Hasil Perumusan Workshop Mp3ei

4
1 HASIL PERUMUSAN WORKSHOP PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA Jakarta, 10 Mei 2012 A. PENYEMPURNAAN KONSEP MP3EI 1. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan salah satu pedoman pembangunan ekonomi untuk percepatan pembangunan Negara Indonesia menuju Negara yang adil dan makmur di tahun 2025. MP3EI sepatutnya dijadikan acuan bersama secara integratif dan sinergis dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian berbagai sektor pembangunan, terutama di bidang perekonomian dan semua sektor lainnya yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian nasional maupun daerah. Untuk itu sosialisasi tentang MP3EI oleh Komite P3EI perlu terus dilakukan. 2. MP3EI merupakan konsep yang besar dan kompleks, sehingga pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pendekatan holistik (kesisteman), multidisiplin, dan multisektoral. Kompleksitas yang dihadapi dalam MP3EI menuntut kolaborasi yang lebih erat antar pelaku yang terlibat didalamnya, baik dari pihak pemerintah, dunia usaha dan akademisi, baik di tingkat pusat maupun daerah. 3. Konsep MP3EI masih mengandung berbagai kelemahan dan kebelum- sempurnaan, sehingga konsep tersebut diharapkan terbuka terhadap perbaikan dan penyempurnaan sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan situasi. Dewan Riset Nasional dapat berperan sebagai salah satu pihak yang “mengkalibrasi” konsep dan program MP3EI agar lebih sempurna dan dapat diimplementasikan. 4. Dokumen MP3EI dinilai masih lebih banyak menggambarkan tentang target- target yang ingin dicapai, dan belum menjelaskan secara rinci tentang strategi, program dan instrumen kebijakan yang diperlukan untuk mensukseskannya. Untuk itu diperlukan penjelasan secara rinci tentang strategi, program dan implementasi serta penanggung jawab komponen program. 5. Program MP3EI dinilai masih mengutamakan target capaian makro yaitu untuk mencapai PDB sebesar US$ 3,8 4,5 Trilyun pada tahun 2025. Perhatian terhadap distribusi pendapatan, terutama terhadap masyarakat petani dan pedesaan belum diperhitungkan. Untuk itu perlu diidentifikasi

description

Hasil Perumusan Workshop Mp3ei

Transcript of Hasil Perumusan Workshop Mp3ei

  • 1

    HASIL PERUMUSAN WORKSHOP

    PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN

    PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA Jakarta, 10 Mei 2012

    A. PENYEMPURNAAN KONSEP MP3EI 1. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

    (MP3EI) merupakan salah satu pedoman pembangunan ekonomi untuk percepatan pembangunan Negara Indonesia menuju Negara yang adil dan makmur di tahun 2025. MP3EI sepatutnya dijadikan acuan bersama secara integratif dan sinergis dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian berbagai sektor pembangunan, terutama di bidang perekonomian dan semua sektor lainnya yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian nasional maupun daerah. Untuk itu sosialisasi tentang MP3EI oleh Komite P3EI perlu terus dilakukan.

    2. MP3EI merupakan konsep yang besar dan kompleks, sehingga pelaksanaannya perlu dilakukan melalui pendekatan holistik (kesisteman), multidisiplin, dan multisektoral. Kompleksitas yang dihadapi dalam MP3EI menuntut kolaborasi yang lebih erat antar pelaku yang terlibat didalamnya, baik dari pihak pemerintah, dunia usaha dan akademisi, baik di tingkat pusat maupun daerah.

    3. Konsep MP3EI masih mengandung berbagai kelemahan dan kebelum-sempurnaan, sehingga konsep tersebut diharapkan terbuka terhadap perbaikan dan penyempurnaan sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan situasi. Dewan Riset Nasional dapat berperan sebagai salah satu pihak yang mengkalibrasi konsep dan program MP3EI agar lebih sempurna dan dapat diimplementasikan.

    4. Dokumen MP3EI dinilai masih lebih banyak menggambarkan tentang target-target yang ingin dicapai, dan belum menjelaskan secara rinci tentang strategi, program dan instrumen kebijakan yang diperlukan untuk mensukseskannya. Untuk itu diperlukan penjelasan secara rinci tentang strategi, program dan implementasi serta penanggung jawab komponen program.

    5. Program MP3EI dinilai masih mengutamakan target capaian makro yaitu untuk mencapai PDB sebesar US$ 3,8 4,5 Trilyun pada tahun 2025. Perhatian terhadap distribusi pendapatan, terutama terhadap masyarakat petani dan pedesaan belum diperhitungkan. Untuk itu perlu diidentifikasi

  • 2

    dan difokuskan program-program MP3EI yang tidak hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu saja tetapi dapat mengangkat tingkat kehidupan masyarakat miskin di pedesaan.

    6. Pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi utama dalam koridor MP3EI perlu mempertimbangkan agar lebih menguntungkan pengusaha dari dalam negeri. Pada kasus industri tertentu yang dikuasai pemilik dari luar negeri, perlu pertimbangan khusus dan resource accounting secara lebih komprehensif, sehingga pembangunan infrastruktur menjadi lebih tepat sasaran.

    7. Fokus kegiatan ekonomi utama dalam koridor yang ditetapkan dalam MP3EI dinilai belum sinkron dengan kebijakan dan prioritas pembangunan ekonomi yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten. Ketidak selarasan ini menimbulkan kebingungan di kalangan pemerintah kabupaten sebagai pelaksana sehingga menghambat kelancaran program. Untuk itu perumusan program pengembangan kegiatan ekonomi termasuk pengembangan iptek sebagai pendukungnya perlu melibatkan SDM yang ada di daerah. Selain itu disarankan pula agar pengembangan kegiatan ekonomi utama didasarkan pada kontribusi sektor tersebut dalam PDB daerah dan memperhatikan ketimpangan pertumbuhan antar wilayah.

    8. Pembangunan infrastruktur pendukung kelancaran kegiatan ekonomi dalam konteks MP3EI di daerah tertentu perlu memperhatikan kendala teknis di lapangan, terutama dalam proses pembebasan lahan yang sering kali berhadapan dengan tradisi dan adat istiadat setempat yang tidak sejalan. Untuk itu pendekatan dan pengkajian masalah sosial budaya dan antropologi perlu mendapat perhatian khusus dalam program MP3EI.

    B. PEMBANGUNAN BIDANG IPTEK DAN MP3EI

    9. Program pengembangan industri energi dalam MP3EI dinilai masih belum sejalan dengan arah pengembangan iptek bidang energi yang dicanangkan pemerintah. Perpres No 5/2006 yang menetapkan target 17% dari energi terbarukan tidak tercermin dalam MP3EI yang lebih mengutamakan energi fossil. Untuk itu perlu penelaahan ulang tentang target pengembangan industri energi MP3EI agar sejalan dengan arah pengembangan iptek di bidang energi, dengan tetap memperhatikan pencapaian target yang dicanangkan dalam MP3EI .

    10. Program pengembangan industri pangan dalam MP3EI perlu memperhatikan potensi lahan rawa yang luasnya 33 juta hektar di Sumatera, Kalimantan dan Papua sebagai sumber produksi pangan masa depan. Dukungan teknologi untuk pengembangan lahan rawa serta teknologi produksi yang sesuai dengan agroekosistem setempat perlu terus dikembangkan untuk mendukung MP3EI. Selain itu perlu diusahakan agar pembangunan infrastruktur perekonomian (jalan tol) tidak mengalih fungsikan lahan

  • 3

    pertanian produktif. Disarankan pula bahwa untuk menjamin keberhasilan pembangunan perekonomian berbasis pertanian, dan berkaca pada keberhasilan beberapa negara, maka program reformasi agraria perlu dipertimbangkan untuk diimplementasikan.

    11. Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat vital dalam MP3EI, terutama sebagai enabler yang mempercepat proses kegiatan ekonomi. Namun dalam penerapannya jangan sampai hanya dinikmati oleh investor luar. Pengembangan TIK tidak hanya harus menerapkan local content, tapi juga harus melibatkan local knowledge, sehingga MP3EI dapat mendorong pembangunan industri TIK melalui kolaborasi erat regulator, researcher, dan user baik di pusat maupun daerah.

    12. Pengembangan industri transportasi dalam MP3EI meliputi idustri alat transportasi dan industri perkapalan yang dipusatkan di Pulau Jawa. Disarankan agar pengembangan industri transportasi tidak terpusat di jawa melainkan di berbagai lokasi mengingat konteks transportasi itu menyangkut seluruh wilayah. Selain itu pengembangan pelabuhan dalam MP3EI perlu dikembangkan ke arah e-logistic yang memperlancar supply chain management sehingga meningkatkan dara saing di tingkat regional dan global.

    13. Pengembangan industri pertahanan dan keamanan menyoroti pentingnya pengembangan SDM Iptek Pertahanan yang selama ini semakin langka. Hal ini mengakibatkan pengembangan industri pertahanan (alutsista) masih bergantung pada lisensi. Untuk itu perlu dukungan semua pihak untuk mengembangkan SDM Pertahanan, terutama melalui pengembangan program studi iptek pertananan di berbagai perguruan tinggi.

    14. Bidang kesehatan dan obat belum mendapat perhatian secara eksplisit dalam MP3EI. Mengingat peranannya yang vital dalam pembangunan SDM dan memajukan peradaban bangsa, maka pembangunan industri kesehatan dan obat perlu diakomodasikan dalam MP3EI. Pembangunan SDM unggul dan bermoral untuk MP3EI perlu didukung oleh riset di bidang perbaikan gizi, neurosains, dan stem cell.

    15. Dukungan teknologi di bidang material maju dalam MP3EI perlu difokuskan pada industri baja, karena mendukung industri transportasi, perkapalan, migas, mesin pertanian. Untuk itu dalam MP3EI perlu mencakup pengaturan arah dan pembiayaan riset di bidang pengembangan material maju berbasis industri baja.

    16. Konsep MP3EI perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga jangan sampai terjerembab pada masalah yang sama, yaitu kebijakannya cukup bagus, tetapi tidak didukung oleh rincian yang memadai (death to the details). Dalam kontek sosial-humaniora, MP3EI perlu didukung oleh rancangan pemetaan tentang SDM/pemetaan sosial (migrasi dll), kajian kemiskinan yang diakibatkan industri ekstraktif, kajian masalah pertanahan, dan konteks otonomi daerah dalam MP3EI.

  • 4

    C. PENINGKATAN KONTRIBUSI IPTEK

    17. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mendukung MP3EI mutlak diperlukan. Jenis Iptek strategis yang diperlukan antara lain (1) iptek di bidang energi untuk membangun 4.000MW/tahun, (2) iptek di bidang penangkapan ikan, (3) iptek industri perkapalan, (4) iptek sumberdaya air, dan (5) iptek kebijakan zona waktu.

    18. Secara umum, peningkatan peran SDM dan Iptek untuk mendorong MP3EI perlu dilaksanakan melalui penguatan Sistem Inovasi Nasional yang melibatkan pengembang teknologi, pengguna teknologi, dan regulator baik di sisi produksi, proses, maupun pemasaran. Kunci keberhasilan penguatan Sistem Inovasi Nasional adalah komunikasi dan interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi yang intensif dan kontinyu. Pemerintah diharapkan dapat memainkan peran sebagai fasilitator, intermediator, dan regulator untuk mewujudkan suasana yang kondusif untuk menciptakan innovation driven economy.

    19. Ditinjau dari kualitas maupun kuantitasnya, sumberdaya Iptek di Indonesia masih terbatas dan masih belum terkoordinasi secara baik, sehingga para pengembang teknologi belum dapat secara optimal menghasilkan teknologi. Di lain pihak, pengguna teknologi juga masih memiliki keraguan bahwa teknologi yang dihasilkan pengembang sesuai kebutuhan, handal secara teknis, dan kompetitif secara ekonomi. Untuk itu kedua belah pihak yaitu pengembang dan pengguna teknologi perlu melakukan swa-evaluasi, mencermati tentang apa yang perlu dibenahi di wilayah peran masing-masing. Selain itu, untuk meningkatkan koordinasi R&D, dapat dilakukan reformasi lembaga sehingga kegiatan R&D pemerintah berada dalam satu atap.

    20. Diantara negara Asean, kinerja iptek Indonesia seperti publikasi ilmiah internasional dan jumlah patent masih tergolong rendah. Rendahnya kinerja tersebut antara lain disebabkan oleh rendahnya alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan secara nasional yang hanya 0,08% dari PDB. Untuk itu DRN perlu mendorong upaya peningkatan alokasi anggaran untuk R&D secara nasional dan menanamkan pengertian kepada otoritas keuangan nasional tentang pentingnya R&D sebagai basis pengambilan keputusan dalam proses pembangunan nasional.

    Jakarta, 14 Mei 2012

    Sekretaris DRN,

    Dr. Ir. Iding Chaidir, MSc