Halo Jepang Vol. 02

24
12 8 18 22 KUTIPAN Kondisi perumahan sementara ini sangat baik, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas umum yang layak. Muhammad Lutfi HAL 4 Tak hanya di Jepang, yang terpenting adalah bekerja dengan giat, tak cepat puas, jangan sombong atau tetap rendah hati. Sahat D Situmorang HAL 15 Pemodal Jepang telah lebih dahulu masuk ke Indonesia, walaupun belum dalam skala seperti sekarang. Rachmat Gobel HAL 16 TITIAN INFORMASI INDONESIA - JEPANG WISATA PENDIDIKAN RESTO PERISTIWA Publikasi dalam Kelompok The Daily Jakarta Shimbun Berlangganan [email protected] Iklan [email protected] Nomor Promosi Edisi Maret 2013/I Terbit 24 Halaman warta harian klik www.halojepang.com halojepang @halojepang Baku Dukung Merawat Asa Liputan Utama Hal 3 Pinus di Rikuzentakata, Prefektur Iwate, mampu bertahan dari hantaman tsunami sehingga dilestarikan sebagai ‘monumen’.

description

Titian Informasi Indonesia - Jepang Edisi Maret

Transcript of Halo Jepang Vol. 02

Page 1: Halo Jepang Vol. 02

128 18 22

KUTIPANKondisi perumahan sementara ini sangat baik, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas umum yang layak.

Muhammad Lutfi HAL 4

Tak hanya di Jepang, yang terpenting adalah bekerja dengan giat, tak cepat puas, jangan sombong atau tetap rendah hati.

Sahat D Situmorang HAL 15

Pemodal Jepang telah lebih dahulu masuk ke Indonesia, walaupun belum dalam skala seperti sekarang.

Rachmat Gobel HAL 16

TITIAN INFORMASI INDONESIA - JEPANG

12WISATA 18PENDIDIKAN 22RESTO8PERISTIWA

Publikasi dalam Kelompok The Daily Jakarta Shimbun

[email protected]

[email protected]

Nomor Promosi

Edisi Maret 2013/I

Terbit 24 Halamanwarta harian klik

www.halojepang.com

halojepang

@halojepang

Baku Dukung Merawat AsaLiputan Utama Hal 3

Pinus di Rikuzentakata, Prefektur Iwate, mampu bertahan dari hantaman tsunami sehingga dilestarikan sebagai ‘monumen’.

Page 2: Halo Jepang Vol. 02

Dinamika Informasi

Selamat kepada Halo­Jepang! yang dimulai 2 ta­hun lalu sebagai media online dan kini tampil pula sebagai media cetak. Salut, karena revolusi media umumnya be­rupa peralihan dari media cetak menjadi media online

namun HaloJepang! justru se­baliknya. Ini artinya memang ada kebutuhan di segment ini yang sebelumnya tak terisi. Kini kita bisa mengamati ber­sama adanya dinamika baru di dunia informasi.

Kami dari Komunitas Alumni Jepang di Indonesia (KAJI), dengan jumlah anggota di milis KAJI­kai sekitar 1.600 orang dan di Facebook 3.000 orang lebih, turut terbantu

dengan adanya informasi yang disajikan HaloJepang!, yang dibuat dengan cara pandang orang Indonesia, se­hingga menarik untuk dibaca maupun digunakan sebagai referensi.

Potensi pembaca dari pe­gawai perusahaan Jepang yang besar, tentu menjadi tan­tangan bagi tim HaloJepang! untuk terus bisa menyajikan informasi yang berkwalitas

dan terus diperbarui da­lam mengisi interkoneksitas Jepang­Indonesia.

Akhir kata, semoga Ha­loJepang! bisa terus menjadi sumber informasi bagi ber­bagai kalangan masyarakat serta menjadi mitra media KAJI di masa depan. Gamba­rimashou...

(Ketua KAJI, Fuad Kadir)

Dua tahun telah ber­lalu sejak gempa dan tsunami me­landa kawasan pan­

tai daerah Tohoku di Jepang Timur. Program rekonstruk­si sudah bergulir sementara perekonomian telah kembali menggeliat meski belum lagi mencapai level sebelumnya.

Dalam edisi ke­2 ini, Ha­loJepang! menyuguhkan liputan utama mengenai bangkitnya kembali daerah Tohoku pasca bencana dan

upaya yang dilakukan warga Indonesia, baik dari kalang­an warga biasa maupun lu­lusan universitas di Jepang dan dari berbagai lembaga pemerintah serta non­pe­merintah untuk mengulur­kan bantuan.

Tampil pula artikel me­ngenai upaya menangani krisis energi. Sebelumnya sekitar 30% pasokan listrik di Jepang berasal dari pem­bangkit nuklir, namun kini hanya 10% sementara sum­

ber energi lain terus dijajaki termasuk air, panas bumi dan angin.

Di rubrik Figur edisi kali ini, Rachmat Gobel, yang kini Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia ­ Jepang (PPIJ) berbagi pen­dapat tentang upaya terus memacu investasi asal Je­pang dan tantangannya. Ada pula kisah tentang pebisnis ban dan velg asal Indonesia dan paparan tentang School of Global Japanese Studies,

Universitas Meiji.HaloJepang! kali ini juga

menyajikan tulisan ringan tentang musim sakura me­kar, hidangan fugu dan in­formasi tentang Jimpact 2013, penayangan film ani­masi dan konser musik.

Di bagian akhir, terpam­pang bahasan tentang tren perempuan Jepang men­jelajah dunia secara solo dan bukannya berkelompok. Selamat membaca!

Dari RedaksiPenerbit:PT Bina Komunika Asiatama

Penasihat:Riris I SilamUeno TaroHaishima Katsuhiko

Tim Redaksi

Redaktur Pelaksana:Arry Raymonds

Staf Redaksi:Nova Auliatun NisaBeny HalfinaMeiskhe Fratel

Artistik:Agus HA MediantoAbdul GafurRevolita Rizal

Email :[email protected]

Bagian Iklan:Ekana Yulianti Ota TsutomuShimizu Jumpei

Telp : (021) 230-3830Fax : (021) 230-3831

Alamat RedaksiMenara Thamrin Suite 305Jl. M.H Thamrin Kav. 3Jakarta 10340, Indonesia.

Daftar Isi3 ........... Liputan Utama Baku Dukung Merawat Asa

8 ........... Peristiwa Produk Halal

10 ......... Editorial

12 ......... Wisata Sakura Mekar

14 ......... Inspirasi Bisnis Ban Bekas

16 ......... Figur Rachmat Gobel

17 ......... Komunitas JOC

18 ......... Pendidikan Meiji University

20 ......... Pergelaran Jimpact

22 ......... Resto Kappo Don

23 ......... Tren Jepang Solo Trip

2 Maret 2013

PENGANTAR 3Maret 2013

LIPUTAN UTAMA

Dari Pembaca

Para mahasiswa yang sedang mencari kerja, mengikuti ritual penyucian diri di bawah air terjun di kelenteng Shokoji kota Kawachinagano Prefektur Osaka. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya para pendeta Budha sekte Soto aliran Zen yang dimulai sejak dua tahun silam untuk membantu generasi muda lebih percaya diri dalam mencapai tujuan, karena akhir-akhir ini semakin banyak jumlah anak muda Jepang mengalami depresi, bahkan bunuh diri akibat tidak mendapat pekerjaan.

Situasi ekonomi domestik yang masih lesu pasca krisis finansial tahun 2008,

memicu sektor swasta di Jepang menghentikan pengrekrutan pegawai baru, selain itu pasca bencana gempa dan tsunami Maret 2011 serta melonjaknya nilai yen malah mengakibatkan perusahaan banyak melakukan pengetatan anggaran, termasuk untuk merekrut pegawai.

Hasil survei Kepolisian Nasional Jepang menunjukkan jumlah warga berusia dibawah 30 tahun yang melakukan bunuh diri karena gagal mendapatkan pekerjaan naik di seluruh Jepang menjadi 150 orang pada 2011, atau 2,5 kali lipat dibanding 2007, yang 52 di antaranya adalah mahasiswa.

BImBIngan SPIRITUaL BagI PaRa PEncaRI KERJa Kyodo

Page 3: Halo Jepang Vol. 02

Oleh Beny Halfina

Kepolisian Nasional res-mi merilis data bah-wa korban mening-gal mencapai 15.881

orang sementara yang hilang 2.676 orang. Bencana itu kemu-dian turut merusak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fu-kushima.Dinas Imigrasi Kedutaan Be-

sar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo mencatat ketika krisis nuklir terjadi, terdapat 82 War-ga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dalam radius 50 kilometer dari PLTN Fukushima 1. Namun pada radius 20 kilo-meter yang merupakan wilayah terlarang dan wajib evakuasi, tak terdapat WNI. Tim kemanu-siaan KBRI Tokyo pernah meng-

evakuasi seorang ibu dengan dua anak dalam radius sedikit di luar wilayah terlarang, untuk kemudian diamankan ke Tokyo.WNI lain yang teridentifi kasi

di wilayah terdampak tsunami merupakan nelayan dan peker-ja sektor perikanan, termasuk pekerja pabrik pengolahan ikan dan para pekerja magang atau kenshusei. Pasca bencana, mere-ka yang tetap berada di Jepang, atau kembali ke Jepang setelah sebelumnya sempat pulang ke Indonesia, telah disalurkan kem-bali dengan bantuan perusahaan di Jepang.Hingga kini tercatat empat

anak buah kapal (ABK) Indo-nesia yang resmi dinyatakan hilang ketika tsunami, yakni Su-nardi, Toni Setiawan, Rudi Har-tono, dan Arifi n Siregar.

Indonesia BergerakSimpati dari seluruh penju-

ru dunia saat itu cepat meng-alir, termasuk dari Indonesia yang pertaliannya dengan Je-pang memang telah terentang sangat panjang. Apalagi dalam setiap bencana yang terjadi di tanah air, seperti tsunami di

Aceh, Jepang selalu sigap men-dukung.Duta Besar RI untuk Je-

pang, M Lutfi mengungkap-kan, “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Sendai dan Kesennuma pada Juni 2011 menyerahkan bantuan US$2 juta bagi ke-

giatan rekonstruksi sejumlah bangunan, khususnya fasilitas pendidikan dan sosial.” Lutfi menambahkan bahwa dalam pertemuan dengan anak-anak SD Kesennuma, Ibu Ani Yudho-yono juga memberikan bebe-rapa set angklung.

Lanjutan HAL 4

Baku Dukung Merawat AsaSiang hari, 11 Maret 2011, adalah saat yang agaknya sulit dilupakan masyarakat Jepang, khususnya yang tinggal di wilayah Tohoku. Gempa dahsyat pada 9 skala Richter yang diikuti gelombang tsunami meluluh lantakkan wilayah di pantai timur.

2 Maret 2013

PENGANTAR 3Maret 2013

LIPUTAN UTAMA

Umur Ban Panjang, Nyaman dan Daya Cengkeram PrimaUmur Ban Panjang, Nyaman dan Daya Cengkeram Prima

Hubungi: 021-8512561www.dunlop.co.id

Tersedia ukuran: Rim 12 : 175 / 70 R12Rim 13 : 165 / 65 R13, 175 / 70 R13 Rim 14 : 185 / 70 R14, 195 / 70 R14, 185 / 80 R14 Rim 15 : 185 / 55 R15, 175 / 60 R15, 185 / 60 R15 185 / 65 R15, 195 / 65 R15, 205 / 65 R15

Ungkapan terima kasih warga kota Kesennuma atas bantuan Indonesia.

Page 4: Halo Jepang Vol. 02

4 Maret 2013

LIPUTAN UTAMA 5Maret 2013

LIPUTAN UTAMA

Kesennuma sebelumnya me mang telah akrab dengan segala sesuatu yang berbau In-donesia karena armada kapal penangkap ikan dari daerah ini kerap singgah di Pelabuhan Benoa, Bali, untuk mengisi ba-han bakar.

Hal ini tampak dari dimili-kinya angklung oleh sekolah di sana yang, sayangnya, ke-mudian raib tersapu tsunami. Namun, oleh-oleh Ibu Ani Yu-dhoyono telah memungkinkan sekolah itu untuk kembali me-miliki alat musik tradisional In-donesia tersebut.

Dukungan juga datang dari berbagai elemen masya-rakat Indonesia yang meng-galang sumbangan dan kemu-dian menyalurkannya melalui Kedutaan Besar Jepang di Ja-karta, Palang Merah ataupun KBRI Tokyo dalam bentuk minuman dan selimut. Badan Search and Rescue (SAR ) Na-

sional juga mengirim satu tim untuk mengevakuasi WNI di wilayah terparah.

Selain itu, ada pula Dompet Dhuafa melalui program Indo-nesia Aid yang menyalurkan Rp2 miliar dari warga Indone-sia dan pekerja migran Indone-sia di Hong Kong.

Keluarga Alumni Jepang di Indonesia (KAJI) pun meng-gelar konser musik ‘Charity Concert Kokoro No Tomo’ yang mengumpulkan Rp50 juta dan disalurkan melalui Dompet Dhuafa serta PMI. KAJI mela-lui perwakilan di Tokyo juga menyerahkan 850 tas pada anak-anak di Kesennuma pada 29 Juni 2011. Tak ketinggalan, Persatuan Alumni Jepang di In-donesia (PERSADA) pun menya-lurkan sumbangan Rp30 juta.

BangkitPerdana Menteri Jepang

kala itu, Naoto Kan berkata

“Enampuluh lima tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II, ini adalah krisis terbesar dan tersulit bagi Jepang. Meski be-gitu masyarakat Jepang sangat tabah dan kuat menghadapi dampak bencana dan segera bangkit. Dalam dua tahun saja rehabilitasi kerusakan sudah melaju pesat.

Perbaikan sudah banyak di-lakukan di daerah-daerah ter-dampak bencana. Pemerintah Jepang membentuk lembaga khusus setingkat kementeri-an guna menangani proses rekonstruksi dan pemulihan bencana bernama Reconstruc-tion Agency. Untuk perumahan umum, pemerintah menarget-kan pembangunan lebih dari 20.000 rumah baru dan me-lakukan proses readjustment dan leveling tanah di 58 kabu-paten dan 20 kota.

Perbaikan pun merambah sektor pertanian dan perikan-

an, sementara pelabuhan ikan dan lahan pertanian mulai me-nampakkan hasil. Lebih dari 50% fasilitas perikanan dan pertanian sudah memulihkan operasi mereka.

Terkait nuklir, khusus di wilayah Fukushima, tercatat 110.000 orang yang tinggal di restricted area, yaitu radius 20 kilometer dari PLTN Fuku-shima 1, harus dievakuasi.

Asa untuk bangkit pun ke-mudian ditunjukkan melalui penyelenggaraan Festival Pela-buhan di Kota Kesennuma un-tuk pertama kalinya sejak tsu-nami menerpa. Indonesia juga turut serta dalam kegiatan ini. Hal yang membanggakan ada-lah ketika Walikota Sugawara Shigeru mengajak anak-anak memainkan angklung.

“Beberapa sahabat KBRI dan Indonesia di Kesennuma, seperti ketua dan pengurus kamar dagang dan industri

setempat aktif mengorgani-sir Parade Indonesia. Mereka saat ini tinggal di perumahan sementara. Kondisi perumah-an sementara ini sangat baik, bersih, dan dilengkapi dengan fasilitas umum yang layak,” ungkap Lutfi.

Pemerintah Jepang tak ha-nya memulihkan kondisi dalam negeri, namun juga menjalin kerjasama dengan negara lain untuk meningkatkan kesadaran akan bencana alam. Salah satu-nya melalui program persaha-batan Kizuna Bond yang dimak-sudkan untuk meningkatkan kewaspadaan di kawasan Asia dan Amerika Utara tentang ke-mungkinan munculnya mara bahaya melalui aksi kunjung-an dan pertukaran pemuda. Aksi baku dukung seperti inilah yang memang sudah terbukti dan sudah teruji, selalu mampu merawat asa, bahkan saat ben-cana terburuk terjadi.•

Pasca gempa dan tsu-nami 11 Maret 2011, Jepang mengalami kri-sis listrik yang dipicu

kerusakan pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima 1. Kejadian ini mendorong pemerintah saat itu, di bawah Perdana Men-teri (PM) Kan Naoto dari Partai Demokrat, untuk menghentikan

operasi PLTN , langkah yang kemudian disusul pemeriksaan menyeluruh.

Sebelum krisis di Fukushi-ma, sekitar 30% pasokan listrik Jepang berasal dari energi nu-klir. Bahkan, sempat tercetus rencana untuk meningkatkan-nya hingga 40%. Namun kini PLTN seolah barang haram dan sebagian warga Jepang me-

nentang diaktifkannya kem bali pembangkit jenis ini. Akibat-nya, dari 50 PLTN di Jepang pra gempa dan tsunami, hingga akhir Februari lalu, hanya dua reaktor di PLTN Oi, Prefektur Fukui, yang sudah kembali ber-operasi.

Pemerintah Jepang me-nyikapi krisis listrik melalui langkah darurat meningkatkan

pembelian minyak bumi dan gas dari mancanegara, ter-masuk Indonesia.

Yano Tomosaburo, penasi-hat Japan International Coop-eration Agency (JICA) di Ke-menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelas-kan, “Pasca krisis Fukushima, kebijakan energi Jepang sedikit berubah. Dulu 30% pasokan datang dari PLTN. Kini angka itu menyusut. Di sisi lain energi terbarukan terus dipacu dan ke-giatan konservasi digalakkan.”

Lebih lanjut Yano menjelas-kan kebijakan energi peme-rintah Jepang, yang ditujukan untuk keamanan dan efisiensi, didasarkan pada prinsip “ramah pada pengguna, pada ekonomi dan juga pada lingkungan serta bersifat berkelanjutan.”

Saat ini, sumber energi ter-barukan yang sudah diman-faatkan secara komersial ada-lah air, panas bumi, angin dan surya. Namun, meski pemerin-tah berupaya mendorong, ke-naikan penggunaanya tak bisa langsung maksimal.

Data Agency for Natural Re-sources and Energy, badan di bawah Kementerian Ekonomi Perdagangan, dan Perindus-trian Jepang (METI) , menun-jukkan pada tahun fiskal 2010 PLTN memenuhi 31% kebutuh-an listrik, pembangkit berba-sis gas alam 27% dan berbasis batubara 24%. Pembangkit de-ngan energi terbarukan, hanya memasok 1% dari kebutuhan dan berbasis tenaga air sekitar 9%.

Setahun kemudian, kom-posisinya menjadi pembang-kit berbasis gas alam 39.5%,

batubara 25%, dan minyak bumi 14.4%. Peran PLTN tu-run menjadi 10.7% sementara pembangkit dengan energi ter-barukan 1.4% dan dengan air sekitar 9%.

Pemerintah Jepang berupa-ya menarik sektor swasta untuk membangun pembangkit ber-basis energi terbarukan dengan memberlakukan Feed-in Tariff (FIT) mulai 1 Juli 2012. FIT, kata Yano, dimaksudkan untuk menawarkan kompensasi ber-dasarkan biaya bagi produsen energi,. “Dengan kepastian har-ga dan kontrak jangka panjang, investasi mereka juga bisa ter-topang,” katanya.

Sektor swasta di Jepang me-mang mulai tertarik pada pem-bangkit jenis ini, termasuk Son Masayoshi, pendiri dan CEO Softbank Corp, yang beker-jasama dengan Kyocera Corpo-ration guna membangun Kyoto Solar Park yang berkapasitas produksi maksimal 4,2 mega-watt. Ini merupakan bagian dari rencana Son untuk membuka 10 pembangkit tenaga surya skala besar dengan anggaran 80 miliar yen.

Namun di sisi lain, PLTN tampaknya belum akan sepe-nuhnya dicampakkan. Akhir Februari silam PM Menteri Abe Shinzo mengungkapkan reak-tor nuklir akan dioperasikan kembali bila keamanannya su-dah dipastikan demi kestabilan pasokan listrik dan penghemat-an biaya.”Jepang berkomitmen untuk belajar dari krisis nuklir Fukushima pada 2011, dan akan membuat standar kesela-matan baru yang tak memberi ruang kompromi,” tegasnya.•

Bencana Hilang, Krisis Listrik Terbilang

Pembangkit tenaga surya: Komplek Pembangkit tenaga surya yang dikelola SB Energy Corp, anak perusahaan Softbank Corp, di kota Kyoto, dengan kapasitas produksi listrik maksimum 2.1 MW.

Page 5: Halo Jepang Vol. 02

Oleh Arry Raymonds

Strategi bauran ener-gi bagi suatu negara, termasuk Indonesia, merupakan hal sangat

krusial, terlebih mengingat se-tiap tahun kebutuhan listrik di negara kepulauan terbesar di dunia ini terus bertambah. Dewan Energi Nasional (DEN) memproyeksikan pada 2025 seluruh pembangkit listrik yang ada diharapkan mencapai kapasitas 11-145 gigawatt se-mentara konsumsi per kapita diperkirakan ada di kisaran 1.886-2.316 kilowatt hour

Profesor Tumiran, anggota DEN, menjelaskan saat ini lebih dari 94% pasokan listrik di In-donesia berasal dari pembang-kit berbahan bakar fosil. Angka ini direncanakan surut pada 2025 menjadi 83%, sementara energi baru dan terbarukan— termasuk bahan bakar nabati, panas bumi, bio-massa, nuklir, air, surya dan angin—diharap-kan menyumbang 17%.

“Namun dalam proyeksi ter-kini DEN, sumber listrik dari energi baru dan terbarukan te-

lah dinaikkan menjadi 25,9%, dengan porsi energi nuklir 5%. Jika sasaran tak tercapai, bahan bakar fosil tentu masih berpe-ran,” ujar Tumiran.

Khusus tentang energi nuklir, pro dan kontra masih saja berlangsung. Kelompok penolak tampaknya cenderung membesar, terutama sejak kri-sis di Fukushima 1.

Pius Ginting, pengkampa-nye Tambang dan Energi Wa-hana Lingkungan Hidup Indo-nesia (WALHI) menyatakan, “Jepang yang maju secara tek-nologi pun tak bisa menganti-sipasi kecelakaan nuklir meski selalu diklaim sebagai negara yang sangat berhati-hati dalam penerapan teknologi ini.”

Sebelumnya, gagasan soal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejatinya telah ramai ditentang. Pada 2009, pemerintah mensosialisasikan pembangunan PLTN di Muria, Jawa Tengah, namun penolak-an marak dan ulama Nahdatul Ulama (NU) bahkan tegas me-nyatakan tidak melalui fatwa.

Menurut Pius, Indonesia memiliki kelimpahan energi

terbarukan, termasuk sumber panas bumi (geothermal) . Un-tuk wilayah perbukitan yang sulit dijangkau jaringan listrik, ia menyarankan pembangkit mikro-hidro dan tenaga surya.

Uniknya, sejumlah wakil rakyat justru mendukung PLTN termasuk anggota Dewan Per-wakilan Rakyat (DPR) Komi-si VII Bobby Adhityo Rizaldy, yang menyatakan, krisis Fu-kushima pun akhirnya terbukti bisa dilokalisir. “Dengan penge-

lolaan yang baik, PLTN pasti memberi kemaslahatan luas,” tambahnya.

Musibah Fukushima me-mang meredam gagasan PLTN. Namun kebijakan nuklir harus tetap ada, terutama berkaitan dengan sumber daya manusia. Jika di masa depan sumber daya alam Indonesia menipis drastis, energi nuklir tak terelakkan, dan butuh pengelola yang han-dal, katanya.

Sedangkan Dr Ferhat Aziz,

MSc, Deputi Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyara-katan Iptek Nuklir Badan Te-naga Nuklir Nasional (BATAN) menjelaskan, “Jumlah kecela-kaan mematikan di jalur PLTN paling rendah, meski pemberi-taannya memang paling he-boh. PLTN juga menghasilkan limbah yang sangat tertangani dan jumlahnya relatif kecil. Lagi pula, PLTN tak mence-mari udara dan tak memicu pe-rubahan iklim.”

Ferhat yang juga alumni Tokyo Institute of Technology itu, memaparkan Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Sumatera sebelah timur cocok bagi PLTN karena tak rawan tsunami.

Tentang penolakan luas akan PLTN, ia menyatakan, “Lambat laun masyarakat akan memahami bahwa kita bisa terus memperbaiki aspek ke-amanan. Dari Fukushima kita belajar untuk tidak cepat puas ketika menyangkut hal ter-sebut. Semua harus terus diper-barui. Dengan pemahaman ini, saya yakin Indonesia, suatu saat akan memiliki PLTN.”•

Musibah pun Menjadi Sarana Belajar

4 Maret 2013

LIPUTAN UTAMA 5Maret 2013

LIPUTAN UTAMA

Pembangkit Listrik Tenaga Uap Muara Karang.

Page 6: Halo Jepang Vol. 02

Beragam Fungsi dalam Satu Printer

Menjajal Pasar Ritel Nusantara

Kawan Tangguh Kala BerliburFujifilm XP50

Epson L550 Uniqlo

fujifilm-indonesia.co.id

6 Maret 2013

RINGKAS BISNIS 7Maret 2013

RINGKAS BISNIS

Konsumen sekarang cenderung menghen-daki produk elek-tronik yang makin

mungil dan praktis namun mampu melakukan beragam fungsi, termasuk untuk print-er. PT Epson Indonesia men-coba memenuhi kebutuhan se-perti itu dengan meluncurkan seri L550.“L550 adalah mesin pen-

cetak inktank L series yang di-hadirkan khusus untuk pasar korporat di Indonesia berdasar-kan masukan mereka akan ke-butuhan perangkat multifungsi yang tidak hanya murah dalam b i a y a

operasional namun juga dileng-kapi fi tur faksimili, ADF dan Wi-Fi” kata Riswin Li, Manager Consumer & Consumables Sec-tion Epson Indonesia.Seri inktank merupakan

solusi Epson untuk pelanggan yang selama ini menggunakan tinta non-asli dengan cara in-fus. Dengan L550, pengguna akan menggunakan tinta asli berkualitas terjamin.Fitur Automatic Document

Feeder (ADF) memudahkan menyalin, melakukan pemin-daian dan menangani faksimili hingga 30 lembar. Kemudahan

lain yang ditawarkan adalah pencetakan langsung dari ponsel pintar melalui Wi-Fi.Seperti mesin

pencetak Epson lain, L-series menggu-

nakan teknologi Micro Piezo, yakni teknologi inkjet yang menggunakan material piezo-electric dan bisa membengkok ketika dialiri muatan listrik untuk mendorong tinta keluar dengan jumlah pas sehingga hasil cetak lebih berkualitas dan presisi. Epson mengklaim kualitas cetaknya mencapai resolusi 5760 dpi.Kecepatan cetaknya men-

capai 9 ipm (image per min-ute‒standar), dan mencapai 33 halaman per menit untuk pencetakan teks hitam. Jamin-an performa printer mencapai 30.000 halaman.Paket awal pembelian me-

nyertakan satu botol tinta hitam yang dapat mencetak 4.000 halaman, dan tiga tinta warna mencetak hingga 6.500 halaman. Printer seri L550 di-

pasarkan de ngan harga Rp2.949.000, Epson mengatakan produk ini mu lai tersedia di

Mega Bazaar C o m p u t e r pada Maret ini.•

Masa liburan tentu tak layak dilewatkan begitu saja tanpa peng-ambilan foto sebanyak-banyaknya sebagai kenangan. Sayangnya, ka-

mera saku biasanya tak cukup memadai untuk mengabadi-kan perjalanan wisata luar ruang. Namun, tak perlu kha-watir, sekarang telah hadir XP50 dari Fujifilm yang tang-guh untuk berbagai kondisi.

“Kamera ini cocok di-gunakan waktu kegiatan liburan outdoor seperti ar-ung jeram. Biasanya kamera tahan air desainnya terlalu kaku dan berat, XP series ini

desainnya lebih menarik dengan war-na-warna cerah,” kata Ade Yogaswara, Product Specialist PT Fuji film Indone-sia.

Kamera ini dilengkapi berbagai per-lindungan. Penyuka olahraga air dapat menggunakannya tanpa mesti khawa-tir rusak karena sifat kedap airnya yang hingga kedalaman 5 meter. XP50 juga tahan benturan dan debu serta mampu tetap berfungsi hingga suhu minus 10 derajat Celsius.

Tak hanya tangguh, kamera ini me-miliki kualitas gambar bagus juga, ber-kat sensor CMOS 14 megapiksel dengan 5 kali zoom optik. Perekam videonya juga tak kalah istimewa karena mam-

pu merekam dengan full HD 1080i, 60 frame per detik (fps).

Selain itu, momen spesial, dengan adanya fitur burst mode, juga tak bakal terlewatkan karena kemampuannya menangkap gambar hingga 10 fps dan tempat liburan yang berkesan dapat direkam lebih realistis berkat fungsi ‘Panorama 360’. Cukup tekan shut-ter sambil memutar, maka foto de-ngan sudut pandang 360 derajat dapat diperoleh.

Kamera seberat 183 gram ini terse-dia dalam lima pilihan warna, hitam, biru, silver, hijau dan jingga. Jika berminat, sediakan dana Rp2 juta untuk memba-wanya pulang.•

Pebisnis Jepang tak hanya tertarik pada sektor otomo-tif Indonesia dan ini terbukti dari rencana peritel kondang Uniqlo untuk membuka gerai pertamanya di Jakarta perte-ngahan tahun ini.Dengan ruang seluas

2,680 meter persegi dibuka di pusat perbelanjaan baru di kawasan Kuningan Jakar-ta Selatan, Lotte Shopping Avenue, Uniqlo disebut-sebut bakal menawarkan gerai yang amat atraktif.Uniqlo di Indonesia akan

menawarkan sekitar 500 jenis pakaian, dari pakaian pria, wa-nita hingga anak-anak, den-gan harga mulai Rp59.000. Sebagian besar merupakan koleksi musim panas, walau terbuka juga kemungkinan akan tersedianya koleksi mu-sim gugur dan dingin.“Kami yakin dapat sukses

mengembangkan bisnis di In-donesia,” ujar Otoma Naoki, Group Executive Vice Presi-dent Asia-Pacifi c CEO Uniqlo dalam jumpa pers Februari silam. Uniqlo yang berdiri di bawah bendera Fast Retailing Co, akan membuka tiga gerai

di Indonesia dalam tiga tahun.Nama Uniqlo di Indone-

sia bisa saja masih terde ngar asing sehingga banyak yang masih mempertanyakan kua-litas serta keunggulannya dibanding merek lain. “Saya pernah mendengar tentang Uniqlo dari teman. Tapi be-lum pernah mengenakannya. Semua yang pernah menge-nakan produk Uniqlo menya-takan harganya terjangkau dan nyaman digunakan untuk kegiatan sehari-hari,” ujar Ria (18 tahun) mahasiswi suatu universitas swasta di Jakarta.Kekurangpopuleran Uniq-

lo di Indonesia, ternyata juga sampai ke telinga Hayashi Yasuhiro, Director, Business Development Asia Pacifi c Re-gion Fast Retailing (Singapore) Pte Ltd, yang rencananya ba-kal menjabat sebagai Chief Operating Offi cer (COO) Fast Retailing Indonesia. Untuk mengatasi ini, ia berencana memperkenalkan Uniqlo me-lalui Facebook, platform me-dia sosial yang amat populer di Indonesia, dan menawar-kan 100,000 produk Uniqlo secara cuma-cuma.•

b i a y a adalah pencetakan langsung dari ponsel pintar melalui Wi-Fi.Seperti mesin

pencetak Epson lain, L-series menggu-

Paket awal pembelian me-nyertakan satu botol tinta hitam yang dapat mencetak 4.000 halaman, dan tiga tinta warna mencetak hingga 6.500 halaman. Printer seri L550 di-Printer seri L550 di-Printer

pasarkan de ngan harga Rp2.949.000, Epson mengatakan produk ini mu lai tersedia di

Mega Bazaar C o m p u t e r pada Maret ini.•

www.epson.co.id

HALOJEPANG!-HOTTA MIKI

Page 7: Halo Jepang Vol. 02

Jawaban atas Kesulitan Sumber Listrik

Ponsel Android Anti Air EcotricitySony Xperia Z

6 Maret 2013

RINGKAS BISNIS 7Maret 2013

RINGKAS BISNIS

Cerita tentang pon-sel rusak akibat jatuh ke toilet maupun karena

air hujan mungkin tak akan terjadi lagi setelah kehadiran Sony Xperia Z. Ponsel pintar anti air ini adalah produk terbaru Sony Mobile Communi-cations.Fitur anti air pada

ponsel sebenarnya bukan teknologi baru di Jepang, namun untuk segmen pon-sel pintar kelas atas baru Sony yang menerapkan. Hal ini menjadi nilai tam-bah di tengah persaing-an ketat segmen smartphone. Dengan ponsel ini pengguna bahkan dapat menonton fi lm sambil mandi. Xperia Z diklaim mampu bertahan terendam di kedalaman air satu meter sela-ma 30 menit.Selain anti air, ponsel ini

juga dilengkapi perlindungan debu. Selain itu, bisa diguna-kan dalam kondisi apapun ka-rena dapat langsung dibersih-kan di air keran ketika kotor.

Namun perlindungan air yang maksimal tersebut membawa konsekwensi pada desain colokan yang serba tertutup, termasuk earphone. Cukup merepotkan memang karena harus membuka pelindungnya tiap kali akan memakainya.Ponsel ini juga menonjol-

kan kualitas tampilan yang dilengkapi dengan layar full High Defi nition (HD) 1080 piksel lima inci, membuat

gambar fi lm lebih jelas dan nyata. Teknologi serupa digunakan pada TV Bravia.Selain menonton

fi lm, pengguna juga dapat merekam sendi-ri video kualitas tinggi dengan kamera 13,1 MP, dan merekam vi-deo dalam format High Dynamic Range (HDR) untuk menangkap in-tensitas cahaya yang berbeda secara lebih akurat.Performa, Xperia Z

tak perlu diragukan de-ngan adanya prosesor

quad-core 1,5 GHz dan sistem operasi Android terbaru, Jelly Bean. Permasalahan boros ba-terai yang kerap melanda pon-sel pintar diatasi dengan moda Stamina, membuatnya mampu bertahan empat kali lebih lama dari moda standar.Andalan baru Sony ini di-

tawarkan dalam tiga pilihan warna yakni hitam, putih dan ungu, dengan harga sekitar Rp7,5 juta.•

Penggemar aktivitas luar ruang dan wisata ke tempat terpencil kini tak perlu kelewat risau tentang sumber listrik. Ecotricity dari perusahaan spesialis tenaga surya, XSOL memungkinkan tersedianya generator listrik tenaga surya pribadi.

Ecotricity memiliki dua kom ponen yakni panel surya dan generator. Panelnya bisa dilipat sehingga memudahkan-nya untuk dibawa-bawa. Bate-rai di generator selain mendapat daya dari tenaga matahari juga

bisa diisi ulang dari sumber lis-

trik rumahan.F u n g s i

U n i n t e r -ruptible

Power

Supply (UPS) yang ada mem-buatnya bisa juga berfungsi sebagai sumber daya cadang-an bagi komputer ketika terjadi pemadaman listrik.

Daya puncaknya mencapai 1.800 watt meski ukurannya tergolong kecil. Outlet 5 colo-kannya memungkinkan banyak peralatan dapat dioperasikan sekaligus, seperti untuk TV, lampu, radio/tape, kipas angin, notebook dan pengisi baterai ponsel. Perangkat ini diklaim mampu digunakan pada tiga laptop secara berbarengan se-lama satu jam. Jika hanya un-tuk lampu LED 40 watt, bah-kan dayanya mampu bertahan selama 72 jam.

Selain 5 colokan untuk AC ada pula satu colokan DC. Pengisian dengan tenaga ma-tahari membutuhkan 12 hing-ga 18 jam, sedang dengan sumber listrik perumahan 18 jam. Produk ini baru di-

jual di Jepang dengan harga ¥399.000.•

bisa diisi ulang dari sumber lis-

trik rumahan.F u n g s i

U n i n t e r -ruptible

Power

www.sony.com

www.xsol.jp

Page 8: Halo Jepang Vol. 02

Yang Halal dari Fukuoka

Berawal di ADB, Diharapkan Berlabuh di BoJ

8 Maret 2013

PERISTIWA

Oleh Arry Raymonds

Untuk itu, pameran dagang makanan halal pertama di­gelar akhir Februari di kota Fukuoka, dengan menampil­

kan sekitar 40 produk yang ditujukan untuk ekspor ke Asia termasuk Timur Tengah serta untuk kaum Muslim di Jepang.

Japan Halal Forum & Expo 2013, diyakini sebagai yang pertama di Je­pang itu, diselenggarakan Nippon Asia Halal Association (NAHA), lembaga nir­laba yang berkantor di Fukuoka, dan diikuti sekitar 40 peserta, termasuk Inoue Spice Industry Co yang berbasis di Prefektur Saitama dan Hikari Miso Co di Prefektur Nagano.

Inoue Spice menawarkan bumbu kare menggunakan inti sari jamur dan rumput laut, menggantikan kal­du sapi dan babi. “Perlu upaya besar untuk mengembangkan produk ini,”

ujar presiden direktur perusahaan itu, Inoue Kazuto. “Namun saya senang para pengunjung dari India dan Si­ngapura menyatakan produk kami enak. Ini artinya ada peluang bisnis yang bisa dieksplorasi,” tambahnya.

Sementara Tri Wulaningsih, maha­siswi asal Yogyakarta dan kini berku­liah di Universitas Kitakyushu, yang juga hadir dalam acara itu menyatakan dirinya senang bisa mencicipi makan­an Jepang yang halal.

Namun Tri juga mengungkapkan rasa kecewa, “Sebagian besar booth

sudah mencantumkan label halal res­mi, tapi ada juga yang belum dan lebih suka mencantumkan keterangan halal versi mereka sendiri,” katanya.

Sedangkan Okano Hidekatsu, chairperson Halal Business Promoting Association, salah satu organisasi yang ikut serta dalam kepanitiaan kegiatan di Fukuoka itu menjelaskan, ide penye­lenggaraan muncul satu tahun silam, setelah ada pembahasan mengenai bisnis makanan halal di Jepang. “Meski di Jepang permintaannya tidak terlalu banyak, mengingat hanya ada sekitar

100.000 warga Muslim yang menetap, namun produsen juga menyasar pasar mancanegara seperti Indonesia, Turki dan negara­negara Timur Tengah.”

Lebih lanjut Okano mengungkap­kan, NAHA juga bekerjasama dengan lembaga serupa di Indonesia,

“Saat ini kami sedang menjalani prosedur untuk mendapat persetuju­an dari badan sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI). Harapannya, di masa depan warga Indonesia bisa lebih mudah mendapatkan produk ha­lal di Jepang,” tambahnya.•

Kyodo, Tokyo

Kabinet Perdana Menteri (PM) Abe Shinzo akhir Februari menetapkan Pre-siden Asian Development Bank (ADB) Kuroda Haruhiko, yang mendukung ke-bijakan pelonggaran moneter agresif, sebagai calon utama gubernur Bank Sentral (BoJ).

Kabinet telah mengungkapkan ke-inginan untuk menunjuk Kuroda yang akan melanjutkan kebijakan pemerin-tah menurunkan deflasi guna memulih-kan perekonomian domestik.

Pemerintah, terdiri dari Partai Liberal Demokrat (Jimin to/LDP) yang dipimpin Perdana Menteri Abe dan mitra koal-isinya Partai Keadilan Baru (Komei to/NKP) berupaya mendapatkan dukungan bagi kandidat gubernur Bank Sentral dan dua deputi gubernur dalam pemungutan suara di Majelis Rendah yang dijadwal-kan 14 Maret, dan di Majelis Tinggi 15 Maret, setelah terlebih dahulu melaku-kan uji kelayakan kepada para calon.

Selain Kuroda, pemerintah mengaju-kan Iwata Kokuo (70) profesor Universi-tas Gakushuin, yang juga penganjur pe-longgaran moneter agresif dan Direktur Eksekutif BoJ Nakano Hiroshi (59), untuk menjabat posisi deputi gubernur.

Penunjukkan gubernur Bank Sentral

dan kedua deputinya harus mendapat persetujuan dari kedua Majelis. Namun karena koalisi yang memerintah tidak memiliki kursi mayoritas di Majelis Ting-gi, dukungan dari Partai Demokrat (Min-shu to/DPJ), yang merupakan kelompok oposisi terbesar, menjadi sangat krusial guna meloloskan pencalonan.

Secara umum, Partai Demokrat di-nilai bisa menerima pencalonan Kuroda (68), namun sejumlah anggota parle-men asal DPJ bersikap hati-hati untuk memberikan persetujuan bagi Iwata, yang dikenal sebagai penganjur utama reflasi guna mencapai pemulihan eko-nomi dengan peningkatan harga melalui pelonggaran moneter, karena dianggap pendekatannya terlalu ekstrim.

Namun , meski DPJ menentang pen-calonan Iwata, pemerintah tampaknya akan mendapatkan persetujuan parle-men di Majelis Tinggi, jika tiga partai kecil, Minna no to, Nippon Ishin no Kai (Partai Pembaharuan Jepang), dan Par-tai Renaisans Baru, memberikan suara

dukungan.Partai Renaisans Baru, yang dipim-

pin mantan menteri kesehatan, tenaga kerja dan kesejahteraan Masuzoe Yo-ichi berencana mendukung pencalonan Iwata, tapi sejumlah anggota parlemen di Minna no to, dan Nippon Ishin no Kai menolak memberikan dukungan.

Kuroda pada akhir Februari telah menyerahkan surat pengunduran diri dari ADB, yang efektif mulai 18 Maret. Saat ini, Kuroda menjalani masa jabat-an kedua sebagai Presiden ADB untuk jangka waktu lima tahun terhitung mu-lai November 2011.

Sebelum menjadi Presiden ADB, Kuroda menjabat posisi wakil menteri keuangan untuk urusan internasional selama 3,5 tahun sejak 1999, dan memi-liki koneksi internasional yang luas. Se-mentara itu Iwata telah menyampaikan dukungan terhadap target BoJ untuk mencapai tingkat inflasi 2%. Keduanya telah menyatakan tekad untuk men-capai target itu dalam dua tahun. •

Semakin banyaknya kaum Muslim yang menetap di Jepang telah mendorong

sejumlah produsen makanan di negara itu

untuk mengembangkan produk halal. Meski produk

yang ada, dilihat dari segi jumlah, memperlihatkan

peningkatan, aspek edukasi menyangkut ‘apa dan

bagaimana’ sebenarnya makanan halal tampaknya

masih diperlukan.

Para pengunjung mengamati produk halal di Japan Halal Forum & Expo 2013, Fukuoka.

Kuroda Haruhiko

Page 9: Halo Jepang Vol. 02
Page 10: Halo Jepang Vol. 02

Jepang adalah negara dengan populasi tua. Pada 2030, rata-rata usia warga Jepang bakal sekitar 50 tahun. Ada sejumlah alasan tentang hal ini, di antaranya, tentu saja, adalah tingkat

fertilitas atau kesuburan (fertility rate) yang rendah, hanya 1,39 pada 2010, sementara di Australia, ne-gara yang sama-sama berada di kawasan Pasifik, tingkat fertilitasnya mencapai 1,88. Tingkat fertilitas yang ‘aman’ konon adalah 2,10. Di sisi lain tingkat harapan hidup di Jepang juga amat tinggi, rata-rata 82,7 tahun.

Hal ini menimbulkan sejumlah fenomena baru. Tahun lalu, misalnya, untuk pertama kalinya penjual-an popok dewasa sudah melebihi penjualan popok bayi. Saat ini warga senior (berusia di atas 65 tahun) mencapai 23% dari total populasi Jepang yang seki-tar 127 juta orang itu. Kementerian Kesehatan, Te-naga Kerja dan Kesejahteraan memproyeksikan bah-wa mereka akan mencapai 40% dari total populasi pada 2060.

Tentu akan ada persoalan lain yang lebih besar dari sekadar popok nantinya, termasuk tingkat pro-duktivitas dan beban anggaran negara. Dengan kian sedikitnya jumlah anak kini, besaran tenaga kerja dewasa yang akan mendukung perekonomian serta merawat para warga senior di masa mendatang juga bakal sangat menyusut.

Untuk ini sejumlah kalangan telah menyerukan perlunya langkah-langkah antisipatif yang kecuali dilaksanakan dengan sangat cermat sejak dini, bisa jadi akan berujung pada malapetaka. Langkah-lang-kah itu termasuk kebijakan imigrasi yang lebih long-gar serta program robotisasi, bahkan hingga tingkat rumah tangga.

Dalam konteks Indonesia, cerita tentang ‘Faktor U(sia)’ ini memang berbeda. Beberapa waktu lalu, ra-mai diberitakan bahwa sekitar 10-15 tahun dari se-karang, negara ini bakal sejahtera karena apa yang dinamakan ‘bonus demografi’, tahapan di mana struk-tur umur penduduk menjadikan rasio ketergantung-an (dependency ratio) berada pada level rendah.

Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi selama 10 tahun antara 2025-2035 de-ngan rasio ketergantungan berkisar antara 0,4-0,5. Artinya, 100 warga dalam usia produktif hanya me-nanggung 40-50 warga dalam usia non-produktif. Saat itu, proporsi anak berusia kurang dari 15 tahun terus berkurang dibanding penduduk usia kerja atau mereka yang dalam kelompok umur 15-64 tahun.

Dengan kata lain, pada periode 2025-2035, bangsa Indonesia berkesempatan besar memacu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang pe-ngaruh kesejahteraannya akan terasa hingga berpu-luh-puluh tahun kemudian.

Inilah fase yang disebut sebagai ‘jendela kesem-patan’ (window of opportunity), ketika penduduk usia produktif jumlahnya lebih besar dari yang non-produktif dan mereka dapat dioptimalkan untuk mengakumulasi pertumbuhan dan perkembangan kesejahteraan.

Tentu saja, apa yang disebut periode emas 2025-2035 masih merupakan hitung-hitungan di atas ker-tas para ahli demografi. Ada persoalan yang mung-kin luput dari prediksi optimistis itu, yakni apakah kualitas penduduk produktif di periode gemilang itu memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan ekonomi yang bermutu.

Ini artinya, tugas bersama Indonesia sebagai bangsa mulai hari ini sesungguhnya adalah memas-tikan tersedianya penduduk berkualitas karena apa yang dilakukan—atau tidak dilakukan—sekarang bakal sangat menentukan apa yang terjadi di masa mendatang.•

Terus Membidik Pasar Gemuk IndonesiaFaktor ‘U’

Editorial

Oleh Junanto Herdiawan

Defisit perdagang-an telah mengubah pa radigma Jepang ten tang keberlanjut-

an perekonomiannya. Untuk mem pertahankan pertumbuh-an ekonomi di tengah me-ningkatnya kebutuhan impor, khususnya energi dan menu-runnya permintaan domestik (domestic demand), pilihan bagi industri Jepang untuk bertahan adalah meningkat-kan ekspor dan melakukan ekspansi ke luar negeri. Un-tuk itu, tentu dibutuhkan nilai tukar yen yang tidak terlalu kuat, dan diatasinya deflasi.

Pemerintahan Jepang baru di bawah Perdana Menteri (PM) Abe Shinzo menyadari sepenuhnya masalah yang di-hadapi. Tekad pemerintahan baru tersebut untuk memper-baiki ekonomi terlihat dari kebijakan-kebijakannya yang ter kesan ‘berani’. Abe dan pe merintahannya bertekad meng akhiri deflasi, mengge-rakkan kembali ekonomi, dan menjalankan program rekons-truksi pembangunan pasca-bencana.

Abe berjanji menjalankan program stimulus besar-besar-an mulai 2013. Ia juga ‘memin-ta’ Bank of Japan (BoJ), untuk melakukan kebijakan moneter yang ‘super longgar’ dalam mendorong ekonomi dan juga menargetkan inflasi 2%.

Di sisi industri, ekspor Je-pang menjadi kunci pemulih-an. Salah satu konsekwensi dari upaya meningkatkan pe ranan dunia usaha adalah langkah ekspansi yang akan dilakukan perusahaan di Je-pang, baik yang tergolong usaha besar maupun usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Japan External Trade Or-

ganization (JETRO) menyebut-kan saat ini ada lebih dari 70% UMKM Jepang yang akan aktif berekspansi ke luar negeri me-lalui investasi baru atau per-luasan basis industri. Dalam dua tahun ke depan (2013-

2014), perusahaan besar Je-pang yang akan melakukan ekspansi ke luar negeri me-ningkat dari 73% pada 2011, menjadi 77%, dan perusaha-an UMKM dari 66% menjadi 71%.

Sejumlah besar industri manufaktur (607 perusahaan, sekitar 40% dari total perusa-haan di Jepang) merencana-kan ekspansi usaha, termasuk di luar negeri. Sementara se-jumlah besar industri non-manufaktur (357 perusahaan) memfokuskan perencanaan perluasannya di luar negeri.

Industri yang akan dikem-bangkan dalam tiga tahun ke depan 70% akan didominasi industri otomotif beserta su-kucadangnya, kesehatan dan kosmetik, serta bahan kimia.

Sementara itu, industri non-manufaktur yang akan meng-gelar perluasan terbesar adalah sektor IT, transportasi, jasa pro-fesional dan konstruksi.

Animo dan Investasi Je-pang ke Indonesia

Indonesia adalah salah satu destinasi favorit para investor Jepang saat ini. Solid-nya per-ekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan besarnya jumlah penduduk yang didominasi kelompok umur produktif menjadi alas-an Jepang memilih negara ini sebagai basis pengembangan investasi dan ekspansi usaha-nya tiga tahun ke depan.

Selain itu, dalam tiga tahun terakhir perusahaan Jepang di Indonesia mencatat keuntung-an tinggi. Indonesia menjadi satu-satunya negara—baik di dunia maupun di ASEAN 5—yang masih memberikan keuntungan bagi Jepang sela-ma tiga tahun berturut-turut, bahkan melebihi 80%.

Tak kurang dari 90% ke-untungan Jepang di Indonesia didukung industri otomotif, kimia dan obat, serta industri grosir dan ritel. Dilihat dari fungsinya, industri Jepang di luar negeri dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: Penjualan, Produksi, serta Penelitian dan Pengembangan (R&D).

Dilihat dari fungsi ini, Chi-na dan Thailand menduduki peringkat teratas untuk ren-cana pengembangan bisnis Jepang ke depan. Indonesia menduduki prioritas ketiga, terutama untuk Penjualan dan Produksi.

Namun, beberapa kendala yang masih menghadang kini termasuk soal informasi dan akses usaha ke Indonesia. Ciri dari perusahaan Jepang ada-lah bahwa mereka lebih nya-man untuk melakukan usaha dengan pihak-pihak yang me-mahami bahasa dan kebiasaan bisnis mereka. Hal ini kiranya perlu ditangkap secara serius oleh pengambil kebijakan di kantor pusat maupun daerah di Indonesia yang ingin mena-rik modal Jepang.•

Junanto Herdiawan, adalah Chief Economist di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) di Surabaya. Sebelumnya bertugas sebagai Senior Economist di Kantor Perwakilan BI Tokyo, Jepang (2010-2012)

Pada 2011, Jepang untuk pertama kalinya mencatat defisit transaksi perdagangan sejak 1980. Gempa bumi dan tsunami menyebabkan ekspor terpukul, sementara impor energi meningkat seiring dihentikannya penggunaan reaktor nuklir. Meski masih terlalu dini untuk mengatakan adanya perubahan arah dalam struktur perdagangan Jepang, defisit tersebut mendapat banyak perhatian kalangan pengambil kebijakan maupun sektor swasta di Jepang

Indonesia menjadi satu-satunya negara—baik

di dunia maupun di ASEAN 5—yang

masih memberikan keuntungan bagi

Jepang selama tiga tahun berturut-turut, bahkan melebihi 80%.

10 Maret 2013

OPINI 11Maret 2013

RISALAH

Page 11: Halo Jepang Vol. 02

Oleh Kazuaki Otsuji, Kyodo

Di tengah kegeraman dunia, Jepang terus m e m p e r t a h a n k a n tradisi berburu paus-

nya dengan dalih warisan bu-daya serta diversifikasi sumber pangan.

Perburuan paus secara ko-mersial sejatinya telah dilarang. Yang ada tinggal perburuan berskala kecil. Namun keingin-an Jepang untuk mempertahan-kan budaya berburu pausnya tampaknya bakal membutuh-kan upaya luar biasa.

Saat ini ada beberapa desa nelayan di Jepang yang menja-di basis perburuan dekat pantai dengan sasaran paus berukur-an kecil dan tak termasuk spe-sies yang dilindungi regulasi International Whaling Commis-sion (IWC).

Satu di antaranya adalah Taiji di Prefektur Wakayama. Desa ini juga memproklamasi-kan diri sebagai tempat kela-hiran cara tradisional untuk berburu paus. “Kami meman-faatkan sekujur tubuh paus, tak sekadar mengambil minyak”

kata Miyato Sugimori, staf se-nior di perkumpulan nelayan Taiji.

Di Taiji, terdapat museum paus selain gerbang ke suatu kuil Shinto yang dibuat dari tulang belulang paus. Juga ada bangunan memorial yang konon dimaksudkan untuk menjadikan arwah paus tenang di alam baka.

Perburuan paus tradisio-nal di sejumlah Negara Barat termasuk AS dan Inggris di-maksudkan hanya untuk meng-ambil mi nyak guna produksi lampu minyak dan sabun.

Taiji memancing kecaman internasional pada 2010 ketika ‘The Cove’ dokumenter tentang perburuan lumba-lumba, sang kerabat sangat dekat paus, me-menangkan Piala Oscar (Acad-emy Award).

September adalah awal mu-sim berburu yang bisa berlan-jut hingga musim semi tahun berikut. Iring-iringan perahu nelayan pada saat itu bakal menggiring kawanan lumba-lumba dan ‘pilot whales’ (paus pilot) ke suatu tempat di mana nelayan telah menanti. Kedua

jenis mamalia laut ini tak dilin-dungi moratorium IWC.

Sementara itu, pegiat Sea Shepherd Conservation Society (SSCS), kelompok anti perbu-ruan paus, telah membuat film tentang perburuan dan mem-publikasikannya lewat internet.

Hal ini mendo rong nelayan Taiji untuk melakukan aktivitas-nya diam-diam serta menyem-bunyikan proses pembantaian. Sebelumnya, tak sulit untuk menyaksikan air laut yang men-dadak berubah menjadi merah darah. Kini hal itu ditutup-tutupi. Sejak 2011, pos polisi tempo-rer didirikan dekat pantai untuk mengamati sepak terjang para aktivis. Akibatnya ketegangan

langsung antara mereka dan ne-layan setempat memang mereda meski aura panas tetap terasa.

Hingga dasawarsa 70-an, menyantap daging paus me-rupakan hal biasa di Jepang. Kini daging paus sangat ma-hal. Saking mahalnya, konon stok menjadi berlebih karena tak banyak yang mampu mem-belinya.

Jepang juga menangkap paus di Samudera Antartika berdasarkan persetujuan IWC demi “riset” tentang populasi paus dan aktivitas konservasi.

Beberapa tahun belakang an kegiatan riset Jepang teramat se-ring menjadi sasaran serangan—baik secara fisik maupun ver-

bal—oleh SSCS. Greenpeace, di lain sisi, juga mendesak Jepang untuk me ninggalkan kebiasaan ini seraya menyatakan perburu-an terkontrol sulit diterapkan.

Jepang menyatakan perbu-ruan paus merupakan upaya “menyediakan sumberdaya pa-ngan” yang “mesti dimanfaat-kan secara berkelanjutan ber-dasarkan bukti-bukti ilmiah.”

Meski Jepang sudah berusa-ha agar moratorium perburuan dicabut, IWC tampaknya tak berdaya karena tarik-menarik kepentingan di antara negara-negara pro perburuan seperti Jepang, Norwegia dan Korea Selatan dan kontra seperti Ame-rika Serikat dan Australia.

Dalam upaya menggalang saling pengertian tentang bu-daya berburu paus, nelayan Taiji pernah menggelar dialog dengan pegiat anti perburuan. Sayangnya, kedua pihak gagal bersepakat. “Kegiatan anti per-buruan tampaknya sudah men-jadi upaya menghimpun dana semata,” kata Sugimori. Kesepa-haman, dengan demikian, ma-sih sesuatu yang teramat jauh, ungkapnya.•

Mempertahankan Tradisi di Bawah Sorotan

10 Maret 2013

OPINI 11Maret 2013

RISALAH

0

500

1000

1500Angka Perburuan Paus di Jepang

(2008 - 2012)

2008 2009 2010 2011 2012

Page 12: Halo Jepang Vol. 02

Oleh Nova Auliatun Nisa

Bunga sakura, yang disebut-sebut seba-gai bunga nasional Jepang, mekar hanya

sekali dalam setahun, biasan-ya mulai Februari di Prefektur Okinawa, kemudian menjalar ke arah utara, Pulau Kyushu, Shikoku dan Honshu di awal hingga akhir April serta tera-khir di Pulau Hokkaido pada Mei.Keindahan sakura hanya

dapat disaksikan selama 7-10 hari. Periode mekar yang sing-kat ini menjadikannya per-istiwa langka dan dirayakan seluruh warga Jepang den-gan penyelenggaraan Hanami (kegiatan melihat bunga).Di Jepang sendiri ada

lebih dari 1.400 tempat yang kondang dengan keelokan sakuranya dan sering menjadi titik gelaran Hanami. Salah satunya Taman Ueno (Ueno Koen) di Tokyo. Taman Ueno adalah rumah bagi lebih dari 1.200 pohon sakura dan me-mang telah terkenal sejak ja-man Edo.Di puncak masa mekar-

nya̶biasanya pertengahan April̶Taman Ueno bakal mendadak berubah menjadi lautan merah muda yang can-tik dan kerap menjadi sasaran empuk bidikan fotografi .

“Taman Ueno memang menjadi daya tarik tersendiri. Bayangkan saja, ribuan orang berkumpul untuk menikmati keindahan sakura, hal yang tidak pernah kita lihat di In-donesia,” ujar Elsa Chandra, General Manager Tour and Sales Jalan Tour. “Sebagian besar pelancong yang pernah ke Taman Ueno di saat pun-cak sakura mekar menyatakan kagum akan keindahannya sekaligus akan kebi-asaan warga Jepang untuk menyatakan kecintaan pada bunga itu,” tam-bahnya.Menurut Elsa,

selain memang populer, Taman Ueno juga didu-kung akses yang m e m u d a h k a n pengunjung, ter-masuk mereka dari Indonesia yang baru pertama kali menje-jakkan kaki di Jepang, untuk hadir dan meramai-kan suasana. Elsa juga menyebutkan

Yoshinoyama di Nara seba-gai salah satu tempat dengan keindahan sakura yang luar biasa. Sakura mekar yang ber-padu dengan pemandangan pegunungan di sekitarnya menjadikan Yoshinoyama dan

sekitar 30.000 koleksi pohon sakuranya, terkenal.Sementara itu, di Osaka,

Taman Puri Osaka (Osaka Jo Koen) juga menjadi salah satu tujuan wisata utama, di mana pengunjung dapat melihat keelokan sakura dengan latar belakang Puri Osaka, pening-galan Toyotomi Hideyoshi

di jaman Azuchi-Momoyama (1573-1603).Kecantikan sakura ternyata

juga dapat dinikmati di ping-gir jalan umum yang biasa dilewati para pejalan kaki. Iswinda Stephanie, warga

Indonesia yang melanjutkan pen-didikan di Kyoto, mengungkapkan ke-cemerlangan sakura di pinggir jalan yang biasa ia lewati setiap hari menuju sekolah. “Di Kyoto, sakura paling

bagus muncul pada April di sekitar jembatan Shijo Kara-wamachi dan area Arashiya-ma. Selain itu, di Maruyama Koen ada pohon sakura besar yang sangat atraktif di mata turis domestik maupun man-canegara,” ujar Iswinda. Matsui Taichi, Branch Man-

ager perusahaan perjalanan

HIS mengungkapkan, “Sakura di Jepang tidak terbatas di tempat atau taman tertentu. Di tepi jalan pun ada. Ini semacam bonus pemandangan bagi para turis di musim semi.”Sebagian besar pelancong

yang datang ke Jepang pada musim semi biasanya tidak datang hanya untuk melihat sakura, tapi karena ingin ber-libur. Namun, tren tersebut mulai berubah beberapa tahun belakangan, karena semakin banyak warga asing yang in-gin memahami budaya Jepang lebih jauh. “Setiap tahun wisatawan

yang datang terus bertambah,

ke Taman Ueno di saat pun-cak sakura mekar menyatakan kagum akan keindahannya sekaligus akan kebi-asaan warga Jepang untuk menyatakan

Indonesia yang baru pertama kali menje-jakkan kaki di Jepang, untuk hadir dan meramai-

Elsa juga menyebutkan

Indonesia yang melanjutkan pen-didikan di Kyoto, mengungkapkan ke-cemerlangan sakura di pinggir jalan yang biasa ia lewati setiap hari menuju sekolah. “Di Kyoto, sakura paling

bagus muncul pada April di sekitar jembatan Shijo Kara-wamachi dan area Arashiya-

12 13WISATA

Jepang terkenal dengan sejumlah ikon wisata, salah satunya saat bunga sakura mulai mekar menjelang atau pada musim semi, masa

yang kerap dianggap sangat ideal bagi pelancong mancanegara untuk berkunjung ke negara tersebut.

Sakura: Magnet Wisata Musim Semi

Budaya Hanami ternyata telah berlang-sung berabad-abad. Hanami berasal dari kata Hana (bunga) dan Mi (me-

lihat). Sejumlah sumber mengungkapkan Hanami telah ada sejak jaman Nara (710-794), saat orang mulai mengagumi mekarnya bunga ume (prem/aprikot Asia).

Namun, ada juga yang berpendapat keg-iatan ini bermula pada jaman Heian (794-1185). Di jaman ini orang percaya bahwa dewa bersemayam di pohon sakura dan bun-ga sakura yang mekar menjadi pertanda bagi hasil panen yang bagus serta masa depan yang cerah. Inilah awal dari tradisi memberi-kan sesajen sake dan meminumnya di bawah pohon sakura sebagai ungkapan terima kasih pada dewa.

“Hanami di Jepang biasa dirayakan den-gan berkumpul bersama keluarga atau teman,

sambil menikmati sake dan mendengarkan musik di bawah pohon sakura,” ujar Matsui. Bahkan ada yang sengaja menyiapkan tem-pat sejak jauh-jauh hari untuk mendapatkan posisi dan pemandangan terbaik, tambah-nya.Kegiatan ini juga dianggap sebagai refleksi dari siklus kehidupan manusia dan harapan baru yang cerah.

Hanami tidak hanya berlangsung di kota besar seperti Tokyo di siang hari, namun juga di malam hari, dalam kegiatan yang disebut Yozakura (Yo, berasal dari kata Yoru, yang berarti malam dan Zakura merupakan versi awal dari kata sakura)

Belakangan, Hanami tidak hanya dilak-sanakan di Jepang, tapi juga di sejumlah neg-ara, seperti Taiwan, Korea, Filipina, dan Cina, walau dengan skala lebih kecil.

Hanami : Ungkapan Syukur Kepada Dewa

Hanami di Taman Ueno

Para wisatawan terpesona dengan pemandangan cantik Gunung Fuji yang dihiasi sakura (foto Kyodo)

Bunga sakura yang Sedang Mekar

Page 13: Halo Jepang Vol. 02

khususnya dari Indonesia yang warganya juga kian akrab dengan budaya Jepang. Jadi, semakin banyak juga yang

datang khusus untuk melihat sakura,” ujar Matsui.

Perkiraan Sakura Mekar di Jepanghttp://sakura.weathermap.jp/Taman Ueno (Ueno Kouen)http://www.kensetsu.metro.tokyo.jp/toubuk/ueno/index_top.htmlYoshinoyama, Narahttp://www.yoshinoyama-sakura.jp/top.htmTaman Puri Osaka (Osakajo Kouen)http://www.yoshinoyama-sakura.jp/top.htmTaman Maruyama (Maruyama Kouen) http://www.kyoto.com/maruyamakouen.htmlJapan National Tourism Organization (JNTO) http://www.jnto.go.jp/

Menikmati Keindahan Sakura di Puri Hikone dengan Perahu

Menikmati Sakura di Malam Hari

Pemandangan Sakura di Taman Puri Osaka

12 13WISATA

Sakura: Magnet Wisata Musim Semi

AOMORI

4/24

TOKYO

3/24

SAPPORO

5/1OSAKA

3/28KYOTO

3/29

NARA

3/31

Menikmati Sakura di Malam Hari

Para wisatawan terpesona dengan pemandangan cantik Gunung Fuji yang dihiasi sakura (foto Kyodo)

Prakiraan Jadwal Sakura Mekar 2013

FUKUSHIMA

4/10

NAHA

12/28

Page 14: Halo Jepang Vol. 02

Penjelajahan rute Pe­gunungan Utara Tate­yama Kurobe yang da­pat dilakukan de ngan

berbagai jenis moda transpor­tasi seperti trem, bus listrik, dan kereta gantung, menyaji­kan pemandangan spektakuler bagi para wisatawan. Rute ini juga terkenal karena dinding salju tinggi di sebagian jalan pada musim semi.

Meski kawasan Pegunung­an Uta ra Jepang dikenal curam namun justru me rupakan sa­lah satu yang paling indah dengan puncak tertingginya berada 2.500 meter di atas permukaan laut.

Selain itu, pemandangan

luar biasa Yuki no Otani (din­ding salju) dengan ketinggian sampai 20 meter di sisi kanan dan kiri jalan menjadi atraksi utama rute Tateyama Kurobe pada musim semi.

Seperti melihat bunga sakura yang hanya mekar di

14 Maret 2013

ADVERTORIAL

musim semi, berjalan mela­lui dinding salju tinggi sangat jarang bisa dinikmati karena hanya bisa dilakukan sewaktu salju belum cair, menjadikan­nya pengalaman sangat ber­harga.

Selanjutnya, kunjungi Dam Kurobe, bendungan terting­gi di Jepang, yang menjulang melampaui gedung pencakar langit 50 lantai. Dari ruang pengamatan di bendungan, tampak panorama deretan pe­gunungan Tateyama dan salju Pegunungan Utara.

Setelah menikmati tur di pe­gunungan salju, rasakan juga atmofir masa silam di kawasan Takayama dan kota bersejarah Sanno­Machi yang indah di wi­layah pegunungan Gifu.

Jangan lupa menyisih­kan kesempatan untuk me­ngunjungi Shirakawa­go, desa tradisional di kaki Gunung Haku yang tercantum dalam daftar situs warisan dunia ba­dan pendidikan dan budaya Perserikatan Bangsa­Bangsa, UNESCO. Di dalamnya ada se­

kitar 114 rumah beratapkan jerami di sela­sela hamparan sawah yang juga dilalui aliran sungai.

Jenguk pula surga salju di daerah Chubu dan dapatkan kesempatan melihat keindah­an alam yang menakjubkan di ketinggian pegunungan salju Jepang.

Nikmati pula kedamaian serta keindahan hidup. Kea­jaiban wilayah itu tidak seka­dar alam nan rupawan namun juga kreasi budaya yang luar biasa buatan ta ngan manu­sia ... sungguh suatu wilayah yang kaya dengan sejarah, keindahan alam dan juga tek­nologi transportasi.

Akan menjadi pengalam­an sangat berharga bagi yang mengunjunginya.

Untuk info lebih lanjut me­ngenai wisata ke Jepang silah­kan klik situs http://www.jnto.go.jp/eng •

Sebelumnya ¥100 = US$1,25 kini ¥100 = US$1,07

Alam Terbuka Pegunungan di Chubu

Desa Shirakawa-go di bawah kaki gunung Haku.

Pelancong menelusuri rute Tateyama - Kurobe.

Page 15: Halo Jepang Vol. 02

15Maret 2013

INSPIRASI

Berkat ketekunannya, pria yang pernah men-jadi pemandu wisata freelance di Bali ini,

kini sukses mengelola toko jual-beli ban dan velg bekas di Naebo, Sapporo, dengan omzet per bulan mencapai ¥4 juta ser-ta dikenal tak hanya di Jepang, namun juga di Rusia, Afrika dan Hong Kong. Sahat, yang kini menginjak usia 31 tahun pun membagi pengalamannya kepada pembaca HaloJepang! agar tak ragu membangun usa-ha hanya de ngan modal niat nan kuat.

Halo Jepang (HJ) : Anda memutuskan untuk pergi ke Jepang di usia muda, 19 ta-hun, dan tanpa modal me-madai. Apa yang menjadikan Anda begitu bernyali meng-adu nasib di Jepang saat itu?

Sahat (S) : Pergi ke Jepang sebenarnya telah menjadi impi-an saya sejak SMA setelah meli-hat foto seorang guru yang ber-main salju. Karenanya, selepas SMA saya langsung merantau ke Bali dan menjadi pemandu wisata lepas selama setahun. Di saat yang sama saya juga belajar Bahasa Jepang dasar, dan bertemu dengan istri seka-rang. Memang keputusan amat besar untuk memutuskan ting-gal di Jepang, apalagi waktu itu usia saya masih 19 tahun. Namun, jika ditanya dorongan apa yang membuat saya berani mengambil keputusan seperti ini, maka itu semata-mata ke-inginan membantu orangtua di Jakarta yang tengah kesulitan ekonomi.

HJ : Lalu apa yang mem-buat Anda akhirnya me-

mutuskan untuk menekuni usaha ban dan velg bekas di Hokkaido?

S: Sebelumnya, saya pernah mencoba bekerja di bidang lain, bahkan sebagai satpam. Tapi karena perbedaan suhu ekstrim di Hokkaido, belum lama bekerja saya langsung berhenti. Kemudian ada teman yang menyarankan untuk men-coba bisnis ban dan velg be-kas. Saya mengikuti saran itu pada 2004, dengan membuka Sahat’s Tire Recycle yang, Al-hamdulillah, dapat bertahan hingga sekarang.

HJ : Kesulitan seperti apa yang Anda alami saat memu-lai usaha di Sapporo?

S : Awalnya tentu saja tak mudah. Saya kerap mendapat penolakan, apalagi saya bukan warga asli Jepang. Istri saya yang warga Hokkaido pun awalnya kurang setuju, kare-na sebagian besar keluarganya merupakan sarariman (pegawai kantoran). Namun, saya me-nyukai dunia bisnis dan mera-sa tertantang. Mulanya, sangat

sulit menarik pelanggan karena ini memang bukan bisnis baru dan banyak warga Jepang yang telah menekuninya.

HJ : Sepertinya ketekunan Anda tak sia-sia. Nyatanya se-karang bisnis Anda di Sapporo telah dikenal warga Jepang, bahkan telah merambah sam-pai ke bisnis mobil bekas dan menembus pasar Rusia, Afrika dan Hong Kong. Apa kunci ke-berhasilan Anda?

S : Seperti saya katakan sebelumnya, ini bukan bisnis baru, jadi saya harus bisa mem-bawa karakter saya sendiri agar dapat bersaing. Saya juga mene-rapkan sistem jual-beli online. Harga yang saya tawarkan lebih terjangkau dibanding di tempat lain. Semakin lama di sini, saya semakin mengerti budaya dan keinginan warga Jepang. Saya pun merekrut tiga warga Je-pang sebagai pegawai yang ten-tunya dapat melayani dengan lebih baik. Warga Jepang juga sangat mengutamakan keperca-yaan, jadi saya juga tidak ingin menipu mereka dan berusaha agar terus berada di Jepang.

HJ : Maksudnya, harus te-rus berada di Jepang setiap waktu dan tidak pulang ke Indonesia?

S : Sebaiknya saya tetap ada di Jepang, karena beberapa ta-hun terakhir banyak kejadian di mana pebisnis asing yang su-dah mendapatkan kepercayaan dari warga Jepang malah pu-lang ke negara masing-masing dengan berbagai alasan. Hal ini membuat kabur konsumen se-tempat. Tapi bukan berarti saya tidak kembali ke Indonesia. Setiap tahun saya usahakan un-tuk pulang ke Jakarta, setidak-nya 2-3 kali.

HJ: Anda seringkali pulang ke Indonesia, meskipun hanya untuk liburan. Pernah terpikir untuk memperluas usaha ke Indonesia?

S : Sebenarnya sempat ter-lintas keinginan untuk memper-luas usaha, namun saya masih sulit menembus birokrasi yang ada sekarang. Bagaimana pun, suatu saat saya pasti akan me-napaki pasar Indonesia juga.

HJ : Mimpi Anda ke Jepang sudah terwujud, mimpi apa

lagi yang ingin Anda reali-sasikan selanjutnya?

S : Dalam waktu dekat, mungkin dalam 2-3 tahun lagi, saya ingin membuka toko baru, tak hanya untuk jual-beli, tapi juga sebagai tempat mengganti ban seperti bengkel. Saya juga ingin punya gudang lebih besar sehingga dapat menampung ban dan velg lebih banyak, ka-rena, Alhamdulillah, permin-taan akhir-akhir ini semakin bertambah. Mimpi selanjutnya, saya ingin membesarkan usaha sehingga bisa membuka banyak lapangan kerja.

HJ : Terakhir, apakah ada tips kepada para pebisnis muda yang juga ingin menja-jaki pasar Jepang dan berha-sil seperti Anda?

S : Sebenarnya saya tak menganggap diri saya telah sukses. Yang pasti setiap kali mengawali bisnis, tak hanya di Jepang, yang terpenting adalah bekerja dengan giat, tak cepat puas, jangan sombong atau te-tap rendah hati, meski kemaju-an telah tercapai. Jadi yang uta-ma adalah kemauan keras.•

Ban Bekas Berujung Laba di SapporoUsia muda nampaknya bukanlah

halangan bagi Sahat Doras Situmorang, untuk merantau ke Hokkaido.

Hanya bermodalkan tekad kokoh dan bahasa Jepang pas-pasan, Sahat memberanikan diri terjun ke bisnis jual-beli ban dan velg bekas

di Jepang saat usianya baru 21 tahun.

Sahat D Situmorang

Page 16: Halo Jepang Vol. 02

Oleh Arry Raymonds

R achmat kini adalah Ketua Umum Perhim-punan Persahabat-an Indonesia-Jepang

(PPIJ) dan tak pernah alpa mengingatkan bahwa Jepang mempunyai andil cukup besar dalam mendorong perekonomi-an Indonesia.

“Saya terpanggil untuk aktif di PPIJ, karena melihat Jepang mempunyai peran cukup pen-ting dalam membangun dan mendorong pertumbuhan eko-nomi Indonesia,” ujar Rachmat, lulusan Universitas Chuo, Tok-yo, ini.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Infrastruktur periode 2013-2015 ini juga mengungkapkan perusahaan asal Jepang paling banyak mela-kukan investasi secara langsung di Indonesia. Bahkan, untuk sek-tor otomotif hampir seluruh me-rek besar baik untuk roda dua maupun empat, ada di sini, be-gitu juga di sektor elektronika. “Bagi Indonesia ini jelas meru-pakan suatu peluang, terlebih lagi dengan pertumbuhan eko-nominya yang stabil seperti se-karang. Hal ini perlu dimanfaat-kan untuk memperkuat struktur industri. Dengan kata lain, yang sudah ada kini perlu diperkuat agar Indonesia bisa menjadi ba-sis produksi de ngan kekuat an pasar domestik dan juga mela-kukan ekspor.”

Lebih lanjut anak kelima dan laki-laki pertama almar-

hum H Thayeb Mohammad Gobel menjelaskan, Indonesia harus memperdalam hubungan kerjasama yang telah terbukti saling menguntungkan ini un-tuk manfaat yang lebih besar. “Misalnya bagaimana industri yang diawali sebagai substitusi impor diperkuat menjadi indus-

tri manufaktur seutuhnya. Ini artinya komponen-komponen juga harus dikembangkan di In-donesia sekaligus untuk mem-beri nilai tambah.”

Namun Rachmat, juga mengingatkan kerjasama Indo-nesia-Jepang harus dilakukan di berbagai tingkatan, mulai dari level pemerintahan, antar perusahaan dan juga di ting-kat masyarakat. “G-to-G tetap penting, tapi kerjasama antara

perusahaan harus juga diper-kokoh, sementara untuk P-to-P awalnya tentu dari budaya.

“Ini salah satu yang sedang saya rintis dengan mengang-kat ‘eco-batik’, tidak sekadar dari proses pewarnaannya agar selalu ramah lingkungan tapi juga dari proses produksi,” katanya.

“Kerjasama dengan perusa-haan Jepang perlu dilakukan karena mereka memang me-nguasai teknologinya. Namun, diharapkan akan ada pengem-bangan desain secara bersama guna memenuhi kebutuhan pa-sar domestik, “ jelasnya.

Sedangkan di level kerjasa-ma diplomatik, Rachmat meng-ungkapkan, tahun ini hubung-an Indonesia-Jepang memasuki usia 55 tahun, dan diharapkan posisi kedua negara bisa se-makin setara, tentunya dengan mengedepankan saling hormat, saling percaya dan saling meng-untungkan.

Rachmat Gobel:

16 Maret 2013

FIGUR 17Maret 2013

KOMUNITAS

Rachmat Gobel, tentunya bukan nama asing di dunia usaha. Rekam jejaknya yang panjang juga membuktikan bahwa dirinya banyak berperan dalam membangun dan—lebih penting lagi—memelihara sekaligus mengembangkan hubungan Indonesia-Jepang.

Kerjasama untuk Penuhi Kebutuhan DuniaRachmat Gobel pertama

kali ke Jepang saat kelas 6 SD dan belum begitu paham tentang negara tersebut se-hingga hanya melihatnya dari sisi kecanggihan teknologi dan kebersihan semata. Na-mun, saat kuliah dan tinggal di keluarga Jepang di Tokyo, ia mulai mempelajari budaya Jepang seperti kebersamaan, saling menghormati, dan si-

fat gotong royong, yang se-jatinya memiliki kesamaan dengan budaya Indonesia.

Hal ini menjadikannya optimistis bahwa nilai atau semangat yang dimiliki war-ga Jepang juga bisa ditular-kan ke warga Indonesia serta menjadi modal untuk mem-bangun dan menjadikan In-donesia negara kuat layaknya Jepang.

Rachmat juga percaya kolaborasi Indonesia-Jepang mampu memenuhi kebutuh-an dunia, karena Jepang me-miliki kekuatan teknologi dan finansial, sementara Indo-nesia mempunyai kekayaan sumber daya alam dan dan sumber daya manusia. Ketika disinergikan, keduanya akan menjadi kekuatan yang sangat patut diperhitungkan. •

nyak sekali UKM & IKM yang berhasil mempertahankan usa-ha secara turun temurun, bah-kan berumur lebih dari 100 tahun, Kita ingin mengetahui cara mereka bisa menjaga ke-langsungan dan perkembangan usahanya.

“Dulu Panasonic mempu-nyai pemasok selang untuk mesin cuci yang ternyata juga pemasok National Aeronau-tics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat. Bukan perusahaan besar, tapi memi-liki produk berkualitas, dan dibangun dengan semangat enterpreneurship yang kuat,” ungkapnya.

Ditanya tentang anggap-an bahwa perusahaan Jepang melihat Indonesia semata-mata sebagai pasar, Rachmat me-nyatakan tidak ada masalah dengan asumsi seperti itu. Na-mun, patut diingat bahwa saat Indonesia belum seperti seka-rang, pemodal Jepang telah le-bih dahulu masuk ke Indonesia walaupun belum dalam skala seperti sekarang.

“Jadi saya kira tidak benar bahwa Jepang baru menjalin hubungan ekonomi kini, kare-na semua sudah berlangsung sejak dasawarsa 60-an. Ter-bukti dari pembuatan pesawat TV pertama di Indonesia oleh almarhum Mohammad Gobel guna mendukung penyeleng-garaan Asian Games 1962 yang terlaksana dengan bantu-an teknologi dari Matsushita,” demikian Rachmat.•

MonozukuriSementara mengenai desain

besar hubungan kerjasama ke-dua negara, Rachmat yang juga Ketua Umum Persatuan Alumni dari Jepang (PERSADA) menya-takan hal itu sudah ada, namun penjabaran lebih lanjut agaknya masih diperlukan berdasarkan relasi G-to-G yang sudah diba-ngun selama ini.

Lebih jauh ia menyata-kan, “Sebagai ketua PPIJ dan PERSADA, saya merasa harus berinisiatif juga untuk men-jabarkan apa yang diinginkan pemerintah termasuk mendo-rong perusahaan Jepang un-tuk terus masuk ke Indonesia dan menyebarkan keterampilan mereka, misalnya dengan me-nyelenggarakan seminar Mono-zukuri untuk memperkenalkan dan mentransfer teknologinya, khususnya ke sektor usaha ke-cil dan menengah.”

Khusus mengenai seminar Monozukuri, Rachmat mengung-kapkan di Indonesia saat ini ba-nyak kementerian dan lembaga pemerintah yang mengembang-kan usaha kecil dan menengah (UKM), tapi masih di level yang kurang memadai karena ha-nya berfokus pada pembuatan produk, padahal penekanannya seharusnya pada upaya memba-ngun kewirausahaan, sehingga bisa menjadi UKM dengan skala internasional.

“Pemikiran dan semangat Monozukuri yang dimiliki Je-pang bisa diperkenalkan di In-donesia, karena di Jepang ba-

Pemodal Jepang telah lebih

dahulu masuk ke Indonesia,

walaupun belum dalam skala seperti

sekarang.

Rachmat Gobel

Rachmat Gobel

1962 Lahir di Jakarta

1987 Lulus Universitas Chuo

1993 Presiden Direktur PT National Panasonic Gobel

2004 Komisaris Utama PT Panasonic Gobel Indonesia

2006 Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia - Jepang (PPIJ)

2007 Ketua Umum Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA)

2013 Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Infrastruktur

Pemikiran dan Semangat Monozukuri Layak Disebarkan

Page 17: Halo Jepang Vol. 02

16 Maret 2013

FIGUR 17Maret 2013

KOMUNITAS

Oleh Meiskhe Fratel

Kawanan baju hijau itu adalah anggota ko­munitas Jakarta Oso ji Club (JOC) yang di­

bentuk Mei tahun lalu.“Saya sudah lama tinggal di

Indonesia, dan saya lihat dari hari ke hari keadaan lingku­ng an semakin memprihatin­kan. Hal ini memotivasi saya untuk peduli dan membentuk JOC,”ungkap Ashida Tsuyoshi salah seorang pendirinya, yang masih keturunan Indonesia.

JOC menawarkan tindak­an yang sederhana, dengan meng ajak masyarakat, khusus­nya warga Jakarta, untuk tidak membuang sampah semba­rangan. Mereka mengadakan kegiatan bersih­bersih dengan memungut sampah di seputar Ring Road GBK hari Minggu, dua kali setiap bulan. Selain di GBK, JOC juga pernah berak­tivitas di Monas saat kegiatan Jakarta Japan Matsuri tahun lalu dan Ennichisai di Blok M.

Menurut Ashida, keadaan Jakarta yang memprihatinkan karena banyaknya sampah, juga pernah dialami Jepang, terutama saat perekonomian­nya sedang maju. Sejumlah warga asing dari beberapa ne­gara lain terbukti lebih peduli dengan kebersihan dan kemu­dian menyentil warga Jepang saat itu sehingga me reka juga mulai sadar tentang penting­nya kegiatan menjaga ling­kungan. “Hal yang sama ingin saya terapkan di sini.”

Sentilan Ashida ini ternya­ta manjur untuk membuat se­

jumlah warga lokal malu dan memutuskan turut bergabung. Selain itu, ada pula warga Je­pang lain yang peduli dengan Jakarta dan kemudian turut terlibat dalam komunitas ini.

Leny Widya (26), anggo­ta JOC yang mulai bergabung Juli 2012, menyatakan “Saya waktu itu berolahraga di GBK, dan melihat beberapa warga a sing, memungut sampah. Te­rus terang saya merasa malu. Hari itu juga saya mendaftar dan ikut dalam komunitas ini.”

Keanggotaan di JOC tidak mengikat dan bersifat suka­rela. Hingga kini, ada sekitar 100 anggota yang terdaftar, baik warga Indonesia maupun Jepang.

Saat HaloJepang!, meng­ikuti kegiatan JOC pada 4 Maret, ada sekitar 30 orang, termasuk anak­anak, yang bergiat termasuk yang baru bergabung saat itu. Dengan peralatan sederhana, mereka mengelilingi Ring Road GBK dan memungut sampah satu

Bertindak Sederhana demi LingkunganJika berolahraga di sekitar Ring Road Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada hari Minggu, dan menjumpai beberapa orang berbaju hijau memungut sampah, jangan mengira mereka adalah petugas kebersihan.

persatu. Ashida mengatakan, sebe­

narnya jika warga Jakarta mau berdisiplin dengan membuang sampah di tempat yang telah disediakan, Jakarta yang ber­sih pasti terwujud.

Komunitas ini mengusung slogan ‘Malu Membuang Sampah di Sembarang Tem­pat’ yang dimaksudkan seba­gai ajakan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya lingkungan bersih.•

Informasi lebih lanjut tentang JOC dapat diakses melalui:www.jakartaosojiclub.blogspot.comwww.jakartaosojiclub.blog.fc2.com www.facebook.com/JakartaOsojiClubatau follow twitter @JKT_osojiclub.

Komunitas Jakarta Osoji Club usai melakukan kegiatan bersih-bersih di Ringroad Gelora Bung Karno, Senayan.

Page 18: Halo Jepang Vol. 02

18 Maret 2013

PENDIDIKAN 19Maret 2013

PENDIDIKAN

Oleh Beny Halfina

Dekan dan profesor Seiichi Kanise, men-jelaskan, “SGJS mena-warkan program yang

unik dan unggul dalam Bahasa Jepang dan Inggris yang mem-bantu mahasiswa untuk men-jelajahi Jepang yang penuh pesona mulai dari seni tradi-sional dan kebudayaan pop-ulernya termasuk ‘anime’ dan ‘manga’ hingga bisnis. Silakan kunjungi kami untuk menemu-kan sendiri wajah lama dan baru Jepang. Kami selalu me-nerima Anda.”

SGJS tak hanya menawar-kan kesempatan untuk mem-pelajari budaya namun juga sistem sosial, termasuk per-

usahaan, industri, kebudayaan, bisnis, manufaktur, periklanan dan media massa. Meiji juga menyediakan pendidikan ber-orientasi internasional dengan pelajaran Bahasa Inggris ser-ta kebudayaan lain, sehingga bisa menghasilkan alumni ber-wawasan luas tentang Jepang sekaligus tentang dunia.

Mahasiswa internasional dengan kerterbatasan Bahasa Jepang tak perlu khawatir ka-rena tersedia kelas berbahasa Inggris. Ada pula kewajiban untuk mengambil minimal 12 SKS untuk Bahasa Inggris. Ada

15 orang pengajar asing ber-bahasa Inggris di SGJS. Bah-kan ada 9 jam per minggu un-tuk kelas dalam bahasa ini.

Rasio belajarnya meliputi bahasa asing 18%, general studies 13%, global Japanese studies 20%. Sisanya tentang peminatan dan jalur karir. Spesialisasi kurikulumnya me-liputi studi kebudayaan pop, kebudayaan visual, sistem sosial dan media, hubung-an internasional, kebudayaan global, budaya Jepang, studi Bahasa Jepang dan studi Ba-hasa Inggris.

Fasilitas BerkelasDunia

HaloJepang! mendapatkan komentar dari mahasiswa Indonesia di Universitas Meiji, Adiwena (23 tahun), mahasiswa tingkat 3 jurusan Administrasi Bisnis tentang tempatnya menuntut ilmu tersebut.

HJ : Kenapa memilih Universitas Meiji?

A : Tenaga pengajarnya sangat kompeten sementara fasilitasnya kelas dunia. Namun alasan utama saya memilih Universitas Meiji adalah sistem pendidikannya yang mementingkan kemampuan individual sekaligus cara menerapkan kemampuan itu dalam kehidupan bermasyarakat.

HJ : Bisa diceritakan bagaimana kehidupan di Meiji?

A : Hanya satu kata, SENANG! Saya sangat senang dan merasa beruntung dapat kuliah di Universitas Meiji. Saya memperoleh pengetahuan akademik tentang administrasi bisnis melalui kuliah dan ceramah, selain tentang media, bisnis internasional, isu buruh dan lain-lain. Kesempatan memperluas wawasan di bidang lain, seperti ilmu politik dan ekonomi negara lain juga terbuka melalui simposium. Selain itu, dapat bertemu teman-teman, menjalin persahabatan internasional serta menyalurkan hobi melalui berbagai klub universitas.

Biaya perkuliahan men-capai 1 juta yen per tahun, na-mun ada keringanan 30% un-tuk mahasiswa asing. Kini ada sekitar 200 mahasiswa inter-nasional, kebanyakan dari Cina dan Korea, beberapa dari Ing-gris dan negara-negara Eropa. Ada pula 35 mahasiswa pertu-karan pelajar. Beberapa pertu-karan mahasiswa berasal dari Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam namun belum ada yang berasal dari Indonesia.

Meiji University memiliki tiga kampus yakni Izumi, Ikuta dan Surugadai. Kampus terbar-unya, Nakano terletak di Shinju-ku yang akan mulai digunakan April nanti. Lokasi ini memung-kinkan mahasiswa mengalami langsung denyut dan dinamika kehidupan Jepang.

Adapula program khusus belajar di luar negeri dalam kerjasama dengan antara lain University of Oregon dan Uni-versity of Alabama di Amerika Serikat serta beberapa lainnya. Meski biaya ditanggung sendi-ri, telah lebih 100 mahasiswa berpartisipasi dalam kesem-patan yang juga memungkin-kan kerja magang di Disney World, Florida.•

School of Global Japanese Studies

(SGJS), Meiji University, merupakan salah

satu pilihan untuk memperdalam

pengetahuan tentang Jepang. Program dari

universitas di Tokyo ini memungkinkan

pula untuk diikuti mahasiswa

internasional.

Menelisik Negeri Sakura dari Berbagai Sisi

KaMpUs NaKaNo: Kampus baru Meiji University di kawasan Shinjuku, Tokyo.

Suasana belajar (kiri) dan kegiatan bersama mahasiswa internasional. Adiwena

www.meiji.ac.jp

Page 19: Halo Jepang Vol. 02

18 Maret 2013

PENDIDIKAN 19Maret 2013

PENDIDIKAN

Oleh Benny Halfina

Kota Yogyakarta ter-sohor sebagai kota pelajar, beribu pemu-da dari seluruh pen-

juru Nusantara berdatangan ke kota ini untuk menuntut ilmu di berbagai sekolah dan pergu-ruan tinggi. Suasana yang ken-tal dengan budaya serta biaya hidup yang terjangkau mem-buatnya nyaman bagi kegiatan menuntut ilmu.

Perguruan tinggi negeri pa-ling terkemuka di Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki jurusan Sastra Jepang yang memberi kesempatan kepada mahasiswanya untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Jepang.

“Sastra Jepang UGM beker-jasama melalui program U-to-U (antar universitas) maupun G-to-G (antar pemerintah) serta memiliki nota kesepahaman dengan beberapa universitas di Jepang yang salah satu klausul-nya adalah pertukaran maha-siswa,” ungkap Stedi Wardoyo, Ketua Jurusan Sastra Jepang UGM.

Stedi me-nyebutkan, ada bebera-pa univer-sitas yang telah menja-lin kerjasa-ma dengan

UGM yakni dari Hokkaido, Chiba, Osaka dan Hiro-shima. Tiap tahun ada dua mahasiswa yang berangkat ke Jepang untuk mengikuti pertukaran.

Tahun ini Rahmana Nur Ari-ni (Rini), mahasiswi angkatan 2009 akan berangkat ke Ferris University di Yokohama. Pro-gram ini merupakan kerjasama U-to-U. Rencananya Rini akan berangkat akhir Maret 2013 dan berada di Jepang selama 11 bulan.

“Peserta program ini di-seleksi berdasarkan indeks prestasi kumulatif (IPK), level Japanese Language Proficiency Test (JLPT) serta berbagai ser-tifikat non-akademik,” ungkap Rini mengenai bagaimana ia bisa terpilih.

Selama di Jepang, maha-siswi asal Lombok ini akan

mengambil cuti dahulu dari perkuliahan. Rini akan meneri-ma beasiswa penuh dari Japan Student Services Organization (JASSO) untuk biaya hidup.

Sementara itu, Hanina Zak-kiyah, salah seorang peser-ta program pertukaran yang baru saja kembali menutur-kan pe ngalamannya, “Sebagai mahasiswa asing kami meng-ikuti perkuliahan seperti biasa. Meskipun sudah belajar ba-hasa Jepang, tetapi saya masih mengalami kesulitan waktu me-

nyu sun laporan.”Di universitas khusus pe-

rempuan ini ia belajar tentang budaya, serta turut serta dalam kegiatan sosial sebagai rela-wan. Mahasiswi asal Tangerang ini mengungkapkan selama program ini ia mendapatkan beasiswa dari JASSO sebesar 80.000 yen tiap bulan.

Makin tingginya minat be-lajar ke Jepang serta kebutuh-an perusahaan Jepang akan alumni dengan kompetensi memadai mendorong jurusan

Sastra Jepang UGM terus me-ningkatkan kualitasnya. Saat ini tengah disusun kurikulum untuk meningkatkan level JLPT alias Nihon go Noryoku Shiken ke N2.

Upaya meningkatkan kete-rampilan berbahasa dilakukan dengan menyertakan penutur asli di perkuliahan. Jika dahu-lu ada bantuan pengajar dari Japan Foundation, kini jurus-an Sastra Jepang merekrut warga Jepang yang berada di Yogyakarta. Beberapa ber asal dari Indonesian Language and Culture Service (INCULS), di Fakultas Ilmu Budaya. Total ada sekitar lima warga Jepang yang direkrut tiap tahun, se-orang di antaranya digaji seca-ra tetap.

Jurusan Sastra Jepang juga memberi kesempatan magang pada mahasiswa tingkat akhir di institusi atau perusahaan di mana Bahasa Jepang diguna-kan. Dengan demikian alumni pun memiliki berbagai kesem-patan untuk berkiprah di du-nia profesional maupun untuk menjadi staf pengajar Bahasa Jepang.•

Belajar ke Jepang via Yogyakarta

Peserta pertukaran mahasiswa Sastra Jepang UGM di Ferris University, Yokohama.

sastrajepang.fib.ugm.ac.id

Page 20: Halo Jepang Vol. 02

20 Maret 2013

PERGELARAN

Oleh Meiskhe Fratel

Namun, masalah ini bakal segera teratasi dengan hadirnya Jimpact, kegiatan pe-

merintah Jepang, khususnya Minister of Economic, Trade and Industry (METI), yang di-maksudkan untuk mempromo-sikan bisnis konten Jepang di Indonesia. Sejalan dengan itu,

hubungan Indonesia-Jepang yang menapaki usia 55 tahun pada 2013 ini, tentunya men-jadikan relasi tak terbatas ha-nya pada aspek ekonomi dan politik namun juga sosial dan budaya.

Jimpact, hadir khusus un-tuk masyarakat Indonesia umumnya dan Jakarta khusus-

nya, tempat di mana event ini digelar. ‘J’ mewakili Jepang dan Jakarta, sementara ‘Impact’, mewakili keinginan agar kon-ten Jepang berdampak pada masyarakat Indonesia.

Kegiatan akbar ini menge-depankan pilihan anime ter-baik dan terbaru. Salah satu-nya, Tokusatsu Garo: Soukoku No Maryu, yang baru rilis di Jepang Februari lalu dan sudah dapat langsung ditonton di ke-sempatan ini.

Jimpact baru pertamakali hadir di Indonesia, dan juga merupakan kesempatan per-dana di mana konten ditayang-kan di satu lokasi secara bersa-maan, dengan harga tiket lokal. Tentu saja tujuannya adalah menghibur dan meresmikan model bisnis film animasi dan video musik yang diharapkan dapat diterima masyarakat se-cara menyeluruh.

Tayangan animasi yang tersedia tak cuma untuk anak-anak dan remaja, namun juga untuk kelompok dewasa, sehingga memungkinkannya men jadi salah satu destinasi hiburan keluarga. Semua bakal amat atraktif karena ditayang-kan di XXI yang dikenal memi-liki fasilitas sarat kenyamanan.

Akan ada banyak hal is-timewa lain. Mereka yang hadir di acara ini akan mendapatkan Japan Bags, yang mengusung konsep fukubukuro yang isi-nya baru diketahui saat dibuka. Tas kejutan, ini didesain khu-sus untuk event ini. Selain itu juga akan ada beberapa booth

yang menyediakan merchan-dise resmi dengan karakter an-ime, berupa buku, komik dan alat tulis.

Jimpact, disponsori perusa-haan jaringan bioskop T-Joy, dan didukung The NPO Visual Industry Promotion Organiza-tion (VIPO) dan Asatsu DK, yang telah berpengalaman

bertahun-tahun dalam mengor-ganisir penayangan film.

Juga akan ada penampilan istimewa penyanyi dari Indone-sia dan Jepang, yaitu SCANDAL dan Zivilia. Jangan lewatkan kesempatan langka di Indone-sia ini dengan langsung mem-beli tiketnya yang sudah terse-dia di XXI Plaza Senayan. •

Memperluas Pasar Bisnis KontenJIMPACT: Japan Anime + J-Pop Week 2013

Kesempatan menonton ani me

dalam bentuk film terbilang masih minim di Indonesia. Harapan

dapat menyaksikannya di stasiun TV sangat

kecil, sementara di bioskop penayang an

juga tak cukup kerap.

Aqua Timez

Page 21: Halo Jepang Vol. 02

Hino Cruising Ranger menggnakan 3 �lter solar yaitu: Pre-Filter, Main Filter 1 dan MainFilter 2 menjadikan penyaringan lebih bersih, membebaskan solar dan kontaminasizat / material lainnya. Hasilnya adalah pembakaran yang sempurna dan mesin punmenjadi lebih awet.

Injector DLC (Diamond-Like Carbon) lebihawet dan tahan lama. Dengan teknologibaru, ganti Injector lebih mudah tanpasetting komputer.

Mesin Diesel Common Rail dengan TurboIntercooler lebih handal, mudah dan nyamandalam perawatan. Mempunyai tenaga besardan tekanan lebih konstan, membuat per-bakaran solar menjadi lebih e�sien.

Dengan mengadopsi smart �nal gear ratio,garden baru menghasilkan tenaga besar,kuat ditanjakan dan tetap irit bahan bakar.

Ukuran velg lebar, kendaraan lebih stabil,dan celah antar ban besar, sehingga dapatmeminimalisir kerusakan karena gesekanantar ban.

Under mirror memudahkan pengemudiuntuk mengetahui keadaan bagian depankendaraan. Mengemudi menjadi lebih amandan nyaman.

Page 22: Halo Jepang Vol. 02

22 Maret 2013

RESTO

S alah satu restoran Jepang yang terke-nal di Jakarta dengan fugu‒nya adalah Kap-

po Don, di bilangan Melawai, Kebayo‒ran. Restoran yang beroperasi sejak 2007 ini, menyediakan berbagai menu fugu, mulai dari sashimi, pang-gang, hot pot, hingga goreng, yang aman dikonsumsi karena diolah chef berlisensi dan ber-pengalaman.“Sejak awal, Kappo Don

memang dikhususkan untuk menu fugu, karena waktu itu (2007) sulit sekali menemu-kan hidangan jenis ini, ” ujar Executive Chef sekaligus pemilik Kappo Don, Takeya Daisei (38 ta-hun). “Fugu sudah dikenal warga Je-pang, jadi saya juga ingin mem-populerkannya di Indonesia,” tam-bahnya.Pria yang telah

menekuni usaha kuliner sejak usia 20 tahun ini, berbagi cerita saat pertama kali memperkenalkan hi dangan fugu di Indonesia. “Waktu itu, banyak yang takut menco-banya. Namun, karena mereka percaya saya dapat mengolah fugu dengan baik dan memi-liki sertifi kat resmi, beberapa orang akhirnya mencoba dan akhirnya ketagi-han,” ujar Takeya.Takeya yang

mengikuti tes un-tuk mendapatkan lisensi sebagai pengolah fugu di Roppongi, Tokyo, menyatakan perlu

waktu lama untuk belajar menangkap, memotong, mem-bersihkan dan memasak fugu.

“Peserta pelatihan harus men-genal semua jenis fugu, serta memahami konsentrasi racun pada setiap jenis fugu”. Itu sebabnya ia menya‒

yangkan ketentuan baru yang dikeluarkan Pemerintah Je-pang belum lama ini untuk memperkenankan koki tanpa lisensi menyediakan hidangan dari fugu. “Hal ini bisa mem-bahayakan konsumen. Kema-tian akibat fugu, dikarenakan kurangnya pengetahuan ten-tang ikan ini. Tidak hanya di Indonesia, di Jepang pun ma-sih banyak kasus keracunan,” ujar Takeya.

Takeya juga mengung-kapkan di Kappo Don hanya tersedia Tora Fugu yang diim-por dari Jepang karena tidak hidup di Indonesia.

Seperti fugu umum-nya, Tora Fugu memi-liki racun mematikan di dalam isi perutnya yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan kematian hanya dalam hitungan menit. Teknik pemoto-

ngan menjadi kunci utama dalam mengolah fugu, kata Takeya. Tak heran jika harga fugu

relatif mahal dibanding ikan lain. Selain itu, mereka yang ‘berhak’ mengolahnya hanya chef terlatih dan bersertifi kat sehingga tak ada konsumen yang harus menghadapi ba-

haya. Fugu juga luas diminati karena kandungan ami-nonya yang tinggi se-mentara kolesterol-nya rendah.

“Sebenarnya ada beberapa jenis fugu di perairan In-donesia, salah satunya Moyo Fugu, namun dari segi rasa sangat berbe-da dengan Tora Fugu. Mereka yang

pernah mencicipi ke‒duanya, pasti dapat mem-

bedakan rasanya,” ujar pria yang mahir berbahasa Indone-sia ini.Kappo Don juga menye-

diakan Hire Zake, sake hangat dengan tambahan sirip fugu yang telah dijemur dan diba-kar, sehingga menimbulkan aroma sedap.

“Saat ini, warga Indonesia yang memesan fugu di Kappo Don kira-kira 20% dari jumlah keseluruhan pengunjung. Ma-sih sangat sedikit, mungkin karena khawatir selain karena faktor harga,” ujar Takeya. Bagaimana pun, Takeya

tetap yakin kepopuleran fugu bakal lebih menyebar luas ter-

masuk ke Indonesia. Dan, lebih penting lagi, juga aman ketika diserahkan pada ahlinya! •

Fugu—di Indonesia lebih kondang sebagai ikan buntal karena mampu menggelem-bungkan tubuh saat dalam situasi rawan—terdiri atas be-ragam jenis.

Lebih dari 150 jenis fugu tersebar di seluruh dunia, de–ngan konsentrasi letak racun berbeda-beda. Fugu memi-liki substansi berisiko sangat tinggi, dikenal sebagai tetro-dotoxin, yang lebih berbahaya dari sianida. Sebagian besar ra-

cun terkonsentrasi di hati, usus dan ovarium.

Mereka yang keracunan fugu, biasanya beberapa saat setelah memakannya akan merasa lidah menjadi kaku dan

tubuh menjadi lumpuh, karena racun memang menyerang otot dan syaraf. Mereka akan tetap sadar, namun tidak dapat bergerak hingga kehabisan oksi-gen dan akhirnya meninggal. •

Pecinta makanan laut (seafood) tentunya tak asing dengan hidangan dari ikan tuna, salmon atau gindara yang menjadi menu favorit di sejumlah restoran Jepang. Namun, pernahkah Anda mencoba fugu alias ikan buntal beracun? Jika Anda cukup bernyali, sejatinya tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena di tangan koki handal sang ikan bisa menjadi hidangan lezat sekaligus menyehatkan.

haya. Fugu juga luas diminati karena kandungan ami-nonya yang tinggi se-mentara kolesterol-nya rendah.

fugu di Indonesia. “Waktu itu, banyak yang takut menco-

sangat berbe-da dengan Tora Fugu. Mereka yang

pernah mencicipi ke‒duanya, pasti dapat mem-

bedakan rasanya,” ujar pria yang mahir berbahasa Indone-

(2007) sulit sekali menemu-kan hidangan jenis ini, ” ujar Executive Chef sekaligus pemilik Kappo Don, Takeya Daisei (38 ta-hun). “Fugu sudah

kuliner sejak usia 20 tahun ini, berbagi cerita saat pertama kali memperkenalkan hi dangan fugu di Indonesia. “Waktu itu,

haya. Fugu juga luas diminati karena kandungan ami-nonya yang tinggi se-mentara kolesterol-nya rendah.

da dengan Tora Fugu. Mereka yang

pernah mencicipi ke‒duanya, pasti dapat mem-

bedakan rasanya,” ujar pria

Takeya Daisei

Kappo Don RestaurantJl. Melawai V No. 10

Blok M, Kebayoran BaruJakarta

Telp : (021) 725-2390

Menguji Nyali di Kappo Don

Oleh Nova Auliatun Nisa

Tora Fugu

Takeya yang mengikuti tes un-tuk mendapatkan lisensi sebagai pengolah fugu di Roppongi, Tokyo, menyatakan perlu

ngan menjadi kunci utama dalam mengolah fugu, kata Takeya. Tak heran jika harga fugu

relatif mahal dibanding ikan lain. Selain itu, mereka yang

Si Buntal

Page 23: Halo Jepang Vol. 02

22 Maret 2013

RESTO 23Maret 2013

TREN JEPANG

Oleh Meiskhe Fretel

Bagi laki-laki, melakukan perjalanan sen dirian mungkin hal biasa. Na-mun, bagi perempuan,

nyali yang besar agaknya me-mang diperlukan, apalagi jika tujuan perjalanan itu bukan tempat-tempat yang biasa.

Jepang belakangan ter-masuk negara di mana kaum perempuannya mulai gemar melakukan perjalanan solo, bukan cuma ke daerah tujuan wisata setempat, namun juga ke wilayah-wilayah di seberang lautan.

“Di Jepang akhir-akhir ini mulai banyak perempuan yang berjalan-jalan tanpa teman. En-tah itu hanya di dalam negeri atau ke negara-negara lain,” kata Naito Saki yang tinggal di Kota Mino, Prefektur Osaka.

Naito juga kerap kali beper-gian ‘sorangan wae.’ Salah sa-tunya ke Kyoto yang terkenal dengan dengan tempat wisata alam dan situs sejarah. Selain itu juga, ia juga acap memuas-kan diri dengan mengunjungi museum-museum seni.

“Kadang-kadang kita sung-guh butuh waktu sendiri un-tuk menyegarkan hidup. Saya

lebih suka datang ke tempat tenang dan menikmati alam,” tukasnya. Teman-teman saya juga banyak yang suka beper-gian sendiri dan ini terlihat da-lam foto-foto mereka di media sosial. Perjalanan seperti ini memang tengah menjadi tren, tambahnya.

Lain halnya dengan maha-siswa Universitas Osaka, Kaho Bandai, yang lebih suka mena-pakkan kaki di negeri-negeri asing. Beberapa tahun terakhir ini, ia banyak bepergian ke Asia Tenggara, termasuk ke Kambo-ja dan Indonesia.

Menurutnya, meski beper-gian bersama teman-teman lebih menyenangkan, berjalan-jalan sendiri kadang terasa jauh ‘lebih membebaskan’ ka-rena banyak hal bisa dilakukan tanpa harus bertenggang rasa dengan teman. ‘’Kalau berjalan-jalan dengan teman, biasanya tak sempat atau tak bisa, se-penuhnya melakukan hal -hal yang saya disukai. Saya mau ke sini, mereka mau ke sana. Saya ingin makan ini, mereka mau makan itu, karena keinginan dan selera setiap orang tak se-lalu sama,” tambahnya.

Ia mengaku sesekali rasa ta-kut muncul, apalagi ketika me-ngunjungi negara yang sama sekali asing. Namun selama ini ia belum pernah mengalami halangan yang berarti. “Rasa takut pasti ada, tapi karena ada perasaan excited takutnya sedikit hilang,” ujarnya.

Kaho juga menambahkan jika lebih mudah berinteraksi dengan penduduk suatu dae-rah atau negara yang dikun-jungi jika bepergian sendiri, karena mau tidak mau harus sering berkomunikasi dengan penduduk setempat.

Beberapa tahun terakhir ini perempuan Jepang, me-mang mengalami transisi yang luar biasa. Negara ini dikenal

patriarkhal, namun belakangan ternya-ta semakin mem-beri ruang bagi perempuan untuk menunjukkan eksis-tensi, kemandirian, kebe ranian dan ke-bebasan.

Seiring dengan meningkatnya jum-lah perempuan yang memilih bepergian seorang diri, bisnis baru di bidang tra-vel juga muncul. Contohnya bebera-pa agen perjalanan yang menawarkan ‘paket wisata tanpa teman’ untuk desti-nasi domestik mau-

Nyaman meski Tanpa TemanBepergian dapat

menjadi pilihan untuk membebaskan diri dari segala

rutinitas kehidupan terutama pekerjaan. Namun kegiatan ini

kadang harus dilakukan sendiri karena

sulitnya mencocokkan jadwal dengan teman

karena kesibukan masing-masing.

pun luar negeri. Salah satu-nya adalah situs Club-T, yang mengakomodasi perjalanan dan penginapan, bahkan hing-ga ke sejumlah negara di Asia dan Eropa.

Bertualang di Jepang bisa jadi memang tanpa bahaya ka-rena negara ini sudah didapuk

sebagai salah satu tempat tera-man di dunia. Namun, banyak negara lain masih merupakan tanda tanya.

Oleh karena itu, beberapa hal harus dipersiapkan dengan sangat baik. Selain, persiapan mental termasuk penggalian in-formasi tentang tempat yang ba-

kal dikunjungi, persiapan sejum-lah barang tak kalah penting.

Situs perjalanan khusus pe-rempuan, Onna Hitori Tabi, me-nyarankan agar beberapa barang semisal semprotan merica guna menepis bahaya dan kertas tisu dijadikan perlengkapan standar. Kertas tisu penting karena tak semua toilet negara asing selalu menyediakannya. Jangan lupa mengecek iklim di tempat tu-juan dan menyesuaikannya de-ngan cara berpakaian.

Di Indonesia, sebenarnya sejumlah perempuan juga te-lah melakukan perjalanan tan-pa teman ke beberapa daerah maupun negara. Namun seba-gian masyarakat masih meng-anggap hal ini tidak biasa, salah satunya karena pertim-bangan keamanan.

Website: www.onnahitoritabi.com www.club-t.com

Page 24: Halo Jepang Vol. 02