Hasil Pkm-p 2013

12
1 RINGKASAN Jepara adalah suatu kabupaten kecil yang terletak di pesisir pantai utara pulau Jawa, Jepara terkenal dengan kota ukir dikarnakan benyak dijumpai industri mebel yang membuat ukuir-ukiran pada bahan mebelnya. Industri mebel banyak di jumpai di Jepara bahkan industri mebel mebel merupakan salah satu pemasukan kepada kas daerah yang termasuk besar dikota Jepara yang dapat menopang perekonomian masyarakat di kota Jepara. Pekerjaan pada industri mebel mulai dari pekerjaan pemilihan bahan baku, pemotongan bahan hingga proses finising, diantara proses tadi terdapat proses penghalusan/ proses pengamlasan yang ternyata dikerjakan oleh kaum wanita, dikarnakan wanita lebih cocok dengan pekerjaan ringan yang tidak memerlukan otot. Pada umumnya suatu pekerjaan pasti mengandung resiko seperti halnya pekerjaan amlas pada perusahaan mebel tentunya juga akan membawa serta resiko apa lagi pekerja wanita rentan sekali terhadap kesehatan terutama dari debu dari obyek bahan yang di amlas. Perlindungan terhadap buruh amlas tidak jauh berbeda dengan pekerjaan buruh yang lain, tetapi perlindungan hukum terhadap buruh amlas yang di kerjakan oleh para wanita harus lebih diperhatikan pada suatu perusahaan mebel karena secara kodrati perempuan mempunyai tugas dan fungsi lain yang lebih penting dalam masyarakat yaitu reproduksi. Untuk lebih mendekatkan pada permasalahan, maka dalam penelitian ini kami menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu peninjauan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku serta dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan di lapangan terhadap tenaga kerja buruh ngamplas di kota Jepara. Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yaitu bertujuan untuk menggambarkan secara jelas, rinci, dan tepat peristiwa atau keadaan yang benar-benar terjadi dan menghimpun secara nyata tentang perlindungan bagi tenaga buruh amlas. Pengumpulan data yang kami lakukan meliputi data primer dan data sekunder. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan kepada buruh amlas serta upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan. Hasil atau luara kegiatan dalam penelitian ini adalah sebuah artikel yang dapat menjelaskan

description

fre

Transcript of Hasil Pkm-p 2013

Page 1: Hasil Pkm-p 2013

1

RINGKASANJepara adalah suatu kabupaten kecil yang terletak di pesisir pantai utara pulau Jawa,

Jepara terkenal dengan kota ukir dikarnakan benyak dijumpai industri mebel yang membuat ukuir-ukiran pada bahan mebelnya. Industri mebel banyak di jumpai di Jepara bahkan industri mebel mebel merupakan salah satu pemasukan kepada kas daerah yang termasuk besar dikota Jepara yang dapat menopang perekonomian masyarakat di kota Jepara.

Pekerjaan pada industri mebel mulai dari pekerjaan pemilihan bahan baku, pemotongan bahan hingga proses finising, diantara proses tadi terdapat proses penghalusan/ proses pengamlasan yang ternyata dikerjakan oleh kaum wanita, dikarnakan wanita lebih cocok dengan pekerjaan ringan yang tidak memerlukan otot.

Pada umumnya suatu pekerjaan pasti mengandung resiko seperti halnya pekerjaan amlas pada perusahaan mebel tentunya juga akan membawa serta resiko apa lagi pekerja wanita rentan sekali terhadap kesehatan terutama dari debu dari obyek bahan yang di amlas.

Perlindungan terhadap buruh amlas tidak jauh berbeda dengan pekerjaan buruh yang lain, tetapi perlindungan hukum terhadap buruh amlas yang di kerjakan oleh para wanita harus lebih diperhatikan pada suatu perusahaan mebel karena secara kodrati perempuan mempunyai tugas dan fungsi lain yang lebih penting dalam masyarakat yaitu reproduksi.

Untuk lebih mendekatkan pada permasalahan, maka dalam penelitian ini kami menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu peninjauan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan di lapangan terhadap tenaga kerja buruh ngamplas di kota Jepara.

Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yaitu bertujuan untuk menggambarkan secara jelas, rinci, dan tepat peristiwa atau keadaan yang benar-benar terjadi dan menghimpun secara nyata tentang perlindungan bagi tenaga buruh amlas. Pengumpulan data yang kami lakukan meliputi data primer dan data sekunder.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan kepada buruh amlas serta upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan. Hasil atau luara kegiatan dalam penelitian ini adalah sebuah artikel yang dapat menjelaskan secara pasti hasil dari penelitian di lapangan. Yang nantinya dapat memberikan manfaat sebagai pengetahuan, informasi serta gambaran bagi masyarakat dalam penerapan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja. Serta sebagai sumber pembelajaran dan ilmu pengetahuan bagikami.

Page 2: Hasil Pkm-p 2013

2

BAB I

PENDAHULUAN

Jepara adalah suatu kabupaten yang berada di pesisir pantai utara pulau jawa, diantara

kabupaten Demak, Kudus, dan Pati. Sebagaimana kita ketahui bahwa jepara memiliki julukan

kota ukir dikarnakan benyak dijumpai industri mebel yang membuat ukuir-ukiran pada bahan

mebelnya.

Industri mebel salah satu usaha yang sudah menjamur di Jepara bahkan industri

mebel merupakan salah satu pemasukan kepada kas daerah yang termasuk besar dikota

Jepara, bahkan sebagian besar penduduk di Jepara bermatapencarian pada sektor industri

mebel dari laki-laki hinga perempuan, pekerjaan pada sektor industri mebel diantaranya

mulai dari pemilihan bahan baku, pemotongan bahan hingga proses finising, diantara proses

tadi terdapat proses penghalusan/ proses pengamlasan yang ternyata dikerjakan oleh kaum

wanita, dikarnakan wanita lebih cocok dengan pekerjaan ringan yang tidak memerlukan otot.

Seperti halnya pekerjaan amlas pada perusahaan mebel tentunya juga akan membawa

serta resiko apa lagi pekerja wanita rentan sekali terhadap kesehatan terutama dari debu dari

obyek bahan yang di amlas.

Perlindungan terhadap buruh amlas tidak jauh berbeda dengan pekerjaan buruh yang

lain, tetapi perlindungan hukum terhadap buruh amlas yang di kerjakan oleh para wanita

harus lebih diperhatikan pada suatu perusahaan mebel karena secara kodrati perempuan

mempunyai tugas dan fungsi lain yang lebih penting dalam masyarakat yaitu reproduksi.

Kondisi dan daya tahan tubuh wanitapun secara medis lebih lemah dari laki-laki dan agar

tidak adanya sikap diskriminasi terhadap perempuan dari setiap perbedaan, pembatasan hak

yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh pada tujuan manusia dan

kebebasan di berbagai bidang kegiatan, sehingga tenaga kerja/buruh perempuan memperoleh

perlindungan yang lebih maksimal1.

Berpijak pada kondisi tersebut, bahwa setiap tenaga kerja baik pria maupun wanita

pada perusahaan industri mebel berhak atas kesempatan yang sama untuk memperoleh

pekerjaan dan perlindungan hukum terutama bidang kesehatan tanpa membedakan jenis

kelamin, sesuai dengan minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan bahkan tenaga

kerja wanita harus diberikan perlindungan yang lebih khusus atas dasar kondisi fisik,

biologis, sosio kulturalnya, maka kami tertarik untuk mengkaji tentang pentingnya

perlindungan pekerja amlas yang dikerjakan wanita di perusahaan mebel dalam bentuk karya

1 Maimun. 2004. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar. Jakarta : Pradnya Paramita. Hlm 15.

Page 3: Hasil Pkm-p 2013

3

tulis yang berjudul “Perlindungan Hukum Bidang Kesehatan Kerja Bagi Pekerja Buruh

Amplas pada CV. Galih Antiq di Kota Ukir Jepara”.

Perumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang tersebut, dirumuskan permasalahan antara lain:

1. Bagaimana perlindungan hukum bidang kesehatan kerja yang diberikan bagi pekerja

amplas di CV. Galih Antiq?

2. Permasalahan-permasalahan apa yang timbul dalam pelaksanaan perlindungan hukum

bidang kesehatan bagi pekerja amplas pada CV. Galih Antiq?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan oleh pengusaha mebel dan dalam mengatasi masalah-

masalah yang timbul?

Tujuan

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum yang diberikan untuk pekerja buruh ngamplas di

Jepara.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengusaha mebel dan pemerintah daerah untuk

mengatasi masalah tersebut.

Urgensi Penelitian

Luaran yang Diharapkan

Luaran kegiatan dalam penelitian ini adalah sebuah artikel yang dapat menjelaskan

secara rinci tentang perlindungan hukum bidang kesehatan kerja bagi pekerja amlas di CV.

Galih Antiq, serta dapat mengetahui permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan serta

upaya untuk mengetahui permasalahantersebut.

Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang jelas bagi pekerja buruh amlas

tentang perlindungan hukum tenaga kerja.

2. Dapat memberikan gambaran bagi masyarakat dalam penerapan program perlindungan

tenaga kerja.

Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya perkembangan Ilmu

Hukum Ketenagakekerjaan.

Page 4: Hasil Pkm-p 2013

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tenaga Kerja, Pekerja/Buruh, Pengusaha, Perusahaan

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 angka 2 memberikan pengertian

bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

Selanjutnya pada Pasal 1 angka 3 disebutkan pekerja/buruh adalah setiap orang yang

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang dimaksud

dengan pengusaha adalah :

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu

perusahaan milik sendiri.

b. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan perusahaan bukan miliknya.

c. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia

mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan

di wilayah Indonesia.

Sedangkan pengertian perusahaan menurut Pasal 1 angka 6 adalah :

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik

persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang

mempekerjakan buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Menurut Prof. A.M. Molenaar Hukum ketenagakerjaan itu merupakan bagian dari

pada hukum umum (hukum positif) yang artinya mengatur hubungan antara tenaga kerja

dengan tenaga kerja, tenaga kerja dan pengusaha dalam arti bahwa hukum ketenagakerjaan

tersebut dibatasi, yaitu hanya meliputi aturan-aturan mengenai orang-orang yang

berdasarkan perjanjian kerja, bekerja pada orang lain tidak mengenai  orang-orang yang

belum bekerja (pengangguran) yang tidak bekerja lagi dan yang tidak mampu bekerja

(penderita cacat). Secara tegas Molenaar mengartikan hukum ketenagakerjaan itu ialah

hukum arbeiders (pekerja/tenaga kerja) yang mengikatkan diri dengan perjanjian kerja.

B. Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja

Page 5: Hasil Pkm-p 2013

5

Berdasarkan asas persamaan hak, kedudukan, peran, dan kesempatan antara laki -

laki dan perempuan terlihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2) bahwa

“tiap-tiap manusia berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”2. Secara tegas

dinyatakan bahwa antara laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama atas

penghidupan yang layak termasuk pekerjaan. Berdasarkan ketentuan Pasal 86 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan

perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta kesusilaan, pemeliharaan moril agama.

Perlindungan Hukum bagi Tenaga Kerja Wanita sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah :

1. Waktu Kerja

Menurut Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 77 ayat (2) mengenai

ketentuan waktu kerja yang harus dipenuhi oleh pengusaha ialah3 :

1. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk enam

hari kerja dalam 1 (satu) minggu, atau

2. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5

(lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

2. Upah Tenaga Kerja

Pengusaha yang mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja wajib membayar

upah kerja lembur. Upah menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1

angka 30 adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan

perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Pembayaran upah juga diatur

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dari Nomor 8 Tahun 1981 Pasal 16

sampai dengan Pasal 19 tentang Perlindungan Upah4.

3. Cuti

2 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)3 Endah Pujiastuti, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, ( Semarang : Semarang University Press,

2008) Hlm 31.4 PP No.8 Tahun 1981 : Ttg Perlindungan Upah,http://kartu-kuning.blogspot.com ,hlm 9

Page 6: Hasil Pkm-p 2013

6

Cuti diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, yaitu Pasal 79 sampai dengan Pasal 82. Jenis-jenis cuti adalah

sebagai berikut 5:

1. Cuti haid

2. Cuti melahirkan/ bersalin/ keguguran

3. Cuti Tahunan

4. Istirahat Panjang

5. Cuti Karena Menunaikan Ibadah Agama

C. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perlindungan terhadap pekerja/buruh sangatlah penting terutama perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai

dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan

pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja.

Didalam melindungi tenaga kerja ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja6 :

1. Faktor Manusia.

2. Faktor Material atau Bahan atau Peralatannya.

3. Faktor Bahaya atau Sumber Bahaya.

4. Faktor yang Dihadapi.

D. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Jaminan sosial tenaga kerja telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang mengatur

kepesertaan dan mekanisme pemberian jaminan sehingga tercipta rasa aman dan nyaman

bagi tenaga kerja.

Dasar hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pengertian Jamsostek adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti

5 Rokhani, op.cit.,Hlm. 146 Sendjun H. Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, ( Jakarta : Rineka Cipta,

1990) Hlm 25.

Page 7: Hasil Pkm-p 2013

7

penghasilan yang hilang/berkurang, sebagai akibat peristiwa/keadaan yang dialami oleh

tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua, dan meninggal dunia7.

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja ada 4 macam yaitu8 :

1. Jaminan kecelakaan kerja

2. Jaminan Kematian.

3. Jaminan Hari Tua

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk lebih mendekatkan pada permasalahan, maka dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, yaitu peninjauan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan di lapangan terhadap tenaga kerja buruh ngamplas di kota Jepara.

Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis yaitu bertujuan untuk menggambarkan secara jelas, rinci, dan tepat peristiwa atau keadaan yang benar-benar terjadi dan menghimpun secara nyata tentang perlindungan bagi tenaga kerja wanita dan permasalahan yang sering dijumpai dalam penerapan program perlindungan kesehatan tenaga kerja tersebut dan upaya alternatif pencegahaannya di Jepara menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Populasi adalah seluruh sampel objek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian atau seluruh kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti9. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek tertentu dari sampel yang akan diteliti yaitu dari bagian produksi mebel di Jeepara

Dalam penelitian ini respondennya adalah para pekerja buruh ngamplas dari bebeapa pengusaha mebel di Jepara

Setiap penelitian ilmiah memerlukan data sebagai dasar dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Pengumpulan data yang dilakukan penulis meliputi data primer dan data sekunder.1. Pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui : Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap buruh amplas selama 30 hari WawancaraWawancara dilakukan dalam rangka mengumpulkan data primer melalui para Responden.

2. Pengumpulan Data sekunderData sekunder yaitu data yang diperoleh dengan membaca buku literatur, undang-undang, peraturan pemerintah, yang selanjutnya dijadikan pedoman dalam penulisan skripsi ini.

7 Soedarjadi, op.cit., Halaman 94.8 Sendjun H. Manulang, op.cit., Halaman 72.

9 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta : Ghallia Indonesia, 1994), halaman 36

Page 8: Hasil Pkm-p 2013

8

Perolehan data yang berupa data primer dari hasil pengamatan langsung dan wawancara, terhadap objek yang diteliti maupun data sekunder yang berasal dari studi pustaka yang ada hubungannya dengan permasalahan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil lapangan maupun studi kepustakaan dikumpulkan dan diidentifikasikan.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya

N0 Jenis Anggaran Biaya (Rp)1 Peralatan penunjang 2.500.000,-2 Bahan habis pakai 3.500.000,-3 Perjalanan 2.500.000,-4 Lain-lain 1.500.000,-

Jumlah 10.000.000,-

B. Jadwal Kegiatan

No Jenis kegiatan Bulan1 2 3 4

1 Persiapan 2 Pengumpulan data 3 Analisis data 4 Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Maimun. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar. Jakarta : Pradnya Paramita. 2004.@

Manulang, Sendjun H. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. 1990.

Pujiastuti, Endah. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Semarang:Semarang University Press. 2008.@

Rusli, Hardjan. Hukum Ketenagakerjaan 2003. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2004.

Soedarjadi. Hak dan Kewajiban Pekerja - Pengusaha. Yogyakarta : Pustaka Yustisia. 2009

Soejardi. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Yustisia. 2008.Undang-Undang Dasar 1945@

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.