Hardness Test
-
Upload
rizki-m-h-indrawan -
Category
Documents
-
view
116 -
download
3
Transcript of Hardness Test
Rizki M H Indrawan260110100060
Teori Dasar Hardness Test Sediaan Tablet
Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang mencerminkan
kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap diameter
tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat bertahan dari
berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984)
Kekerasan tablet adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan
(Parrott, 1971).
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan tablet pada hardness tester dengan posisi
vertikal. Sekrup diputar pada ujung yang lain sehingga tablet tertekan yang dinyatakan sebagai
keadaan awal dengan skala pada skala nol (0). Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah dan
diperhatikan skalanya. Percobaan dilakukan untuk masingmasing 20 tablet dan dihitung
rataratanya (Voigt, 1984).
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur kekerasan tablet diantaranya Monsanto tester, Pfizer
tester, dan Strong cobb hardness tester.
Monsanto tester Pfizer tester Strong cobb hardness tester
Rizki M H Indrawan260110100060
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan
yang dikempa. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar
tekanan yang diberikan saat penabletan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya
tablet yang keras memiliki waktu hancur yang lama (lebih sukar hancur) dan disolusi yang
rendah, namun tidak selamanya demikian. Pada umumnya tablet yang baik dinyatakan
mempunyai kekerasan antara 4-10 kg. Namun hal ini tidak mutlak, artinya kekerasan tablet dapat
lebih kecil dari 4 atau lebih tinggi dari 8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat
diterima dengan syarat kerapuhannya tidak melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya
tablet yang tidak keras akan memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada
saat pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih dapat diterima,
jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan
(Sulaiman, 2007).
Uji kekerasan dilakukan dengan mengambil masing-masing 10 tablet dari tiapbatch, yang
kemudian diukur kekerasannya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Persyaratan untuk tablet
lepas terkendali non swellableadalah 10-20 kg/cm2 (Nugrahani, 2005).
Pada umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas tetapi juga cukup
lunak untuk melarut akan menghancur dengan sempurna begitu digunakan dan dapat dipatahkan
diantara jari-jari bila tabletnya perlu dibagi (Ansel 2008).
Data Pengamatan
No. Tablet Kekerasan Tablet N/M
1 57,5
2 67,5
3 57,5
4 52,5
5 62,5
Rizki M H Indrawan260110100060
6 67,5
7 62,5
8 57,5
9 70
10 60
11 50
12 60
13 60
14 40
15 52,5
16 57,5
17 57,5
18 60
19 62,5
20 57,5
Rata-rata 59,125
Pembahasan
Pengujian kekerasan sediaan solid dilakukan terhadap 20 tablet yang diuji dengan menggunakan
hardness tester. Pada alat hardness tester masing-masing tablet ditempatkan pada landasan
bawah/dudukan bawah sediaan tablet dalam posisi horizontal, selanjutnya landasan atas/dudukan
atas diatur sesuai diameter tablet hingga hardness tester menunjukan tanda stop sebagai tanda
bahwa posisi tablet telah tepat. Selanjutnya nyalakan tombol start pada alat hardness tester dan
tablet akan ditekan hingga pecah. Hardness tester akan menunjukan kekuatan tekanan minimal
yang diperlukan untuk menghancurkan sediaan tablet dalam satuan N/M.Dari data yang
didapatkan setelah pengujian menunjukan variasi data terhadap kekuatan tablet. Uji kekerasan
tablet bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kekompakkan dari tablet. Hal ini harus diketahui
Karena akan mempengaruhi pada saat uji waktu hancur tablet dan uji friabilitas tablet yang akan
mementukan kualitas dari obat saat dikonsumsi oleh tubuh. Tablet harus mempunyai kekuatan
Rizki M H Indrawan260110100060
atau kekerasan tertentu serta tahan terhadap kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai
guncangan seperti pada pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Dari pengujian kekerasan
tablet diperoleh nilai rata-rata yaitu 59,125 N/M. Dari data yang diperoleh menunjukkan nilai
yang sangat berbeda untuk masing-masing tablet. Perbedaan yang terjadi cukup signifikan. Hal
ini menunjukkan bahwa kekerasan untuk masing-masing tablet tidak seragam. Selain itu nilai
yang diperoleh dibandingkan dengan nilai standar untuk kekerasan tablet. Nilai standar
berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III adalah ≥ 50 N/M. Jika dilihat dari rata-rata nilai yang
diperoleh menunjukkan bahwa nilai kekerasan dari sediaan tablet telah memenuhi persyaratan
nilai kekerasaan tablet. Sediaan tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta
tahan atas tekanan agar dapat bertahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat
pembuatan pengepakan dan pengepalan Selain itu tablet juga harus dapat bertahan terhadap
perlakuan berlebihan oleh konsumen. Kekerasan tablet sangat penting diperhatikan terutama
untuk produk yang mempunyai masalah bioavailabilitas nyata atau potensial serta pada produk
yang sensitif atas gangguan pada profil penglepasan pelarutan sebagai fungsi dari tenaga kerja
yang digunakan. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh tekanan saat penabletan, sifat bahan yang
dikempa, jumlah dan jenis bahan pengikat yang digunakan.Faktor yang mempengaruhi
kekerasan tablet adalah kompresibilitas alat cetak dan sifat fisiko kimia bahan yang dikempa,
Marais et al (2003) menyatakan bahwa jika gaya pengepresan yang digunakan saat mencetak
tablet kecil maka tekanan yang diterima oleh bahan juga akan rendah sehingga kekerasan tablet
juga akan menjadi rendah atau tablet bersifat rapuh. Faktor lain yang menyebabkan kekerasan
dari tablet bervariasi adalah karena mesin pencetak tablet dioperasikan secara manual sehingga
kekuatan kompresi dalam pencetakan masing-masing tablet berbeda-beda Selain itu rapuhnya
tablet yang dihasilkan juga dapat disebabkan oleh pengaruh sifat fisikokimia bahan dalam
formulasi Penggunaan bahan pengikat. Faktor penempatan tablet dalam alat hardness tester juga
dapat menjadi factor yang menyebabkan terjadinya variasi data uji karena penempatan tablet
yang tidak konstan antara tablet satu dengan yang tablet lainnya.
Rizki M H Indrawan260110100060
DAPUS
Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V. Cetakan ke-2 diterjemahkan oleh
S.N. Soewandi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 179, 202-203, 223, 571
Anderson NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL 1984Teori dan
Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3 UI Press Jakarta
Parrot EL 1971 Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceuticsThird Edition
Burges Publishing Company USA
Sulaiman. 2007. Perbandingan Availabilitas In Vitro Tablet Metronidazol Produk Generik Dan
Produk Dagang
Available online :http://jurnalfarmasiuiacid/pdf/2005/v02n02/ilma0202pdf
Nugrahani I 2005 Karakterisik Granul dan Tablet Propranolol Hidroklorida dengan Metode
Granulasi Peleburan (cited 2010 Des 13)
Available online : http://jurnalfarmasiuiacid/pdf/2005/v02n02/ilma0202pdf
Ansel C Howard 2008 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Jakarta UI Press
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Industri Farmasi II, Edisi
III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iis Aisyah, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 644-
645, 651, 681-687
Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rd Ed., Burgess
Publishing Company, Minnepolis, 64-66, 73-83