REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan...

155

Transcript of REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan...

Page 1: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 2: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 3: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 4: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 5: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 6: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 7: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 8: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 9: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 10: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 11: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 12: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 13: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 14: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 15: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 16: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 17: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 18: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 19: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 20: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 21: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 22: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 23: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 24: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 25: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 26: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 27: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 28: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 29: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 30: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 31: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 32: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 33: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 34: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 35: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 36: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 37: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 38: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 39: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 40: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 41: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 42: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 43: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 44: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 45: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 46: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 47: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 48: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 49: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 50: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 51: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 52: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 53: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 54: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 55: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 56: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 57: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 58: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 59: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 60: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 61: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 62: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 63: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 64: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 65: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 66: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 67: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 68: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 69: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 70: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 71: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 72: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 73: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 74: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 75: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 76: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 77: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 78: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 79: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 80: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 81: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 82: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 83: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 84: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 85: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 86: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 87: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 88: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 89: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 90: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan
Page 91: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

ASET

Kas

Giro pada Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia

dan Bank Lain

Efek-efek

Kredit Yang Diberikan

Pihak Berelasi

Pihak Ketiga

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Aset Tetap

Harga Perolehan

Akumulasi Penyusutan

Beban Dibayar Dimuka dan Aset

Lain-lain

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

TOTAL ASET

100.389.098.523

11.837.683.084

2k,6,30 318.462.909.495 370.684.318.381

2i,5,30 19.366.472.851

78.626.522.543

Catatan 31 Desember 2012 31 Desember 2011

2i,2j,4,30 94.258.917.877 103.544.256.655

2l,3

2j,7,30 68.299.022.968 34.735.545.708

565.173.934.950

2i,8 (39.143.843.407) (46.059.620.579)

2h,2g,8,32 5.719.876.809 668.311.266

2h,8,30 748.458.101.786

715.034.135.188 519.782.625.637

2m,9 48.384.059.480 32.278.787.638

2m,9 (19.204.794.933) (16.923.616.613)

29.179.264.547 15.355.171.025

13.591.760.308 12.609.273.005

2n,10 16.588.924.682 15.606.437.379

20,1 (2.997.164.374) (2.997.164.374)

1.358.581.581.756 1.147.175.396.038

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan keseluruhan.

1

Page 92: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Liabilitas Segera

Simpanan Nasabah

Pihak Berelasi

Pihak Ketiga

Simpanan dari Bank Lain

Pinjaman yang Diterima

Liabilitas Pajak

Liabilitas Pajak Tangguhan

Estimasi Kerugian Rek. Administratif

Beban Yang Masih Harus Dibayar

dan Liabilitas Lain-lain

TOTAL LIABILITAS

EKUITAS

Modal Saham

Dana Setoran Modal

Saldo Laba

Telah Ditentukan Penggunaannya

Belum Ditentukan Penggunaannya

Laba Tahun Berjalan

TOTAL EKUITAS

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

949.806.235.738

Modal dasar sebesar 4.905.424

lembar saham per 31 Desember

2012 dan 2011, dengan nilai

nominal Rp 100.000 per lembar.

Modal telah ditempatkan dan disetor

penuh sampai dengan 31

Desember 2012 dan 2011 masing-

masing sebesar 1.265.626 dan

1.226.356.

1.132.053.253.194

15 - -

Catatan 31 Desember 2012 31 Desember 2011

2p,11 32.732.272.113 19.068.976.170

2q,12,32 47.425.293.293 179.215.102.193

2q,12 655.625.623.193 553.121.864.735

2q,13 365.010.325.965 170.010.325.965

14 6.195.966.668 12.391.933.334

2t,17 950.564.106 1.709.635.434

16 23.967.444.586 13.988.752.430

2t,17 145.763.270 299.645.476

18 126.562.600.000 122.635.600.000

14.018.574.279

18 18.324.273.544

41.597.779.547

3.927.437.535

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan keseluruhan.

1.358.581.581.756 1.147.175.396.038

2w 47.384.358.190

226.528.328.562

275.450.000

20.238.522.550 28.932.893.218

197.369.160.300

2

Page 93: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga

Beban Bunga

Pendapatan Bunga - Bersih

Pendapatan Operasional Lainnya

Imbalan Jasa

Beban Operasional Lainnya

Umum dan Administrasi

Tenaga Kerja

Keuntungan/(Kerugian) Penurunan Nilai Aset Keuangan

Beban Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontijensi

Lainnya

LABA OPERASIONAL

PENDAPATAN DAN BEBAN BUKAN OPERASIONAL

Pendapatan Bukan Operasional

Beban Bukan Operasional

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

BEBAN PAJAK PENGHASILAN

Beban Pajak Kini

Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan

LABA TAHUN BERJALAN

Pendapatan Komprehensif Lain setelah Pajak

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan

dalam mata uang asing

Pajak penghasilan terkait dengan komponen laba

komprehensif lain

LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan keseluruhan.

20.238.522.550 28.932.893.218

- -

20.238.522.550 28.932.893.218

- -

(8.200.491.500) (10.694.925.500) 17

153.882.206 (824.767.573) 17

1.437.495.667 3.395.609.059

(393.154.838) (480.790.652) 27

27

28.285.131.844 40.452.586.291

(9.240.737.042) (8.164.592.573)

27.240.791.015 37.537.767.884 22

(38.042.231.260) (36.335.846.487) 24

25

22

(952.988.673) 5.530.872.034

- 366.472.775 23

28

(28.890.747.209) (24.913.283.714)

2r,2s,20

Catatan

(41.300.602.648) (32.590.193.242)

95.853.365.416 93.129.123.512

2r,21

8.514.129.783 7.925.022.337

2012 2011

137.153.968.064 125.719.316.754

3

Page 94: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

Saldo per 1 januari 2011

Setoran Modal selama 2011

Pengesahan Setoran Modal oleh RUPS

Pembagian Laba tahun 2010 :

Dividen

Dana Pembangunan Daerah

Cadangan Umum

Cadangan Tujuan

Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Saldo per 31 Desember 2011

Setoran Modal selama 2012

Pengesahan Setoran Modal oleh RUPS

Pembagian Laba tahun 2011:

Dividen

Dana Pembangunan Daerah

Cadangan Umum

Cadangan Tujuan

Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan

Saldo per 31 Desember 2012 126.562.600.000 18.324.273.544 - 5.851.514.918 41.532.843.273

- - -

- -

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan keseluruhan.

34.257.096.828 - 226.528.328.563

- 20.238.522.550 - - - 20.238.522.550

- - -

- - -

19

19

- -

- - - - -

- - - -

19

19

(9.403.190.296) - (9.403.190.296)

- -

5.786.578.644 (5.786.578.644)

-

- - - - -

18 - 18.323.836.009 - - - 18.323.836.009

18 3.927.000.000 (3.927.000.000) -

197.369.160.300 122.635.600.000 3.927.437.535 - 5.851.514.918 35.746.264.629 29.208.343.218 -

-

- - - - - 28.932.893.218 - 28.932.893.218

- -

19 - - - - - - -

15.599.397.205 (15.599.397.205)

19 - - - - -

- (32.398.748.041)

- - -

19 - - - -

19 - - - - - (32.398.748.041)

- -

- -

3.927.038.966

- 18 9.705.800.000 (9.705.800.000) - - -

18 -

5.851.514.918 20.146.867.424 48.273.595.246 -

- - 3.927.038.966 -

196.907.976.157 112.929.800.000 9.706.198.569 -

Penggunaannya Ekuitas Lainnya EkuitasCatatan Modal Saham Modal Modal Donasi Cadangan Tujuan Cadangan Umum

Telah Ditentukan Penggunaannya

Saldo Laba

JumlahKomponenDana Setoran Belum Ditentukan

4

Page 95: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Bunga

Pembayaran Bunga

Pembayaran Kepada Karyawan

Pembayaran Beban Umum dan Administrasi

Penerimaan Pendapatan Lainnya

Pembayaran Beban Lainnya

Arus kas operasi sebelum perubahan aset dan kewajiban

operasi

Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi :

Kredit Yang Diberikan

Aset Lain-lain

Kenaikan/(Penurunan) Kewajiban Operasi:

Liabilitas Segera

Beban Yang Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain

Simpanan Nasabah:

- Pihak Berelasi

- Pihak Ketiga

Simpanan dari Bank Lain

Kas bersih dari aktivitas operasi sebelum pajak penghasilan

Pembayaran Pajak penghasilan

ARUS KAS DIPEROLEH DARI AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aset Tetap

ARUS KAS DIPEROLEH DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan Pinjaman yang Diterima

Pembayaran Pinjaman yang Diterima

Penyetoran Modal

Pembayatan Dividen

ARUS KAS DIPEROLEH DARI AKTIVITAS PENDANAAN

KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN

KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:

Kas

Giro Bank Indonesia

Giro Pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Sertifikat Bank Indonesia

JUMLAH KAS DAN SETARA KAS

6 318.462.909.495 370.684.318.381

7 68.299.022.968 34.735.545.708

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan keseluruhan.

600.776.421.714 599.428.326.371

3 100.389.098.523 78.626.522.543

4 94.258.917.877 103.544.256.655

5 19.366.472.851 11.837.683.084

1.348.095.343 (100.110.734.434)

599.428.326.371 699.539.060.805

600.776.421.714 599.428.326.371

14 18.323.836.009 3.927.038.966

18 (9.403.190.296) (32.398.748.041)

19 2.724.679.047 (46.130.893.559)

-

14 (6.195.966.666) (17.659.184.484)

9 (16.105.271.843) (10.379.219.413)

(16.105.271.843) (10.379.219.413)

195.000.000.000 (135.000.090.000)

23.676.502.419 (30.645.327.385)

17 (8.947.814.280) (12.955.294.077)

14.728.688.139 (43.600.621.462)

16 10.608.739.427 (7.942.095.302)

12 (109.387.780.096) (37.682.102.548)

12 80.101.729.654 134.976.472.223

8 (188.335.732.379) (23.230.363.173)

10 351.825.404 (674.922.039)

11 13.663.295.943 685.750.365

21.674.424.466 38.222.023.089

25 (38.672.278.532) (36.335.846.487)

23,24 (34.478.334.733) (21.629.743.273)

22 9.951.625.449 11.320.631.396

26 (9.633.891.880) (8.645.383.225)

Catatan 2012 2011

10,2 135.807.906.810 126.102.557.920

21 (41.300.602.648) (32.590.193.242)

5

Page 96: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

1. UMUM

a. Sejarah Pendirian Bank

b. Maksud dan Tujuan

Untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, PT Bank Sulteng melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

-

- Memberikan kredit;

- Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

-

-

-

- Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana pensiun yang berlaku;

-

- Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk selanjutnya disebut "PT Bank Sulteng" atau "Bank", yang mulanya

bernama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 8 tahun 1966 tentang

Bank Pembangunan Daerah dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun

1999.

Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30 April 1999 yang dibuat oleh Notaris Anand Umar Adnan, SH.,

berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan

Terbatas (PT) dan bernama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli 1999 dan telah mendapat

persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 584.52-442 tanggal 10 Mei 1999 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi

Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No. 02 tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No. I/29/KEP.GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembagunan Daerah Sulawesi Tengah.

Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha pada

bank atau perusahan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek asuransi serta

lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya

kepada Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dicairkan secepatnya;

Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan

surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

Maksud dan tujuan pendirian PT Bank Sulteng adalah untuk mendorong pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai

salah satu alat kegiatan ekonomi di bidang keuangan/perbankan untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Seiring dengan berjalannya waktu, PT Bank Sulteng telah melakukan berbagai penyesuaian pada Anggaran Dasar

Perseroan. Perubahan paling akhir adalah melalui Akta Notaris Anand Umar Adnan, SH. No. 12 tanggal 11 Juni 2009 tentang

Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas dan Akta No. 36 tanggal 11 Juni 2009 tentang

Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham Tahunan Perseroaan Terbatas.

Membantu Pemda dalam membina BPR milik Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah

Daerah Tingkat II Kabupaten;

6

Page 97: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

1. UMUM (Lanjutan)

b. Maksud dan Tujuan (Lanjutan)

- Cabang Utama Palu

- Cabang Toli-toli

- Cabang Poso

- Cabang Luwuk

- Cabang Parigi

- Cabang Buol

- Cabang Bungku

- Cabang Salakan

- Cabang Pembantu Donggala

- Cabang Pembantu Morowali

- Cabang Pembantu Bangkep

- Cabang Pembantu Ampana

- Cabang Pembantu Palele

c. Manajemen dan Organisasi

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Drs. H. Said Awad, MH.

Direkur

Pjs. Direktur Utama : Hans Kindangen, BSc., S.Sos.

Direktur Pemasaran : Diana Liza Mustaqim, SE

Direktur Operasional : Hj. Muliati, SE.

Pjs. Direktur Kepatuhan : Diana Liza Mustaqim, SE

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Drs. H. Said Awad, MH.

Komisaris : H. Syahrir Alatas, SH., MH

Direkur

Direktur Utama : Moh. Ilham Soeroer, SE., MM.

Direktur Pemasaran : Diana Liza Mustaqim, SE.

Direktur Operasional : Hj. Muliati, SE.

Direktur Kepatuhan : Hans Kindangen, BSc, S.Sos.

Dalam menjalankan kegiatannya, PT Bank Sulteng berkantor pusat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 20, Palu. Selama masa

pembangunan Gedung Kantor Pusat, kegiatan operasional kantor dipindahkan ke Kompleks Ruko Mall Tatura Jalan Emmy

Saelan Blok B No. 37 - 38, Palu. Sampai saat ini PT Bank Sulteng memiliki 1 Kantor Cabang Utama,7 Kantor Cabang dan 5

Kantor Cabang Pembantu sebagai berikut:

Berdasarkan Akta No. 05 Tanggal 13 Maret 2012 tentang Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa para Pemegang Saham,

susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Sulteng per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Akta No. 05 Tanggal 27 April 2011 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham, susunan Dewan

Komisaris dan Direksi PT. Bank Sulteng per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

7

Page 98: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

1. UMUM (Lanjutan)

c. Manajemen dan Organisasi (Lanjutan)

Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan bank, Direksi dibantu oleh beberapa divisi sebagai berikut:

- Biro Direksi

- Biro Hukum

- Divisi Sumber Daya Manusia

- Divisi Kredit

- Divisi Treasury

- Divisi Administrasi Keuangan & TSI

- Divisi Perencanaan dan Pengembangan

- Divisi Umum

- Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan

- Divisi Penyelamatan Kredit

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Pernyataan Tanggung Jawab

b. Pernyataan Kepatuhan

c. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.

Direksi bertanggung jawab sepenuhnya atas penyusunan laporan keuangan bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember

2012. Laporan keuangan unaudited (homestatement ) telah diselesaikan pada tanggal 31 Januari 2013. Laporan keuangan

final telah disetujui oleh manajemen untuk diterbitkan pada tanggal 1 April 2013.

Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 disusun oleh Direksi sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Pedoman Akuntansi

Perbankan Indonesia (PAPI 2008) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Laporan keuangan bank telah disusun berdasarkan konvensi harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang

diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi, dan berdasarkan konsep akrual.

Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Bank untuk

tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Laporan Arus Kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan

pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia, yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal

perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

8

Page 99: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

d. Usaha Yang Berkelanjutan

e. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi

Pertimbangan dan estimasi signifikan adalah sebagai berikut:

Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan

Penurunan Nilai Kredit Yang Diberikan dan Piutang

f. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Secara khusus, pertimbangan oleh manajemen diperlukan dalam mengestimasi jumlah dan waktu arus kas di masa

mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang kondisi

keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah

faktor dan hasil aktual mungkin akan berbeda, yang tercermin dalam perubahan penyisihan penurunan nilai di masa

mendatang.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen

bank untuk menggunakan pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi kebijakan akuntansi, jumlah aset dan

liabilitas serta pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban

selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan

tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Pada tanggal 1 januari 2012, Bank telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi

Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan revisi yang berlaku efektif pada tanggal tersebut. Perubahan kebijakan

akuntansi Bank telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan

interpretasi.

Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan

berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya yang cukup untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu,

manajemen Bank tidak memperoleh bukti objektif tentang ketidakpastian material yang dapat menimbulkan kerugian yang

signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan bank untuk tahun

yang berakhir 31 Desember 2012 telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode

di mana estimasi akuntansi diakui pada periode di mana estimasi tersebut direvisi dan periode yang akan datang yang

dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif

ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian termasuk menggunakan model matematika. Masukan untuk model ini

berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tidak tersedia,

pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar.

Bank mereview kredit yang diberikan dan piutang secara individual pada setiap akhir periode pelaporan untuk menilai apakah

penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi.

9

Page 100: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

f. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

Standar dan Interpretasi berikut berlaku efektif mulai 1 januari 2012 dan relevan dengan Bank:

- PSAK 16 (Revisi 2011) - Aset Tetap

- PSAK 18 (Revisi 2010) - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

- PSAK 24 (Revisi 2010) - Imbalan Kerja

- PSAK 26 (Revisi 2011) - Biaya Pinjaman

- PSAK 46 (Revisi 2010) - Pajak Penghasilan

- PSAK 50 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Penyajian

- PSAK 55 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

- PSAK 60 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan

- PSAK 61 - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

Berikut adalah dampak perubahan kebijakan akuntansi yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan bank:

PSAK 60 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan

-

-

-

PSAK 61 (Revisi 2010) - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hierarki nilai

wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.

Bank telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 pada laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31

Desember 2012.

PSAK No. 61 (Revisi 2010), "Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah" mengatur bahwa

penerimaan hibah aset dari Pemerintah, Instansi Pemerintah, dan badan serupa baik lokal, nasional maupun internasional

diakui sebagai penghasilan.

Menurut telaah manajemen selain dampak perubahan kebijakan akuntansi yang dijelaskan diatas, perubahan kebijakan

akuntansi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terbaru tidak memberi dampak signifikan terhadap laporan

keuangan Bank.

Standar baru ini menggabungkan dan memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada sebelumnya dan

menambahkan beberapa pengungkapan baru.

Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapkan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan

keuangan mampu mengevaluasi kinerja dan posisi keuangan instrumen keuangan yang signifikan milik perusahaan. PSAK 60

berisi pengungkapan-pengungkapan baru atas risiko-risiko dan manajemen risiko dan masyarakat entitas dan mensyaratkan

entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa

peraturan baru yang penting antara lain:

Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko

likuiditas.

Penambahan pengungkapan untuk item-item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan

kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan.

10

Page 101: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

g. Transaksi dengan Pihak-Pihak Yang Berelasi

1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya berelasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

- Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama terhadap entitas pelapor;

- Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau

- Personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk pelapor.

2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi hal-hal sebagai berikut:

-

-

- Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

-

-

- Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (1);

-

h. Aset dan Liabilitas Keuangan

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya. PSAK No.

7 (Revisi 2010) mengidentifikasi pihak-pihak yang berelasi sebagai berikut:

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan

bank lain, surat-surat berharga, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, penyertaan saham, kredit yang diberikan,

tagihan akseptasi, dan aset lain-lain.

Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, efek

hutang yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan liabilitas lain-lain.

Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas

Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dengan pihak-

pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan.

Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana

dilakukan dengan pihak yang berelasi, maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara Bank dengan Pemerintah, BUMN lainnya dan perusahaan-

perusahaan yang dimiliki, atau dikendalikan negara, termasuk Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan sebagai

transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi.

Orang yang diidentifikasi, dalam butir (2) (1) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota manajemen

kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan

entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);

Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura

bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya);

Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari suatu entitas pelapor atau entitas

yang terkait dengan entitas pelapor;

11

Page 102: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

1) Klasifikasi

Aset Keuangan

a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang

-

- yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

-

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempata pada Bank Indonesia dan

bank lain, surat-surat berharga, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, penyertaan saham, kredit yang diberikan,

tagihan akseptasi, tagihan derivatif dan aset lain-lain.

Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, liabilitas akseptasi, liabilitas

derivatif, efek hutang yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, dan liabilitas lain-lain.

dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang

disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan: Penyajian" dan PSAK No. 55 (Revisi 2010) "Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran" efektif per 1 Januari 2012 yang menggantikan PSAK No 50 (Revisi 2006)

"Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran" dan PSAK 55 (Revisi 2006) "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran". Efektif sejak 1 Januari 2012 Bank juga menerapkan PSAK No 60 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan:

Pengungkapan"

Aset keuangan ini merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan. Aset keuangan

diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli

kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola

bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking ) yang terkini.

Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan terdiri dari surat-surat berharga.

Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal;

biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari

perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing masing

sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan" dan "Keuntungan/(kerugian) dari

penjualan instrumen keuangan". Pendapatan bunga dari instrument keuangan dalam kelompok diperdagangkan

dicatat sebagai "Pendapatan bunga".

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah

ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok

diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai sebagai diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi;

12

Page 103: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

1) Klasifikasi (Lanjutan)

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang (Lanjutan)

c. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo

-

- investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

- investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual.

investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi;

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya

administrasi serta dikurangi pendapatan provisi komisi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi

dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang

diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai "Pendapatan bunga". Dalam hal

terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan

dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai "Pembetukan

Cadangan kerugian penurunan nilai".

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap

atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan

kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya

transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya

transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan

ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan

pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang

sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung

menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari

aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.

Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai

"Pendapatan bunga". Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai

tercatat investasi dan diakui didalam laporan keuangan sebagai "Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai".

Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk

periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau

yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam

kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

13

Page 104: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

1) Klasifikasi (Lanjutan)

Liabilitas Keuangan

a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Bank tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

b. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

2) Pengakuan dan Pengukuran

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan

laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai

wajar ditambah biaya transaksi.

Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat seluruh transaksi aset keuangan yang lazim (regular).

Liabilitas keuangan ini merupakan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan. Liabilitas

keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali

dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan

terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai

diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen

keuangan". Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam "Beban

bunga".

Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana bank menjadi suatu

pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.

Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan

dan liabilitas keuangan tersebut.

14

Page 105: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

2) Pengakuan dan Pengukuran (Lanjutkan)

3) Penghentian Pengakuan

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset

keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila

instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada

jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari

jumlah hutang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen

berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi

sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya trasaksi sehubungan dengan

liabilitas keuangan.

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset

keuangan tersebut beakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan

manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka

Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah

penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan

atau kadaluwarsa.

Bank menghapuskan saldo kredit dan surat-surat berharga dan cadangan kerugian nilai terkait, pada saat bank

menentukan bahwa kredit atau surat-surat berharga tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah

mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit

sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang

ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan

yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu kewajiban yang ada yang secara substansial telah diubah,

seperti pertukaran atau modifikasi yang diperlakukan sebagai penghentian pengakuan kewajiban awal dan pengakuan

kewajiban baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi.

Bank menghapusbukukan kredit atau aset produktif lainnya ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai

pengembalian kredit dalam waktu dekat atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak

dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas kredit

yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan ke dalam akun penyisihan kerugian

penurunan nilai atas kredit yang diberikan di laporan posisi keuangan, sedangkan jika setelah tanggal pelaporan

dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

15

Page 106: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

4) Pengakuan Pendapatan dan Beban

5) Reklasifikasi Aset Keuangan

-

-

-

6) Saling Hapus

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode

berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh

tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (Iebih dari jumlah yang tidak

signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi

tersebut:

dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan

suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal

pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara

wajar oleh Bank.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok

tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar

dari item moneter, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai.

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar

nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belumm direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset

keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif

yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan

jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah

diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan

kewajibannya secara simultan.

Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan

diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan suku bunga efektif.

16

Page 107: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

h. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)

7) Pengukuran Biaya Diamortisasi

i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

Sebelum tanggal 1 Januari 2010, aset dan liabilitas keuangan maupun long dan short position diukur pada nilai tengah dari

harga pasar (mid price).

Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset

keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian

penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat

dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa

yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset

keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas

keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi

amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan

nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban dapat diselesaikan, diantara para

pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk

didalamnya adalah nilai pasar dari Interdealer Market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted

price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk

instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang

efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulating agency) dan

merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian.

Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang mengerti,

berkeinginan (jika tersedia), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial serupa dan

analisis arus kas yang didiskonto.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, kuotasi harga pasar yang sesuai bagi aset yang dimiliki atau kewajiban yang akan

diterbitkan biasanya sama dengan harga penawaran yang berlaku, sementara untuk aset yang akan diperoleh atau

kewajiban yang dimiliki adalah harga permintaannya. Jika Bank memiliki aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling

hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko

yang saling hapus tersebut dan menerapkan harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto

(net open position), mana yang lebih sesuai.

17

Page 108: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:

- kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;

- pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

-

-

- hilangnya pasar aktif dan aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

-

- hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

- data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi.

1) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

Perhitungan penurunan nilai secara individu

-

- Pinjaman yang diberikan direstukturisasi secara individual memiliki nilai signifikan.

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap

portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 dan 12 bulan, untuk kasus tertentu

diperlukan periode yang lebih lama.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang

signifikan secara invidual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara

Individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam

kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok

tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak dimasukkan dalam penilaian

penurunan nilai secara kolektif.

pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami

pihak peminjam memberikan keringanan (konsesi): pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak

peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa

datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud meskipun penurunannya belum dapat

diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut.

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

Bank menetapkan pinjaman yang diberikan yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi

salah satu kriteria di bawah ini:

Pinjaman yang diberikan secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; atau

Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari

estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan

tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian

diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memiliki

suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah

suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

18

Page 109: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

1) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

Perhitungan penurunan nilai secara individu (lanjutan)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi

berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa

dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Bank. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian

disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak

berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada

pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian

penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan

jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di

dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan ke dalam

"Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai".

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan

secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit

debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun

cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika terjadi pada periode

berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan jika terjadi

setelah tanggal pelaporan diakui sebagai pendapatan operasional lainnya.

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan

karakteristik risiko kredit berdasarkan skim kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas

masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang

yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial

asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk

memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

19

Page 110: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

1) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan)

Cadangan yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

*) Diluar Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada Bank Indonesia, Obligasi Pemerintah dan instrumen utang lainnya yang diterbitkan

oleh Pemerintah Republik Indonesia dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai.

Sejak tanggal 1 januari 2012, cadangan kerugian nilai atas pinjaman yang diberikan yang dinilai secara kolektif

dihitung berdasarkan pengalaman kerugian historis. Pengalaman kerugian historis disesuaikan menggunakan dasar

data yang dapat diobservasi untuk mencerminkan efek dari kondisi saat ini terhadap Bank dan menghilangkan efek

dari masa lalu yang sudah tidak berlaku saat ini. Pinjaman yang diberikan dikelompokan berdasarkan karakteristik

risiko kredit yang sama antara lain dengan mempertimbangkan segmentasi dan tunggakan debitur.

Persentase Cadangan Kerugian

Sebelum tanggal 1 januari 2012, dalam menentukan penurunan nilai secara kolektif, Bank menerapkan Surat Edaran

Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 "Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP tanggal

27 januari 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI)". Surat Edaran Bank

Indonesia tersebut membuat penyesuaian atas PAPI (Tahun 2008) tentang ketentuan transisi atas estimasi

penurunan nilai pinjaman yang diberikan secara kolektif bagi bank yang memenuhi syarat.

Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 (SE-BI), Bank

menentukan cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman yang diberikan secara kolektif dengan mengacu pada

pembentukan penyisihan umum dan penyisihan khusus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian

kualitas aset bank umum. Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas pinjaman yang

diberikan secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan tanggal 31 Desember 2011.

Kurang lancar 15%

Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu roll rates analysis method dan migration analysis method

untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif dengan menggunakan data historis minimal 3 (tiga)

tahun.

Macet 100%

Cadangan kolektif untuk pinjaman yang diberikan yang dikelompokkan sebagai kredit dalam perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet dihitung setelah dikurangi dengan nilai agunan yang diperkenankan sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia. Perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya

perolehan diamortisasi).

Klasifikasi

Lancar*) 1%

Diragukan 50%

Dalam perhatian khusus 5%

20

Page 111: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

i. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (Lanjutan)

1) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

Perhitungan penurunan nilai secara kolektif (lanjutan)

2) Aset keuangan tersedia untuk dijual

j. Giro pada Bank Indonesia

Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan

menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi dan dicatat

pada akun cadangan kerugian penurunan nilai sebagai pengurangan terhadap aset keuangan yang dicatat pada akun

cadangan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan

diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku

bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dalam mengukur kerugian penurunan nilai. Ketika

peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian

penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi.

Pada setiap tanggal pelaporan Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau

kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas

nilai wajar dan investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya

penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas, untuk

aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif diukur sebesar selisih antara nilai wajar kini dan nilai tercatatnya

(biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui). Jumlah tersebut

dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai pendapatan komprehensif lainnya.

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual

meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah

pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan

melalui laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PB1/2010 tentang Giro Wajib Minimum

(GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Peraturan ini berlaku efektif mulai tanggal 1

November 2010. Berdasarkan peraturan tersebut besaran GWM primer sebagaimana tercantum pada peraturan Bank

Indonesia sebelumnya yang sebesar 5,00% berubah menjadi 8,00%.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga

efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit

yang diberikan dan piutang.

21

Page 112: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

j. Giro pada Bank Indonesia (Lanjutan)

- Batas bawah LDR Target sebesar 78,00% (tujuh puluh delapan persen).

- Batas atas LDR Target sebesar 100,00% (seratus persen).

- KPMM Insentif sebesar 14,00% (empat belas persen).

- Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).

- Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).

k. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

l. Kas dan Setara Kas

m. Aset Tetap

Sedangkan GWM sekunder masih sebesar 2,50%. Ketentuan lain yang terdapat pada Peraturan Bank Indonesia (PBI)

tersebut ialah diberlakukannya GWM LDR dalam rupiah yaitu besaran perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau

Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM

bank dan KPMM Insentif. Besaran Parameter yang akan digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan

sebagai berikut:

Sesuai dengan PBI No. 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan

Valuta Asing ditetapkan bahwa bank diwajibkan untuk memelihara simpanan minimum dalam bentuk saldo rekening giro pada

Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku

bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan

sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-waktu dicairkan,

dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan

kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan penyisihan penurunan

nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria

pengakuan aset tetap. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah

tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi criteria pengakuan. Semua biaya

pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi criteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Perangkat lunak diakui sebagai aset tidak berwujud.

22

Page 113: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

m. Aset Tetap (lanjutan)

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun

tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Kelompok III

Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap ditelaah minimal setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian

terhadap beban penyusutan tahun berjalan.

16 Tahun

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa

manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan dari

kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan atas laba atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi

tahun yang bersangkutan.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan

yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan-nya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan (dihitung

sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi

komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Sesuai dengan PSAK No. 47, "Akuntansi Tanah", semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak

atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya dan pengukuran lokasi, biaya dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal

tersebut, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut

disajikan sebagai bagian dari akun "Aset Lain-Lain" dalam laporan posisi keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat

hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.

Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tersebut

yang telah ditentukan.

10%

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar

nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.

12,50%

Kelompok IV 20 Tahun

Kelompok II 8 Tahun 25%

Bukan Bangunan

Kelompok I

Bangunan Non Permanen

4 Tahun 50%

Bangunan

Masa Manfaat

Bangunan Permanen 2 Tahun 5%

Aset tetap dalam bentuk bangunan disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight Line Method), sedangkan

aset tetap lainnya disusutkan dengan menggunakan metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Method) sesuai

dengan taksiran masa manfaat yang dihitung berdasarkan manfaat ekonomis aset tetap tersebut dengan uraian sebagai

berikut:

Aset Tetap

10 Tahun 10%

Tarif

23

Page 114: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

m. Aset Tetap (lanjutan)

n. Aset Lain-lain

o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan, serta Komitmen dan Kontijensi

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 13/658/DPNP/DPNP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak

diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening

administratif (komitmen dan kontinjensi), namun Bank tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu

pada standar akuntansi yang berlaku.

AYDA dan properti terbengkalai disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value). Nilai bersih yang

dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual AYDA tersebut.

Apabila saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, selisihnya dibebankan terhadap

cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan.

Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan AYDA diakui sebagai keuntungan atau kerugian tahun

berjalan pada saat dijual.

Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", Bank memilih untuk menggunakan metode biaya untuk mengukur

aset tetapnya.

Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan penelaahan untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai

sebagaimana dijelaskan dalam Catatan No. 2o

Akumulasi biaya konstruksi aset tetap dikapitalisasi sebagai dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke aset tetap

pada saat proses konstruksi selesai dan aset tetap siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang

sama.

Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti terbengkalai dibebankan ke laporan Iaba rugi tahun

berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk

mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Aset lain-lain antara lain terdiri dan pendapatan bunga tagihan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka, agunan yang diambil

alih, rekening antar kantor dan lain-lain.

Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan

berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dan

pemilik agunan dalam hal, debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang

diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dan penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada "Aset Lain-Lain".

Aset yang tidak digunakan (properti terbengkalai) adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki Indonesia tetapi tidak

digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank.

24

Page 115: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan, serta Komitmen dan Kontijensi (Lanjutan)

p. Liabilitas Segera

q. Simpanan Nasabah

Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga

efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang

selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat, digunakan periode yang lebih

singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan

suku bunga efektif kecuali simpanan yang dinyatakan sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat

diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh

persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa

mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon

lainnya.

Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu kepada PSAK No. 57 (Revisi 2009) "Provisi, Liabilitas Kontinjensi,

dan Aset Kontinjensi" dan PSAK No. 48 (Revisi 2009) "Penurunan Nilai Aset".

Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat

maupun dari bank lain. Liabilitas segera dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

Perubahan metode penentuan penyisihan kerugian penurunan nilai di atas merupakan perubahan kebijakan akuntansi yang

seharusnya diterapkan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali laba rugi komprehensif tahun-tahun

sebelumnya. Namun karena dampak dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak material terhadap laba rugi tahun-

tahun sebelumnya, maka tidak dilakukan penyajian kembali dan dampak perubahan tersebut diakui dalam laporan laba rugi

komprehensif.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai

dengan perjanjian dengan penyimpan.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.

Sebelum SE-BI tersebut dikeluarkan, Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen

dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005

dan sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 12/516/DPNP/DPnP, tanggal 21 September 2010.

25

Page 116: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

q. Simpanan Nasabah (Lanjutan)

r. Pendapatan dan Beban Bunga

s. Pendapatan Provisi dan Komisi

t. Perpajakan

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai,

maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai

untuk dapat dikompensasi.

Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku bunga

efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang

selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat, digunakan periode yang lebih

singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai,

maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh

persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa

mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon

lainnya.

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan dengan kredit diakui sebagai bagian dari

pendapatan bunga.

Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi dan komisi yang

berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan suku bunga

efektif sejak 1 Januari 2010. Untuk pinjaman yang dilunasi sebelum jatuh tempo, saldo pendapatan provisi dan komisi yang

ditangguhkan, diakui pada saat pinjaman dilunasi.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan keberatan

ditangguhkan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban untuk tujuan pelaporan keuangan dengan dasar

pengenaan pajaknya, diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas (liability method).

Pajak penghasilan tangguhan ditentukan dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan atau secara substansi

telah diberlakukan pada tanggal pelaporan dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak tangguhan direalisasi atau liabilitas

pajak tangguhan diselesaikan.

26

Page 117: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

u. Kredit yang diberikan

Restrukturisasi kredit meliputi adanya perpanjangan jangka waktu pembayaran dan ketentuan kredit yang baru.

v. Imbalan Kerja

Sumber dana pensiun dan tunjangan hari tua dipungut dari:

Dana Pensiun Tunjangan Hari Tua

- Iuran wajib Bank sebesar 17,5% dari gaji - Iuran wajib bank sebesar 15,00% dari gaji pokok

- Iuran peserta sebesar 5% dari gaji - Iuran peserta sebesar 5,00% dari gaji pokok

- Iuran tambahan

Saat persyaratan kredit telah dinegosiasi ulang atau dimodifikasi (kredit restrukturisasi), penurunan nilai yang ada diukur

dengan menggunakan suku bunga efektif awal, yang digunakan sebelum persyaratan diubah dan kredit tidak lagi

diperhitungkan sebagai menunggak. Manajemen secara berkelanjutan mereview kredit yang dinegosiasi ulang untuk

meyakinkan terpenuhinya seluruh kriteria dan pembayaran di masa depan. Kredit terus menjadi subjek penilaian penurunan

nilai individual atau kolektif, dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal.

Kredit dapat dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan

antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan

kerugian penurunan nilai. Jumlah yang dihapusbuku sebesar selisih kurang antara nilai wajar agunan yang diambil alih setelah

memperhitungkan taksiran biaya penjualan dengan nilai tercatat kredit.

Beban pendanaan program pensiun meliputi beban jasa kini, beban amortisasi beban jasa lalu, dan beban amortisasi koreksi

perhitungan aktuaria.

Mengacu pada PSAK No. 24 (Revisi 2004) yang mulai diterapkan pada tahun buku 2005, beban pendanaan program pensiun

dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode "Projected Unit Credit" dan menggunakan tingkat

diskonto suku bunga obligasi Pemerintah yang berlaku pada tanggal neraca.

PT Bank Sulteng menyelenggarakan program dana pensiun dan tunjangan hari tua untuk seluruh karyawan. Program dana

pensiun dan tunjangan hari tua ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No. 01/SK/BPD-ST/1997 tanggal 20

Januari 1997, dan SK Direksi No. 33/SK/BPD-ST/1996 tanggal 1 Desember 1996, dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan

Republik Indonesia No. KEP-065/KM.17/1997 tanggal 17 Maret 1997 dan telah diubah berdasarkan SK Direksi No.

48/SK/BPD-ST/2006 tanggal 30 Juni 2006 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-

212/KM.10/2007 tanggal 22 November 2007.

Pelunasan kemudian atau penggantian asuransi atas kredit hapusbuku dikreditkan ke dalam cadangan kerugian penurunan

nilai kredit di Laporan Posisi Keuangan.

Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara

langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur

pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan kerugian

penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

27

Page 118: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)

w. Penetapan Penggunaan Laba Bersih

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham, laba bersih tahun 2011 dan 2010 dibagi sebagai berikut:

Dividen untuk pemegang saham

Cadangan

3. KAS

Saldo kas PT. Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

Cabang Utama

Cabang Toli-toli

Cabang Luwuk

Cabang Poso

Cabang Buol

Cabang Parigi

Cabang Bungku

Cabang Salakan

Cabang Pembantu Donggala

Cabang Pembantu Morowali

Cabang Pembantu Bangkep

Cabang Pembantu Ampana

Cabang Pembantu Paleleh

Kas Dalam Perjalanan

Jumlah

Saldo kas terdiri atas:

Kas Besar

Kas Head Teller

Kas Teller

Kas ATM

Kas Dalam Perjalanan

Jumlah

32,50%

2012

19.850.398.088

Selanjutnya, dividen dibagikan kepada Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota se-Sulawesi Tengah yang merupakan

pemegang saham menurut perbandingan besarnya modal yang disetor sampai dengan akhir tahun buku yang bersangkutan.

20102011

65% 67,50%

20%

3.967.785.700 5.096.739.655

7.031.829.000 811.707.000

2.951.069.913

4.403.376.500 1.905.217.800

14.611.142.850

16.059.508.200

2011

7.025.069.000 1.153.438.900

3.979.528.000

47.083.680.400

2012 2011

100.389.098.523 78.626.522.543

13.000.000.000

3.351.851.700

-

248.856.800 207.007.800

6.678.444.523

29.658.873.000

990.176.050 1.640.167.700

1.810.315.350 4.701.301.025

2.525.903.850

-

1.962.462.150

1.498.455

11.315.509.450

32.990.500 871.176.450

81.127.690.323 42.866.376.000

- 13.000.000.000

100.389.098.523 78.626.522.543

3.201.900.000 2.908.250.000

28

Page 119: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

Saldo Giro Pada Bank Indonesia PT. Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

Rupiah

Dollar

Jumlah

Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar:

GWM Primer

GWM LDR

5. GIRO PADA BANK LAIN

Saldo Giro Pada Bank Lain PT. Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis penempatan

Bank Pemerintah

Bank BNI

Bank BNI Syariah

Bank BRI

Bank Mandiri

Bank Syariah Mandiri

Bank BTN

Jumlah

Bank Pembangunan Daerah

Bank DKI

Bank BPD Sulselbar

Jumlah

8%

2011

94.258.917.877

2011

- -

94.258.917.877 103.544.256.655

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia

dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diperbaharui dengan PBI No. 12/19/PBI/2010 berlaku pada tanggal 1

November 2010, pemenuhan Giro Wajib Minimum Bank Umum (GWM) dalam Rupiah dilakukan dalam tiga bentuk yaitu GWM

Utama sebesar 8,00%, GWM Sekunder sebesar 2,50% dari rata-rata Dana Pihak Ketiga dan GWM LDR berdasarkan selisih

antara LDR yang dimiliki oleh Bank dengan LDR Target 78,00% untuk batas bawah dan 100,00% untuk batas atas. Perhitungan

GWM juga menggunakan parameter disinsentif sebesar 0,1 untuk GWM LDR kurang dari batas bawah LDR target dan 0,2 untuk

GWM LDR lebih dari batas atas GWM target.

2012 2011

2012

505.445.803

677.709.358 1.781.268.495

10.662.503.346 5.289.583.874

0,255% 1,18%

2012

8%

8.756.220.173

601.523.599 -

2.535.966.743

103.544.256.655

526.606.126 1.141.920.057

107.210.420 38.001.944

15.111.519.592

15.780.143 15.780.143

76.624.398 76.624.398

92.404.541 92.404.541

29

Page 120: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

5. GIRO PADA BANK LAIN (Lanjutan)

Bank Swasta

Bank Danamon

Bank BII

Bank Mega

Bank Panin

Bank Muamalat

Jumlah

Jumlah Giro pada Bank Lain

b. Berdasarkan kolektibilitas

Seluruh giro pada bank lain ditempatkan pada pihak ketiga digolongkan Lancar.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Saldo Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain PT. Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis pendapatan

Call Money FASBI

Call Money

Deposit on Call dan Deposito Berjangka

Jumlah

b. Berdasarkan penerbit

Bank Indonesia

Bank Umum

Call Money

Bank NTT

Bank Lampung

Bank Maluku

Jumlah

2012 2011

2.017.039.088 517.895.906

1.292.212.193 999.760.299

581.792.581 582.553.397

48.365.833 48.197.526

223.139.023 710.357.403

4.162.548.718 2.858.764.531

101.500.000.000 150.200.000.000

318.462.909.495 370.684.318.381

19.366.472.851 11.707.389.245

Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah

1%.

166.962.909.495 125.484.318.381

2012 2011

166.962.909.495 125.484.318.381

50.000.000.000 95.000.000.000

2012 2011

- 25.000.000.000

- 50.000.000.000

50.000.000.000 20.000.000.000

50.000.000.000 95.000.000.000

30

Page 121: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (Lanjutan)

Deposit on Call & Deposito Berjangka

Bank Mandiri

Bank BTN

Bank Syariah Mandiri

Bank Panin

Bank BNI Syariah

Bank Danamon

Bank Muamalat

Jumlah

Jumlah Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

7. EFEK-EFEK

a. Berdasarkan Jenis

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Sertifikat Bank Indonesia

Dikurangi diskonto yang belum diamortisasi

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih

Terdiri dari:

Pihak berelasi

Pihak ketiga

Jumlah

b. Berdasarkan kolektibilitas

c. Tingkat suku bunga

Tingkat suku bunga untuk efek-efek pada tahun 2012 dan 2011 adalah sebesar 4,69% dan 7,17%.

3.500.000.000 4.500.000.000

9.500.000.000 4.000.000.000

2012 2011

29.000.000.000 32.250.000.000

Efek-efek yang dimiliki oleh PT Bank Sulteng per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah berupa Sertifikat Bank Indonesia yang

dikategorikan sebagai efek yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity), dengan rincian sebagai berikut:

16.500.000.000 109.450.000.000

101.500.000.000 150.200.000.000

318.462.909.495 370.684.318.381

68.299.022.968 34.735.545.708

10.000.000.000 -

3.000.000.000 -

30.000.000.000 -

Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas penempatan pda Bank Indonesia dan bank lain karena

seluruh penempatan tersebut digolongkan Lancar.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan

sebagai jaminan.

- -

2012 2011

70.000.000.000 35.000.000.000

(1.700.977.032) (264.454.292)

Seluruh ekef-efek pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 digolongkan Lancar, dan tidak terdapat inikasi penurunan nilai

atas efek-efek tersebut.

- -

68.299.022.968 34.735.545.708

70.000.000.000 35.000.000.000

70.000.000.000 35.000.000.000

31

Page 122: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

7. EFEK-EFEK (Lanjutan)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit yang diberikan dielaskan berdsarkan jenis kredit, sektor ekonomi, dan kolektabilitas sebagai berikut:

a. Berdasarkan Jenis

Kredit Yang Diberikan

Kredit Modal Kerja

Kredit Investasi

Kredit Pegawai Jangka Pendek

Kredit Pegawai Jangka Panjang

Kredit Pegawai Bank Sulteng

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih

Terdiri dari:

Pihak berelasi

Pihak ketiga

Jumlah

b. Berdasarkan sektor ekonomi

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Listrik, gas, dan air

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Jasa-jasa sosial masyarakat

Lain-lain

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia

Dalam Rupiah dan Valuta Asing, sebagaimana telah diperbaharui dengan PBI No. 10/25/PBI/2008, mulai tanggal 24 Oktober

2009 Bank diwajibkan memenuhi GWM Sekunder sebesar 2,50% dari rata-rata Dana Pihak ketiga. GWM sekunder yang wajib

ditempatkan dalam bentuk SBI atau SUN pada posisi 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp26.156.450.000. Jumlah tersebut

mencerminkan 2,50% dari saldo rata-rata dana pihak ketiga selama periode perhitungan untuk posisi 31 Desember 2011.

(39.143.843.407) (46.059.620.579)

715.034.135.188 519.782.625.638

518.181.244 334.058.400

638.053.457.447 453.560.274.780

31.437.947.721 29.164.149.117

754.177.978.595 565.842.246.217

519.782.625.638

Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah kredit yang

diberikan kepada para karyawan kunci meliputi Direksi, Komisaris, pemegang saham pengendali dan keluarga.

2012 2011

80.805.506.782 78.831.082.181

3.362.885.401 3.952.681.738

49.020.329.860

20.000.004 30.000.000

2012 2011

5.719.876.809 668.311.266

748.458.101.786 519.114.314.372

754.177.978.595

483.058.482.296

2012 2011

7.188.045.874 8.028.677.501

46.208.359 144.416.677

3.691.481.935 3.211.759.365

49.744.334.721

12.236.494.168 14.248.708.900

1.052.727.453 1.242.104.624

10.254.406.548 6.857.766.994

- -

669.944.279.533

754.177.978.595 565.842.246.217

(39.143.843.407) (46.059.620.579)

715.034.135.188 519.782.625.638

32

Page 123: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

c. Berdasarkan Kolektabilitas Bank Indonesia

Lancar

Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan

Macet

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih

d. Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas bank indonesia

2011

1.883.820.623

2012

65.095.198

32.105.439.557 39.131.879.204

708.894.391.588 509.165.376.823

11.370.299.064 14.550.467.378

884.761.367 1.110.702.189

923.087.019

2012Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Penyisihan Jumlah Bersih

754.177.978.595 565.842.246.217

(39.143.843.407) (46.059.620.579)

715.034.135.188 519.782.625.638

9.281.532.212 2.954.961.956

23.291.518 22.916.841

-

3.015.932.768

Sektor Ekonomi Lancar

Pertanian 5.208.477.574 609.189.750

722.314.990

-

73.214.702

Perdagangan/Restoran & Hotel 20.000.004

Listrik, gas, dan air 6.474.828.625 5.007.159.590

Perindustrian 2.399.641.943 275.492.436 -

-

9.202.672.662

Pertambangan 8.708.350 10.833.341 - - 26.666.668

Konstruksi 36.142.310.863

5.938.691.615

Jumlah 708.894.391.589 11.370.299.064

357.104.784 353.501.963 9.875.484.344 8.940.246.135 40.804.088.587

Pengangkutan

Pertanian 5.245.528.028 648.327.384 59.667.367 157.981.182 1.917.173.540

652.885.958.642

Jasa-jasa sosial masyarakat - - - - - - -

649.424.976.087 6.109.026.669 404.184.246 483.823.186 13.522.269.344 17.058.320.890

1.003.992.859 2.207.766.506 Perindustrian

Pertambangan 117.750.009 - -

4.678.087.899 552.035.218

1.566.726.396 597.245.361 36.976.393 115.788.693

32.190.963 -

26.666.668 - 14.510.834

2.089.985.886

884.761.366 919.087.019

- 453.016.869

- - - 253.480 19.746.524

Penyisihan Jumlah Bersih

2011

1.016.347.556 936.215.531 2.755.266.404

129.905.843

6.101.589.438

300.000 29.700.000

721.552.835.592

1.051.733.886

1.228.068.650 1.289.846.017 5.894.199.857

6.207.520.633 8.041.188.266

895.022.522

32.621.143.003

Lain-lain

387.688.804 854.415.820 137.813.150 - - 373.490.133

- -

32.105.439.557

Sektor Ekonomi Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

366.273.590 686.453.863

Jasa dunia usaha 8.654.213.172 589.033.497 18.066.671 16.666.672 976.426.536

561.234.971 38.475.613

462.023.211

Jasa dunia usaha 4.265.014.957

Jasa-jasa sosial masyarakat - - -

Lain-lain 460.351.094.943 7.145.715.765

-

46.059.620.579 519.782.625.637

581.913.524 13.997.951.531 14.897.721.388 34.122.608.472

- -

463.310.110.439

Jumlah 509.165.376.823 14.550.467.378 1.110.702.189 1.883.820.622 39.131.879.204

5.148.238.676

Listrik, gas, dan air 7.648.119.461 489.000.000 - 10.000.000

Pengangkutan 730.801.341

Konstruksi 29.210.341.688

854.277.819 - 228.619.881 1.509.854.337 1.709.528.318

Perdagangan/Restoran & Hotel 30.000.000 - -

762.850.674 14.336.797.703 19.748.371.857

-

33

Page 124: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

e. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai

Saldo awal

Penghapusbukuan yang dilakukan

Pemulihan selama tahun berjalan

Saldo akhir

f. Informasi lain mengenai kredit yang diberikan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

46.059.620.579 50.614.481.156

2012 2011

Jumlah tersebut termasuk kredit sebesar Rp 6.886.390.446 yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur berlaku pada

Kantor Cabang Pembantu Banggai sebagaimana dijelaskan pada Penjelasan No. 36 tentang Peristiwa Setelah Periode

Pelaporan. Bank telah membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai untuk seluruh jumlah kredit tersebut atau

sebesar sebesar Rp 6.886.390.446.

(588.179.733)

(3.966.680.844)

39.143.843.407 46.059.620.579

(8.900.427.643)

1.984.650.471

Tingkat suku bunga per tahun untuk kredit yang diberikan berkisar antara 13,00% sampai dengan 17,50% untuk tahun

2012 dan 2011.

Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan tunai (tabungan diblokir dan deposito), tanah, bangunan, kendaraan, serta

agunan lain yang diterima oleh perbankan pada umumnya.

Agunan yang berbentuk tunai telah dilakukan pemblokiran, demikian juga untuk agunan dalam bentuk tanah dan

bangunan telah diikat dengan hak tanggungan dan surat kuasa untuk menjual. Agunan dalam bentuk kendaraan telah

dikuasai BPKB-nya dengan surat kuasa untuk menjual kendaraan tersebut.

Khusus untuk kredit yang diberikan kepada karyawan dan pegawai negeri sipil pusat dan daerah, pada umumnya

merupakan kredit yang dijamin dengan avalis dan dipertanggungkan dengan asuransi jiwa.

Kredit modal kerja dan investasi diberikan kepada debitur untuk kepentingan modal kerja dan pengadaan barang-barang

modalnya.

Dalam laporan Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 kepada Bank

Indonesia, tidak terdapat pemberian kredit yang melampaui ketentuan BMPK bank.

Kredit konsumsi/pegawai terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit pembelian kendaraan bermotor, dan kredit konsumsi

lainnya.

Kredit program Pemerintah yang dananya bersumber dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia dan diberikan

kepada pengusaha kecil dan mikro.

Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya

yang dibebani bunga berkisar antara 9,00% sampai dengan 15,00% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar

antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan dari

karyawan yang bersangkutan.

Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan kepada

pihak ketiga.

34

Page 125: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)

f. Informasi lain mengenai kredit yang diberikan (Lanjutan)

-

-

- Kredit yang dihapusbukukan dan diterima kembali selama tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Saldo awal

Penghapusbukuan

Penerimaan kembali

Saldo akhir

- Tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi dan kredit sindikasi selama tahun 2012 dan 2011.

-

9. ASET TETAP

Saldo aset tetap per 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari:

Tanah

Bangunan Kantor

Rumah Dinas

Kendaraan Bermotor

Mesin Kantor

Perabot Kantor

Perabot Rumah Dinas

Jumlah

Aset dalam penyelesaian

Inventaris dalam penyelesaian

Jumlah Harga Perolehan Aset tetap

Akumulasi penyusutan

Jumlah Bersih

588.179.733

Kebijakan pemberian kredit ditetapkan dan dilaksanakan melalui proses analisis kredit yang mengacu pada prinsip kehati-

hatian, kecukupan agunan kredit, asas-asas perkreditan yang sehat, ketentuan BMPK serta pemantauan dan evaluasi.

Persetujuan pemberian kredit dilakukan melalui suatu komite (Komite Kredit) yang melibatkan Analis kredit, Kabag Kredit,

Wakil Pemimpin (untuk KCU), Pemimpin Cabang serta Divisi (untuk kredit yang melebihi wewenang cabang). Pengajuan

persetujuan kepada Komite Kredit dilakukan setelah data dari nasabah sudah diperoleh secara lengkap.

2012 2011

298.796.619 282.807.541

24.796.704.594 25.741.607.574

8.900.427.643

3.930.527.360 3.914.647.360

(1.699.572.187) (1.533.082.713)

31.997.560.050 24.796.704.594

Pada tanggal 31 Desember 2012, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 4.50% dan 1.19%

7,44% dan 0,33% sedangkan pada posisi 31 desember 2011 masing-masing sebesar 7,44% dan 0,33% yang dihitung

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Des 2011.

19.411.265.856 9.183.648.723

4.379.500.000 -

2012 2011

1.829.432.954 1.830.102.454

1.897.791.241 1.931.917.241

3.139.000.542 2.961.205.263

13.211.261.112 11.932.945.259

286.483.796 241.513.796

24.593.293.624 23.095.138.915

48.384.059.480 32.278.787.638

(19.204.794.933) (16.923.616.613)

29.179.264.547 15.355.171.025

Aset dalam penyelesaian adalah bangunan gedung kantor pusat dan cabang toli-toli. Bank belum melakukan penyusutan atas

aset dalam penyelesaian sampai aset tersebut siap digunakan.

35

Page 126: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Penjelasan atas Aset tetap adalah sebagai berikut:

Tanah 1.830.102.454 - (669.500) - 1.829.432.954

31/12/2012ReklasifikasiPenguranganPenambahan31/12/2011Harga Perolehan

2012

Perumahan Dinas 282.807.541 38.881.500 (57.018.422) 34.126.000 298.796.619

Bangunan Kantor 1.931.917.241 - - (34.126.000) 1.897.791.241

Mesin Kantor 11.932.945.259 1.278.315.853 - - 13.211.261.112

Kendaraan 3.914.647.360 15.880.000 - - 3.930.527.360

Perabot Rumah Dinas 241.513.796 44.970.000 - - 286.483.796

Perabot Kantor 2.961.205.263 177.795.279 - - 3.139.000.542

Aset dalam penyelesaian 9.183.648.723 10.227.617.133 - - 19.411.265.856

Jumlah 23.095.138.915 1.555.842.632 (57.687.922) - 24.593.293.624

Jumlah 32.278.787.638 16.162.959.765 (57.687.922) - 48.384.059.480

Inventaris dalam penyelesaian - 4.379.500.000 - - 4.379.500.000

Bangunan Kantor (1.073.826.602) 221.293.809 (852.532.792)

Akumulasi Penyusutan

Kendaraan (3.044.128.378) (436.077.486) - - (3.480.205.864)

Perumahan Dinas (67.124.293) (32.099.829) 57.018.422 - (42.205.699)

Perabot Kantor (2.348.568.392) (432.288.838) - - (2.780.857.229)

Mesin Kantor (10.174.013.305) (1.621.050.862) - - (11.795.064.167)

Jumlah (16.923.616.613) (2.559.490.552) 278.312.231 - (19.204.794.933)

Perabot Rumah Dinas (215.955.644) (37.973.537) - - (253.929.182)

2011Harga Perolehan 31/12/2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31/12/2011

Nilai Buku 15.355.171.025 29.179.264.547

Bangunan Kantor 1.782.592.242 49.198.999 - 100.126.000 1.931.917.241

Tanah 1.830.102.454 - - - 1.830.102.454

Kendaraan 3.846.987.360 67.660.000 - - 3.914.647.360

Perumahan Dinas 352.933.541 30.000.000 - (100.126.000) 282.807.541

Perabot Kantor 2.737.508.409 196.584.718 - 27.112.136 2.961.205.263

Mesin Kantor 11.121.142.423 838.914.972 - (27.112.136) 11.932.945.259

Jumlah 21.899.568.225 1.195.570.690 - - 23.095.138.915

Perabot Rumah Dinas 228.301.796 13.212.000 - - 241.513.796

Aset dalam penyelesaian - 9.183.648.723 - - 9.183.648.723

Akumulasi Penyusutan

Jumlah 21.899.568.225 10.379.219.413 - - 32.278.787.638

Perumahan Dinas (58.076.857) (9.047.436) - - (67.124.293)

Bangunan Kantor (448.296.463) (625.530.139) - - (1.073.826.602)

(3.044.128.378)

Mesin Kantor (9.153.834.479) (1.020.178.826) - - (10.174.013.305)

(195.877.337) (20.078.307) - - (215.955.644)

Kendaraan (2.669.400.178) (374.728.200) - -

15.355.171.025

Perabot Kantor (2.074.411.335) (274.157.057) - - (2.348.568.392)

Perabot Rumah Dinas

Jumlah (14.599.896.649) (2.323.719.964) - - (16.923.616.613)

Nilai Buku 7.299.671.576

36

Page 127: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

9. ASET TETAP (Lanjutan)

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai aset tetap.

Penambahan Aset Tetap Tahun 2012

-

- Penambahan Kendaraan sebesar Rp. 15.880.000 adalah pembelian 1 (satu) Unit Motor di Capem Ampana

-

-

-

-

Pengurangan Aset Tetap Tahun 2012

-

Penambahan Aset Tetap Tahun 2011

-

-

-

- Penambahan parabot kantor sebesar Rp45.000.000 adalah pembelian 15 Unit ATM Box.

-

-

Penambahan mesin kantor sebesar Rp838.914.972 terutama adalah pembelian untuk mesin hitung uang, genset, CCTV, HT,

komputer, laptop, printer, UPS di Kantor Pusat, seluruh Kantor Cabang dan Cabang Pembantu.

Penambahan Bangunan Kantor dan Rumah Dinas sebesar Rp. 38.212.000 adalah pembangunan Gardu ATM RSUD Undata

di Cabang Utama.

Penambahan Mesin Kantor adalah sebesar Rp. 1.351.691.117 adalah pembelian komputer, laptop, genset, CCTV, Printer,

UPS, dan server RTGS di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Cabang dan Cabang Pembantu.

Penambahan Perabot Kantor sebesar Rp 192.739.243 adalah pembelian rak server, kursi, meja, brankas, dan perabot kantor

lainnya di Kantor Pusat dan Kantor Cabang dan Cabang Pembantu

Penambahan Perabot Rumah Dinas sebesar Rp. 44.970.000 adalah Pembelian Perabot Rumah Dinas AC dan Mesin Cuci di

Cabang Poso, Luwuk, Bungku dan Morowali.

Penambahan Aset dalam Penyelesaian sebesar Rp.10.229.702.468 berasal dari pembangunan Gedung kantor pusat dan

Cabang Tolitoli.

Penambahan Harga Perolehan Bangunan Kantor dan Rumah Dinas sebesar Rp79.199.000 diantaranya adalah

pembangunan Gardu Mesin ATM di Cabang Pembantu Ampana, Cabang Totitoli, dan pembuatan Layout Kantor Kas Batui.

Penambahan kendaraan sebesar Rp 56.825.000 adalah pembelian sepeda motor di Cabang Poso, Capem Ampana dan

Capem Paleleh, pemasangan AC Mobil Dinas di Cabang Buol sebesar Rp 10.835.000.

Penambahan parabot kantor sebesar Rp178.696.854 terutama adalah pembelian untuk brangkas, meja, kursi, di Kantor

Pusat, Cabang Utama, Cabang Parigi, dan Capem Ampana, Capem Bangkep, Capem Morowali, Cabang Salakan, Cabang

Luwuk dan pembelian Air Conditioner (AC) di Cabang Tolitoli.

Penambahan perabot rumah dinas sebesar Rp13.212.000 terutama adalah pembelian untuk lemari televisi, kulkas, kursi,

mesin cuci, lemari, tempat tidur di Cabang Luwuk, Capem Ampana dan Capem Bangkep.

Penutupan asuransi aset tetap dilakukan oleh PT Asuransi Bangun Askrida yang merupakan pihak tidak terkait dengan PT Bank

Sulteng.

Pengurangan aset tetap berupa tanah adalah hapus buku atas tanah di JL. Mesjid Raya dengan harga perolehan Rp

669.500.

37

Page 128: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

10. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN

Beban dibayar dimuka dan aset lain-lain terdiri dari:

Pihak ketiga

Pendapatan bunga yang masih akan diterima

Beban dibayar dimuka

Persediaan

Tagihan ATM Bersama

Uang muka kepada pihak ketiga

Manfaat karyawan dibayar dimuka (Catatan No. 29)

Aset lainnya

Jumlah

Penyisihan kerugian

Jumlah bersih

Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan bunga yang masih akan diterima

Bunga kredit

Bunga deposito berjangka

Bunga deposito on call

Bunga call money

Jasa giro

Jumlah

b.

c. Persediaan terdiri dari:

Persediaan barang cetakan

Persediaan cek dan bilyet giro (BG)

Persediaan alat tulis kantor

Jumlah

d. Aset lainnya

18.223.998 23.478.943

186.605.740 62.026.240

808.862.321 760.047.690

Didalam aset lainnya per 31 Desember 2012 terdapat selisih kas sebagai akibat dari penyelewengan dana sebesar Rp

101.265.000 pada Kantor Kas Lambunu (Cabang Parigi). Selisih tersebut akan diselesaikan secara internal dan pihak yang

bertanggung jawab telah menyatakan bersedia untuk mengganti. Selain itu bank juga telah melakukan pemblokiran rekening

dan pembayaran jasa produksi sebagai jaminan atas selisih kas tersebut.

Di dalam aset lainnya per 31 Desember 2012 terdapat selisih kas sebagai akibat dari pengeluaran kas atau pemberian

pinjaman yang tidak sesuai dengan ketentuan yang terjadi di Cabang Pembantu Parigi dengan jumlah penyelewengan dana

sebesar Rp3.250.709.003. Selama tahun 2008 terdapat pengembalian sebesar Rp253.544.629, sehingga saldo per 31

Desember 2011 menjadi Rp2.997.164.374.

Pada posisi 31 Desember 2012 jumlah tersebut telah disisihkan 100% sebesar Rp2.997.164.374.

17.066.000

604.032.583 674.542.507

6.063.348.729 4.717.287.475

2012 2011

Biaya dibayar di muka per 31 Desember 2012 dan 2011 merupakan biaya personalia, sewa dan inventaris.

11.280.000

31.250.000 117.869.444

6.063.348.729 4.717.287.475

242.884.441 242.884.441

3.618.831.463 5.232.711.709

2012 2011

2.141.121.821 1.363.064.036

808.862.321 760.047.690

601.074.700 271.317.500

13.591.760.308 12.609.273.005

133.186.030 292.155.203

45.300.000 -

2012 2011

5.836.546.700 4.295.982.827

3.112.801.207 3.019.124.528

16.588.924.682 15.606.437.379

(2.997.164.374) (2.997.164.374)

38

Page 129: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

11. LIABILITAS SEGERA

Kiriman Uang

Dana Titipan

Kewajiban Pajak

Kewajiban ATM Bersama

Standing Instruction (SI) Gaji

Standing Instruction (SI) Kredit

Pelimpahan ATM Bersama

Pelimpahan BPDnet Online

Kewajiban Payment Telkomsel

Jumlah

Penjelasan atas liabilitas adalah segera sebagai berikut:

a. Kiriman Uang

Titipan Transfer Pihak Ketiga

Kliring dalam proses

Selisih Kliring

Titipan KU yang akan dibayar

Titipan KU via RTGS

Titipan KU via Kliring

Jumlah

b. Dana Titipan

Titipan Pihak Ketiga Angsuran Pinjaman

Titipan Penampungan Selisih

Titipan Pihak Ketiga

Titipan Provisi Kredit Dalam Proses

Titipan antar Biro/Seksi Bank Sulteng

Jumlah 416.160.849 665.816.534

162.691.000 538.448.632

- 6.000.000

100.456.945 121.367.902

11.428.743

2012 2011

147.512.904 -

5.500.000 -

2011

29.161.746.540 14.386.231.297

20.667.700

1.281.322.300

50

919.903.323

11.750.552.054

413.785.870

67.975.800

2011

50

1.752.500.426

26.287.939.954

1.041.901.568

29.161.746.540 14.386.231.297

32.732.272.113 19.068.976.170

2012

5.193.814 -

723.077.103 502.595.331

803.130 118.550

Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi

amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum diambil nasabah, transaksi kliring

dan kewajiban wajib pungut/potong PPh.

2012

72.616.190 58.455.094

161.496.273 163.403.562

416.160.849 665.816.534

59.017.549 2.361.084.726

2.132.160.665 931.271.076

39

Page 130: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

11. LIABILITAS SEGERA (Lanjutan)

c. Kewajiban Pajak

Titipan Setoran Pajak Pihak Ketiga

Titipan PPh Bunga Tabungan

Titipan PPh Bunga Deposito Berjangka

Titipan PPh Jasa Giro

Titipan PPh Pasal 21/23

Titipan PPN

Jumlah

12. SIMPANAN NASABAH

Pihak Berelasi:

Giro

Tabungan

- Simantap

- Simpeda

- Tabunganku

- Tabungan Pensiunku

- Tabungan PNS

Jumlah

Pihak Ketiga:

Giro

Tabungan

- Simantap

- Tabungan Lokal

- Simpeda

- Tabunganku

- Tabungan PNS

- Tabungan Pensiunku

- TabunganKU Plus

Jumlah

Deposito Berjangka:

- 1 bulan

- 3 bulan

- 6 bulan

- 12 bulan

Jumlah

Jumlah Simpanan Nasabah 703.050.916.486 732.336.966.928

3.265.500.000 5.426.000.000

460.000.000 826.000.000

4.940.000.000 3.797.000.000

43.411.929.159 38.907.669.159

34.746.429.159 28.858.669.159

1.139.279.831 6.290.235

2.788.953.431 -

612.213.694.034 514.214.195.575

107.859.538.023 102.356.240.363

16.557.331.908 2.899.632.957

11.851.989.395 6.348.135.335

25.174.399.138 25.217.374.614

915.067 965.671

446.841.287.241 377.385.556.400

8.035.459 -

1.541.079 -

47.425.293.293 179.215.102.194

251.963.981 24.774.123

257.360.595 91.707.685

2.927.525 -

46.903.464.654 179.098.620.386

59.017.549 2.361.084.726

16.513.448 (45.133.999)

Simpanan nasabah adalah simpanan dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Berdasarkan jenisnya simpanan nasabah terdiri

dari:

2012 2011

9.082.151 6.713.696

2.029.295 290.506.765

- 318.200

2012 2011

- 2.083.683.647

31.392.655 24.996.417

40

Page 131: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

12. SIMPANAN NASABAH

Tingkat Suku Bunga

Giro

Tabungan

Deposito

Informasi Lainnya :

0,25% sampai 2% 0,25% sampai 4%

4,5% sampai 5,5% 4,5% sampai 6%

2012 2011

1% sampai 3% 1% sampai 3%

Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil dilingkungan

Pemerintah Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten se-Sulawesi Tengah.

Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai Negeri Sipil

Pusat, Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS Ex Departemen

Perhubungan pada PT KAI, TNI dan Polri, serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan Veteran PKRI dan KNIP.

Berdasarkan Undang-undang No. 24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga

Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan

yang berlaku. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008 tentang "Besaran Nilai

Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan", maka nilai simpanan setiap nasabah pada satu bank yang dijamin oleh

Pemerintah naik dari Rp100 juta menjadi Rp2 miliar, efektif sejak tanggal tersebut di atas.

Berdasarkan siaran pers Lembaga Penjamin Simpanan nomor PERS-015/LPS/XII/2012 dan nomor PERS-022/LPS/XI/2011

tingkat bunga yang wajar per 31 desember 2012 dan 2011 adalah 5,5% dam 6,75%. Bank tidak memiliki simpanan dengan

tingkat bunga lebih tinggi dari ketentuan tersebut.

Tidak terdapat deposito yang diblokir dan dijadikan jaminan atas kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-

rata harian dengan memberikan hadiah yang diundi secara nasional.

Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-

rata harian namun tidak menawarkan hadiah.

TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa biaya

adminstrasi yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/DIR/XV-A/2011

tanggal 14 Januari 2011 perihal Mandatory Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.

41

Page 132: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

13. SIMPANAN DARI BANK LAIN

Simpanan dari bank lain dan lembaga keuangan lainnya terdiri atas:

Giro

Call Money

Total Simpanan dari Bank Lain

Call money pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.

Tingkat suku bunga:

Giro

Call Money

Giro dari bank lain merupakan rekening pasif dan tidak dikenakan bunga.

14. PINJAMAN YANG DITERIMA

Pinjaman yang diterima Bank antara lain:

Kredit Usaha Mikro PT PNM (Persero)

15. ESTIMASI KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF

Saldo Awal

Penyisihan Kerugian

Pemulihan

Saldo Akhir

-

- (382.663.755)

2012 2011

6.195.966.668 12.391.933.334

Pinjaman Kredit Usaha Mikro merupakan pinjaman dalam rangka pendanaan usaha mikro yang disalurkan dalam bentuk

executing. Pinjaman tersebut diperoleh dari PT Permodalan Nasional Madani sesuai dengan Perjanjian Kredit No. 477 tanggal 19

Oktober 2010. Jangka waktu kredit 36 Bulan dimulai dari tanggal 29 Oktober 2010 sampai dengan 19 Oktober 2013 dengan suku

bunga 7,00%. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sedangkan pembayaran pokok dilakukan setiap enam bulan.

Transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi) yang terjadi dalam kegiatan normal Bank yang mempunyai risiko

kredit adalah berupa garansi yang diberikan dan fasilitas kredit yang belum ditarik nasabah.

2012

365.010.325.965 170.010.325.965

2012 2011

10.325.965 10.325.965

365.000.000.000 170.000.000.000

Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada tanggal-tanggal 31

Desember 2012 dan 2011.

- -

2011

-

-

382.663.755

2012 2011

4,40% sampai 4,55% 4,62% sampai 4,90%

42

Page 133: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

15. ESTIMASI KERUGIAN ATAS TRANSAKSI REKENING ADMINISTRATIF (Lanjutan)

Manajemen Bank berpendapat bahwa jumlah estimasi kerugian yang dibentuk telah memadai.

16. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN

Jaminan Tender

Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Pemeliharaan

Bunga Yang Masih Harus Dibayar

Setoran Jaminan Jatuh Tempo

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan

Beban Lainnya yang Masih Harus Dibayar

Jumlah

a. Jaminan tender terdiri dari:

Tender APBN

Tender Lainnya

Jumlah

b. Beban lainnya yang masih harus dibayar terdiri dari:

Beban Personalia

Jaminan Lainnya

Lain-lain

Jumlah

803.634.998

125.403.399 836.707.928

2012 2011

2.629.423 15.371.000

- 17.701.930

122.773.976

162.767.843 156.261.453

210.040.400 169.735.150

372.808.243 325.996.603

23.967.444.586 13.988.752.431

2012 2011

12.906.912.168 3.187.464.337

3.686.768.481 4.339.933.984

125.403.399 836.707.928

1.997.946.059 2.669.585.468

441.598.566 291.518.111

4.436.007.670 2.337.545.999

Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam klasikasi-klasifikasi akun liabilitas di atas, dengan

rincian sebagai berikut:

2012 2011

372.808.243 325.996.604

Berdasarkan Surat Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia No. 13/658/DPNP tanggal 23 Desember

2011 perihal Penyesuaian Pelaporan di LBU, Penyajian di Laporan Keuangan, dan Perhitungan KPMM terkait dengan Penerbitan

SE No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 mengenai Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum,

Bank Indonesia tidak lagi mewajibkan untuk membentuk penyisihan penghapusan aset atas transaksi rekening administratif.

Bank menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku yaitu PSAK No. 57 tentang

"Provisi Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi". Berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu, Bank belum pernah mengalami

kerugian akibat transaksi rekening administratif tersebut, sehingga pada posisi 31 Desember 2011 Bank tidak membentuk

cadangan kerugian penurunan nilai atas transaksi rekening administratif.

Kolektibilitas atas transaksi rekening administratif dalam kegiatan usaha bank yang mempunyai risiko kredit pada tanggal 31

Desember 2011 dan 2010 digolongkan sebagai Lancar.

43

Page 134: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

17. PERPAJAKAN

a. Hutang Pajak

Saldo hutang pajak per 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari:

PPh Badan (Pasal 29)

Angsuran PPh 25 bulan Desember

Jumlah

b. Estimasi Beban Pajak Penghasilan

Beban Pajak Kini

Beban/(Manfaat) Pajak Tangguhan

Jumlah

Laba sebelum pajak penghasilan

Perbedaan Temporer:

- Beban Jasa Produksi 2012

- Beban Dana Kesejahteraan 2012

- Beban Jasa Produksi 2011

- Beban Dana Kesejahteraan 2011

- Beban Jasa Produksi 2010

- Beban Dana Kesejahteraan 2010

- Beban Manfaat Karyawan

- Pembayaran Iuran Manfaat Karyawan

- Penyusutan

Koreksi Fiskal

Perbedaan Tetap

- Beban Penyusutan Rumah Dinas

- Beban Sewa Rumah Dinas

- Beban Pemeliharaan Rumah Dinas

- Beban Pembinaan Pegawai dan Keluarga

- Beban Surat Kabar dan Majalah

- Beban Perjamuan Tamu

- Beban Rekreasi dan Olah Raga

- Beban Bantuan kepada Pegawai

- Beban Hadiah dan Sumbangan

- Beban Denda Pajak

- Selisih Perhitungan PPh pasal 21

- Beban Jamuan Pegawai

Jumlah Dipindahkan

- 508.611.097

1.107.758.676 1.044.385.633

1.870.385.671

36.475.088 12.545.000

214.129.000 171.809.700

- 113.057.246

74.686.185 110.854.000

206.940.496 149.776.150

102.286.900 648.292.652

10.509.000 19.241.250

48.263.000 57.065.650

22.237.324 22.234.415

47.100.002 45.750.000

3.499.246.945 2.694.492.308

2.903.622.793

(1.885.366.699) (2.827.970.617)

- (305.804.180)

309.724.646 (3.299.070.295)

(2.169.966.991) 2.169.966.991

- (3.599.860.894)

- (3.599.860.894)

1.517.889.191 -

1.517.889.191 -

(2.169.966.991) 2.169.966.991

536.886.604 588.626.938

2012 2011

40.452.586.291

2012 2011

413.677.502 1.121.008.496

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak Bank untuk

tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

8.200.491.500 10.694.925.500

(153.882.206) 824.767.573

8.046.609.294 11.519.693.073

1.709.635.434

2012 2011

950.564.106

44

Page 135: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

17. PERPAJAKAN

b. Estimasi Beban Pajak Penghasilan (Lanjutan)

Jumlah Pindahan

- Beban Perayaan HUT

- Beban CSR

- Beban Tunjangan PPh Pegawai

- Beban Perawatan Kesehatan

- Beban Penagih Kredit

- Beban Penyusutan Kendaraan Dinas

- BBM dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas

- Beban Operasional Lainnya

Koreksi Fiskal

Laba Kena Pajak

Laba Kena Pajak (dibulatkan)

Perhitungan Pajak Penghasilan Kini :

x

x

Pajak Penghasilan Kini

Uang Muka PPh Pasal 25

Kurang Bayar Pajak Penghasilan (Pasal 29)

c. Pajak Tangguhan

Imbalan Kerja Karyawan

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan 2012

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan 2011

Penyusutan Aset Tetap

Aset/(Liabilitas) Pajak Tangguhan

(1.308.177.927) 403.470.061

(299.645.476)

7.786.813.998 9.573.917.004

413.677.502 1.121.008.496

Sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang

terhutang (self-assesment system). Direktorat Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas

waktu lima tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.

- 758.944.596

1.084.983.496 (1.084.983.496)

(76.451.045) 76.451.045

25%

25%

31 Desember 201201 Januari 2012

Dikreditkan/

(dibebankan) ke

Laporan Laba Rugi

2012

8.200.491.500 10.694.925.500

42.779.702.000 -

-

153.882.206

758.944.596

-

-

(904.707.866)

(145.763.270)

4.207.109.718 5.626.186.922

32.801.966.000

32.801.966.208 42.779.702.918

32.801.966.000 42.779.702.000

8.200.491.500

- 39.960.126

- 23.808.750

106.999.237 13.660.610

1.230.465.268 1.853.255.915

775.718.943 602.799.445

8.000.000 2.250.000

2.903.622.793

19.385.500 114.052.100

196.155.100 72.777.183

10.694.925.500

2012 2011

1.870.385.671

45

Page 136: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

17. PERPAJAKAN (Lanjutan)

c. Pajak Tangguhan (Lanjutan)

Imbalan Kerja Karyawan

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan 2011

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan 2010

Penyusutan Aset Tetap

Aset/(Liabilitas) Pajak Tangguhan

18. MODAL SAHAM

Modal saham PT. Bank Sulteng per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebagai berikut:

Modal Dasar

Modal yang Belum Disetor

Modal Disetor

Dana Setoran Modal

Jumlah

a. Modal Dasar dan Modal Disetor

Provinsi Sulawesi Tengah

Kota Palu

Kabupaten Banggai

Kabupaten Donggala

Kabupaten Poso

Kabupaten Toli-toli

Kabupaten Parigi Moutong

Kabupaten Buol

Kabupaten Banggai Kepulauan

Kabupaten Morowali

Kabupaten Tojo Una-una

Jumlah

- (76.451.045) (76.451.045)

- 1.084.983.496 1.084.983.496

1.799.930.447 (1.799.930.447) -

525.122.097 (824.767.573) (299.645.476)

2011

Dikreditkan/

(dibebankan) ke

Laporan Laba Rugi01 Januari 2011 31 Desember 2011

(1.274.808.350) (33.369.577) (1.308.177.927)

Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah per 31 Desember 2012dan 2011 adalah sebesar

Rp490.542.400.000. ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Tengah No.05 Tanggal 27 April 2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah

disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011

tanggal 21 Juni 2011 dengan nominal per lembar saham sebesar Rp100.000. Terdapat perubahan modal di setor pada tahun

2011 yang ditetapkan berdasarkan Akta No.09 tanggal 30 Mei 2012 menjadi Rp126.562.600.000.

Dari modal dasar di atas, jumlah yang telah disetor oleh para pemegang saham untuk posisi per 31 Desember 2012 dan 2011

adalah sebagai berikut:

2012 2011

126.562.600.000 122.635.600.000

18.324.273.544 3.927.437.535

144.886.873.544 126.563.037.535

2012 2011

490.542.400.000 200.000.000.000

(363.979.800.000) (77.364.400.000)

5.900.000.000 5.900.000.000

6.015.800.000 6.015.800.000

1.600.000.000 1.400.000.000

8.944.600.000 8.944.600.000

7.906.500.000 6.715.100.000

7.200.000.000 5.700.000.000

67.434.300.000 67.434.300.000

1.040.000.000 1.040.000.000

7.247.700.000 7.247.700.000

6.528.100.000 6.528.100.000

6.745.600.000 5.710.000.000

126.562.600.000 122.635.600.000

46

Page 137: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

18. MODAL SAHAM (Lanjutan)

b. Modal Donasi

c. Dana Setoran Modal

Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2012dan 2011 adalah sebagai berikut:

Provinsi Sulawesi Tengah

Kota Palu

Kabupaten Banggai

Kabupaten Donggala

Kabupaten Poso

Kabupaten Toli-toli

Kabupaten Buol

Kabupaten Banggai Kepulauan

Kabupaten Morowali

Kabupaten Tojo Una-una

Kabupaten Sigi

Jumlah

19. PEMBAGIAN LABA BERSIH

Dividen

Cadangan Umum

47.998.145.246 15.189.768.940

3.960.000.000 -

2.000.083.560 83.560

Saldo modal donasi sebesar Rp275.450.000 bersumber dari Bank Indonesia berupa seperangkat hardware dan software bagi

komputerisasi teller system dan akuntansi bank sesuai Surat Bank Indonesia Nomor26/12/UPPP/PPTP tanggal 12 Mei 1993

perihal Bantuan Teknis kepada PTBank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah.

Sehubungan telah diterbitkannya PSAK No. 61 (revisi 2010) tentang "Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan

Bantuan Pemerintah" yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012, mulai tahun buku 2012 Bank menerapkan PSAK ini secara

retrospektif sejak awal tahun 2010. Akibat penyajian kembali, saldo Modal Sumbangan dinihilkan sejak awal tahun 2010.

Jumlah ini adalah merupakan setoran modal oleh para pemegang saham yang telah disetor penuh untuk menambah modal

namun belum didukung kelengkapan persyaratan modal harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai pasal 10

Peraturan Bank Indonesia No. 11.15/PBI/2009 tanggal 24 September 2009 tentang Liabilitas Penyediaan Modal Minimum

Bank Umum. Dan Ketentuan mengenai dokumen pendukung setoran modal mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.

11/1/BI/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Bank Umum dan Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007.

2012 2011

6.000.053.607 53.607

18.324.273.544 3.927.437.535

1.500.000.000 -

55.419

200.000.000 200.000.000

89.972 89.972

1.500.085.965 1.035.685.966

Mengacu kepada PSAK No. 24 tentang "Imbalan Kerja", Paragaraf 22,maka Jasa Produksi dan DanaKesejahteraan sejak tahun

buku 2008 disajikan sebagai beban tahun berjalan dan bukan sebagai distribusi laba bersih.

1.363.892.196 56.187

12.824 1.191.412.824

1.800.000.000 1.500.000.000

55.419

Pembagian laba tahun buku 2011 dilaksanakan pada tahun 2012 berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

Tanggal 28 Mei 2012. sedangkan pembagian laba tahun buku 2010 dilaksanakan pada tahun 2011 berdasarkan Hasil Rapat

Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 07 Maret 2011.

2011 2010

9.403.190.296 32.398.748.041

5.786.578.644 15.599.397.205

47

Page 138: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

20. PENDAPATAN BUNGA

Pendapatan bunga terdiri dari hasil bunga, provisi dan komisi yang berhubungan dengan aktivitas perkreditan sebagai berikut:

Pendapatan Bunga dari:

Bank Indonesia

Bank Lain

Kredit Yang Diberikan

Jumlah

21. BEBAN BUNGA

Bank Lain

- Call Money

Non Bank

- Giro

- Tabungan

- Deposito Berjangka

- Pinjaman Yang Diterima

Jumlah Beban Bunga Non Bank

Jumlah Beban Bunga

22. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

Merupakan pendapatan yang berasal dari imbal jasa, dengan rincian sebagai berikut:

Penerimaan bunga kredit hapus buku

Provisi dan administrasi Bank Garansi

Denda kredit dan deposito

Jasa penggantian Cek dan Bilyet Giro

Jasa administrasi

Jasa administrasi referensi/dukungan bank

Jasa transfer

Lainnya

Jumlah

16.033.544.979

768.039.740 1.795.545.088

38.193.996.399 31.444.759.909

8.514.129.783 7.925.022.337

788.206.105 1.189.988.133

3.106.606.249 1.145.433.333

3.106.606.249 1.145.433.333

21.615.767.448 11.532.381.346

4.153.953.186 3.528.216.928

1.121.231.750 1.025.100.000

496.538.420 560.832.099

527.232.938 351.955.483

1.010.086.354 953.410.246

59.774.030 57.499.448

258.020.000 357.107.000

Beban bunga terdiri dari beban bunga dan beban lain yang dikeluarkan dalam rangka penghimpunan dana. seperti hadiah. premi

atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan. serta premi program penjaminan.

2012 2011

2012 2011

3.197.343.332 2.083.288.496

12.612.845.879

11.496.303.854

21.783.126.342 17.813.627.407

106.339.434.544 96.409.385.493

137.153.968.064 125.719.316.754

41.300.602.648 32.590.193.242

20112012

9.031.407.179

48

Page 139: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

23. KERUGIAN/(KEUNTUNGAN) BERSIH PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN

Pembentukan Cadangan:

Kredit yang diberikan

Penempatan pada Bank Lain

Pemulihan Cadangan:

Kredit yang diberikan

Penempatan pada Bank Lain

Penyisihan /(Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan

24. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

Beban barang dan jasa pihak ketiga

Beban sewa

Beban asuransi

Beban pemeliharaan dan perbaikan

Beban penyusutan dan amortisasi

Beban promosi

Beban penelitian dan pengembangan

Beban perjalanan dinas

Beban pajak dan retribusi

Jumlah

25. BEBAN TENAGA KERJA

Gaji dan tunjangan

Honorarium Dewan Komisaris

Lembur

Pembayaran lainnya ke pegawai

Jasa produksi dan kesejahteraan

Pendidikan dan seminar

Jumlah

26. BEBAN LAINNYA

Tenaga ahli

Beban manfaat karyawan

Beban operasional lainnya

Beban dari Bank lain

Jumlah 12.739.983.987 8.164.592.573

3.499.246.945 2.694.492.308

8.145.386.334 4.641.213.461

215.424.255 279.756.706

38.042.231.260 36.335.846.487

2012 2011

879.926.453 549.130.098

13.349.591.357 12.783.661.644

3.035.778.382 4.339.933.983

3.820.114.991 3.271.202.345

16.759.402.625 14.999.562.403

546.405.945 657.736.852

530.937.960 283.749.260

14.625.862.811 12.683.894.910

983.778.745 709.587.565

3.757.500.724 2.835.376.782

(9.230.691.543) (7.899.121.828)

(5.569.711.568) (5.530.872.034)

2012 2011

28.890.747.209 24.913.283.714

2012 2011

1.500.000 8.690.000

4.858.774.073 3.828.818.564

70.234.435 68.857.064

2.398.388.320 2.366.941.403

1.428.457.041 1.403.517.496

(9.230.691.543) (5.148.650.712)

- (2.750.471.116)

3.660.979.975 2.129.111.309

- 239.138.485

3.660.979.975 2.368.249.794

Beban cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan setelah dikurangi dengan pemulihan cadangan, dengan rincian sebagai

berikut:

2012 2011

766.251.060 1.007.599.931

49

Page 140: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

27. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL

Pendapatan Non Operasional:

Pendapatan Non Operasional Lainnya

Jumlah

Beban Non Operasional:

Denda Laporan

Denda Pajak

Denda Lainnya

Hadiah dan Sumbangan

Lainnya

Jumlah

Pendapatan/(beban) non Operasional

28. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI

KOMITMEN

Tagihan komitmen:

- Komitmen Kredit yang Belum Digunakan

- Lainnya

Jumlah

Liabilitas komitmen:

- Komitmen Kredit yang Belum Ditarik

- Lainnya

Jumlah

Komitmen bersih

KONTIJENSI

Tagihan Kontijensi:

- Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian

- Lainnya

Jumlah

Liabilitas Kontijensi:

- Garansi yang Diterbitkan

- Lainnya

Jumlah

Kontijensi Bersih

LAINNYA

- Aset Produktif yang Dihapusbukukan

- Lainnya

Jumlah Tagihan Lainnya

Jumlah Tagihan Komitmen dan Kontijensi - Bersih

7.146.769.900 15.582.346.126

27.157.744.202 20.031.586.887

27.157.744.202 20.031.586.887

- -

34.304.514.102 35.613.933.013

(11.211.725.017) (7.745.076.578)

18.358.494.917

-

(5.456.009.293) (6.624.260.126)

(5.456.009.293) (6.624.260.126)

18.358.494.917 23.327.422.704

-

(11.211.725.017) (7.745.076.578)

-

(5.456.009.293) (6.624.260.126)

-

-

- -

-

23.327.422.704

- -

1.044.340.829 2.914.818.407

2012 2011

-

(214.129.000) (171.809.700)

(106.999.237) (88.660.610)

(393.154.838) (480.790.652)

-

(71.850.000) (106.500.000)

- (113.057.246)

(176.601) (763.096)

1.437.495.667 3.395.609.059

1.437.495.667 3.395.609.059

2012 2011

50

Page 141: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

29. IMBALAN PASCA KERJA

a. Program Dana Pensiun

Nilai wajar aset program

Kewajiban manfaat karyawan

Defisit

Laba aktuaria yang belum diakui

Imbalan pasca kerja dibayar di muka

(32.070.975.345) (24.932.118.613)

16.316.391.582 13.237.348.990

Pendanaan program pensiun ini dibentuk dari iuran peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan sesuai

perhitungan aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri. Di samping itu,

sumber pendanaan lainnya adalah hasil investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa deposito berjangka.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai status pendanaan program pensiun per 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan

laporan aktuaris PT Dian Artha Tama No. 303/PSAK/DAT/III/2013 dan No. 311/PSAK/DAT/III/2012.

2012 2011

19.383.822.035 16.927.481.332

(12.687.153.310) (8.004.637.281)

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memberikan imbalan pasca kerja kepada para karyawan pada saat terjadinya

pemberhentian hubungan kerja. Pemberhentian hubungan kerja terjadi pada saat karyawan pensiun, mengundurkan diri, atau

sebab-sebab lainnya. Imbalan pasca kerja yang diberikan kepada para karyawan meliputi pensiun, tunjangan hari tua, dan

penghargaan masa kerja.

Pada tanggal 25 Maret 2003 telah terbit Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang tersebut

antara lain mengatur pendanaan dan besaran kompensasi yang wajib diberikan oleh pemberi kerja sehubungan dengan adanya

pemutusan hubungan kerja yang meliputi uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.

Pasal 167 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003 mengatur bahwa dalam hal manfaat pensiun yang diterima sekaligus ternyata lebih kecil

daripada jumlah kompensasi yang wajib diberikan sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka selisihnya wajib dibayarkan oleh

pengusaha.

Manajemen telah menunjuk aktuaris PT Dian Artha Tama untuk menghitung beban manfaat pensiun dan posisi pendanaan, serta

rekonsiliasinya dengan pembayaran iuran yang telah dilakukan oleh PT Bank Sulteng. Terlampir perhitungan Kewajiban Imbalan

Pasca kerja dana Pensiun sesuai PSAK No. 24 Revisi 2010.

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah

menikah. Program tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak pada saat

karyawan pensiun atau pada saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang bersangkutan.

Manfaat pensiun dihitung berdasarkan masa kerja karyawan tersebut pada PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah

dan penghasilan dasar pensiun peserta terakhir dari peserta sebelum berhenti bekerja dengan maksimum manfaat pensiun

sebesar 80,00% Penghasilan Dasar Pensiun.

3.629.238.272 5.232.711.709

51

Page 142: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

29. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)

a. Program Dana Pensiun (Lanjutan)

Rekonsiliasi imbalan pasca kerja dibayar di muka per 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Saldo awal

Beban imbalan kerja

Pembayaran iuran

Imbalan pasca kerja dibayar di muka

Beban manfaat karyawan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Beban jasa kini

Beban bunga

Rugi aktuaria

Hasil yang diharapkan

Jumlah beban imbalan kerja

b. Jaminan Hari Tua

c. Penghargaan Masa Kerja

Penghargaan Masa Pengabdian diatur sebagai berikut:

2.886.488.655 2.545.917.404

515.801.110 277.285.060

(2.694.492.308)

1.895.773.508 2.827.970.617

3.629.238.272 5.232.711.709

2012 2011

3 kali

25 tahun 5 kali

2012 2011

5.232.711.709 5.099.233.400

(3.499.246.945)

1.451.155.687 934.161.066

Kepada pegawai tetap yang telah mencapai masa pensiun, berhenti bekerja atau meninggal dunia diberikan jaminan hari tua

(JHT).

Manfaat JHT berupa pemberian kepada para peserta yang telah memasuki usia pensiun untuk perolehan perumahan.

Manfaat JHT ditetapkan sebesar 50,00% dari harga rumah standar untuk tiap-tiap golongan.

Sumber keuangan dana JHT berasal dari iuran wajib peserta sebesar 5,00% dari gaji pokok dan sumbangan wajib dari Bank

sebesar 15,00% dari gaji pokok tiap peserta. Dana dikelola oleh Yayasan Dana Pensiun PT Bank Sulteng.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Sulteng No. 52/SK/BPD-ST/1996 tanggal 1 Nopember 1996 mengenai

Pemberian Penghargaan kepada Pegawai Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, Bank memberikan penghargaan

masa pengabdian dan penghargaan akhir masa pangabdian.

(1.354.198.507) (1.062.871.222)

3.499.246.945 2.694.492.308

Besarnya penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan masa kerja dan penghasilan bruto bulan terakhir yang diterima

karyawan.

Masa Kerja Besarnya Penghargaan

15 tahun

30 tahun 6 kali

52

Page 143: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

29. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)

c. Penghargaan Masa Kerja (lanjutan)

d. Asumsi Aktuaria

Asumsi yang digunakan oleh aktuaris untuk menentukan besarnya kewajiban manfaat karyawan adalah sebagai berikut:

Tingkat mortalitas

Tingkat kecatatan

Tingkat pengunduruan diri

Tingkat pensiun awal

Selisih usia peserta dan suami/istri diasumsikan 5 tahun

Rata-rata kenaikan gaji pada masa yang akan datang

Tingkat kenaikan manfaat pensiun berkala

Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran kewajiban aktuaria

Metode yang digunakan

30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

5,00% 5,00%

0,01% per tahun

0,50% per tahun 0,50% per tahun

0,10% per tahun 0,10% per tahun

5 tahun 5 tahun

Kepada pegawai yang telah menunjukkan prestasi luar biasa atau berjasa dalam pengembangan Bank diberikan penghargaan

berupa piagam dan uang sebesar 7 kali penghasilan bruto.

Kepada pegawai yang memasuki masa pensiun normal diberikan penghargaan berupa piagam dan uang sebesar minimal 3

kali penghasilan bruto.

2012 2011

GAM tahun 1971 GAM tahun 1971

0,01% per tahun

Manajemen PT Bank Sulteng berpendapat bahwa manfaat karyawan yang diberikan melalui program dana pensiun telah

melebihi jumlah manfaat yang diberikan menurut Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tersebut.

Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini adalah

perbandingan antara nilai tercatat, seperti yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.

Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan akuntansi penting pada

Catatan No. 2h menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan

dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.

Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan

dan piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai biaya perolehan diamortisasi.

Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum diperbaharui untuk

merefleksikan perubahaan keadaan pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan.

NIHIL NIHIL

8,00% 8,00%

Projected Unit Credit Projected Unit Credit

53

Page 144: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:

-

-

-

2012Biaya PerolehanPinjaman YangDimiliki HinggaAset dan Liabilitas

Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember

2012 dan 2011.

Giro pada Bank Lain - - 19.366.472.851 19.366.472.851 19.366.472.851

Giro pada BI - - 94.258.917.877 94.258.917.877 94.258.917.877

Keuangan Jatuh Tempo Diberikan dan Piutang Diamortisasi Nilai Tercatat Nilai Wajar

Efek-efek 68.299.022.968 - - 68.299.022.968 68.299.022.968

Tabungan - - 165.894.235.433 165.894.235.433 165.894.235.433

Giro - - 493.744.751.895 493.744.751.895 493.744.751.895

Kredit Yang Diberikan - 754.177.978.595 - 754.177.978.595 754.177.978.595

Deposito Berjangka - - 43.411.929.159 43.411.929.159 43.411.929.159

Jumlah 386.761.932.462 754.177.978.595 1.187.882.599.847 2.328.822.510.905 2.328.822.510.905

Pinjaman yang

Diterima - - 6.195.966.668 6.195.966.668 6.195.966.668

Simpanan dari Bank

Lain - - 365.010.325.965 365.010.325.965 365.010.325.965

Penempatan pada BI

dan Bank Lain 318.462.909.495 - - 318.462.909.495 318.462.909.495

Giro pada BI - - 103.544.256.655 103.544.256.655 103.544.256.655

Keuangan Jatuh Tempo Diberikan dan Piutang Diamortisasi Nilai Tercatat Nilai Wajar

2011Aset dan Liabilitas Dimiliki Hingga Pinjaman Yang Biaya Perolehan

Efek-efek 34.735.545.708 - - 34.735.545.708 34.735.545.708

Penempatan pada BI

dan Bank Lain 370.684.318.381 - - 370.684.318.381 370.684.318.381

Giro pada Bank Lain - - 11.837.683.084 11.837.683.084 11.837.683.084

Tabungan - - 136.945.120.983 136.945.120.983 136.945.120.983

Giro - - 556.484.176.786 556.484.176.786 556.484.176.786

Kredit Yang Diberikan - 565.842.246.216 - 565.842.246.216 565.842.246.216

Pinjaman yang

Diterima - - 12.391.933.334 12.391.933.334 12.391.933.334

Simpanan dari Bank

Lain - - 170.010.325.965 170.010.325.965 170.010.325.965

Deposito Berjangka - - 38.907.669.159 38.907.669.159 38.907.669.159

Jumlah 405.419.864.089 565.842.246.216 1.030.121.165.966 2.001.383.276.271 2.001.383.276.271

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diterima,

mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut

dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.

Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada tanggal 31

Desember 2012 dan 2011.

Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar pada

tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

54

Page 145: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

31. KUALITAS ASET PRODUKTIF

Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:

32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG BERELASI

a.

b.

a.

b.

c.

d.

a.

b.

2012Aset Dalam Perhatian

JumlahProduktif Lancar Khusus Kurang lancar Diragukan Macet

- - - 68.299.022.968

708.894.391.588 11.370.299.064 884.761.367 923.087.019 32.105.439.557 754.177.978.595 Kredit Yang Diberikan

Jumlah

2011

Penempatan pada BI

Efek-efek

Penempatan pada Bank

Lain

68.299.022.968 -

151.500.000.000 - - - - 151.500.000.000

166.962.909.495 - - - - 166.962.909.495

Produktif Lancar Khusus Kurang lancar Diragukan Macet

Aset Dalam Perhatian

34.735.545.708

1.095.656.324.050 11.370.299.064 884.761.367 923.087.019 32.105.439.557 1.140.939.911.057

Jumlah

-

- - 257.037.683.084

Penempatan pada BI

Efek-efek 34.735.545.708 - - - -

- -

1.086.644.050.044

509.165.376.823 14.550.467.378 1.110.702.189

229.028.575.036

257.037.683.084 - -

Kredit Yang Diberikan

Jumlah 1.029.967.180.651

229.028.575.036 -

Penempatan pada Bank

Lain

1.883.820.622 39.131.879.204 565.842.246.216

39.131.879.204 14.550.467.378 1.110.702.189 1.883.820.622

1 Pemegang Saham Pengendali

Dalam kegiatan normal usaha, Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau

kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati

bersama.

No. Pihak Yang Berelasi Sifat Hubungan Transaksi

3. Perusahaan Daerah/BUMD

2 Karyawan Kunci

Pemerintah Provinsi Sulawesi

Tengah

Beban bunga

Simpanan berupa giro

Beban bunga

Direksi, Komisaris, Kepala Divisi dan

Pimpinan Cabang.

Pengendalian bersama oleh

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah

Simpanan berupa Giro

Beban Bunga

Pinjaman berupa kredit

Simpanan berupa tabungan

Pendapatan bunga

55

Page 146: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)

Kredit Yang Diberikan:

Karyawan Kunci

Persentase terhadap total kredit

Giro:

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah

Persentase terhadap total giro

Tabungan:

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Karyawan Kunci

Persentase terhadap total tabungan

33. MANAJEMEN RISIKO

- Risiko Kredit

- Risiko Pasar

- Risiko Likuiditas

- Risiko Operasional

Kerangka Kerja Manajemen Risiko

46.903.464.674 179.098.620.386

9,50% 32,18%

0,76% 0,12%

Pada posisi 31 Desember 2011 dan 2010 PT Bank Sulteng mempunyai saldo aset dan liabilitas kepada pihak-pihak yang berelasi

dengan rincian sebagai berikut:

2012 2011

5.719.876.809 675.061.885

Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian

yang disiplin dan konstruktif, sehingga semua karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-masing.

0,07% 0,13%

Bank memiliki eksposur terhadap risiko di bawah ini yang berasal dari instrumen keuangan sebagai mana diwajibkan pada PSAK

60 (Revisi 2010) "Instrumen Keuangan: Pengungkapan":

Catatan ini menyajikan informasi tentang paparan Bank untuk setiap eksposur risiko di atas, tujuan, kebijakan, dan proses Bank

untuk mengukur dan mengelola risiko, dan pengelolaan modal oleh Bank.

Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen

risiko Bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung

jawab untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah ditetapkan. Semua komite

Dewan memiliki anggota eksekutif dan non-eksekutif dan melaporkan secara teratur kepada Direksi pada tanggal kegiatan

mereka.

Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk

menetapkan batas risiko dan pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas risiko. Kebijakan

manajemen risiko dan sistem direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang

ditawarkan.

521.828.619 116.481.808

56

Page 147: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

a. Profil Risiko Bank

b. Risiko Kredit

-

-

-

- Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk memberikan hasil yang baik kepada Bank dalam mengelola risiko kredit.

Maksimum Eksposur Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah)

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain

Kredit yang diberikan

Jaminan bank yang diterbitkan

Jumlah

754.178 565.842

6.807 5.333

1.098.814 1.070.248

2012 2011

19.366 24.829

318.463 474.244

Moderate Stabil Moderate Stabil1

2 Moderate Stabil Moderate Stabil

Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko Bank, dan

untuk mengkaji kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi oleh Bank. Audit

Komite Bank dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur dan pengendalian

manajemen risiko secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.

Penilaian profil risiko pada Triwulan IV/2012 secara keseluruhan dinilai Moderate to High dengan trend stabil yang berarti

bahwa predikat risiko masih harus dikendalikan karena masih tergolong tinggi serta melakukan pengawasan yang menyeluruh

untuk dapat mencapai hasil yang baik di Triwulan mendatang. Adapun ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai

berikut:

Tingkat Risiko Tren

Penilaian Per Posisi Penilaian Posisi Sebelumnya

Tingkat Risiko Tren

Hukum

Reputasi

Strategik

Kepatuhan

No

Agregat

3

4

5

6

Moderate to High Naik Moderate Stabil8

Jenis Risiko

Kredit

pasar

Likuiditas

Operasional

Moderate to High Naik Moderate Stabil

7 Moderate Stabil Moderate Stabil

Moderate to High Stabil Moderate to High Stabil

Moderate Tren Moderate to High Naik

Moderate Stabil Moderate Stabil

Moderate to High Stabil Moderate to High Stabil

Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan dari counterparty yang tidak mampu memenuhi kontrak kewajiban mereka.

Untuk memastikan penurunan nilai kredit cepat terdeteksi, portofolio kredit secara aktif dimonitor pada setiap lapisan struktur

risiko dan akan diatasi melalui penerapan strategi perbaikan.

Direksi telah mendelegasikan tanggung jawab bagi pengawasan terhadap risiko kredit. Divisi Kredit bertanggung jawab untuk

manajemen risiko kredit PT Bank Sulteng, termasuk:

Merumuskan kebijakan kredit yang meliputi persyaratan agunan, kredit penilaian, penilaian risiko dan pelaporan, prosedur

dokumenter dan hukum, dan sesuai dengan persyaratan peraturan dan perundang-undangan.

Untuk persetujuan dan perpanjangan fasilitas kredit, batas otorisasi dialokasikan untuk Petugas Kredit. Fasilitas yang

lebih besar memerlukan persetujuan oleh Divisi Kredit, Kepala Divisi Kredit, Komite Kredit atau Dewan Direksi yang

membidangi masalah tersebut.

Manajemen memfokuskan, mengembangkan dan mengkategorikan risiko kredit bank sesuai dengan tingkat kerugian

keuangan yang akan dihadapi. Sistem penilaian risiko digunakan dalam menentukan eksposur kredit.

Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan pada

Bank Indonesia dan bank lain.

57

Page 148: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

b. Risiko Kredit (Lanjutan)

Konsentrasi analisis risiko kredit

Rasio NPL Gross

Rasio NPL Netto

Rasio KAP

c. Risiko Pasar

Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana strategis

Bank, kondisi ekonomi saat ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh

pejabat bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan perubahan

pasar dan peraturan perbankan yang baru.

Parameter yang digunakan Bank dalam mengukur risiko kredit meliputi kredit bermasalah, BMPK, konsentrasi kredit,

pertumbuhan kredit, kecukupan PPAP, LDR, dan parameter-parameter lainnya.

Berdasarkan penyampaian profil risiko, secara komposit risiko kredit dinilai "Moderate". Berikut ini adalah Rasio Non-

Performing Loan (NPL) dan Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

2012 2011

4,50% 7,44%

Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan atau nilai dari

instrumen keuangan.

Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga, mengingat tingkat

suku bunga tersebut sesuai dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam memonitoring aset dan liabilitas bank

dilakukan terhadap setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku bunga disertai dengan pemantauan

sensitivitas aset keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga pasar.

Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki posisi

terbuka. Bank tidak memiliki saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan demikian, Bank tidak menghadapi risiko nilai

tukar.

1,19% 0,33%

3,06% 4,24%

Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP) dibandingkan

dengan total aset produktif (AP). Aset yang diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata tertimbang aset berdasarkan

kolektibilitas.

Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar,

diragukan, dan macet) dibandingkan dengan total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan rasio antara nilai bersih

pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan baki

pinjaman. Nilai bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan penghapusan pinjaman.

58

Page 149: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

c. Risiko Pasar (Lanjutan)

d. Risiko Likuiditas

Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.

(Dalam jutaan rupiah)

2012

> 12 bulan6-12 bulan3-6 bulanSaldo < 1 bulan 1-3 bulan

Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap simpanan

nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi dengan simpanan dari

bank (Giro pada Bank lain).

Risiko inheren untuk risiko pasar dinilai Moderate karena pada pada bidang perkreditan, alokasi modal diatas 2,00% dari

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dan tidak terdapat risiko pada bidang trasury dan investasi karena modal

kirang dari 1,00% dari KPMM karena Bank bukan merupakan Bank Devisa (Low). Pada posisi 31 Desember 2012 dan 2011

surat berharga yang dimiliki adalah berupa Sertifikat Bank Indonesia yang dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo

(held to maturity) dan termasuk dalam banking book yang tidak dipertimbangkan pengukuran risiko pasar.

Sistem pengendalian risiko pasar tergolong Moderate , karena walaupun masih terdapat kelemahan, namun dapat segera

diatasi sehingga kegiatan transaksi Treasury dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selama TriwulanIV/2012 tidak terdapat

indikasi adanya potensi risiko pasar yang dapat membahayakan Bank.

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar kepada

kreditur atau melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan suatu

perencanaan cash flow dan pengelolaan kelebihan dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan dan kewajiban di

masa yang akan datang. Pengelolaan likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite ALCO. Kebijakan risiko

likuiditas merupakan tanggung jawab manajemen dan strategis yang harus diambil untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan Bank sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- -

ASET

261.222 - - - -

Antar Bank Aktiva 170.831 170.831 - -

21.195

Kas 100.490 100.490 - - - -

Giro pada BI 261.222

Lain-lain 22.945 1.000 250 250 250

754.178 3.377 9.038 9.567 20.871 711.325

6.300 577.430

Efek-efek 68.299 - 18.891 - - 49.408 Kredit Yang Diberikan

Simpanan Nasabah 703.051 108.366 8.205 2.750

54.917

Jumlah 1.377.965 536.920 28.179 9.817 21.121 781.928

LIABILITAS

Lain-lain 55.717 200 200 200 200

- Pinjaman Yang Diterima 6.196 - 3.098 - - -

Antar Bank Pasiva 365.010 365.010 - - -

149.581 Perbedaan JT 247.991 63.344 16.676 6.867 14.621

1.129.974 473.576 11.503 2.950 6.500 632.347

Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada akhir

tahun sampai pada jatuh tempo kontrak.

Jumlah

59

Page 150: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

d. Risiko Likuiditas

(Dalam jutaan rupiah)

e. Risiko Operasional

- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi transaksi bank

- Pemantauan operasional bank.

- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank

-

- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai terhadap risiko operasional.

- Memitigasi risiko yang mungkin timbul.

Modal peraturan Bank dianalisis menjadi dua tingkatan:

-

-

2011

ASET

-

Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan

Antar Bank Aktiva 382.522 365.238 17.284 - -

103.544 103.544 - - - -

920 25.614

Kas 78.627 78.627 - - - -

Giro pada BI

2.510 6.748 35.265 40.238 435.021

Efek-efek 34.736 - -

Lain-lain 27.964 230 520 680

397.205 15.797

460.635

LIABILITAS

- 34.736 - Kredit Yang Diberikan 519.782

Simpanan Nasabah 732.337 279.785 20.150 19.400

Jumlah 1.147.175 550.149 24.552 35.945 75.894

2.392

Lain-lain 35.067 230 520 680 960 32.677

Pinjaman Yang Diterima 12.392 - - 5.000 5.000

Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses

internal, kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Tujuan

Bank adalah untuk mengelola risiko operasional sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan reputasi Bank.

432.274

Perbedaan JT 197.369 100.134

Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan Bank, antara

lain sebagai berikut:

Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam operasional bank akan dilakukan pelaporan dan pengusulan tindakan

perbaikan.

Antar Bank Pasiva 170.010 170.000 10 - - -

21.757

3.872 10.865 54.137 28.361

Jumlah 949.806 450.015 20.680 25.080

Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan dan memantau kebutuhan modal untuk Bank sebagai entitas. Bank diwajibkan

untuk mematuhi peraturan Bank Indonesia yang berlaku.

Tier 1 modal, yang meliputi modal yang disetor, agio saham, cadangan umum, saldo laba dan laba tahun berjalan. Nilai

buku goodwill dikurangi dari tier 1 modal dan penyesuaian peraturan lain yang berkaitan dengan transaksi yang termasuk

dalam ekuitas namun diperlakukan berbeda untuk tujuan kecukupan modal.

Tier 2 modal, yang meliputi jumlah yang diijinkan kerugian penurunan nilai kolektif. Bank tidak memiliki modal tambahan

lainnya yang memenuhi kriteria tingkat 3 modal di bawah ketentuan BI yang berlaku.

60

Page 151: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)

e. Risiko Operasional (Lanjutan)

Tabel Perhitungan ATMR dan Capital Adequacy Ratio (CAR):

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar

Capital Adequacy Ratio (CAR)

34. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN

a. Perjanjian Kerja Sama Jaringan ATM-Bersama

b. Penyewaan Aplikasi Core Banking System OLiBS

- -

472.937 613.412

212.745 212.750

32,96% 22,84%

Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk memaksimalkan laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar yang digunakan dalam

menentukan bagaimana modal dialokasikan oleh Bank pada operasional atau kegiatan tertentu. Kebijakan Bank yang

berhubungan dengan pengelolaan modal dan alokasi dana direview secara berkala oleh Direksi.

2012 2011

Kebijakan Bank adalah untuk mempertahankan modal yang kuat sehingga dapat menjaga investor, kreditur dan kepercayaan

pasar.

Manajemen menggunakan rasio modal untuk memantau permodalannya dan mengukur kecukupan modal bank yang

didasarkan pada pemantauan kebutuhan sumber daya modal (diukur sebagai 8 persen dari aktiva tertimbang menurut risiko)

untuk sumber daya modal yang tersedia.

Pada posisi 31 Desember 2012, PT Bank Sulteng mempunyai sejumlah perikatan-perikatan dengan pihak ketiga dengan ikhtisar

sebagai berikut:

PT Bank Sulteng telah mengadakan kerja sama pengoperasian ATM-Bersama dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis

(Artajasa) berdasarkan Penjanjian Jasa Jaringan ATM Bersama No.26/DIR/PT.BPD-ST/XV-P/2006 dan

No.027/PKS.BPDST/AJ/000/2006 tanggal 22 Desember 2006.

PT Bank Sulteng berhak untuk menggunakan fasilitas terminal ATM di dalam jaringan ATM Bersama dengan membayar biaya

berlangganan. PT Bank Sulteng diwajibkan untuk melakukan pengisian kas secara periodik dan melakukan perikatan

pemeliharaan ATM dengan pemasok.

PT Bank Sulteng telah mengadakan perikatan penyewaan aplikasi Core Banking dengan PT Collega Inti Pratama

sebagaimana tertuang dalam perjanjian Kerjasama Penyewaan Aplikasi Core Banking System OLiBS No. 01/DIR/PT.BPD-

ST/XV-P/2006 dan No. 01/CIP-LO/PKS/I/2006 tanggal 4 September 2006.

61

Page 152: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

34. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN

b. Penyewaan Aplikasi Core Banking System OLiBS (Lanjutan)

c. Perjanjian Sewa Pakai Mesin ATM

d. Penjaminan Simpanan

e. Perjanjian Sewa-Menyewa PSN IP-VPN (Fiber Optic)

f. Perjanjian Pembayaran TASPEN Melalui Rekening Bank

Pada tanggal 22 September 2004 telah terbit Undang-Undang No. 24 Lembaga Penjaminan Simpanan, yang mewajibkan

bank yang melakukan kegiatan usaha di Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan simpanan. Fungsi Lembaga Penjaminan

Simpanan adalah menjamin simpanan dan turut serta menjaga stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Sampai dengan 31 Desember 2009 program penjaminan tersebut masih berlaku.

PT Bank Sulteng telah mengadakan perjanjian dengan PT Pasifik Satelit Nusantara sebagaimana tertuang dalam perjanjian

sewa-menyewa PSN IP-VPN Fiber Optic dengan No. PSN:25.02/KON/PSN-NS/08 dan No.

BST.08/DIR/PT.BPD.ST/XV/P/2008 tanggal 18 Juni 2008 yang sampai dengan 31 Desember 2008, perjanjian tersebut masih

berlaku. Biaya penyewaan meliputi biaya sewa berlangganan, delivery, dan instalasi jaringan PSN IP-VPN.

PT Bank Sulteng telah mengadakan perjanjian dengan PT Taspen (Persero) yang tertuang dalam kontrak perjanjian No.

001/C.6.2/022011 dan No. 03/DIR/PT. BST/XV/P/2011 tanggal 3 Januari 2011 tentang Pembayaran Tabungan Hari Tua,

Tabungan Hari Tua Multiguna dan Pensiun melalui Rekening Bank yang berlaku sampai tanggal 3 Januari 2013.

Biaya penyewaan tersebut meliputi biaya instalasi dan sewa bulanan yang besarnya telah disepakati untuk tiap unit kantor.

Aplikasi yang disewakan meliputi modul pembukuan, dana, pinjaman, jasa-jasa, switching interface, KYC, treasury dan

Pada tanggal 17 Juni 2008 Bank melakukan perpanjangan kontrak dengan menambahkan layanan fasilitas data center (DRC)

dalam unsur pembayaran sewa.

PT Bank Sulteng telah mengadakan kerjasama dengan PT Andalan Terampil Multisiss sebagaimana tertuang dalam

perjanjian kerja sama sewa pakai mesin ATM No. LTO-ATM/DIR/05-07/040 dan No. 01/DIR/PT.BPD-ST/XV-P/2007 tanggal

29 Mei 2007. Biaya penyewaan tersebut meliputi biaya sewa 8 unit mesin ATM dan biaya pemeliharaan selama masa sewa.

Penjaminan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 26/KMK.17/1998 tanggal 28

Januari 1998 dan Surat Keputusan Bersama Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional

No. 32/46/KEP/DIR dan No. 181/BPPN/0559 tanggal 14 Mei 1999 tentang syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Jaminan

Pemerintah terhadap Pembayaran Bank Umum. Penjaminan ini berlaku sampai dengan 26 Januari 2000.

Selanjutnya melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/ 2000 tanggal 26 Mei 2000 periode penjaminan

diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu enam bulan berikutnya secara terus-menerus, kecuali apabila dalam waktu

enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu penjaminan Menteri Keuangan mengumumkan bahwa Pemerintah tidak

bermaksud untuk memperpanjang penjaminan. Terkait dengan pembubaran Badan Penyehatan Perbankan Nasional pada

tanggal 20 April 2004, maka sejak 27 Februari 2004 program penjaminan dilaksanakan oleh Menteri Keuangan dengan

membentuk unit pelaksanaan penjaminan pemerintah dalam lingkungan Departemen Keuangan.

62

Page 153: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

34. PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN

g. Perjanjian Penyelenggaraan Jaringan

h. Perjanjian Kerjasama Pelayanan dan Pemanfaatan Jasa Bank

i. Perjanjian Penyelenggaraan Layanan Penerimaan Pembayaran Tagihan Secara On-Line

35. STATUS PENGAWASAN BANK

- Melarang Bank melakukan distribusi modal;

-

-

-

-

- Melarang Bank melakukan pembayaran pinjaman subordinasi.

Perjanjian penyelenggaran jaringan tersebut berdasarkan Nota Kesepakatan No. 002/MOU/LA/00000/2011 dan No.

009/BPDST/XV-P/2011 meliputi jaringan online (VPN-Multiservice), Software as a Services (SaaS), Aplikasi Humanis, SMS

Broadcast dan Interaktif, Mobile Cash dan aplikasi lain yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan PT Bank Sulteng. Biaya

yang timbul akibat kesepakatan bersama menjadi tanggung jawab masing-masing pihak. Perjanjian berlaku sampai 2 tahun.

Perjanjian tersebut berdasarkan No. P/94.13/SP/2011 dan No. 10a/DIR/BPD-ST/XVI-P/2011 tentang Pelayanan dan

Pemanfaatan Jasa Bank berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani. Tujuan kerjasama adalah

memaksimalkan transaski penyetoran dan transaski pendebetan penerimaan PT Jasa Raharja di Kantor Bersama SAMSAT.

Perjanjian tersebut antara PT Bank Sulteng dengan PT Artajasa tertuang dalam perjanjian No. 010/PKS.BPDST/000/2011

dan 08/BPDST/XV-P/2011 tanggal 2 Mei 2011 berlaku hingga 2 tahun tentang Penyelenggaraan Layanan Penerimaan

Pembayaran Tagihan Secara On-Line. PT Bank Sulteng berhak mengenakan biaya transaksi yang jumlahnya ditentukan

berdasarkan masing-masing Billing Provider.

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia No. 14/7/APBU/Pal/Rahasia tertanggal 16 April 2012, perihal Peningkatan Status

Pengawasan Bank Sulteng, Bank Indonesia menetapkan status PT Bank Sulteng sebagai Bank Dalam Pengawasan Intensif.

Dalam kondisi Dalam Pengawasan Intensif, sesuai dengan PBI No. 13/3/PBI/2011 tanggal 17 Januari 2011 tentang Penetapan

Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank, pasal 7, Bank Indonesia berwenang:

Melarang Bank melakukan transaksi tertentu dengan pihak terkait dan/atau pihak lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,

kecuali telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia;

Membatasi pertumbuhan aset, pembatasan penyertaan, pembatasan penyediaan dana baru, kecuali telah memperoleh Bank

Indonesia;

Membatasi pelaksanaan rencana ekspansi usaha atau produk dan aktivitas baru, kecuali telah memperoleh persetujuan Bank

Indonesia;

Membatasi pembayaran gaji, remunerasi atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu kepada anggota Dewan

Komisaris dan/atau Direksi Bank, atau kompensasi kepada pihak terkait, kecuali telah memperoleh persetujuan Bank

Indonesia; dan/atau

63

Page 154: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

35. STATUS PENGAWASAN BANK

a. Penerapan Good Corporate Governance

- Melakukan rapat berkala untuk membahas permasalahan strategis.

- Memastikan tindak lanjut atas permasalahan yang menjadi temuan audit eksternal dan internal.

- Menerapkan reward and punishment secara konsisten terhadap kasus-kasus SDM.

-

- Memastikan komite-komite menjalankan fungsinya sesuai ketentuan.

-

- Meminta bank agar segera melengkapi struktur komite audit dan komite pemantau risiko sesuai ketentuan.

-

-

-

- Menunjuk kepala Divisi SKAI definitif.

-

-

- Meminta pengurus membuat SOP penanganan benturan kepentingan.

- Benturan kepentingan agar dituangkan dalam risalah rapat.

-

a. Penerapan Good Corporate Governance (Lanjutan)

-

- Menyampaikan daftar pihak terkait ke Bank Indonesia.

b. Permasalahan Kualitas Aktiva

- Membentuk task force yang fokus untuk menangani kredit bermasalah.

-

-

- Bank menurunkan limit pemberian kredit dari masing-masing Kantor Cabang.

-

Direksi dan Komisaris akan membuat kontrak yang berbasis risiko dan dijalankan dengan konsisten dengan masing-

masing Pemimpin Cabang.

Bank telah menyusun rencana tindak lanjut (action plan) dalam rangka permasalahan yang dihadapi sesuai dengan Surat No.

723/BPD-ST/DIR/DAI/XVI/2012 tanggal 25 April 2012 kepada Bank Indonesia. Rencana tindak lanjut yang dimaksud adalah

rencana perbaikan terkait Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Permasalahan Kualitas Aktiva, yakni sebagai

berikut:

Menyusun blue print perencanaan dan pengembangan SDM, mengkaji kembali dan/ atau melakukan penyusunan SOP

termasuk recruitment, mutasi, rotasi, dan promosi sesuai dengan ketentuan.

Memastikan komite remunerasi dan nominasi melakukan kajian terkait kewajaran kebijakan remunerasi bank dan

menyusun kebijakan remunerasi berbasis resiko.

Pelaksanaan review oleh Direktur Kepatuhan dan satker dibawahnya atas kesesuaian pelaksanaan tugas unit bisnis

dengan ketentuan, seperti melakukan evaluasi atas proposal kredit apakah telah sesuai dengan ketentuan.

Menyusun program kerja tahunan divisi kepatuhan, diantaranya termasuk melakukan review berkala atas ketentuan dan

SOP bank.

Direksi memastikan kecukupan ruang lingkup dan fokus audit SKAI, memastikan bahwa audit yang dilaksanakan oleh

SKAI telah mencakup risiko-risiko yang dominan dihadapi oleh bank.

Menyampaikan salinan dokumen proses pemberian kredit (mulai dari permohonan sampai dengan persetujuan kredit)

untuk kredit produktif dengan plafond di atas Rp100.000.000 dan kredit non produktif di atas Rp200.000.000.

Memastikan pada masing-masing Kantor Cabang memiliki fungsi audit internal control/resident auditor yang bertanggung

jawab langsung kepada direksi memastikan pelaksanaan dan melaporkan penyimpangan ketentuan pada kantor-kantor

cabang.

Meminta bank agar menyusun target RBB secara realistis (memperhitungkan kemampuan internal bank seperti SDM, IT,

SOP, dan melakukan mitigasi risiko dan pengendalian intern yang efektif) sesuai komitmen yang tercantum dalam risalah

RBB.

Menginventarisasi, mereview, menyempurnakan kebijakan/prosedur/SOP yang mengatur pelaksanaan kegiatan

transaksional maupun non-transaksional terutama terkait aktifitas perkreditan, SDM & Umum serta Teknologi Informasi.

Menunda pengembangan/pembukaan jaringan kantor baru, penerbitan produk baru dan pelaksanaan aktivitas baru

sebagaimana tercantum dalam Rencana Bisinis Bank (RBB) tahun 2012-2014, dan mengkinikan Rencana Bisnis Bank

(Business Plan).

Menyusun action plan kredit bermasalah yang mencakup target penyelesaian sesuai batasan waktu strategi penyelamatan

kredit disertai dengan rincian debiturnya.

64

Page 155: REPORT 2012.pdfPT. BANK SULTENG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam rupiah penuh) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan

PT. BANK SULTENG

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dinyatakan dalam rupiah penuh)

35. STATUS PENGAWASAN BANK

-

-

- Meminta persetujuan tertulis Bank Indonesia sebelum melaksanakan pembagian laba tahun buku 2011 dan 2012.

- Menyampaikan Laporan Keuangan (Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Rekening Administratif) secara mingguan.

36. KEJADIAN SETELAH PERIODE PELAPORAN

Kejadian Fraud Yang Mengakibatkan Penurunan Nilai Aset Keuangan

Jumlah yang diberikan s/d 31 Desember 2012

Jumlah yang diberikan setelah 31 Desember 2012

Adapun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang harus dibentuk tersebut adalah sebagai berikut :

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang harus dibentuk Rp.

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang dibentuk secara kolektif Rp.

Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang dibentuk secara individual Rp.

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus pada PT. Bank Sulteng Cabang Pembantu tanggal 21 Maret 2013 oleh Tim

Pemeriksa Khusus (SKAI) PT. Bank Sulteng, diperoleh bukti objektif bahwa telah terjadi pemberian kredit dengan Plafond

sebesar Rp.12.428.000.000,- dan saldo baki debet sebesar Rp.11.433.583.799,- yang tidak sesuai dengan ketentuan dan

prosedur, terjadi pada Kantor Cabang Pembantu Banggai Kepulauan. Dari jumlah kerugian yang dilaporkan telah terjadi, dapat

dibagi menjadi 2 (dua) bagian sebagai berikut:

4.951.000.000 4.547.193.353

12.428.000.000 11.433.583.799

6.886.390.446

Manajemen berpendapat bahwa kerugian terhadap kredit yang diberikan sampai dengan 31 desember 2012 adalah peristiwa

penyesuai atas Laporan Keuangan tahun 2012. Manajemen telah membentuk Cadangan Kerugian Nilai secara individual atas

kredit tersebut per 31 desember 2013.

363.690.205

6.522.700.241

Selanjutnya dalam rangka penyelesaian atas kredit yang tersebut, manajemen telah memutuskan dan mengambil langkah

melalui proses hukum

Evaluasi pelaksanaan pemberian kredit produktif dengan melakukan pembatasan realisasi perpanjangan kredit produktif

(Kredit Investasi & Kredit Modal Kerja).

Mengkaji pembatasan growth penyaluran kredit pada sektor tertentu, dan menyampaikan laporan hasil kajian kepada

Bank Indonesia selambat-lambatnya 10 hari kerja sejak tanggal surat Bank Indonesia.

Sejak ditetapkan sebagai Bank dalam pengawasan intensif oleh Bank Indonesia sampai dengan laporan keuangan diterbitkan,

Bank telah melakukan tindak lanjut atas action plan tersebut dan telah melaporkan hasil tindak lanjut kepada Bank Indonesia

dengan surat nomor 1565/BPD-ST/DIR/DAI/IV/2010 tanggal 14 agustus 2012 perihal Tindak Lanjut Penyelesaian Permasalahan

Bank Dalam Pengawasan Insentif (BDPI) PT. Bank Sulteng dan surat nomor 2529/BPD-ST/DIR/DAI/XVI/2012 tanggal 18

desember 2012 perihal Perkembangan Penyelesaian Action Plan Bank Dalam Pengawasan Intensif (BDPI) Tahun 2012.

Plafond Per 21 Maret 2013

7.477.000.000 6.886.390.446

Baki Debet

Kategori Kredit

65