Hanif RU
-
Upload
hanif-fadillah-budiman-akbar -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Transcript of Hanif RU
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal merupakan gambaran penyusunan
ruangan-ruangan, peralatan-peralatan serta pintu-pintu yang tepat. Langkah-
langkah dalam penyusunan rencana umum dari sebuah kapal antara lain
pembagian ruangan-ruangan utama, pengaturan batas-batas tiap ruangan,
penempatan perlengkapan-perlengkapan di dalam ruangan serta penyusunan
pintu-pintu pada tiap ruangan.
Dalam merancang sebuah kapal tidak dapat dihindari adanya berbagai
macam kepentingan yang akan saling bertentangan dan itu akan didapatkan
pada penyusunan rencana umum ini.
Efisiensi dari suatu kapal salah satunya ditentukan oleh penyusunan
ruangan-ruangan yang tepat serta penempatan pintu-pintu yang efektif di
antara ruangan-ruangan tersebut. Dapat dikatakan bahwa penyusunan
ruangan-ruangan yang baik akan dapat meningkatkan nilai guna dan nilai
ekonomis dari sebuah kapal. Hal ini mempengaruhi pada konstruksi dan biaya
operasional kapal tersebut.
Langkah pertama untuk pembuatan rencana umum adalah pembagian
ruangan-ruangan utama dalam kapal, misalnya pembagian ruangan pada
lambung kapal untuk ruang muat, kamar mesin dan tangki-tangki serta
pembagian ruangan-ruangan pada bangunan atas untuk ruangan akomodasi
dan lain-lain
Selain itu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyusun rencana umum, antara lain :
1. Besarnya volume ruang muat didasarkan pada jenis dan jumlah
muatan
2. Cara penyimpanan muatan dalam ruang palkah dan sistem
penanganan muatan (Cargo Handling)
3. Besarnya volume ruang akomodasi didasarkan pada jumlah anak
buah kapal dan penumpang serta standard ruang akomodasi
M LUTHFI FADILLAH (21090110141013) 1
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
4. Besarnya volume tangki terutama tangki ballast dan tangki bahan
bakar didasarkan pada tipe mesin yang digunakan dan jalur
pelayarannya
5. Standard pembagian sekat baik sekat melintang maupun sekat
memanjang
6. Ukuran utama kapal
7. Gambar Rencana Garis
Permasalahan dalam penyusunan rencana umum biasanya tergantung
dari tipe kapal yang direncanakan. Namun pada dasarnya pembuatan rencana
umum untuk semua tipe memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti
dalam penyusunan ruangan akomodasi dan daya mesin meskipun untuk kapal
yang berbeda akan menyebabkan terjadinya perbedaan kapasitas.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 2
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB I
UKURAN UTAMA KAPAL
I.1 Data Utama Kapal
Tipe Kapal : Bulk Carriers Ship
LoA : 192,71 m
Lwl : 184,22 m
Lpp : 180,42 m
B : 28,00 m
H : 15,20 m
T : 10,791 m
Vs : 13,4 knot
Cb : 0,78
Cp : 0,78
Dwt : 37027,00 ton
I.2 Definisi Rencana Umum
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang
dibutuhkan, ruangan yang di maksud sperti ruang muat dan ruang kamar
mesin dan akomodasi, dalam hal ini di sebut superstructure (bangunan atas).
Di samping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak
jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Ada 4 bagian/karateristik rencana umum menurut Ship Design and
Construction :
1. Penentuan lokasi ruang muat
2. Penentuan batas-batas ruang termasuk kamar pribadi
RABBI RADHIYA (21090111130054) 3
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
3. Penentuan dan pemilihan perlengkapan kamar mandi
4. Penentuan jalan atau lintasan yang cukup
Langkah pertama yang dihadapi dalam membuat rencana umum adalah
penentuan lokasi ruangan dan batas dari lambung kapal dan bangunan atas,
ruangan yang di maksud :
1. Ruang kamar mesin
2. Ruang muat
3. Crew, penumpang, ruangan pada crew yang utama
4. Tangki-tangki
5. Beberapa ruangan lainnya
Pada saat yang bersamaan juga ditentukan kebutuhan lain seperti :
Sekat kedap masing-masing ruangan
Stabilitas yang cukup
Struktur konstruksi
Penyediaan jalan yang cukup
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur di susun dan
ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah
ada (pembanding). Informasi yang mendukung rencana umum :
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang
akan di muat
2. Metode dan sistem bongkar muat
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari
tipe mesin dan dimensi mesin
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki
untuk minyak, ballast, pelumas mesin
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang, dan
standard akomodasi
6. Pembagian sekat melintang
7. Penentuan dimensi kapal
8. Lines Plan
RABBI RADHIYA (21090111130054) 4
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB III
DAYA MOTOR INDUK KAPAL
Perhitungan tenaga mesin induk kapal diawali dengan menghitung
besarnya tahanan kapal. Pada rencana umum kapal ini dalam menghitung atau
menentukan besarnya tahanan menggunakan metode Holtrop dengan data-data
sebagai berikut :
Ukuran Utama Kapal
Panjang kapal keseluruhan ( Loa ) : 192,71 m
Panjang kapal yang tercelup air ( LWL ) : 184,22 m
Panjang kapal ( Lpp ) : 180,42 m
Lebar kapal ( B ) : 28,00 m
Sarat kapal ( T ) : 10,791 m
Tinggi sampai Upper Deck ( H ) : 15,20 m
Kecepatan Dinas Kapal ( Vs ) : 13,4 knot
Data – data berikut diambil dari Kurva Hidrostatik
Koefisien Block ( Cb ) : 0,53
Koefisien Prismatic ( Cp ) : 0,649
WSA kapal ( S ) : 883,22 m2
LCB kapal : -2,21 m
Volume displacement ( ) : 1903.5 m3
Displacement ( ) : 1951,15 ton
Koefisien midship ( CM ) : 0,81
RABBI RADHIYA (21090111130054) 5
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
A. Perhitungan Tahanan Total Kapal
Perhitungan tahanan kapal ini menggunakan metode holtrop (1984),
Dalam menghitung tahanan kapal dengan menggunakan metode holtrop ada
beberapa komponen tahanan yang harus kita tentukan. Komponen –
komponen tahanan tersebut antara lain menentukan :
1. Tahanan gesek ( Rv )
2. Tahanan gelombang ( Rw )
3. Perhitungan hubungan model dengan kapal (model ship allowance) RCA
RT = Rv + Rw + RCA
= ½.ρ.V2.Cf.(1+k).Stot + + ½.ρ.V2. Stot. CA
=
Dimana :
ρ = Massa jenis air laut
= 1,025 ton/m3
V = Kecepatan dinas kapal
= 14,3 knots
= 7,35592 m/sec
Stot = Luas permukaan basah kapal total (m2)
Cf = Koefisien tahanan gesek kapal
(1+k) = Koefisien karena pengaruh bentuk kapal
Perhitungan koefisien tahanan gesek kapal (Cfo).
Dalam perhitungan tahanan gesek kapal Holtrop mengunakan rumus ITTC
(1957), dimana pada rumus ini akan dihitung koefisien tahanan gesek kapal
(Cfo):
Cf 0=0,075
( logRn−2)2 (PNA. Vol II. Hal 90)
Dimana :
Cfo = Koefisien tahanan gesek kapal
Rn = Bilangan Reynold
RABBI RADHIYA (21090111130054) 6
Rw
WW
12
ρV 2 STOT [CF (1+k )+C A ]+RW
WW
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Rn =
V T . L
ν ( Menurut ITTC - 1957 )
VT = Kecepatan Percobaan
= 1,06 x Vs
= 1,06 x 7,35592= 7,797 m/sec
L = Panjang kapal yang tercelup air (Lwl) = 61,97 m
= Koefisien kekentalan kinematis
= 1,1883.10-6 m/s
(reff : PNA Vol II hal. 58 tabel X untuk suhu air laut 15 o C )
Rn =
7,797 x 61,97
1 , 1883. 10−6
= 406628918,744
Jadi koefisien tahanan gesek kapal :
Cf0 =
0 ,075
( log 439254627−2)2
= 0,0010
Perhitungan luas permukaan basah total (Stot)
Stot = Total luas permukaan basah lambung kapal & appendages
Stot = WSA + Sapp
dimana :
WSA = 2573,22 m2
Sapp = Skemudi + Sboss
Skemudi = 3,0268 m2
Sboss = 0 m2
RABBI RADHIYA (21090111130054) 7
Skemudi=TL
100 [1+25( BL )
2 ]Skemudi=
5 ,01 x61 ,97100 [1+25(12
61 ,97 )2 ]
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Sapp = (3,0269 + 0 ) m2
Sapp = 3,0269 m2
Stot = 883,22+ 3,0269
= 897,97 m2
Perhitungan (1+k)
( Dari PNA. Vol II. Hal 93)
Dimana :
(1+k1) =
Dalam hal ini :
LR = Length of run
= L .[(1−Cp+0 ,06 Cp . LCB )
(4 .Cp−1 )]
Cp = 0,649 ( Data dari TR Hidrostatik dan Bonjean Curve )
LCB = -2,21( Data dari TR Hidrostatik dan Bonjean Curve )
LR = 61 , 97[
(1−0,649 +(0 , 06. 0,649 .(−2, 21 ))(4 . 0,649−1)
]
LR = 63,03 m
c = Koefisien bentuk bagian belakang
= 1 + 0,011Cstern
Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel PNA Vol. II hal. 91
Tabel. II.1 Koefisien Harga Cstern
Karena bentuk potongan stern normal maka :
Cstern = 0
c = 1
(BL )1, 0681
= 0,1732
RABBI RADHIYA (21090111130054) 8
Cstern -25 For pram with gondola
Cstern -10 For V-Shaped section
Cstern 0 For normal section shape
Cstern 10 For U-shaped section with hogner stern
(1+k )=(1+k1 )+[(1+k 2 )−(1+k1 ) ]. SappStot
0 ,93+0 , 4871⋅C( BL )
1 ,0681
(TL )0 ,4611
( LLR)0 ,1216( L3
V )0 ,3649
(1−Cp )−0 ,6042
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
(TL )0 , 4611
= 0,3136
( LLR )
0, 1216
= 1,1590
( L3
∇ )0,3649
= 5,3388
(1−Cp )−0,6042= 1,8825
Sehingga :
(1+k1) = 0,93 + (0,4871(1. 0,1732. 0,3136. 1,1590. 5,3388. 1,8825))
= 1,2381
(1+k2) = Koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di
bawah permukaan garis air
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh tabel.25 PNA Vol. II hal.92
Tabel. II.2 Harga Koefisien (1+k2)
Type of appendages Value of (1+k2)
Rudder of single srew ship 1,3 to 1,5
Spade type rudder of twin screw ship 2,8
Skeg rudder of twin screw ship 1,5 to 2,0
Shaft bracket 3,0
Bossing 2,0
Bilge keel 1,4
Stabilizer fins 2,8
Shafts 2,0
Sonar dome 2,7
Karena kapal direncanakan dengan rudder of single srew ship maka diambil
harga
(1+k2) = 7,6
Sehingga didapatkan :
RABBI RADHIYA (21090111130054) 9
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
(1+k )=(1+k1 )+[(1+k 2 )−(1+k1 ) ].S tonjolan
S tot
(1+k )=(1,2381 )+[(7,6 )−(1,2381 ) ]. 3,0269 897,97
(1+k) = 1,1953
(Dari PNA. Vol II. Hal 92)
Dimana :
Fn = 0,3164
Untuk Fn ≤ 0,4
C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757
C4 = koefisien yang tergantung pada rasio B/L
C4 = 0,2296 (B/L)0,3333 Untuk B/L ≤ 0,11
C4 = B/L Untuk 0,11≤ B/L ≤ 0,25
C4 = 0,5 – 0,0625.(B/L) Untuk B/L 0,25
B/L = 0,1936 (0,11≤ B/L ≤ 0,25)
= 0,3895
iE = Setengah sudut masuk garis air (½.34o)
= 17 o ( dari lines plan)
= 0,0264 rad (dimana 1 o = л/180 rad)
= 2,7 x 10-3
C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757
= 2223105 0,1936 x 0,3895x 0,0027
C1 = 5,0076
C2 = 1 (kapal dirancang tanpa bulb)
C3 = 1−0,8(
AT
BTCm)
RABBI RADHIYA (21090111130054) 10
Rw
W=C1 C 2C 3 e
m1
Fnd+m
2Cos ( λFn
−2)
Fn=V t
√gL
Fn=7,797
√9,8 . 61, 97 ¿ ¿¿
(T B)1 .0796
(90−iE )−1, 3757
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
AT = Luas transom yang tercelup air (V=0)
= WSA cant part
= 10,7 m2 (dari tabel E, TR Hidrostatik Bonjean)
C3 =
1−0,8(AT
BTCm)
= 1-(0,8 ( 10,7/12 x 5,01 x 0,81 ))
C3 = 0,7266
d = -0,9
m1 = 0,01404( L
T )−1 ,7525 (∇ 1/3
L )−4 ,7932( BL )−C5
Nilai c5 adalah dihitung sebagai berikut :
C5 = 8,0798Cp – 13,8673Cp2 + 6,9844Cp3 Untuk Cp 0,8
C5 = 1,7301 – 0,7067.Cp Untuk Cp 0,8
Cp = 0,66
C5 = (8,0798. (0,649)– 13,8673.(0,6492)+ 6,9844. (0,6493))
=1,3121
m1 =
= -2,4201
e = 2,7183
Fnd = 2,817
= 0,001
m2 =
Fn-3,29 = 0,3164-3.29
= 44,078
e−0 ,034 Fn−3 , 29
= 0,2234
c6= -1,69385 L3/ 512
c6= -1,69385 + (L/1/3 – 8)/2,3 512 < L3/ 1727
c6= 0 L3/ > 1727
RABBI RADHIYA (21090111130054) 11
0 ,0140461 .795 ,01
−1 , 7525 745,23 61, 79
−4 ,7932(1261 , 79
)−1,374282
em1 Fnd
c6 . 0,4 .e−0 ,034.Fn−3 , 29
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
L3/ = 77.2405
c6= -1,69385
m2 = −1 ,69385. 0,4 . e−0 , 034. Fn−3 , 29
m2 = -0,1514
= 1,446.Cp – 0,03.L/B Unt L/B ≤ 12
= 1,446.Cp – 0,36 Unt L/B > 12
L/B = 5,164
= (1,446 . 0,649) – (0,03 . 5,164)
= 0,7835
Cos (.Fn-2 ) = 0,0273
m2. cos(.Fn-2 ) = -0,0041
Jadi tahanan gelombang kapal (Rw) adalah :
W = berat kapal pada muatan penuh = . . g
= 1,025 . 1951,15 . 9,81
= 19140,168 N = 19,1402 kN
Rw/W = -0,0029
Rw = -0,0002 kNCA = 0,006 . (Lwl + 100)-0,16 – 0,00205 (dari PNA vol II hal 93)
= 0,000661579Jadi Tahanan total kapal adalah :
Rt =
=0,5x1,025x(5,9156)²x750,7928[0,0011x1,1775+0,000661579]+29,6545
= 46,1006 kN
B. Perhitungan Daya Efektif (EHP)
EHP = Rt x Vt (PNA. Vol.II Hal. 161)
EHP = 133,3755 x 7,7973
EHP = 1039,9654 kWEHP = 1038,9654. 1000/ 735,4990 1 HP = 735,4990 Watt
RABBI RADHIYA (21090111130054) 12
RW
W=C1 C2 C3 e
m1Fn d
+m2cos (λ Fn−2 )
12
ρV 2 STOT [CF (1+k )+C A ]+RW
WW
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
EHP = 1413,9589 hp
C. Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
(Shaft Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP = EHP/Pc
Pc = Propulsive coefiscient
Pc = H x R x O
H = Hull efficiency ( diambil dari tabel 6 PNA vol II Hal 161)
H = 1,13
O = Open propeller efficiency (efisiensi Propeller)
O = 0,928 – 0,0269 L/1/3
= 0,928 – 0,0269 x 61,97/1951,151/3
= 0,7935 (effisiensi badan kapal)
R = Relative-rotative efficiency
R = 1,03 ~ 1,05
R = 1,03
S = 0,7 (effisiensi poros)
T = R.S.O
= 1,03 x 0,70 x 0,7935
= 0,5721
Setelah masing – masing efisiensi propulsi diketahui maka quasi-
propulsive coefficient ( D ) dapat diketahui.
Pc = H x O x R
= 1,13 x 0,7935 x 1,03
Pc = 0,9235Setelah D diketahui maka SHP dapat dihitung dengan cara :
SHP = EHP / Pc = 1413,9589 / 0,901SHP = 529.1868 hp
DHP = SHP x 0.98
DHP = 1531,0127 x 0.98
DHP = 518.6030
RABBI RADHIYA (21090111130054) 13
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
D. Perhitungan BHP (Brake Horse Power)
Perhitungan BHP menggunakan dua koreksi yaitu :
Koreksi sebesar 3 % DHP untuk letak kamar mesin di belakang (ITTC 1957)
BHP = SHP + 3 % SHP
= 1531,0127 + 3 % x 1531,0127
= 545.0624 ≈ 600 hp
Koreksi untuk jalur pelayaran dalam negeri sebesar 15–25 % DHP
BHP = SHP + x %.SHP ( dimana: x diambil 25 % )
BHP = SHP + 25 % SHP
= 1531,0127 + 25 % x 1531,0127
BHP = 651 hp ≈ 700 hp
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dapat dipilih mesin
yang sesuai dengan daya yang diharapkan, yaitu dari segi efisiensi dan
keekonomisan.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, maka dapat dipilih mesin
yang sesuai dengan daya yang diharapkan, yaitu dari segi efisiensi dan
keekonomisan.
BHP mesin induk 2000 HP dengan data mesin sebagai berikut :
Nama mesin : Caterpillar Marine Propulsion C12 ACERT
BHP : 705 HP
Berat mesin : 1174 kg (17,185 lb)
Ukuran utama mesin induk
Panjang : 62 in/1574 mm
Lebar : 38,1 in/969 mm
Tinggi : 39,5 in/1005 mm
Cylinder bore : 130 mm
Piston stroke : 150 mm
Penentuan Jumlah Crew Kapal
Dengan rumus pendekatan (Ship Resistance and Propulsion, hal 168) sebagai
berikut:
RABBI RADHIYA (21090111130054) 14
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cadets
Dimana :
Z = jumlah crew
Cst = Coefisien Steward Dept 1,2 – 1,33
Cdk = Coefisien Deck Dept 11,5 – 14,5
Ceng = Coefisien Engine Dept 8,5 – 11,0 Diesel
11,0 – 15 Turbine Single
13,73 – 16,5 Turbine Double
Cdet = Cadangan = 1,00
Maka:
Z = Cst . {Cdk (L.B.H . 35/105)1/6 + Ceng (BHP/103)1/5} + Cadets
Z = 1,20 . { 11,50 .(59,02. 12. 7,11. 35/105) 1/6 + 11,00. (2000/103)1/5} + 1
Z = 14,047796
Jumlah crew ditetapkan sebanyak 14 orang.
Pembagian / Susunan Crew Kapal
Susunan Crew Kapal
Secara garis besar tugas-tugas dari crew kapal dapat dikelompokkan pada:
1) Deck Department, dipimpin oleh Mualim I, bertanggung jawab terhadap
navigasi, peralatan geladak, bongkar muat di atas kapal.
2) Engine department, dipimpin oleh Kepala Kamar Mesin (KKM),
bertanggung jawab terhadap jalannya mesin induk, mesin bantu, ketel dan
seluruh instalasi mesin di atas kapal.
3) Catering department, dipimpin oleh Chief Steward, bertanggung jawab
pada kelancaran pelayanan makanan, pelayanan kamar, dan lain-lain
pekerjan di atas kapal.
Susunan Anak Buah Kapal
Master / Captain : 1 orang
DECK DEPARTEMENT
Chief Officer : 1 orang
Markonis (radio officer) : 1 orang
Juru Mudi (Q. master) : 1 orang
RABBI RADHIYA (21090111130054) 15
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
ENGINE DEPARTEMENT
Chief Engineer : 1 orang
Engineer : 2 orang
Electrician : 1 orang
Oil Man : 1 orang
CATERING DEPARTEMENT
Chief Cooker : 1 orang
FISHERMAN : 4 orang
Jumlah crew kapal total : 14 orang
BAB IV
LWT, DWT, DAN PAYLOAD
RABBI RADHIYA (21090111130054) 16
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
A. Berat Baja Kapal (Wet Steel Weight)
Menurut rumus Watson, Rina 1977 (Lectures on Ship Design And Ship
Theory, Herald Poehls)
E = L (B + T) + 0,85 L (H - T) + 0,85 lh
Dimana :
E = Parameter steel weight
L = Lpp kapal = 59,02 m
B = Lebar Kapal = 12,00 m
H = Tinggi kapal = 7,11 m
T = Sarat Kapal = 5,01 m
l1 = panjang Forecastle = 16,64 m
l2 = panjang Poop = 17,2 m
h1 = tinggi Forecastle = 2,00 m
h2 = tinggi Poop = 1,9 m
Σ lh = (l1 x h1) + (l2 x h2)
= (16,64 x 2,0) + (17,2 x 1,9)
= 65,96
maka :
E = 61,97(12+5,01) + 0,85. 61,97 (7,11–5,01) + 0,85. (65,96)
= 1220,5626 ton
Berat baja kapal Wst
Wst’ = k.E1,36 (Tons), k = 0,033 0,04, diambil k = 0,035
= 0,035 x 1220,5626 1,36
= 551,81 ton
B. Berat Outfit dan Akomodasi(Woa)
menggunakan rumus Rumus katsoulis (Lectures on ship design and ship
theory)
Woa = K x L1,3 x B0,8 x H0,3
K = 0,045 untuk Tanker/Bulker
K = 0,065 untuk General Cargo/Container
RABBI RADHIYA (21090111130054) 17
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Atau menggunakan Rumus Watson, RINA 1977
Woa = 0,4 Lpp.B
= 0,4 x 59,02 x 12
= 283.296 ton
C. Berat Instalansi Permesinan(Wpe)
Menurut Rumus Watson, RINA 1977
Wm = Wpe + Wme
Wm = Berat total Permesinan
Wme = Berat main engine
Wpe = Berat remainder = 0,56 x BHP0,7
Wm = {0,56 x (BHP0,7)} + Wme
= {0,56 x (20000,7)} + 8,02
= 918,51 ton
D. Berat Cadangan
Untuk menghindari kesalahan yang tidak disengaja pada perencanaan
akibat perkiraan yang tidak tidak tepat serta hal-hal yang belum dimasukkan
dalam perhitungan maka perlu faktor penambahan berat (2 - 3 )% LWT.
Wres = ( 2 ~ 3) % x LWT diambil 3 %
LWT = Wst + Woa + Wpe
= 551,8 + 283,296 + 918,51
= 1753,7 ton
Wres = 3 % x 1753,7
= 52,611 tonMaka :
LWT total = Wst + Woa +Wpe + Wres
= 551,81 + 283,296 + 918,51 + 52,611
= 1806,23 ton
E. Menghitungan Bagian-Bagian DWT
Dari perhitungan diatas maka kita dapat menentukan DWT kapal yaitu:
DWT = ∆ - LWT
Nilai ∆ diketahui dari Tabel hidrostatik = 1951,15 ton
Jadi, DWT = 1951,15– 1806,23
RABBI RADHIYA (21090111130054) 18
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 144,92 ton
Koefisien ruang muat = DWT /∆
= 144,92/1951,15
= 0,0743
F. Komponen-komponen DWT
1) Berat Fuel oil (Wfo)
Pf=a×(EHPMe+EHPAe )×CfVs×1000
dimana:
a = Radius pelayaran (mil laut) = ( 500x2 ) seamile (pulang pergi) +
500 ( fishing ground )
Vs = 11,5 knot
EHP Me = 98% x BHP Me
= 98% x 700
= 686 HP
EHP Ae = 20% x EHP Me
= 20% x 686
= 137,2 HP
Cf = Koefisien berat pemakaian bahan bakar untuk diesel
= 0,18 ton/BHP/jam (0,17 ~ 0,18)
Pf =
1500×(686+137 , 2 )×0 ,1814 , 3×1000
Pf = 15,54 Ton
Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10% :
Pf = 110% x 6,27
Pf = 17,094 Ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 1,25 m3/ton
Vf = 15,54/ 1,25
Vf = 12,43 m3
Untuk tangki yang diletakan di dasar ganda ditambah 2%
Vf = 102% x 6,80
RABBI RADHIYA (21090111130054) 19
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 15,85 m3
2) Berat Diesel Oil (Wdo)
Wdo = ( 0,1~0,2) Wfo
= 16,244 ton
γ DO=0 , 85 ton /m3
Volume diesel oil tank (DOT):
Vdo = Wdo/γ DO
= 16,244/0,85 = 19,08 m3
3) Berat Lubricant oil (Wlo)
Pl=a× (EHPMe+EHPAe )×ClVs×1000
Cl = Koefisien berat minyak lumas
= 0,0025 Kg/HPjam (0,002 ~ 0,0025)
Pl =
1500×(686+137 ,2 )×0 ,002514 ,3×1000
Pl = 0,2159 Ton
Untuk cadangan minyak lumas ditambah 10% :
Pl = 110% x 0,11
Pl = 0,2375 Ton ≈ 0,250 ton
Spesifikasi volume minyak lumas = 1,25 m3/ton
Vl = 0,250/1,25
Vl = 0,2 m3
4) Air Tawar (Wfw)
Berat air tawar terdiri dari 2 macam :
- Berat air tawar untuk ABK (Pa1)
- Berat air tawar untuk pendingin mesin (Pa2)
a. Berat air tawar untuk ABK :
Pa1= a×Z×Ca124×Vs×1 . 000
RABBI RADHIYA (21090111130054) 20
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Dimana :
Z = Jumlah ABK = 14 orang
Ca1 = 80 Kg/org/hari (50 ~ 100) Kg/org/hari
Jadi :
Pa1=1500×14×8024×14 , 3×1 .000
Pa1=4 , 8951 Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa1=110%×5 ,21
Pa1=5 ,3846 Ton
b. Berat air tawar untuk pendingin mesin :
Pa 2=a× (EHPMe+EHPAe )×Ca 2
V×1000
Dimana :
Ca2 = Koefisien pemakaian air pendingin mesin
= 0,04 Kg/BHP/jam (0,02 ~ 0,05) Kg/BHP/jam
Jadi :
Pa2 =
1500×(686+137 , 2 )×0 ,0414 ,3×1000
= 3,454 Ton
Untuk cadangan 10% :
Pa 2=110%×3 ,454
Pa 2=3 ,7994Ton
Berat air tawar total adalah :
Pa = Pa1 + Pa2
Pa = 4,8951 + 3,454
Pa = 8,3491 Ton
Spesifikasi volume air tawar = 1,000 m3/ton
Jadi volume tangki air tawar yang diperlukan :
Va = 1,000 x Pa
RABBI RADHIYA (21090111130054) 21
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 1,000 x 8,35
Va = 8350 m3
Ditambah 2% untuk tangki di dasar ganda, maka:
Va = 102% x 7790
Va = 7945,8 m3
5) Berat Bahan Makanan (Wm)
Pm =
a×Z×Cm24×Vs×1000
Dimana :
Cm = Koefisien kebutuhan bahan makanan = 2 ~ 5 Kg/org/hari
= 3 Kg/org/hari
a = 1500 seamiles
Z = 14 orang crew kapal
Vs = 14,3 knots
Jadi :
Pm =
1500×14×324×14 , 3×1000
Pm = 0,1836 Ton
Untuk cadangan ditambah 10%, maka :
Pm = 110% x 0,1836
Pm = 0,202 Ton ≈ 0,21 Ton
Spesifikasi volume bahan makanan = 2,61 m3/ton
Sehingga volume bahan makanan yang dibutuhkan :
Vm = 2,61 x Pm
Vm = 2,61 x 0,21
Vm = 0,5481 m3
6) Provision / Person / Luggage (Wc)
a. Berat Provision = 3 ~ 5 kg/orang/hari
= (14 x 5 x1500/14,3) x (1/24) x 10-3
= 0,3059 ton/hari
RABBI RADHIYA (21090111130054) 22
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
b. Berat Person = 80 kg/orang
= 14 x 80 x 10-3
= 1,12 ton
c. Berat Luggage = 40 kg/orang
= 14 x 60 x 10-3
= 0,84 ton
Maka :
Wc = 0,3059 + 1,12 +0,84
= 2,27 ton
Untuk cadangan ditambah 10% sehingga total berat provision :
Wc = (110% x 2,27)
Wc = 2,497 Ton
7) Berat peralatan tangkap (Ppt)
Cpt = Ga + La
Dimana :
Ga = Koefisien mesin penggerak 15 – 20 kg/m3
diambil 15 kg/m3
La = Koefisien berat alat penarik = 0,021 kg/m3
d = Diameter tali = 0.002 .m
l = Panjang tali = 2000 m
La = 0,021 x d x l
= 0,021 x 0.002 x 2000
= 0.084 kg/m3
Cpt = Ga + La
= 15 + 0.084.
= 15.084 kg/m3
Berat peralatan tangkap
Ppt = Cpt . L . B . H
RABBI RADHIYA (21090111130054) 23
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 15.084 x 59,02 x 12 x 7,11
= 75996,79 kg = 75,96 Ton
8) Berat Cadangan (Pr)
Untuk mengatasi adanya kesalahan – kesalahan dalam perencanaan maka
perlu disediakan berat cadangan :
Wr = 1% displacement kapal
Wr = 0,01 x 1951,15 ton
= 19,51 ton
Maka berat komponen DWT keseluruhannya adalah :
Wtotal = Wfo+Wdo+Wlo+Wfw+Wm+Wc+Ppt+Pr
= 15,54 +3,108+0,2159 +4,8951+0,6525+2,497+75,96+19,51
= 122,3785 ton 9) Perhitungan Payload
Dari hasil diatas maka besarnya payload adalah:
Payload = DWT - Wtotal
= 745 – 122,3785
= 622,6215 ton.Spesifikasi Volume muatan untuk kapal ikan tuna 1.67 ton/m3
Jadi Volume = 622,6215 x 1.67
= 1039,7779 m3
RABBI RADHIYA (21090111130054) 24
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB V
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
A. Penentuan Jarak Gading
1. Jarak gading normal (ao) antara 0,2 L dibelakang FP sampai dengan sekat
ceruk buritan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut ( Ref. BKI
vol. II 1989 bab 9.A.1.1.1 )
ao = (L / 500) + 0,48 m dimana: L = 59,02 m
ao = (59,02/ 500) + 0,48 m
ao = 0,598 m8
Di ambil jarak gading normal (ao) = 0,6 m
2. Jarak gading didepan sekat tubrukan dan dibelakang sekat ceruk buritan
tidak boleh lebih dari 600 mm.
3. Jarak gading dikamar mesin diambil 500 mm.
B. Tinggi Dasar Ganda
Berdasarkan peraturan BKI Vol II tahun bab 8.B.2.2, tinggi dasar ganda
ditentukan dengan rumus:
RABBI RADHIYA (21090111130054) 25
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
h = 350 + 45.B mm
= 350 + 45.12
= 890 mm
h min = 900 mm
diambil tinggi dasar ganda 1000 mm
Tinggi double bottom dikamar mesin disesuaikan dengan peletakan untuk
pondasi mesin, pondasi mesin direncanakan setinggi 0,5 m.
C. Perencanaan Letak Sekat
1) Sekat tubrukan
Kapal dengan L 200 m jarak sekat tubrukannya tidak boleh kurang
0,05L dan tidak boleh lebih 0,08L dari Forward Perpendicular (FP).(BKI
2001 Vol. II, Sec. 11.A.2.1)
Minimum : 0,05 L = 0,05 x 59,02 = 2,951 m
Maksimum : 0,08 L = 0,08 x 59,02 = 4,722 m
Direncanakan letak sekat tubrukan 2 m dari FP (gading no.90) atau 4 jarak
gading .
2) Sekat ceruk buritan
Berdasarkan BKI vol. II tahun 1989 bab 11.A.2.2, Sekat ceruk buritan
diletakan sekurang-kurangnya 3 jarak gading dari ujung depan boss
propeller.
Direncanakan sekat ceruk buritan diletakan pada gading no.3 dari AP bila
AP disebut sebagai gading no. 0.
Jarak sekat ceruk buritan = 8 x 0,5 m = 4 m dari AP.
3) Sekat depan Kamar Mesin
Panjang kamar mesin disesuaikan dengan kebutuhan permesinan. Panjang
mesin 1005,00 mm
Direncanakan panjang kamar mesin = 12 jarak gading
= 12 x 0,5 m = 4,8 m
maka sekat depan kamar mesin diletakkan pada gading nomor 8
Panjang ruang muat seluruhnya = 27,60 m
RABBI RADHIYA (21090111130054) 26
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Kapal di rencanakan mempunyai 2 ruang muat , ruang muat 1, 2, 3 dan 4.
a. Ruang muat no. 1 berjarak 4 m atau 8 jarak gading terletak pada
gading no. 15 sampai gading no 23.
b. Ruang muat no. 2 berjarak 6 m atau 12 jarak gading terletak pada
gading no. 23 sampai gading no 35.
BAB VI
PERENCANAAN TANGKI
1. Tangki Fuel Oil
Tangki bahan bakar (Fuel oil tank) diletakkan di double bottom panjang Fuel Oil
Tank 12 jarak gading (ao= 0,5 m) [0,5 m], di antara gading no.21 s/d 27.
2. Tangki Minyak Pelumas (Lubricant Oil)
Tangki minyak lumas diletakkan di dasar ganda kamar mesin sepanjang 3 jarak
gading normal (a0) diantara gading no.28 s/d 32.
3. Tangki Air Tawar
Tangki air tawar diletakkan di belakang kamar mesin 4 jarak gading normal (a0)
diantara gading no.AP s/d 8.
4. Tangki AP
Tangki ballast II diletakkan di atas dasar ganda sepanjang 5 jarak gading normal
(a0) di antara gading no. -8 s/d AP.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 27
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
5. Tangki FP
Tangki ballast I diletakkan di atas dasar ganda sepanjang 5 jarak gading normal
(a0) di antara gading no. 80 s/d 95.
6. Tangki Ballast I
Tangki ballast I diletakkan di dasar ganda sepanjang 7 jarak gading normal (a0) di
antara gading no. 33 s/d 60.
7. Tangki Ballast II.
Tangki ballast II diletakkan di dasar ganda sepanjang 12 jarak gading normal (a0)
di antara gading no. 60 s/d 80.
BAB VII
RUANG AKOMODASI
(Referensi : Practical Ship building )
Manusia secara kodrati memerlukan kebutuhan rohani dan jasmani.
Kebutuhan ini harus diperhatikan untuk sebuah kapal, dimana para awak kapal
hanya memiliki ruang gerak dan hubungan social yang terbatas. Sebuah kapal
haruslah memilki akomodasi, tidak hanya untuk kebutuhan jasmani tetapi harus
memperhatikan pula kebutuhan rohani.
Berdasarkan literature yang ada seperti Ship Design and Construction oleh
Darcangelo Amelio M, maka direncanakan kebutuhan ruang akomodasi sebagai
berikut :
RABBI RADHIYA (21090111130054) 28
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Tinggi ruang bebas minimum 2,0 m
Tempat ibadah formal (mushola)
a. Tempat ibadah (mushola) sebagai sarana formal untuk memenuhi
kebutuhan rohani seperti : sholat, pembinaan hubungan batin diantara awak kapal
tanpa memandang status harus tersedia dikapal.
b. Dimensi ruangan didasarkan pada kebutuhan untuk sholat berjamaah
yang mampu untuk menampung minimal setengah jumlah awak kapal ( 7 orang)
diatur sedemikian rupa untuk arah kiblat yang berlaku.
Ruang akomodasi crew kapal dicari/dihitung dengan memakai rumus
pendekatan:
BRT = 0,6 x DWT
= 0,6 x 43,86
= 26,316 m3
Berdasarkan Buku Perencanaan Kapal V, Ruang Akomodasi meliputi deck
kimbul dan deck sekoci.
Ketentuan ruang akomodasi :
1. Tinggi ruang akomodasi direncanakan (1,9 – 2,2) meter, diambil 2,0 meter.
2. Kamar tidur tiap orang 2,35 m2, untuk kapal dengan BRT < 3000 ton.
1. Sleeping Room
Persyaratan kamar tidur :
a. Penempatan ruang tidur dipakai sebelah kanan.
b.Untuk perwira satu kamar ditempati satu orang, sedangkan untuk bintara satu
kamar ditempati dua orang.
c. Tempat tidur susun berjarak 0,3 meter dari lantai bawah dan 0,75 meter dari
langit – langit.
d. Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun.
e. Luas lantai kamar tidur per orang tidak boleh kurang dari 2,1 m2.
f. Untuk tamtama, dua orang menempati satutempat tidur.
Perencanaan kamar tidur :
RABBI RADHIYA (21090111130054) 29
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
- Captain = 1 ruang
- Chief = 1 ruang
- Radio officer = 1 ruang
- Q. Master = 1 ruang
- Engineer = 1 ruang
- Electrician = 1 ruang
- Oil man = 1 ruang
- Koki & Pelayan = 1 ruang
Jumlah = 8 ruang
2. Mess Room
a.Mess Room untuk perwira dan ABK harus dipisah.
b.Mess Room harus dilengkapi meja kursi dan perlengkapan lain yang dapat
menampung seluruh pemakaian pada saat bersamaan.
c.Lebar meja : 500 mm
d. Panjang meja disesuaikan dengan jumlah ABK dengan ketentuan 600 mm /
orang.
e. Ketentuan luas ruangan Mess room adalah (0,5 – 1,0 m2 / orang).
diambil 0,5 m2 / orang.
Luas Mess Room.
Direncanakan p = 2,5 (5 jarak gading)
b = 1,4
Jadi luas rencana = 2,5 x 1,5
= 3,75 m2
Setiap kapal harus tersedia mess room yang sukup
Mess room harus dilengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang
dapat menampung seluruh jumlah pemakai dalam waktu yang bersamaan.
3. Sanitary Accomodation
Setiap kapal harus melengkapi dengan Sanitary Accomodation termasuk Wash
Basin, shower bath dan Wastafel.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 30
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
a. Ukuran Sub Sower Bath 1,65 x 2 = 3,3 m2.
b. Direncanakan 3 buah sanitary room
d. Tata letak :
Kamar mandi Bintara dan Perwira harus terpisah letaknya. Untuk
kamar mandi Bintara letaknya di bagian Main deck, sedangkan
kamar mandi Perwira diletakkan di Poop Deck.
Kamar mandi harus diberi jendela untuk sirkulasi udara.
Lantai kamar mandi harus diberi ubin, posisi lantai lebih rendah
dari lantai luar agar percikan dari air tidak tumpah keluar ruangan
kamar mandi.
Ukuran kamar mandi direncanakan :
P = 1,25 m (direncanakan 4 jarak gading)
L = 1 m
Luas = p x l
= 1,25 x 1 m
= 1,25 m2
4. Provision Store
Dry Provision Store RoomGudang tempat penyimpanan makanan kering dan harus diletakan dekat
galley dan pantry .
Cold Provision Store Room
Untuk menyimpan bahan makanan yang memerlukan pendinginan agar tetap
segar dan baik selama pelayaran. Terdiri dari meat room (temperature 180
F)
dan vegetable room dengan temperature maximal 350
F.
5. Galley
Diletakkan dekat dengan mess room
RABBI RADHIYA (21090111130054) 31
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Tidak ada opening/hubungan langsung antara galley dan sleeping room.
Harus terhindar dari asap, debu, dan tempat penimbunan bahan bakar.
Luas galley diperkirakan sebesar 0,5 m2
/ABK, jadi luas galley diperkirakan
±7 m2
.
6.Navigation Spaces
Ruang navigasi terdiri dari :
6.1.Ruang Kendali (Ruang Kemudi)
Ukuran penampang ruang kemudi adalah :
a. Jarak dari dinding depan ke kompas kurang lebih 1000 mm.
b. Jarak jari-jari kompas ke kemudi (roda kemudi) kurang lebih 500
mm.
c. Jarak roda kemudi ke dinding belakang kurang lebih 600 mm.
d. Ukuran ruang kemudi kearah melintang adalah sama dengan lebar
ruang kemudi.
e. Pandangan ruang kemudi kearah depan dari samping tidak boleh
terganggu.
6.2.Ruang Peta
Ruang peta diletakkan di bagian ruang kemudi, meliputi :
a. Ukuran ruang peta tidak boleh kurang 8 x 8 feet atau 2,4 x 2,4
= 5,76 m2. Direncanakan 4 jarak gading.
b. Meja peta diletakkan dan merapat dengan dinding depan.
c. Ukuran meja direncanakan = 1,8 x 1,2 x 1,0 m2.
6.3. Ruang Radio
a. Diletakkan disebelah kiri bagian belakang ruang kemudi.
b. Ukuran luas ruang radio tidak boleh kurang dari 120 Feet = 11,4 m2.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 32
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
c. Ruang tidur untuk markonis diletakkan dekat ruang radio.
d. Ukuran ruang radio direncanakan :
L = 2,2 x 1
= 2,2 m2 (4 jarak gading)
ESEP (Emergency Source of Electrical Power) Room
a. Berdasarkan peraturan Solas 1974, untuk kapal kurang dari 5000
BRT harus ada sumber tenaga darurat yang dapat mengisi power daya
dengan sendirinya apabila sumber listrik utama macet atau tidak
berfungsi.
b. ESEP dapat berbentuk baterry (accumulator), generator dengan
independent fuel oil atau sustable primovor fuel points 430 C.
c. ESEP harus dapat bekerja pada keadaan miring 22,50 dan trim 100
BAB VIII
PERLENGKAPAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI
1. LAMPU NAVIGASI
Direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak keindahan kapal.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 33
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
a. Lampu Jangkar (Anchor Light)
a. Penempatan pada tiang depan dan warna lampu sama dengan putih.
b. Sudut pancar = 2500 ke depan.
c. Terdiri dari dua buah lampu navigasi untuk jangkar.
d. Terletak pada haluan kapal dengan jarak.
L1 ≤ ¼ x LOA
≤ ¼ x 55,0502
≤ 14,875 m diambil 5 m dari FP (10 jarak gading)
e. Tinggi lampu jangkar (h1)
H1 > L1 ¿ diambil 7 m.
b. Lampu Tiang Utama
a. Lampu berwarna putih dengan sudut pancar 225° kedepan.
a. Jarak lampu dari FP
L2 ≤ ¼ x LOA v
≤ ¼ x 27,5
≤ 6,875 m diambil 3 m dari FP (6 jarak gading)
c. Tinggi lampu dari main deck
h = h + h1 dimana h1 (4 – 5 m) diambil 4,5 m
= 7 + 4 m
= 11 m
c. Lampu Navigasi Kiri – Kanan (Stard Board dan Port Side Lamp)
a. Ditempatkan pada dinding kanan kiri rumah kemudi.
b. Warna cahaya (merah untuk port side dan hijau untuk startboard).
c. Sudut pancar 112,5 o kedepan.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 34
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
c. Lampu diletakan pada bagian atas geladak navigasi
d. Lampu Buritan (Stern Light)
a. Ditempatkan pada bagian buritan kapal.
b. Warna cahaya putih dan sudut pancar 3150 kedepan.
b. Tinggi dari stren light kurang dari tinggi anchor light.
e.Lampu Isyarat Tanpa Komando (Not Under Commander Light)
a. Penempatan pada tiang diatas rumah geladak.
b. Warna putih dengan sudut pancar 3150 kedepan.
c. Jarak dari FP
L > ½ x LOA
> ½ x 55,0502
> 27,50025 m
L direncanakan 21,5 m ( 43 Jarak gading)
c. Tinggi lampu dari main deck diambil 9 m.
2. PERALATAN NAVIGASI LAINNYA
a.Bell
Digunakan sebagai tanda untuk menyatakan waktu pergantian jaga pada
crew, kadang-kadang dipakai sebagai peringatan keadaan berbahaya.
b. Fog horn/terompet kabut,
Biasanya dibunyikan dengan memakai uap, udara atau ditiup.
c.Black ball/bola jangkar,
Sebagai tanda bahwa kapal sedang turun jangkar yang terlihat pada siang
hari dengan menggunakan plat bulat berdiameter 2 feet yang dibuat tegak
lurus satu sama lain.
d. Bendera isyarat/ signal flag, Bendera nasional/national flag
e.Rocket or socket signal 12 bh, Signal code book, Daftar dari kapal-kapal
niaga
f. Termometer (for sea water), barometer, binocular/teropong,
RABBI RADHIYA (21090111130054) 35
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
g. Hand lead tidak kurang dari 3,2 kg (berikut tali-talinya tidak boleh kurag
dari 46 m), dan deap sea lead tidak kurang dari 12,7 kg ( dan tali-talinya
tidak kurang dari 230 m.
h. Deep sea sounding machine.
i. Sextant/sektan, alat astronomi jinjing yang dipergunakan untuk mengukur
sudut dengan bantuan cermin.
j. Magnetic kompas, yang diletakkan di geladag navigasi dan posisinya
kesemua arah.
3. PERALATAN KOMUNIKASI
1) Telegraph,
Berupa Telegraph kamar mesin, Telegraph rumang kemudi, geladag dan
Telegraph jangkar.
2) Voice tube, peralatan ini biasanya terbuat dari pipa yang digalvanis, pipa
suara digunakan untuk jarak pendek dengan diameter 38 m/m, sedangkan
jarak panjang 50 atau 64 m/m.
3) Telephon dan bel pemanggil (Calling bell)
Telephon yang dipakai ummnya sama dengan telephon yang dipakai di
darat. Biasanya digunakan pada kapal barang modern.
Calling bell umumnya dipasang pada catering service, dimana bell
dipencet pada kamar-kamar penumpang, public room, kamar mandi,
kamar perwira, dsb.
BAB IX
PERALATAN TAMBAT
RABBI RADHIYA (21090111130054) 36
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Jangkar dan Rantai Jangkar
Pemilihan perlengkapan kapal seperti jangkar, rantai jangkar dan alat-alat
tambat lainnya tergantung dari angka penunjuk (equipment number). Menurut BKI
volume II 2006 bab 18.B. angka penunjuk dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Z=D2/3+2 hB+ A10
dimana: D = Displacement (ton) = 188,91 ton
h = free board + tinggi bangunan atas = (4 – 3,39) + (2x2) = 4,61 m
A = Luas bidang lateral dari badan dan bangunan atas yang berada di atas
garis air
- Lambung Kapal = (H – T) x Lwl
= (4-3,39) x 51,45 = 31,38 m2
- Bangunan Atas (Poop) = 6,8 x 2,0 = 13,6 m2
- Geladak Compass = 4,8x 2,0 = 9,6 m2
= 54,58 m2
Maka:
Z = 745,23⅔
+ (2 x 4,61) x 8,6 + (54,58/10)
= 166,94
Dari tabel 18.2 didapat : [BKI 2003 VOL. II Rules For Fishing Vessel]
Untuk angka nomor Register 128 dengan Z : 240-280
(Dari buku “Ship Building seri B, page 148 & BKI 2003 RULES FOR
FISHING VESSEL )
II. PENENTUAN DAYA MESIN JANGKAR (WINDLASS)
Menurut BKI volume III 1978 bab 14.B.4.11 derek jangkar harus mampu
menghasilkan tenaga angkat atau tarik nominal sebesar :
Z = 4,25 d2
Dimana : Z = Gaya angkat nominal (kg)
RABBI RADHIYA (21090111130054) 37
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
d = diameter ramtai jangkar =24mm
maka :
Z = 4,25 x 242
= 2448 kg
Tenaga penggerak yang dibituhkan pada kecepatan rata-rata 9 m/menit
adalah :
E =
Z x v75 x 60 x η
Dimana : E = tenaga penggerak yang dibutuhkan (HP)
Z = gaya angkat /tarik nominal (kg)
v = kecepatan rata-rata 9 m/menit
η = efisiensi = 0,7
Maka :
E=2448 x 975 x 60 x 0,7
= 7 HP
Dari buku “Practical Ship Building III B” untuk diameter rantai jangkar 24
mm diperoleh spesifikasi mesin jangkar sebagai berikut :
Type : Electric Windlasses type EAH – 7
Pulling force : 2100 kg
Kecepatan : 12.8 m/menit
Motor : 9 HP
III. CHAIN LOCKER (KOTAK RANTAI)
Volume kotak rantai ditentukan oleh volume dari rantai jangkar, volume
Chain locker (Vc) = d2
x I / 183
Dimana : d = diameter rantai jangkar =24 mm = 0.945 inch
I = panjang total rantai = 330 m
Panjang rantai tiap 100 fathoms = 183 m
Sehingga Vc = 0,945 2
x 330 / 183 =1,61 m3
RABBI RADHIYA (21090111130054) 38
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Untuk kelonggaran ditambah 10 % sehingga :
Vc = 1,61 + 0,161 =1,771 m3
Ukuran Chain locker yang direncanakan : 1,8 m3.
IV. FAIRLEAD
Ukuran fairleads tergantung juga dengan diameter tali tambat yang
dipakai. Merupakan suatu roll yang dipasang pada geladak yang berfungsi untuk
mengarahkan tali.
V. WARPING WINCH AND CAPSTAIN
Fungsi: untuk penarikan tali trost dan spring pada waktu penambatan
kapal di demaga (untuk menggulung tali tambat).
Capstain : menggulung tali dari semua arah.
Digunakan type electric capstain. Untuk beban tarik 300 kg
diperlukan tenaga 16 HP perkiraan beratnya 200 kg
Warping Winch : untuk meggulung tali satu arah,
untuk warping winch karena peralatannya jadi satu dengan
winlass maka tidak perlu ditantukan lagi.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 39
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
\
BAB X
PERLENGKAPAN KESELAMATAN
A. Sekoci Penolong (Life raft)
Life raft digunakan untuk kapal-kapal yang berukuran kecil karena
disesuaikan dengan kapasitas ruang dan muatan dari kapal tersebut. Life raft akan
mengembang pada suhu dan keadaan tertentu ataupun secara manual dibuka.
B. Pelampung Penolong (Lifebuoy)
Persyatatan life buoy menurut solas:
a. Kapal dengan panjang antara < 60 m jumlah pelampung minimal 10 buah, 5
buah dilambung kanan dan 5 buah dilambung kiri.
b. Warnanya mencolok dan mudah dilihat.
c. Dilengkapi dengan tali.
d. Dilengkapi dengan lampu yang bisa menyala secara otomatis jika jatuh ke
laut pada malam hari.
e. Diletakan ditempat yang mudah dilihat dan dijangkau.
C. Baju Penolong (Life Jacket)
RABBI RADHIYA (21090111130054) 40
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Persyaratan menurut SOLAS:
Setiap ABK minimal satu baju penolong.
Disimpan ditempat yang mudah dicapai.
Dibuat sedemikian rupa sehingga kepala pemakai yang pingsan tetap
berada di atas air.
Untuk jumlah crew 12 orang minimal harus disediakan 12 life jackets.
5. Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran yang dipakai ada 2 macam :
1) Sistem smothering
Menggunakan CO2 yang dialirkan untuk memadamkan api
2) Foam type fire exthinguiser
Pemadaman api menggunakan busa, ditempatkan tersebar diseluruh ruangan
kapal.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 41
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB XI
PERENCANAAN PROPELER DAN KEMUDI
A. Propeller
1) Perhitungan Propeller
Diameter Propeller (Dp) :
Dp = 0,65x T
= 0,65 x 3,39 m
= 2,2035 m
Diameter bos poros
Propeller(Db) :
Db = 1/6 x Dp
= 1/6 x 2,2035 m
= 0.36725 m
Jarak dasar sampai bos
poros Propeller:
= (0,045 x T + 0,5 x Dp)
= (0,045 x 3,39+0,5 x2,2035)
= 1,25 m
Jarak AP sampai bos poros
Propeller:
= 0,0266 x Lpp
= 0,0266 x 49,00
= 1,3 m
Luas poros Propeller
= 0,6 x Dp
= 0,6 x 2,2035
= 1,322 m2
2) Rongga propeller
a = 0,1 x Dp
= 0,1 x 2,2035
= 0,22035 m
b = 0,09 x T
= 0,09 x 3,39
= 0,3051 m
c = 0,17 x Dp
= 0,17 x 2,2035
= 0,375 m
d = 0,15 x Dp
= 0,15 x 2,2035
e = 0,18 x Dp
= 0,18 x 2,2035
RABBI RADHIYA (21090111130054) 42
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 0,39952 m
f = 0,04 x Dp
= 0,04 x 2,2035
= 0,0881
g = 2-5 inch
= 4 inch
= 4 x 0,0254 m
= 0,1016 m
B. Sepatu kemudi
Tinggi sepatu kemudi
= 0,09 x T
= 0,09 x 3,39
= 0,3051 m
Panjang sepatu kemudi
= 0,07 x T
= 0,07 x 3,39
= 0,2327 m
C. Daun Kemudi
1) Perhitungan Daun Kemudi
Dari ’’Det Norse Veritas” didapat rumus untuk menghitung luas daun
kemudi sebagai barikut :
A = C1 x C2 x C3 x C4 x (1,75 x L x T ) / 100
Dimana : T = 2,56 m
L = 24,15 m
C1 = 1 for general
C2 = 1 for general
C3 = 1 for NACA profiles and plate rudders
C4 = 1 for rudders in the propeller jet
A = 1 x 1 x 1 x 1 x (1,75 x 24,15 x 2,56)/100
= 1,0819 m2
a. Luas bagian balansir kemudi (A’) = 23% x A
= 23% x 1,0819 = 0,2488 m2
b. Tinggi kemudi (h) = 0,7 x T
= 0,7 x 3,39 = 2,373 m
c. Lebar Kemudi (c) = A/h
= 1,0819 / 1,792 = 0,6037 m
d. Lebar bagian balansir (c’) = A’/h
= 0,2488 / 1,792 = 0,1388 m
e. Sudut kecondongan propeller (120 – 150)
RABBI RADHIYA (21090111130054) 43
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
2) Gaya kemudi
Dari BKI vol II 1996 diperoleh rumus sebagai berikut :
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
dimana :
A = luas kemudi total = 1,0819 m2
Vo = kecepatan kapal pada sarat penuh di air tenang = 10,50 kNots
K1 = koefisien diperoleh dari rumus
K1 = (∆ + 2)/3
dimana :
∆ = b2/At =0,6037 2/1,0819 = 0,3369
K1 = (0,3369+ 2)/3 = 0,7789
K2 = koefisien berdasarkan tipe kemudi
Untuk tipe kemudi NACA maka :
K2 = 1,1
K3 = 1 (Untuk koefisien berdasarkan letak kemudi untuk kemudi tepat
dibelakang propeller)
Kt = 1 (normal)
Maka :
Cr = 132 x A x v2 x K1 x K2 x K3 x Kt (N)
= 132 x 1,0819 x 10,502 x 0,7789 x 1,1 x 1 x 1,0
Cr = 13490,06 N
3) Momen torsi kemudi
Qr = Cr x r (Nm)
dimana :
r = c(∞ - kb) (m)
c = lebar kemudi = 0,6037 m
∞ = 0,33
kb = faktor balance
= Ar/A = 0,2488 / 1,0819 = 0,23
r = 0,6037 x (0,33 – 0,23) = 0,0604 m
maka :
RABBI RADHIYA (21090111130054) 44
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Qr = Cr x r = 13490,06 x 0,0604 = 814,79 Nm
≈ 0,8148 KNm
4) Diameter tongkat kemudi
Dt=4 . 2 x 3√Qr /Kr (mm)
k r=(Re H235 )
0 .75
=(235235 )
0. 75
=1
ReH = tegangan yield material = 235 N/mm2
Dt=4 . 2 x 3√Qr /Kr (mm)
Dt=4 . 2x 3√814 , 79/1
Dt = 39,228 mm ≈ 39 mm
D. Steering Gear
1) Perhitungan Mesin Steering Gear
Momen yang bekerja pada daun kemudi (Mrs) adalah :
Mrs = Pn x (X1 – a) (kg m)
Dimana :
Pn = 11 x F x Vd2
x sin α (kg)
Keterangan :
F : luas daun kemudi (1,0819 m2
)
Vd : kecepatan dinas kapal (11,50 knot)
α : sudut kerja maksimum kemudi (350
)
jadi :
Pn = 11 x 1,0819 x 10,502
x sin 35
= 752,57 kg
X1/b = (0,43 ~ 0,46) ; diambil 0,46
X1 = 0,46 x b ; b = lebar daun kemudi = 2,5475
= 0,46 x 0,6037
= 0,2777 m
a = jarak dari poros kemudi ketepi depan kemudi
RABBI RADHIYA (21090111130054) 45
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
= 0,1 x Dp
= 0,1664 m
Maka :
Mrs = 752,57 x (0,2777 – 0,1664)
= 83,76 kg m
2) Perhitungan Daya Mesin Elektrik Steering Gear
Nm = 1,4.Qr.Nrs/103.Nq
Nrs = t/3T ; t = 350 ; T = 25 detik
Nrs = 35/3 x 25 = 291,67
Nq = 0,1 ~ 0,35 diambil harga 0,1
Nm = 1,4 x 814,79 x 291,67 /103 x 0,1
= 33,27 HP ≈ 40 HP
RABBI RADHIYA (21090111130054) 46
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
BAB XII
PERHITUNGAN VOLUME RUANG MUAT
Perhitumgan volume ruang muat dilakukan dengan diagram bonjean yaitu
menghitung volume kapal sampai dengan upper deck dan dikurangi volume
double bottom.
Ruang muat BAIT HOLD
No. Gading Luasan (A) Fs A x Fs
20 23,05 1 23,0522 21,63 4 85,5224 20,34 1 20,34
40,2031
Volume = 1/3 x h x h = 2,3 m
Volume = 99,59 m3
Volume Ruang muat freezerNo. Gading Luasan (A) Fs A x Fs
24 25,20 1 25,2028 24,36 4 97,4432 23,09 1 23,09
145,73
Volume = 1/3 x h x h = 4,6 m
RABBI RADHIYA (21090111130054) 47
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Volume = 223,45 m3
Ruang muat I fish hold
No. Gading Luasan (A) Fs A x Fs32 24,85 1 24,8546 20,57 4 82,2860 25,18 1 25,18
132,31
Volume = 1/3 x h x h = 16,1 m
Volume = 710,06 m3
Volume ruang muat II fish holdNo. Gading Luasan (A) Fs A x Fs
60 24,57 1 24,5770 20,17 4 80,6880 13,45 1 13,45
118,7
Volume = 1/3 x h x h = 11,5 m
Volume = 455,01 m3
Volume Fresh Water TankNo. Gading Luasan (A) Fs A x Fs
AP 24,57 1 24,574 20,17 4 80,688 13,45 1 13,45
118,7
Volume = 1/3 x h x h = 3,07 m
Volume = 121,46 m3
Volume FOT
No. Gading Luasan (A) Fs A x Fs11 24,85 1 24,8513 20,57 4 82,2815 25,18 1 25,18
132,31
RABBI RADHIYA (21090111130054) 48
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
Volume = 1/3 x h x h = 1,72 m
Volume = 68,05 m3
Volume LOT
No. Gading Luasan (A) Fs A x Fs15 25,20 1 25,2019 24,36 4 97,4423 23,09 1 23,09
145,73Volume = 1/3 x h x h = 4,05 m
Volume = 160,5218 m3
BAB XIII
PINTU, JENDELA DAN TANGGA
Berdasrkan Practical Shipbuilding III B, maka :
A. Pintu
1) Untuk keluar lebarnya : 600 – 750 mm, direncanakan 600 mm
2) Untuk kabin lebarnya : 640 – 660 mm, direncanakan 650 mm
3) Tinggi dari deck : 1850 – 1950 mm, direncanakan 1900 mm
4) Tinggi ambang untuk kabin : 120 – 200 mm, direncanakan 150 mm
5) Tinggi ambang untuk keluar : 300 – 450 mm, direncanakan 300 mm
B. Jendela
1) Jendela boat deck dan navigation deck berbentuk segiempat dengan
ukuran 350 x 500 mm
2) Jendela untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship bridges :
a. Bagian depan harus membentuk sudut 150 keluar
b. Sisi bawah jendela harus 1.2 – 2 m diatas deck
c. Jarak antara sesama jendela tidak boleh lebih dari 100 mm
RABBI RADHIYA (21090111130054) 49
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
3) Jendela pada main deck dan poop deck berbentuk lingkaran dengan
diameter 400 mm
C. Tangga
1) Lebar tangga diluar bangunan minimal 750–900 direncanakan 800 mm
(kemiringan 500 - 600)
2) Lebar tangga didalam bangunan minimal 520 mm direncanakan 700 mm
(kemiringan 500 - 600)
3) Pegangan diluar bangunan minimal 950–1600 mm direncanakan 1000 mm
4) Pegangan didalam bangunan minimal 830 mm direncanakan 1000 mm
5) Jarak anak tangga 200 mm
6) Ukuran standar tangga menurut Japan Ship Design Standard :
a. Anak tangga 180 x 10 mm2 ; 180 x 9.5 mm2
b. Vertikal Ladder
c. Lebar 250 – 300 mm
d. Jarak antar tangga 250 x 350 mm
e. Anak tangga 65 x 9 mm2
D. Port Gang Way (Accomodation Ladder)
Tangga samping kapal adalah jenis tangga yang dapat diangkat dan
diturunkan. Dipasang pada kedua sisi kapal sebagai jalan keluar masuk untuk
kapal kepermukaan air dengan sudut kemiringan 450.
Lebar tangga samping dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1. Sarat Kapal Kosong
T1 =
LWTL x B x Cb x γ
=
745 , 2349 x 8,6 x0 ,52 x1 .025
= 3,209 m
RABBI RADHIYA (21090111130054) 50
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
2. Panjang Tangga Samping
H1 =
(H−T ' )sin 45
=
(4 ,00−3 , 209 )0 , 7071
= 0,62 m
3. Lebar Tangga
Lebar tangga (0,75 – 1,0) diambil 0,80 m
BAB XIV
PERENCANAAN BULWARK DAN RAIL
A. Bulwark
Berdasarkan peraturan BKI 2006.
1) Tinggi bulwark min 1 m. Direncanakan tinggi bulwark 1 m.
2) Dipasang di tepi geladak dengan fungsi:
a. Menjamin keselamatan penumpang dan ABK.
b. Mencegah basahnya benda-benda di atas geladak akibat gerakan oleng
kapal.
B. Rail
1) Railing dipasang ditempat dimana pemasangan bulwark tidak begitu
penting.
2) Berjarak 2 kali jarak gading normal (a0).
3) Pada pelat bilah jarak pipa datar 300 mm.
4) Ketinggian railing dari atas geladak sebesar 1,20 m.
5) Pipa railing teratas lebih besar daripada pipa yang lainnya.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 51
TUGAS RANCANG IIIGENERAL ARANGEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Guldhammer, H. E., “FORMDATA: Some Systematically Varried Ship Forms
and their Hydrostatic Data”, Denmark : Danish Technical Press, 1962.
Santoso, I Gusti Made, Sudjono, Joswan Jusuf, “Teori Bangunan Kapal 1”,
Indonesia : Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.
Sofi’i, Moch., Djaja, Indra Kusna, “Teknik Konstuksi Kapal Baja Jilid 1 untuk
SMK”, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Biro Klasifikasi Indonesia, Rules For The Clasification and Construction of
Seagoing Stell Ships : Rules For Fishing Vessel V.2, Jakarta : Biro Klasifikasi
Indonesia, 2003.
RABBI RADHIYA (21090111130054) 52