STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM...

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN MELALUI PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI SKRIPSI Oleh : HERU YUSGIANTO K6408034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Transcript of STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM...

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN MELALUI

PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA

MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA SMA NEGERI 1

BOYOLALI

SKRIPSI

Oleh :

HERU YUSGIANTO

K6408034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Heru Yusgianto

NIM : K6408034

Jurusan/Progam Studi : PIPS/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ STRATEGI PENINGKATAN

WAWASAN KEBANGSAAN MELALUI PEMUTARAN LAGU-LAGU

PERJUANGAN DALAM RANGKA MENANAMKAN SIKAP

NASIONALISME PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI ” ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 30 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Heru Yusgianto

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN MELALUI

PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA

MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA SMA NEGERI 1

BOYOLALI

Oleh :

HERU YUSGIANTO

K6408034

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Progam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I

Dr. Sri Haryati, M.Pd

NIP. 19520526 198003 2 001

Pembimbing II

Dr. Winarno, S.Pd, M.Si

NIP. 19710813 199702 1 001

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dr. Triyanto, S.H, M.Hum

Sekretaris : Moh. Muchtarom, S.Ag, M.Si

Angoota 1 : Dr. Sri Haryati, M.Pd

Anggota 2 : Dr. Winarno, S.Pd, M.Si

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP 196007271987021001

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang berilmu beberapa derajat. (Q.S Al-Mujadalah: 11)

Orang yang tidak mencoba, maka dia akan mendapatkan satu pilihan yaitu gagal

Tetapi Orang yang berani mencoba, maka dia akan mendapatkan dua pilihan yaitu

berhasil atau gagal. (Anonim)

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu. Doamu yang tiada

terputus, harapan muliamu, kerja keras

tiada henti, pengorbanan tak terbatas dan

kasih sayang yang tidak terbatas pula.

Takkan ada hasil yang lebih indah dariku

untuk membalas cinta dan kasih sayang

yang telah kalian berikan.

2. Mbah Ranti dan Mbah Ngampo. Terima

kasih telah menjadi inspirasi untuk

berbuat yang terbaik meskipun di waktu

sempit. Keikhlasanmu terhadap orang

tuaku, menyadarkan bahwa hidup akan

berarti jika dapat memberi arti orang lain.

3. Dek Zazan Nurmalasari, Pungki Wiji

Lestari, Alfriansyah Putra Pamungkas dan

dek Dita Nur Hayati . Terima kasih atas

doa, cinta, harapan dan dukungannya

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Heru Yusgianto. STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN

MELALUI PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM

RANGKA MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA SMA

NEGERI 1 BOYOLALI. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia dalam meningkatkan wawasan kebangsaan pada Siswa

SMA Negeri 1 Boyolali dan untuk mengetahui pengaruh pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia terhadap sikap nasionalisme pada Siswa SMA Negeri 1

Boyolali.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk

penelitian deskriptif. Sumber data yang digunakan terdiri atas: informan, laporan

observasi serta dokumen. Teknik sampling yang digunakan sampel bertujuan

(purposive sampling). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,

dokumentasi. Validitas data dengan menggunakan trianggulasi data atau sumber.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive

of analysis), yakni terdiri dari empat komponen utama yaitu pengumpulan data,

reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu,

Kamis dan Sabtu pada jam ke-0 sampai dengan jam ke-1 atau pukul 06:30 - 07:00

sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, kecuali pada hari Jum’at, ada test atau

acara penting yang lain. Lagu-lagu perjuangan yang ada di SMA Negeri 1 Boyolali

yang sering diputar antara lain: Indonesia Raya, Syukur, Satu Nusa Satu Bangsa,

Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

Berkibarlah Benderaku. Adapun wujud sikap yang menunjukan bahwa siswa SMA

Negeri 1 Boyolali telah tertanam karakter semangat kebangsaan antara lain: 1)

Mengikuti upacara bendera tiap hari Senin, tiap tanggal 17 per bulannya dan tiap

memperingati hari besar nasional; 2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar; 3) Belajar dengan sungguh-sungguh; 4) Berargumentasi atau

berpendapat tentang kondisi bangsa Indonesia, baik dari segi ekonomi, birokrasi,

politik dan bidang lainnya; 5) Aktif dalam organisasi; 6) Menjadi anggota paskibra

dan menjadi petugas upacara bendera; 7) Bangga akan keanekaragaman bangsa

Indonesia; 8) Menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lagu-lagu

perjuangan Indonesia dan lagu-lagu daerah.

Simpulan penelitian ini adalah pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia

dapat meningkatkan wawasan kebangsaan siswa, sehingga dapat menumbuhkan

sikap nasionalisme pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali.

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Heru Yusgianto. THE STRATEGY OF IMPROVING NATIONALITY

CONCEPT THROUGH PLAYING EPIC SONGS IN THE ATTEMPT OF

IMPLANTING NATIONALISM ATTITUDE IN THE STUDENTS OF SMA

NEGERI 1 BOYOLALI. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of

Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.

The objective of research is to find out the process of playing Indonesian

epic songs in improving the nationality concept in the students of SMA Negeri 1

Boyolali and to find out the effect of Indonesian epic song playing on the

nationalism attitude of the SMA Negeri 1 Boyolali students.

This study employed a qualitative approach with descriptive research

form. The data source used consisted of: informant, observation report as well as

document. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of

collecting data used were observation, interview, documentation. The data

validation was done using data or source triangulation. Technique of analyzing

data used was an interactive model of analysis consisting of four main

components: data collection, data reduction, data display, and conclusion

drawing.

The result of research showed that the Indonesian epic song playing was

done in SMA Negeri 1 Boyolali on Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday and

Saturday on the 0-hour to 1-hour or at 06.30 – 07.00 before the teaching-learning

activity began, except on Friday or when there was a test or another important

event. The epic songs frequently played in SMA Negeri 1 Boyolali were: Indonesia

Raya, Syukur, Satu Nusa Satu Bangsa, Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-

Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan Berkibarlah Benderaku. The manifestation

of attitude indicated that the nationality spirit characters had been implanted

within the students of SMA Negeri 1 Boyolali including: 1) Attending flag

ceremony every Monday, every 17th

day per month and every national holiday

celebration; 2) Using good and correct Indonesian;3) Studying sincerely; 4)

expressing argument or opinion about the condition of Indonesian nation, from

economic, bureaucracy, political and other fields; 5) to be active in organization;

6) Joining the member of paskibra (flag waving team) and flag ceremony team; 7)

Be proud of Indonesian diversity; 8) Singing Indonesian anthem, Indonesia Raya,

Indonesian epic songs and local songs.

The conclusion of research was that Indonesian epic song playing could

improve the students’ nationality concept, thereby growing the nationalism

attitude within the students of SMA Negeri 1 Boyolali.

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji bagi Allah SWT, yang memberi ilmu, inspirasi

dan kemuliaan. Atas kehendaknya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ `STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN

MELALUI PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM

RANGKA MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA SMA

NEGERI 1 BOYOLALI ’’.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Progam Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui ijin atas permohonan

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd. selaku Ketua Program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan

persetujuan, pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Dr. Winarno, S.Pd, M.Si. selaku Pembimbing II yang tiada henti-hentinya

memberikan dorongan, motivasi, bimbingan teknis dan saran dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Agung Wardoyo selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Boyolali yang

telah memberikan ijin dan kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6. Jumadi S.Pd selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan SMA Negeri 1

Boyolali yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

7. Semua guru SMA Negeri 1 Boyolali yang telah memberikan pengarahan,

petunjuk, informasi, dan bimbingan selama penulis melaksanakan penelitian.

8. Semua siswa SMA Negeri 1 Boyolali yang telah menjadi motivasi dalam

pembuatan skripsi ini.

9. Teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, serta

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan segala

daya dan kemampuan seoptimal mungkin dengan harapan skripsi ini dapat

memenuhi persyaratan sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat. Namun

mengingat keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

ada kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Juli 2012

Penulis,

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN............................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v

HALAMAN MOTTO..................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.........................................................

B. Perumusan Masalah................................................................

C. Tujuan Penelitian....................................................................

D. Manfaat Penelitian..................................................................

1

7

7

7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 9

1. Strategi Peningkatan Wawasan Kebangsaan..................... 9

a. Strategi........................................................................ 9

b. Wawasan Kebangsaan................................................. 10

2. Sikap Nasionalisme........................................................... 15

a. Sikap............................................................................ 15

b. Nasionalisme .............................................................. 16

c. Upaya Meningkatkan Nasionalisme............................ 22

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

3. Metode Internalisasi Sikap Nasionalisme......................... 23

4. Lagu-lagu Perjuangan Indonesia....................................... 28

5. Hubungan Lagu-lagu Perjuangan dan Sikap

Nasionalisme dengan Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn).................................................................................

32

B. Kerangka Berfikir.................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................

B. Metode Dan Jenis Penelitian...................................................

C. Sumber Data............................................................................

D. Teknik Sampling.....................................................................

E. Pengumpulan Data..................................................................

F. Uji Validitas Data...................................................................

G. Analisis Data...........................................................................

H. Prosedur Penelitian.................................................................

41

42

43

44

46

48

49

52

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................... 54

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Boyolali......................

a. Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Boyolali................

1) Kepala Sekolah.....................................................

2) Perkembangan SMA Negeri 1 Boyolali...............

3) Profil SMA Negeri 1 Boyolali..............................

4) Denah Gedung SMA Negeri 1 Boyolali...............

5) Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Boyolali........

b. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Boyolali..........

c. Fungsi dan Tugas Sekolah serta Pengelola Sekolah...

54

54

56

56

56

58

58

59

60

B. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................... 66

1. Proses Pemutaran Lagu-Lagu Perjuangan Indonesia

dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Siswa

SMA Negeri 1 Boyolali....................................................

a. Latar belakang Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan

66

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Indonesia.....................................................................

b. Tujuan Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan

Indonesia.....................................................................

c. Pelaksanaan Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan

Indonesia.....................................................................

2. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1

Boyolali.............................................................................

a. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan

Indonesia.....................................................................

b. Wujud Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1

Boyolali.......................................................................

66

69

71

72

73

77

C. Temuan Studi..........................................................................

1. Proses Pemutaran Lagu-Lagu Perjuangan Indonesia

dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Siswa

SMA Negeri 1 Boyolali....................................................

2. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1

Boyolali.............................................................................

3. Hubungan Proses Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan

Indonesia dengan Pendidikan Kewarganegaraan.............

83

84

85

87

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN....................................................................... 91

B. IMPLIKASI............................................................................ 92

C. SARAN................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 97

LAMPIRAN.................................................................................................... 101

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar:

1. Skema Hubungan antar Lagu-lagu Perjuangan Indonesia dengan

Pendidikan Kewarganegaraan..................................................................

38

2. Skema Kerangka Berpikir........................................................................ 40

3. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model).............................. 51

4. Skema Prosedur Penelitian...................................................................... 53

5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Boyolali........................................... 59

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................... 41

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Informan................................................................... 101

Lampiran 2. Pedoman Wawancara..................................................................... 104

Lampiran 3. Petikan Hasil Wawancara............................................................... 107

Lampiran 4. Daftar Koleksi Lagu-lagu Perjuangan Indonesia........................... 135

Lampiran 5. Denah Gedung SMA Negeri 1 Boyolali......................................... 138

Lampiran 6. Daftar Guru SMA Negeri 1 Boyolali............................................. 139

Lampiran 7. Foto Kegiatan Siswa....................................................................... 140

Lampiran 8. Lembar Observasi........................................................................... 143

Lampiran 9. Triangulasi Data............................................................................. 145

Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi kepada Dekan FKIP

UNS...............................................................................................

148

Lampiran 11. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Ijin Penyusunan

Skripsi............................................................................................

149

Lampiran 12. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada Rektor

UNS...............................................................................................

150

Lampiran 13. Surat Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian dari Rektor

UNS...............................................................................................

151

Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Research Kepada Kepala SMA Negeri 1

Boyolali..........................................................................................

152

Lampiran 15. Surat Tidak Keberatan Pelaksanaan Kegiatan Survey/Penelitian

dari KESBANGPOLINMAS Kabupaten Boyolali........................

153

Lampiran 16. Surat Pemberian Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olah Raga Kabupaten Boyolali..............................................

154

Lampiran 17. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMA Negeri

1 Boyolali.......................................................................................

155

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan informasi dan era globalisasi yang mulai merebak di

Indonesia menjadi perhatian serius bagi generasi muda. Hal ini disebabkan

dukungan alat komunikasi yang semakin canggih dan mudahnya akses

transportasi yang semakin berkembang, dirasakan membuat jarak antara negara

satu dengan negara-negara yang lain hampir tidak ada. sehingga perubahan

kebudayaan karena mudahnya akulturasi budaya sangat sulit untuk dihindari.

Kemudahan akulturasi budaya ini disebabkan oleh perkembangan media

massa, baik surat kabar, internet, televisi, radio dan sebagainya yang semakin

merubah gaya tiap individu dan pola hidup masyarakat Indonesia. Sehingga

apabila hal ini terabaikan maka bukan tidak mungkin jati diri dari bangsa ini akan

menghilang.

Tim Penyusun Buku Hubungan Sipil Militer (1999: 25) menyatakan

bahwa “Kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, transportasi dan

berkembangnya turisme telah membuka peluang masuknya nilai-nilai baru ke

Indonesia baik yang bermanfaat maupun tidak sesuai dengan budaya Indonesia”.

Dahulu rakyat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, kejujuran,

kepedulian dan keberanian tapi sekarang yang terjadi adalah dekadensi moral

(penurunan moral/tatakrama). Dalam masyarakat sekarang muncul suatu

pemahaman bahwa nasionalisme tidak diperlukan, yang diperlukan di era

keterbukaan ini adalah keberanian untuk menghadapi persaingan dengan

siapapun. Sehingga masyarakat lebih cenderung tidak menjunjung nilai kejujuran,

kepedulian dan nasionalisme, akibatnya korupsi berkembang luas di negara

Indonesia ini.

Di jaman penjajahan, sikap nasionalisme memiliki peran penting dari

terbentuknya negara Indonesia sampai mempertahankan keutuhan negara

Indonesia. Seperti peristiwa sumpah pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pertempuran Surabaya 10 November 1945,

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

peristiwa Bandung Lautan Api 23 Maret 1946 dan peristiwa penting lainnya.

Semua peristiwa tersebut terjadi karena jiwa nasionalisme yang sangat kuat dari

rakyat Indonesia yang ingin mendirikan negara Indonesia seutuhnya dari adanya

jaman kolonialisme yang menyengsarakan rakyat.

Sekarang yang terjadi di Indonesia adalah penurunan kadar nasionalisme.

Hal ini dapat di lihat dari banyaknya konflik yang terjadi di masyarakat karena

masalah SARA (suku, ras, agama dan antar golongan). Seperti Gerakan Aceh

Merdeka (GAM), konflik di Papua, di Maluku, Teror bom dan konflik horisontal

lainya. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan golongan mereka

sendiri sehingga tidak mengakui bahwa sesungguhnya semua perbedaan yang ada

adalah modal untuk bersatu dalam mewujudkan identitas nasional yang kuat.

Tomy Su menyatakan bahwa “Kurangnya patriotisme dan nasionalisme

di antara rakyat Indonesia termasuk pemimpinnya bukannya meningkat semakin

tahun semangat patriotisme tersebut malah semakin menipis” (Susilo, 2006: 123).

Hal ini terlihat dari semakin banyaknya kasus korupsi dan kurangnya minat

terhadap produk dalam negeri.

Ada beberapa jalan untuk meningkatkan kadar dari nasionalisme salah

satunya adalah dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan lagu-lagu

perjuangan Indonesia. Seperti yang diungkapkan M. Hutauruk (1984: XVII)

bahwa “Jalan yang ditempuh untuk menanamkan sikap nasionalisme adalah

dengan menetapkan dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan”. Sementara itu

Taufik Abdullah (2001: 48) menyatakan bahwa “Masa depan nasionalisme hanya

bisa dilakukan kalau pemahaman historis telah dilakukan”.

Atas dasar itulah maka dapat di simpulkan bahwa terbentuknya negara

Indonesia diperoleh; karena adanya perasaan ingin bersatu dan sikap nasionalisme

yang kuat. Perasaan ingin bersatu dan sikap nasionalisme tersebut tumbuh dan

tertanam salah satunya karena adanya peran lagu-lagu perjuangan Indonesia pada

saat itu.

Lagu perjuangan merupakan lagu yang diciptakan untuk memberikan

motivasi, semangat juang, patriotisme, nasionalisme dan rasa cinta tanah air

kepada orang yang menyanyikan dan mendengarnya. Lagu-lagu perjuangan

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Indonesia biasanya memiliki lirik yang berkaitan dengan suatu peristiwa penting

kenegaraan misalnya lagu Hari Merdeka yang tercipta dari peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia, lagu Halo-Halo Bandung yang tercipta karena adanya

peristiwa Bandung Lautan Api. Lirik lagu-lagu perjuangan Indonesia juga terdiri

dari rangkaian kata yang bermakna cinta tanah air dan bangga terhadap bangsa

sendiri misalnya Indonesia Raya, Indonesia Pusaka, Syukur, Berkibarlah

Benderaku, Garuda Pancasila, Satu Nusa Satu Bangsa. Selain itu lagu-lagu

perjuangan Indonesia juga mengandung pesan rela berkorban, persembahan

kepada negara tercinta dan pihak yang berjasa terbentuknya NKRI misalnya lagu

Bagimu Negeri, Himne Guru, Kebyar-kebyar, Maju Tak Gentar, Mengheningkan

Cipta, Tanah Airku dan masih beberapa lagu-lagu perjuangan yang liriknya

mengandung pesan yang dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme.

Jakob Sumardjo (2003: 207) mengatakan bahwa “Kompas masa depan

adalah masa lalu, anda punya sejarah maka anda mempunyai bekal dan modal

untuk menempuh masa depan”.

Lagu-lagu perjuangan merupakan salah satu bagian dari sejarah

terbentuknya negara Indonesia yang dijadikan pemicu semangat kebangsaan

dalam memepertahankan keutuhan negara Indonesia. Jadi sudah seharusnya para

generasi muda menjadikan lagu-lagu perjuangan Indonesia tersebut sebagai modal

dalam mempertahankan dan memajukan negara Indonesia.

Di era sekarang yang di penuhi teknologi dan informasi sebagai muatan

utamanya adalah hiburan pertelevisian. Sekurang-kurangnya sepuluh stasiun

televisi swasta nasional format progamnya sangat mirip jika tidak mau dikatakan

sama. Tayangan utamanya meliputi rumor selebritis, berita kriminal dengan

format sensasional, dan juga progam-progam hiburan musik apakah itu dangdut,

rock, musik pop, country dan juga musik korea yang selalu dapat dinikmati secara

bervariasi di hampir semua stasiun televisi.

Sebuah penelitian di Kolombia menyatakan bahwa “Setidaknya ada tiga

gambaran kekuatan pengaruh media citra (televisi) bagi anak-anak dalam kaitanya

dengan nasionalisme”.(Fred Wibowo, 2007:170)

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tiga gambaran kekuatan pengaruh media citra (televisi) bagi anak-anak tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. 57% anak memandang Amerika Serikat sebagai negara yang paling

penting dan hanya 25% yang menganggap negerinya penting

2. 40% menyesal bahwa mereka dilahirkan di Kolombia dan bukan Amerika

Serikat. Hal ini dikarenakan banyak film dan musik Amerika Serikat yang

diputar di televisi Kolombia. Sehingga cinta, dan barangkali pengetahuan

mereka mengenai tanah airnya sendiri kurang, dibandingkan pengetahuan

mereka mengenai Amerika Serikat.

3. 80% dari anak umur 5-6 tahun lebih suka menjadi salah seorang tokoh

ditelevisi daripada jadi diri mereka sendiri.

Hasil penelitian tersebut, setidaknya dapat dijadikan acuan bahwa dunia

pertelevisian mengancam nasionalisme masyarakat di Indonesia. Dalam bidang

musik misalnya, Progam-progam hiburan musik membuat budaya lagu

mengalami perkembangan yang sangat berarti yang memunculkan budaya lagu

populer, sehingga hal ini berdampak pada terkikisnya lagu-lagu perjuangan

Indonesia di tengah ramainya industri musik tanah air. Lagu populer adalah jenis

lagu yang mudah diterima oleh semua kuping orang yang ada di seluruh dunia.

Ada beberapa jenis lagu populer yaitu Pop, Jazz, Rock, Reggae, dance, disco dan

sekarang jenis lagu yang paling berkembang di Indonesia adalah Korean Style

yang ditandai makin maraknya boyband dan girlband di Indonesia.

Lagu-lagu populer berdampak buruk bagi lagu-lagu perjuangan Indonesia

dikarenakan semakin mengikisnya pemahaman dan penghafalan lagu-lagu

perjuangan Indonesia di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan lagu populer

lebih sering di putar di televisi, radio dan pertunjukan musik lainnya sedangkan

lagu perjuangan biasanya hanya dinyanyikan di hari tertentu saja untuk

memperingati hari-hari penting kenegaraan.

Lagu populer memiliki dampak yang kurang baik pada generasi muda

dalam hubungannya dengan nasionalisme. Seperti yang telah dijelaskan di atas

bahwa lagu-lagu perjuangan Indonesia memiliki pesan moral dan nilai luhur

sedangkan lagu populer kebanyakan mengandung lirik yang mengarah pada hal-

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

hal percintaan, kesedihan, kekecewaan, kritikan kepada pemerintah, keputus

asaan, romantisan, kesedihan yang semuanya lebih menekankan kepada

kepentingan batin individu. Kita sering melihat di televisi acara hiburan musik

pagi penontonnya relatif remaja yang bisa dikatakan mereka masih duduk di

bangku sekolah. Para remaja tersebut lebih memilih nonton hiburan musik

populer daripada harus mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bagaiamana bangsa

ini bisa maju apabila generasi muda mentalnya hanya hiburan saja, dan tidak

memiliki suatu sikap nasionalisme yang akan membuat generasi muda lebih

memilih belajar daripada menonton acara musik lagu populer pagi.

Lagu-lagu perjuangan Indonesia merupakan modal bagi para generasi

muda untuk mempertahankan dan memajukan negara Indonesia. Tetapi banyak

dari rakyat Indonesia, terutama generasi muda yang sekarang tidak hafal bahkan

tidak tahu lagu-lagu perjuangan Indonesia. Generasi muda sekarang lebih tertarik

dengan lagu populer yang sering diputar di radio, televisi dan internet. Sehingga

sangat wajar apabila sekarang bangsa Indonesia krisis nasionalisme, karena lagu-

lagu perjuangan Indonesia yang menjadi akses untuk menanamkan sikap

nasionalisme tersebut diletakan di belakang lagu populer jaman sekarang.

Melihat kondisi di atas, maka diperlukan suatu gagasan yang dapat

mengurangi dampak dari adanya perkembangan dunia hiburan yang dapat

menggeser nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan suatu

penanaman sikap dan jati diri bangsa Indonesia agar ketahanan nasional dapat

tercapai yang salah satunya dengan penanaman sikap nasionalisme pada generasi

muda.

Wujud penanaman sikap nasionalisme salah satunya dengan

memaksimalkan peran pendidikan formal. Di lingkungan sekolah dapat

diwujudkan dengan mengadakan upacara bendera secara rutin dan upacara

memperingati hari-hari besar kenegaraan seperti hari pahlawan dan hari

kemerdekaan. Selain itu penanaman nasionalisme di lingkungan sekolah juga

dapat dilakukan dengan memutar, mendengarkan dan menyanyikan lagu-lagu

perjuangan Indonesia di tengah kegiatan belajar mengajar.

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Berdasarkan pengamatan observasi ketika melaksanakan Progam

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Boyolali, ditemukan fenomena

menarik yaitu adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia pada jam ke-0

sampai jam ke-1 melalui audio sistem sebelum jam pelajaran berlangsung.

Menurut Bapak Suranto selaku kepala sekolah RSMABI SMA Negeri I

ketika mengadakan rapat kecil dengan mahasiswa PPL yang juga di hadiri

koordinator dosen pembimbing PPL yaitu Bapak Mohammad Gamal Rindardjono

menyatakan bahwa Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1

Boyolali yang di terapkan pada jam ke-0 sampai jam ke-1 bertujuan agar yang

siswa dengar pertama kali ketika baru tiba di lingkungan sekolah adalah lagu-lagu

perjuangan Indonesia yang diharapkan mampu memberikan motivasi tersendiri

pada siswa yang mendengarkan. Selain itu, kegiatan ini diterapkan oleh pihak

sekolah dalam rangka mendukung pelaksanaan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa yang salah satu muatanya adalah semangat kebangsaan.

Bapak Jumadi selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan RSMABI

SMA Negeri I Boyolali menyatakan bahwa kegiatan tersebut diterapkan oleh

pihak sekolah dengan tujuan menumbuhkan sikap patriotisme dan nasionalisme

pada siswa. Langkah ini diambil mengingat para siswa sekarang lebih berminat

pada trend-trend modern yang berkembang di masyarakat. Salah satunya dapat

dilihat dari kegiatan siswa yang menyalahgunakan fasilitas kelas yaitu speaker

aktif yang seharusnya hanya digunakan sebagai sarana pendukung kegiatan

belajar mengajar tetapi digunakan untuk memutar lagu-lagu mancanegara yang

beraliran Pop, Rock dan Disco atau remix ketika jam istirahat. Apabila hal ini

terus diabaikan maka akan berpotensi untuk menurunkan minat siswa terhadap

budaya dan karakter bangsa sendiri. Melihat kondisi ini, pihak sekolah

menerapkan kegiatan pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia karena kalau

hanya menunggu kesadaran siswa untuk memutar lagu-lagu perjuangan Indonesia

prosentase sangat kecil, terlebih lagi media jarang sekali memutarkan lagu-lagu

tersebut baik di televisi maupun di radio. Atas berbagai dasar inilah pihak sekolah

menerapkan kegiatan tersebut agar para siswa tidak melupakan salah satu modal

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

utama dalam mempertahankan dan memajukan bangsa Indonesia yaitu lagu-lagu

perjuangan Indonesia yang mampu menumbuhkan sikap nasionalisme.

Peneliti juga menemukan fakta menarik ketika melaksanakan Progam

Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu tidak jarang para siswa ikut bernyanyi ketika

mendengar lagu-lagu perjuangan Indonesia, baik yang diputar pada saat jam ke- 0

sampai jam ke- 1 selain pada saat upacara bendera. Selain itu, siswa juga dituntut

untuk menyanyikan lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam kegiatan memperingati

hari ulang tahun SMA Negeri 1 Boyolali. Melihat berbagai fenomena ini peneliti

tertarik untuk lebih mendalaminya dengan melakukan penelitian dengan judul

“Strategi Peningkatan Wawasan Kebangsaan Melalui Pemutaran Lagu-Lagu

Perjuangan dalam Rangka Menanamkan Sikap Nasionalisme pada Siswa

SMA Negeri 1 Boyolali”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ini:

1. Bagaimana proses pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam

meningkatkan wawasan kebangsaan pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali?

2. Bagaimana pengaruh pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap

sikap nasionalisme pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

1. Untuk mengetahui proses pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam

meningkatkan wawasan kebangsaan pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia

terhadap sikap nasionalisme pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca pada umumnya baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain.

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya bidang studi yang sesuai dengan penelitian ini.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang

ingin mengkaji lebih dalam lagi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Diharapkan dapat memberikan masukan agar dapat meningkatkan profesional

sebagai guru, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

b. Bagi siswa

Agar dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya melestarikan lagu-

lagu perjuangan Indonesia dalam menanamkan jiwa nasionalisme.

c. Bagi penulis

Digunakan sebagai penelitian untuk mengembangkan pengetahuan tentang

penanaman karakter kewarganegaraan (civic dispositions).

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

LANDASAN TEORI

C. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Peningkatan Wawasan Kebangsaan

a. Strategi

Strategi berasal dari bahasa yunani strategos yang diartikan sebagai the

art of the general. Pengertian tersebut dimaksudkan sebagai seni kejenderalan

atau kepanglimaan yang biasanya digunakan dalam peperangan, sehingga

strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu kepanglimaan.

Sedangkan dalam dunia kemiliteran strategi berarti cara penggunaan seluruh

kekuatan militer untuk mencapai tujuan perang. Strategi berbeda dengan taktik,

jika strategi adalah ilmu peperangan maka taktik adalah ilmu pertempuran.

Liddle Hart berpendapat bahwa “Strategi adalah seni untuk

mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai

tujuan politik” (Kansil dan Crhistine, 2003: 146).

Dalam abad modern sekarang ini, arti strategi telah meluas

pengertiannya tidak hanya dalam ruang lingkup kemiliteran. Pengertian strategi

tidak hanya konsep kepanglimaan di masa perang, tetapi telah berkembang dan

menjadi tanggungjawab seorang pemimpin. Pengertian strategi yang awalnya

digunakan dalam bidang militer, sekarang telah berkembang menurut

pengertian zaman dan konteks yang mengikutinya.

J.R. David menyatakan bahwa “Strategi adalah rencana, metode dan

perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran

tertentu” (W. Gulo, 2002: 3).

Berkaitan dengan itu, New Vebster Dictionary berpendapat bahwa

“Strategi adalah cara-cara dalam melaksanakan proyek, melaksanakan suatu

cara dalam mencapai suatu tujuan yang sering disebut dengan rencana”

(Soemarsono, 2007: 1).

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan menurut Mudiyo (2005: 162) “Strategi pada dasarnya

merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan

dalam suatu rangkaian pertahanan”.

Dengan demikian, strategi pada dasarnya dapat diartikan cara-cara yang

dilaksanakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya dan merupakan suatu seni dan ilmu yang dapat mengembangkan

kekuatan yang ada (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam).

b. Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan secara etimologis berasal dari kata wawasan dan

kebangsaan. Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti

pandangan, tinjauan atau penglihatan inderawi. Kemudian muncul kata mawas

yang berarti melihat, meninjau atau memandang.

Menurut Winarno (2008: 143) “Wawasan artinya pandangan, tinjauan,

penglihatan, tanggap inderawi”.

Kebangsaan berasal dari kata bangsa atau nation. Kata bangsa sering

digunakan mengawali dari terbentuknya suatu negara, misalnya negara

Indonesia yang di awali oleh terbentuknya bangsa Indonesia. Bangsa dapat

diartikan kesatuan dari orang-orang yang sama, hidup bersama atau bersamaan

asal keturunan, bahasa, adat istiadat dan sejarahnya yang di bawah

pemerintahan itu sendiri.

Ernest Renan mengemukakan bahwa “Bangsa terbentuk karena adanya

keinginan untuk hidup bersama (hasrat untuk bersatu) dengan perasaan

kestiakawanan yang agung” (Budiyanto, 2004: 4).

Berkaitan dengan pengertian kebangsaan, Badri Yatim (1999: 57)

menyatakan bahwa “Kebangsaan secara politik diartikan sebagai masyarakat

dalam suatu daerah yang sama, dan mereka tunduk kepada kedaulatan

negaranya sebagai suatu kekuasaan yang tertinggi ke luar dan ke dalam”.

Sejalan dengan pengertian di atas, dinyatakan bahwa “Negara

kebangsaan adalah suatu komunitas politik yang dirancang, dibangun dan

beroperasi berdasar wawasan kebangsaan” (Moerdiono, 1995: 39).

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Soemarno Soedarsono (2008: 21) “Wawasan Kebangsaan

adalah cara pandang kita terhadap diri sendiri sebagai bangsa yang harus

mencerminkan rasa dan semangat kebangsaan (karakter bangsa) dan mampu

mempertahankan jati dirinya sebagai bangsa, yaitu Pancasila”.

Dalam proses pembentukan wawasan kebangsaan Moerdiono (1995: 41)

menyatakan bahwa:

Wawasan kebangsaan tumbuh dan berkembang melalui proses

komunikasi antara unsur-unsur bangsa, yang bukan saja akan

menimbulkan rasa saling percaya mempercayai, tetapi juga akan

memungkinkan dirumuskannya sasaran masa depan yang cara-cara

untuk mencapainya.

Dengan demikian, proses kristalisasi wawasan kebangsaan yang

tumbuh di berbagai kalangan dan golongan serta individu telah berjalan secara

alami dan spontan, maka wawasan kebangsaan mampu menjadi penggerak

lahirnya suatu negara, yaitu kesatuan. Rasa ingin bersatu itu muncul karena

perasaan yang sama antar individu yang merasa sependeritaan, senasib dan

sepenanggungan.

Menurut Moerdiono (1995:40) “Tanpa adanya terlebih dahulu wawasan

kebangsaan adalah mustahil tumbuh suatu negara kebangsaan”.

Di Indonesia, konsep wawasan kebangsaan sendiri sangat identik

dengan wawasan nusantara. Tim Penyusun Buku Hubungan Sipil militer

Lembaga Ketahanan Nasional Departemen Pertahanan Keamanan RI (1999: 7)

menyatakan bahwa: “Wawasan nusantara tidak lain adalah wawasan

kebangsaan, sekaligus sebagai wawasan nasional yang dimiliki bangsa

Indonesia yang telah menegara sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

1945”.

Tim Penyusun Buku Hubungan Sipil militer Lembaga ketahanan

nasional departemen pertahanan keamanan RI (1999: 5) menyatakan bahwa:

Wawasan nusantara adalah sebagai wawasan nasional Indonesia telah

mengungkapkan: pandangan hidup bangsa Indonesia, manifestasi diri

terhadap lingkungannya dan eksintesinya sebagai bangsa, serta

wawasan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang telah menegara

dan berdaulat.

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sementara itu Adi Sunardiman, dkk (1982: 9) menyatakan bahwa:

Wawasan Nusantara adalah pola pikir, pola sikap dan pola tindak

untuk mencapai persatuan, kesatuan dan perpaduan dari pada kehidupan

nasional dalam pemekaran dan pembangunan bangsa, serta tanggung

jawab dalam pemanfaatan lingkungan hidup wilayah nasionalnya

dengan tetap memelihara keseimbangan lingkungan tersebut.

Perbedaan wawasan nusantara dengan wawasan kebangsaan adalah

wawasan nusantara lebih mengacu pada pemahaman dan pemaknaan

sedangkan wawasan kebangsaan lebih berciri universal.

Wawasan kebangsaan merupakan kondisi penentu suatu negara

kebangsaan. Tanpa landasan wawasan kebangsaan yang kuat suatu bangsa

akan hilang kepribadiannya dan mudah terintervensi oleh pihak luar. Lebih

jelasnya lagi, Winarno (2008: 165) mengemukakan “Wawasan kebangsaan

yang dijadikan wawasan nasional merupakan wawasan yang digunakan dalam

penyelenggaraan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan nasional”.

Tujuan nasional dari bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang

Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

perdamaian abadi, kemerdekaan dan keadilan sosial.

Wawasan kebangsaan tidak hanya mengacu pada perasaan ingin bersatu

saja tetapi juga perilaku yang bertanggung jawab dengan lingkungan hidup

nasionalnya. Pemanfaatan sumber daya alam harus dikelola untuk

kesejahteraan rakyatnya dengan tetap mempertahankan dan memelihara

keasrian lingkungan tersebut agar dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Wawasan kebangsaan Indonesia atau wawasan nusantara pada era

sekarang dihadapkan berbagai dampak dari globalisasi. Tim Penyusun Buku

Hubungan Sipil militer Lembaga ketahanan nasional departemen pertahanan

keamanan RI (1999: 24) menyatakan bahwa “Proses globalisasi yang akan

terus berlangsung secara intens mengandung ketidakpastian yang tinggi, serta

persaingan kepentingan antar bangsa yang makin kuat”.

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sehingga untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang madani

dan berwawasan kebangsaan yang memiliki identitas nasional, beradab,

bermoral, beretika, mandiri, rasional dan profesional serta berperan aktif untuk

berpartisipasi dalam aspek kehidupan nasional, maka wawasan kebangsaan

harus mampu mencakupi seluruh lini kehidupan masyarakat yaitu politik,

sosial budaya, ekonomi dan pertahanan.

Wawasan kebangsaan dalam konteks wawasan nusantara dituangkan

dalam peraturan perundang-undangan, yaitu dalam ketetapan MPR mengenai

GBHN. Secara berurutan ketentuan tersebut antara lain: Tap MPR No IV 1973,

Tap MPR No IV 1978,Tap MPR No II 1983,Tap MPR No II 1988,Tap MPR

No II 1993 dan Tap MPR No II 1999.

Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional hakikat Wawasan

Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia mencakup :

a) Perwujudan Kepulaunan Nusantara sebagai satu Kesatuan Politik, dalam

arti:

1) Bahwa Kebulatan Wilayah Nasional dengan segala isi dan kekayaannya

merupakan satu Kesatuan Wilayah, wadah ruang hidup dan kesatuan

matra seluruh Bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

2) Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara

dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai Agama

dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan

satu Kesatuan Bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.

3) Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib

sepenanggungan, se-Bangsa dan se-Tanah Air, serta mempunyai satu

tekad dalam mencapai cita-cita Bangsa.

4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya Falsafah serta Ideologi Bangsa

dan Negara, yang melandasi, membimbing dan mengarahkan Bangsa

menuju tujuannya.

5) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu Kesatuan Hukum

dalam arti bahwa hanya ada satu Hukum Nasional yang mengabdi

kepada Kepentingan Nasional.

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Sosial dan

Budaya, dalam arti :.

1) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, Peri- kehidupan Bangsa harus

merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan

masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan

kehidupan yang sesuai dengan kemajuan Bangsa.

2) Bahwa Budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu; sedangkan

corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan Budaya

Bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan Budaya

Bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh Bangsa.

c) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam

arti :

1) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif

adalah modal dan milik bersama Bangsa, dan bahwa keperluan hidup

sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah Tanah Air

2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh

daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-

daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.

d) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan pertahanan dan

Keamanan, dalam arti :

1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya

merupakan ancaman terhadap seluruh Bangsa dan Negara.

2) Bahwa tiap-tiap Warga Negara mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dalam rangka pembelaan Negara dan Bangsa.

Berkaitan dengan ancaman wawasan kebangsaan Indonesia dalam

bidang sosial budaya, sekarang ini dihadapkan masalah yang cukup serius

dalam konteks kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi dalam hal ini adalah

keterbukaan informasi yang begitu maju, mulai dari internet, radio, dan televisi

yang membuat corak dari kebudayaan Indonesia di jejali berbagai gaya budaya

dari negara lain. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada diri masyarakat

Indonesia yang berpotensi lebih mencintai budaya asing dari pada budaya

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

nasional, dalam hal ini jiwa nasionalismenya menyusut bahkan dalam jangka

panjang dapat menghilang, terutama pada remaja atau generasi muda.

Sejalan dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang makin sulit

dibendung, maka diperlukan pengawasan terhadap para generasi muda guna

menjaga hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak. Untuk itu perlukan

pemahaman wawasan kebangsaan melalui media elektronik seperti televisi,

radio dan internet.

Dengan demikian paham kebangsaan tidak hanya ditujukan kepada

perjuangan untuk persatuan dan kesatuan sehingga melahirkan bangsa saja,

melainkan nilai-nilai kebangsaan dapat diimplementasikan dalam ruang

lingkup yang lebih sederhana yang bertujuan untuk memajukan bangsa. Dalam

masyarakat majemuk seperti Indonesia sudah seharusnya memiliki wawasan

kebangsaan yang kokoh dalam konteks moderninasi manjadi kekuatan yang

akulturatif yaitu mampu membuka diri terhadap budaya luar, menerima secara

selektif, dan mengintregasikan ke dalam kebudayaan nasional untuk

memperkuat jati diri bangsa dan identitas nasional.

Dari uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa dalam pengertian

wawasan kebangsaan berarti memiliki makna wawasan siswa terhadap nilai-

nilai kebangsaan yang mencakup : (1) Persatuan Indonesia yang meliputi; (a)

Menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi; (b) Rela

berkorban demi kepentingan negara Indonesia; (c) Cinta tanah air dan bangsa;

(d) Bangga sebagai bangsa Indonesia. (2) Kesadaran nasional meliputi; (a)

Sifat untuk membangun masa depan secara bersama; (b) Pandangan hidup

bangsa. (3) Jati diri bangsa Indonesia meliputi; (a) Memilih dan mengolah

unsur-unsur budaya asing;(b) Melestarikan dan menumbuhkan budaya daerah.

2. Sikap Nasionalisme

a. Sikap

Secord dan Backman menyatakan bahwa “Sikap adalah keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya”.

(Saifudin Azwar, 1995: 5)

Sedangkan menurut Sarlito W.S (2010: 201) “Sikap (atitude) adalah

istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan biasa-biasa

saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu” .

Terkait dengan itu, Ma’rat (1984: 9) mengemukakan bahwa “Sikap

merupakan produk dari sosialisasi di mana seseorang bereaksi sesuai dengan

rangsang yang diterimanya”.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah

perasaan dan keyakinan yang melekat pada suatu objek mempunyai

kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu dengan cara tertentu

pula yang disertai dengan pengamatan, emosi, motivasi dan karakterisasi pada

suatu objek tertentu.

Berkaitan dengan komponen sikap, Moris C. G dan Albert A. Maiso

(2003: 504) menyatakan bahwa:

An attitudes has three major components : evaluative beliefs about

object, feelings about the object, and behavior tendencies toward the

object. beliefs include facts, opinions, and our general knowledge,.

feeling encompass love, hate, like dislike and similar sentiment.

behavior tendencies refer to our inclinations to act in certain ways

towards the object to approach it, avoid it, and so on.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa sebuah sikap memiliki tiga

komponen utama yaitu: keyakinan evaluatif tentang objek, perasaan tentang

objek, dan kecenderungan perilaku terhadap obyek. keyakinan termasuk fakta,

opini, dan pengetahuan umum kita, perasaan mencakup cinta, benci, seperti

tidak suka dan sentimen serupa. kecenderungan perilaku merujuk pada

kecenderungan kita untuk bertindak dengan cara tertentu terhadap obyek yang

mendekatinya, menghindarinya, dan sebagainya. Sementara itu, Menurut Inge

Hutagalung (2007: 53) “Sikap mengandung tiga bagian, yaitu kognitif

(keyakinan, kesadaran), afektif (perasaan), konatif (perilaku)”.

Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif adalah komponen yang berisikan apa yang diyakini

dan apa yang yang dipikirkan seseorang mengenai objek sikap tertentu

antara lain fakta, pengetahuan dan keyakinan orang. Ma’rat (1984:13)

menyatakan bahwa “Komponen kognisi berhubungan dengan beliefs, ide

dan konsep”.

Misalnya: jumlah kepala nuklir pada setiap rudal dengan beberapa

keyakinan tentang beberapa negara yang memilikinya, daya hancurnya,

jarak meluncurnya dan lainnya.

2) Komponen Afektif

Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang

terhadap objek, terutama penilaian. Tumbuhnya rasa senang atau tidak

senang ditentukan oleh “keyakinan” seseorang terhadap objek sikap.

Menurut Ma’rat (1984: 13) “Komponen afeksi menyangkut kehidupan

emosional seseorang”.

Misalnya: kekhawatiran atau ketakutan akan terjadinya penghancuran oleh

nuklir pasa kehidupan manusia.

3) Komponen Konasi

Komponen konasi merupakan kesiapan seseorang untuk bereaksi atau

kecenderungan untuk bertindak terhadap objek. Menurut Ma’rat (1984:

13) “Komponen konasi merupakan kecenderungan bertingkah laku”.

Misalnya: kecenderungan mahasiswa untuk bertindak terhadap senjata

nuklir dengan menandatangani petisi dan mengadakan demonstrasi untuk

menentang penyebaran rudal berkepala nuklir, menentang orang yang

mendukung penggunaan nuklir, dan lainnya.

Ketiga komponen sikap ini saling terkait erat. Dengan mengetahui

kognisi dan perasaan seseoarang terhadap objek tertentu, maka akan dapat

diketahui pula bagaimana kecenderungan perilakunya.

b. Nasionalisme

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Nasionalisme berasal dari bahasa Inggris yaitu nation, national,

nationalis yang dalam Bahasa Indonesia menerjemahkan kata nasionalisme

berarti rasa kebangsaan.

Heriyanto dan Jumanta Hamdayana (2010: 39) menyatakan bahwa

“Paham nasionalisme atau paham kebangsaan adalah sebuah situasi kejiwaan

di mana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara

bangsa atas nama sebuah bangsa”.

Sedangkan menurut Sartono Kartodirjo “Nasionalisme pada dasarnya

merupakan prinsip-prinsip untuk mewujudkan dan mempertahankan persatuan,

kebebasan, kesamaan, individualitas dan prestasi sebagai bangsa” (Sutarjo

Adisusilo 1996: 1).

Demikian pula dengan Taufik Abdullah (2001: 47) menyatakan bahwa

“Nasionalisme adalah sebuah cita-cita yang ingin memberi batas antara kita

sebangsa dengan mereka dari bangsa lain, antar negara kita dan negara

mereka”.

L. Stodard menyatakan bahwa “Nasionalisme adalah suatu keadaan

jiwa dan suatu kepercayaan, dianut oleh sejumlah besar manusia perseorangan

sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan” (Badri Yatim, 1999:59).

Berkaitan dengan definisi nasionalisme dinyatakan bahwa:

Dalam situasi perjuangan merebut kemerdekaan, dibutuhkan suatu

konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan terhadap penentuan

nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua orang atas nama

bangsa, dasar pembenaran tersebut selanjutnya mengkristal dalam konsep

paham ideologi kebangsaan yang disebut dengan nasionalisme. (Tim ICCE

UIN Jakarta, 2002: 24)

Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan

nasionalisme merupakan suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan seseorang

terhadap negara dan bangsanya sehingga menimbulkan suatu kesetiaan secara

total yang diwujudkan dengan suatu pengabdian yang berguna bagi negara dan

bangsanya.

Berkaitan dengan terbentuknya nasionalisme Kohl, Philip L. dan Clare

Fawcett (1995: 10) menyatakan bahwa : “There are connection between

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

archaeology, nationalism, and then contruction of national identities has

continued unabated in the twentieth century”. Menurut pendapat tersebut

dijelaskan bahwa terdapat hubungan erat antara arkeologi atau sejarah dengan

nasionalisme, dan kemudian membangun suatu identitas nasional yang hal

tersebut terus berlanjut pada abad kedua puluh.

Sementara itu Hans Kohn mengatakan bahwa “Dalam konteks sejarah

bangsa bukan bangsa yang melahirkan nasionalisme tetapi sebaliknya”(Taufik

Abdullah, 2001: 51). Hal ini dipertegas oleh Hobsbawn (1992: 9) menyatakan

bahwa “Nasionalisme hadir sebelum bangsa, bangsa tidak menciptakan negara

dan nasionalisme tetapi justru sebaliknya”.

Demikian pula Sultan Hamengku Buwono X (2007: 85)

mengemukakan bahwa “Nasionalisme selalu melibatkan dimensi emosi atau

rasa seperasaan, sepenanggungan, seperantauan dan senasib serta memuat

faktor historis yang cenderung membangun untuk menumbuhkan perasaan

bersatu dalam sebuah konsep kebangsaan tertentu”.

Dengan demikian konsep nasionalisme tidak lepas dari faktor historis

yang menimbulkan perasaan-perasaan yang sama untuk bersatu.

Soekarno menyatakan bahwa “Nasionalisme adalah rasa ingin bersatu,

persatuan perangai dan nasib serta persatuan antara orang dan tempat” (Badri

Yatim, 1999: 60). Soekarno membagi nasionalisme menjadi 2 yaitu

nasionalisme barat dan nasionalisme timur.

1) Nasionalisme Barat

Nasionalisme barat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Nasionalisme barat mengandung prinsip demokrasi yang berawal dari

revolusi perancis. Tetapi demokrasi yang dijalankan hanyalah

demokrasi politik bukan ekonomi.

b) Perkembangan nasionalisme yang dijiwai oleh kapitalisme telah

melahirkan imperialisme, suatu stelsel yang mencelakakan manusia.

c) Lahirnya nasionalisme yang di dasarkan atas asas kekuatan dan self

interest memunculkan nasionalisme sempit atau rasa cinta tanah air

yang mengejapkan mata, ekstrem dan berakibat lebih lanjut pada

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

munculnya konflik, permusuhan dan pertikaian antara nasionalisme-

nasionalisme.

d) Fasisme yang lahir di barat, yang biasa disebut dengan nasionalisme

sosiolisme sebagai salah satu bentuk jawaban terhadap perkembangan

nasionalisme barat yang dijiwai oleh kapitalisme dan demokrasi

parlementer.

Dengan gambaran nasionalisme barat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa nasionalisme barat mengandung individualisme, liberalisme dan

melahirkan kapitalisme dan imperialisme.

2) Nasionalisme timur

Nasionalisme timur memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Nasionalisme yang menerima rasa hidupnya sebagai wahyu, dan

menjalankan rasa hidupnya itu sebagai bakti.

b) Nasionalisme yang didalam kebenarannya dan kekuasaannya memberi

tempat cinta pada lain-lain bangsa sebagai lebar dan luasnya udara,

yang memberi tempat segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya

segala hal yang hidup.

c) Nasionalisme yang membuat kita menjadi “perkakas tuhan” dan

membuat kita hidup dalam roh dengan nasionalisme.

d) Nasionalisme yang sama dengan “rasa kemanusiaan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan nasionalisme timur adalah

nasionalisme yang berasaskan pada kebaktian, cinta terhadap bangsa, nilai

ketuhanan dan rasa kemanusiaan yang semuanya menjadi satu. Sebagai bagian

dari dunia timur, Indonesia menganut paham nasionalisme timur dan menolak

prinsip-prinsip yang terkandung didalam nasionalisme barat.

Berdasarkan pengertian di atas maka nasionalisme bangsa Indonesia

dapat dikategorikan ke dalam Nasionalisme timur, yaitu nasionalisme yang

berasaskan pada kebaktian, cinta terhadap bangsa, nilai ketuhanan dan rasa

kemanusiaan yang semuanya menjadi satu sebagaimana yang tertuang dalam

nilai-nilai Pancasila.

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Nasionalisme Indonesia juga seperti nasionalisme Norwegia yaitu

nasionalisme yang diciptakan (invented). Norwegia memisahkan diri dari

kerajaan Denmark didahului dengan penciptaan budaya dan bahasa Norwegia

yang berbeda dengan Denmark dan merdeka pada tahun 1905. Hal ini

digunakan untuk mempertegas identitas mereka melawan penggunaan bahasa

Denmark di kota Norwegia.

Demikian pula dengan Indonesia, Menurut Sultan Hamengku Buwono

X (2007: 85) “Para pendiri bangsa Indonesia (founding fathers), melalui Budi

Utomo dan kemudian Sumpah Pemuda, telah menciptakan nasionalisme

Indonesia yang lintas etnis, dengan simbol bendera merah putih dan Bahasa

Indonesia”. Sehingga sekarang ini, nasionalisme rakyat Indonesia sebenarnya

dapat di bentuk dan dikembangkan lewat penanaman jati diri bangsa Indonesia

yaitu Pancasila. Penanaman jati diri bisa menggunakan lagu, komik, artikel,

tayangan televisi, film dan media masa lainnya.

Ada delapan unsur penting nasionalisme yaitu:

a. Kesetiaan multak, kesetiaan tertinggi individu itu adalah masa depan

bangsa

b. Kesadaran akan suatu panggilan

c. Keyakinan akan suatu tugas dan tujuan yang harus dikejar

d. Harapan akan suatu tugas dan tujuan yang harus dikejar

e. Hak hidup, hak merdeka dan hak atas harta benda yang berhasil

dikumpulkan dengan jalan yang halal

f. Kepribadian kolektif yang mengandung perasaan mesra sekeluarga,

nasib serta tanggung jawab yang sama, persaudaraan dan kesetiaan

diantara manusia itu

g. Jiwa rakyat (Volksgeiist) yang dapat diselami dalam tradisi, bahasa,

cerita dan nyanyian rakyat

h. Toleransi yang sebesar-besarnya terhadap satu sama lain. (M.Hutauruk,

1984: XVIII)

Di era reformasi dan otonomi sekarang ini makna nasionalisme justru

terasa kabur untuk tidak mengatakan sama sekali tidak mengerti. Menurut

Sultan Hamengku Buwono X (2007: 89) “Ada beberapa hal yang dapat

dijadikan musuh bersama bangsa ini dan masih sangat garang mencengkeram

kita yaitu KKN, kebodohan dan kemiskinan”.

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Berdasarkan penjelasan tersebut, sudah seharusnya kita jadikan kondisi

ini untuk membentuk perasaan yang senasib yaitu nasib yang menderita.

Sehingga kita dapat menanamkan sikap nasionalisme untuk memerangi musuh-

musuh tersebut dari bangsa ini karena adanya dorongan untuk keluar dari

situasi yang buruk ini.

c. Upaya Meningkatkan Nasionalisme

Dalam upaya membentuk atau menanamkan nasionalisme, M. Hutauruk

(1984: XVII-XIX) menyatakan bahwa “Ada tujuh hal yang perlu ditempuh

agar nasionalisme semakin kuat”.

Jalan yang ditempuh dalam membentuk nasionalisme tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Makna dan arti nasionalisme dipublikasikan seluas-luasnya

2) Menghafalkan dan menyanyikan lagu kebangsaan

3) Menentukan warna bendera nasional

4) Organisasi pemuda

5) Organisasi olahraga

6) Mendirikan partai politik

7) Proses demokrasi, pemberontakan, mengucilkan, perubahan besar-

besaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sikap

nasionalisme adalah keyakinan, kesetiaan untuk berbakti pada bangsa dan

Negara serta senantiasa berusaha untuk memajukan bangsa yang berlandaskan

jatidiri dan identitas nasional yang kuat agar keutuhan negara tetap terjaga.

Untuk melihat perkembangan nasionalisme pada generasi muda di

Indonesia, Said Hamid Hasan dkk (2010: 34-40) mengemukakan bahwa

“Terdapat sembilan Indikator di jenjang sekolah dalam keterkaitan nilai

semangat kebangsaan atau nasionalisme”.

Indikator-indikator tersebut antara lain:

1) Menghadiri upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi

kemerdekaan

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika berbicara dengan

teman sekelas yang berbeda suku

3) Menghafalkan dan suka menyanyikan lagu Indonesia raya, lagu-lagu

wajib dan lagu-lagu perjuangan

4) Merasa bangga terhadap keragaman bahasa di Indonesia

5) Berpartisipasi dalam peringatan hari pahlawan dan proklamasi

kemerdekaan

6) Mencintai keragaman upacara adat di nusantara

7) Beragumentasi dan bersikap apabila bangsa Indonesia memperoleh

ancaman dari bangsa lain

8) Memberikan penjelasan terhadap sikap dan tindakan yang akan

dilakukan terhadap perokonomian negara Indonesia

9) Beragumentasi dan bersikap apabila terjadi pertentangan antara bangsa

Indonesia dengan bangsa lain.

3. Metode Internalisasi Sikap Nasionalisme

Metode diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan internaslisasi

merupakan penanaman nilai. Sehingga metode internalisasi merupakan suatu

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk menanamkan nilai positif kepada

seseorang.

Dalam kaitannya dengan metode internalisasi, menurut Ahmad Tafsir

(2010: 229-233) “Terdapat beberapa macam metode internalisasi yairu

peneladanan, pembiasaan dan teknik-teknik lain”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut :

a. Peneladanan

Peneladanan merupakan hal utama yang dilakukan dalam pendidikan

karakter. Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter,

satuan pendidikan formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai

pendukung utama kegiatan tersebut. satuan pendidikan formal dan

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

nonformal harus menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-

nilai karakter yang ingin dikembangkan. Misalnya toilet yang selalu

bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu dibersihkan,

satuan pendidikan formal dan nonformal terlihat rapi, dan alat belajar

ditempatkan teratur.

Peneledanan sangat efektif untuk internalisasi dikarenakan siswa

secara psikologis senang meniru, kedua karena sanksi-sanksi sosial,

yaitu seseorang akan merasa bersalah bila ia tidak meniru orang-orang

di sekitarnya.

b. Pembiasaan

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara

terus menerus dan merupakan aktivitas yang secara sadar dari sendiri

karena sudah terbiasa mengerjakan meskipun pada awalnya ada

dorongan intervensi sanksi atau hukuman. Contoh kegiatan ini adalah

upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan

(kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah

bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama

Islam), berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam

bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.

c. Teknik-teknik lain

Masih banyak metode internalisasi lainnya, bahkan akan berkembang

secara tidak terbatas oleh guru-guru yang kreatif.

Sementara itu Munjin (2008: 7-8) menyatakan bahwa “Terdapat lima

metode internalisasi yaitu metode demokrasi, pencarian bersama, metode

keteladanan, metode live in, metode penjernihan nilai”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut :

a. Metode Demokrasi

Metode ini menekankan pencarian secara bebas dan penghayatan nila-

nilai hidup dengan langsung melibatkan anak untuk menemukan nilai

tersebut dengan melibatkan pendampingan dari pihak guru. Anak

diberi kesempatan untuk memberikan tangapan, pendapat, dan

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

penilaian terhadap nilai yang ditemukan. Tahap demi tahap anak

diarahkan untuk menata jalan pikiran, cara berbicara, dan sikap

hidupnya. Metode ini digunakan untuk menanamkan nilai-nilai

keterbukaan, kejujuran, penghargaan pada pendapat orang lain,

sportivitas, kerendahan hati, dan toleransi.

b. Metode Pencarian Bersama

Metode ini menekankan pencarian nilai bersama-sama antaranak didik

dan guru dengan cara mendiskuisikan soal-soal yang aktual di

masyarakat. Dengan metode ini diharapkan bisa menumbuhkan cara

berpikir logis, analistis, sistematis, dan argumentatif untuk dapat

mengambil nilai hidup yang diolah bersama. Melalui metode ini pula

anak diajak untuk mencari dan menemukan tema yang sedang

berkembang dan menjadi perhatian bersama. Dengan menemukan

permasalahan, mengkritisi, dan mengolahnya, anak diharapkan dapat

mengambil nilai yang baik, dan kemudian dapat menerapkan ke dalam

kehidupan sehari-hari. Anak juga diajak untuk kritis analitis mengolah

sebab-akibat dari permasalahan yang muncul tersebut, dan tidak boleh

terburu-buru mengambil kesimpulan. Di samping itu, anak juga diajak

untuk melihat realita sehingga segalanya tidak harus dihukumi hitam-

putih.

c. Metode Keteladanan

Segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dengan orangtua akan ditiru

oleh anak-anak. Apa yang dikatakan oleh orangtua akan terekam dan

kemudian dimunculkan kembali oleh anak. Proses pembentukan

pekerti anak dimulai dengan melihat orang yang diteladani. Oleh

karenanya, guru yang dalam bahasa Jawa bermakna digugu lan ditiru

harus bertutur kata dan berperilaku yang terpuji sebab ia menjadi

tokoh idola bagi anak didiknya. Keselarasan antara kata dan perbuatan

guru sangat berarti bagi seorang anak. Untuk itu, guru dituntut

ketulusan, keteguhan, dan konsisten dalam hidup.

d. Metode Live in

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Metode ini digunakan untuk memberikan pengalaman hidup kepada

anak bersama orang lain langsung dalam situasi yang berbeda sama

sekali dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan pengalaman langsung

ini anak dapat mengenal lingkungan hidup yang berbeda dalam cara

berpikir, tantangan, dan permasalahan tentang nilai-nilai hidupnya.

Sebagai contoh, anak diajak mengunjungi panti asuhan anak-anak

cacat. Anak diajak terlibat mengerjakan tugas sederhana dan tidak

membahayakan kedua belah pihak. Dengan cara ini, anak dibimbing

untuk mensyukuri hidupnya yang jauh lebih baik dan sempurna, baik

secara fisik, kemampuan mapun ekonomi, sekaligus juga dibimbing

untuk merefleksikan pengalaman itu baik secara rasional, intelektual,

maupun dari segi batin dan ruhaninya.

e. Metode Penjernihan Nilai

Latar belakang sosial, ekonomi, dan politik dapat mempengaruhi

terhadap persepsi dan pemahaman terhadap nilai-nilai hidup.

Perbedaan ini terkadang dapat membingungkan anak, dan bila

perbedaan itu tidak terungkap serta tidak mendapat pendampingan

maka anak akan mengalami pembelokan nilai. Oleh karena itu,

diperlukan proses penjernihan nilai dengan dialog efektif dalam

bentuk sharing maupun diskusi yang mendalam dan intensif. Anak

diajak untuk secara kritis melihat nilai-nilai hidup yang ada dalam

masyarakat dan bersikap baik terhadap situasi tersebut. Penjernihan

nilai ini pada tahap anak sangat penting sebab apa bila bias tentang

tata nilai sikap hidup ini dibiarkan dan kemudian dicontoh oleh anak

maka yang terjadi adalah kekacauan pandangan dalam hidupnya.

Sementara itu, Muhammad Nuh (2010: 26-27) menyatakaan bahwa

“Terdapat dua metode internalisasi atau pembudayaan dan pemberdayaan

karakter siswa yaitu habituasi dan intervensi”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagi berikut:

a. Habituasi atau pembiasaan

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dalam kegiatan kokurikuler (kegiatan belajar di luar kelas yang terkait

langsung pada materi suatu materi pembelajaran) atau kegiatan ekstra

kurikuler (kegiatan satuan pendidikan formal dan nonformal yang

bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu materi

pembelajaran, seperti kegiatan Dokter Kecil, Palang Merah Remaja,

Pecinta Alam, liga pendidikan Indonesia, dan kegiatan

kompetisi/festival, lokakarya, dan seni) perlu dikembangkan proses

pembiasaan dan penguatan dalam rangka pengembangan karakter.

b. Intervensi

Dalam lingkungan satuan pendidikan formal dan nonformal

dikondisikan agar lingkungan fisik dan sosiokultural satuan pendidikan

formal dan nonformal memungkinkan para peserta didik bersama

dengan warga satuan pendidikan formal dan nonformal lainnya terbiasa

membangun kegiatan keseharian yang mencerminkan perwujudan

karakter yang dituju.

Dengan demikian terdapat berbagai metode internalisasi nilai yang

dapat dilaksanakan dalam membentuk karakter siswa. Metode internalisasi itu

sendiri memiliki karakteristik sendiri-sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya

diperlukan suatu pertimbangan apakah metode tersebut sesuai dengan nilai

yang akan diinternalisasikan kepada siswa secara efektif.

Berdasarkan berbagai metode internalisasi di atas maka proses

internalisasi nilai wawasan kebangsaan agar menumbuhkan sikap nasionalisme

akan lebih efektif apabila menggunakan tiga metode, yaitu metode pembiasaan,

intervensi dan keteladanan.

Metode pembiasaan, siswa dibiasakan melakukan kegiatan yang

mencerminkan sikap nasioanlisme seperti mendengarkan lagu-lagu perjuangan

Indonesia, melaksanakan upacara bendera, mengikuti kegiatan peringatan hari

besar nasional dan kegiatan lainnya yang dapat menanamkan karakter

semangat kebangsaan pada siswa. Tentu saja metode pembiasaan ini perlu

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

didukung oleh metode internalisasi lainnya yaitu metode internalisasi

intervensi dan keteladanan.

Dalam kaitannya metode intervensi, pihak sekolah dituntut untuk

kreatif dalam mempengaruhi dan memotivasi siswa untuk bertindak sesuai

dengan karaketr yang akan dituju. Hal ini dapat dilakukan dengan pengadaan

suatu progam atau kegiatan yang mewajibkan siswa untuk mengikutinya. Akan

tetapi progam tersebut hanya digunakn untuk mengawali proses pembiasaan

dari siswa saja, dan tidak bersifat tetap. Misalnya: siswa yang tidak mengikuti

upacara dapat hukuman, hal ini memang perlu dilakukan tapi tidak harus

dilakukan terus menerus. Kegiatan ini hanya dilakukan untuk mengawali

proses pembiasaan kepada siswa saja.

Internalisasi nilai pada siswa akan lebih kuat apabila didukung dengan

adanya keteladanan. Segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan orangtua

akan ditiru oleh anak-anak. Apa yang dikatakan oleh orangtua akan terekam

dan kemudian dimunculkan kembali oleh anak. Proses pembentukan pekerti

anak dimulai dengan melihat orang yang diteladani. Maka dari itulah metode

keteladanan merupakan metode yang paling efektif dalam internalisasi nilai

karena merupakan metode yang paling utama dalam proses penanaman

karakter yang akan dituju.

4. Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Lagu sudah digunakan sebagai alat persatuan sejak jaman pendudukan

kolonialisme. Lagu-lagu bertemakan nasionalisme dan patriotisme dipakai

sebagai pemompa semangat untuk mengusir para penjajah dari bumi Indonesia.

Pada kongres pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 bukan hanya dicanangkan

sebuah pernyataan nasional yang dikenal dengan Sumpah Pemuda, namun

dikumandangkan pula lagu “Indonesia Raya” lewat gesekan biola sang

penciptanya, Wage Rudolf Soepratman. Lagu yang kemudian menjadi lagu

kebangsaan Indonesia saat ini menjadi salah satu pembakar semangat

nasionalisme para pemuda dan seluruh rakyat Indonesia untuk bebas dari derita

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

penjajahan. Walaupun sempat dilarang karena tercium oleh Belanda, namun

lagu tersebut terus hidup di hati para pejuang kemerdekaan bangsa.

Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945, pada saat proklamasi

kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, lagu yang berjudul Hari Merdeka

(17 Agustus Tahun 1945) turut mengiringi Sang Saka Merah Putih mencapai

puncak tiangnya. Lagu yang diciptakan oleh H. Mutahar ini, diciptakan khusus

untuk memperingati hari paling besar bagi bangsa Indonesia. Lagu tersebut

semakin menambah rasa cinta tanah air rakyat Indonesia pada saat itu.

Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 36B dinyatakan bahwa “Lagu

Kebangsaan ialah Indonesia Raya”. Hal ini ditegaskan lagi dalam Undang-

undang no 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan lambamg negara serta

lagu kebangsaan pada pasal 58 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Lagu

Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf

Supratman”.

Namun demikian juga terdapat lagu-lagu yang mengandung nilai

semangat kebangsaan lainnya selain lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Berkaitan dengan hal itu, DS. Soewito (2007: 9-87) menyatakan bahwa

“Terdapat 55 lagu-lagu wajib dan perjuangan yang dimiliki bangsa Indonesia

yang mengandung nilai semangat kebangsaan yang dapat dipelajari oleh anak

didik, guru dan seluruh rakyat Indonesia”. Lagu-lagu tersebut antara lain :

1) Indonesia Raya

2) Indonesia Tetap Merdeka

3) Indonesia Tumpah Darahku

4) Indonesia Pusaka

5) Indonesia Bersatulah

6) Indonesia Kumara

7) Merdeka

8) Indonesia Subur

9) Ibu Kita Kartini

10) Bagimu Negeri

11) Berkibarlah Benderaku

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

12) Bhineka Tunggal Ika

13) Bangun Pemuda Pemudi

14) Bendera Kita

15) Bersatu Padu

16) Bambu Runcing

17) Bersatulah

18) Pahlawan Mulia

19) Pahlawan Muda

20) Pahlawan Perkasa

21) Para Pahlawan

22) Pemuda Pancasila

23) Pelajar Membangun

24) Syukur

25) Satu Nusa Satu Bangsa

26) Sumpah Setia

27) Sumpah Kita

28) Selamat Datang Pahlawan Muda

29) Suburlah Tanah Airku

30) Hallo-hallo Bandung

31) Hymne Pon

32) Hymne Kemerdekaan

33) Hymne Guru (Pahlawan tanpa tanda jasa)

34) Hymne Pancasila

35) Hari Merdeka

36) Merah Putih

37) Maju tak Gentar

38) Mengheningkan Cipta

39) Mari Membangun

40) Tanah Air

41) Tanah AAirku

42) Teguh Kukuh Berlapis Baja

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

43) Garuda Pancasila

44) Gugur Bunga

45) Di Timur Matahari

46) Dari Sabang sampai Merauke

47) Dwi Warna

48) Repelita

49) Rayuan Pulau Kelapa

50) Andika Bhayangkari

51) Bangun Nusa Bangsa

52) Untukmu Indonesia

53) Pelajar membangun

54) Mars Angkatan Muda

55) Keluarga Berencana

Lagu-lagu di atas merupakan lagu-lagu perjuangan yang dapat dijadikan

modal para generasi bangsa dalam membentuk sikap nasionalisme. Akan tetapi

dengan lagu yang jumlahnya 55, kemumgkinan untuk menghafalkan semuanya

prosentasenya kecil. Untuk itu dari ke-55 lagu perjuangan Indonesia tersebut

diambil beberapa lagu saja yang dijadikan lagu wajib, yang artinya terdapat

beberapa lagu yang seharusnya dihafalkan dan dinyanyikan oleh rakyat

Indonesia agar rasa semangat kebangsaan muncul pada diri mereka.

Menurut W.S Simanjuntak (2007: 9-23) “Terdapat 14 belas lagu wajib

nasional yang dapat dihafalkan dan dinyanyikan oleh rakyat Indonesia untuk

meningkatkan rasa semangat kebangsaan dalam diri mereka”.

Lagu-lagu tersebut antara lain :

1) Indonesia Raya

2) Satu Nusa Satu Bangsa

3) Bagimu Negeri

4) Garuda Pancasila

5) Merah Putih

6) Hari Merdeka

7) Maju tak Gentar

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

8) Indonesia Tumpah Darahku

9) Indonesia tetap Merdeka

10) Berkibarlah Benderaku

11) Indonesia Tanah Pusaka

12) Dari Sabang sampai Merauke

13) Syukur

14) Rayuan Pulau Kelapa

Bukan hanya di Indonesia lagu menjadi alat perubahan. Di berbagai

belahan dunia, banyak negara yang menjadikan lagu sebagai alat perubahan.

Lagu menjadi senjata pembebasan bagi kaum buruh kulit hitam di Jamaika.

Lagu juga menjadi alat untuk mewujudkan pluralisme di Amerika Serikat. Dan

masih banyak lagi cerita revolusi dari berbagai negara dengan lagu sebagai

salah satu senjatanya.

Dengan melihat kejadian dan sejarah dari terbentuknya bangsa Indonesia,

bisa ditarik sebuah simpulan bahwa betapa lagu membawa sesuatu yang sangat

besar bagi perubahan. Lagu dapat mensugesti orang atau kelompok dari

keterpurukan untuk kemudian bangkit dan melawan. Lagu membawa pesan-

pesan positif seperti pembebasan atau kemerdekaan serta pluralisme.

5. Hubungan Lagu-lagu Perjuangan Indonesia dan Sikap Nasionalisme

dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn

Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari dari istilah

Civic Education (CE). Menurut Isin dan Turner “Civic secara etimologis

berasal dari bahasa latin yaitu kata civis, civicus atau civitas meaning a member

of an ancient city-state, preeminently the roman republic, but civitas was a

latin rendering of the greek term polites, a member of a greek polis” (Winarno

dan Wijianto, 2010: 2). Civic diartikan sebagai anggota atau warga dari suatu

republik si zaman romawi, sedangkan zaman yunani athena diistilahkan

polities yaitu anggota dari polis (negara kota).

Cholisin menyatakan bahwa:

Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan politik yang fokus

materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya

itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ketentuan pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara. (Winarno dan Wijianto, 2010: 4)

Numan Sumantri (1976: 29) mengemukakan bahwa “Pelaksanaan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia yaitu dengan menanamkan

konsep-konsep dan sistim nilai yang sudah dianggap baik sebagai titik tolak

untuk menumbuhkan warga negara yang baik”

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang ditujukan kepada

warga negara agar memiliki sikap positif yang berguna bagi bangsa dan

bernegara. Untuk itulah pendidikan kewarganegaraan memiliki beberapa

komponen didalamnya dalam kaitannya dengan pengembangan karakter pada

warga negara.

Branson menyatakan bahwa “Pendidikan kewarganegaraan

mengembangkan 3 komponen pokok sebagai komponen peserta didik agar

memiliki civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic values/

dispositions (nilai/atau karakter kewarganegaraan) dan civic skill (ketrampilan

kewarganegraan)”. (Winarno dan Wijianto, 2010:50)

Tiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Civics knowledge berkenaan apa-apa yang perlu diketahui dan dipahami

secara layak oleh warga negara.

2) Civics values/dipositions berkenaan dengan sifat san karakter yang baik

dari seorang warga negara baik secara pribadi maupun publik.

3) Civics skill berkenaan dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh

warga negara bagi kelangsungan bangsa dan bernegara. Civics skill

meliputi ketrampilan intelektual dan ketrampilan partisipasi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat terlihat jelas hubungan

antara lagu-lagu perjuangan dan sikap nasionalisme dengan pendidikan

kewarganegaraan. Salah satu komponen dari pendidikan kewarganegaraann

adalah civics knowledge yang berintikan apa-apa yang perlu diketahui dan

dipahami secara benar oleh warga negara. Maka lagu-lagu perjuangan

Indonesia adalah salah satu hal yang harus diketahui dan dipahami oleh warga

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

negara, karena lagu-lagu perjuangan merupakan hasil dari sejarah bangsa

Indonesia yang menumbuhkan sikap nasionalisme pada diri rakyat Indonesia

dalam mencapai kemerdekaan .

Selanjutnya sikap nasionalisme atau semangat kebangsaaan termasuk

dalam tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Seperti yang telah dijelaskan

diatas bahwa tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk

karakter positif yang berguna bagi bangsa dan negara, untuk itulah terdapat

komponen civics dispositions. Kemudian Branson menyatakan bahwa:

Civic disposition mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat

yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional,

yang secara singkat karakter publik dan privat dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

1) Menjadi anggota masyarakat yang independen.

2) Memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi

dan politik.

3) Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu.

4) Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan

bijaksana.

5) Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.

(Riarien, 2011, http:// riarien.files.wordpress.com/2011/07/civics-

education.doc)

Berkaitan dengan itu, Cholisin (2012: 9-10) menyatakan bahwa

“Terdapat beberapa ciri-ciri watak/karakter privat (pribadi) dan karakter publik

(kemasyarakatan) yang utama”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Menjadi anggota masyarakat yang independen (mandiri)

Yaitu kepatuhan secara suka rela terhadap peraturan yang berlaku dan

bertanggungjawab atas segala konsekuensi yang timbul dari perbuatannya

serta menerima kewajiban moral dan legal dalam masyarakat demokratis.

2) Memenuhi tanggungjawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi

dan politik. Yang termasuk karakter ini, antara lain :

a) Mengurus diri sendiri

b) Memberi nafkah /menopang keluarga

c) Merawat, mengurus dan mendidik anak

d) Mengikuti informasi tentang isu-isu publik

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

e) Memberikan suara (voting)

f) Membayar pajak

g) Menjadi saksi di pengadilan

h) Meberikan pelayanan kepada masyarakat

i) Melakukan tugas kepemimpinan sesuai dengan bakat dan

kemampuang sendiri/masing-masing.

3) Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu

Yang termasuk karakter ini, antara lain. :

a) Mendengarkan pendapat orang lain

b) Berperilaku santun (bersikap sopan)

c) Menghargai hak dan kepentingan sesama warganegara

d) mematuhi prinsip aturan mayoritas, namun tetap menghargai hak

minoritas untuk berbeda pendapat.

4) Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara bijaksana dan

efektif

Karakter ini menghendaki pemilikan informasi yang luas sebelum

memberikan suara (voting) atau berpartisipasi dalam debat publik,

keterlibatan dalam diskusi yang santun dan serius, dan memegang kendali

kepemimpinan yang sesuai. Juga menghendaki kemampuan membuat

evaluasi kapan saatnya kepentingan pribadi sebagai warga negara

dikesampingkan demi kepentingan umum dan kapan seseorang karena

kewajibannya atau prinsip-prinsip konstitusional untuk menolak tuntutan-

tuntutan kewarganegaraan tertentu. Sifat – sifat warganegara yang dapat

menunjang karakter berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan

(publik) diantaranya:

a) Keberadaban (civility)

Yang termasuk sifat ini antara lain :

(1) Menghormati orang lain

(2) Menghormati pendapat orang lain meskipun tidak sepaham;

(3) Mendengarkan pandangan orang lain

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(4) Menghindari argumentasi yang bermusuhan, sewenang- wenang,

emosional dan tidakmasuk akal

b) Menghormati hak – hak orang lain

yang termasuk sifat ini antara lain :

(1) Menghormati hak orang lain bahwa mereka memiliki suara yang

sama dalam pemerintahan dan sama di mata hukum

(2) Menghormati hak orang lain untuk memegang dan menganjurkan

gagasan yang bermacam dan bekerjasama dalam suatu asosiasi

untuk memajukan pandanganpandangan mereka.

c) Menghormati hukum

Yang termasuk sifat ini antara lain:

(1) Berkemauan mematuhi hukum, bahkan ketika ia tidak

menyepakatinya

(2) Berkemauan melakukan tindakan dengan cara-cara damai dan legal

untuk mengubah hukum yang tidak arif dan adil

d) Jujur

Jujur yaitu berkemauan untuk memelihara dan mengekspresikan

kebenaran.

e) Berpikiran terbuka

Berpikiran terbuka yaitu mempertimbangkan pandangan orang lain.

f) Berpikir kritis

Berpikir kritis yaitu kehendak hati untuk mempertanyakan

keabsahan/kebenaran berbagai macam posisi termasuk posisi dirinya.

g) Bersedia melakukan negoisasi dan berkompromi

Yaitu kesediaan untuk membuat kesepakatan dengan orang lain

meskipun terdapat perbedaan yang sangat tajam/mendalam, sejauh hal

itu dinilai rasional dan adanya pembenaran secara moral untuk

melakukannya.

h) Ulet / tidak mudah putus asa

Yaitu kemauan untuk mencoba berulang-ulang untuk meraih suatu

tujuan.

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

i) Berpikiran kewarganegaraan

Yaitu memiliki perhatian dan kepedulian terhadap urusan – urusan

publik/kemasyarakatan.

j) Keharuan/memiliki perasaan kasihan

Yaitu mempunyai kepedulian agar orang lain hidupnya lebih baik,

khususnya terhadap mereka yang tidak beruntung

k) Patriotisme dan Rasa kebangsaan (nasionalisme)

Yaitu memiliki loyalitas terhadap nilai – nilai demokrasi

konstitusional bangsanya.

l) Keteguhan hati

Kuat untuk tetap pada pendiriannya, ketika kata hati menuntutnya

m) Toleran terhadap ketidak pastian

Yaitu kemampuan untuk menerima ketidak pastian yang muncul,

karena ketidak cukupan pengetahuan atau pemahaman tentang isu-isu

yang komplek atau tentang ketegangan antara nilai-nilai fondamental

dengan prinsip-prinsip.

5) Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional yang sehat.

Karakter ini mengarahkan warganegara agar bekerja dengan cara-cara

damai dan legal dalam rangka mengubah undang-undang yang dianggap

tidak adil dan bijaksana. Yang termasuk dalam karakter ini, antara lain :

a) Sadar informasi dan kepekaan terhadap urusan-urusan publik

b) Melakukan penelaahan terhadap nilai-nilai dan prinsip - prinsip

konstitusional

c) Memonitor keputusan para pemimpin politik dan lembaga-lembaga

publik dalam penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip konstitusional

dan mengambil langkahlangkah yang diperlukan apabila terdapat

kekurangannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam komponen civic dispositions

terdapat salah satu karakter publik dan privat yaitu berupa Berpartisipasi dalam

urusan-urusan kewarganegaraan secara bijaksana dan efektif yang salah satu

cirinya adalah rasa kebangsaan (nasionalisme). Nasionalisme atau rasa

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kebangsaan merupakan salah satu sikap atau karakter positif yang berguna bagi

bangsa dan negara sehingga harus ditanamkan pada diri peserta didik lewat

pendidikan kewarganegaraan yang memiliki tujuan membentuk karakter positif

pada diri warga negara.

Hal tersebut dipertegas Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang tercantum

dalam BAB II kerangka dasar dan struktur kurikulum yang berbunyi

“Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan

untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia”.

Dalam kaitannya lagu-lagu perjuangan Indonesia dan sikap

nasionalisme dengan pendidikan kewarganegaraan maka dapat disimpulkan

bahwa lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah sesuatu yang harus diketahui dan

dipahami oleh warga negara (civics knowledge) agar tumbuh sikap

nasionalisme atau semangat kebangsaan pada diri warganegara (civics

dispositions) sehingga berguna bagi bangsa dan negara.

Secara skematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Pendidikan Kewarganegraan Tujuan

Civics Knowledge

Wawasan kebangsaan

Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Civics dispositions : Berpartisipasi

dalam urusan-urusan

kewarganegaraan secara bijaksana

dan efektif

Karakter positif

Warga Negara

Permendiknas No 22 tahun 2006

tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah

Gambar 1. Skema hubungan antar lagu-lagu perjuangan Indonesia

dengan Pendidikan Kewarganegaraan

Sikap nasionalisme atau Semangat

Kebangsaan

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Kerangka Berpikir

Suatu Negara dapat terbentuk karena adanya beberapa syarat, yaitu

wilayah, pemerintahan, warga negara dan pengakuan dari negara lain. Maka untuk

menciptakan suatu tatanan negara yang maju diperlukan dua hal, yaitu

membentuk pemerintahan yang baik (good governance) dan membentuk suatu

tatanan masyarakat madani yang berdaya mampu dan berwawasan kebangsaan.

Suatu pemerintahan baik akan menumbuhkan kembali nasionalisme yang

sedang melemah agar tidak hilang. Adapun upaya yang harus di lakukan oleh

pemerintah adalah dengan memperbaiki sistem politik, sistem ekonomi, sistem

sosial budaya, sistem hukum nasional serta sistem hankam.

Sistem sosial budaya yang baik maka akan dapat mewujudkan manusia

dan masyarakat yang beriman, bertakwa, nasionalis serta lebih beradab, bebas dari

tekanan dan ketakutan. Dengan demikian yang diperlukan adalah menciptakan

suatu warga negara yang memiliki nasionalisme yang tinggi sehingga dapat

meningkatkan hubungan harmonis antarsuku, agama, ras dan antar golongan,

tidak hanya sekedar hidup berdampingan secara damai melainkan dapat hidup

bersama dengan saling memahami serta mendukung keberadaan satu terhadap

yang lain. Wawasan kebangsaan dapat diberikan kepada siswa melalui pemutaran

lagu-lagu perjuangan Indonesia dengan tujuan menanamkan sikap nasionalisme.

Dengan adanya upaya penanaman sikap nasionalisme, setidaknya dapat

mengurangi dampak dari globalisasi yang perlahan mengikis karakter bangsa

Indonesia. Setelah siswa memiliki sikap nasionalisme, maka siswa secara

bertahap dapat mewujudkannya dalam bentuk perilaku yang nyata baik di

lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berpikir yang peneliti

kembangkan adalah bagaimana membentuk masyarakat yang berwawasan

kebangsaan sehingga memiliki sikap nasionalisme untuk memajukan negaranya.

Wawasan kebangsaan dibentuk melalui lagu-lagu perjuangan dengan tujuan

menanamkan sikap nasionalisme pada diri warga negaranya. Sehingga dalam

mewujudkan tatanan negara yang maju ada keterkaitan antara strategi peningkatan

wawasan kebangsaan dan sikap nasionalisme warga negara.

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Secara skematis hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Skema kerangka berpikir

Wawasan kebangsaan

Pemutaran lagu-lagu perjuangan

Menumbuhkan sikap nasionalisme

Di wujudkan dalam perilaku

Sekolah Keluarga

Masyarakat

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di SMA

Negeri 1 Boyolali yang beralamat Jl. Kates no.8, Pulisen, Boyolali, Jawa Tengah.

Peneliti mengambil tempat penelitian pada sekolah tersebut dengan alasan :

1) Dari sekian banyak SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Boyolali, hanya

SMA Negeri 1 Boyolali tersebut yang menanamkan sikap nasionalisme

kepada siswanya melalui pemutaran lagu-lagu perjuanganIndonesia.

2) Di SMA Negeri 1 Boyolali telah memasukkan pendidikan budaya dan

karakter bangsa ke dalam proses pendidikan.

3) SMA Negeri 1 Boyolali merupakan salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) sehingga kualitas dari para siswanya berkompeten untuk

dijadikan objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan tujuh bulan yang akan dimulai pada bulan

Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Kegiatan tersebut dapat

digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

N

o Kegiatan

Tahun 2012

J

an

F

eb

M

ar

A

pr

M

ei

J

un

J

ul

1

. Pengajuan Judul

2

. Penyusunan Proposal

3

. Ijin Penelitian

4

. Pengumpulan Data

5

. Pengolahan data

6 Validasi Data

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Metode dan Jenis Penelitian

1. Metode Penelitian

Sugiyono (2010 : 15 ) menyatakan bahwa :

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat

induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang menghasilkan

karya ilmiah dengan menggunakan atau meneliti data-data diskriptif berupa data-

data tertulis/lisan atau perilaku orang yang dapat diamati.

Terkait dengan itu, Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J.

Moleong (1995: 3) mendefinisikan, “Metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller yang di kutip Lexy J. Moleong

(1995: 3) mendefinisikan, “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya”.

Penelitian ini bertujuan menganilisis proses berlangsungnya suatu

fenomena sosial dan untuk memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap

proses pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali..

Sehingga metode penelitian ini adalah metode kualitatif.

2. Jenis Penelitian

Setelah menentukan pendekatan penelitian, maka selanjutnya akan

ditentukan tentang jenis penelitian yang dalam hal ini sangat penting untuk

dilakukan agar masalah yang diteliti dapat diungkap dan dipecahkan dengan

sistematis.

.

7

. Analisis Data

8

. Penyusunan Laporan

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggambarkan

suatu strategi dalam meningkatkan wawasan kebangsaan yang dilakukan dengan

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia. Penelitian ini juga akan

mendiskripsikan bagaiamana proses pemutaran lagu-lagu perjuangan tersebut

dalam menumbuhkan dan menanamkan sikap nasionalisme pada siswa SMA

Negeri 1 Boyolali.

C. Sumber Data

H.B. Sutopo (2002 : 50) menyatakan bahwa “Sumber data dalam

penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktifitas, tempat atau

lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip”.

Sumber-sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah

data yang berupa informan, hasil observasi dan dokumen atau arsip.

1. Informan

H.B. Sutopo (2002 : 50) mengatakan bahwa “Sumber data yang berupa

manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut informan”. Informan

sebagai sumber informasi bisa memberikan informasi mengenai sesuatu yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Berkaitan dengan itu di nyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif,

posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting peranannya sebagai

individu yang memiliki informasinya” (H.B. Sutopo, 2002: 50). Oleh karena itu

didalam memilih siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami

posisi dengan beragam peran serta yang ada sehingga dapat diperoleh informasi

yang disebut data primer atau sering disebut sebagai informan kunci (key

informan).

Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

a. Bapak Jumadi selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan RSMABI

SMA Negeri I Boyolali

b. Perwakilan guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Boyolali

c. Perwakilan siswa siswi SMA Negeri 1 Boyolali

Selanjutnya nama-nama informan dapat dilihat di lampiran 1.

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat dan peristiwa adalah deskripsi tentang suatu fenomena yang

meliputi dimana dan kapan suatu fenomena itu terjadi.

Tempat dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Boyolali, karena di

sekolah tersebut terjadi fenomena pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia yang

dilaksanakan pada jam ke- 0 sampai jam ke- 1 sebelum kegiatan belajar mengajar

dimulai.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2010: 329), “Dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu”. Jadi dokumen merupakan bahan tertulis yang berhubungan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang di

simpan atau didokumentasikan seperti dokumen, data soft file, data otentik, foto

dan arsip lainnya yang berkaitan dengan wujud nasionalisme siswa dan pemutaran

lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali yang dapat digunakan

sebagai data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan wawancara dan

observasi.

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Koleksi lagu-lagu perjuangan Indonesia yang berwujud:

1) VCD

2) Kaset Pita

3) MP3 (soft file)

b. Foto yang menggambarkan kegiatan pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia

c. Foto kegiatan siswa.

D. Teknik Sampling

Sampel dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting dalam

memperoleh data dan bahan pengolahan data. Menurut Sugiyono ( 2010 : 217 )

“Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Dalam penelitian ini

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan

pertimbangan sesuatu hal.

Menurut Lexy J. Moleong (1995: 165-166) Sampel bertujuan (purposive

sampling) dapat ditandai dengan beberapa ciri-ciri, yakni “Rancangan sampel

yang muncul, pemilihan sampel secara berurutan, penyesuaian berkelanjutan dari

sampel, pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rancangan sampel yang muncul

Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan

Tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila

pemilihan satuan sampel dilakukan, jika satuan sebelumnya sudah dijaring

dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas

informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat

dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel

Pada mulanya setiap sampel sama kegunaannya, namun sesudah semakin

banyak informasi yang masuk dan semakin mengembangkan hipotesis kerja,

ternyata bahwa sampel semakin dipilih atas dasar fokus penelitiannya.

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan

Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh

pertimbangan informasi yang diperlukan. Jadi, kuncinya disini ialah jika

sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah

harus dihentikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penelitian ini cenderung memilih

informasi dari orang-orang yang dijadikan informan kunci (key informan) yang

dapat dipercaya.

Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah

a. Bapak Jumadi selaku wakil kepala sekolah urusan kesiswaan RSMABI

SMA Negeri I Boyolali

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dalam kaitannya dengan pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia,

wakil kepala sekolah urusan kesiswaan merupakan pihak yang memiliki

tugas dan yang bertanggung jawab dalam proses pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia.

b. Perwakilan guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Boyolali

Dari seluruh guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Boyolali diambil

beberapa guru saja sebagai sampel dengan pertimbangan guru tersebut

memiliki kriteria dalam memberikan informasi, sehingga dapat mewakili

dari semua guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Boyolali.

c. Perwakilan siswa siswi SMA Negeri 1 Boyolali

Dari seluruh siswa SMA Negeri 1 Boyolali diambil beberapa siswa saja

sebagai sampel dengan pertimbangan siswa yang diambil bisa mewakili

seluruh populasi siswa yang akan diteliti dalam memberikan informasi.

E. Pengumpulan Data

Sugiyono (2010: 308) mengatakan “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Teknik pengumpulan data ini sebagai cara operasional yang ditempuh

oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Berhasil tidaknya suatu

penelitian dapat bergantung pada data yang diperoleh. Oleh karena itu sangat

perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang dipergunakan sebagai alat

pengambil data.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Wawancara

Sugiyono ( 2010 : 317) mengatakan bahwa “Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”.

Menurut Esterberg ada beberapa macam wawancara yaitu :

a. Wawancara terstruktur (Structured interview)

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh

b. Wawancara semi terstruktur (Semistructure interview)

Wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya.

c. Wawancara tak berstruktur

Wawancara yag bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2010 : 32)

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara semi terstruktur.

Artinya dalam wawancara ini menggunakan pedoman wawancara tetapi ada

umpan balik dari responden yang dirasa perlu ditanyakan peneliti, sehingga

peneliti bisa menanyakan kepada informan walaupun didalam pedoman

wawancara tidak ada pertanyaannya. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan

terhadap beberapa siswa dan guru SMA Negeri 1 Boyolali.

Pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran 2, Serta petikan hasil

wawancara dapat dilihat di lampiran 3.

2. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Menurut pendapat H.B.

Sutopo (2002 : 64) “Teknik observasi digunakan untuk menggali data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekanan gambar”.

Sedangkan Nasution mengatakan bahwa “ Observasi adalah dasar semua

ilmu pengetahuan” (Sugiyono, 2010 : 310).

Sanafah Faisal menyatakan bahwa “Ada 3 macam observasi yaitu

observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi

yang tak berstruktur (unstructured observation)” (Sugiyono, 2010 : 310).

Penelitian ini menggunakan teknik observasi terus terang dan tersamar

(overt observation and covert observation) yaitu peneliti dalam pengumpulan

data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan

penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang masih

dirahasiakan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati dan

mencatat kegiatan-kegiatan yang ada di SMA Negeri 1 Boyolali baik kegiatan

belajar mengajar maupun kegiatan pendukung lainnya. Selain itu peneliti juga

mengambil foto kegiatan siswa pada saat proses belajar mengajar, upacara dan

kegiatan lainya dalam lingkungan sekolah yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3. Analisis Dokumen

Menurut Lexy J. Moleong (1995: 161) “Dokumen ialah setiap bahan

tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya

permintaan seorang penyidik”.

Sementara itu Sugiyono (2010: 329) menyatakan bahwa: “Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan

seperti dokumen, data soft file, data otentik, foto dan arsip lainnya yang dapat

digunakan sebagai data pelengkap dari data yang diperoleh dalam kegiatan

wawancara dan observasi.

Dokumen yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Koleksi lagu-lagu perjuangan Indonesia yang berwujud:

1) VCD

2) Kaset Pita

3) MP3 (soft file)

b. Foto yang menggambarkan kegiatan dalam pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia

c. Foto kegiatan siswa.

Daftar koleksi lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat dilihat di lampiran 4.

F. Uji validitas Data

Sugiyono (2010: 363) mengartikan “Validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan

oleh peneliti”.

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berkaitan dengan itu, dinyatakan bahwa “Uji kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan

teman sejawat, analisis kasus negatif dan membercheck”. (Sugiyono, 2010: 368)

Sugiyono (2010 : 373-374) membagi jenis triangulasi menjadi 3 yaitu :

“Triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu”.

Hal tersebut dapat dijelaskansebagai berikut:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi ini untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

3. Triangulasi waktu

Triangulasi ini untuk menguji kredibilitas data dengan sumber dan

teknik sama tetapi dalam waktu yang berbeda”.

Untuk penelitian ini menggunakan triangulasi sumber untuk memastikan

kevaliditasan data maka peneliti mengecek data dari sumber satu dengan sumber

yang lain. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih trianggulasi data atau

sumber adalah untuk menutup kemungkinan adanya kekurangan data dari salah

satu sumber sehingga dapat dilengkapi dengan data dari sumber yang lain.

Peneliti memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk

menggali data yang sejenis. Sumber data yang dimaksud meliputi informan,

tempat dan peristiwa, serta dokumen.

G.Analisis Data

Dalam penelitian ini direncanakan menggunakan analisis data model

interkatif.

Miles dan Huberman mengemukakan :

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Analisis data model interaktif adalah suatu analisis data yang terdiri empat

tahapan yang harus dilakukan, tahapan pertama adalah tahap pengumpulan

data, tahapan kedua adalah reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap

display data, dan tahapan keempat adalah tahap penarikan kesimpulan.

(Haris Herdiansyah, 2010: 164)

Dari pengertian tersebut dapat diperoleh langkah-langkah analisis data

interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan

kesimpulan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan

melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang

diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga

diperlukan analisis agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu proses seleksi, pemfokusan,

penyederhanaan dan abstraksi dari data mentah. Sugiyono ( 2010: 338 )

menjelaskan bahwa “ Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya”. Di penelitian ini mereduksi data berasal dari data-data

wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dikumpulkan.

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3. Sajian Data

Sajian data merupakan kumpulan dari beberapa informasi yang

memungkinkan menjadi kesimpulan penelitian yang dapat dilakukan.

Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan kerja

kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah

pemahaman informasi.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir

pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa

pengulangan dengan melihat dan mengecek kembali data mentah agar

kesimpulan yang diambil lebih kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Keempat komponen utama tersebut merupakan suatu rangkaian dalam

proses analisis data yang satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan,

dimana komponen yang satu merupakan langkah menuju komponen yang lainnya,

sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak bisa mengambil

salah satu komponen saja. Penarikan kesimpulan merupakan hasil dari suatu

proses penelitian yang tidak dapat terpisahkan dari proses sebelumnya, karena

merupakan satu kesatuan.

Pada waktu pengumpulan data dibuat reduksi dan sajian data yang

kemudian menyusun rumusan pengertiannya secara singkat berupa pokok-pokok

temuan yang penting dan diikuti penyusunan sajian data agar menjadi lebih jelas

dipahami. Pada waktu pengumpulan data sudah terakhir, maka usaha yang

dilakukan adalah menarik simpulan dan verifikasi. Bila simpulan dirasa kurang

mantap karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajian datanya, maka

peneliti dapat kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah

terfokus untuk mencari pendukung simpulan yang ada dan juga bagi pendalaman

data.

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut ini :

Gambar 3. Komponen dalam analisis data (interactive model)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Persiapan

Tahap ini terbagi menjadi dua kegiatan meliputi :

a. Menyususun proposal penelitian, pengembangan pedoman

pengumpulan data dan menyusun jadwal kegiatan penelitian

b. Mengurus perijinan penelitian

2. Pengumpulan Data

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi :

a. Mengumpulkan data di lokasi studi dengan melakukan observasi,

wawancara semi struktur, dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah

terkumpul

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan

Pengumpulan

Data

Verifikasi/penga

mbilan

kesimpulan

Reduksi

Data

Sajian data

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Analisis Data

Tahap ini terbagi menjadi empat kegiatan meliputi :

a. Menentukan teknik analisa data yang tepat sesuai proposal penelitian

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di cross

check kan dengan temuan dilapangan

c. Setelah dapat data yang sesuai intensitas kebutuhan maka dilakukan

proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan

orang yang dianggap lebih ahli

d. Setelah selesai, baru dibuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian

4. Penyusunan Laporan Penelitian

Tahap ini terbagi menjadi tiga kegiatan meliputi :

a. Penyusunan laporan awal

b. Review laporan; dengan melakukan pengecekan ulang laporan yang

telah tersusun jika terdapat kekeliruan atau kesalahan untuk kemudian

dilakukan perbaikan laporan penelitian.

c. Penyusunan laporan akhir.

Untuk lebih jelasnya, prosedur penelitian ini dapat dibuat dalam sebuah bagan

sebagai berikut:

Penyusunan Proposal dan Ijin

Penelitian Pengumpulan Data

Analisis Data awal

Analisis Data Akhir

Penyusunan Laporan

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Boyolali

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Boyolali

Pada tahun 1958 di Kabupaten Boyolali telah terdapat dua buah sekolah

setingkat SLTP berstatus “ Negeri ” tetapi belum ada satupun sekolahan untuk

melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi bagi siswa-siswi lulusan kedua

sekolah tersebut. Dengan demikian para lulusan harus memilih antara putus

sekolah atau melanjutkan sekolah ke kota-kota lain, seperti Surakarta, Salatiga,

Jogjakarta dll. Realita inilah yang menjadi benih perhatian Kepala Daerah

Boyolali saat itu yakni Bapak M.S. Handjojo yang selanjutnya turut andil

memprakarsai dan mempersiapkan berdirinya sebuah sekolah setingkat SMA di

Boyolali.

Mengalirnya dukungan atas prakarsa Bapak M.S. Handjojo tersebut turut

memperlancar proses yang dicanangkan dan akhirnya diawali dengan

pembentukan sebuah panitia pendiri SMA Negeri 1 Boyolali dengan salah

seorang anggotanya ialah Bapak I.S. Siswosoebroto yang kala itu menjabat

sebagai Kepala SMP Negeri 1 Boyolali. Panitia ini bertugas mempersiapkan

persyaratan dan pelaksanaan pendaftaran calon siswa, sementara Bapak M.S.

Handjojo mengusahakan fasilitas gedung yang hendak digunakan kegiatan

belajar mengajar sementara.

Setelah selesainya pendaftaran calon siswa dan persiapan-persiapan lainnya,

barulah Bapak I.S. Siswosoebroto mengajukan persetujuan ke Kantor Wilayah

Departemen Pendidikan Propinsi Jawa Tengah di Semarang. Berkat keuletan

beliau, persetujuan segera turun dengan SK Nomor 26/S.K/B.III yang berisi

persetujuan secara resmi dari Menteri Pendidikan untuk dibukanya sebuah SMU

di Boyolali yang dikenal dengan nama SMA Negeri ABC Boyolali terhitung

semenjak tanggal 1 Agustus 1958.

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Untuk sementara waktu kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri ABC

yang baru tersebut diselenggarakan disebuah gedung di Jl. Merbabu No. 2

Boyolali. Gedung tersebut adalah bekas rumah dinas pejabat kontrolir yang

tidak terbakar habis sebagai akibat sistem bumi hangus pada saat terjadi Agresi

Militer Belanda II. Pada saat awal kemerdekaan gedung tersebut semula

disediakan untuk menampung para pengungsi dari lereng gunung Merapi,

apabila sewaktu-waktu gunung Merapi meletus. Hingga saat ini gedung tersebut

masih berdiri meskipun telah direnovasi dan digunakan sebagai kantor BP7 dan

BPD Jateng. Dan sekarang menjadi wisma Pemda Boyolali, SMA Negeri ABC

juga pernah menempati gedung di jalan Merapi yang sekarang digunakan

sebagai Kantor Bank Guna Daya.

Setelah mendapat SK dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

Propinsi Jawa Tengah, SMA Negeri ABC segera memulai kegiatannya,

tepatnya pada tanggal 21 Agustus 1958 dan diresmikan pada tanggal 22

September 1958 oleh Bapak Ali Marsaban, seorang putera daerah yang menjabat

sebagai Inspektur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan di Jakarta dan Boyolali.

SMA Negeri ABC Boyolali memulai kegiatan belajar mengajar dengan

siswa yang terbagi dalam tiga kelas, yang mana masing-masing satu kelas untuk

kelas A, kelas B dan kelas C. Para siswa tampak sangat gagah dengan

berseragam sekolah di bawah kepemimpinan Bapak R. Soebadar (alm), selaku

kepala Sekolah yang berasal dari SMA Negeri 1 Surakarta. Sejak saat itulah

SMA Negeri ABC Boyolali terus berperan aktif sebagai sebuah institusi

pendidikan guna mencetak generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur,

berakhlak mulia ,dan berpengetahuan luas yang handal dan kompetitif.

Selama kurun waktu 53 tahun SMA Negeri 1 Boyolali dalam proses

perkembangannya mengalami tiga kali perubahan nama, yaitu pada saat

berdirinya bernama SMA ABC Boyolali, pada tahun 1962 menjadi SMA Negeri

Boyolali, pada tahun 1993 menjadi SMA Negeri 1 Boyolali, dan pada tahun

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

1996 menjadi SMU Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2004, dan kembali lagi

menjadi SMA Negeri 1 Boyolali sampai tahun 2012 ini.

1) Kepala Sekolah

Dari awal berdirinya sampai Tahun 2012 SMA Negeri 1 Boyolali telah

mengalami pergantian duabelas orang Kepala Sekolah, yaitu Bp. R. Soebadar

(alm), Bp. Soewito, BA (alm), Bp. Soepono, BA (alm), Bp. Engan Hermanto

(alm), Bp. Soedarno, BA, Bp. Soelaiman HS (Alm), dan Ibu Sri Muryati, S.Pd.,

Bp. Basoeki, S.Pd, Bp. Drs. Marsum M. Dahlan, dan Bp.Drs. Sumarno,M.Pd.,

Bp.Drs. Hardiman, MH, Bp. Drs. Suranto, M.Pd serta Bp.Drs Agung Wardoyo.

Beliaulah yang secara gigih memperjuangkan aspirasi warga Boyolali untuk

memiliki SMA Bertaraf Internasional. Kepala Sekolah tersebut telah berhasil

memberi warna sekolah yang dipimpin sehingga selalu tampil di jajaran paling

depan dalam pendidikan. Masing-masing memiliki ciri khas yang patut diteladani

oleh guru dan siswa SMA N 1 Boyolali, yaitu tidak pernah berhenti untuk belajar,

jujur, sabar, disiplin yang tinggi, selalu berhasil dalam diplomasi dan giat

membangun dan yang menjabat Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Boyolali saat ini

adalah serta Bp.Drs Agung Wardoyo.

2) Perkembangan SMAN 1 Boyolali

Perkembangan SMAN 1 Boyolali yang begitu pesat mengantarkan SMA ini

menjadi salah satu sekolah yang berstatus Rintisan Sekolah Kategori Mandiri (

RSKM ) yang mana tidak semua sekolah bisa mendapatkan status ini. Status ini

didapat ketika lembaga ini dinahkodai oleh Bp. Drs. Sumarno, M.Pd. Belum

genap 1 Tahun Drs. Sumarno, M.Pd memimpin sekolah ini, yang berarti juga

Program RSKM belum sampai final, beliau beralih tugas ke Pendidikan

Menengah Umum (Dikmenum), dan estafet kepemimpinan oleh Pemerintah

Daerah dipercayakan pada Drs. Hardiman, MH. Berkat kerja keras kepala sekolah

yang didukung oleh semua pihak, baik guru, karyawan, Komite Sekolah, orang

tua/wali murid, tokoh masyarakat dan pemerintah daerah, maka impian dan

aspirasi warga Boyolali yang menginginkan adanya SMA Bertaraf Internasional

telah terkabulkan. Dengan demikan para orang tua yang semula anaknya belajar di

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

SMPN 1 dan SMPN 2 Boyolali yang telah lebih dulu melaksanakan program

RSBI akan berkelanjutan tanpa harus melanjutkan keluar daerah seperti Surakarta,

Salatiga dan lain-lain. Walaupun begitu bukan berarti R-SMA-BI SMA Negeri 1

Boyolali hanya diperuntukkan secara eksklusif bagi lulusan SMP RSBI. Siswa

lulusan dari SMP/MTs manapun terbuka lebar untuk belajar di SMAN 1 Boyolali

sepanjang lolos/memenuhi syarat setelah mengikuti serangkaian tes masuk sesuai

standar RSMABI. Dengan prestasi sekolah seperti inilah, SMAN 1 Boyolali

mendapatkan kado yang sangat dapat dibanggakan.

Pada Hari Ulang Tahun SMA Negeri 1 Boyolali yang ke 51 ini dimeriahkan

dengan pemecahan rekor MURI berupa Replika Lele Terbesar dengan

menempelkan lele sebanyak 8 kuintal oleh 51 siswa dalam waktu 51 menit, dan

pada hari ulang tahun ini dihadiri oleh Mantan Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

yang saat ini Menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum pada Kabinet Indonesia

Bersatu, beliau bernama Ir. DJoko Kirmanto, Dipl.HE.

Santernya kabar yang beredar di sebagian masyarakat, bahwa untuk masuk di

SMAN 1 Boyolali pada Tahun Pelajaran 2009/2010 para orang tua siswa harus

membayar kurang lebih Rp. 10.000.000,00 sangat terasa pada saat musim

pendaftaran merupakan berita yang sungguh jauh dari kenyataan. Yang

sebenarnya terjadi penarikan dana pengembangan berlangsung sangat

kekeluargaan dan demokratis dengan meminta persetujuan calon orang tua/wali.

Angkanya pun hanya kurang lebih 20% dari kabar yang beredar (sekitar dua

jutaan). Begitupun kabar bahwa setiap peserta didik baru diwajibkan memiliki

laptop, apalagi pengadaannya dikelola oleh sekolah sama sekali tidak benar.

Sesuai pesan yang diberikan Dirjen ketika memberikan sosialisasi, bahwa

RSMABI tidak boleh menjadi sekolah yang eksklusif yang hanya bisa dimasuki

oleh anak-anak dari keluarga berada.

3) Profil Sekolah SMA Negeri 1 Boyolali

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Boyolali

NSS : 301030905001

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Alamat Sekolah : Jl. Kates no.8 Boyolali

Desa : Pulisen

Kecamatan : Boyolali Kota

Kabupaten : Boyolali

Provinsi : Jawa Tengah

Website : www.sman1-boyolali.com

E-mail : [email protected]

Nomor Telepon : (0276) 321059

Badan penyelenggara : Mendikbud RI

Status sekolah/ jenjang akreditasi : SMA Negeri

Surat Direktur Jendral Pendidikan : No.26/S.K/B.III

Tahun Berdiri : 1958

SK pertama Depdikbud RI : 21 Agustus 1958.

Nama Kepala Sekolah : Drs. Agung Wardoyo

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Boyolali terletak di Jalan Kates No.8

Boyolali. Hingga saat ini Sekolah ini merupakan satu – satunya Rintisan Sekolah

Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMABI) yang berada di kabupaten

Boyolali. Untuk program RSMABI tersebut sekolah telah melalui tahun ke

duanya. Jadi telah ada 3 tingkatan kelas dengan standar internasional, yaitu kelas

X sebanyak 9 (X1 s.d. X9), kelas XI sebanyak 8 (XI IPA1 s.d. XI IPA 6 serta XI

IPS 1 s.d. XI IPS 2) dan XII IPA1 s.d. XII IPA6 serta XII IPS1 s.d XII IPS 2 .

Dengan ditunjang tenaga pendidik 30 % berjenjang pendidikan S2. Selain itu

juga terdapat pemberdayaan tenaga kependidikan untuk menguasai dan

membiasakan berbahasa Inggris terutama sebagai pengantar dalam kegiatan

belajar mengajar (Bilingual) serta Bintek Mata Pelajaran.

4) Denah Gedung SMA Negeri 1 Boyolali

Denah dari gedung SMA Negeri 1 Boyolali dapat dilihat di lampiran 5.

5) Struktur Organisasi SMA N 1 Boyolali

Sekolah merupakan salah satu instansi formal. Sebagai suatu instansi formal

maka sekolah perlu dibentuklah suatu struktur organisasi yang dapat

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menunjukkan kedudukan, tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab tiap

anggota organisasi. Berikut ini adalah struktur organisasi SMA N 1 Boyolali :

Gambar 5. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Boyolali

b. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Boyolali

Setiap sekolah pasti memiliki visi, misi dan tujuan tertentu yang akan

menjadi patokan seluruh elemen pembelajaran dalam bertindak, sehingga

dapat terus meningkatkan mutu sekolah dari waktu ke waktu. Adapun visi

dan misi SMA Negeri 1 Boyolali, sebagai berikut:

1) Visi

Terwujudnya sekolah yang berkualitas dan berprestasi dengan kompetensi

bertaraf internasional berdasarkan iman dan takwa.

2) Misi

Untuk mewujudkan visi di atas maka SMA Negeri 1 Boyolali mempunyai

misi, sebagai berikut:

a) Mewujudkan percapaian sekolah yang berkualitas dan berprestasi sesuai

dengan standar nasional pendidikan

b) Mewujudkan sekolah berkualitas internasional melalui pembelajaran dan

bimbingan yang efektif, kreatif, inovatif dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat serta perguruan tinggi

Kepala Sekolah (Drs. Agung Wardoyo)

Komite sekolah (Suharkim S.Pd)

Kepala Tata Usaha (Tri Nasi)

Wk.Ur.Kurikulum

Dra. Sukamti M.Pd

Wk. Ur. Sarpas

Drs. Badrun

Wk. Ur. Kesiswaan

Jumadi S.Pd

Wk. Ur.Humas

Drs. Munjari

Koordinator BP

Guru

Siswa

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c) Mewujudkan prestasi sekolah di bidang akademik maupun non

akademik bertaraf internasional

d) Mewujudkan sekolah yang memiliki kompetensi akademik dalam bidang

ICT dan dapat bersaing secara internasional

e) Mewujudkan sekolah sebagai insan yang memiliki keimanan dan

ketakwaan yang tangguh di era globalisasi

f) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan berwawasan

internasional.

c. Fungsi dan Tugas Sekolah serta Pengelola Sekolah

1) Fungsi Dan Tugas Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai unit

pelaksana teknis pendidikan formal, secara garis besar mempunyai tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut :

a) Melaksanakan pendidikan formal selama jangka waktu tertentu sesuai

dengan jenis, jenjang dan sifat sekolah tersebut.

b) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulum yang

berlaku.

c) Melaksanakan urusan Tata Usaha dan urusan rumah tangga sekolah.

d) Membina kerjasama dengan orang tua masyarakat dan dunia usaha.

e) Membina organisasi siswa intra sekolah (OSIS).

f) Bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

Nasional.

2) Fungsi Dan Tugas Pengelola Sekolah

a) Kepala Sekolah

Dalam melaksanakan peran / fungsinya kepala sekolah melaksanakan

tugas yang banyak dan kompleks yaitu:

(1) Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas

membimbing guru, karyawan, siswa, mengembangkan staf, mengikuti

perkembangan IPTEK dan menjadi contoh dalam proses pembelajaran.

Page 78: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(2) Dalam perannya sebagai manager, kepala sekolah bertugas menyusun

program, menyusun pengorganisasian sekolah, menggerakkan staf,

mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.

(3) Sebagai administrator, kepala sekolah bertugas mengelola

administrasi, kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling,

kesiswaan, ketenagaan, keuangan, sarana dan prasarana, persuratan,

dan urusan rumah tangga sekolah.

(4) Sebagai supervisor, kepala sekolah bertugas menyusun program

supervise pendidikan, memanfaatkan hasil supervise.

(5) Sebagai pemimpin, kepala sekolah bertugas menyusun dan

mensosialisasikan visi dan misi suatu program sekolah, mengambil

keputusan, melakukan komunikasi.

(6) Sebagai pembaharu, kepala sekolah bertugas mencari dan melakukan

pembaharuan dalam berbagai aspek, mendorong guru, staf dan orang

tua untuk memahami dan memberikan dukungan terhadap

pembaharuan yang ditawarkan.

(7) Sebagai pembangkit minat (motivator), kepala sekolah bertugas

menkondisikan lingkungan kerja, suasana kerja, membangun prinsip

penghargaan dan hukuman (reward and punishment) yang sistemik.

b) Wakil Kepala Sekolah

Pada dasarnya tugas dan tanggung jawab wakil kepala sekolah adalah

hampir sama dengan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah tidak dapat hadir

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, maka kewajibannya

dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah.

(1) Koordinator Wakasek

(a) Mewakili tugas kepala sekolah secara langsung.

(b) Mengkoordinasi tugas wakasek yang lain.

(2) Wakasek Kesiswaan

(a) Menyusun program pembinaan kesiswaan.

Page 79: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(b) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan

siswa dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah

serta pemilihan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

(c) Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi.

(d) Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala

dan insidental.

(e) Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan,

ketertiban, kerindangan, keindahan, kekeluargaan.

(f) Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa

penerima beasiswa.

(g) Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam

kegiatan di luar sekolah.

(h) Mengatur mutasi siswa.

(i) Menyusun program kegiatan ekstra kurikuler.

(j) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala.

(3) Wakasek Kurikulum

(a) Menyusun program pengajaran.

(b) Menyusun Pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

(c) Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian

akhir.

(d) Menerapkan kriteria persyaratan naik atau tidak naik dan kriteria

kelulusan.

(e) Mengatur jadwal penerimaan buku Laporan Penilaian Hasil Belajar

dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).

(f) Mengkoordinasi dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran.

(g) Menyusun laporan pelaksanaan pelajaran.

(h) Membina kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

(i) Membina kegiatan sanggar Pusat Kegiatan Guru (PKG) atau

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau media.

(j) Melaksanakan pemilihan guru teladan.

Page 80: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

(k) Membina kegiatan lomba-lomba bidang akademis seperti Lomba

Penelitian Imiah Remaja (LPIR), Lomba Karya Ilmiah Remaja

(LKIR), Olimpiade Sain Nasional (OSN), Test of English as a

Foreign Language (TOEFL), mengarang dan lain-lain.

(4) Wakasek Humas

(a) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang

tua atau wali murid.

(b) Membina hubungan antara sekolah dengan komite sekolah.

(c) Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan

lembaga pemerintah dan lembaga sosial lainnya.

(d) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara

berkala.

(5) Wakasek Sarana dan Prasarana

(a) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah.

(b) Merencanakan Rencana Anggaran Pemasukan dan Belanja Sekolah

(RAPBS).

(c) Mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana.

(d) Pengelola pembiayaan alat-alat pengajaran.

(e) Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara

berkala.

c) Karyawan / Tata Usaha Sekolah

Kepala unit tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan

ketatausahaan sekolah, meliputi :

(1) Menyusun program tata usaha sekolah.

(2) Mengelola keuangan sekolah.

(3) Mengurus administrasi ketenagaan dan siswa.

(4) Membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha.

(5) Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.

(6) Menyusun dan penyajian data atau statistic sekolah.

(7) Mengkoordinasi dan melaksanakan keamanan, kebersihan, ketertiban,

kerindangan, keindahan, kekeluargaan.

Page 81: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(8) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan

secara berkala

d) Sie Perpustakaan

(1) Merencanakan pengadaan buku atau bahan pustaka atau media

elektronika.

(2) Mengurus layanan perpustakaan.

(3) Memelihara dan perbaikan buku-buku atau bahan pustaka atau media

elektronika.

(4) Menyimpan buku-buku perpustakaan atau media elektronika.

(5) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.

e) Sie Bimbingan dan Penyuluhan

(1) Menyusun program pelaksanaan bimbingan dan konseling.

(2) Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.

(3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi

dalam kegiatan belajar.

(4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa agar dalam

memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan

pekerjaan yang sesuai.

(5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.

(6) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling.

(7) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.

(8) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan

konseling.

(9) Mengikuti kegiatan musyawarah guru pembimbing.

(10) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

f) Wali Kelas

Wali kelas sekaligus sebagai pembantu pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan (BP) bertanggung jawab atas pengelolaan kelas baik teknik

administrasi maupun segi edukatif.

Page 82: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

(1) Pengelolaan kelas.

(2) Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi:

(a) Denah tempat duduk siswa.

(b) Papan absen siswa.

(c) Daftar pelajaran kelas.

(d) Daftar piket kelas.

(e) Buku absensi siswa.

(f) Buku kegiatan pembelajaran atau buku kelas.

(g) Tata tertib kelas.

(3) Penyusunan atau pembuatan statistik bulanan siswa.

(4) Pengisian daftar kumpulan nilai siswa.

(5) Pembuatan catatan khusus tentang siswa.

(6) Pencatatan mutasi siswa.

(7) Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar.

(8) Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar.

g) Guru Bidang Studi

(1) Membuat perangkat program kerja.

(2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(3) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar.

(4) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.

(5) Menyusun dan melaksakan program perbaikan dan pengayaan.

(6) Mengisi daftar nilai siswa.

(7) Melaksanakan kegiatan pengimbasan pengetahuan kepada guru lain

dalam kegiatan PBM.

(8) Membuat alat pelajaran atau alat peraga.

(9) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.

(10) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.

(11) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni.

(12) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.

(13) Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.

h) Guru Jaga/Piket

Page 83: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Bertanggung jawab atas terselengaranya tata tertib pelajaran sehari-hari

dengan melaksanakan langkah-langkah :

(1) Siaga di sekolah sebelum pelajaran dimulai sampai pelajaran berakhir

(2) Mengisi dan atau menertibkan jam kosong dengan catatan tidak

diperkenankan mengajukan jam pelajaran

(3) Menyelenggarakan presensi guru

(4) Membantu Kepala Sekolah dalam menghadapi problematika sekolah

antara lain perkelahian, ancaman, siswa bolos, dll

Daftar guru SMA N 1 Boyolali disajikan dalam Lampiran 6.

B. Diskripsi Hasil Penelitian

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Strategi peningkatan

wawasan kebangsaan melalui pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam

menanamkan sikap nasionalisme pada siswa SMA Negeri 1 Boyolali. Untuk

mempermudah pengkajian permasalahan maka penulis memilih data yang benar-

benar dapat dipakai dalam memecahkan permasalahan, sehingga data-data

tersebut dapat menjawab rumusan masalah yang ditentukan.

1. Proses Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam Meningkatkan

Wawasan Kebangsaan Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

a. Latar Belakang Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Perkembangan informasi dan era globalisasi yang mulai merebak di

kalangan remaja sekarang ini menjadi perhatian serius bagi generasi muda. Hal

ini disebabkan dukungan alat komunikasi yang semakin canggih dan

mudahnya akses transportasi yang semakin berkembang dirasakan membuat

jarak antara negara satu dengan negara-negara yang lain hampir tidak ada,

sehingga perubahan kebudayaan karena mudahnya akulturasi budaya sangat

sulit untuk dihindari.

Akulturasi budaya itu sendiri seperti dua mata pisau yang memiliki sisi

negatif dan sisi positif. Apabila akulturasi memiliki sisi positif, maka akan

memberikan keuntungan bagi bangsa dan negara. Tetapi sebaliknya apabila

Page 84: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

akulturasi budaya itu yang menonjol adalah sisi negatif maka akan merugikan

bangsa itu sendiri. Salah satu dampak dari akulurasi budaya yang menjadi

masalah adalah minatnya para masyarakat terhadap budaya musik populer

seperti jazz, rock, reggae, disco dan pop yang berakibat menurunnya minat

masyarakat terutama para remaja terhadap lagu-lagu perjuangan Indonesia.

Berikut ini hasil wawancara tentang latar belakang pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia dengan Bapak Jumadi selaku wakil kepala sekolah

urusan kesiswaan, yaitu sebagai berikut :

Pada dasarnya hal yang melatar belakangi pihak sekolah memutarkan

lagu-lagu perjuangan Indonesia, yang pertama tentunya untuk

menumbuhkembangkan karakter kebangsaan pada anak dan rasa cinta

tanah air, yang kedua itu karena dirasa mulai lunturnya penghafalan

lagu-lagu perjuangan pada anak, selanjutnya yang ketiga adalah

kurangnya minat siswa pada lagu-lagu perjuangan Indonesia, dan yang

terakhir kenyataan siswa lebih sering memutar lagu-lagu modern, pop,

rock, underground dan dangdut. (wawancara: Rabu, 16 Mei 2012)

Sementara itu bapak Panut selaku guru mata pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan mengatakan bahwa :

Adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1

Boyolali dikarenakan sekolah merasa prihatin untuk anak-anak jaman

sekarang nilai nasionalismenya menurun tidak seperti di tahun 1990-an.

Hal ini mungkin dikarenakan perkembangan Iptek yang terlalu

mempengaruhi pola hidup anak-anak jaman sekarang. Atas dasar itulah

sehingga sekolah dirasakan perlu membangkitkan rasa nasionalisme

melalui lagu-lagu perjuangan Indonesia. (wawancara: Senin, 21 Mei

2012)

Hal serupa disampaikan oleh bapak Setyo Budi yang juga merupakan

guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menyatakan

bahwa: “Siswa sekarang lebih minat pada lagu-lagu Pop, Rock, Underground

dan yang lainnya sehingga mereka tidak hafal dengan lagu-lagu perjuangan

karena tidak memilki minat” (wawancara: Senin, 21 Mei 2012). Menurut bapak

Setyo Budi “Dikarenakan sekarang para remaja kurang minat dengan lagu-lagu

perjuangan maka wajar apabila rasa semangat kebangsaan mereka luntur, maka

dari itulah sekolah memutarkan lagu-lagu agar timbul minat siswa tehadap

lagu-lagu perjuangan”. (wawancara: Senin, 21 Mei 2012)

Page 85: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang

melatarbelakangi adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA

Negeri 1 Boyolali adalah sekolah merasa perlu membangkitkan sikap

nasionalisme siswa, karena siswa sekarang kurang minat dengan lagu-lagu

perjuangan Indonesia.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dari para siswa, kebanyakan

menganggap bahwa pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dikarenakan

kurangnya minat siswa terhadap lagu-lagu perjuangan Indonesia.

Salah satunya adalah Ranu Wibisono siswa kelas X5 yang menyatakan

bahwa “Melihat anak muda sekarang kurang menyukai lagu-lagu perjuangan,

mereka lebih suka lagu-lagu yang cinta-cintaan yang intinya luapan

perasaan”(wawancara: 19 Mei 2012). Hal tersebut diperkuat dengan hasil

wawancara bersama bagas Kuncoro Aji siswa kelas X5 yang menyatakan

bahwa “Anak jaman sekarang itu kurang minat dengan lagu-lagu perjuangan.

Minatnya dengan musik jaman sekarang seperti Underground, girlband,

cerybell, smash , metal”. (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Pendapat lain yang serupa dengan hal tersebut adalah hasil wawancara

dengan Wakhid Nur Rohman siswa kelas XI IPA 1, Anzhila Rahma Arifana

siswa Kelas XI IPA 5 dan Bayu Eka Yudha Siswa kelas XII IPA 6.

Wakhid Nur Rohman menyatakan bahwa “Di jaman sekarang itu para

generasi muda lebih menyukai lagu-lagu rock, kadang budaya Indonesia atau

lagu Indonesia ditinggalkan, jadi pihak sekolah ingin para siswanya tahu

budaya Indonesia dan rasa nasionalismenya itu bangkit kembali” (wawancara:

Sabtu, 19 Mei 2012). Kemudian menurut Anzhila Rahma Arifana “Jaman

sekarang kan anak-anak kurang minat dengan lagu-lagu perjuangan Indonesia,

tetapi lebih minat terhadap Boyband, Girlband dan musik jaman sekarang

lainnya” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012). Hal tersebut dipertegas oleh Bayu

Eka Yudha yang menyatakan bahwa “Alasan sekolah memutarkan lagu-lagu

perjuangan Indonesia karena karena anak remaja jaman sekarang kurang minat

dan lupa dengan lagu-lagu perjuangan Indonesia”. (wawancara: Senin, 21 Mei

2012)

Page 86: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Dengan demikian, kurang minatnya anak muda terhadap lagu

perjuangan Indonesia sendiri disebabkan dua faktor yaitu: pertama, anak muda

sekarang lebih suka lagu yang bertema percintaaan yang intinya luapan

perasaan bukan bertema perjuangan dan yang kedua anak muda sekarang tidak

suka sesuatu yang monoton tetapi lebih menyukai hal yang baru seperti variasi

aliran musik seperti pop, jazz, rock dan lain sebagainya.

Berdasarkan berbagai pendapat siswa di atas dapat disimpulkan bahwa

yang melatarbelakangi adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di

karenakan siswa sekarang kurang minat dengan lagu-lagu perjuangan

Indonesia sehingga perlu dikenalkan dengan lagu-lagu perjuangan Indonesia.

b. Tujuan Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Selain hal yang melatarbelakangi adanya pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali, tentu saja ada tujuan yang

hendak dicapai atau diinginkan oleh pihak sekolah. Berdasarkan kegiatan

wawancara yang telah dilakukan dengan guru kebanyakan tujuan diadakannya

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah menumbuhkan sikap

nasionalisme pada siswa.

Dalam kaitannya dengan tujuan adanya pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali bapak Jumadi mengemukakan

bahwa “Tujuan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan di SMA Negeri 1

Boyolali ini adalah untuk menumbuhkembangkan rasa kebangsaan pada siswa,

agar siswa lebih semangat”. (wawancara: Rabu, 16 Mei 2012)

Kemudian bapak Panut menyatakan bahwa “Tujuan utamanya adalah

membangkitkan rasa nasionalisme siswa” (wawancara: Senin, 21 Mei 2012).

Sedangkan menurut bapak Ragil yang merupakan guru mata pelajaran Biologi

“Tujuannya adalah agar para siswa itu mengerti dan tahu isi dari lagu-lagu

perjuangan Indonesia agar kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-

hari” (wawancara: Senin, 21 Mei 2012).

Sementara itu bapak Setyo Budi menyatakan bahwa “Tujuannya secara

umum adalah menumbuhkan rasa semangat kebangsaan pada siswa yang mulai

luntur, sehingga dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan dapat

Page 87: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mengingatkan siswa pada perjuangan para pahlawan yang terdahulu”

(wawancara: 21 Mei 2012). Kemudian bapak Ragil menyatakan bahwa

“Tujuan lainnya adalah agar siswa itu teringat para pahlawan dan mencontoh

pahlawan yang terdahulu yang dengan semangat memperjuangkan bangsa

Indonesia”. (wawancara: 21 Mei 2012).

Berdasarkan pendapat guru di atas disimpulkan bahwa tujuan pihak

sekolah dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA

Negeri 1 Boyolali adalah Untuk lebih mengenalkan siswa kepada lagu-lagu

perjuangan Indonesia sehingga siswa tahu liriknya, kemudian memahami dan

menghayati lirik dari lagu-lagu Perjuangan tersebut agar tumbuh rasa

kebangsaan atau sikap nasionalisme.

Demikian pula dengan hasil kegiatan wawancara kepada siswa dalam

kaitannya dengan tujuan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di

SMA negeri 1 Boyolali kebanyakan menganggap tujuan utamanya agar para

siswa memiliki sikap nasionalisme yang kuat.

Bagas Kuncoro Aji menyatakan bahwa “Tujuannya yaitu untuk

menumbuhkan rasa kebangsaan dan supaya teman-teman lebih suka dengan

lagu-lagu perjuangan, bukan hanya menyukai lagu-lagu jaman sekarang yang

hanya mementingkan seni dan cenderung melupakan para pahlawannya”

(wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012). Demikian pula menurut Fita Nafisa yang

merupakan siswa kelas XI IPA 3 “Intinya bertujuan menumbuhkan rasa

nasionalisme dan mengenalkan ini lho lagu-lagu perjuangan Indonesia.

(wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012).

Demikian pula Nurul Fadhilah siswa kelas XI IPA 3 menyatakan bahwa

“Untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dan mengingat serta mencontoh

perjuangan para pahlawan yang telah berjuang” (wawancara: Sabtu, 19 Mei

2012). Sedangkan menurut Rizka Yusrina siswa kelas XI IPS 2 “untuk

menanamkan nilai nasionalisme pada siswanya. Selain itu sekolah ini kan

menyiapkan generasi masa depan, sehingga sekolah menyiapkan generasi yang

akan datang yang memiliki sikap nasionalisme”. (wawancara: Sabtu, 19 Mei

2012).

Page 88: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan pendapat siswa di atas kesimpulan yang diambil tidak jauh

berbeda dengan pendapat guru, bahwa tujuan dari pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali adalah untuk lebih

mengenalkan siswa kepada lagu-lagu perjuangan Indonesia agar siswa hafal

dan menyanyikannya sehingga dapat tertanam rasa kebangsaan pada siswa

yang merupakan generasi penerus.

c. Pelaksanaan Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia Di SMA

Negeri 1 Boyolali

Pemutaran lagu-lagu perjuangan di SMA Negeri 1 Boyolali

dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu pada jam ke-0

sampai dengan jam ke-1 yaitu jam 06:30 – 07:00 sebelum kegiatan belajar

mengajar dimulai. Sedangkan di hari Jum’at tidak ada pemutaran lagu-lagu

perjuangan karena diganti dengan pemutaran lagu-lagu yang bernuansa rohani.

Bapak Jumadi menyatakan bahwa “Pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia setiap hari dari jam 06:30 - 07:00 WIB sebelum pelajaran dimulai,

kecuali ada test, acara penting dan hari jum’at. Karena pada hari jum’at yang

diputar adalah lagu-lagu rohani” (wawancara: 16 Mei 2012). Demikian pula

menurut bapak Ragil “Pemutaran dilakukan sebelum kegitan belajar mengajar

dimulai, yaitu dari jam ke-0 sampai jam ke-1, biasanya mulai pukul 06:30

WIB”.(wawancara: 21 Mei 2012)

Demikian pula dengan hasil wawancara terhadap siswa berkaitan

dengan pelaksanaan pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia, menurut

Wakhid Nur Rohman “Setiap hari jam 06:30-07:00 (bel masuk), selain hari

Jum’at karena hari Jum’at itu identik suasana rohani” (wawancara: 19 Mei

2012). Sedangkan menurut Bayu Eka Yudha “Setiap hari jam 06:30-07:00

ketika siswa tiba di sekolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia oleh pihak sekolah yang

pelaksanaannya berpusat di ruang wakasek, dilaksanakan setiap hari dari jam

ke-0 sampai dengan jam ke-1 atau sekitar jam 06:30 - 07:00 WIB sebelum

Page 89: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

pelajaran di mulai, kecuali ada test, acara penting dan hari Jum’at. Karena

pada hari Jum’at yang diputar adalah lagu-lagu rohani dan dilakukan terus

menerus sehingga menjadi rutinitas dalam lingkungan SMANegeri 1 Boyolali.

Berdasarkan dokumen yang didapat, terdapat koleksi lagu-lagu

perjuangan Indonesia yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Boyolali berupa VCD,

kaset pita dan soft file. Dan dari sekian banyak koleksi lagu-lagu perjuangan

yang ada di SMA Negeri 1 Boyolali yang sering diputar antara lain: Indonesia

raya, syukur, satu nusa satu bangsa, bagimu negeri, garuda Pancasila, halo-halo

bandung, maju tak gentar, berkibarlah benderaku, dan berkibarlah benderaku.

2. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia terhadap

Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Sesuai dengan amanah Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, yaitu

pendidikan tidak hanya membentuk insan siswa yang cerdas, namun juga

berkepribadian dan berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa

yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur

bangsa serta agama. Untuk mewujudkan hal tersebut maka siswa sebagai

penerus bangsa harus berperilaku baik dan berdasarkan pada nilai-nilai

kebangsaan.

Generasi muda adalah harapan suatu bangsa. Suatu bangsa akan

menjadi lebih besar di mata dunia jika generasi muda sebagai generasi penerus

memiliki kecerdasan yang mumpuni yang mampu memberikan kreasi dan

inovasi yang dapat memajukan bangsanya. Akan tetapi akan menjadi percuma

jika kecerdasan generasi penerus itu tidak diimbangi dengan sikap

nasionalisme yang kuat terhadap bangsanya, bukannya berinisiatif untuk

memajukan bangsanya akan tetapi yang terjadi adalah generasi penerus

tersebut meyerang dan memberontak terhadap negaranya, baik dengan teror

maupun menjadi tenaga ahli bagi negara lain.

Nasionalisme merupakan suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan

seseorang terhadap negara dan bangsanya sehingga menimbulkan suatu

kesetiaan secara total yang diwujudkan dengan suatu pengabdian yang berguna

Page 90: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bagi negara dan bangsanya. Sehingga apabila siswa telah memiliki sikap

nasionalisme sejak awal maka siswa akan beranggapan bahwa belajar bukanlah

kepentingan individu saja, akan tetapi dapat dikatakan sebagai suatu

pengabdian terhadap bangsanya. Hal tersebut dikarenakan siswa sebagai

generasi penerus adalah cerminan masa depan bangsa Indonesia, apabila rajin

belajar maka bangsa Indonesia ke depannya diisi oleh sumber daya manusia

yang cerdas dan maju. Sehingga bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan

menjadi negara maju.

Setiap sekolah pastinya ingin memiliki dan menghasilkan siswa yang

cerdas, berkepribadian baik dan memiliki rasa kebangsaan yang kuat. Begitu

juga dengan SMA Negeri 1 Boyolali yang merupakan rintisan sekolah bertaraf

internasional. Meskipun bertaraf internasional, bukan berarti segala sesuatu

yang diberikan kepada siswanya harus serba internasional tetapi juga harus

memperhatikan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Sehingga dengan begitu

sekolah dapat menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi internasional dan

berkepribadian yang mengusung nilai luhur bangsa Indonesia dan yang

terpenting adalah mempunyai sikap nasionalisme yang kuat.

Melihat kondisi siswa yang semakin menipis sikap nasionalismenya.

pihak sekolah merasa prihatin dan berkeinginan untuk membangkitkan kembali

semangat kebangsaan siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar di SMA Negeri 1 Boyolali. Adapun strategi yang digunakan

oleh pihak sekolah dalam membangkitkan nasionalisme para siswanya adalah

dengan memutarkan lagu-lagu perjuangan Indonesia setiap hari sebelum jam

pelajaran dimulai.

a. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Dalam upaya membangkitkan nasionalisme pada diri siswa, sekolah

memutarkan lagu-lagu perjuangan Indonesia setiap pagi sebelum jam

kegiatan belajar mengajar dimulai. Hal ini diharapkan mampu memberikan

suatu motivasi kepada siswa agar terpengaruh dan memiliki semangat

kebangsaan yang kuat dalam diri mereka.

Page 91: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berikut ini merupakan hasil wawancara tentang pengaruh pemutaran

lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA

Negeri 1 Boyolali dengan bapak Jumadi yang menyatakan bahwa :

Adapun pengaruh pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap

Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali pengaruhnya ke diri

siswa tentunya siswa akan terbiasa mendengar lagu-lagu perjuangan

Indonesia dan secara tidak langsung memahami dan menghafal lagu-

lagu tersebut, kemudian memahami maknanya sehingga rasa

nasionalisme dapat tertanam lewat itu. Kami yakin karena orang bisa

berubah sikap ketika telah memahami sesuatu, menghargai diawali

dengan mendengarnya kemudian dihafalkan, dinyanyikan, menghayati

dan selanjutnya dilakukan atau diwujudkan dengan perbuatan.

(wawancara: Rabu, 16 Mei 2012)

Sementara itu bapak Panut menyatakan bahwa:

Dengan siswa terbiasa mendengar dan tahu liriknya, kemudian

memahami isinya maka perilaku siswa dapat berubah menjadi lebih

baik, nasionalis dan berbakti pada negeri. Misalnya: Cinta sesama, hal

ini terlihat ketika siswa dan siswi SMA Negeri 1 Boyolali membuat

posko bencana sendiri tanpa perintah dari pihak guru ketika ada

bencana erupsi merapi kemarin. (wawancara: Senin, 21 Mei 2012)

Berkaitan dengan keyakinan bahwa pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia berpengaruh terhadap nasionalisme siswa. Bapak Panut

menyatakan bahwa “Saya yakin, dengan siswa terbiasa mendengar, kemudian

tahu dan hafal liriknya pasti siswa akan memahami dan menghayati lirik

tersebut. Sehingga bukan tidak mungkin siswa akan lebih bersikap

nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari” (wawancara: Senin, 21 Mei

2012). Demikian pula menurut bapak Setyo Budi “Saya yakin dengan siswa

terbiasa mendengarkan, siswa akan tahu dan hafal liriknya kemudian

menyanyikan, memahami dan menghayati pesan yang terkandung di

dalamnya sehingga siswa bisa tahu mana yang harus diperbuat bagi

negaranya”. (wawancara: Senin, 21 Mei 2012)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah memiliki

keyakinan bahwa pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat

mempengaruhi sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali karena

apabila siswa terbiasa mendengarkan lagu-lagu perjuangan Indonesia maka

Page 92: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

siswa akan tahu dan hafal liriknya. Setelah siswa tahu dan hafal kemudian

siswa akan menyanyikannya dan secara tidak langsung siswa akan dapat

memahami dan menghayati pesan yang disampaikan lagu-lagu perjuangan

tersebut sehingga siswa akan mengerti apa yang harus dilakukan bagi bangsa

dan negarannya.

Sementara itu, hasil wawancara tentang pengaruh pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1

Boyolali dengan siswa kebanyakan siswa menjawab lebih terbiasa mendengar

dan tahu liriknya. Selain itu siswa juga termotivasi untuk lebih bersikap

nasionalis.

Bagas Kuncoro Aji menyatakan bahwa “Adapun pengaruhnya yang

pertama, saya lebih ada greget (semangat) belajar pas lagi KBM, terus saya

juga merasa bangga dengan Indonesia, selain itu saya juga terbiasa

mendengarkan lagu-lagu tersebut dan terkadang ikut menyanyi ketika

mendengarnya secara tidak sadar” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012).

Demikian pula menurut Nurul Fadhilah “Kita menjadi lebih semangat

belajar, karena kita teringat perjuangan para pahlawan kita, selain itu kita juga

terbiasa mendengarkan lagu-lagu perjuangan yang jarang didengar oleh anak

jaman sekarang. Apalagi anak sekarang lebih suka dangdutan, boyband,

girlband”. (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat menjadi salah satu hal yang

dapat dijadikan alat oleh para masyarakat Indonesia agar merasa bangga

sebagai bangsa Indonesia di tengah banyaknya kasus korupsi dan bobroknya

birokrasi di negara ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa mengenai pengaruh

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia, Anzhila Arifana menyatakan

bahwa:

Pertama saya lebih terbiasa mendengar lagu-lagu Perjuangan

Indonesia sehingga saya juga menjadi ikut menyanyikan lagu-lagu

perjuangan Indonesia. Selain itu sebenarnya saya bangga terhadap

bangsa Indonesia jika mendengar lirik lagu-lagu perjuangan

Indonesia tetapi jika melihat sekarang yang banyak korupsi, saya

kecewa. (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Page 93: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Demikian pula dengan Fita Nafisa yang menyatakan bahwa :

Pertama saya lebih terbiasa mendengarkan lagu-lagu perjuangan

Indonesia dan sedikit banyak memberikan saya motivasi untuk cinta

terhadap negeri sendiri. Apabila melihat dari lagu-lagu perjuangan,

saya bangga dengan Indonesia, tetapi kalau melihat Indonesia yang

sekarang agak kecewa. Karena dengan lagu-lagu perjuangan kita

dapat mengingat jasa para pahlawan yang terdahulu. (wawancara:

Sabtu, 19 Mei 2012)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh awal dari adanya

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali adalah

siswa lebih terbiasa mendengarkan lagu-lagu Perjuangan Indonesia dan

merasa lebih bangga dengan bangsa Indonesia. Akan tetapi hal tersebut, ada

yang mendasari atau yang membuat yakin siswa dengan adanya pemutaran

lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat menumbuhkan sikap nasionalisme pada

diri mereka.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa ada beberapa hal yang

membuat siswa yakin bahwa dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia dapat mempengaruhi sikap nasionalisme pada diri mereka. Bagas

Adi Kuncoro menyatakan bahwa “Saya pribadi yakin, karena saya terbiasa

mendengar dan tahu maknanya. Misalnya Garuda Pancasila yang membuat

saya tahu kalau Pancasila adalah pribadi bangsa” (wawancara: Sabtu, 19 Mei

2012). Demikian pula menurut Ranu Wibisono “Saya yakin, jadi terbiasa

dengarkan lagu dan dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan saya

lebih tahu maknanya dan ingat perjuangan para pahlawan yang dahulu

berjuang”. (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Sementara itu Wakhid Nur Rohman menyatakan bahwa:

Saya yakin, kita lihat saja dari liriknya terus kita resapi maknanya kan

sudah terlihat jelas. Kelihatan kalau kita tahu maknanya, kita akan lebih

bersyukur sama Allah SWT tentang bagaimana perjuangan para

pahlawan kita. Sehingga dapat berpikir bagaimana cara melanjutkan,

melestarikan dan memajukan bangsa Indonesia. (wawancara: Sabtu, 19

Mei 2012)

Demikian pula dengan Rizka Yusrina yang menyatakan bahwa “Kalau

diri saya yakin, karena dari lagu Perjuangan Indonesia itu lebih mendorong

Page 94: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kita untuk mengingat bahwa negara kita ini harus dimajukan” (wawancara:

Sabtu, 19 Mei 2012). Sementara itu menurut Anzhila Rahma Arifana “Saya

yakin, karena dari lagu perjuangan Indonesia saya bisa merasa bangga

menjadi bangsa Indonesia dengan mengingat jasa para pahlawan”.

(wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yakin bahwa dengan

adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat mempengaruhi sikap

nasionalisme pada diri mereka dikarenakan : 1) Siswa lebih terbiasa

mendengar kemudian tahu liriknya; 2) Siswa menjadi hafal kemudian

menyanyikannya sehingga mereka dapat memahami dan menghayati lirik

lagu perjuangan Indonesia; 3) Dengan adanya pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia siswa menjadi teringat perjuangan para pahlawan yang

terdahulu sehingga termotivasi untuk memajukan bangsa dan negara ini; 4)

Siswa menjadi lebih bangga terhadap bangsa Indonesia karena teringat

perjuangan para pahlawan yang terdahulu.

b. Wujud Sikap Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input,

proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan

aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan

output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan

proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi serta memiliki

kepribadian atau watak yang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, SMA Negeri 1 Boyolali

merupakan lembaga pendidikan yang memiliki input bagus sejak awal. Hal

ini dikarenakan SMA Negeri 1 Boyolali adalah sekolah menengah negeri

favorit yang menerapkan ujian masuk yang sangat ketat. Sehingga semua

siswa yang terpilih menjadi peserta didik di SMA Negeri 1 Boyolali

merupakan siswa yang memiliki kemampuan lebih dikarenakan merupakan

siswa-siswa hasil dari seleksi yang begitu ketat dan selektif.

Page 95: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Dengan bermodalkan input yang dari awal sudah berkompeten,

setidaknya SMA Negeri 1 Boyolali telah memiliki modal awal yang dapat

dijadikan dasar untuk menjadikan siswa yang sudah berkompeten tersebut

menjadi lebih berkompeten dan berkemampuan yang mumpuni di bidang

akademik maupun non akademik. Untuk itu diperlukan suatu proses

pengajaran yang berkualitas dan sesuai dengan tahapan perkembangan

peserta didik.

Dalam proses pengajaran, SMA Negeri 1 Boyolali tidak sepenuhnya

hanya bertujuan prestasi akademik tetapi juga non akademik. Hal ini dapat

dilihat dari banyaknya variasi ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1

Boyolali, sehingga siswa memiliki kebebasan memilih sesuai dengan minat

dan bakat yang mereka miliki. Ekstrakurikuler tersebut antara lain: Pasukan

Pengibar Bendera (PASKIBRA), Pramuka, Perintis Rasa Sayang Pada Alam

(PERSADA), IT, sepakbola, basket dan tapak suci. (foto ekstrakurikuler

dapat dilihat di lampiran 7)

SMA Negeri 1 Boyolali dalam proses pengajarannya juga berupaya

menanamkan karakter semangat kebangsaan dalam diri siswanya lewat

upacara bendera tiap hari senin, tiap tanggal 17 dan tiap peringatan hari-hari

besar nasional. Selain itu penanaman sikap nasionalisme juga dilakukan

dengan pemutaran lagu-lagu perjuangan setiap hari ketika siswa tiba di

sekolah sampai dengan jam pelajaran dimulai.

Proses penanaman karakter semangat kebangsaan di SMA Negeri 1

Boyolali tersebut telah berjalan secara sistematis dan terus menerus. Sehingga

yang perlu dilakukan adalah melihat output dari proses penanaman karakter

semangat kebangsaan tersebut. Wujud dari output tentu saja adalah sikap

nasionalisme yang telah diperlihatkan oleh para siswanya.

Adapun wujud sikap nasionalisme siswa SMA Negeri 1 Boyolali

antara lain :

1) Mengikuti upacara bendera tiap hari Senin, tiap tanggal 17 per bulannya dan

tiap memperingati hari besar nasional

Page 96: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Berkaitan dengan wujud sikap nasionalisme siswa bapak Jumadi

menyatakan bahwa:

Wujudnya secara sederhana adalah mengikuti upacara bendera, lebih

menghargai pemutaran lagu-lagu perjuangan, hal ini terbukti ketika

murid datang kesekolah dan langsung memutar lagu pop, dangdut, rock

atau lagu favorit lainnya maka mereka akan berhenti memutar lagu

tersebut ketika pihak sekolah memutar lagu-lagu perjuangan.

(wawancara: Rabu, 16 Mei 2012)

Sementara itu bapak Ragil menyatakan bahwa:

Wujudnya adalah tak jarang siswa itu ikut bernyanyi ketika ada

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di pagi hari itu, 95%-98%

siswa sini itu mengikuti upacara bendera, adapun yang 2% atau 5%

tidak mengikuti upacara karena sakit atau ada halangan yang benar-

benar tidak bisa mengikuti upacara”. (wawancara: Senin, 21 Mei 2012)

Berdasarkan wawancara hasil dengan guru dapat disimpulkan bahwa

wujud sikap nasionalisme siswa secara sederhana adalah dengan mengikuti

upacara bendera.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa juga didapatkan hasil

bahwa wujud sederhana sikap nasionalisme yang mereka adalah mengikuti

upacara bendera. Salah satunya adalah Wakhid Nur Rohman yang

menyatakan Bahwa : “Wujud nasionalisme yang saya lakukan adalah Saya

tiap hari senin juga upacara bendera dan insyaallah khidmat” (wawancara:

Sabtu, 19 Mei 2012). Sedangkan menurut Bagas Kuncoro Aji “Saya sering

mengikuti upacara bendera, saya juga bangga dan menggunakan bahasa

Indonesia dalam berkomunikasi” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012).

Demikian pula Nurul Fadhilah yang menyatakan bahwa “Mengikuti upacara

bendera hari senin dan tiap tanggal 17, Mengikuti pelajaran PPKN untuk

megetahui bagaimana menjadi warga negara yang baik” (wawancara: Sabtu,

19 Mei 2012).

Sementara itu hal serupa juga diungkapkan oleh Setyo Triyanto siswa

kelas XI IPA 5 yang menyatakan bahwa “Wujudnya adalah saya

menggunakan bahasa Indonesia ketika ada orang baru dikenal dan mengikuti

upacara bendera”. (wawancara: Rabu, 21 Mei 2012)

Hal tersebut diatas juga didukung hasil pengamatan atau observasi yang

telah dilakukan bahwa para siswa dan guru melaksanakan kegiatan upacara

Page 97: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

bendera setiap hari senin, tiap tanggal 17 dan apabila memperingati hari besar

nasional secara rutin dan tertib. (Lembar observasi dapat dilihat pada

lampiran 8)

2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

Dalam berkomunikasi, para siswa SMA Negeri 1 Boyolali lebih

dominan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam kaitannya wujud sikap

nasionalisme siswa yang menggunaikan bahasa Indonesia yang baik, Bapak

Ragil menyatakan bahwa “Siswa juga menggunakan bahasa Indonesia yang

baik ketika melakukan komunikasi dengan guru” (wawancara: Senin, 21 Mei

2012). Sedangkan menurut bapak Setyo Budi “yang sederhana yang saya

lihat ya mengikuti upacara bendera, bangga menjadi bangsa Indonesia dan

juga menggunakan bahasa Indonesia yang baik” (wawancara: Senin, 21 Mei

2012).

Berkaitan dengan hal tersebut, dari pihak siswa yaitu Bagas Kuncoro

Aji menyatakan bahwa “Saya sering menggunakan bahasa Indonesia dalam

berkomunikasi” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012). Sementara itu hal serupa

juga diungkapkan oleh Setyo Triyanto siswa kelas XI IPA 5 yang

menyatakan bahwa “Wujudnya adalah saya menggunakan bahasa Indonesia

ketika ada orang baru dikenal”. (wawancara: Rabu, 21 Mei 2012)

Berdasarkan hasil pengamatan dalam hal berkomunikasi, para siswa

SMA Negeri 1 Boyolali lebih dominan menggunakan bahasa Indonesia

denagn abik, terlebih lagi apabila berkomunikasi dengan guru dan orang yang

lebih tua. Akan tetapi apabila berkomunikasi dengan teman sejawat, ada

sebagian siswa yang menggunakan bahasa Indonesia dan juga ada yang

menggunakan bahasa Indonesia, tergantung dengan lawan bicaranya apakah

bisa menggunakan bahasa jawa atau masih baru dikenal.

3) Belajar dengan sungguh-sungguh

Siswa SMA Negeri 1 Boyolali lebih merasa termotivasi untuk belajar

sungguh-sungguh karena lagu-lagu perjuangan Indonesia mengingatkan pada

perjuangan pahlawan terdahulu. Ranu Wibisono mengemukakan bahwa :

“Belajar dengan sungguh-sungguh, ini termasuk nasionalisme karena jika

tidak belajar dengan sungguh maka kita akan bodoh. Nah, kalau kita bodoh

Page 98: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

maka kita akan mudah dijajah oleh bangsa lain”. (wawancara: Sabtu, 19 Mei

2012)

Sementara itu, Wakhid Nur Rohman yang menyatakan Bahwa :

“Kadang, saya kalau ada ulangan dan sempet dengar lagu-lagu perjuangan,

saya merasa lebih semangat belajar. Selain itu saya juga lebih bersyukur,

dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan saya dapat ingat kembali

perjuangan para pahlawan kita terdahulu dan saya juga merasa bangga

sebagai bangsa Indonesia.daripada berjuang dengan pedang akan lebih baik

berjuang dengan otak (kecerdasan).” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012)

Berkaitan itu, menurut Nurul Fadhilah “Dengan adanya pemutaran

lagu-lagu perjuangan, saya menjadi lebih semangat belajar, karena kita

teringat perjuangan para pahlawan kita” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012).

4) Berargumentasi atau berpendapat dengan kondisi bangsa Indonesia, baik dari

segi ekonomi, birokrasi, politik dan bidang lainnya

Dalam kegiatan belajar mengajar terutama pelajaran Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), siswa mampu beragumentasi

tentang kondisi bangsa yang dialami bangsa Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut bapak Setyo Budi menyatakan bahwa

“Ketika Pelajaran saya yaitu PPKn siswa mampu berargumen tentang kondisi

dari bangsa ini, baik dari segi ekonomi, birokrasi dan masalah yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia ini” (Wawancara: Senin, 21 Mei 2012).

Selain itu, kepedulian siswa terhadap kondisi perkembangan bangsa

Indonesia juga terlihat ketika peneliti melaksanakan Progam Pengalaman

Lapangan (PPL) tak jarang siswa mengajukan pertanyaan berkaitan dengan

kondisi bangsa Indonesia saat itu, meskipun hal tersebut tidak termasuk

dalam materi yang sedang diajarkan.

5) Aktif dalam organisasi

Organisasi yang dimaksud dalam hal ini yaitu organisasi intern SMA

Negeri 1 Boyolali seperti OSIS, MPK, IT, Paskibra dan organisasi intern

lainnya. Mengikuti dan aktif dalam organisasi juga merupakan salah satu

wujud sikap nasionalisme, Riska Yusrina yang menyatakan bahwa “Selain

upacara bendera dan berbahasa Indonesia yang baik saya juga ikut Organisasi

Page 99: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK)” (wawancara: Sabtu, 19 Mei 2012).

MPK merupakan suatu organisasi intern SMA Negeri 1 Boyolali yang

bertugas menampung aspirasi siswa di bawah pengawasan Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) dan memiliki tugas untuk berusaha untuk

merealisasikan aspirasi-apirasi tersebut. Sedangkan menurut Bayu Eka Yudha

“Selain saya mengikuti upacara bendera, menggunakan bahasa Indonesia

lebih sering, saya juga menjadi anggota ektrakurikuler Pasukan Pengibar

Bendera (PASKIBRA) dan menjadi petugas upacara bendera”. (wawancara:

Sabtu, 19 Mei 2012)

6) Menjadi anggota paskibra dan menjadi petugas upacara bendera

Siswa SMA Negeri 1 Boyolali merasa bangga menjadi anggota paskibra

dan merasa senang apabila diamanahi sebagai petugas upacara. Hal tersebut

terlihat hasil dari pengamatan observasi bahwa adanya kegiatan

ekstrakurikuler PAKIBRA dan eksistensinya dalam mengikuti berbagai

lomba pengibaran bendera masih berjalan.

7) Bangga akan keanekaragaman bangsa Indonesia

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti juga menemukan fenomena

yang mengindikasikan bahwa siswa SMA Negeri 1 Boyolali sudah memiliki

sikap nasionalisme atau semangat kebangsaan yaitu ketika melaksanakan

Progam Pengalaman Lapangan (PPL) bersamaan dengan perayaan HUT

SMA Negeri 1 Boyolali yang ke-53 pada tanggal 22 September 2012. Dalam

kegiatan tersebut setiap kelas diwajibkan menampilkan kreasi pada pensi

yang diadakan. Dalam pentas seni tersebut ternyata beberapa kelas

menampilkan keanekaragaman tarian tradisional dari bangsa Indonesia yang

diiringi dengan regu paduan suara yang juga menyanyikan lagu-lagu daerah

yang sangat harmonis mengiringi gerakan para penari yang sedang tampil.

Perayaan HUT SMA Negeri 1 Boyolali tanggal 22 September 2012

yang siswanya menampilkan tarian tradisional atau tarian daerah merupakan

salah satu wujud sikap nasionalisme siswa yang bangga dengan

keanekaragaman adat, seni dan budaya bangsa Indonesia. Sehingga mereka

Page 100: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menampilkannya dalam pentas seni agar siswa lain lebih mengenal dan

bangga terhadap keanekaragaman tarian bangsa Indonesia.

8) Menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lagu-lagu perjuangan

Indonesia dan lagu-lagu daerah.

Selain tarian daerah, dalam Perayaan HUT SMA Negeri 1 Boyolali

terdapat penampilan yang menunjukan bahwa siswa SMA Negeri 1 Boyolali

memilki sikap nasionalisme yaitu saat penampilan dari regu paduan suara.

Regu paduan suara membuka perayaan HUT SMA Negeri 1 Boyolali dengan

lagu Indonesia Raya, yang kemudian dilanjutkan dengan lagu-lagu

perjuangan Indonesia seperti Garuda Pancasila, Hymne Guru, Syukur,

Bagimu Negeri dan lagu perjuangan lainnya yang dapat mempengaruhi

penonton untuk ikut bernyanyi. Setelah lagu-lagu Perjuangan Indonesia

selesai dinyanyikan, regu paduan suara kemudian menyanyikan lagu-lagu

daerah yang mengiringi para penari tarian daerah yang tengah tampil.

Sehingga sangat wajar apabila rasa bangga akan keanekaragaman bangsa

Indonesia dapat terasa melalui penampilan tersebut.

Penampilan regu paduan suara tersebut dapat menjadi suatu bukti bahwa

siswa SMA Negeri 1 Boyolali telah memiliki sikap nasionalisme. Meskipun

acara tersebut berupa perayaan yang juga diisi dengan band-band musik

modern, akan tetapi mereka tidak melupakan persembahan terhadap bangsa

Indonesia yaitu dengan menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya,

lagu-lagu perjuangan Indonesia dan lagu-lagu daerah.

C. Temuan Studi

Dalam subbab ini peneliti menganalisis informasi yang berhasil

dikumpulkan di lapangan sesuai dengan perumusan masalah dan selanjutnya

dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini ditemukan beberapa temuan studi,

sebagai berikut:

Page 101: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

1. Proses Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dalam Meningkatkan

Wawasan Kebangsaan Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia merupakan suatu strategi dalam

meningkatkan wawasan kebangsaan siswa SMA Negeri 1 Boyolali. Pemutaran

lagu-lagu perjuangan Indonesia tersebut merupakan salah satu cara pengajaran

agar dapat meningkatkan wawasan kebangsaan siswa yaitu mencakupi persatuan

Indonesia, kesadaran nasional dan jati diri bangsa Indonesia.

Hal tersebut relevan dengan teori strategi yang disampaikan oleh J.R. David.

Ia mengatakan bahwa “Strategi adalah rencana, metode dan perangkat kegiatan

yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu” (W. Gulo, 2002:

3). Dengan demikian, strategi pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia pada

dasarnya merupakan cara yang dilaksanakan SMA Negeri 1 Boyolali dalam

mencapai suatu tujuan, yaitu agar meningkatkan wawasan kebangsaan siswa

sehingga dapat tertanam sikap nasionalisme dalam diri mereka.

Hasil penelitian yang ditemukan ialah kondisi kesadaran siswa agar

memiliki wawasan kebangsaan telah mulai muncul atau meningkat, hal ini

didasarkan pada indikator adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia

dapat membuat siswa lebih semangat belajar karena teringat perjuangan para

pahlawan yang terdahulu. Hal ini membuktikan bahwa pesan yang terkandung

dalam lagu-lagu perjuangan bangsa Indonesia yang diputar di pagi hari dapat

terinternalisasi ke dalam diri siswa. Sehingga siswa lebih merasa perlu menjaga

persatuan Indonesia dan memiliki kesadaran nasional yang tinggi sehingga jati

diri bangsa Indonesia dapat terjaga.

Hal tersebut relevan dengan teori wawasan kebangsaan Menurut Soemarno

Soedarsono (2008: 21) “Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang kita

terhadap diri sendiri sebagai bangsa yang harus mencerminkan rasa dan

semangat kebangsaan (karakter bangsa) dan mampu mempertahankan jati

dirinya sebagai bangsa, yaitu Pancasila”.

Jadi sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tugas mendidik dan

membentuk karakter peserta didik, SMA Negeri 1 Boyolali memutarkan lagu-

lagu perjuangan Indonesia kepada siswanya agar tidak melupakan jati dirinya

Page 102: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan, memiliki semangat

kebangsaan dan berkepribadian Pancasila.

2. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia terhadap Sikap

Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Sikap merupakan salah satu perasaan dan keyakinan yang melekat pada diri

sesorang yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang terhadap suatu objek

yang dilakukan dengan cara tertentu yang disertai dengan pengamatan, emosi,

motivasi dan karakterisasi. SMA Negeri 1 Boyolali menanamkan sikap

nasionalisme terhadap siswanya melalui pemutaran lagu-lagu perjuangan agar

siswanya tahu dan hafal lirik dari lagu tersebut, yang kemudian dihayati dan

diyakini nilai-nilai semangat kebangsaan yang terkandung didalamnya sehingga

secara sadar siswa akan mengimplementasikan keyakinan tersebut dalam wujud

tingkah laku yang berdasarkan nilai-nilai semangat kebangsaan.

Hal tersebut sesuai dengan teori sikap yang dikemukakan oleh Secord dan

Backman. Mereka menyatakan bahwa “Sikap adalah keteraturan tertentu dalam

hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi)

seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya” (Saifudin Azwar,

1995: 5). Berdasarkan teori ini maka apabila dikaitkan dengan hasil penelitian di

atas maka dapat jelaskan bahwa pengetahuan dan penghafalan siswa terhadap

lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah pengetahuan atau pemikiran (kognisi),

kemudian lagu dan lirik tersebut dihayati dan diyakini merupakan perasaan

(afektif) sedangkan wujud keyakinan yang berupa tingkah laku yang

berdasarkan nilai-nilai semangat kebangsaan merupakan predisposisi tindakan

(konasi).

Dalam kaitannya implementasi dari sikap nasionalisme siswa, hasil

penelitian menunjukan setidaknya terdapat delapan wujud sikap nasionalisme

siswa yaitu:

1) Mengikuti upacara bendera tiap hari senin, tiap tanggal 17 per bulannya dan

tiap memperingati hari besar nasional

2) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

Page 103: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3) Belajar dengan sungguh-sungguh

4) Berargumentasi atau berpendapat dengan kondisi bangsa Indonesia, baik

dari segi ekonomi, birokrasi, politik dan bidang lainnya

5) Aktif dalam organisasi

6) Menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) dan menjadi

petugas upacara bendera

7) Bangga akan keanekaragaman bangsa Indonesia

8) Menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lagu-lagu perjuangan

Indonesia dan lagu-lagu daerah.

Hal tersebut relevan dengan indikator semangat kebangsaan atau

nasionalisme yang disampaikan oleh Said Hamid Hasan dkk. Mereka

menyatakan bahwa “Terdapat sembilan Indikator di jenjang sekolah dalam

Keterkaitan nilai semangat kebangsaan atau nasionalisme”. (Said Hamid Hasan

dkk, 2010: 34-40)

Indikator-indikator tersebut antara lain:

10) Menghadiri upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan

11) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika berbicara dengan teman

sekelas yang berbeda suku

12) Menghafalkan dan suka menyanyikan lagu Indonesia raya, lagu-lagu wajib

dan lagu-lagu perjuangan

13) Merasa bangga terhadap keragaman bahasa di Indonesia

14) Berpartisipasi dalam peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan

15) Mencintai keragaman upacara adat di nusantara

16) Berargumentasi dan bersikap apabila bangsa Indonesia memperoleh

ancaman dari bangsa lain

17) Memberikan penjelasan terhadap sikap dan tindakan yang akan dilakukan

terhadap perekonomian negara Indonesia

18) Berargumentasi dan bersikap apabila terjadi pertentangan antara bangsa

Indonesia dengan bangsa lain.

Dikarenakan jalan yang ditempuh oleh pihak sekolah dalam menanamkan

sikap nasionalisme melalui pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia agar

Page 104: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

siswanya hafal dan menyanyikannya, maka hal tersebut hampir serupa dengan

yang dikatakan oleh M. Huaturuk (1984: XVII-XIX) yang menyatakan bahwa

“Salah satu jalan yang ditempuh dalam membentuk nasionalisme adalah dengan

menghafalkan dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan peningkatan

wawasan kebangsaan kepada siswa dalam rangka membentuk karakter semangat

kebangsaan (civic disposition), selain faktor materi pada mata pelajaran tertentu,

tetapi juga faktor adanya rangkaian kegiatan yang dilakukan sekolah yang salah

satunya adalah pemutaran lagu-lagu Perjuangan Indonesia yang juga sangat

berpengaruh.

3. Hubungan Proses Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia dengan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Berdasarkan hasil penelitian, proses pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia di SMA Negeri 1 Boyolali mampu memotivasi siswa untuk lebih

semangat belajar dan memiliki semangat kebangsaan yang kuat.

Pengertian semangat kebangsaan atau nasionalisme, merupakan

perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan

semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman

terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Dari semangat

kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela

berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan

sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela

berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau

demi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesia untuk merdeka.

Bagi bangsa yang ingin maju dalam mencapai tujuannya, selain memiliki

semangat rela berkorban, juga harus didukung dengan jiwa patriotik yang

tinggi. Jiwa patriotik akan melekat pada diri seseorang, manakala orang

tersebut tahu untuk apa mereka berkorban.

Page 105: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Paham kebangsaan merupakan pemahaman rakyat terhadap bangsa dan

negara Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17

Agustus 1945. Uraian tentang paham kebangsaan Indonesia sebagai berikut:

Pertama, Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa pada 17 Agustus 1945,

Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia lahirlah

sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia, yang terdiri atas bermacam-macam

suku, budaya, etnis, dan agama.

Kedua, bagaimana mewujudkan masa depan bangsa, Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa perjuangan bangsa

Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia menuju suatu negara yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Uraian tersebut adalah tujuan

akhir bangsa Indonesia yaitu mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan

makmur.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa semangat kebangsaan

atau nasionalisme merupakan salah satu karakter positif yang harus dimiliki

oleh rakyat Indonesia, sehingga perlu ditanamkan dan dibentuk dengan cara-

cara tertentu yang salah satunya adalah melalui pemutaran lagu-lagu

perjuanagan Indonesia.

Hal tersebut relevan dengan tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan

yaitu membentuk karakter positif (civics dispositions) yang berguna bagi

bangsa dan negara. Semangat kebangsaan atau nasionalisme merupakan

karakter positif yang berguna bagi bangsa dan negara, sehingga penanamannya

menjadi tujuan yang harus dicapai oleh Pendidikan Kewarganegaraan baik

terintegrasi ke dalam mata pelajaran atau di luar mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

Kemudian Branson menyatakan bahwa :

Civic disposition mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat

yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi

konstitusional, deskripsi dari karakter publik maupun privat salah

satunya adalah berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan

secara efektif dan bijaksana. (Riarien, 2011, http://

riarien.files.wordpress.com/2011/07/civics-education.doc)

Page 106: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Berkaitan dengan karakter berpartisipasi dalam urusan-urusan

kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana. Cholisin (2012: 9-10)

menyatakan bahwa :

Terdapat 13 ciri-ciri sikap yang termasuk dalam karakter berpartisipasi

dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana

yaitu keberadaban (civility), menghormati hak – hak orang lain,

menghormati hukum, jujur, berpikiran terbuka, berpikir kritis, bersedia

melakukan negoisasi dan berkompromi, ulet / tidak mudah putus asa,

berpikiran kewarganegaraan, keharuan/memiliki perasaan kasihan,

patriotisme dan rasa kebangsaan (nasionalisme), keteguhan hati serta

toleran terhadap ketidak pastian.

Dalam kaitannya tujuan pendidikan kewarganegaraan yang dikhususkan

di Indonesia sendiri, semangat kebangsaan merupakan salah satu nilai positif

yang harus ditanamkan pada diri peserta didik, hal ini didasarkan pada Hal

tersebut dipertegas Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang tercantum dalam BAB II

kerangka dasar dan struktur kurikulum yang berbunyi:

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik

akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai

manusia. Kesadaran dan wawasan yang dimaksud adalah termasuk

wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan

terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian

lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,

ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku

anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan penjelasan di atas tujuan umum Pendidikan

Kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik yang salah satu

karakternya adalah semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan dapat ditumbuh

kembangkan dalam pendidikan formal (sekolah) yang salah satunya dapat

ditumbuh kembangkan melalui pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia.

Dengan demikian, proses pemutaran lagu-lagu perjuangan secara tidak

langsung mampu meningkatkan wawasan kebangsaan siswa sehingga dapat

membentuk karakter semangat kebangsaan yang merupakan salah satu karakter

yang menjadi tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di Indonesia.

Page 107: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis

yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan guna

menjawab perumusan masalah. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:

1. Proses Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia oleh pihak sekolah yang

pelaksanaannya berpusat di ruang wakasek, dilaksanakan setiap hari dari jam ke-0

sampai dengan jam ke-1 atau sekitar jam 06:30 - 07:00 WIB sebelum pelajaran di

mulai, kecuali ada test, acara penting dan hari Jum’at. Karena pada hari Jum’at

yang diputar adalah lagu-lagu rohani dan dilakukan terus menerus sehingga

menjadi rutinitas dalam lingkungan SMANegeri 1 Boyolali.

Berdasarkan dokumen yang didapat, terdapat koleksi lagu-lagu perjuangan

Indonesia yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Boyolali berupa VCD, kaset pita dan

soft file. Dan dari sekian banyak koleksi lagu-lagu perjuangan yang ada di SMA

Negeri 1 Boyolali yang sering diputar antara lain: Indonesia Raya, Syukur, Satu

Nusa Satu Bangsa, Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju

tak Gentar, dan Berkibarlah Benderaku.

2. Pengaruh Pemutaran Lagu-lagu Perjuangan Indonesia terhadap Sikap

Nasionalisme Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dapat mempengaruhi sikap

nasionalisme pada diri mereka dikarenakan : a. Siswa lebih terbiasa mendengar

kemudian tahu liriknya; b. Siswa menjadi hafal kemudian menyanyikannya

sehingga mereka dapat memahami dan menghayati lirik lagu perjuangan

Indonesia; c. Dengan adanya pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia siswa

menjadi teringat perjuangan para pahlawan yang terdahulu sehingga termotivasi

untuk memajukan bangsa dan negara ini; d. Siswa menjadi lebih bangga terhadap

bangsa Indonesia karena teringat perjuangan para pahlawan yang terdahulu.

Page 108: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Pengaruh-pengaruh tersebut kemudian diwujudkan dengan berbagai sikap

yang mengindikasikan bahwa siswa SMA Negeri 1 Boyolali telah tertanam

karakter semangat kebangsaan. Indikatornya adalah: a. Mengikuti upacara bendera

tiap hari Senin, tiap tanggal 17 per bulannya dan tiap memperingati hari besar

nasional; b. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar; c. Belajar

dengan sungguh-sungguh; d. Berargumentasi atau berpendapat tentang kondisi

bangsa Indonesia, baik dari segi ekonomi, birokrasi, politik dan bidang lainnya; e.

Aktif dalam organisasi; f. Menjadi anggota paskibra dan menjadi petugas upacara

bendera; g. Bangga akan keanekaragaman bangsa Indonesia; h. Menyanyikan lagu

kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lagu-lagu perjuangan Indonesia dan lagu-lagu

daerah.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan atas jawaban yang telah dirumuskan di atas,

ditambah dengan berbagai fenomena yang dibahas dalam penelitian ini tentang

Strategi peningkatan wawasan kebangsaan melalui pemutaran lagu-lagu

perjuangan Indonesia dalam rangka menanamkan sikap nasionalisme pada siswa

SMA Negeri 1 Boyolali. Maka implikasi yang ditimbulkan adalah sebagai

berikut:

1. Pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia pada jam ke-0 sampai dengan jam

ke-1 atau sekitar jam 06:30 – 07:00 WIB merupakan upaya yang dilakukan

SMA Negeri 1 Boyolali. Proses tersebut dilaksanakan pada waktu yang tepat

yaitu ketika siswa baru tiba di sekolah, sehingga yang didengar siswa pertama

kali di lingkungan sekolah adalah lagu-lagu perjuangan bukan suara gaduh

yang tidak bermanfaat. Akan tetapi, meskipun proses ini juga memiliki

kelemahan yaitu tidak semua siswa SMA Negeri 1 Boyolali dapat

mendengarkan lagu-lagu yang diputar secara efektif. Hal ini disebabkan proses

pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia tersebut terpusat dari satu ruangan

yaitu ruang Wakasek, hal ini menyebabkan area pendengaran algu tersebut

menjadi kurang luas yaitu hanya sekitar area parkir, hall, kelas XI dan XII

sedangkan hal tersebut kuarang efektif terhadap area kelas X yang relatif jauh

jaraknya dari ruang wakasek. Maka dari itu pihak sekolah perlu megupayakan

Page 109: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

agar pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia tersebut dapat didengar secara

efektif dan jelas oleh semua siswa SMA Negeri 1 Boyolali.

2. Pengaruh dari pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap sikap

nasionalisme siswa SMA Negeri 1 Boyolali siswa adalah perubahan sikap dan

perilaku yang mulai menunjukan bahwa sikap nasionalisme siswa SMA Negeri

1 Boyolali telah muncul. Hal ini disebabkan karena siswa terbiasa

mendengarkan lagu-lagu perjuangan Indonesia sehingga siswa menjadi hafal

dan tahu liriknya. Setelah siswa hafal dan tahu liriknya kemudian siswa

menyanyikan dan menghayati lagu tersebut. Sehingga apabila siswa telah

mampu memahami isi lagu tersebut maka siswa akan dapat menghayati dan

memiliki kesadaran apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan

demi kemajuan bangsa Indonesia ini. Akan tetapi ada beberapa kekurangan

yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah tentang 2 indikator wujud sikap

nasionalisme yang dilakukan oleh siswa, antara lain :

a. Mengikuti upacara bendera tiap hari senin, tiap tanggal 17 per bulannya

dan tiap memperingati hari besar nasional

Dalam pelaksanaannya siswa mengikuti upacara bendera denagn tertib

dan disiplin. Akan tetapi belum tentu semua siswa yang mengikuti

upacara bendera tersebut melaksanakannya dengan kesadaran yang

berasal dari dalam dirinya, tetapi terdapat sebagian dari mereka

melaksanakannya karena faktor absensi ataupun hukuman. Maka dari

itu sekolah perlu mencari cara agar siswa melaksanakan upacara

bendera tersebut dengan dorongan dari dalam diri sendiri, nukan dari

faktor eksternal.

b. Menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya, lagu-lagu

perjuangan Indonesia dan lagu-lagu daerah.

Pengaruh dari pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap

sikap nasionalisme siswa SMA Negeri 1 Boyolali siswa adalah

perubahan sikap dan perilaku yang mulai menunjukan bahwa sikap

nasionalisme siswa SMA Negeri 1 Boyolali telah muncul. Hal ini

disebabkan karena siswa terbiasa mendengarkan lagu-lagu perjuangan

Page 110: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Indonesia sehingga siswa menjadi hafal dan tahu liriknya. Setelah siswa

hafal dan tahu liriknya kemudian siswa menyanyikan dan menghayati

lagu tersebut. Sehingga apabila siswa telah mampu memahami isi lagu

tersebut maka siswa akan dapat menghayati dan memiliki kesadaran

apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan demi

kemajuan bangsa Indonesia ini. Akan tetapi kesadaran siswa untuk

memutar lagu-lagu perjuangan dengar inisiatif sendiri relatif kurang, hal

ini terbukti dengan masih adanya siswa yang memutar lagu-lagu

modern ketika jam istirahat. Maka dari itu diperlukan suatu cara agar

siswa lebih mudah dan berinisiatif untuk memutar lagu-lagu perjuangan

Indonesia dengan sendirinya sehingga tidak hanya pihak sekolah saja

yang memutarkan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, adapun saran

yang diberikan, sebagai berikut:

1. Proses pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia dilakukan pada jam ke-0

sampai dengan jam ke-1, maka peneliti dapat menilai bahwa waktu

pelaksanaan tersebut adalah waktu yang tepat untuk memutarkan lagu-lagu

perjuangan karena siswa baru tiba di sekolah dan disuguhi dengan sesuatu yang

dapat memberikan semangat belajar. Akan tetapi peneliti juga menyarankan

bahwa pelaksanaan tersebut dilakukan tidak di area tertentu saja yaitu ruang

wakasek. Hal tersebut memiliki kelemahan bahwa jarak maksimum siswa

dapat mendengar lagu yang diputar hanya di sekitar area wakasek saja yaitu

area parkir, kelas XI dan kelas XII. Sedangkan hal tersebut kurang efektif

terhadap area kelas X yang relatif jauh dari pusat pemutaran lagu-lagu

perjuangan. Maka dari itu akan lebih bagus dan efektif jika pemutaran lagu-

lagu perjuangan Indonesia diputar kan melalui perangkat suara paralel yang

telah terpasang di tiap kelas.

2. Pengaruh pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia terhadap siswa SMA

Negeri 1 Boyolali yang telah dirasa menunjukan adanya kesadaran pada diri

Page 111: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

siswa untuk bersikap nasionalisme. Akan tetapi tentu saja ada beberapa siswa

yang belum sepenuhnya mampu memahami dan menghayati isi dari lagu-lagu

perjuangan Indonesia yang diputarkan oleh pihak sekolah sehingga siswa

tersebut belum begitu mengerti apa yang harus dilakukan dan tidak boleh

dilakukan berdasarkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu,

peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

a) Bagi Siswa SMA Negeri 1 Boyolali

Hendaknya kebiasaan positif mendengarkan lagu-lagu perjuangan Indonesia

yang diputarkan oleh pihak sekolah dihafalkan dan dihayati sehingga

mengerti pesan yang disampaikan oleh lagu-lagu tersebut yang memiliki

nilai-nilai kebangsaan. Selain itu, karena remaja jaman sekarang relatif

memiliki handphone yang canggih, minimal bisa memutarkan musik yang

dapat didengarkan dimana saja. Penggunaan handphone akan lebih bagus

apabila siswa memiliki beberapa lagu-lagu perjuangan didalam folder

handphone mereka. Sehingga mereka tidak hanya mendengarkan lagu-lagu

perjuangan Indonesia di sekolah saja tetapi juga bisa memutar lagu-lagu

perjuangan Indonesia tersebut melalui handphone mereka.

b) Bagi guru SMA Negeri 1 Boyolali

1) Dalam menanamkan sikap nasionalisme pada siswa, guru merupakan

salah satu komponen yang penting. Semua guru, khususnya guru mata

pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan hendaknya

mengembangkan nilai-nilai kebangsaan seperti kepedulian, persatuan,

keadilan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain

bersama dengan berdasarkan kepribadian bangsa yaitu Pancasila.

2) Guru hendaknya berkomitmen untuk mengembangkan karakter siswa

berdasarkan nilai-nilai yang dimaksud, serta menerapkannya dalam

bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga perilaku positif tersebut dapat ditiru oleh siswa. Dalam hal ini

guru hendaknya menjadi teladan yang baik bagi siswa.

c) Bagi Pihak SMA Negeri 1 Boyolali

Page 112: STRATEGI PENINGKATAN WAWASAN KEBANGSAAN …/Strategi... · PEMUTARAN LAGU-LAGU PERJUANGAN DALAM RANGKA ... Bagimu Negeri, Garuda Pancasila, Halo-Halo Bandung, Maju tak Gentar, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1) Sekolah hendaknya membuat dua model upacara bendera. Model yang

pertama adalah model upacara yang menggunakan absensi yang

dilaksanak pada minggu pertama dan ketiga tiap bulannya. Model kedua

adalah model upacara tanpa absensi dan sanksi yan dilaksanakan pada

minggu kedua dan keempat tiap bulannya. Model upacara yang pertama

dimaksudkan agar menumbuhkan kesadaran siswa sebagai awal untuk

membentuk kebiasaan dalam mengikuti upacara bendera. Model yang

kedua dimaksudkan untuk mengamati apakah kesadaran siswa untuk

melaksanakan upacara bendera dengan dorongan dari dalam diri sendiri

belum tampak, sudah mulai tampak, atau bahkan sudah menjadi

kebiasaan.

2) Sekolah hendaknya meneruskan pemutaran lagu-lagu perjuangan

Indonesia dan hendaknya sekoalh membentuk petugas khusus yang

memutar lagu-lagu perjuangan Indonesia, akan tetapi petugas tersebut

bukan dari pihak guru melainkan pihak siswa. Sehingga siswa akan lebih

terlihat aktif dalam proses pemutaran lagu-lagu perjuangan Indonesia di

SMA Negeri 1 Boyolali.

3) Sekolah hendaknya membuat suatu kegiatan tentang pengembangan

sikap nasionalisme, misalnya kegiatan lomba tarian daerah dan lomba

paduan suara ketika memperingati hari ulang tahun kemerdekaan

Indonesia. Selain itu sekolah hendaknya membiasakan siswa untuk

berbicara dengan guru memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar

atau dengan bahasa Jawa yang halus dan semestinya.