HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

121
HARAPAN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILI HAN MEDIA PEMBELAJARAN P ADA PENDIDlKAN AGAMA KA TOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SD SE-DAERAH ISTIMEWA YO GYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik Oleh: Fransiska Dinda N urmalasari 161124043 PROGRAM STUDI PENDIDlKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDlKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDlKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YO GYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

Page 1: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN P ADA

PENDIDlKAN AGAMA KA TOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SD SE-DAERAH ISTIMEWA

YO GYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

Oleh: Fransiska Dinda N urmalasari

161124043

PROGRAM STUDI PENDIDlKAN KEAGAMAAN KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDlKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDlKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YO GYAKARTA 2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

SKRIPSI

HARAPAN SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI PILmAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI

PEKERTI DI SD SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

01eh:

Fransiska Dinda Nurmalasari

161124043

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. Tanggal29Mei 2020

\I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

SKRIPSI

HARAPAN SISWA DAN TMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI

PEKERTI Dr SD SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Ketua

Sekretaris

Anggota

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Fransiska Dinda Nurmalasari

NlM: 161124043

Telah d ipertahankan di depan Panit la Pengu j i

Pada Tanggal 17 Juni 2020

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PEN GUn

Nama

: Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ.

: F.X. Dapiyanta, S.F.K., M.Pd.

: 1. F.X. Dapiyanta, S.F.K., M.Pd.

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ.

3. Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum.

Yogyakarta, 17 Juni 2020

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

iii

Tan~ngan

.. .. ~ ..... .......... . ~ . ..... ~ ... .

.. ...... .. ... .. -:" .. .. .. . .

. .. '"'-~.~ ...... .

.. /~ .. if. ..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Agustinus Hariyanto

Sri Tarmi Suwartini

Yosep Valen Herianto

Elisabet Novi Rahayu

V incentius Ragil Juliantoro

Thomas Wahyu Set yo Nugroho

PENDIKKAT-USD

Sebagai keluarga besar yang selalu mendukung saya

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

MOTTO

"Nothing is imposible.

Anything can happen as long as we believe, try, and pray. "

(Dinda)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juni 2020

Penulis,

/()tZ Fransi'a Dinda Nurmalasari

VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Nama : Fransiska Dinda Nurmalasari

NIM : 161124043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang

bagi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul:

HARAPAN SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI

PEKERTI DI SD SE- DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA beserta

. perangkat yang diperlukan.

Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di media internet atau media lain demi kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberikan royalti kepada penulis,

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.

VB

Y ogyakarta, 17 Juni 2020

Yang menyatakan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul HARAPAN SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SD SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKART A. Setiap siswa dalam setiap zaman dan perkembangannya memiliki harapan tersendiri terhadap berbagai hal, termasuk dalam hal Pendidikan Agama Katolik. Untuk itu, penulis ingin mendapatkan informasi berkaitan dengan harapan siswa Sekolah Dasar terhadap Pendidikan Agama Katolik yang lebih aktual. Harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik adalah kebutuhan siswa dalam upaya mencapai hal yang dikehendaki terjadi di masa depan dalam aspek yang terkait dengan tujuan, materi, metode, media, guru, sarana prasarana, dan suasana dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Penelitian ini berusaha menampilkan data harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik, untuk itu pemberian kuesioner dan wawancara kepada responden telah dilaksanakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskripif dengan desain survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswa-siswi SD se;.. Daerah Istimewa Y o gyakarta. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive dan insidental, kemudian didapatkan sample sejumlah 86 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan harapan siswa terhadap tujuh aspek dalam Pendidikan Agama Katolik. Harapan siswa terkait tujuan adalah membuat siswa semakin percaya kepada Yesus. Harapan siswa terkait materi adalah materi film. Harapan siswa terkait metode adalah berpusat pada siswa, seperti menonton film, bermain, diskusi, bercerita, dan drama. Harapan siswa terkait media pembe1ajaran adalah media proyeksi, seperti film, slide, video, dan animasi. Harapan siswa terkait guru adalah guru memiliki kompetensi kepribadian, seperti ramah, sabar, tidak mudah marah, dan humoris. Harapan siswa terkait sarana prasarana lebih cenderung ke sarana seperti LCD, buku, dan Kitab Suci. Harapan siswa terkait suasana pembelajaran adalah suasana yang menyenangkan. Harapan siswa tersebut dapat membantu pendidik dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif guna mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki serta implikasinya bagi pilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

Kata-kata Kunci: harapan, siswa, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, media pembelajaran

Vlll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

ABSTRACT

This thesis entitled STUDENTS' HOPES AND ITS IMPLICATION IN MEDIA LEARNING DEVELOPMET OF CATHOLIC AND CHARACTER EDUCATION AT ELEMENTARY SCHOOLS IN YOGYAKARTA. Every student in every era and development has its mvn hopes on various things, including in Catholic Religious Education. Therefore, the writer wants to get information related to the hopes of elementary school students towards more actual Catholic Religious Education. Students' hopes for Catholic Religious Education are the needs of students in achieving the desired things to happen in the future in aspects related to objectives, materials, methods, media, teachers, infrastructure, and atmosphere in learning Catholic Religious Education. This study seeks to display data on student hopes for Catholic Religious Education, thus questionnaires and interviews with respondents have been carried out. This type of research is quantitative descriptive with survey design. The population in this study were elementary school students in the Special Region of Yogyakarta. The sampling technique used was purposive and incidental, then the sample of 86 students was obtained. The results of this study indicate students' hopes of seven aspects in Catholic Religious Education. Students' hopes regarding the goals are to make students trust Jesus more. Students' hopes related to material are film material. Students' hopes regarding methods are student-centered, such as watching movies, playing, discussing, telling stories, and drama. Students' hopes related to learning media are projection media, such as films, slides, videos, and animations. Students' hopes related to the teacher is that the teacher has personality competencies, such as friendly, patient, not easily upset, and ridiculing. Students' hopes related to infrastructure are more likely to facilities such as LCDs, books, and Scriptures. Student hopes related to the learning atmosphere are a pleasant atmosphere. Students' hopes help educators in creating effective learning processes in order to achieve the desired learning goals and their implications for the choice of learning media for Catholic Religious Education.

Keywords: hope, students " Catholic and Character Education, media learning

IX

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah atas segala berkat, rahmat, dan cinta-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul HARAP AN SISW A

DAN IMPLIKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA

PENDIDlKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI SD SE­

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

Skripsi ini ditulis sebagai bentuk keingintahuan penulis terhadap proses

berlangsungnya Pendidikan Agama Katolik di sekolah, khususnya mengenai

harapan siswa. Sekaligus dapat memberikan informasi terkait harapan siswa dan

implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak F.X. Dapiyanta S.F.K., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi utama

yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu, dan membimbing

penulis dengan penuh kesabaran, serta memberi masukan dalam penyusunan

skripsi ini.

2. Romo Dr. B. Agus Rukiyanto SJ., selaku ketua Program Studi Pendidikan

Keagamaan Katolik dan dosen pembimbing akademik yang telah mendukung

dan memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian hingga

menyelesaikan tugas akhir.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

3. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, S.F.K., M.Hum., selaku dosen penguji yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan

masukan bagi penulisan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik

yang telah membimbing dan memberikan pelayanan terbaik selama penulis

menempuh studi hingga penyelesaian tugas akhir ini.

5. Siswa-siswi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SD se-Daerah

Istimewa Y ogyakarta yang bersedia membantu dan telah meluangkan

waktunya untuk mengisi kuesioner serta menjawab pertanyaan-pertanyaan

wawancara yang diajukan oleh penulis.

6. Keluarga penulis, Bapak Agustinus Hariyanto, Ibu Sri Tarmi Suwartini serta

adik Yosep Valen Herianto, Elisabeth Novi Rahayu dan Vincentius Ragil

Juliantoro dengan penuh kasih sayang memberikan dukungan baik secara

spiritual, doa, dana, dan dukungan dalam bentuk apa pun hingga penulis

mampu menyelesaikan jenjang pendidikan S 1.

7. Thomas Wahyu Set yo Nugroho yang selalu mendampingi, memberikan

arahan, memotivasi, mendoakan dan menerima segala keluh kesah penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat terkasih, Garincha Desyta Devi, Maria Florentie Ana Evi,

Clara Febri A.A.S.K., Adrian Rendy, Marcellinus Estu, Ignatius Kristiandi

dan Bona Ventura yang setia menemani dan memberikan semangat kepada

penulis hingga mendengarkan segala keluh kesah selama penulisan skripsi.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

9. Ternan-ternan sepayung dan seperbimbingan Fetronella Nanda, Febiana

Komelia, Yulia Kristianti, Sr. Erika HK, Doni Purwantoro, Bemadetha

Aditya, Helen, Emilia, dan Maria yang telah berdinamika bersama, saling

memberi semangat dan masukan yang berguna bagi penyelesaian skripsi ini.

10. Keluarga besar PENDIKKAT-USD khususnya bagi angkatan 2016 yang

saling memberikan dukungan doa dan semangat bagi penulis.

11. Sahabat dari masa putih abu-abu, Selvi Monica, Ulfah Adani, Emilia Rosa,

Yosi Rizky, Monita Hanif, Rahma Ma'arifah, Nimas Ayu, Alif Maulida, dan

Rifqi Putra yang saling memberikan dukungan dan semangat kepada penulis

selama studi hingga penyelesaian skripsi ini.

12. Semua pihak yang terlibat dengan tulus memberikan dukungan dan motivasi

selama penulisan skripsi ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari keterbatasan baik dari

segi pengetahuan maupun pengalaman, sehingga dalam penyusunan skripsi ini

masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, dengan rendah hati penulis menerima

kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.

Yo gyakarta, 17 luni 2020

Pen0if,

f & FranSi~a J.)~-Nurmalasari

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................ x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

DAFTAR DIAGRAM................................................................................................. xvii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xviii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

C. Batasan Masalah.............................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

F. Manfaat Penulisan ........................................................................................... 8

G. Metode Penulisan ............................................................................................ 9

H. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ........................................................ 11

A. Kajian Pustaka................................................................................................. 11

1. Pendidikan Agama Katolik ........................................................................ 11

a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik ..................................................... 11

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik ...................................................... 14

c. Materi Pendidikan Agama Katolik ....................................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xiv

d. Metode Pendidikan Agama Katolik ...................................................... 18

e. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik .................................. 21

f. Guru Pendidikan Agama Katolik ......................................................... 26

g. Sarana dan Prasarana Pendidikan Agama Katolik ................................ 29

h. Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik ............................... 30

2. Harapan Siswa ........................................................................................... 30

a. Pengertian Harapan .............................................................................. 30

b. Komponen Harapan ............................................................................. 31

d. Siswa ................................................................................................... 32

B. Penelitian yang Relevan .................................................................................. 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 35

A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 35

B. Desain Penelitian ............................................................................................. 35

C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 35

D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................... 36

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 38

1. Identifikasi Variabel .................................................................................. 38

2. Definisi Konseptual .................................................................................. 38

3. Definisi Operasional .................................................................................. 38

4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 38

5. Instrumen Penelitian .................................................................................. 39

6. Pengembangan Instrumen .......................................................................... 40

F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 42

A. Identitas Responden ....................................................................................... 42

B. Deskripsi Hasil Penelitian................................................................................ 43

1. Deskripsi Aspek Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ....... 44

2. Deskripsi Aspek Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ........ 47

3. Deskripsi Aspek Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ...... 50

4. Deskripsi Aspek Media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti ............................................................................................... 53

5. Deskripsi Aspek Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti .......... 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xv

6. Deskripsi Aspek Sarana Prasarana Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti ............................................................................................... 59

7. Deskripsi Aspek Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti ........................................................................................ 61

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 64

1. Harapan Siswa terhadap Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti ....................................................................................................... 64

2. Harapan Siswa terhadap Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti ....................................................................................................... 65

3. Harapan Siswa terhadap Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti ....................................................................................................... 66

4. Harapan Siswa terhadap Media Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti ............................................................................ 67

5. Harapan Siswa terhadap Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti ....................................................................................................... 68

6. Harapan Siswa terhadap Sarana Prasarana Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti ........................................................................................ 69

7. Harapan Siswa terhadap Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti ............................................................................ 70

D. Harapan Siswa dan Implikasinya bagi Pilihan Media Pembelajaran pada

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ................................................... 71

E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 74

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 74

B. Saran .............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 76

LAMPIRAN ............................................................................................................... 77

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian .......................................................................... (1)

Lampiran 2: Instrumen Penelitian ......................................................................... (7)

Lampiran 3: Instrumen Wawancara ...................................................................... (9)

Lampiran 4: Transkrip Wawancara ...................................................................... (10)

Lampiran 5: Jawaban Instrumen Penelitian .......................................................... (19)

Lampiran 6: Hasil Rekap Data ............................................................................. (22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil sampling per kabupaten/kota..................................................37

Tabel 2 Responden wawancara.....................................................................39

Tabel 3 Kisi-kisi instrumen...........................................................................40

Tabel 4 Data responden berdasarkan tingkatan kelas...................................42

Tabel 5 Data responden berdasarkan tempat sekolah...................................42

Tabel 6 Data responden berdasarkan sekolah negeri dan swasta.................43

Tabel 7 Prioritas harapan siswa terhadap tujuan Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................44

Tabel 8 Prioritas harapan siswa terhadap materi Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................47

Tabel 9 Prioritas harapan siswa terhadap metode Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................50

Tabel 10 Prioritas harapan siswa terhadap media pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................53

Tabel 11 Prioritas harapan siswa terhadap guru Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................56

Tabel 12 Prioritas harapan siswa terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................59

Tabel 13 Prioritas harapan siswa terhadap suasana pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................61

Tabel 14 Rangkuman hasil deskripsi frekuentif dan wawancara...................63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xvii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Prioritas harapan siswa terhadap tujuan Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................44

Diagram 2 Prioritas harapan siswa terhadap materi Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................47

Diagram 3 Prioritas harapan siswa terhadap metode Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................50

Diagram 4 Prioritas harapan siswa terhadap media pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................53

Diagram 5 Prioritas harapan siswa terhadap guru Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti..............................................................................56

Diagram 6 Prioritas harapan siswa terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................59

Diagram 7 Prioritas harapan siswa terhadap suasana pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti.....................................................61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Gereja

GE : Gravissimum Educationis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan

Kristiani, 28 Oktober 1965.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada

para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa

kini, 16 Oktober 1979.

B. Singkatan-Singkatan Lain

CAI : Computer-assisted Instruction

CAL : Computer-assisted Learning

HUT : Hari Ulang Tahun Indonesia

K13 : Kurikulum 2013

KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PAK : Pendidikan Agama Katolik

PAK dan BP : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

PLP KP : Pengenalan Lapangan Persekolahan Pengelolaan

Pembelajaran

PLP LS : Pengenalan Lapangan Persekolahan Lingkungan Sekolah

PLP RP : Pengenalan Lapangan Persekolahan Perencanaan

Pembelajaran

RI : Republik Indonesia

SDM : Sumber Daya Manusia

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

VCD : Video Compact Disc

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang

ke 74, Presiden Joko Widodo mengusung tema yang turut serta dicantumkan

dalam logo HUT RI ke-74 yakni „SDM Unggul Indonesia Maju‟. Tema tersebut

menggambarkan visi pemerintah Bangsa Indonesia yang terus berusaha dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah dalam

mengusahakan peningkatan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari

dunia pendidikan. Pendidikan merupakan cara yang tepat guna membangun

sumber daya manusia yang bermutu untuk mendukung terwujudnya Indonesia

yang maju. Melalui pendidikan, diharapkan kualitas sumber daya manusia dapat

meningkat dan menjadi sumber daya manusia yang unggul.

Oleh sebab itu, dalam peningkatan sumber daya manusia diperlukan juga

adanya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sosok yang sangat berperan

penting dalam peningkatan kualitas di bidang pendidikan adalah seorang guru,

terlebih sosok guru Pendidikan Agama Katolik. Guru PAK adalah individu yang

diharapkan mampu menjadi fasilitator dan mempunyai suatu kompetensi untuk

mendidik siswanya. Hal yang perlu guru PAK perhatikan sebagai fasilitator di

antaranya mampu mengetahui dan memenuhi harapan siswa supaya proses dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

2

Tujuan tersebut dapat tercapai apabila guru PAK memperhatikan harapan

siswa melalui komponen pembelajaran yang ada seperti tujuan, materi, metode,

media, sarana prasarana dan suasana pembelajaran. Namun di 3 sekolah tempat

penulis melakukan pengamatan terhadap 4 guru PAK ketika melaksanakan tugas

perkuliahan, guru PAK yang ditemui kurang memperhatikan harapan siswa akan

komponen-komponen pembelajaran tersebut. Oleh karena itu hal yang akan

dibahas secara mendalam oleh penulis adalah harapan siswa dan implikasinya

bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti. Penulis tertarik akan topik tersebut, berawal dari proses perkuliahan yang

mendorong mahasiswa untuk terjun langsung dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah.

Selama proses perkuliahan, penulis sangat senang dengan adanya beberapa

mata kuliah yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terjun langsung

ke sekolah-sekolah. Dengan adanya mata kuliah tersebut, mahasiswa sangat

terbantu sebagai calon pendidik yang nantinya akan menjadi seorang guru PAK.

Melalui kesempatan itu, penulis pernah mengamati proses pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di kelas, khususnya ketika guru PAK

mengajar. Penulis memiliki pengalaman dalam hal mengamati sekaligus turut

berproses dalam mendampingi pembelajaran PAK dan BP siswa SD hingga SMA.

Pengalaman tersebut penulis dapatkan ketika mengikuti mata kuliah

Pembelajaran PAK Sekolah pada semester 3 tahun 2017. Proses pengamatan

dilakukan secara berkelompok di salah satu SD Swasta di Kota Yogyakarta.

Dalam proses pembelajaran yang diamati, guru PAK hanya meminta siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

3

membacakan sebuah cerita di buku paket dan guru menceritakan kembali sambil

berceramah, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait cerita tersebut.

Selama proses pembelajaran PAK dan BP, terlihat siswa kurang aktif dan

pembelajaran masih bersifat konvensional karena seringkali guru hanya

berceramah di depan kelas. Sehingga belum terwujud proses pembelajaran dua

arah. Padahal pembelajaran adalah interaksi dua arah yakni antara guru yang

mengajar dan murid yang belajar (Dapiyanta 2011:10).

Dalam mata kuliah Desain Pembelajaran PAK, penulis juga

berkesempatan untuk mengamati proses pembelajaran PAK dan BP di salah satu

SMP Swasta di Kota Yogyakarta pada semester 5 tahun 2018. Proses

pembelajaran yang terjadi yaitu, guru mengulas kembali materi yang telah

diberikan pada minggu lalu dan memberikan tanya jawab. Kemudian, masuk ke

dalam materi selanjutnya. Guru kembali memberikan pertanyaan kepada siswa

dan siswa dapat menjawab pertanyaan dengan menuliskan jawaban di papan tulis.

Setelah pertanyaan berhasil dijawab oleh siswa, guru menjelaskan materi dengan

ceramah dan meminta siswa untuk berkelompok menggunakan panduan buku

paket.

Kesempatan mengamati proses pembelajaran PAK dan BP penulis

dapatkan tidak hanya melalui mata kuliah Pembelajaran PAK Sekolah dan Desain

Pembelajaran PAK, tetapi juga dari program Pengenalan Lapangan Persekolahan.

Program Pengenalan Lapangan Persekolahan yang sebelumnya disebut sebagai

magang, dibagi menjadi tiga. Pertama ialah Pengenalan Lapangan Persekolahan

Lingkungan Sekolah (PLP LS), kedua Pengenalan Lapangan Persekolahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

4

Perencanaan Pembelajaran (PLP RP), dan ketiga Pengenalan Lapangan

Persekolahan Pengelolaan Pembelajaran (PLP KP). Dari ketiga PLP tersebut,

penulis dapat mengamati proses pembelajaran di dalam kelas ketika PLP RP dan

PLP KP yang dilaksanakan pada pertengahan Bulan Januari hingga Februari

2019. Penulis menjalani program Pengenalan Lapangan Persekolahan RP dan KP

di salah satu SMP Swasta di Kabupaten Sleman, Yogyakarta selama 5 minggu.

Selama menjalani program PLP di salah satu SMP Swasta Kabupaten

Sleman, penulis mengamati proses pembelajaran PAK dan BP yang diampu oleh

dua guru PAK yang berbeda. Metode dan cara mengajar kedua guru tersebut juga

berbeda. Salah satu guru terlihat sangat disiplin sedangkan guru yang lain

menerapkan proses pembelajaran yang santai dan tetap terarah. Meskipun terdapat

perbedaan cara dan metode mengajar, tetapi terdapat kesamaan antara kedua guru

dalam penggunaan media, yaitu menggunakan media powerpoint, gambar, video

dan buku paket.

Setelah penulis mengamati proses pembelajaran PAK dan BP di 3 sekolah,

seperti yang telah diceritakan di atas. Penulis melihat bahwa 4 guru PAK yang

ditemui selama pengamatan kurang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan

media untuk membantu proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diakibatkan

karena kurangnya pelatihan tentang media yang diberikan kepada guru PAK

ataupun kurangnya sarana dan prasarana dari sekolah yang mendukung guru

menggunakan media pembelajaran. Misalnya saja, ketika guru ingin

menggunakan video sebagai media pembelajaran tetapi tidak semua kelas terdapat

LCD dan proyektor, ditambah lagi tidak ada speaker. Tentu saja hal-hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

5

dapat menghambat guru dalam memaksimalkan media guna menunjang proses

pembelajaran. Padahal salah satu komponen pembelajaran dalam PAK dan BP

yang terlihat secara langsung dapat menarik minat belajar siswa adalah media

pembelajaran.

Media pembelajaran tidak hanya sebagai sarana menarik minat siswa

untuk belajar, tetapi juga sebagai sarana untuk mempermudah siswa memahami

mata pelajaran yang berkaitan. Media pembelajaran dapat dimengerti secara luas

maupun secara sempit. Secara luas media pembelajaran dapat diartikan sebagai

segala sesuatu, orang, benda, peristiwa yang memberi kesempatan siswa untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan secara sempit

media diartikan sebagai alat-alat elektro-mekanis yang menjadi perantara siswa

dan materi pelajaran (Dapiyanta, 2008:61).

Terlebih pada perkembangan jaman ini, media merupakan salah satu

komponen penting dalam proses pembelajaran. Karena siswa pada jaman dahulu

tentu akan berbeda dengan siswa jaman sekarang. Siswa jaman sekarang akan

cenderung lebih tertarik apabila proses pembelajaran menggunakan media yang

berkaitan dengan teknologi. Siswa jaman sekarang merupakan generasi Z yang

lahir pada tahun 1995-2014, mereka lahir seiring dengan perkembangan ilmu dan

teknologi. Oleh sebab itu, proses pembelajaran yang menarik dapat dilakukan

dengan pemilihan media yang tepat. Seturut perkembangan jaman, media yang

dipakai harus memenuhi harapan dan kebutuhan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

6

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis ingin mengetahui apa saja

harapan siswa dan implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Di 3 sekolah tempat penulis melakukan pengamatan, 4 guru PAK yang

ditemui kurang memperhatikan harapan siswa akan tujuan, materi, metode,

media, sarana prasarana dan suasana pembelajaran PAK dan BP.

2. Pembelajaran PAK dan BP cenderung bersifat konvensional karena 4 guru

PAK yang ditemui selama proses pengamatan hanya berceramah selama

proses pembelajaran.

3. Proses pembelajaran PAK dan BP di 3 sekolah cenderung bersifat satu arah,

guru sebagai pusatnya.

4. Siswa yang ditemui selama proses pengamatan cenderung pasif, hanya

menerima materi yang diberikan oleh guru PAK.

5. 4 guru PAK yang ditemui selama proses pengamatan, kurang kreatif dan

inovatif dalam memanfaatkan media untuk membantu proses pembelajaran.

6. Kurangnya sarana dan prasarana di beberapa sekolah yang mendukung guru

PAK untuk menggunakan media pembelajaran.

7. Kurangnya pelatihan-pelatihan akan media pembelajaran PAK dan BP yang

diberikan kepada guru PAK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

7

8. Seiring perkembangan jaman, media pembelajaran yang dipakai kurang

memenuhi harapan dan kebutuhan siswa PAK dan BP.

C. Batasan Masalah

Skripsi ini membatasi kajiannya pada masalah harapan siswa dan

implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini akan

dikenakan kepada siswa Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SD

Negeri dan Swasta Katolik se-Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang ada, dapat

dirumuskan masalah penelitian utama sebagai berikut: Bagaimana harapan siswa

dan implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan siswa dan implikasinya

bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

8

F. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara

teoretis maupun praksis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna sebagai tambahan sumber

bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan sebagai acuan untuk

penelitian yang lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

pertimbangan guru untuk mengembangkan media pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan memperhatikan harapan dan

kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran sungguh-sungguh tercapai.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran bagi siswa dengan adanya media

pembelajaran yang relevan dengan harapan dan kebutuhan siswa.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan data tentang harapan

siswa terhadap PAK dan BP implikasinya bagi pilihan media pembelajaran

serta dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pengambilan keputusan guna

mengupayakan pemilihan media pembelajaran PAK di sekolah.

d. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, memberikan pengalaman yang

berguna dan dapat menjadi bekal sebagai calon pendidik yang profesional

serta menjadi pedoman peneliti dalam membimbing peserta didik nantinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

9

G. Metode Penulisan

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analitis, yaitu berdasarkan

studi pustaka dan penelitian kuantitatif dengan cara pengumpulan data dari hasil

penyebaran instrumen dan pembahasan terhadap hasil yang telah diperoleh.

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, dilakukan analisis terhadap

permasalahan yang terjadi.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, penulis menyampaikan

pokok-pokok uraian sebagai berikut:

Bab I memaparkan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang kajian pustaka yang akan mendasari pembahasan-

pembahasan selanjutnya. Bab II ini terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian

pertama berisi kajian pustaka mengenai komponen dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan subjek yang disasar dalam penelitian ini yaitu

harapan siswa. Bagian kedua membahas penelitian yang relevan.

Bab III berisi uraian tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen

pengumpulan data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

pengembangan instrumen, dan teknik analisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

10

Bab IV berisi hasil penelitian dan analisis data harapan siswa dan

implikasinya bagi pilihan media pada Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti yang meliputi latar belakang responden, deskripsi hasil penelitian,

pembahasan, harapan siswa implikasinya bagi pilihan media Pendidikan Agama

Katolik dan kesimpulan, kemudian diakhiri dengan keterbatasan penelitian.

Bab V berisi penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama

menyampaikan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah, tujuan penulisan

serta didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisi saran guna

pemilihan media Pendidikan Agama Katolik di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Agama Katolik

a. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang (Setyakarjana, 1997: 8). Pendidikan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 20 tahun 2003 adalah:

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan pada dasarnya merupakan tanggung jawab utama dan pertama

orang tua, demikian pula dalam hal pendidikan iman anak. Namun, negara juga

mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi agar pendidikan iman bisa terlaksana

dengan baik sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Salah satu

bentuk dan pelaksanaan pendidikan iman adalah pendidikan iman secara formal di

sekolah yaitu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang

menjadi salah satu mata pelajaran pada Kurikulum 2013 (Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2016: 1).

Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sebenarnya

merupakan istilah dalam Kurikulum 2013 (K13), sedangkan pada kurikulum-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

12

kurikulum sebelumnya hanya mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik saja. Hal

tersebut dikarenakan pada K13 semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap

pembentukkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diikat oleh kompetensi

inti. Sedangkan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 terdapat pemisahan antara

mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk

pengetahuan, mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata

pelajaran terpisah (https://komkat-kwi.org/2016/04/08/kajian-pengembangan-

kurikulum-2013-mapel-pendidikan-agama-katolik-dan-budi-pekerti/). Oleh sebab

itu, dalam penulisan ini konteksnya adalah Pendidikan Agama Katolik yang

dalam K13 menjadi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu bentuk dari katekese

menurut pandangan Gereja Katolik. Maka, membicarakan PAK tidak lepas dari

katekese (Dapiyanta, 2011:1). Menurut Adisusanto dalam Dapiyanta (2011: 1)

katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda dengan fungsi pendidikan

iman. Pelayanan Sabda berarti mewartakan Injil kepada umat manusia. Terdapat

berbagai bentuk pelayanan sabda, di antara berbagai bentuk tersebut kekhasan

katekese adalah perspektif pendidikan iman.

Menurut CT 18, “katekese ialah pendidikan iman anak-anak, orang muda

dan orang dewasa dalam iman dengan tujuannya, dengan bantuan Allah menuju

pada kematangan iman”. Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

(PKKI) II mengartikan katekese sebagai komunikasi iman antar anggota jemaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

13

yang dengan komunikasi itu iman umat berkembang menuju kedewasaan

(Dapiyanta, 2011: 2).

Arah dasar Pendidikan Kristiani menurut Konsili Vatikan II dalam

Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani Gravissimum Educationis menyatakan

bahwa:

Pendidikan Kristiani itu tidak hanya bertujuan pendewasaan pribadi

manusia, melainkan terutama hendak mencapai, supaya mereka yang telah

dibaptis langkah demi langkah makin mendalami misteri keselamatan dan

dari hari ke hari makin menyadari karunia iman yang telah mereka terima:

supaya mereka belajar bersujud kepada Allah Bapa dalam Roh kebenaran,

terutama dalam perayaan Liturgi, supaya mereka dibina untuk menghayati

hidup mereka sebagai manusia baru dalam kebenaran dan kekudusan yang

sejati; supaya dengan demikian mencapai kedewasaan penuh serta tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, dan ikut serta

mengusahakan pertumbuhan Tubuh mistik (GE. 2).

Deklarasi tentang pendidikan Kristiani di atas menyatakan bahwa

pendidikan Kristiani adalah pendalaman misteri keselamatan, iman, makna

kekudusan dan mengusahakan diri secara penuh.

Menurut Groome (1999: 25), “Christian religious education is a political

activity with pilgrims in time that deliberately and intentionally attends with them

to the activity of God in our present, to the Story of the Christian faith community,

and to the Vission of God’s Kingdom, the seeds of which are already among us.”

Groome mengungkapkan bahwa Pendidikan Agama Kristiani adalah kegiatan

politis bersama para peziarah yang memberi perhatian kepada kegiatan Allah di

masa kini, pada cerita komunitas iman Kristen dan visi Kerajaan Allah yang hadir

diantara kita.

Sedangkan menurut Heryatno (2008: 14), Pendidikan Agama Katolik

adalah pendidikan yang bervisi spiritual:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

14

Artinya PAK konsisten memperkembangkan kedalaman hidup peserta

didik, memperkembangkan jiwa dan interioritas hidup mereka. Jiwa

merupakan tempat Allah bersemayam dan interioritas berhubungan

dengan kesadaran, kedalaman dan nilai hidup yang dipegang serta

diwujudkan. Dengan demikian Pendidikan Agama Katolik diharapkan

dapat membantu peserta didik menemukan makna kehidupan dalam hidup

sehari-hari.

Pengertian tentang Pendidikan Agama Katolik dan Budi pekerti juga

terdapat dalam buku guru PAK dan BP Belajar Mengenal Yesus untuk SD Kelas

5 kurikulum 2013 (2017: 9) yang mengemukakan bahwa:

PAK adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka membantu dan membimbing siswa untuk

memperteguh iman sesuai ajaran iman Katolik dengan tetap

memperhatikan, menghormati agama dan kepercayaan lain. PAK di

sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik

berkomunikasi, memahami, dan menghayati iman dengan harapan iman

peserta didik semakin diperteguh.

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting karena

menentukan jalannya pendidikan tersebut. Sehingga tujuan perlu dirumuskan

sebaik-baiknya sebelum seluruh kegiatan pendidikan terlaksana. Meskipun tujuan

pendidikan perlu dirumuskan sebelum kegiatan pendidikan dilaksanakan, tujuan

pendidikan tetap kondisional. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap

membangun hidup yang semakin beriman (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2016: 1).

Menurut Konsili Vatikan II dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani

Gravissimum Educationis menyatakan bahwa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

15

Tujuan pendidikan dalam arti sesungguhnya ialah mencapai pembinaan

pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya dan demi

kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia

termasuk anggotanya, dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan

tugas kewajibannya (GE. 1).

Tujuan Pendidikan Agama Katolik adalah mencerdaskan seluruh umat

ciptaan Tuhan dan membawa mereka pada pengenalan akan Kristus sehingga

menghantar setiap orang menghayati kasih Allah untuk dapat menikmati kebaikan

Tuhan lewat pendidikan (Marbun, 2016: 142).

Groome (1999: 34) mengungkapkan tujuan Pendidikan Agama Kristen

secara umum sebagai berikut “the purpose of Christian religious education is to

enable people to live as Christians, that is, to live lives of Christian faith”. Tujuan

pendidikan agama Kristiani adalah memampukan orang-orang hidup sesuai iman

Kristiani.

Menurut Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia dalam garis-

garis besar program pengajaran (GBPP) Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Katolik (1999: 6) tujuan PAK di SD adalah sebagagai berikut:

1. Siswa mengenal dan mencintai tokoh-tokoh Kitab Suci Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru dalam keseluruhan sejarah keselamatan.

2. Siswa mengenal dan mencintai Yesus Kristus serta dapat

mengungkapkannya dalam doa.

3. Meletakkan dasar pendidikan iman peserta didik sesuai dengan pokok-

pokok iman yang terdapat dalam syahadat para Rasul dan ke-10 firman

Allah.

4. Meletakkan dasar kehidupan menggereja dan memasyarakat.

Sedangkan tujuan jangka panjang Pendidikan Agama Katolik adalah demi

perkembangan dan kedewasaan iman yang mencakup tindakan meyakini,

memercayai, dan melaksanakan kehendak Allah (Groome, 2010:81). Menurut

Heryatno (2008: 23-24) tujuan utama Pendidikan Agama Katolik adalah demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

16

terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Tujuan PAK di sekolah harus mencakup

segi kognisi, afeksi, dan praksis. Ketiga segi ini merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan. Tujuan PAK bersifat kognitif yakni pendidikan dalam

iman sudah diolah dan dipertimbangkan matang-matang, sehingga diyakini

kebenarannya dan mendorong semua pihak semakin setia dan konsisten

mewujudkannya di dalam hidup sehari-hari.

Tujuan Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga dapat dirumuskan

secara luas dan sempit. Secara luas arah PAK adalah memperluas pengetahuan,

memperteguh iman dan memperkaya penghayatan iman dalam berbagai bentuk

serta memperkembangkan dialog antar iman. Secara sempit arah PAK dirumuskan

dengan membantu anak menggulati hidupnya. Dengan demikian ia

memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman (Jacobs dalam

Dapiyanta, 2008:23). Berdasarkan gagasan-gagasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan PAK adalah demi terwujudnya Kerajaan Allah melalui suatu

komunikasi iman dengan membantu seseorang mencapai kedewasaan imannya

dalam hidup sehari-hari sebagai orang Kristiani.

c. Materi Pendidikan Agama Katolik

Materi menjadi salah satu komponen dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik. Materi pelajaran adalah sarana yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Setyakarjana, 1997: 171). Materi pembelajaran menurut

Hakim (2007: 115) adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus

dipelajari oleh peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

17

telah ditentukan. Menurut Winkel (2014: 343) materi pelajaran adalah bahan yang

digunakan untuk belajar dan dapat membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Materi pelajaran dalam skripsi ini dibatasi dengan materi berdasarkan

kemasannya, dapat berupa macam-macam bahan, seperti naskah, persoalan,

gambar, topik perundingan, jawaban siswa, film, cerita, uraian, pengalaman siswa

dan sebagainya. Kemudian terdapat materi pokok dalam PAK yaitu pengalaman

hidup, Kitab Suci, dogma, liturgi dan Perayaan Ekaristi (Setyakarjana, 1997: 73).

Berikut terdapat kriteria materi pembelajaran menurut Winkel (2014:

344-345):

1) Materi harus relevan terhadap tujuan instruksional yang harus dicapai.

2) Materi harus disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk menerima dan

mengolah materi tersebut.

3) Materi harus dapat menunjang motivasi siswa dan relevan dengan pengalaman

hidup siswa.

4) Materi harus membantu untuk melibatkan diri siswa secara aktif, baik dengan

berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.

5) Materi harus sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti.

6) Materi harus sesuai dengan media pengajaran yang tersedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

18

d. Metode Pendidikan Agama Katolik

1) Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai pemberian kecakapan dan

pengetahuan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru (Suryobroto, 1997: 148). Menurut Sanjaya (2014: 147) metode adalah cara

yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal.

Tampubolon (2014: 118) mengemukakan bahwa metode pembelajaran

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis demi mencapai tujuan

pembelajaran. Selain itu, metode pembelajaran adalah kagiatan yang dipilih oleh

guru dalam proses pembelajaran yang memberikan kemudahan kepada siswa

menuju tercapainya tujuan instruksional tertentu (Pangewa, 2010: 135).

Berdasarkan pengertian-pengertian metode pembelajaran di atas, dapat

disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang guru pilih dalam

proses pembelajaran guna mempermudah siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran tertentu. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, guru harus

menyesuaikan metode yang pas dan sesuai dengan harapan siswanya.

2) Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran sangat beragam dan memiliki kelebihan serta

kekurangan masing-masing. Dalam penggunaan metode pembelajaran guru harus

menyesuaikan dengan harapan, keadaan, dan kebutuhan siswanya. Metode

pembelajaran dapat dibagi menjadi 2 yaitu berpusat pada guru dan berpusat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

19

siswa. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru di antaranya adalah

ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Sedangkan metode yang berpusat pada

siswa antara lain diskusi, menonton film, bermain, bercerita, drama, tugas,

presentasi. Berikut terdapat beberapa metode pembelajaran:

a) Metode Ceramah

Sebuah metode dengan menyampaikan informasi secara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Menurut Nurhayati

(2011: 74) kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan metode ceramah adalah

sebagai berikut:

Kelebihan dari metode ceramah sebagai berikut:

- Murah, metode ceramah dapat mengatasi kelangkaan buku atau

sumber bacaan yang baik dengan kebutuhan jangkauan daya beli

peserta didik. Juga pemanfaatan waktu dapat digunakan secara efisien.

- Peserta didik mudah diawasi.

Adapun kelemahan dari metode ceramah sebagai berikut:

- Menimbulkan rasa bosan bagi peserta didik.

- Cenderung terjadi satu arah.

- Peserta didik kurang kreatif dan kritis.

- Sebagian peserta didik dirugikan, dalam hal ini peserta didik yang

kurang terampil dalam menyimak dan mencatat.

b) Metode Tanya Jawab

Metode ini sering digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk

mengetahui pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dan merangsang siswa

untuk berpikir kritis serta memperoleh umpan balik. Dalam penerapannya, baik

guru maupun siswa sama-sama aktif. Namun, keaktifan siswa perlu diperhatikan

dengan baik oleh guru. Oleh karena itu, guru harus mempunyai semangat yang

tinggi dan penguasaan materi yang memadai sehingga suasana kelas menjadi lebih

kondusif. Keterampilan mengajukan pertanyaan yang cocok dalam situasi tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

20

perlu disertai persiapan yang memadai, sehingga penerapan metode ini dalam

pembelajaran tidak memperlihatkan usaha coba-coba.

c) Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran dengan mempertunjukkan, mempraktikkan atau

memperlihatkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda yang sedang

dipelajarinya. Menurut Nurhayati (2011: 78) kelebihan dan kekurangan dari

metode demonstrasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan metode demostrasi antara lain:

- Memperoleh tambahan pengalaman atau praktek dalam

mengembangkan kecakapannya.

- Membantu siswa memahami lebih jelas jalannya suatu proses

pembelajaran dengan penuh perhatian dan menarik.

- Siswa mengambil bagian secara aktif dalam proses pembelajaran.

- Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bila

dibandingkan mempelajari suatu hanya dari buku.

Adapun kekurangan dari metode demonstrasi antara lain:

- Peran serta siswa terbatas.

- Siswa kurang akrab dengan apa yang didemonstrasikan.

- Demonstrasi yang disajikan dengan mulus sering meyebabkan siswa

terlalu yakin akan kebenarannya, sehingga tidak dapat dibantah.

d) Metode Diskusi

Metode ini erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Metode ini pada

dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara

teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas

tentang topik yang sedang dibahas. Menurut Nurhayati (2011: 80) kelebihan dan

kelemahan dari metode diskusi antara lain:

Kelebihan penggunaan metode diskusi yaitu:

- Meningkatkan hasil belajar siswa.

- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bersikap demokratis,

motivasi belajar dan kemampuan berbicara.

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide.

Adapun kelemahan dari metode diskusi antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

21

- Seringkali beberapa siswa saja lebih aktif.

- Kurang efisiensi dalam penggunaan waktu.

- Seringkali keputusan akhir tidak dilaksanakan secara bertanggung

jawab.

e) Metode Menonton Film

Dalam dunia pendidikan menggunakan film atau video sebagai media

untuk belajar dikenal dengan istilah belajar berbasis video. Video untuk belajar

harus memiliki sedikitnya dua elemen yaitu visual dan audio. Elemen visual

berguna untuk menyediakan sumber utama informasi yang mudah dipahami dan

dilaraskan dengan elemen audio yang digunakan untuk menguraikan informasi

(https://binus.ac.id/knowledge/2019/10/mengenal-metode-belajar-video-based-

learning/#:~:text=Dalam%20dunia%20pendidikan%20hal%20tersebut,elemen%20yaitu

%20visual%20dan%20audio.):

Kelebihan metode menonton film:

- Efektif dan efisien

- Pengalaman belajar yang baru

- Mudah dimengerti

- Mendukung pembelajaran aktif

e. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

1) Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu komponen penting dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Kata media berasal dari

bahasa latin yaitu medius yang secara harafiah berarti tengah, pengantar atau

perantara. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2014: 3) mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

22

keterampilan atau sikap. Latuheru dalam Arsyad (2014: 4) memberi batasan

media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu

sampai kepada penerima yang dituju.

Sementara itu Gagne‟ dan Brigs dalam Arsyad (2014: 4) secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape

recorder, video, gambar dan sebagainya. Berdasarkan pengertian-pengertian

menurut para ahli di atas maka media pembelajaran diartikan sebagai segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu hal dalam proses

belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam

belajar (Arsyad, 2014: 10).

2) Karakteristik Media

Pembagian jenis dan karakteristik media pembelajaran menurut Sanaky

dalam Arsyad (2013: 46) adalah sebagai berikut:

a) Media pembelajaran, dilihat dari aspek bentuk fisik dibagi menjadi dua yaitu

media elektronik dan media non-elektronik. Media elektronik seperti tv, film,

radio, slide, video, VCD, komputer, internet, dan sebagainya. Media non-

elektronik seperti buku, handout, modul, diktat, media grafis, dan alat peraga.

b) Media pembelajaran dilihat dari aspek panca indera dibagi menjadi tiga yaitu

media audio (dengar), media visual (melihat), dan media audio visual (dengar-

melihat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

23

c) Media pembelajaran dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan dibagi

menjadi dua yaitu hard ware dan soft ware.

3) Ciri-ciri Media Pendidikan

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2014: 15-17) mengemukakan 3 ciri media:

a) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini amat penting

bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan

dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

b) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media

memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva

menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan

teknik rekaman fotografi tersebut. Sebaliknya dapat juga memperlambat saat

menayangkan suatu video tertentu. Manipulasi kejadian atau objek dengan

mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.

c) Ciri Distributif

Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan

melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah

besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, dapat direproduksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

24

berkali-kali dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau

digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang

telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

4) Pengembangan Media

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media

adalah isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Apabila media belum

tersedia maka guru berupaya mengembangkannya sendiri. Oleh karena itu

terdapat beberapa teknik pengembangan media sederhana yang dapat digunakan

oleh guru (Arsyad, 2014: 101).

a) Media Berbasis Visual

Visualisasi informasi yang disampaikan kepada siswa dapat

dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar, sketsa, grafik, bagan,

chart dan gabungan. Keberhasilan penggunaannya dapat dicapai dengan

mengorganisasikan gagasan yang timbul, merencanakan dengan seksama, dan

menggunakan teknik visualisasi objek, konsep, informasi atau situasi. Tataan

bahan media harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, dibaca, dan

menarik perhatian, sehingga mampu menyampaikan pesan yang diinginkan

(Arsyad, 2014: 102-103).

b) Media Berbasis Audio-Visual

Media bentuk ini merupakan media yang murah, terjangkau dan mudah

dibawa kemana saja. Sebaiknya materi disajikan dengan langkah sebagai berikut,

guru menyiapkan diri sebelum menyampaikan materi, membangkitkan semangat

siswa dengan memberikan komentar atau pertanyaan, mendorong siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

25

mendengarkan dengan tenang dan memusatkan perhatian pada materi,

mendiskusikan materi, terakhir menindak lanjuti program (Arsyad, 2014: 141-

144).

c) Media Berbasis Komputer

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan

Computer-assisted Instruction – CAI, atau Computer-assisted Learning CAL. CAI

bisa berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi dan permainan.

Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer menyajikan

informasi berupa konsep yang disajikan di layar komputer dengan teks, gambar,

atau grafik (Arsyad, 2014: 150). Mempermahir keterampilan dapat dilakukan

dengan drills and practice (latihan). Program ini merekam jawaban yang dapat

dilaporkan atau ditunjukkan pada akhir kegiatan dan menjadi landasan

pembelajaran selanjutnya (Arsyad, 2014: 152).

Keberhasilan penggunaan CAI bergantung pada berbagai faktor seperti

kognitif dan motivasi dalam belajar. Maka belajar harus menyenangkan;

interaktivitas; kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia

feedback; menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal (Arsyad,

2014: 157-160).

d) Multimedia Berbasis Komputer dan Intractive Video

Definisi multimedia belum jelas, sederhananya diartikan sebagai lebih dari

satu media. Media ini memerlukan berbagai perangkat keras seperti komputer,

video kamera, CD player, dan sebagainya. Informasi yang disajikan berbentuk

dokumen yang hidup, misalnya video atau animasi (Arsyad, 2014: 162).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

26

Multimedia berbasis komputer ini sangat menjanjikan dan berguna dalam bidang

pendidikan, meskipun masih dianggap mahal.

e) Media Microsoft Power Point

PowerPoint merupakan salah satu aplikasi yang paling sering digunakan

dalam presentasi. Dalam membuat presentasi sesuaikan judul dengan tema.

Membuat presentasi dari template dan blank presentation berbeda, template hanya

mengubah tulisan sedangkan blank presentation membuat presentasi dari awal.

Gunakan SmartArt / Shapes / Chart untuk membuat presentasi lebih hidup dan

jangan lupa menambahkan animasi. Jika mengimport file video atau audio

usahakan berukuran kecil, supaya file presentasi tidak terlalu besar dan lebih

membantu dalam presentasi (Arsyad, 2014: 193-194).

f) Media Internet

Pada jaman sekarang internet sudah tidak asing lagi dan sangat mudah

untuk diakses. Namun internet juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

penggunaannya. Implementasi internet dalam dunia pendidikan dikenal dengan

istilah E-learning atau pembelajaran jarak jauh (Distance Learning).

Pembelajaran E-learning tidak akan lepas antara pengajar dan pembelajar tanpa

mengenal waktu dan tempat (Arsyad, 2014: 203).

f. Guru Pendidikan Agama Katolik

Gereja memiliki peranan dalam pembangunan pendidikan nasional. Maka

Gereja mesti berjuang dan bekerja keras untuk membantu pemerintah

mencerdasakan anak-anak bangsa guna mencapai tujuan pendidikan nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

27

Salah satu cara yang dapat Gereja lakukan untuk membantu pemerintah

mencerdaskan anak bangsa adalah mempersiapkan pendidik yang kompeten dan

profesional (Marbun, 2016: 159). Pendidik yang kompeten dan profesional yang

harus dipersiapkan oleh Gereja tersebut dapat ditemukan dalam sosok guru

Pendidikan Agama Katolik.

Guru harus sungguh-sungguh dipersiapkan karena dalam proses katekese

atau pembelajaran yang terpenting adalah pribadi katekis atau guru agamanya.

Maka ada ungkapan “kurikulum yang kurang baik, ditangan guru PAK yang baik,

hasilnya baik” sedangkan “kurikulum yang sangat baik, ditangan guru PAK yang

tidak bermutu, hasilnya amat jelek”. Dengan demikian guru PAK memegang

peran utama dalam keberhasilan pembelajaran PAK (Sukendar, 2018: 50).

Memang benar bahwa seorang guru harus dipersiapkan dengan sebaik-

baiknya terlebih bagi guru Pendidikan Agama Katolik. Hal tersebut sesuai dengan

Konsili Vatikan II dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristen Gravissimum

Educationis yang menyatakan bahwa:

Guru perlu sungguh-sungguh disiapkan, supaya membawa bekal ilmu

pengetahuan profan maupun keagamaan yang dikukuhkan oleh ijazah-

ijazah semestinya, dan mempunyai kemahiran mendidik sesuai dengan

penemuan-penemuan zaman ini dengan berpedoman pada Kristus Sang

Guru. Guru juga sebaiknya mampu memberikan kesaksian kasih Gereja,

bekerja sama dengan orang tua dan mau melayani.

Hal-hal mengenai guru juga terdapat dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 yang

menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

28

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Kemudian dalam pasal 8 menyatakan bahwa guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal

10 Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan pasal 28 ayat (3) butir a menjelaskan bahwa:

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya.

Pasal 28 ayat (3) butir b mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Pasal 28 ayat (3) butir c

menjelaskan bahwa:

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan

dalam Standar Nasional Pendidikan.

Pasal 28 ayat (3) butir d mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat

sekitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

29

g. Sarana dan Prasarana Pendidikan Agama Katolik

Sarana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alat yang

digunakan secara langsung untuk mengerjakan suatu hal, sedangkan prasarana

adalah penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 45 mengenai Sarana dan Prasarana Pendidikan,

dikatakan bahwa:

(1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana

dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. (2) Ketentuan mengenai

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan

pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Pemerintah.

Dengan adanya sarana dan prasarana, diharapkan mampu membantu

proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga pada

umumnya dapat dikatakan bahwa semakin lengkap dan memadai sarana prasarana

maka proses pembelajaran akan semakin lancar. Sarana meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber-sumber lainnya, bahan

habis pakai serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran. Sedangkan prasarana meliputi lahan, ruang kelas, perpustakaan,

laboratorium, UKS, dan ruang lain yang diperlukan serta dana dan pembiayaan

untuk menunjang proses pembelajaran (Setyakarjana, 1997: 134).

Sedangkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti sarana prasarana yang seringkali digunakan oleh guru ketika penulis

melaksanakan proses pengamatan adalah ruang kelas, buku, Kitab Suci,

proyektor, LCD dan sound system.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

30

h. Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

Suasana di sekolah menunjuk pada iklim psikologis yang terdapat di suatu

sekolah. Bagaimana caranya warga sekolah bergaul satu sama lain, bagaimana

tata cara kesopanan yang berlaku di sekolah, bagaimana tata cara disiplin sekolah

ditentukan dan kemudian dijamin pelaksanaannya dan sebagainya (Winkel, 2014:

254). Sekolah dan guru perlu mengusahakan suasana belajar yang nyaman dan

kondusif bagi siswa. Suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif dapat

membangun semangat siswa dalam proses pembelajaran.

2. Harapan Siswa

a. Pengertian Harapan

Harapan atau hope merupakan variabel yang bisa dikaji melalui ilmu

psikologi. Snyder, Lopez dan Pedrotti (2011: 185) mendefinisikan teori harapan

sebagai berikut “We define hope as goal-directed thinking in which the person

utilizes pathways thinking (the perceived capacity to find routes to desired goals)

and agency thinking (the requisite motivations to use those routes). Mereka

mendefinisikan harapan sebagai pemikiran yang diarahkan pada suatu tujuan

(goal) di mana seseorang menggunakan jalur pemikiran (pathways thinking) agar

tujuannya mampu tercapai dengan motivasi (agency thinking) untuk memulai

usaha dalam mencapai tujuan tersebut.

Averill dan kawan-kawan mendeskripsikan harapan sebagai emosi yang

diarahkan oleh kognisi dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Stotland dan

Gottschalk mendeskripsikan harapan sebagai keinginan untuk mencapai tujuan (J.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

31

Lopez, 2009: 487). Menurut Snyder dalam Carr (2004: 90), harapan adalah

kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan

walaupun terdapat rintangan dan menjadikan motivasi sebagai cara untuk

mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pemaparan dari para ahli yang ada, penulis

menyimpulkan bahwa harapan merupakan keinginan untuk mencapai tujuan yang

akan terjadi di masa depan dengan menggunakan strategi dan motivasi untuk

mencapai tujuan tersebut.

b. Komponen Harapan

Snyder dalam Universitas Psikologi mengidentifikasikan beberapa

komponen harapan (https://www.universitaspsikologi.com/2019/05/pengertian-

dan-karakteristik-harapan-hope.html), komponen tersebut adalah:

1) Goal Thinking (Tujuan)

Goal atau tujuan adalah sasaran tindakan mental dari keinginan

individu. Tujuan bisa saja kecil dan besar, serta dapat melibatkan objek yang

jauh secara sementara untuk mencapai masa depan. Tujuan juga sangat beragam

dilihat dari tingkat kemungkinan untuk mencapainya. Bahkan suatu tujuan yang

tampaknya tidak mungkin untuk dicapai pada waktunya akan dapat dicapai

dengan perencanan dan usaha yang lebih keras, serta tujuan hanya akan menyita

perhatian jika cukup penting dan bernilai bagi individu.

2) Pathway Thinking (Konsep/Pemikiran)

Tujuan tidak hanya tertuju pada konsep dalam pemikiran kita, kita juga

butuh cara untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, inilah Pathway berfungsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

32

Pathway mencerminkan pandangan yang kita dapat untuk menemukan satu atau

beberapa cara utama untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, selanjutnya ketika

kita menghadapi rintangan yang menghalangi tujuan, kita harus berfikir untuk

mencari alternatif dalam meraih tujuan tersebut. Pathway melibatkan waktu untuk

mencapai tujuan, dihalangi dan harus menemukan cara baru untuk mencapainya.

3) Agency Thinking (Perantara/Kemampuan)

Komponen terakhir dari harapan adalah perantara atau kemampuan untuk

memotivasi diri kita untuk menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan,

dalam hal ini kita menggunakan agency untuk mencapai kesuksesan tujuan kita,

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bagaimana kita menghadapi rintangan

dan memotivasi diri akan menjadi sia-sia ketika digunakan dengan cara yang

terbatas, demikian jika kita salurkan motivasi kita dengan cara yang baru untuk

mencapai tujuan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan komponen hope terdiri

dari tiga macam, diantaranya adalah goal thinking, pathway thinking, dan agency

thinking.

c. Siswa

Siswa yang dibahas dalam penelitian ini adalah siswa beragama Katolik

dan menempuh pendidikan di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta, baik sekolah

negeri maupun swasta Katolik. Siswa yang menjadi responden dalam penelitian

ini adalah siswa kelas besar yaitu kelas 4, 5 dan 6 yang tergolong anak-anak dan

awal remaja (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 4). Siswa dalam

kurikulum 2013 berstatus sebagai subjek didik karena ia pribadi yang otonom,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

33

yang ingin diakui keberadaannya, yang ingin mengembangkan diri secara terus

menerus guna memecahkan masalah dalam kehidupan. Siswa sebagai subjek

berarti siswa menjadi fokus utama dalam pembelajaran. Aspek yang ada pada diri

siswa khususnya harapan siswa, perlu mendapat perhatian khusus dari guru

sehingga dapat membantu dalam perencanaan, proses maupun tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan mengenai harapan dan siswa, penulis

menyimpulkan bahwa harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti adalah keinginan siswa yang dikehendaki terjadi di masa depan

terkait dengan komunikasi iman dalam pembelajaran di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

34

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang ditemukan oleh peneliti berjudul:

Persepsi Siswa terhadap Praksis Pendidikan Agama Katolik

di SMP se-Daerah Istimewa Yogyakarta

Penelitian ini dilakukan oleh Angela Merici Angrieny alumni Prodi

PENIDKKAT-USD pada tahun 2019. Penelitian ini berusaha menampilkan data

persepsi siswa terhadap praksis Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Jenis

penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan desain ex post

facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP se-DIY. Teknik

sampling yang digunakan ialah purposive dan aksidental, didapatkan sampel

sejumlah 158. Hasil uji validitas instrumen menyatakan bahwa 2 dari 42 soal tidak

valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,915 yang

berarti sangat baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai mean

persepsi siswa terhadap praksis PAK di SMP se-DIY sebesar 137,83 dari rentang

skor 42 sampai 168. Hasil ini mengungkapkan bahwa rata-rata siswa memiliki

persepsi yang sangat baik terhadap praksis PAK di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kuantitatif

deskriptif. Dalam penelitian ini, jenisnya disebut kuantitatif karena data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode penelitian

kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif. Kemudian data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dan

dideskripsikan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian survei. Menggunakan desain penelitian survei karena pengumpulan

data dari sejumlah unit atau individu yang jumlahnya cukup besar. Dalam

penelitian ini, survei yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui

harapan siswa dan implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti di SD Negeri maupun Swasta Katolik se-Daerah

Istimewa Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di SD baik negeri maupun swasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

36

Katolik yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Waktu : Maret-April 2020

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa beragama Katolik yang

bersekolah di SD negeri maupun swasta se-Daerah Istimewa Yogyakarta yang

terbagi menjadi 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Kulon Progo,

Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota

Yogyakarta.

Pada mulanya populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD se-

Kabupaten Sleman. Namun, akibat pandemi covid 19, peneliti kesulitan untuk

mencari data secara langsung ke sekolah dikarenakan siswa diliburkan. Kemudian

peneliti mencari alternatif dengan mengubah populasi dari siswa SD se-

Kabupaten Sleman menjadi siswa SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal

tersebut berdasarkan persetujuan dosen pembimbing skripsi dan sesuai dengan

pedoman ataupun petunjuk FKIP-USD mengenai proses pengumpulan data

selama masa pandemi.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling dan insidental sampling. Dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling karena sampel penelitian telah ditentukan

kriterianya yaitu hanya SD kelas besar kelas 4, 5 dan 6. Pada mulanya peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

37

menyebarkan kuesioner dengan datang langsung ke sekolah-sekolah

menggunakan teknik purposive sampling. Penulis menyebarkan kuesioner kepada

siswa kelas 4, 5 dan 6 di tiap sekolah secara acak dengan memperhatikan

stratanya.

Kemudian karena pandemi covid 19 penulis kesulitan untuk menyebar

kuesioner dan mencari data secara langsung ke sekolah. Maka penulis beserta

dosen pembimbing skripsi mencari alternatif penyelesaian yang sesuai dengan

pedoman FKIP-USD. Oleh sebab itu penulis memutuskan untuk menyebarkan

kuesioner menggunakan google form yang disebarkan secara acak menggunakan

WhatsApp kepada siswa SD se-DIY melalui kepala sekolah, guru agama, orang

tua atau secara langsung kepada siswa.

Ketika menyebarkan kuesioner dalam bentuk google form, peneliti

menggunakan teknik insidental sampling. Responden yang mengisi menggunakan

google form adalah responden yang kebetulan mendapatkan pesan link kuesioner

dari peneliti secara langsung maupun dari kepala sekolah, guru agama atau orang

tua. Responden yang mengisi kuesioner dan dianggap sesuai sebagai sumber data

yaitu kelas 4, 5 dan 6 SD beragama Katolik dan bersekolah di SD se-Daerah

Istimewa Yogyakarta maka dapat dijadikan sebagai sampel penelitian.

Tabel 1. Hasil sampling per kabupaten/kota

No. Kota/Kabupeten Jumlah Responden

1. Yogyakarta 22

2. Sleman 51

3. Bantul 1

4. Kulon Progo 10

5. Gunung Kidul 2

Total 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

38

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian yang berjudul “Harapan Siswa dan Implikasinya bagi

Pilihan Media Pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di

SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta”, terdiri dari variabel tunggal, yakni harapan

siswa dan implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti.

2. Definisi Konseptual

Harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

adalah keinginan siswa yang dikehendaki terjadi di masa depan terkait dengan

komunikasi iman dalam pembelajaran di sekolah.

3. Definisi Operasional

Harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

adalah kebutuhan siswa dalam upaya mencapai hal yang dikehendaki terjadi di

masa depan dalam aspek yang terkait dengan tujuan, materi, metode, media, guru,

sarana prasarana, dan suasana pembelajaran dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran kuesioner dengan datang langsung ke sekolah-sekolah maupun

menggunakan google form yang disebarkan secara acak menggunakan WhatsApp

kepada siswa SD se-DIY melalui kepala sekolah, guru agama, orang tua dan

secara langsung kepada siswa. Bentuk kuesioner yang disebarkan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

39

kuesioner semi tertutup, dilengkapi dengan alternatif poin-poin jawaban serta

disediakan poin dengan jawaban terbuka dari responden.

Setelah menyebarkan kuesioner, data yang diperoleh divalidasi melalui

wawancara dengan menggunakan teknik stratified quota random sampling kepada

9 responden. Melalui wawancara diharapkan dapat mendorong siswa untuk berani

berbicara spontan dan terbuka sehingga informasi yang didapat lebih terperinci

mengenai harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik. Berikut merupakan

kode responden dalam wawancara:

Tabel 2. Responden Wawancara

No. Narasumber Waktu Wawancara

1, R1 16 April 2020

2. R2 29 April 2020

3. R3 30 April 2020

4. R4 1 Mei 2020

5. R5 1 Mei 2020

6. R6 1 Mei 2020

7. R7 4 Mei 2020

8. R8 4 Mei 2020

9. R9 5 Mei 2020

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan

jawaban alternatif berupa poin-poin frekuentif dan jawaban terbuka dari

responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

40

6. Pengembangan Instrumen

a. Kisi-kisi

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Aspek Indikator No.

Item

Harapan Siswa

dan

Implikasinya

bagi Pilihan

Media

Pembelajaran

pada

Pendidikan

Agama Katolik

dan Budi

Pekerti

Tujuan Memperluas pengetahuan siswa 1

Membuat siswa semakin percaya kepada

Yesus

Membuat siswa memiliki sikap beriman

sehingga dapat menghadapi permasalahan

Materi Film 2

Cerita

Uraian

Pengalaman

Metode Berpusat pada guru: ceramah, tanya jawab,

demonstrasi

3

Berpusat pada siswa: menonton film,

bermain, diskusi, bercerita, drama, tugas,

presentasi

Media Media 3 dimensi: patung, wayang, rosario,

dll

4

Media proyeksi: film, slide, video,

proyektor, dll

Media cetak: buku, Kitab Suci, komik,

majalah, koran, dll

Media visual: gambar, foto, poster, bagan,

sketsa, grafik, dll

Guru Kompetensi sosial: Mampu menjadi teman

dan mengenal setiap muridnya

5

Kompetensi profesional: Menguasai dan

mengembangkan materi pembelajaran

secara kreatif

Kompetensi kepribadian: Mencerminkan

kepribadian yang ramah, disiplin, beriman,

bertanggung jawab, dan dewasa

Kompetensi pedagogik: Mampu memahami

dan mengembangkan potensi yang dimiliki

siswa serta mampu merancang dan

melaksanakan pembelajaran

Sarana

prasarana

Sarana: LCD, proyektor, komputer, Kitab

Suci, buku, dll

6

Prasarana: ruang kelas khusus PAK,

perpustakaan, papan tulis, meja, kursi, dll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

41

Suasana

pembelajaran

Suasana pembelajaran rileks 7

Suasana pembelajaran aktif terarah

Suasana pembelajaran menyenangkan

Jumlah soal 7

b. Uji Coba Instrumen

Penelitian ini menggunakan uji coba keterbacaan. Penulis meminta

perwakilan 1 hingga 3 siswa dari beberapa sekolah tempat penelitian untuk

membaca dan memberikan tanggapan terhadap setiap pernyataan dalam

kuesioner. Setelah berdiskusi dengan siswa, hasil uji keterbacaan kuesioner

tersebut ditemukan bahwa siswa masih belum terlalu memahami petunjuk

pengisian kuesioner dan terdapat beberapa kata yang dirasa asing bagi siswa

Sekolah Dasar. Maka penulis memperbaiki petunjuk pengisian kuesioner dan

menyederhanakan beberapa kata yang sulit dipahami oleh siswa Sekolah Dasar

tanpa mengubah maksud dan esensi pernyataan kuesioner.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskripsi frekuentif. Data

deskripsi frekuentif berisi tentang jumlah dan persentase data yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 86 orang, merupakan siswa

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang bersekolah di SD se-Daerah

Istimewa Yogyakarta. Berikut ini merupakan rincian siswa yang menjadi

responden di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta:

Tabel 4. Data responden berdasarkan tingkatan kelas

No. Kelas (SD) Jumlah siswa Persentase

1. IV 34 39,53%

2. V 28 32,56%

3. VI 24 27,91%

Total 86 100%

Berdasarkan tabel di atas, responden dalam penelitian ini adalah siswa

kelas IV, V dan VI SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah responden kelas

IV yang mengisi kuesioner adalah 34 siswa, kelas V 28 siswa, dan kelas VI 24

siswa. Responden terbanyak adalah kelas IV 33 siswa dengan persentase 39,53%

> kelas V 28 siswa dengan persentase 32,56% > kelas VI 24 siswa dengan

persentase 27,91%.

Tabel 5. Data responden berdasarkan tempat sekolah

No. Tempat Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Persentase

1. Kota Yogyakarta 9 22 25,58%

2. Kabupaten Sleman 12 51 59,30%

3. Kabupaten Kulon Progo 3 10 11,63%

4. Kabupaten Bantul 1 1 1,16%

5. Kabupaten Gunung Kidul 2 2 2,33%

Total 27 86 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

43

Berdasarkan tabel di atas, responden yang mengisi kuesioner berasal dari

sekolah yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Meliputi 9 sekolah

dengan 22 siswa dari Kota Yogyakarta persentase 25,58%, 12 sekolah dengan 51

siswa dari Kabupaten Sleman persentase 59,3%, 3 sekolah dengan 10 siswa dari

Kabupaten Kulon Progo persentase 11,63%, 1 sekolah dengan 1 siswa dari

Kabupaten Bantul persentase 1,16%, dan 2 sekolah dengan 2 siswa dari

Kabupaten Gunung Kidul persentase 2,33%. Maka jumlah sekolah dalam

penelitian ini terdapat 27 sekolah baik negeri maupun swasta. Sedangkan jumlah

masing-masing sekolah negeri dan swasta akan ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Data responden berdasarkan sekolah negeri dan swasta

No. Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Siswa Persentase

1. Negeri 8 9 10,47%

2. Swasta 19 77 89,53%

Total 27 86 100%

Responden dan data penelitian diambil dari sekolah negeri dan swasta

Katolik yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan tabel di

atas, responden dari sekolah swasta Katolik lebih banyak dibandingkan dengan

sekolah negeri. Swasta Katolik berjumlah 19 sekolah dengan jumlah 77 siswa

persentase 89,53% sedangkan negeri berjumlah 8 sekolah dengan jumlah 9 siswa

persentase 10,47%.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harapan siswa dan implikasinya

bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

44

adalah 86 siswa SD baik negeri maupun swasta Katolik yang ada di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini terdapat beberapa aspek

harapan siswa terhadap Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yaitu tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,

guru, sarana prasarana dan suasana pembelajaran. Masing-masing aspek akan

dianalisis menggunakan analisis data deskripsi frekuentif dan divalidasi dengan

wawancara. Hasil analisis dan wawancara setiap aspek dipaparkan dengan hasil

sebagai berikut:

1. Deskripsi Aspek Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Tabel 7. Prioritas harapan siswa terhadap tujuan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II (%) III (%) IV (%)

1. Memperluas pengetahuan

siswa

14

(16,3%)

25

(29%)

46

(53,5%)

1

(1,2%)

86

(100%)

2. Membuat siswa semakin

percaya kepada Yesus

60

(69,8%)

21

(24,4%)

5

(5,8%)

0

(0%)

86

(100%)

3. Membuat siswa memiliki

sikap beriman sehingga dapat

menghadapi permasalahan

13

(15,2%)

39

(45,3%)

34

(39,5%)

0

(0%)

86

(100%)

4. Jawaban bebas dari

responden

0 (0%)

1 (33,3%)

0 (0%)

2 (66,7%)

3 (100%)

Diagram 1. Prioritas harapan siswa terhadap tujuan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV

Prioritas

Memperluas pengetahuan siswa

Membuat siswa semakin percaya

kepada Yesus

Membuat siswa memiliki sikap

beriman sehingga dapat menghadapi

permasalahan

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

45

Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas, terlihat bahwa harapan

siswa terhadap tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

yang menjadi skala prioritas I adalah membuat siswa semakin percaya kepada

Yesus, jumlah responden yang memilih yaitu 60 siswa dengan persentase 69,8%

dari 86 responden. Skala prioritas II adalah membuat siswa memiliki sikap

beriman sehingga dapat menghadapi permasalahan, jumlah responden yang

memilih yaitu 39 siswa dengan persentase 45,3% dari 86 responden. Skala

prioritas III adalah memperluas pengetahuan siswa, jumlah responden yang

memilih yaitu 46 siswa dengan persentase 53,5% dari 86 responden. Kemudian

terdapat 3 jawaban bebas dari responden dengan skala prioritas II 1 jawaban dan

skala prioritas IV 2 jawaban. Skala prioritas II yang merupakan jawaban bebas

dari responden yaitu membuat siswa sabar. Skala prioritas IV yang merupakan

jawaban bebas dari responden yaitu membuat siswa dapat menghargai perbedaan

antara laki-laki dan perempuan serta membuat siswa belajar dengan giat.

b. Hasil Wawancara Aspek Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara, 8 dari 9 responden mengatakan bahwa

harapannya terhadap tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti adalah untuk semakin dekat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Menurut

R1 (16 April 2020), harapannya terhadap tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti adalah ingin lebih mengenal Yesus dan dapat semakin

merasakan adanya Yesus di dalam kehidupan sehari-hari. R2 (29 April 2020)

mengatakan bahwa harapannya terhadap tujuan PAK dan BP yang paling penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

46

adalah semakin percaya kepada Yesus, tidak terlalu pintar tidak apa-apa yang

penting percaya kepada Yesus.

Kemudian R3, R4, dan R9 memiliki harapan untuk semakin dekat dan

percaya kepada Tuhan Yesus karena iman mereka. Harapannya terhadap tujuan

PAK dan BP untuk lebih percaya kepada Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus

merupakan bagian dari imanku (R3. 30 April 2020). Harapannya untuk lebih

mengenal Tuhan dan lebih memperkuat iman (R4. 1 Mei 2020). Harapannya

terhadap tujuan pembelajaran PAK dan BP adalah semakin mendekatkan kepada

Tuhan Yesus karena R9 ingin semakin mendalami imannya (R9. 5 Mei 2020).

R5 dan R7 memiliki harapan terhadap tujuan PAK dan BP untuk semakin

mengenal dan dekat dengan Yesus melalui agama. Ketika belajar Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti R5 ingin lebih mengetahui tentang agama

Katolik supaya lebih dekat dengan Tuhan Yesus (R5. 1 Mei 2020). Sedangkan R7

(4 Mei 2020) supaya lebih mengenal tentang kisah Yesus dan para nabi melalui

agama Katolik.

Harapan saya terhadap tujuan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti itu bisa

menjadikan pribadi yang dekat dan percaya akan Tuhan (R6. 1 Mei 2020).

Sedangkan R8 memiliki harapan yang berbeda dibandingkan responden lainnya,

harapannya yaitu dapat memahami cerita asal-usul agama Katolik karena teman-

temannya yang non Katolik sering bertanya kepadanya mengenai agama Katolik

(R8. 4 Mei 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

47

2. Deskripsi Aspek Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Tabel 8. Prioritas harapan siswa terhadap materi

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan

Jawaban

Prioritas Total

I (%) II (%) III (%) IV (%) V (%)

1. Film 48 (55,8%)

17 (19,8%)

11 (12,8%)

10 (11,6%)

0 (0%)

86 (100%)

2. Cerita 14

(16,3%)

40

(46,5%)

28

(32,5%)

4

(4,7%)

0

(0%)

86

(100%)

3. Uraian 9 (10,5%)

7 (8,1%)

6 (7%)

62 (72,1%)

2 (2,3%)

86 (100%)

4. Pengalaman 17

(19,8%)

22

(25,6%)

38

(44,2%)

9

(10,5%)

0

(0%)

86

(100%)

5. Jawaban bebas

dari responden

0 (0%)

0 (0%)

2 (66,7%)

0 (0%)

1 (33,3%)

3 (100%)

Diagram 2. Prioritas harapan siswa terhadap materi

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa terhadap

materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang menjadi

skala prioritas I adalah materi film, jumlah responden yang terbanyak memilih

yaitu 48 siswa dengan persentase 55,8% dari 86 responden. Skala prioritas II

adalah materi cerita, jumlah responden yang memilih yaitu 40 siswa dengan

persentase 46,5% dari 86 responden. Skala prioritas III adalah materi pengalaman,

jumlah responden yang memilih adalah 38 siswa dengan persentase 44,2% dari 86

responden. Skala prioritas IV adalah materi uraian, jumlah responden yang

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV V

Prioritas

Film

Cerita

Uraian

Pengalaman

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

48

memilih yaitu 62 siswa dengan persentase 72,1% dari 86 responden. Kemudian

terdapat 3 jawaban bebas dari responden dengan skala prioritas III dan V. Skala

prioritas III dan V sama yaitu tentang bacaan.

b. Hasil Wawancara Aspek Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 responden, terdapat 2 responden

yaitu R1 dan R9 yang memilih materi tentang film. Dalam wawancara, R1

mengatakan bahwa harapannya terhadap materi PAK dan BP sebagai berikut:

Materinya harus yang mudah dipahami, mudah dipraktikkan dan tidak

membuat bosan. Contohnya memahami Kitab Suci dengan cerita yg

menarik, terus menceritakan kisah Yesus berbentuk sebuah film atau

animasi. Dengan cerita Kitab Suci yang yang berbentuk film atau animasi

isinya jadi lebih mudah dipahami dan diingat (R1. 16 April 2020).

R9 (5 Mei 2020) hanya memilih materi tentang film karena mudah

dimengerti dan membuat tidak malas belajar.

R3 dan R8 memilih materi tentang film dan cerita. Harapan R3 terhadap

materi pembelajaran PAK dan BP selain film dan cerita terdapat materi tentang

pendalaman Kitab Suci, dalam wawancara R3 mengatakan sebagai berikut:

Lebih suka materi tentang film dan cerita. Suka film karena lebih menarik

dan ada gambarnya juga. Kalau cerita karena dari kecil sudah sering

diceritakan atau didongengkan dari mama sebelum tidur jadi sudah

terbiasa. Selain film dan cerita, harapannya materi tentang pendalaman

Kitab Suci karena di rumah aku jarang baca Kitab Suci kalau tidak disuruh

mama (R3. 30 April 2020).

R8 (4 Mei 2020) mengatakan bahwa harapannya terhadap materi

pembelajaran PAK dan BP dijelaskan dengan pengajaran yang sebaik-baiknya.

Seperti cerita dari Kitab Suci dan film. Karena cerita bisa dijelaskan dan tidak

mudah bosan. Sedangkan film lebih jelas sehingga materi mudah dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

49

R2, R4, dan R5 memilih materi tentang pengalaman. R2 lebih suka materi

tentang pengalaman karena lebih mendalami (R2. 29 April 2020). Harapan R4

terhadap materi pembelajaran PAK dan BP adalah mudah dipahami dan mudah

dimengerti. Seperti materi tentang pengalaman karena kalau pengalaman kita

sendiri sudah pernah merasakan, tidak seperti cerita atau film, kita belum pernah

mengalami sendiri (R4. 1 Mei 2020). R5 (1 Mei 2020) lebih suka materi tentang

pengalaman karena materinya bisa diterapkan di dalam kegiatan atau aktifitas

sehari-hari.

R6 memilih materi tentang film, cerita dan pengalaman, dalam wawancara

R6 menjelaskan bahwa:

Harapan terhadap materi pembelajaran PAK dan BP itu dapat memberikan

hal-hal yang positif bagi kehidupan sehari-hari dengan cerita dan

pengalaman. Hal positif seperti berteman tidak dengan membeda-bedakan

agama, menghormati teman yang menganut agama lain. Dari cerita dan

pengalaman itu dapat berbagi dan bertukar cerita dengan teman-teman dan

guru. Saya sebenernya juga suka materi dari film. Materi film itu dapat

menambah wawasan dan juga lebih cepat menangkap materi yang sedang

dijelaskan (R6. 1 Mei 2020).

R7 (4 Mei 2020) hanya memilih materi tentang cerita karena cerita dapat

dibaca secara berulang-ulang, lalu harapannya ceritanya singkat dan bagus supaya

tidak membosankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

50

3. Deskripsi Aspek Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Tabel 9. Prioritas harapan siswa terhadap metode

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II (%) III (%)

1. Berpusat pada guru: ceramah,

tanya jawab, demonstrasi

16 (18,6%)

70 (81,4%)

0 (0%)

86 (100%)

2. Berpusat pada siswa: menonton

film, bermain, diskusi, bercerita,

drama, penugasan, presentasi

70 (81,4%)

16 (18,6%)

0 (0%)

86 (100%)

3. Jawaban bebas dari responden 0

(0%)

0

(0%)

1

(100%)

1

(100%)

Diagram 3. Prioritas harapan siswa terhadap metode

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa

terhadap metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang

menjadi skala prioritas I adalah berpusat pada siswa, jumlah responden yang

terbanyak memilih yaitu 70 siswa dengan persentase 81,4% dari 86 responden.

Skala prioritas II adalah berpusat pada guru, jumlah responden yang memilih

sama yaitu 70 siswa dengan persentase 81,4% dari 86 responden. Kemudian

terdapat 1 jawaban bebas dari responden dengan skala prioritas III yaitu belajar

kelompok.

0

20

40

60

80

I II III

Prioritas

Berpusat pada guru: ceramah,

tanya jawab, demonstrasi

Berpusat pada siswa: menonton

film, bermain, diskusi, bercerita,

drama, penugasan, presentasi

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

51

b. Hasil Wawancara Aspek Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 responden, hampir seluruhnya

mengharapkan metode pembelajaran PAK dan BP berpusat kepada siswa seperti

bermain, menonton film, belajar kelompok, dan sebagainya. Kemudian hanya

terdapat 1 responden yang mengharapkan metode pembelajaran PAK dan BP

berpusat kepada guru yaitu R7. Ketika diwawancara, R1 (16 April 2020)

mengatakan bahwa harapannya terhadap metode pembelajaran PAK dan BP

adalah dengan memutarkan film, bermain atau bernyanyi yang dapat membuat

anak-anak bergembira supaya murid tidak mudah bosan ketika pembelajaran.

Harapan R2 (29 April 2002) terhadap metode pembelajaran PAK dan BP

lebih menarik, seperti kuis atau bercerita karena lebih seru dan materi pelajaran

lebih mudah dipahami. R3 (30 April 2020) mengharapkan metode pembelajaran

PAK dan BP dengan menonton film karena lebih menarik, dalam film terdapat

gambar dan suara. R4 mengharapkan metode pembelajaran PAK dan BP bermain

dan memeragakan. Menurut R4 (1 Mei 2020) dengan memeragakan sesuatu,

murid akan lebih mudah memahami pelajaran, ketika menggunakan metode

bermain pun R1 ingin murid diajak untuk memeragakan suatu materi.

Banyak siswa yang mengharapkan metode pembelajaran PAK dan BP

berpusat pada siswa yaitu bermain. Salah satu responden yang mengharapkan

metode bermain adalah R5. Tidak hanya bermain, R5 juga memilih metode

belajar kelompok sebagai harapannya. R5 (1 Mei 2020) mengatakan bahwa

bermain itu seru, sedangkan belajar kelompok dapat bertukar pikiran dengan

teman yang lain ketika ada teman yang belum paham akan suatu materi. Ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

52

wawancara, R6 mengatakan bahwa harapannya terhadap metode pembelajaran

PAK dan BP:

lebih menyenangkan dan santai seperti tanya jawab, diskusi, bermain,

menonton film. Tanya jawab itu asik bisa bertukar pendapat juga dengan

guru dan teman lainnya. Diskusi itu bisa meningkatkan kegiatan bersama.

Bermain agar dapat belajar dan memahami materi lewat game yang

diberikan guru dan tidak membosankan. Kalau nonton film bisa lebih

memahami inti cerita dari materi itu (R6. 1 Mei 2020).

R8 (4 Mei 2020) mengatakan harapannya terhadap metode pembelajaran

PAK dan BP adalah bermain sambil tanya jawab, supaya pembelajaran yang

dialami seru. Kemudian, R9 harapannya terhadap metode PAK dan BP

menggunakan film karena dengan menonton film akan membuat semangat

belajar, selain itu menonton film asik dan tidak membosankan (R9. 5 Mei 2020).

Satu-satunya responden yang mengaharapkan metode pembelajaran PAK dan BP

berpusat pada guru berupa tanya jawab dan ceramah adalah R7 yang mengatakan

bahwa jika metode pembelajaran tanya jawab maka tidak akan mencatat,

kemudian jika metode pembelajaran ceramah dapat mengulur waktu supaya tidak

ada tugas (R7. 4 Mei 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

53

4. Deskripsi Aspek Media Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Media Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Tabel 10. Prioritas harapan siswa terhadap media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II (%) III (%) IV (%) V (%)

1. Media 3 dimensi:

patung, wayang,

rosario, dll

7

(8,2%)

32

(37,2%)

21

(24,4%)

26

(30,2%)

0

(0%)

86

(100%)

2. Media proyeksi: film,

slide, video,

proyektor, dll

47

(54,6%)

14

(16,3%)

13

(15,1%)

12

(14%)

0

(0%)

86

(100%)

3. Media cetak: buku,

Kitab Suci, komik,

majalah, koran, dll

28

(32,5%)

16

(18,6%)

12

(14%)

30

(34,9%)

0

(0%)

86

(100%)

4. Media visual: gambar,

foto, poster, bagan,

sketsa, grafik, dll

4 (4,6%)

24 (28%)

41 (47,7%)

17 (19,7%)

0 (0%)

86 (100%)

5. Jawaban bebas dari

responden

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

1

(100%)

1

(100%)

Diagram 4. Prioritas harapan siswa terhadap media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa

terhadap media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang

menjadi skala prioritas I adalah media proyeksi, jumlah responden yang terbanyak

memilih yaitu 47 siswa dengan persentase 54,6% dari 86 responden. Skala

0

10

20

30

40

50

I II III IV V

Prioritas

Media 3 dimensi: patung,

wayang, rosario, dll

Media proyeksi: film, slide,

video, proyektor, dll

Media cetak: buku, Kitab Suci,

komik, majalah, koran, dll

Media visual: gambar, foto,

poster, bagan, sketsa, grafik, dll

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

54

prioritas II adalah media 3 dimensi, jumlah responden yang memilih yaitu 32

siswa dengan persentase 37,2% dari 86 responden. Skala prioritas III adalah

media visual, jumlah responden yang memilih yaitu 41 siswa dengan persentase

47,7% dari 86 responden. Skala prioritas IV adalah media cetak, jumlah

responden yang memilih 30 siswa dengan persentase 34,9% dari 86 responden.

Kemudian terdapat 1 jawaban bebas dari responden dengan skala prioritas V yaitu

pemakaian media seperti hp.

b. Deskripsi Wawancara Aspek Media Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 responden, media yang menjadi

harapan terbanyak adalah media proyeksi untuk menonton film. Setelah itu media

3 dimensi, kemudian media cetak dan sama sekali tidak ada yang memilih media

visual. Responden yang memilih media proyeksi yaitu R1, R2, R3, R4, R7, dan

R8. R1 (16 April 2020) memilih media proyeksi yaitu LCD karena suka

menonton film. R2 harapannya terhadap media pembelajaran PAK dan BP

menggunakan media cetak dan proyeksi. Ketika wawancara R2 (29 April 2020)

mengatakan bahwa ingin menggunakan media berupa komik dan juga alat

pemutar film dalam pembelajaran PAK dan BP karena dalam komik terdapat

gambar jadi lebih seru, sedangkan film menarik, dapat bergerak, kemudian

terdapat audio jadi tidak perlu membaca.

R3 sama dengan R2 yang suka menonton film, R3 mengatakan harapannya

adalah media yang bisa untuk menonton film seperti proyektor film karena R3

tertarik belajar dengan menonton film. Kalau pakai proyektor kan enak nontonnya

layarnya besar dan jelas (R3. 30 April 2020). R4 juga mengharapkan hal serupa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

55

harapannya terhadap media pembelajaran PAK dan BP ditampilkan film, lalu

media untuk menonton film dipersiapkan terlebih dahulu (R4. 1 Mei 2020). R7

memiliki harapan terhadap media pembelajaran PAK dan BP yang tidak

membosankan dengan menggunakan proyektor film karena kita bisa melihat

dengan lebih jelas tentang materi yang disampaikan oleh guru (R7. 4 Mei 2020).

R8 memiliki harapan media pembelajaran PAK dan BP menggunakan LCD

supaya pembelajaran lebih seru sehingga dapat menonton film (R8. 4 Mei 2020).

Terdapat 2 responden yang memilih media pembelajaran PAK dan BP

berupa media 3 dimensi yaitu R5 dan R9. R5 lebih suka media 3 dimensi seperti

alat peraga karena dapat memeragakan materi yang sedang dipelajari sehingga

menurut R5 pembelajaran lebih seru dan mudah dipahami (R5 1 Mei 2020).

Kemudian R9 (5 Mei 2020) mengharapkan media wayang dan mainan anak yang

digunakan sebagai alat peraga sehingga merasa terhibur dan tidak bosan dalam

proses pembelajaran. R6 merupakan satu-satunya responden yang mengharapkan

media pembelajaran PAK dan BP menggunakan media cetak berupa Kitab Suci.

Harusnya siswa disuruh bawa Alkitab atau pinjam di perpustakaan dan membaca

Alkitab bersama secara bergantian tidak bergantung pada Layar LCD terus karena

melihat layar LCD terlalu lama membuat lelah dan pusing (R6. 1 Mei 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

56

5. Deskripsi Aspek Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Tabel 11. Prioritas harapan siswa terhadap guru

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II III IV V

1. Mampu menjadi teman

dan mengenal setiap

muridnya

14

(16,3%)

21

(24,4%)

23

(26,7%)

28

(32,6%)

0

(0%)

86

(100%)

2. Menguasai dan

mengembangkan materi

pelajaran secara kreatif

18

(20,9%)

10

(11,6%)

36

(41,9%)

22

(25,6%)

0

(0%)

86

(100%)

3. Ramah, disiplin,

beriman, berwibawa,

bertanggung jawab,

dewasa

40

(46,5%)

24

(28%)

12

(13,9%)

10

(11,6%)

0

(0%)

86

(100%)

4. Mampu memahami

siswa, mampu

mengembangkan potensi

yang siswa miliki,

mampu merancang dan

melaksanakan

pembelajaran

16 (18,6%)

31 (36%)

14 (16,3%)

25 (29,1%)

0 (0%)

86 (100%)

5. Jawaban bebas dari

responden

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

Diagram 5. Prioritas harapan siswa terhadap guru

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I (%) II III IV V

Prioritas

Mampu menjadi teman dan mengenal setiap

muridnya

Menguasai dan mengembangkan materi

pelajaran secara kreatif

Ramah, disiplin, beriman, berwibawa,

bertanggung jawab, dewasa

Mampu memahami siswa, mampu

mengembangkan potensi yang siswa miliki,

mampu merancang dan melaksanakan

pembelajaran

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

57

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa

terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang menjadi skala

prioritas I adalah guru memiliki kompetensi kepribadian seperti ramah, disiplin,

beriman, berwibawa, bertanggung jawab, dewasa, jumlah responden yang

terbanyak memilih yaitu 40 siswa dengan persentase 46,5% dari 86 responden.

Skala prioritas II adalah guru memiliki kompetensi pedagogik mampu memahami

siswa, mampu mengembangkan potensi yang siswa miliki, mampu merancang

dan melaksanakan pembelajaran, jumlah responden yang memilih yaitu 31 siswa

dengan persentase 36% dari 86 responden.

Skala prioritas III adalah kompetensi profesionalitas, guru menguasai dan

mengembangkan materi pelajaran secara kreatif, jumlah responden yang memilih

yaitu 36 siswa dengan persentase 41,9% dari 86 responden. Skala prioritas IV

adalah kompetensi sosial guru mampu menjadi teman dan mengenal setiap

muridnya, jumlah responden yang memilih yaitu 28 siswa dengan persentase

32,6% dari 86 responden. Kemudian tidak terdapat jawaban bebas dari responden.

b. Hasil Wawancara Aspek Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 responden, lebih banyak siswa

yang mengharapkan guru PAK dan BP memiliki kompetensi kepribadian, seperti

ramah, sabar, humoris, tidak mudah marah, supaya pembelajaran mudah dipahami

(R1. 16 April 2020). R2 menambahkan kompetensi kepribadian guru yaitu ceria

supaya dapat menjadi contoh untuk muridnya dan disukai banyak orang, menegur

ketika ada murid yang salah dan tidak memarahi, dan perhatian supaya murid

lebih dekat dan tidak takut dengan guru (R2. 29 April 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

58

R3 (30 April 2020) mengharapkan guru PAK dan BP mempunyai pribadi

yang suka bercanda, kreatif, pandai, dan tidak terburu-buru saat mengajar supaya

siswa lebih memahami pembelajaran. Sedangkan R4 mengharapkan guru

agamanya baik, ramah, dan penyabar, ketika murid belum paham dengan materi

guru mau menjelaskan kembali (R4. 1 Mei 2020). R5 (1 Mei 2020) mengharapkan

guru PAK dan BP memiliki kompetensi kepribadian yang ramah, kompetensi

sosial dengan mengenal semua murid, dan kompetensi pedagogik yaitu

mengetahui kemampuan tiap muridnya.

Harapan terhadap guru PAK dan BP menyenangkan, ramah, dan tegas

(R6. 1 Mei 2020). Sedangkan R7 memiliki harapan yang berbeda dengan

responden lain, R7 mengharapkan guru PAK dan BP mempunyai kompetensi

profesionalitas dengan mengatakan guru lebih kreatif dalam mengajar (R7. 4 Mei

2020). R8 memiliki harapan terhadap guru PAK dan BP memiliki kompetensi

kepribadian yang ramah dan kompetensi profesional guru yang kreatif (R8. 4 Mei

2020). Harapan R9 terhadap guru PAK dan BP itu ramah, agar murid saat belajar

tidak takut dengan guru dan lebih dekat dengan guru (R9. 5 Mei 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

59

6. Deskripsi Aspek Sarana Prasarana Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Sarana Prasarana Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Tabel 12. Prioritas harapan siswa terhadap sarana prasarana

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II III

1. Sarana: LCD, proyektor, komputer, Kitab

Suci, buku, dll

55

(64%)

31

(36%)

0

(0%)

86

(100%)

2. Prasarana: ruang kelas khusus Pendidikan

Agama Katolik, perpustakaan, papan tulis,

meja, kursi, dll

29

(33,7%)

54

(62,8%)

3

(3,5%)

86

(100%)

3. Jawaban bebas dari responden 2

(50%)

1

(25%)

1

(25%)

4

(100%)

Diagram 6. Prioritas harapan siswa terhadap sarana prasarana

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa

terhadap sarana prasarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti yang menjadi skala prioritas I adalah sarana seperti LCD, proyektor,

komputer, Kitab Suci, buku, dll, jumlah responden yang terbanyak memilih yaitu

55 siswa dengan persentase 64% dari 86 responden. Skala prioritas II adalah

prasarana seperti ruang kelas khusus Pendidikan Agama Katolik, perpustakaan,

papan tulis, meja, kursi, dll, jumlah responden yang memilih yaitu 54 siswa

dengan persentase 62,8% dari 86 responden. kemudian terdapat 4 jawaban bebas

0

10

20

30

40

50

60

I II III

Prioritas

Sarana: LCD, proyektor,

komputer, Kitab Suci, buku,

dll

Prasarana: ruang kelas khusus

Pendidikan Agama Katolik,

perpustakaan, papan tulis,

meja, kursi, dll

Jawaban bebas dari responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

60

dari responden dengan pilihan I laptop, hp, internet, pilihan II laptop, hp serta

pilihan III ruangan yang kosong dan tenang.

b. Hasil Wawancara Aspek Sarana Prasarana Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti

Berdasarkan hasil wawancara dengan 9 responden, seluruh responden

lebih mengharapkan sarana seperti LCD, proyektor, buku, komputer dan Kitab

Suci. Ketika diwawancara, R1 mengatakan bahwa harapannya ketika guru sedang

mengajar menggunakan sarana seperti LCD, salah satunya supaya menunjang

ketika menonton film (R1. 16 April 2020). R2 memiliki harapan supaya buku

tentang PAK dan BP lebih dilengkapi serta mengganti buku dengan komputer

supaya tidak boros kertas dan tidak menebang pohon lagi, komputer juga lebih

kekinian (R2. 29 April 2020). R3 harapannya ada proyektor untuk menonton film

serta tempat pembelajaran PAK dan BP bersih (R3. 30 April 2020).

Menurut R4 (1 Mei 2020) sarana prasarana pembelajaran PAK dan BP

memudahkan murid-murid untuk belajar agama, ketika ditampilkan film alat

pemutar filmnya harus ada. R5 paling mengharapkan sarana seperti komputer,

proyektor dan buku pelajaran tentang PAK dan BP karena suka membaca (R5. 1

Mei 2020). Sedangkan R6 lebih mengharapkan sarana Kitab Suci karena tidak

pernah membaca langsung dari Kitab Suci ketika pembelajaran PAK dan BP,

melainkan melalui layar LCD (R6. 1 Mei 2020). R7 juga mengharapkan sarana

yang sama dengan R6 yaitu Kitab Suci karena kadang lupa membawa Kitab Suci

sehingga belajar tidak maksimal (R7. 4 Mei 2020). R8 mengatakan harapannya

lebih ke sarana seperti buku karena buku bisa untuk menulis dan menggambar

(R8. 4 Mei 2020). R9 harapannya menggunakan sarana seperti LCD untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

61

menonton film sehingga pembelajaran PAK dan BP akan semakin seru dan

mengasikkan (R9. 5 Mei 2020).

7. Deskripsi Aspek Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti

a. Deskripsi Frekuentif Aspek Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Tabel 13. Prioritas harapan siswa terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

No. Pilihan Jawaban Prioritas Total

I (%) II (%) III (%) IV (%)

1. Suasana pembelajaran

rileks

16

(18,6%)

51

(59,3%)

19

(22,1%)

0

(0%)

86

(100%)

2. Suasana pembelajaran

aktif terarah

5

(5,8%)

15

(17,4%)

62

(72,1%)

4

(4,7%)

86

(100%)

3. Suasana pembelajaran

menyenangkan

62

(72,1%)

21

(24,4%)

3

(3,5%)

0

(0%)

86

(100%)

4. Jawaban bebas dari

responden

2

(40%)

0

(0%)

2

(40%)

1

(20%)

5

(100%)

Diagram 7. Prioritas harapan siswa terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan tabel dan diagram di atas, terlihat bahwa harapan siswa

terhadap suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang

menjadi skala prioritas I adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan,

jumlah responden yang terbanyak memilih yaitu 62 siswa dengan persentase

72,1% dari 86 responden. Skala prioritas II adalah suasana pembelajaran yang

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV

Prioritas

Suasana pembelajaran

rileks

Suasana pembelajaran

aktif terarah

Suasana pembelajaran

menyenangkan

Jawaban bebas dari

responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

62

rileks, jumlah responden yang memilih yaitu 51 siswa dengan persentase 59,3%

dari 86 responden. Skala prioritas III adalah suasana pembelajaran yang aktif

terarah, jumlah responden yang memilih yaitu 62 siswa dengan persentase 72,1%

dari 86 responden. Kemudian terdapat 5 jawaban bebas dari responden, pilihan I

suasana pembelajaran tenang dan sunyi, pilihan III pilihan suasana pembelajaran

tenang, IV suasana pembelajaran tegas.

b. Hasil Wawancara Aspek Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan wawancara dengan 9 responden, 7 responden mengharapkan

suasana pembelajaran PAK dan BP yang menyenangkan, sedangkan 2 lainnya

mengharapkan suasana pembelajaran yang tenang. 7 responden yang mempunyai

harapan suasana pembelajaran PAK dan BP menyenangkan adalah R1, R2, R4,

R5, R7, R8 dan R9. Sedangkan responden yang mengharapkan suasana

pembelajaran tenang adalah R3 dan R6.

Dalam wawancara, R1 mengatakan bahwa suasana pembelajaran PAK dan

BP harus senang dan santai, ketika murid dan guru senang, pelajaran akan lebih

mudah dipahami (R1. 16 April 2020). R2 juga mengatakan hal yang sama dengan

R1, mengharapkan suasana pembelajaran PAK dan BP yang menyenangkan,

santai dan tenang yang membuat lebih fokus sehingga pelajaran mudah dipahami

(R2. 29 April 2020). Menurut R4 (1 Mei 2020) suasana pembelajaran PAK dan

BP yang menyenangkan dapat membuat lebih bersemangat, tidak mudah bosan

dan tidak mudah lelah.

R5 mengharapkan suasana pembelajaran PAK dan BP yang

menyenangkan dengan mengajak siswa bermain, menurut R5 hal tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

63

membuat pelajaran lebih mudah dipahami (R5. 1 Mei 2020). R7 menginginkan

suasana pembelajaran yang tidak membosankan, berjalan dengan baik, dan

menyenagkan seperti tanya jawab sebelum proses pembelajaran usai (R7. 4 Mei

2020). R8 menginginkan suasana pembelajaran nyaman dan menyenangkan,

sehingga proses pembelajaran berjalan dengan seru (R8. 4 Mei 2020). R9

mengharapkan suasana pembelajaran menyenangkan yang membuat siswa

bersemangat untuk belajar (R9. 5 Mei 2020).

Responden yang memilih suasana pembelajaran PAK dan BP tenang

adalah R3 yang berharap suasana tenang karena bisa lebih fokus terhadap

pelajaran (30 April 2020). Kemudian R6 mengatakan supaya kelas PAK dan BP

lebih tenang dan tidak berisik serta tidak ada yang sibuk dengan urusan masing-

masing biar tidak mengganggu pelajaran yang berlangsung (R6. 1 Mei 2020).

8. Rangkuman Keseluruhan Harapan Siswa terhadap Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian di atas yang terdiri dari tujuh aspek

dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, secara keseluruhan harapan

siswa dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Rangkuman hasil deskripsi frekuentif dan wawancara

No. Aspek Harapan Siswa Jumlah

Siswa (%)

1. Harapan siswa terhadap tujuan

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Membuat siswa semakin percaya

kepada Yesus

60 69,8

2. Harapan siswa terhadap materi

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Film

48 55,8

3. Harapan siswa terhadap metode

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berpusat pada siswa: menonton

film, bermain, diskusi, bercerita,

drama, penugasan, presentasi

70 81,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

64

4. Harapan siswa terhadap media

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Media proyeksi: film, slide,

video, proyektor, dll

47 54,6

5. Harapan siswa terhadap guru

Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti

Ramah, disiplin, beriman,

berwibawa, bertanggung jawab,

dewasa

40 46,5

6. Harapan siswa terhadap sarana

prasarana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti

Sarana: LCD, proyektor,

komputer, Kitab Suci, buku, dll

55 64

7. Harapan siswa terhadap suasana

pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Suasana pembelajaran

menyenangkan

62 72,1

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Harapan Siswa terhadap Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 7 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang paling banyak diharapkan oleh

responden adalah membuat siswa semakin dekat dan percaya kepada Yesus.

Harapan siswa berdasarkan hasil skala harapan dan wawancara sesuai dengan

tujuan jangka panjang Pendidikan Agama Katolik menurut Groome (2010: 81),

yaitu demi perkembangan dan kedewasaan iman yang mencakup tindakan

meyakini (believing), memercayai (trusting), dan melaksanakan kehendak Allah

(doing God’s will).

Harapan siswa terhadap tujuan Pendidikan Agama Katolik yang semakin

dekat dan percaya kepada Yesus tersebut secara khusus sesuai dengan iman

Kristiani dalam segi afektif yaitu mamercayai (dimensi trusting). Iman berarti

memercayakan diri pada Tuhan yang dipercayai. Pendidikan Agama Katolik di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

65

sekolah diharapkan dapat membantu peserta didik supaya semakin peka pada

rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada mereka dan dengan tekun mereka

menanggapinya, sehingga mereka semakin beriman atau percaya. Tugas

Pendidikan Agama Katolik meningkatkan kepercayaan total peserta didik dan

cinta mereka kepada Allah. Bila mereka semakin percaya kepada Tuhan mereka

juga semakin beriman (Heryatno, 2008: 22).

Memang baik apabila siswa memiliki harapan terhadap tujuan Pendidikan

Agama Katolik adalah untuk semakin dekat dan percaya kepada Yesus. Mereka

akan semakin relasional, intuitif, percaya atau serah diri secara total,

simpati/empati, memiliki kesadaran diri dan cinta. Namun bahayanya jika hanya

salah satu unsur dari iman Kristiani saja yang dimutlakkan, khususnya

memercayai (trusting), maka peserta didik akan emosionalisme: perasaan per-

sonal, melulu ke dalam dan segalanya hanya semata-mata rahmat (Heryatno,

2008: 21).

2. Harapan Siswa terhadap Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 8 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah materi

film. Berdasarkan hasil wawancara, siswa lebih banyak memilih materi film

karena menurut siswa materi tentang film lebih menarik sehingga dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Selain itu, materi tentang film juga

sangat mudah disesuaikan dengan media pengajaran yang tersedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

66

Maka materi tentang film sesuai dengan kriteria materi pembelajaran

menurut Winkel (2014: 345), yaitu materi dapat menunjang motivasi siswa dan

materi sesuai dengan media pengajaran yang tersedia. Ketika guru menggunakan

materi tentang film dalam pembelajaran maka media yang digunakan rata-rata

sudah tersedia di berbagai sekolah seperti LCD, proyektor, sound system dan

sebagainya.

Selain itu harapan siswa terhadap materi pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti tentang film juga selaras dengan kriteria pemilihan

materi pelajaran menurut Setyakarjana (1997: 172), materi yang dikemas dengan

film sesuai kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan itu, film juga

dapat menunjang motivasi siswa karena film dapat menarik minat siswa, selain itu

materi yang dikemas dengan film dapat membantu keterlibatan siswa karena

siswa kan aktif melihat, mengamati dan mendengarkan film yang diputar,

kemudian film mudah disesuaikan dengan media pengajaran yang tersedia.

3. Harapan Siswa terhadap Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 9 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah

berpusat pada siswa seperti bermain, bercerita, menonton film, belajar kelompok,

dan sebagainya. Berbagai harapan metode pembelajaran PAK dan BP yang dipilih

oleh siswa tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa supaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

67

lebih aktif. Salah satu metode dalam kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa

atau menuntut siswa supaya lebih aktif adalah metode inquiry.

Metode inquiry merupakan metode pengajaran yang berusaha meletakkan

dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini

siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan

kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri. Metode

mengajar inkuiri akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif,

serta mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004:

154).

Metode ini merupakan metode yang berpusat pada siswa karena dalam

kegiatan belajar melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

sesuatu sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Siswa dilatih

dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengujinya.

Peran guru selain sebagai pengarah dan pembimbing, juga dapat menjadi sumber

informasi yang diperlukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017: 11).

4. Harapan Siswa terhadap Media Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 10 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah media

proyeksi guna memutarkan film. Dalam analisis frekuentif dan wawancara lebih

banyak siswa yang mengharapkan media proyeksi. Ketika diwawancara, mereka

mengatakan lebih memilih media proyeksi karena tidak membosankan, menarik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

68

bervariasi, lebih seru, membuat siswa semangat belajar, dan lebih mudah

dipahami. Alasan siswa dalam wawancara memilih media proyeksi tersebut sesuai

dengan manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (2006: 243-244) sebagai

berikut:

a. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa.

b. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga.

c. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, dan sebagainya.

d. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

5. Harapan Siswa terhadap Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 11 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang menjadi skala prioritas I

adalah guru memiliki kompetensi kepribadian seperti ramah, disiplin, beriman,

berwibawa, bertanggung jawab, dewasa.

Berbagai harapan siswa tersebut sesuai dengan komponen-komponen

kompetensi kepribadian guru dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan pasal 28 ayat (3) butir b yang mengemukakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

69

bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru yang

mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik

dan berakhlak mulia.

Siswa PAK dan BP ternyata lebih banyak mengharapkan kompetensi

kepribadian guru PAK yang sabar. Setyakarjana (1997: 71) juga menjelaskan

bahwa:

Kesabaran dituntut dari setiap pembina iman Kristiani sebagai bagian yang

tak terpisahkan dari hukum cinta kasih. Seorang pembina iman dituntut

untuk sabar karena ia berhadapan dengan pribadi anak-anak yang sedang

tumbuh, anak-anak yang mempunyai watak, kebiasaan dan latar belakang

yang berbeda satu sama lain. Tanpa kesabaran segala usaha akan cepat

runtuh.

6. Harapan Siswa terhadap Sarana Prasarana Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 12 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

sarana prasarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi adalah sarana

seperti LCD, proyektor, komputer, Kitab Suci, buku, dll. Berbagai harapan siswa

tersebut sesuai dengan berbagai contoh sarana menurut Setyakarjana (1997: 134).

yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, bahan habis

pakai serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

Dengan adanya sarana dan prasarana, diharapkan mampu membantu proses

pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga pada umumnya

dapat dikatakan bahwa semakin lengkap dan memadai sarana prasarana maka

proses pembelajaran akan semakin lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

70

7. Harapan Siswa terhadap Suasana Pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti

Berdasarkan skala harapan pada tabel nomor 13 dan hasil wawancara,

keduanya dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa harapan siswa terhadap

suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah

suasana pembelajaran yang menyenangkan. Harapan siswa yang merupakan

suasana pembelajaran menyenangkan tersebut sesuai dengan model Pendidikan

Agama Katolik yang pernah dikembangkan di Indonesia yang disebut PAIKEM.

PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran

berbasis kompetensi yang terdapat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004.

Menyenangkan merupakan ciri kelima dalam PAIKEM dengan maksud

pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.

Menyenangkan berarti tidak terbelenggu, sehingga peserta didik memusatkan

perhatiannya secara penuh pada pembelajaran, dengan demikian waktu untuk

mencurahkan perhatian peserta didik menjadi tinggi dan diharapkan siswa dapat

meningkatkan hasil belajaranya. Model PAIKEM adalah model pembelajaran

yang melibatkan siswa secara optimal, melibatkan siswa dalam mengakses

berbagai informasi, memotivasi siswa untuk lebih kreatif kemudian terbentuk

kompetensi siswa melalui proses pembelajaran yang menyenangkan (Lestari dan

Yudhanegara, 2015: 70).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

71

D. Harapan Siswa dan Implikasinya bagi Pilihan Media Pembelajaran pada

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Dalam penggunaan media sebagai sarana untuk membantu siswa dalam

proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran guru sebaiknya

memperhatikan harapan siswa terlebih dahulu. Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian, media proyeksi menjadi media yang paling diharapkan oleh siswa

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SD se-DIY. Oleh sebab itu, dalam

menggunakan media, khususnya media proyeksi guru dapat memilihnya dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Media proyeksi adalah media visual yang dapat digunakan dengan bantuan

proyektor. Media ini memberikan rangsangan-rangsangan visual melalui indra

penglihatan. Media ini berinteraksi langsung dengan pesan berupa materi

pelajaran yang ingin disampaikan. Jadi dengan media proyeksi, materi tersebut

dapat terserab dengan baik (Munadi, 2010: 181). Media proyeksi dibagi menjadi

dua yakni media proyeksi diam dan media proyeksi gerak. Media proyeksi diam

seperti film bingkai, slide, film rangkai, proyektor transparan (OHP), mikrofis.

Media proyeksi gerak seperti LCD, film gelang, televisi, komputer. Berikut

terdapat kelebihan dan kekurangan penggunaan media proyeksi (Nur dan

Faridatul, 2017: 10):

Kelebihan media proyeksi :

1. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan

kelas.

2. Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai

dengan warna-warna yang menarik.

3. Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa

untuk mencatat hal-hal yang penting.

4. Dapat digunakan berulang-ulang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

72

5. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan

yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.

6. Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar

yang kongkrit.

7. Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan

8. Memiliki variasi program yang cukup banyak.

9. Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan

gelombangnya.

10. Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa.

11. Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang

banyak.

Kekurangan media proyeksi:

1. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau

gangguan magnetik.

2. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.

3. Memerlukan penggelapan ruangan

4. Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk

memperhatikannya.

5. Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya.

6. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program

yang dibuatnya cukup panjang.

7. Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.

8. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan

penyajiannya.

Berdasarkan harapan-harapan siswa, terlebih terhadap media, penulis

menyimpulkan bahwa seluruh harapan siswa dalam Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti mulai dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, guru, sarana prasarana pembelajaran hingga

suasana pembelajaran saling berkesinambungan dan dapat guru manfaatkan

sebagai pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti. Karena seluruh komponen dalam Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti tersebut merupakan media yang dapat membantu siswa

dalam proses pembelajaran dan juga mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

73

E. Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang harapan siswa dan

implikasinya bagi pilihan media pembelajaran pada Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti di SD se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, penulis

menyadari bahwa selama proses persiapan, pelaksanaan, analisis data, dan

penyusunan penelitian ini memiliki suatu keterbatasan. Berikut penulis uraikan

keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini:

1. Peneliti tidak dapat terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk menyebar

kuesioner dan mengambil data karena pandemi covid 19 sehingga peneliti

merasa responden dalam penelitian kurang memenuhi. Sehingga peneliti

mengubah populasi penelitian dengan persetujuan dosen pembimbing skripsi

yang disesuaikan dengan petunjuk FKIP USD.

2. Wawancara yang dilakukan via telepon dengan keterbatasan sinyal dari

responden dan tidak dapat bertemu secara langsung membuat hasil wawancara

kurang maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, penulis menyimpulkan

harapan siswa SD se-DIY terhadap tujuh aspek dalam Pendidikan Agama Katolik

dan Budi Pekerti sebagai berikut: Harapan siswa terkait tujuan adalah membuat

siswa semakin percaya kepada Yesus. Harapan siswa terkait materi adalah materi

film. Harapan siswa terkait metode pembelajaran adalah berpusat pada siswa

seperti menonton film, bermain, diskusi, bercerita, dan drama. Harapan siswa

terkait media pembelajaran adalah media proyeksi seperti film, slide, video, dan

animasi. Harapan siswa terkait guru adalah memiliki kompetensi kepribadian

seperti ramah, sabar, tidak mudah marah, dan humoris. Harapan siswa terkait

sarana prasarana lebih cenderung ke sarana seperti LCD, buku, dan Kitab Suci.

Harapan siswa terkait suasana pembelajaran adalah suasana yang menyenangkan.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang perlu disampaikan dan diharapkan dapat

berguna:

1. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Guru sebaiknya memperhatikan harapan siswa terhadap PAK dan BP

sehingga dapat memilih media pembelajaran PAK yang tepat bagi siswa dalam

proses pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

75

Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk

mendukung guru memanfaatkan penggunaan media pembelajaran, khususnya

media proyeksi yang menjadi harapan siswa, sehingga dapat menunjang proses

pembelajaran PAK dan BP.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik - Universitas Sanata

Dharma

Prodi PENDIKKAT-USD dapat bekerja sama dengan mahasiswa, alumni,

maupun lembaga-lembaga Katolik seperti SAV, Komisi Kateketik dan sebagainya

untuk membuat film, video ataupun animasi yang dapat dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran PAK dan BP di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

76

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Carr, A. (2004). Positive Psychology: The Science of Happiness and Human

Strengths. New York: Brunner-Routledge.

Dapiyanta, F.X. (2008). Pendidikan Agama Katolik Pada Tingkat Pendidikan

Dasar. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Dasar

Untuk Mahasiswa Semester III Program Studi PAK, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

_____ . (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di Sekolah.

Buku ajar mahasiswa PAK-FKIP-USD Yogyakarta.

Groome, Thomas. (1999). Christian Religious Education: Sharing Our Story and

Vision. San Francisco: Jossey-Bass.

______ . (2010). Christian Religious Education: Pendidikan Agama Kristen:

Berbagi Cerita dan Visi Kita (Penerjemah Daniel Stefanus). Jakarta: BPK

Gunung Mulia.

Hakim, Lukmanul. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Heryatno, FX. (2008). Diktat Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik

di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

J. Lopez, S. (2009). The Encyclopedia of Positive Psychology. UK: Blackwell

Publishing.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Silabus Mata Pelajaran

Sekolah Dasar (SD): Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

______. (2016). Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah Dasar.

Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar.

______. (2017). Model-model Pembelajaran: Direktorat Pembinaan SMA

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Komisi Kateketik KWI. (2017). Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti,

Belajar Mengenal Yesus Buku Guru Kelas V. Yogyakarta: Kanisius.

______. (1999). Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP): Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar. Jakarta:

Komkat KWI.

Konsili Vatikan II. (2004). Pernyataan Gravissimum Educationis tentang

Pendidikan Kristen. Dalam Dokumen Konsili Vatikan II. Terjemahan: R.

Hardawiryana, SJ. Cetakan ke-9, Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan

KWI dan Obor.

Kotan, Daniel Boli. (2016). Kajian Pengembangan Kurikulum 2013; Mapel

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Diunduh dari https://komkat-

kwi.org/2016/04/08/kajian-pengembangan-kurikulum-2013-mapel-

pendidikan-agama-katolik-dan-budi-pekerti/ pada 25 Juni 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

77

Lestari dan Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung:

PT. Refika Aditama.

Marbun, Japarlin. (2016). Peranan Gereja bagi Pendidikan Nasional. Jurnal

Pendidikan Agama Kristen REGULA FIDEI, 1(1), 141-162.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Natalin, Grace. (2019). Mengenal Metode Belajar “Video Based Learning”.

Diunduh dari https://binus.ac.id/knowledge/2019/10/mengenal-metode-

belajar-video-based-

learning/#:~:text=Dalam%20dunia%20pendidikan%20hal%20tersebut,elem

en%20yaitu%20visual%20dan%20audio pada 26 Juni 2020.

Nurhayati. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Makassar: UNM.

Pangewa, Maharuddin. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Makassar: UNM.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005. (2005). Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Sanjaya, Wina. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Setyakarjana, J.S. (1997). Kateketik Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Pusat

Kateketik.

Snyder, Lopez & Pedroti. (2011). Positive Pshycology: The Scientific and

Practical Explorations of Human Strengths. New Delhi: SAGE.

Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensido Offset.

Sukendar, Yohanes. (2018). Korelasi Antara Kompetensi Pedagogi Guru

Pendidikan Agama Katolik dengan Keberhasilan Siswa Sekolah Dasar di

Malang. Malang: STP IPI.

Suryobroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Tampubolon, Saur. (2014). Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan

Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005. (2005). Tentang Guru dan Dosen.

Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003. (2003). Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas.

Winkel, W.S. (2014). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.

Yohanes Paulus II. (1992). Cathechesi Tradendae. Penerjemah: R. Hardawirjana.

Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan pada 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

78

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(1)

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ke Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(7)

Lampiran 2: Instrumen Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

HARAPAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI

PEKERTI IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI DI

SD SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Identitas Responden Nama :

No. Absen :

Kelas :

Sekolah :

B. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Jawaban Anda tidak memengaruhi prestasi dan nilai Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

2. Bacalah seluruh pertanyaan dan jawaban dengan teliti.

3. Jawab pertanyaan dengan mengurutkan jawaban menggunakan angka 1/2/3/4/5, kemudian tulislah angka pada kotak yang tersedia.

4. Angka 1 untuk jawaban yang paling diharapkan dan seterusnya.

5. Isilah garis apabila ada harapan Anda yang perlu ditambahkan.

Contoh: 1. Olahraga apa yang paling Anda harapkan dapat menyehatkan tubuh?

Lari

Senam Jalan santai

Voli

Sepak bola .

. .

C. Pertanyaan Kuesioner

1. Bagaimana tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang paling Anda harapkan?

Memperluas pengetahuan saya

Membuat saya semakin percaya kepada Yesus Membuat saya memiliki sikap beriman sehingga dapat menghadapi permasalahan

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

2. Materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti manakah yang paling Anda

harapkan?

Film Cerita

Uraian

Pengalaman _________________________________________________________________

_________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(8)

3. Metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti manakah yang paling Anda

harapkan?

Berpusat pada guru: ceramah, tanya jawab, demonstrasi

Berpusat pada siswa: menonton film, bermain, diskusi, bercerita, drama, tugas, presentasi

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

4. Media Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti manakah yang paling Anda

harapkan?

Media 3 dimensi: patung, wayang, rosario, dll Media proyeksi: film, slide, video, proyektor, dll

Media cetak: buku, Kitab Suci, komik, majalah, koran, dll

Media visual: gambar, foto, poster, bagan, sketsa, grafik, dll _________________________________________________________________

_________________________________________________________________

5. Bagaimana guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang paling Anda

harapkan?

Mampu menjadi teman dan mengenal setiap muridnya

Menguasai dan mengembangkan materi pelajaran secara kreatif Ramah, disiplin, beriman, berwibawa, bertanggung jawab, dewasa

Mampu memahami saya, mampu mengembangkan potensi yang saya miliki,

mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran _________________________________________________________________

_________________________________________________________________

6. Sarana prasarana Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti manakah yang paling Anda harapkan?

Sarana: LCD, proyektor, komputer, Kitab Suci, buku, dll

Prasarana: ruang kelas khusus Pendidikan Agama Katolik, perpustakaan, papan tulis, meja, kursi, dll

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

7. Bagaimana suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

yang paling Anda harapkan?

Suasana pembelajaran rileks Suasana pembelajaran aktif terarah

Suasana pembelajaran menyenangkan

__________________________________________________________________________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(9)

Lampiran 3: Instrumen Wawancara

1. Apa itu harapan menurut kamu?

2. Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti?

3. Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti?

4. Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti?

5. Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti?

6. Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi

Pekerti?

7. Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti?

8. Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(10)

Lampiran 4: Transkrip Wawancara

A. Wawancara Siswa SD Se-DIY

1. R 1 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Keinginan kak. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Ingin lebih mengenal Yesus kak terus makin bisa merasakan adanya Yesus di dalam kehidupan kita dan lain-lain.

Pertanyaan : Kenapa ingin lebih mengenal Yesus?

Jawaban : Karena kalau kita hanya belajar tentang Agama Katolik tapi tidak

bisa mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari percumah belajar tapi tidak bisa mencontohkan. Jadi dengan lebih mengenal kita

bisa mencontoh Yesus dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Materinya harus yang mudah dipahami, mudah dipraktikkan dan

tidak membuat bosan. Contohnya memahami Kitab Suci dengan cerita yang menarik, terus menceritakan kisah Yesus berbentuk

sebuah film atau animasi. Dengan cerita Kitab Suci yang

berbentuk film atau animasi isinya jadi lebih mudah dipahami dan

diingat. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Pembelajaran dengan memutarkan film, vidio dam bernyanyi. Pokoknya yang membuat anak-anak bergembira. Dengan cara

bermain juga, supaya murid tidak bosan.

Pertanyaan : Antara metode pembelajaran menonton film, bernyanyi, dan bermain, paling suka yang mana?

Jawaban : Suka menonton film dan bermain, dua-duanya seru, agar

metodenya beragam.

Pertanyaan : Menonton film dan bermain seperti apa yang kamu harapkan dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Ya film tentang Yesus, tentang Santo Santa, terus biar nggak

bosan diputarkan film seputar film anak-anak gitu. Kalau permainan contohnya tebak gambar gitu sih kak, seperti tebak

gambar Santa tebak gambar Santo dan lain-lain.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Ya karna suka menonton film jadi medianya menggunakan LCD

gitu kak.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Ramah, sabar, humoris, tidak suka marah, supaya pembelajaran

mudah dipahami. Dan kenapa suka orang yang humoris supaya gak marah, pokoknya harus dibuat santai biar tidak tegang.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Diusahakan kalau sedang mengajar menggunakan sarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(11)

prasarana seperti LCD itu tadi. Salah satunya supaya menunjang

ketika menonton film.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Suasananya harus senang harus santai dong kak, kalau muridnya

senang kan nanti guru agamanya juga senang terus gak marah deh

selain itu pelajaran juga lebih mudah dipahami.

2. R 2 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Impian di masa yang akan datang Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya yang paling penting semakin percaya kepada Yesus,

tidak terlalu pintar tidak apa-apa yang penting percaya kepada Yesus.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Lebih suka materi tentang pengalaman karena lebih mendalami.

Mengetahui apa yang orang lain alami, kalau ada kesusahan bisa

dibantu.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya lebih menarik.

Pertanyaan : Menarik yang bagaimana? Jawaban : Seperti ada kuis atau bacaan cerita. Kalau ada kuis waktu

pelajaran itu lebih seru, yang lain menjawab, kemudian punya

strategi untuk menjawab lebih capet, jadi materinya bisa lebih dipahami.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya pengen pakai komik dan juga alat pemutar film. Pertanyaan : Kenapa harapannya ingin memakai komik dan pemutar film?

Jawaban : Pakai komik soalnya kan itu membaca terus ada gambarnya jadi

lebih seru. Kalau film karena menarik bisa gerak habis itu ada ucapannya jadi tidak perlu membaca.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Gurunya ceria supaya bisa jadi contoh untuk muridnya dan

disukai banyak orang.

Pertanyaan : Lalu ada lagi harapannya terhadap guru?

Jawaban : Sabar, tidak mudah marah, menegur dulu kalau ada muridnya yang salah. Perhatian sama muridnya supaya murid lebih dekat

dan tidak takut bertemu dengan guru lalu bisa ngobrol. Lalu

memberikan kuis atau pertanyaan di tengah-tengah pelajaran. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Bukunya lebih dilengkapi supaya bisa membaca buku tentang

agama lebih banyak. Pertanyaan : selain itu ada lagi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(12)

Jawaban : Memakai komputer supaya tidak boros kertas dan tidak

menebang pohon lagi, komputer juga lebih kekinian.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Kalau suasana itu yang tidak bikin ngantuk, menyenangkan jadi

anak-anaknya ketawa. Santai tidak usah buru-buru amat biar nanti

itu tidak tegang, terus kalau santai kan lebih tenang. Selain itu suasananya santai terus fokus biar pelajaran mudah dipahami dan

yang penting tidak ada guru marah itu sudah enak.

3. R 3 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Harapan adalah sesuatu yang kita inginkan di masa yang akan

datang. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya lebih percaya kepada Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus bagian dari imanku dan ingin lebih percaya karena setiap

ada kesulitan berdoanya kepada Tuhan Yesus. Selain itu tujuan

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti lebih ke arah realitas

atau kearah nyata perbuatan kita sebagai orang Katolik menebar kasih dan berbagi dengan berpedoman terhadap ajaran Alkitab.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Lebih suka materi tentang film dan cerita.

Pertanyaan : Kenapa lebih suka materi tentang film dan cerita?

Jawaban : Suka film karena lebih menarik dan ada gambarnya juga kak.

Kalau cerita karena dari kecil sudah sering diceritakan atau didongengkan dari mama sebelum tidur jadi sudah terbiasa.

Pertanyaan : Selain materi tentang film dan cerita masih ada lagi harapan yang

lain? Jawaban : Selain film dan cerita, materi tentang pendalaman Kitab Suci

karena di rumah aku jarang baca Kitab Suci kalau tidak disuruh

mama. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Metodenya menonton film karena lebih menarik. Menariknya

karena ada gambar dan suaranya. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Karena sekarang sudah modern jadi kalau ada kesulitan dalam belajar bisa memanfaatkan google. Kalau ada PR agama mama

dan papa tidak tahu aku pasti tanya google. Selain itu media yang

bisa untuk menonton film seperti proyektor film karena saya tertarik belajar dengan menonton film. Kalau pakai proyektor kan

enak nontonnya layarnya besar dan jelas.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Suka bercanda, kreatif, pandai, pas ngajar tidak terburu-buru

supaya paham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(13)

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya ada proyektor untuk menonton film dan tempatnya

bersih. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya suasananya tenang karena bisa lebih fokus terhadap

pelajaran.

4. R 4 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu? Jawaban : Sesuatu yang diinginkan akan terjadi

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya untuk lebih mengenal Tuhan, lebih memperkuat iman, untuk bersyukur supaya lebih mengenal Tuhan dan

agamaku sendiri.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya mudah dipahami dan mudah dimengerti.

Pertanyaan : Menurut kamu materi yang mudah dipahami dan dimengerti itu

seperti apa? Jawaban : Seperti materi tentang pengalaman karena kalau pengalaman kita

sendiri sudah pernah merasakan, tidak seperti cerita atau film, kita

belum pernah mengalami sendiri. Pertanyaan : Kenapa tidak suka film dan cerita kan lebih seru?

Jawaban : Suka nonton film, dengar cerita juga suka tapi lebih suka yang

pengalaman karena pernah mengalami sendiri. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Memeragakan dan bermain. Dengan memeragakan sesuatu jadi

murid lebih mudah memahami. Bermainnya juga murid diajak untuk mergakan sesuatu.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Kalau media sih gurunya memepersiapkan dulu sebelum

pelajaran dimulai. Harapannya ditampilin film, lalu media untuk

menonton film dipersiapkan terlebih dahulu. Pertanyaan : Selain itu ada lagi harapannya terhadap media?

Jawaban : Menggunakan alat peraga yang bisa membuat pelajaran lebih

mudah dipahami dan dimengerti kejadiannya.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Guru agamanya baik, ramah, penyabar. Ketika murid belum

paham dengan materi guru mau menjelaskan kembali lalu mudah dimengerti ketika memberi materi.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Memudahkan murid-murid untuk belajar agama, kalau ditampilkan film alat-alatnya ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(14)

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Suasannaya menyenangkan karena bisa menjadi lebih semangat

belajarnya. Selain itu tidak membuat bosan atau lelah gitu.

5. R 5 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu? Jawaban : Harapan itu adalah suatu impian seseorang.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Maunya itu kalau belajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti itu lebih tahu tentang agama Katolik.

Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Soalnya biar lebih dekat dengan Tuhan Yesus. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Saya lebih suka materi tentang pengalaman Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Karena materinya bisa diterapkan di dalam kegiatan atau aktifitas

sehari-hari.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya metodenya bermain dan belajar kelompok.

Pertanyaan : Kenapa? Jawaban : Karena bermain itu seru kalau belajar kelompok itu bisa belajar

bareng dengan teman-teman, kalau ada materi yang tidak tahu

bisa tanya dengan teman

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Medianya itu lebih suka alat peraga.

Pertanyaan : Kenapa? Jawaban : Karena kalau alat peraga itu bisa memperagakan materi yang

sedang dipelajari jadinya lebih seru dan lebih paham.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Gurunya itu ramah, mengenal semua murid terus dapat

mengetahui kemampuan tiap muridnya.

Pertanyaan : Dari semua itu paling mengharapkan yang mana? Jawaban : Dapat mengetahui kemampuan murid.

Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Soalnya biasanya gurunya mengajarnya disiplin sekali seperti anak kuliah tidak seperti mengajar anak SD nanti malah jadi stres.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Kalau yang paling diharapkan itu sarana ada komputer terus

proyektor dan buku untuk belajar agama karena suka baca lalu di

buku itu ada gambar-gambarnya juga.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Suasana pembelajaran yang menyenangkan seperti bermain dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(15)

menonton film juga karena pelajarannya mudah dipahami terus

dapat bermain bersama dengan teman-teman.

6. R 6 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Menurut saya harapan itu menggambarkan keinginan/mimpi/hal

yang saya ingin lakukan di masa yang akan datang. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapan saya terhadap tujuan Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti itu bisa menjadikan pribadi yang dekat dan percaya akan Tuhan. Karena saya sering lihat di sosial media ada orang yang

tidak percaya akan Tuhan dan mereka malah membuat Tuhannya

sendiri ini buat yang percaya akan Tuhan. Kalo yang membuat dekat dengan Tuhan itu seperti seseorang sedang mengalami

masalah dengan orang yang berbeda agama dengan orang tersebut

misalnya orang yang satu merendahkan Tuhan orang yang lain dan orang yg direndahkan menjadi minder dan tidak sabaran.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapan terhadap materi agama itu dapat memberikan hal-hal yang positif bagi kehidupan sehari-hari dengan cerita dan

pengalaman. Hal positif seperti berteman tidak dengan membeda-

bedakan agama, menghormati teman yang menganut agama lain. Dari cerita dan pengalaman itu dapat berbagi dan bertukar cerita

dengan teman-teman dan guru. Saya sebenernya juga suka materi

dari film. Materi film itu dapat menambah wawasan dan juga

lebih cepat menangkap materi yang sedang dijelaskan. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Terhadap metode pembelajaran itu lebih menyenangkan dan

santai seperti tanya jawab, diskusi, bermain, menonton film. Tanya jawab itu asik bisa bertukar pendapat juga dengan guru dan

teman lainnya. Diskusi itu bisa meningkatkan kegiatan bersama.

Bermain agar dapat belajar dan memahami materi lewat game yang diberikan guru dan tidak membosankan. Kalau nonton film

bisa lebih memahami inti cerita dari materi itu.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Terhadap media pembelajaran harusnya siswa disuruh bawa

alkitab atau pinjam di perpustakaan dan membaca Alkitab

bersama secara bergantian dan membaca bacaan dalam Alkitab tidak bergantung pada Layar LCD terus. Lebih baik membaca

secara langsung menggunakan Alkitab daripada menggunakan

Layar LCD. Soalnya capek ngeliat Layar LCD terus, bikin pusing juga kelamaan lihat Layar LCD dan pengen sekali-sekali

membaca bersama lewat Alkitab atau buku.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Harapan terhadap guru supaya guru Pendidikan Agama Katolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(16)

dan Budi Pekerti terus menyenangkan dan selalu ramah saat

mengajar dan saat diajak berbicara. Kalau sedang mengajar materi

saat menonton film dan bermain, supaya guru lebih tegas dengan

murid karena suka pada berisik dan mengganggu pelajaran. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Kalau sarana lebih ke Kitab Suci soalnya tidak pernah pakai Kitab Suci, kalau mau baca selalu baca lewat LCD.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Supaya kelasnya lebih tenang dan tidak berisik serta tidak ada yang sibuk dengan urusan masing-masing biar tidak mengganggu

pelajaran yang berlangsung dan lebih terarah.

7. R 7 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Keinginan. Pertanyaan : Keinginan yang bagaimana?

Jawaban : Keinginan supaya ada perubahan dan selalu positif.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Supaya lebih mengenal agama.

Pertanyaan : Bisa lebih dijelaskan lagi?

Jawaban : Ya supaya lebih mengenal tentang kisah Yesus dan para nabi. Pertanyaan : Kenapa kok harapannya seperti itu?

Jawaban : Karena saya ingin jadi romo dan karena Yesus pernah

menyembuhkan orang sakit, mengubah air biasa menjadi anggur.

Terus biar bisa mengenal tentang kejadian-kejadian saat jaman

Yesus.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Cerita. Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Kalau cerita bisa di baca ulang-ulang, kalau pengalaman langsung

lupa kalau film kelamaan sakit mata. Lalu harapannya ceritanya yang singkat dan bagus supaya tidak membosankan.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Tanya jawab dan ceramah oleh guru.

Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Kalau tanya jawab tidak mencatat, kalau ceramah mengulur

waktu supaya tidak ada tugas Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya tidak membosankan, tidak banyak tugas. Pertanyaan : Media yang tidak membosankan itu seperti apa?

Jawaban : Menggunakan proyektor film karena kita bisa melihat dengan

lebih jelas tentang materi yang disampaikan oleh guru seperti

tampak lebih jelas tentang kejadian-kejadian Yesus pada jaman dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(17)

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Gurunya lebih banyak ide aja kak soalnya kadang aku bosan

kalau belajar. Terus guru agamanya khusus ngajar agama aja soalnya di sekolahku yang ngajar guru wali kelas kak.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Kalau untuk agama lebih disediakan Kitab Suci aja kak.

Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Kadang lupa bawa terus belajarnya tidak maksimal kak.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Tidak membosankan aja sih kak biar berjalan dengan baik terus

menyenangkan. Kalau di sekolahku sebelum selesai pelajaran ada tanya jawab gitu kak jadi menyenangkan.

8. R 8 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Harapan itu adalah keinginan kita yang kita miliki.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Harapan saya dalam tujuan pembelajaran Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti bisa paham cerita asal usul agama

Katolik karena teman-teman suka banyak yang tanya tentang agama Katolik.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Ya harapannya dijelasin dengan pengajaran yang sebaik-baiknya. Pertanyaan : Menurut harapan kamu materi yang baik itu seperti apa?

Jawaban : Cerita dari Kitab Suci dan film.

Pertanyaan : Kenapa? Jawaban : Karena kalau cerita bisa dijelaskan, tidak mudah bosan dan ada

ceritanya. Kalau film biar lebih jelas materinya jadi paham.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya metode pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti bermain. Tapi bermainnya sambil tanya jawab, biar

seru. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan LCD.

Pertanyaan : Kenapa?

Jawaban : Biar seru, nanti bisa liat film. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti itu

ramah dan kreatif karena nanti biar bisa berkreasi. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(18)

Jawaban : Harapannya lebih ke sarana seperti buku karena buku bisa buat

nulis dan menggambar.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Nyaman dan menyenangkan, biar enak dan seru belajaranya.

9. R 9 Pertanyaan : Apa itu harapan menurut kamu?

Jawaban : Impian atau keinginan seseorang.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap tujuan Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Harapannya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti semakin mendekatkan saya kepada Tuhan Yesus.

Pertanyaan : Kenapa ingin semakin dekat dengan Tuhan Yesus? Jawaban : Karena saya ingin semakin mendalami iman.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap materi Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Harapannya materi pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti tentang film karena mudah dimengerti dan membuat

tidak malas belajar.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap metode Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapannya menggunakan film karena dengan menonton film

akan membuat saya semangat belajar. Selain itu menonton film asik dan tidak membosankan karena film berisi gambar dan suara.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap media Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Menggunakan wayang yang digunakan sebagai alat peraga untuk menceritakan kisah Yesus dan murid-muridnya. Lalu medianya

menggunakan mainan anak karena dengan begitu saya akan

terhibur dan tidak bosan. Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap guru Pendidikan Agama

Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Harapan saya terhadap guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti itu ramah agar murid saat belajar tidak takut dengan guru

dan lebih dekat dengan guru.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap sarana prasarana Pendidikan

Agama Katolik dan Budi Pekerti? Jawaban : Harapannya menggunakan sarana seperti LCD untuk menonton

film jadi pembelajaran akan semakin seru dan mengasikkan.

Pertanyaan : Bagaimana harapan kamu terhadap suasana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Jawaban : Suasana pembelajaran menyenangkan yang bisa membuat

bersemangat untuk belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(19)

Lampiran 5: Jawaban Instrumen Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(22)

Lampiran 6: Hasil Rekap Data

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7

No. Nama Kelas Sekolah A b c d a b c d e a b c a b c d e a b c d e a b c a b c d

1 Hendricia Gendis A.G.P.N. 4 SD P.L. Yogyakarta 3 1 2 4 3 2 1 2 1 2 4 1 3 2 3 1 4 1 2 2 3 1

2 Michelle Fani Analia 5 SD P.L. Yogyakarta 3 1 2 3 1 4 2 2 1 3 1 4 2 3 4 2 1 1 2 2 3 1

3 Amaryllis Beta Danuaji 6 SD K. Sang Timur 3 1 2 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 1 4 3 2 1 2 2 3 1

4 Yuliana 4 SD Kan. Gayam 1 2 3 3 2 1 4 1 2 3 4 1 2 2 1 3 4 2 1 3 1 2

5 Jvlyn Izumi N. 5 SD Kan. Kota Baru 1 2 1 3 4 3 2 1 2 1 2 1 4 3 3 4 1 2 1 2 3 2 1

6 Priska Aurellia Pundarika 6 SD Marsudirini 2 1 3 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 3 4 1 2 2 3 1

7 Tabitha Lourdes Kainama 5 SD Tarakanita Bumijo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 2 3 1 4 2 4 3 1 1 2 2 3 1

8 Adrianus Bagas K. 6 SD Tarakanita Bumijo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 3 1 2 4 4 3 2 1 1 2 2 3 1

9 Mario Vanda Putra 6 SD Joannes Bosco 3 1 2 1 3 4 2 2 1 4 2 3 1 3 4 1 2 1 2 1 3 2

10 Laurentia Ayu W. 6 SD Joannes Bosco 1 2 3 2 3 4 1 1 2 4 1 2 3 4 3 1 2 2 1 2 3 1

11 Eusebius Derana Putra K. 6 SD Joannes Bosco 1 3 2 2 3 4 1 2 1 4 1 3 2 4 3 1 2 2 1 3 2 1

12 Jonathan Alviano Pratama 6 SD Joannes Bosco 3 1 2 2 3 4 1 2 1 3 1 4 2 4 3 1 2 1 2 2 3 1

13 B. Lisa Valentina 6 SD Kan. Wirobrajan 1 1 2 3 1 2 4 3 1 2 4 1 3 2 3 2 1 4 1 2 3 2 1

14 Andreas Jhose Saputra 6 SD Kan. Wirobrajan 1 2 1 3 3 1 2 4 2 1 2 3 1 4 3 2 1 4 1 2 2 3 1

15 Tyo 6 SD Kan. Wirobrajan 1 2 1 3 1 3 4 2 2 1 3 1 4 2 2 3 1 4 1 2 2 3 1

16 Estelita Kenya Felicya 6 SD Kan. Wirobrajan 1 3 1 2 1 3 4 2 2 1 3 1 4 2 2 3 1 4 2 1 2 3 1

17 Vincentia Ivana Putri 6 SD Kan. Wirobrajan 1 3 1 2 1 3 4 2 2 1 2 1 4 3 2 1 3 4 1 2 2 3 1

18 Raka Nugroho 6 SD Kan. Wirobrajan 1 2 1 3 1 4 3 2 2 1 4 1 3 2 1 2 3 4 1 2 2 3 1

19 Valentina Aurelia S.H. 6 SD Kan. Wirobrajan 1 3 1 2 1 3 4 2 2 1 3 1 4 2 1 4 2 3 1 2 3 2 1

20 Faustina Kinanti Irawan 6 SD Kan. Wirobrajan 1 3 1 2 2 1 4 3 2 1 4 2 1 3 2 3 1 4 1 2 2 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(23)

21 Ayu Citraningrum Basuki 6 SD Kan. Kumendaman 2 3 1 1 3 4 2 2 1 3 2 1 4 4 3 1 2 1 2 2 3 1

22 Atanasia Fensa E.A. 6 SD Kan. Kumendaman 3 1 2 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 3 4 1 2 1 2 2 3 1

23 Vincentius Lanang Saputra 4 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 4 1 2 4 3 1 2 3 4 1 2 1 2 4 3 1 2 3 1 2

24 Vincentius Yudhistira D. 4 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 1 2 4 3 2 1 1 2 4 3 2 1 4 3 1 2 2 3 1

25 Adelia Rosari Diani C. 4 SD Kan. Kadirojo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 4 1 2 3 4 3 1 2 1 2 2 3 1

26 Kirana Setiawati 4 SD Kan. Kadirojo 1 2 3 2 1 4 3 2 1 2 3 4 1 4 1 2 3 1 2 3 2 1

27 Valentinus Trifebriano 4 SD Kan. Kadirojo 1 2 3 4 3 1 2 2 1 2 4 1 3 3 4 1 2 2 1 2 3 1

28 Raymundus E. 4 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 1 2 3 4 2 1 3 3 2 1 4 2 3 1 4 2 1 1 3 2

29 Alfred Dafela Logho 4 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 1 3 4 2 2 1 3 2 1 4 3 4 1 2 1 2 1 3 2

30 Vaifa Zandy Putra 5 SD Kan. Kadirojo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 4 3 2 1 1 2 2 3 1

31 Sebastian Noric A. 5 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 1 2 4 3 2 1 4 1 3 2 3 4 1 2 2 3 1 2 3 1

32 Stefano Leonel Pratam R. 5 SD Kan. Kadirojo 2 1 3 4 3 2 1 1 2 4 1 3 2 3 4 1 2 1 2 3 2 1

33 Alexia Dini Putri Rifa S. 5 SD Kan. Kadirojo 3 1 2 1 2 4 3 1 2 4 1 2 3 4 3 1 2 2 1 1 3 2

34 Anastasia Karisa C.K. 5 SD Kan. Kadirojo 3 1 2 1 3 4 2 2 1 2 1 4 3 4 3 1 2 1 2 1 3 2

35 Bonaventura Christian M. 5 SD Kan. Kadirojo 3 2 1 1 2 4 3 2 1 4 1 2 3 4 3 1 2 1 2 2 3 1

36 Christina Anindya P. 5 SD Kan. Kadirojo 1 2 3 2 1 4 3 2 1 2 3 1 4 2 4 3 1 1 2 2 3 1

37 Hellena Putri Issetiyantoro 4 SD Karitas Nandan 1 2 3 1 3 4 2 5 2 1 4 3 2 1 1 4 2 3 2 3 1 2 4 1 3

38 Yosephita Putri Ratna N. 4 SD Karitas Nandan 2 1 3 4 3 2 1 4 2 1 2 4 1 3 5 1 3 2 4 5 2 1 3 1 4 2 3

39 Michelle Diva A.P. 4 SD Karitas Nandan 2 1 3 1 2 5 4 3 2 1 2 1 4 3 1 3 4 2 5 1 3 2 2 3 1 4

40 Nadine Aurelia W.L. 4 SD Karitas Nandan 4 1 3 2 1 2 5 4 3 2 1 1 3 2 4 2 4 3 1 2 1 2 4 3 1

41 R. Zivanna Putri Ayuna 4 SD Karitas Nandan 2 1 3 2 3 4 1 2 1 2 1 4 3 4 3 1 2 1 2 2 3 1

42 Regina Fortunata H. 4 SD Karitas Nandan 3 1 2 4 3 1 2 2 1 3 4 1 2 2 3 1 4 2 1 3 2 1

43 Valentino Febriani Via P.K. 4 SD Karitas Nandan 3 1 2 3 2 4 1 2 1 3 4 1 2 4 2 1 3 1 2 2 3 1

44 Anastasia Karen Febianti 5 SD Karitas Nandan 3 1 2 1 2 4 3 2 1 1 2 4 3 3 1 2 4 2 1 2 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(24)

45 Helena Olivia Putri 5 SD Karitas Nandan 3 2 1 1 2 4 3 2 1 3 1 4 2 4 3 2 1 1 2 3 2 1

46 Andrea Sieneya 5 SD Karitas Nandan 3 2 1 1 2 4 3 2 1 4 2 1 3 1 3 2 4 1 2 2 3 1

47 F.X. Visco V. 5 SD Karitas Nandan 3 2 1 4 2 3 1 1 2 2 3 1 4 3 4 2 1 2 1 1 3 2

48 Michael Orion Arstoe N. 5 SD Karitas Nandan 3 1 2 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 4 3 1 2 1 2 2 3 1

49 Vitus Raka Y.A. 5 SD Karitas Nandan 3 2 1 3 2 4 1 1 2 2 3 1 4 2 3 4 1 1 2 2 3 1

50 Renata Theresiaseto D. 5 SD Karitas Nandan 3 1 2 3 2 4 1 1 2 4 2 1 3 3 4 1 2 1 2 1 3 2

51 Theophane Farrel W.T 4 SD Kan. Demangan Baru 3 1 2 2 1 4 3 2 1 4 2 1 3 4 2 3 1 2 1 3 2 1

52 Skolastika Gemara J.S. 4 SD Kan. Demangan Baru 2 1 3 2 3 1 4 2 1 2 3 1 4 4 1 2 3 2 1 2 3 1

53 Jhon Emanuel Stopher 4 SD Kan. Demangan Baru 2 1 3 1 2 4 3 2 1 2 1 3 4 3 4 1 2 1 2 2 3 1

54 Mikael Jovanno M.P. 4 SD Kan. Demangan Baru 1 3 2 2 1 4 3 2 1 4 1 3 2 2 3 1 4 1 2 2 3 1

55 Fransisca Anindya M.A. 6 SD Kan. Demangan Baru 3 1 2 1 2 4 3 2 1 4 1 2 3 3 1 4 2 2 1 2 3 1

56 Tius Sodara 6 SD Kan. Demangan Baru 3 2 1 1 2 4 3 1 2 3 4 1 2 1 2 3 4 2 1 2 3 1

57 John Paul Erwind D.A. 4 SD Tarakanita Ngembesan 3 1 2 1 2 3 4 2 1 4 1 2 3 2 1 3 4 2 1 2 3 1

58 Maria Alicia Kanaya Putri 4 SD Tarakanita Ngembesan 2 3 1 3 4 1 2 2 1 2 3 1 4 4 1 2 3 2 1 2 3 1

59 Maria Rosari Lintang K.W. 4 SD Tarakanita Ngembesan 3 1 2 1 2 4 3 2 1 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 2 1

60 Maria Eka Madaningrum 5 SD Tarakanita Ngembesan 3 1 2 1 3 4 2 2 1 2 1 4 3 2 1 3 4 1 2 3 2 1

61 Francisca Aurelia W. 5 SD Tarakanita Ngembesan 1 2 3 1 3 4 2 2 1 3 1 4 2 4 3 2 1 1 2 1 3 2

62 Bernadette Dinara A.M. 5 SD Tarakanita Ngembesan 3 1 2 1 2 4 3 2 1 3 1 4 2 3 1 4 2 1 2 2 3 1

63 Nyshia Vinsha Indra N. 6 SD Tarakanita Ngembesan 1 2 3 2 1 4 3 2 1 2 1 3 4 4 1 2 3 1 2 3 2 1

64 Aloysius Gonzaga M.A. 6 SD Tarakanita Ngembesan 1 2 3 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 3 4 1 2 2 1 2 3 1

65 A.G. Danen Adinugroho 5 SD Kan. Duwet 3 2 1 4 3 1 2 1 2 1 4 2 3 4 1 2 3 2 1 2 1 3

66 Johanes Britto Hening T. 6 SD Kan. Jetis Depok 2 1 3 1 2 4 3 2 1 1 2 4 3 2 3 1 4 1 2 2 3 1

67 Maria Tania Juventina 5 SD N. Ambarukmo 2 1 3 1 2 4 3 2 1 2 1 4 3 1 3 2 4 1 2 3 2 1

68 Shindy Aliansa 6 SD N. Ambarukmo 3 1 2 1 2 3 4 1 2 4 1 2 3 4 3 1 2 1 2 1 3 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HARAP AN SISWA DAN IMPLlKASINYA BAGI PILIHAN MEDIA ...

(25)

69 Angella Merici Nadia P.D. 4 SD N. Puren 2 1 3 4 3 2 1 1 2 2 4 1 3 3 4 1 2 2 1 3 1 2

70 Gabriel Narendra Solideo 4 SD N. Percobaan 2 3 2 1 2 3 4 1 2 1 2 1 3 4 3 1 4 2 2 1 3 2 1

71 Philip Rusdi 5 SD N. Keceme 2 3 1 2 3 4 1 2 1 2 1 4 2 3 4 3 1 2 1 2 1 3 2

72 Jilbress Noldyanto Sila M. 5 SD N. Kledokan 3 1 2 4 2 1 3 1 2 2 4 1 3 3 4 2 1 2 1 2 4 3 1

73 Gabriela Violeta Tiffany 5 SD N. Sarikarya 3 1 2 2 1 4 3 2 1 2 1 4 3 1 4 2 3 2 1 1 3 2

74 Thirdtian Apta Mada Aji 5 SD Kan. Wates 3 1 2 1 2 4 3 2 1 3 1 4 2 2 3 1 4 1 2 2 3 1

75 Ignasius Pijar Nur W. 5 SD Kan. Wates 2 3 1 3 1 4 2 2 1 2 1 4 3 3 1 4 2 1 2 1 3 2

76 Adelia Trijaya 6 SD Kan. Wates 1 2 3 1 3 4 2 2 1 4 1 3 2 4 3 2 1 1 2 2 3 1

77 Helen 4 SD Kan. Bonoharjo 2 1 3 4 1 3 2 2 1 3 1 2 4 2 3 1 4 1 2 2 3 1

78 Agnes Putri Fajarini 4 SD Kan. Bonoharjo 2 1 3 2 3 4 1 1 2 4 3 1 2 3 4 2 1 1 2 2 3 1

79 Janu 4 SD Kan. Bonoharjo 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 3 1 4 1 2 1 1 1 2 3 2 2

80 Bernadus Galih Wicaksono 4 SD Kan. Bonoharjo 2 1 3 1 3 4 2 2 1 1 3 4 2 4 3 2 1 2 1 3 1 2

81 Gracia Dinda Dinaratri 4 SD Kan. Bonoharjo 3 1 2 2 1 4 3 2 1 4 2 1 3 4 2 1 3 2 1 2 3 1

82 Fransiskus Setyo Atmojo 4 SD Kan. Bonoharjo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 4 1 2 3 3 2 1 4 2 1 2 3 1

83 Andreas Surya Putra L. 4 SD N. Sidomulyo 3 1 2 1 2 4 3 2 1 3 1 4 2 1 3 4 2 1 2 1 3 2

84 Selvia Sula Sara Sehkan 4 SD N. Sampang 3 1 2 2 1 4 3 2 1 4 2 1 3 4 3 1 2 2 1 2 3 1

85 Vallery Anindya Maharani 5 SD Sanjaya Giring 3 2 1 3 4 2 1 2 1 4 1 2 3 1 3 2 4 1 2 1 3 2

86 Fransiskus Alfian 4 SD Kan. Bantul 3 2 1 2 3 4 1 2 1 4 2 3 1 2 1 4 3 2 1 1 3 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI