Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

34

Click here to load reader

description

4. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG 4.1 Hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi 4.1.1 Pengembangan dan Operasi PPP Tamperan Pengembangan PPI Tamperan dimulai sejak tahun 2003 yang dibiayai dari dana APBN (Dekosentrasi), DAK Non DR (Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi), APBD Propinsi Jawa Timur, APBD Kabupaten Pacitan. a. Operasional Tahap I (Opersional Minimal) Agar dapat dioperasionalkan secara minimal, yaitu kolam pelabuhan dan dermaga serta fasilitas darat dapat dimanfaatkan kapal yang berukuran sampai 10 GT, maka pekerjaan yang dilaksanakan adalah: 1) Penyelesaian breakwater sisi kiri sepanjang 86,7 meter. 2) Pembangunan dermaga dengan konstruksi coison sepanjang 226 meter. 3) Pengerukan sebanyak 20.299 m³. 4) Fasilitas darat. b. Operasional Tahap II (Operasional Penuh) Pada operasional tahap II ini, yaitu kolam pelabuhan dan dermaga serta fasilitas darat dapat dimanfaatkan secara penuh kapal-kapal yang berukuran 30 GT – 100 GT, maka pekerjaan yang dilaksanakan berupa: 1) Penyelesaian breakwater sisi kanan sepanjang 247 meter. 2) Dermaga konstruksi coison sepanjang 143 meter. 3) Pengerukan kolam dengan volume 34.500 m³. 4) Fasilitas darat. Dana yang diperlukan untuk operasional tahap II sebesar Rp 52,4 milyar. Kebutuhan dana ini akan direncanakan secara bertahap pada tahun anggaran 2008 sampai dengan tahun anggaran 2010 (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur, 2006). 4.1.2 Pelaksanaan Pembangunan (Revitalisasi) PPP Tamperan Tingkat pembangunan PPP Tamperan saat ini masih 70%. Untuk itu pembangunan masih terus dilakukan agar ada peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan. Sehingga bisa meningkatkan kegiatan operasional yang ada di pelabuhan. Langkah yang ditempuh dalam melakukan suatu pembangunan, pengadaan jasa atau fasilitas adalah sebagai berikut: 1) Membuat suatu usulan kegiatan yang berisi rencana pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pelabuhan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2) Setelah disetujui maka akan pelabuhan akan mendapat Daftar Isian Kegiatan. 3) Setelah Daftar Isian Kegiatan diterima maka tahap pelaksanaan akan segera dilakukan. 4) Fasilitas yang sudah jadi akan diserahkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan, kemudian diserahkan ke PPP. 5) Pelabuhan akan mengatur dan mengelola fasilitas berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2006 tentang tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di DKP sebagai acuan operasional. 4.1.3 Tingkat Manajemen Operasional PPP Tamperan a. Produksi Perikanan Laut Perkembangan jumlah produksi perikanan laut di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Transcript of Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

Page 1: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

4. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1 Hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

4.1.1 Pengembangan dan Operasi PPP Tamperan

Pengembangan PPI Tamperan dimulai sejak tahun 2003 yang dibiayai

dari dana APBN (Dekosentrasi), DAK Non DR (Dana Alokasi Khusus Non Dana

Reboisasi), APBD Propinsi Jawa Timur, APBD Kabupaten Pacitan.

a. Operasional Tahap I (Opersional Minimal)

Agar dapat dioperasionalkan secara minimal, yaitu kolam pelabuhan dan

dermaga serta fasilitas darat dapat dimanfaatkan kapal yang berukuran sampai

10 GT, maka pekerjaan yang dilaksanakan adalah:

1) Penyelesaian breakwater sisi kiri sepanjang 86,7 meter.

2) Pembangunan dermaga dengan konstruksi coison sepanjang 226 meter.

3) Pengerukan sebanyak 20.299 m³.

4) Fasilitas darat.

b. Operasional Tahap II (Operasional Penuh)

Pada operasional tahap II ini, yaitu kolam pelabuhan dan dermaga serta

fasilitas darat dapat dimanfaatkan secara penuh kapal-kapal yang berukuran 30

GT – 100 GT, maka pekerjaan yang dilaksanakan berupa:

1) Penyelesaian breakwater sisi kanan sepanjang 247 meter.

2) Dermaga konstruksi coison sepanjang 143 meter.

3) Pengerukan kolam dengan volume 34.500 m³.

4) Fasilitas darat.

Dana yang diperlukan untuk operasional tahap II sebesar Rp 52,4 milyar.

Kebutuhan dana ini akan direncanakan secara bertahap pada tahun anggaran

Page 2: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

32

2008 sampai dengan tahun anggaran 2010 (Dinas Perikanan dan Kelautan

Propinsi Jawa Timur, 2006).

4.1.2 Pelaksanaan Pembangunan (Revitalisasi) PPP Tamperan

Tingkat pembangunan PPP Tamperan saat ini masih 70%. Untuk itu

pembangunan masih terus dilakukan agar ada peningkatan sarana dan

prasarana pelabuhan. Sehingga bisa meningkatkan kegiatan operasional yang

ada di pelabuhan. Langkah yang ditempuh dalam melakukan suatu

pembangunan, pengadaan jasa atau fasilitas adalah sebagai berikut:

1) Membuat suatu usulan kegiatan yang berisi rencana pembangunan sarana

dan prasarana yang dibutuhkan oleh pelabuhan kepada Direktorat Jenderal

Perikanan Tangkap.

2) Setelah disetujui maka akan pelabuhan akan mendapat Daftar Isian

Kegiatan.

3) Setelah Daftar Isian Kegiatan diterima maka tahap pelaksanaan akan segera

dilakukan.

4) Fasilitas yang sudah jadi akan diserahkan kepada Dinas Kelautan dan

Perikanan, kemudian diserahkan ke PPP.

5) Pelabuhan akan mengatur dan mengelola fasilitas berdasarkan PP Nomor 19

Tahun 2006 tentang tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

yang berlaku di DKP sebagai acuan operasional.

4.1.3 Tingkat Manajemen Operasional PPP Tamperan

a. Produksi Perikanan Laut

Perkembangan jumlah produksi perikanan laut di Pelabuhan Perikanan

Pantai (PPP) Tamperan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 3: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

33

Tabel 4. Perkembangan Bulanan Jumlah Produksi Perikanan Laut di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Tahun 2008

No Bulan Produksi (Kg) Nilai (Rp) Retribusi (Rp)

1 Januari 30.672 245.623.000 12.281.150

2 Februari 13.509 88.219.000 4.410.950

3 Maret 37.512 270.389.000 13.519.450

4 April 73.547 721.987.000 36.099.350

5 Mei 218.877 2.196.883.500 109.844.175

6 Juni 225.679 2.858.680.500 142.934.025

7 Juli 127.656 1.140.784.000 57.039.200

8 Agustus 220.753 1.719.969.000 85.998.450

9 September 341.420 2.901.686.500 145.084.325

10 Oktober 204.142 1.354.715.250 67.735.763

11 November 125.962 824.607.500 41.230.375

12 Desember 72.450 527.605.000 26.380.250

Jumlah 1.692.179 14.851.149.250 742.557.463,00

Sumber: PPP Tamperan, 2009

b. Armada Perikanan

Perkembangan jumlah armada perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai

(PPP) Tamperan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 4: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

34

Tabel 5. Perkembangan Bulanan Jumlah Armada Perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Tahun 2008

No Jenis

Armada

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kapal Motor

a. < 1 GT 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

b. <6 GT 46 46 46 78 78 121 135 161 151 124 124 111

c. 6-10 GT 14 17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

d. 10 - 30 GT 3 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4

2

Perahu

Tanpa Motor 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38

Jumlah 133 136 121 156 156 199 213 239 230 203 203 189

Sumber: PPP Tamperan, 2009

Perairan Pacitan selain dieksploitasi nelayan setempat juga oleh nelayan

pendatang antara lain dari Pekalongan, Prigi hingga Sulawesi Selatan. Nelayan

yang ada beroperasi di perairan Pacitan sebanyak 1.232 orang. Masyarakat

Pacitan sendiri umumnya hanya bekerja menjual jasa untuk menyediakan

perbekalan dan kebutuhan nelayan yang diperlukan saat akan berangkat ke laut

seperti halnya makanan, solar, air bersih dan es. Kondisi tersebut yang menarik

banyak nelayan luar daerah Pacitan untuk beroperasi di perairan Pacitan.

Kapal-kapal nelayan yang berada di Pelabuhan Tamperan umumnya

sudah dilengkapi dengan alat bantu navigasi GPS dan alat komunikasi yang

memadai kerena letak fishing ground yang jauh mencapai Samudera Indonesia.

Namun demikian, alat-alat keselamatan sangat terbatas bahkan kadang-kadang

tidak ada sama sekali seingga ancaman laut sering manghadang mereka.

Page 5: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

35

c. Alat Tangkap

Perkembangan jumlah alat tangkap perikanan di Pelabuhan Perikanan

Pantai (PPP) Tamperan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Perkembangan Bulanan Jumlah Alat Tangkap Perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Tahun 2008

No Jenis Alat Tangkap

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Krendet 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70

2 Pancing Titil 78 78 78 110 110 153 167 193 183 156 156 143

3 Pancing Tonda 60 63 49 82 82 125 139 165 155 128 128 125

4 Hand Line 14 17 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 Gill Net 84 87 67 68 68 68 68 68 68 68 68 68

6 Payang/Dogol 46 46 46 78 78 121 135 161 151 124 124 111

7 Mini Purse Seine 3 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4

8 Purse Seine 3 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 4

Jumlah 358 367 317 420 420 549 591 669 641 560 560 529

Sumber: PPP Tamperan 2009

Jenis alat tangkap yang beroperasi di perairan Pacitan adalah jaring

senar (parel), payang, krendet, purse seine, pancing tonda, rawai dasar, gill net,

dan hand line. Jaring senar (parel) digunakan untuk menangkap

cakalang/tongkol, pada bulan Juli 2009 berjumlah 40 unit dengan hasil

tangkapan 10.520 kg cakalang dan.14.401 kg tongkol. Payang digunakan untuk

menangkap selar, pada bulan Juli 2009 berjumlah 23 unit. Krendet digunakan

untuk menangkap lobster, pada bulan Juli 2009 berjumlah 10 unit. Purse seine

digunakan untuk menangkap cakalang/tongkol, pada bulan Juli 2009 berjumlah

24 unit dengan hasil tangkapan 55.734 kg cakalang dan 34.834 kg tongkol.

Pancing tonda digunakan untuk menangkap tuna/cakalang, pada bulan Juli 2009

berjumlah 131 unit dengan hasil tangkapan 101.366 kg tuna dan 77.489 kg

cakalang. Rawai dasar digunakan untuk menangkap manyung, pada bulan Juli

Page 6: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

36

2009 berjumlah 10 unit dengan hasil tangkapan 145 kg manyung. Gill net

digunakan untuk menangkap cakalang/tongkol, pada bulan Juli 2009 berjumlah

50 unit dengan hasil tangkapan 10.520 kg cakalang dan 14.401 kg tongkol. Hand

Line digunakan untuk menangkap tuna/cakalang, pada bulan Juli 2009 berjumlah

595 unit dengan hasil tangkapan 101.366 kg tuna dan 77.489 kg cakalang.

Pada alat tangkap purse seine, pengoperasiannya membutuhkan biaya

yang mahal terutama jika pengoperasiannya menggunakan dua kapal. Jika hasil

tangkapan hanya sedikit, maka jumlah hari dalam operasi penangkapan

ditambah, dari 3-4 hari menjadi 5-6 hari hal ini dilakukan untuk menghemat biaya

dan meminimalkan kerugian dalam pengoperasian purse seine. Alat tangkap

pancing memiliki waktu pengoperasian yang lebih lama sehingga dapat

memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak.

d. Jumlah Nelayan dan Pedagang

Jumlah nelayan dan pedagang di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Tamperan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Perkembangan Bulanan Jumlah Nelayan dan Pedagang di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Tahun 2008

No Bulan Jumlah Nelayan (orang) Jumlah Bakul / Pedagang

1 Januari 248 45

2 Februari 288 44

3 Maret 597 45

4 April 694 44

5 Mei 624 44

6 Juni 794 44

7 Juli 852 43

8 Agustus 869 45

9 September 690 45

10 Oktober 609 44

11 November 609 25

12 Desember 567 46

Sumber: PPP Tamperan, 2009

Page 7: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

37

e. Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan merupakan area yang mempunyai stok ikan yang

melimpah. Daerah penangkapan ikan di perairan Pacitan ada di sekitar teluk

Pacitan hingga Samudera Indonesia dengan luas wilayah kewenangan perairan

laut sebesar 523,82 km.

Beberapa tahun terakhir, nelayan menggunakan rumpon laut dalam

sebagai alat bantu penangkapan dan sebagai tujuan untuk daerah penangkapan.

Kapal yang menggunakan rumpon adalah kapal sekoci yang memiliki berbagai

macam alat tangkap dalam satu armada. Kapal purse seine juga menggunakan

rumpon, namun jaraknya lebih dekat jika dibandingkan dengan kapal sekoci.

Daerah penangkapan alat tangkap rawai dasar dioperasikan sekitar 5-7

mil dari pantai pada kedalaman 100-200 m. Dasar perairan adalah pasir campur

lumpur (Fitriana, 2004).

Daerah penangkapan alat tangkap purse seine sudah ditentukan oleh

titik-titik rumpon yang sudah dipasang. Rumpon yang digunakan berada pada

koordinat 1110 08' BT dan 80 50' LS berjarak sekitar 38 mil dari pelabuhan

dengan kedalaman sekitar 900 m. Rumpon kedua pada koordinat 1110 12' BT

dan 80 55' LS berjarak sekitar 42 mil dari pelabuhan dengan kedalaman sekitar

1600 m. Sedangkan rumpon ketiga pada koordinat 1110 05' BT dan 80 48' LS

berada pada jarak sekitar 36 mil dari pelabuhan dengan kedalaman sekitar 800m

(Kurniawan, 2010).

f. Musim Penangkapan

Musim penangkapan di perairan Pacitan berlangsung antara bulan Mei

hingga November. Pada bulan Desember hingga bulan April nelayan banyak

yang berhenti melaut karena pada bulan ini terjadi angin barat / paceklik.

Page 8: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

38

Pada musim paceklik, nelayan tradisional yang melaut hanya 80%,

dengan penghasilan turun drastis yaitu hanya 20%-25% dari biasanya dengan

daerah penangkapan di dalam teluk Pacitan. Meskipun hasil yang diperoleh

sangat turun drastis, kegiatan melaut tetap dilakukan oleh nelayan tradisional.

Hal ini karena merupakan mata pencaharian yang utama bagi nelayan

tradisional. Sedangkan untuk nelayan andon tidak ada yang melaut sama sekali,

hal ini atas pertimbangan faktor keselamatan dan hasil yang diperoleh tidak bisa

menutupi biaya operasional apabila dipaksa untuk melaut.

Musim penangkapan ikan dapat diketahui dari tabel jumlah produksi ikan,

nilai produksi, dan retribusi di PPP Tamperan tahun 2008 berikut:

Tabel 8. Perkembangan Bulanan Jumlah Produksi Ikan, Nilai Produksi dan Retribusi di PPP Tamperan Tahun 2008

No Bulan Produksi (Kg) Nilai (Rp) Retribusi (Rp)

1 Januari 30.672 245.623.000 12.281.150

2 Februari 13.509 88.219.000 4.410.950

3 Maret 37.512 270.389.000 13.519.450

4 April 73.547 721.987.000 36.099.350

5 Mei 218.877 2.196.883.500 109.844.175

6 Juni 225.679 2.858.680.500 142.934.025

7 Juli 127.656 1.140.784.000 57.039.200

8 Agustus 220.753 1.719.969.000 85.998.450

9 September 341.420 2.901.686.500 145.084.325

10 Oktober 204.142 1.354.715.250 67.735.763

11 November 125.962 824.607.500 41.230.375

12 Desember 72.450 527.605.000 26.380.250

Jumlah 1.692.179 14.851.149.250 742.557.463,00

Sumber: PPP Tamperan 2009

Page 9: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

39

4.1.4 Organisasi dan Tata Kerja BPPPP Tamperan

a. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan

Propinsi Jawa Timur Nomor : 061.1 / 568 / 118.4 / 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan – Kabupaten

Pacitan, maka Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan

mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1) Kedudukan Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPPP) Tamperan

adalah sebagai lembaga / Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas

Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur.

2) Tugas pokok Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPPP)

Tamperan adalah melaksanakan sebagian tugas teknis tertentu di bidang

pengelolaan pelabuhan perikanan pantai, pengawasan penangkapan ikan

dan pelayanan teknis kapal perikanan.

3) Dalam melaksanakan tugas pokok, Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan

Pantai (BPPPP) Tamperan mempunyai fungsi:

a) Pengumpulan dan penyiapan bahan serta perumusan rencana

pengelolaan pelabuhan perikanan pantai.

b) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran.

c) Penyusunan rencana program penyelenggaraan pengawasan

penangkapan ikan serta pengujian penerapan standar penangkapan ikan.

d) Penyusunan rencana pelaksanaan dan penyelenggaraan serta pembinaan

pelayanan teknis kapal perikan pantai.

e) Pelaksanaan pengawasan, pemantauan, evaluasi, analisa terhadap

pengelolaan dan pengembangan pelabuhan perikanan dan pemasaran

hasil perikanan.

Page 10: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

40

f) Pelaksanaan koordinasi urusan keamanan ketertiban dan kebersihan

kawasan pelabuhan pantai.

g) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sarana / prasarana serta

pelayanan teknis kapal perikanan.

h) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai

(BPPPP) Tamperan adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Pantai

c. Susunan Organisasi

Susunan organisasi Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai

(BPPPP) Tamperan terdiri dari :

1) Koordinator Balai, mempunyai tugas memimpin, mengawasi,

mengkoordinasikan tugas-tugas Balai.

KEPALA BALAI PENGELOLA PELABUHAN

SUB KOORDINATOR TATA USAHA

SUB KOORDINATOR KESYAHBANDARAN

SUB KOORDINATOR PELAYANAN TEKNIS

Page 11: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

41

2) Sub Koordinator Tata Usaha, mempunyai tugas:

a) Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga dan

kearsipan.

b) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

c) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.

d) Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor.

e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Koordinator Balai.

3) Sub Koordinator Pelayanan Teknis, mempunyai tugas:

a) Melaksanakan pengumpulan dan penyiapan bahan dalam rangka

penyusunan perencanaan pengembangan dan pelayanan jasa serta

pemeliharaannya.

b) Melaksanakan penyusunan dan penyiapan rencana program

pelaksanaan penyelenggaraan keamanan serta koordinasi pemanfaatan

sarana pelabuhan.

c) Melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan dan penyelenggaraan

ketertiban dan kebersihan lingkungan kawasan pelabuhan perikanan.

d) Menyusun penyusunan dan penyiapan rencana program pelaksanaan

koordinasi pengawasan mutu hasil perikanan.

e) Melaksanakan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi

terhadap penggunaan jasa pelabuhan perikanan.

f) Melaksanakan penyusunan laporan hasil penyelenggaraan pelayanan

teknis

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Koordinator Balai.

4) Sub Koordinator Kesyahbandaran, mempunyai tugas:

a) Melaksanakan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana

keselamatan pelayaran.

Page 12: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

42

b) Melaksanakan pengawasan penggunaan sarana dan prasarana

keselamatan pelayaran.

c) Melaksanakan pelayanan keselamatan pelayaran.

d) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan terhadap pelayanan keselamatan

pelayaran.

e) Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan serta penyajian data

kesyahbandaran.

f) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Koordinator Balai.

d. Personalia

Di Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPPP) Tamperan

memiliki pegawai dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 9. Personalia Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPPP) Tamperan Kabupaten Pacitan

No Nama / NIP Jabatan dan Tugas

1 Nonot Widjayanto, S.Pi NIP. 080 118 230

Kepala BPPPP

Memimpin, mengawasi, mengkoordinasikan tugas-tugas Balai.

2 Choirul Huda, S.Pi NIP. 510 155 970

Kasubag Pelayanan Teknis

Monitoring semua kegiatan

3 Yuyun Wulandari, S.St.Pi Staf Administrasi

Data : produksi, pengusaha

Laporan SSB ke Surabaya

Keuangan

4 Wahyu Feri, S.St.Pi Kesyahbandaran

Data : nelayan dan kapal

Bidang jasa (surat kapal)

5 M. Eko P., A.Md.Pi Teknisi air, listrik dan mesin

Pos masuk

6 Tulik Hadi P., A.Md Sarana dan prasarana

Toilet

Inventarisasi alat-alat kebersihan

Perawatan kendaraan operasional

Sumber: PPP Tamperan 2009

Page 13: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

43

4.1.5 Sarana dan Prasarana PPP Tamperan

Kegiatan operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan

ditunjang pembangunan sarana dan prasarana berupa:

a. Fasilitas Pokok

Fasilitas pokok yaitu fasilitas dasar yang diperlukan oleh suatu pelabuhan

guna melindungi terhadap gangguan alam. Fasilitas pokok yang ada di

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan adalah:

1) Tanah (3,5 Ha)

2) Breakwater (765,6 m)

3) Revertment

4) Dermaga Coison (360 m)

5) Kolam labuh (6,4 Ha)

b. Fasilitas Fungsional

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna

dari fasilitas pokok dengan cara memberikan pelayanan yang diperlukan.

Fasilitas fungsional yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan

adalah:

1) Gedung TPI (1.160 m²)

c. Fasilitas Penunjang

Fasilitas penunjang yaitu fasilitas yang secara tidak langsung

meninggikan peranan pelabuhan perikanan dan tidak dapat dimasukkan ke

dalam kelompok kedua golongan tersebut. Yang menjadi fasilitas penunjang di

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan adalah:

1) Pasar ikan (288 m²), (belum berfungsi)

2) Pabrik es (288 m²), (belum berfungsi)

Page 14: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

44

3) Toilet umum (80 m²)

4) Rumah dinas (120 m²), (belum berfungsi)

5) Kantor pelabuhan (220 m²)

6) Pos jaga (12,6 m²)

7) Kantor keamanan pelabuhan (45 m²)

8) Ground reservoir (50 m²)

9) Power house (81 m²)

10) Kantin (45 m²), (belum berfungsi)

11) Kantor koperasi (45 m²)

12) Masjid / mushola (100 m²)

13) Gedung pertemuan nelayan (220 m²)

14) Menara air (25 m²)

15) Gudang garam, Es dan Box (288 m²), (belum berfungsi)

16) Bengkel umum (288 m²), (belum berfungsi)

17) Tangki dan tempat distribusi BBM (1 unit)

18) Tempat parkir

19) Kantor BBM (45 m²)

20) Balai pertemuan

21) Pos KAMLADU

4.1.6 Pendapatan Pelabuhan Sebagai Pengusaha Jasa

a. Pemakaian Bangunan Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tidak termasuk

penggunaan listrik dan air, sebesar 1/5 (seperlima) dari hasil perolehan

retribusi lelang pada saat itu dengan rincian penggunaan sebagai berikut:

Sebesar 70% untuk Pemerintah Propinsi.

Sebesar 30% untuk biaya operasional.

Page 15: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

45

b. Pemakaian Bangunan Pelabuhan / Pangkalan Pendaratan Ikan, tidak

termasuk penggunaan listrik, air:

Ruangan Untuk Pertemuan, termasuk listrik dan air sebesar Rp 2.500,00

– Rp 5.000,00 setiap meter setiap hari.

Penggunaan tangki / solar, sebesar Rp 3.000,00 – Rp 6.000,00 setiap ton

solar yang terjual.

c. Penggunaan alat-alat:

Gerobak, sebesar Rp 500,00 – Rp 1.000,00 setiap jam;

Peti / keranjang ikan, sebesar Rp 250,00 – Rp 500,00 setiap jam;

d. Pas Masuk Wilayah Kerja Pelabuhan Perikanan / Pangkalan Pendaratan Ikan

Orang / umum, sebesar Rp 300,00 setiap orang sekali masuk;

Becak / gerobak / sepeda, sebesar Rp 250,00 – Rp 500,00 setiap

kendaraan sekali masuk;

Sepeda motor, sebesar Rp 500 setiap kendaraan sekali masuk;

Mobil, sebesar Rp 1.000,00 setiap kendaraan sekali masuk;

Truk, sebesar Rp 1.500 setiap kendaraan sekali masuk.

e. MCK umum

Mandi : Rp 1.500,00

Berak : Rp 1.000,00

Kencing : Rp 1.000,00

Lain-lain : RP 1.000,00

4.1.7 Pengendalian

Pengendalian di Pelabuhan Perikanan meliputi perbaikan, pembangunan

dan kebersihan agar tercipta suasana aman, nyaman serta fasilitas yang ada

dapat digunakan secara optimal. Kebersihan selalu dijaga dengan mengadakan

Page 16: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

46

kegiatan bersih-bersih setiap jam 5.30 WIB. Kerja bakti dilakukan setiap hari

Jumat dengan melibatkan semua orang yang ada di area kerja Pelabuhan

Perikanan.

Sebagai penunjang dalam usaha pengendalian, maka dibuatlah tata tertib di

area kerja BPPPP Tamperan:

a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah atau

limbah sembarangan.

b. Menjaga keindahan dengan tidak merusak tanaman di wilayah kerja

pelabuahan.

c. Menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban bersama di wilayah kerja

pelabuhan.

d. Dilarang membawa narkoba dan minuman terlarang ke dalam lingkungan

pelabuhan.

e. Dilarang membawa senjata tajam, senjata api, dan benda-benda yang

membahayakan keselamatan orang lain.

f. Dilarang merusak atau menghilangkan fasilitas sarana dan prasarana di

wilayah kerja pelabuhan.

g. Dilarang mendirikan bangunan yang tidak sesuai dengan tata ruang

pelabuhan perikanan.

h. Memanfaatkan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan harus sesuai

dengan fungsi dan peruntukannya.

i. Penggunaan semua fasilitas Pelabuhan Perikanan harus mendapatkan ijin

dari Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai.

j. Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan merupakan aset negara yang harus

dijaga, dirawat dan dipelihara bersama-sama.

Page 17: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

47

4.1.8 Hasil Pengamatan Kegiatan Operasional Nelayan

1) Di Dermaga Muat

Di PPP Tamperan telah disediakan air tawar untuk operasional nelayan.

Penyediaan BBM juga telah disediakan, baik itu bensin maupun solar. Namun

untuk kebutuhan es balok masih didatangkan dari luar, karena belum

berfungsinya pabrik es di pelabuhan.

2) Persiapan Penangkapan Ikan

Setelah perbekalan dirasa cukup maka nelayan bersiap untuk berangkat

dalam usaha penangkapan ikan di laut. Untuk kapal besar, nelayan menunggu

air pasang. Ada juga kapal yang menunggu saat berangkat yang tepat dimana

diperkirakan sampai tempat tebar jaring pada malam hari. Kebanyakan nelayan

berangkat pada pukul 06.00 WIB.

3) Tambat Labuh

Kapal nelayan tambat dengan menalikan kapal pada tambatan (boulder)

yang ada di dermaga. Pada saat pengamatan, kegiatan tambat labuh tidak

dipungut biaya.

4) Pendaratan Ikan

Hasil tangkapan dibongkar di dermaga. Karena kolam pelabuhan yang

dirasa masih kurang kedalamannya, nelayan menunggu hingga air pasang. Hasil

tangkapan langsung dibawa ke TPI untuk di lelang, namun ada juga yang

langsung menjualnya ke pembeli yang telah menunggu. Ikan diambil dari palka

dengan menggunakan timba dan kemudian diletakkan di keranjang untuk

diangkut ke TPI.

Page 18: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

48

5) Penyortiran

Sortasi adalah pemisahan produk menurut jenis, ukuran dan kesegaran.

Penyortiran sangat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir yang bermutu

tinggi, hasil yang seragam, baik dalam kesegarannya, ukurannya, jenis maupun

mutunya. Ikan yang ada di keranjang dikelompokkan sesuai dengan jenis ikan

(disortir) kemudian dicuci dengan air laut. Kegiatan ini dilakukan di dermaga.

6) Pelelangan

Ikan yang telah disortir kemudian dibawa ke TPI oleh juru pikul (manol).

Ikan tersebut dijual ke bakul dengan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan

prosedur yang berlaku. Kegiatan pelelangan dilakukan setiap hari mulai pukul

07.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelelangan adalah:

a. Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan (UU No.31 Tahun 2004). Nelayan terlibat secara langsung

dalam proses pelelangan karena sebagian ikan yang dilelang merupakan

hasil tangkapan nelayan itu sendiri.

b. Penjual ikan

Penjual ikan di PPP Tamperan ada 3, yaitu: penjual sebagai agen yang

mewakili juragan laut atau pemilik kapal, penggendong (orang yang membeli

ikan dari nelayan lain tanpa melakukan penangkapan), kememendah/makelar

(orang yang membeli ikan dari kapal yang mendarat).

c. Pembeli ikan

Pembeli di TPI ada 2, yaitu: bakul (orang yang membeli ikan dalam

jumlah besar untuk dijual kembali), pengecer (orang yang membeli ikan

dalam jumlah sedikit untuk dikonsumsi sendiri atau diolah kembali).

Page 19: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

49

d. Tenaga jasa (kuli pikul/ manol)

e. Petugas TPI (juru timbang, juru lelang, juru loker)

7) Pengepakan dan Pengangkutan

Ikan yang akan diangkut keluar pelabuhan, dipak terlebih dahulu. Ikan

dipak dalam cold storage atau tong plastik yang diberi es, selanjutnya dinaikkan

ke truk atau pick up. Sedangkan untuk ikan yang akan dibawa ke sekitar area

pelabuhan cukup dimasukkan dalam keranjang atau kantong plastik yang

kemudian diangkut dengan sepeda motor atau becak. Kegiatan pengepakan

dilakukan di sebelah barat area pelabuhan.

8) Pengolahan

Pengolahan hasil perikanan dilakukan oleh masing-masing pembeli

maupun pengusaha perikanan. Di area pelabuhan belum ada aktivitas

pengolahan ikan. Aktivitas pengolahan masih dalam pengawasan pihak

Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan.

9) Pemasaran

Keberadaan PPP Tamperan adalah penampung produksi ikan hasil

tangkapan yang selanjutnya disalurkan pada pengusaha pengolahan maupun

pengusaha pemasaran. Ikan segar hasil tangkapan didistribusikan ke Surabaya,

Solo hingga Bali.

10) Perawatan dan Perbaikan

Perawatan dan perbaikan kapal dilakukan oleh pengusaha ikan sendiri.

Penggantian kulit kapal biasanya satu tahun sekali. Pada saat pengamatan,

belum ada bengkel / dok kapal yang beroperasi di pelabuhan.

Page 20: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

50

4.1.9 Instansi dan Lembaga yang Terkait di PPP Tamperan

a. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan

Dinas ini bertempat di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan, dimana

setiap bulan mengadakan penyuluhan kepada para nelayan. Dalam pertemuan

tersebut nelayan menanyakan masalah yang dihadapi nelayan kepada petugas

penyuluh. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan memiliki tugas:

1) Melaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan produksi perikanan

serta kesejahteraan dan taraf hidup nelayan dan petani ikan.

2) Melaksanakan upaya dan membina kelestarian sumberhayati perikanan.

3) Membimbing dan membantu pertumbuhan koperasi perikanan serta

penyempurnaan tata niaga / pemasaran hasil perikanan.

4) Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pemberian perijinan bagi

para pengusaha perikanan.

b. Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Pacitan

Dalam UU No.25 Tahun 1992, yang dimaksud Koperasi adalah badan

usaha ekonomi rakyat yang berwatak sosial, yang beranggotakan orang-orang

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas

kekeluargaan.

Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di daerah

pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan KUD (Koperasi Unit Desa).

KUD adalah organisasi ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan

oleh dan untuk masyarakat pedesaan. Anggota KUD adalah orang-orang yang

bertempat tinggal/ menjalankan usahanya diwilayah unit desa tersebut yang

merupakan daerah kerja dari KUD.

Page 21: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

51

Pembentukan KUD Mina Pacitan adalah salah satu cara meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan nelayan. Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Pacitan

memiliki Badan Hukum: 5846/BH/II/1985. Alamat KUD ini adalah di Teleng

Kelurahan Sidoharjo Kabupaten Pacitan. Tugas dari KUD Mina Pacitan adalah

1) Menangani dan menyelenggarakan pelelangan ikan di Tempat

Pelelangan Ikan Tamperan, Pacitan.

2) Mengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

3) Penyalur kredit bagi para anggotanya.

4) Penyalur alat-alat produksi, perbekalan laut dan kebutuhan nelayan

sehari-hari.

c. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan

Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan

bertanggung jawab kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.

Kantor ini ada di sebelah barat TPI dengan alamat Jalan Pelabuhan Tamperan

Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan, telepon (0357)5103143.

d. Keamanan Laut Terpadu (KAMLADU)

Keberadaan KAMLADU mempunyai wewenang dan tanggung jawab

melaksanakan penanganan, penyelidikan dan penanggulangan kasus-kasus

kejahatan umum dan kriminal di kawasan perairan Pelabuhan Perikanan Pantai

Pacitan.

4.1.10 Permasalahan dan Penanganannya

a. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan operasional

pelabuhan diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 22: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

52

1) Sumber Daya Manusia di Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai

(BPPPP) Tamperan dirasakan kurang memadai.

2) Pengembangan TPI belum berorientasi program sentra usaha yang

higienis.

3) Belum adanya instalasi pembuangan air limbah (IPAL).

4) Belum adanya lampu suar sebagai penunjuk.

5) Belum adanya bangunan untuk industri perikanan.

6) Belum terselesaikannya breakwater sebelah kanan.

7) Masyarakat nelayan masih menganggap enteng masalah perijinan,

sehingga kapal-kapal yang ada kebanyakan tidak memiliki surat-surat

perijinan.

b. Penanganan

1) Penambahan Sumber Daya Manusia di Balai Pengelola Pelabuhan

Perikanan Pantai (BPPPP) Tamperan.

2) Peningkatan higienitas sarana dan prasarana TPI.

3) Pembangunan instalasi pembuangan air limbah (IPAL).

4) Pengadaan lampu suar.

5) Pembangunan tempat industri perikanan.

6) Penyelesaian breakwater sebelah kanan.

7) Sosialisasi mengenai surat perijinan.

4.1.11 Dampak Pembangunan PPP Tamperan

Pembangunan PPP Tamperan memberikan dampak ekonomi yang

positif. Hal ini terlihat dari adanya peluang pekerjaan antara lain sebagai nelayan,

buruh pelabuhan, kuli angkut (manol), bakul ikan, pengurus kapal, warung

makanan, usaha perbekalan kapal, usaha transportasi, dan pengusaha

Page 23: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

53

perikanan. Dengan adanya pelabuhan juga akan mengurangi masalah

urbanisasi. Karena itu, kegiatan penangkapan merupakan prime mover

perekonomian Indonesia. Pelabuhan juga digunakan tempat untuk melakukan

kegiatan studi banding, survey, PKL, magang, maupun penelitian.

4.2 Partisipasi Kegiatan Operasional di PPP Tamperan

4.2.1 Pencatatan Data Produksi Perikanan Laut

Sistem pencatatan data produksi perikanan laut di PPP Tamperan dimulai

dengan pembuatan form, untuk digunakan pegawai dalam pengambilan data

produksi perikanan yang ada di TPI. Format ini berisi tentang jenis ikan, kode,

volume (kg), harga (Rp), jumlah (Rp) dan keterangan. Data produksi perikanan

laut diambil dari TPI. Format data produksi perikanan laut di TPI berisi tentang

kapal / nelayan, bakul, tanggal, jenis kapal, dan jenis ikan hasil tangkap (kg).

Form dapat dilihat pada lampiran 6.

Pencatatan atau pengambilan data di PPP Tamperan telah menggunakan

form SL-3, yang sesuai dengan buku pedoman pencatatan data perikanan dari

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur (2004) yaitu :

SL-0 = Kartu perahu / kapal motor

SL-1A = Daftar perahu / kapal motor yang digunakan oleh rumah tangga

perikanan laut

SL-1B = Daftar perahu / kapal motor yang digunakan oleh perusahaan

perikanan

SL-2A = Daftar rumah tangga perikanan laut di desa sampel

SL-2B = Daftar rumah tangga perikanan yang menangkap benih di laut

desa perikanan

Page 24: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

54

SL-3 = Produksi perusahaan perikanan laut / catatan produksi tempat

pendaratan ikan

SL-4 = Pendaratan perahu / kapal motor sampel yang mendarat di

Pusat pendaratan utama pada hari sampel

SL-5 = Produksi perahu / kapal motor sampel yang mendarat di pusat

pendaratan utama pada hari sampel

SL6A = Jumlah trip dan produksi RTP sampel serta estimasi jumlah trip

dan produksi desa sampel

SL6B = Jumlah trip dan produksi benih di desa perikanan

Selain pembuatan dan pengisian data produksi perikanan laut harian,

tugas dari PPP Tamperan adalah pengorganisasian data, pengolahan data,

penyajian data dan melaporkan data ke Surabaya melalui radio SSB (Single Side

Band).

1) Pengorganisasian Data

Pengorganisasian data produksi perikanan laut di PPP Tamperan

dilakukan menurut jenis ikan pada tiap harinya. Dari data harian kemudian

dilakukan penjumlahan / total per bulan. Data yang terkumpul setiap

bulannya akan dikumpulkan menjadi laporan dalam bentuk data tahunan. Hal

ini untuk memudahkan bagi siapa saja yang membutuhkan informasi

mengenai data produksi perikanan laut di PPP Tamperan.

2) Pengolahan Data

Data yang terkumpul di PPP Tamperan kemudian diolah oleh pegawai

Sub Koordinator Tata Usaha. Pengolahan data dilakukan dengan cara

menjumlahkan data/ tabulasi data yang telah dikumpulkan dari TPI. Data ini

dijumlah/ total tiap bulannya untuk kemudian dikumpulkan menjadi laporan

tahunan.

Page 25: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

55

3) Melaporkan Data

Pelaporan data produksi perikanan laut harian di PPP Tamperan

menggunakan radio SSB. Radio SSB digunakan untuk berkomunikasi

dengan stasiun radio SSB yang ada di Pelabuhan Perikanan / Pangkalan

Pendaratan Ikan daerah lain. Dengan radio SSB data dapat dilaporkan ke

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur. Data yang dilaporkan

berupa informasi harga dan permintaan pasar. Laporan Monitoring

Pelabuhan Perikanan bulanan diisi dalam form (LM II A) dan Produksi

Perusahaan Perikanan Laut / Catatan Produksi Tempat Pendaratan Ikan

dicatat dalam form (SL-3).

Alur pencatatan data produksi perikanan laut di PPP Tamperan adalah

sebagai berikut:

Gambar 4. Alur Pencatatan Data Produksi Perikanan Laut di PPP Tamperan

Data tahunan produksi perikanan laut Oleh PPP Tamperan

Data bulanan per jenis ikan Oleh staf administrasi PPP Tamperan

Data harian per jenis ikan Oleh staf administrasi PPP Tamperan

Data produksi perikanan laut di TPI

Laporan SSB ke Surabaya

Page 26: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

56

Pada bulan Juli 2009, volume ikan yang didaratkan sebesar 586.088 kg,

dengan nilai Rp 4.062.098.000,00 dan retribusi lelang mencapai

Rp203.104.900,00. Ikan yang dipasarkan berupa ikan segar dengan rincian, tuna

besar 101.366 kg (17%), cakalang besar 92.677 kg (16%), tuna 20+ 86.885 kg

(14%), tuna kecil 61.399 (10%), lain-lain 243.761 kg (43%). Ikan hasil tangkapan

dipasarkan dalam kota sebesar 117.218 kg (20%), ke Surabaya sebesar 234.435

kg (40%), dan antar provinsi yaitu Semarang, Bali, Jakarta sebesar 234.435 kg

(40%). Produksi perikanan laut menurut jenis ikan bulan Juli 2009 dapat

diketahui dari tabel berikut:

Tabel 10. Produksi Perikanan Laut Menurut Jenis Ikan di PPP Tamperan Bulan Juli Tahun 2009.

No Jenis Ikan Berat (kg) Harga Total Harga

1 Tuna 20 + 86.885 15.000 1.303.275.000

2 Tuna 10 + 52.131 9.500 495.244.500

3 Tuna Besar 101.366 6.000 608.196.000

4 Tuna Kecil 61.399 5.500 337.694.500

5 Cakalang Besar 92.677 5.000 463.385.000

6 Cakalang Kecil 40.546 4.500 182.457.000

7 Lemadang 4.055 5.000 20.275.000

8 Marlin 2.896 6.000 17.376.000

9 Tongkol 49.235 4.500 221.557.500

10 BS / Campur 52.131 4.000 208.524.000

11 Layang 34.754 5.000 173.770.000

12 Pisang-pisang 1.158 5.000 5.790.000

13 Tenggiri 36 15.000 540.000

14 Bawal Putih 21 25.000 525.000

15 Layur 378 8.000 3.024.000

16 Rebon 2.891 2.500 7.227.500

17 Udang 25 20.000 500.000

18 Selar 26 2.000 52.000

19 Pogot 58 1.500 87.000

20 Tungkul 1.224 1.500 1.836.000

21 Krawu 354 4.000 1.416.000

22 Kakap 13 15.000 195.000

23 Cucut / Kelong 45 7.500 337.500

24 Cumi-cumi 98 12.500 1.225.000

25 Manyung 145 8.500 1.232.500

26 Teri 1.255 4.000 5.020.000

27 Kuwe 32 10.000 320.000

28 Rucah 254 4.000 1.016.000

586.088 4.062.098.000

Sumber: PPP Tamperan 2009

Page 27: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

57

4.2.2 Pencatatan Data Nelayan dan Kapal

Pencatatan data nelayan dan kapal dilakukan oleh Wahyu Feri, S.St.Pi

sebagai Sub Koordinator Kesyahbandaran. Pencatatan data nelayan dan kapal

dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada para nelayan. Data tersebut

kemudian dicatat dalam buku Daftar Nelayan dan Kapal di PPP Tamperan.

Armada yang digunakan dibagi menjadi kapal motor 5 GT (131 unit),

kapal motor 5-10 GT (131 unit), kapal motor 10-30 GT (12 unit), perahu motor

tempel (88 unit), perahu tanpa motor (38 unit). Berikut jenis armada, jumlah

armada, jumlah nelayan dan jumlah alat tangkap pada bulan Juli 2009.

Tabel 11. Jenis Armada Penangkapan yang Ada di Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan Bulan Juli Tahun 2009.

No Jenis Armada Jumlah Armada

Jumlah Nelayan

Jumlah Alat Tangkap

1

2

3

4

5

Mancung

Kunting

Katiran

Sekoci / Tonda

a. Lokal

b. Andon

Purse seine

a. Lokal

b. Andon

5

38

88

23

108

6

6

5

38

264

115

540

120

150

10

76

176

115

540

12

12

Jumlah 274 1.232 941

Sumber: PPP Tamperan 2009

4.2.3 Pengoperasian Gedung TPI

Tempat Pelelangan Ikan merupakan fasilitas fungsional yang

meningkatkan nilai ekonomis atau nilai guna dari fasilitas pokok yang dapat

menunjang aktivitas pelabuhan. Tempat Pelelangan Ikan adalah tempat dimana

Page 28: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

58

para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan dengan cara

pelelangan.

Tempat Pelelangan Ikan yang telah ada telah dimanfaatkan dengan baik

untuk kegiatan pelelangan ikan. Gedung TPI telah mampu menampung seluruh

kegiatan pelelangan yang dilakukan oleh nelayan perairan Pacitan, baik itu

nelayan lokal maupun nelayan andon. Namun dari observasi yang dilakukan

masih ada nelayan yang melakukan penjualan ikan di luar TPI. Pelelangan ikan

di TPI dilaksanakan oleh Koperasi Unit Desa Mina Pacitan.

4.2.4 Pelayanan Perbekalan

Pelayanan perbekalan terdiri dari pelayanan es, pelayanan BBM dan

pelayanan air tawar. Bahan Bakar Minyak yang dibutuhkan oleh nelayan

diperoleh melalui pelayanan yang dilakukan oleh Pertamina / lewat SPBU. Saat

PKL, harga bensin maupun solar Rp 4.500,00 per liter. Harga air tawar Rp750,00

per jurigen dan Rp 22.500,00 per ton. Untuk kebutuhan air tawar dengan jumlah

besar maka disediakan mobil tanki air untuk mengantar air mendekat ke kapal.

4.2.5 Pembuatan Surat Ijin Berlayar

Semua kapal yang masuk ke PPP Tamperan harus melaporkan diri ke

petugas registrasi kapal. Pada saat melapor harus menunjukkan surat-surat

kapal dan identitas ABK. Surat-surat kapal harus dilengkapi dengan SIUP, SIPI

dan Surat Andon (bagi kapal dari luar Pacitan). Bagi yang belum mempunyai

surat-surat kapal, harus mendaftarkan kapalnya untuk mengurus dokumen kapal.

Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan mengeluarkan Surat Ijin Berlayar (SIB)

untuk nelayan, berikut merupakan alur pengurusan surat ijin:

Page 29: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

59

Gambar 5. Alur Pengurusan Surat Ijin

Sertifikat kelaikan dan pengawakan menyatakan bahwa kapal tersebut

sudah sesuai dengan ketentuan aturan kelaikan kapal dan telah memenuhi

ketentuan mengenai keselamatan konstruksi, permesinan, peralatan navigasi,

Terbit:

SIB (Surat Ijin Berlayar)

1. Dokumen Kapal

2. SIUP

3. SIPI

A. Dokumen Kapal

1. Surat Ukur

2. Surat Pas Tahunan

3. Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan

4. Surat Kecakapan 60 Mil Plus

B. Isian Permohonan

1. Akte Perusahaan

2. NPWP

3. KTP Pemilik / Penanggungjawab

C. Rekomendasi Andon (dari daerah asal)

1. Surat Keterangan Hak Milik

2. Surat Keterangan Tukang / Surat Dok

3. Surat Pengujian Kelayakan Kapal Perikanan

Page 30: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

60

alat penolong dan kelengkapan lain yang terkait dengan aturan kelaikan dan

pengawakan kapal penangkap ikan. Sertifikat ini dikeluarkan setelah kapal

memiliki surat pas kecil dan dinyatakan layak untuk melakukan pelayaran. Masa

berlaku surat ini berbeda untuk masing-masing kapal, tergantung kondisi dari

kapal tersebut.

Surat kecakapan menyatakan bahwa orang yang bersangkutan telah

mengikuti dan lulus dalam ujian kecakapan yang dilaksanakan di kantor

pelabuhan dan diperbolehkan berlayar sebagai nahkoda di kapal nelayan motor.

Surat kecakapan ini berlaku seumur hidup.

Sebelum melakukan usaha penangkapan ikan di laut, nelayan harus

mengurus perijinannya ke Dinas Kelautan dan Perikanan dengan ketentuan:

Kapal Tonase < 10 GT oleh DKP Kabupaten Pacitan.

Kapal Tonase < 30 GT oleh DPK Jawa Timur.

Kapal Tonase > 30 GT oleh DKP Pusat.

Prosedur untuk mendapatkan surat ijin ini adalah nelayan mengajukan

permohonan kepada petugas lapang yang ada di tingkat kecamatan yang

selanjutnya oleh pihak lapang akan diajukan ke Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten. Syarat yang harus dipenuhi adalah biodata nelayan, surat

permohonan dan surat pas. Dinas kelautan dan Perikanan akan mengeluarkan

Surat Ijin Usaha Perikanan jika semua persyaratan telah terpenuhi. Surat Ijin

Usaha Perikanan, meliputi:

a. Surat Ijin Usaha Penangkapan Ikan (SIUP)

Surat ini diperuntukkan bagi nelayan yang melakukan usaha perikanan di

bidang penangkapan ikan. Surat ijin usaha penangkapan untuk masing-masing

kapal jumlahnya tidak sama, tergantung dari jumlah alat tangkap yang dibawa

Page 31: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

61

kapal tersebut. Satu surat ijin ini hanya berlaku untuk satu buah alat tangkap

dengan masa berlaku selama satu tahun.

b. Surat Ijin Pengangkutan Ikan (SIPI)

Surat ini diperuntukkan bagi nelayan yang melakukan usaha perikanan di

bidang pengangkutan ikan di laut. Nelayan tersebut tidak melakukan usaha

penangkapan sendiri melainkan membeli ikan di laut dari nelayan lain untuk

diangkut dan didaratkan di TPI.

c. Surat Ijin Berlayar (SIB)

Surat ijin berlayar merupakan surat yang harus dimiliki kapal sebelum

berlayar. Surat ini dapat dikeluarkan setelah SIUP, SIPI dan dokumen kapal

terpenuhi. Surat ijin berlayar dikeluarkan oleh pelabuhan setempat. Saat berlayar

surat ini harus dilengkapi dengan daftar anak buah kapal.

Registrasi kapal termasuk surat-surat kapal bersifat wajib dan berlaku

bagi semua perahu dan kapal yang berada di wilayah kerja PPP Tamperan.

Pelanggaran ketentuan tersebut dianggap ilegal dan menjadi kewenangan pihak

berwajib (KAMLADU) untuk ditindaklanjuti.

4.2.6 Keamanan dan Pengawasan Sumberdaya Perikanan

Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan selama ini telah diupayakan

berbagai kegiatan di bidang keamanan dan pengawasan sumberdaya perikanan.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan bekerjasama antara Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Pacitan, Satuan Polisi Air dan Udara dan TNI AL.

Ketiganya tergabung dalam KAMLADU (Keamanan Laut Terpadu). Kegiatan-

kegiatan yang dimaksud antara lain:

Page 32: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

62

a. Operasi Pengawasan Sumberdaya Perikanan

Kegiatan patroli pengawasan di laut ada dua macam yaitu pengawasan

rutin dan pengawasan terpadu. Pengawasan rutin dilaksanakan setiap

seminggu dua kali. Sedangkan pengawasan terpadu atau patroli gabungan

dilaksanakan dengan penambahan tokoh masyarakat. Patroli gabungan

dilaksanakan empat kali dalam setahun. Patroli ini bertujuan agar tercipta

suasana aman di lingkungan Pelabuhan perikanan. Jika ada pengaduan dari

masyarakat setempat tentang adanya alat tangkap trawl, maka KAMLADU

akan segera bergerak dan menindaklanjutinya. Satuan ini dilengkapi dengan

kapal patroli yang ada di pelabuhan.

b. Pengembangan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS)

Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) merupakan sistem

pengawasan berbasis masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pengawasan ini

terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, nelayan serta

masyarakat maritim lainnya. Hal ini ada dalam UU 31 Tahun 2004 Pasal 67

yang berbunyi, ”Masyarakat dapat diikutsertakan dalam membantu

pengawasan perikanan”. Kegiatan ini bertujuan untuk menghentikan ilegal

fishing dan penangkapan ikan yang merusak biota laut serta berbahaya bagi

keselamatan.

c. Pengawasan Hasil Perikanan

Sasaran pengawasan hasil perikanan adalah semua komoditi hasil

produksi perikanan, meliputi hasil perikanan yang masuk ke pelabuhan dan

hasil perikanan yang keluar dari pelabuhan. Kegiatan ini dilaksanakan di area

TPI.

d. Pemantauan dan Evaluasi Penegakan Hukum

Kegiatan pemantauan dan evaluasi penegakkan hukum dilaksanakan

secara bersama dengan pengawasan rutin dan terpadu.

Page 33: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

63

4.2.7 Pencatatan Data Pasang Surut

Pengamatan pasang surut dilakukan di dermaga pelabuhan. Alat yang

digunakan adalah meteran, benang, pemberat, jam, selotip, buku dan alat tulis.

Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Data Pengamatan Pasang Surut

No Tanggal Jam Tinggi Air Laut (m)

1 10 Juli 2009 10.00 WIB 2,01

2 15 Juli 2009 06.00 WIB 0,79

3 15 Juli 2009 12.00 WIB 1,39

4 15 Juli 2009 17.00 WIB 0,68

5 16 Juli 2009 06.00 WIB 1,02

6 16 Juli 2009 12.00 WIB 1,21

7 16 Juli 2009 17.00 WIB 0,92

8 17 Juli 2009 06.00 WIB 1,28

9 17 Juli 2009 12.00 WIB 0,87

10 17 Juli 2009 17.00 WIB 1,03

11 18 Juli 2009 06.00 WIB 1,47

12 18 Juli 2009 12.00 WIB 0,81

13 18 Juli 2009 17.00 WIB 1,02

14 19 Juli 2009 06.00 WIB 1,65

15 19 Juli 2009 12.00 WIB 0,72

16 19 Juli 2009 17.00 WIB 1,03

17 31 Juli 2009 10.00 WIB 0,71

18 24 Agustus 2009 06.00 WIB 0,22

19 24 Agustus 2009 11.00 WIB 2,11

20 25 Agustus 2009 12.00 WIB 1,90

21 25 Agustus 2009 14.00 WIB 1,33

4.2.8 Pencatatan Data Kunjungan Kapal

Data kunjungan kapal pada tanggal 15 Juli 2009 sampai 19 Juli 2009,

dapat dilihat pada tabel 14-18, di lampiran 10.

4.2.9 Sistem Informasi Manajemen PPP Tamperan

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan dari sistem informasi

yang dibutuhkan oleh semua tingkatan dalam mengelola sumberdaya informasi

Page 34: Hasil |Manajemen Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kabupaten Pacitan Propinsi Jawa Timur|

64

untuk pengambilan suatu keputusan atau kebijakan. Sumberdaya informasi

mencakup perangkat keras, perangkat lunak, data, spesialis informasi dan

pemakai informasi. Data dan informasi adalah sumberdaya yang perlu dikelola

seperti sumberdaya yang lain. Sistem informasi manajemen dalam pengelolaan

sumberdaya perikanan, dibutuhkan sumber-sumber informasi yang dikumpulkan

berupa data statistik dan informasi perikanan. Data statistik perikanan

merupakan sumber informasi data yang dibutuhkan untuk suatu penelitian yang

berupa data primer dan sekunder (Anggraeni, 2005).

Tujuan pelaksanaan sistem informasi Pelabuhan Perikanan adalah untuk

memberikan pemahaman yang lebih luas dan lebih baik tentang ruang lingkup

sistem perikanan tangkap. Oleh karena itu, Pelabuhan Perikanan diharapkan

dapat memberikan informasi tentang kapasitas dalam melayani keperluan

operasi (produksi) dan menangani hasilnya (Khoiriyah, 2009).

Kegiatan sistem informasi Pelabuhan Perikanan Pantai Tamperan yang

dilakukan antara lain:

a) Pemantauan produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di pelabuhan.

b) Pemantauan kapal perikanan dan hasil tangkap setiap kapal dan alat

tangkap.

c) Pengiriman secara rutin laporan monitoring pelabuhan.

d) Pendataan perbekalan (BBM, es, air, dll).

e) Pembuatan publikasi di lingkungan pelabuhan.

f) Pembuatan brosur PPP Tamperan.

g) Memasukkan data informasi melalui jaringan komputer dan internet. Sistem

informasi di internet dapat dilihat di www.pelabuhanpacitan.blogspot.com.