Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

7
Hasil FGD 20 Juli 2013: UKM & UKP (Upaya Kesehatan) UK Perorangan dokter UK Menyeluruh eksternal & internal masyarakat, KIA+KB, ditambah pelayanan dasar, pengobatan sederhana, penanganan gizi buruk, pengembangan (Posyandu). Penanganannya dengan mengajukan rekomendasi ke Camat, Kepala Puskesmas, Kades. Memperhatiakn 3 potensi, sumber daya, pendekatan edukatif. Indikator tatanan rumah tangga (RT) - Bersalin ke bidan - Memberikan ASI eksklusif - Melakukan perawatan bayi Dalam menganalisis suatu permasalahan kesehatan perlu 5 aspek penting, yakni aspek kependudukan, lingkungan, moralitas dan morbiditas, biologi dan perilaku. 1. Aspek Kependudukan Mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan dan penyebab perubahan- perubahan yang terjadi tersebut, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status). 2. Aspek Lingkungan Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya (pelayanan kesehatan, genetik, dan gaya hidup) dalam berperanan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan

description

,n./jfkjfgk

Transcript of Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

Page 1: Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

Hasil FGD 20 Juli 2013:

UKM & UKP (Upaya Kesehatan)

UK Perorangan dokter

UK Menyeluruh eksternal & internal masyarakat, KIA+KB, ditambah pelayanan dasar,

pengobatan sederhana, penanganan gizi buruk, pengembangan (Posyandu).

Penanganannya dengan mengajukan rekomendasi ke Camat, Kepala Puskesmas, Kades.

Memperhatiakn 3 potensi, sumber daya, pendekatan edukatif.

Indikator tatanan rumah tangga (RT)

- Bersalin ke bidan

- Memberikan ASI eksklusif

- Melakukan perawatan bayi

Dalam menganalisis suatu permasalahan kesehatan perlu 5 aspek penting, yakni aspek

kependudukan, lingkungan, moralitas dan morbiditas, biologi dan perilaku.

1. Aspek Kependudukan

Mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta

perubahan dan penyebab perubahan-perubahan yang terjadi tersebut, yang biasanya

timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial

(perubahan status).

2. Aspek Lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga

faktor lainnya (pelayanan kesehatan, genetik, dan gaya hidup) dalam berperanan sebagai

salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Termasuk dalam

kategori lingkungan di sini antara lain adalah lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan

pekerjaan.

3. Angka mortalitas dan morbiditas

a. Mortalitas

Mortalitas (angka kematian) digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan untuk

melihat status kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan dan upaya

pengobatan yang dilakukan.

1). Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran hidup.

Page 2: Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

Indikator ini merupakan indikator paling sensitif yang mencerminkan permasalahan

kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat kesehatan

ibu dan bayi, upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu, upaya KB,

kondisi kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi keluarga.

2). Angka Kematian Balita per 1.000 kelahiran hidup.

Indikator ini berguna untuk mengetahui gambaran tingkat permasalah kesehatan

anak balita, mengetahui tingkat pelayanan dan keberhasilan KIA/Posyandu serta

untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan.

3). Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup

Indikator ini mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama proses kehamilan,

persalinan dan masa nifas, yang dipengaruhi oleh keadaan kesehatan yang kurang

baik menjelang kehamilan, berbagai komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan,

ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

prenatal dan obstetri serta sosial ekonomi.

4). Angka Harapan Hidup

Indikator ini menggambarkan taraf status kesehatan masyarakat suatu daerah atau

negara, yang berarti pula merupakan gambaran hasil pembangunan kesehatan yang

telah dilaksanakan.

b. Morbiditas

Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang

terjadi di masyarakat.

4. Aspek Biologi

5. Perilaku

Sangat jelas perilaku mempengaruhi derajat kesehatan seseorang. Dengan menerapkan

perilaku sehat, tentu dapat meningkatkan taraf hidup sehat, sebaliknya jika tidak diterapkan

maka dapat menurunkan potensi kesehatan dan mempengaruhi yang lain, seperti

produktivitas menurun, kesakitan bahkan kematian.

Untuk memberikan sebuah intervensi di suatu wilayah, hal yang perlu diamati adalah

potensi wilayah, SDM dan pendekatan edukatif kepada masyarakat. Potensi wilayah adalah

seperti apa keadaan wilayah tersebut sehingga bisa mendukung proses intervensi,

bagaimana SDM di wilayah itu sehingga bisa diberdayakan dan yang terpenting pendekatan

Page 3: Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

edukatif dengan memberikan pengetahuan yang baru kepada masyarakat agar tau, mau dan

mampu dalam melaksanakan hasil dari intervensi tersebut.

Permasalahan yang disebutkan sebenarnya saling berkaitan satu sama lain

1. ASI eksklusif

2. Kunjungan posyandu (dilihat dari D/S)

3. Riwayat imunisasi belum lengkap terutama campak (desa Dalam Pagar, desa Tambak

Anyar termasuk UCI)

4. Jampersal

5. Kematian bayi & balita

Analisis sementara terhadap prioritas masalah:

a. Ekonomi yang rendah, memengaruhi perilaku warga dalam pengambilan keputusan

dalam hal pelayanan kesehatan.

b. Untuk Jampersal, dari pihak aparat desa sudah melakukan sosialisasi khususnya kepada

kepala desa (periode sebelumnya). Namun, masih banyak warga yang tidak mengerti

bagaimana cara mendapatkan fasilitas Jampersal. Jampersal diberlakukan oleh bidan,

dengan pemotongan biaya Rp 450.000,- dengan syarat ibu yang mau melahirkan,

bersedia datang ke klinik bidan yang bertempat tinggal di Sekumpul. Tindakan bidan ini

sesuai dengan surat keputusan, bahwa Jampersal akan berlaku apabila pasien ditangani

di salah satu tempat pelayanan kesehatan, bukan di rumah bumil tersebut. Untuk

mendapatkan Jampersal ada beberapa syarat :

- Tidak termasuk di Jamkesmas

- Tidak termasuk di Jamkesosda

- Bayi, sebagai anggota keluarga, terdaftar di Kartu Keluarga

- Melakukan kontak minimal 4 kali selama ANC dengan bidan/yankes

- Wajib memiliki KTP yang terdaftar di Kartu Keluarga

- Wajib memiliki buku KIA yang dapat diperoleh dari bidan

- Mendapatkan minimal 90 biji tablet tambah darah

c. Kebanyakan warga beranggapan bidan malas untuk melayani karena ekonomi warga

yang rendah, dan warga yang berekonomi menengah ke atas diperlakukan dengan baik

(ditelpon pun cepat ditanggapi dan dijenguk ke rumah warga).

Page 4: Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

d. Permasalahan imunisasi, imunisasi campak yang kami soroti dari hasil kuisioner, banyak

responden yang tidak memberikan anaknya imunisasi ini. Dari pihak si ibu mengatakan,

bahwa sebelum di imunisisasi campak (imunisasi difteri) setelah itu anak lumpuh dan

tidak bisa berjalan. Jadi ada kekhawatiran tersendiri bagi si ibu untuk melakukan

imunisasi selanjutnya, Dari pihak pelayanan kesehatan dalam hal ini bidan dan kader

posyandu mengatakan, kenapa cakupan imunisasi campak banyak yang tidak diberikan,

hal ini karena sebelum anak diberikan imunisasi campak, anak sudah terserang campak

terlebih dahulu, dan hal itu berarti sudah terbentuk antibodi sendiri bagi si anak. Kalau

terus dilakukan, maka akan berakibat buruk bagi kesehatan anak.

e. Untuk imunisasi campak, setiap 5 tahun ada pengulangan imunisasi untuk seluruhnya,

imuniasi booster. Namun, karena merasa anak sudah berumur 1-3 tahunan, sang ibu

merasa anak sudah tidak perlu lagi mendapat imunisasi apapun.

f. Masalah bayi lahir mati ditemukan di Desa DalamPagar, ternyata memang ibu sudah

dinyatakan berisiko karna mengandung bayi kembar dan salah satunya sungsang. Bidan

sudah mengantisispasi dengan memberikan rujukan dan memberikan arahan saat di RS.

Namun, karena mendengar keharusan untuk operasi, ibu lebih memilih melahirkan

dengan dukun kampung yang sudah dipercaya keluarga.

g. Kematian bayi memang ada 2 jenis, kematian langsung yaitu contohnya saat ibu lebih

memilih melahirkan dengan tenaga yang tidak profesional dan kematian tidak langsung

yaitu ketidakmauan ibu dan suami (pemegang keputusan) saat sang ibu harus dirujuk.

h. Permasalahan ASI ekslusif adalah permasalahan nasional. Faktanya dilapangan, sulit

untuk membiarkan 0-6 bulan sang bayi hanya meminum ASI, karena ada beberapa ibu

yang saat 3 hari pertama ASI belum keluar. Jadi, perlu ada pengertian baru lagi ‘ekslusif’

disini apakah memang sama sekali tidak mengasup apapun selain ASI dari 0-6 bulan.

i. Para petugas lapangan khususnya bidan disini, memberi solusi saat sang ibu 3 hari

pertama tidak bisa mengeluarkan ASI, sang bayi diberikan susu formula dengan catatan

tidak memberikan dengan dot bayi. Tetapi dengan cara mengucurkan susu formula di

atas puting susu, jadi bayi tetap menghisap susu formula dengan disimulasikan seperti

seorang buteki.

j. Hal di atas tadi hanya dilakukan selama 3 hari, tidak terus menerus maka bidan dan

petugas kesehatan lainnya sudah menggolongkan sang ibu sudah menerapkan ASI

ekslusif. Banyak kejadian bayi yang sakit atau panas karena dehidrasi dan tidak mendapat

Page 5: Hasil FGD 20 Juli 2013.docx

makanan selama 3 hari pertama karena ASI tidak dapat keluar dari putting payudara ibu.

Sehingga diambil kebijakan, 3 hari dapat diberikan susu formula namun tidak diberikan

dengan dot bayi agar bayi tidak salah membedakan dan membiasakan dengan tekstur

putting payudara ibu. Apabila ASI lancer keluar, maka tidak perlu diberi susu formula lagi

dan dilanjutkan dengan ASI eksklusif 6 bulan. Perawatan dini payudara ibu baik semasa

remaja hingga sekarang dapat memperlancar keluarnya ASI.

k. Intervensi yang bisa dilakukan karena permasalahan 5 di awal itu ternyata saling

keterkaitan :

- Lewat Khotbah Jumat selalu diselingi dengan pentingnya ASI ekslusif

- Pengadaan Posyandu diumumkan dengan cara yang lebih menarik dengan pengeras

suara di Langgar, mushalla, dll

- Lewat arisan atau pengajian bisa diselingi dengan pemberian pengetahuan (penyuluhan)

yang bisa dibantu oleh para kader, agar perlahan merubah paradigma masyarakat dan

bisa meningkatkan derajad kesehatan khususnya KIA-KB.

l. Saran dari Ketua BKD adalah intervensi yang dapat dilakukan adalah yang bersifat :

- Mudah dikerjakan

- Tidak sulit

- Saat ini