ham kasus 5 PPT

24
Kelompok V

description

ham

Transcript of ham kasus 5 PPT

Slide 1

Kelompok V MasalahMasalah medis :Masalah Keterangan Pasien di diagnosis HIV/AIDS (+) dan pneumoniaDisebabkan oleh gaya hidup nya yang sejak kecil sudah merokok, narkoba, sex bebasPasien meminta suntik matiKarena pasien merasa hidupnya sudah tidak bermanfaat lagi dan hanya menyusahkan orang lainDokter mengalami dilema karena permintaan pasien untuk suntik matiHal ini dikarenakan terdapat pro dan kontra tentang suntik mati.Pasien akhirnya bunuh diri dan meninggal

Disebabkan pasien kurang mendapat perhatian sehingga pasien melakukan bunuh diri.Masalah keluarga MasalahKeterangan Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara

pasien merasa bebas melakukan segala sesuatu dan merasa dimanja oleh keluarga sehingga pasien menjadi lepas kontrol.Keluarga kurang tegas dan masalah komunikasi

Kemungkinan orang tua atau kakak tidak tegas dalam memberi pendidikan dalalm keluarga. Walau keluarga cukup harmonis dan sosial ekonomi baik namun tidak menutup kemungkinan keluarga tersebut kurang komunikasiKeluarga melepas tanggung jawab terhadap pasienSikap keluarga seperti ini dapat dibilang merupakan sebuah bentuk penelantaran dan bisa terkena sanksi hukum.

Masalah sosial

Masalah finansialMasalah Keterangan Pergaulan yang salah

Kemungkinan pasien mendapatkan lingkungan pergaulan yang bebas dan salah.Merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang, pergi ke tempat prostitusi, serta kecanduan heroin mulai SMP dan beberapa kali direhabilitasi. Karena pergaulan yang salah Masalah Keterangan Pasien mengemis untuk menyambung hidup

Pasien sudah tidak memilik apa-apa karena warisannya sudah habis untuk membeli heroin dan berfoya-foya dengan PSK.Analisis kasus Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam perkembangan fisik, mental, maupun kehidupan sosial seorang anak PENTING agar anak tidak terjerums ke hal-hal yang negatif Merokok, obat-obatan terlarang, dan sex bebas,

Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS :Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman Perubahan fisik dan emosional pada remajaAdanya tekanan dari teman sebaya Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remajaInformasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS

Peran pendidikan agama dan tindakan jika anak sudah terjerumus:Peran agama Pendekatan agama sejak dini akan membangun fondasi yang kokoh terhadap anak, sehingga mereka akan mengetahui mana yang harus dilakukan dan tidakKepercayaan terhadap Tuhan akan membuat anak menjadi takut jika berbuat buruk karena Tuhan melihat dan mendengar semua yang dilakukan umatNyaMemberitahu mana tindakan-tindakan yang baik dan burukMengajarkan anak agar tahu halal dan haramMangajarkan bahwa perbuatan halal itu baik dikerjakan dan akan mendapat pahalaPerbuatan buruk dan haram itu sangat dibenci Tuhan dan akan mendapatkan dosaTindakan seksual hanya dilakukan pada saat setelah menikah Narkoba merupakan barang yang haram, karena dapat memabukkan, dan yang haram itu akan mendapatkan dosa Apa yang dilakukan saat ini akan dituai dikemudian hari

Tindakan keluarga :Mendekatkan diri kepada TuhanHarus dapat menarik kembali pasien untuk dapat bersatu dengan keluargaMengurus pasien tersebut sebagaimana mestinyaMembimbing secara bertahapMengetahui pergaulan anaknyaTidak bersikap acuh dan mau mendengar segala keluhan atau permasalahan anaknyaTidak bersikap mengekang atau terlalu membebaskan, beri anak kepercayaan namun harus membimbingnya agar bertanggungjawab

Tindakan pasien :Pendekatan kerohanianKesadaran untuk berubah dan tidak melakukan kembali (bertaubat dengan sungguh-sungguh)Memilih lingkungan yang baik dan menghindari lingkungan yang buruk agar tidak terjerumus lagiTerbuka kepada keluarganya

Aspek hukumUU Kesehatan No. 36/2009 : para penderita HIV/AIDS juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat di indonesia pada umumnya seperti pada pasal 5 UU Kesehatan tentang hak atas pelayanan kesehatan. UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika : Setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan begitu pula bagi para penyalahguna narkotika yang telah diatur pada Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal 54, 55, 56, 57, 58 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pasal 127,128,134,148 : Tentang hukuman bagi para pengguna narkotika.Aspek bioetikaEtika dokter pada pasien HIV/AIDS :Penanganan medis.Tetap memberikan semangat dan dukungan.Menerapkan metode metode Appreciative Inquiry, merupakan suatu metode untuk memaksimalkan kekuatan (strength dan Opportunity) yang dimiliki oleh Pengidap HIV/AIDS

Aspek bioetikaEtika dokter pada pasien pengidap narkoba :Penanganan medis Pendekatan psikologisPendekatan agamaPro dan kontra euthanasiaArgumentasi ProArgumentasi KontraMenghormati hak otonomi pasien, disini pasien ingin mengakhiri hidupnya karena merasa takut untuk merepotkan orang lainHak mati masih dijadikan perdebatan masih ada yang belum menyetujui tentang hak metiMenghilangkan penderitaan pasien (mercy killing), dimaksudkan jika sudah meninggal akan menghilangkan pendertiaan pasien tersebutKemajuan ilmu pengetahun dan teknologi kedokteran yang semakin maju sehingga anggapan orang bahwa semua penyakit bisa disembuhkanKualitas hidup yang menurun, dengan keadaan pasien yang seperti di atas maka pasien tidak bisa berafktifitas seperti biasanyaSlippery slope, takutnya tindakan yang dilakukan dokter pada awal ini disalah artikan oleh pihak lainnya sehingga dokter tampak menjadi orang yang melegalkan pembunuhanAgama dari dokter tersebut, dimana semua agama mengajarkan untuk tidak membunuh dengan alasan apapun.Pendekatan terhadap keluarga menghubungi keluarga dalam menangani masalah seperti yang dialami oleh pasien diperlukan dukungan dari keluarga. menjelaskan keadaan pasien yang sesungguhnya mengenai penyakit-penyakit yang telah menyerang pasien kepada keluarga. menejelaskan mengenai keadaan kejiwaan pasien kepada keluarga, kondisi kejiwaan pasien mengalami gangguan (depresi), sehingga dokter harus bekerja sama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Masalah tuntutan kepada tenaga kesehatan Pasal 359 KUHP. Pasal ini dapat dikenakan pada dokter atau tenaga kesehatan bila mereka terbukti lalai menjalankan tugasnya.

Seharusnya untuk pasien yang mengalami depresi seperti Tn.Mino perlu ditangani dan mendapatkan perhatian secara khusus. juga perlu dijaga secara ketat agar tidak berusaha untuk bunuh diri.

TINJAUAN PUSTAKA EuthanasiaPengertian : euthanasia adalah pengakhiran kehidupan pasien terminal dengan sengaja oleh dokter atas permintaan pasien sendiri.Pandangan agama :Islam : Firman Allah SWT tentang euthanasia: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (QS Al-Anam : 151) Kristen : kekudusan kehidupan sebagai suatu pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan alasan apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebutKatolik : eutanasia itu pelanggaran berat hukum Allah, karena berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moril tidak dapat diterima (Evangelium Vitae, No. 65)Hindu : apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh jahat Budha : melanggar sila pertama dari Pancasila Buddhis.

Euthanasia Persyaratan pasien yang bebas memilih euthanasia adalah seperti berikut :Pasien harus kompetenSudah memperoleh informasi lengkap yang relevan tentang diagnosis, prognosis, dan terapi paliatif yang tersediaPasien tidak dipaksa atau dimanipulasi

Euthanasia Aspek hukum KUHP pasal 304KUHP pasal 306 (2)KUHP pasal 344KUHP pasal 345Bentuk pelanggaran disiplin Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)Bunuh diri Aspek bioetika:Otonomy : Terlalu mengutamakan prinsip otonomi pada pasien yang menderita dapat membawa mereka ke arah keinginan untuk bunuh diri. Beneficene : seorang dokter harus bekerja secara proaktif dalam mengupayakan kesejahteraan pasien. Kebaikan tidak boleh dikorbankan untuk prinsip otonomi dalam kasus bunuh diri.Non-maleficence : seorang dokter harus melakukan semua tindakan untuk menghindarkan pasien dari bahaya. Prinsip ini menekankan tindakan apa pun yang perlu dilakukan untuk menjamin kehidupan pasienJustice : dokter harus memperlakukan semuanya dengan konsisten

Bunuh diri Aspek hukum :KUHP Pasak 344 dan 345Aspek agama:Islam : Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). (QS Al-Kahfi: 6) Hindu : Hanya dari badan manusialah sang jiwa dapat kembali ke alam Tuhan. Dengan demikian, untuk tidak menyia-nyiakan mendapat badan manusia ini, agar kita dapat kembali ke alam TuhanKatolik : Bunuh diri bertentangan dengan kecondongan kodrati supaya memelihara dan mempertahankan kehidupannya. Bunuh diri merupakan suatu dosa besar.Kristen : Di dalam ke kristenan tidak menerima adanya bunuh diri karena Kristen tidak mengajarkan untuk membunuh orang lain maupun diri sendiri. Apabila ada yang berniat untuk bunuh diri maka keimanan terhadap tuhan tidak ada pada dirinya.Buddha : melanggar sila pertama Kesimpulan Daftar pustaka