Hasil percobaan

8
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN 3.1 Hasil percobaan pemeriksaan gerakan STM secara palpasi Jenis kelamin orang coba Gerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan/..) Perempuan Gerak sendi tidak simetri, tidak ada hamabtaan gerak kondili Perempuan Tidak simetri, tidak ada hamabtaan gerak kondili Periksaan bunyi STM secara auskultasi Jenis kelamin orang coba Gerakan STM (sakit/krepitasi/kliking/popping/ ..) Perempuan Popping Perempuan Popping Pemeriksaan gerakan mandibula Jenis kelamin orang coba (A) Jarak maksimal (mm) (B) Waktu maksimal (menit)

description

jv,jv,

Transcript of Hasil percobaan

BAB III

HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN

3.1 Hasil percobaan

pemeriksaan gerakan STM secara palpasi

Jenis kelamin orang coba

Gerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan/..)

Perempuan

Gerak sendi tidak simetri, tidak ada hamabtaan gerak kondili

Perempuan

Tidak simetri, tidak ada hamabtaan gerak kondili

Periksaan bunyi STM secara auskultasi

Jenis kelamin orang coba

Gerakan STM (sakit/krepitasi/kliking/popping/..)

Perempuan

Popping

Perempuan

Popping

Pemeriksaan gerakan mandibula

Jenis kelamin orang coba

(A) Jarak maksimal (mm)

(B) Waktu maksimal (menit)

Perempuan

45 mm

1,13 mm

Perempuan

45 mm

1,37 mm

Jenis kelamin orang coba

Gerakan mandibula

Perubahan kondil

Perempuan

(C) antero-posterior

Terasa sakit kiri lebih dominan

Perempuan

(D) lateral

Terasa sakit kiri lebih dominan

Perempuan

(E) koordinasi gerakan

Terasa sakit kiri lebih dominan

Kelelahan pada waktu menutup mulut

Jenis kelamin orang coba

Lamanya membuka mulut secara maksimal

Waktu sampai timbul kelelahan

perempuan

Waktu maksimal (ex. X menit)

3 menit 7 detik

Istirahat 10 menit

dari waktu maksimal (0,5 dari X menit + pemijatan)

3 menit 34 detik

Istirahat 10 menit

dari waktu maksimal (0,5 dari X menit + pemijatan infra merah)

4 menit 3 detik

Gerakan STM pada beberapa posisi kepala

Pengaruh posisi kepalaterhadap gherakan mandibula (menunduk, menengadah, terlentang, kesamping dan istirahat)

Jenis kelamin orang coba

Posisi kepala

Gerak kondil-tragus (mm) dan apa yang dirasakan

Perempuan

Tegak lurus

20 mm

Perempuan

Menunduk

18 mm

Perempuan

Menengadah

17 mm

Perempuan

Terlentang

21 mm

Perempuan

Kesamping

21 mm

perempuan

Istirahat

23 mm

3.2 Pertanyaan dan jawaban

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi?

Terjadinya bunyi pada sendi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi dari komponen sendi temporomandibular. Terjadi akibat dari masalah yang berhubungan dengan sendi rahang dan otot-otot sekitar wajah yang mengontrol proses pengunyahan dan gerakan rahang. Atau dapat disesbabkan oleh tindakan menggerus gigi secara tidak sadar, dislokasi tulang, osteoarthritis di TMJ. Bunyi yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari bunyi yang lemah dan hanya terasa oleh si penderita sampai yang keras dan tajam. Bunyi ini dapat terjadi pada awal, pertengahan atau akhir gerak buka dan tutup mulut.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping?

Krepitus adalah bunyi mengeret atau gemeretak menunjukan adanya perubahan degenerasi. Biasanya ditemukan pada pasien dengan kelainan sendi temporo-mandibula jangka panjang . Clicking adalah bunyi tunggal dalam waktu yang singkat. Bunyi tersebut dapat berupa bunyi berdebuk yang perlahan, samar sampai bunyi retak yang tajam dan keras. Popping adalah bunyi letupan karena adanya keterbatasan gerakan rahang atau atau gerakan rahang yang biasanya asimetri.

3. Bagaimana pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup mulut?

Pada saat membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersama-sama meluncur ke bawah sepanjang emenensia artikularis dan diskus artikularis berputar pada kepala kondil ke arah posterior sedangkan pada saat menutup mulut, kedudukan kepala kondil berada pada bagian tengah diskus yaitu pada bagian yang tipis.

4. Mengapa dapat timbul gerakan inkoordinasi mandibula?

Karena terjadinya kontraksi antara otot-otot mandibula untuk melawan resistensi selama gerakan pembukaan, menutup, dan gerakan mandibula ke lateral, posterios dan anterior. Dapat terjadi karena hilangnya kontinuitas mandibula sehingga menyebabkan kehilangan keseimbangan dan akhirnya menyebabkan inkoordinasi gerakan mandibular.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi mandibula? Jelaskan mekanismenya!

kelainan pada sendi mandibula pada umumnya berhubungan dengan otot tubuh, terutama otot kepala, leher, pundak.. Seseorang yang mempunyai kebiasaan tidur dalam posisi tengkurap dengan leher yang menikung 90 ke salah satu sisi memberikan dampak yang sama seperti orang yang membengkokkan kepalanya sepanjang hari. Dengan demikian posisi pleksus brakhialis berada di atas kostaklavikular. Posisi seperti ini sangat buruk bagi otot-otot di daerah leher dan dapat menyebabkan torticollis (kontraksi otot leher) akut pada otot sternokleidomastoid. Sehingga menyebabkan kelainan pada sendi mandibula. Selain itu kebiasaan tidur dengan satu sisi ke samping kanan/kiri maupun kebiasaan tidur dengan menggertakan gigi (bruxism) dapat meningkatkan keausan pada lapisan tulang rawan dari sendi rahang, sehingga memicu terjadinya Temporo Mandibular Disorder (TMD). Tidur dilakukan kurang lebih selama 6 jam, bila seseorang memiliki kebiasaan tidur yang salah maka akan dapat mempengaruhi kondisi dari mandibular itu sendiri. Misalnya kebiasaan tidur dengan memiringkan tubuh ke salah satu sisi saja dapat menyebabkan tekanan mandibular yang berat pada salah satu sisi.

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri?

Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi temporo-mandibula mengalami dislokasi, dimana sendi rahang "keluar" dari lokasi normalnya. Sehingga menyebabkan rasa sakit dan lelah bila terus menerus dilakukan gerakan membuka mulut secara maksimal.

Ligamen-ligamen yang berhubungan dengan TMJ juga akan mengalami kekakuan sebagai akibat penekanan-penekanan dari kontraksi otot yang menyebabkan fleksibilitas dari ligamen-ligamen tersebut akan berkurang atau menurun dapat menimbulkan kekakuan hipomobile yang berakibat terjadi kontraktur serta menimbulkan laxity hipermobile yang berakibat terjadi ruptur dan dapat menimbulkan rasa nyeri.

7. Apa pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!

Pemijatan mampu memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Efek pijat pada syaraf mampu memberikan rangsangan dan meningkatkan aktivitas otot, pembuluh darah, dan kelenjar yang diatur oleh otot-otot tersebut. Karena setelah dipijat, aliran darah ke otot akan lebih lancar sehingga pasokan oksigen akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi, sehingga setelah dipijat energi meningkat dan otot dapat bekerja lebih lama. Kegiatan pijat mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi ketegangan otot dan kram. Perbaikan sirkulasi darah dan getah bening di otot akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik dalam tulang-tulang yang terkait. Sendi yang tegang dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kondisi-kondisi seperti arthritis, bisa dikurangi sehingga tercipta rasa nyaman dan kemudahan dalam bergerak.

8. Apa pengaruh infra red pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya!

Pemberian infra red pada bagian tubuh tertentu setelah mengalami kelelahan, akan mengurangi kelelahan yang dirasakan. Hal ini dapat terjadi karena sinar infra red akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler darah membesar (vasodilatasi). Sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga suplai oksigen dari darah mengalir lancar. Hal tersebut yang akan menyebabkan rasa lelah menjadi berkurang.