Harri Prawira Ezeddin, S. Ked Jenny Novina Sitepu, S. Ked ... · PDF fileUntuk dapat...
Transcript of Harri Prawira Ezeddin, S. Ked Jenny Novina Sitepu, S. Ked ... · PDF fileUntuk dapat...
Files of DrsMed FK Universitas Riau
Authors :
Harri Prawira Ezeddin, S. Ked
Jenny Novina Sitepu, S. Ked
Magdi Ayuza, S. Ked
Syamsiah Siregar, S. Ked
Tondy Arian P, S. Ked
Faculty of Medicine University of Riau
Pekanbaru, Riau
2009
1 Files of DrsMed FK Universitas Riau
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Pemakaian senjata api untuk maksud membunuh atau melukai membawa
implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan kesulitan tersendiri
bagi mereka yang terlibat. Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan
pemakaian senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau
mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan,
khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati, cermat dan teliti dalam
menafsirkan hasil yang didapatnya.1
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa, maka
dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya apakah luka tersebut memang
luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis
senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban
sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak, dan luka tembak mana yang
menyebabkan kematian.1
Di dalam dunia kriminal, senjata api yang biasa dipergunakan adalah
senjata genggam beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata
yang biasa dipakai untuk olahraga berburu yang larasnya tidak beralur jarang
dipakai untuk maksud kriminal.2
Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk maksud kriminal dapat
dibagi dalam 2 kelompok, dimana dasar pembagian berikut adalah arah
perputaran`alur yang terdapat dalam laras senjata.1
1. Senjata api dengan alur ke kiri
- Dikenal dengan senjata`api tipe COLT
- Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,36, kaliber 0,38, dan
kaliber 0,45
2. Senjata api dengan alur ke kanan
- Dikenal sebagai senjata api tipe Smith & Wesson (tipe SW)
- Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,22; 0,36; 0,38; 0,45; 0,46
2 Files of DrsMed FK Universitas Riau
- Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban, yaitu
adanya goresan dan alur yang memutar kearah kanan bila dilihat dari
bagian basis anak peluru
Gambar 1. Senjata api beralur2
Dalam memberikan pendapat atau kesimpulan dalam visum et repertum,
tidak dibenarkan menggunakan istilah pistol atau revolver; oleh karena perkataan
pistol mengandung pengertian bahwa senjatanya termasuk otomatis atau semi
otomatis, sedangkan revolver berarti anak peluru berada dalam silinder yang akan
memutar jika tembakan dilepaskan. Oleh karena dokter tidak melihat peristiwa
penembakannya, maka yang akan disampaikan adalah; senjata api kaliber 0,38
dengan alur ke kiri dan sebagainya.1
B. KLASIFIKASI LUKA TEMBAK
Yang diperlukan sebenarnya penentuan jarak tembak atau jarak antara
moncong senjata dengan targetnya yaitu tubuh korban. Berdasarkan ciri-ciri yang
khas pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak, maka perkiraan
jarak tembak dapat diketahui, dengan demikian dapat dibuat klasifikasinya.
Klasifikasi yang dimaksud antara lain :1,3
1. Luka tembak tempel (contact wounds)
- Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan.
Bila tekanan pada tubuh erat disebut hard contact, sedangkan yang tidak
erat disebut soft contact.
- Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama
lebarnya pada setiap bagian.
3 Files of DrsMed FK Universitas Riau
- Di sekeliling luka tampak daerah yang bewarna merah atau merah coklat,
yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas laras.
- Rambut dan kulit di sekitar luka dapat hangus terbakar.
- Saluran luka akan bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu,
jelaga dan minyak pelumas.
- Tepi luka dapat bewarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.
- Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan / densitas
jaringan yang berada di bawahnya, dengan demikian dapat dibedakan :
a. Luka tembak tempel di daerah dahi
b. Luka tembak tempel di daerah pelipis
c. Luka tembak tempel di daerah perut
- Luka tembak tempel di daerah dahi mempunyai ciri :
a. Luka berbentuk bintang
b. Terdapat jejak laras
- Luka tembak tempel di daerah pelipis mempunyai ciri :
a. Luka berbentuk bundar
b. Terdapat jejas laras
- Luka tembak tempel di daerah perut mempunyai ciri :
a. Luka berbentuk bundar
b. Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras
Gambar 2. Luka tembak tempel2,3
2. Luka tembak jarak dekat (close range wounds)
- Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban masih
dalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak jarak dekat), atau
jangkauan jelaga dan api (luka tembak jarak sangat dekat).
4 Files of DrsMed FK Universitas Riau
- Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru,
dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato) dan atau
jelaga (kelim jelaga).
- Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang bewarna merah atau hangus
terbakar.
- Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antara moncong senjata dengan
korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.
- Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm).
- Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata dengan
korban sekitar 15 cm.
Gambar 3. Luka Tembak Jarak Dekat3,4
3. Luka tembak jarak jauh (long range wound)
- Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar
jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau
terbakar sebagian.
- Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
- Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat
dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau
kelim lemak.
5 Files of DrsMed FK Universitas Riau
Gambar 4. Luka Tembak Jarak Jauh2,3
C. LUKA TEMBAK MASUK
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan
perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari
laras senjata api tersebut.1,3
Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap penembakan
adalah:1,4
- anak peluru
- butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar
- asap atau jelaga
- api
- partikel logam
Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka
minyak yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila
penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat
pada tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang
dipakai termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang
keluar adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet,
tutup dari peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk
luka.1,4
Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa
penembakan akan menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut:1,3,4
a. Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka.
Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
- Kecepatan
- Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh
- Bentuk dan ukuran peluru
- Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk
Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan
menimbulkan luka yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru yang
6 Files of DrsMed FK Universitas Riau
kecepatannya lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh akan lebih
berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih besar.
Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila
terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam
fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan
dengan jantung dalam fase sistole dan kandung kencing yang kosong; hal tersebut
disebabkan karena adanya penyebaran tekanan hidrostatik ke seluruh bagian.
Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru
- Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang
- Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan
- Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang beralur
atau rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan
sehingga terjadi kelim lecet (abrasion ring)
- Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke
segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam tubuh
akan terbentuk lubang yang lebih besar dari diameter peluru
- Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau robekan
yang terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adanya
elastisitas dari jaringan
- Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara teg