HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1...

30
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kesehatan Minuman Ekstrak Daun Hantap Karateristik Responden Pada penelitian tahap pertama ini, persentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku disajikan pada Tabel 2. Persentase terbesar responden adalah laki-laki sebanyak 38 orang (75,5 %) dan perempuan sebanyak 13 orang (25,5 %). Responden yang berusia 18-39 tahun sebanyak 25 orang (49,0 %), usia 40-60 tahun sebanyak 23 orang (45,1 %) dan 60 tahunan adalah 3 orang (5,88 %). Persentase terbesar responden terdiri dari suku Sunda 48 orang (94,1 %), suku Jawa 2 orang (3,9 %) dan suku Betawi 1 orang (2 %). Tabel 2 Persentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku Karakteristik Responden (n=51) Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Perempuan 13 25.5 Laki-Laki 38 75.5 Umur (Hurlock 1980) 18-39 tahun 25 49.0 40-60 tahun 23 45.1 60 Tahun 3 5.88 Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 Data ini menunjukkan bahwa produk ini tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu sehingga produk bisa dikonsumsi baik laki-laki maupun perempuan. Pengguna daun hantap ini adalah usia dewasa madya karena khasiat atau manfaat kesehatan yang mereka rasakan melalui kebiasaan yang mereka peroleh berdasarkan pengalaman dari orang tua mereka. Kesukaan pada sifat-sifat sensori makanan dipelajari melalui pengalaman. Pengetahuan mempengaruhi sikap dan selanjutnya berpengaruh pada tingkah laku preferensi makanan (Stepherd & Spark 1994). Suku Sunda adalah suku asli masyarakat Sukabumi dan keberadaan daun hantap sebagai minuman yang berkhasiat telah lama dikenal oleh masyarakat Sukabumi. Suku Jawa dan suku betawi yang

Transcript of HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1...

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kesehatan Minuman Ekstrak Daun Hantap

Karateristik Responden Pada penelitian tahap pertama ini, persentase karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku disajikan pada Tabel 2. Persentase

terbesar responden adalah laki-laki sebanyak 38 orang (75,5 %) dan perempuan

sebanyak 13 orang (25,5 %). Responden yang berusia 18-39 tahun sebanyak

25 orang (49,0 %), usia 40-60 tahun sebanyak 23 orang (45,1 %) dan 60

tahunan adalah 3 orang (5,88 %). Persentase terbesar responden terdiri dari

suku Sunda 48 orang (94,1 %), suku Jawa 2 orang (3,9 %) dan suku Betawi 1

orang (2 %).

Tabel 2 Persentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku

Karakteristik Responden (n=51) Jumlah (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Perempuan 13 25.5 Laki-Laki 38 75.5 Umur (Hurlock 1980) 18-39 tahun 25 49.0 40-60 tahun 23 45.1

60 Tahun 3 5.88 Suku bangsa

Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0

Data ini menunjukkan bahwa produk ini tidak diasosiasikan dengan jenis

kelamin tertentu sehingga produk bisa dikonsumsi baik laki-laki maupun

perempuan. Pengguna daun hantap ini adalah usia dewasa madya karena

khasiat atau manfaat kesehatan yang mereka rasakan melalui kebiasaan yang

mereka peroleh berdasarkan pengalaman dari orang tua mereka. Kesukaan

pada sifat-sifat sensori makanan dipelajari melalui pengalaman. Pengetahuan

mempengaruhi sikap dan selanjutnya berpengaruh pada tingkah laku preferensi

makanan (Stepherd & Spark 1994). Suku Sunda adalah suku asli masyarakat

Sukabumi dan keberadaan daun hantap sebagai minuman yang berkhasiat telah

lama dikenal oleh masyarakat Sukabumi. Suku Jawa dan suku betawi yang

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

30

mengenal daun hantap disebabkan karena mereka sudah lama tinggal di

Sukabumi.

Manfaat, Asal dan Informasi Penggunaan Daun Hantap Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa persentase pemanfaatan daun

hantap yang terbesar adalah untuk panas dalam sebesar 76,5 %, sariawan dan

melancarkan persalinan masing-masing sebesar 27,5 %, melancarkan BAB

sebesar 17,6 %, batuk 15,7 %, menurunkan panas sebesar 9,8 %, perut

kembung 5,9 %, sakit gigi 3,9 % dan radang tenggorokan dan keputihan masing-

masing 3,9 %. Sebaran responden berdasarkan pemanfaatan daun hantap

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Persentase responden berdasarkan pemanfaatan daun hantap (jawaban bisa lebih dari 1)

No Khasiat Daun hantap (n=51) Jumlah (n) Persentase(%) 1 Batuk 8 15,7 2 Keputihan 1 2,0 3 Melancarkan BAB 9 17,6 4 Melancarkan persalinan 14 27,5 5 Menurunkan panas 5 9,8 6 Panas dalam 39 76,5 7 Perut kembung 3 5,9 8 Radang tenggorokan 1 2,0 9 Sakit gigi 2 3,9

10 Sariawan 14 27,5

Hasil ini menunjukkan bahwa persentase terbesar khasiat atau manfaat

minuman ekstrak daun hantap ini adalah yang terkait dengan proses pencernaan

yaitu untuk panas dalam sebesar 76,5 %, sariawan sebesar 27,5 %,

melancarkan BAB sebesar 17,6 %, perut kembung 5,9 %. Berdasarkan data

dominan manfaat daun hantap yang terkait dengan proses pencernaan maka

penelitian ini diarahkan untuk membuktikan persepsi terhadap manfaat

kesehatan yang diperoleh terkait proses pencernaan.

Persentase responden berdasarkan asal dan informasi penggunaan daun

hantap disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Berdasarkan data dalam Tabel 4

tersebut sebanyak 44 orang (86,3 %) responden memperoleh daun hantap dari

tetangga dan hanya 7 orang (13,7 %) yang punya pohon sendiri. Persentase

Informasi penggunaan daun hantap yang terbesar diperoleh dari orang tua

mereka yaitu sebanyak 47 orang (92,2 % ) dan hanya 4 orang ( 7,8 %) yang

mengetahui dari tetangga.

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

31

Tabel 4 Persentase responden berdasarkan asal dan informasi penggunaan daun hantap

Asal dan Informasi (n=51) Jumlah (n) Persentase(%) Asal daun hantap Pohon sendiri 7 13,7 Pohon tetangga 44 86,3 Pengetahuan penggunaan daun hantap Orang tua/ nenek moyang 47 92,2 Tetangga 4 7,8

Hal ini menunjukkan bahwa pohon hantap sulit diperoleh karena tidak

semua pengguna mempunyai pohon sendiri. Tanaman hantap juga sudah

langka dibudidayakan, sementara masyarakat masih membutuhkannya sebagai

obat tradisional. Pengaruh informasi orang tua menjadi motivasi kuat untuk

mengkonsumsi daun hantap. Menurut Bergier (1987) latar belakang kultur dalam

penerimaan makanan tidak dapat dirubah. Adat istiadat dan norma-norma baru

tidak dapat menggantikan yang lama, kecuali untuk orang yang berada pada

tingkat atas dan sangat kaya. Penerimaan makanan oleh seseorang juga

berbeda tergantung keadaan sosial dan asal masing-masing daerah.

Frekuensi Konsumsi, Cara Konsumsi dan Cara Mengolah daun hantap. Persentase responden berdasarkan kebiasaan konsumsi daun hantap

disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Persentase responden berdasarkan frekuensi konsumsi, cara Konsumsi dan mengolah daun Hantap

Konsumsi Daun Hantap (n=51) Jumlah (n) Persentase(%) Frekuensi konsumsi 1 gelas per hari 21 41,2 2 gelas per hari 24 47,1 Lebih dari 2 gelas per hari 6 11,8 Cara konsumsi Langsung minum sampai habis 44 86,3 Diminum beberapa kali waktu 7 13,7 Cara mengolah Tidak Menjawab 1 2,0 Diremas dg air dingin 17 33,3 Diremas dg air hangat 17 33,3 Diremas dg air panas 16 31,4

Pada saat dibutuhkan sebanyak 24 orang (47,1 %) mengkonsumsi

sebanyak 2 gelas per hari, 21 orang (41,2 %) mengkonsumsi 1 gelas per hari

dan 24 orang (11,8 %) mengkonsumsi lebih dari 2 gelas per hari. Untuk cara

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

32

mengkonsumsi dengan langsung minum sebanyak 44 orang (86,3 %) dan 7

orang (13,7 %) dengan diminum beberapa kali. Sedangkan cara membuat

minuman daun hantap dengan diremas air dingin dan air hangat masing-masing

sebesar 17 orang (33,4 %), diseduh dengan air panas sebesar 16 orang (31,4 %)

dan tidak menjawab hanya 1 orang (2 %).

Frekuensi konsumsi, cara mengkonsumsi dan cara mengolah MEDH

menunjukkan bahwa faktor kebiasaan dan pengalaman dari orang tua masih

sangat berpengaruh. Dasar pemikiran tentang kebiasaan makan yang terdapat

dalam diri seseorang diantaranya bahwa kebiasaan makan terdapat pada diri

seseorang bukan karena proses pendidikan tertentu atau yang disengaja ia

pelajari (unlearned), tetapi lebih bersifat inherited (diturunkan dari orang tua dan

nenek moyang) dan banyak ditemukan pada masyarakat yang terbelakang,

terisolir, rendah pendidikannya, serta tidak mampu (Sanjur 1982). Hal ini menjadi

dasar sehingga dalam uji persepsi digunakan frekuensi konsumsi 1 gelas per

hari dan 2 gelas per hari, cara mengkonsumsi dengan langsung minum dan

diremas dengan air dingin.

Manfaat konsumsi daun hantap. Persentase responden berdasarkan manfaat konsumsi daun hantap

disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Persentase responden berdasarkan manfaat konsumsi daun hantap

Manfaat Konsumsi Daun Hantap (n=51) Jumlah (n) Persentase(%) Giginya sembuh 1 2,0 Lancar BAB 2 3,9 Melancarkan dahak 1 2,0 Melancarkan dahak, panas turun 1 2,0 Melancarkan dahak, tenggorokan sembuh 1 2,0 Melancarkan persalinan, perut dingin 1 2,0 Panas dalam sembuh 5 9,8 Persalinan lancer 2 3,9 Persalinan lancar, perut dingin 1 2,0 Perut dingin 13 25,5 Perut dingin, BAB lancer 5 9,8 Perut dingin, persalinan lancer 1 2,0 Perut enak 4 7,8 Perut enak, lancar BAB 1 2,0 Perut hangat Tidak menjawab

2 10

3,9 19,6

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

33

Manfaat setelah mengkonsumsi daun hantap yang dirasakan oleh

responden adalah yang mengatakan perut dingin sebanyak 13 orang (25,5 %),

yang tidak menjawab sebanyak 10 orang (19,6 %), panas dalam sembuh dan

perut dingin, BAB lancar masing-masing sebanyak 5 orang (9,8 %), perut enak

sebanyak 4 orang (7,8 %), lancar BAB, perut hangat dan persainan lancar

masing-masing sebanyak 2 orang (3,9 %), giginya sembuh, melancarkan dahak,

melancarkan dahak, tenggorokan sembuh, melancarkan persalinan, perut dingin,

perut dingin, persalinan lancar, perut enak, lancar BAB masing-masing sebanyak

1 orang (2 %). Manfaat yang dirasakan responden setelah menkonsumsi juga

sangat terkait dengan pencernaan (perut dingin sebesar 25,5 %, panas dalam

sembuh dan perut dingin, BAB lancar masing-masing sebesar 9,8 %, perut enak

sebesar 7,8 %, lancar BAB, perut dingin, perut enak, lancar BAB masing-masing

sebesar 2 %). Menurut Srivastava, G.S et al. (1976) Sterculia memiliki dampak

yang baik terhadap sembelit. Daun tanaman hantap ini mengeluarkan lendir/gum

yang dapat disebut juga hidrokoloid. Gum termasuk serat makanan larut yang

memiliki efek faali berupa mempercepat pengosongan lambung (Waspadji, 1990).

Dari data ini maka penelitian ini diarahkan untuk membuktikan uji persepsi

terhadap manfaat kesehatan yang terkait dengan proses pencernaan.

Formulasi dan Uji Persepsi Minuman Ekstrak Daun Hantap

Formulasi Minuman Ekstrak Daun Hantap Hasil uji organoleptik (lampiran 4) yang meliputi kesukaan (hedonik) dan

pembedaan (mutu hedonik) formula MEDH kemudian dibuat rangking seperti

Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7, metode ekstraksi perbandingan 1:15 ( 1 gram

daun hantap: 15 ml air) yang menempati urutan pertama. Perbandingan 1:15 ini

memungkinkan formulasi menjadi lebih menguntungkan yaitu dengan jumlah

daun yang sama ekstrak yang dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan

perbandingan 1:5 dan 1:10.

Tabel 7. Hasil rangking hedonik ekstrak daun hantap

Ekstraksi Warna Aroma Rasa Kekentalan Seluruh Total Rangking

1 : 5 7 8 1 7 4 27 4

1 : 10 7 8 2 7 4 28 3

1 : 15 9 9 2 8 4 32 1

1 : 20 9 5 3 7 5 29 2

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

34

60

1030

0

50

100

Tidak beraroma

Biasa Beraroma

aroma

Karakteristik Organoleptik MEDH Terbaik Persentase terhadap mutu hedonik dan hedonik disajikan pada Gambar 8.

Presentase terbesar contoh memberikan penilaian warna cerah sebesar 40 %,

biasa 30 % dan tidak cerah 30 %. Persentase terbesar contoh memberikan

penilaian kesukaan terhadap parameter warna adalah 60 %, biasa 30 % dan

tidak suka 10 %. Menurut Hendry & Houghton (1996) warna minuman tidak

hanya mempengaruhi persepsi terhadap aroma tetapi juga kemanisan dan

kualitas minuman. Warna merupakan parameter tercepat untuk memberi kesan

penilaian suatu produk.

G ambar 8 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonik terhadap parameter warna MEDH

Persentase terbesar contoh memberikan penilaian tidak beraroma

sebesar 60 %, biasa 10 dan beraroma 30 % dan memberikan penilaian biasa

terhadap aroma adalah 70 %, suka 20 % dan tidak suka 10 %. Penilaian mutu

hedonik dan hedonik berdasarkan parameter aroma disajikan pada Gambar 9.

Aroma menentukan penerimaan dari buah dan sayur (Salunthe, 1991). Aroma

merupakan parameter yang dinilai dari indra penciuman. Parameter ini

menempati urutan kedua setelah indra penglihatan pada saat memberikan

penilaian terhadap produk. Thorner dan Henzberg (1978) mengatakan bahwa

bau dan sensasi rasa memegang peranan penting dalam industri minuman.

Gambar 9 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonik terhadap parameter aroma MEDH

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

35

Persentase terbesar contoh memberikan penilaian rasa tidak manis

sebesar 80 % dan biasa 20 % dan memberikan penilaian ketidaksukaan

terhadap parameter rasa adalah 80 %, biasa 20 % dan suka 0 % (disajikan

pada Gambar 10). Rasa merupakan parameter yang sangat subjektif dan sulit

diukur. Penilaian rasa merupakan gabungan indra pengecap dan pembau

(Parker, 2003). Rasa merupakan parameter yang lebih besar dalam

mempengaruhi penerimaan produk terhadap parameter yang lain.

Gambar 10 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonik terhadap parameter rasa MEDH

Persentase terbesar contoh memberikan penilaian kental sebesar 60 % ,

biasa 10 % dan tidak kental 30 % dan memberikan penilaian kesukaan

terhadap parameter kekentalan adalah 40 %, biasa 40 % dan tidak suka 20 %

(disajikan pada Gambar 11). Perubahan kekentalan bahan dapat mengubah

rasa dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi cepat lambatnya

rangsangan sel olfaktori dan air liur (Winarno, 2008).

Gambar 11 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan hedonik terhadap parameter kekentalan MEDH

Persentase terbesar contoh memberikan penilaian biasa terhadap

keseluruhan adalah 40 % dan tidak suka 60 % yang disajikan pada Gambar 12.

.

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

36

Gambar 12 Persentase contoh berdasarkan penilaian keseluruhan MEDH

Sehingga secara umum MEDH terbaik dengan perbandingan daun

hantap : air adalah 1: 15 memiliki daya terima biasa dan cenderung tidak

disukai. Secara mutu hedonik menunjukkan bahwa hanya warna dan

kekentalan yang mendapatkan penerimaan baik. Hasil penilaian mutu hedonik

dan hedonik secara keseluruhan MEDH (minuman ekstrak daun hantap) ini

disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13 Penilaian mutu hedonik terhadap parameter warna, aroma,

rasa dan kekantalan MEDH

MEDH ini selanjutnya dilakukan Analisis Fisikokimia (Fisik dan

Proksimat), Analisis kandungan Klorofil dan Aktivitas Antioksidan serta

digunakan untuk uji persepsi terhadap manfaat kesehatan.

Kandungan Fisikokimia dan Fitokimia Berdasarkan data di Tabel 8 viskositas atau kekentalan rata-rata formula

MEDH adalah 330 cP dan nilai sifat fisik ekstrak daun hantap berupa tingkat

keasaman (pH) adalah 5,99. Kandungan proksimat minuman daun hantap

terdiri dari kadar air sebesar 71,08 % dan kadar abu 4.33 %,

60

40

00

20

40

60

80

Tidak suka Biasa Suka

keseluruhan

0

2

4

6Warna

Aroma

Rasa

Kekentalan

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

37

MEDH dinilai kental karena tanaman hantap mengandung hidrokoloid gum.

Pada jenis Sterculia urens, yang terdapat di India gum karaya (gum yang

mengeras seperti getah karet) merupakan hasil dari tanaman ini dan dijadikan

sumber devisa negara.. Tetapi, pada tanaman hantap Sterculia oblongata

R.Brown yang digunakan pada penelitian ini memiliki karakteristik gum yang

berbeda karena tidak mengeras. Diduga sifat kekentalan yang dimiliki minuman

ini berasal dari hidrokoloid tersebut. Selain memberikan sifat kental, hidrokoloid

ini dapat berfungsi sebagai sumber serat larut.

Tabel 8 Kandungan fisikokimia dan fitokimia MEDH

Fisikokimia dan Fitokimia Jumlah Viskositas pH Kadar Air

330 cP 5.99

71.08 % Kadar Abu Klorofil Daun Klorofil MEDH Antioksidan Daun Antioksidan MEDH

4.33 % 5,92mg/L 1,93 mg/L 14.97 % 75,83 %

Kandungan klorofil MEDH adalah 1,93 mg/L, sedangkan kandungan klorofil

daun hantap adalah 5,92 mg/L. Aktivitas antioksidan daun hantap adalah 14,07

persen dan Aktivitas antioksidan MEDH adalah 75,83 persen. Berdasarkan data

tersebut maka MEDH berpotensi mengandung klorofil.

Menurut Kumar et al (2008) dalam penelitiannya menyatakan aktivitas

antioksidan sebesar 13 % termasuk aktivitas sedang. Penyataan ini sejalan

dengan Chairul (2003) yang menyatakan tanaman hantap memiliki aktivitas

antioksidan yang lebih besar dari alfa-tokoferol. Dari hasil ini maka daun hantap

dinyatakan memiliki potensi antioksidan yang baik. Aktivitas antioksidan berkisar

antara 19,7 %-83,1 % sehingga dapat dinyatakan bahwa ekstraksi daun hantap

berpotensi antioksidan. Potensi antioksidan diduga dari fitokimia daun berupa

tanin, alkaloid, polifenol, fenol dan juga klorofil. Menurut Endo et al (1985) klorofil

dapat berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Prangdimurti (2007) dengan daun

sujinya menunjukkan bahwa klorofil memiliki aktivitas antioksidan. Klorofil dan

turunannya juga memiliki fungsi antimutagenik, antikarsiogenik, menurunkan

serum kolesterol, menurunkan trigleserida, dan menurunkan sembelit (Lecfer-

Marquez, 2001; Anonim, 2001).

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

38

Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kesehatan MEDH Karakteristik responden.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku

disajikan secara lengkap pada Tabel 9 berikut

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan suku

Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah (n) Prosentase(%)

Jenis Kelamin Perempuan 33 37.9 Laki-Laki 54 62.1 Umur (Hurlock 1980) 18-39 tahun 65 74.7 40-60 tahun 20 23,0

60 Tahun 2 2.3 Suku bangsa

Sunda 72 82.8 Jawa 12 13.8 Lain-lain 3 3.4

Dari total responden sebanyak 87 orang, 33 orang (37,9 %) adalah

perempuan dan 54 orang (62,1 %) adalah laki-laki. Berdasarkan usia, maka usia

18-39 tahun sebesar 65 orang (74,7 %), usia 40-60 tahun sebesar 20 orang

( 23,0 %), dan lebih dari 60 tahun 2 orang (2,3 %). Berdasarkan karakteristik

suku, terdiri dari suku sunda sebesar 72 orang (82,8 %) , suku jawa sebesar 12

orang (13,8 %) dan suku lainnya 3 orang (3,4 %).

Menurut Stepherd dan Spark (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi

food preference diantaranya adalah faktor biologis, fisik dan psikologi, yaitu umur,

jenis kelamin, keadaan psikis, aspek psikologi dan biologis. MEDH biasa

dikonsumsi oleh laki-laki dan perempuan berdasarkan manfaat kesehatannya

yang tidak membedakan jenis kelamin. Faktor-faktor yang mempengaruhi food

preference diantaranya adalah faktor umur (Stepherd & Spark 1994). Preferensi

terhadap pangan bersifat elastis pada orang yang relatif muda, akan tetapi

bersifat permanen bagi mereka yang sudah berumur dan akhirnya menjadi gaya

hidup (Rahardjo 2007). Olfactory preference didefinisikan dengan baik sesuai

dengan pertambahan usia (Zandastra & Graff 1998).

65 persen penduduk Jawa Barat (Sukabumi) adalah Suku Sunda yang

merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku Jawa dan suku lainnya bertambah

seiring dengan urbanisasi masyarakat untuk bekerja dan mencari nafkah di

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

39

Sukabumi. Menurut Bergier (1987), latar belakang kultur dalam penerimaan

makanan tidak dapat dirubah. Adat istiadat dan norma-norma baru tidak dapat

menggantikan yang lama, kecuali untuk orang yang berada pada tingkat atas

dan sangat kaya. Penerimaan makanan oleh seseorang juga berbeda tergantung

keadaan sosial dan asal masing-masing daerah. Biasanya makanan tradisional

akan dipertahankan dan tidak pernah diganti oleh adanya perkembangan

makanan baru.

Persepsi Emosional Berdasarkan hasil wawancara dan melihat langsung kondisi responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari dan 2 gelas per hari selama 7

hari. Responden menggambarkan persepsi emosional sebagaimana data yang

disajikan dalam Tabel 10.

Tabel 10 Persepsi emosional responden setelah mengkonsumsi MEDH selama 7 hari

Persepsi emosional setelah mengkonsumsi

Hari ke-7 sangat tidak setuju

Agak setuju

tidak setuju Setuju sangat

setuju

1 gelas per hari (prosentase) Perut terasa nyaman 0,0 25,7 0,0 20,0 54,3Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan 0,0 14,3 0,0 31,4 54,3Tidak mengalami gangguan pencernaan 0,0 17,1 0,0 34,3 48,6Tubuh terasa ringan 0,0 22,9 5,7 37,1 34,3Tubuh terasa rileks 0,0 25,7 5,7 54,3 14,3Merasa bahagia terkait dengan pencernaan 0,0 22,9 0,0 31,4 45,72 gelas per hari (prosentase) Perut terasa nyaman 1,9 3,8 0,0 36,5 57,7Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan 0,0 9,6 0,0 28,8 61,5Tidak mengalami gangguan pencernaan 0,0 0,0 0,0 50,0 50,0Tubuh terasa ringan 1,9 11,5 0,0 51,9 34,6Tubuh terasa rileks 1,9 21,2 0,0 53,8 23,1Merasa bahagia terkait dengan pencernaan 0,0 19,6 2,0 41,2 37,3

Setelah mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari selama 7 hari,

persentase terbesar responden memiliki persepsi emosional yang positif

dengan menyatakan sangat setuju dan setuju jika perut terasa nyaman (54,3 %

dan 20 %), tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan (54,3 % dan

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

40

31,4 %), tidak mengalami gangguan pencernaan (48,6 % dan 34,3 %), tubuh

terasa ringan (34,3 % dan 37,1 %), tubuh terasa rileks (14,3 % dan 54,3 %) ,

merasa bahagia dengan pencernaan (45,7% dan 31,4% ). Diantara responden

ada juga yang memiliki persepsi negatif dengan tidak setuju jika tubuh terasa

ringan (5,7 %) dan tubuh terasa rileks (5,7 %). Sisa responden menyatakan

persepsi yang pertengahan dengan menyatakan agak setuju untuk semua

parameter.

Responden yang mengkonsumsi MEDH 2 gelas per hari selama 7 hari

juga memiliki persepsi emosional yang positif dengan menyatakan sangat

setuju dan setuju jika perut terasa nyaman (57,7 % dan 36,5 %), tidak mengalami

stress akibat gangguan pencernaan (61,5 % dan 28,8 %), tidak mengalami

gangguan pencernaan (50,0 % dan 50,0 %), tubuh terasa ringan (34,6 % dan

51,9 %), tubuh terasa rileks (23,1% dan 53,8 % ), merasa bahagia dengan

pencernaan (37,3 % dan 41,2 %). Diantara responden ada juga yang memiliki

persepsi negatif dengan sangat tidak setuju jika perut terasa nyaman (1,9 %),

tubuh terasa ringan (1,9 %) dan tubuh terasa rileks (1,9 %). Diantara responden

ada yang menyatakan tidak setuju jika merasa bahagia terkait pencernaan

(2,0 %). Sisa responden menyatakan persepsi pertengahan dengan

menyatakan agak setuju untuk semua parameter.

Persepsi adalah proses dimana sensasi yang dirasakan oleh konsumen,

dipilih, diorganisir, dan diinterpretasikan. Tiga tahap dari persepsi adalah

pemaparan, perhatian dan interpretasi (Salminen 2004). Tubbs dan Sylva (1996)

mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang aktif berupa kegiatan

memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan seluruh stimuli secara

efektif. Pemilihan stimuli tersebut tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan

harapan. Kesalahan dalam mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon

yang negatif terhadap stimuli.

Persepsi emosional responden yang positif menunjukkan bahwa ada

minat dan harapan yang positif terhadap daun hantap yang dipengaruhi oleh

daya terima fisik terhadap produk serta aspek fisiologis yang mereka rasakan.

Menurut Stepherd dan Spark (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi food

preference diantaranya adalah faktor intrinsik, yaitu penampakan, aroma dan

faktor biologis. Persepsi emosional yang positif juga dipengaruhi oleh

pengalaman, cakrawala dan pengetahuan in disampaikan.

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

41

Responden yang memiliki persepsi emosional yang negatif, tubuh terasa

ringan (5,7 %), tubuh terasa rileks (5,7 %) dan merasa bahagia terkait

pencernaan (2 %) bisa disebabkan mereka belum merasakan seperti perasaan

tersebut. Dijelaskan oleh Robbins (2003) bahwa meskipun individu-individu

memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya

berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan

terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :1) Pelaku persepsi

(perceiver) 2) Objek atau yang dipersepsikan 3) Konteks dari situasi dimana

persepsi itu dilakukan

Berdasarkan analisis sidik ragam (Lampiran 5), tidak terdapat perbedaan

yang nyata (p>0,05) antara responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per

hari dengan 2 gelas per hari terhadap persepsi emosional setelah

mengkonsumsi MEDH selama 7 hari. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

mengkonsumsi MEDH selama 7 hari, konsumsi MEDH 2 gelas per hari tidak

memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada persepsi emosional responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari. Minat dan keinginan responden

sangat dipengaruhi oleh kondisi perasaan saat terakhir mengkonsumsi, perasaan

bosan menyebabkan persepsi emosional responden yang mengkonsumsi 2

gelas per hari tidak lebih baik daripada yang mengkonsumsi 1 gelas per hari.

Pemilihan stimuli tersebut tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan

harapan (Tubbs dan Sylva 1996). Preferensi dipengaruhi oleh waktu dan kondisi

makanan yang disediakan seperti kondisi lapar, perasaan dan saat terakhir

mengkonsumsi. Suatu makanan tidak akan disukai apabila belum pernah

mencoba, tidak disukai setelah dicoba, dan membosankan (Lyman 1989).

Berdasarkan hasil wawancara dan melihat langsung kondisi responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari dan 2 gelas per hari selama 13 hari,

Setelah mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari selama 13 hari,

prosentase terbesar responden memiliki persepsi emosional yang positif

dengan menyatakan sangat setuju dan setuju jika perut terasa nyaman (57 %

dan 28,6 %), Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan (54,3 % dan

28,6 %). Tidak mengalami gangguan pencernaan (45,7 % dan 28,6 %). Tubuh

terasa ringan (51,4 % dan 22,9 %), Tubuh terasa rileks (60,0 % dan 20,0 %),

Merasa bahagia dengan pencernaan (34,3 % dan 42,9 %). Diantara responden

ada juga yang memiliki persepsi negatif dengan tidak setuju jika tubuh terasa

ringan (5,7 %). Sisa responden menyatakan persepsi yang pertengahan dengan

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

42

menyatakan agak setuju untuk semua parameter. Responden menggambarkan

persepsi emosional sebagaimana data yang disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11 Persepsi emosional responden setelah mengkonsumsi MEDH selama 13 hari

Persepsi emosional setelah mengkonsumsi

Hari ke-13 sangat tidak setuju

Agak setuju

tidak setuju Setuju sangat

setuju

1 gelas per hari (prosentase) Perut terasa nyaman 0,0 14,3 0,0 28,6 57,1 Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan 0,0 17,1 0,0 28,6 54,3 Tidak mengalami gangguan pencernaan 0,0 25,7 0,0 28,6 45,7 Tubuh terasa ringan 0,0 22,9 2,9 22,9 51,4 Tubuh terasa rileks 0,0 20,0 0,0 20,0 60,0 Merasa bahagia terkait dengan pencernaan 0,0 22,9 0,0 42,9 34,3 2 gelas per hari (prosentase) Perut terasa nyaman 0,0 19,2 0,0 26,9 53,8 Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan 1,9 3,8 0,0 38,5 55,8 Tidak mengalami gangguan pencernaan 0,0 11,5 5,8 40,4 42,3 Tubuh terasa ringan 0,0 0,0 1,9 46,2 51,9 Tubuh terasa rileks 0,0 7,8 0,0 51,0 41,2 Merasa bahagia terkait dengan pencernaan 0,0 15,4 0,0 53,8 30,8

Setelah mengkonsumsi MEDH 2 gelas per hari selama 13 hari,

prosentase terbesar memiliki persepsi emosional yang positif dengan

menyatakan sangat setuju dan setuju jika perut terasa nyaman (53,8 % dan

26,9 %), Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan (55,8 % dan

38,6 %), Tidak mengalami gangguan pencernaan (42,3 % dan 40,4 %), Tubuh

terasa ringan (51,9 % persen dan 46,2 %), Tubuh terasa rileks (41,2 % dan

51,0 %), Merasa bahagia dengan pencernaan (30,8 % dan 53,8 %). Diantara

responden ada yang memiliki persepsi negatif dengan sangat tidak setuju jika

tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan (1,9 %), tidak setuju jika

tidak mengalami gangguan pencernaan (5,8 %) dan tubuh terasa ringan (1,9 %).

Sisa responden menyatakan persepsi pertengahan dengan menyatakan agak

setuju untuk semua parameter.

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana

seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan

informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Walgito (1993)

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

43

mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang

memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga

individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi

serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus.

Persepsi emosional responden yang positif menunjukkan bahwa ada

minat dan harapan yang positif terhadap daun hantap yang dipengaruhi oleh

daya terima fisik terhadap produk serta aspek fisiologis yang mereka rasakan.

Menurut Stepherd dan Spark (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi food

preference diantaranya adalah faktor intrinsik, yaitu penampakan, aroma dan

faktor biologis. Persepsi emosional yang positif juga dipengaruhi oleh

pengalaman, cakrawala dan pengetahuan individu (Alport 1973). Pengalaman

yang dirasakan oleh responden dan pengetahuan terhadap khasiat daun hantap

akan memberikan arti terhadap persepsi yang disampaikan.

Ketika ada responden yang memiliki persepsi emosional yang negatif

tubuh terasa ringan (5,7% dan 1,9 %). dan tidak mengalami gangguan

pencernaan (5,8 %) bisa disebabkan mereka belum merasakan seperti perasaan

tersebut. Tubbs dan Sylva (1996) menyebutkan bahwa pemilihan stimuli tersebut

tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapan. Kesalahan dalam

mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon yang negatif terhadap stimuli.

Berdasarkan analisis sidik ragam (Lampiran 5), tidak terdapat perbedaan

yang nyata (p>0,05) antara responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per

hari dengan 2 gelas per hari terhadap persepsi emosional setelah

mengkonsumsi MEDH selama 13 hari. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

mengkonsumsi MEDH selama 7 hari, konsumsi MEDH 2 gelas per hari tidak

memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada persepsi emosional responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari. Minat dan keinginan responden

sangat dipengaruhi oleh kondisi perasaan saat terakhir mengkonsumsi, perasaan

bosan menyebabkan persepsi emosional responden yang mengkonsumsi 2

gelas per hari tidak lebih baik daripada yang mengkonsumsi 1 gelas per hari.

Minat dan keinginan responden sangat dipengaruhi oleh kondisi perasaan saat

terakhir mengkonsumsi, perasaan bosan yang menyebabkan persepsi

emosional responden yang mengkonsumsi 2 gelas per hari tidak lebih baik

daripada yang mengkonsumsi 1 gelas per hari.

Tubbs dan Sylva (1996) menyebutkan bahwa pemilihan stimuli tersebut

tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapan. Kesalahan dalam

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

44

mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon yang negatif terhadap stimuli.

Preferensi dipengaruhi oleh waktu dan kondisi makanan yang disediakan seperti

kondisi lapar, perasaan dan saat terakhir mengkonsumsi. Suatu makanan tidak

akan disukai jika belum pernah mencoba, tidak disukai setelah dicoba, dan

membosankan (Lyman 1989).

Hasil uji beda t-independent test (Lampiran 6) menunjukan bahwa

terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap

persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi MEDH satu gelas

sehari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama mengkonsumsi MEDH satu

gelas per hari akan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap persepsi

emosional responden. Persepsi adalah proses dimana sensasi yang dirasakan

oleh konsumen, dipilih, diorganisir, dan diinterpretasikan. Tiga tahap dari

persepsi adalah pemaparan, perhatian dan interpretasi (Salminen 2004). Faktor

persepsi sangat dipengaruhi oleh minat dan keinginan (Tubbs dan Sylva 1996)

dan Kesukaan pada sifat-sifat sensori makanan dipelajari melalui pengalaman.

Pengetahuan mempengaruhi sikap dan selanjutnya berpengaruh pada tingkah

laku preferensi makanan (Stepherd & Spark 1994). Pengetahuan yang mereka

peroleh tentang manfaat daun hantap dan pengalaman yang mereka rasakan

selama mengkonsumsi selama 13 hari memberikan pengaruh yang positif

terhadap persepsi emosional responden.

Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang nyata (p>0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi

emosional pada responden yang mengkonsumsi MEDH dua gelas sehari

(Lampiran 6). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama mengkonsumsi MEDH

2 gelas per hari tidak memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap persepsi

emosional responden. Faktor persepsi sangat dipengaruhi oleh minat dan

keinginan (Tubbs dan Sylva 1996). Minat dan keinginan responden sangat

dipengaruhi oleh kondisi perasaan saat terakhir mengkonsumsi dan perasaan

bosan (Lyman 1989) yang menyebabkan persepsi emosional responden yang

mengkonsumsi 2 gelas per hari selama 13 hari tidak lebih baik daripada selama

7 hari.

Penerimaan atau preferensi konsumen dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat

sensori pada makanan seperti rasa, aroma, tekstur dan penampakan (Cardello

1994). Daya terima formula MEDH pada rasa dan aroma yang relatif rendah

sangat mempengaruhi persepsi emosional responden yang mengkonsumsi 2

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

45

gelas per hari selama 13 hari. Dijelaskan oleh Robbins (2003) ada sejumlah

faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi.

Faktor-faktor ini dari :1) Pelaku persepsi (perceiver) 2) Objek atau yang

dipersepsikan 3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Persepsi Kondisi Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara dan melihat langsung kondisi responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari dan 2 gelas per hari selama 7 hari.

Beragam manfaat yang dirasakan contoh disajikan dalam Tabel 12.

Tabel 12 Persepsi kondisi kesehatan responden setelah mengkonsumsi MEDH selama 7 hari

Kondisi Kesehatan setelah mengkonsumsi

Hari ke-7 sangat tidak setuju

Agak setuju

tidak setuju Setuju sangat

setuju

1 gelas per hari (prosentase) Frekuensi buang air besar teratur setiap hari 0,0 45,7 2,9 22,9 28,6Pengeluaran feses lancer 0,0 2,9 0,0 17,1 80,0Pengeluaran fese teras tuntas dengan sekali ke toilet 0,0 5,7 0,0 28,6 65,7Perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) 0,0 2,9 0,0 25,7 71,4Tidak merasa perut kembung 0,0 8,6 2,9 45,7 42,9Tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali 0,0 28,6 2,9 42,9 25,7Tidak mengalami keluhan sakit maag 0,0 2,9 0,0 54,3 42,92 gelas per hari (prosentase) Frekuensi buang air besar teratur setiap hari 0,0 25,5 0,0 41,2 33,3Pengeluaran feses lancer 0,0 9,6 0,0 28,8 61,5Pengeluaran fese teras tuntas dengan sekali ke toilet 0,0 5,8 0,0 17,3 76,9Perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) 0,0 7,7 0,0 36,5 55,8Tidak merasa perut kembung 0,0 11,5 0,0 46,2 42,3Tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali 0,0 21,2 1,9 57,7 19,2Tidak mengalami keluhan sakit maag 0,0 13,5 1,9 32,7 51,9

Setelah mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari selama 7 hari,

prosentase terbesar responden memiliki persepsi kondisi kesehatan yang positif

dengan menyatakan sangat setuju dan setuju jika frekuensi buang air besar

teratur setiap hari (28,6 % dan 22,9 %), pengeluaran feses lancar (80,0 % dan

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

46

17,1 %), pengeluaran feses terus tuntas dengan sekali ke toilet (65,7 % dan

28,6 %), perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) (71,4 % dan 25,7 %),

tidak merasa perut kembung (42,9 % dan 45,7 %), tidak perlu mengejan dengan

kuat atau berkali-kali (25,7 % dan 42,9 %), tidak mengalami keluhan sakit maag

(42,9 % dan 54,3 %). Diantara responden ada juga yang memiliki persepsi

negatif dengan menyatakan tidak setuju jika frekuensi buang air besar teratur

setiap hari (2,9 %), tidak merasa perut kembung (2,9 %), tidak perlu mengejan

dengan kuat atau berkali-kali (2,9 %). Sisa responden menyatakan persepsi yang

pertengahan dengan menyatakan agak setuju untuk semua parameter kecuali

frekuensi buang air besar teratur setiap hari (45,7 %) yang cukup besar

prosentasenya.

Setelah mengkonsumsi MEDH 2 gelas per hari selama 7 hari,

prosentase terbesar responden memiliki persepsi kondisi kesehatan yang positif

dengan menyatakan sangat setuju dan setuju jika frekuensi buang air besar

teratur setiap hari (33,3 % dan 41,2 %), pengeluaran feses lancar (61,5 % dan

28,8 %), pengeluaran feses terus tuntas dengan sekali ke toilet (76,9% dan

17,3 %), perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) (55,8 % dan 36,5%),

tidak merasa perut kembung (42,3 % dan 46,2 %), tidak perlu mengejan dengan

kuat atau berkali-kali (19,2 % dan 57,7 %), tidak mengalami keluhan sakit maag

(51,9 % dan 32,7 %). Diantara responden ada juga yang memiliki persepsi

kondisi kesehatan yang negatif dengan tidak setuju jika tidak perlu mengejan

dengan kuat atau berkali-kali (1,9 %), tidak mengalami keluhan sakit maag

(1,9 %). Sisa responden menyatakan persepsi yang pertengahan dengan

menyatakan agak setuju untuk semua parameter terutama untuk frekuensi buang

air besar teratur setiap hari (25,5 %).

Manfaat adalah dampak positif yang diharapkan oleh konsumen setelah

mengkonsumsi produk. Menurut Engel et al (1994), kebutuhan yang diaktifkan

akhirnya diekspresikan menjadi perilaku pembelian dan konsumsi dalam bentuk

dua jenis manfaat yang diharapkan, yaitu manfaat guna (utilitarian) dan manfaat

hedonik (pengalaman). Persepsi kondisi kesehatan responden yang positif

menunjukkan adanya manfaat guna dan manfaat pengalaman yang mereka

peroleh setelah mengkonsumsi MEDH. Menurut Alport (1973) proses persepsi

merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala,

dan pengetahuan individu. Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi

seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

47

stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam

menanggapi stimulus.

Tanaman hantap ini mengeluarkan lendir/gum yang dapat disebut juga

hidrokoloid. Gum termasuk serat makanan larut yang memiliki efek faali berupa

mempercepat pengosongan lambung (Waspadji, 1990). Menurut Srivastava et al

(1976) sterculia memiliki dampak yang baik terhadap sembelit dan mengurangi

waktu transit pada penyakit diverticular. Pengetahuan responden terhadap

khasiat daun hantap ini berpengaruh positif terhadap persepsi kondisi kesehatan

responden. Kesatuan pengalaman dalam mengkonsumsi MEDH dan kondisi

kesehatan yang mereka alami juga berpengaruh positif terhadap persepsi kondisi

kesehatan responden.

Ketika ada responden yang memiliki persepsi kondisi kesehatan yang

negatif dengan frekuensi buang air besar teratur setiap hari (2,9 %), tidak merasa

perut kembung (2,9 %), tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali

(2,9 %) bisa disebabkan mereka belum merasakan seperti perasaan yang

dimaksud. Tubbs dan Sylva (1996) mendefinisikan persepsi sebagai suatu

proses yang aktif berupa kegiatan memperhatikan, mengorganisasikan, dan

menafsirkan seluruh stimuli secara efektif. Pemilihan stimuli tersebut tergantung

pada minat, motivasi, keinginan dan harapan. Kesalahan dalam

mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon yang negatif terhadap stimuli.

Menurut Robbins (2003) Faktor yang bekerja untuk membentuk dan

terkadang memutar-balikkan persepsi diantaranya adalah 1) Pelaku persepsi

(perceiver) 2) Objek atau yang dipersepsikan 3) Konteks dari situasi dimana

persepsi itu dilakukan. Preferensi dipengaruhi oleh waktu dan kondisi makanan

yang disediakan seperti kondisi lapar, perasaan dan saat terakhir mengkonsumsi.

Suatu makanan tidak akan disukai apabila belum pernah mencoba, tidak disukai

setelah dicoba, membosankan dan terlalu biasa dikonsumsi akan menyebabkan

alergi atau reaksi fisiologis yang berhubungan dengan efek penyakit setelah

mengkonsumsinya (Lyman 1989).

Berdasarkan analisis sidik ragam (Lampiran 5), tidak terdapat perbedaan

yang nyata (p>0,05) antara responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per

hari dan 2 gelas per hari terhadap persepsi kondisi kesehatan setelah

mengkonsumsi 7 hari MEDH. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

mengkonsumsi MEDH selama 7 hari, konsumsi MEDH 2 gelas per hari tidak

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

48

memberikan pengaruh yang lebih baik pada persepsi kondisi kesehatan

responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari. Minat dan keinginan

responden sangat dipengaruhi oleh kondisi perasaan saat terakhir

mengkonsumsi, perasaan bosan menyebabkan persepsi kondisi kesehatan

responden yang mengkonsumsi 2 gelas per hari tidak lebih baik daripada yang

mengkonsumsi 1 gelas per hari.

Tubbs dan Sylva (1996) menyebutkan bahwa pemilihan stimuli tersebut

tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapan. Preferensi dipengaruhi

oleh waktu dan kondisi makanan yang disediakan seperti kondisi lapar, perasaan

dan saat terakhir mengkonsumsi. Suatu makanan tidak akan disukai apabila

belum pernah mencoba, tidak disukai setelah dicoba, membosankan (Lyman

1989). Menurut Robbins (2003) Faktor yang bekerja untuk membentuk dan

terkadang memutar-balikkan persepsi diantaranya adalah 1) Pelaku persepsi

(perceiver) 2) Objek atau yang dipersepsikan 3) Konteks dari situasi dimana

persepsi itu dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara dan melihat langsung kondisi responden

yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per hari dan 2 gelas per hari selama 13

hari. Beragam manfaat yang dirasakan contoh disajikan dalam Tabel 13.

Setelah mengkonsumsi MEDH ekstrak daun hantap 1 gelas per hari selama 13

hari, prosentase terbesar responden memiliki persepsi kondisi kesehatan yang

positif dengan menyatakan sangat setuju dan setuju jika frekuensi buang air

besar teratur setiap hari (74,3 % dan 17,1 %), pengeluaran feses lancar

(71,4 % dan 22,9 %), pengeluaran feses terus tuntas dengan sekali ke toilet

(62,9% dan 25,7%),perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) (74,3 %

dan 20,0 %), tidak merasa perut kembung (68,6 % dan 25,7 %), tidak perlu

mengejan dengan kuat atau berkali-kali (60,0 % dan 31,4 %) tidak mengalami

keluhan sakit maag (62,9 % dan 25,7 %). Diantara responden ada juga yang

memiliki persepsi negatif dengan tidak setuju jika tidak mengalami keluhan sakit

maag (2,9 %). Sisa responden menyatakan persepsi yang pertengahan dengan

menyatakan agak setuju untuk semua parameter.

Setelah responden mengkonsumsi minuman ekstrak daun hantap 2 gelas

per hari selama 13 hari, prosentase terbesar responden memiliki persepsi

manfaat kesehatan yang positif dengan menyatakan sangat setuju dan setuju

jika frekuensi buang air besar teratur setiap hari (69,2 % dan 21,2 %),

pengeluaran feses lancar (67,3 % dan 30,8 %), pengeluaran feses terus tuntas

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

49

dengan sekali ke toilet (63,5 % dan 13, 5 %), perut terasa “plong” setelah

buang air besar (BAB) (61,5 % dan 36,5 %), tidak merasa perut kembung

(51,9 % dan 38,5 %), tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali (50,0 %

dan 34,6 %) ,tidak mengalami keluhan sakit maag (55,8 % dan 28,8 %).

Diantara responden ada juga yang memiliki persepsi negatif dengan tidak setuju

jika pengeluaran feses terus tuntas dengan sekali ke toilet (1,9 %), tidak

mengalami keluhan sakit maag (1,9 %). Sisa responden menyatakan persepsi

yang pertengahan dengan menyatakan agak setuju untuk semua parameter.

Tabel 13 Persepsi kondisi kesehatan setelah mengkonsumsi MEDH selama 13 hari

Kondisi Kesehatan setelah mengkonsumsi setelah 7 hari

2 gelas per hari (prosentase) sangat tidak setuju

Agak setuju

tidak setuju setuju sangat

setuju

1 gelas per hari (prosentase) Frekuensi buang air besar teratur setiap hari 0,0 8,6 0,0 17,1 74,3Pengeluaran feses lancer 0,0 5,7 0,0 22,9 71,4Pengeluaran fese teras tuntas dengan sekali ke toilet 0,0 11,4 0,0 25,7 62,9Perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) 0,0 5,7 0,0 20,0 74,3Tidak merasa perut kembung 0,0 5,7 0,0 25,7 68,6Tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali 0,0 8,6 0,0 31,4 60,0Tidak mengalami keluhan sakit maag 0,0 8,6 2,9 25,7 62,92 gelas per hari (prosentase) Frekuensi buang air besar teratur setiap hari 0,0 9,6 0,0 21,2 69,2Pengeluaran feses lancer 0,0 1,9 0,0 30,8 67,3Pengeluaran fese teras tuntas dengan sekali ke toilet 0,0 21,2 1,9 13,5 63,5Perut terasa “plong” setelah buang air besar (BAB) 0,0 1,9 0,0 36,5 61,5Tidak merasa perut kembung 0,0 9,6 0,0 38,5 51,9Tidak perlu mengejan dengan kuat atau berkali-kali 0,0 15,4 0,0 34,6 50,0Tidak mengalami keluhan sakit maag 0,0 13,5 1,9 28,8 55,8

Persepsi kondisi kesehatan responden yang positif menunjukkan adanya

manfaat guna dan manfaat pengalaman yang mereka peroleh setelah

mengkonsumsi MEDH. Alport (1973) proses persepsi merupakan suatu proses

kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan

individu. Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan

proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

50

tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya,

motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus.

Tanaman hantap ini mengeluarkan lendir/gum yang dapat disebut juga

hidrokoloid. Gum termasuk serat makanan larut yang memiliki efek faali berupa

mempercepat pengosongan lambung (Waspadji, 1990). Menurut Srivastava et al

(1976) sterculia memiliki dampak yang baik terhadap sembelit dan mengurangi

waktu transit pada penyakit diverticular. Pengetahuan responden terhadap

khasiat daun hantap ini berpengaruh positif terhadap persepsi kondisi kesehatan

responden. Kesatuan pengalaman dalam mengkonsumsi MEDH dan kondisi

kesehatan yang mereka alami juga berpengaruh positif terhadap persepsi kondisi

kesehatan responden.

Ketika ada responden yang memiliki persepsi kondisi kesehatan yang

negatif tidak mengalami keluhan sakit maag (2,9 %) dan pengeluaran feses

terus tuntas dengan sekali ke toilet (1,9 %). bisa disebabkan mereka belum

merasakan seperti perasaan yang dimaksud. Tubbs dan Sylva (1996)

mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang aktif berupa kegiatan

memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan seluruh stimuli secara

efektif. Pemilihan stimuli tersebut tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan

harapan. Kesalahan dalam mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon

yang negatif terhadap stimuli.

Berdasarkan analisis sidik ragam (Lampiran 5), tidak terdapat perbedaan

yang nyata (p>0,05) antara responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas per

hari dengan 2 gelas per hari terhadap kondisi kesehatan setelah mengkonsumsi

13 hari. Hal ini menunjukkan bahwa setelah mengkonsumsi MEDH selama 13

hari, konsumsi MEDH 2 gelas per hari tidak memberikan pengaruh yang lebih

baik pada persepsi emosional responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas

per hari. Minat dan keinginan responden sangat dipengaruhi oleh kondisi

perasaan saat terakhir mengkonsumsi, perasaan bosan menyebabkan persepsi

emosional responden yang mengkonsumsi 2 gelas per hari tidak lebih baik

daripada yang mengkonsumsi 1 gelas per hari.

Tubbs dan Sylva (1996) menyebutkan bahwa pemilihan stimuli tersebut

tergantung pada minat, motivasi, keinginan dan harapan. Kesalahan dalam

mempersepsikan sesuatu akan memberikan respon yang negatif terhadap stimuli.

Preferensi dipengaruhi oleh waktu dan kondisi makanan yang disediakan seperti

kondisi lapar, perasaan dan saat terakhir mengkonsumsi. Suatu makanan tidak

Page 23: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

51

akan disukai apabila belum pernah mencoba, tidak disukai setelah dicoba, dan

membosankan (Lyman 1981)

Hasil uji beda t-independent test (Lampiran 6) menunjukan bahwa

terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap

persepsi manfaat kesehatan responden yang mengkonsumsi MEDH 1 gelas

sehari dan 2 gelas per hari. Hal ini menyatakan bahwa semakin lama

mengkonsumsi MEDH satu gelas per hari ternyata memberikan pengaruh yang

lebih baik terhadap persepsi kondisi kesehatan responden.

Persepsi adalah proses dimana sensasi yang dirasakan oleh konsumen,

dipilih, diorganisir, dan diinterpretasikan. Tiga tahap dari persepsi adalah

pemaparan, perhatian dan interpretasi (Salminen 2004). Penerimaan atau

preferensi konsumen dapat dipengaruhi oleh sifat-sifat sensori pada makanan

seperti rasa, aroma, tekstur dan penampakan. Sifat-sifat sensori pada makanan

akan diproses dalam otak dengan dilatarbelakangi oleh faktor kultur/etnis,

psikososial, pembelajaran dan daya ingat, ketahanan tubuh dan lain-lain

(Cardello 1994). Kesukaan pada sifat-sifat sensori makanan dipelajari melalui

pengalaman. Pengetahuan mempengaruhi sikap dan selanjutnya berpengaruh

pada tingkah laku preferensi makanan (Stepherd & Spark 1994).

Penerimaan terhadap sifat sensori makanan yang dilatarbelakangi oleh

pembelajaran dan pengalaman sangat mempengaruhi persepsi kondisi

kesehatan yang positif. Pengetahuan responden terhadap khasiat daun hantap

dan Pengalaman yang dirasakan langsung responden dalam bentuk reaksi tubuh

terkait proses pencernaan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap

persepsi kondisi kesehatan setelah mengkonsumsi 1 gelas per hari dan 2 gelas

per hari.

Formulasi Minuman Formula Daun Hantap Minuman Formula Daun Hantap

Bahan yang ditambahkan untuk pembuatan minuman fungsional daun

hantap(MFDH) adalah sukrosa (gula pasir) dan pasta melon. Sukrosa dipilih

untuk menghindari pemanis buatan. Sukrosa merupakan pemanis yang paling

banyak digunakan karena flavornya lebih dapat memberkan kenikmatan manis

pada manusia sehingga dianggap sebagai pemanis baku (Winarno & Rahayu,

1994). Sukrosa juga dapat menurunkan aktivitas mikroorganisme sehingga suatu

produk dapat lebih awet. Pasta melon dipilih untuk mengurangi aroma daun

(langu) serta menyesuaikan antara warna minuman dengan aroma yang sesuai.

Page 24: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

52

Pasta juga dapat memperbaiki warna minuman. Sitrat digunakan untuk

menambah kesegaran produk. Sitrat juga dapat memberi vitamin C pada

minuman sehingga menambah aktivitas antioksidan minuman. Formulasi

minuman ekstrak daun hantap tahap pertama disajikan pada Tabel 14 berikut.

Tabel 14 Formulasi minuman fungsional daun hantap pertama Formula Massa daun (gram) Air (ml) Pasta melon Gula Sitrat

AF1 40 600 1%

5%

0.1%

AF2 40 600 1% 0.4%

AF3 40 600 1% 0.5%

AF4 40 600 1%

10%

0.1%

AF5 40 600 1% 0.4%

AF6 40 600 1% 0.5%

AF7 40 600 1%

15%

0.1%

AF8 40 600 1% 0.4%

AF9 40 600 1% 0.5%

AF10 40 600 1%

20%

0.1%

AF11 40 600 1% 0.4%

AF12 40 600 1% 0.5%

Hasil uji organoleptik dari formula pada Tabel 14 di atas menunjukkan

panelis menyukai formula AF8 dan dan AF11 yaitu formula dengan penambahan

gula 15% dan 20% dan essens 0.4%. Tetapi, semua formula memiliki

kekurangan berupa terjadinya perubahan warna minuman dari hijau menjadi

coklat. Menurut Gross dalam Prangdimurti et al (2006) perubahan warna ini

disebabkan karena klorofil mempunyai sifat yang labil terhadap asam. Ion Mg2+

dalam klorofil akan disubtitusi dengan ion H+ sehingga warna klorofil yang hijau

menjadi cokelat (feofitin). Karena warna merupakan salah satu aspek penting

dalam penilaian organoleptik yang juga dapat mempengaruhi rasa maka

dilakukan formulasi baru tanpa sitrat. Formulasi baru juga menggunakan taraf

penambahan gula 15% dan 20% serta mengganti pasta melon menjadi essens

melon sehingga warna minuman merupakan warna asli ekstrak daun hantap.

Penambahan essens melon dilakukan satu taraf yaitu 0,3%. Taraf penambahan

essen ini mengacu pada penelitian Alfitra (2009) dan Yulianti (2008).

Berdasarkan hasil uji organoleptik dengan panelis terbatas berjumah 30

orang, formulasi MEDH terbaik tahap I dengan perlakuan penambahan gula

15% mendapatkan daya terima tertinggi. Dan berdasarkan uji organoleptik dg

Page 25: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

53

6.720

73.3

0

50

100

Tidak cerah Biasa cerah

warna

3.316.7

80

0

50

100

Tidak suka Biasa Suka

warna

panelis terbatas selanjutnya, formula tahap II dengan penambahan gula 15 %

dan esen 0,4 % mendapatkan daya terima tertinggi. Formulasi baru tahap kedua

disajikan pada Tabel 15 dibawah ini

Tabel 15 Formulasi minuman fungsional daun hantap kedua

Perlakuan Kode Massa daun (gram) Air (ml) Essen melon

(%) Gula (%)

Remas SF1 40 600 0.3 15

SS2 40 600 0.3 20

Sebanyak dua buah formulasi ini dibuat dengan perbandingan 1:15.

Kemudian formula diujikan pada panelis sebanyak 30 orang dengan penilaian

pada mutu hedonik dan hedonik. Dari kedua formula ini kemudian dipilih formula

yang paling disukai panelis dari masing-masing cara ekstraksi berdasarkan (total

modus) rangking kesukaan untuk dianalisis statistik, yaitu formula SF1 dan LF1.

Berdasarkan hasil uji organoleptik dengan panelis terbatas, formula MFDH

terbaik adalah Formula MEDH dengan penambahan gula 15 % dan Essen

melon 0,4 %.

Karakteristik Organoleptik MFDH Terbaik Penilaian mutu hedonik memberikan penilaian warna cerah sebesar

73,3 %, biasa 20 % dan tidak cerah 6,7 %. Pada penilaian hedonik (kesukaan)

terhadap warna 76,7 persen responden menyatakan suka, biasa 13,3 persen

dan tidak suka 10 persen. Persentase contoh berdasarkan penilaian terhadap

parameter warna MFDH disajikan dalam Gambar 14. Menurut Hendry &

Houghton (1996) warna minuman tidak hanya mempengaruhi persepsi terhadap

aroma tetapi juga kemanisan dan kualitas minuman. Warna merupakan

parameter tercepat untuk memberi kesan penilaian suatu produk.

Gambar 14 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan hedonik

terhadap parameter warna MFDH

Page 26: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

54

26.7 20

53.3

0

20

40

60

Tidak suka Biasa Suka

rasa

Persentase terbesar panelis memberika penilaian beraroma adalah 83,3

%, biasa 13,3 % dan tidak beraroma 3,3 %. Pada penilaian hedonik terhadap

penilaian kesukaan terhadap aroma 80 %, biasa 16,7 % dan tidak suka 3,3 %.

Persentase contoh berdasarkan penilaian terhadap parameter aroma MFDH

disajikan dalam Gambar 15. Aroma menentukan penerimaan dari buah dan

sayur (Salunthe, 1991). Aroma merupakan parameter yang dinilai dari indra

penciuman. Aroma MFDH mendapatkan daya terima lebih tinggi.

Gambar 15 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonik terhadap parameter aroma MFDH

Persentase terbesar panelis memberikan penilaian manis adalah 43,3 %,

biasa 40 % dan tidak manis 16,7 %. Pada penilaian terhadap rasa, prosentase

terbesar panelis memberikan penilaian kesukaan terhadap rasa adalah 53,3 %,

biasa 20 % dan tidak suka 26,7 %. Persentase contoh berdasarkan penilaian

terhadap parameter rasa MFDH disajikan dalam Gambar 16.

Gambar 16 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonik parameter rasa MFDH

Rasa merupakan parameter yang sangat subjektif dan sulit diukur.

Penilaian rasa merupakan gabungan indra pengecap dan pembau (Parker, 2003).

Rasa merupakan parameter yang lebih besar dalam mempengaruhi penerimaan

produk terhadap parameter yang lain. Daya terima rasa MFDH lebih rendah

Page 27: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

55

3023.3

46.7

0

20

40

60

Tidak suka Biasa Suka

kekentalan

dibandingkan MEDH yang menunjukkan penambahan gula belum secara

optimal mempengaruhi penerimaan produk. Responden lebih suka produk

minuman dengan rasa tidak manis melon sangat mempengaruhi penerimaan

responden terhadap warna.

Gambar 17 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan

hedonikn terhadap parameter kekentalan MFDH

Persentase terbesar panelis memberikan penilaian kental untuk adalah

93,3 %, biasa 3,3 % dan tidak kental 3,3 %. Pada penilaian terhadap

kekentalan, prosentase terbesar panelis memberikan penilaian kesukaan

terhadap kekentalan adalah 46,7 %, biasa 23,3 % dan tidak suka 30 %.

Persentase contoh berdasarkan penilaian terhadap parameter aroma MFDH

disajikan dalam Gambar 17. Perubahan kekentalan bahan dapat mengubah rasa

dan bau yang timbul karena dapat mempengaruhi cepat lambatnya rangsangan

sel olfaktori dan air liur (Winarno, 2008).

Pada penilaian kesukaan terhadap keseluruhan, persentase terbesar

contoh memberikan penilaian kesukaan terhadap keseluruhan adalah 56,7 %,

biasa 20 % dan tidak suka 23,3 %. Persentase contoh berdasarkan penilaian

terhadap keseluruhan MFDH hantap disajikan dalam Gambar 18.

Gambar 18 Persentase contoh berdasarkan penilaian mutu hedonik dan hedonik

terhadap keseluruhan MFDH

23.3 20

56.7

0

20

40

60

Tidak suka Biasa Suka

keseluruhan

Page 28: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

56

Secara mutu hedonik maka semua karakteristik, warna, aroma, rasa dan

kekentalan mendapatkan daya penerimaan yang baik. Hasil penilaian mutu

hedonik minuman formula daun hantap ini disajikan pada Gambar 19.

Gambar 19 Penilaian mutu hedonik terhadap parameter

warna,aroma, rasa dan kekentalan MFDH

Perbandingan hasil penilaian mutu hedonik antara Minuman ekstrak daun

hantap (MEDH) dan minuman Formula Daun hantap (MFDH) disajikan dalam

gambar 20. Dalam gambar ini menunjukkan bahwa hasil penilaian mutu hedonik

setelah adanya penambahan gula 15 % dan essen 0,4 % (MFDH) mendapatkan

penerimaan yang jauh lebih baik dibandingkan minuman ekstrak daun hantap

(MEDH).

Gambar 20 Perbandingan penilaian mutu hedonik MEDH dan MFDH

Kandungan Fisikokimia dan Fitokimia MFDH

Berdasarkan Tabel 16 viskositas atau kekentalan rata-rata formula MFDH

adalah 300 cP dan sifat fisik minuman formula daun hantap berupa tingkat

keasaman atau (pH) dengan nilai pH rata-rata formula MFDH terbaik adalah

02468Warna

Aroma

Rasa

Kekentalan

02468Warna

Aroma

Rasa

Kekentalan

minuman ekstrak daun hantap

minuman formula daun hantap

Page 29: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

57

6,26. Berdasarkan Kandungan proksimat MFDH adalah kadar air sebesar

84,80 %, kadar abu 4.33 % , kadar serat pangan larut 4,5 % dan kadar serat

pangan tidak larut adalah 15,67 %.

Tabel 16 Kandungan proksimat, klorofil dan antioksidan minuman fungsional daun hantap ( MFDH)

Proksimat % Kadar Air 84,80 Kadar Abu 0,043 Kadar Serat pangan - larut - tidak larut Klorofil Daun Klorofil MFDH Antioksidan Daun Antioksidan MFDH

4,5 15,67 5,92 mg/L 0,46 mg/L 14.97 44,03

MFDH ini terlihat kental. Hal ini dikarenakan tanaman hantap mengandung

hidrokoloid gum. Diduga sifat kekentalan yang dimiliki minuman ini berasal dari

hidrokoloid tersebut. Selain memberikan sifat kental, hidrokoloid ini dapat

berfungsi sebagai sumber serat larut. Kadar air MFDH tergolong tinggi. Hal ini

merujuk pada penelitian Alfitra (2009) yang menyatakan 82-89,6% tergolong

tinggi. Tingginya kadar air dikarenakan sampel berasal dari bentuk cair. Tetapi,

kadar abu kedua formula minuman jauh lebih kecil daripada kadar abu daun

(4.33 %). Hal ini dapat disebabkan mineral terikat pada sel tanaman sehingga

pada ekstraksi dengan menggunakan air sedikit saja yang terekstrak.

Kadar serat pangan total adalah 20,17 % yang merupakan hasil

penjumlahan kadar serat larut sebesar 4,5 % dan kadar serat tidak larut sebesar

15,67 %. Kadar serat lebih dari 20 % dapat dinyatakan sebagai sumber serat.

Kadar serat yang tinggi ini dikarenakan bahan penelitian merupakan daun.

Kandungan klorofil MFDH adalah 0,463 mg/L sedangkan kandungan klorofil

daun hantap adalah 5,92 mg/L. Aktivitas antioksidan daun hantap adalah

14,0719 persen dan aktivitas antioksidan MFDH adalah 44,03 persen.

Berdasarkan data tersebut maka kandungan klorofil MFDH hanya sekitar

7,8 persen jika dibandingkan kandungan klorofil daun hantap. Hal ini dapat

disebabkan minimnya ekstraksi dengan metode remas dan tidak semua

permukaan daun dapat diektrak kandungan klorofilnya. Selain fitokimia tanaman,

klorofil juga dapat memberikan aktivitas antioksidan seperti dinyatakan pada

penelitian Prangmudi (2007). Menurut Endo et al (1985) dalam kusharto (2008)

klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan. Juga menurut Prangdimurti (2007)

Page 30: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id V... · Suku bangsa Sunda 48 94.1 Jawa 2 3.9 Betawi 1 2.0 ... Suku Jawa dan suku betawi yang . 30 mengenal daun hantap disebabkan karena

58

dengan daun sujinya menunjukkan bahwa klorofil memiliki aktivitas antioksidan.

Klorofil dan turunannya juga memiliki fungsi antimutagenik, antikarsiogenik,

menurunkan serum kolesterol, menurunkan trigleserida, dan menurunkan

sembelit (Lecfer-Marquez, 2001; Anonim, 2001).

Menurut Kumar et al (2008) dalam penelitiannya menyatakan aktivitas

antioksidan sebesar 13% termasuk aktivitas sedang. Penyataan ini sejalan

dengan Chairul (2003) yang menyatakan tanaman hantap memiliki aktivitas

antioksidan yang lebih besar dari alfa-tokoferol. Berdasarkan hasil ini maka daun

hantap memiliki potensi antioksidan yang baik

Aktivitas antioksidan MFDH adalah 44,03 persen (Tabel 16). Aktivitas

antioksidan berkisar antara 19,7%-83,1% sehingga dapat dinyatakan bahwa

MFDH berpotensi antioksidan. Potensi antioksidan diduga dari fitokimia daun

berupa tanin, alkaloid, polifenol, fenol dan juga klorofil. Menurut Endo et al (1985

dalam kusharto 2008) klorofil dapat berfungsi sebagai antioksidan. Juga menurut

Prangmudi (2007) dengan daun sujinya menunjukkan bahwa klorofil memiliki

aktivitas antioksidan. Klorofil dan turunannya juga memiliki fungsi antimutagenik,

antikarsiogenik, menurunkan serum kolesterol, menurunkan trigleserida, dan

menurunkan sembelit (Lecfer-Marquez, 2001; Anonim, 2001).

Aktivitas antioksidan pada MFDH lebih kecil daripada minuman MEDH

(75,8 %). Selain itu, aktivitas antioksidan pada MFDH lebih besar daripada

aktivitas antioksidan pada daun hantap. Kedua hal ini dapat disebabkan karena

perbedaan efisiensi ekstraksi dan karakteristik bahan uji. Menurut Prakash

(2001) senyawa antioksidan dapat larut air, larut lemak, tidak larut keduanya,

atau terikat pada dinding sel tanaman.

Pada penelitian ini, diduga perbedaan aktivitas antioksidan pada daun,

minuman ekstrak, dan minuman fungsional disebabkan perbedaan efisiensi

ektraksi dan sifat senyawa antioksidan daun hantap yang terikat pada dinding sel.

Kurangnya efisiensi ekstraksi dapat terjadi karena perbedaan jumlah sampel

awal antara pengujian aktivitas antioksidan daun, minuman ekstrak dan minuman

fungsional yang berturut-turut 4 helai daun, 14 gram dan 40 gram. Selain itu,

perbedaan umur daun tanaman juga diduga berpengaruh pada kandungan

antioksidan minuman ekstrak dan minuman fungsionalnya.