Hans Kelsen

8
Rangkuman Klasifikasi Negara Menurut Hans Kelsen Hans Kelsen adalah penganut ajaran positivme, ia menulis ajarannya dalam bukunya Der Soziolgische und der juristis che staatsbegriff. Dalam ajarannya tentang klasifikasi Negara Hans Kelsen antara lain mengatakan bahwa, kalau akan mengklasifikasi Negara, terlebih dahulu harus menetapkan apakah yang akan dipergunakan sebagai criteria.Kriteria ini menurut pendapat Hans Kelsen haruslah sesuai dengan hakekat Negara , dan bahkan tidak boleh terlepas dari hakekat Negara, sebab inilah yang pokok. Menurut ajaran Hans Kelsen Negara itu pada hakekatnya adalah merupkan Zwangsordnung, suatu tertib hukum atau tertib masyarakat yang mempunyai sifat memaksa, yang menimbulkan hak memerintah dan kewajiban tunduk. Oleh karena tertib hukum mana menjelma dalam bentuk peraturan-peraturan hukum ini mengandung sanksi, artinya, kalau perturan-peraturan hukum iitu tidak di taati dapat menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu terhadap siapa yang tidak menaati atau melanggar hukum tadi.dan bahkan peraturan-peraturan hukum itu bisa dipaksakan. Kebebasan menurut Hans Kelsen, merupakan nilai yang fundamentil atau pokok didalam suatu Negara. Menurut Hans Kelsen , sifat kebebasan warga Negara itu di tentukan oleh dua hal, yaitu : 1. Sifat mengikatnya peraturan-peraturan hukum yang dibuat atau di keluarkan oleh penguasa yang berwenang. 2. Sifat keluasaan pengausa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengatur peri kehidupan daripada warga negaranya. Berdasarkan point pertama maka : a. Pada azasnya peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh penguasa yang berwenang itu hanya mengikat atau berlaku terhadap rakyat atau warga Negara saja, jadi hanya berlaku atau mengikat penguasa yang membuat dan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum tersebut. Maka apabila dalam suatu Negara si pembuat peraturan-peraturan hukum itu tidak di kenai atau tidak terikat oleh peraturan-peraturan hukum yang dibuatnya itu, jadi hanya mengikat, atau hanya di tujukan terhadap para warga Negaranya saja,peraturan-peraturan hukum itu seakan-akan

Transcript of Hans Kelsen

Page 1: Hans Kelsen

Rangkuman Klasifikasi Negara Menurut Hans Kelsen

Hans Kelsen adalah penganut ajaran positivme, ia menulis ajarannya dalam bukunya Der Soziolgische und der juristis che staatsbegriff.

Dalam ajarannya tentang klasifikasi Negara Hans Kelsen antara lain mengatakan bahwa, kalau akan mengklasifikasi Negara, terlebih dahulu harus menetapkan apakah yang akan dipergunakan sebagai criteria.Kriteria ini menurut pendapat Hans Kelsen haruslah sesuai dengan hakekat Negara , dan bahkan tidak boleh terlepas dari hakekat Negara, sebab inilah yang pokok.

Menurut ajaran Hans Kelsen Negara itu pada hakekatnya adalah merupkan Zwangsordnung, suatu tertib hukum atau tertib masyarakat yang mempunyai sifat memaksa, yang menimbulkan hak memerintah dan kewajiban tunduk. Oleh karena tertib hukum mana menjelma dalam bentuk peraturan-peraturan hukum ini mengandung sanksi, artinya, kalau perturan-peraturan hukum iitu tidak di taati dapat menimbulkan akibat-akibat hukum tertentu terhadap siapa yang tidak menaati atau melanggar hukum tadi.dan bahkan peraturan-peraturan hukum itu bisa dipaksakan.

Kebebasan menurut Hans Kelsen, merupakan nilai yang fundamentil atau pokok didalam suatu Negara.

Menurut Hans Kelsen , sifat kebebasan warga Negara itu di tentukan oleh dua hal, yaitu :

1. Sifat mengikatnya peraturan-peraturan hukum yang dibuat atau di keluarkan oleh penguasa yang berwenang.

2. Sifat keluasaan pengausa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengatur peri kehidupan daripada warga negaranya.

Berdasarkan point pertama maka : a. Pada azasnya peraturan-peraturan hukum yang dikeluarkan oleh penguasa yang berwenang itu hanya

mengikat atau berlaku terhadap rakyat atau warga Negara saja, jadi hanya berlaku atau mengikat penguasa yang membuat dan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum tersebut. Maka apabila dalam suatu Negara si pembuat peraturan-peraturan hukum itu tidak di kenai atau tidak terikat oleh peraturan-peraturan hukum yang dibuatnya itu, jadi hanya mengikat, atau hanya di tujukan terhadap para warga Negaranya saja,peraturan-peraturan hukum itu seakan-akan lalu bersal dari luar pribadi mereka yang dikenai oleh peraturan-peraturan hukum itu. Dikatakan oleh HansKelsen Negara yang demikian ini memakai system heteronomy, dan Negara heteronom.

b. Pada azasnya peraturan-peraturan hukum yang di keluarkan oleh pengausa yang berwenang itu kecuali mengikat warga negaranya atau rakyatnya juga mengikat si pembuat peraturan-peraturan hukum itu sendiri. Maka dalam hal ini terdapat adanya suatu kesamaan antara si penguasa warga Negaranya, jadi seakan-akan peraturan-peraturan hukum yang berlaku itu berasal dari kemauannya sendiri, dan sifatnya lalu autonom. Negara yang demikian disebut system autonomi, dan negaranya disebut nagara autonom.

Page 2: Hans Kelsen

Criteria kedua, yaitu sifat keluasaan penguasa atau pemerintah dalam mencampuri atau mengataur peri kehidupan daripada para warganya. Maka :

a. Pada azasnya penguasa atau Negara mempunyai keleluasaan untuk mencampuri atau mengatur segala segi kehidupan daripada warga negaranya.jadi terhadap hal penguasa atau Negara berhak mengaturnya. Akibatnya ialah penguasa lalu mempunyai kecendrungan mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sebanyak mungkin untuk mengatur segala segi peri kehidupan para warga negaranya. Konsokuensi dari pada ini adalah bahwa derajad pembtasan kebebasan pribadi warga negaranya bersifat maksimum, sedangkan kebeasan pribadi warga nearanya bersifat minimum. Negara yang demikian ini oleh Hans Kelsen disebut Negara totalistis atau etalistis.

b. Pada azasnya penguasa atau Negara hanya dapat mencampuri atau mengatur perihal kehidupan daripada para warga negaranya yang pokok-poko saja, yang menyagkut kehidupan warga Negara secra keseluruhan. Sedangkan hal-hal selainnya pengaturannya diserahkan kepada para warga negar sendiri. Maka akibatnya ialah bahwa derajad pembatasan kebebasan pribadi waraga Negaranya bersifat minimum, sedangakan kebebasan pribadi warga Negaranya bersifat maksimum. Oleh karena dalam hal ini penguasa itu hanya mempunyai kecendrungan untuk mengeluarkan peraturan-peraturan hukum sedikit, sebab yang di serahkan pengaturannya kepda penguasa hanayalah soal-soal yang pokok saja, sedangkan selebihnya pengaturannya diserahkan masing-masing kepada warga negar itu sendiri. Negara yang melaksanakan system ini adalah Negara liberal.

Kesimpulannya adalah bahwa pada umunya Negara-negara yang memakai system autonomi , yaitu dimana Negara si penguasa yang mebuat atau mengeluarkan peraturan-peraturan hukum yang di buatnya, ada kecendrungan untuk merubah sistemnya itu kearah system liberalisme, sebab orang itu tidak begitu senang kalau sangat terikat, atau kebebasannya sagat di batasi.

Kalu kita membandingkan ajaran klasifikasi Negara dari Hans Kelsen tersebut diatas dengan ajaran Aristoteles dan Epicurus mengenai sifat susunan Negara atau masyarakat, maka dapatlah dikatakan bahwa disitu pihak klasifikasi Negara Hans Kelsen, yaitu negara heteronom dan Negara totaliter , mempunyai persamaan dengan Aristoteles mengenai sifat susunan Negara atau masyarakat , yaitu yang menyatakan bahwa Negara itu pada hakekatnya adalah merupakan suatu organisme.

Sedangkan dipihak lain, klasifikasi Negara Hans Kelsen, yaitu Negara autonom dan liberal, mempunyai kesamaan dengan ajaran Epicurus menegnai sifat susunan daripada Negara atau masyarakat , yaitu yang menyatakan bahwa susunan masyarakat atau Negara bersifat atomistis.

Tegasnya adalah sebagai berikut, bahwa organisme, sebagai lawannya adalah atomisme, itu adalah suatu faham atau ajaran mengenai masalah atau sifat susunan masyarakat atau Negara, yaitu pandanagan bagaimanakah masyarkat atau Negara itu tersusun, jadi pokoknya mengenai sifat susunan masyarkat atau Negara.

Menurut Hans Kelsen ada empat jenis Negara yaitu heteronom, autonom, totaliter, dan liberal. Ini secara teoritis dapatlah disusun suatu system kombinasi.

1. Negara yang memakai system kombinasi autonom-liberal, atau Negara yang memakai system kombinasi autonom-totaliter.

2. Negara yang memakai system kombinasi heteronomy-liberal, atau Negara yang memakai system kombinasi heteronomy-totaliter.

Page 3: Hans Kelsen

6. Klasifikasi Negara menurut R.M. Mac Iver

R.M. Mac Iver adalah seorang sarjana Amerika, ajaran mengenai ilmu kenegaraan ia tulis dalm bukunya yaitu, The Web Of Government dan The Modern State.

Dalam buku The Web of Goverment ia mengulas tentang terjadinya Negara. Ia mengatakan bahwa Negara terjadi dari pertumbuhan suatu keluarga, danpertumbuhan itu terjadi melalui beberapa fase(tingkat). Tingkatan atau fase pertama adalah keluarga dan family tersebut, dalam keluaraga adapula kepala keluarganya, yang disebut Poter amilias atau Patriarch.

Tingkatan selanjutnya adalah bahwa keluarga itu berkembang menjadi besar dan disebut KLANyang di pimpin oleh Primus Inter Pores. Primus Inter Pares inilah yang menjadi cikal bakal system jabatan yang sifatnya turun menurun ( Hereditary Office), karena menujuk keturunannya sendiri untuk menggantikan kekuasaan.

Mac Iver berpendapat bahwa pertumbuhan dan perkembang family menjadi Negara diperoleh melalai beberapa cara, yaitu: perang dan expansi.

Mac Iver melihat bahwa ada perbedaan antara pemerintah, government, dengan Negara, perbedaannya adalah behawa Negara itu adalah organisasinya, sedangkan pemerintahan adalah oran yang menjalankan administrasi daripada organisasi tersebut. Ia juga berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang begitu kontras antara bentuk-bentuk Negara denga bentuk-bentuk pemerintah.

Mac Iver mengemukakan adanya dua macam system mengklasifikasi Negara yaitu:

a. A Tri partite classification of stateb. A tri partite classification of state

Ad.1. A tri partite classification of state

System ini disebut pula system traditional classification, yang menggunakan dasar atau criteria suatu pernyataan : sipakah yang memegang kekuasaan pemerintah Negara itu ? ini mempunyai dua macam maksud, yaitu:

1. Berapa orangkah yang memeganag kekuasaan pemerintah Negara itu?2. Bagaimanakah sifat dari pemerintahannya itu ?

Berdasarkan criteria ini, maka system klasifikasi itu akan memberikan bentuk-benutk seperti yang pada umumnya telah dikemukakan oleh sarjana-sarjan Yunani dan Romawi : Plato, Aristoteles, Polybius dan Thomas Aquinas.

Mac Iver mengemukakan keberatan-keberatan atau kritik, yang dianggap sebagai kelemahan daripada system tersebut sebagai berikut :

1. Dasar atau criteria daripada klsifikasi Negara dengan system ini, tri partite classification, adalah : perbedaan-perbedaan tentang bentuk pemerintahan, dan perbedaan-perbedaan ini tergantung daripada jawaban atas pertanyaan, siapakah yang memegang kekuasaan pemerintah tertinggi dalam Negara itu. Karena yang sunguh-sungguh memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dalam Negara itu hanya beberapa orang. Pendapat Mac Iver yang demikian ini telah di buktikan dalam uraiannya, periksa bukunya tersebut di atas, dimana ia mengatakan bahwa pemerintahan

Page 4: Hans Kelsen

peda Negara-negara bukan primitive itu pasti selalu berada pada tangan rulling-class, kelas atau golongan yang memerintah. Jadi government atau pemerintah itu sesungguhnya adalah class-government.

2. Di dalam mengklasifikasi Negara itu tidaklah cukup kalau hanya mempergunakan satu criteria saja, misalnya hanya dengan criteria siapakah yang memegang kekuasaan pemerintah tertinggi dalam Negara itu, ataupun tidak cukup kalau hanya berdasarkan konstitusinya saja, seperti yang dipakai dalam system bi partite classification, karena sepertinya Negara feodal adalah lain sekali daripada Negara-negara kapitalis atau sosialais, meskipun kadang-kadang namanya atau istilahnya itu sama, miaslnya republic.

Ad.2. A bi partite classification of state

Dasar atau criteria daripada system klasifikasi ini adalah dasar atau alas an yang bersifat praktis, yaitu mempergunakan dasar konstitusionil, yang meliputi pertanyaan-pertanyaan :

1. Bagaimanakah sifat hubungan antara beberpa orang memegang kekuasaan pemerintah Negara itu, the few, denga rakyat yang diperintahnya, the many. Ini adalah pertanyaan yang lebih penting daripada pertanyaan pertama tersebut diatas, karena yang dipersoalakan disisni adalah soal pertanggungan jawab, yaitu adakah pertanggungan jawab atau tidak antara the few, beberapa orang yang memegang kekuasaan pemerintah Negara, dengan the many, rakyat yang diperintah.

Kedua pertanyaan yang tersebut diatas, karena yang pertama tidak penting karena tidak menentukan bentuk negaranya karena tidak membutuhkan jawaban.sedangkan pertanyaan yang kedua mendapatkan dua macam jawaban, yaitu :

1. Apabila pertanyaan ornag yang memegang kekuasaan pemerintahan itu sebagai pendukung daripada satu orang yang memegang pucuk pimpinan pemerintah Negara atau the few, dengan rakyat yang diperintahnya yaitu the many jadi tegasnya bahwa antara beberapa orang yang merupakan ruling-class dengan rakyat yang diperintah itu ada hubungan pertanggung-jawab, maka Negara tersebut adalah Negara demokrasi.

2. Sedangkan kalau antara the few dengan the many itu tidak terdapatkan hubungan pertanggung-jawaban, maka Negara tersubut adalah Negara oligarki.

Jadi penggolongan Negara dengan system bi partite classification ini, menghasilkan dua golongan besar Negara, yaitu : demokrasi dan oligarki.

Maka agar dalam mengklasifikasikan Negara berdasarkan cirri-ciri dalam perkembangannya itu dapat pula dilaksanakan, Mac Iver mengemukakan criteria-kriteria lain di samping dasr konstitusionil tadi. Jadi teganya menurut Mac Iver dalam mengklasifikasikan Negara itu belumlah cukup kalau hanya mempergunakan satu criteria saja.

Pendapat Mac Iver ini kiranya dapatlah di pahami, sebab misalnya kita menggolongkan Negara A dalam golongan negara demokrasi, Negara B juga dalam golongan Negara demokrasi. Jadi keduanya adalh sama yaitu negra demokrasi. Tetapi dengan demikian ini saja, sesungguhnya kita belum dapat mengatakan bahwa Negara A dan Negara B itu sama, sebab disamping itu ada pula cirri-ciri tertentu yang membedakan antara Negara A dengan negar B tersebut. Misalkan berdasrkan system ekonominya, Negara A adalah Negara kapitalis, sedangkan Negara B adalah sosialis, sepertinya lagi misalnya Negara A adalah Negara kesatuan, sedangkan Negara B adalah negar federal.

Page 5: Hans Kelsen

Maka dari itu untuka dapat mencakup semua cirri-ciri terutama cirri-ciri yang utama, di dalam mengklasifikasi Negara Mac Iver mengajukan conspectus daripada bentuk-bentuk Negara berdasarkan empat macam criteria, dan berdasarkan criteria itu secara skematis bentuk-bentuk Negara itu adalah sebagai berikut :

A B C D

Constitusional Economic basis Communal Soverelgnity

Basis basis Structure

I. Oligarki

A1 Monarchy b1 Folk Ekonomy c1 Tribal Go- d1 Unitary Go-

Primitive Gover- verment verment

Ment

A2 Ductatorship b2 Feudal Gover- c2 Polis Go- d2 Empire Colony

Ment verment Dependency

A3 Theocracy b3 Capitalist Go- c3 Country d3 Federal Gover-

Verment Government ment

A4 Plural Headship b4 Socilist Go- c4 National -----

Verment government

II. Democracy

A3 Limited Monar- ------- c3 Multi-natio- ------

Chy nal Government

A6 Republik ------ Weried Gover- ------

Ment

Catatan : kalu misalnya kita akan menentukan sesuatu Negara itu masuk golongan yang mana, maka dengan dasar atau criteria yang di kemukakan oleh Mac Iver tersebut diatas, kita dapat mencarinya dengan mempergunakan dasar-dasr tersebut satu persatu. Misalnya saja Indonesia, itu denga krriteria yang diajukan Mac Iver tad masuk golongan mana, dapatlah di cari sebgai berikut :

A. Dengan dasar konstitusionil adalah Republik (a6)B. Dengan dasar ekonominya adalah sosialis ( b4)C. Dengan dasar persekutuan adalah Negara nasional ( c4) D. Dengan dasr kedaulatannya adalah Negara kesatuan (d1)

Page 6: Hans Kelsen

Sedangkan dalam golongan besarnya Indonesia adalah termasuk demokrasi (A.II).

Demikianlah menurut table atau skema yang dikemukakan oleh Mac Iver, dalam mengklasifikasi Negara.