hand out

24
HAND OUT MATA KULIAH INDIKATOR STATUS KESEHATAN WANITA Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Status Kesehatan merupakan keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial bermasyarakat.Untuk menciptakan suatu kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. Ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetic (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan Reproduksi - Indikator Status Kesehatan Wanita Page 1

description

-

Transcript of hand out

HAND OUT MATA KULIAHINDIKATOR STATUS KESEHATAN WANITA

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.Status Kesehatan merupakan keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatan sehat atau sakit. Konsep hidup sehat sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial bermasyarakat.Untuk menciptakan suatu kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. Ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetic (keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Indikator untuk mengukur status kesehatan wanita terdiri dari lima hal, yaitu: tingkat pendidikan, penghasilan, usia harapan hidup, angka kematian ibu dan tingkat kesuburan.

1.1 Tingkat PendidikanKemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender berpengaruh pula terhadap pendidikan, tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya,minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat. Pendidikan berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya atau ancaman kesehatan yang mungkin terjadi terhadap diri mereka. Sehingga walaupun sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pada kualitas pendidikan, dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan sosial ekonomi bangsa. Adapun indikator pendidikan adalah sebagai berikut:a. Angka melek huruf Sampai tahun 2004, persentase perempuan yang melek huruf terus mengalami peningkatan, meskipun persentasenya masih lebih rendah dari laki-laki. Secara rasional angka melek huruf sudah mencapai 87,9%, pada laki-laki sebesar 92,3% dan pada perempuan sebesar 83.5%.b. Rata-rata lama sekolah Tahun efektif bersekolah pada umur 15 tahun sebesar 7.09% dimana pada laki-laki 7,62% dan perempuan 6,57%. Angka ini akan menunjukkkan bahwa secara rata-rata pendidikan penduduk mencapai jenjang pendidikan kelas I SLTP.c. Jenjang pendidikan yang telah ditamatkan Pada tahun 2003 penduduk usia lebih dari 10 tahun yang berpendidikan SLTP hanya sebanyak 36,21%, pada laki-laki sebesar 39.87% dan pada perempuan 32.57%.Kondisi ini menunjukkan bahwa taraf pendidikan perempuan belum setara dengan laki-laki, hal ini dikarenakan terbentuk kontruksi yang terbentuk dari masyarakat. Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita untuk meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berprilaku hidup sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Meningkatnya pendidikan berdampak pada pengalaman dan wawasan yang semakin luas, pendidikan dapat meningkatkan status sosial dan kedudukan seorang perempuan didalam masyarakat sehingga perempuan dapat meningkatkan aktifitas sehari-hari maupun aktifitas sosialnya. Menurut profil klasifikasi perempuan diberbagai negara menunjukkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan kesehatan perempuan Indonesia dinilai sangat buruk.

1.2 PenghasilanPenghasilan perempuan meningkat, maka pola pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan kebutuhan pokok saja, menjadi pemenuhan kebutuhan lain, khususnya peningkatan kesehatan perempuan. Penghasilan berkaitan dengan status sosial ekonomi, dimana sering kali status ekonomi menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada wanita.Misalnya banyak kejadian anemia defisiensi fe pada wanita usia subur yang sering kali disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi seimbang. Anemia pada ibu hamil akan lebih memberikan dampak yang bisa mengancam keselamatan ibu.Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan. Kekurangan gizi dan Kesehatan yang burukMenurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya dalam penularan bakteri penyakit

Beban Kerja yang beratWanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu.

1.3 Usia Harapan HidupUsia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Angka harapan hidup pria dan wanita di Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2012 meningkat, di tahun 2010 sebesar 78 tahun untuk pria dan 82 tahun untuk wanita, dan perkiraan angka harapan hidup dengan persentase jumlah usia 65 tahun ke atas terbesar ada di tahun 2037, yaitu 82 tahun untuk pria dan 85 tahun untuk wanita.

1.3.1 Hal-Hal yang Berpengaruh Penting Pada Kelangsungan Hidup yang Lebih LamaPenyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya tergantung dari beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor) 1. Pola makan2. Penyakit bawaan dari lahir, mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degenerative. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke.3. Lingkungan tempat tinggal4. Stress atau tekanan

1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Berhubungan Dengan Usia Harapan Hidup1. GiziMelewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin menjadi harapan sebagian manusia. Mereka berpendapat bahwa dengan semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat dilakukan, terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan. Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya Mereka mengurangi konsumsi kalori kedalam tubuhnya. Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor: a. Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh hijau maupun teh hitam. b. Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan ramadhan. c. Melakukan diet terhadap jenis makanan goring-gorengan, selain juga mengurangi porsi makan sehari-hari. d. Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolism tubuh sudah mulai lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. e. Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang dapat mengurangi kolesterol dalam tubuh. f. Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh, dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein hewani, seperti telur, susu, daging, keju, dsb. g. Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan back to nature atau kembali ke alam. Diantaranya dengan cara mengkonsumsi makanan tanpa dimasak ataumenjadi seorang vegetarian.

2. Merokok Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang di muat di Jurnal kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok. Penelitian terlama tentang dampak merokok terhadap kesehatan menunjukkan bahwa rata-rata perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok. Penelitian ini dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya muncul kaitan antara merokok dan kanker paru. Temuan ini sangat penting untuk mendorong orang berhenti merokok. Penelitian ini melibatkan sekitar 35 ribu dokter di Inggris yang lahir antara tahun 1900 dan 1930. Para ilmuwan memantau kebiasaan merokok mereka selama lebih dari 50 tahun. Dan data paling akhir menunjukkan resiko yang ada jauh lebih besar dari perkiraan awal.Sir Richard Peto yang terlibat dalam penelitian ini hampir selama 40 tahun mengatakan temuan yang ada menunjukkan berhenti merokok akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. Bahkan setelah 20 tahun, bila anda berhenti merokok, anda bisa menghindari sembilan dari sepuluh resiko yang ada. Jika anda berhenti merokok setelah 10 tahun, anda bisa terbebas dari hampir semua resiko yang ada. Masalahnya adalah begitu orang merokok, susah untuk menghentikan kebiasaan itu. Banyak orang yang mengaku tak bisa berhenti merokok. Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai dampak negative terhadap kesehatan bisa diminimalkan. Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain penyakit jantung, stroke dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang, dewasa ini semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan, diperkirakan 100 juta orang meninggal diseluruh dunia akibat merokok. kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai penyakit saluran pernafasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru dan diyakini merupakan faktor resiko untuk peyakit jantung, stroke dan berbagai penyakit kronis lain

3. MenopauseKeberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000. Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk. Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormone esterogen yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal esterogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam sehingga menurunnya produksi hormone akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam tubuh. Gejala awal yang menandakan kurangnya kadar esterogen:a. Wajah kemerahanb. Keringat pada malam haric. Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi)d. Kekeringan didaerah vaginae. Masalah kandung kemihf. Hubungan seksual yang menimbulkan nyerig. Kulit keringh. Gangguan tiduri. Emosi yang mudah berubah-ubahj. Perdarahan menstruasi yang tidak teraturk. Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes)l. Sakit kepalam. Mudah pingsann. Depresio. Daya ingat menurunp. Sulit berkonsentrasiPenyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis), jantung koroner, stroke, kanker usus besar. Anda dapat mengukur kadar esterogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbulnya gejala-gejala tersebut, anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya. Mengatasi menopause, dengan terapi penggantian hormone (TPH) bertujuan untuk mengganti hormone yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi. Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walaupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bisa mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda. Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda tetapi juga memperbaiki densitas/ kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause.Diet tradisional asia tampaknya memberi keuntungan yang penting. Diet asia ini:a. Mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemakb. Membatasi dagingc. Kaya akan berbagai macam buah, saur serta kacang-kacangand. Memasukkan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari. (Produk olahan kedelai mengandung fitoesterogen, yang merupakan sebuah tipe hormone tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause.Hindari faktor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda. Kemerahan pada wajah dan pipi dapat dipicu oleh makanan yang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula dapat memicu kemerahan pada wajahKrim vagina dan jel dapat digunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina. Preparat tersebut juga dapat digunakan pada saat berhubungan seksual untuk mengurangi rasa sakit

4. OsteoporosisSeiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah osteoporosis/ tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis. Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko 40% mengalami 1 atau lebih patah tulang. Data dunia juga menyebutkan satu dari tiga wanita beresiko terkena osteoporosis. Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya: a. Perhatikan gaya hidupb. Perhatikan pola makanc. Aktifitas fisik

1.4 Angka Kematian Ibu (AKI)1.4.1 Definisi Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100 000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.Indikator ini dapat dilakukan pada daerah yang kelahiran hidupnya minimal 100.000. Bagi yang < 100.000 kelahiran hidup dianjurkan untuk menghitung jumlah absolute kematian ibu saja atau menggunakan indikator antara misalnya persalinan tenaga kesehatan. Indikator ini secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk status kesehatan secara umum, `pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkanAngka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam waktu tertentu.Angka Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh : keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric.Gaya hidup yang tidak aktif dalam jangka panjang memancing akan datangnya penyakit, kebanyakan orang memilih menghabiskan waktu luang dengan bersantai, rebahan di depan televisi atau mengganti waktu tidur yang disabotase pekerjaan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2007, saat ini 48,2 persen masyarakat berusia lebih dari 10 tahun kekurangan aktivitas fisik. Di dunia, menurut WHO 60-80% populasi dewasa tidak aktif secara fisik. Ketidakaktifan fisik merupakan istilah untuk mengidentifikasi orang-orang dengan tingkat kegiatan fisik teratur yang rendah, atau tidak ada sama sekali. Akibatnya pembakaran energinya tidak lebih dari 1,5 kali pembakaran energi saat beristirahat. Ketidak aktifan fisik ini dalam jangka panjang akan menyebabkan kegemukan atau obesitas. Padahal, untuk menjaga kebugaran tubuh, WHO merekomendasikan agar kita berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Olahraga yang dimaksud adalah aktivitas fisik yang teratur. Hal ini ternyata dapat memicu kematian ibu ketika melahirkan. Karena terjadi obesitaspada ibu hamil sehingga menyulitkan sang ibu ketika melahirkan. Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal umunya dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menilai keadaan gizi dan kesehatan ibu, tingkat pelayanan kesehatan ibu pada waktu hamil, melahirkan dan masa nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan.Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) tahun 1986, angka kematian ibu bersalin di Indonesia masih sangat tinggi, berkisar 450 per 100.000 kelahiran hidup. Bila kitabandingkan dengan negara Asean lainnya, dimana angka kematian ibu bersalin berkisar 5-60per 100.000 kelahiran hidup, maka angka tersebut jelas sangat tinggi. Sebagian besar kematian ibu tersebut yaitu sekitar 67% ternyata terjadi pada masa kehamilan 7 bulan ke atas, masabersalin, atau masa nifas.Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1994 (SDKI) AKI di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI tersebut sangat lambat, yaitu menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 (SDKI) dan 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), 262 (2005), 255 (2006) dan 248 (2007), sementara pada tahun 2010 ditargetkan menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Besarnya AKI menggambarkan masih rendahnya tingkat kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan status kesehatan ibu, cakupan dan kualitas pelayanan untuk ibu hamil, ibu melahirkan,dan ibu nifas, serta kondisi kesehatan lingkungan.Penyebab kematian maternal dapat dikategorikan sebagai berikut:1)Penyebab langsungPenyebab langsung kematian ibu terjadi pada umumnya sekitar persalinan dan 90 % terjadi oleh karena komplikasi. Penyebab langsung kematian ibu menurut SKRT 2001 adalah : perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (11%), abortus (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (5%), partus lama/macet (5%) serta lainnya (11%).2)Penyebab tidak langsungPenyebab tidak langsung kematian maternal adalah rendahnya status gizi, rendahnya status kesehatan serta adanya faktor risiko kehamilan pada ibu. SKRT 2001 menunjukkan bahwa 34% ibu hamil mengalami kurang energi kronis (KEK), sedangkan 40% menderita anemia gizi besi (AGB). SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa 22,4% ibu masih dalam keadaan "4 terlalu" yaitu 4,1% kehamilan terjadi pada ibu berumur kurang dari 18 tahun (terlalu muda), 3,8% terjadi pada ibu berumur lebih dari 34 tahun (terlalu tua), 5,2% persalinan terjadi dalam Interval waktu kurang dari 2 tahun (terlalu sering) dan 9,3% ibu hamil mempunyai paritas lebih dari 3 (terlalu banyak).Penyebab mendasar kematian maternal dipengaruhi oleh kondisi geografis, penyebaran penduduk, kondisi sosial ekonomi, budaya, kondisi bias gender dalam masyarakat dan keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menunjukkan bahwa kematian maternal lebih banyak terjadi pada ibu dengan karakteristik pendidikan di bawah Sekolah Lanjutan Pertama (SLP), kemampuan membayar biaya pelayanan persalinan rendah, terlambat memeriksakan kehamilannya, serta melakukan persalinan di rumah. Keadaan ini menyebabkan keterlambatan-keterlambatan sebagai berikut:a) Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan untuk segera mencari pertolongan;b) Terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pertolongan persalinan;c) Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas pelayanan kesehatan.

1.4.2 Peran Pemerintah Dalam Menekan Angka Kematian IbuTak lelah untuk mengempiskan angka kematian ibu, tahun 2005 hingga 2009, pemerintah kembali menitik beratkan perhatian pada kesehatan ibu. Departemen kesehatan dalam periode tersebut menempatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai prioritas pertamapembangunan kesehatan. Sesudahnya menyusul pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin,pendayagunaan tenaga kesehatan, penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana, serta peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, daerah perbatasan, dan pulau-pulau terluar. Program-program tersebut, sangat berkaitan untukmeningkatkan kesehatan rakyat. Realisasinya, Menteri Kesehatan mengatakan Program Asuransi Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (Askeskin) sejak tahun 2005 dan 2006 dapat mencakup 60 juta pendudukmiskin dan hampir miskin, dibanding tahun 2005 yang hanya mencakup 36,1 juta pendudukmiskin. Dan pada tahun 2007, telah mencakup 76,4 juta masyarakat miskin. Masalah keterlambatan ibu melahirkan dibawa ke fasilitas kesehatan banyak karena alasan biaya. Kini, hal itu menjadi urusan pemerintah. Puskesmas, sebagai garda terdepan fasilitas kesehatan didaerah, punya peranan penting. Tenaga kesehatan menjadi faktor penting untuk menurunkan angka kematian. Pemerintah ngebut untuk menambah tenaga ini. Menjawab ketiadaan tenagabidan di desa, tahun 2006 lalu telah ditempatkan 12.000 bidan, dan tahun 2007 sebanyak 30.000. Hingga akhir tahun 2008, ditargetkan ada 70.000 bidan ditempatkan di desa. Untuk daerah terpencil bidan diberikan insentif yang lebih besar. Berbagai program tadi, setidaknya mampu mengurangi jumlah wanita yang meninggal ketika menjalani takdirnya. Angka kematian ibu telah menurun, dari 390 per 100.000 kelahiran hidup menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1994 menjadi 334menurut SDKI tahun 1997, dan 307 menurut SDKI 2002-2003. Lalu tahun 2005 angka itu menurun menjadi 262, lalu 253 pada 2006. Penurunan angka kematian ibu memiliki korelasi langsung dengan program-program yang dilakukan pemerintah. Maka, depkes pun pasang ancang-ancang lagi. Tahun 2007 target angka kematian ibu turun menjadi 244 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2008 menjadi 235 perkelahiran hidup. Hingga akhir tahun 2009 diharapkan angka kematian ibu mencapai 226 per100.000 kelahiran hidup. Desa Siaga setidaknya menjadi tumpuan harapan untuk pembangunan kesehatan. Sebelumnya telah bergulir berbagai program seperti suami siaga dan bidan siaga. Fokus pengembangan desa siaga diarahkan yang pertama untuk upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Data tahun 2006 menyebutkan telah terdapat 12.942 desa siaga dari 12.000 yang ditargetkan. Desentralisasi di bidang kesehatan akan menjadi tantangan penting dalam pembangunan kesehatan. Laporan Bapenas mengatakan bahwa perubahan dan tanggung jawab pemerintah pusatdan daerah belum secara jelas terdefinisikan dan dipahami. Dengan penganggaran yang juga didesentralisasikan, daerah dengan kemampuan keuangan yang rendah akan mengalami kesulitan untuk mengalokasikan anggaran kesehatannya karena harus pula memperhatikan prioritas-prioritas pembangunan lain.

1.5. Tingkat KesuburanTotal Fertility Rate/TFR menurut SDKI pada kurun waktu 1967-1970 adalah 5,6. Angka kesuburan total ini dalam waktu dua puluh lima tahun telah turun menjadi hampir setengahnya, yaitu 2,8 pada periode 1995-1997 (SDKI, 1997). Berdasarkan SDKI 2002-2003, TFR saat ini sebesar 2,6 per perempuan. Data SDKI ini menunjukkan penurunan tingkat fertilitas atau kesuburan.Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara. Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:a. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasib. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimumc. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamiland. Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas.Pemilihan kontrasepsi alat suntik dan pil sangat mempengaruhi kesuburan wanita. Jika ingin membuat jeda waktu untuk terjadinya suatu kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, sebaiknya konsultasikan dulu berbagai efek pemakaian dan pasca pemakaian dari masing-masing jenis alat. Berat badan juga mempengaruhi kesuburan. Sebuah penelitian mengatakan 12% masalah ketidaksuburan disebabkan oleh masalah berat badan.Terlalu kurus bisa membuat siklus haid wanita tidak teratur dan bisa melahirkan bayi yang juga memiliki berat badan rendah. Sebaliknya terlalu gemuk juga tidak berakibat baik untuk kesuburan karena keseimbangan hormon terganggu dan berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan diabetes semasa hamil.Wanita yang minum empat gelas kopi per hari memiliki risiko tidak subur lebih besar. Sebabnya, kafein mengurangi kandungan darah dalam hormon prolactin. Rendahnya hormon prolactin berhubungan dengan semakin rendahnya tingkat kesuburan. Jadi pilihan makanan juga turut mempengaruhi kesuburan.

Masalah kesuburan dipengaruhi oleh budaya dan dapat mempengaruhi populasi suatu negara. Selain itu tingkat kesuburan masyarakat juga mempengaruhi kesehatan reproduksi yang merupakan bagian penting dan merupakan upaya paling utama dalam mencapai kehidupan yang berkualitas karena kesehatan reproduksi merupakan refleksi dari kesehatan konsepsi, kesehatan anak, remaja dan masa dewasa, dengan demikian kesehatan reproduksi menentukan kesehatan wanita dan pria serta generasi selanjutnya.Infertilitas merupakan suatu krisis dalam kehidupan yang akan berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat menusiawi dan normal apabila pasangan infertilitas mempunyai perasaan yang berpengaruh tehadap kepercayaan diri dan citra diri. Lebih parah lagi menurut the national infertility association menyebutkan beberapa gejala yang dapat terjadi antara lain, timbul perasaan sedih, depresi atau putus asa lebih dari 2 minggu. Ada perubahan segnifikan dalam selera makan, sulit tidur atau lebih banyak dari biasanya dan ketika bangun badan tetap merasa lelah. Merasa khawatir dan curiga sepanjang waktu, kehilangan ketertarikan dalam hoby. Mengalami masalah den gan konsentrasi, merasa mudah marah atau sulit mengambil keputusan. Merasa tidak berguna, frustasi dan berfikir lebih baik mati, kehilangan nafsu seksual dan lebih senang menyendiri daripada bersama dengan temen-temen dan keluarga.Masalah ketidaksuburan atau infertilitas merupakan masalah yang cukup sensitif bagi pasangan suami istri. Bahkan beberapa kasus berujung pada perceraian. Sepertinya sudah terbiasa , bila suatu pasangan infertil maka perempuanlah yang paling di curigai, bahkan di vonis sebagai penyebabnya. Namun hal ini merupakan anggapan yang keliru, karena kemungkinan ketidaksuburan bisa datang suami, istri atau kedua belah pihak secara bersamaan. Infertilitas yang disebabkan oleh istri sebesar 35%, faktor suami 35%. Faktor keduanya 20% dan penyebab lainnya 10% (Mustar,2006).Di Indonesia kejadian wanita infertil 15 % pada usia 30-34 tahun, meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 55 % pada usia 40-44 tahun. Hasil survei gagalnya kehamilan pada pasangan yang sudah menikah selama 12 tahun, 40% disebabkan infertilitas pada pria, 40 % karena infertilitas pada wanita, dan 10 % dari pria dan wanita, 10 % tidak diketahui penyebabnya. Pasangan usia subur (PUS) yang menderita infertilitas 524 (5,1%) PUS dari 10205 PUS.Dari sekian banyak kasus infertilitas hanya 50% saja yang berhasil di tangani baik secara program bayi tabung dan sebagainya( Sarwono, 1999).Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menangani masalah infertilitas antara lain adalah dengan cara memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesuburan dan akibatnya bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.a. Mengajak ibu-ibu dan remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan reproduksi dengan benar.b. Memberitahu teknik hubungan seks yang benar, contohnya: posisi wanita dibawah dengan bokong diganjal bantal agar sperma lebih mudah sampai di uterus.c. Menganjurkan untuk melakukan hubungan seksual saat masa subur.d. Menganjurkan memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan, misal : terong dan kecambah.e. Menyarankan melakukan hubungan seksual secara teratur, misalnya 3 kali dalam seminggu. f. Menganjurkan untuk periksa ke dr.SpOG guna mengetahui lebih lanjut penyebab pasti infertilnya.Kesehatan Reproduksi - Indikator Status Kesehatan WanitaPage 15