhan khusus, makanya dia mendirikan sekolah

sendiri. Awal ikhwalnya pencetus nya lah karna punya Aini tapi

gak langsung sekolah inklusi, tapi dia udah sekolah di reguler

seperti sekolah umum bukan sekolah SLB . cuman sekolah SD

dua Mei itu sampai sekarang secara yuridis belum ada izin untuk

inklusinya.baru defaktonya aja. Itu yang tahun lalu sempat baru

pembicaraan aja antara yayasan sama saya , buk Siti kayaknya

ada baiknya diurus aja biar tercatat resmi bahwa SD Dua Mei itu

sekolah inklusi padahal udah belasan tahun kita menjalankan, tapi

belum tercatat resmi secara kedinasan.

Jadi sebenarnya kalau dari kedinasan kita ini sekolah

umum, sekolah biasa jadi intinya belum izin resmi bahwa kita itu

menerima anak berkebutuhan khusus. Tapi kan dalam perundang-

undangan setiap anak itu berhak mendapatkan pendidikan kan?

Kita gag boleh menolak anak- anak yang berbeda, kita gag boleh

tolak kita harus terima itu, Itu karena acuan kita. Kenapa mesti

harus diurus? Nah sebenarnya dengan diurus tercatat resmi kita

akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Itu tujuannya, salah

satunya sayang kalau pemerintah tidak tahu nih kalau SD Dua

Mei itu menerima anak berkebutuhan khusus, mestinya kan kita

dibantu di subsidi di lengkapi segala macam sarana prasarananya.

Dari zaman dahulu juga masih adem ayem aja sampai sekarang

ya udah, saya juga cumn fokus apa yang ada didepan mata. Kalau

secara dinas kota, provinsi secara resmi belum mendapat izin ini

sekolah inklusi. Intinya sih bukan izin tapi dapat SK kalau

sekolah sudah dapat izin konvesional. Ga boleh ni menerima.

sebenarnya yang kita yang rugi, kalau tidak tercatat resmi kita

tidak dapat bantuan, ya tahu kan kalau dapat bantuan buat

gurunya, buat sarana, apa segala- galanya. Ibu sih belum berfikir

kesana, makanya masih kalau ulangan itu dianggap anak reguler

padahal mah anak berkebutuhan khusus. Alhamdulillah sih

mereka sudah bisa baca, jadi ya tidak masalah. Toh juga anak

Page 74: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

68

berekebutuhan khusus kan pintar, anak reguler aja juga banyak

yang oneng.1

Dari penjelasan diatas berarti sekolah tersebut tidak mengikuti

apa yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggara Pendidikan

Bab XIII Pendirian Satuan Pendidikan Pasal 182 ayat (1) dan (5) yaitu

sebagai berikut:

1. Pendirian program atau satuan pendidikan, pendidikan anak usia

dini formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi wajib memperoleh izin pemerintah atau

pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

5. izin pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk satuan

pendidikan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

diberikan oleh Gubernur.

Penjelasan dari wawancara diatas juga menunjukkan bahwa

kepala sekolah menyadari adanya kerugian dari sisi penerimaan dana

dan perhatian pemerintah terhadap sekolah SD Dua Mei Ciputat.

Karena sekolah inklusif yang sudah mendaftarkan diri ke pemerintah,

akan mendapatkan dana atau berupa bantuan untuk sekolah tersebut

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta

didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/

atau bakat istimewa pasal 11 yaitu:

1. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif berhak

memperoleh bantuan profesional sesuai dengan kebutuhan dan

pemerintah kabupaten/ kota.

1 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah,

Ciputat, 23 Mei 2018

Page 75: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

69

2. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat dapat

memberikan bantuan profesional kepada satuan pendidikan

penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Bantuan profesional sebagai dimaksud pada ayat (2) dapat

dilakukan melalui kelompok kerja pendidikan inklusif, kelompok

kerja organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan

lembaga mitra terkait, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

4. Jenis dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat

berupa:

a. Bantuan profesional perencanaan, pelaksanaan, monitoring,

dan evaluasi.

b. Bantuan profesional dalam penerimaan, identifikasi dan

asesmen, prevensi, intervensi, kompensatoris dan layanan

advokasi peserta didik.

c. Bantuan profesional dalam melakukan modifikasi kurikulum,

program pendidikan individual, pembelajaran, penilaian,

media, dan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang

asesibel.

5. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif dapat

bekerjasama dan membangun jaringan dengan satuan pendidikan

khusus, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga rehabilitasi,

rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat, klinik terapi, dunia

usaha, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dan pengamatan

ketika mengikuti kegiatan PPKT di SD Dua Mei Ciputat yang

berlangsung selama 2 bulan lamanya terlihat bahwasanya memang

sekolah tersebut secara umum sudah terakreditasi A dan itu sudah

sangat baik. Namun kebutuhan sarana prasarana untuk anak

Page 76: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

70

berkebutuhan khusus masih kurang memadai contohnya, belum adanya

ruangan untuk bimbingan konsultasi atau bahkan guru yang ahli dalam

psikologi yang benar- benar menangani anak berkebutuhan khusus.

juga belum adanya tim yang menangani bagian inklusif,

Dari beberapa analisis dan hasil observasi diatas maka

peneliti menyimpulkan bahwasanya sekolah SD Dua Mei Ciputat

masih kurang memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan untuk

peserta didik seperti ruang konsultasi, dan tim khusus yang

menangani program pendidikan inklusif. Itu disebabkan karena

sekolah SD Dua Mei belum mengajukan ke pemerintah bahwa

sekolah tersebut menyelenggarakan program inklusif.

2. Daftar anak berkebutuhan khusus di sekolah SD Dua Mei Ciputat.

No Nama kelas Keadaan yang dialami

1 Altai Zeno Utomo II Autisme

2 M. Raffi Naufal II ADD Asperger

3 Darys Muhammad

Ryhan III

Autisme

4 Rakha Rusli

Nandana IV Autisme

5 Kaylendra IV Autisme, kesulitan belajar

6 Allysa Faradiba

Kirana IV Cerebal Palsy

7 Raditya

Anggalarang V Slowliner

8 Rasya Darma

Indano V Autisme

Page 77: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

71

9 Lesty II Tunarungu

10 Fable Rizkie

Mauludy VI Slowliner

11 Royan V ADHD (Attention deficit

hyperactive disorder)

3. Visi, Misi, dan tujuan SD Dua Mei Ciputat

a. Visi SD Dua Mei Ciputat

“Terciptanya Peserta didik yang berkualitas, kompetitif, dan

berakhlak mulia”.

b. Misi SD Dua Mei Ciputat

1) Mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik

2) Mengembangkan nilai-nilai agama dan budaya peserta didik

3) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan

4) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan

lingkungan

5) Meningkatkan mutu pendidikan tanpa membeda-bedakan peserta

didik.

c. Tujuan SD Dua Mei Ciputat

1) Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi mnausia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Adapun tujuan pendidikan dasar adalah

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Page 78: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

72

2) Tujuan Sekolah

Mengacu kepada tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan

dasar, visi dan misi sekolah, maka tujuan SD Dua Mei Ciputat

adalah sebagai berikut:

a) Terwujudnya peserta didik yang berkualitas dan kompetititf

b) Terbinanya peserta didik yang berkepribadian, berakhlak

mulia dan berbudaya

c) Meraih prestasi akademik maupun non akademik

d) Menjadi sekolah yang diminati mesyarakat.

e) Terwujudnya pendidikan tanpa membeda-bedakan sesuai

dengan UUD yang menyatakan “Setiap Warga Negara berhak

mendapatkan pendidikan”.

4. Pendidik dan Kependidikannya

a) Data Pendidik /Kependidikan

NO

NAMA GURU L/P PENDIDIKAN TMT

IJAZAH TAHUN TINGKAT JURUSAN PERTAMA

1 Siti Badriyah, M.Pd.I P S.2 2015 Strata 2 MPI 18-07-2005

2 Siti Komariah, M.Pd.I P S.2 2015 Strata 2 MPI 18-7-2005

3 Romlah, S.Pd.I P S.1 2005 Strata 1 MP 18-7-2005

4 Yuniah, SE P S.1 2009 Strata 1 Ekonomi 18-7-2005

5 Rahmiana Agustini,

S.Psi P S.1 2015 Strata 1 Psikologi 18-7-2015

6 Dini Alfi Yonita, S.Pd P S.1 2016 Strata 1 PGSD 18-7-2016

7 Bima Arwunda, S.Pd L S.1 2015 Strata 1 PJKR 18-7-2015

8 Budi Suntoro L SMU 2008 - - 18-7-2008

9 Agung Abdillah, S.Th.I L S.1 2013 Strata 1 TH -

Page 79: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

73

10 Ettikawati, A.Md P D3 1992 D3 Keuangan 18-7-2015

11 Muhammad Muklis L SMU 2009 - - 18-7-2016

12 Sri Nurlela, S.Pd P S.1 2016 Strata 1 PGSD 18-7-2017

13 Tita Nanda De Arfista P SMK 2015 - - 16-8-2016

14 Kasmudi L SD 1978 - - 18-7-1968

5. Peserta didik SDS Dua Mei Ciputat tahun 2017/2018

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Rombel

I 10 12 22 1

III 10 16 26 1

III 8 6 13 1

IV 8 8 16 1

V 6 4 10 1

VI 4 1 5 1

Jumlah 46 47 93 6

6. Struktur Organisasi

Page 80: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

74

B. Menjawab Pertanyaan Rumusan Masalah

Bagaimana Hasil Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak

Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SD Dua Mei Ciputat? Hasil dari

rumusan masalah diatas, adalah sebagai berikut. Data- data yang

diperoleh, yaitu dari pengamatan langsung peneliti di sekolah SD Dua Mei

Ciputat, kemudian wawancara dengan ibu kepala sekolah, guru bidang

study Pendidikan Agama islam, dan guru shadow, dan dokumen yang

dibutuhkan peneliti untuk melengkapi jawaban rumusan masalah.

Pada tanggal 23 Mei 2018 peneliti melakukan wawancara dengan

guru bidang study pendidikan agama islam terkait tentang bagaimana hasil

prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif ini. Berikut

pemaparan beliau pada waktu itu.

“Kalau kayak Alyysa dia bisa ya ngikutin, kalau pelajaran dia

bisa si menghafal, cerdas dia kalau anak yang lain itu harus dibantu,

ketika belajar, ulangan, itu mereka harus dibantu jadi harus dijelasin

lagi apa sih maksud dari pertanyaan itu, kalau ulangan kayak gitu.

Untuk prestasi kayak nilai misalnya, ya karena mereka dibantu, jadi

ya pertanyaannya faham karena dibantu itu dan dijelasin lagi, jadi ya

nilainya besar dan bagus. Tapi kalau dibiarin sendiri piyurr sendiri

mereka gag bisa memahami pertanyaan tersebut. jadi dengan begitu

prestasi mereka bagus tapi karena dengan dibantu”.2

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa

penjelasan diatas, dapat diketahui seorang anak yang bernama Allysa

termasuk anak yang cerdas dia bisa memahami soal meskipun itu bukan

soal yang termasuk kalimat sederhana. Tidak seperti teman- temannya

yang lain, dimana mereka akan dapat memahami soal yang bukan

merupakan kalimat sederhana jika dibantu dan di bimbing oleh guru

shadow. Allysa merupakan anak berkebutuhan khusus yang masuk dalam

kategori tunadaksa (anak dengan gangguan anggota gerak), yang secara

2 Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD Dua Mei

Ciputat, Siti Komariyah, Ciputat, 23 Mei 2018

Page 81: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

75

medis dinyatakan bahwa mereka mengalami kelainan pada tulang

persendian, dan saraf pergerak otot- otot tubuhnya, sehingga digolongkan

sebagai anak yang membutuhkan layanan khusus, dan merupakan

tunadaksa anak dengan gangguan syaraf otak (Cerebral Palsy)

Hasil observasi dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut Allysa merupakan anak berkebutuhan khusus Cerebal

Palsy, dalam kondisi fisiknya ia tidak bisa jalan seperti teman- teman

sebayanya, namun ia termasuk anak yang cerdas. Untuk prestasi

pendidikan agama islam untuk akademik ia termasuk baik. Hanya saja

memang dalam mengerjakan soal saat ulangan harian atau ujian ia harus

dibantu dengan guru shadow nya, untuk membantu memahami pertanyaan

yang ada didalam soal tersebut. Saat peneliti melakukan PPKT (Praktik

Profesi Keguruan Terpadu), peneliti dan beserta teman- teman

mengadakan perlombaan terkait pendidikan agama islam seperti lomba

cerdas cermat, lomba adzan, lomba hafalan surat pendek dan lain- lain.

dan dengan kecerdasan yang dimiliki oleh Allysa, ia mengikuti

perlombaan ini dan akhirnya mendapatkan juara 3. Meskipun ia termasuk

anak berkebutuha khusus, namun kemampuannya dalam akademik sangat

baik.

Dari analisis dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka

dapat disimpulkan bahwa Allysa adalah anak berkebutuhan khusus

dengan kategori anak dengan gangguan anggota gerak (tunadaksa),

yang memiliki gangguan syaraf otak (Cerebal Palsy). Namun, meski

demikian ia termasuk anak berkebutuhan khusus yang memiliki

kecerdasan dibidang akademik terutama pendidikan agama islam.

Kemudian selanjutnya dibawah ini adalah pemaparan dari ibu kepala

sekolah SD Dua Mei Ciputat mengenai hasil prestasi belajar pendidikan

agama islam anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi.

Page 82: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

76

Yaitu sebagai berikut:“ Secara umum rata- rata Anak

Berkebutuhan Khusus pada pencapaian prestasi pada Pendidikan

Agama Islam cukup baik. Sebagian besar dalam bimbingan guru

kelas dan guru Shadow tapi ada dua anak yang Allysa dan Royan

yang menonjol dalam Pendidikan Agama Islam khususnya di

hafalan Al Qur`an 30 juz atau surat- surat pendek. Altair cerdas,

autis, pintar, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam relatif unggul

dia di kelasnya. Yang pertanyaan sederhana, tapi kalau sudah

pertanyaan yang uraian, pemahaman, penalaran nah itu yang

kesulitan Anak Berkebutuhan Khusus. Memahami kalimat yang

panjang, problem solving, soal cerita, nah itu kelemahannya disitu,

kalau jawaban singkat, pertanyaan singkat, misal soal begini mandi

keramas menggunakan apa? Mereka bisa menjawabnya. Kalau udah

kelas besar, nggak usah kelas besar kelas 1 pun kalau pertanyaanya

agak panjang, nah itu dia Anak Berkebutuhannya terlihat.

Seperti Rasya, Progress nya sih dari kelas kecil sampai kelas

empat ada peningkatan, secara umum ya bukan akademik. Dia jago

dalam menggambar dan untuk tulisan dia juga bagus. Tetapi juga

untuk menjawab soal yang essai dia terlihat kesulitan disitu. Dan

untuk Fabby, dia termasuk anak autism. Saaat awal masuk di

sekolah ini dia kesulitan berbicara, bahkan dulu dikira gagu. Tapi

sekarang dia sudah bisa menyanyi, ya karena lingkungan yang

membentuk dia, tanpa setting.3

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa

penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa anak yang bernama Altair dan

Rasya, mereka adalah siswa yang termasuk unggul nilai pendidikan agama

islam nya di kelas. Mereka anak yang masuk kedalam kategori autisme,

dimana anak ini mempunyai kelainan ketidakmampuan dalam berbahasa.

Hal ini diakibatkan oleh adanya cedera pada otak.

Secara umum anak autistic mengalami gangguan kemampuan

intelektual dan fungsi saraf. Kelainan anak autistic meliputi kelainan

berbicara, kelainan fungsi saraf dan intelektual, serta perilaku yang ganjil.

Anak autistic mempunyai kehidupan sosial yang aneh dan terlihat seperti

3 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah, Ciputat, 27

April 2018

Page 83: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

77

orang yang selalu sakit, tidak suka bergaul, dan sangat terisolasi dari

lingkungan hidupnya. Namun Altair ini termasuk anak yang cerdas. Beda

dengan Rasya, yang memiliki kemampuan dalam nonakademis, yaitu

dalam menggambar dan menulis dan nilai akademik terutama mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong cukup.

Kemudian kenapa dibantunya mereka dalam mengerjakan soal saat

ujian, karena mereka tidak dapat memahami pertanyaan yang panjang.

Sekali lagi mereka hanya bisa memahami kalimat atau pertanyaan yang

singkat dan jelas. Dan karena sekolah SD Dua Mei Ciputat ini merupakan

sekolah inklusif yang belum mengajukan ke pemerintah bahwa

menyelenggarakan program pendidikan inklusi maka demikian, sekolah

tersebut masih dianggap sama seperti sekolah umum biasanya bukan

inklusif. Padahal sebenarnya jika sekolah tersebut sudah menjadi sekolah

inklusif yang sudah diakui oleh pemerintah otomatis mereka (anak

berkebutuhan khusus) akan mendapatkan soal yang sesuai dengan

kemampuan mereka, bukan soal yang sama untuk anak normal lainnya.

Dengan begitu soal tersebut akan di sesuaikan dengan kemampuan

anak berkebutuhan khusus. Karena dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan

inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 11 ayat 4 bagian b sudah

dijelaskan bahwa: sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif

akan mendapat Bantuan profesional dalam melakukan modifikasi

kurikulum, program pendidikan individual, pembelajaran, penilaian,

media, dan sumber belajar, serta sarana dan prasarana yang asesibel.

Seperti yang sudah dijelaskan oleh muhammad takdir ilahi dalam

bukunya yang berjudul pendidikan inklusif konsep dan aplikasi bahwa

Page 84: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

78

kurikulum akademik dapat dipilih dengan menyesuaikan kebutuhan anak

berkebutuhan khusus menjadi:

1. Anak dengan kemampuan akademik rata- rata dan diatas tinggi

disiapkan kurikulum terpadu dengan kurikulum normal atau

kurikulum modifikasi.

2. Anak dengan kemampuan akademik sedang (di bawah rata- rata)

disiapkan kurikulum fungsional/ vokasional

3. Anak dengan kemampuan akademik sangat rendah disiapkan

kurikulum pengembangan bina diri. Juga perlu disiapkan kurikulum

kompensatoris, yaitu kurikulum khusus untuk meminimalisasi

barier pada setiap anak berkebutuhan khusus.

Dengan adanya tindakan memodifikasi kurikulum yang disesuaikan

kemampuan anak berkebutuhan khusus di sekolah SD Dua Mei Ciputat,

maka soal juga akan diberikan sesuai kemampuan anak berkebutuhan

khusus, dengan di modifikasi terlebih dahulu oleh guru shadow nya. Juga

dengan demikian tujuan pendidikan inklusif yang disebutkan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun

2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 2

ayat (1) bahwa memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada

semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan

sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya akan tercapai.

Kemudian ada seorang anak di sekolah SD Dua Mei Ciputat yang

sudah dijelaskan oleh kepala sekolah dalam wawancara diatas, bahwa

anak tersebut mendapat kemajuan selama sekolah di SD Dua mei Ciputat

yaitu kemampuannya dalam berbicara. Karena sebelumnya, awal dia

Page 85: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

79

masuk sekolah tersebut dia sama sekali tidak berbicara dengan siapapun.

Bahkan dia dianggap gagu oleh teman- temannya. Namun lambat laun

akhirnya sekarang dapat berbicara dengan lancar bahkan bisa menyanyi.

Kepala sekolah juga menjelaskan dalam wawancara diatas, bahwa

ini terjadi secara alamiah tanpa kita setting, lingkunganlah yang

membentuk dia. Dan itu artinya sekolah SD Dua Mei berhasil dalam

menjalankan program inklusif. Karena Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009 tentang pendidikan

inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 2 ayat (2) menyebutkan bahwa

pendidikan inklusif bertujuan untuk mewujudkan penyelenggara

pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif

bagi semua peserta didik sebagaimana yang dimaksud pada huruf a.

Artinya di sekolah tersebut semua peserta didik tidak membeda- bedakan

temannya sendiri, dan mengayomi satu sama lain. Sehingga perlakuan

diskriminatif tidak terjadi, dan hasilnya anak berkebutuhan khusus seperti

Fabby dapat berbicara seperti anak lainnya meskipun tidak seperti teman-

teman sebayanya dan ini menunjukkan bahwa Sekolah SD Dua Mei

Ciputat berhasil dalam menjalankan program pendidikan inklusif.

Kemudian anak berkebutuhan khusus kategori gangguan belajar

spesifik yaitu ADHD (attention deficit hyperactive disorder) ciri- ciri yang

dapat dilihat antara lain selalu berjalan, tidak mau diam, sulit

berkonsentrasi, sulit mengikuti perintah atau suruhan, bermasalah dalam

belajar dan kurang atensi terhadap pelajaran. Dan ini yang dialami anak

berkebutuhan khusus bernama Royan, dia cenderung tidak disukai oleh

teman- teman nya karena sifatnya yang sangat mengganggu. Nilai

akademiknya cukup baik, karena di bimbing dan dibantu oleh guru

kelasnya dan guru Shadow, termasuk mata pelajaran pendidikan agama

Page 86: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

80

islam. Hanya saja kegiatan yang diluar akademik berkaitan dengan

pendidikan agama islam dia lebih unggul dibanding teman- teman nya

yang anak berkebutuhan khusus juga.

Dengan pencapaiannya itu dia sudah memenuhi tujuan pendidikan

agama islam itu sendiri, yaitu agar manusia memiliki gambaran tentang

islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. Interaksi didalam diri manusia

memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku, dan amalnya

sehingga menghasilkan akhlak yang baik. Akhlak ini sendiri harus dan

perlu dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur`an, sholat

malam, shoum (puasa) sunah, selalu bersilaturrahmi dengan keluarga dan

masyarakat.

Hasil observasi dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut Altair merupakan anak berkebutuhan khusus kategori

Autism, ia adalah anak yang cerdas. Nilai akademiknya dalam mata

pelajaran pendidikan agama islam sangat baik dibandingkan dengan

teman- temannya yang juga anak berkebutuhan khusus. Kemudian, Rasya

dia memiliki kemampuan menggambar dan menulis, dalam artian gambar

dan tulisan dia sangat bagus. Kemudian Fabby dalam akademik ia cukup

baik terutama mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kesukaannya

adalah bermain gitar, ia suka belajar sambil bermain gitar, terkadang guru

shadow nya mendampingi ia belajar sambil bermain gitar. Tapi meski

begitu, ada kebahagiaan tersendiri untuk Fabby karena semenjak sekolah

di SD Dua Mei Ciputat yang menyelenggarakan pendidikan inklusif inilah

ia bisa bicara seperti teman- teman sebayanya. Itu artinya tujuan dari

pendidikan inklusif berhasil mengubah ia.

Secara alamiah dan tanpa setting, dan karena lingkungan lah Fabby

bisa sedikit demi sedikit ada perkembangan yang sangat memuaskan.

Kemudian ada juga yang sangat sulit untuk disuruh belajar yaitu anak

Page 87: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

81

berkebutuhan khusus yang bernama Kaylendra, ia termasuk Autism, sulit

untuk diajak belajar dan memiliki sifat yang sangat manja.

Saat ujian atau ulangan harian, mereka yang merupakan anak

berkebutuhan khusus menerima soal yang sama dengan anak normal

lainnya. Karena tidak adanya tindakan modifikasi soal sesuai kemampuan

anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut. dan dalam mengerjakan

soal, guru Shadow nya dan guru kelasnya harus tetap membimbing anak

berkebutuhan khsusus, karena jika tidak mereka tidak akan dapat

memahami apa yang dimaksud dalam soal itu.

Untuk kegiatan diluar akademik mata pelajaran pendidikan agama

islam, anak berkebutuhan khusus yang bernama Royan, dia cukup

menonjol dibandingkan teman- temmannya yang lain. Ia merupakan anak

berkebutuhan khusus ADHD yang mana ia adalah anak yang tidak bisa

diam, hiperaktif, dan jail dengan teman- temannya yang lain, karena itu ia

cukup tidak disukai oleh teman- temannya. Namun lambat laun ia

mengalami perubahan, ia sudah sedikit lebih tenang. Peneliti

mengamatinya selama dua bulan saat masih menjalani PPKT di sekolah

SD Dua Mei Ciputat. Royan adalah anak yang sopan, akhlak nya cukup

baik. Terkadang setiap sholat dukha ialah yang menjadi imam untuk

teman- temannya yang lain. ia juga memiliki hafalan surat- surat pendek

juz 30 yang cukup banyak dibandingkan teman- temannya yang anak

berkebutuhan khusus juga. Ia juga memiliki cita- cita untuk bisa menjadi

seorang hafidz, maka kegiatan ia dirumah adalah sering mendengarkan

murottal. Ya itulah Royan kelebihannya di nonakademis.

Pada waktu melaksanakan PPKT, kelompok peneliti mengadakan

beberapa perlombaan terkait pendidikan agama islam seperti cerdas

cermat, lomba adzan, lomba hafalan surat pendek dan lain- lain. Allysa

mendapatkan juara di perlombaan cerdas cermat, tak heran jika ia menang,

Page 88: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

82

karena mengingat ia adalah anak yang cerdas meskipun ia seorang anak

berkebutuhan khusus. kemudian Royan ia mendapatkan juara 3 adzan dan

mendapatkan juara 3 hafalan surat- surat pendek. Anak berkebutuhan

khusus sangat antusias mengikuti perlombaan tersebut.

Dari analisis dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil prestasi belajar dalam pendidikan

agama islam anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif adalah

cukup. Altair dalam kategori Autism dan Royan kategori ADHD

(Attention deficit hyperactive disorder). Hanya saja kemampuan Altair

adalah dalam akademiknya, kemudian Royan di nonakademisnya. Ini

bisa dilihat dalam kegiatan sehari- harinya di sekolah, seperti

menjadi imam untuk teman- temannya saat sholat dukha, bertingkah

sopan dengan para guru, dan juga memiliki hafalan surat- surat

pendek yang cukup banyak dibanding teman- temannya yang lain.

Ada juga anak berkebutuhan khusus yang cerdas dalam

nonakademis lain yaitu Rasya dengan kategori Autism. Ia memiliki

keahlian dalam menggambar.

Untuk melihat bahwa sekolah SD Dua Mei Ciputat telah

berhasil dalam menjalankan program pendidikan inklusif, adalah

dengan melihat perubahan yang terjadi kepada anak berkebutuhan

khusus bernama Fabby. Karena dari awal ia masuk ke sekolah

tersebut, ia belum samasekali pernah berbicara dengan seorang pun.

Hingga pada akhirnya tahun demi tahun berganti ia pun dapat

berbicara seperti teman- teman yang lainnya.

Anak berkebutuhan khusus selain dari Altair, Allysa, Rasya,

Royan dan Fabby, mereka adalah anak yang termasuk lambat dalam

memahami materi. Tetapi meskipun demikian hasil prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam mereka cukup, dan memenuhi standar

Page 89: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

83

KKM yang ada di sekolah SD Dua Mei dengan dibantu oleh guru

kelas dan guru Shadow nya.

Dalam hal ini peneliti pun menanyakan kembali kepada ibu kepala

sekolah seperti apa penilaian yang dilakukan untuk anak berkebutuhan

khusus ini, apakah sesuai peraturan pendidikan dan kebudayaan republik

indonesia nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan ?

berikut pemaparan beliau: “iya sesuai dengan standar penilaian”.4

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa

penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa untuk penilaian, kepala sekolah

mengatakan bahwa sudah melakukan penilaian sesuai dengan peraturan

pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 23 tahun 2016

tentang standar penilaian pendidikan pasal 3, yaitu:

1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah meliputi aspek:

a. Sikap

b. Pengetahuan, dan

c. Keterampilan

2. Penilaian sikap bagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.

3. Penilaian pengetahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan

pengetahuan peserta didik.

4. Penilaian keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan

4 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah, Ciputat, 27

April 2018

Page 90: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

84

peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas

tertentu.

Penilaian pengetahuan dan keterampilan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan,

dan atau pemerintah.

Dan dalam buku Muhammad Takdir Ilahi yang berjudul pendidikan

inklusif konsep dan aplikasi dijelaskan juga bahwa kegiatan evaluasi dan

penilaian pada sekolah pada umumnya dilakukan dalam ulangan harian,

ulangan umum, ujian akhir. Evaluasi tersebut biasanya dilakukan secara

serentak dan soalnya seragam untuk semua siswa. Hal ini dilakukan

karena didasari asumsi bahwa dalam satu kelas memiliki kemampuan

yang sama atau hampir sama. Dengan demikian, perbedaan individu

nyaris tidak mendapat perhatian. Ditinjau dari sistem evaluasinya

didasarkan pada acuan norma sehingga nilai rata- rata dan rangking

menjadi konsekuensi logis sistem ini. Namun bagi anak berkebutuhan

khusus, jenis evaluasi yang diberikan harus sesuai dengan tingkat

kemampuan dan kecerdasan mereka dalam menerima mata pelajaran.

Hasil observasi dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut, standar penilaian yang digunakan di sekolah SD Dua Mei

Ciputat, memang sudah sejalan dengan kurikulum yang dipakai di sekolah

tersebut, yaitu kurikulum 2013. Peneliti mengetahui karena peneliti

melakukan kegiatan PPKT yang termasuk tugas akhir semester kuliah

(Praktik Profesi Keguruan Terpadu) selama dua bulan, dan juga

melakukan observasi. Namun untuk kurikulum pengajaran, proses

pembelajaran, penyampaian materi bagi anak berkebutuhan khusus tidak

dibedakan dengan anak normal lainnya, artinya seperti semuanya

disamaratakan.

Page 91: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

85

Dari analisis dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka

dapat disimpulkan bahwa penilaian yang dilakukan di sekolah

tersebut tidak sesuai dengan teori Muhammad Takdir Illahi dalam

bukunya yang berjudul Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasinya

bahwa bagi anak berkebutuhan khusus, jenis evaluasi yang diberikan

harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan kecerdasan mereka

dalam menerima mata pelajaran.

Terkadang hasil belajar juga dipengaruhi oleh seorang pendidik, tapi

juga terkadang tidak. Hanya saja banyak orang bilang menyimpulkan

bahwa keberhasilan peserta didik tergantung bagaimana guru itu

mengajar. Dengan demikian maka, peneliti melakukan menanyakan

kepada kepala sekolah SD Dua mei Ciputat, apakah ada kriteria tersendiri

dalam memilih guru menjadi seorang guru shadow?

Begini pemaparan beliau:“ diharapkannya minimal S1 tapi

selama ini juga praktiknya ada juga yang S1 masih kuliah. Seperti

pak Budi, pak Budi sempat kuliah. Jadi tidak ada kritera khusus.

memang diharapkan S1 tapi kalaupun belum S1 atau masih proses

belajar ya terima. Selama ini sih dulu pernah ada memang linier ya

sesuai dengan kualifikasi pendidiknya. Harusnya kan yang S1

pendidikan luar biasa mengajar anak- anak yang berkebutuhan

khusus, tapi udah tidak ada. Jadinya sekarang beragam, tidak ada

kriteria khusus.”.5

Berikut analisis peneliti dari mereduksi data. Dari beberapa

penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa Untuk menjadi seorang guru

shadow di sekolah SD Dua Mei Ciputat sepertinya cukup mudah, karena

pihak sekolah juga tidak menentukan kriteria harus seperti apa guru yang

dipilih menjadi guru shadow di sekolah tersebut. Guru shadow dapat

disebut juga sebagai pembimbing khusus. Dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pasal 3 ayat 15

5 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah, Ciputat, 23

Mei 2018

Page 92: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

86

Huruf G menjelaskan pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu dengan

beban kerja sesuai dengan beban kerja pembimbing khusus pada satuan

pendidikan, selanjutnya pendidikan inklusi itu sendiri adalah pendidikan

yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berkelainan untuk belajar

bersama- sama dengan peserta didik normal pada satuan pendidikan

umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan dengan menyediakan

sarana, pendidik maupun tenaga kependidikan yang sesuai dengan

kebutuhan mereka, dimana mereka mengikuti kurikulum yang disesuaikan

dengan kebutuhannya.

Beliau juga mengungkapkan bahwa seharusnya minimal S1 tapi

kenyataanya hanya beberapa orang saja yang lulusan S1. Dan ini tidak

sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2005 tentang guru dan dosen Bab IV Guru bagian kesatu Kualifikasi,

Kompetensi dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9 yaitu sebagai berikut:

8. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

9. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program

diplomat 4.

Kemudian dijelaskan juga oleh Muhammad Takdir Ilahi dalam

bukunya yang berjudul pendidikan inklsuif konsep dan aplikasi yaitu

faktor penentu keberhasilan pendidikan inklusif yang tidak kalah

pentingnya adalah adanya tenaga pendidik atau guru profesional dalam

bidangnya masing- masing untuk membina dan mengayomi anak

berkebutuhan khusus. tenaga pendidik atau guru yang mengajar

hendaknya memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki

Page 93: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

87

pengetahuan, keterampilan, dan sikap tentang materi yang ajan diajarkan/

dilatihkan, dan memahami karakteristik siswa.

Hasil observasi dan juga pengamatan yang dilakukan peneliti adalah

sebagai berikut, di Sekolah SD Dua Mei tidak semua guru Shadow nya

lulusan S1, karena ada juga yang sebagiannya hanya lulusan SMA.

Meskipun begitu mereka bisa dengan baik mendidik dan membimbing

anak berkebutuhan khusus di sekolah tersebut, namun terkadang mereka

juga lelah menghadapi anak berkubutuhan khusus yang termasuk kategori

Hyperactive.

Dari analisis dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka

dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari penjelasan diatas seperti

undang- undang dan teori dalam buku untuk kualifikasi menjadi

seorang guru, tentu sangat bertolak belakang dengan ungkapan

kepala sekolah SD Dua Mei Ciputat bahwa mereka tidak ada

kualifikasi atau kriteria khusus dalam merekrut seorang guru

menjadi guru shadow. Karena seharusnya sekolah tersebut

memberikan kriteria minimal s1. Tetapi memang ada beberapa guru

shadow yang lulusan s1 seperti bu Ettika misalnya, beliau lulusan s1

hanya saja bukan jurusan yang berkaitan dengan anak berkebutuhan

khusus seperti psikologi, melainkan jurusan keuangan dan

perbankan Fakultas Ekonomi.

Kesimpulan peneliti dari hasil analisis adalah sebagai berikut:

Menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar pendidikan agama islam anak

berkebutuhan khusus di sekolah inklsuif adalah Cukup, dengan catatan

karena dibimbing penuh oleh guru kelas dan guru Shadow. Ini

dikarenakan sekolah inklusif memiliki kategori anak berkebutuhan khusus

yang berbeda- beda. Ada yang memang cerdas, ada yang kurang bisa

memahami materi, dan ada yang memang ia memiliki masalah kesulitan

Page 94: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

88

dalam belajar, Tapi bukan termasuk tunagrahita. Dan juga tidak adanya

tindakan untuk melakukan modifikasi terhadap kurikulum, pendidikan

individual dan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan serta

kebutuhan anak berkebutuhan khusus.

Dari 11 anak berkebutuhan khusus, 3 anak diantaranya yang

memiliki hasil prestasi belajar pendidikan agama islam dengan mendapat

nilai A dan B. Mereka anak berkebutuhan khusus dengan kategori

autisme, cerebal palsy, dan ADHD. Altair dengan anak berkebutuhan

khusus kategori autisme, dan Allysa anak berkebutuhan khusus cerebal

palsy, kemudian Royan anak berkebutuhan khusus ADHD. Apabila nilai

akademik diranking, maka peringkat pertama Allysa dan peringkat kedua

Altair. Dan untuk nonakademis adalah Royan.

Prestasi nilai akademik dalam mata pelajaran pendidikan agama

islam, Altair memenuhi KKM Satuan Pendidikan mendapat nilai 80 dan

Allysa mendapat nilai 87. Sedangkan Royan nilai nonakademis

maksudnya Royan memiliki hafalan Al Qur`an juz 30 surah An- Nas

sampai Al- Qori’ah. Royan unggul di dalam pendidikan agama islam

terutama dalam praktik. Potensi memimpin yang bisa dikembangkan,

dapat dilihat dari dia mampu menjadi imam sholat duha untuk teman-

temannya. Kelemahan Royan adalah memahami materi pelajaran di

sekolah, sehingga guru kelas dan guru Shadow membimbing penuh untuk

dalam memberikan pemahaman saat penyampaian materi.

Jadi dari kesimpulan narasi diatas, penulis masukan dalam tabel

sebagai berikut:

Page 95: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

89

No Nama kelas

Keadaan yang

dialami Hasil analisis

1

Altair Zeno

Utomo II Autisme

Cerdas, sehingga

nilai akademik

Pendidikan Agama

Islam Islam sangat

baik

2

M. Raffi

Naufal II ADD Asperger

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama cukup baik

dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

3

Darys

Muhammad

Ryhan

III Autisme

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama Islam cukup

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

4

Rakha Rusli

Nandana IV Autisme

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama Islam cukup

Page 96: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

90

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

5

Kaylendra IV Autisme,

kesulitan belajar

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama Islam cukup

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

6

Allysa

Faradiba

Kirana

IV Cerebal Palsy

Cerdas, sehingga

nilai akademik

Pendidikan Agama

Islam termasuk

sangat baik.

7

Raditya

Anggalarang V Slowliner

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama Islam cukup

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

8

Rasya Darma

Indano V Autisme

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Page 97: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

91

Agama Islam cukup

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow, dan

ia memiliki

Kemampuan diluar

akademik yaitu

menggambar. Maka

demikian, ia anak

berkebutuhan khusus

yang unggul di

nonakademis

9

Lesty II Tunarungu

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik Pendidikan

Agama Islam cukup

baik dengan dibimbing

penuh oleh guru kelas

dan guru Shadow

10

Fabie Rizkie

Mauludy VI Slowliner

Kesulitan

dalam memahami

materi sehingga nilai

akademik

Pendidikan Agama

islam cukup baik

dengan dibimbing

penuh oleh guru

Page 98: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

92

kelas dan guru

Shadow. Namun

dapat menjadi salah

satu murid yang

mewujudkan

keberhasilan sekolah

SD Dua Mei dalam

menyelenggarakan

pendidikan inklusi

yaitu dengan

kemampuan

berbicara seperti

teman- teman

lainnya.

11

Royan V

ADHD

(Attention

deficit

hyperactive

disorder)

Kesulitan dalam

memahami materi

sehingga nilai

akademik

Pendidikan Agama

islam cukup baik

dengan dibimbing

penuh oleh guru

kelas dan guru

Shadow namun ia

unggul dalam

nonakademis nya

seperti memiliki

hafalan surat pendek

Page 99: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

93

yang cukup banyak

serta mampu

menanamkan nilai-

nilai religius didalam

dirinya

Dari hasil prestasi anak berkebutuhan khusus, mereka mengalami

kesulitan belajar pada bidang akademik terutama mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, namun meski demikian, nilai mereka masih

tergolong cukup. karena di bimbing penuh oleh guru kelas dan guru

Shadow. Penanganan ini berhubungan dengan kedudukan SD Dua Mei

Ciputat yang belum secara resmi mendaftarkan diri sebagai sekolah yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi. Seperti yang sudah diatur dalam

Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 pasal 182 ayat (1) dan (5).

Penjelasan dari tabel diatas, menunjukkan bahwa anak berkebutuhan

khusus yang memiliki hasil prestasi belajar pendidikan agama islam

dengan nilai akademik sangat baik adalah Allysa Faradiba Kirana dan

Altair Zeno Utomo yang ditandai dengan warna biru, kemudian anak

berkebutuhan khusus yang memiliki hasil prestasi belajar pendidikan

agama islam dengan nilai nonakademis yang baik namun nilai akademik

nya cukup adalah Royan ditandai dengan warna hijau.

Kemudian anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan

dibidang seni atau menggambar dan baik di nilai nonakademis dan cukup

untuk nilai akademik bidang Pedidikan Agama Islam adalah Rasya

Darma Indano ditandai dengan warna kuning. Lalu Fabby dengan ditandai

warna coklat ia anak berkebutuhan khusus yang dapat menjadi contoh

bahwa sekolah SD Dua Mei berhasil dalam menyelenggarakan program

pendidikan inklusi, karena dengan sekolah disana yang awalnya ia tidak

Page 100: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

94

bisa bicara lambat laun ia akhirnya dapat berbicara seperti anak lainnya.

Dan yang lainnya dengan tanda warna merah adalah anak berkebutuhan

khusus yang mendapat nilai cukup dengan bimbingan penuh dari guru

kelas dan guru Shadow karena mengalami kesulitan dalam belajar.

Page 101: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan peneliti dari hasil analisis adalah sebagai berikut:

Menunjukkan bahwa prestasi hasil belajar pendidikan agama islam anak

berkebutuhan khusus di sekolah inklsuif adalah Cukup, dengan catatan

karena dibimbing penuh oleh guru kelas dan guru Shadow. Ini dikarenakan

sekolah inklusif memiliki kategori anak berkebutuhan khusus yang berbeda-

beda. Ada yang memang cerdas, ada yang kurang bisa memahami materi, dan

ada yang memang ia memiliki masalah kesulitan dalam belajar, Tapi bukan

termasuk tunagrahita. Dan juga tidak adanya tindakan untuk melakukan

modifikasi terhadap kurikulum, pendidikan individual dan pembelajaran yang

disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan anak berkebutuhan khusus.

Dari 11 anak berkebutuhan khusus, 3 anak diantaranya yang

memiliki hasil prestasi belajar pendidikan agama islam dengan mendapat

nilai A dan B. Mereka anak berkebutuhan khusus dengan kategori autisme,

cerebal palsy, dan ADHD. Altair dengan anak berkebutuhan khusus kategori

autisme, dan Allysa anak berkebutuhan khusus cerebal palsy, kemudian

Royan anak berkebutuhan khusus ADHD. Apabila nilai akademik diranking,

maka peringkat pertama Allysa dan peringkat kedua Altair. Dan untuk

nonakademis adalah Royan.

Prestasi nilai akademik dalam mata pelajaran pendidikan agama

islam, Altair memenuhi KKM Satuan Pendidikan mendapat nilai 80 dan

Allysa mendapat nilai 87. Sedangkan Royan nilai nonakademis maksudnya

Royan memiliki hafalan Al Qur`an juz 30 surah An- Nas sampai Al- Qori’ah.

Royan unggul di dalam pendidikan agama islam terutama dalam praktik.

Potensi memimpin yang bisa dikembangkan, dapat dilihat dari dia mampu

Page 102: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

96

menjadi imam sholat duha untuk teman- temannya. Kelemahan Royan adalah

memahami materi pelajaran di sekolah, sehingga guru kelas dan guru

Shadow membimbing penuh untuk dalam memberikan pemahaman saat

penyampaian materi. Dari hasil prestasi anak berkebutuhan khusus, mereka

mengalami kesulitan belajar pada bidang akademik terutama mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, namun meski demikian, nilai mereka masih

tergolong cukup. karena di bimbing penuh oleh guru kelas dan guru Shadow.

Penanganan ini berhubungan dengan kedudukan SD Dua Mei Ciputat yang

belum secara resmi mendaftarkan diri sebagai sekolah yang

menyelenggarakan pendidikan inklusi. Seperti yang sudah diatur dalam

Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 pasal 182 ayat (1) dan (5).

B. Saran

1. Saran dari peneliti, sebaiknya sekolah SD Dua Mei Ciputat untuk

mengajukan ke pemerintah terkait pelaksanan program pendidikan

inklsuif di sekolah SD Dua Mei Ciputat. Karena itu demi ke efektifan

kelangsungan kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan khusus. karena

dengan demikin, anak berkebutuhan khusus akan dapat belajar sesuai

dengan kemampuan mereka, dan yang memiliki kemampuan diluar

akademik juga agar dapat lebih mengasah kemampuannya masing-

masing. seperti yang kemampuannya dalam menggambar, maka

sekolah dapat memberikan pengajaran kepada mereka untuk belajar

melukis, dengan melakukan pembelajaran individual.

2. SD Dua Mei Ciputat mengusahakan untuk melengkapi media atau

sarana prasarana yang dibutuhkan untuk anak berkebutuhan khusus

dalam belajar. Dan juga memiliki anggota yang bertanggung jawab

pada program pendidikan inklusif, sehingga kelancaran kegiatan

pembelajaran anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif akan

Page 103: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

97

terwujud, dan anak juga dapat mengembangkan kemampuan di setiap

bidangnya.

3. SD Dua Mei Ciputat merekrut guru Shadow yang kualifikasi

pendidikan S1 sesuai dengan perundang- undangan dan memang

bidangnya adalah mendidik atau membantu anak berkebutuhan khusus

dalam berkembang, atau memperbaiki sosialisasi anak berkebutuhan

khusus dengan lingkungan dan masyarakatnya agar menjadi lebih baik

sedikit demi sedikit. Maka diharapkan guru Shadow untuk anak

berkebutuhan khusus adalah jurusan psikologi.

Page 104: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

99

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2002

Budiyanto, Pengantar Pendidikan Inklusif, Jakarta: Divisi Kencana, 2017

Cahya, Laili S. “Adakah ABK di Kelasku? Bagaimana Guru Mengenali

Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Umum”, Yogyakarta:

Familia, 2013

Darmadi, Pengembangan Model & Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa, Yogyakarta: CV Budi Utama, 201

Deradjat, Zakiyah, dalam Ramayulis dkk, Dasar- Dasar Kepribadian,

Padang: Zaky Press Center, 2009.

Dimyati, Johni Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada

Pendidikan Anak Usia Dini Paud, Jakarta: Kencana, 2013

E, Mulyasa, Kurikulum Berbasis Konsep Karakteristik dan Implementasi,

Bandung: Rosdakarya, 2004.

Firdaus dan Fakhry Zamzam, Aplikasi Metodologi Penelitian,

Yogyakarta: Depublish, 2018

Fadhli, Aulia, Buku Pintar Kesehatan Anak, Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Anggrek, 2010

Friend, Marilyn dan William D. Bursuck, Edisi ke Tujuh Menuju

Pendidikan Inklusi Panduan Praktis Untuk Mengajar, Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2015

Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi,

2013

Ilahi, Mohammad Takdir, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi,

Yogyakarta: Ar- Ruz Media, 2013

Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, Vol. 4 No. 2 Juli 2017

Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No 1 Juni 2012.

Jurnal Al Banjari, Vol, 7, No. 1 Januari 2008.

Page 105: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

100

Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1, No. 2 Juli- Agustus 2013.

Jurnal Ta’dib, Vol. 15, No. 1 Juni 2012

Jurnal Manajemen Pendidikan Pendidikan Islam, Vol. 2 No 1 Februari

2014

Jurnal Pendidikan Inklusi, Vol. 4 Thun 2013

Jurnal Pendidikan Inklusi, Vol. 4 Thun 2013

Journal Tazkiya of Psychology (Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2011, hlm. 271

Jonaedi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan

Empiris, (Depok: Prenadamedia, 2016

Muharto dan Arisandy Ambarita, Metode Penelitian Sistem Informasi,

Yogyakarta: Deepublish, 2016

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:

Kencana Prenada Media Grup, 2006.

Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

2005.

Peraturan daerah kota Tangerang Selatan No 6 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 70 Tahun 2009 tentang

Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan

dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat Isitimewa, pasal

1.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 70 Tahun 2009 pasal 2

tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki

Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan atau Bakat

Isitimewa, pasal 2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 Tahun 2008 Tentang

Guru Pasal 3 ayat 15 Huruf G.

Page 106: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

101

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun

2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa

pasal 2

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggara Pendidikan Bab XIII Pendirian

Satuan Pendidikan Pasal 182 ayat (1) dan (5)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 70 tahun 2009

tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan

memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa pasal 11

Ruslan, Rosady Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi,

Jakarta: Rajawali Pers, 2003

Ramayulis, Dasar- dasar Kependidikan, Padang: The Zaki Press, 2009

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015

Ramadhan. M, Pendidikan Keterampilan & Kecakapan Hidup untuk

Anak Berkebutuhan Khusus Jogakarta: Javalitera, 2012.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.

Sholeh, Akhmad, Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Terhadap

Perguruan Tinggi, Yogyakarta: LKIS, 2016

Saiffudin, Dkk, Strategi dan Teknik Penulisan Skripsi, Yogyakarta: CV

Budi Utama, 2017

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R%D, Bandung:

Alfabeta, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2016

Sujarweni, Wiratna, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru

Press, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R&D), Bandung: Alfabeta, CV, 2017

Page 107: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

102

Tanzeh, Ahmad, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta: Teras, 2011.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007

Triyanto, dkk, “Pemenuhan Hak Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah

Inklusi: Prodi PPKn”, Tesis, Universitas Negeri Sebelas Maret,

2016, Tidak diterbitkan.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 ayat (1).

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas, Pasal 1.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang

penyandang disabilitas, Pasal 10.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen Bab IV Guru bagian kesatu Kualifikasi,

Kompetensi dan Sertifikasi Pasal 8 dan 9

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah,

Ciputat, 23 Mei 2018

Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD

Dua Mei Ciputat, Siti Komariyah, Ciputat, 23 Mei 2018

Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat, Siti Badriyah,

Ciputat, 27 April 2018

Yanggo, Huzaemah T, et al. Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan

Skripsi. Tangerang: LPPI IIQ Jakarta, 2017.

Z, Zurinal, Dn Wahdi Sayuti, Ilmu Pndidikan Pengantar dan Dasar-

Dasar Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Page 108: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

vi

بسم الله الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis

diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Hasil

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan

Khusus di Sekolah Inklusi” sesuai dengan harapan. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni

Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun untuk melengkapi tugas dan memenuhi

syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) dalam ilmu

pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga

dan fikiran telah dicurahkan demi terselesaikannya skripsi ini, penulis

sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Huzaemah T. Yanggo, MA. Rektor Institut Ilmu Al-

Qur’an (IIQ) Jakarta beserta stafnya yang telah memberikan

fasilitas selama proses belajar-mengajar.

2. Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta beserta stafnya yang telah

membantu peneliti selama ini.

3. Dr. Nadjematul Faizah, M. Hum. Dosen pebimbing yang tulus

meluangkan waktu dan selalu memberi arahan dan motivasi

peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 109: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

vii

4. Segenap dosen Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakartayang telah

mengamalkan ilmunya.

5. Ibu Siti Badriyah, M. Pd. I. Kepala Sekolah SD Dua Mei Ciputat

dan juga ibu Ibu Siti Komariyah, M. Pd. I. Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah SD Dua mei Ciputat yang

telah memberi izin dan mempermudah peneliti dalam melakukan

observasi penelitiannya.

6. Bapak Nganuri dan Ibu Sholikah Tersayangku sepanjang masa

yang selalu memberikan motivasi, dan selalu mendoakan penulis

untuk terus semangat dan tidak mudah putus asa.

7. Teman-teman Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta khususnya

Tarbiyah kelas A yang telah memberi semagat dalam proses

pembuatan skripsi.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan Hidayatur Rohmah, Anis Zaidatun

Nikmah dan Kholifah Winatma yang selalu setia mendengarkan

keluh kesah penulis dan selalu memberikan motivasi tanpa

hentinya meskipun ia sendiri terkadang putus asa, Lia Mamluatul

dan Halfa Nabila temen kamar dan temen sekostan yang terus

menemani lembur juga membantu memberikan ide, Riefa Noor

Aliyatur Rahmah dan Nadya Salsabila teman sekamar saat di

asrama IIQ bersama kedua orang inilah penulis seperti memiliki

keluarga dari pertama menjadi mahasiswi IIQ hingga sekarang.

9. Habibah dan Ikrimatus Syukriyah, sahabat sekaligus kaka selama

kuliah di IIQ. Nasihat- nasihatnya yang selalu menjadi semangat

buat penulis selama menjadi mahasiswi IIQ dan ketulusan

mereka yang selalu siap membantu dalam menerangkan materi

yang penulis belum fahami. Kalian memberikan pengalaman

Page 110: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

viii

yang luar biasa serta pelajaran yang sangat berharga, semoga kita

tetap seperti ini sampai kapanpun.

10. Untuk Mahatir Muhammad Nasution yang telah sabar menjadi

tempat keluh kesah penulis setiap hari, selalu memberi support

saat penulis jatuh, selalu menemani saat senang maupun susah

selama 3 tahun ini meskipun keadaan hubungan yang sampai saat

ini belum jelas.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga jasa mereka mendapatkan imbalan yang berlipat ganda

dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah yang amat bersahaja ini

dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca semuanya

aamiin.

Akhirnya kepada Allah Jualah petunjuk akan jalan yang

diridhainya kita mintakan.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, 13 Agustus 2018

Penulis

Page 111: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

iv

MOTTO

Artinya: “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang

kafir”.

Jangan mudah mengatakan tidak bisa jika belum mencoba.

Sulit bukan berarti tidak bisa hanya saja harus lebih berusaha dan berdo’a

Page 112: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Bp.

Nganuri dan Ibu Sholikah. Terimakasih banyak untuk setiap do’anya yang

tak hentinya selalu dipanjatkan kepada- Nya untuk saya dan terimakasih

telah memberi semua yang terbaik untuk saya. Tanpa kalian, saya bukanlah

apa- apa. Tanpa do’a kalian saya tidak mungkin bisa menyelesaikan karya

ilmiah ini

Page 113: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pasda buku penulisan skripsi, tesis dan

disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017. Transliterasi

Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

th ط .a 16 ا .1

zh ظ .b 17 ة .2

„ ع .t 18 ث .3

gh غ .ts 19 ث .4

f ف .j 20 ج .5

q ق .h 21 ح .6

k ك .kh 22 خ .7

l ل .d 23 د .8

m و .dz 24 ذ .9

n ن .r 25 ز .10

w و .z 26 ش .11

h ي .s 27 س .12

‟ ء .sy 28 ش .13

y ي .sh 29 ص .14

dh ض .15

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a آ : â ...ي : ai

Kasrah : i ي : î ....و : au

Dhammah : u و : û

Page 114: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

xv

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Madînah : انمديىت al-Baqarah : انبقسة

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (ال) syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya. Contoh:

as-Sayyidah : انسيدة ar-rajul : انسجم

ad-Dârimî : اندازمي asy-syams : انشمس

c. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang (ــ),

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini

berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata,

diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti

oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

Âmannâ billâhi : ببالله آمىب

فهبءانس آمه : Âmana as-Sufahâ‟u

Inna al-ladzîna : انريه إن

wa ar-rukka‟i : وانسكع

d. Ta Marbûthah (ة)

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih akasarakan menjadi huruf

“h”. Contoh:

al-Af‟idah : انأفئدة

al-Jâmi‟ah al-Islâmiyyah : انإسلاميت انجبمعت

Page 115: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

xvi

Sedangkan ta Marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-

washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi

huruf “t”. Contoh:

.Âmilatun Nâshibah : عبمهتوبصبت

al-Âyat al-Kubrâ : انأيتانكبسى

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan

tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan

yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-

lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih

aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan

ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata

sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri,

bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-Âridh, al-Asqallânî,

al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an

dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-

Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 116: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

iii

SURAT PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitri Agustina

NIM : 14311343

Tempat/Tanggal Lahir : Makarti Mulya 8 Agustus 1995

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul

“Hasil prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Berkebutuhan

Khusus di Sekolah Inklusi” adalah benar-benar asli karya saya kecuali

kutipan-kutipan yang sudah disebutkan sumbernya. Kesalahan dan

kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa

rekayasa.

Jakarta, 13 Agustus 2018

Penulis

Fitri Agustina

Page 117: HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK ...

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Bp.

Nganuri dan Ibu Sholikah. Terimakasih banyak untuk setiap do’anya yang

tak hentinya selalu dipanjatkan kepada- Nya untuk saya dan terimakasih

telah memberi semua yang terbaik untuk saya. Tanpa kalian, saya bukanlah

apa- apa. Tanpa do’a kalian saya tidak mungkin bisa menyelesaikan karya

ilmiah ini