HALAMAN J UDUL IMPLEMENTASI DAN ANALISIS …...digunakan untuk sehari-hari. Penelitian ini bersifat...
Transcript of HALAMAN J UDUL IMPLEMENTASI DAN ANALISIS …...digunakan untuk sehari-hari. Penelitian ini bersifat...
H A L A MA N J U D U L
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS OVERCLOCKING PADA PROSESOR AMD RYZEN 5 2600 TERHADAP KINERJA SISTEM KOMPUTER
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALFARUQ ASRI
NIM. 160212058
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2020 M/1441 H
ii
H A L A MA N P E R S E T U J U A N
IMPLEMENTASI DAN ANALISIS OVERCLOCKING PADA PROSESOR
AMD RYZEN 5 2600 TERHADAP KINERJA SISTEM KOMPUTER
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Sebagai Beban Studi Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
ALFARUQ ASRI
NIM. 160212058
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Prodi Pendidikan Teknologi Informasi
Disetujui Oleh:
Pembimbing I,
Bustami, M.Sc NIP. 198604082014031001
Pembimbing II,
Mira Maisura, M.Sc NIP. 198605272019032011
iii
H A L A MA N P E N G E S A H A N
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Alfaruq Asri NIM : 160212058 Program Studi : Pendidikan Teknologi Informasi Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan Judul Skripsi : Implementasi Dan Analisis Overclocking Pada Prosesor
AMD Ryzen 5 2600 Terhadap Kinerja Sistem Komputer
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan danmepertanggung jawabkannya.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asliatau tanpa izin pemiliknya.
4. Tidak memanipulasi dan memalsukan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karyaini.
Bila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan dan ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar persyaratan, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN-
Ar-Raniry Banda Aceh.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Banda Aceh, 25 Agustus 2020 Yang menyatakan,
Alfaruq Asri NIM. 160212058
v
ABSTRAK
Nama : Alfaruq Asri NIM : 160212058 Fakultas / Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Teknologi Informasi Judul : Implementasi dan Analisis Overclocking pada Prosesor
AMD Ryzen 5 2600 Terhadap Kinerja Sistem Komputer Pembimbing I : Bustami, M.Sc Pembimbing II : Mira Maisura, M.Sc Kata Kunci : Prosesor, Overclock, Sistem Komputer, Benchmark.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kinerja kecepatan prosesor yang
signifikan setelah peningkatan clockspeed prosesor yang baik, serta stabil dan
melihat pengaruh overclocking yang ditimbulkan oleh kinerja sistem komputer saat
digunakan untuk sehari-hari. Penelitian ini bersifat eksperimen, teknik
pengumpulan datanya adalah melakukan eksperimen dan melakukan pengukuran
pada prosesor. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan
benchmark sintetis dan real world pada prosesor AMD Ryzen 5 2600 dalam kondisi
sebelum dan sesudah di overclock, mengukur dan menguji stabilitas sistem,
temperatur prosesor, serta konsumsi daya prosesor dengan membandingkan hasil
pengukuran awal dan pengukuran akhir. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
kinerja sistem komputer meningkat saat prosesor di overclock.
Kata kunci: Prosesor, Overclock, Sistem Komputer, Benchmark.
vi
ABSTRACT
Nama : Alfaruq Asri NIM : 160212058 Fakultas / Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Teknologi Informasi Judul : Implementation and Analysis of Overclocking on the
AMD Ryzen 5 2600 Processor on Computer System Performance
Pembimbing I : Bustami Pembimbing II : Mira Maisura Kata Kunci : Prosesor, Overclock, Sistem Komputer, Benchmark.
This study aims to obtain significant processor performance after a good increase
in processor clock speed, as well as stable and overclocking effects caused by
computer system performance when used for daily use. This research is experiment,
technical, and the data is to conduct experiments and take measurements on the
processor. The data analysis technique used is to perform synthetic and real-world
benchmarks on the AMD Ryzen 5 2600 processor in pre-and post-overclock
conditions, measuring and testing system stability, processor temperature, and
processor power consumption by comparing the initial and final measurement
results. The measurement results show that the computer system performance increases when the processor is overclocked.
Keyword: Processor, Overclock, Computer System, Benchmark.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahnya, tak lupa pula shalawat dan salam penulis
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi penerang dalam
kehidupan ini, sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Implementasi dan Analisis Overclocking Pada Prosesor AMD Ryzen 5 2600
Terhadap Kinerja Sistem Komputer” dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna dan tentunya banyak kekurangan, berhubung peneliti
masih dalam proses belajar. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari pembaca sekalian sehingga karya ilmiah
ini bisa menjadi lebih baik dan sempurna lagi dalam penelitian selanjutnya.
Skripsi ini dapat selesai atas arahan, bantuan, dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan
hati, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segala kasih sayang, dan doa dalam
mendukung penulis menyelesaikan kuliah di UIN Ar-Raniry.
2. Bapak. Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag, sebagai Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
viii
3. Bapak Yusran, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknologi
Informasi UIN Ar-Raniry.
4. Bapak Bustami M.Sc selaku pembimbing I dan Ibu Mira Maisura,
M.Sc selaku Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam bimbingan kami.
5. Bapak Masrura Mailany, S.T., M.T.I. selaku pembimbing akademik
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan atas segala waktunya yang telah mendidik dan melayani
penulis selama mengikuti proses belajar mengajar di UIN Ar-Raniry.
7. Saudara-saudaraku serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan terkhusus Angkatan 2016 yang dengan keakraban dan
persaudaran banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga semua pihak tersebut diatas mendapat pahala yang berlipat
ganda di sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis, rekan-rekan, masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin
Banda Aceh, 25 Agustus 2020 Penulis
Alfaruq Asri
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................ i
Halaman Persetujuan ..................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii
Lembar Pernyataan ........................................................................................ iii
Abstrak ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................ vii
Daftar Isi ........................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................ xii
Daftar Tabel...................................................................................................... xiv
Daftar Singkatan .............................................................................................. xv
Daftar Istilah .................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.4. Batasan Masalah ............................................................................. 5
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7
2.1. Penelitian Terdahulu....................................................................... 7
2.2. Definisi Prosesor (Central Processing Unit).................................. 9
2.3. Bagian – Bagian Pada Prosesor ...................................................... 10
2.4. Prosesor AMD Ryzen ..................................................................... 10
2.4.2 Teknologi Prosesor AMD Ryzen.......................................... 12
2.5. Motherboard ................................................................................... 14
2.6. HSF (HeatSink Fan) ....................................................................... 15
2.7. Water Cooling System ................................................................... 16
x
2.8. RAM (Random Access Memory) .................................................... 17
2.9. PSU (Power Supply) ....................................................................... 18
2.10. BIOS (Basic Input Output System) ................................................. 19
2.11. Definisi Overclock ......................................................................... 19
2.12. Keuntungan dan kerugian dari Overclock ..................................... 21
2.13. Benchmark ...................................................................................... 22
2.13.1 Cinebench R-15 ................................................................... 23
2.13.2 Geekbench 5 ......................................................................... 24
2.14. CPU-Z ............................................................................................ 25
2.15. HWiNFO ....................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 27
3.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 27
3.2. Tahapan Penelitian ........................................................................ 28
3.2.1 Persiapan Bahan Dan Media ............................................... 28
3.2.2 Konfigurasi BIOS ............................................................... 30
3.2.3 Pengujian Overclock ............................................................ 33
3.2.4 Pengujian Benchmark Aplikasi Sintetis Dan Real World .... 34
3.2.5 Pengukuran Stabilitas, Temperatur Dan Konsumsi Daya.... 36
3.2.6 Analisa Hasil ........................................................................ 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 39
4.1. Pengujian Benchmark Sintetis ....................................................... 39
4.1.1 Hasil Benchmark Sintetis Cinebench R15 ........................... 39
4.1.2 Hasil Benchmark Sintetis Geekbench 5 ............................... 40
4.2. Pengujian Benchmark Real World ................................................ 41
4.2.1 Pengujian Rendering ............................................................ 41
4.2.2 Pengujian Framerate ........................................................... 42
4.3. Pengujian Stabilitas Overclock ....................................................... 43
4.3.1 Pengujian Stabilitas Overclock pada kecepatan 4.0 Ghz ..... 43
4.3.2 Pengujian Stabilitas Overclock pada kecepatan 4.1 GHz .... 44
xi
4.4. Pengujian Temperatur .................................................................... 45
4.5. Pengujian Konsumsi Daya ............................................................ 49
BAB V PENUTUP............................................................................................ 51
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 51
5.2. Saran ............................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54
LAMPIRAN...................................................................................................... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prosesor AMD Ryzen ................................................................ 11
Gambar 2.2 Motherboard dengan chipset B350 ............................................ 15
Gambar 2.3 HSF (Heatsink Fan) dari prosesor AMD Ryzen ........................ 15
Gambar 2.4 AIO Water Cooler dan cara kerjanya ........................................ 16
Gambar 2.5 Power Supply ............................................................................. 18
Gambar 2.6 Tampilan BIOS dari motherboard MSI .................................... 19
Gambar 2.7 Contoh konfigurasi saat melakukan overclocking ..................... 20
Gambar 2.8 Benchmark pada Cinebench R15 ............................................... 23
Gambar 2.9 Benchmark pada Geekbench 5 ................................................... 24
Gambar 2.10 Tampilan aplikasi CPU-Z .......................................................... 25
Gambar 2.11 Tampilan aplikasi HWiNFO ...................................................... 26
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan penelitian ....................................................... 28
Gambar 3.2 Proses konfigurasi clockspeed CPU .......................................... 31
Gambar 3.3 Konfigurasi voltase pada menu Voltage Settings ....................... 31
Gambar 3.4 Konfigurasi RAM pada menu DRAM Setting pada BIOS ........ 32
Gambar 3.5 Konfigurasi CPU Feature .......................................................... 33
Gambar 3.6 Video game Assassins Creed Odyssey ...................................... 35
Gambar 3.7 Preset grafis video game Assassins Creed Odyssey .................. 36
Gambar 4.1 Hasil benchmark dari Cinebench R15 ........................................ 39
Gambar 4.2 Hasil benchmark dari Geekbench 5 ............................................ 40
Gambar 4.3 Hasil Export video 10 menit dengan resolusi 4K ...................... 41
Gambar 4.4 Frame rate rata-rata video game Assassins Creed Odyssey....... 42
Gambar 4.5 Hasil uji stabilitas OC AMD Ryzen 5 2600 pada 4.0GHz ......... 43
Gambar 4.6 Hasil uji stabilitas OC AMD Ryzen 5 2600 pada 4.1GHz ......... 44
Gambar 4.7 Temperatur Idle dengan stock cooler ......................................... 45
Gambar 4.8 Temperatur Full Load dengan stock cooler................................ 46
Gambar 4.9 Temperatur Idle dengan water cooling ...................................... 47
Gambar 4.10 Temperatur Full Load dengan water cooling ............................ 48
xiii
Gambar 4.11 Konsumsi daya listrik (watt) saat idle ....................................... 49
Gambar 4.12 Konsumsi daya listrik (watt) saat Full Load ............................. 50
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar prosesor Ryzen generasi kedua oleh AMD ..................... 11
Tabel 2.2 Keuntungan dan kerugian overclocking ..................................... 21
Tabel 3.1 Spesifikasi Komputer ................................................................. 29
Tabel 3.2 Software yang digunakan saat pengujian overclock .................. 29
xv
DAFTAR SINGKATAN
AMD : Advanced Micro Devices
ATX : Advanced Technology Extended
CPU : Central Processing Unit
GPU : Graphic Processing Unit
PSU : Power Supply
UPS : Uninterruptible Power Supply
RAM : Random Access Memory
HDD : Hard disk / Hard Drive
SSD : Solid State Drive
VGA : Video Graphics Adapter
IC : Integrated Circuit
BIOS : Basic Input Output System
POST : Power On Self-Test
HSF : Heat Sink Fan
Hz : Hertz
MHz : Megahertz
GHz : Gigahertz
MB : Megabyte
GB : Gigabyte
PC : Personal Computer
OC : Over Clock
ALU : Arithmetics Logic Unit
CU : Control Unit
MU : Memory Unit
SMT : Simultaneous Multi-threading
DDR : Double-Data-Rate
xvi
TDP : Thermal Design Power
XMP : eXtreme Memory Profile
HSF : Heat Sink Fan
OC : OverClock
QOE : Quality of Experience
FPS : Frame Per Second
PBO : Precision Boost Overdrive
CnQ : Cool’n’Quiet
V : Voltage
xvii
DAFTAR ISTILAH
Overclock : Proses menaikkan frekuensi pada perangkat keras untuk mendapatkan kinerja yang lebih tinggi.
Ryzen
: Merek dari mikroprosesor dirancang dan dipasarkan oleh AMD (Advance Micro Devices).
Clockspeed
: Clockspeed adalah ukuran dari seberapa besar kecepatan prosesor dalam menyelesaikan operasi pada sistem komputer.
SMT (Simultaneous Multi-threading)
: Merupakan suatu teknik untuk meningkatkan efisiensi keseluruhan core dan thread pada prosesor.
Core
: Core adalah inti atau otak pada prosesor.
Single-Core : Single-core merupakan satu core atau satu inti dari banyak nya core.
Multi-Core : Multi-core merupakan banyaknya core atau inti prosesor yang bekerja bersamaan dalam prosesor.
Thread
: Thread merupakan jembatan atau bridge diantara beberapa core.
Dual Channel
: Fitur untuk memperlebar bandwidth pada RAM dengan menggunakan dua unit RAM dengan spesifikasi yang sama.
Chipset
: Seperangkat komponen elektronik dalam rangkaian terintegrasi yang dikenal sebagai "Sistem Manajemen Aliran Data" yang mengelola aliran data antara prosesor, memori, dan periferal. Ini biasanya ditemukan pada motherboard.
IC (Integrated Circuit)
: Integrated Circuit (IC) adalah komponen elektronik yang terbuat dari bahan semi konduktor dengan kombinasi dari kapasitor, resistor, transistor, dan dioda yang terintegrasi menjadi sebuah chip kecil.
Socket
: Dudukan yang ada pada sebuah motherboard yang merupakan tempat untuk memasang prosesor.
xviii
XMP (eXtreme Memory Profile)
: XMP merupakan informasi konfigurasi speed dan timing memory dari RAM yang di simpan dalam modul memory. Penggunan fitur XMP dapat mempermudah sistem agar langsung mengenali dan menjalankan konfigurasi speed dan timing memory sesuai yang tersedia dalam XMP, sehingga mempermudah pengguna untuk menentukan speed dan timing memory tanpa harus dilakukan secara manual.
Storage
: Storage merupakan perangkat keras yang berfungsi dalam menyimpan data dan informasi.
System requirement
: System requirements merupakan spesifikasi minimum yang diperlukan perangkat lunak terhadap perangkat keras agar perangkat lunak tersebut dapat di install dan berjalan dengan lancar saat digunakan.
Benchmark
: Benchmark merupakan tes yang digunakan untuk membandingkan kinerja antara banyak hal, baik terhadap satu sama lain atau terhadap standar yang diterima.
Throttling
: Merupakan penskalaan frekuensi dinamis yang dilakukan oleh mikroprosesor dengan fungsi untuk menyesuaikan komputer agar dapat menghemat daya dan mengurangi jumlah panas yang dihasilkan oleh prosesor.
QOE (Quality of Experience)
: QOE merupakan konsekuensi dari aspek dan lingkungan internal pengguna / user (misalnya, kecenderungan, harapan, kebutuhan, motivasi, dan mood) saat menggunakan suatu sistem.
Render
: Merupakan proses dari membangun gambar dari sebuah model melalui komputer. Dengan objek berupa bahasa maupun struktur, baik berupa geometri, tekstur, sudut pandang, dan pencahayaan. Objek tersebut akan melewati rendering untuk diproses dan menghasilkan ouput sebuah gambar digital.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer dalam beberapa dekade terakhir
mengalami perubahan yang besar, dimana setiap tahunnya perusahaan-
perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak (software) semakin
membutuhkan kinerja komputer yang cepat sehingga membuat komputer
yang sudah tertinggal generasi menjadi tertinggal dan tidak mampu untuk
menjalankan perangkat lunak tersebut.
Hal ini menjadi faktor ketidakpuasan pengguna komputer dengan
perangkat keras (hardware) yang sudah tertinggal generasi dan dari segi
kinerja dalam menjalankan aplikasi maupun dari segi efisiensi daya yang
dibutuhkan sehingga perangkat keras yang ada telah menjadi usang terutama
pada sebuah perangkat keras paling penting yaitu prosesor[1].
Prosesor merupakan komponen paling berperan di dalam sistem
komputer, prosesor memiliki fungsi untuk mengatur semua aktivitas yang
ada pada komputer.
Sebagai otak utama dan peran yang paling penting, prosesor juga
berperan dalam mengelola dan menyelesaikan perhitungan aritmatika dan
algoritma, karena semua jenis data yang di proses merupakan kumpulan dari
bilangan biner yang akan di proses lebih lanjut sebagai output. Prosesor
2
memiliki limitasi kecepatan yang disebut dengan clockspeed, biasanya pihak
pengembang sudah menentukan clockspeed dari sebuah prosesor[2].
Prosesor yang awal mula kehadirannya adalah prosesor kelas atas
perlahan mulai kewalahan dalam melayani proses komputasi yang makin
tinggi. Hal ini dapat diketahui dari persyaratan sistem yang semakin tinggi
dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhi persyaratan sistem yang tinggi, salah satu solusinya
adalah dengan memperbarui perangkat keras, namun untuk memperbarui
perangkat keras dibutuhkan biaya yang hampir sama dengan biaya
pembelian awal atau bahkan lebih. Untuk melakukan pembaruan perangkat
keras pada komponen tertentu, tidak bisa hanya dengan mengganti satu
komponen saja, mengganti prosesor antara generasi sebelumnya dengan
generasi terbaru dengan tipe yang sama juga harus melakukan pergantian
motherboard jika prosesor yang akan diperbarui tidak menggunakan socket
yang sama dengan prosesor sebelumnya.
Untuk mengatasi permasalahan persyaratan sistem yang semakin
tinggi dan agar tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pergantian
perangkat keras, pengguna dapat melakukan teknik yang dikenal dengan
Overclocking. Overclocking merupakan proses menaikkan frekuensi
(clockspeed) prosesor untuk meningkatkan kinerja komputer[3]. Kegiatan
overclocking ini dapat dilakukan tanpa harus membeli perangkat keras dan
3
melakukan pembaruan perangkat keras, overclocking hanya membutuhkan
sebuah prosesor dan motherboard yang sesuai dengan socketnya[4].
Overclocking juga bisa digunakan sebagai solusi bagi pembeli awal
untuk menghemat biaya dalam mendapatkan komputer dengan performa
yang lebih tinggi dari spesifikasi prosesor pada saat pembelian. Contohnya
prosesor Intel Core i5 8600k dengan harga 2 juta rupiah memiliki clockspeed
standar pabrik 3.7Ghz (3700Mhz) yang kemudian di overclock agar
mendapatkan clockspeed 5.1Ghz (5100Mhz) dengan tujuan untuk mengejar
peforma dari prosesor Intel Core i7 8700k yang berharga dua kali lipatnya
tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar[5].
Keberhasilan dari overclocking bisa diketahui dengan cara melakukan
pengukuran, pengukuran di dalam overclocking disebut dengan benchmark
yang merupakan suatu metode untuk mengetahui gambaran peforma dari
kinerja komputer dan kestabilan sistem. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan beberapa software yaitu cinebench R15 dan Geekbench untuk
benchmark sintetis, dan beberapa aplikasi berat seperti video editor serta
beberapa game yang memerlukan kinerja prosesor yang tinggi untuk
melakukan benchmark pada aplikasi real world dengan cara
membandingkan skor awal dan skor akhir, pengukuran dilakukan setiap kali
dimana prosesor berjalan dalam keadaan overclock.
Prosesor AMD Ryzen 5 2600 merupakan prosesor yang telah di
produksi pada tahun 2018 dan berhenti di produksi oleh AMD pada tahun
4
2019, prosesor ini cocok untuk pengguna yang menggemari multimedia pada
ranah editing, 3D rendering, dan video game.
Namun pada beberapa tahun terakhir, permintaan persyaratan sistem
yang tinggi membuat prosesor AMD Ryzen 5 2600 mulai tidak dapat berjalan
dengan baik pada beberapa perangkat lunak yang baru dirilis, sehingga
implementasi overclock akan dapat membantu kinerja prosesor AMD Ryzen
5 2600 agar dapat menjalankan perangkat lunak tersebut dengan lancar
Penelitian ini akan berfokus dalam pengujian overclocking pada
prosesor AMD Ryzen 5 2600 serta menganalisa kinerja komputasi prosesor,
kestabilitas sistem, temperatur yang dihasilkan, dan daya listrik yang
digunakan.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang menjadi rumusan masalah
diantaranya:
1. Bagaimana cara mengimplementasikan overclock pada sebuah
prosesor untuk mempercepat kinerja dari sebuah komputer?
2. Bagaimana hasil analisis overclock prosesor, stabilitas sistem saat di
overclock, temperatur yang dihasilkan, dan konsumsi daya yang
digunakan?
5
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan overclock pada
sebuah prosesor.
2. Mengetahui hasil analisis overclock prosesor, stabilitas sistem saat di
overclock, temperatur yang dihasilkan, dan konsumsi daya yang
digunakan.
1.4. Batasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup pembahasan yang terlalu luas dan
jauh dari tujuan yang ingin dicapai, maka dipandang perlu membatasi
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Perangkat keras yang diubah variabelnya hanyalah prosesor,
Motherboard, dan RAM, komponen lain seperti kartu grafis tidak
dibahas dalam penelitian ini.
2. Latency memory dan timing memory pada RAM tidak dibahas pada
penelitian ini. RAM akan dikonfigurasi dengan menggunakan fitur
XMP yang berfungsi untuk menetapkan latency memory dan timing
memory secara otomatis.
3. Pengujian benchmark pada beberapa aplikasi real world akan
menggunakan kartu grafis dari Nvidia MSI RTX 2060 6GB.
6
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mempermudah suatu pihak untuk mendapatkan kinerja atau
peforma lebih dari komputer tanpa harus melakukan pembaruan
perangkat keras dengan menerapkan teknik overclock pada sebuah
prosesor yang telah teruji melalui penelitian ini.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian
lebih lanjut terhadap pengaruh overclock prosesor dalam kinerja
komputer.
3. Menjadi pelopor penelitian pertama di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh
pada bidang computer engineering.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Berhubungan dengan penelitian yang dilakukan mengenai teknik
overclocking, maka referensi dari penelitian terdahulu sangat penting untuk
dilakukan agar terhindar dari plagiasi. Hal tersebut bertujuan untuk
kontribusi penelitian bagi penulis agar penelitian dengan tema yang sama
akan semakin berkembang. Berikut beberapa ulasan dari penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Penelitian pertama dengan judul “Analisis Overclocking Pada PC
Desktop Dan pembuatan Phase Change Untuk Sistem pendingin Prosesor”
yang dilakukan oleh Frans David Tua pada tahun 2009[6]. Penelitian ini
menggunakan metode Sintetis dan Real World dalam setiap pengujian.
Dalam penelitian ini terdapat 3 pengujian yang berperan untuk
menggambarkan hasil akhir dari proses overclock. Penelitian ini berhasil
melakukan peningkatan kinerja tambahan pada prosesor laptop sedangkan
untuk komputer desktop mengalami penurunan peforma setelah overclock
dilakukan, namun penelitian ini sudah tidak dapat dijadikan patokan lagi
untuk saat ini, karena arsitektur prosesor yang digunakan sudah jauh sangat
tertinggal dan berbeda teknologinya dengan arsitektur yang telah digunakan
pada prosesor akhir-akhir ini.
8
Penelitian kedua dengan judul “Multiplier Changing Overclocking
Method for Processor Intensive Tasks” yang dilakukan oleh Win Win Aung
pada tahun 2016[7]. Penelitian ini menggunakan metode overclock yang
terus menggandakan clockspeed sampai batas akhir dari kemampuan
prosesor. Prosesor yang digunakan pada penelitian ini adalah Intel Core i7
3770 dengan kecepatan 3.4 GHz hingga 3.6 GHz. Penelitian ini berhasil
memberikan kinerja tambahan pada prosesor Intel Core i7 3770 yang
awalnya berjalan pada 3.4 GHz kini menjadi 3.8 GHz.
Penelitian ketiga dengan judul “Implementasi Overclock pada proseor
AMD Athlon 7M II X2 250” yang dilakukan oleh Azhar pada tahun 2009
dari Universitas Muhammadiyah Makassar[8]. Pengujian dilakukan dengan
melakukan benchmark sintesis menggunakan software Super PI dan berhasil
menaikkan frekuensi sebesar 3.75 GHz.
Penelitian keempat dengan judul “Analysis of Effect Overclocking
Durability on Intel Processor i5 4670K” yang dilakukan oleh Rian Fahrizal,
Rocky Alfan, dan Awal Sakti dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa[9].
Pengujian overclock dilakukan pada prosesor i5 4670K dengan menerapkan
sistem overclock FSB (Front Side Bus) untuk memberikan ekstra memory
bandwidth bagi sistem. Berdasarkan hasil pengujian overclock yang
dilakukan pada prosesor Intel i5 4670K, kinerja prosesor meningkat sebesar
17%, suhu yang dihasilkan meningkat sebesar 27% dan keluaran daya
meningkat sebesar 34% dari kecepatan prosesor dalam kondisi default.
9
Penelitian kelima yang dilakukan oleh Nurrachma dan Syafrizal pada
tahun 2016 dari STMIK AMIKOM Yogyakarta[10]. Pengujian extreme
overclock dilakukan pada prosesor Intel Pentium G3258 dengan
menggunakan sistem phase change untuk mendinginkan prosesor hingga
titik beku.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah disebutkan, diketahui
bahwa belum ada penelitian mengenai implementasi overclocking pada
prosesor AMD Ryzen 5 2600 terhadap kinerja sistem komputer. Oleh karena
itu, pada penelitian ini akan dilakukan pengujian overclocking pada prosesor
AMD Ryzen 5 2600 untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap
kinerja sistem komputer.
2.2. Definisi Prosesor (Central Processing Unit)
Prosesor atau Central Processing Unit (CPU) merupakan bagian
utama dari komputer karena prosesor memiliki fungsi untuk mengatur semua
aktivitas yang ada pada komputer. Kecepatan unit prosesor dikenal dengan
satuan MHz (MegaHertz) dan GHz (GigaHertz), dimana semakin besar
nilainya maka semakin cepat proses eksekusi pada komputer[2].
Prosesor dapat dikatakan sebagai otak komputer, hardware ini
berperan penting dalam melakukan semua jenis proses dalam sistem
komputer. Sehingga prosesor menjadi penentu utama dalam kecepatan dan
kinerja pada sebuah sistem komputer.
10
2.3. Bagian – Bagian Pada Prosesor
Prosesor memiliki tiga bagian penting dengan fungsi yang berbeda
namun saling terhubung satu sama lain, tiga bagian utama prosesor adalah
sebagai berikut[11]:
a. Arithmetics Logic Unit (ALU), merupakan perangkat yang
melakukan implementasi aritmatika, implementasi logis, dan
implementasi perbandingan.
b. Control Unit (CU), merupakan alat yang tersedia pada prosesor
yang berfungsi untuk mengendalikan input unit informasi dan
area penyimpanan dalam penyimpanan utama. Control Unit juga
berfungsi untuk memberi tahu unit logika aritmatika mengenai
operasi yang harus dilakukan, perolehan data, dan perangkat yang
terhubung pada komputer.
c. Memory Unit (MU), merupakan bagian dari prosesor yang
memiliki fungsi untuk menyimpan alamat data yang telah
diproses oleh ALU dan CU.
2.4. Prosesor AMD Ryzen
Prosesor AMD Ryzen merupakan prosesor yang telah dirancang pada
tahun 2016 oleh AMD (Advanced Micro Devices). Ryzen merupakan desain
yang paling baru dengan teknologi yang sudah sangat berbeda dengan
pendahulunya yaitu AMD FX series. Ryzen memiliki Simultaneous Multi-
threading (SMT) yaitu sebuah teknologi dimana memungkinkan untuk 1
11
buah “Core” fisik bisa mengolah 2 buah Thread atau pekerjaan
sekaligus[12].
Prosesor AMD Ryzen akan berjalan pada platform atau motherboard
yang ber socket AM4, Motherboard AMD terbaru yang mendukung memori
RAM DDR4 Dual-channel, motherboard dengan socket AM4 ini dapat
dijalankan pada prosesor AMD dari kelas bawah, menengah, hingga high-
end desktop[13].
Gambar 2.1 Prosesor AMD Ryzen
Berikut ini adalah daftar prosesor Ryzen generasi kedua yang telah di
rilis oleh AMD.
Tabel 2.1 Daftar prosesor Ryzen generasi kedua oleh AMD[12].
Cores/Threads 16-Aug 16-Aug 12-Jun 12-JunBase CPU 3.7 GHz 3.2 GHz 3.6 GHz 3.4 GHzTurbo CPU 4.3 GHz 4.1 GHz 4.2 GHz 3.9 GHzTDP 105 W 65 W 95 W 65 WL1 | L2 | L3 CacheDRAM SupportPCIe LanesPrice $329 $299 $229 $199 Bundled Cooler AMD Prism RGB AMD Spire RGB AMD Spire AMD Stealth
DDR4-2933 Dual ChannelI: 64K. D: 32K | 512 KB/core | 16 MB
16 Free + 4 NVMe
AMD RYZEN 5 & 7 (2000-Series) CPU
Type Ryzen 7 2700X Ryzen 7 2700 Ryzen 5 2600X Ryzen 5 2600
12
Jika diperhatikan dengan lebih jelas, Ryzen Non-X dan X adalah
prosesor yang serupa dengan berbagai kesamaan pada arsitektur, teknologi
fabrikasi, cache, serta dukungan kecepatan RAM resmi, dan juga opsi input
dan ouput yang tersedia pada System on a chip (SOC). Sama dengan versi
X, Ryzen Non-X juga mendukung overclocking selama motherboard
menggunakan chipset B350, B450, B550, X370, X470, dan X570.
Perbedaan signifikan terlihat jelas pada:
1. Rating TDP: Non-X memiliki rating TDP jauh lebih rendah
yakni 65W baik untuk Ryzen 5 maupun 7.
2. Clockspeed: Dengan TDP rendah, tentunya clockspeed baik all-core
Boost maupun single-core boost akan turun cukup jauh.
3. Jenis pendingin bawaan (Cooler): Seri Non-X mendapat cooler yang
lemah dibandingkan dengan versi X.
4. Harga prosesor: Harga prosesor seri Non-X jauh lebih murah
dibandingkan dengan seri X.
2.4.2 Teknologi Prosesor AMD Ryzen
Prosesor AMD Ryzen memiliki banyak teknologi lain yang tidak kalah
penting dari SMT, berikut adalah teknologi yang telah disematkan pada
prosesor AMD Ryzen:
13
1. Pure Power merupakan sebuah teknologi yang di integrasikan dalam
setiap prosesor Ryzen dengan tujuan untuk mengoptimalkan
temperatur dan konsumsi daya sambil mempertahankan kinerjanya.
2. Precision Boost merupakan teknologi yang dapat mengontrol
frekuensi secara otomatis sehingga dapat memberikan peningkatan
kinerja hingga 25 MHz untuk meningkatkan peforma secara optimal
tanpa harus mengkonsumsi daya yang besar.
3. Extended Frequency Range (XFR) merupakan teknologi yang
berfungsi untuk mendorong kecepatan clock yang dapat dilewati
hingga batas maksimum clockspeed resmi yang di berikan AMD, Fitur
ini dapat mendeteksi sistem pendinginan CPU, seperti liquid cooling
maupun air cooling yang baik sehingga dengan adanya Teknologi ini,
prosesor mampu berjalan dengan penambahan extra overclock hingga
100MHz – 300MHz dari kecepatan standar yang diberikan.
4. Neural Net Prediction teknologi yang memungkinkan pengguna
untuk monitoring setiap penggunaan core prosesor dan menjadikan
prosesor agar dapat berjalan dengan lebih baik dalam mengatasi beban
kerja aplikasi sehingga lebih efisien.
14
2.5. Motherboard
Motherboard merupakan induk dari semua komponen yang melekat
pada casing komputer, Motherboard juga berfungsi sebagai sebuah wadah
untuk memasang komponen perangkat keras seperti prosesor, memori RAM,
harddisk, dan komponen lain yang terhubung dengan motherboard[14].
Motherboard terdiri dari beberapa jenis seperti ATX yang berukuran
besar dan Micro ATX yang berukuran kecil. Saat merakit komputer
pemilihan motherboard cukup harus di perhatikan, terutama pada bagian
socket.
Prosesor AMD Ryzen 5 2600 dapat dipasang pada socket AM4 dan
tidak bisa dipasang pada socket AM3, biasanya semakin baru socket
motherboard maka semakin banyak pula fitur-fitur yang tersedia pada
motherboard, dalam overclocking motherboard sangat berperan penting,
apabila chipset motherboard tidak mendukung fitur overclock maka
overclocking tidak dapat dilakukan.
Chipset merupakan IC (Integrated Circuit) berukuran kecil yang
terdapat pada komputer dengan fungsi mengarahkan aliran data dan
menentukan perangkat apa yang didukung oleh komputer. Chipset pada
motherboard yang mendukung overclock pada AMD adalah B350, B450,
B550, X370, X470, dan X570. Sedangkan pada Intel chipset yang
mendukung overclock yaitu Z390, H370, dan X299[15].
15
Gambar 2.2 Motherboard dengan chipset B350
2.6. HSF (HeatSink Fan)
Heatsink merupakan logam dengan desain khusus yang terbuat dari
tembaga maupun aluminium terkadang juga terbuat dari kombinasi bahan
tersebut, Heatsink berfungsi sebagai media untuk memperluas panas yang di
hasilkan prosesor. Heatsink akan bekerja selama adanya proses peningkatan
temperatur pada komputer, heatsink akan menerima panas dari prosesor dan
menyebar keseluruh bagian heatsink dengan sama rata melalui sirip-sirip
heatsink. Panas yang telah menyebar pada heatsink akan terbuang dengan
menggunakan kipas angin yang telah tersedia pada heatsink.
Gambar 2.3 HSF (Heatsink Fan) dari prosesor AMD Ryzen.
16
2.7. Water Cooling System
Water Cooling System atau pendinginan air pada dasarnya merupakan
radiator yang digunakan sebagai pendingin prosesor komputer. sistem
pendingin air ini berfungsi untuk menyalurkan cairan melalui heatsink yang
di pasang pada prosesor. Saat cairan melewati heatsink, panas akan di
pindahkan dari prosesor ke cairan pendingin. Cairan panas yang di dapat dari
melewati prosesor kemudian akan mengalir ke bagian radiator dan
memindahkan cairan panas ke udara dengan bantuan kipas. Cairan yang di
dinginkan kemudian akan mengalir kembali melalui sistem radiator ke
prosesor hingga berulang kali.
Water cooling system yang jauh lebih efisien dalam menarik panas
dari prosesor dari pada mengandalkan heatsink dengan kipas. Hal ini dapat
memungkinkan prosesor untuk berjalan pada clockspeed yang jauh lebih
tinggi dari kecepatan maksimal kondisi belum di overclock. Inilah alasan
utama mengapa para antusias overclock cenderung lebih banyak
menggunakan water cooling system.
Gambar 2.4 AIO Water Cooler dan cara kerjanya.
17
2.8. RAM (Random Access Memory)
RAM (Random Access Memory) Memori merupakan salah satu
perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai penyimpanan sementara
sistem komputer. Semakin besar kapasitas memori RAM akan meningkat
pula kemampuan penyimpanan sementara komputer saat digunakan.
Kebanyakan dari RAM disebut sebagai barang yang volatile yang
artinya jika daya listrik dicabut dari komputer hingga komputer tersebut
mati, maka semua data yang tersedia pada RAM akan segera terhapus secara
permanen. RAM bersifat sementara sehingga pengguna membutuhkan
media penyimpanan data yang bersifat permanen seperti hardisk, flashdisk,
dan SSD (Solid Static Drive). Secara fisik, RAM terdiri dari sekumpulan
chip, setiap chip akan bertugas untuk menampung[16]:
1. Data yang telah diproses prosesor yang menunggu untuk di proses ke
output device, secondary storage dan communication device.
2. Instruksi sistem operasi yang akan mengontrol fungsi dasar dari
sistem komputer.
3. Semua data yang dimasukkan melalui alat input seperti mouse dan
keyboard akan disimpan di main memory, khususnya pada RAM yang
merupakan memori yang dapat di akses, artinya dapat diisi dan
diambil isinya oleh user secara sementara.
18
2.9. PSU (Power Supply)
PSU atau Power Supply adalah salah satu hardware di dalam
perangkat komputer yang berfungsi menyuplai daya. PSU biasanya dapat
ditemukan pada bagian bawah dan atas casing yang berbentuk persegi. Pada
dasarnya PSU akan membutuhkan sumber listrik yang kemudian akan
diubah menjadi energi yang dapat menggerakkan perangkat komputer.
Fungsi utama PSU adalah mengubah arus AC menjadi arus DC yang
kemudian akan diubah menjadi energi listrik yang dibutuhkan komponen
perangkat keras seperti motherboard, kartu grafis, dan lainnya. Dalam
overclocking PSU memiliki peran yang penting dalam menjaga kestabilan
sistem komputer, umumnya overclocking akan menambah beban daya
sebesar 15%, besar nya watt pada PSU akan memberikan proteksi lebih pada
komponen perangkat keras lainnya.
Gambar 2.5 Power Supply
19
2.10. BIOS (Basic Input Output System)
BIOS, yang merupakan singkatan dari Basic Input Output System,
BIOS adalah perangkat lunak yang disimpan pada chip memori kecil pada
motherboard. BIOS berfungsi melakukan instruksi POST untuk
menginisialisasi perangkat sistem seperti Prosesor, kartu grafis, keyboard,
mouse, memori RAM, hardisk dan perangkat keras lainnya pada saat
komputer mulai booting[17]. Setiap motherboard memiliki fitur dan
tampilan yang berbeda-beda, namun fitur overclock biasanya sudah tersedia
pada motherboard yang berada pada kelas menengah keatas.
Gambar 2.6 Tampilan BIOS dari motherboard MSI.
2.11. Definisi Overclock
Overclocking merupakan sebuah teknik untuk membuat komputer
beroperasi lebih kencang, yaitu dengan mengubah setingan awal dari
pabrikan agar mendapatkan clockspeed yang lebih tinggi, menurut Eugene
(2002:21) “Overclocking adalah proses meningkatkan kecepatan atau
20
frekuensi clock perangkat, seperti prosesor, di luar standar pabriknya”[3],
sedangkan menurut Mueller (2012:124) “overclocking merupakan proses
mengatur kecepatan prosesor untuk berjalan lebih cepat dari nilai pada
chip”[18]. Maka Overclock dapat di definisikan sebagai suatu teknik untuk
memaksa sistem komputer agar berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi
dari standar pabriknya. Jadi overclock merupakan suatu teknik untuk
meningkatkan kinerja prosesor agar komputer dapat bekerja lebih cepat dari
standar pabriknya.
Tujuan dari overclock bukan untuk mencari clockspeed setinggi-
tingginya, tetapi untuk mencari clockspeed yang lebih tinggi dengan kinerja
yang paling stabil untuk dapat digunakan dalam sehari-hari.
Gambar 2.7 Contoh konfigurasi saat melakukan overclocking.
21
2.12. Keuntungan dan kerugian dari Overclock
Seberapa besarnya peningkatan performa yang didapat dari Teknik
overclock akan sangat bergantung dengan perangkat keras apa yang
digunakan, namun secara umum banyak perangkat keras terutama prosesor
yang memiliki kemampuan untuk melakukan overclock dari kecepatan
default pabriknya[5].
Overclocking hanya akan melibatkan pengubahan pada pengaturan
tertentu, umumnya teknik overclock tidak memberikan biaya tambahan,
sehingga ada beberapa skenario yang menjadikan overclocking merupakan
pilihan tepat bagi pengguna agar dapat menghemat dana dari pada membeli
komponen yang lebih mahal. Tentu saja seperti semua hal, overclocking juga
memiliki keuntungan dan kerugian yaitu sebagai berikut[5].
Tabel 2.2 Keuntungan dan kerugian overclocking. Keuntungan Kerugian
Performa Lebih dengan harga relatif
sama.
Adanya resiko sistem yang tidak
stabil, bahkan kerusakan perangkat
keras apabila dilakukan dengan
sembarangan.
Memperpanjang siklus upgrade
hardware tertentu.
Konsumsi daya komponen yang di-
overclock meningkat, suhu operasi
menjadi naik.
Mempelajari overclocking umumnya
membuat seorang pengguna dapat
sedikitnya memahami sebuah sistem
komputer.
Mempelajari overclocking butuh
waktu, tidak semua pengguna siap
untuk meluangkan waktu
mempelajarinya.
22
2.13. Benchmark
Benchmark adalah tes yang digunakan untuk membandingkan kinerja
antara banyak hal, baik terhadap satu sama lain atau terhadap standar yang
diterima. Dalam dunia komputer, tolok ukur sering digunakan untuk
membandingkan kecepatan atau kinerja hardware, program software, dan
bahkan koneksi internet[19].
Benchmark akan membandingkan hardware A dengan hardware B,
untuk menguji apakah hardware baru benar-benar berkinerja seperti yang di
berikan oleh pabrik atau untuk melihat apakah hardware mendukung jumlah
beban kerja tertentu. Contohnya benchmark dapat menggambarkan apakah
hardware mampu menjalankan suatu software. Benchmark akan
menerapkan sejumlah tekanan tertentu (yang seharusnya mendekati apa yang
diperlukan untuk menjalankan suatu software) pada hardware yang
bersangkutan untuk memeriksa apakah itu benar-benar dapat mendukung
software tersebut. Jika setelah melakukan benchmark hasilnya tidak sesuai
dengan permintaan kebutuhan, maka hardware tidak akan dapat berjalan
100% pada software yang akan dijalankan[19].
Umumnya Benchmark digunakan untuk membandingkan hardware
seperti prosesor dan kartu grafis. Hasil benchmark dari hardware akan
menyertakan tolok ukur sebagai cara untuk membandingkan secara objektif
satu merek dengan merek lain, sebagai contoh prosesor AMD Ryzen 5 2600
lebih unggul dari Ryzen 7 1700 setelah melakukan overclocking.
23
2.13.1 Cinebench R-15
Cinebench R15 adalah aplikasi benchmark 3D gratis yang berfungsi
mengukur kemampuan prosesor dalam melakukan rendering gambar.
Prosesor akan dipaksa bekerja 100% saat proses rendering gambar dimulai
dan berakhir.
Gambar 2.8 Benchmark pada Cinebench R15.
Hasil Benchmark Cinebench R15 akan memberikan 2 skor, yaitu skor
Multi-Core dan skor Single-Core, Multi-Core merupakan skor yang
diperoleh ketika prosesor melakukan rendering objek 2D dengan
menggunakan seluruh inti (core) dari prosesor, sedangkan Single-Core
merupakan skor yang diperoleh ketika prosesor melakukan rendering objek
2D dengan menggunakan 1 inti (core) prosesor,
Hasil dari benchmark akan berbentuk poin, yang artinya semakin
besar poin yang diperoleh pada Single-Core dan Multi-Core maka semakin
tinggi pula kinerja dari prosesor.
24
2.13.2 Geekbench 5
Geekbench 5 adalah program pembandingan prosesor, seperti tolok
ukur prosesor lainnya, Geekbench 5 menjalankan serangkaian tes pada
prosesor dan berapa lama waktu yang dibutuhkan prosesor untuk
menyelesaikan tugas. Semakin cepat prosesor menyelesaikan tes, semakin
tinggi skor Geekbench 5.
Hasil dari benchmark Geekbench 5 akan berbentuk poin, yang artinya
semakin besar poin yang diperoleh pada Single-Core dan Multi-Core maka
semakin tinggi pula kinerja dari prosesor, skor yang diperoleh oleh
geekbench 5 akan sangat berpengaruh pada kinerja prosesor pada aplikasi
real world.
Gambar 2.9 Benchmark pada Geekbench 5.
25
2.14. CPU-Z
CPU-Z merupakan alat monitoring yang berfungsi memberikan
informasi mengenai perangkat keras utama sistem komputer, serta kinerja
benchmark aplikasi dan perangkat keras pada komputer dan laptop. CPU-Z
merupakan aplikasi gratis dimana aplikasi ini berfungsi untuk menjadi
patokan pengukuran selama proses overclock dilakukan.
Gambar 2.10 Tampilan aplikasi CPU-Z.
2.15. HWiNFO
HWiNFO merupakan aplikasi gratis yang berfungsi untuk monitoring
sistem dan mengetahui semua informasi yang tersedia pada perangkat
komputer. HWiNFO akan memberikan semua informasi yang jelas pada
perangkat keras Prosesor, Motherboard, Memori, Kartu Grafis, Monitor,
Penyimpanan, Audio, Network, dan Port yang tersedia.
26
HWiNFO dilengkapi informasi perangkat keras profesional dan alat
diagnostik komponen terbaru, hal ini dirancang untuk mempermudah
pengguna dalam mengumpulkan dan mengetahui informasi tentang
perangkat komputer sehingga pengguna dapat dengan mudah untuk mencari
pembaruan driver dan informasi produsen komputer.
Fitur yang paling di utamakan pada HWiNFO adalah sensor, fitur ini
akan menampilkan seluruh hasil dari sensor yang ada di komputer secara
realtime. Informasi yang ditampilkan meliputi temperatur dari prosesor,
kartu grafis, chipset, motherboard, penyimpanan, konsumsi daya serta
voltase yang digunakan.
Gambar 2.11 Tampilan aplikasi HWiNFO.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan langkah-langkah atau proses yang
akan dilakukan saat penelitian. Rancangan penelitian juga meliputi proses
perencanaan yang akan dilakukan saat penelitian[20]." Penelitian ini bersifat
eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang berusaha
mencari pengaruh dari nilai variabel tertentu terhadap variabel lain dengan
kontrol yang tetap[21].
Menurut Yatim Riyanto penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap
kondisi[22]. Sugiyono menambahkan bahwa penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan[23].
Penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang khusus
guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian[24].
Metode eksperimen pada penelitian ini digunakan sebagai penerapan
dan percobaan dari dasar teori tentang overclock. Disini akan dilakukan
pengujian, pencatatan serta analisa terhadap suatu sistem komputer dengan
prosesor yang di overclock, sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan
rnengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem. Pengujian yang
28
akan dilakukan adalah dengan melakukan benchmarking dengan beberapa
aplikasi khusus. Dengan dilakukannya pengujian ini diharapkan dapat
mengetahui perubahan performa dan kondisi antara sebelum dan sesudah
dilakukannya eksperimen overclock pada prosesor AMD Ryzen 5 2600.
3.2. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada diagram alir berikut ini.
Gambar 3.1 Tahapan-tahapan penelitian.
3.2.1 Persiapan Bahan Dan Media Yang Akan Di Ujicoba.
Pada flowchart di atas dijelaskan bahwa langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan media yang akan di ujicoba
29
selama pengujian overclocking berlangsung, hal yang perlu diperhatikan
adalah dengan memahami spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak
yang diperlukan. Berikut ini adalah spesifikasi komputer dan aplikasi
benchmark yang akan digunakan selama pengujian.
Tabel 3.1 Spesifikasi Komputer
Tabel 3.2 Software yang digunakan saat pengujian overclock
Komponen Nama Komponen
CPU / Processor AMD Ryzen 5 2600
CPU Cooler 1 AMD Stock Wraith Stealth Cooler
CPU Cooler 2 AIO ID-Cooling ChromaFlow RGB
Motherboard MSI B350M Gaming Pro
Graphic Card / VGA Card Nvidia MSI RTX 2060 6GB GamingZ
RAM Geil EvoSpear 12GB (8+4) 2933MHz
Monitor LG 24MP59G-P IPS 24” 75Hz
Power Supply Bitfenix Whisper 750w GOLD
Fan Case ID-Cooling ZF-12025 RGB x6
SSD Adata XPG SX8200 Pro 256Gb
Case Infinity Zeus Full Tower
UPS PROLINK Pro1200SFC
Aplikasi Tipe
Geekbench Aplikasi Benchmark Sintetis
Cinebench R15 Aplikasi Benchmark Sintetis
CPU-Z Aplikasi monitoring
HW Info Aplikasi monitoring
Adobe Premiere PRO CC Aplikasi Benchmark Real World
Assassins Creed Odyssey Video Game
30
Pengujian overclock dilakukan pada prosesor AMD Ryzen 5 2600
yang berjalan pada kecepatan standar pabrik 3.4 Ghz dengan motherboard
MSI B350M Gaming Pro yang sudah memiliki fitur yang cukup untuk
melakukan overclock dan menggunakan power supply Bitfenix Whisper
750w untuk menyuplai daya saat overclock dilakukan. Perangkat keras yang
paling berperan saat pengujian overclocking berlangsung adalah Prosesor,
Motherboard, Power Supply, dan perangkat lain yang tidak disebutkan
berfungsi untuk mendukung agar sistem dapat berjalan.
3.2.2 Konfigurasi BIOS
Proses tahap overclocking akan dilakukan dengan cara melakukan
konfigurasi pada BIOS dengan cara menentukan kecepatan target prosesor,
penggunaan daya (Voltage), dan sebagainya. Kecepatan default dari prosesor
AMD Ryzen 5 2600 berada pada kecepatan 3400MHz dengan turbo boost
hingga kecepatan 3900 MHz, Pengujian overclock pada prosesor AMD
Ryzen 5 2600 ini dilakukan dengan 2 konfigurasi yaitu konfigurasi prosesor
dan konfigurasi memori RAM. Konfigurasi overclock akan dilakukan
dengan cara menaikkan nilai clockspeed prosesor dengan rentang 100MHz
untuk setiap skenario pengujiannya sedangkan konfigurasi memori RAM
akan menggunakan fitur XMP yang tersedia pada motherboard yang
digunakan untuk pengujian overclock ini.
Konfigurasi overclock untuk CPU dilakukan pada menu OC yang
tersedia pada BIOS, dimana setiap langkah pada overclock dapat dilakukan
dengan bebas yang artinya tidak harus dilakukan secara berurutan.
31
Gambar 3.2 Proses konfigurasi clockspeed CPU.
Secara umum prosesor AMD Ryzen 5 2600 yang berjalan pada kondisi
default akan membutuhkan voltase sebesar 1,35v, voltase ini akan menjadi
nilai voltase dasar saat melakukan pengujian overclock. Peningkatan voltase
akan disesuaikan setiap kecepatan bertambah sebesar 100 MHz dengan nilai
maksimal CPU voltage untuk penggunaan harian yang dapat digunakan
sebesar 1,35v. Sebagai contoh jika prosesor tidak dapat berjalan pada
clockspeed sebesar 3900 MHz dengan voltase sebesar 1,20v, maka voltase
perlu di tingkatkan hingga prosesor dapat berjalan dengan stabil atau
mencapai batas maksimal CPU Voltage untuk penggunaan harian sebesar
1,35v.
Gambar 3.3 Konfigurasi voltase dapat di tentukan pada menu Voltage
Settings.
Konfigurasi prosesor akan selalu berkaitan dengan memori RAM,
memori yang telah di konfigurasi akan memberikan peforma lebih pada
prosesor, secara default RAM akan otomatis berjalan pada kecepatan
32
2666MHz. Kecepatan RAM dapat di tingkatkan dengan menggunakan fitur
XMP (eXtreme Memory Profile) pada motherboard dengan socket AM4
sehingga RAM dapat berjalan dengan kecepatan 2933MHz hingga
3200MHz. RAM akan dikonfigurasi agar berjalan pada kecepatan 2933 MHz
saat pengujian overclock dilakukan.
Gambar 3.4 Konfigurasi frekuensi RAM dapat dilakukan pada menu DRAM-Setting pada BIOS.
Konfigurasi pada CPU-Feature juga dilakukan untuk mendukung
proses overclock pada prosesor AMD Ryzen 5 2600, ada beberapa poin yang
harus dilakukan sebelum overclock prosesor dilakukan.
33
1. Matikan fitur AMD Cool’n’Quiet, sebenarnya penggunaan dari fitur
ini sangat berguna yaitu mengatur performa dari prosesor berdasarkan
penggunaanya yang secara otomatis di atur oleh prosesor itu sendiri
sehingga dapat menghemat banyak daya. Fitur ini tidak dapat
digunakan prosesor akan berjalan pada kondisi overclock, karena fitur
ini akan memaksa prosesor untuk melakukan throttling ketika
melakukan benchmark.
2. Matikan fitur Precision Boost Overdrive (PBO), merupakan sebuah
fitur baru dari AMD, dimana prosesor akan berjalan dengan agresif,
namun PBO memiliki banyak kelemahan, temperatur dan konsumsi
daya prosesor akan meningkat secara drastis, sehingga fitur ini tidak
efektif dinyalakan jika prosesor beroperasi dalam keadaan overclock.
Gambar 3.5 Konfigurasi CPU Feature.
3.2.3 Pengujian Overclock
Setelah menyesuaikan target clockspeed prosesor pada BIOS, tahap
berikutnya adalah menguji apakah konfigurasi overclock berhasil dilakukan
34
dengan stabil, jika sistem masih tidak stabil (komputer hang, tidak bisa
booting, dan tidak bisa hidup sama sekali, maka langkah yang dilakukan
adalah melakukan reset pada motherboard agar konfigurasi pada BIOS akan
kembali menjadi standar tanpa overclock. Langkah ini terus dilakukan
berulang kali hingga prosesor berhasil di overclock dalam keadaan stabil saat
melakukan booting dan benchmark.
3.2.4 Pengujian Benchmark Pada Aplikasi Sintetis Dan Real World.
Tahap berikutnya adalah melakukan pengujian benchmark pada
aplikasi sintetis dan aplikasi real world, terkadang saat proses pengujian
benchmark berlangsung terdapat kendala dimana sistem tidak stabil (hang)
maupun komputer mati total yang artinya sistem masih tidak dapat di
operasikan untuk penggunaan penuh, maka dari itu diperlukan konfigurasi
overclock kembali, proses ini dilakukan hingga komputer dapat berjalan
dengan stabil dalam melakukan benchmark sintetis dan real world tanpa
terdapat kendala, benchmark dilakukan berulang kali hingga mendapat hasil
tertinggi yang diberikan oleh prosesor yang telah di overclock. Pengujian
benchmark sintetis dilakukan pada aplikasi Geekbench 5 dan Cinebench
R15, dengan aturan benchmark dilakukan saat kecepatan prosesor di
tingkatkan setiap 100MHz dengan konfigurasi voltase 1.35v pada kecepatan
default hingga 3.9 GHz, untuk kecepatan 4.0 GHz dan 4.1 GHz akan
menggunakan konfigurasi voltase khusus.
Benchmark pada aplikasi Real World dilakukan dengan 2 aplikasi,
yaitu aplikasi video editor Adobe Premiere CC dan video game Assassins
35
Creed Odyssey. Pengukuran benchmark pada aplikasi Adobe Premiere CC
dilakukan dengan cara melakukan export video durasi 10 menit dengan
resolusi 4K, hal ini dilakukan karena proses export video akan memberikan
sebuah pekerjaan berat pada prosesor, prosesor akan dipaksa untuk
melakukan kinerja penuh saat proses export video berlangsung, hasil dari
kecepatan export video akan dihitung dengan satuan detik, semakin cepat
export video yang dilakukan maka semakin baik pula kinerja prosesor.
Assassins Creed Odyssey merupakan sebuah video game dengan
genre action role-playing yang di kembangkan oleh Ubisoft Quebec, video
game ini dapat membuat proses komputing CPU lebih besar daripada
kebutuhan game akan performa GPU, sehingga game ini dapat dijadikan
patokan benchmark real world.
Gambar 3.6 Video game Assassins Creed Odyssey.
Hasil benchmark yang akan diperoleh pada game ini berupa rata-rata
frame rate yang diperoleh, dimana semakin tinggi frame rate yang dihasilkan
maka semakin baik peforma dan kualitas pengalaman bermain yang didapat.
36
Video game Assassins Creed Odyssey ini akan dijalankan dengan bantuan
kartu grafis MSI RTX 2060 6GB GamingZ dan prosesor AMD Ryzen 5 2600
dengan skenario kecepatan overclock yang berbeda, konfigurasi dan preset
grafis yang akan digunakan dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Preset grafis video game Assassins Creed Odyssey.
3.2.5 Pengukuran Stabilitas, Temperatur Dan Konsumsi Daya
Proses overclocking yang berjalan dengan baik juga harus di dukung
dengan kestabilan sistem, temperatur, dan konsumsi. Pengukuran kestabilan
sistem di ukur saat melakukan benchmark pada Cinebench R15, sedangkan
pengukuran temperatur dilakukan dengan 2 parameter, yaitu idle (diam), dan
full load (kinerja sistem penuh). Pada saat idle komputer dibiarkan untuk
tidak mengoperasikan apapun dan dilihat nilai temperatur yang dihasilkan
dengan bantuan aplikasi monitoring HWiNFO, sedangkan pada saat
komputer dalam kondisi full load, komputer akan menjalankan aplikasi
37
benchmark Cinebench R15 dengan tes rendering Multi-Core CPU dimana tes
tersebut akan membuat beban prosesor menjadi 100%. Pengukuran
temperatur akan dilakukan berulang kali hingga sampel data yang diperlukan
terpenuhi, pada pengukuran temperatur semakin tinggi angkanya maka
semakin panas temperatur prosesor, satuan yang digunakan adalah °C
(Celsius).
Sistem pendingin yang digunakan dalam pengukuran temperatur pada
prosesor AMD Ryzen 5 2600 terdiri dari 2 cooling system yang berbeda, yaitu
stock cooling system (pendingin pabrik yang disediakan prosesor) dan AIO
water cooling / liquid cooling system. Temperatur di ukur dengan
menggunakan aplikasi monitor HWiNFO dengan suhu ruangan 24-27°C.
Pengukuran konsumsi daya dilakukan dengan menggunakan aplikasi
HWiNFO untuk mengetahui berapa banyak daya yang di gunakan ketika
prosesor berjalan pada kondisi idle, dan full load, pengujian konsumsi daya
dilakukan secara bersamaan saat benchmark Cinebench R15 berlangsung.
3.2.6 Analisa Hasil
Tahap akhir pada penelitian ini adalah menganalisa hasil yang di dapat
dari pengujian overclocking dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai peningkatan kinerja yang di dapat dari prosesor AMD Ryzen 5
2600 yang telah di overclock, gambaran mengenai temperatur prosesor
selama di overclock dilakukan, stabilitas sistem saat di overclock dan
38
seberapa besar daya listrik yang di konsumsi saat prosesor berjalan dalam
kondisi sudah di overclock.
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan preset atau bantuan untuk
konfigurasi yang dapat digunakan pada prosesor dengan seri AMD Ryzen 5
sehingga pengguna dapat melakukan implementasi overclock dengan lebih
aman.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Benchmark Sintetis
4.1.1 Hasil Benchmark Sintetis Cinebench R15
Benchmark sintetis Cinebench R15 dilakukan dengan mengambil dua
skor, yaitu konfigurasi Multi-Core untuk melihat performa multi-threaded
dan konfigurasi Single-Core untuk melihat performa single-threaded. Hasil
menunjukkan bahwa prosesor AMD Ryzen 5 2600 yang telah di overclock
pada kecepatan 4.1GHz dengan voltase 1.35v memperoleh nilai yang paling
baik pada skor multi-core (1406) dan single-core (172). sedangkan nilai
paling rendah diperoleh pada kecepatan default dengan skor multi-core
(1205) dan single-core (161). Hasil keseluruhan skor benchmark dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil benchmark dari Cinebench R15.
161
166
168
167
168
172
172
1205
1288
1356
1388
1390
1400
1406
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Ryzen 5 2600 Default - 1.35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1.3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1.3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1.35v
Cinebench R15 Scorelebih tinggi lebih baik
Score Multi-Core Score Single-Core
40
Berkaitan dengan hasil yang diperoleh membuktikan bahwa semakin
tinggi kecepatan (4.1 GHz) semakin tinggi pula nilai skor multi-core dan
single-core yang didapatkan. Kondisi ini mengartikan bahwa kecepatan
prosesor yang tinggi dapat memberikan kinerja yang lebih optimal untuk
aplikasi lainnya.
4.1.2 Hasil Benchmark Sintetis Geekbench 5
Benchmark sintetis geekbench menunjukkan prosesor AMD Ryzen 5
2600 yang telah di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1.35v,
memiliki nilai paling tinggi pada skor multi-core (4798) dan single-core
(1039) sedangkan nilai paling rendah terdapat pada kecepatan default
(bawaan pabrik) dengan skor multi-core (4440) dan single-core (894). Skor
benchmark sintetis Geekbench dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hasil benchmark dari Geekbench 5
894
967
988
990
999
999
1039
4440
4652
4690
4713
4722
4781
4798
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Ryzen 5 2600 Default - 1.35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1.3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1.35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1.3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1.35v
Geekbench 5 Scorelebih tinggi lebih baik
Score Multi-Core Score Single-Core
41
Hasil benchmark sintetis Geekbench yang diperoleh tidak berbeda
dengan pengujian benchmark Cinebench R15 yang menunjukkan semakin
tinggi kecepatan (4.1GHz) semakin tinggi pula nilai skor multi-core dan
single-core yang diperoleh.
4.2. Pengujian Benchmark Real World
4.2.1 Pengujian Rendering
Pengujian rendering Prosesor AMD Ryzen 5 2600 yang telah di
overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1,35v memberikan kinerja
yang baik dalam melakukan export video 10 menit dengan resolusi 4k
tercepat dalam waktu 1033 detik (17,2 menit). Sedangkan, waktu yang
terlama diperoleh ketika prosesor berjalan pada kecepatan default dengan
waktu 1112 detik (18,5 menit). Durasi export video 10 menit dengan resolusi
4K pada prosesor AMD Ryzen 5 2600 dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil Export video 10 menit dengan resolusi 4K (waktu dalam satuan detik).
1112
1084
1063
1051
1045
1039
1033
950 1000 1050 1100 1150
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Adobe Premiere CC Export Video 10 Menit 4Klebih rendah lebih baik (satuan detik)
42
4.2.2 Pengujian Frame Rate
Overclocking pada prosesor AMD Ryzen 5 2600 secara signifikan
mempengaruhi frame rate pada video game Assassins Creed Odyssey. Hal
ini dapat dilihat pada gambar 4.4, yang menunjukkan bahwa prosesor AMD
Ryzen 5 2600 yang di overclocking pada kecepatan 4.1GHz dengan voltase
1.35v, memberikan frame rate dengan rata-rata 63 FPS. Sedangkan rata-rata
frame rate paling rendah di dapat ketika prosesor AMD Ryzen 5 2600
berjalan dengan kondisi default dengan rata-rata 50 FPS.
Gambar 4.4 Frame rate rata-rata video game Assassins Creed Odyssey.
Teknik overclocking pada prosesor AMD Ryzen 5 2600 meningkatkan
rata-rata frame rate dari yang awalnya 50 FPS menjadi 63 FPS. Hal ini
memberikan Quality of Experience gaming yang baik, karena kualitas video
game akan dapat di rasakan ketika frame rate telah mencapai 60 FPS.
50
51
55
57
57
60
63
0 10 20 30 40 50 60 70
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Assassins Creed Odyssey - Framerate rata-rataUltra High Preset @1080P (RTX 2060 6GB)
lebih tinggi lebih baik
43
4.3. Pengujian Stabilitas Overclock
Stabilitas overclock diukur dengan melakukan benchmark pada
aplikasi Cinebench R15, stabilitas overclock dapat di ketahui ketika
benchmark dilakukan.
4.3.1 Pengujian Stabilitas Overclock pada kecepatan 4.0 Ghz
Pada gambar 4.5 menjelaskan bahwa prosesor AMD Ryzen 5 2600
yang di overclock pada kecepatan 4.0 GHz dengan voltase 1,2v tidak dapat
melakukan benchmark pada perulangan ke 4, yang artinya kecepatan 4.0GHz
membutuhkan voltase lebih agar dapat digunakan dengan lancar. Overclock
yang stabil didapat ketika voltase ditingkatkan ke 1,25v hingga 1,35v.
Gambar 4.5 Hasil uji stabilitas OC AMD Ryzen 5 2600 pada 4.0GHz.
Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run 5 Average1,2v 1284 1223 1139 0 0 729.21,25v 1280 1340 1321 1321 1291 1310.61,3v 1378 1382 1382 1320 1371 1366.61,35v 1390 1353 1380 1382 1388 1378.6
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
Cinebench R15 5x Tes Stabilitas pada kecepatan 4.0GHzScore Multi-Core
44
Peningkatan voltase tidak hanya memberikan stabilitas pada
overclock, namun juga memberikan peningkatan peforma prosesor. Pada
kecepatan 4,0 GHz dengan voltase 1,25v overclock dapat melakukan
benchmarking hingga 5 kali, skor multi-core rata-rata yang diperoleh adalah
(1310.6), peningkatan skor yang besar diperoleh ketika voltase ditingkatkan
pada 1.3v, skor rata-rata multi-core yang diperoleh adalah (1366.6),
sedangkan pada voltase 1.35v skor multi-core hanya meningkat 12 poin
dengan total rata-rata skor (1378.6).
4.3.2 Pengujian Stabilitas Overclock pada kecepatan 4.1 GHz
Paga gambar 4.6 menjelaskan bahwa prosesor AMD Ryzen 5 2600
yang di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1,25v hanya
mampu melakukan sekali benchmark yang artinya kecepatan 4.1 GHz
membutuhkan voltase yang lebih besar dari pada kecepatan 4.0 GHz.
Gambar 4.6 Hasil uji stabilitas OC AMD Ryzen 5 2600 pada 4.1GHz.
Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run 5 Average1,25v 1252 0 0 0 0 250.41,3v 1390 1382 1390 1371 1377 13821,35v 1406 1398 1400 1367 1402 1394.6
1200
1250
1300
1350
1400
1450
Cinebench R15 5x Tes Stabilitas pada kecepatan 4.1GHzScore Multi-Core
45
Prosesor yang telah di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dapat
melakukan benchmark penuh dengan stabil pada voltase 1,3v, skor rata-rata
multi-core yang diperoleh adalah (1382), peningkatan skor juga di dapat
ketika kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1.35v, skor rata-rata multi-core
yang diperoleh adalah (1394.6). Perbedaan skor multi-core yang diperoleh
pada kecepatan 4.0 GHz dan 4.1 GHz tidak terlalu jauh, namun dalam
beberapa skenario aplikasi real world kecepatan 4.0 GHz dapat memberikan
peforma yang lebih baik dari 4.1 GHz, hal ini terjadi karena perbedaan
temperatur yang dapat membuat sistem yang berjalan pada kecepatan 4.1
GHz terjadi throttling yang menyebabkan penurunan kinerja prosesor.
4.4. Pengujian Temperatur
Gambar 4.7 Temperatur Prosesor AMD Ryzen 5 2600 – Idle dengan stock
cooler.
Pada gambar 4.7 terlihat bahwa prosesor AMD Ryzen 5 2600 dengan
menggunakan stock cooling pada kondisi idle memiliki temperatur yang
57
55
56
56
56
57
57
54 55 56 57 58
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Temperatur Idle dengan Stock Coolerlebih rendah lebih baik (Celsius)
46
tidak jauh berbeda pada saat prosesor dalam keadaan default maupun di
overclock. Perbedaan yang besar terjadi ketika prosesor dipaksa untuk
melakukan full load dengan menjalankan benchmark pada aplikasi
Cinebench R15. Pada gambar 4.8 terlihat jelas bahwa prosesor AMD Ryzen
5 2600 yang di overclock pada kecepatan default (3.40 GHz – 3.90 GHz)
memiliki temperatur yang lebih tinggi pada stock coller, temperatur yang
paling tinggi diperoleh ketika prosesor AMD Ryzen 5 2600 di overclock pada
kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1,35v (88 °C), namun saat kecepatan 4.1
GHz di setting agar berjalan dengan voltase 1,3v temperatur jauh berkurang
menjadi (82 °C), yang artinya konfigurasi voltase akan sangat berpengaruh
pada temperatur yang akan dihasilkan, sedangkan temperatur paling rendah
diperoleh saat prosesor di overclock pada kecepatan 3,8GHz (71 °C) dengan
voltase yang disesuaikan secara otomatis oleh BIOS.
Gambar 4.8 Temperatur Prosesor AMD Ryzen 5 2600 – Full Load dengan stock cooler.
76
71
74
75
78
82
88
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Temperatur Full Load dengan Stock Cooler Cinebench R15
lebih rendah lebih baik (Celsius)
47
Perbedaan mencolok terjadi pada saat prosesor menggunakan AIO
water cooling dari ID Cooling ChromaFlow, penggunaan water cooling
system ini mampu menekan temperatur serendah mungkin. Jika
dibandingkan dengan stock cooling system, perbedaan sangat besar terjadi
pada kedua parameter idle dan full load, terlihat pada gambar 4.9, temperatur
yang paling rendah saat idle dengan menggunakan water cooling didapat saat
prosesor berjalan dengan kondisi default (32 °C), berbanding terbalik dengan
stock cooling yang mendapat temperatur (57 °C) yang dapat dilihat pada
gambar 4.7. Penggunaan water cooling juga dapat menekan temperatur saat
kondisi idle pada kecepatan 4.1 GHz dengan voltase yang berbeda.
Gambar 4.9 Temperatur Prosesor AMD Ryzen 5 2600 – Idle dengan Water Cooling.
32
34
38
40
42
42
42
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Temperatur idle dengan Water Coolinglebih rendah lebih baik (Celsius)
48
Pada gambar 4.10 terlihat bahwa temperatur yang paling tinggi pada
water cooling system diperoleh ketika prosesor di overclock pada kecepatan
4.1 GHz dengan voltase 1,35v (75 °C) temperatur yang diperoleh pada water
cooling jauh lebih rendah dibandingkan dengan stock cooling dengan
temperatur (88 °C) yang dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.10 Temperatur Prosesor AMD Ryzen 5 2600 – Full Load dengan Water Cooling.
Pada kondisi full load dengan menjalankan benchmark Cinebench
R15, penggunaan water cooling masih tidak dapat menekan temperatur dari
kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1,35v (75 °C), artinya kecepatan 4.1 GHz
dengan voltase 1,35v membutuhkan daya yang jauh lebih besar dan
menghasilkan temperatur yang lebih tinggi di bandingkan dengan 4.0 GHz.
Temperatur prosesor AMD Ryzen 5 2600 default pada kondisi full
load lebih tinggi dari pada kecepatan 4.0 GHz, sehingga ini membuktikan
70
68
68
69
69
70
75
64 66 68 70 72 74 76
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Temperatur Full Load dengan Water CoolingCinebench R15
lebih rendah lebih baik (Celsius)
49
bahwa overclock jauh lebih baik secara temperatur dan kinerja yang
diberikan dibandingkan dengan kondisi default.
4.5. Pengujian Konsumsi Daya
Pada gambar 4.11 menunjukkan bahwa prosesor AMD Ryzen 5 2600
dalam kondisi overclock memiliki total konsumsi daya yang lebih tinggi dari
kondisi default, adanya peningkatan konsumsi daya saat prosesor di
overclock terjadi disebabkan oleh voltase, karena setiap peningkatan
frekuensi 100 MHz prosesor akan membutuhkan voltase yang lebih tinggi
dari kondisi default, sehingga konsumsi daya yang digunakan oleh prosesor
jadi lebih meningkat. Total konsumsi daya saat kondisi idle yang paling
tinggi diperoleh ketika prosesor di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan
total konsumsi daya 70w, dan yang paling rendah di peroleh pada saat
prosesor berjalan dalam kondisi default dan overclock hingga pada kecepatan
4,0 GHz pada voltase 1,3v dengan total konsumsi daya 65w.
Gambar 4.11 Konsumsi daya listrik (watt) saat kondisi idle.
65
65
65
65
67
70
70
62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Ryzen 5 2600 Default - 1,35
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Konsumsi Daya - Idlelebih rendah lebih baik
50
Peningkatan konsumsi daya yang signifikan diperoleh ketika prosesor
beroperasi dalam keadaan full load. Gambar 4.12 menunjukkan bahwa
prosesor yang di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan voltase 1,35v
terbukti mengkonsumsi daya listrik yang paling besar dengan total 193w,
namun ketika voltase di tetapkan untuk berjalan pada 1.3v, konsumsi daya
pada 4.1 GHz turun menjadi 186w yang mengartikan bahwa konfigurasi
voltase akan sangat mempengaruhi konsumsi daya yang digunakan oleh
prosesor, sedangkan konsumsi daya saat full load yang paling rendah
diperoleh saat prosesor dalam kondisi default dengan total konsumsi daya
161w.
Gambar 4.12 Konsumsi daya listrik (watt) saat kondisi Full Load.
161
170
170
173
180
186
193
140 150 160 170 180 190 200
Ryzen 5 2600 Default - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,8 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 3,9 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,0 GHz - 1,35v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,3v
Ryzen 5 2600 OC 4,1 GHz - 1,35v
Konsumsi Daya - Full Loadlebih rendah lebih baik
51
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengukuran serta analisis hasil pengukuran
overclocking pada prosesor AMD Ryzen 5 2600, dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Implementasi Overclock pada prosesor menyebabkan kenaikan
temperatur prosesor secara signifikan, kenaikan voltase menyebabkan
kenaikan pada clockspeed memory dan chipset, sehingga akan ikut
berpengaruh pada temperatur dari memory dan chipset. Hal ini
menjadi penyebab sistem tidak stabil saat digunakan, yang ditandai
dengan adanya hang, dan crash, oleh karena itu voltase harus
disesuaikan dengan kecepatan prosesor agar sistem dapat berjalan
dengan lancar.
2. Kinerja prosesor yang tertinggi didapat ketika prosesor di overclock
pada kecepatan 4.1GHz dengan voltase 1,35v, namun temperatur yang
dihasilkan berada pada 88 °C pada stock cooler, dan 75 °C pada saat
menggunakan water cooling system.
3. Sistem yang tidak stabil ditemukan saat prosesor melakukan
benchmark dengan aplikasi Cinebench R15 pada kecepatan 4.0 GHz
dengan voltase 1.2v, dan kecepatan 4.1GHz dengan voltase 1.25v.
52
4. Peningkatan voltase akan memberikan pengaruh pada temperatur
prosesor kinerja prosesor, dan konsumsi daya, oleh karena itu
dibutuhkan konfigurasi voltase yang sesuai dengan kecepatan
prosesor, hal ini terbukti saat prosesor di overclock pada kecepatan
diatas 3.9 GHz dengan voltase diatas 3v, temperatur yang dihasilkan
oleh prosesor jauh meningkat tajam dari temperatur prosesor saat
berjalan dalam kondisi default, hal yang sama juga terjadi pada
konsumsi daya prosesor.
5. Overclock dapat menurunkan durasi Export video 10 Menit dengan
resolusi 4K yang awalnya 1112 detik (17,2 menit) menjadi 1033 detik
(18,5 menit), hal ini membuktikan bahwa overclock dapat menghemat
waktu sebesar -7.1%.
6. Implementasi overclock pada prosesor AMD Ryzen 5 2600
meningkatkan rata-rata frame rate dari video game Assassins Creed
Odyssey yang awalnya 50 FPS menjadi 63 FPS. Hal ini memberikan
Quality of Experience gaming yang lebih baik, karena kualitas video
game akan dapat di rasakan ketika frame rate telah mencapai 60 FPS.
7. Penggunaan water cooling system dapat menurunkan temperatur yang
dihasilkan prosesor saat di overclock pada kecepatan 4.1 GHz dengan
voltase 1.35v saat prosesor di paksa untuk berjalan pada kondisi full
load, sehingga penggunaan water cooling jauh lebih unggul dari pada
air cooling saat prosesor di overclock dengan kecepatan tertinggi.
53
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dalam melakukan teknik overclock
pada prosesor adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan teknik overclock, pengguna diharapkan untuk
memperhatikan sirkulasi udara pada casing komputer agar temperatur
dari komponen seperti prosesor, motherboard, kartu grafis akan lebih
terjaga sehingga sistem komputer dapat berjalan dengan baik dan
terhindar dari throttling.
2. Saat melakukan teknik overclock pada prosesor, pengguna harus
memperhatikan perangkat keras lain seperti kartu grafis, hard disk dan
lainnya, agar tidak terjadi bottleneck atau suatu keadaan dimana salah
satu komponen komputer akan menghambat kinerja sistem secara
keseluruhan dalam melakukan pekerjaan.
54
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Wardoyo, Buku Pegangan Kuliah Dasar Mikroprosesor. Cilegon:
Universitas Ageng Tirtayasa, 2011.
[2] F. van Zee et al., “Arsitektur Komputer,” Futur. Gener. Comput. Syst., vol.
56, no. 0, pp. 277–283, 2016, doi: 10.1145/2755561.
[3] E. R. Victor Rudometov, PC Overclocking, Optimization, & Tuning. A-
List, LLC, 2002.
[4] M. S. Erik Fariq, Teknik Overclocking Untuk Pemula. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010.
[5] Jagat OC Team, “Mengenal OC: Menjawab 10 Pertanyaan Dasar Mengenai
Overclocking,” 2016. http://oc.jagatreview.com/2016/02/mengenal-oc-
menjawab-10-pertanyaan-dasar-mengenai-overclocking-2016/ (accessed
Dec. 29, 2019).
[6] Frans David Tua S, “Analisis Overclocking Pada Pc Desktop Dan
pembuatan Phase Change Untuk Sistem pendingin Prosesor,” Progr. Stud.
Tek. Elektro, Univ. Indones., 2009.
[7] W. W. Aung, “Multiplier changing overclocking method for processor
intensive tasks,” Adv. Intell. Syst. Comput., vol. 387, pp. 445–454, 2016,
doi: 10.1007/978-3-319-23204-1_45.
[8] A. Azhar and F. H, “Analisis Kinerja Prosesor terhadap Proses
55
Overclocking dan Downclocking,” Ainet J. Inform., vol. 1, no. 1, pp. 7–12,
2019, doi: 10.26618/ainet.v1i1.2286.
[9] R. Fahrizal, R. Alfanz, and A. Sakti, “Analysis of effect overclocking
durability on Intel processor i5 4670K,” Proc. 2016 4th Int. Conf. Cyber IT
Serv. Manag. CITSM 2016, 2016, doi: 10.1109/CITSM.2016.7577467.
[10] M. M. Nurrachma and M. Syafrizal, “Analisis Overclocking Pada Pc
Desktop Dan Pembuatan Phase Change Untuk Sistem Pendingin Prosesor,”
Stmik Amikom Yogyakarta, vol. 53, pp. 1689–1699, 2016, doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
[11] K. Wahana, Menjadi Teknisi Komputer Profesional. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2008.
[12] A. M. Devies, “AMD Takes Computing to a New Horizon with Ryzen -
texttrademark Processors,” 2016. https://www.amd.com/en-us/press-
releases/Pages/amd-takes-computing-2016dec13.aspx (accessed Jan. 07,
2020).
[13] I. Cutress, “Simultaneous MultiThreading (SMT) and New Instructions -
The AMD Zen and Ryzen 7 Review: A Deep Dive on 1800X, 1700X and
1700,” 2017. https://www.anandtech.com/show/11170/the-amd-zen-and-
ryzen-7-review-a-deep-dive-on-1800x-1700x-and-1700/10 (accessed Jan.
07, 2020).
[14] J. Setyaji, Komputer & Laptop. Jakarta: AgroMedia, 2010.
56
[15] Scharon Harding, “What Is a Motherboard Chipset? A Basic Definition,”
2019. https://www.tomshardware.com/news/chipset-definition,37655.html
(accessed Jan. 07, 2020).
[16] Y. Yudhanto, Y. Sulistyo, and D. Gunawan, Panduan Pintar Komputer,
Cetakan Pe. Yogyakarta: Indonesia Tera, 2010.
[17] T. Fisher, “BIOS (Basic Input Output System) Everything you need to
know about BIOS,” 2019. https://www.lifewire.com/bios-basic-input-
output-system-2625820 (accessed Jan. 07, 2020).
[18] S. Mueller, Upgrading and Repairing PC, 20th Editi. United States of
America: Pearson Education, Inc, 2012.
[19] T. Fisher, “What Is a Benchmark? What does it mean to benchmark
something?,” 2019. https://www.lifewire.com/what-is-a-benchmark-
2625811 (accessed Jan. 06, 2020).
[20] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
[21] R. Panjaitan, Metodologi Penelitian. Bandung: CV. Mandar Maju, 2019.
[22] Nurul Zuriah, Metodologi penelitian sosial dan pendidikan. Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006.
[23] Sugiyono, “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),” Alfabeta, pp.
10–11, 2012.
[24] H. Wijaya, Metodologi Penelitian Pendidikan Teologi, Rineka Cipta, 2016.
57
LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Keputusan
58
Lampiran 2: Komputer yang di uji coba overclocking.
59
Lampiran 3: Pengujian Overclock
60
Lampiran 4: Konfigurasi BIOS (Overclock dan Voltase)
61
Lampiran 4: Info Overclock dengan kecepatan 4.0 GHz dan 4.1 GHz pada aplikasi CPU-Z.
Keterangan: 1. Kecepatan 4.0 GHz dengan Voltase 1.30v, 2. Kecepatan 4.0 GHz dengan Voltase 1.35v, 3. Kecepatan 4.1 GHz dengan Voltase 1.30v, 4. Kecepatan 4.1 GHz dengan Voltase 1.35v.
62
Lampiran 5: Info Overclock dengan kecepatan 4.0 GHz dan 4.1 GHz pada aplikasi HWiNFO.
Keterangan: 1. Kecepatan 4.0 GHz dengan Voltase 1.30v, 2. Kecepatan 4.0 GHz dengan Voltase 1.35v, 3. Kecepatan 4.1 GHz dengan Voltase 1.30v, 4. Kecepatan 4.1 GHz dengan Voltase 1.35v.