hama dan penyakit.docx

4
Hama yang menyerang komoditas pangan ini adalah hama sundep atau beluk. Apa hama sundep itu? Sundep merupakan hama dengan kerusakan yang terjadi pada tanaman sebelum berbunga. Kadang- kadang apabila kerusakan terjadi ketika tanaman masih muda, tunas baru dapat dibentuk untuk mengganti batang yang rusak. Serangan sundep dapat berkurang dengan adanya hama kresek dan tikus. Tetapi kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua populasi tersebut akan lebih besar (Mueller, 1970) . Sundep menyerang tanaman padi sebelum berbunga (fase vegetatif) terutama pada daun yang masih muda. Padi yang terkena sundep menunjukkan gejala yaitu daunnya berwarna kuning dimana semakin berat serangannya maka warna kuning pada daun akan semakin merata. Selain itu pucuk batang yang digerek menjadi kering sehingga mudah dicabut. Bila pucuk tersebut dicabut maka akan terlihat bekas gerekan dan kadang-kadang larva masih terdapat pada pangkal batang. Hama yang menyebabkan gejala sundep ialah Sesamia inferens. Sesamia inferens tersebut merusak dengan cara meletakan telurnya pada pelepah daun bagian dalam. Setelah telur menetas maka larva-larva tersebut mulai memakan pelepah daun, kemudian menggerek masuk kedalam batang. Selanjutnya memakan batang bagian dalam sehingga jaringan pembuluh batang terpotong. Hal ini menyebabkan terputusnya pasokan hara dari dalam tanah sebagai bahan untuk fotosintesis. Daun yang berwarna kuning tersebut sebagai akibat karena kurangnya pasokan hara. Tindakan pengendalian hama sundep jika masih berada dibawah ambang ekonomi yaitu 10% / m2. Bila tingkat kerusakannya lebih dari 10% / m2 maka diperlukan tindakan pengendalian dengan menggunakan insektisida dan musuh alaminya seperti tabuhan parasit jenis Platytelenomus, ulatnya diserang tabuhan Braconiol, pupanya diserang tabuhan parasit Tetrastichus Israeli dan jenis nematoda Meoaplectana carpocapsae.

description

hama dan penyakit pada tumbuhan

Transcript of hama dan penyakit.docx

Page 1: hama dan penyakit.docx

Hama yang menyerang komoditas pangan ini adalah hama sundep atau beluk. Apa hama sundep itu? Sundep merupakan hama dengan kerusakan yang terjadi pada tanaman sebelum berbunga. Kadang-kadang apabila kerusakan terjadi ketika tanaman masih muda, tunas baru dapat dibentuk untuk mengganti batang yang rusak. Serangan sundep dapat berkurang dengan adanya hama kresek dan tikus. Tetapi kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua populasi tersebut akan lebih besar (Mueller, 1970). Sundep menyerang tanaman padi sebelum berbunga (fase vegetatif) terutama pada daun yang masih muda. Padi yang terkena sundep menunjukkan gejala yaitu daunnya berwarna kuning dimana semakin berat serangannya maka warna kuning pada daun akan semakin merata. Selain itu pucuk batang yang digerek menjadi kering sehingga mudah dicabut. Bila pucuk tersebut dicabut maka akan terlihat bekas gerekan dan kadang-kadang larva masih terdapat pada pangkal batang.

Hama yang menyebabkan gejala sundep ialah Sesamia inferens. Sesamia inferens tersebut merusak dengan cara meletakan telurnya pada pelepah daun bagian dalam. Setelah telur menetas maka larva-larva tersebut mulai memakan pelepah daun, kemudian menggerek masuk kedalam batang. Selanjutnya memakan batang bagian dalam sehingga jaringan pembuluh batang terpotong. Hal ini menyebabkan terputusnya pasokan hara dari dalam tanah sebagai bahan untuk fotosintesis. Daun yang berwarna kuning tersebut sebagai akibat karena kurangnya pasokan hara.

Tindakan pengendalian hama sundep jika masih berada dibawah ambang ekonomi yaitu 10% / m2. Bila tingkat kerusakannya lebih dari 10% / m2 maka diperlukan tindakan pengendalian dengan menggunakan insektisida dan musuh alaminya seperti tabuhan parasit jenis Platytelenomus, ulatnya diserang tabuhan Braconiol, pupanya diserang tabuhan parasit Tetrastichus Israeli dan jenis nematoda Meoaplectana carpocapsae.

Page 2: hama dan penyakit.docx

Penyakit CVPD

Pada tanaman muda gejala yang nampak adalah adanya kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang- belang kuning. Tanaman biasanya menghasilkan buah berkualitas jelek.

Pada tanaman dewasa, gejala yang sering tampak adalah cabang yang dsaun- daunnya kuning dan kontras dengan cabang lain yang daun- daunnya masih sehat. Gejala ini dikenal dengan sebutan greening sektoral. Daun pada cabang- cabang yang terinfeksi menjorok keatas seperti sikat. Gejala lain adalah daun berukuran lebih sempit, lancip dengan warna kuning diantara tulang daun. Gejala- gejala ini mirip dengan gejala defisien Zn. Apabila gejala tersebut disebabkan oleh defisiensi Zn dalam tanah, seluruh tanaman didalam kebun yang sama biasanya akan menunjukkan gejala. Penyebaran gejala yang tidak merata merupakan indicator yang sangat penting bagi adanya penyakit CVPD. Selama musim hujan, gejala defisiensi Zn biasanya tidak begitu tampak.

Buah pada cabang- cabang terinfeksi biasanya tidak dapat berkembang normal dan berukuran kecil, terutama pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari. Pada pangkal buah biasanya muncul warna orange yang berlawanan dengan buah- buah sehat. Buah- buah yang terserang rasanya masam dan bijinya kempes, tidak berkembang dan berwarna hitam.

2. Gejala Dalam

Pada irisan melintang tulang daun tengah jruk berturut- turut dari luar hingga ketengah daun akan terlihat jaringan- jaringan epidermis, kolengkim, sklerenkim, phloem. Menurt tirta widjaja (1984) gejala dalam pada tanaman jeruk yang terkena CVPD adalah :

Phloem tulang daun tanaman sakit lebih tebal dari phloem tulang daun tanaman sehat. Pada phloem tulang daun tanaman sakit terdapat sel- sel berdinding tebal yang

merupakan jalur- jalur mulai dari dekat sklerenkim sampai dekat xilem. Dinding tebal tersebut adalah beberapa lapis dinding sel yang berdesak- desakan

Didalam berbagai jaringan dalam daun terjadi pengumpulan secara berlebihan butir- butir halus zat pati.

PENYEBAB

Berdasarkan hasil identifikasi terakhir dilporkan bahwa penyakit CVPD disebabkan oleh bakteri liberobacter asiaticum yang hidup dan hanya berkembang pada jaringan phloem, akibatnya sel- sel phloem mengalami degenerasi sehingga menghambat tanaman menyerap nutrisi. Walaupun terdapat diphloem, tetapi penyebarannya dibagian tanaman adalah lambat. Penyakit CVPD dapat ditemukan pada semua jenis jeruk yang terdapat d Indonesia.

1. Pengadaan bibit jeruk bebas penyakit

Pengadaan bibit ini mendapat pengawasan dari balai pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB). Dalam rangka ini, pusat penelitian dan pengembangan hortikultura telah mengembangkan teknik

Page 3: hama dan penyakit.docx

sambung tunas pucuk (shoot tip grafting, STG) seperti di riau, jawa timur, sulawesi selatan, jawa barat dan bali.

2. Serangga vector

Serangga penularan yang sangat dalam penyebaran CVPD adalah D. citri. Vector ini menularkan CVPD dipesemaian dan kebun serta terutama ditemukan pada tunas (titrawidjaja, 1984). Agar populasinya tidak bertambah, penggunaan pestisida dapat dipertimbangkan. Insektisida yang dapat mengendalikan populasi vector tersebut diantaranya dimethoate (perfekthion, roxion 40 EC, rogor 40 EC, cygon) yang diaplikasikan pada daun atau disuntikan pada batang, dan edosulfan (dekasulfan 350 EC).aplikasi insektisida hendaknya dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.

Tanda serangan

D. citri menyerang tangkai, kuncup bunga dan daun, tunas serta daun- daun muda. Bagian tanaman yang terserang parah biasanya mngering secara perlahan lahan kemudian mati. Serangan ringan mengakibatkan tunas- tunas muda mengeriting dan pertumbuhannya terhambat. Kutu juga menghasilkan sekresi berwarna putih transpran berbentuk spiral, biasanya diletakkan berserak diatas daun atau tunas.