hasil pengamatan
-
Upload
erna-fitriany -
Category
Documents
-
view
4 -
download
2
description
Transcript of hasil pengamatan
No Prosedur percobaan Hasil pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum :
- sampel berwarna biru
muda berupa serbuk.
Setelah penambahan 7 ml
aquades :
-serbuk berwarna biru
muda larut sempurna
dalam 7 ml aquades
-larutan berwarna biru
bening
Sampel berupa serbuk
berwarna biru muda
diduga adalah CuSO4.
Reaksi :
CuSO4(s) + H2O(l)
CuSO4(aq)
Diduga sampel akan larut
dalam aquades
Sesuai dugaan, sampel
berupa serbuk berwarna
biru muda larut dalam 7
ml aquades secara
sempurna, berupa larutan
berwarna biru bening.
Analisis anion Sebelum :
-analit yang sudah
diencerkan pada tahap
sebelumnya berwarna biru
bening
Setelah penambahan
Na2CO3 jenuh (bening) :
-larutan yang terbentuk
berwarna biru muda keruh
Setelah larutan dipanaskan
:
Analit yang ditambahkan
degan Na2CO3 jenuh
kemudian dipanaskan
akan membentuk endapan
dan juga filtrat.
Reaksi :
CuSO4(aq) + Na2CO3(aq)
CuCO3(s) + Na2SO4
(aq)
Sesuai dengan dugaan,
bahwa analit yang telah
ditambahkan dengan
Na2CO3 jenuh dan
kemudian di panaskan,
emmbentuk endapan dan
filtrat. Filtrat merupakan
larutan persiapan untuk
analisis selanjutnya.
Endapan terbentuk
berwarna biru tua, larutan
-larutan terdiri atas 2
lapisan, yaitu berupa
endapan biru gelap dan
larutan jernih (tidak
berwarna ). Larutan jernih
ini digunakan untuk
sentrifugasi dan
didekantasi.
Setelah disentrifugasi dan
didekantasi :
Larutan bening dan
endapan biru gelap
terpisah secara sempurna.
filtrat berwarna bening.
Terbentuk endapan biru,
karena adanya CuCO3(s)
dan terbentuk larutan
ebning karena adanya
Na2SO4 (aq)
Pembuatan ion sulfat Sebelum :
-larutan persiapan =
bening (tidak berwarna)
HCl 6M = bening (tidak
berwarna)
BaCl2 = bening (tidak
berwarna)
Setelah penambahan 3
tetes HCl 6M ke dalam
Larutan persiapan
sebanyak 2 tetes + 1 tetes
HCl 6M , larutan yang
dihasilakn tidak berwarna.
HCl digunakan untuk
mengasamkan larutan
Analit mengandung anion
SO42- sehingga ketika
Sesuai dugaan, larutan
persiapan yang
ditambahkan dengan HCl
6M akan membentuk
larutan tidak berwarna
(bening).
tabung reaksi yang berisi
2 tetes larutan persiapan
menghasilkan larutan
tidak berwarna.
Pengecekan keasaman
dengan menggunakan
kertas lakmus biru , maka
akan berubah menjadi
merah
Setelah larutan dipanaskan
:
-warna larutan berubah
menjadi kuning bening.
Setelah penambahan
BaCl2 sebanyak 20 tetes :
Ada endapan berwarna
putih
daitambahkan dengan
BaCl2 akan terbentuk
endapan putih.
Reaksi :
SO42- + Ba2+ BaSO4 (s).
endapan BaSO4 (s)
berwarna putih
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq)
BaSO4 (s) + 2NaCl
Sesuai dugaan, analit
mengandung anion SO42-
dan membentuk endapan
putih ketika ditambahkan
dengan BaCl2 . hal
tersebut dibuktikan
dengan adanya endapan
putih BaSO4 pada reaksi
dan pada percobaan yang
dilakukan.
Analisis kation Sebelum :
-5 tetes analit = berwarna
biru bening
2 tetes HCl 6M =
berwarna bening (tidak
5 tetes analit + 5 tetes air
larutan tidak berwarna
Reaksi :
CuSO4(l) + H2O(l)
Sesuai dengan dugaan , 5
tetes analit ditambah
dengan 5 tetes air akan
menajdi larutan yang tidak
berwarna)
5 tetes air = berwarna
bening (tidak berwarna)
Setelah perlakuan :
-5 tetes analit ditambah
dengan 5 tetes air , alrutan
yang dihasilkan berwarna
bening (tidak berwarna)
-setelah ditambahkan 2
tetes HCl 6M , larutan
yang dihasilkan berwarna
bening (tidak berwarna)
-setelah ditambah 5 tetes
HCl 6M , larutan yang
dihasilkan tetap bening
dan tidak berwarna serta
tidak ada endapan.
CuSO4(aq)
Setelah penambahan HCl ,
larutan yang dihasilkan
tetap tidak berwarna dan
tidak terbentuk endapan
berwarna (bening).
Sesuai dengan dugaan,
setelah ditambah dengan
HCl larutan tetap bening
(tidak berwarna) dan tidak
terbentuk endapan.
Karena tidak terbentuk
endapan, maka analisis
dilanjutkan ke prosedur 5
untuk analisis kation
golongan II.
Sebelum :
Filtrat golongan II, III ,
IV, dan V = berwarna
bening
H2O2 3% = berwarna
Dugaan :
Setelah filtrat
ditambahkan dengan H2O2
dan HCl , warna larutan
yang akan diahasilkan
Sesuai dugaan, larutan
yang ditambahkan dengan
H2O2 dan HCl berubah
menjadi bening,
kemudiaan setelah
bening
HCl 2M= berwarna
bening
HCl 6M = berwarna
bening
Setelah perlakuan :
-4 tetes filtrat yang
berwarna bening
ditambahkan dengan 6
tetes H2O2 3% , larutan
yang dihasilkan tetap
berwarna bening.
-setelah penambahan 2
tetes HCl 2M = larutan
yang dihasilkan tetap
berwarna bening
Kemudian dipanaskan
hingga 1 atau 2 tetes
larutan, larutan yang
dihasilkan tetap berwarna
bening
Kemudaian larutan
bening.
Setelah penambahan HCl
6M , akan membentuk
larutan berwarna kuning
sangat pudar.
Setelah penambahan HCl
2M sebanyak 4 tetes akan
memebntuk larutan
berwarna kuning sangat
pudar.
Reaksi :
H2S H+ + HS-
FeS + HCl FeCl2 + H2S
H2S + Cu2+ CuS (s)
ditambahkan HCl 6M
larutan berubah warna
menjadi kuning pudar.
Kemudian setelah
ditambahkan dengan HCl
2M , berubah kembali
menjadi bening.
Sesuai dengan dugaan
akan membentuk endapan
golongan II dan filtrat
golongan III, IV , V
dibiarkan dingin dan
ditambah dengan HCl
6M : larutan berwarna
kuning sangat pudar +
-setelah diuapkan dan
ditambahkan 4 tetes HCl
2M : larutan berwarna
kuning pudar ++.
Kemudian larutan
direaksikan dengan H2S
dalam lemari asam.
Diencerkan dengan 10
tetes air panas
Direaksikan dengan H2S
Ditambahkan denagn
NH4C2H3O2 1M
Kemudian dialiri gas H2S
Larutan ditambahkan
dengan 25 tetes air dingin.
Setelah itu, direaksikan
dengan gas H2S selama
20-30 detik
Disentrifugasi untuk
memisahkan larutan dan
endapan.
Kemudiaan ditambahkan
5 tetes air
Setelah itu direaksikan
dengan H2S
Kemudian dibilas dengan
menggunakan 3 tetes air
Disentrifugasi dan
didekantasi , maka kana
membentuk endapan dan
filtrat kation golongan III,
IV, V
Prosedur 6 Endapan dari prosedur 5,
dibilas sebanyak 2 kali
dengan 15 tetes air panas.
Ekmudian ditambah
dengan 10 tetes (NH4)2S
Setelah itu larutan
dipanaskan selaama 3
Golongan IIA akan
mengendap setelah
disentrifugasi. Hal ini
menunjukkan bahwa
analit mengandung kation
golongan IIA
Sesuai dengan dugaaan,
analit mengandung kation
golongan IIA karena
terbentuk endapan
sampai 4 menit dan
diaduk.
Larutan dan endapan
dipisahkan secara
sempurna dengan cara
dekantasi. Terbentuk
endapan golongan IIA dan
filtrat golongan IIB
Reaksi :
CuCl (s) + (NH4)2S
CuS (s) + NH4Cl (l)
Prosedur 7 Endapan dari prosedur 6 ,
akan ditambahkan 10 tetes
(NH4)2S kemudian
dipanaskan selama 2
menit, disentrifugasi dan
didekantasi.
Kemudian anfapan dicuci
dengan 20 tetes larutan
panas dengan
perbandingan volume 1:1
Setelah itu ditambahkan
15 tetes HNO3 3M. Lalu
dididihkan dengan pelan-
Larutan akan membentuk
endapan HgS dan PbS ,
Bi2S, CuS , dan CdS.
Reaksi :
3CuS (s) + 8H+ (aq) +
2NO3- (aq) 3Cu2+ (aq)
+ 3S(s) + 2NO (g) + 4
H2O(l)
HgS (s) + OCl- + 2H+ +
Cl- HgCl2 + S(s) +
Sesuai dengan dugaan,
reaksi akan emmbentuk
endapan HgS dan filtrat
dari PbS , Bi2S, CuS , dan
CdS.
pelan dan kemudian
ditambahkan HNO3 .
Setelah itu disentrifugasi
dan didekantasi.
Terbentuk endapan HgS
dan filtrat PbS , Bi2S, CuS
, dan CdS
H2O(l)
Prosedur 8 Filtrat prosedur 7
ditambah dengan 4 tetes
H2SO4 pekat
menghasilkan endapan
putih PbSO4
Dilarutkan dalam
NH4C2H3O2 lalu
disentrifugasi.
Didekantasi ke tabung
reaksi lain, memisahkan
endapan untuk analisis Pb
dan filtrat pada prosedur
selanjutnya.
Filtrat dar prosedur 7 ,
mungkin mengandung
nitrat dari Pb, Bi, Cu , dan
Cd.
Penambahan H2SO4
berfungsi untuk
mengendapkan Pb sebagai
PbSO4 dan meninggalkan
logam lainnya dalam
larutan.
Sesuai dugaan , filtrat dari
prosedur 7 ditambah
dengan 4 tetes H2SO4
pekat akan menghasilkan
endapan PbSO4 dan filtrat
untuk analisis prosedur 9
Prosedur 9 Filtrat dari prosedur 8
ditambahkan denga tetes
Penambahan NH3 secara
berlebih digunakan untuk
Sesuai dengan dugaan,
filtrat dari prosedur 8 yang
demi tetes NH3 15M
Diaduk selama 2 menit.
Disentrifugasi dan
didekantasi
Memisahkan endapan
untuk analisis Bi2+ dan
filtrat
menghasilkan
pengendapan Bi(OH)3 dan
pembentukan kompleks
tetramina dari Cu2+ dan
Cd2+ yang larut.
Reaksi :
Cu2+ + 4NH3
2+ (berwarna
biru)
ditambahkan dengan NH3
akan mengahasilkan
endapan Bi2+ dan filtrat
untuk analisis kation
prosedur 10 yang
berwarna biru
2+
Prosedur 10 Sebelum :
-filtrat dari prosedur 9 =
berwarna biru bening
-CH3COOH = bening
(tidak berwarna)
-K4Fe(CN)6 = kuning
Sesudah :
-filtrat prosedur 9
sebanyak 5 tetes ditambah
dengan CH3COOH
menghasilkan larutan
5 tetes analit ditambahkan
dengan CH3COOH ,
reaksi :
2+ +
4CH3COOH Cu2+ +
4NH4+ + 4 CH3COOH.
Keterangan :
2+ berwarna
biru . CH3COOH
berfungsi untuk
menguraikan ion
Sesuai denga dugaan,
akan terbentuk endapan
berwarna merah bata.
. Hal
tersebut dikarenakan oleh
penguraian
menjadi Cu2+ dan
diendapkan oleh
K4Fe(CN)6 menjadi
endapan berwarna merah
yang tidak berwarna
-filtrat dari prosedur 9
sebanyak 5 tetes
ditambahkan dengan
CH3COOH kemudaian
ditambahkan dengan
K4Fe(CN)6 menghasilkan
endapan berwarna merah
bata 4-
kompleks 2+
yang berwarna biru
menjadi Cu2+ .
Setelah penambahan 2
tetes K4Fe(CN)6 ,
reaksinya :
Cu2+ + 4-
(s)
K4Fe(CN)6 berfungsi
untuk mengendapkan
larutan
bata
Analisis data :
1. Pembuatan analit
Pada pembuatan analit , sampel yang berupa serbuk berwarna biru muda dilarutkan
dalam 7 mL aqudes. Sampel larut secara sempurna dalam 7 mL aquades. Sampel yang
larut tersebut digunakan sebagai analit untuk analisis kation dan anion pada prosedur
selanjutnya. Analit ini berwarna biru muda.
2. Analisis anion
a. Pembuatan larutan persiapan
Pada pembuatan larutan persiapan , analit yang berwarna biru muda dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 20 tetes. Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes
Na2CO3 yang bening (tidak berwarna), maka akan menghasilkan larutan berwarna
biru muda keruh. Setelah itu larutan yang berda dalam tabung reaksi dipanaskan
dalam penangas air sehingga membentuk 2 lapisan yaitu berupa endapan berwarna
biru gelap dan larutan bening atau tidak berwarna. Selanjutnya larutan tersebut
disentrifugasi dan didekantasi untuk memisahkan endapan yang berwarna biru gelap
dan larutan bening (tidak berwarna). Endapan biru gelap tersebut adalah CuCO3 dan
filtrat bening (tidak berwarna) adalah Na2SO4 .
b. Pembentukan ion sulfat
Larutan persiapan yang berwarna biru bening sebanyak 2 tetes ditambahkan dengan
HCl 6M sebanyak 3 tetes yang bening (tidak berwarna) sampai larutan menjadi asam ,
maka akan menghasilkan larutan bening (tidak berwarna). Untuk megecek keasaman
larutan tersebut menggunakan kertas lakmus biru yang akan berubah warna menjadi
warna merah apabila larutan sudah asam. Setelah itu larutan dididihkan selama 1
menit, menghasilkan larutan yang berwarna kuning bening. Kemudian setelah
ditambahkan BaCl2 yang bening (tidak berwarna) sebanyak 20 tetes, maka akan
terbentuk endapan berwarna putih (BaSO4).
3. Analisis kation
a. Prosedur 1
Pada prosedur 1 ini, 5 tetes analit yang berwarna biru bening dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 5 tetes air, maka larutan yang
dihasilkan yaitu bening (tidak berwarna). Setelah itu ditambahkan dengan 2 tetes HCl
6M yang bening (tidak berwarna), maka larutan yang dihasilkan yaitu larutan bening
(tidak berwarna). Lalu laruta yang berada dalam tabung reaksi diaduk dengan
menggunakan pengaduk kaca, jika terbentuk endapan maka langkah selanjutnya yaitu
disentrifugasi. Namun jika tidak tebentuk endapan, ditambahkan lagi 5 tetes HCl 6M,
maka larutan yang dihasilkan tetap bening dan tidak terbentuk endapan. Larutan yang
dihasilkan dari prosedut I , akan digunakan untuk prosedur 5.
b. Prosedur 5
Pada prosedur 5 ini, sebanyak 4 tetes larutan yang berasal dari prosedur 1 dimasukkan
ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan dengan 6 tetes H2O2 3% yang bening
(tidak berwarna) dan 2 tetes HCl 2M yang bening (tidak berwarna), maka akan
dihasilkan larutan yang bening (tidak berwarna). Lalu larutan yang terdapat dalam
tabung reaksi tersebut dididihkan sampai volume 1 atau 2 tetes. Setelah itu larutan
yang telah dididihkan didinginkan dan ditambahkan dengan 6 tetes Hcl 6M yang
bening (tidak berwarna), maka larutan yang dihasilkan berwarna kuning +. Langkah
selanjutnya larutan dalam tabung reaksi diuapkan dengan hati-hati dan ditambahkan
sebanyak 4 tetes HCl 2M yang bening (tidak berwarna), maka akan dihasilkan larutan
yang berwarna kuning ++. Selanjutnya tabung reaksi digoyang-goyang sampai semua
residu yang terdapat dalam tabung reaksi larut. Kemudian larutan dalam tabung reaksi
diaduk dan dipanaskan, jika perlu. Setelah itu larutan dipindahkan ke dalam tabung
reaksi dan dipanaskan sampai dengan timbul buih. Lalu larutan direaksikan dengan
H2S dalam lemari asam selama 20 sampai dengan 30 detik. Langkah berikutnya
larutan diencerkan dengan menggunakan 10 tetes air panas dan direaksikan dengan
H2S. kemudian ditambahkan sebanyak 1 tetes NH4C2H3O2 dengan konsentrasi 1M ke
dalam tabung reaksi. Setelah itu larutan tersebut dialiri dengan menggunakan gas H2S
dan dipastikan gas H2S mencapai dasar tabung reaksi. Lalu larutan tersebut
ditambahkan dengan 25 tetes air dingin dan direaksikan kembali dengan gas H2S
selama 20 sampai 30 detik. Langkah selanjutnya, apabila terjadi endapan maka
larutan disentrifugasi, namun jika tidak terjadi endapan maka larutan ditambahkan
denga 5 tetes air dan dialiri dengan H2S kembali. Kemudian dibilas dengan
menggunakan 3 tetes air lalu larutan tersebut disentrifugasi dan didekantasi untuk
memisahkan endapan kation golongan II dengan filtrat kation golongan III, IV dan V.
Endapan tersebut digunakan untuk analisis prosedur 6.
c. Prosedur 6
Pada prosedur 6 ini, endapan yang berasal dari prosedur 5 dibilas sebanyak 2 kali
dengan menggunakan 15 tetes air panas. Kemudian ditambahkan dengan (NH4)2S
sebanyak 10 tetes. Setelah itu larutan dipanaskan selama 3 sampai 4 menit sambil
diaduk. Larutan dan endapan yang terbentuk dipisahkan dengan cara disentrifugsi dan
di dekantasi. Endapan yang terbentuk merupakan endapan kation golongan IIA dan
filtrat yang terbentuk merupakan filtrat kation golongan IIB.
d. Prosedur 7
Pada prosedur 7 ini, endapan yang berasal dari prosedur 6 ditambahkan dengan 10
tetes (NH4)2S kemudian larutan ini dipanaskan selama 2 menit. Pada saat larutan
dipanaskan , larutan sambil diaduk. Kemudian larutan tersebut disentrifugasi dan
didekantasi. Kemudian filtrat yang terbentuk digabungkan dengan filtrat kation
golongan IIB. Langkah berikutnya mencuci endapan yang dihasilkan dengan
meggunakan 20 tetes larutan panas. Larutan panas ini terdiri atas air panas dan
NH4C2H3O2 dengan perbandingan volume 1 : 1. Setelah itu ditambahkan dengan 15
tetes HNO3 3M. Lalu larutan dipindahkan ke dalam kaserol dan dididihkan pelan-
pelan selama 1 menit. Selanjutnya ditambahkan HNO3 ke dalam tabung reaksi.
Kemudian larutan yang berada dalam tabung reaksi disentrifugasi dan didekantasi
untuk memisahkan endapan HgS dengan filtrat PbS, Bi2S, CuS, dan CdS. Filtrat yang
berasal dari prosedur 7 ini digunakan untuk analisis prosedur 8.
e. Prosedur 8
Pada prosedur 8 ini, filtrat yang berasal dari prosedur 7 ditambahkan dengan 4 tetes
H2SO4 pekat, maka akan terbentuk endapan putih dari PbSO4. Kemudian endapan
putih tersebut dilarutkan dalam NH4C2H3O2. Selanjutnya larutan tersebut
disentrifugasi dan didekantasi untuk memisahkan endapan dan filtrat. Filtrat yang
terbentuk dari prosedur 8 ini digunakan untuk analisis prosedur 9.
f. Prosedur 9
Pada prosedur 9 ini, filtrat yang berasal dari prosedur 8 ditambahkan dengan NH3
15M tetes demi tetes. Lalu larutan yang berada dalam tabung reaksi ini diaduk selama
2 menit. Selanjutnya larutan disentrifugasi dan didekantasi untuk memisahkan
endapan dan filtrat. Filtrat yang terbentuk dari prosedur 9 ini kemudian digunakan
untuk analisis prosedur 10.
g. Prosedur 10
Pada prosedur 10 ini, filtrat yang berasal dari prosedur 9 yang berwarna biru bening
diambil sebanyak 5 tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan dengan CH3COOH 6M yang bening (tidak berwarna) sampai larutan
menjadi tidak berwarna. Setelah itu larutan tersebut ditambahkan dengan 2 tetes
K4Fe(CN)6 yang berwarna kuning, maka akan menghasilkan endapan berwarna merah
bata dari Cu2Fe(CN)6.