HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

119
HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMPLIKASINYA BAGI PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-KEVIKEPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Oleh: Febiana Kornelia Wu NIM : 161124054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

Page 1: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

i

HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK

TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

IMPLIKASINYA BAGI

PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH DASAR

SE-KEVIKEPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh:

Febiana Kornelia Wu

NIM : 161124054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa

mencintaiku dan kepada kedua orang tuaku Bapak Yosep Kornelius Wu dan Ibu

Emerensiana Veneranda Simo. Kepada saudara-saudariku Antonius Yumendri

Saviola Wu dan Brigita Gindriani Wu yang dengan setia memberikan doa,

dukungan, semangat, perhatian, motivasi, cinta dan kasih sayang serta kepercayaan

yang memampukan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

v

MOTTO

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu”

1 Petrus 5:7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK

TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMPLIKASINYA BAGI

PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR SE-

KEVIKEPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Pendidikan Agama

Katolik merupakan salah satu tanggung jawab Gereja sebagai upaya untuk

mewartakan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Judul skripsi ini dipilih untuk

mendapatkan informasi mengenai harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Pendidikan Agama Katolik. Harapan ialah sesuatu yang dikehendaki terjadi di masa

depan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi dalam

penelitian ini adalah pengurus Gereja Katolik yaitu Romo Paroki, tim pewartaan,

dan katekis di paroki-paroki. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik

sampling aksidental. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian adalah 60

responden. Instrumen yang digunakan adalah skala prioritas. Hasil penelitian

menunjukkan harapan tentang tujuan Pendidikan Agama Katolik pada prioritas

pertama ialah mencintai dan menghayati Yesus Kristus. Harapan akan metode

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada prioritas pertama haruslah berpusat

pada siswa. Harapan akan materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada

prioritas pertama ialah pengalaman anak sehari-hari. Harapan akan media

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada prioritas pertama menggunakan

media audio visual. Harapan akan sarana prasarana pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik lebih mengutamakan sarana pembelajaran seperti buku, Kitab Suci,

dan, komputer. Harapan akan peran guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik prioritas pertama ialah bersifat profesional. Harapan akan peran Gereja

dalam Pendidikan Agama Katolik bahwa Gereja perlu menjadi sarana bagi siswa

semakin mendalami misteri karya keselamatan Allah. Harapan akan peran Orang

tua dalam Pendidikan Agama Katolik bahwa orang tua perlu menjadi contoh yang

baik untuk anak dalam proses menghayati iman akan Yesus Kristus.

Kata kunci; harapan, Pengurus Gereja Katolik, Pendidikan Agama Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

ix

ABSTRACT

The undergraduate thesis is entitled THE EXPECTATIONS OF PARISH

COUNCIL TOWARD CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION, THE

IMPLICATION FOR SELECTING EDUCATIONAL MEDIA IN

ELEMENTARY SCHOOLS IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA

DISTRICT. Catholic Religious Education is the church’s responsibility as an effort

to proclaim salvation for all humanity. This undergraduate thesis title is chosen to

obtain information about the Parish Council’s expectations towards Catholic

Religion Education. Expectation is something desired to occur in the future. To

study in case, the research used quantitative descriptive. The populations are parish

council such as parish priests, preacher teams, and parishes’ catechists. Accidental

sampling technique is used as well. The research obtained 60 sample respondents

and the research instrument that used is priority. The result of this research shows

that the expectations about the aim of Catholic Religious Education at first priority

is to love and live Jesus Christ. Expectations for Catholic Religious Education

learning methods must be student-centered. Expectations for Catholic Religious

Education learning material at first priority is based on children’s daily

experiences. Expectations for Catholic Religious Education media learning at first

priority is using audio media visual. Expectations for Catholic Religious Education

learning facilities infrastructure is more emphasis on learning tools such as books,

scriptures, and computers. Expectations for the teachers’ role in Catholic Religious

Education learning at first priority is professional. Expectations for the church’s

role in Catholic Religious Education the church needs is being the tools for students

to deepen the mystery of God’s. Expectations for parents’ role in Catholic Religious

Education the parents needs a good example for children in the faith living process

of Jesus Christ.

Keywords; expectations, parish council, Catholic Religious Education

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xiv

DAFTAR ISI

Hlm

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv

MOTTO.............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS..........................................................................

vii

ABSTRAK.......................................................................................................... viii

ABSTRACT.......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR........................................................................................ x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xviii

DAFTAR DIAGRAM........................................................................................ xix

DAFTAR SINGKATAN.................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................ 5

C. Batasan Masalah..................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah................................................................................... 5

E. Tujuan Penulisan..................................................................................... 6

F. Manfaat Penulisan................................................................................... 6

G. Metode Penulisan.................................................................................... 7

H. Sistematika Penulisan............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka........................................................................................ 9

1. Hakikat Pendidikan Agama Katolik................................................. 9

a. Pengertian Pendidikan secara umum.......................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xv

b. Tujuan Pendidikan secara umum................................................ 10

c. Pengertian Pendidikan Agama Katolik....................................... 11

d. Tujuan Pendidikan Agama Katolik............................................. 13

2. Media Pembelajaran sebagai sarana pembelajaran........................... 14

a. Definisi media sebagai sarana pembelajaran.............................. 14

b. Manfaat Media sebagai sarana pembelajaran............................. 16

c. Jenis- jenis Media Pembelajaran................................................. 17

d. Guru sebagai Media Pembelajaran............................................. 21

3. Harapan............................................................................................. 23

a. Pengertian Harapan..................................................................... 23

b. Faktor-faktor Harapan................................................................. 23

4. Hakikat Gereja.................................................................................. 24

a. Pengertian Gereja........................................................................ 24

b. Tugas Gereja............................................................................... 26

c. Harapan Gereja terhadap Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah........................................................................................

29

B. Penelitian yang Relevan.......................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................................... 34

B. Desain Penelitian.................................................................................... 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................. 34

D. Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 35

1. Populasi Penelitian............................................................................ 35

2. Sampel Penelitian............................................................................. 35

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.............................................. 35

1. Identifikasi Variabel......................................................................... 35

2. Definisi Konseptual.......................................................................... 36

3. Definisi Operasional......................................................................... 36

4. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 36

5. Instrumen Penelitian......................................................................... 37

6. Pengembangan Instrumen................................................................. 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xvi

a. Kisi-kisi........................................................................................ 37

b. Uji Keterbacaan........................................................................... 40

F. Teknik Analisis Data.............................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Responden............................................................................................... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................... 42

a. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Tujuan

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik........................................

42

b. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Metode

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik........................................

46

c. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Materi

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik........................................

49

d. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik........................................

52

e. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Sarana

Prasarana Pendidikan Agama Katolik..............................................

55

f. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Guru

Pendidikan Agama Katolik...............................................................

58

g. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Gereja

dalam Pendidikan Agama Katolik .......................................

63

h. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran

Orang tua dalam Pendidikan Agama Katolik...................................

67

i. Saran dan Keluhan............................................................................ 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................................. 75

D. Harapan Pengurus Gereja Katolik Implikasinya bagi Pemilihan Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah Dasar.................

82

E. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................. 85

B. Saran....................................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Paroki St. Yohanes

Rasul Pringwulung.......................................................

(1)

Lampiran 2 Instrumen Penelitian.................................................... (2)

Lampiran 3 Jawaban Instrumen Penelitian...................................... (6)

Lampiran 4 Data Keseluruhan Hasil Wawancara............................ (10)

Lampiran 5 Data Keseluruhan Instrumen........................................ (16)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Angket Semi

Terbuka.............................................................................

37

Tabel 2 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Angket Terbuka............

39

Tabel 3 Daftar Kabupaten dan Daftar Paroki.................................

41

Tabel 4 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.............

42

Tabel 5 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik............

46

Tabel 6 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.............

49

Tabel 7 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Media Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik..............................................................................

52

Tabel 8 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik...............................................................................

55

Tabel 9 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Guru Pendidikan Agama Katolik............................

59

Tabel 10 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Gereja dalam Pendidikan Agama Katolik...............

63

Tabel 11 Prioritas Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Orang tua dalam Pendidikan Agama Katolik..........

67

Tabel 12 Rangkuman Hasil Frekuensi dan Wawancara Aspek-

aspek Harapan Pengurus Gereja terhadap Pendidikan

Agama Katolik Implikasinya bagi Pemilihan

Media................................................................................

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xix

TABEL DIAGRAM

Halaman

Diagram 1 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik..............

43

Diagram 2 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.............

47

Diagram 3 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik..............

50

Diagram 4 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik...............

53

Diagram 5 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik...............................................................................

56

Diagram 6 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Guru Pendidikan Agama Katolik..............................

60

Diagram 7 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Gereja dalam Pendidikan Agama Katolik.................

64

Diagram 8 Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap

Peran Orang tua dalam Pendidikan Agama Katolik...........

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xx

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Ef : Efesus

Kis : Kisah Para Rasul

Mat : Matius

Yoh : Yohanes

B. Singkatan Dokumen Gereja

GE : Gravissimum Educationis, Konsili Vatikan II pernyataan

tentang Pendidikan Kristiani, pada tanggal 28 Oktober

1965

KGK : Katekismus Gereja Katolik, dikeluarkan oleh Paus

Yohanes Paulus II pada Oktober 1992

LG : Lumen Gentium, Konsili Dogmatik Konsili Vatikan II

tentang Gereja, pada 21 November 1964

PUK : Petunjuk Umum Katekese, dikeluarkan oleh Kongregasi

untuk para imam di Komkat KWI pada 15 Agustus 1997.

C. Singkatan Lain

AECT : Association of Education and Communication

Technology

ART : Artikel

FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

xxi

LCD : Liquid Crystal Display

OHP : Over Head Projector

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PENDIKKAT : Pendidikan Keagamaan Katolik

PIA : Pendampingan Iman Anak

PIR : Pendampingan Iman Remaja

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se Indonesia

PLP KP : Program Pengenalan Lapangan Persekolahan

Pengelolaan Pembelajaran

PLP LS : Program Pengenalan Lapangan Persekolahan

Lingkungan Sekolah

PLP RP : Program Pengenalan Lapangan Persekolahan

Perencanaan Pembelajaran

PLP : Program Pengenalan Lapangan Persekolahan

SD : Sekolah Dasar

USD : Universitas Sanata Dharma

WFH : Work From Home

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama menjalankan proses perkuliahan, penulis mendapat banyak

pengalaman baik dalam lingkup sekolah maupun Gereja. Kesempatan yang

berharga tersebut penulis rasakan ketika menjalani proses PLP LS, PLP RP, dan

PLP KP. Ketika mengikuti PLP LS pertengahan Januari 2018 dan PLP RP dan PLP

KP pada pertengahan Januari 2019 penulis memperoleh banyak pengalaman.

Penulis banyak belajar tentang ruang lingkup sekolah mulai dari lingkungan

sekolah, interaksi antara siswa dengan sesama siswa maupun guru, kegiatan-

kegiatan yang mendukung proses pembelajaran di sekolah sampai proses penerapan

perangkat pembelajaran yang telah disusun tersebut di dalam kelas. Hal tersebut

menyadarkan penulis bahwa mempersiapkan jalannya proses pembelajaran

memang diperlukan banyak persiapan yang matang. Pada PLP RP dan KP yang

kebetulan berkelanjutan, penulis juga diajarkan untuk mengenal karakteristik

peserta didik sebagai acuan untuk membuat rancangan pembelajaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa berdasarkan kurikulum 2013 dan diberi

kesempatan juga untuk mengajar peserta didik di dalam kelas.

Pendidikan agama perlulah memberikan kesempatan yang besar agar

formatio iman terjadi bisa melalui hidup berkomunitas Kristen sejati melalui liturgi,

hidup doa, dan spiritualitas dalam berkegiatan di lingkup sekolah (Dewan Karya

Pastoral KAS 2014:61). Pendidikan Agama Katolik juga merupakan suatu bentuk

usaha Gereja untuk bergerak keluar dan merambat pada dunia pendidikan. Proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

2

penyelenggaraan pendidikan di sekolah entah itu kurikulum atau prosesnya sering

kali terpisah dari dinamika hidup dalam keluarga, jemaat dan masyarakat.

Pendidikan Agama Katolik seringkali hanya berpatokan dengan materi

pembelajaran yang sifatnya teoritis (Wono Wulung 2017:31). Padahal, kita

mengetahui bahwa kekhasan dari Pendidikan Agama Katolik ialah peserta didik

mampu menghayati Yesus Kristus dan mengamalkan ajaranNya.

Gereja juga mempunyai tugasnya sendiri dalam proses mengembangkan

iman hidup umat melalui bidang pewartaan (kerygma). Kerygma atau pelayanan

sabda bersama dengan fungsi-fungsi Gereja yang lain (diakonia, koinonia, liturgia)

merupakan usaha Gereja untuk menjawab tantangan keprihatinan yang paling

mendasar, yakni mewartakan Kerajaan Allah. Berdasarkan pengalaman penulis

mengenai usaha Gereja untuk terlibat langsung dalam Pendidikan Agama Katolik,

Gereja mempunyai harapan yang besar bila para murid dapat

mengimplementasikan pelajaran yang diterima dalam hidup menggereja dan

memasyarakat.

Sekolah mempunyai tempat yang istimewa dalam pendidikan, sebab

sekolah adalah institusi resmi dari sebuah pendidikan. Sekolah membantu anak

mengembangkan akal budi dan pengetahuan serta melatih anak untuk hidup rukun

(GE Art 5). Sekolah juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas penunjang

selama proses pembelajaran salah satunya yaitu media pembelajaran.

Media merupakan segala sesuatu entah itu alat, orang, bahan, perangkat

maupun sarana yang bersifat membantu agar memudahkan proses pembelajaran.

Media juga membantu membangkitkan suasana dan semangat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

3

mengembangkan dan menghayati iman. Media juga bisa menjadi sarana agar orang

yang didampingi memiliki pengalaman yang konkret. Pemilihan media

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi anak dapat membantu

mereka untuk memahami materi pembelajaran (Dewan Karya Pastoral KAS

2014:65). Maka, pemilihan media menentukan keberhasilan proses pembelajaran.

Media pembelajaran juga dapat membantu anak agar mudah menangkap

pembelajaran dan melatih mereka untuk bersifat kritis.

Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit mengutus semua muridNya untuk

mewartakan kabar gembira kepada seluruh bangsa manusia (Dewan Karya Pastoral

KAS 2014:60). Semua umat punya tugas dan peranannya masing-masing termasuk

juga para murid. Oleh sebab itu, Gereja juga mempunyai harapan terkhusus dalam

proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik agar semakin menyadari tugas

perutusannya di dunia ini. Gereja juga berusaha untuk memfasilitasi anak-anak

dengan kegiatan kerohanian maupun kegiatan sosial yang dapat mengasah anak

untuk semakin mendalami Yesus Kristus. Gereja untuk memberi perhatian lebih

terhadap Pendidikan Agama Katolik di sekolah dengan harapan pendidikan tersebut

dapat menjadi wadah bagi murid untuk mengenali imannya sedini mungkin. Hal ini

bertujuan agar para murid tidak hanya berpusat pada kemampuan teori tetapi juga

menyeimbangkan dengan tindakan konkrit. Pendidikan yang semakin maju juga

menuntut penggunaan media yang dapat mempermudah para murid untuk

menangkap pembelajaran. Media yang mendukung juga dapat membantu para

murid untuk aktif dalam hidup menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

4

Berdasarkan pengalaman penulis ketika mengenyam pendidikan terkhusus

di sekolah negeri cukup susah menemukan guru agama Katolik karena dari sekolah

sendiri tidak menyediakan tenaga pendidik bagi kami yang beragama Katolik.

Penulis dan teman-teman juga harus belajar bersama dengan sekolah lain bahkan

ada beberapa sekolah yang harus kumpul di Gereja dan proses pembelajaran

dilakukan oleh frater maupun katekis. Romo paroki mengupayakan agar proses

pembelajaran agama dengan memanfaatkan frater maupun katekis Gereja. Dengan

segala keterbatasan yang ada proses pembelajaran tetap berjalan walaupun media

pembelajaran yang digunakan juga hanya seputar buku pelajaran dan sesekali film.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman di atas dan didukung oleh pandangan

beberapa ahli, ada banyak harapan yang diutarakan Gereja bagi perkembangan

pendidikan agama katolik, harapannya keseluruhan proses pembelajaran dapat

diwujudnyatakan ke dalam hidup memasyarakat dan menggereja. Berdasarkan

permasalahan di atas dan pengalaman yang dialami oleh penulis, maka peneliti

tertarik untuk melihat berbagai harapan pengurus Gereja Katolik terhadap

Pendidikan Agama Katolik yang juga akan berdampak pada Pemilihan media

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Penelitian ini diberi judul ”HARAPAN

PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK IMPLIKASINYA BAGI PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DI

SEKOLAH DASAR SE-KEVIKEPAN DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat

ditemukan yaitu:

1. Pendidikan Agama Katolik hanya dipahami sebagai pengetahuan yang kurang

menekankan tindakan nyata pembelajaran dalam hidup menggereja.

2. Keterbatasan sarana prasarana pendukung kegiatan pembelajaran yang

menggunakan media.

3. Para murid kurang menyadari bahwa semua umat memiliki tugas perutusan yang

sama.

4. Beberapa murid kurang menghayati hidup beriman secara mendalam sehingga

Pendidikan Agama Katolik hanya mengarah pada kemampuan akademik

semata.

5. Beberapa sekolah tidak mempunyai guru pengajar yang tetap.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada aspek harapan pengurus Gereja Katolik terhadap

Pendidikan Agama Katolik implikasinya bagi pemilihan media pembelajaran.

Sasaran penelitian ini meliputi pastor paroki, bidang pewartaan dan katekis di

Gereja Katolik se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka penulis

merumuskan masalah yakni:

1) Bagaimana harapan pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama

Katolik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

6

2) Bagaimana implikasi harapan pengurus Gereja Katolik bagi pemilihan media

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar?

E. Tujuan Penulisan

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui harapan pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama

Katolik implikasinya bagi pemilihan media pembelajaran di Sekolah Dasar se-

kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

a. Memberikan sumbangan pemikiran serta gagasan baru dalam Pendidikan

Agama Katolik dan implikasinya bagi pemilihan media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik.

b. Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan Pendidikan Agama Katolik dan di sekolah serta menjadi bahan kajian

lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat;

a. Bagi Pengurus Gereja, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan

Gereja dalam upaya memberikan Pendidikan Agama Katolik yang sesuai dengan

kebutuhan dan relevansinya bagi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

7

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk

terus mengembangkan proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

bagi pemilihan media pembelajaran.

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan kebutuhan

mereka akan Pendidikan Agama Katolik yang baik.

G. Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode deskripsi analisis, yaitu berdasarkan

studi pustaka dan penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan data dari hasil

penyebaran angket dan wawancara dengan beberapa responden. Berdasarkan kajian

pustaka dan hasil penelitian, dilakukan analisis terhadap permasalahan yang terjadi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, penulis menyampaikan pokok-

pokok sebagai berikut:

Bab I memaparkan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II memaparkan tentang landasan teori yang akan mendasari

pembahasan-pembahasan selanjutnya. Bab II ini akan terbagi menjadi 2 bagian.

Bagian pertama berisi tentang hakikat Pendidikan Agama Katolik dan , media

pembelajaran sebagai sarana pembelajaran, definisi harapan dan faktor-faktor

harapan, pengertian Gereja, tugas Gereja, dan harapan Gereja terhadap pendidikan

agama katolik dan di sekolah. Bagian kedua membahas mengenai penelitian yang

relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

8

Bab III berisi uraian tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel pendidikan, teknik dan instrumen

pengumpulan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengembangan

instrumen, dan teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan analisis data harapan pengurus

Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama Katolik dan implikasinya bagi

Pemilihan media yang meliputi deskripsi hasil penelitian, dan diakhiri dengan

keterbatasan penulisan.

Bab V berisi penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama

menyampaikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah, tujuan penulisan

serta didukung oleh data penelitian. Bagian kedua berisi saran guna pengembangan

peran harapan pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama Katolik

implikasinya bagi pemilihan media pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

a. Pengertian Pendidikan Secara Umum

Menurut Raka Joni dalam Zahara & Lisma (1992:1), pendidikan merupakan

proses interaksi antara subjek didik dengan pendidik. Pendidikan juga merupakan

upaya menyiapkan subjek didik menghadapi situasi lingkungan hidup yang

mengalami perubahan semakin pesat. Selain itu, pendidikan juga dapat

meningkatkan kualitas hidup pribadi ke arah yang lebih baik.

Menurut Mudyahardjo (2001:6), pendidikan dalam arti sempit ialah

sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diadakan di sekolah sebagai lembaga

institusi pendidikan formal. Pendidikan juga dimaksudkan agar segala upaya yang

dilakukan kepada anak agar mereka mempunyai kemampuan dan kesadaran penuh

akan hubungan dan tugas sosial mereka masing-masing.

Menurut Freeman Butt dalam Martha (2014:32), pendidikan merupakan

suatu proses pembiasaan terhadap nilai-nilai dan sikap yang mereka butuhkan.

Dalam proses pertumbuhan itulah individu dibantu untuk mengembangkan bakat,

kemampuan, dan minatnya. Hal ini dilakukan agar setiap individu didorong dan

dimotivasi untuk terus menerus berkembang baik secara fisik maupun mental

dengan bantuan tenaga pendidik.

Dalam diktat Banyu Dewa Mata Kuliah Pengantar Pendidikan (2016:3)

pendidikan ialah suatu usaha dan tindakan dari orang yang berwenang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

10

membantu, membimbing, dan mengarahkan orang yang belum dewasa untuk tujuan

pembelajaran yaitu mengajak anak pada kedewasaannya secara bertahap. Kegiatan

pendidikan dilakukan dengan usaha yang disengaja, sistematis, terencana, dan ada

strategi yang harus dilakukan serta evaluasi yang cukup agar proses pembelajaran

sungguh dapat membantu anak. Kegiatan pendidikan ini juga diberikan dalam

lingkungan sekolah dan masyarakat secara formal dan informal.

Berdasarkan pemaparan para ahli dapat disimpulkan bahwa definisi

pendidikan secara umum ialah proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya

interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran inilah

peserta didik dibimbing, didorong, dan dimotivasi secara disengaja, sistematis,

terencana, dan strategis untuk menemukan kemampuan, bakat, dan minatnya

masing-masing individu secara bertahap.

b. Tujuan Pendidikan secara Umum

Kurikulum 2013 merupakan sarana serta alat untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Kurikulum mengubah pandangan supaya pembelajaran lebih

menarik, lulusan juga mampu berpartisipasi di masyarakat. Hakikat dari kurikulum

2013 adalah meningkatkan basis perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

secara menyeluruh. Aktif dan kreatif yang menjadi ciri khas kurikulum 2013 di

mana anak menjadi subjek pendidikan (Al-Faris:324).

“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa Indonesia dalam rangka upaya

mewujudkan tujuan nasional” (Zahara dan Lisma 1992:51). Menurut Noer Syam

dalam Zahara & Lisma (1992:29), tujuan pendidikan ialah agar seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

11

mempunyai kepribadian yang kuat sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang

mereka tekuni dalam masyarakat dan kebudayaan setempat. Menurut Sudjana dan

Rivai (1990:1) “tujuan pendidikan pada dasarnya mendampingi siswa menuju pada

perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat

hidup mandiri sebagai pribadi maupun kelompok.”

Berdasarkan pemikiran para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan secara umum ialah untuk mengajak anak pada proses yang lebih baik

guna meningkatkan mutu kehidupan dan martabat diri agar mereka memiliki

kepribadian yang kuat.

c. Pengertian Pendidikan Agama Katolik

Menurut pandangan Wono Wulung (2017:40) dalam diktat mata kuliah

Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik di Sekolah, Pendidikan Agama

Katolik yang dipahami sebagai proses pendidikan iman yang harus memiliki tiga

unsur pokok yaitu pengalaman hidup peserta, visi dan kisah hidup kristiani serta

komunikasi antara unsur pertama dengan unsur kedua. Ketiga unsur ini perlu diolah

sedemikian rupa menjadi suatu kegiatan pendidikan iman Katolik yang membantu

peserta didik mengembangkan dan menghayati imannya akan Yesus Kristus dalam

hidup sehari-hari demi kepentingan pribadi maupun kelompok.

Menurut pandangan John Westerhoff dalam diktat Wono Wulung (2017:37)

mata kuliah Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik di Sekolah menyatakan

bahwa Pendidikan Agama Katolik merupakan proses sosialisasi yang dapat berjalan

dengan efektif jika peserta didik dapat mewujudkan imannya dalam kehidupan

sehari-hari melalui pola pikir peserta didik masing-masing. PAK juga merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

12

tugas perutusan yang diterima oleh Gereja dari Tuhan yang harapannya kita dapat

menghayati iman secara bersama.

Arah dasar Pendidikan Kristiani menurut Konsili Vatikan II dalam

Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani Gravissimum Educationis menyatakan

bahwa:

Pendidikan Kristiani itu tidak hanya bertujuan pendewasaan pribadi

manusia, melainkan terutama hendak mencapai, supaya mereka yang telah

dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan dan

dari hari ke hari makin menyadari karunia iman yang telah mereka terima;

supaya mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh kebenaran,

terutama dalam perayaan Liturgi, supaya mereka dibina untuk menghayati

hidup mereka sebagai manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan yang

sejati; supaya dengan demikian mencapai kedewasaan penuh serta tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus dan ikut serta

mengusahakan pertumbuhan Tubuh mistik (GE. Art 2).

Arah dasar Pendidikan Kristiani menurut Konsili Vatikan II dalam

Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani Gravissimum Educationis menyatakan

bahwa:

Dalam upaya menunaikan tugasnya di bidang pendidikan, Gereja memang

memperhatikan segala upaya yang mendukung, tetapi terutama

mengusahakan upaya-upaya yang khas baginya. Diantaranya yang utama

ialah pendidikan kateketis yang menyinari dan meneguhkan iman,

menyediakan santapan bagi hidup menurut semangat Kristus, menghantar

kepada partisipasi yang sadar dan aktif dalam misteri liturgi, dan

menggairahkan kegiatan merasul. Banyak kelompok yang bertujuan

mengembangkan badan dan jiwa, himpunan-himpunan muda, terutama

sekolah-sekolah. (GE. Art 4).

Dari beberapa pengertian Pendidikan Agama Katolik di atas dapat

disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Katolik merupakan proses pendidikan iman

yang membantu anak untuk mencapai kedewasaan kristiani dengan menghayati

Yesus Kristus dalam hidup anak sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

13

d. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Menurut Groome dalam Rahmawati (2019:20) menyatakan bahwa Kegiatan

pendidikan agama adalah memperhatikan secara sengaja dimensi kehidupan yang

transenden yang melaluinya hubungan yang sadar dengan dasar keberadaan yang

paling pokok dipromosikan dan diekspresikan.

Pengantar Umum Pendidikan Suwarno dalam Rahmawati (2019:20) juga

mengungkapkan gagasan dari Langeveld tentang tujuan pendidikan, untuk

membimbing anak kearah kedewasaan, mempunyai arti membentuk individu yang

berkesadaran sosial dan susila atau membentuk pribadi sosial yang bermoral.

Menurut Miller dalam diktat Wono Wulung (2017:73) mata kuliah

Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik di Sekolah menyatakan bahwa:

Tujuan PAK di sekolah adalah membantu semua peserta didik supaya dapat

menerima dan menanggapi rahmat ilahi, dalam hidup jemaat (lingkungan)

dan kesatuan cinta serta hormat sehingga mereka dapat berperan secara

positif dalam kehidupan sehari-hari. PAK bertujuan menyediakan

lingkungan kondusif yang akan membantu peserta didik menuju kepada

kematangan hidup secara holistik. Tujuan PAK adalah membantu peserta

mencapai kematangan hidup sebagai kristiani menurut pola Yesus Kristus

(bdk ef 4:13).

Hasil sidang PKKI IV yang dikumpulkan oleh Setyakerjana dalam

Rahmawati (2019:20) menyatakan pula bahwa “tujuan pelajaran agama dapat

dirumuskan sebagai usaha agar peserta didik memiliki kemampuan dan

keterampilan membentuk dan menggumuli hidup dengan segala aspek.”

Dari beberapa pengertian tujuan Pendidikan Agama Katolik yang sudah

dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Katolik

ialah untuk membawa anak pada kedewasaan Kristiani yang dapat membentuk

individu pada kematangan hubungan dengan Allah dan dengan sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

14

2. Media Pembelajaran sebagai sarana pembelajaran

a. Definisi media sebagai sarana pembelajaran

Nurdin & Adriantoni (2016:119) mengatakan:”kata “media” berasal dari

bahasa latin “medius” yang berarti tengah. Perantara atau pengantar. Dalam bahasa

Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima pesan.”

Menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad Azhar (2014:3), media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Pengertian media dalam proses belajar mengajar

cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut AECT (Association of Education and Communication

Technology) dalam Danim (2008:8), memberi batasan tentang media sebagai

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dan

dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan.

Gagne dan Briggs dalam Arsyad Azhar (2014:4), media pembelajaran

merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi dari materi

pelajaran yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh peserta didik.

Media Pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,

merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan dalam komunikasi antara pendidik dan

peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dan

pembelajaran” (Nurdin & Adriantoni 2016:120).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

15

Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran ialah alat penghantar yang digunakan untuk menyampaikan

informasi, menyalurkan pesan yang dapat merangsang perasaan dan pikiran dalam

komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga terjadi proses pembelajaran.

Menurut Prayitno dalam Rahmawati (2019:12-13) perangkat praktik

pembelajaran meliputi;

1) Metode pengajaran

Agar materi pembelajaran itu dapat diproses dan diolah dengan baik,

pendidik perlu mengaplikasikan berbagai pendekatan, metode dan cara-cara yang

tepat agar materi pembelajaran dapat terjangkau dan berguna secara efektif dan

efisien oleh peserta didik.

2) Materi Pengajaran sebagai media pembelajaran

Bahan pengajaran juga merupakan media dalam proses pembelajaran.

Menurut Sudjana & Rivai (1990:1) “bahan pengajaran adalah seperangkat materi

keilmuan yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu

pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya

tujuan pengajaran.”

Materi pembelajaran menjadi komponen yang terdapat dalam proses

pembelajaran. Menurut Winkel (1991:193) materi pelajaran adalah sarana yang

digunakan untuk mencapai tujuan instruksional, di mana siswa harus melakukan

kegiatan menurut jenis perilaku. Materi pelajaran dapat berupa macam-macam

bahan seperti cerita, pengalaman, deskripsi maupun film.

3) Alat Bantu Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

16

Berbagai sarana dan fasilitator pendukung yang dapat digunakan selama

proses pembelajaran untuk memperlancar, mengefektifkan, mengefisienkan upaya

pencapaian tujuan pendidikan oleh peserta didik.

Winkel (1991:188) juga mengatakan bahwa buku pelajaran, papan tulis, dan

gambar dinding merupakan media pengajaran visual yang sering digunakan dalam

proses pembelajaran. Media audio visual semakin hari semakin diminati dari pada

media pengajaran lainnya. Hal ini karena media seperti film, video, komputer dll

dikemas dengan suara dan gambar yang dapat merangsang minat anak dalam proses

pembelajaran.

b. Manfaat Media sebagai sarana pembelajaran

Sudjana & Rivai dalam Mahmudah (2015:24) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu;

(1) Proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian dan minat belajar siswa

sehingga dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif.

(2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa sehingga

memungkinkannya mereka untuk menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran.

(3) Metode mengajar akan lebih beragam, tidak hanya komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru karena terlalu menguras energi yang banyak.

(4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar dan mengasah mereka

untuk berpikir kritis sebab anak melakukan aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

17

Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses

belajar mengajar menurut Arsyad dalam Mahmudah (2015:24) yaitu;

(1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi yang

dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat memperlancar

dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

(2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar yang kuat sehingga siswa

kemungkinan belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-

masing.

c. Jenis-jenis Media pembelajaran

Media yang digunakan dalam pembelajaran beraneka ragam. Penggunaan

atau pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai.

Menurut Kemp & Dayton dalam buku Arsyad Azhar (2014:11),

mengelompokkan media ke dalam delapan jenis yaitu (1) media cetakan, (2) media

pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan

filmstrips, (6) penyajian multi-image, (7) rekaman video dan film hidup, (8)

komputer.

Menurut Leshin dan kawan-kawan dalam buku Arsyad Azhar (2014:79),

prinsip-prinsip penggunaan dan Pemilihan media pembelajaran yaitu; (1) media

berbasis manusia (guru,instruktur,tutor, main peran, kegiatan kelompok dll. Dalam

proses pembelajaran di sekolah media berbasis manusia biasanya guru dan sesama

siswa, (2) media berbasis cetakan (buku,penuntun, buku kerja/latihan dll), media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

18

berbasis visual (buku charts,grafik, figur/gambar dll), (3) media berbasis audio

visual (video, film,slide bersama tape, televisi).

(1) Media berbasis manusia, media ini merupakan media tertua yang digunakan

untuk menyampaikan dan mengirimkan informasi. Dalam proses pembelajaran

Guru merupakan media berbasis manusia yang sering kita temui dan terlibat

langsung dalam pemantauan pembelajaran siswa. Guru bertindak sebagai

instruktur untuk merangkai pesan pada satu kelompok khusus. Sebagian

kelompok dapat termotivasi dan tertarik untuk belajar dalam kelompok, tetapi

tidak jarang juga ada beberapa anak yang melawan terhadap pelajaran. Suasana

tersebut harus melatih guru selama proses pembelajaran untuk bersikap aktif dan

menghantar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran haruslah berpusat pada anak agar mendorong mereka untuk

mampu memecahkan masalah dalam kelompok kecil. Guru juga berperan dalam

proses untuk menemukan implikasi, konsekuensi, dan jalur pemecahan masalah

sehingga memang tugas guru penting sebagai fasilitator dan motivator anak juga

mengarahkan anak agar dapat memecahkan suatu masalah dengan baik.

(2) Media berbasis cetakan, materi pembelajaran berbasis cetakan umumnya

dikenal dengan buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah. Kelebihan dari media

cetak yaitu siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan tingkat kemampuannya

masing-masing. Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga

mampu memenuhi kebutuhan siswa, media cetak juga dapat dilihat oleh siswa

secara berulang-ulang mengikuti tingkat kemampuan siswa, semakin pesat

perubahan zaman maka banyak media cetak yang juga dipadupadankan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

19

gambar dalam halaman cetak yang akan menambah daya tarik siswa dan dapat

memperlancar pemahaman informasi. Materi pembelajaran dengan media cetak

juga bisa dengan mudah diperoleh siswa. Keterbatasan penggunaan media cetak

salah satunya ialah sulit menampilkan ilustrasi bergerak pada halaman media

cetak yang tersedia, meskipun mudah didapatkan tidak jarang pula biaya

percetakan mahal apalagi jika ditambahkan dengan ilustrasi gambar atau foto

berwarna, proses percetakan juga biasanya akan memakan waktu yang cukup

lama dan jika tidak dirawat dengan baik maka media cetak akan cepat rusak dan

hilang.

(3) Media visual, media yang memegang peran yang penting dalam proses

pembelajaran karena media visual dapat memperlancar pemahaman dan

memperkuat ingatan siswa akan suatu objek. Visual juga dapat memunculkan

minat siswa dan dapat menghubungkan antara isi pembelajaran dengan

kehidupan sehari-hari untuk meyakinkan terjadi proses informasi. Bentuk visual

bisa berupa gambar, lukisan, atau foto yang dapat mengiring anak untuk

memperoleh informasi tertentu. Agar media visual ini sungguh bermanfaat bagi

anak sebaiknya anak diajak untuk terlibat mengamati media visual untuk

meningkatkan daya ingat. Media Berbasis audio visual; media pembelajaran

yang menggabungkan penggunaaan suara memerlukan pekerjaan tambahan

untuk memproduksinya. Media audio visual berupa film, slide, video, televisi

pendidikan dll. Media tersebut dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar

dari siswa ketika membaca, berdiskusi, berpraktik dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

20

Menurut Azhar Arsyad (2004:105) ada empat macam media salah satunya

yaitu media berbasis audio visual. Media ini merupakan media yang murah dan

cukup terjangkau yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dan

membantu anak dalam mengerjakan tugas rumah dengan cara merekam.

Menurut Azhar Arsyad (2004:29-32) teknologi audio visual dilakukan

untuk menyampaikan materi yang disajikan dalam pesan-pesan audio dan visual.

Pengajaran ini bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran

seperti mesin proyektor film dan tape recorder. Pengajaran menggunakan media ini

melalui pandangan dan pendengaran.

Melalui film dan video dapat mendorong dan meningkatkan motivasi

belajar siswa. Film dan video juga mengandung nilai-nilai positif yang dapat

mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Menurut

Prawiradilaga dkk (2013:43) salah satu media pembelajaran yaitu recorder video

yang disimpan dalam media rekam. Rekaman video ini sudah bisa didistribusikan

melalui internet sehingga memudahkan seseorang mengunduh dan mendownload.

Menurut pandangan Sudjana & Rivai (1990:129), media audio untuk

pengajaran ditujukan untuk memberi pesan dalam bentuk auditif (suara) sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa agar terjadi

proses pembelajaran. Media audio terus berkembang hingga menggabungkan

media visual berupa gambar yang membuat media ini semakin menarik untuk anak.

Harjanto (2006:237) menambahkan bahwa media proyeksi seperti slide, filmstrip,

film dan penggunaan OHP merupakan media yang diminati oleh anak-anak dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

21

yang paling penting fungsi dan peranannya dapat mempermudah dalam proses

pembelajaran.

Menurut Kemp & Dayton dalam Arsyad Azhar (2014:40) salah satu jenis

media pembelajaran yaitu (1) media pajang. Media Pajang biasanya digunakan

untuk menyampaikan informasi atau pesan. Agar lebih menarik juga biasanya

disajikan dalam bentuk tiga dimensi agar media yang dipajang terlihat seperti nyata.

Menurut Harjanto (2006:237) Ada beberapa jenis media pendidikan yang

biasanya digunakan dalam proses pengajaran salah satunya ialah media tiga

dimensi yaitu dalam bentuk model; padat, model susun, diorama, model susun dll.

Kurang lebih hampir sama dengan media pajang sebab media ini juga digunakan

untuk menarik minat anak karena disajikan dalam bentuk tiga dimensi.

d. Guru sebagai Salah Satu Media Berbasis Manusia

Menurut pandangan Danim (2008:59), guru merupakan tenaga edukatif

profesional yang dapat memberikan pelayanan optimal kepada siswa dan demi

masa depan siswa sehingga dapat meningkatkan mutu generasi muda bangsa.

Kemampuan profesional seorang guru harus terus dibina dan dikembangkan agar

sungguh-sungguh membantu anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Raka Joni dalam Zahara & Lisma (1992:35), seorang guru

hendaknya memahami hakikat pendidik sehingga guru dapat melaksanakan peran

sebagai pendidik yang baik. Hakikat pendidik ialah;

(1) Pendidik sebagai agen pembaharuan, artinya ide-ide pembaharuan yang dapat

disebarluaskan oleh pendidik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

22

(2) Pendidik adalah contoh yang baik dalam masyarakat sehingga pendidik harus

lebih dahulu menghayati nilai-nilai kemasyarakatan dan melanjutkannya kepada

anak sebagai subjek didik.

(3) Pendidik sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya situasi yang baik dalam

proses pembelajaran. Pendidik juga dapat menyediakan sumber, bahan, media

yang diperlukan selama proses pembelajaran untuk menunjang anak aktif

belajar.

(4) Pendidik juga bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar siswa.

(5) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk terus menerus

meningkatkan kemampuannya.

Menurut pandangan Ki Hadjar Dewantara dalam Zahara & Lisma (1992:36),

peranan pendidik ialah;

(1) Menguasai bahan pembelajaran yang akan diajarkan

(2) Memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi dalam proses pembelajaran.

(3) Mempunyai minat dan kemauan untuk mengajarkan ilmunya.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa guru

ialah tenaga pendidik profesional yang bertugas untuk membimbing dan

mengarahkan siswa untuk melakukan proses pembelajaran secara relevan, efektif,

dan efisien. Selama proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik guru juga

dituntut untuk memiliki sifat profesional dalam menguasai bahan ajar, menciptakan

suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan

banyak belajar untuk mendukung kemampuannya. Guru juga harus memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

23

pedagogi dalam artian kemampuan untuk mengajar, merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi proses pembelajaran. Guru juga biasanya juga dituntut untuk

berkepribadian baik yang dapat menjadi contoh baik untuk siswa seperti disiplin,

bertanggung jawab, menjadi teladan yang baik serta melaksanakan nilai-nilai yang

ada dalam masyarakat, sebagai seorang guru juga harus mampu bergaul dan

bersosialisasi dengan masyarakat sekolah maupun luar sekolah.

3. Harapan

a. Pengertian Harapan

Snyder, Irving & Anderson dalam Habibah (2018:30) menyatakan bahwa

harapan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk melakukan hal positif

yang didasarkan pada hubungan interaktif atau energi yang mengarah pada tujuan

tertentu dan rencana untuk mencapai tujuan tertentu.

Snyder dalam Carr dalam Habibah (2018:30) menyatakan bahwa harapan

adalah kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan

walaupun adanya rintangan, dan menjadikan motivasi sebagai suatu cara dalam

mencapai tujuan.

Secara umum yang dapat disimpulkan pengertian harapan ialah keadaan

yang didorong oleh keinginan dan kemampuan yang dimiliki dalam upaya

mencapai tujuan pada masa depan.

b. Faktor-Faktor Harapan

Snyder dalam Carr dalam Habibah (2018:30-31) menyatakan bahwa

harapan dalam penerapannya suatu kehidupan seseorang memiliki beberapa faktor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

24

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan dari harapan dan perilaku yang

terarah menurut antara lain:

(1) Seberapa besar nilai dari hasil yang diusahakan

(2) Jalan keluar yang direncanakan dapat dipastikan terhadap hasil dan keinginan

yang sesuai tentang bagaimana keefektifan mereka akan berhasil pada sesuatu

yang dihasilkan.

(3) Pemikiran diri sendiri dan seberapa efektif seseorang akan mengikuti jalannya

dalam upaya mencapai tujuan.

4. Hakikat Gereja

a. Pengertian Gereja

Menurut Danan & Rudi (2017:412-419) mengungkapkan beberapa hakikat

Gereja;

1) Gereja adalah Misteri

Gereja didasarkan pada keputusan Allah untuk menyelamatkan manusia. Atas

dasar ini Gereja dipahami sebagai realitas yang unik dan kompleks. Di satu pihak

Gereja adalah realitas dunia yang nampak yang membutuhkan struktur untuk

menjalankan misinya. Di lain pihak, Gereja juga merupakan realitas spiritual

yang dipenuhi Roh Kristus dalam Gereja yang hanya dapat dipahami dalam

iman.

2) Gereja adalah Umat Allah

Gereja adalah umat Allah yang dipilih dan dipanggil oleh Allah dari antara

bangsa-bangsa sebagai milik-Nya yang khusus. Kesatuan umat Allah bukanlah

kesatuan politik atas dasar kepentingan bersama tetapi mereka yang tergabung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

25

agar mendengar apa yang telah diputuskan, disabdakan, dan di kerjakan Allah

sehingga mereka bersama-sama berkumpul dalam suatu komunitas ibadat,

syukur, pujian di mana Allah sendirilah yang hadir dan bekerja dalam komunitas

ini.

3) Gereja adalah Tubuh Mistik Kristus

Gereja adalah satu tubuh dengan banyak anggota. Gereja tidak hanya

digambarkan sebagai tubuh tetapi juga disamakan dengan Yesus Kristus dalam

tubuhNya. Kristus yang utuh, kepala dan anggota, ini artinya Yesus Kristus dan

Gereja adalah satu. Keduanya saling memiliki dan tak terpisahkan. Gereja adalah

mempelai Yesus Kristus (Ef 5:25).

4) Gereja adalah Bait Allah dalam Roh Kudus

Gereja diumpamakan sebagai konstuksi Bait Allah, maka Roh Kudus adalah

jiwanya. Gereja dihidupi oleh Roh Kudus dan terus-menerus diperbarui

olehNya. Roh Kudus menganugerahkan buah-buah dan kekuatan baru agar tetap

berpegang teguh dalam hal kebenaran.

Misteri Gereja menurut Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Dogmatis

tentang Gereja Art.1 menyatakan bahwa “Gereja itu di dalam Kristus bagaikan

sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan

seluruh umat manusia.”

Aneka gambaran Gereja menurut Konsili Vatikan II dalam Konstitusi

Dogmatis tentang Gereja menyatakan bahwa:

Adapun Gereja itu kandang, dan satu-satunya pintu yang harus dilalui

ialah Kristus. Gereja juga kawanan yang seperti dulu telah difirmankan

akan digembalakan oleh Allah sendiri. Domba-dombanya, meskipun

dipimpin oleh gembala-gembala manusiawi, tiada hentinya dibimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

26

dan dipelihara oleh Kristus sendiri, Sang Gembala baik dan pemimpin

para Gembala (bdk Yoh 10:11-15). Gereja itu tanaman atau ladang

Allah. Diladang itu tumbuhlah pohon zaitun bahari, yang akar kudusnya

ialah para Bapa Bangsa. Gereja ditanam oleh petani Surgawi sebagai

kebun anggur terpilih. Kristuslah pokok anggur yang sejati. Dialah yang

memberi kesuburan kepada cabang-cabang yakni kita, yang karena

Gereja tinggal dalam Dia, dan yang tidak mampu berbuat apa pun tanpa

Dia. Sering pula Gereja disebut bangunan Allah. Tuhan sendiri

mengibaratlan diriNya sebagai batu, yang dibuang oleh para pembangun

tetapi malah menjadi batu sendi. Di atas dasar itulah Gereja dibangun

oleh para Rasul. Gereja juga di gelari “Yerusalem yang turun dari atas”

dan “bunda kita” dan dilukiskan sebagai mempelai nirmala bagi Anak

Domba yang tak bernoda dan Kristus mengasihinya dan telah

menyerahkan diriNya baginya untuk menguduskannya (LG Art.6)

Menurut pemahaman dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

Gereja ialah himpunan dari umat Allah yang dipilih Allah untuk mewartakan

Kerajaan Allah di dunia. Gereja juga merupakan tanda dan sarana keselamatan

Allah untuk umat manusia.

b. Tugas Gereja

Konferensi Waligereja Indonesia (1996:382) mengatakan bahwa

”Gereja melanjutkan dan mengambil bagian dalam tritugas Yesus Kristus,

yakni tugas nabi (mewartakan), tugas imami (menguduskan), dan tugas rajawi

(melayani). Dengan tritugas Yesus ini, Gereja berusaha mengejawantahkan

dirinya, memberi makna dan pelayanan bagi hidup manusia.”

Danan & Rudi (2017: 454-458) mengungkapkan bahwa paroki

himpunan Umat Allah mengambil bagian dan terlibat aktif dalam

menghidupkan peribadatan yang menguduskan (Leitourgia), mengembangkan

pewartaan Kabar Gembira (Kerygma), menghadirkan dan membangun

persekutuan (Koinonia), memajukan karya cinta kasih/ pelayanan (Diakonia)

dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus (Martyria).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

27

1) Liturgia (leitourgia) yang berarti terlibat aktif dalam kegiatan peribadatan

resmi yang dilakukan Yesus Kristus yakni terlibat dalam perayaan

sakramen-sakramen khususnya Ekaristi. Selain itu, aktif dalam bidang

peribadatan yang telah ditugaskan misalnya menjadi lektor, pemazmur,

organis, putra(i) altar, memimpin Ibadat Sabda, Doa bersama, Pendalaman

iman di lingkungan, serta membawa dan mewujudkan makna perayaan

Ekaristi dalam hidup sehari-hari baik di dalam masyarakat maupun di dalam

keluarga.

2) Pewartaan (Kerygma) yang berarti ikut serta membawa Kabar Gembira

bahwa Allah telah menyelamatkan umat manusia dari dosa melalui

PuteraNya Yesus Kristus. Bidang karya ini diharapkan dapat menumbuhkan

dan menghayati hidup berdasarkan semangat Injil dan berusaha untuk

semakin mendalami iman Kristiani supaya tetap setia pada panggilan hidup.

3) Persekutuan (Koinonia) yang berarti persekutuan dalam persaudaraan

sebagai anak-anak Allah. Kita manusia dipanggil dalam kesatuan erat

dengan Allah Bapa dan sesama manusia melalui Yesus Kristus dalam kuasa

Roh Kudus. Kegiatan yang bisa dilakukan yaitu ziarek, membangun

komunitas yang menghayati hidup menggereja.

4) Pelayanan (Diakonia) yang berarti ikut serta dalam melaksanakan cinta

kasih melalui kegiatan nyata seperti dengan memberi bantuan kepada

mereka yang miskin, terlantar, dan tersingkir, memberi perhatian kepada

warga yang sedang sakit, lansia, atau yang berkekurangan. Umat diharapkan

dapat menyadari tanggung jawab pribadi akan kesejahteraan sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

28

5) Kesaksian (Martyria) yang berarti ikut serta menjadi saksi Kristus bagi

dunia. Umat diharapkan mempunyai relasi yang baik dengan sesama

masyarakat. Umat juga bisa menghidupi semangat Kristus dan

menghayatinya sebagai orang beriman. Kegiatan yang bisa dilakukan yaitu

aktif dalam kegiatan RT/RW, bergotong-royong untuk kebersihan

lingkungan, berani menyatakan pendapat sesuai dengan nilai dan norma

yang berlaku dalam masyarakat serta tidak malu mengakui identitas

kekatolikannya.

Gereja juga memiliki tugas yaitu dalam bidang pewartaan yang

merupakan perintah Tuhan Yesus, supaya umat dapat memperoleh keselamatan

dari Allah. Sewaka 1991:VI dalam Rahmawati (2019:29) mengemukakan

bahwa pewartaan dapat dilakukan melalui katekese. Katekese merupakan salah

satu bentuk pewartaan Gereja dan karena itu mengambil bagian dalam karya

kenabian Kristus. Gereja juga memberikan perhatian penting bagi pendidikan.

Pendidikan mempunyai sangat penting di dalam kehidupan manusia dengan

segala isinya, baik keagamaan, kebudayaan, kemasyarakatan, politik, dan

ekonomi. Pendidikan merupakan bagian tidak terpisahkan dari tugas Gereja

untuk mewartakan penyelamatan Allah Bapa kepada semua manusia dan

memulihkan di dalam Kristus

Peranan Gereja di dalam pendidikan menurut Konsili Vatikan II dalam

Dokumen “Gravissimum Educationis” mengemukakan bahwa;

Secara istimewa tugas mendidik itu merupakan tugas Gereja juga, bukan

hanya disebabkan karena ia diakui sebagai suatu masyarakat manusia

yang mampu mendidik, melainkan terutama karena ia mempunyai

tanggung jawab untuk mewartakan jalan keselamatan kepada semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

29

orang, untuk menyampaikan hidup Kristus kepada mereka yang

percaya, dan dalam kecemasan yang pasti, membantu semua orang agar

mampu mencapai kepenuhan hidup ini (GE Art 3)

Konsili Vatikan II dalam Gravissimum Educationis mengharapkan:

(1) Tugas Mendidik juga tugas Gereja. Gereja mempunyai tanggung jawab

mewartakan penyelamatan Allah kepada semua orang.

(2) Gereja adalah ibu yang wajib memberi pendidikan iman kepada para putra,

agar seluruh kehidupan mereka diresapi Roh Kristus.

Menurut Arya Seta (2018:3) katekese merupakan bagian dari usaha

Gereja untuk mewartakan sabda Tuhan di dalam hidup bermasyarakat.

Katekese akan dikira sulit jika tidak bersentuhan langsung dalam pengalaman

hidup sehari-hari. Harapannya katekese mampu memberi terobosan baru yang

sesuai dengan ajaran Yesus Kristus yang dikaitkan dengan penghayatan

kehidupan sehari-hari.

Dari pendapat para ahli dan dokumen Gereja dapat disimpulkan bahwa

Gereja mengambil bagian dalam tugas mewartakan, menguduskan dan melayani.

Salah satu tugas Gereja ialah mewartakan, pewartaan tidak hanya sebatas pada

homili tetapi juga bisa didapatkan melalui pelajaran agama. Oleh sebab itu Gereja

memiliki peran yang penting terhadap pendidikan iman anak sebab Gereja

mempunyai tanggung jawab untuk mewartakan karya keselamatan Allah bagi

semua umat. Hal tersebut dapat dimulai dari pendidikan iman anak.

c. Harapan Gereja terhadap Pendidikan Agama Katolik di Sekolah

Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Tentang Gereja di Dunia

Dewasa Ini mengatakan bahwa;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

30

Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman

sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan

kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan pada murid Kristus juga.

Tidak sesuatu pun yang sungguh manusiawi, yang tak beragama di hati

mereka, sebab persekutuan mereka terdiri dari orang-orang yang dipersatukan

dalam Kristus dan dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju

Kerajaan Bapa, dan telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan

kepada semua orang. Sebab orang kristani berkewajiban untuk berperan aktif

dalam kehidupan sosial. Oleh sebab itu, dimana-mana berlangsunglah usaha-

usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu karya pendidikan. Hak-hak

asasi manusia, khususnya anak-anak atas pendidikan dinyatakan dan

dikukuhkan dengan dokumen-dokumen resmi. Sekolah-sekolah berlipat

ganda dan meningkatnya mutu, serta diciptakan lembaga-lembaga

pendidikan lainnya. (GS.Art 1)

Konsili Vatikan II dalam dokumen Gravissimum Educationis menyatakan

bahwa;

Dalam menunaikan tugasnya dalam bidang pendidikan, Gereja sangat

memperhatikan segala sesuatu yang menjadi pendukung. Salah satunya yang

utama ialah pendidikan kateketis yang menyinari dan meneguhkan iman,

menyediakan santapan bagi hidup menurut semangat Kristus yang mengantar

umat pada kegiatan merasul. Diantara segala upaya pendidikan, sekolah

mempunyai makna yang istimewa. Lewat pendidikan yang ditempuh dapat

terus menerus mengembangkan daya kemampuan akal budi,

memperkenalkan harta warisan budaya yang telah dihimpun dalam generasi

terdahulu meningkatkan kesadaran tata nilai, menyiapkan siswa untuk

mengelola kejujuran tersebut serta memupuk kerukunan persahabatan antara

para siswa (GE Art 4)

Konsili Vatikan II dalam Dokumen Gravissimum Educationis GE Art 3,

orang tua juga memiliki kewajiban yang cukup berat untuk mendidik anak-anak

mereka sampai pada kedewasaan kristiani. Maka, bisa dikatakan bahwa orang tua

adalah pendidik yang pertama dan utama. Kewajiban orang tua menciptakan situasi

keluarga yang hangat yang meliputi semangat untuk menghayati iman akan Yesus

Kristus dan kasih sayang kepada sesama yang dapat menciptakan suasana keutuhan

pendidikan pribadi dan sosial anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

31

Dalam Sakramen Perkawinan sendiri orang tua memiliki kewajiban sejak

dini untuk mengenalkan Allah, mengajarkan baktiNya dan mengasihi sesama

seturut dengan iman yang mereka terima dalam Baptis. Melalui keluargalah anak-

anak dapat menemukan pengalaman pertama berinteraksi dalam masyarakat

manusia dan Umat Allah. Oleh karena itu, orang tua hendaknya paham bahwa

betapa pentingnya membentuk keluarga yang sungguh Kristen untuk kehidupan dan

kemajuan Umat Allah sendiri.

Thomas Groome (2014:61) juga menyebut tiga komponen umat yang ikut

berkatekese yaitu keluarga, paroki, dan sekolah.

1) Keluarga

Bagi Groome, orang tua merupakan guru pertama, utama, dan tak

tergantikan untuk pendasaran pengetahuan iman. Keluarga juga merupakan medan

hidup beriman dan pendidikan iman. Keluarga juga diharapkan berperan menjadi

tempat yang paling berperan dalam mendukung dan meneguhkan iman anak.

2) Guru Agama

Pendidikan agama di sekolah merupakan “satu mata rantai” peluang

formatio iman terbentuk. Melalui pendidikan iman inilah, guru agama berusaha

membangun hidup komunitas Kristen sejati melalui kegiatan kerohanian seperti

liturgi, hidup doa, dan spiritualitas dalam berkegiatan di sekolah maupun di

masyarakat.

3) Paroki

Bagi Thomas Groome, semua umat memiliki caranya sendiri mengambil

bagian dalam pendampingan iman. Hidup, kegiatan, dan seluruh tindakannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

32

bernilai kateketis yakni menghantar orang pada pengalaman akan Allah. Para

imam, para katekis dan pendampingan iman memiliki tempat khusus dan

bertanggung jawab dalam pendampingan iman. Ditegaskan pula bahwasanya

semua paroki ikut bertanggung jawab terhadap tersedianya katekis yang profesional

(PUK,223)

Berdasarkan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Gereja dan pendapat

dari para ahli sudah terbukti bahwa Gereja mempunyai harapan besar terhadap

pendidikan di sekolah sebagai wadah untuk menghantar siswa pada partisipasi yang

benar menurut ajaran Yesus Kristus dan menumbuhkan semangat siswa untuk

berani bertindak dalam hidup memasyarakat dan menggereja. Secara Istimewa

Gereja bertugas mewartakan jalan keselamatan kepada semua orang, menyalurkan

kehidupan Kristus kepada umat beriman, serta tiada hentinya penuh perhatian

membantu mereka supaya mampu meraih kepenuhan kehidupan itu. Jadi, bagi

putra-putrinya itulah, Gereja selaku Bunda wajib menyelenggarakan supaya hidup

mereka diresapi oleh semangat Kristus.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang diteliti adalah penelitian

yang dilakukan oleh Lidya Putri Herawati (2017) yang berjudul Pelaksanaan

Pendidikan Gereja Katolik demi Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa di SD

Yos Sudarso Padang. Dilaksanakannya penelitian ini untuk mengusahakan secara

terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan

siswa untuk memperteguhkan iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Dalam penelitian ini sudah mendapat respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

33

yang positif karena suasana pembelajaran diatur sedemikian rupa agar

menyenangkan bagi siswa dan mempermudah pendidik untuk melakukan kegiatan

pembelajaran di sekolah. Penelitian yang juga relevan dengan penelitian yang

diteliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Paulina Titis Rahmawati (2019) yang

berjudul Persepsi Pengurus Gereja Katolik terhadap Praksis Pendidikan Agama dan

di SD Se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dilaksanakannya penelitian ini

mengharapkan adanya kerjasama antara pihak sekolah dan Gereja untuk terus

membantu siswa semakin beriman dan semakin terlibat dalam hidup menggereja

dan memasyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif.Dengan

metode penelitian kuantitatif deskriptif maka peneliti dapat membuat deskripsi

gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian pendidikan karena membahas tentang

harapan pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Keagamaan Katolik dan

implikasinya bagi Pemilihan media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

SD.

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam desain penelitian ini ialah metode survei.

Metode ini dilakukan melalui proses penyelidikan dengan mengumpulkan fakta-

fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara

faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah. Metode survei menelaah dan mengenal masalah-masalah

serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang

berlangsung.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa paroki se-

Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

Waktu : penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- April 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

35

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran

yang telah ditentukan oleh peneliti objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

meliputi romo, tim kerja pewartaan, dan juga katekis-katekis di paroki-paroki se-

Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terbagi dalam 5 kabupaten yaitu

Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten

Kulon Progo dan juga Kota Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik sampling aksidental yaitu teknik penentuan data sampel berdasarkan

kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang

layak digunakan sebagai sampel. Penelitian juga dilakukan dengan mengisi google

form sehingga responden menjawab kuesioner melalui link yang diberikan. Sampel

penelitian yang diambil sebanyak 60 responden yang terbagi dalam lima kabupaten

dan kota se-kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul Harapan Pengurus. Gereja

terhadap Pendidikan Agama Katolik Implikasinya bagi. Pemilihan media

pembelajaran di Sekolah Dasar se- kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

36

2. Definisi Konseptual

Harapan adalah keinginan Pengurus Gereja yang dikehendaki terjadi di

masa depan terkait dengan pendidikan iman dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Definisi Operasional

Harapan adalah suatu keinginan positif yang dikehendaki terjadi dalam

Pendidikan Agama Katolik menurut pemahaman para pengurus Gereja Katolik

meliputi aspek tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran ,

media pembelajaran, sarana prasarana peran guru, peran Gereja, dan peran orang

tua.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Penyebaran Kuesioner

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang disebarkan berupa angket semi terbuka.

Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara datang ke paroki-paroki di beberapa

kabupaten dan meminta romo paroki, tim kerja pewartaan, dan juga katekis paroki

untuk mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner juga disebarluaskan melalui google

form kepada responden.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara untuk saling

bertukar informasi melalui tanya jawab sehingga makna dari suatu topik yang

sedang dibahas. Wawancara dilakukan secara online melalui whatsapp. Wawancara

dilakukan untuk mempertegas hasil penelitian melalui kuesioner dan juga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

37

mengetahui alasan atas jawaban responden dalam kuesioner. Wawancara dilakukan

kepada 8 responden yang telah terlebih dahulu mengisi angket.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan ialah kuesioner dan pedoman wawancara.

Kuesioner berbentuk semi terbuka dengan alternatif jawaban berupa skala prioritas

dan alternatif dikosongkan agar diisi responden jika jawabannya belum terwakili

dalam alternatif jawaban. Pedoman wawancara menggunakan pertanyaan yang

sama dengan instrumen kuesioner hanya saja setiap aspek ditanya lebih detail

sehingga jika ada jawaban yang berbeda dengan hasil kuesioner bisa digali dengan

secara spesifik.Wawancara dilakukan secara online dengan aplikasi whatsapp,

penulis memberikan pertanyaan satu persatu dan jawabannya bisa langsung

dijabarkan oleh responden.

6. Pengembangan Instrumen

a. Kisi-kisi

Tabel 1. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Semi Terbuka

Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah

Item

Harapan

Pengurus

Gereja Katolik

terhadap

Pendidikan

Agama

Katolik

Implikasinya

bagi

Pemilihan

Media

Pembelajaran

di Sekolah

Dasar

Tujuan

Pembelajaran

Menghayati dan mencintai Yesus

Kristus

Berperan aktif dalam hidup

bermasyarakat

Memperoleh pengetahuan tentang

pendidikan iman katolik

Trampil mengamalkan ajaran

agama

1,2,3,4

Metode

Pembelajaran

Berpusat pada guru (ceramah,

tanya jawab, demonstrasi dll)

Berpusat pada siswa (diskusi,

dinamika kelompok, drama,

menonton film, tugas, presentasi,

dan sharing

5,6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

38

Materi

Pembelajaran

Cerita

Pengalaman

Film

Deskripsi

7,8,

9,10

Media

Pembelajaran

Media Visual; gambar, foto,

poster,bagan, cerita bergambar,

kartun dll

Media 3 Dimensi; diorama,

patung, rosario, peralatan ekaristi

Media Audio visual; video, film,

slide dll

Media Cetak; buku, KS, koran,

majalah dll

11,12,

13,14

Sarana

Prasarana

Sarana; LCD, komputer, KS,

buku, proyektor dll

Prasarana; Ruang kelas, papan

tulis, perpus, meja, kursi dll

15,16

Peran Guru Profesional; menguasai materi

pembelajaran, menguasai metode

pembelajaran, mampu mengelola

pembelajaran dengan aktif dan

kreatif, serta memanfaatkan

teknologi dan komunikasi yang

baik

Pedagogi; mampu memahami

siswa, mampu mengembangkan

potensi siswa, mampu merancang

dan melaksanakan pembelajaran

serta mampu mengevaluasi

pembelajaran

Kepribadian; ramah, disiplin,

bertanggung jawab, berwibawa,

beriman, serta menjadi teladan

yang baik untuk siswa

Sosial; mampu berkomunikasi dan

bergaul dengan semua warga

sekolah, mudah beradaptasi

dengan lingkungan sekolah

17,18,

19,20

Peran Gereja Dapat menjadi wadah siswa untuk

mengaplikasikan pembelajaran

seperti menjadi lektor, pemazmur,

koor, misdinar dll

Dapat menjadi wadah siswa untuk

mengembangkan dan menghayati

imannya akan Yesus Kristus

dalam proses pembelajaran di

21,22,

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

39

kehidupan sehari-hari seperti

kegiatan sosial bagi-bagi sembako

untuk orang miskin, ikut dalam

drama kelahiran Yesus kristus,

bergabung dalam komunitas

PIA/PIR

Dapat menjadi sarana untuk siswa

semakin mendalami misteri

keselamatan Allah seperti melalui

perayaan Ekaristi, kegiatan

kerohanian, doa lingkungan, dan

doa pribadi

Peran Orang

tua

Orang tua menjadi pendidik yang

utama dalam mengaplikasikan

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik di rumah seperti;

membimbing anak untuk rajin

membaca KS dan menghafal

tokoh Santo/Santa dalam gereja

katolik

Orang tua menjadi contoh yang

baik untuk anak dalam proses

menghayati dan mengembangkan

iman akan Yesus Kristus seperti

mengikuti perayaan Ekaristi,

melakukan pantang dan puasa

pada masa prapaskah, mengikuti

pengakuan dosa di Gereja,

mengikuti kegiatan gereja lainnya.

24,25

Tabel 2. Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Angket terbuka

Variabel Indikator Jumlah

Item

Harapan Pengurus Gereja

Katolik terhadap Pendidikan

Agama Katolik Implikasinya

bagi Pemilihan media

Pembelajaran.

Kritik/saran yang membangun dari

orang tua, guru, dan para siswa terkait

Pemilihan media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik

26

Keluhan yang pernah didengar dari

orang tua, guru, maupun siswa

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

40

b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan instrumen ini dilakukan untuk memastikan bahwa

responden memahami pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang telah

disebarkan oleh peneliti sehingga dapat meminimalisir terjadi kesalahan dalam

memahami setiap item dalam kuesioner tersebut. Uji keterbacaan instrumen ini

dilakukan dengan cara meminta tiga orang kabid pewartaan dan Romo Paroki dari,

Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran, Gereja St Yakobus,

Klodran, dan Gereja st. Theresia Liseux, Boro untuk membaca instrumen

penelitian. Sejumlah item instrumen yang dimaksudnya masih kurang dipahami

dicatat untuk kemudian direvisi redaksinya. Uji keterbacaan instrumen telah

dilaksanakan terhadap Yuliana Rismi Astuti pada tanggal 13 Maret 2020, Anastasia

Susilawati pada tanggal 23 Maret 2020, dan R. Subyantara Putra, Pr pada tanggal

14 Maret 2020.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dan hasil wawancara

Data deskripsi frekuentif berisi tentang jumlah dan persentase data yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memaparkan pembahasan tentang hasil penelitian dan deskripsi

data mengenai Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama

Katolik Implikasinya bagi Pemilihan media Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi deskripsi hasil

penelitian, pembahasan hasil dan keterbatasan penelitian.

A. Responden

Penelitian ini melibatkan pengurus Gereja Katolik se-Kevikepan Daerah

Istimewa Yogyakarta meliputi romo paroki, bidang pewartaan, katekis paroki dan

beberapa umat yang akan diuraikan sebagai berikut;

Tabel 3. Nama Paroki

No Kabupaten Nama Paroki

1. Yogyakarta Santo Antonius Padua Kotabaru

Kristus Raja Baciro

Santo Albertus Magnus Jetis

Hati Santa Maria Tak Bercela

Kumetiran

Hati Kudus Yesus Pugeran

Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji

2. Sleman Maria Yang Tersuci Dari Kurnia Ilahi

Marganingsih Kalasan

Keluarga Kudus Banteng

Santo Aloysius Gonzaga Mlati

Santo Petrus dan Paulus Klepu

Santo Yusuf Medari

Santa Maria Assumpta Babarsari

Santo Alfonsus Ligouri Nandan

Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan

Santa Maria Assumpta Gamping

3. Bantul Santa Theresia Sedayu

Santo Yakobus Klodran

Santo Paulus Pringgolayan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

42

4. Kulon Progo Santa Theresia Lisieux Boro

Santa Maria Bunda Penasihat Baik

Wates

5. Gunung Kidul Santo Petrus Kanisius Wonosari

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 60 responden dari 22 paroki se-

Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengisi kuesioner dan terbagi dalam

5 Kabupaten dengan masing-masing jumlah yaitu untuk Kota Yogyakarta terdapat

6 paroki dengan jumlah 21 responden yang mengisi, kabupaten Sleman terdapat 10

paroki dengan jumlah 26 responden yang mengisi, kabupaten Bantul terdapat 3

paroki dengan jumlah 5 responden yang mengisi, kabupaten Kulon Progo terdapat

2 paroki dengan jumlah 6 yang mengisi dan kabupaten Gunung Kidul terdapat 1

paroki dengan jumlah 2 responden yang mengisi.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama

Katolik Implikasi bagi Pemilihan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar se-

Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta. Data Harapan Pengurus Gereja Katolik

terhadap Pendidikan Agama Katolik diukur melalui kuesioner yang berjumlah 8

butir pernyataan menggunakan skala prioritas. Data harapan pengurus gereja

Katolik diukur melalui kuesioner yang disebar ke 60 responden.

a. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Tujuan

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 4. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap tujuan

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1 Pilihan Jawaban Skala Prioritas Total

I II III IV

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

43

a. Membantu siswa semakin

menghayati dan mencintai

Yesus Kristus

38

(63,3

%)

8

(13,3

%)

7

(11,7

%)

7

(11,7

%)

60

100%

b. Membantu siswa berperan aktif

dalam hidup bermasyarakat

9

(15

%)

15

(25

%)

18

(30

%)

18

(30

%)

60

100 %

c. Membantu siswa memperoleh

pengetahuan tentang

pendidikan iman katolik

11

(18,3

%)

26

(43,3

)

10

(16,7

)

13

(21,7

%)

60

100%

d. Membantu siswa trampil dalam

mengamalkan ajaran agama

2

(3,3

%)

11

(18,3

%)

25

(41,7

%)

22

(36.7

%)

60

100%

Diagram 1. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Tujuan

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar se-Kevikepan Daerah

Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 38 dari 60

responden dengan persentase 63,3% berpendapat bahwa tujuan pembelajaran yaitu

siswa semakin menghayati dan mencintai Yesus Kristus merupakan skala prioritas

1 atau yang paling diharapkan, sebanyak 26 dari 60 responden dengan persentase

43,3% berpendapat bahwa tujuan pembelajaran membantu siswa memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

44

pengetahuan tentang pendidikan iman Katolik merupakan skala prioritas II atau

yang diharapkan, sebanyak 25 dari 60 responden dengan persentase 41,7%

berpendapat bahwa tujuan pembelajaran membantu siswa trampil dalam

mengamalkan ajaran agama merupakan skala prioritas III atau yang cukup

diharapkan dan 22 dari 60 responden dengan persentase 36,7% berpendapat bahwa

tujuan pembelajaran membantu siswa trampil dalam mengamalkan ajaran agama

juga merupakan skala prioritas IV atau yang kurang diharapkan oleh pengurus

Gereja.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengurus Gereja

Katolik memiliki harapan agar tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

dapat membantu siswa semakin menghayati dan mencintai Yesus Kristus.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil yang diperoleh berdasarkan data kuesioner dipertegas dengan hasil

wawancara secara mendalam dengan 8 narasumber. R1 berpendapat bahwa tujuan

pembelajaran diharapkan dapat membuat siswa-siswi semakin mencintai Yesus

Kristus sehingga dengan senang hati melaksanakan perintahNya. R2

menambahkan bahwa anak perlu mengenal gambaran Yesus Kristus dan karya

keselamatanNya bisa diperdalam lagi secara teori dan praktek dalam kehidupan

sehari-hari.

R3 mempertegas bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

dan di sekolah diharapkan membina iman anak secara pribadi atau

pendampingan yang memberikan arah membentuk anak secara holistik

yaitu intelektual/emosinya/moral/sosial dan tentu religiusnya. Anak juga

dapat menanamkan secara mendasar tentang hubungan manusia dengan

Allah dengan sungguh-sungguh menghayati dan mencintai Yesus Kristus.

(09 Mei 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

45

R7 menambahkan bahwa anak harus belajar mengenal Yesus Kristus yang

disesuaikan dengan pengalaman hidup mereka, misalnya Yesus adalah bapakku

yang sayang pada anak-anaknya. Bukti mengasihi anak-anaknya dengan

menghidupi kami. Gambaran Yesus yang sungguh nyata dalam hidup anak

biasanya akan lebih mengena. Bisa juga dengan menceritakan pengalaman masa

kecil Yesus misalnya ketika Yesus membantu Bapak Yosep si tukang kayu. Anak

mempunyai gambaran dan bisa belajar membantu bapak di rumah seperti Yesus.

Baginya tujuan pembelajaran memang harus mengembangkan iman anak tidak

hanya sekedar teori tetapi bisa juga dengan contoh konkrit yang dilakukan siswa

sehari-hari dan lingkungannya.

Hal berbeda justru diutarakan oleh R4, baginya tujuan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan tidak cukup hanya dengan mengenal Yesus saja

tetapi mesti mengikuti apa yang menjadi kehendakNya serta meneladaniNya.

Anak-anak dapat mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari dalam hidup

sehari-hari. Selaras dengan R4, R5 juga mengatakan bahwa tujuan pembelajaran

dapat terlihat ketika anak-anak sudah bisa terlibat dalam kegiatan di lingkungan dan

di Gereja tidak hanya di sekolah saja.

Bagi R6 anak akan dewasa secara mendalam ketika anak mampu

mengamalkan ajaran agama sehingga mampu menjawab tantangan iman dan dapat

membawa kasih dalam kehidupan masyarakat. Berani mengakui Yesus sebagai

Juruslamat yang akan menjamin kehidupan secara jasmani, rohani, dan iman yang

mengimaniNya. Selaras dengan R8 yang juga berpendapat bahwa tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

46

pembelajaran bukan hanya sekedar teori tetapi juga praktik sebagai tanda telah

mengamalkan ajaran agama dalam hidup sehari-hari.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik ialah untuk mendekatkan hubungan

spiritual antara anak dengan Yesus Kristus. Anak dibantu untuk menghayati dan

mencintai Yesus Kristus. Hal tersebut bisa diperkuat dengan mengaitkan

pengalaman hidup Yesus Kristus dengan pengalaman hidup anak sehari-hari. Anak

dapat mendengar, melihat, dan langsung mempraktekkan materi pembelajaran.

b. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Metode

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 5. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap metode

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

2 Pilihan Jawaban Skala Prioritas Total

I II III

a. Berpusat pada Guru (metode ceramah,

tanya jawab, demonstrasi)

7

(11,7%)

53

(88,3%)

60

100%

b. Berpusat pada siswa (diskusi,

dinamika kelompok, drama, menonton

film,, tugas, presentasi, bercerita, dan

sharing)

53

(88,3%)

7

(11,7%)

60

100%

Jawaban bebas dari responden 2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

47

Diagram 2. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Metode

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar se-Kevikepan Daerah

Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 53 dari 60

responden dengan persentase 88,3% berpendapat bahwa metode pembelajaran

berpusat pada siswa merupakan skala prioritas I atau yang paling diharapkan dan

sebanyak 7 dari 60 responden dengan persentase 11,7% berpendapat bahwa metode

pembelajaran berpusat pada guru merupakan skala prioritas II atau yang kurang

diharapkan. Sebanyak 2 jawaban bebas dari responden berpendapat bahwa metode

pembelajaran berpusat pada interaksi antara guru dan siswa, berpusat pada

keseharian siswa dan berpusat pada orang tua sebagai pribadi yang paling

bertanggung jawab terhadap pendidikan anak.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik berpusat pada siswa melalui (diskusi, dinamika

kelompok, drama, menonton film, tugas, presentasi, bercerita, dan sharing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

48

merupakan metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang paling

diharapkan oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil data wawancara mengenai metode pembelajaran yang diharapkan

oleh responden, tujuh responden sepakat bahwa metode pembelajaran berpusat

pada siswa haruslah dilakukan dalam proses pembelajaran.

R1 berpendapat bahwa metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

yang diharapkan yaitu selama proses pembelajaran berpusat pada siswa agar

tujuan pembelajaran tercapai. Menurut beliau akan lebih mudah guru

menyesuaikan siswa daripada sebaliknya. Guru juga sebenarnya

mempunyai peran disini sebagai fasilitator pembelajaran dan sekaligus

motivator jika diperlukan (04 Mei 2020).

Sejalan dengan R3 dan responden lainnya yang mengatakan bahwa ketika

metode pembelajaran berpusat pada siswa, mereka akan diajak untuk berdiskusi

dengan sesama teman, anak akan diajak untuk berpikir kritis sehingga mereka bisa

lebih aktif dan mengetahui kemampuan diri masing-masing. Metode pembelajaran

yang berpusat pada siswa juga membuat siswa tidak hanya mendengarkan ceramah

tetapi juga ada dialog agar anak-anak tidak bosan. Metode pembelajaran yang

berpusat pada siswa juga dapat membuat siswa lebih aktif dan terlibat langsung

dalam proses pergumulan imannya. Berpusat pada siswa disini menuntut guru

untuk kreatif sebab guru sebagai dalang dan fasilitator menciptakan suasana

pembelajaran yang aktif.

Berbeda dengan R2 yang mengatakan bahwa metode pembelajaran tidak

bisa hanya berpusat pada satu subjek semata karena proses pembelajaran haruslah

menciptakan komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Guru memberikan

bahan materi pembelajaran dan siswa diminta untuk mendiskusikan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

49

pembelajaran dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Peran guru sebagai

fasilitator dan menyimpulan pembahasan agar siswa-siswi diteguhkan.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran yang diharapkan oleh hampir semua responden haruslah berpusat

pada siswa. Dengan demikian anak dituntut untuk aktif selama proses

pembelajaran. R5 juga berpendapat bahwa ketika anak aktif berdiskusi dan

menanya dalam kelas mereka akan lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Sama halnya dengan R7 yang memaparkan bahwa berpusat pada siswa disini juga

menuntut guru untuk kreatif sebagai dalang dan fasilitator yang menciptakan

suasana pembelajaran yang aktif. Oleh sebab itu, meski berpusat pada siswa baik

guru maupun siswa mempunyai perannya masing-masing untuk menciptakan

suasana kelas yang aktif.

c. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Materi

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 6. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap materi

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

3 Pilihan Jawaban Prioritas

I II III IV V

a. Cerita 5

(8,3%)

32

(53,4%)

14

(23,3%)

9

(15%)

60

100%

b. Pengalaman 35

(58,4)

8

(13,3%)

6

(10%)

11

(18,3%)

60

100%

c. Film 9

(15%)

8

(13,3%)

22

(36,7%)

21

(35%)

60

100%

d. Deskripsi 11

(18,3)

12

(20%)

18

(30%)

19

(31,7%)

60

100%

Jawaban bebas dari

responden

1 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

50

Diagram 3. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Materi

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar se-Kevikepan Daerah

Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 35 dari

60 responden dengan persentase 58,4% berpendapat bahwa materi pembelajaran

berupa pengalaman merupakan skala prioritas I atau yang paling diharapkan,

sebanyak 32 dari 60 responden dengan persentase 53,4% berpendapat bahwa

materi pembelajaran berupa cerita merupakan skala prioritas II atau yang

diharapkan, sebanyak 22 dari 60 dengan persentase 36,7% responden berpendapat

bahwa materi pembelajaran berupa film merupakan skala prioritas III atau yang

cukup diharapkan dan sebanyak 21 dari 60 responden dengan persentase 35%

berpendapat bahwa materi pembelajaran berupa film juga merupakan skala prioritas

IV atau yang kurang diharapkan. Sebanyak 1 jawaban bebas dari responden

berpendapat bahwa materi pembelajaran berupa pemahaman dan pendalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

51

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman hidup

sehari-hari merupakan materi pembelajaran yang paling diharapkan oleh pengurus

Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil data wawancara mengenai materi pembelajaran, sebanyak 5

responden memilih materi pembelajaran berupa pengalaman merupakan materi

pembelajaran yang diharapkan terjadi dalam proses pembelajaran. Menurut R1

anak akan mudah memahami materi pembelajaran jikalau sesuai dengan

pengalaman hidup sehari-hari. Selaras dengan R4 dan R6 yang berpendapat bahwa

materi pembelajaran akan mudah dipahami oleh anak-anak jika disesuaikan dengan

pengalaman konkret hidup anak sebab pengalaman tidak pernah salah. Jika terus

menerus berhadapan dengan teoritis anak akan bingung. Nilai kristiani yang

dihidupi melalui hal-hal sederhana yang dijumpai dalam keseharian hidup

membawa anak pada proses pembelajaran. R7 dan R8 yang juga berpendapat

bahwa jika materi dikaitkan dengan pengalaman hidup anak akan lebih mudah

membangun komunikasi antara guru dan siswa. Pengalaman hidup yang sesuai

akan lebih mengena untuk anak sendiri.

Bagi R2 sejatinya cerita, deskripsi, pengalaman hidup dan film merupakan

elemen yang harus dikombinasikan dalam proses pembelajaran agar menarik minat

anak untuk belajar. Jika disuruh memilih R2 lebih mengharapkan cerita dan

deskripsi karena jika dikemas dengan menarik oleh guru, maka materi pembelajaran

berupa cerita dan deskripsi akan lebih menarik minat anak dan memudahkan anak

untuk mengingat materi pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

52

Berbeda halnya dengan R3 dan R5, mereka berpendapat bahwa materi

pembelajaran film merupakan materi yang diharapkan digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran. Bukan tanpa alasan, mengingat anak lebih menyukai media

audio visual berupa film. Bagi mereka pengalaman hidup sehari-hari memang

penting tetapi kalau disajikan dalam bentuk film kanak-kanak akan lebih menarik.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa memang lebih

banyak yang memilih menggunakan pengalaman hidup sehari-hari menjadi bahan

materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan melalui pengalaman hidup sehari-hari

anak-anak dapat mengaitkannya dengan hidup kristiani. Jika dihadapkan dengan

materi pembelajaran yang terlalu bersifat teoritis maka anak cenderung akan sulit

memahami materi. Pengalaman konkret anak juga bisa dijadikan contoh yang tepat

untuk masuk dalam materi pembelajaran.

d. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 7. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap media

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

4 Pilihan Jawaban Prioritas

I II III IV V

a. Media Visual; gambar, foto,

poster, bagan, cerita bergambar,

kartun dll

15

(25

%)

19

(31,

7%)

15

(25

%)

11

(18,

3%)

60

100%

b. Media 3 dimensi; diorama,

patung. Rosario, peralatan

ekaristi yang memusatkan

terhadap materi

8

(13,

3%)

16

(26,

7%)

17

(28,

3%)

19

(31,

7%)

60

100%

c. Media Audio visual; video, film,

slide dll

28

(46,

7%)

13

(21,

7%)

14

(23,

3%)

5

(8,3

%)

60

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

53

d. Media Cetak; buku, KS, koran,

majalah dll

10

(16,

7%)

12

(20

%)

14

(23,

3%)

24

(40

%)

60

100%

Jawaban bebas dari responden 2 2

Diagram 4. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Media

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar se-Kevikepan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 28 dari 60

responden dengan persentase 46,7% berpendapat bahwa media audio visual berupa

video, film, slide dll merupakan media pembelajaran merupakan skala prioritas I

atau yang paling diharapkan, sebanyak 19 dari 60 responden dengan persentase

31,7% berpendapat bahwa media visual berupa gambar, foto, poster, bagan, cerita,

bergambar, kartun dll merupakan skala prioritas II atau yang diharapkan. sebanyak

17 dari 60 responden dengan persentase 28,3% berpendapat bahwa media 3 dimensi

berupa diorama, patung. Rosario, dan peralatan ekaristi yang memusatkan terhadap

materi merupakan skala prioritas III atau cukup diharapkan dan 24 dari 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

54

responden dengan persentase 40% juga berpendapat bahwa media cetak berupa

buku, KS, majalah merupakan skala prioritas IV atau yang kurang diharapkan oleh

pengurus Gereja. Sebanyak dua jawaban bebas dari responden yaitu media

kolaborasi antara film, berbentuk kartun atau dibuat animasi dan media narasumber

melalui Romo, Suster, Bruder, dan tokoh lingkungan setempat.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa media audio visual

berupa video, film, slide dan dokumenter merupakan media yang paling diharapkan

dalam proses pembelajaran oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil wawancara menyatakan bahwa kedelapan responden sepakat memilih

media audio visual sebagai media pembelajaran yang paling diharapkan. Media

audio visual dianggap sebagai media pembelajaran yang paling diminati oleh anak-

anak. Situasi zaman yang sudah semakin maju membuat anak-anak semakin

familiar dengan media audio visual.

Menurut R1 dan R4 memang media audio visual disukai oleh anak-anak,

tetapi perlu diperhatikan juga media audio visual macam apa yang disajikan kepada

anak-anak. Jika film, video, atau dokumenter yang disajikan berkaitan dengan

pengalaman hidup sehari-hari anak dan pengalaman iman mereka akan relevan

untuk anak-anak.

Bagi R2 ada hal yang harus diperhatikan oleh guru ketika hendak

memberikan bahan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Peran

guru disini cukup penting untuk memberikan gambaran umum mengenai film yang

akan disajikan dan diusahakan sesuai dengan kehidupan anak agar memiliki benang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

55

merah antara film dan materi pembelajaran. R4 dan R5 juga menambahkan bahwa

selain menggunakan media audio visual, media visual berupa gambar kemudian

media diorama berupa patung tokoh-tokoh para Kudus dan peralatan Ekaristi juga

bisa diselipkan dalam proses pembelajaran. Dengan begitu bisa terjadi komunikasi

dua arah dan bahan diskusi langsung antara anak dan guru

Bagi R6 minat membaca anak semakin hari kian menurun oleh sebab itu

memang media pembelajaran berupa film,video, gambar, patung lebih disenangi

oleh anak-anak. Perkembangan teknologi membuat media cetak semakin ditinggali

oleh anak-anak. Menurut R2 sebenarnya media cetak merupakan unsur yang cukup

penting dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, peran guru sangat penting

untuk mengemas materi dari media cetak sekreatif mungkin agar anak tertarik

memakai media cetak.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kedelapan

responden mengatakan bahwa media pembelajaran berupa audio visual memang

lebih disenangi anak-anak. Ada beberapa catatan juga yang diberikan oleh

responden mengenai pemilihan film. video, atau dokumenter yang disajikan

haruslah disesuaikan dengan pengalaman hidup anak sehari-hari.

e. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Sarana Prasarana

Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 8. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap sarana

prasarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

5 Pilihan Jawaban Prioritas

I II III

a. Sarana; LCD, komputer, KS, buku,

Proyektor dll

44

(73,3%)

16

(26,7%)

60

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

56

b. Prasarana; Ruang kelas, papan tulis,

perpustakaan, meja, kursi dll

16

(26,7%)

44

(73,3%)

60

100%

Jawaban bebas dari responden 2 2

Diagram 5. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Sarana

Prasarana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar se-

Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 44 dari 60

responden dengan persentase 73,3% berpendapat bahwa sarana berupa LCD,

komputer, KS, proyektor dll merupakan skala prioritas I atau yang paling

diharapkan dan sebanyak 16 dari 60 responden dengan persentase 26,7%

berpendapat bahwa prasarana berupa ruang kelas, papan tulis, perpustakaan , meja,

kursi merupakan skala prioritas II atau yang kurang diharapkan. Sebanyak 2

jawaban bebas dari responden berpendapat bahwa perjumpaan nyata antara guru

dan murid juga merupakan sarana yang penting dan juga harus memanfaatkan

sarana prasarana di sekitar untuk mendukung pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

57

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dapat disimpulkan

bahwa sarana berupa LCD, KS, buku, proyektor merupakan sarana dalam proses

pembelajaran yang paling diharapkan oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil yang diperoleh berdasarkan data kuesioner dipertegas dengan hasil

wawancara yaitu kedelapan responden yang sepakat berpendapat bahwa sarana

pembelajaran berupa buku, alkitab, LCD, komputer merupakan aspek yang paling

prioritas ada dalam proses pembelajaran. R1 berpendapat bahwa sarana dan

prasarana memang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. R1

lebih mengharapkan sarana yang lebih diperbanyak untuk menunjang proses

pembelajaran sebab baik sekolah negeri maupun swasta memiliki prasarana

meskipun dengan situasi yang berbeda.

Sejalan dengan R2, R5, R6, R7 yang beranggapan bahwa prasarana

pembelajaran seperti ruang kelas, papan tulis, meja dan kursi bisa diganti dengan

alternatif lain yang juga bisa menambah suasana belajar anak yang baru. Prasarana

berupa ruang kelas bisa ditiadakan bila situasinya kurang memungkinkan sebab

belajar sebenarnya bisa dimana saja salah satunya di ruang terbuka. Ruang kelas

fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. Berkaca dari

pengalaman beberapa sekolah negeri yang tidak mempunyai ruang kelas untuk non

muslim masih tetap bisa belajar meski dengan prasarana seadanya. Bagi R6 sarana

pembelajaran seperti buku dan Alkitab merupakan media sebagai sumber iman,

menimba iman sedangkan prasarana hanya penunjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

58

Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan R3, R4, R8 yang mengatakan

bahwasanya alat media yang sangat utama ialah buku, Alkitab membantu anak

mencapai tujuan pembelajaran. Melalui sarana LCD yang ada, dapat memfasilitasi

bahan pembelajaran yang lebih menarik melalui film atau video. Ada satu

pengalaman dari R4 yang menyatakan bahwa ada anak yang masih susah untuk

menemukan bacaan KS tentu hal ini sangat memprihatinkan membuat beliau

berpendapat bahwa sarana pembelajaran memang yang harus lebih dahulu

diprioritaskan untuk menunjang proses pembelajaran. Anak bisa diajarkan untuk

mengenal KS lebih mendalam kalau sarana tersebut juga terpenuhi dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa semua narasumber

berpendapat sarana pembelajaran berupa buku, Alkitab, LCD, komputer dll yang

paling prioritas diharapkan ada. Prasarana pembelajaran berupa ruang kelas, meja,

kursi, papan tulis hanya sebatas penunjang. Jika situasi tidak memungkinkan

prasarana bisa dimana saja tidak mesti berpatokan di ruang kelas. Bahkan dengan

suasana belajar yang berbeda harapannya anak lebih tertarik mengikuti proses

pembelajaran. Responden juga menceritakan pengalaman nyata menjadi seorang

tenaga pendidik situasi di beberapa sekolah yang kekurangan prasarana berupa

ruang kelas masih bisa tetap melaksanakan proses pembelajaran dengan alternatif

ruang lain yang bisa digunakan.

f. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Guru

Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

59

Tabel 9. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap peran

guru Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

6 Pilihan Jawaban Prioritas

I II III IV

a. Profesional; menguasai

materi pembelajaran,

menguasai metode

pembelajaran, mampu

mengelola pembelajaran

dengan aktif dan kreatif,

serta memanfaatkan

teknologi dan komunikasi

yang baik

21

(35%)

15

(25%)

14

(23,3%)

10

(16,7%)

60

100%

b. Pedagogi; mampu

memahami siswa, mampu

mengembangkan potensi

siswa, mampu merancang

dan melaksanakan

pembelajaran serta mampu

mengevaluasi pembelajaran

18

(30%)

16

(26,7%)

18

(30%)

8

(13,3%)

60

100%

c. Kepribadian; ramah, disiplin,

bertanggung jawab,

berwibawa, beriman, serta

menjadi teladan baik untuk

siswa

18

(30%)

16

(26,7%)

15

(25%)

11

(18,3)

60

100%

d. Sosial; mampu

berkomunikasi dan bergaul

dengan semua warga

sekolah. Mudah beradaptasi

dengan lingkungan sekolah

4

(6,6%)

12

(20%)

13

(21,7)

31

(51,7)

60

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

60

Diagram 6. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Guru

Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan bahwa hasil 21 dari 60

responden dengan persentase 35% berpendapat bahwa guru harus memiliki

profesional dalam menguasai materi pembelajaran, menguasai metode

pembelajaran, mampu mengelola pembelajaran dengan aktif dan kreatif, serta

memanfaatkan teknologi dan komunikasi yang baik merupakan skala prioritas I

atau yang paling diharapkan, sebanyak 16 dari 60 responden dengan persentase

26,7% berpendapat bahwa seorang guru harus berkepribadian ramah, disiplin,

tanggung jawab,berwibawa, beriman serta menjadi teladan baik untuk siswa dan 16

dari 60 responden dengan persentase 26,7% berpendapat juga bahwa guru

seharusnya

memiliki pedagogi seperti mampu memahami siswa, mampu mengembangkan

potensi siswa, mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran serta mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

61

mengevaluasi pembelajaran merupakan skala prioritas II atau yang diharapkan,

sebanyak 18 dari 60 responden dengan persentase 30% berpendapat bahwa guru

harus memiliki pedagogi seperti mampu memahami siswa, mampu

mengembangkan potensi siswa, mampu merancang dan melaksanakan

pembelajaran serta mampu mengevaluasi pembelajaran merupakan skala prioritas

III atau yang cukup diharapkan dan sebanyak 31 dari 60 responden dengan

persentase 51,7% berpendapat bahwa guru harus memiliki jiwa sosial seperti

mampu berkomunikasi dan bergaul dengan semua warga sekolah, mudah

beradaptasi dengan lingkungan sekolah merupakan skala prioritas IV atau yang

kurang diharapkan.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap profesional

seorang guru dalam menguasai materi pembelajaran, menguasai metode

pembelajaran, mampu mengelola pembelajaran dengan aktif dan kreatif serta

memanfaatkan teknologi dan komunikasi yang baik merupakan peran guru dalam

proses pembelajaran yang paling diharapkan oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil wawancara dengan 4 responden yaitu R1, R2, R3, R5 yang sepakat

berpendapat bahwa seorang guru harus memiliki sikap profesional dalam proses

pembelajaran. Bagi R1 keempat peran guru harus dimiliki oleh seorang guru.

Seorang guru yang memiliki sifat profesional biasanya akan memiliki jiwa sosial

yang tinggi dalam berkomunikasi dan bergaul dengan sekitar. Guru yang memiliki

sikap profesional juga biasanya akan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

62

iman dan pengalaman hidup sehari-hari. Mereka akan mengelola proses

pembelajaran sehingga tercipta suasana yang aktif dan kreatif.

Menurut R2 dan R3 seorang guru harus bisa menciptakan suasana belajar

yang kondusif. Peran guru sebagai seorang fasilitator dan motivator mendorong

guru harus menguasai materi pembelajaran, menguasai metode apa yang digunakan

agar sesuai dengan kebutuhan anak, dan menghidupkan suasana pembelajaran agar

anak bisa aktif berdiskusi, seorang guru juga dituntut untuk fasih menggunakan

teknologi yang membantu guru. Sejalan dengan R5 yang juga berpendapat bahwa

sikap profesional harus dimiliki agar guru bisa mengelola dirinya sendiri

berdasarkan kemampuannya sehingga menciptakan lingkungan belajar yang

efektif.

Berbeda dengan R4, R6, dan R7 yang berpendapat bahwa seorang guru

harus memiliki kepribadian yang baik. Seorang guru akan menjadi panutan anak

dan juga masyarakat sekitar melalui tindakan anak akan mudah sekali meniru guru.

Oleh sebab itu, bagi R6 keteladanan hidup beriman seorang guru merupakan nilai

luhur sebagai wujud pelaku firman Tuhan. R6 juga menegaskan bahwa pandai,

profesional dan pedagogi tidak ada artinya kalau kepribadian seorang guru itu jelek

apalagi seorang guru agama. R7 juga menambahi bahwa guru menjadi sosok yang

digugu dan ditiru oleh anak. Guru membawa teladan baik untuk anak dengan

kuatnya kepribadian orang akan menjadi profesional, paham pedagogi, dan berjiwa

sosial.

Selain itu R2 juga menambahkan bahwa selain profesional seorang guru

hendaknya memiliki sikap yang hangat. Hal yang berbeda juga diutarakan oleh R8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

63

seorang guru hendaknya memiliki kemampuan pedagogik. Jadi ia mempunyai

perencanaan sebelum mengajar, bisa mengajar dengan melihat situasi anak dan

nantinya dapat mengevaluasi hasil pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa responden lebih

memilih sosok guru yang profesional sebagai prioritas yang paling diharapkan.

Sosok guru yang dituntut kreatif dan inovatif dalam menciptakan situasi belajar

yang kondusif membuat guru harus bisa menguasai materi pembelajaran dengan

baik, ketika sudah menguasai materi pembelajaran sosok guru dapat mengetahui

kemampuan diri sendiri dan metode pembelajaran yang baik dan tepat sasaran

untuk anak, sosok guru yang profesional juga bisa menggunakan teknologi sebagai

media pembelajaran. Sosok guru yang profesional juga akan membentuk pribadi

yang baik dan menjadi teladan, mengetahui tempat dan bersikap sewajarnya

seorang guru, memiliki pedagogik dan perencanaan yang matang sebagai

pembimbing, pengajar, mediator, dan evaluator yang baik, serta berjiwa sosial yang

tinggi.

g. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap peran Gereja dalam

Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 10. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap peran Gereja

dalam Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

7 Pilihan Jawaban

Prioritas

I II III IV

a. Gereja dapat menjadi wadah

siswa untuk mengaplikasikan

pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik di sekolah

seperti; menjadi lektor,

pemazmur, koor, misdinar dll

14

(23,3%)

17

(28,3%)

29

(48,4%)

60

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

64

b. Gereja dapat menjadi wadah

siswa untuk mengembangkan

dan menghayati imannya akan

Yesus Kristus dalam proses

pembelajaran di kehidupan

sehari-hari seperti kegiatan

sosial bagi-bagi sembako untuk

orang miskin, ikut dalam drama

kelahiran Yesus kristus,

bergabung dalam komunitas

PIA/PIR

19

(31,6%)

25

(41,7%)

16

(26,7%)

60

100%

c. Gereja dapat menjadi sarana

untuk siswa semakin

mendalami misteri keselamatan

Allah seperti melalui perayaan

Ekaristi, kegiatan kerohanian,

doa lingkungan, dan doa

pribadi

27

(45%)

18

(30%)

15

(25%)

60

100%

Jawaban bebas dari responden 1 1

Diagram 7. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Gereja

dalam Pendidikan Agama Katolik Sekolah Dasar

se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 27 dari 60

responden dengan persentase 45% berpendapat bahwa peran Gereja yaitu menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

65

sarana untuk semakin mendalami misteri keselamatan Allah seperti melalui

perayaan Ekaristi, kegiatan kerohanian, doa lingkungan, dan doa pribadi

merupakan skala prioritas 1 atau yang paling diharapkan, sebanyak 25 dari 60

responden dengan persentase 41,7% berpendapat bahwa peran Gereja yaitu

menjadi wadah untuk siswa dalam mengembangkan dan menghayati imannya akan

Yesus Kristus dalam proses pembelajaran di kehidupan sehari-hari seperti kegiatan

sosial bagi-bagi sembako untuk orang miskin, ikut drama kelahiran Yesus Kristus

merupakan skala prioritas II atau yang cukup diharapkan, sebanyak 29 dari 60

responden dengan persentase 48,8% berpendapat bahwa peran Gereja yaitu menjadi

wadah siswa untuk mengaplikasikan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di

sekolah seperti; menjadi lektor, pemazmur, koor, misdinar dll merupakan skala

prioritas III atau yang kurang diharapkan. Sebanyak 1 jawaban bebas dari

responden yang berpendapat bahwa Gereja juga harus menyapa anak-anak Katolik

yang sekolahnya di luar yayasan Katolik.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui Gereja peserta

didik dapat mendalami misteri keselamatan Allah dan penghayatannya dalam

kegiatan menggereja. Gereja juga bisa mengupayakan agar pendidikan anak secara

akademik terpenuhi tetapi juga dengan mengupayakan agar anak mengalami

perjumpaan dengan Yesus Kristus melalui perayaan Ekaristi, kegiatan kerohanian,

doa lingkungan, dan doa pribadi merupakan peran Gereja yang paling diharapkan

oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

66

Hasil wawancara memaparkan sebanyak 4 responden mengatakan bahwa

Gereja dapat menjadi sarana untuk siswa semakin mendalami misteri keselamatan

Allah melalui perayaan Ekaristi, kegiatan kerohanian, doa lingkungan dan doa

pribadi. Hal ini didukung oleh pendapat R1 yang mengatakan bahwa Gereja

memiliki peran yang cukup penting apalagi menyangkut pelajaran agama dan

hubungannya dengan Kristus yang didukung oleh kegiatan kerohanian yang

membantu siswa mendalami proses pembelajaran yang dihubungkan dengan

keselamatan Allah. Gereja diharapkan dapat menjadi wadah bagi para siswa-siswi

untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja. R3 berpendapat bahwa Gereja juga

bisa menghantar anak untuk menghayati kasih akan Allah melalui kegiatan positif

yang diberlakukan dapat dijadikan wadah untuk mendampingi anak belajar

mencintai Yesus. Kegiatan kecil tapi besar manfaatnya mampu mengubah dan

mengantar anak menjadi manusia yang beriman dan berkepribadian baik.

Selaras dengan R4 yang mengungkapkan bahwa Gereja memberikan

perhatian untuk anak termasuk memfasilitasi kegiatan anak-anak. Misalnya dengan

pertemuan PIR, misa raya remaja, bakti sosial. Dengan begitu anak-anak dapat

mengenal dan menghayati Yesus Kristus melalui berbagai kegiatan sehingga tidak

melulu melalui pelajaran atau khotbah. R5 berpendapat bahwa Gereja dapat

menyapa anak-anak serta memberi porsi anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan

menggereja dengan memfasilitasi kegiatan doa lingkungan, ziarah, PIA/PIR yang

mendukung penghayatan iman akan Allah.

Berbeda dengan R7 dan R8 yang berpendapat bahwa peran Gereja yang

terbuka dan transformatif untuk para dombanya. Para awam diberi kesempatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

67

untuk terlibat langsung dalam pelayanan tetapi tetap perlu didampingi. Kegiatan ini

membantu anak untuk sedikit demi sedikit berperan dalam hidup menggereja.

R6 yang juga mengatakan bahwa Gereja menjadi penanggung jawab

penanaman iman di sekolah, memberi fasilitas yang dibutuhkan, mau

merangkul anak-anak dalam melibatkan mereka, misalnya menjadi Putra

Altar (15 Mei 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Gereja memiliki

peran untuk menghantar anak pada hubungan yang baik dengan Allah. Dalam

prosesnya, anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan kerohanian yang diadakan oleh

Gereja misalnya menjadi PIA/PIR. Gereja memfasilitasi dengan berbagai kegiatan

dapat membantu anak mengenal dan menghayati Yesus Kristus. Bukan hanya

melalui pelajaran atau khotbah, bisa dengan mengikuti perayaan Ekaristi anak bisa

merasakan kehadiran Tuhan. Gereja juga diharapkan mampu memberikan

perhatian lebih untuk anak-anak.

h. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Orang tua

dalam Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

1) Deskripsi Data Frekuentif

Tabel 11. Prioritas harapan pengurus Gereja Katolik terhadap peran orang

tua dalam Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

8 Pilihan Jawaban

Prioritas

I II III Total

a. Orang tua menjadi pendidik yang utama

dalam mengaplikasikan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik di rumah

seperti; membimbing anak untuk rajin

membaca KS dan menghafal tokoh

Santo/Santa dalam Gereja Katolik.

29

(48,3%)

31

(51,7%)

60

100%

b. Orang tua menjadi contoh yang baik

untuk anak dalam proses menghayati dan

mengembangkan iman akan Yesus

Kristus seperti mengikuti perayaan

Ekaristi, melakukan pantang dan puasa

31

(51,7%)

29

(48,3%)

60

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

68

pada masa prapaskah, mengikuti

pengakuan dosa di Gereja.

Jawaban bebas dari responden 1 1

Diagram 8. Deskripsi Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Peran Orang tua

dalam Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar

se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil tabel dan diagram penelitian menunjukkan sebanyak 31 dari 60

responden dengan persentase 51,7% berpendapat bahwa peran orang tua haruslah

menjadi contoh yang baik untuk anak dalam proses menghayati dan

mengembangkan iman akan Yesus Kristus seperti mengikuti perayaan Ekaristi,

melakukan pantang dan puasa pada masa prapaskah, mengikuti pengakuan dosa di

Gereja dll merupakan skala prioritas 1 atau yang paling diharapkan, sebanyak 29

dari 60 responden dengan persentase 48,3% berpendapat bahwa peran orang tua

haruslah menjadi pendidik yang utama dalam mengaplikasikan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik di rumah seperti membimbing anak untuk rajin

membaca KS dan menghafal tokoh santo/santa dalam Gereja Katolik merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

69

skala prioritas II atau yang kurang diharapkan. Sebanyak 1 jawaban bebas dari

responden yang berpendapat bahwa orang tua menjadi pendidik yang pertama dan

utama dalam mengimani Yesus Kristus, menghayati dan mengamalkan ajaran

dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua dapat

menjadi contoh baik untuk anak dalam menghayati dan mengembangkan iman akan

Yesus Kristus seperti mengikuti perayaan Ekaristi, melakukan pantang dan puasa

pada masa prapaskah, mengikuti pengakuan di Gereja dll merupakan peran orang

tua yang sangat diharapkan oleh pengurus Gereja Katolik.

2) Deskripsi Wawancara

Hasil wawancara dengan delapan responden dipaparkan bahwa 6 responden

berpendapat bahwa orang tua dapat menjadi contoh baik untuk anak. Menurut R1

orang tualah yang paling utama mendidik dan mengembangkan iman maka, orang

tua memang harus menghidupkan tradisi iman katolik dalam keluarga misalnya

dengan berdoa bersama, ke Gereja bersama, dan hidup dalam kasih dengan

keluarga. R2 menambahkan bahwa dari keluargalah pendidikan iman terbentuk.

Orang tua diharapkan mengingatkan dan menghantarkan anak jika ada kegiatan di

sekolah maupun di Gereja. Mengingat begitu pentingnya peran orang tua, maka

hendaklah orang tua juga kooperatif dalam mendidik anak agar apa yang diajarkan

di sekolah juga selaras dengan yang diterapkan dalam keluarga. Begitu juga dengan

pendapat R4 yang menyatakan bahwa orang tua mesti menjadi teladan yang baik

misalnya peduli terhadap sesama dan aktif di lingkungan maupun masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

70

Selaras dengan R6, R7, dan R8 yang berpendapat bahwa anak akan mudah

jika mencontoh langsung dari orang tuanya. Orang tua bisa ikut ambil bagian dalam

hidup menggereja dan meneladani hidup kristiani misalnya dengan rajin ke gereja/

lingkungan, sarasehan prapaskah atau advent. Dalam hidup keluarga pun perlu

menghadirkan nuansa kristiani yang penuh kasih sayang. R7 dan R8 menambahi

bahwasanya orang tua memang wajib memberikan sikap contoh beragama yang

baik dan mengajarkan tradisi-tradisi Gereja dan mengajak berdoa dalam keluarga.

Apalagi bagi R7 sewaktu mengucap janji pernikahan memang salah satu janji yang

diucapkan yaitu mendidik anak secara katolik maka sedini mungkin anak sudah

dikenalkan dengan hidup menggereja.

Menurut R3 orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama.

Pengaruh baik buruknya anak adalah tugas orang tua dan orang tualah yang akan

bertanggung jawab terhadap perkembangan anak. Oleh sebab itu pendidikan bukan

sepenuhnya ada pada guru. Orang tua bisa mengajarkan anak nilai-nilai kristiani

seperti membuat tanda salib yang benar. Sama halnya dengan R5 yang

menambahkan bahwa pendidikan diperoleh anak pertama kali dalam keluarga.

Dalam kenyataannya banyak orang tua yang sibuk dan tidak bisa mendampingi

anak terus-menerus. Alhasil orang tua hanya ikut ambil bagian dalam memberi

dukungan untuk anak.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa anak perlu

mendapat contoh baik dalam proses menghayati dan mencintai Yesus Kristus yang

dimulai dengan contoh baik yang bisa dilakukan oleh orang tua. Hal ini bukan tanpa

alasan mengingat pendidikan pertama di dapat anak dalam keluarga. Anak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

71

mudah meniru perilaku orang tua, maka dari itu orang tua bisa memulai dari hal-

hal sederhana dalam keluarga misalnya berdoa bersama, mengikuti perayaan

Ekaristi, mengikuti kegiatan di Gereja dan juga aktif dalam lingkungan masyarakat

maupun Gereja.

i. Saran dan Keluhan

Hasil pengisian kuesioner semi terbuka dan hasil wawancara memaparkan

beberapa responden yang menyampaikan saran dan keluhan untuk menunjang

sekaligus membenahi Pendidikan Agama Katolik

Saran

1) Metode pembelajaran sebaiknya juga berpusat pada keseharian, makhluk hidup

yang dijumpai. Metode pembelajaran melibatkan orang tua sebagai pribadi yang

paling bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dan nilai ini terkadang

sering dilupai.

2) Materi pembelajaran agar lebih menarik bisa juga menggunakan film yang

berhubungan dengan kenyataan hidup dibuat animasi.

3) Media Pembelajaran bisa menggunakan media kolaborasi antara film berbentuk

kartun atau dibuat animasi. Media pembelajaran juga bisa dari narasumber

seperti Romo, Suster, Bruder, atau tokoh lingkungan setempat.

4) Sarana Prasarana bisa memanfaatkan wilayah sekitar untuk mendukung

pembelajaran.

5) Gereja juga sebaiknya menyapa anak-anak Katolik yang sekolah di luar yayasan

Katolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

72

Keluhan

Beberapa orang tua tidak secara utuh mendampingi anak dalam mencapai

kedewasaan Kristiani, bahkan anak juga tidak rutin diajarkan berdoa dalam

keluarga. Ada beberapa Orang tua yang hanya suka menyuruh anak menaati ajaran

Gereja tetapi mereka sendiri tidak menjalani dan memberi contoh yang baik untuk

anak.

1) Sarana prasarana yang terkadang kurang mendukung terkhusus di sekolah negeri

membuat guru dan siswa melakukan proses pembelajaran seadanya dan

memanfaatkan tempat yang ada.

2) Beberapa sekolah negeri ada yang tidak memfasilitasi sarana pembelajaran yang

memadai, alhasil guru yang menyiapkan media pembelajaran sendiri bahkan ada

siswa yang dibully oleh temannya sendiri karena minoritas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

Tabel 12. Rangkuman Hasil Frekuensi dan Wawancara Aspek-aspek Harapan Pengurus Gereja terhadap Pendidikan Agama

Katolik implikasinya bagi Pemilihan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta

N

o

Frekuensi Wawancara

Aspek Jumlah

Responden

Persen

tase Prioritas

Jumlah

Responden

Persent

ase Prioritas

1. Tujuan

Pembelajaran

Pendidikan

Agama

Katolik

38/60 63,3%

Membantu siswa semakin

menghayati dan mencintai

Yesus Kristus

4/8 50%

Membantu siswa semakin

menghayati dan mencintai

Yesus Kristus

2. Metode

Pembelajaran

Pendidikan

Agama

Katolik

53/60 88,3%

Berpusat pada siswa (diskusi,

dinamika kelompok, drama,

menonton film, tugas,

presentasi, bercerita, dan

sharing

7/8 87,5%

Berpusat pada siswa (diskusi,

dinamika kelompok, drama,

menonton film, tugas, presentasi,

bercerita, dan sharing

3. Materi

Pembelajaran

Pendidikan

Agama

Katolik

35/60 58,8% Pengalaman 5/8 62,5%

Pengalaman

4. Media

Pembelajaran

Pendidikan

Agama

Katolik

28/60 46,7% Media Audio visual: video,

film, proyektor, slide dll 8/8 100%

Media Audio visual: video, film,

proyektor, slide dll

5. Sarana

Prasarana

Pembelajaran

44/60 73,3%

Sarana: LCD, komputer, KS,

buku, Proyektor dll

8/8 100%

Sarana: LCD, komputer, KS,

buku, Proyektor dll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

Pendidikan

Agama

Katolik

6. Peran Guru

Pendidikan

Agama

Katolik 21/60 35%

Profesional; menguasai

materi pembelajaran,

menguasai metode

pembelajaran, mampu

mengelola pembelajaran

dengan aktif dan kreatif, serta

memanfaatkan teknologi dan

komunikasi yang baik.

4/8 50%

Profesional; menguasai materi

pembelajaran, menguasai

metode pembelajaran, mampu

mengelola pembelajaran dengan

aktif dan kreatif, serta

memanfaatkan teknologi dan

komunikasi yang baik.

7. Peran Gereja

Pendidikan

Agama

Katolik 27/60 45 %

Gereja dapat menjadi sarana

untuk siswa semakin

mendalami misteri

keselamatan Allah seperti

melalui perayaan Ekaristi,

kegiatan kerohanian, doa

lingkungan, dan doa pribadi

4/8 50 %

Gereja dapat menjadi sarana

untuk siswa semakin mendalami

misteri keselamatan Allah

seperti melalui perayaan

Ekaristi, kegiatan kerohanian,

doa lingkungan, dan doa pribadi

8. Peran Orang

tua

Pendidikan

Agama

Katolik 31/60 51,7 %

Orang tua menjadi contoh

yang baik untuk anak dalam

proses menghayati dan

mengembangkan iman akan

Yesus Kristus seperti

mengikuti perayaan Ekaristi,

melakukan pantang dan puasa

pada masa prapaskah,

mengikuti pengakuan dosa di

Gereja

6/8 75%

Orang tua menjadi contoh yang

baik untuk anak dalam proses

menghayati dan

mengembangkan iman akan

Yesus Kristus seperti mengikuti

perayaan Ekaristi, melakukan

pantang dan puasa pada masa

prapaskah, mengikuti pengakuan

dosa di Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

75

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana harapan Pengurus

Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama Katolik dan Implikasinya bagi

Pemilihan media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SD se- Kevikepan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui hasil penelitian, penulis akan membahasnya

dalam setiap aspek sebagai berikut:

1. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap tujuan pembelajaran

dalam Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja

Katolik sangat mengharapkan tujuan pembelajaran Agama Katolik dan yaitu

membantu siswa semakin menghayati dan mencintai Yesus Kristus. Pernyataan

ini berdasarkan hasil kuesioner dengan persentase 63,3% atau sebanyak 38

responden yang diperkuat dengan hasil wawancara dengan persentase 50% atau

sebanyak 4 responden yang memilih jawaban tersebut. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh Wono Wulung (2017:41) dalam diktat Pembelajaran Pendidikan

Keagamaan Katolik di Sekolah yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan membantu peserta didik mengembangkan dan

menghayati imannya akan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari demi

kepentingan pribadi maupun kelompok. Teori ini semakin menguatkan bahwa

tujuan pembelajaran haruslah berpusat pada anak dalam proses menghayati dan

mengimani Yesus Kristus. Anak dapat mewujudkan kasih Yesus Kristus dalam

keseharian mereka. Akan lebih relevan jika anak mengaitkan hidup kristianinya

dengan pengalaman hidup mereka. Pengalaman hidup akan membuat peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

76

didik dapat mengenali kehadiran Allah yang melimpah lewat perjumpaan anak

dengan orang-orang yang mereka jumpai di sekitarnya.

2. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap metode pembelajaran

dalam Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja

Katolik sangat mengharapkan Pendidikan Agama Katolik dan yang berpusat

pada siswa. Proses pembelajaran dengan berpusat pada siswa bisa dilakukan

dengan cara diskusi, dinamika kelompok, menonton film, tugas, presentasi,

bercerita, sharing dll. Pernyataan ini berdasarkan hasil kuesioner dengan

persentase 88,3% atau sebanyak 53 responden yang diperkuat dengan hasil

wawancara dengan persentase 87,5% atau sebanyak 7 responden yang memilih

jawaban tersebut. Hasil Penelitian ini juga didukung pandangan Leshin dan

kawan-kawan dalam buku Arsyad Azhar (2014:79), yang menyatakan bahwa

dalam proses pembelajaran haruslah berpusat pada anak agar mereka mampu

memecahkan masalah. Guru berperan dalam proses untuk menemukan

implikasi, konsekuensi, dan jalur untuk pemecahan masalah. Teori ini juga

mendukung bahwa metode pembelajaran haruslah berpusat pada anak dan

metode ini dapat berjalan dengan baik jika peran guru sebagai fasilitator dalam

menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sungguh diwujudnyatakan.

Metode yang berpusat pada anak juga dapat melatih anak untuk berpikir kritis

dan berusaha untuk memecahkan suatu masalah dalam proses pembelajaran.

Guru juga dituntut untuk menciptakan variasi-variasi baru dalam proses

pembelajaran agar anak tidak cepat merasa bosan bila selama proses

pembelajaran harus mendengar ceramah dari Guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

77

3. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap materi pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik menunjukkan bahwa pengurus Gereja Katolik sangat

mengharapkan materi pembelajaran yang berdasarkan pengalaman hidup sehari-

hari anak, sehingga mereka akan mudah memahami materi pembelajaran karena

relevan dengan kehidupan mereka. Pernyataan ini berdasarkan hasil kuesioner

dengan persentase 58,8% dengan responden sebanyak 35 diperkuat dengan hasil

wawancara dengan persentase 62,5% atau sebanyak 5 responden yang memilih

jawaban tersebut. John Westerhoff dalam diktat Wono Wulung (2017:37) mata

kuliah Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik di Sekolah yang juga

menyatakan bahwa pendidikan iman merupakan proses sosialisasi yang dapat

berjalan dengan efektif jika peserta didik dapat mewujudkan imannya dalam

kehidupan sehari-hari melalui pola pikir. Teori ini semakin mempertegas bahwa

melalui proses pembelajaran dengan menggali pengalaman hidup anak proses

pembelajaran itu bisa berjalan sebab anak akan lebih mudah menangkap

pembelajaran jika sesuai dan relevan dengan situasi yang pernah mereka alami.

Pengalaman hidup dapat menjadi sarana bagi anak untuk mengalami perjumpaan

rahmat Allah. Pengalaman hidup meliputi kegiatan sehari-hari, hidup doa,

mengikuti perayaan iman, aktif dalam kehidupan menggereja dan memasyarakat

akan membantu anak untuk menemukan makna dari pergulatan hidupnya.

4. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja Katolik

sangat mengharapkan media pembelajaran berupa audio visual; video, film, slide

dll sebagai media yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Melalui media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

78

audio visual anak menarik minat belajar anak Pernyataan ini berdasarkan hasil

kuesioner dengan persentase 46,7% atau sebanyak 28 responden yang diperkuat

dengan hasil wawancara dengan persentase 100% atau sebanyak 8 responden

yang memilih jawaban tersebut. Hasil penelitian didukung oleh pandangan

Sudjana & Rivai (1990:129), media audio untuk pengajaran ditujukan untuk

memberi pesan dalam bentuk auditif (suara) sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan siswa. Proses pembelajaran akan lebih

menarik jika menggabungkan antara suara (auditif) dan visual.Teori ini semakin

mempertegas pernyataan bahwa media audio visual mudah masuk dalam diri

anak, sebab biasanya anak akan lebih tertarik untuk belajar jika disunguhkan

dengan film,video, maupun slide. Media ini juga dapat menarik minat anak

dalam proses pembelajaran. Anak dapat menemukan makna yang tersirat

melalui media film, video, maupun slide yang ditampilkan, melatih anak untuk

berpikir kritis, dan juga memudahkan guru untuk memaparkan materi

pembelajaran. Sebaiknya juga film dan video yang disuguhkan sungguh relevan

dengan kehidupan anak. Mereka juga lebih mudah menangkap pembelajaran jika

film yang disajikan tersebut tepat dan memiliki keterkaitan dengan pengalaman

hidupnya.

5. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap sarana prasarana

Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja Katolik

sangat mengharapkan sarana pembelajaran seperti buku, komputer, KS,

proyektor dll tercukupi ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa

responden mengatakan bahwa prasarana hanya sebagai penunjang dan ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

79

dihadapkan dalam situasi yang tidak memungkinkan prasarana seperti ruang

kelas, meja, kursi bisa digantikan dengan alternatif lain tetapi untuk sarana

berupa buku, KS merupakan sumber pengetahuan yang harus dimiliki oleh

setiap sekolah. Pernyataan ini berdasarkan hasil kuesioner dengan persentase

73,3% atau sebanyak 44 responden yang diperkuat dengan hasil wawancara

dengan persentase 100% atau sebanyak 8 responden yang memilih jawaban

tersebut. Sarana merupakan media yang paling penting dalam proses

pembelajaran karena menurut Leshin, Pollock & Reigeluth dalam buku Arsyad

Azhar (2014: 79) mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok yang salah

satunya memuat buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, video, dan film

sebagai media yang dapat menarik minat anak. Teori ini semakin mempertegas

pernyataan bahwa sarana berupa buku maupun Alkitab merupakan sarana

pembelajaran yang penting dan diusahakan ada dalam proses pembelajaran.

Sarana ini merupakan media pembelajaran yang dapat dilihat, didengar, dan

dibaca yang juga merupakan alat untuk menyampaikan isi dan materi

pembelajaran. Buku, alkitab, video, film merupakan media yang membantu agar

materi pembelajaran dapat disajikan kepada anak-anak. Prasarana pada dasarnya

sebagai penunjang proses pembelajaran yang bisa diganti dengan alternatif lain

jika situasinya kurang memungkinkan.

6. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap peran guru Pendidikan

Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja sangat mengharapkan

seorang guru yang memiliki sikap profesional. Pernyataan ini berdasarkan hasil

kuesioner dengan persentase 35% atau sebanyak 21 responden yang diperkuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

80

dengan hasil wawancara dengan persentase 50% atau sebanyak 4 responden

memilih jawaban tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh pandangan

Sudarwan Danim (2008;59) yang mengatakan bahwa guru merupakan tenaga

edukatif profesional yang dapat memberikan pelayanan optimal kepada siswa

dan demi masa depan siswa sehingga dapat meningkatkan mutu generasi muda

bangsa. Kemampuan profesional seorang guru harus terus dibina dan

dikembangkan agar sungguh-sungguh membantu anak mencapai tujuan

pembelajaran. Berdasarkan para ahli terlihat bahwa seorang guru memang harus

memiliki sifat profesional dalam proses pembelajaran karena guru yang

profesional dalam mengajar akan berusaha untuk terus meningkatkan mutu

siswa dan akan terus menerus belajar untuk menciptakan suasana pembelajaran

yang efektif. Seorang guru yang mampu menguasai materi pembelajaran,

metode pembelajaran, mampu mengelola pembelajaran dengan aktif dan kreatif

serta memanfaatkan teknologi dan komunikasi yang baik. Sosok guru yang

memiliki sikap profesional akan membentuk pribadi yang baik dan menjadi

teladan, mengetahui tempat dan bersikap sewajarnya seorang guru, memiliki

pedagogi dan perencanaan yang matang sebagai pembimbing, pengajar,

mediator, dan evaluator yang baik, serta berjiwa sosial yang tinggi.

7. Hasil deskripsi harapan pengurus Gereja Katolik terhadap peran Gereja dalam

Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja Katolik

sangat mengharapkan Gereja dapat menjadi sarana untuk siswa semakin

mendalami misteri keselamatan Allah seperti melalui perayaan Ekaristi,

kegiatan kerohanian, doa lingkungan, dan doa pribadi. Gereja dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

81

memfasilitasi kegiatan kerohanian di Gereja yang secara perlahan mendorong

anak untuk terlibat dalam hidup menggereja. Pernyataan ini berdasarkan hasil

kuesioner dengan persentase 45% atau sebanyak 27 responden yang diperkuat

dengan hasil wawancara dengan persentase 50% atau sebanyak 4 responden

yang memilih jawaban tersebut. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Konsili

Vatikan II dalam konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa Art 1 yang

memaparkan bahwa orang kristiani berkewajiban untuk berperan aktif dalam

kehidupan sosial, sebab itu, dimana-mana berlangsung usaha-usaha yang

dilakukan untuk meningkatkan mutu karya pendidikan. Teori dari dokumen

Gereja semakin mempertegas bahwa Gereja memang punya tanggung jawab

yang besar dalam memberikan pendidikan iman untuk semua umat tak terkecuali

untuk anak. Segala upaya telah dilakukan oleh Gereja agar membangkitkan

semangat pelayanan dalam diri anak sehingga pendidikan iman yang diberikan

sungguh diwujudnyatakan. Gereja yang juga merupakan komunitas orang-orang

beriman yang mendengarkan sabda Tuhan dan memberikan kesaksian akan

hidup ini menuntut kita menjalin relasi yang mesra dan mendalam dengan Allah

Bapa dan sesama manusia.

8. Hasil deskripsi harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap peran Orang tua dalam

Pendidikan Agama Katolik dan menunjukkan bahwa pengurus Gereja Katolik

sangat mengharapkan orang tua dapat menjadi contoh yang baik untuk anak

dalam proses menghayati dan mengembangkan iman akan Yesus Kristus seperti

mengikuti perayaan Ekaristi, melakukan pantang dan puasa pada masa

prapaskah, mengikuti pengakuan dosa di Gereja. Perlu disadari bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

82

pendidikan pertama anak dimulai dari keluarga dan anak sangat mudah meniru

apa yang dilakukan oleh orang tua. Anak akan banyak belajar dari orang tua dan

keluarga yang mereka temui hampir setiap hari. Pernyataan ini berdasarkan hasil

kuesioner dengan persentase 51,7% atau sebanyak 31 responden yang diperkuat

dengan hasil wawancara dengan persentase 75% atau sebanyak 6 responden

yang memilih jawaban tersebut. Penelitian ini didukung oleh Thomas Groome

(2014:61) yang juga menyebut bahwa orang tua merupakan guru pertama,

utama, dan tak tergantikan untuk pendasaran pengetahuan iman. Keluarga juga

merupakan medan hidup beriman dan pendidikan iman. Keluarga juga

diharapkan berperan menjadi tempat yang paling berperan dalam mendukung

dan meneguhkan iman anak. Teori dari para ahli mempertegas peran orang tua

sebagai pendidik yang pertama dan utama. Bagi anak, akan lebih mudah meniru

daripada mempelajari ajaran agama. Oleh sebab itu, orang tua dapat memberi

contoh hidup kristiani kepada anak mereka. Pola hidup kristiani juga bisa

dimulai dengan hal-hal kecil seperti menjalankan hidup doa, menaati perintah

Allah, mengikuti kegiatan di Gereja maupun di masyarakat. Anak akan mudah

belajar jika disuguhkan dengan perilaku baik orang tuanya. Kewajiban orang

tualah untuk menciptakan situasi keluarga yang hangat dan menghayati

semangat Kristus dalam keluarga.

D. Harapan Pengurus Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama Katolik

Implikasinya bagi Pemilihan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar

Bagi pengurus Gereja ada beberapa aspek yang harus diperhatikan terlebih

dahulu sebelum melakukan pemilihan media pembelajaran di sekolah mulai dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

83

melihat tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, materi pembelajaran, media

pembelajaran, sarana prasarana yang mendukung pembelajaran, serta keterlibatan

guru, Gereja dan orang tua untuk mendampingi anak selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media audio visual merupakan media yang

diharapkan terus ada dan dikembangkan selama proses pembelajaran.

Bagi para pengurus Gereja, Pendidikan Agama Katolik dapat berjalan

dengan baik jika sudah mampu membantu anak menghayati dan menghidupi iman

akan Yesus Kristus. Media audio visual membantu guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran dan yang kerap dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran

salah satunya yaitu film, video, maupun slide. Arsyad (2016:51) memaparkan

bahwa ada beberapa media audio visual lainnya juga bisa dikembangkan yaitu

media televisi pendidikan. Penggunaan program ini dapat direncanakan agar video

yang ditampilkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Televisi pendidikan ini dapat

dijangkau melalui udara ke udara dan dapat disambungkan melalui satelit sehingga

anak dapat menerima siaran langsung kejadian yang sedang disaksikan dan

penyiaran program yang telah direkam melalui film dan video. Anak seakan-akan

mengamati dan menjalani pengalaman kehidupan nyata karena anak dapat

mendengar dan melihat bahkan merasakannya. Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik memang akan lebih mengena jika anak bisa belajar melalui pengalaman

hidupnya dan media televisi pendidikan ini jika digunakan dengan baik sangat

relevan digunakan.

Berdasarkan hasil pembahasan menyatakan bahwa Pemilihan media

pembelajaran perlu dilaksanakan dalam proses Pendidikan Agama Katolik dan .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

84

proses pemilihan media sebaiknya memperhatikan tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, materi pembelajaran, sarana prasarana yang mendukung,

keterlibatan guru, Gereja, dan Orang tua karena aspek-aspek inilah yang

mempengaruhi pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang

sesuai.

E. Keterbatasan Penelitian

Hasil dari penelitian ini memberikan kesimpulan tentang harapan Pengurus

Gereja Katolik terhadap Pendidikan Agama Katolik dan di SD se-Kevikepan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis menyadari adanya keterbatasan dari hasil

penelitian ini yaitu penggunaan teknik sampling insidental yang secara teoritis

kurang representatif, sehingga ada kemungkinan hasil dari penelitian ini tidak

menunjukkan keadaan secara keseluruhan. Penulis juga menyadari bahwa tidak

sepenuhnya terjun langsung ke paroki-paroki untuk menyebar kuesioner dan

mengambil data karena pandemi covid-19. Hampir sebagian besar responden

mengisi kuesioner via online yang mengakibatkan mereka tidak bisa

menyampaikan harapan yang berbeda dengan alternatif di kuesioner. Wawancara

juga dilakukan via online dengan segala keterbatasan karena beberapa responden

disibukkan juga dengan WFH dan juga ada himbauan untuk tidak bertemu secara

langsung membuat hasil wawancara kurang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran dari

keseluruhan permasalahan skripsi ini.

A. Kesimpulan

Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan proses pendidikan iman

yang menghantarkan anak pada kedewasaan kristiani dengan mengenal dan

menghayati Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari. Berdasarkan hasil kuesioner

dan wawancara, tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang paling

diharapkan yaitu menghayati dan mencintai Yesus Kristus, metode pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik yang paling diharapkan seharusnya berpusat pada

siswa, materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik diharapkan melalui

pengalaman nyata anak, media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang

paling diharapkan yaitu media audio visual. Guru juga diharapkan dapat bersifat

profesional selama proses pembelajaran. Keterlibatan Gereja diharapkan menjadi

sarana untuk semakin mendalami misteri keselamatan Allah serta orang tua

diharapkan menjadi pendidik yang pertama dan utama dapat memberikan contoh

yang baik untuk anak agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan

efisien.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, Pendidikan Agama Katolik sangat berguna

untuk menghantarkan anak dalam proses menghayati imannya. Dengan demikian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

86

penulis memberikan saran guna meningkatkan peran Gereja Katolik dalam

Pendidikan Agama Katolik.

1. Bagi Gereja Katolik se-Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan

bekerjasama untuk memenuhi harapan terkait proses pembelajaran bisa dengan

menyediakan media pembelajaran yang mendukung selama proses

pembelajaran, bagi sekolah yang kekurangan sarana prasarana Gereja bisa

mengupayakan agar sarana prasarana pendukung sudah tersedia, dan Gereja juga

bisa mengadakan kegiatan yang bersifat kerohanian sehingga mengajak anak

untuk semakin mendalami keselamatan Allah melalui hidup menggereja dan

memasyarakat.

2. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik

Bagi guru Pendidikan Agama Katolik sebaiknya lebih membantu anak untuk

menghayati Tuhan Yesus Kristus dan mengamalkan ajaranNya, selama proses

pembelajaran juga sebaiknya guru hanya sebagai fasilitator dan anaklah yang

lebih aktif mencari informasi bisa dengan menggali pengalaman mereka. Media

pembelajaran juga sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak

misalnya dengan menggunakan media audiovisual tetapi tetap memperhatikan

materi pembelajaran. Guru juga sebaiknya memiliki sifat profesional aktif dan

tanggap menggunakan sarana prasarana yang ada agar bisa optimal digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

87

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Al-Faris, Fitri. (2013). Kurikulum 2013 dalam Persepktif Filsafat Pendidikan

Progressivisme. Jurnal Filsafat, 025(002), 324.

Arsyad, Azhar. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

_______. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Arya Seta, M. (2018). Situasi Indonesia Dan Tantangan Katekese. Dalam I.L.

Madya Utama (Ed.), Menjadi Katekis Handal Di Zaman Sekarang (hlm 3).

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Press.

Banyu Dewa, P. (2016). Pengantar Pendidikan. Diktat Mata Kuliah Pengantar

Pendidikan pada prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, FKIP, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Danan Widharsana, P & Rudy Hartono, V (2017). Pengajaran Iman Katolik.

Yogyakarta: Kanisius.

Danim, Sudarwan. (2013). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Dewan Karya Pastoral KAS. (2014). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta: PT

Kanisius.

Dokumen Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Penerjemah: R.

Hardawiryana. Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan pada 1966).

Habibah, Errizqa Nur Fithriatil. (2018). Hubungan Antara Harapan Dengan

Kepuasan Hidup Pada Polisi. Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel.

Harjanto. (2006) . Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Herawati, Lidya Putri. (2017). Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik Demi

Meningkatkan Perkembangan Iman Siswa di SD Yos Sudarso Padang.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Heryatno Wono Wulung, F.X. (2017). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di

Sekolah. Diktat mata kuliah Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Katolik

di Sekolah pada prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, FKIP, Universitas

Sanata Dharma,Yogyakarta.

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Mahmudah, Anis. (2015). Pemilihan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis

Lectora Inspire pada Materi Jurnal Penyesuaian untuk Siswa Kelas X

Akuntansi dan Keuangan Lembaga SMK Negeri 1 Tempel. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Martha Nengah, I. (2014). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: PT Graha Ilmu.

Mudyahardjo, Redja. (2001). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Nurdin, S & Adriantoni. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Prawiradilaga, Dewi Salma dkk. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan: E-

Learning. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

88

Rahmawati, Paulina Titis. (2019). Persepsi Pengurus Gereja Katolik terhadap

Praksis Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SD se- Kevikepan

Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Sudjana, N & Rivai, A. (1990). Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru.

Syamsiah, Erni Nur. (2012). Uji Keterbacaan Instrument Uji Validitas. Diunduh

dari https://text-id.123dok.com/document/wq2918r6z-uji-keterbacaan

instrumen-uji-validitas.html Pada 31 Mei 2020 16:16 WIB.

Winkel, W.S (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

Zahara Idris, H & Lisma Jamal. (1992). Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT

Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

1

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(1)

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Paroki St. Yohanes Pembaptis, Pringwulung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(2)

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(6)

Lampiran 3. Jawaban Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(10)

Lampiran 4. Data Keseluruhan Hasil Wawancara

Pertanyaan Wawancara

1. Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan manakah yang paling diharapkan

oleh pengurus Gereja? 2. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan manakah yang paling diharapkan

oleh Pengurus Gereja?

3. Materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan manakah yang paling diharapkan oleh Pengurus Gereja?

4. Media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan yang paling diharapkan oleh

Pengurus Gereja?

5. Sarana prasarana dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan manakah yang paling diharapkan oleh pengurus Gereja?

6. Peran Guru Pendidikan Agama Katolik dan macam apakah yang paling diharapkan

oleh pengurus Gereja? 7. Peran Gereja dalam Pendidikan Agama Katolik dan macam apakah yang paling

diharapkan oleh pengurus Gereja?

8. Peran orang tua dalam Pendidikan Agama Katolik dan macam apakah yang paling

diharapkan oleh pengurus Gereja?

R1

Jawab: Untuk membuat siswa-siswi semakin mencintai Yesus, sehingga dengan senang

hati melaksanakan perintahNya

Jawab: Metode sharing, diskusi, menggunakan multimedia seperti film. Harus berpusat

pada siswa, agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru hanya menjadi fasilitator

pembelajaran dan sekaligus motivator jika diperlukan.

Jawab: Untuk anak SD, materi yang pas adalah bercerita, berbagi pengalaman, film KS dan terutama adalah keteladanan dalam hidup sehari-hari. Materi lain yang lebih penting

bagi saya adalah keteladanan dalam hidup sehari-hari.

Jawab: Media pembelajaran yang cocok untuk anak SD bisa Film dan pengalaman hidup

sehari-hari, misalnya melalui peristiwa aktual sehari-hari kalau bisa disertakan

pengalaman hidup siswa sehari-hari.

Jawab: Karena saya di sekolah swasta, menurut saya, sarana yang dibutuhkan anak-anak adalah lebih ke buku, yang benar-benar dibahasakan ke anak-anak.Bukan buku

pembelajaran seperti LKS atau buku panduan, tapi lebih buku yang lebih mengajak siswa

beraktifitas.

Jawab: Bagi saya, semua penting, tapi kalau harus memilih, saya pilih berjiwa sosial dalam

berkomunikasi dan mudah bergaul dengan dunia sekitar.Karena pewartaan kerajaan Allah akan mudah dimengerti oleh orang yang memiliki jiwa sosial dan mudah bergaul dengan

dunia sekitar.

Jawab: Saya ingin gereja lebih sebagai sahabat bagi anak-anak dan kaum muda. Tantangan

sekarang memang sangat sulit, menarik umat ( semua kalangan) utk terlibat aktif di gereja karena era digital. Harapannya gereja dan sekolah bisa bekerja sama dan belajar bersama

mengembangkan iman siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(11)

Jawab: Justru yang paling utama mendidik dan mengembangkan iman anak adalah orang

tua, karena waktu orang tua lebih banyak dari pada guru maupun pastor di gereja. Maka

orang tua mau tidak mau, harus menghidupkan tradisi iman katolik dalam keluarga seperti

doa bersama, makan bersama, ke gereja bersama, hidup dalam kasih dengan keluarga dll. Jika orang tua sudah bisa menghidupkan iman katolik dalam keluarga, maka anak2 pasti

akan terbiasa juga di lingkungan sekolah ataupun gereja.

R2

Jawab: Menurutku pembelajaran tentang Pokok" Iman Katolik" meskipun diberikan secara

singkat. Saat mereka ingin melanjutkan ke penerimaan Sakramen Inisiasi berikutnya (bagi

yang beragama katolik) kami tinggal memperdalam lagi secara teori dan praktek dalam

kehidupan sehari-hari.

Jawab: Komunikasi dua arah. Guru memberikan pokok" bahasan lalu adakan pendalaman

yang melibatkan anak". Guru menyimpulkan karena berbagai masalah, guru tentu hanya

bisa meminta kerja sama dengan orang tua untuk terlibat aktif dalam pendidikan iman anak-

anak.

Jawab: Deskripsi, cerita, pengalaman hidup/kesaksian, film. Cerita" di sekolah minggu

yang saya ikuti waktu kecil, membuat saya mantap menjadi orang katolik (saya dari

keluarga muslim yang baik). Deskripsi dan cerita memang harus lebih dominan.

Jawab: optimalkan media apapun yang guru/sekolah miliki, menurutku anak-anak sudah

sangat familiar dengan media-media seperti media audio visual karena akan menarik minat

anak selama proses pembelajaran

Jawab: Kalau saya lebih ke sarana sebab prasarana lain bisa diadakan untuk menambah

variasi pembelajaran

Jawab: Profesional dan memiliki pribadi yang hangat sebab guru yang profesional tahu

pasti kemampuannya, ditambah memiliki pribadi yang hangat akan mampu mengajak anak

didik untuk fokus pada pokok bahasan.

Jawab: Saya sangat berharap teman teman se paroki yang memiliki pendidikan dasar sbg

guru agama katolik mau terlibat aktif di pewartaan/katekis. Ada beberapa tim pelayanan

yang masih belum terisi dengan dukungan orang tua maka tumbuh kembang iman anak

akan semakin besar dan kuat. Saya lebih senang melihat kegembiraan anak-anak mengikuti

kegiatan di gereja sesuai usia mereka.

Jawab: Orang tua yang terlibat aktif. Memberi contoh mengaplikasikan iman dalam doa

dan kegiatan lain di rumah, mengingatkan dan mengantarkan anak jika ada kegiatan di

lingkungan atau paroki. Anak-anak sudah bisa melihat dan membandingkan apa yang

diterima di sekolah dan kenyataan yang ditemui di rumah.

R3

Jawab: Pendidikan dalam arti pembinaan pribadi atau pendampingan yang memberikan arah membentuk secara holistik, yaitu intelektual/emosinya/moral /sosial dan tentu

religiusnya dengan menanamkan secara mendasar tentang hubungan manusia dengan

Allah.

Jawab: Dalam berkatekese ,menurut saya adalah bagaimana tujuan pembentukan karakter mental dan moral sepenuhnya utk anak. Dengan demikian harus berpusat pada anak,maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(12)

kalau boleh di buat jenjang pemahaman per materi menurut saya yang utama pribadi

peserta yang membahas tentang pemahaman diri, kemampuan dan keterbatasannya

Jawab: Materi pembelajaran,sejauh yang saya alami di dengan anak didik saya, yang sangat

menarik dan minat yang tinggi ,manakala disajikan cerita dalam bentuk audio visual ,dari

situ maka akan timbul rasa penasaran jg sering ada diskusi sendiri pada merka.

Jawab: Metode yang mengasumsikan konteks kehidupan sosial dan budaya yang sekaligus sebagai sumber belajar bermakna. Kehidupan nyata yang terkait dengan keluarga, gereja

dan masyarakat. Saya gunakan video kembali pada hasil belajar. Anak akan selalu tertarik

dengan hal-hal yang sebetulnya mereka lakukan sebagai motivasi untuk berubah...

Sehingga pada penyampaian materi dengan menggunakan video muncul diskusi-diskusi

kecil singkat.

Jawab: Sarana pendidikan yaitu peralatan yang secara langsung digunakan. Gedung,ruang

meja,alat media pembelajaran. Bagi saya alat media sangat diutamakan (buku, peralatan komputer ,yang didukung oleh prasarananya seperti kebun sekolah, halaman, ruang lab

dst).

Jawab: Fungsi guru adalah unsur penting. Meski berpusat pada siswa, namun guru tetap

menjadi sektor penting. Kemampuan yang dimiliki guru harus mencakup keseluruhan ,baik pedagogik kepribadian ,sosial maupun secara profesional berjalan bersamaan .sehingga

seorang guru harus memiliki kualifikasi juga kompetensi dan profesionalismenya.

Jawab: Gereja tentu punya andil besar. Mengembangkan dan mengupayakan pendidikan

adalah salah satu tugas panggilan gereja. Tujuannya adalah mencerdaskan seluruh umat di

dalamnya dan membawa mereka pada pengenalan akan Kristus. Di paroki kami dan paroki lain tentu juga sudah melaksanakan pendampingan anak dengan kegiatan yang

dilaksanakan pada tiap minggunya, anak sedikit belajar mencintai Yesus

Jawab: Orang tua mempunyai tugas sangat jelas, mereka adalah pendidik yang utama dan

pertama. Pengaruh baik buruknya, menjadi apa dan seperti apa adalah tugas orang tua. Orang tualah yang akan bertanggung jawab menjadikan anak seperti apa. Bagaimana

mungkin anak datang dalam kegiatan gereja Kalau jalan menuju gereja saja dia belum tau??

dan bagaimana dia membuat tanda salib dengan benar, kalau orang-orang dan keluarganya

jarang membuat tanda salib?

R4

Jawab: Tujuannya yang pertama adalah supaya dalam pembelajaran, anak-anak mulai mengenal. Setelah mengenal, kemudian mereka dapat mengerti dan memahami materi

pembelajaran yang disampaikan. Mereka tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga aktif

terlibat dalam pembelajaran itu dengan menggali lebih dalam informasi yang diterima.

Jawab: Saya lebih memilih berpusat pada siswa. Sehingga siswa tidak hanya

mendengarkan ceramah guru tetapi ada dialog, supaya anak-anak juga tidak bosan. Anak-

anak dapat bereksplorasi menggali pemikiran dan pengalaman hidupnya

Jawab: Saya lebih senang menggunakan pengalaman hidup sehari-hari karena menurut

saya lebih konkret. Saya rasa anak-anak mudah memahami.

Jawab: Audio visual berupa pengalaman iman seseorang atau tokoh, visual berupa gambar-

gambar atau benda-benda konkret seperti peralatan misa, busana liturgi, dll yang bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(13)

dilihat dan diraba. Power point' yang mendukung materi pembelajaran serta menggunakan

dialog dua arah antara guru dan murid.

Jawab: Yang utama adalah buku dan KS supaya anak-anak bisa mencari bacaan dalam KS.

Saya prihatin ketika mengetahui ada anak yang tidak bisa menemukan bacaan KS karena

mereka tidak tahu caranya. Yang tidak kalah penting adalah laptop untuk menampilkan

power point' atau audio visual atau gambar2

Jawab: Menurut saya semua sikap dasar itu mesti dimiliki oleh seorang guru. Namun jika

diurutkan dari yang terpenting menurut saya adalah kepribadian. Seorang guru menjadi

model bagi muridnya. Murid pasti melihat dan meniru gurunya. Kata-kata yang diucapkan

mesti selaras dengan tindakan. Karena berpengaruh terhadap kepercayaan murid terhadap

gurunya.

Jawab: Harapan saya gereja memberikan perhatian untuk anak-anak, termasuk

memfasilitasi kegiatan anak-anak. Misalnya pertemuan PIR, misa raya remaja, outbound,

game, gladi rohani, bakti sosial, dll. Sehingga anak-anak terbantu mengenal dan menghayati Yesus Kristus melalui berbagai kegiatan. Tidak melulu melalui pelajaran atau

khotbah

Jawab: Orang tua mendampingi perkembangan anak di rumah misalnya dengan mengajak

doa bersama, sharing pengalaman iman dalam keluarga, renungan keluarga. Orang tua juga

mestinya dapat menjadi teladan yang baik. Misalnya rajin ke gereja, rajin berdoa, peduli

terhadap sesama dan lingkungan, aktif dalam kegiatan lingkungan maupun masyarakat.

R5

Jawab: Anak anak benar benar bisa terlibat kegiatan di lingkungan serta di gereja.tidak

hanya di sekolah saja.

Jawab: Berpusat pada siswa..misalnya dengan bermain peran atau role play supaya siswa

lebih aktif dan terlibat secara langsung dengan siswa mengalami sendiri ia menjadi lebih

ingat materi yang kita sampaikan daripada ceramah dari guru..

Jawab: Melalui film serta melalui cerita dan ada saatnya sharing pengalaman tetapi lebih

dominan film. Pengalaman hidup masih relevan dengan sharing anak-anak menjadi tahu

juga pengalaman temannya

Jawab: Media yang digunakan menggunakan proyektor untuk menonton film, KS, gambar

dan juga patung kebetulan di depan setiap kelas ada patung-patung orang kudus. Anak lebih

suka menonton film

Jawab: Sebenarnya proses pembelajaran yang diharapkan memakai LCD, tapi karena juga

harus bergantian dengan guru lain misal LCD dipakai kita pake KS , buku karena kalau

prasarana kurang mendukung proses pembelajaran masih berjalan KS dan buku tetap

digunakan.

Jawab: Profesional dan pedagogi itu hampir sama presentasenya tetapi jika disuruh memilih saya lebih dominan ke profesionall karena guru profesional itu mampu mengelola

dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari hari sehingga mampu menciptkan

lingkungan belajar yang efektif agar pencapaian hasil belajar siswa bisa maksimal.

Jawab: Gereja yang menyapa anak-anak..Para Romo yang selalu menyapa anak dan bertnya kepada anak-anak juga.Gereja yang memberikan porsi untuk anak dapat terlibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(14)

dalm kegiatan menggereja. Kegiatan kerohanian lain semisal doa lingkungan, ziarah,

PIA/PIR apakah cukup untuk anak-anak.

Jawab: Peran orang tua adalah mendukung kegiatan yang sudah dilakukan anak di gereja

atau di sekolah lalu di terapkan juga di rumah. Orang tua ikut ambil bagian. Dukungan

dlam bentuk kegiatan yang mereka lakukan di rumah misalnya doa rosario keluarga.

R6

Jawab: Anak dewasa secara iman dan kepribadian, sehingga mampu menjawab tantangan iman, dan dapat membawa kasih dalam kehidupan bermasyarakat. Berani mengakui

didepan umat lain bahwa Yesus adalah Tuhan Juruselamat, yang akan menjamin kehidupan

jasmani, rohani serta iman yang mengimaniNya.

Jawab: Metode yang cocok, pembelajaran berpusat pada siswa, memberi wewenang siswa

mengalami pergumulan imannya dalam berproses menemukan Tuhan dalam hidupnya.

Guru sbg inspirator dan motivator.

Jawab: Materi pembelajaran, melalui pengalaman hidup sehari hari, melalui cerita Alkitab,

yang diperteguh dengan diskripsi. Pengalaman tak pernah salah, nilai hidup kristiani harus

dibangun melalui hal-hal yang sederhana dulu, yang sering dijumpai

Jawab: Media yang harus ada Alkitab, buku yang berkaitan dengan liturgi, film dokumenter gereja, CD lagu rohani, katekismus, ensiklopedi gereja dan orang kudus. Anak paling suka

cerita yang hidup. Misalnya film. Perkembangan teknologi, mereka senang hal-hal yang

menarik, yang dapat ditiru baik gerak maupun ucapannya hampir semua guru mengajar

anak pakai LCD dan komputer, minat baca anak, menurun beberapa tahun ini.

Jawab: pilihan pertama yang harus ada ialah sarana, sebab tidak semua sekolah punya fasilitas pilihan prasarana. Contoh, sekolah negeri banyak tak punya ruang agama non

muslim. Pilihan pertama pilihanku sebagai media itu sumber iman, menimba iman, sedang

yang kedua hanya penunjang.

Jawab: Yang paling saya harapkan adalah kepribadian, karena guru agama adalah, wujud dan pelaku firman Tuhan. Keteladanan hidup adalah nilai luhur guru agama. Pandai,

profesional, tp kalau kepribadiaanya jelek, tak ada artinya, utamanya guru agama.

Jawab: Gereja menjadi penanggung jawab penanaman iman disekolah, memberi fasilitas

yang dibutuhkan, mau merangkul anak-anak dalam melibatkan mereka, misalnya menjadi

putra altar.

Jawab: Orang tua banyak memberi contoh hidup rohani yang baik, mis, rajin.kegereja, doa lingk, sarasehan prapaskah atau advent. Di dalam keluarga menghadirkan nuansa kristiani,

penuh kasih sayang. Jauh dari perselisihan dan kebencian.

R7

Jawab: Tentu saja pembelajaran yang mengembangkan iman anak, dengan teori dan

contoh-contoh konkrit yang dilakukan sehari-hari oleh siswa dan lingkungannya.

Jawab: Idealnya model pembelajaran pada anak. Anak dibawa masuk ke materi ajar yang

dibahas. Metode yang berpusat pada siswa tentu disini menuntut guru untuk kreatif, contoh misal proses dalam sekolah minggu. Guru berperan penting sebagai dalang (pelaku) dan

motivator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

(15)

Jawab: Kalau saya ya pengalaman hidup.Kamu besuk mau jadi apa Rama.Kok jadi Rama.

Biar besuk aku bisa minum anggur setiap hari.Anak itu punya pengalaman.Setiap hari anak

melihat kalau misa rama minum anggur.Pengalaman.

Jawab: Gambar dan film dan bagi saya lebih condong ke film, anak-anak butuh visual.Itu

lebih mengena. Karena dengan gambar dan film membuat anak mudah memahami materi

ajar.

Jawab: Idealnya dua-duanya ada. Sarana lengkap akan membantu proses KBM demikian

juga tersedia ruang.Yang paling lengkap itu alam terbuka.Sekali-kali anak dibawa ke alam

terbuka. Bagi saya ruang bisa feksibel/menyesuaikan. Di tengah taman oke.Di bawah

jembatan. Pengalaman di Sekolah negeri pelajaran itu di ruang gudang !Kadang tidak

layak.

Jawab: Kepribadian karena Guru itu digugu lan ditiru.Guru menjadi teladan karena dengan

kuatnya kepribadian orang akan menjadi profesional,tahu pedagogik, jiwa sosial

Jawab: Peran gereja yang terbuka dan transformatif untuk para dombanya tidak tertutup.

Gereja melakukan beberapa perubahan dalam reksa pastoral. Program bermula dari keprihatinan arus bawah/umat misalnya yang paling kelihatan kalau doa Rosario, anak

sudah diajak untuk berdoa secara bergantian.

Jawab: Orang tua yang selalu memberi pendampingan terhadap perkembangan iman anak.

Memberi contoh dan mengajarkan tradisi gereja, mengajak berekaristi, berdoa keluarga.

Yang pertama dan pemula contoh dari orang tua.

R8

Jawab: Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik bukan hanya berupa teori hafalan

tetapi praktek. Anak bisa mempraktekan materi pembelajaran kedalam hidup sehari-hari.

Jawab: Metode pembelajaran yang berpusat pada anak dengan dongeng, pembacaan KS

bisa diterapkan dengan peragaan atau anak diminta menceritakan kembali. Guru bertindak

sebagai fasilitator agar menciptakan suasana pembelajaran yang aktif.

Jawab: Materi pembelajaran yang berdasarkan pada pengalaman hidup bermasyarakat bisa

melalui srawung agar kenal dengan umat beragama lain agar sungguh relevan dengan

kehidupan anak.

Jawab: Media pembelajaran bagi saya yang disukai oleh anak-anak melalui penggunaan

video, praktek drama, panggung boneka dengan proses pembelajaran komunikasi dua arah

baik guru maupun anak sama-sama aktif.

Jawab:Sarana pembelajaran berupa buku, alkitab memang harus dipenuhi terlebih dahulu

untuk menunjang proses pembelajaran.

Jawab: Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan pedagogik. Jadi ia mempunyai

perencanaan sebelum mengajar, bisa mengajar dengan melihat situasi anak dan nantinya

dapat mengevaluasi hasil pembelajaran.

Jawab:Gereja membuat anak makin memahami iman katolik secara nyata, bukan hanya

hafalan dengan menyediakan wadah anak untuk aktif berkegiatan yang menunjang jiwa

sosial dan penghayatan akan Yesus Kristus kepada sesama.

Jawab: Orang tua adalah orang-orang yang paling pertama di contoh oleh anak, oleh sebab

itu orang tua harus memberi contoh beragama yang baik bagi anak-anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

16

Lampiran 5. Data Keseluruhan Hasil Kuesioner

No Nama Paroki Skala Prioritas

1. Johannes Soetrisno HSPMTB Kumetiran 2 1 3 4 2 1 2 1 3 4 2 3 1 4 2 1 1 3 4 2 1 3 2 2 1

2. Yuliana Rismi Astuti HSPMTB Kumetiran 1 4 3 2 2 1 4 1 3 2 3 2 1 4 1 2 4 3 1 2 3 2 1 1 2

3. V. Linda Rusmiyanti HSPMTB Kumetiran 4 3 1 2 1 2 2 4 1 3 3 1 4 2 2 1 3 4 1 2 2 3 1 1 2

4. B. Sumardiyanto HSPMTB Kumetiran 3 1 4 2 2 1 2 1 3 4 2 4 1 3 1 2 3 1 2 4 2 1 3 2 1

5. B. Nugroho Susanto Kristus Raja Baciro 1 4 2 3 2 1 3 2 4 1 3 4 1 2 1 2 1 2 3 4 2 3 1 1 2

6. Kristiani Sulistyaningsih Kristus Raja Baciro 3 4 1 2 2 1 2 1 3 4 2 1 3 4 1 2 4 3 1 2 2 3 1 1 2

7. Elisabeth Killi Kristus Raja Baciro 3 4 1 2 1 2 2 4 3 2 4 3 1 2 2 1 4 3 2 1 3 1 2 2 1

8. Margaretha Florentia Irene St. Antonius Padua Kotabaru 4 1 2 3 1 2 1 4 3 2 4 3 2 1 2 1 3 4 1 2 1 3 2 2 1

9. Yuyus Kurniado St. Antonius Padua Kotabaru 1 3 4 2 2 1 3 1 2 4 1 3 2 4 1 2 1 4 3 2 3 2 1 2 1

10. Chatarina Dwi Susilaningsih St. Antonius Padua Kotabaru 1 4 2 3 1 2 2 1 4 3 2 4 3 1 2 1 3 1 2 4 3 1 2 1 2

11. Bambang W St. Antonius Padua Yogyakarta 2 3 1 4 2 1 3 1 4 2 4 3 1 2 1 2 4 1 2 3 2 1 3 1 2

12. Egar Dannurian Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran 2 1 4 3 2 1 2 1 3 4 2 4 1 3 1 2 1 4 2 3 2 1 3 2 1

13. Paulus Supriya Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran 1 4 2 3 2 1 4 1 3 2 2 3 1 4 1 2 2 3 1 4 3 1 2 2 1

14. S. Listyawati Sri N Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran 1 2 3 4 2 1 2 3 1 4 2 3 1 4 1 2 1 2 3 4 3 1 2 1 2

15. Cloudia Bayu Asmara R Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran 1 2 3 4 2 1 1 4 2 3 2 4 1 3 1 2 1 4 2 3 3 1 2 1 2

16. Stefanus Supriyadi St. Albertus Agung Jetis 1 3 2 4 2 1 3 2 4 1 3 2 4 1 1 2 3 2 1 4 1 2 3 1 2

17. Agustina Weni Sulistiyawati St. Albertus Jetis 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 4 2 3 1 1 2 2 1 4 3 1 2 3 2 1

18. Handojo Setyawan St. Albertus Jetis 1 2 3 4 2 1 4 1 3 2 3 2 1 4 1 2 2 1 3 4 3 1 2 1 2

19. Yoanita Titik Chyaningrum St. Albertus Jetis 2 4 1 3 2 1 2 1 4 3 2 3 1 4 1 2 4 1 2 3 2 3 1 2 1

20. Handojo Setyawan K St. Albertus Jetis 1 2 3 4 2 1 4 1 3 2 3 2 1 4 1 2 2 1 3 4 3 1 2 1 2

21. Yohanes Albert Pratama St. Fransiscus Xaverius Kidul Loji 1 4 2 3 2 1 2 1 3 4 1 2 4 3 1 2 2 3 1 4 3 2 1 1 2

22. R. Sapto Nugroho Pr St. Yohanes Rasul Pringwulung 1 3 2 4 2 1 3 2 4 1 3 4 1 2 1 2 3 1 2 4 3 2 1 2 1

23 A.Ari Yulianto St. Yohanes Rasul Pringwulung 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 4 1 2 3 1 2 2 1 3 4 2 3 1 2 1

24 Agus Siswanto St Yohanes Rasul Pringwulung 1 3 2 4 2 1 1 4 2 3 1 4 2 3 1 2 4 3 1 2 3 1 2 2 1

25 Theresia Sri St. Yohanes Rasul Pringwulung 4 3 1 2 2 1 2 4 1 3 2 4 1 3 2 1 4 3 1 2 2 3 1 2 1

26 Y. Sri Rohani St Aloysius Gonzaga Mlati 3 1 4 2 2 1 3 2 1 4 4 3 1 2 2 1 1 3 4 2 3 2 1 1 2

27 Alexander Sukatmin St. Aloysius Gonzaga Mlati 3 1 2 4 2 1 2 4 3 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 2 1

28. Edi St. Aloysius Gonzaga Mlati 1 3 4 2 2 1 2 3 1 4 3 4 1 2 2 1 2 1 4 3 3 1 2 2 1

29. A. Endang Pramuningrum Keluarga Kudus Banteng 1 4 2 3 2 1 2 3 4 1 4 3 1 2 1 2 2 1 3 4 3 2 1 2 1

30. V. Ari Murti P Keluarga Kudus Banteng 1 4 2 3 2 1 2 1 4 3 2 4 3 1 1 2 1 2 3 4 3 2 1 1 2

31. Matheus Wahyudi, Keluarga Kudus Banteng 1 4 2 3 2 1 3 1 2 4 2 3 1 4 1 2 2 1 3 4 2 1 3 1 2

32. Yulius Kristianto Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan 1 4 2 3 2 1 2 1 4 3 1 4 3 2 1 2 1 2 3 4 3 2 1 1 2

33. Ignatius Suharyo Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan 1 2 3 4 2 1 2 1 3 4 2 4 1 3 1 2 1 3 2 4 2 3 1 1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HARAPAN PENGURUS GEREJA KATOLIK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA …

17

34. Christina Picca Yusmasari St. Petrus Paulus Klepu 1 2 4 3 2 1 2 1 3 4 1 4 2 3 1 2 4 2 1 3 3 2 1 1 2

35. Nimas Larasati St. Petrus Paulus Klepu 4 3 2 1 2 1 2 4 3 1 3 2 4 1 2 1 3 1 2 4 3 2 1 2 1

36. Brigita Rena St Petrus Paulus Klepu 1 4 2 3 2 1 2 1 4 3 3 4 2 1 2 1 3 1 2 4 3 2 1 1 2

37. Hyanginus Gomen St. Alfonsus Nandan 3 1 2 4 2 1 4 1 2 3 1 2 1 3 1 2 4 3 1 2 1 2 3 2 1

38. Kianto Atmodjo St. Alfonsus Nandan 1 2 3 4 2 1 2 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2 4 1 2 3 1 2 1

39. Silvester Nggaba St. Alfonsus Nandan 1 4 2 3 2 1 3 2 4 1 2 4 3 1 1 2 2 1 3 4 1 2 3 1 2

40. Yohanes Iswahyudi Pr St. Maria Assumpta, Babarsari 1 4 2 3 2 1 1 4 3 2 1 4 3 2 2 1 2 1 4 3 3 1 2 1 2

41. Ellisofin Renita St. Maria Assumpta Babarsari 4 1 2 3 1 2 2 4 3 1 4 1 3 2 2 1 2 3 4 1 1 2 3 2 1

42. Elisabeth Mariani Maria Marganingsih Kalasan 2 3 1 4 2 1 2 3 1 4 1 3 2 4 1 2 1 2 3 4 3 2 1 2 1

43. J. Setyanto Maria Marganingsih Kalasan 1 2 4 3 2 1 2 1 3 4 3 1 2 4 1 2 3 4 1 2 2 1 3 2 1

44. Ignatia Rosthia Maria Marganingsih Kalasa 1 2 4 3 2 1 4 2 1 3 2 3 1 4 1 2 3 2 1 4 3 1 2 2 1

45. FR Haryanti Maria Marganingsih Kalasan 1 4 2 3 2 1 2 1 3 4 3 4 2 1 1 2 1 4 2 3 3 2 1 2 1

46. B. Wahyu Agung SN Maria Assumpta Gamping 1 4 3 2 2 1 2 1 4 3 4 2 1 3 1 2 2 3 1 4 1 3 2 1 2

47. Emanuel Purwatma St Yosef Medari 1 3 2 4 2 1 1 2 4 3 1 3 2 4 2 1 2 3 1 4 1 3 2 1 2

48 Christina Martini St Theresia Sedayu 1 3 4 2 2 1 3 1 2 4 2 4 1 3 1 2 1 3 2 4 3 2 1 2 1

49. Paulus Samsuhari St. Theresia Sedayu 1 3 2 4 2 1 3 1 4 2 1 2 4 3 1 2 1 2 4 3 1 3 2 1 2

50. Agustinus Murdiyanto St. Theresia Sedayu 1 3 2 4 2 1 3 1 4 2 4 1 2 3 2 1 1 3 2 4 3 2 1 2 1

51. Anastasia Susilawati St, Yakobus Bantul 4 2 1 3 2 1 3 1 4 2 4 3 1 2 2 1 1 2 4 3 3 2 1 1 2

52. Istiyarti St. Paulus Pringgolayan 1 2 3 4 2 1 2 1 4 3 1 2 3 4 1 2 2 1 4 3 2 1 3 1 2

53. R. Subyantara Putra St. Theresia Lisieux Boro 1 2 4 3 3 2 4 2 3 1 2 3 1 4 2 1 1 2 4 3 2 3 1 2 1

54. Theresia Ika Ayu L.N St. Theresia Lisieux Boro 2 3 1 4 2 1 4 1 2 3 3 2 1 4 1 2 1 3 2 4 1 2 3 1 2

55. Susana Tri Indaryati St. Theresia Lisieux Boro 2 3 1 4 2 1 2 3 1 4 2 3 1 4 1 2 1 2 3 4 1 3 2 2 3

56. Maria Goretti Santi Rahayu St. Maria Bunda Penasihat Baik Wates 1 3 2 4 2 1 2 1 4 3 3 4 2 1 1 2 3 2 1 4 2 3 1 2 1

57. Antonius Supitar St. Maria Bunda Penasehat Baik Wates 1 2 4 3 2 1 2 3 4 1 1 2 3 4 1 2 3 2 1 4 3 2 1 2 1

58. Theresia Murgiyati St. Maria Bunda Penasehat Baik Wates 1 3 2 4 2 1 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2

59. Sb. Edi Saraya St. Petrus Kanisius Wonosari 2 4 1 3 2 1 3 1 4 2 2 1 3 4 1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2

60. Agustina Sixsi St. Petrus Kanisius Wonosari 3 2 4 1 2 1 2 1 3 4 3 1 2 4 1 2 4 3 2 1 2 1 3 2 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI