Handling Sitotoksik
-
Upload
marifatul-fajriyah -
Category
Documents
-
view
51 -
download
5
Transcript of Handling Sitotoksik
TUGAS TEKNOLOGI STERILISASI ASEPTIS
Handling Cytotoxic
Disusun oleh :
Kelompok A5
Muhammad Faiz Rozi 10613040
Fitri Andriani 10613041
Hafid Afriyanto 10613042
Tri Setiarini 10613046
Marifatul Fajriyah 10613047
Rizka Alvianti 10613048
Retno Saniatul 10613049
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
A. Resume jurnal
Use of a closed system device to reduce occupational contamination and
exposure to antineoplastic drug in the hospital work environment
Jurnal ini membandingkan kontaminasi dan paparan dari agen
neoplastik yaitu Cyclophosphamide (CPA) pada dua metode, yaitu metode
preparasi pencampuran konvensional dan metode pencampuran dengan
sistem tertutup. Kedua metode ini sebenarnya dilakukan di Biological
Safety Cabinet (BSC) yang memenuhi standar untuk melakukan preparasi,
namun ada penelitian yang menyebutkan bahwa BSC berperan dalam
penerusan kontaminasi. Hal ini disebabkan oleh pada saat pengambilan
cairan obat dalam vial dimungkinkan terbentuk aerosol dari obat,
walaupun tekanan dalam vial sudah dibuat lebih negatif, ternyata hal ini
tidak mencegah secara sempurna terbentuknya aerosol.
Metode sistem pencampuran tertutup dalam jurnal menggunakan
alat PhaSeal®. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu protector dan injector
luer lock, dimana tempat penyambungan kedua bagian alat tersebut
dilapisi dengan membran. Ketika udara dari syringe diinjeksikan ke dalam
vial maka expension chamber menyeimbangkan tekanan pada vial dengan
cara memindahkan udara dari vial ke dalam chamber, ketika larutan obat
ditarik dari vial ke dalam syringe, expansion chamber menyeimbangkan
tekanan dalam vial dengan mengembalikan udara dari chamber ke vial,
karena tekanan udara dijaga seimbang dapat mencegah terbentuknya
aerosol sehingga kontaminasi lingkungan kerja dapat dicegah.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan ruangan, personil, dan
jadwal pembersihan ruangan yang sama. Pada 2 minggu pertama personil
menggunakan metode pencampuran konvensional untuk preparasi obat
kemudian diambil sampel urin selama 5 hari setelah 2 minggu, sedangkan
sampel dari sarung tangan, dan wipe sampel dari interior BSC. Setelah itu,
personil menggunakan PhaSeal® selama 2 minggu, dan pengambilan
sampel sama dengan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa PhaSeal® dapat mengurangi resiko kontaminasi obat
antineoplastik, dengan data hasil terlampir1.
B. Penanganan obat kanker (handling sitotoksika)
Sitostatika adalah agen atau obat yang digunakan pada pengobatan
kanker. Sangatlah penting untuk menjamin keamanan petugas yang
bersinggungan mulai dari yang menyiapkan (staf farmasi), perawat yang
memberikan obat, dan petugas yang menangani limbah sitostatika.
Penanganan sitostatika memerlukan petugas yang terlatih, fasilitas dan
peralatan, serta prosedur penanganan secara khusus. Selama sitostatika
ditangani secara aman dan benar, risiko bisa diminimaisasi.
Sarana dan prasarana, meliputi; Clean room, area penyimpanan, area
administrasi, area cuci, area ganti pakaian, ruang antara, pass box, Biological
Safety Cabinet (BSC). Untuk area clean room jumlah partikel harus
terkontrol, konstruksi khusus, dinding mudah dibersihkan, tekanan udara
diatur (lebih positif), suhu dan kelembaban terkontrol, suhu 18ºC - 22ºC,
kelembaban 35% - 50%, ada ruang antara (Anteroom), ada ruang cuci tangan,
tidak untuk lalu lintas orang, tidak boleh makan dan minum. Selain clean
room terdapat juga LAF (Laminar Air Flow) yang dalam penggunaannya
harus diatur aliran udaranya (tidak boleh turbulence), peletakkan barang dan
diminimalisir terjadinya kontaminasi. Tedapat dua tipe LAF yaitu: LAF
Horizontal; aliran udara menuju arah depan dan LAF Vertikal; aliran udara
menuju ke bawah. LAF ini disebut juga dengan Biological Safety Cabinet
(BSC), dan tipe yang digunakan untuk pencampuran sitosatika adalah BSC
kelas II. Didalam BSC udara bergerak vertical membentuk barrier, sehingga
jika ada percikan obat kanker didalam BSC tidak kembali kearah petugas
Setiap pencampuran sitostatika harus dilakukan dengan teknik aseptis
yang bertujuan mengurangi risiko paparan terhadap petugas dan pasien
dengan menurunkan/meniadakan jumlah mikroorganisme yang masuk ke
dalam tubuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pencampuran
obat kanker, antara lain:
1. Desinfeksi seluruh obat dan alkes yang digunakan sebelum rekonstitusi
2. Jika obat ada di leher ampul : mengetuk-ngetuk bagian atas ampul atau
dengan J motion.
3. Patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas.
4. Tarik larutan obat dalam ampul dengan posisi 45°
5. Pada waktu menarik larutan dari vial digunakan tehnik tekanan negatif
6. Selama pencampuran tangan jangan menempel pada kisi-kisi udara yang
akan mencegah aliran udara steril.
7. Jangan menyentuh syringe plunger, khususnya selama syringe digunakan
berulang.
Selain penanganan terhadap obat kanker juga perlu diperhatikan penganan
terhadap limbah itu sendiri. Adapun langkah-langkah dalam penanganan
limbah kanker antara lain gunakan APD, tempatkan limbah pada kontainer
buangan tertutup, untuk benda-benda tajam seperti syringe, vial, ampul,
tempatkan di dalam kontainer yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah
lain tempatkan dalam kantong kuning, beri label peringatan, bawa limbah ke
tempat pembuangan menggunakan troli, melewati lift barang, dan musnahkan
limbah dengan incenerator 1000ºC.
C. Daftar Pustaka
1. Yoshida, Jun et al., Use of a closed system device to reduce
occupational contamination and exposure to antineoplastic drug in the
hospital work environment, Oxford journal, 2009; 53(2)
D. Lampiran