HALAMAN 2 Headline - web.binus.ac.idweb.binus.ac.id/QMC/Content/Bulletins/First Edition.pdf ·...
-
Upload
hoangkhanh -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
Transcript of HALAMAN 2 Headline - web.binus.ac.idweb.binus.ac.id/QMC/Content/Bulletins/First Edition.pdf ·...
Headline H A L A M A N 2
QMC Note Menjadi yang terbaik adalah impian semua Perguruan Tinggi. Berbagai daya dan upaya dilakukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut. Salah satu caranya tentu saja dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Saat ini ada banyak sistem pemeringkatan seperti THES World University Ranking (QS Star), Webometric, Shanghai Jiao Tong’s Academic dan HEEACT. Teknik pemeringka‐tan tersebut merupakan salah satu alat yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kualitas dari sebuah Perguruan TInggi. Walaupun masing‐masing teknik pemeringkatan memiliki metode perhitungan yang berbeda‐beda, namun semuanya sama‐sama dilaku‐kan untuk mencari perguruan tinggi dengan kualitas terbaik. Oleh karena itulah sistem pemeringkatan kini menjadi begitu populer dikalangan akademisi. Didorong oleh faktor itulah, kami mengulas secara singkat mengenai beberapa tek‐nik pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Harapan kami, dengan adanya artikel ini, pembaca sekalian dapat mengetahui sedikit gambaran mengenai sistem pemeringkatan perguruan tinggi. Salam Hangat dari Redaksi QMC
QMC Newsletter Edisi 1/V
Contents 02 Quiz
03 World University Ranking
- Times Higher Education - Quacquarelli Symonds (THE - QS)
- Webometric Ranking of University (WRWU)
- Academic Ranking of University (ARWU)
- Higher Education Evaluation & Accreditation Council of Taiwan
(HEEACT)
07 Quality Profile - The Amazing QMC Team
08 Quality News
Quality Quote
Quality is not an act,
It is a habit
(Aristotle)
EDITORIAL TEAM
Chief Editor Cuk Tho
Secretary Devi Handayani
Graphics Designer Pengkuh Ibnu Sudana
News Contributor Rudi
News Contributor
Sabaria Catharin Debora
News Contributor
Doni Barata
News Contributor Dessy Afandy
H A L A M A N 3 Quality Management Article
World University Ranking
Dalam dunia pendidikan, persaingan antara perguruan tinggi merupakan hal yang biasa. Setiap per‐guruan tinggi senantiasa bersaing untuk menawarkan pendidikan yang terbaik. Kualitas tentu saja menjadi hal utama yang patut diperhitungkan bagi calon mahasiswa maupun orang tua yang hendak menyekolahkan putra dan putri nya ke Perguruan Tinggi. Namun mencari per‐guruan tinggi dengan kualitas terbaik bukanlah hal yang mudah dilakukan. Banyak faktor yang patut dijadikan pertimbangan dalam menentukan apakah sebuah Per‐guruan Tinggi memiliki kualitas yang baik atau tidak. Salah satu yang dapat dijadikan acuan dalam menilai kualitas perguruan tinggi adalah dengan melihat sistem pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang dila‐kukan oleh lembaga‐lembaga independen. Beberapa teknik pemeringkatan yang diakui dan telah menjadi acuan diantaranya adalah THE‐QS, Webometric, Shang‐hai Jiao Tong Academic’s Ranking (ARWU), serta HEEACT. Persaingan antar perguruan tinggi merupakan hal yang biasa di dunia pendidikan. Setiap perguruan tinggi senantiasa bersaing untuk menjadi yang terbaik. Sistem pemeringkatan seperti THES World University Ranking (QS Star), Webometric, Shanghai Jiao Tong’s Academic dan HEEACT lahir sebagai ajang kompetisi perguruan tinggi – perguruan tinggi di dunia untuk men‐jadi yang terbaik. Masuk dalam jajaran peringkat atas di salah satu sistem tersebut merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap kualitas dan tentunya akan mem‐bawa dampak positif terhadap perguruan tinggi terse‐but. THE ‐ QS
Dari sekian banyak sistem pemeringkatan yang ada, salah satu yang terpopuler adalah THES World Univer‐sity Ranking atau lebih dikenal dengan QS Star (Quacquarelli Symonds). Sejak diluncurkan pada tahun 2004, QS Star berkembang menjadi sistem pemeringka‐tan paling komprehensif di dunia.
Di dalam QS Star terdapat 4 kriteria utama yang diper‐hitungkan, yaitu : 1. Research Quality (60%), meliputi :
a. Academic Peer Review, memiliki bobot yang pal‐
ing besar diantara indikator‐indikator lainnya, yaitu 40%. Academic peer review dilakukan den‐gan menyebarkan angket online kepada 190.000 akademisi yang tersebar di seluruh dunia, Dalam hal ini perguruan tinggi tidak diperkenankan un‐tuk mengisi angket untuk perguruan tingginya sendiri atau memberikan review lebih dari sekali. Untuk menjaga kesesuaian hasil review, maka pembobotan yang digunakan dilakukan dengan menyesuaikan letak geografis serta kesesuaian bidang ilmu antara perguruan tinggi yang dire‐view dengan reviewer.
b. Citation Per Faculty —> melihat berapa banyak publikasi paper dari peneliti (professor) di uni‐versitas tersebut dan jumlah citation (kutipan) berdasarkan data dari the Essential Science Indi‐cators (ESI)
2. Graduate Employability (10%). Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan alumni sebuah perguruan tinggi dalam bekerja dan jumlah penghasilan yang diperoleh. Penilaian ini dilakukan melalui survey online yang ditujukan kepada perusahaan yang memperkerjakan lulusan/alumni perguruan tinggi yang dinilai. Tidak jauh berbeda dengan Academic Per Review, pembobotan Employer Review juga dila‐kukan dengan memperhitungkan letak geografis
3. International Outlook (10%), dengan anggapan mendasar bahwa perguruan tinggi yang world class mengartikan banyaknya mahasiswa asing yang menuntut ilmu, serta tenaga pengajar asing yang bekerja pada perguruan tinggi tersebut. Penilaian terhadap kriteria ini dibagi kedalam 2 indikator, yaitu: a. International Students (5%), dimana score
ditentukan dengan melihat proporsi mahasiswa asing dalam perguruan tinggi
b. International Faculty (5%), dimana score diten‐tukan dengan melihat proporsi tenaga pengajar asing dalam perguruan tinggi
4. Teaching Quality (20%), penilaian pada kriteria ini dilakukan dengan melihat perbandingan antara tenaga pengajar dengan mahasiswa.
QMC Newsletter Edisi 1/V
H A L A M A N 4
Artikel
Quality Tools Article
ics (SCI), Engineering/Technology and Computer Sciences (ENG), Life and Agriulture Sciences (LIFE), Clinical Medicine and Pharmacy (MED), Social Sci‐ences(SOC). Jika dibandingkan dengan teknik pemering‐katan THES dan Webometric, ARWU lebih banyak melihat pada kinerja universitas dalam hal riset. Hal ini dapat dilihat dengan kriteria‐kriteria yang digunakan dalam ARWU yang meliputi : 1. Quality of Education (10%), Kriteria ini diukur
degan melihat jumlah alumni yang mendapatkan Nobel Prize dan Field Medal
2. Quality of Faculty (40%), meliputi : a. Award (20%), diukur dengan melihat ban‐
yaknya karyawan yang memperoleh penghar‐gaan Nobel dalam bidang Fisika, Kimia, Ke‐dokteran dan Ekonomi, serta Field Medal pada bidang Matematika
b. High‐cited researcher in 21 subject categories (20%), yaitu jumlah dosen peneliti yang hasil penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti yang lain pada masing‐masing kategori ber‐dasarkan publikasi resmi dari http://www.isihighlycited.com
3. Research Output (40%), meliputi : a. 20% untuk jumlah tuli‐san yang dipublikasikan pada jurnal international Nature and Science b. 20% Jumlah tulisan y a n g d i i n d e k s
oleh Science Citation Index‐Expanded dan Social Science Citation Index
4. Kinerja akademik per kapita (10%) yang dilihat melalui 5 indikator sebelumnya
HEEACT Sistem rangking yang dilakukan oleh HE‐AACT dirancang untuk menjadi bahan perbandingan bagi universitas yang berada di negara‐negara berkembang. Dimana hal ini dilakukan untuk meli‐hat pencapaian mereka dalam hal penelitian ilmiah. (source : SMU librarian)
WEBOMETRICS Webometrics merupakan teknik pemeringkatan yang lebih banyak melihat pada keberadaan serta aktivitas perguruan tinggi di dunia maya. Pemeringkatan ini dilaku‐kan oleh Cybermatric Lab, bagian dari National Reseach Council (CSIC), yaitu organisasi publik di Spanyol yang ditu‐jukan untuk riset ilmiah. Sejak tahun 2004, Webometrics dilakukan dua kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Januari dan Juli yang meli‐puti lebih dari 18.000 institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia. Webomatrics pada akhirnya menghasilkan 6000 rangking dari 18.000 institusi pendidikan tinggi tersebut. Teknik pemeringkatan webometrics menyediakan lebih dari 6000 rangking universitas yang didasarkan pada ke‐beradaan web serta tautannya. 4 hal yang menjadi indikator penentu ranking universitas adalah : 1. Size (S), dinilai melalui jumlah halaman yang ditemu‐
kan dalam 4 mesin pencari : Google, Yahoo, Live Search, dan Exalead.
2. Visibility (V), Jumlah total tautan eksternal unik yang diterima (inlinks) oleh sebuah situs yang secara pasti dapat diperoleh dari Yahoo Search.
3. Rich File (R), volume file yang ada di situs universitas dengan format Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) and Microsoft Powerpoint (.ppt). Data ini diambil menggunakan Google dan menggabungkan hasil setiap filetype.
4. Scholar (Sc), yaitu jumlah karya tulis ilmiah serta sitasi akademik yang terekam melalui Google Scholar.
ARWU ARWU (Academic Ranking of World Universities) atau yang lebih dikenal dengan Shanghai Ranking meru‐pakan sistem pemeringkatan yang pertama kali diperkenal‐kan oleh Center for World‐ Class Universities dan Institute of Higher Education of Shanghai Jiao Tong University di China pada Juni 2003. Dan kemudian secara rutin dilaku‐kan update pemeringkatan setiap tahunnya. Seiring dengan perkembangannya, ARWU juga menambahkan pemeringkatan universitas yang didasarkan pada 5 bidang ilmu, yaitu Natural Sciences and Mathemat‐
QMC Newsletter Edisi 1/V
H A L A M A N 5 Quality Tools Article
Sistem pemeringkatan ini menggunakan me‐tode bibliometrik dalam menganalisa dan melakukan pemeringkatan terhadap 500 universitas diseluruh dunia. Sistem pemeringkatan ini lebih menekankan kepada universitas yang memiliki kualitas yang baik dalam hal riset tanpa melihat ukuran besar kecilnya universitas tersebut. Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya HE‐AACT mempublikasikan ranking universitas dunia yang didasarkan pada kinerja dalam hal artikel‐artikel iilmiah, dimana pemeringkatan ini difokuskan tidak hanya pada jumlah, melainkan kualitas dari karya ilmiah sebuah universitas. Sistem pemeringkatan HEAACT difokuskan ke dalam 3 indikator utama, yaitu: 1. Research productivity (20%) yang terbagi dalam 2
indikator : a. Jumlah artikel yang diterbitkan pada jurnal
dalam 11 tahun terakhir. Data ini diperoleh me‐lalui ESI yang menampilkan data‐data mengenai artikel yang dipublikasikan dalam jurnal yang diindex oleh SCI dan SSCI pada masing‐masing bidang
b. Jumlah artikel yang diterbitkan pada tahun berjalan
2. Research impact (30%) a. Jumlah sitasi dalam 11 tahun terakhir b. Jumlah sitasi dalam 2 tahun terakhir c. Rata‐rata jumlah sitasi dalam 11 tahun terakhir
3. Research excellence (50%)
a. H‐index of the last 2 years di mana data didapatkan dari SCI dan SSCI, dan yang diukur tidak hanya berupa jumlah, melainkan juga kualitas dari peneli‐tian sebuah universitas
b. Number of Highly Cited Papers, Indicator ini diukur dengan menggunakan data yang disajikan oleh ESI, yang menampilkan data banyaknkya artikel yang dikutip dalam waktu 11 tahun.
c. Number of article in high‐impact journals in the current year
d. Number of subject fields where the university dem‐onstrates excellence
Mulai tahun 2008, HEAACT mempublikasikan ”Performance Ranking of Scientific papers for World Uni‐versities” yang mencakup pemeringkatan secara keselu‐ruhan serta pemeringkatan yang dilakukan dengan meli‐hat 6 bidang ilmu, yaitu: Agriculture & Environtment Sci‐ence (AGE); Clinical Medicine (MED); Engineering, Com‐puting & Technology (ENG); Life Science (LIFE); Natural Science (SCI); dan Social Science (SOC). Pemeringkatan berdasarkan bidang ilmu ini dila‐kukan untuk melihat bidang apa yang menjadi kekuatan masing‐masing universitas yang dilakukan terhadap 300
QMC Newsletter Edisi 1/V
H A L A M A N 6 Quality Tools Article
universitas di seluruh dunia. Jika dilihat dari keempat teknik pemeringkatan tersebut, Indonesia telah berhasil menempatkan Per‐guruan Tingginya dalam 500 Universitas terbaik dunia versi QS yang diwakili oleh 3 PTN, serta 42 PTN dan PTS dalam 6000 Perguruan TInggi terbaik versi Webomet‐ric. Sedangkan untuk sistem pemeringkatan ARWU dan HEAACT belum menempatkan perguruan tinggi Indo‐nesia ke dalam daftar pemeringkatan universitas ter‐baik dunia. Hal ini disebabkan oleh perbedaan metode perhitungan yang digunakan oleh masing‐masing sis‐tem pemeringkatan. Dengan adanya sistem pemeringkatan seperti ini diharapkan agar kualitas Perguruan Tinggi di Indo‐nesia terus menerus ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan lulusan‐lulusan yang mampu berkompe‐tisi dalam persaingan dunia internasional. (RD/PH/DN/DB/DA)
Quick Facts Sistem pemeringkatan Perguruan Tinggi tidak hanya terpaku pada QS Star, HEEACT, ARWU ataupun We‐bometrics. Masih banyak sistem pemeringkatan Per‐guruan Tinggi dengan berbagai macam metode. Na‐mun, segmen Quick Facts ini tidak akan membahas secara detail, melainkan hanya memberikan sedikit informasi mengenai beberapa sistem pemeringkatan yang ada saat ini dengan harapan dapat menambah wawasan pembaca. Global University Ranking Sistem ini memuat 400 universitas terkemuka di dunia. Sistem ranking ini RatER dari Rusia yang didukung oleh perkumpulan akademisi. High Impact Universities Performance Index atau RPI Sistem yang berasal dari Australia ini diluncurkan pada tahun 2010 di mana “pilot project” melibatkan perco‐baan dari 1000 universitas atau institusi. Sistem ini lebih menekankan pada performa riset universitas di seluruh dunia. SCImago Institutions Rankings (SIR) Sistem yang berbasis di Spanyol, indikatornya mene‐kankan pada hasil riset, kolaborasi internasional dan publikasi.
Human Resources and Labor Review Sistem ranking ini mengukur performa lulusan dari 300 universitas terkemuka di dunia. Hasilnya diterbitkan setiap tahun di Chasecareer Network (ChaseCareer.Net) University Ranking By Academic Performance (URAP) Sistem ini dikembangkan di Turki. Sistem ini menem‐patkan 2000 universitas di dunia di daftar yang dike‐luarkan pada tahun 2010. Metode pengukurannya me‐nekankan pada 6 indikator (performa riset akademik). Professional Ranking of World Universities Sistem ini berbeda dengan ranking akademik. Sistem yang berasal dari Perancis ini lebih menekankan pada keberhasilan setiap universitas dalam menghasilkan kaum profesional . Salah satu kriteria utamanya adalah, CEO yang terdapat di Fortune Global 500.
Source : − http://www.topuniversities.com − http://en.wikipedia.org/wiki/Quacquarelli_Symonds − http://puskom.ugm.ac.id − http://www.webometrics.info/ − http://en.wikipedia.org/wiki/Webometrics − http://wur2009.ui.ac.id/downloads/isidro.pdf − http://en.wikipedia.org/wiki/
Academic_Ranking_of_World_Universities − http://www.arwu.org/ − http://ranking.heeact.edu.tw − http://www.heeact.edu.tw − http://en.wikipedia.org/wiki/HEEACT_%E2%80%
93_Performance_Ranking_of_Scientific_Papers_for_World_Universities
− http://en.wikipedia.org/wiki/College_and_university_rankings
QMC Newsletter Edisi 1/V
H A L A M A N 7 Serba Serbi
Profile
Faces Behind QMC
QMC Newsletter Edisi 1/V
Ms. Cuk Tho (Management Representative)
Mr. Doni Barata (Quality Analyst &
Measurement Section Head)
Mr. Rudi Lau (Quality Initiatives
Section Head)
(Quality System & Control Section Head)
We’re still looking for the right person for Quality System and Control Sec. Head
Ms. Devi Handayani (Quality Control Officer)
Ms. Dessy Afandy (Quality Measurement Officer - CSM)
Ms. Sabaria Catharin Debora (System & Procedure Officer)
Mr. Pengkuh Ibnu Sudana (Quality Measurement
Officer - QO)
Pengenalan Terhadap Green Metric
Pada saat ini, ada banyak sistem rangking perguruan tinggi seperti QS Star, Jiao Tong, ARWU, Webometric. Sistem rangking dengan metode dan indikator berbeda ‐ beda tersebut men‐jadi salah satu tolak ukur untuk menentukan kualitas dari perguruan tinggi. Namun, diantara sis‐tem rangking tersebut di atas, belum ada yang mempertimbangkan keseimbangan lingkungan se‐bagai salah satu indikator penilaiannya, walaupun pada saat ini telah ada upaya pelestarian ling‐kungan yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dunia. Diawali dengan International Conference on World University Rankings yang diselenggara‐kan oleh Universitas Indonesia (UI) dan dihadiri oleh ahli dari masing‐masing sistem pemeringka‐tan. Pada tahun 2010, Universitas Indonesia meluncurkan sistem pemeringkatan Green Metric Ranking of World Universities. Dalam pemeringkatan ini, peranan perguruan tinggi dalam menjaga keseimbangan lingkungan merupakan hal utama yang menjadi pertimbangan. Tujuan dari Green Metric adalah memberikan hasil survey online yang berdasarkan pada kondisi dan kebijakan yang diberlakukan terkait dengan kehijauan dan keberlanjutannya di Univer‐sitas di seluruh dunia. Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak perhatian yang diberi‐kan oleh para pimpinan perguruan tinggi dan stakeholder dalam menghadapi perubahan iklim global, daur ulang limbah serta transportasi ramah lingkungan.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada bulan Mei – November 2010 oleh tim UI Green Metric terhadap ribuan perguruan diseluruh dunia, Universitas of California, Berkeley, USA merupakan perguruan tinggi terbaik dalam hal kebijakan terhadap lingkungan dan diikuti oleh Uni‐versity of Nottingham, Northeastern University. Sementara itu, Universitas Indonesia berada di posisi 15. Diharapkan, di masa yang akan datang, Green Metric ini dapat melengkapi sistem pe‐meringkatan yang sudah ada dan dijadikan sebagai referensi oleh berbagai perguruan tinggi di dunia. (diambil dari berbagai sumber oleh DA)
Berita Terkini H A L A M A N 8
Quality News
QMC Newsletter Edisi 1/V