Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN ... KEUANGAN AUDITED 2019.pdfPT. Bank Sulteng. Susunan...
Transcript of Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN ... KEUANGAN AUDITED 2019.pdfPT. Bank Sulteng. Susunan...
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 - 2
LAPORAN KEUANGAN
- Laporan Posisi Keuangan ……………………………………………………………………………………….......................................3 - 4
- Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain …………………………………………………………………………………………………………………………..5
- Laporan Perubahan Ekuitas ……………………………………………………………………………………………………………………..6
- Laporan Arus Kas ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….7
- Catatan atas Laporan Keuangan ……………………………………………………………………………………………….8 - 76
DAFTAR ISI
Saldo 1 Januari 2018 257.809.100.000 63.534.230.937 66.013.481.193 - 1.940.818.769 (10.201.403.115) 16.377.317.311 176.883.068.126 100.156.773.379 672.513.386.599
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2018 17 - 87.907.200.490 - - - - - - - 87.907.200.490
Peningkatan modal disetor 17 55.969.800.000 (55.969.800.000) - - - - - - - -
Modal Sumbangan 17 - - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal - - - - - - - - - -
Agio Saham 17 - (32.719.385.382) 32.719.385.382 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2017: -
Dividen 2s,19 - - - - - - - - (50.078.386.689) (50.078.386.689)
Cadangan Umum 2s,19 - - - - - - - 45.070.548.020 (45.070.548.020) -
CSR - - - - - - - - - -
Tantiem - - - - - - - - - -
Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.007.838.669 - (5.007.838.669) -
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 108.572.344.133 108.572.344.133
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.380.597.918 16.502.122.796 - - - 17.882.720.714
Saldo per 31 Desember 2018 313.778.900.000 62.752.246.045 98.732.866.575 - 3.321.416.686 6.300.719.681 21.385.155.980 221.953.616.146 108.572.344.133 836.797.265.247
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2019 17 - 112.520.808.355 - - - - - - - 112.520.808.355
Peningkatan modal disetor 17 52.728.800.000 (52.728.800.000) - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal 17 - - - - - - - - - -
Modal Sumbangan - - - - - - - -
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal - - - - - - - - - -
Agio Saham 17 - (30.824.729.192) 30.824.729.192 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2018: -
Dividen 2s,19 - - - - - - - - (54.286.172.066) (54.286.172.066)
Cadangan Umum 2s,19 - - - - - - - 54.286.172.067 (54.286.172.067) -
CSR - - - - - - - - - -
Tantiem - - - - - - - - - -
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 126.059.947.834 126.059.947.834
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - (1.488.419.100) 1.835.186.441 - - - 346.767.341
Saldo per 31 Desember 2019 366.507.700.000 91.719.525.208 129.557.595.767 - 1.832.997.586 8.135.906.122 21.385.155.980 276.239.788.213 126.059.947.834 1.021.438.616.710
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan Modal Disetor Dana Setoran
Modal Agio Jumlah Modal
Keuntungan/
(Kerugian) aktuarial
program manfaat
pasti setelah
dikurangi pajak-
pajak terkait
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Modal
Sumbangan
Telah Ditetapkan Penggunaannya
Cadangan Tujuan Cadangan Umum
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan/
(Kerugian) nilai
wajar surat
berharga
Uraian
(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
6
2019 2018
Rp Rp
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Bunga 603.565.933.264 549.546.157.618
Pembayaran Bunga (215.598.852.304) (211.678.468.967)
Pembayaran Kepada Karyawan (146.283.679.502) (136.523.637.617)
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (82.645.589.776) (89.356.922.006)
Penerimaan Pendapatan Lainnya 74.128.382.076 86.341.783.413
Pembayaran Beban Lainnya (22.575.018.837) (24.922.275.802)
Aset dan Kewajiban Operasi 210.591.174.921 173.406.636.639
Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi :
Kredit Yang Diberikan (574.173.813.268) (471.709.526.579)
Aset Lain-lain (17.369.021.335) 10.926.468.780
Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:
Liabilitas Segera (176.532.982.420) (138.427.811.353)
Beban Yang Masih Harus Dibayar 10.570.412.705 (13.959.194.431)
Simpanan Nasabah:
Pihak Berelasi (19.102.571.287) 194.048.097.561
Pihak Ketiga 2.131.486.630.063 350.006.574.102
Simpanan dari Bank Lain (581.000.000.000) 524.989.674.035
Pembayaran Pajak Penghasilan (42.565.227.312) (41.193.880.297) Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk)
Aktivitas Operasi 941.904.602.067 588.087.038.455
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Efek - efek (401.467.381.613) 907.473.248.770
Pembelian Aset Tetap (22.927.031.379) (17.425.208.850)
Pembelian Aset Tidak berwujun (818.620.000) (733.450.000)
Kas Bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi (425.213.032.992) 889.314.589.921
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pembayaran Pinjaman yang Diterima 15.719.129.287 (297.910.940.403)
Penambahan Modal Disetor 112.520.808.354 87.907.200.490
Pembayaran Dividen (54.286.172.066) (50.078.386.689)
Cadangan IT - (5.007.838.669)
Pendapatan Komprehensif 346.767.341 17.882.720.714
74.300.532.916 (247.207.244.557)
Kenaikan/(Penurunan) Kas dan Setara Kas 590.992.101.991 1.230.194.383.819
Kas dan Setara kas Awal Periode 2.010.538.408.290 780.344.024.471
Kas dan Setara as Akhir Periode 2.601.530.510.281 2.010.538.408.290
Kas dan Setara Kas, terdiri dari
Kas 3 170.733.555.600 140.440.204.600
Giro Bank Indonesia 4 449.034.822.792 370.688.114.448
Giro Pada Bank Lain 5 6.562.131.889 3.210.089.241
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 1.975.200.000.000 1.496.200.000.000
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS 2.601.530.510.281 2.010.538.408.290
Catatan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
7
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Bank
b. Maksud dan Tujuan
-
-
-
-
Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30 April 1999 yang dibuat oleh
Notaris Anand Umar Adnan, SH., berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah
statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan bernama PT
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli
1999 dan telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 584.52-442 tanggal 10 Mei
1999 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No.
02 tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. I/29/KEP.GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang
Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tengah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembagunan Daerah Sulawesi Tengah.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta
Notaris Baso Mappatoba, S.H., M.Kn No. 34 tanggal 04 April 2019 tentang Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT.Bank BPD Sulawesi
Tengah.
Maksud dan tujuan pendirian Bank adalah untuk mendorong pertumbuhan daerah di
segala bidang serta sebagai salah satu alat kegiatan ekonomi di bidang
keuangan/perbankan untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
Memberikan kredit;
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan
nasabah;
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk selanjutnya disebut "PT Bank Sulteng"
atau "Bank", yang mulanya bernama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 tahun 1966 tentang Bank Pembangunan Daerah dan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun
1999.
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
8
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - (Lanjutan)
b. Maksud dan Tujuan - (Lanjutan)
-
-
-
-
-
c. Jaringan kantor
2018
Kantor Pusat 1
Kantor Cabang Utama 1
Kantor Cabang 13
Kantor Cabang Pembantu 3
Kantor Kas 11
Kantor Fungsional Non Operasional 1
Kentor Pelayanan Kas (Payment Point) 28
Kantor Kas Mobil berjalan (Service Mobile) 16
Anjungan Tunai Mandiri 96
Jumlah 170
8
1
28
16
96
170
Bank berkantor pusat di Jl. Hasanuddin Nomor 20 Palu, Sulawesi Tengah. Bank
mengklasifikasikan Kantor Cabang menjadi Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang, Kantor
Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Unit Pelayanan. Jumlah kantor dan jaringan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
2019
1
1
13
6
Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
dana pensiun yang berlaku;
Membantu Pemda dalam membina BPR milik Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Tengah dan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten;
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur
tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli
tersebut dicairkan secepatnya;
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang
keuangan serta sewa guna usaha pada bank atau perusahan lain di bidang keuangan
serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
yang berwenang;
9
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - (Lanjutan)
d. Manajemen eksekutif
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/ : Drs. Abdul Karim Hanggi Drs. Abdul Karim Hanggi
Komisaris Independen
Komisaris Independen : Amiludin Haludin Amiludin Haludin
Komisaris : Amdjad Lawasa Amdjad Lawasa
Direksi
Direktur Utama : Rahmat Abdul Haris Rahmat Abdul Haris
Direktur Operasional : Ir. Darmizal Aladin Salma Butudoka
Direktur Bisnis : Salma Butudoka
Direktur Pemasaran : Ir. Darmizal Aladin
Direktur Kepatuhan : Natali Ikawidjaja
Komite Audit
Ketua : Drs. Abdul Karim Hanggi -
Anggota : Syafruddin Sunumpole
Anggota : Dahlan Lasaki
Komite Pemantau Risiko
Ketua : Amiludin Haludin
Anggota : Ramli Nurdin
Anggota : Bambang Setiawan Bambang Setiawan
Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua : Amiludin Haludin
Anggota : Amdjad Lawasa Amdjad Lawasa
Anggota : Risdianto Iskandar Risdianto Iskandar
Syafruddin Sunumpole
Amiludin Haludin
Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengalami perubahan sesuai dengan SK. No.:
49/SK/BPD-ST/2018 tanggal 9 Mei 2018 tentang Perubahan Komite Remunerasi dan Nominasi
PT. Bank Sulteng.
Susunan pengurus Bank tersebut diatas telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia
sesuai dengan Surat Bank Indonesia No.15/35/DPKP/Dpr tanggal 9 Desember 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, susunan Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit,
Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi Bank adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2019 31 Desember 2018
Muliati
Dahlan Lasaki
Amiludin Haludin
10
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - (Lanjutan)
d. Manajemen Eksekutif (Lanjutan)
-
-
-
-
Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Nomor: 17a/SK/DIR-
BST/BST/V/2019 tanggal 6 Juni 2019 tentang penunjukan sementara Direktur Kepatuhan
PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang menunjuk Direktur Operasional (Ir.
Darmizal Aladin) sebagai pejabat sementara Direktur Kepatuhan .
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank memiliki karyawan masing-masing
sebanyak 690 dan 658 karyawan.
No.821/244R/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Komisaris Utama dan
Komisaris Independen PT. Bank Sulteng periode 2017-2021.
No.584/909/RO.ADM.EKON-G.ST/2016 tentang Pengangkatan Direktur Kepatuhan dan
Direktur Pemasaran PT. Bank Sulteng periode 2016-2020.
No.584/179/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Operasional PT.
Bank Sulteng periode 2018-2021.
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Nomor: 001/SK/RUPS_LB/BST/IV/2019 tanggal 4 April
2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Operasional PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah .
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Nomor: 002/SK/RUPS_LB/BST/IV/2019 tanggal 4 April
2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Bisnis PT.Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah .
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Nomor: 003/SK/RUPS_LB/BST/IV/2019 tanggal 4 April
2019 tentang Pemberhentian Direktur Kepatuhan PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tengah .
Susunan pengurus Bank tersebut diatas sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah
dengan rincian sebagai berikut :
No.821/244/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Utama dan
Direktur Operasional PT. Bank Sulteng periode 2017-2021.
11
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Pernyataan Kepatuhan
b. Dasar penyusunan laporan keuangan
-
-
-
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), "Instrumen Keuangan: Penyajian", PSAK No. 55
(Revisi 2014), "Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No.60 (Revisi
2016), "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" dan PSAK 68, "Pengukuran Nilai Wajar".
Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
Liabilitas imbalan pasti diakui sebesar nilai kini liabilitas imbalan pasti dikurangi dengan
aset bersih dana pensiun ditambah keuntungan aktuaria yang belum diakui dikurangi
beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang belum diakui.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk
keperluan laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan
Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta
tidak dibatasi penggunaannya.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan Bank adalah mata uang
Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan lain,
disajikan dalam Rupiah penuh.
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain,
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan
janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham dan aset lain-lain.
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank
lain, pinjaman yang diterima dan liabilitas lain-lain.
Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan
laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008 yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan
Bank Indonesia dan praktek-praktek industri perbankan yang berlaku, pedoman akuntansi
dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia.
Laporan keuangan Bank disusun dengan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali
untuk beberapa hal dibawah ini:
Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar.
12
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(i) Klasifikasi
-
- Kredit yang diberikan dan piutang;
- Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;
- Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.
-
-
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat
pengakuan awal:
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua)
sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat
pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan;
Liabilitas keuangan lain yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur
dengan biaya perolehan diamortasi.
PSAK No. 50 (Revisi 2014), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan
pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut
ditetapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam aset
keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait
dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset
keuangan dan kewajiban saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain
informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas
masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 55 (Revisi 2016) menerapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset
keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-
keuangan. PSAK ini memberi definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-
masing instrumen keuangan, pengakukan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan
penetapan dari hubungan lindung nilai.
PSAK No. 60 (Revisi 2016) termasuk penyesuaiannya tahun 2012, mensyaratkan
pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan
dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang
dihadapi Bank Sulteng selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan
bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada
saat pengakuan awal:Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan
demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
13
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(i) Klasifikasi - (Lanjutan)
-
-
-
Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia
untuk dijual; atau
Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara
substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan
dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak
dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan
sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori
aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur
menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi komprehensif yang diakui sebagai
bagian dari ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai
investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi
komprehensif sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai
tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk
dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laba rugi komprehensif saat
pengakuan liabilitas.
Kelompok aset dan liablitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang
diperoleh atau dimiliki oleh Bank untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking .
Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan
awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;
14
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(ii) Pengakuan Awal
a.
b.
-
-
-
Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang
dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak
memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang diberikan akan
dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai
wajar melalui laba rugi komprehensif.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari
portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk
structured investment termasuk derivatif melekat.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya.
Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar
melalaui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan
liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan
merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan
tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi
ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk
liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumah utang yang diakui pada
pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama unur instrumen
berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian
dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubugan dengan liabilitas.
Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai
wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan
hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:
Penempatan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi
ketidakkonsistenan pengakuan dan pengukuran (accounting missmatch) yang
dapat timbul; atau
Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang
risikonya dikelola dan dilaporan kepada manejemen kunci berdasarkan nilai wajar;
atau
Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus
dipisahkan.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang
berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian,
seperti tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
15
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(iii) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
(iv) Penghentian Pengakuan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
-
-
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah
memasuki pass-through arrangement dan tidak mentransfer serta tidak
menpertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak
mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan
atas aset tersebut.
Penghapusbukuan kredit yang diberikan dilakukan ketika tidak terdapat lagi prospek
yang realistis mengenai pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank
dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut dihapusbukukan
dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir,
yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluwarsa.
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi
pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau
berdasarkan suatu liabilitas yang ada secara substansial telah diubah, maka pertukaran
atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal
dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui
dalam laporan laba rugi komprehensif.
Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada
laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi komprehensif diukur pada nilai
wajarnya.
Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan
liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
atau
Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan
atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut
secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan
pelepasan (pass through arrangement) ; dan antara (a) Bank mentransfer secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer
maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset,
namun telah mentransfer kendali atas aset.
16
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(iv) Penghentian Pengakuan - (Lanjutan)
(v) Pengakuan Pendapatan dan Beban
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke
kategori instrumen keuangan yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam periode berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih
dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung
dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item
moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan
tersebut.
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat
berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada
laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung
dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari item
moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan
tersebut.
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan
liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
17
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan - (Lanjutan)
-
-
-
(vii) Saling Hapus
(viii) Pengukuran Biaya Diamortisasi
(ix) Pengukuran Nilai Wajar
Aset dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan
adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh
Standar Akuntansi Keuangan.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah
jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal
dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi penurunan nilai.
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas
dapat diselesaikan, di antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya
adalah nilai pasar dari interdealer market Association (IDMA) atau harga yang
diberikan oleh broker (quoted price ) dari Blomberg atau Reuters pada tanggal
pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan
harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila
harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer ),
perantara efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau
regulatory agency ) dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang
dilakukan secara wajar.
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal
pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atauTerkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang
dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok
tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen pendapatan komprehensif lain
sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
18
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan - (Lanjutan)
(ix) Pengukuran Nilai Wajar - (Lanjutan)
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk
menggunakan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang
rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam
teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.
Untuk instrumen yang lebih komplek, Bank menggunakan model penilaian internal,
yang pada umumnya berdasarkan teknik dan metode penilaian yang diakui sebagai
standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak derivatif
yang ditransaksikan melalui pasar, over the counter , unlisted debt securities (termasuk
surat utang dengan derivatif melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak
aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi di
pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar
efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang
substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset
neto efek-efek tersebut.
Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi atau perkiraan dari suatu nilai
yang tidak dapat ditentukan dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan
mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang
dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti
model risk, risiko likuiditas darn risiko kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik
penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan, manajemen Bank
berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan
dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang
diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan. Data harga dan
parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah
direview dan disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar
terkini.
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan
handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan
nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan
nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan
mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri di dalam
menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah
ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit
spread, Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan
nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, entitas
mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat
liabilitas.
19
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (Lanjutan)
(ix) Pengukuran Nilai Wajar - (Lanjutan)
i.
ii. Perusahaan asosiasi;
iii.
iv.
v. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan
dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang berelasi, maupun
tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara Bank dengan Pemerintah, BUMN
lainnya dan perusahaan-perusahaan yang dimiliki, atau dikendalikan negara, termasuk
Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-
pihak yang berelasi.
Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur
dengan menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan liabilitas yang dimiliki
atau liabilitas yang akan diperoleh diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank
memiliki posisi aset dan liabilitias konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus,
maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk
menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan
penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap
posisi terbuka atau neto (net open position ), mana yang lebih sesuai.
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan
adalah sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”.
Definisi pihak berelasi adalah antara lain:
Perusahaan di bawah pengendalian Bank;
investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh
yang signifikan;
perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas;
dan
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban
antara entitas pelaporan dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada harga
yang dibebankan.
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan
dibukukan sesuai dengan nilai tercatatnya.
20
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan
a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
b.
c.
d.
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
f.
a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan
b.
Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi)
pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan tersebut;
Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;
Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur
atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan
awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset
keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk;
kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset
dalam kelompok tersebut.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh
manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut
bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode
yang lebih lama.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara
individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif untuk aset
keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti
obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual,
terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut
ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan
menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan
nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau
tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti
obyektif apakah aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi komprehensif telah mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa
yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut
berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang diestimasi secara
handal.
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai
adalah sebagai berikut:
Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga.
21
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (Lanjutan)
1.
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
1.
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan;
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nila tidak signifikan.
1.
2.
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara
kolektif dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama dengan
mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu dan
kemungkinan terjadinya kegagalan (probability of default ). Kredit yang mempunyai data
dan informasi kerugian historis yang dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan didukung oleh kebijakan internal Bank, maka
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat
kerugian secara keseluruhan yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan faktor-
faktor risiko terkait yang relevan berdasarkan survey yang dilakukan secara periodik kepada
pihak eksternal maupun internal Bank.
Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis
statistik, untuk menilai cadangan kerugian penuruan nilai atas kredit yang diberikan secara
kolektif. Bank menggunakan rata-rata bergerak (moving average ) data historis 3 tahun
dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD).
Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila
memenuhi salah satu kondisi berikut:Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari
agunan;
Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian
legal atas pengikatan agunan.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika
memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif
penurunan nilai;
Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk; (a) pinjaman
dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar,
diragukan dan macet; atau (b) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha
menengah yang direstrukturisasi.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika
memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif
penurunan nilai;
Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk; (a) Pinjaman dalam
segmen pasar korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam
perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen pasar usaha
kecil dan konsumen.
22
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (Lanjutan)
Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar
instrument dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini
dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized
financial asset ) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan
agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun
penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang
dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas
dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam
pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi
keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau
kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau
penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya
perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan
pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia
untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara
langsung dalam ekuitas kedalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif
yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan
selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan
amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi penurunan nilai aset keuangan yang
sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi
instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual
tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan
laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini
estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari
aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi
Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto
yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif
yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
23
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (Lanjutan)
e. Kas dan Setara Kas
f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan
amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-
masing sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh
tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan
keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan
sebelum persyaratan diubah.
Jika pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kreditur debitur atau penerbit), maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan
akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapus bukukan, pada
tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapus bukukan pada tahun-tahun
sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan
yang sewaktu-waktu dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka
waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai, jika diperlukan.
Setelah perolehan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-
masing sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank
Indonesia berupa deposit facility, term deposit dan deposit facility syariah, sedangkan
penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
penempatan pada pasar uang (inter-bank call money ) dan deposito berjangka.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif
dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan
laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui
laporan laba rugi komprehensif.
24
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (Lanjutan)
h. Efek-efek
i. Kredit yang Diberikan
Cadangan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan
menggunakan metodologi penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2d.
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur
yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan bunga.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit
yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo.Efek-efek pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah
pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.
Efek-efek dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang
diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dari efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo yang (a) belum mendekati tanggal
jatuh tempo, (b) sebelum diperolehnya jumlah pokok aset keuangan secara substansial dan
(c) bukan kejadian yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat
diantisipasi secara wajar oleh entitas akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek
yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk dijual, dan Bank tidak
diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk
tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
25
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
i. Kredit yang Diberikan - (Lanjutan)
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Aset Tetap
1) Kepemilikan Langsung
Tahun
Bangunan
Bangunan Permanen 20
Bangunan Non Permanen 10
Bukan Bangunan
Kelompok I 4
Kelompok II 8
Kelompok III 16
Kelompok IV 20 10%
Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap ditelaah minimal setiap akhir
tahun dan dilakukan penyesuaian terhadap beban penyusutan tahun berjalan.
Saldo 50%
menurun 25%
ganda 12,50%
Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode
saldo menurun ganda (double-declining balance method ). Bangunan disusutkan
dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) . Aset tetap, kecuali
tanah, disusutkan dengan mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa
manfaatnya sebagai berikut:
Metode %
Garis 5%
Lurus 10%
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat
kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah
restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi
dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang
ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang
diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai
pengembalian kredit atau hubungan antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang
tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan
nilai. Penerimaan kemudian atau penggantian asuransi atas kredit yang diberikan yang
telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan
menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan jika setelah
tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", Bank memilih untuk menggunakan
metode biaya untuk mengukur Aset Tetapnya. Aset tetap, kecuali tanah, dicatat
sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai (jika
ada).
26
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud - (Lanjutan)
Aset Tetap - (Lanjutan)
1) Kepemilikan Langsung - (Lanjutan)
2) Aset dalam penyelesaian
Apabila Aset Tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan
akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian
yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan penelaahan untuk memutuskan
apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai
bagian dari Aset Tetap. Akumulasi harga perolehan akan direklasifikasi ke masing
masing Aset Tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, dan
penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset
tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan dari
kelompok Aset Tetap yang bersangkutan, dan atas laba atau rugi yang
diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang
bersangkutan.
Jumlah tercatat Aset Tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan (dihitung
sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset)
dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan
pengakuannya.
Nilai Perolehan Tanah adalah semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan
dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya dan pengukuran
lokasi, biaya dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan
dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan
tersebut disajikan sebagai bagian dari akun "Aset Lain-Lain" dalam laporan posisi
keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan
dengan menggunakan metode garis lurus dan juga menyatakan bahwa hak atas
tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tersebut yang telah
ditentukan.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai
tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang
ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.
27
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
Aset Tidak Berwujud
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Bank menerapkan secara prospektif PSAK No.48 (Revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset".
PSAK No.48 (Revisi 2014) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset
dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah
terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai.
PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas akan membalik suatu rugi penurunan
nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada
tanggal laporan atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwiil
yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Bank akan membuat
estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasilan kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dan
nilai pakainya,kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada
nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai
tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari
operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai "rugi
penurunan nilai". Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilai pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran
pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Bank menggunakan
model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini
dibuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur
secara andal dan kemungkinan besar Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dariperangkat lunak yang dibeli Bank.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Metode amortisasi, estimasi masa
manfaat dan nilai residual pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap
tepat.
28
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan - (Lanjutan)
l. Beban Dibayar Dimuka
m. Liabilitas Segera
n. Simpanan Nasabah
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi
amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera dinyatakan sebesar
jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank
berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam akun ini adalah giro,
tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran,
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah
pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif kecuali simpanan yang dinyatakan
sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan
yang diterima.
Kerugian penurunan nilai dari operasi berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang
diturunkan nilainya dan mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset untuk
setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai
tercatat tidak bisa diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai
diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan
(pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain periode berjalan.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode
garis lurus (straight line method ).
29
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
o Simpanan dari bank lain
p. Pinjaman yang Diterima
q. Pendapatan dan Beban Bunga
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai
akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya
diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (Sembilan puluh)
hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu
diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai
(impairment ) dan pendapatan bunga tersebut akan dibatalkan pada saat kredit
diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro,
tabungan, deposito berjangka dan interbank call money.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Biaya tambahan yang jumlahnya
signifikan dan dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari bank
lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban
pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima.
Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan
menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang
secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat,
digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset
keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang
dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan
tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang. Perhitungan
ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam
kontrak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya
transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
30
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
r. Pajak Penghasilan
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) "Pajak Penghasilan".
s. Program pensiun dan imbalan kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Program imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima
atau jika Bank mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah
ditetapkan.
Aset dan liabilitas atas pajak tangguhan dan pajak kini dapat saling hapus apabila terdapat
hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus.
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan
metode akrual.
Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji, tunjangan, insentif dan imbalan jangka pendek
lainnya diakui selama periode jasa diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar
jumlah yang tidak didiskontokan.
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang duka dan
penghargaan dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh
pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank
dan persyaratan minimum Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003.
Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun
berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan
liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi
fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba
fiskal pada masa yang akan datang.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi laporan
keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi
terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk
mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan yang telah diakui
sebelumnya.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku
pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku atau yang telah secara subtantif telah diberlakukan pada tanggal
laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau
pembalikan seluruh perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh
perubahan tarif pajak, diakui sebagai ' Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tangguhan" dan
termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
31
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
s. Program Pensiun dan Imbalan Kerja - (Lanjutan)
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar
masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam
mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo
yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar
masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam
mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo
yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Bank memiliki program pensiun imbalan pasti untuk karyawan tetapnya. Program pensiun
imbalan pasti didanai melalui pembayaran kepada Dana Pensiun Pegawai Bank
Pembangunan Daerah Sulteng yang ditentukan dengan perhitungan aktuaris secara
berkala, yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No.49/SK/BPD-ST/2011
tanggal 1 Agustus 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.KEP-836/KM.10/2011 tanggal 14 November 2011 dan telah diubah berdasarkan SK Direksi
No.50/SK/BPD-ST/2015 tanggal 31 Juli 2015 dan telah disahkan berdasarkan Keputusan
Dewan Komisioner OJK No.Kep-566/NB.1/2015 tanggal 17 November 2015.
Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan
pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun yang biasanya tergantung
pada satu faktor atau lebih seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi.
Jumlah kontribusi karyawan dalam progam pensiun ini ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar
karyawan yang bersangkutan dan sisanya ditanggung oleh Bank.
Beban liabilitas masa lampau diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali
pembayaran imbalan tersebut tergantung pada apakah karyawan tetap bekerja selama
periode waktu tertentu (periode vesting ). Dalam hal ini biaya jasa lalu diamortisasi secara
metode garis lurus sepanjang periode vesting .
Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan
posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program serta disesuaikan dengan keuntungan
atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti
dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected
unit kredit.
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria
sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau
10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai
biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah
memenuhi kriteria.
Program imbalan pasti
32
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
s. Program Pensiun dan Imbalan Kerja - (Lanjutan)
Program imbalan jangka panjang lainnya
Bonus dan tantiem
Uang penghargaan bagi Direksi
Bank memberikan uang penghargaan kepada Direksi pada setiap akhir masa jabatannya.
Besarnya uang penghargaan Direksi secara bersama-sama ditetapkan sebesar 2.5% dari
laba bersih setelah pajak tahun buku sebelum berakhirnya masa jabatan. Uang
penghargaan tersebut dicadangkan secara proporsional tiap tahun selama masa jabatan,
yang diakui sebagai beban pada tahun berjalan.
Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan
UU Ketenagakerjaan. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk
menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya jumlah program pensiun
berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti. Perhitungan imbalan
pensiun yang dilakukan oleh aktuaris menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang
disediakan oleh dana pensiun Bank akan melebihi imbalan pensiun minimal yang ditentukan
oleh UU Ketenagakerjaan, oleh karena itu, Bank tidak perlu melakukan penyesuaian atas
imbalan pensiun yang disediakannya.
Diluar program pensiun imbalan pasti, Bank juga memberikan imbalan yang bersifat jangka
panjang lainnya, yaitu meliputi penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan
akhir masa jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan direksi.
Sama seperti imbalan pensiun, liabilitas dan beban pendanaan penghargaan masa kerja,
dan uang duka, penghargaan akhir masa jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari
tua pegawai dan direksi dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode
projected unit credit.
Bank juga memberikan bonus kepada karyawan serta tantiem kepada Dewan Komisaris dan
Direksi. Estimasi besarnya cadangan tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman-
pengalaman tahun sebelumnya, dengan memperhatikan kemampuan keuangan Bank,
dan kemudian dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jika
terdapat selisih antara jumlah bonus yang dicadangkan dengan realisasinya, maka selisih
tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
Program imbalan pasti - (Lanjutan)
33
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
t. Perubahan kebijakan akuntansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan
Usaha yang berkelanjutan
Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang
mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada
laporan keuangan Bank.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, taksiran-taksiran
dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas,
pendapatan dan beban yang dilaporkan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian
dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi
semula.
Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk
melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui
adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan
terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena
itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
PSAK No. 48 (2014) Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS No. 36.
PSAK No. 50 (2014) Instrumen Keuangan, Penyajian, yang diadopsi dari IAS No. 32.
PSAK No. 55 (2014) Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi
dari IAS No. 39.PSAK No. 60 (2016) Instrumen Keuangan, Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS No. 7.
PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS No.13.
ISAK No. 26 (2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat, yang diadopsi dari IFRIC No. 9.
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank
dan berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2018:
PSAK No. 1 (2013) Penyajian laporan keuangan yang diadopsi dari IAS No.1.
PSAK No. 3 (2016) Laporan Keuangan Interim.
PSAK No. 24 (2016) Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS No. 19.
PSAK No. 46 (2014) Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS No. 12.
34
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan - (Lanjutan)
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang
Penurunan nilai efek dimiliki hingga jatuh tempo
Bank mengklasifikasikan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi tersebut
sampai dengan jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi
dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo.
Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah
aset memiliki harga kuotasi atau tidak dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah
aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan apakah harga
yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan
transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Bank menelaah kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat
dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan
dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan
penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi
keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada
asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang
tercermin dalam perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut.
Bank menelaah efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap
tanggal posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai
atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau berkepanjangan
nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai.
Penentuan apa yang dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan
pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan pertimbangan, Bank mengevaluasi
diantaranya faktor, pergerakan harga pasar historis dan jangka waktu serta lama
perpanjangan di mana nilai wajar dari investasi kurang dari biayanya.
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi
keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik. Masukan (input) untuk model ini
berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar
yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk
menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan
masukan model seperti tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
35
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (Lanjutan)
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan - (Lanjutan)
Penurunan nilai atas aset tidak produktif
-
-
-
Pengakuan pajak tangguhan
Nilai sekarang dari kewajiban pensiun
Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi
untuk bisnis secara keseluruhan; danTren negatif industri dan ekonomi yang signifikan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai
pada batas adanya kemungkinan bahwa keuntungan yang dikenai pajak akan tersedia
dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang signifikan juga
diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui,
berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan tingkatan dari keuntungan yang dikenakan
pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa
yang akan datang.
Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca kerja ditentukan
menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian aktuarial melibatkan pembuatan asumsi
mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan
gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan.
Karena sifat jangka panjang rencana-rencana ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang
signifikan.
Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset non finansial kapan saja terdapat
peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu
aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Bank
yang dapat memicu adanya ulasan atas penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau
proyeksi hasil operasi yang diharapkan di masa yang akan datang;
36
3. KAS
Kas Besar
Kas Head Teller
Kas ATM
Kas Dalam Perjalanan
Kas ATM Dalam Perjalanan
Jumlah Kas
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Rupiah
Jumlah Giro pada Bank Indonesia
-
-
a. kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing
b.
a.
b.
-
-
-
-
-
-
-
Sejak 16 Juli 2018 GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 4,5 % dan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata
sebesar 2% selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Tentang Giro
Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
Sesuai PADG No. 20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas
Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal
31 Mei 2018 ditetapkan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM sebagai berikut:
Rasio Intermediasi Makroprodensial (RIM) adalah rasio hasil perbandingan antara:
terhadap
DPK Bank dalam bentuk giro,tabungan, dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk dana antarbank
surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diterbitkan oleh Bank
untuk memperoleh sumber pendanaan.
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara
oleh Bank dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK Bank.
PLM ditetapkan sebesar 4% dari DPK Bank Dalam Rupiah.
Batas bawah RIM target sebesar 80%
- -
2019 2018
Sejak 1 Juli 2017 GWM Primer menjadi secara harian dan secara rata-rata. Rasio Kewajiban GWM Primer yang sebelumnya
adalah sebesar 6.5% dan wajib dipenuhi secara harian, diubah menjadi: GWM yang wajib dipenuhi secara harian
sebesar 5% dan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 1.5% selama periode tertentu sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/6/PBI/2017 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional
dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No19/4/PADG/2017 Tanggal 28 April 2017 tentang Giro Wajib Minimum
Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
170.733.555.600 140.440.204.600
2019 2018
154.786.905.600 123.210.004.600
- -
15.945.150.000 17.230.200.000
1.500.000 -
449.034.822.792 370.688.114.448
449.034.822.792 370.688.114.448
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Batas atas RIM target sebesar 92%
KPMM Insentif sebesar 14%
Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1
Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
Giro RIM adalah saldo giro dalam rekening giro rupiah di Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh Bank untuk
pemenuhan RIM.
surat berharga korporasi dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang dimiliki Bank.
37
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA - (lanjutan)
a. Secara harian sebesar 3% dan
b. Secara rata-rata sebesar 3%
-
-
a. kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing
b.
a.
b.
c
-
-
-
-
-
-
Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing sebesar:
GWM Harian
GWM Rata-rata
RIM
Parameter Disinsentif Bawah
0,00
0,00
0,10
Batas atas RIM target sebesar 94%
Paramater Disinsentif bawah ditetapkan sebagai berikut :
Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
Pinjaman yang Diterima oleh Bank
Sesuai PADG No. 21/5/PADG/2019 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor
20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank
Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal 01 Juli 2019 ditetapkan
parameter yang digunakan dalam pemenuhan Giro RIM sebagai berikut:
NPL/NPF KPMM
≥ 5% -
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara
oleh Bank dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK Bank.
PLM ditetapkan sebesar 4% dari DPK Bank Dalam Rupiah.
Batas bawah RIM target sebesar 84%
Giro RIM adalah saldo giro dalam rekening giro rupiah di Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh Bank untuk
pemenuhan RIM. Rasio Intermediasi Makroprodensial (RIM) adalah rasio hasil perbandingan antara:
KPMM S.D. 14%
14% < KPMM ≤ 19%
2019 2018
3,00% 4,50%
5,21% 3,72%
69,69% 69,83%
Sesuai PADG No. 21/22/PADG/2019 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas
Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal
28 November 2019 ditetapkan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM sebagai berikut:
surat berharga korporasi dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang dimiliki Bank.
terhadap
DPK Bank dalam bentuk giro,tabungan, dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak
termasuk dana antarbank
surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diterbitkan oleh Bank
untuk memperoleh sumber pendanaan.
KPMM > 19%
< 5%
Sesuai PADG No. 21/14/PADG/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor
20/10/PADG/2018 Tentang Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, Bank
Umum Syariah, dan Unit USaha Syariah yang berlaku pada tanggal 1 Juli 2019 , GWM dalam rupiah ditetapkan sebesar
rata-rata 6% dari DPK Bank dalam rupiah selama periode laporan tertentu yang wajib dipenuhi :
Sesuai PADG No. 21/22/PADG/2019 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas
Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal
28 November 2019 ditetapkan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM sebagai berikut:
0,15
38
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
5. GIRO PADA BANK LAIN - (lanjutan)
a. Berdasarkan nama bank
Bank Pemerintah:
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT. Bank Syariah Mandiri
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Jumlah Bank Pemerintah
Bank Pembangunan Daerah:
PT. Bank DKI
PT. Bank Sulselbar
Jumlah Bank Pembangunan Daerah
Bank Swasta:
PT. Bank Danamon Tbk.
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT. Bank Mega Tbk (pihak berelasi)
PT. Bank Panin
PT. Bank Muamalat Tbk.
PT. Bank SinarmasTbk.
PT. Bank CIMB Niaga
PT. Bank National Nobu
Jumlah Bank Swasta
Jumlah
b. Berdasarkan Kolektabilitas
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dalam mata uang rupiah
a. Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
Call Money Depo Facility
Call Money
Deposit on Call dan Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
275.000.000.000
31.120.096 31.540.096
1.669.889 2.949.889
131.608.009 4.684.390
75.670.735
744.638.492
6.562.131.889 3.210.089.241
Suku bunga efektif rata-rata setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah 1%.
Seluruh giro pada bank lain digolongkan lancar. Manajamen berpendapat tidak terdapat indikasi adanya penurunan
nilai terhadap Giro Bank Sulteng pada Bank lain.
91.684.541
5.275.928.283
76.624.398
15.060.143
2019 2018
549.559.411
220.075.653
2018
Januari 2020
Januari 2020 100.200.000.000 251.200.000.000
Januari 2020
1.590.000.000.000
314.920.059
2.518.164.470 882.568.946
10.000.000
76.004.760
20.286.138
38.415.377
15.060.143
49.198.122
3.533.197
44.530.851
22.038.560
970.000.000.000
285.000.000.000
2.373.766.209
22.516.841
44.770.851
8.675.628
36.524.450
91.684.541
352.159.606
49.269.807
549.903.411
Jatuh tempo 2019
1.194.519.065
986.150.269 1.063.789.433
1.446.553.103
76.624.398
1.975.200.000.000 1.496.200.000.000
39
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN - (lanjutan)
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia (Call Money Depo Facility )
Call money
PT. Bank Victoria
PT. Bank Sulselbar
PT. Bank Sultra
PT. Bank Maluku
PT. Bank Kalimantan Selatan
PT. Bank Jambi
PT. Bank Bukopin
Jumlah Call money
Deposit on call / Deposito Berjangka
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank Mega Tbk (pihak berelasi)
PT. Bank National Nobu
Jumlah Deposit on call / Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan penerbit
c. Tingkat suku bunga per tahun
Call money (Fasbi)
Interbank call money
Deposito berjangka
Deposit on call
d. Berdasarkan kolektibilitas
7. EFEK-EFEK
a. Berdasarkan Jenis dan tujuan
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Negotiable Certificate Deposit
Reverse Repo
Medium Term Note
Surat Berharga Repo
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
29.000.000.000 39.000.000.000
5,10% - 5,55% 6,40% - 7,30%
Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain karena seluruh penempatan tersebut digolongkan lancar.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang
digunakan sebagai jaminan.
2018
(1.849.040.895) (517.135.000)
852.443.206.105 355.408.615.000
221.842.469.300
50.000.000.000
45.000.000.000
75.000.000.000
- 225.000.000.000
385.200.000.000 526.200.000.000
100.200.000.000 251.200.000.000
- -
-
300.000.000.000
35.000.000.000
-
2019
-
75.000.000.000 -
-
50.000.000.000
-
-
1.496.200.000.000
375.000.000.000 50.000.000.000
-
-
2019 2018
1.590.000.000.000
900.000.000.000
-
4,25% 5,25%
5,40% - 5,80%
880.000.000.000
-
50.000.000.000 -
-
40.000.000.000
-
5,9%
20.000.000.000
775.292.247.000 95.083.280.700
-
4,90% - 5,10%
970.000.000.000
1.975.200.000.000
7,30% - 7,50%
2019 2018
40
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
Tersedia untuk dijual
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Reksadana
Jumlah Tersedia untuk dijual
Penyisihan Kerugian
Jumlah bersih Berdasarkan Jenis dan tujuan
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Reverse Repo
Surat Berharga Repo
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank Indonesia
Bank
PT. BPD Sulut
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank Lampung
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Bank Victoria
PT. Bank Kaltim Kaltara
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank selain Bank Indonesia
Selain Bank
PT. Waskita Karya
Jumlah Selain Bank
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih Berdasarkan penerbit
c. Berdasarkan peringkat
PT. Waskita Karya
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Lampung
PT. Bank Victoria
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Bank Kaltim Kaltara
2019 2018
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31
Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
500.884.255.885
-
500.884.255.885
1.000.000.000
1.000.000.000
37.482.865.000
(517.135.000)
10.000.000.000
1.000.000.000
AAA
A
AA
2019 2018
A- -
AA- A-
AAA AAA
-
A
825.200.678.393
902.351.637.498
-
AA
AAA
A- BBB
A
-
902.351.637.498
25.000.000.000 5.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
10.000.000.000
(1.849.040.895)
76.150.959.105
- -
- -
3.000.000.000
221.842.469.300
10.000.000.000 -
5.000.000.000 5.000.000.000
24.000.000.000 4.000.000.000
95.083.280.700
-
49.908.431.393 145.475.640.885
49.908.431.393 145.475.640.885
462.401.390.885
49.908.431.393 145.475.640.885
- -
- -
902.351.637.498 500.884.255.885
2019 2018
- 10.000.000.000
-
-
-
3.000.000.000
775.292.247.000
41
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
d. Berdasarkan jangka waktu
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
e. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
f. Tingkat Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
NCD
Reverse Repo
Obligasi
Medium Term Note
g. Berdasarkan Kolektibilitas
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Seluruh kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah.
a. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas
Pihak Berelasi
Modal Kerja
Konsumsi
Jumlah
Pihak Ketiga
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Bersih
15.996.542.868
3.645.248.103.812 3.210.244.906.377
4.000.117.934.974 3.448.402.040.495
196.257.426.186 195.562.840.214
158.612.404.976 42.594.293.904
3.951.391.392.657 3.419.159.077.368
4.014.529.475.912
Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 31 Desember 2019 dan 2018 adalah kredit
yang diberikan kepada para karyawan kunci meliputi Direksi, Komisaris, dan keluarga.
3.464.398.583.363
(63.138.083.255) (45.239.505.995)
14.320.790.938 15.905.042.868
14.411.540.938
902.351.637.498
2019
886.200.678.393
Seluruh efef-efek pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 digolongkan lancar, dan tidak terdapat indikasi penurunan
nilai atas efek-efek tersebut.
2019
5,75% 6,75%
6,97% - 8,80% -
-
90.750.000 91.500.000
5,05% - 5,38% 6,35% - 6,50%
7,80% - 12.25% 7,80% - 12.25%
3.000.000.000
825.200.678.393
74.150.959.105
3.000.000.000
2019
35.482.865.000
462.401.390.885
2018
2018
500.884.255.885
472.401.390.885
2018
500.884.255.885
-
16.150.959.105 28.482.865.000
- -
902.351.637.498
2019 2018
6,75%-
42
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
a. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas - (lanjutan)
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
b. Berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih
Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas Bank Indonesia
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa Dunia Usaha
Lain-lain
Jumlah
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa Dunia Usaha
Lain-lain
Jumlah
11.134.452.168
643.229.465
251.415.839
Cadangan kerugian
3.423.170.075
5.950.576.462
(45.239.505.995)
3.951.391.392.657 3.419.159.077.368
CKPNSektor Ekonomi Lancar
16.956.911.263
890.166.447 8.278.729.795
3.951.391.392.657
2018
Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN
83.672.342.501 4.313.278.073 2.776.761.593 50.526.655.276
3.639.723.767.666
13.548.402 - - -
488.303.066 - - -
61.267.187.357
2.872.041.726 1.981.879.618
98.617.222.109 69.716.826.966
156.646.999.937 129.095.639.793
1.329.812.669
- - - - 97.047.376
402.970.356 292.720.890 9.502.000 1.240.956.528
Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
17.573.248.368
Nilai Bersih
1.307.003.549 6.337.708.992
60.717.520.867 5.996.950.543
3.658.839.985.502 3.228.115.104.477
2019
3.464.398.583.363 4.014.529.475.912
(63.138.083.255)
2019
18.903.061.037
16.625.641.185
42.431.329.780
3.464.398.583.363
72.769.196.918
5.536.305.520
4.112.536.062
4.014.529.475.912 63.138.083.255
2018
Nilai tercatat
3.339.549.215.084
2019
323.431.151
876.789.375
42.431.329.780
4.313.278.073
2.776.761.593
50.526.655.276 50.526.655.276
Nilai tercatat
3.873.240.438.470
83.672.342.501
478.780.447
582.330.508
1.129.175.243
280.296.939 -
1.679.354.104 487.844.934 8.854.396.556 18.960.294.154
Nilai Bersih
515.843.730 654.099.825 269.351.144 1.158.858.737 58.082.256
1.968.151.211
18.739.485.984
3.404.211.962
3.139.966.245.981
3.339.549.215.084
60.444.125.459
4.112.536.062 42.431.329.780 45.239.505.995 3.419.159.077.368
60.133.271.841 4.031.655.377 4.054.453.806 19.929.477.472
117.827.290.503
21.822.236.252 3.206.292.868.225
- - -
13.728.407
-
273.395.408
3.690.347.552
18.810.025.597
4.344.447.377
63.182.125.053 2.341.203.079 2.279.414.659 17.856.110.784 19.116.217.837
22.656.345.250 9.900.214.384 - - 21.890.931.281
9.893.187.367
- 233.348.790 239.042.935 - -
2018
45.239.505.995
Cadangan kerugian
450.911.336
63.138.083.255
465.927.627 -
1.067.960.614
Sektor Ekonomi Lancar
2.342.311.510
18.810.025.597
1.493.576.552
60.547.930.724
2.563.571.921 2.573.780.468
35.408.484 - - 364.386.606
8.449.639.609
10.923.529.276 345.791.406 10.779.320.256 11.268.349.290
70.539.613
387.132.530
72.769.196.918 5.536.305.520
29.166.660
107.046.998.855
5.937.913.902
Perdagangan, Restoran
dan Hotel
133.990.654.687
79.656.927.955
16.625.641.185
2.140.833.451
77.702.439.148
124.855.854.272
1.073.654.759
60.703.972.465
3.573.181.131.927
3.873.240.438.470
2.406.114.099
16.528.593.809
Perdagangan, Restoran
dan Hotel
43
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
c. Berdasarkan jangka waktu
Berdasarkan jangka waktu perjanjian
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
d. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
Pihak Berelasi
Pihak Berelasi (Keluarga direksi dan karyawan kunci)
Pihak Ketiga
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah pihak berelasi dan pihak ketiga - bersih
e. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
Kredit yang diberikan
f. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
2019 2018
(45.239.505.995)
3.464.398.583.363
3.013.817.343.202
57.616.694.942 52.080.171.362
233.348.790
- 2.563.571.921,01
22.476.728.522
450.911.336
11.021.595.594
21.890.931.281
Kredit bermasalah
1.543.179.418
-
Kredit bermasalah
-
-
8.278.729.795
11.125.111.662
364.386.605,69
28.015.586.654,83
1.732.784.723
3.951.391.392.657
2019
1.255.245.052.097
2.522.062.054.994
4.014.529.475.912
250.995.248.691
31.392.572.902
168.193.418.568
2018
3.419.159.077.368
(45.239.505.995)
4.014.529.475.912
2019
9,55%
3.951.391.392.657
14.411.540.938
4.000.117.934.974
2.292.500.857.839
4.014.529.475.912
(63.138.083.255)
(63.138.083.255)
3.951.391.392.657
9,88%
2018
3.419.159.077.368
(45.239.505.995)
3.464.398.583.363
3.448.402.040.495
15.996.542.868
3.419.159.077.368
171.665.929.462
136.936.454.365
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit
dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
2019 2018
149.968.776.045 131.817.174.280
87.253.592.776 29.449.022.151
3.464.398.583.363
3.139.373.100.655
163.759.286.278
1.413.426.234.246
(63.138.083.255)
44
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai
Saldo awal
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif:
Penambahan (pemulihan) kerugian
penurunan nilai selama tahun berjalan
Penghapusbukuan selama tahun berjalan
Saldo akhir
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan
kepada pihak ketiga.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi. Bank telah sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan Bank Indonesia.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa
untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan
lainnya yang dibebani bunga sebesar 7% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar antara 1 (satu) tahun sampai
dengan 15 (lima belas) tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan dari karyawan yang
bersangkutan.
Pada tahun 2018 terdapat pembiayaan kredit investasi atas pembangunan Jalan Tol Pemalang - Batang kepada
debitur PT.Pemalang Batang Tol Road (Group PT.Waskita Raya). Pembiayaan ini dibiayai secara sindikasi oleh
beberapa Bank/Lembaga Keuangan yang mana Bank BNI sebagai arranger dengan partisipasi plafond sebesar
Rp.50.000.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2019. Fasilitas tersebut telah ditarik sebesar Rp. 49.875.000.000,-.
Pada tanggal 31 Desember 2019, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.35% dan 0%
sedangkan pada posisi 31 Desember 2018, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.50% dan
0.20% yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
Pada Tahun 2019 Bank sulteng melakukan penghapusan kredit sedangkan pada tahun 2018 Bank Sulteng tidak
melakukan penghapusan kredit.
63.138.083.255 45.239.505.995
2019 2018
45.239.505.995
Pembentukan CKPN dilakukan dengan menggunakan Metode Migration Analysis dan data histori 3 (tiga) tahun (Tahun
2017 sampai dengan Tahun 2019). Sampai dengan posisi 31 Desember 2019 telah dilakukan review atas pembentukan
CKPN tersebut.
Perhitungan CKPN Bank Sulteng berpedoman pada Pedoman penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2014), sesuai
Keputusan Direksi Bank Sulteng No.76/BPD-ST/PMSR/X/2015 tanggal 23 Desember 2015 dan Keputusan Direksi Nomor
133/BPD/ST/OPR/XI/2017 tentang Pedoman Teknis penyusunan dan perhitungan tarif cadangan kerugian atas
penurunan nilai (CKPN) metode Migration Analysis PT. Bank Sulteng.
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera adalah kredit dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang
diterbitkan oleh Bank Sulteng kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka pemilikan rumah
sejahtera yang dibeli dari pelaku pembangunan. Kerdit ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dengan Bank Sulteng.
-
35.675.349.941
9.564.156.054 24.042.920.719
(6.144.343.459)
Penghapusbukuan kredit ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
45
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai pada Aset Tetap.
(43.288.820.600)
70.361.948.476
19.669.005.575 - 4.678.400.100
Jumlah
4.267.566.100 15.156.617.360
96.225.560.227 113.650.769.076
- 412.468.247 (692.322.888)
Mesin Kantor
(1.104.791.135)
- (298.885.117)
Perabot Kantor
- - (409.394.409)
(3.057.005.553) -
(180.945.388)
27.397.507.952 5.710.230.382 1.239.753.809
7.042.814.474
(228.449.021)
(191.381.689)
Tidak terdapat Aset Tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
(12.541.505.847)
(35.713.790.767)
Reklasifikasi Saldo Akhir
-
(7.987.498.080) -
60.511.769.460
412.468.247
(10.913.821.090)
136.577.800.455
(19.436.554.191)
Saldo Awal Penambahan
-
- (15.598.511.400)
Saldo Akhir
(6.468.089.355) (2.011.785.709) - - (8.479.875.064)
Reklasifikasi
-
Perabot Rumah Dinas (107.503.428)
Jumlah 83.844.191.241
Tanah 4.633.007.954 2.322.915.000 -
Perabot Rumah Dinas (298.885.117) (67.732.473) -
(43.288.820.600)
Bangunan Kantor
Rumah Dinas
Jumlah 113.650.769.076
Akumulasi Penyusutan Pengurangan
(795.595.196)
(577.882.520)
12.626.191.101 - 410.834.000 98.494.151.716
Aset Dalam Penyelesaian 12.381.368.986
(53.703.506.418)
3.765.853.716 167.865.000 -
Jumlah
Aset tetap dalam penyelesaian sebesar Rp.9.446.386.978,- dan Rp.15.156.617.360,- adalah bangunan kantor dan inventaris
dalam penyelesaian yang masih dalam proses pengerjaan pada Kantor Pusat per tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Kendaraan
(2.630.258.001)
(2.772.075.073)
976.879.045
3.933.718.716
39.925.941.470
(17.809.831.723)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan
-
Jumlah
Kendaraan (692.322.888) (103.272.308) -
Rumah Dinas (409.394.409) (168.488.111)
Akumulasi Penyusutan
-
Rumah Dinas
Mesin Kantor
Nilai Buku
- -
17.859.479.097
Perabot Kantor 21.974.101.941 - - -
Perabot Rumah Dinas 362.714.056 129.493.000 - -
- (1.065.967.718)
(15.179.573.721)
-
-
9.446.386.978
127.131.413.477
565.990.461
-
Nilai Buku 70.361.948.476
(1.239.753.777)
(15.598.511.400)
2018
Aset Dalam Penyelesaian 15.156.617.360 - 5.710.230.382
31.453.307.243
24.640.299.377
- 42.673.566
(42.673.534)
82.874.294.037
(409.291.124)
98.494.151.716 27.397.507.952 - 1.239.753.809
Perabot Rumah Dinas 492.207.056
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
410.834.000
- -
Bangunan Kantor (8.479.875.064) (2.433.946.026) -
Jumlah
Bangunan Kantor 33.861.321.432 6.064.620.039
2019
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
5.892.617.561
53.896.279.111
9.595.037.554
- -
3.941.298.062
Kendaraan 1.387.713.045
1.087.882.170
31.109.839
Harga Perolehan
Perabot Kantor (17.809.831.723) (3.629.418.049) - (131.112.525) (21.570.362.297)
Mesin Kantor
Perabot Kantor 24.408.705.315 6.913.489.403 - 131.112.525
Mesin Kantor 21.800.777.159 1.773.554.500 - 1.065.967.718
Kendaraan 976.879.045 111.003.125 - -
- -
Tanah 6.955.922.954 2.639.114.600 -
- (9.174.932.041)
-
492.207.056
24.408.705.315
21.800.777.159
Bangunan Kantor 39.925.941.470 13.970.337.641
6.955.922.954
Saldo Akhir
-
Rumah Dinas 3.933.718.716 1.958.898.845 -
46
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN
Uang Muka Kepada Pihak Ketiga
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Tagihan ATM Bersama
Tagihan Link Telkom
Pendapatan Yang Masih Akan Diterima
Aset Lainnya
Jumlah
Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:
a. Persediaan
Persediaan Barang Cetakan dan Formulir
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Buku Cek dan Bilyet Giro
Persediaan barang iklan dan promosi
Jumlah
b. Beban Dibayar di Muka
Beban Personalia
Beban Sewa Gedung
Beban Sewa Mesin-mesin Kantor
Beban Asuransi Aset Tetap
Biaya Program SIMANTAP
Jumlah
Reklasifikasi Saldo Akhir
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
2.205.917.725
(250.525.000)
3.423.500.000
2.588.416.667
2.690.050.000
14.582.316.818 4.680.000
9.844.957.592 6.363.308.999
7.237.446.670 -
4.242.120.000
-
2018
47.366.137
2019
- (1.278.462.166)
(835.083.333)
(443.378.833)
733.450.000
45.643.163
(584.558.333)
3.423.500.000 818.620.000 - -
(835.083.333)
-
Akumulasi Amortisasi
-
1.059.416.800
2018
37.636.483
343.676.352 143.676.352
-
2019 2018
637.828.062 1.391.118.334
384.960.909 79.810.000
Nilai Buku
9.844.957.592 6.363.308.999
2019 2018
- -
Saldo Awal
-
2.285.647.254 1.757.334.217
29.594.492.362 21.294.153.132
Harga Perolehan
58.105.645.791
2.631.847.970
Penambahan Pengurangan
2.588.416.667
1.607.891.765 2.631.847.970
2019
34.153.400
-
3.952.845.576
1.607.891.765
2.105.491.667
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tidak berwujud.
354.227.060 2.364.820.260
592.233.951
110.530.000
2.963.657.834
32.436.285.227
Nilai Buku
Akumulasi Amortisasi
47
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN - (lanjutan)
c. Pendapatan Bunga Yang Masih akan Diterima
Jasa Bank Persepsi
Bunga Kredit
Bunga Deposito Berjangka
Bunga Deposito on Call
Bunga Call Money
Lainnya
Jumlah
12. LIABILITAS SEGERA
Kiriman Uang
Dana Titipan
Titipan Pajak Penghasilan
Kewajiban Pada Pihak Ketiga
Standing Instruction (SI) Gaji
Standing Instruction (SI) Kredit
Angsuran Asset Sales
Setoran Deposito Jatuh Tempo
Cadangan Remunerasi
Kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali -
Jumlah
Penjelasan atas liabilitas segera adalah sebagai berikut:
a. Kiriman Uang
Titipan Transfer Pihak Ketiga
Kliring dalam proses
Titipan KU yang akan dibayar
Titipan KU via RTGS
Titipan KU via Kliring
Titipan KU Retur RTGS
Titipan KU Retur Kliring
Jumlah
6.304.179.500
29.594.492.362
3.127.152.411
79.795.455
140.920.578 223.221.574
6.208.255.862
68.720.124.980
11.914.636.871
1.487.602.630
230.659.828 291.200.004
616.383.562
6.292.039.580
1.146.598.962
15.688.266.447 7.121.426.153
123.144.418.454 299.677.400.874
Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan perintah
pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum diambil nasabah,
transaksi kliring, kewajiban pada pihak ketiga dan kewajiban wajib pungut/potong PPh.
2019 2018
-
-
-
43.473.713.925
118.922.940
98.672.728
2019 2018
26.557.470.708 2.612.872.549
11.428.743 11.428.742
2019
27.218.351.233
238.575.074 189.497.634
1.846.600.969 4.770.053.591
2018
18.015.908.257
20.254.703.220
221.842.469.300
29.254.572.731
407.561.644
773.819.444 316.250.000
190.180.556 -
5.052.684.501 2.045.512.524
22.961.424.299 18.445.033.510
68.720.124.980 43.473.713.925
21.294.153.132
9.604.130.509
48
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
12. LIABILITAS SEGERA - (lanjutan)
b. Dana Titipan
Titipan pihak ketiga
Titipan Pihak Ketiga Angsuran Pinjaman
Titipan Penampungan Selisih
Kas Titipan Bank Indonesia
Titipan Setoran Pajak Pihak III
Titipan Provisi Kredit dalam proses
Titipan antar Biro/Seksi Bank Sulteng
Jumlah
c. Titipan Pajak Penghasilan
Titipan PPh Bunga Tabungan
Titipan PPh Bunga Deposito Berjangka
Titipan PPh Jasa Giro
Titipan PPh Pasal 21/23
Jumlah
d. Kewajiban Pada Pihak Ketiga
Kewajiban ATM Bersama
Pelimpahan ATM Bersama
Kewajiban Link - Telkom
Kewajiban PLN
Kewajiban BPD Net Online
Kewajiban Payment Telkomsel
Kewajiban BPD Net Online
Kewajiban Biller ATM
Jumlah
13. SIMPANAN NASABAH
a. Berdasarkan jenis
Pihak Berelasi:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Simpeda
- PNS
- Tabunganku
- Tabungan Simantap 3 In 1
- Siswa plus
Jumlah
371.001.949.616
50.697.771
5.216.683
210.533 209.133
23.958.624
755.306.713
373.241.626.973
78.650.000
2.922.749
72.689.088
950.981.546
889.292.679
490.782.860
969.297.178
354.139.055.686
2019
44.650.000
347.304.828
352.801.683.191
13.691.383.165
1.134.224.841
529.066.943
172.971.306
2018
1.222.249.775
96.750.829
3.000.000
2019
9.993.562
45.513.259
1.487.602.630
714.217.012
693.420.677
34.451.682
1.629.201.717
18.015.908.257
2019
9.869.021.409
3.000.000
812.500
36.703.184
11.914.636.871
1.303.061.529
2018
1.146.598.962
270.582.797
2018
2019 2018
13.297.191.584 8.065.577.732
506.532.598 1.470.375.249
15.314.506.826 2.398.710
67.662.183 49.023.291
2.632.000 2.632.000
31.145.940 14.123.527
29.254.572.731 9.604.130.509
33.558.900
1.342.700
-
-
49
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)
a. Berdasarkan jenis
Pihak Ketiga:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Tabungan Lokal
- Simpeda
- Tabunganku
- Tabungan PNS
- Tabungan Pensiunku
- TabunganKU Plus
- Tabungan Siswa
- Tabungan Siswa plus
- Tabungan Simpel
- Tabungan Simantap 3 In 1
Deposito
Jumlah
b. Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu
Deposito Berjangka:
- 1 bulan
- 3 bulan
- 6 bulan
- 12 bulan
- Deposito On Call
Jumlah
c.
Kurang atau sama dengan 1 bulan
Lebih dari 1 sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 sampai dengan 6 bulan
Lebih dari 6 sampai dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah
d. Tingkat Suku Bunga
Giro
Tabungan
Deposito
452.140.378.923
2018
2018
687.246.520.490
Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan
saat jatuh tempo
77.518.275.373
79.993.083.806
1,00% sampai 2,50%
0,25% sampai 2,75% 0,25% sampai 2,00%
- -
2019
80.730.249.334
46.559.800.000
562.909.307.607
2019
2.095.169.841.997
525.161.333.772
17.413.409.886
116.466.483.704
9.013.927.465
3.669.505.866.524
722.224.013.812
1.653.755.817.735
5.427.750.869.614
2019
-
1.091.361.750.000
255.086.725.000 432.831.625.000
Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari
saldo rata-rata harian dengan memberikan hadiah yang diundi secara nasional.
1,00% sampai 3,00%
6.469.459.743
5.781.889.925.300
10.240.056.984
1.653.755.817.735
2019 2018
856.344.669.715 468.783.528.148
-
2.114.425.244.824
84.956.511.434
2.114.425.244.824
68.357.229.855
4.427.076.450
63.303.675.921
350.942.282.927 350.005.442.779
10.047.933.858 7.208.772.024
3.296.264.239.551
487.674.963.968
676.693
59.215.741.681
14.966.014.536
14.199.463.318
1.653.755.817.735
Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo
rata-rata harian namun tidak menawarkan hadiah.
2018
2.114.425.244.824
1,00% sampai 9,00% 1,00% sampai 9.75%
604.693
25.128.987.567
52.285.343.430
1.173.124.063.675 431.183.538.517
- 701.503.407.640
50
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Call Money
Tingkat suku bunga:
Call Money
15. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima oleh PT. Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI
Call money pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.
Pada tahun 2015 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Simpel. Tabungan SimPel adalah tabungan
untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana
serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
Pada tahun 2016 Bank Sulteng mengeluarkan program baru yaitu Tabungan Simantap 3 in 1.Tabungan Simantap 3 in 1
merupakan program yang dikeluarkan oleh Bank Sulteng dengan memberikan 3 manfaat dalam 1 rekening, dimana
nasabah menerima 3 manfaat (rate, cash back, gift).
18.359.438.884
4.90% sampai 5.15% 6.20% sampai 7.30%
Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018.
2.640.309.597
1.150.000.000.000
Pada tahun 2014 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Siswa dan Tabungan Siswa Plus. Tabungan ini
merupakan produk turunan dari TabunganKu yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang dikembangkan lagi oleh Bank
Sulteng. Tabungan Siswa Plus ini memiliki jangka waktu minimal 2 tahun.
PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/DIR/XV-
A/2011 tanggal 14 Januari 2011 perihal Mandatory Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.
569.000.000.000
Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil
dilingkungan Pemerintah Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten se-Sulawesi Tengah.
Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai
Negeri Sipil Pusat, Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS Ex
Departemen Perhubungan pada PT KAI, TNI dan Polri, serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan Veteran PKRI
dan KNIP.
20182019
2019 2018
Pinjaman Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perumahan (PFLPP) adalah fasilitas liquiditas pembiayaan perumahan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementrian Pekeraan Umum dan
Perumahan Rakyat. Pinjaman tersebut diperoleh dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan
Perjanjian Kerjasama antara Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan PT Bank Sulteng Nomor
70/PKS/DP/2017 dan Nomor 118/PKS/BPD-ST/DIR/KDT/2017 tanggal 18 Mei 2017 tentang Penyaluran Kredit Kepemilikan
Rumah Bersubsidi dalam rangka perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan jangka waktu
Perjanjjian Kerjasama selama 3 (Tiga) Tahun terhitung dari tanggal 18 Mei 2017 ssampai dengan 18 mei 2020. Kewajiban
penyetoran pokok kepada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan jangka waktu kredit
kepada debitur. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sebesar 0,5%.
TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa
biaya adminstrasi yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya
menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
51
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
16. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN
Jaminan Tender
Bunga Yang Masih Harus Dibayar
Jasa Produksi, Dana Kesejahteraan, dan Tantiem
Lain lain
Jumlah
17. PERPAJAKAN
a. Kewajiban Pajak
Saldo Kewajiban Pajak per 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Pajak Penghasilan kurang bayar (Pasal 29)
Angsuran Pajak Penghasilan (Pasal 25)
Jumlah
b. Taksiran Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Beban/(Manfaat) Pajak Tangguhan
Jumlah
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Koreksi Fiskal
- Perbedaan Temporer:
- Beban Jasa Produksi tahun 2019 dan 2018
- Beban Tantiem tahun 2019 dan 2018
- Beban Dana Kesejahteraan tahun 2019 dan 2018
- Pembayaran JasPro tahun 2018 dan 2017
- Pembayaran Tantiem tahun 2018 dan 2017
- Pembayaran Dana Kesejahteraan tahun 2018 dan 2017
- Beban Manfaat Karyawan Menurut Aktuaris
- Pembayaran Iuran Manfaat Karyawan
- CKPN
Jumlah Beda Temporer
- Perbedaan Tetap
- Beban Penyusutan Rumah Dinas
- Beban Sewa Rumah Dinas Pemimpin Cabang
- Beban Sewa Kendaraan
- Beban Pemeliharaan Rumah Dinas
- Beban Pembinaan Pegawai dan Keluarga
- Beban Langganan Surat Kabar dan Majalah
- Beban Perjamuan Tamu
- Beban Rekreasi dan Olah raga
3.542.068.902
2019 2018
3.515.013.565
10.592.578.667 8.112.309.652
Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi-klasifikasi akun liabilitas di atas,
dengan rincian sebagai berikut:
45.723.854.584 38.011.311.679
149.045.000 127.850.000
705.483.485 780.837.152
27.102.888.785
39.993.094.250
(8.142.925.810)
(41.068.720.500)
202.566.000 242.904.150
208.397.365
2018
2019 2018
136.257.070 260.546.647
24.428.777.430
18.908.992.175 8.142.925.810
8.193.896.609 8.142.925.810
694.288.121 191.891.000
4.513.373.567
2018
47.622.901.500
(2.823.936.470)
47.622.901.500 39.993.094.250
(4.958.801.262) 3.832.882.600
42.664.100.238 43.825.976.850
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak
Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
2019
(33.481.815.814)
(7.511.758.003)
(8.142.925.810) (7.511.758.003)
12.579.668.935
163.438.895
1.928.155.695
11.814.374.643
2019
6.554.181.000 6.511.278.436
2019 2018
(6.963.239.282)
27.804.500 51.068.500
1.059.627.273 -
168.724.048.072 152.398.320.982
2019 2018
- 8.142.925.810
(8.142.925.810) (7.511.758.003)
(6.651.647.076)
4.772.523.603 (9.568.575.251)
13.374.656.816
52
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
17. PERPAJAKAN - (lanjutan)
Koreksi Fiskal - (lanjutan)
- Perbedaan Tetap - (lanjutan)
- Beban Bantuan kepada Pegawai
- Beban Hadiah dan Sumbangan
- Beban Denda Pajak
- Beban jamuan kepada pegawai
- Beban perayaan HUT
- Beban tunjangan PPh Karyawan
- Beban perawatan kesehatan
- Beban Non Operasional Lainnya
Jumlah Beda Tetap
Jumlah Koreksi Fiskal
Laba Kena Pajak
Laba Kena Pajak Dibulatkan
Perhitungan Pajak Penghasilan Kini:
- Tahun 2019 : x
- Tahun 2018 : x
Pajak Penghasilan Kini
Uang Muka Pajak (PPh Pasal 25)
Kurang Bayar Pajak (PPh Pasal 29)
c. Pajak Tangguhan
Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan
Imbalan Pasca Kerja
CKPN
Jumlah
Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan
Imbalan Pasca Kerja
CKPN
Jumlah
50.741.236 2.270.969.792
1.565.198.616 1.101.034.037
1.193.130.901 (8.084.991.509)
6.713.749.115 4.958.801.262 9.289.875.305
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal laporan posisi keuangan.
6.107.194.357
2018
68.059.807 21.860.983
1.068.449.835 97.818.500
1.398.943.977 1.460.695.693
845.481.056 1.541.143.302
57.450.313 1.569.109.270
200.066.689 471.866.616
-
1.328.209.694
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan
memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
5.633.818.502 473.375.855
3.097.142.522 10.599.144.618
(9.278.122.410)
39.993.094.250
25% 190.491.606.000 47.622.901.500 -
47.622.901.500 39.993.094.250
(41.068.720.500) (33.481.815.814)
6.554.181.000 6.511.278.436
Sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah pajak
yang terhutang (self-assesment system ). Direktorat Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak
dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
2019
-
2018
2017
Dikreditkan/
(Dibebankan) ke
Laporan Laba Rugi 2018
9.884.677.168
9.884.677.168
(8.375.256.101) (902.866.309) (9.278.122.410)
9.218.422.020 (3.832.882.600) 6.713.749.115
Dikreditkan/
(Dibebankan) ke
Komprehensif
Lainnya
-
(9.530.700.288)
1.328.209.694
8.392.901.872 10.397.993.006
Dikreditkan/
(Dibebankan) ke
Laporan Laba Rugi 2019
21.767.558.688 7.574.056.536
Dikreditkan/
(Dibebankan) ke
Komprehensif
Lainnya
2019 2018
11.959.859.620 (3.403.392.146)
Komponen Aset/(Kewajiban) Pajak
Tangguhan
Komponen Aset/(Kewajiban) Pajak
Tangguhan
190.491.606.760 159.972.377.518
190.491.606.000 159.972.377.000
25% 159.972.377.000 -
6.107.194.357 668.527.839 6.775.722.196 -
(9.530.700.288)
53
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERMODALAN
a. Modal Dasar
b. Modal Disetor
Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.650.000.000.000,-
yang ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah No.85 Tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan
Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-0936834.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 29 Mei
2015 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per saham.
Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.490.542.400.000,-
yang ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah No.05 Tanggal 27 April 2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah disahkan
dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal
21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per saham.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-270/KO.0602/2019 tanggal 28 Mei 2019 perihal Perubahan
Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp.366.507.700.000,-.
Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp.62.094.200.000,- beserta agio saham sebesar Rp.36.299.627.552,- dan
penambahan setoran modal sebesar Rp.9.388.695.750,- atau seluruhnya sejumlah Rp.107.782.523.302,- tersebut, belum
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor
13/27/PBI/2011 tanggal 28 Desember 2011 tentang perubahan atas PBI no. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum dimana
PT. Mega Corpora sebagai calon Pemegang Saham Pengendali dengan persentasi kepemilikan 30% (tiga puluh
persen) harus memenuhi persyaratan mengenai integritas, kelayakan keuangan dan mendapatkan persetujuan dari
Bank Indonesia. Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang
Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka setoran modal beserta agio saham PT. Mega Corpora pada tahun
2014 telah direklasifikasi sebagai Dana Setoran Modal.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-638/KO.63/2015 tanggal 30 September 2015 perihal Perubahan
Modal Disetor dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp.227.430.300.000,- Komposisi kepemilkan Bank tersebut sudah termasuk Modal Disetor dari PT. Mega
Corpora sebesar Rp.56.630.000.000,- dengan persentase kepemilikan 24.90%.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-449/KO.0602/2018 tanggal 2 Agustus 2018 perihal Perubahan
Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp.313.778.900.000,-.
Pada Tahun 2017 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar
Rp.1.000.000.000.000,- yang ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.14 Tanggal 12 April 2017 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan
telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.03-0131326
Tahun 2017 tanggal 12 April 2017 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per saham.
54
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERMODALAN - (lanjutan)
b. Modal Disetor - (lanjutan)
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT.Mega Corpora
Jumlah
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT.Mega Corpora
c. Dana Setoran Modal
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka komposisi pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk tahun 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:
16.504.800.000
2,56%
3,19%
3,85%
18.194.300.000
912.621
3,36%
2.524.200.000 0,80%
Nominal
2019
Merupakan tambahan setoran modal oleh para pemegang saham untuk menambah kepemilikan saham, namun
belum didukung kelengkapan persyaratan modal sehingga harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai
pasal 14 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 11/POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
24,90% 78.132.200.000
100,00% 313.778.900.000
2,76%
8.047.500.000
11.310.700.000
12.065.900.000
9.998.900.000
11.085.400.000
14.218.600.000
47.330
7.951.400.000
3,76%
3,22%
2,73%
4,96%
34,84%
Jumlah saham
181.943
100,00%
10.098.500.000
14.378.600.000
13.395.600.000
11.085.400.000
11.800.100.000
33,67% 105.640.500.000
79.514
3,60%
4.733.000.000
Nominal
91.262.100.000
3,95% 12.382.900.000
44.174 1,21%
100.985
4.778.400.000
99.989
120.659
47.784
80.475
781.322
4,50% 16.504.800.000
%
113.107
118.001
25.242
110.854
99.989
3,02%
3,65%133.956
123.829
165.048
142.186
110.854
105.558
1.056.405
3,92%
1,30%
2018
Jumlah saham
10.555.800.000
5,26%
3,53%
4,53%
1,52% 4.778.400.000
127.686.500.000
3.137.789
9.998.900.000
4.417.400.000
3,09%
143.786
47.784
2,17%
3.665.077
136.450
165.048
118.001
%
1.276.865
113.107
3,72% 13.645.000.000
366.507.700.000
1,51%
11.800.100.000
24,90%
11.310.700.000
55
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERMODALAN - (lanjutan)
c. Dana Setoran Modal - (lanjutan)
Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Bangkep
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Morowali
Kab Buol
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
Kab Parigi Moutong
PT Mega Corpora
Jumlah
d. Agio Saham
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Toli toli
Kab Tojo Unauna
Kab Morowali
Kab Buol
Kab Parigi Moutong
Kab Banggai Kepulauan
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT. Mega Corpora
Jumlah
3.604.523.481
62.752.246.046
36.538.560.009
4.000.195.293
6.300.259.123,00
4.956.504.774
5.100.135.530,00
3.000.177.922,00
-
18.827.422.458 31.715.293.598
872.032.903
3.000.232.134
3.250.273.975,00
2.582.367.866 1.475.622.078
2019
2018
127.887
2018
34.934.431.150,00
195.293,00
2.000.241.324,00
555.471,00
295.750
5.617.330.285
2019
10.664.398.226 3.664.823.519,00
295.000
2.290.242.718
872.032.903
2.616.858.676 3.354.669.715
404.660
3.689.172.113
1.916.519.856
53.350.911.039
129.557.595.767
2.766.864.470
3.689.172.113
1.916.519.856
2.654.038.600
3.652.226.025
Per 31 Desember 2018 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi
Tengah adalah sebesar Rp.53.057.563.777,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.45.675.302.798,-.
4.242.428.089
98.732.866.575
4.242.428.089
3.050.741.374
Harga saham atas Dana setoran modal Pemegang Saham Tahun 2013 sampai saat ini adalah sebesar Rp.158.459,- per
lembar saham dengan rincian Rp.100.000 dibukukan sebagai Nominal saham dan Rp.58.459,- dibukukan sebagai Agio
saham berdasarkan hasil penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik "Miduk Totok" yang telah diputuskan pada RUPS-LB
tanggal 12 April 2013 dan tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB PT.Bank Pembangunan Daerah Sulteng
No.69 tanggal 21 Juni 2013.
45.675.302.798
2.028.994.972
4.851.220.115
555.471
3.250.279.885
4.500.266.819,00
127.887,00
295.750,00
21.269.951.570
91.719.525.208
1.660.118.682
Per 31 Desember 2018 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi
Tengah adalah sebesar Rp.76.206.684.728,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.53.350.911.039,-.
4.314.157.282
5.374.895.837
2.028.994.972
4.648.308.926
1.660.118.682
295.000,00
167.283,00
5.086.489.037
167.283
Dana setoran modal tahun 2019 sebesar Rp.91.719.525.208,- berasal dari setoran modal Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kota di Wilayah Sulawesi Tengah serta PT Mega Corpora yang belum mendapatkan
persetujuan RUPS dan Otoritas Jasa Keuangan.
56
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
Pajak-pajak terkait
Jumlah
a. Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
b. Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
20. PEMBAGIAN LABA BERSIH
Adapun alokasi pembagian laba untuk tahun-tahun tersebut adalah sebagai berikut:
Dividen
Cadangan Umum
Cadangan Khusus IT
Jumlah Alokasi Laba
21. PENDAPATAN BUNGA
Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada bank lain
Kredit yang diberikan
Jumlah
22. BEBAN BUNGA
Bank Lain
- Call Money
- Deposito Berjangka
- Giro
- Lainnya
Jumlah Beban Bunga Bank Lain
Non Bank
- Giro
- Tabungan
- Deposito Berjangka
- Lainnya
Jumlah Beban Bunga Non Bank
Jumlah
1.832.997.586
43.497.472.635 39.006.942.996
215.598.852.304
Merupakan hasil Market to Market atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) Surat berharga (Reksadana) dihitung berdasarkan nilai
pasar wajar (NPW).
(1.394.794.166) 987.880.906
9.530.700.288
2018
2019
84.720.918.762 48.403.672.146
174.561.748.637
137.056.359.941
9.843.331.488
27.655.843.662
211.678.468.967
172.334.073.008
43.264.779.296
38.308.263.285
-
-
13.236.941.733
120.752.176.688
2.797.236.796
2018
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai
yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal
periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai
yang telah memenuhi kriteria.
- 5.007.838.669
108.572.344.133 100.156.773.379
54.286.172.067 45.070.548.020
40.467.542.500
Jasa produksi, dana kesejahteraan, tantiem dan CSR untuk tahun 2019 telah disajikan sebagai beban tahun berjalan dan
bukan sebagai distribusi laba bersih.
483.647.881.097 460.202.122.130
2019 2018
54.286.172.066 50.078.386.689
611.866.272.494 547.612.737.273
2019
16.195.686.111
2019
37.116.720.330
20.887.284.219
-
33.750.000
Pembagian laba tahun buku 2018 dilaksanakan pada tahun 2019 berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan nomor 33 tanggal 04 April 2019. Sedangkan pembagian laba tahun buku 2017 dilaksanakan pada tahun 2018
berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2018.
3.321.416.686
5.312.838.775
9.968.903.708 9.622.136.367
2018
6.213.546 36.691.302
57
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
23. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
Penerimaan bunga kredit hapus buku
Penerimaan pokok kredit hapus buku
Provisi Bank Garansi
Denda kredit dan deposito
Jasa penggantian Cek dan Bilyet Giro
Jasa administrasi
Jasa administrasi referensi/dukungan bank
Jasa transfer
Pendapatan Fee
Keuntungan dari penjualan efek-efek
Lainnya
Jumlah
24. PENYISIHAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
Kredit yang diberikan
Penempatan pada Bank Lain
Jumlah
25. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
Beban barang dan jasa pihak ketiga
Beban sewa
Beban asuransi
Beban pemeliharaan dan perbaikan
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban promosi
Beban perjalanan dinas
Beban pajak dan retribusi
Jumlah
26. BEBAN TENAGA KERJA
Gaji dan tunjangan
Honorarium Dewan Komisaris
Lembur
Pembayaran lainnya ke pegawai
Jasa produksi dan kesejahteraan
Imbalan kerja
Pendidikan dan seminar
Jumlah
27. BEBAN LAINNYA
Tenaga ahli
Beban iuran dana pensiun
Beban operasional lainnya
Beban dari bank lain
Jumlah
11.932.552.845
1.176.306.965
2.565.659.988
36.795.042.939
2018
97.182.476.840
39.208.957.470
108.770.135.137
2019
1.429.254.035
130.118.582
2.756.520.569
921.116.160
1.317.537.776
1.680.806.222
8.790.700.821
903.673.002
838.685.717
133.312.917
4.276.024.550
17.493.448.887
29.805.434.245
18.562.211.242
50.612.140.144
27.102.888.784
11.656.333.821
20.673.449.555 23.293.214.166
415.156.463 347.479.719
146.283.679.502 136.523.637.617
2019 2018
1.435.673.246 2.439.097.436
1.703.571.893 1.704.917.230
17.119.047.953 18.801.719.781
5.247.404.562
17.069.516.344
24.428.777.430
49.240.929.389
8.188.607.488
2019 2018
6.467.861.258
9.031.399.460
1.525.042.046
10.486.297.183
49.360.643.059
9.326.685.432
50.874.774.650
2018
11.249.340.478
11.249.340.478
2018
83.259.301.963
3.234.917.351
34.932.780.069
2019
-
382.360.000
676.495.000
2.305.445 5.980.000
467.276.122
3.082.733.306
9.649.851.346
12.279.990.546
10.785.582.259
173.958.920
71.445.963.495
2019
11.347.560.032
24.042.920.719
-
9.340.298.228
12.089.815.669
24.042.920.719
110.705.500
23.104.537.279
461.381.500
58
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
28. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL
Pendapatan Non Operasional:
Pendapatan Non Operasional Lainnya
Jumlah
Beban Non Operasional:
Beban Non Operasional Lainnya
Denda Laporan
Denda Pajak
Denda Lainnya
Hadiah dan Sumbangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan/(beban) non Operasional
29. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI
KOMITMEN
Tagihan komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Digunakan
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Ditarik
- Lainnya
Jumlah
Komitmen bersih
KONTIJENSI
Tagihan Kontijensi:
- Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas Kontijensi:
- Garansi yang Diterbitkan
- Lainnya
Jumlah
Kontijensi Bersih
LAINNYA
- Aset Produktif yang Dihapusbukukan
- Lainnya
Jumlah Tagihan Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen dan Kontijensi - Bersih
30. IMBALAN KERJA
Bank memberikan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja lainnya kepada para karyawannya yang memenuhi
syarat yang terdiri dari program pensiun manfaat pasti, tunjangan hari tua, penghargaan masa kerja, uang duka dan
penghargaan pensiun, serta penghargaan akhir masa jabatan direksi. yang dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan
yang telah sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.
Penilaian aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria independen (PT
Dian Artha Tama) dengan menggunakan metode projected unit credit . Perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2019, diperoleh dari laporan aktuaria pada tanggal 7 Pebruari 2020.
1.901.569.281
1.565.198.616
(26.274.281.617)
-
(26.274.281.617)
14.511.845.485
-
14.511.845.485
(36.941.050.154)
-
2018
1.453.419.814
21.860.983
1.629.061.636
-
1.101.034.037
(42.232.757.139)
50.687.709.214
10.953.662.103
61.641.371.317
-
780.849.300
(45.742.267.818)
(58.131.860.638)
(45.742.267.818)
(45.742.267.818)
-
-
2019
2019
-
-
13.214.326.961
13.214.326.961
(71.346.187.599)
-
(71.346.187.599)
471.866.616
3.082.481.450
2018
3.082.481.450
2019
34.300.000
200.066.689
2.682.418.581
56.094.169
2.682.418.581
12.150.000
68.059.807
14.861.765.459
63.565.251.745
17.622.234.443
45.943.017.302
(11.762.436.132)
2018
(36.941.050.154)
(36.941.050.154)
-
-
-
59
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
30. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
Dana Pensiun
Tunjangan Hari Tua
Penghargaan Masa Kerja, Uang Duka dan Pensiun
Akhir Masa Jabatan Direksi dan Komisaris
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
a. Program Dana Pensiun
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya (Pendapatan) Netto
a. Biaya Bunga
b. Pendapatan Bunga dari aset
Beban (Pendapatan) yang diakui
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Perubahan atas Dampak Batasan Aset
Rekonsiliasi Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) akhir periode
Jumlah yang Diakui dalam Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas
Aset Sebelum Batasan Aset
Aset Setelah Batasan Aset
- (4.698.610.191)
9.563.445.924 -
- -
- (4.698.610.191)
- Nilai kini pengembalian masa depan dan pengurangan iuran (Batasan
Aset)
2019 2018
- 4.698.610.191
17.034.547.360 13.740.600.953
21.517.483.215 18.313.101.192
3.844.547.896
4.913.779.952 5.255.141.701
(57.528.408.238) (61.935.407.379)
67.091.854.162 57.236.797.188
9.563.445.924 (4.698.610.191)
-
2.786.396.335
42.396.578.471 39.538.708.671
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau
telah menikah. Program tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak
pada saat karyawan pensiun atau pada saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang
bersangkutan.
Pendanaan program pensiun ini dibentuk dari iuran peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan sesuai
perhitungan aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri. Di
samping itu, sumber pendanaan lainnya adalah hasil investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa
deposito berjangka.
Berdasarkan laporan aktuaris No.: 158-D/PSAK/DAT/II/2020 untuk perhitungan Dana Pensiun, Beban (Pendapatan)
Imbalan Pasca Kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2019 dan 2018 adalah sebagai
berikut:
2019 2018
4.514.398.086 4.836.126.157
5.264.509.627 4.065.068.104
(4.865.127.761) (3.646.052.560)
-
- -
- -
9.563.445.924 (4.698.610.191)
9.563.445.924 -
(4.698.610.191) (5.819.660.335)
- -
4.913.779.952 5.255.141.701
(14.245.714.351) (1.609.724.126)
4.930.121.716 4.766.467.719
9.563.445.924 (4.698.610.191)
60
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
30. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
a. Program Dana Pensiun (lanjutan)
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
Beban (Pendapatan) yang diakui
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) akhir periode
Jumlah yang Diakui dalam Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas
Aset
Liabilitas Neto
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
1.338.313.659 (3.812.310.703)
480.271.920 228.077.255
(9.280.498.033) (11.099.083.612)
2019 2018
(13.740.600.953) (16.072.022.672)
- -
3.522.021.555 3.189.833.103
1.818.585.579 (3.584.233.448)
2.046.660.727 1.937.021.374
(17.034.547.360)
2019 2018
(11.099.083.612) (7.514.850.164)
(13.740.600.953)
(17.034.547.360) (13.740.600.953)
- -
(17.034.547.360) (13.740.600.953)
2019 2018
(24.092.093.564) (19.350.815.897)
7.057.546.204 5.610.214.944
(17.034.547.360) (13.740.600.953)
- -
- -
- -
(17.034.547.360) (13.740.600.953)
(476.868.270) (364.249.061)
3.522.021.555 3.189.833.103
Status Rekonsiliasi imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:
2018
11.172.480.878 12.782.205.004
(12.402.336.769) (1.162.478.261)
(1.843.377.582) (447.245.865)
9.563.445.924 -
6.490.212.451 11.172.480.878
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 158-B/PSAK/DAT/II/2020 untuk perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban
(pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:
2019 2018
2.354.070.474 2.032.647.471
1.644.819.351 1.521.434.693
2019
61
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
30. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan Penghargaan Pensiun
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan) yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) akhir periode
Jumlah yang Diakui dalam Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas
Aset
Liabilitas Neto
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
- -
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
(1.622.588.321) (6.359.344.014)
- -
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
2019 2018
(9.900.524.910) (3.541.180.896)
(1.622.588.321) (6.359.344.014)
- -
(11.523.113.231) (9.900.524.910)
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
- -
- -
- -
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
2019 2018
(18.313.101.192) (20.982.152.030)
2.507.135.019 3.083.141.972
7.334.105.363 6.773.435.148
- -
- -
- -
- -
7.334.105.363 6.773.435.148
2019 2018
(21.517.483.215) (18.313.101.192)
- -
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut:
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 158-A/PSAK/DAT/II/2020 untuk perhitungan penghargaan Masa Kerja Uang Duka
dan Penghargaan Pensiun, beban (pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
2019 2018
5.777.491.762 5.262.720.202
1.556.613.601 1.510.714.946
- -
- -
62
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
d. Penghargaan Akhir Masa Jabatan Direksi dan Komisaris
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan) yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Perubahan pada Dampak Batas Aset
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya Dibayar Dimuka (Cadangan) akhir periode
Jumlah yang Diakui dalam Laporan Posisi Keuangan
Liabilitas
Aset
Liabilitas Neto
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
(3.844.547.896) (2.786.396.335)
- -
(3.844.547.896) (2.786.396.335)
1.486.698.329
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 158-C/PSAK/DAT/II/2020 untuk perhitungan penghargaan, Akhir Masa Jabatan
Direksi beban (pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 adalah sebagai berikut:
2019 2018
1.493.582.944
236.843.688 357.523.448
- -
-
-
4.782.698.525 4.514.288.869
-
-
2019 2018
4.514.288.869
-
-
- -
- -
1.723.542.017 1.851.106.392
2019 2018
933.800.112 409.701.985
1.723.542.017 1.851.106.392
268.409.656 (3.620.611.515)
-
(3.844.547.896) (2.786.396.335)
(3.844.547.896)
-
8.134.900.384
268.409.656 (3.620.611.515)
-
(3.844.547.896) (2.786.396.335)
- -
-
- -
- -
(3.844.547.896) (2.786.396.335)
2019 2018
(2.786.396.335) (4.965.603.443)
(2.786.396.335)
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut:
63
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
e. Asumsi
Tingkat mortalitas
Tingkat kecatatan
Tingkat pengunduruan diri
Tingkat pensiun awal
Selisih usia peserta dan suami/istri
Rata-rata kenaikan gaji pada masa yang akan datang
Tingkat kenaikan manfaat pensiun berkala
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran kewajiban aktuaria
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran aset aktuaria
Usia Pensiun
Metode yang digunakan
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
0,01% per tahun 0,01% per tahun
0,50% per tahun 0,50% per tahun
0,10% per tahun 0,10% per tahun
5 tahun 5 tahun
5% 5%
NIHIL NIHIL
Asumsi yang digunakan oleh aktuaris untuk menentukan besarnya seluruh kewajiban manfaat karyawan di atas adalah
sebagai berikut:
2019 2018
8,5% 8,5%
Projected Unit Credit Projected Unit Credit
0% - 8,5% 0% - 8,5%
56 tahun 56 tahun
GAM tahun 1971 GAM tahun 1971
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang
diberikan dan piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai biaya
perolehan diamortisasi.
Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum diperbaharui
untuk merefleksikan perubahaan keadaan pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan.
Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini adalah
perbandingan antara nilai tercatat, seperti yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan akuntansi penting
pada Catatan No. 2c menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan
bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar (perubahan nilai wajar
instrumen keuangan) diakui.
64
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - (lanjutan)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
-
-
-
33. KUALITAS ASET PRODUKTIF
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
- - - - 902.351.637
83.672.343 4.313.278 2.776.762 50.526.655 4.014.529.476
83.672.343 4.313.278 2.776.762 50.526.655 6.892.081.113
902.351.637
3.873.240.438
6.750.792.076
Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
2019 ( dalam ribuan)
Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
- - - - 100.200.000
- - - - 1.875.000.000
Aset Produktif
100.200.000
1.875.000.000
Pinjaman Diterima - - 2.640.309.597 - 2.640.309.597 2.640.309.597
Jumlah 145.475.640.885 1.851.608.615.000 3.421.799.386.965 5.193.404.070.214 10.612.287.713.064 10.612.287.713.064
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang
diterima, mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen
keuangan tersebut dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar per
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.
Tabungan - - - 1.081.838.791.566 1.081.838.791.566 1.081.838.791.566
Deposito Berjangka - - - 1.653.755.817.735 1.653.755.817.735 1.653.755.817.735
Simpanan dari Bank Lain - - - 1.150.000.000.000 1.150.000.000.000 1.150.000.000.000
Efek-efek 145.475.640.885 355.408.615.000 - - 500.884.255.885 500.884.255.885
Kredit Yang Diberikan - - 3.419.159.077.368 - 3.419.159.077.368 3.419.159.077.368
Giro - - - 933.911.257.223 933.911.257.223 933.911.257.223
Giro pada Bank Indonesia - - - 370.688.114.448 370.688.114.448 370.688.114.448
Giro pada Bank Lain - - - 3.210.089.241 3.210.089.241 3.210.089.241
Penempatan BI dan Bank Lain - 1.496.200.000.000 - - 1.496.200.000.000 1.496.200.000.000
Jumlah 49.908.431.393 2.827.643.206.105 3.969.750.831.541 6.806.486.879.981 13.653.789.349.020 13.653.789.349.020
2018
Aset dan Liabilitas Tersedia untuk Dimiliki Hingga Pinjaman Yang Biaya PerolehanNilai Tercatat Nilai Wajar
Keuangan dijual Jatuh Tempo Diberikan/Diterima Diamortisasi
Deposito Berjangka - - - 2.114.425.244.824 2.114.425.244.824 2.114.425.244.824
Simpanan dari Bank Lain - - - 569.000.000.000 569.000.000.000 569.000.000.000
Pinjaman Diterima - - 18.359.438.884 - 18.359.438.884 18.359.438.884
Kredit Yang Diberikan - - 3.951.391.392.657 - 3.951.391.392.657 3.951.391.392.657
Giro - - - 2.447.971.525.188 2.447.971.525.188 2.447.971.525.188
Tabungan - - - 1.219.493.155.288 1.219.493.155.288 1.219.493.155.288
Giro pada Bank Lain - - - 6.562.131.889 6.562.131.889 6.562.131.889
Penempatan BI dan Bank Lain - 1.975.200.000.000 - - 1.975.200.000.000 1.975.200.000.000
Efek-efek 49.908.431.393 852.443.206.105 - - 902.351.637.498 902.351.637.498
Giro pada Bank Indonesia - - - 449.034.822.792 449.034.822.792 449.034.822.792
Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31
Desember 2019 dan 2018.
2019
Nilai Tercatat Nilai WajarPinjaman Yang
Diberikan/Diterima
Dimiliki Hingga Jatuh
Tempo
Tersedia untuk
dijualAset dan Liabilitas Keuangan
Biaya Perolehan
Diamortisasi
65
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
33. KUALITAS ASET PRODUKTIF - (lanjutan)
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
34. MANAJEMEN RISIKO
Seluruh penempatan dana pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan efek-efek digolongkan sebagai aset
lancar.
PT. Bank Sulteng menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada
ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003
tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009
tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagai mana telah diubah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.
18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum
dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II Accord
secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai kebijakan agar manajemen
risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential principle dengan
menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada
semua level organisasi.
Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka
manajemen risiko Bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional
yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah
ditetapkan. Semua komite Dewan memiliki anggota eksekutif dan non-eksekutif dan melaporkan secara teratur kepada
Direksi pada tanggal kegiatan mereka.
Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk
menetapkan batas risiko dan pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas risiko.
Kebijakan manajemen risiko dan sistem direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar,
produk dan jasa yang ditawarkan.
Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan
pengendalian yang disiplin dan konstruktif, sehingga semua karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-
masing.
Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko
Bank, dan untuk mengkaji kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi
oleh Bank. Audit Komite Bank dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur
dan pengendalian manajemen risiko secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.
Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Bank Indonesia melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan
laporan Tingkat Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan
bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara konsolidasi.
- - - - 500.884.256
72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 3.464.398.583
72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 5.461.482.839
500.884.256
3.339.549.215
5.336.633.471
2018 (dalam ribuan)
DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
- - - - 251.200.000
- - - - 1.245.000.000
Aset Produktif Lancar
251.200.000
1.245.000.000
66
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
a. Profil Risiko Bank
Ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko Operasional
Risiko Likuiditas
Risiko Hukum
Risiko Strategik
Risiko Kepatuhan
Peringkat Komposit
b. Risiko Kredit
-
-
-
-
Adapun Maksimum Eksposur Risiko Kredit adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Efek - efek
Kredit yang diberikan
Jumlah - Bruto
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah- Bersih
(63.138) (45.240)
7.284.540 5.790.142
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi tercermin dari tanggung jawab atas efektifitas penerapan
manajemen risiko di Bank Sulteng.
Penetapan tingkat risiko dan toleransi risiko juga harus sejalan dengan Rencana Bisnis Bank sehingga lebih terarah
serta dapat menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi risk taking unit untuk mengambil langkah strategis yang tepat
kedepannya didalam merealisasikan ekspansi kredit, menekan peningkatan Non Performing Loan (NPL), sehingga
biaya yang timbul dalam pembentukkan CKPN bisa diminimalisasi dan pencapaian profit dapat terealisasi.
Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan
pada Bank Indonesia dan bank lain.
2019 2018
449.035 370.688
6.562 3.210
1.975.200 1.496.200
902.352 500.884
4.014.529 3.464.400
7.347.678 5.835.382
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair PK3 Moderate Fair PK3
Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi Moderate dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko pada posisi
Fair , maka peringkat Profil Risiko Per Desember 2019 adalah peringkat 3 (tiga).
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari
risiko tersebut tergolong cukup signifikan. Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate, serta
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko
Kredit mendapatkan nilai 3 (Tiga).
Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan
magnetudo 7,4 yang disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala dampak yang akan terjadi
adalah sebagai berikut:
Bank berupaya mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang di dasari dengan Surat Keputusan Direksi misalnya
kebijakan tentang pembentukan tim restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK Direksi No.
94/SK/DHMS/OJK/X/2108.
Pelaksanaan pengawasan aktif oleh Komisaris dan Direksi sudah dilakukan dengan cukup baik.
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Low to
Moderate
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Risiko
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Low to Low to
Moderate Moderate
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Profil Risiko
Desember 2019 Desember 2018
Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat
Risiko Kualitas Tingkat Risiko Kualitas Tingkat
Inhern Manajemen Risiko Inhern Manajemen Risiko
Risiko
2 Satisfactory 2
Risiko Reputasi Fair 2 Fair 3Moderate
Risiko Pasar Fair
67
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Garansi yang diterbitkan
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan
Jumlah- Bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih 3.412.318.412.002 6.840.665.367
Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana strategis
Bank, kondisi ekonomi saat ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan
oleh pejabat bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan
perubahan pasar dan peraturan perbankan yang baru.
18.810.025.597 -
1.981.879.618 -
61.438.097.171 8.278.729.795
117.970.528.131 11.125.111.662
5.973.322.386 364.386.606
3.433.378.622 2.563.571.921
3.200.099.517.822 28.015.586.655
3.412.318.412.002 52.080.171.362
- (45.239.505.995)
3.636.363.256.980 22.476.728.522
3.956.912.780.971 57.616.694.942
(11.777.681.634) (51.360.401.622)
3.945.135.099.337 6.256.293.320
2018
Tidak mengalami Mengalami penurunan
penurunan nilai Nilai
2.611.662.654 1.732.784.723
penurunan nilai Nilai
17.359.881.619 1.543.179.418
16.625.641.185 -
2.421.130.390 450.911.336
87.595.626.515 11.021.595.594
134.756.068.656 21.890.931.281
1.073.654.759 233.348.790
60.717.520.867 -
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:
2019 2018
71.346.187.599
36.941.050.154 45.742.267.818
26.274.281.617
117.088.455.417 63.215.331.771
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi keuangan,
eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.
2019
Tidak mengalami Mengalami penurunan
68
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Rasio NPL Gross
Rasio NPL Netto
Rasio KAP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c. Risiko Pasar
Bank telah menyiapkan untuk proses pengajuan kredit khusus kredit komsumsi dengan menggunakan aplikasi yaitu
aplikasi Sistim Aplikasi Pinjaman (SIAP);
Memperbaiki sistem pengendalian risiko (risk control system) Bank sesuai profil risiko masing-masing dengan cara
melakukan mitigasi terhadap potensi risiko-risiko yang bisa merugikan Bank baik di bidang risiko pasar, operasional,
kredit, likuiditas maupun kepatuhan. Bank juga concern terhadap risiko hukum, reputasi dan stratejik;
Bank telah didukung dengan adanya sistem informasi yang telah menyediakan data pendukung yang berkenaan
dengan kredit, baik itu secara eksposur maupun terinci yang dilengkapi dengan laporan. Namun dari data laporan
yang telah tersedia belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dari Bank, sehingga dilakukan pengolahan data
kembali oleh unit terkait sesuai dengan kebutuhan;
Untuk faktor-faktor seperti pengetahuan dan pengalaman dari petugas SKMR telah dilengkapi, namun diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dari karyawan dengan pendidikan dan pelatihan yang terus
menerus.Secara bertahap telah dilakukan penyesuaian sistem penerimaan pegawai serta pengembangan dan pelatihan
pegawai yang lebih memadai, namun perlu terus ditingkatkan dan disempurnakan lagi proses tersebut diatas.
Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan atau
nilai dari instrumen keuangan.
Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga,
mengingat tingkat suku bunga tersebut sesuai dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam memonitoring
aset dan liabilitas bank dilakukan terhadap setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku
bunga disertai dengan pemantauan sensitivitas aset keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau
menurunkan tingkat suku bunga pasar.
Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki
posisi terbuka. Bank tidak memiliki saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan demikian, Bank tidak
menghadapi risiko nilai tukar.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Low To Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
yang berada pada posisi Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Pasar adalah 2 (Dua). Dengan
mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Bank, kemungkinan kerugian yang akan dihadapi oleh Bank
dari risiko pasar cukup tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang.
Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi MODERATE . Berikut ini adalah Rasio Non-Performing Loan (NPL)
Gross dan Rasio Non-Performing Loan (NPL) Netto Bank pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
2019 2018
1,35% 1,50%
0,00% 0,20%
0,84% 0,91%
Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP)
dibandingkan dengan total aset produktif (AP). Aset yang diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata
tertimbang aset berdasarkan kolektibilitas.
Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang
lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan rasio
antara nilai bersih pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet)
dibandingkan dengan baki debit pinjaman. Nilai bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan
penghapusan pinjaman.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit berada pada posisi FAIR . Kebijakan yang diambil oleh Bank
Sulteng dalam Penerapan Manajemen Risiko Kredit adalah sebagai berikut:
Dalam proses pengukuran risiko, saat ini Bank dalam hal ini Divisi Kredit, masih memperhitungkan sebatas penyaluran
kredit belum mengakui atas kegiatan penempatan pada bank lain maupun surat berharga;
69
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
c. Risiko Pasar - (lanjutan)
1.
2.
3.
4.
ASET
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Call money Fasbi
Deposito berjangka
Deposito on call
Interbank call money
Efek- efek
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
NCD
Reverse Repo
Obligasi
Medium Term Note
Kredit yang diberikan
LIABILITAS
Simpanan dari nasabah
Giro
Tabungan
Deposito
Simpanan dari bank lain
Giro
Call Money
d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar
kepada kreditur atau melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan
suatu perencanaan cash flow dan pengelolaan kelebihan dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan
dan kewajiban di masa yang akan datang. Pengelolaan likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite ALCO.
Kebijakan risiko likuiditas merupakan tanggung jawab manajemen dan strategis yang harus diambil untuk menjamin
likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Bank sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap
simpanan nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi
dengan simpanan dari bank (Giro pada Bank lain).
Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.
7,80% - 12.25% 7,80% - 12.25%
- -
9,55% 9,88%
2019 2018
1,00% - 2,50% 1,00% - 3,00%
0,25% - 2,75% 0,25% - 2,75%
1,00% - 9% 1,00% - 9,75%
0,00% 0,00%
4,90% - 5,15% 6.20% - 7.30%
1% 1%
5,25% 5,25%
5,40% - 5,80% 7,30% - 7,5%
5,10% - 5,55% 6,40% - 7,30%
4,9% - 5,10% 5,90%
5,75% 6,75%
- 6,75%
6,97% - 8,80% -
5,18% - 5,38% 6,35% - 6,50%
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar berada pada posisi Fair . Kebijakan yang diambil oleh Bank
Sulteng dalam Penerapan Manajemen Risiko Pasar adalah sebagai berikut:
Bank telah memperhatikan penyusunan dan penetapan toleransi risiko serta besarnya risiko yang akan diambil
dengan mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis bank yang tertuang dalam RBB. Namun belum dilakukan
secara berkala;
Direksi telah memberikan arahan kepada setiap unit kerja dalam menyusun kebijakan Manajemen risiko khusunya
penyusunan limit risiko yang akan diambil dan toleransi risiko;
Dewan Komisaris memiliki pemahaman mengenai jenis dan tingkat risiko suku bunga, melalui pelatihan dan
pendidikan yang telah diikuti misalnya mengikuti BSMR;
Komisaris telah mendapatkan informasi mengenai suku bunga yang diinformasikan secara berkala.
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:
2019 2018
70
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
d. Risiko Likuiditas - (lanjutan)
(Dalam Jutaan Rupiah)
Antar Bank Aktiva
Kredit Yg Diberikan
Antar Bank Pasiva
Pinjaman Yg Diterima
(Dalam Jutaan Rupiah)
Kredit Yang Diberikan
Pinjaman Yg Diterima
e. Risiko Operasional
- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi transaksi bank
- Pemantauan operasional bank.
- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank
-
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional
bank. Tujuan Bank adalah untuk mengelola risiko operasional sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan
reputasi Bank.
Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan Bank,
antara lain sebagai berikut:
Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam operasional bank akan dilakukan pelaporan dan pengusulan
tindakan perbaikan.
Lain-lain 377.227 299.677 - - - 77.550
Jumlah 5.199.373 2.735.310 560.034 569.089 848.035 486.906
Perbedaan JT 808.884 (362.296) (526.438) (532.663) (631.443) 2.861.722
Simpanan
Nasabah
3.669.506 1.285.633 560.034 569.089 848.035 406.716
Antar Bank Pasiva 1.150.000 1.150.000 - - - -
2.640 - - - - 2.640
Lain-lain 32.436 32.436 - - - -
Jumlah 6.008.257 2.373.014 33.596 36.426 216.592 3.348.628
LIABILITAS
Antar Bank Aktiva 1.499.410 1.499.410 - - - -
Efek-efek 500.884 316.925 - - 155.476 28.483
3.464.399 13.115 33.596 36.426 61.116 3.320.145
ASET
Kas 140.440 140.440 - - - -
Giro pada BI 370.688 370.688 - - - -
Jumlah 6.579.301 4.334.704 899.744 107.494 1.185.089 52.270
Perbedaan JT 1.041.137 (828.553) (825.179) (84.896) (1.047.713) 3.827.478
2018
Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
569.000 569.000 - - - -
18.359 - - - - 18.359
Lain-lain 210.052 208.731 1.321
Jumlah 7.620.438 3.506.151 74.565 22.598 137.376 3.879.748
LIABILITAS
Simpanan
Nasabah
5.781.890 3.556.973 899.744 107.494 1.185.089 32.590
Efek-efek 902.351 775.292 30.000 5.000 75.908 16.151
4.014.528 27.300 44.565 17.598 61.468 3.863.597
Lain-lain 102.029 102.029 - - - -
Kas 170.734 170.734 - - - -
Giro pada BI 449.034 449.034 - - - -
1.981.762 1.981.762 - - - -
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada
akhir tahun sampai pada jatuh tempo kontrak.
2019
Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
ASET
71
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
e. Risiko Operasional - (lanjutan)
- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai terhadap risiko operasional.
- Memitigasi risiko yang mungkin timbul.
1.
2.
3.
f. Risiko hukum
Risiko hukum mencakup
- Gugatan hukum
- Biaya kasus hukum
Permasalahan Hukum Yang Dihadapi PT. Bank Sulteng Pada Tahun 2019, antara lain:
-
-
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional berada pada posisi FAIR , pengelolaan Risiko
Operasional menjadi perhatian oleh Manajemen, dimana dalam pengelolaannya dilakukan melalui beberapa cara
antara lain:
Pengisian profil risiko melalui Aplikasi Tingkat Kesehatan Bank secara rutin setiap bulan untuk mengidentifikasi early
warning system sehingga Bank segera mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan;
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
menghindari risiko;
Saat ini Bank sudah memiliki sistem informasi manajemen risiko (TKB) dan Profil Risiko Cabang (PRC) yang dapat
memastikan terukurnya eksposur risiko baik eksposur risiko secara keseluruhan/ komposit maupun eksposur per jenis
risiko yang melekat pada kegiatan usaha Bank, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas fungsional Bank namun
belum secara akurat, informatif, dan tepat waktu;
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang disebabkan adanya tuntutan
hukum, tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Dengan Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada
pada posisi Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Hukum adalah 3 (Tiga), hal ini disebabkan belum
adanya perkembangan atas kasus hukum yang dihadapi Bank Sulteng, tercermin dari terdapat proses litigasi yang
terjadi pada Bank, namun frekuensi dan atau dampak financial gugatannya cukup signifikan sehingga dapat
mempengaruhi kondisi keuangan Bank dan dapat berdampak pada kemungkinan munculnya risiko reputasi bagi
Bank. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko hukum sedang selama periode waktu tertentu dimasa datang,
berdasarkan bisnis Bank tanpa memperhitungkan aspek manjemen risiko Kepatuhan.
Divisi manajemen risiko melakukan sosialisasi ke seluruh unit kerja untuk meningkatkan budaya risiko yang didalamnya
juga termaksud risiko hukum guna meminimalisir terjadinya risiko hukum.
Kasus Fraud Collis R. Alui mantan Kepala Kas Bahomatefe, terkait Deposito Fiktif, Permasalahan ini telah dilaporkan di
kepolisian resor morowali dengan nomor laporan polisi : LP/60/V/2018/SPKT tanggal 18 Mei 2018. dan terdapat pula
pelaporan polisi oleh pihak Hj. Natsir di POLDA SULTENG. saudara Collis R. Alui telah di tetapkan sebagai tersangka,
dan pihak POLDA SULTENG telah melakukan Pemberitahuan bahwa Hasil Penyidikan sudah Lengkap (P21) kepada
pihak Kejaksaan Sulteng. Kasus ini telah memasuki tahap pembacaan tuntutan dari pihak kejaksaan, adapun
tuntutan dari jaksa penuntut umum, yaitu terjadinya pelanggaran tindak pidana perbankan dan menuntut hukuman
pidana penjara selama 8 (Delapan Tahun).
Pelaporan Direktur PT. Tribina Wahyu Sejati kepada POLDA SULTENG terkait kasus Dugaan Pemindah Bukuan yang
tidak sesuai prosedur, yang dilakukan oleh karyawan Bank Sulteng. Pihak Polda Sulteng, telah melakukan
penyelidikan atas tatacara Pemindah Bukuan Rekening Giro PT. Tribina Wahyu Sejati ke rekening tabungan An.
Masrifan yang tidak sesuai prosedur, tuntutan dari pihak pelapor agar dana sebesar Rp. 803.144.800 yang
dipindahbukukan tanpa sepengetahuan pelapor segera dikembalikan ke rekening PT. Tribina Wahyu Sejati. Kasus ini
dalam Tahap penyelidikan dari pihak POLDA SULTENG dengan meminta keterangan kepada PT. Bank Sulteng dan
ahli. Kasus ini telah digelar oleh pihak polda sulteng dengan keputusan menghentikan pemeriksaan dikarenakan
kerugiaan yang dialami pelapor telah dikembalikan oleh pihak An. Masrifan.
72
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
f. Risiko hukum - (lanjutan)
-
g. Risiko reputasi
1.
2.
3.
1.
2.
3.
h. Risiko Strategis
Risiko strategis mencakup
-
- Kesesuaian realisasi diversifikasi produk baik kredit maupun treasury
- Perbandingan realisasi dengan target pasar yang ditetapkan.
Bank telah memperhitungkan semua aktivitas dan dampak risiko pada setiap kegiatan operasional masing-masing
divisi dengan memberlakukan kebijakan dan prosedure untuk dilaksanakan dalam proses pengambilan keputusan,
namun dalam proses identifikasi setiap risiko bank belum melakukan pendekatan dengan menggunakan alat ukur
yang memadai
Proses pengambilan keputusan oleh direksi telah mempertimbangkan kejadian dimasa lalu yang berdampak atas
risiko reputasi untuk melahirkan proses lengkap akurat dan tepat waktu.
Dalam pengambilan keputusan penggunaan sistem informasi oleh bank dalam rangka mendukung penerapan
manajemen risiko telah melalui proses seleksi secara independen melalui perjanjian kerjasama. Untuk mendukung
pengambilan proses risko yang akurat serta penggunaan sistem informasi tersebut telah didukung dengan sistem
dan tekhnologi terbaru yang dapat diakses dengan mudah dan akurat. Namun Sumbar Daya Manusa (SDM) yang
ada pada Manajemen Risiko saat ini masih perlu untuk diberikan pendidikan dan platihan terkait tugas dan
tanggung jawabnya guna mendukung efektivitas proses manajemen Risiko.
Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat,
pengambilan keputusan yang tidak tepat atau kurang responsifnya terhadap perubahan eksternal.
Ketepatan kebijakan bidang perkreditan, treasury maupun investasi.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang
berada pada posisi Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Strategik adalah 3 (Tiga). masih terdapat
beberapa deviasi dari target RBB yang telah ditetapkan oleh Bank. diharapkan kedepannya kinerja Bank lebih baik
lagi agar sesuai dengan Rencana Bisnis yang telah ditetapkan oleh Bank.
Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan
magnetudo 7,4 yang disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala Bank berupaya mengeluarkan
kebijakan – kebijakan yang di dasari dengan Surat Keputusan Direksi misalnya kebijakan tentang pembentukan tim
restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK Direksi No. 94/SK/DHMS/OJK/X/2108.
Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha
Bank atau persepsi negatif terhadap Bank.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Low Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
yang berada pada posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Reputasi adalah 2 (Dua).
Risiko Inherent untuk Risiko Reputasi berada pada posisi Low Moderate, dengan beberapa parameter penilaian
sebagai berikut:Tidak terdapat beberapa pemberitaan negative pada periode ini, yaitu pada media massa (surat kabar/koran);
Tidak adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh Bank;
Bank telah membentuk satuan khusus untuk menangani keluhan nasabah dan juga terus berusaha meningkatkan
pelayanan Bank kepada Nasabah.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam
Penerapan Manajemen Risiko Reputasi adalah sebagai berikut:
Gugatan Perdata Perbuatan Melawan Hukum yang mana sebagai penggugat Direktur PT. Tribina Wahyu dan PT.
Bank Sulteng sebagai tergugat, terkait proses peminda bukuan Dana giro yang tidak sesuai prosedur yang dilakukan
oleh karyawan PT. Bank Sulteng. Gugatan Perdata ini terdaftar dengan nomor register perkara
101/PDT.G/2019PN.PAL, tuntutan penggugat yaitu tergugat wajib mengembalikan dana yang telah dipindah
bukukan beserta kerugian immaterial sebesar Rp. 70.000.000.000-,. Telah dilakukan mediasi mendengarkan gugatan,
menyusun jawaban gugatan, melakukan sidang pemeriksaan setempat di PT. Bank Sulteng, menghadirkan bukti
surat dan membuat kesimpulan. Kasus ini telah menghasilkan putusan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palu
dengan keputusan menolak gugatan penggugat (Thomas Chandra)
73
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
h. Risiko Strategis -(lanjutan)
i. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan mencakup
-
-
- Perpajakan
- Kelembagaan dan pelaporan atau perjanjian.
- Pengenalan nasabah atau Know Your Customer (KYC)
-
-
1
2
35. MANAJEMEN MODAL
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Bank telah memenuhi semua syarat permodalan yang diwajibkan.
Rasio Penyediaan Modal Minimum
Risiko Inherent untuk Risiko Kepatuhan berada pada posisi Moderate , dengan beberapa parameter penilaian sebagai
berikut :
Pejabat dan staff di satuan kerja manajemen risiko disarankan agar mengikuti pelatihan tentang manajemen risiko
secara berkesinambungan.
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung
pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggandan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan
permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang
saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang lebih tinggi dengan gearing ratio serta keamanan yang
diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset
tertimbang menurut risiko (Risk - Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko
kredit terdiri dari Modal Inti ("Tier I") dan Modal Pelengkap ("Tier II") dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Rasio
Kecukupan Modal pada tanggal-tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):
Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank terkait dengan bencana tersebut yaitu melakuan restrukturisasi kredit
selama 3 (Tiga) bulan atas pertimbangan peraturan OJK No. 45/POJK.03/2017 tentang perlakuan khusus terhadap
kredit atau pembiayaan Bank bagi Daerah Tertentu di Indonesia yang Terkena Bencana Alam dan Siaran Pers Dewan
Komisaris OJK No. SP66/DHMS/OJK/X/2018 tanggal 10 Oktober 2018 tentang perlakuan khusus terhadap nasabah dan
industry jasa keuangan yang terdampak bencana diprovinsi Sulawesi tengah.
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku.
Bidang perkreditan, meliputi batas maksimum pemberian kredit, kualitas aset produktif dan penyisihan penghapusan
aset produktif.
Bidang treasury dan investasi, meliputi penyertaan pada bank atau LKBB.
Fungsi kepatuhan yang kurang maksimal diterapkan di lingkungan intern Bank Sulteng sehingga kepatuhan bank
terhadap Otoritas Jasa Keuangan masih kurang, hal ini terlihat pada temuan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)
Belum sepenuhnnya memenuhi komitmen- komitmen atas temuan-temuan dari Otoritas Jasa Keuangan.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kepatuhan kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam
Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan adalah sebagai berikut:
Bank belum sepenuhnya memiliki pedoman penempatan pejabat dan staff pada satuan kerja manajemen risiko
yang sesuai sifat dan jumlah, sehingga mempengaruhi produktivitas fungsional Bank.
74
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN MODAL
Rasio Penyediaan Modal Minimum - (lanjutan)
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar
Total Modal
Rasio Minimum menurut POJK 11/POJK.03/2016
a
.
Risiko kredit
b
.
Risiko operasional
Bank Indonesia menganalisa modal dalam 2 (dua) tingkatan:
1
2
Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan
mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.
Penerapan Bank atas risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, Bank menggunakan pendekatan
Basel I untuk mengelola risiko kredit.
Bank menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No.13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.
Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran Bank
Indonesia No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan Surat Edaran tersebut, beban modal untuk risiko
operasional sebesar 5%, 10% dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir.
Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan
kepentingan non pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan
dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25% dari Aset
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)).
Bank tidak memiliki modal tambahan lainnya yang memenuhi kriteria modal tier 3 dalam Peraturan Bank Indonesia yang
berlaku.
Berbagai batasan diterapkan untuk unsur-unsur dari modal dasar. Pengaruh pajak tangguhan telah dikecualikan dalam
menentukan jumlah laba ditahan untuk modal tier 1, hanya 50 persen dari keuntungan tahun berjalan sebelum pajak
tangguhan yang termasuk dalam modal tier 1, dan kualifikasi modal tier 2 tidak dapat melebihi modal tier 1. Ada juga
pembatasan pada jumlah penurunan cadangan penurunan nilai - kolektif yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari
modal tier 2.
2019 2018
2.762.973 2.189.764
717.467 650.482
- -
947.171 768.233
Rasio Kewajiban penyertaan Modal Minimum
(KPMM)/Capital Adequacy Ratio (CAR)27,21% 27,22%
10,33% 10,34%
Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk memaksimalkan laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar yang digunakan
dalam menentukan bagaimana modal dialokasikan oleh Bank pada operasional atau kegiatan tertentu. Kebijakan Bank
yang berhubungan dengan pengelolaan modal dan alokasi dana direview secara berkala oleh Direksi.
75
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2019(Dengan Perbandingan untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018)
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
36. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
Persiapan penerapan PSAK 71 atas perhitungan CKPN
PT Bank Sulteng telah melakukan persiapan-persiapan dalam rangka penerapan PSAK 71 sebagai berikut:
-
-
- Finalisasi pengembangan dan testing aplikasi
- Analisa akhir (MIS sesuai PSAK 71)
-
-
Core Banking/PSAK 50 - 55
PSAK 71
Kredit Yang Diberikan
ECL, PD, LGD.
PRESEN KENAIKAN ECL (%)
ECL Longgar Tarik
ECL Bank Garansi
ECL Surat Berharga
ECL Penempatan pada Bank Lain
Total
Persen Kenaikan (%)
Selisih CKPN PSAK 50/51 dengan PSAK 71
Paralel run dengan menghasilkan perbandingan PSASK 50-55 dan PSAK 71 posisi 31 Desember 2019 dengan hasil
sebagai berikut:
4.014.529.475.912
(63.138.083.255)
4.014.529.475.912
89.705.728.162
42,08%
680.771.986
-
568.196.606
-
90.954.696.754
50,14%
27.816.613.499
Melakukan analisa dampak penerapan PSAK 71 terhadap kinerja keuangan dan penyusunan strategi implementasinya
melalui study literature dan kajian, studi lapangan dan GAP analysis, pembentukan tim PSAK 71 dan menentukan
strategi serta metodologi implementasi, pemilihan strategi dan metodelogi PSAK 71 & review aplikasi
Pengembangan aplikasi PSAK 71 melalui pemilihan strategi dan metodologi PSAK 71 & riview aplikasi bersama
konsultan, penyusunan design aplikasi dan pengembangan aplikasi
Pengesahan perubahan kebijakan dan prosedur serta proses bisnis yang terkait (Akuntansi, Kredit, Tresury dan
Manajemen Resiko)
Kredit Yang Diberikan
CKPN PSAK 50 - 55
76