Vol.10 | X | Oktober | 2011 Yuki -...

12
Kritik & Saran Untuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke: [email protected] Terima kasih untuk partisipasi Anda Fokus Utama School of Art & design Menjadi Desainer Dambaan Industri What’s Happening E-com FEP 2011 JWC Research Forum Astra International menjunjung catur Dharma Bukber 2011 Entertainment Section Immortals Yuki Vol.10 | X | Oktober | 2011

Transcript of Vol.10 | X | Oktober | 2011 Yuki -...

Kritik & SaranUntuk meningkatkan kualitas Warta JWC kita, silahkan layangkan kritik & saran Anda ke: [email protected]

Terima kasih untuk partisipasi Anda

Fokus Utama

School of Art & designMenjadi Desainer Dambaan Industri

What’s HappeningE-com

FEP 2011JWC Research Forum

Astra International menjunjung catur DharmaBukber 2011

Entertainment SectionImmortals

Yuki

Vo

l.10 | X

| Ok

tob

er | 2

011

Edisi Oktober 2011, tim redaksi WARTA JWC menghadirkan beragam informasi menarik. Salah satunya, E-Com 2011, kompetisi bahasa Inggris paling bergengsi untuk sekolah tinggi dan mahasiswa yang diselenggarakan di Kampus JWC dan diikuti 250 peserta. Ada pula liputan serangkaian buka bersama yang digelar oleh BINUS bersama anak-anak yatim piatu dan masyarakat.

Tak hanya itu, Kami juga menyajikan liputan program penerimaan mahasiswa baru Freshmen Enrichment Program (FEP) BINUS INTERNATIONAL. Pun demikian Kami menyertakan liputan CEO Speaks on Growth dengan pembicara CEO Astra International, Prijono Sugiarto, yang membagi kiat suksesnya.

Untuk Fokus Utama, Kami mengulas tentang tipe desainer yang didambakan oleh industri dengan

narasumber Head of School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL, Dra. Vera Jenny Basiroen , MFA. Kami menyisipkan pula profil dari school of Art and Design BINUS INTERNATIONAL.

Tidak ketinggalan, untuk rubrik Entertainment Section, Kami mengulas tentang film Immortals yang akan dirilis pada 11 November 2011. Film yang mengisahkan kepahlawanan Theseus menumpas kejahatan sang raja lalim, Hyperion, demi menyelamatkan umat manusia.

Jadi, BINUSIAN, jangan sampaikan melewatkan kehadiran WARTA JWC Oktober 2011. Semoga dapat menjadi sumber inspirasi untuk terus berkarya dan menggapai impian.

Jika ada saran/kritik, silahkan email ke [email protected]. Begitu pun di halaman “Ask Ms.M”. Jika ingin bertanya lebih lanjut, silahkan email ke [email protected].

Ask Ms.M

Pelindung:Firdaus Alamsjah, Ph.D

Dewan Penasehat:George Wijaya, Stephen Wahyudi Santoso

Pemimpin Umum:Judi Arto

Pemimpin Redaksi:Haris Suhendra

Editor in Chief:Adilah

Reporter & Fotografer: Yeni Mardyana RRendy Adrikni S

Desain Grafis:Irene Desianty

Iklan & Distribusi:Fanny

Hay BINUSIANS!!! Feeling Brand New, after a long holiday? Pastinya dong, pikiran menjadi lebih fresh, suasana baru dan tentunya bagi yang abis puasa, badan menjadi lebih langsing dong. Oh salah ya, apa membengkak karena ngabisin opor dan sambal goreng ati satu panci? Haha Lebaran memang memang sebuah moment yang fenomenal bagi kebanyakan orang, baik yang merayakan maupun yang tidak merayakan. Sudah menjadi budaya sih katanya ^^ Pertama-tama Ms.M mau mengucapkan Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon maaf lahir dan batin ya. Semoga semua amal ibadah para BINUSIAN diterima dan diampuni semua dosanya. Amin ^^ BINUSIANS, setiap lebaran kita pasti mengucapkan Minal ‘Aidin wal Faizin – Mohon maaf lahir dan batin, dengan intepretasi bahwa Minal ‘Aidin wal Faizin itu artinya adalah mohon maaf lahir dan batin. Padahal bukan lhooo. Kata-kata “Minal Aidin wal Faizin” adalah penggalan sebuah doa dari doa yang lebih panjang yang diucapkan ketika kita selesai menunaikan ibadah puasa yaitu :“Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Wa Ja’alanallahu Minal ‘Aidin Wal Faizin” yang artinya “Semoga Allah menerima (amalan-amalan) yang telah aku dan kalian lakukan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”. Jadi, arti dari “Minal Aidin wal Faizin” adalah “Semoga kita termasuk (orang-orang) yang kembali (kepada fitrah) dan (mendapat) kemenangan”. Jadi, jangan salah kaprah ya teman-teman ^^

Question :

“Dear Ms. M, saya sulit sekali untuk tidur, terutama di saat liburan panjang. Salah satu alasannya adalah karena saya takut mimpi buruk, apalagi setelah menonton film horror, saya pasti kebawa mimpi. Kenapa bisa begitu ya Ms. M?” - Erika

Hay Erika Darling,Jangan takut untuk bermimpi Cinta. Mimpi bisa merupakan sebuah pertanda yang akan terjadi, baik maupun buruk. At least kita bisa siap-siap untuk mengantisipasinya kan? Mimpi juga memiliki hukum sendiri dan bahasa dalam setiap mimpi merupakan sebuah pesan rahasia sang malam. Waduh, berat banget tuh bahasanya. Haha Secara psikologi mimpi merupakan penjelmaan alam bawah sadar atau keinginan-keinginan yang tidak terealisasikan. Dengan kita bermimpi, kita bisa mewujudkan keinginan kita serta dapat menyelesaikan masalah. Mimpi ini terjadi ketika kamu

sampai pada tahap tidur nyenyak. Baik mimpi indah maupun buruk terjadi pada tahap ini. Para ahli psikoanalisis atau terapis psikoanalisis memanfaatkan mimpi ini untuk membantu seseorang yang mengalami masalah. Biasanya masalah yang ditangani adalah masalah-masalah yang mengancam sehingga menjadi trauma. Untuk kasus trauma, terapis akan membuat kliennya tidur dan bermimpi. Gak salah kok kalau kita bermimpi. Ada pepatah mengatakan bahwa seseorang butuh mimpi untuk menjalani hidupnya. Yah kalau dipikir-pikir, ada benarnya, karena dengan bermimpi kita akan berusaha untuk mencapainya. Baik usaha

untuk mewujudkan mimpi indahnya atau usaha untuk menghindari mimpi buruknya.

Mudah-mudahan menjawab ya cinta. Jadi, jangan takut untuk bermimpi. Tetaplah bermimpi dan berusaha mencapai mimpi kamu itu. Untuk teman-teman lainnya, when problem comes to you, jangan bingung jangan bimbang, segera tanyakan ke Ms. M melalui:[email protected].

Love, peace and Gaul,

Ms. M

Hi BINUSIAN, WARTA JWC hadir kembali.

Salam Redaksi:

Berdiri 2007 silam, BINUS hadir di antara menjamurnya sekolah desain di Jakarta. “Namun, banyak

kelebihan yang ditawarkan BINUS dibanding sekolah lainnya. Inilah yang menjadi modal eksistensi kita,” terang Head of School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL, Dra. Vera Jenny Basiroen, MFA, di Kampus Joseph Wibowo Center, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).

Memang, menurut wanita yang karib disapa Jane ini, jumlah mahasiswanya bertambah tiap tahun ajaran baru. Ini seiring dengan melonjaknya antusiasme masyarakat terhadap bidang desain.

Adapun sejumlah program pun diluncurkan oleh School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL. Salah satunya program three plus one. “Dengan program ini, mahasiswa bakal menimba ilmu di BINUS selama tiga tahun, lalu mereka dikirimkan ke luar

negeri selama setahun. Nah, untuk program ini, kami bekerja sama dengan Northumbria University,” terang Jane.

Selain itu, program lainnya adalah four plus zero. “Untuk program ini, mahasiswa tetap belajar selama empat tahun di BINUS. Namun, dia akan mendapatkan dual degree, yakni sarjana seni serta bachelor of arts. Dan ini diakui oleh seluruh global company,” pungkas Jane.

School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL membawa dua penjurusan, yakni School of Fashion dan School of Graphic and New Media. Yang terakhir ini merupakan nama baru dari School Graphic Design. Pergantian baru dilakukan belum lama ini. Lalu apa bedanya?

“Kita hanya berganti nama. Namun, kita menyatukan sejumlah elemen seperti graphic design, packaging class, multimedia, audio visual dan animasi.

Semua itu ada dipelajari di dalam School of Graphic and New Media. Kurikulumnya sama, tapi kita ada elective course, yakni sejenis kursus untuk menunjang kegemaran mahasiswa,” ujar Jane.

Sementara School of Fashion membawahi dua konsentrasi, yaitu Fashion Management dan Fashion Design. Untuk jurusan ini, kata Jane, hanya School of Fashion BINUS INTERNATIONAL yang memberikan gelar sarjana strata satu di Indonesia, selain Insitut Kesenian Jakarta.

Serangkaian event kerap pun digelar oleh School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL. Sebut saja, workshop komik dengan menghadirkan komikus dari Inggris serta event yang bekerja sama dengan perusahaan periklanan terkenal Leo Burnett Advertising. “Tapi

yang paling terdekat adalah ArtVolution yang digelar 30 September hingga 1 Oktober 2011,” tandas Jane.

Secara keseluruhan, School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL memberikan peluang yang sangat besar bagi mahasiswa untuk bekerja di global company, ataupun internship ke luar negeri. “Kebanyakan sih mahasiswa School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL langsung ditarik bekerja di perusahaan tempat mereka magang,” tutup Jane. (RA)

School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL

DESAIN MENJADI BIDANG YANG PALING DIINCAR OLEH INSAN YANG KREATIF. DENGAN BERKECIMPUNG DI DUNIA DESAIN, MEREKA BISA MELONTARKAN IDE MELALUI GURATAN SKETSA MAUPUN MEDIA LAINNYA. NAMUN, UNTUK ITU, DIPERLUKAN PENDIDIKAN MUMPUNI. MISALNYA DI SCHOOL OF ART AND DESIGN BINUS INTERNATIONAL.

Fokus Utama:

Warta JWC Oktober 2011|3

Di era yang sarat kreativitas dan inovasi, seorang desainer bisa diibaratkan sebagai agen perubahan. Maklum, suatu perubahan tercipta dari ide kreatif seorang desainer. Lebih dari itu, bahkan kreasi serta inovasi dari seorang desainer acap kali dipandang sebagai modal dan wujud eksistensi suatu perusahaan, terutama yang bergerak di bidang creative industry atau industri kreatif.

Menjadi desainer daMbaan industri

4|Warta JWC Oktober 2011

Fokus Utama:

Agar bisa terjun ke dunia industri, desainer tentunya harus dipersiapkan secara

matang. Serangkaian pembekalan pun dilakukan oleh perguruan tinggi. Salah satunya oleh BINUS INTERNATIONAL. “Untuk mempersiapkan anak didik terjun ke industri, kita banyak memberikan real project,” ujar Dra. Vera Jenny Basiroen, MFA, Head of School of Art and Design BINUS INTERNATIONAL.

REAl PRoJEctApa itu real project? Dalam real project ini, mahasiswa diberikan tugas atas permintaan klien dari suatu instansi atau perusahaan. Nantinya, klien dari luar itulah yang menilai mereka.

“Contohnya ketika pengajar kita membawa klien dari perusahaan cokelat. Mahasiswa diminta

mendesainnya. Cokelat ini berlapis emas. Nah, jika menang, mahasiswa diberikan reward dari perusahaan sebagai bentuk apresiasi. Desain mahasiswa itupun digunakan,” ujar wanita yang karib disapa Jane itu saat ditemui di Kampus Joseph Wibowo Center, Jakarta Pusat, Jumat (9/9).

Menurut Jane, apresiasi seperti itu sangat diperlukan, dan menjadi bagian dari strategi pembekalan dari universitas. Dengan begitu, mahasiswa antusias membuat tugas. Tak hanya itu, real project juga memacu mahasiswa untuk belajar dalam hal mendesain, sebelum terjun ke dunia industri.

MAGAnGMagang atau internship bisa menjadi suatu jalan untuk merambah dunia industri. Diibaratkan, proses magang sebagai kawah candradimuka bagi

seorang calon desainer untuk lebih mengenal perusahaan dan dunia industri.

“Sejauh ini, kebanyakan dari yang magang langsung dipekerjakan oleh perusahaan itu. Bahkan, sebelum internship pun sudah ada banyak tawaran. Sebut saja, Leo Burnett Advertising Agency, perusahaan advertising internasional. Perusahaan itu bekerja sama dengan BINUS dan memfasilitasi mahasiswa yang ingin magang di sana. Ada pula yang langsung diminta bekerja,” pungkas Jane.

Kendati demikian, kata Jane, mahasiswa BINUS memiliki kualitas yang baik di mata sejumlah industri. Hal ini lantaran pengajarnya yang notabene adalah pakar dan pelaku di dunia desain. “Jadi tidak kaget juga,

industri tahu kualitas anak-anak kita,” ungkap Jane.

APA YAnG DIbutuHKAn InDuStRI?Untuk terjun ke dunia industri kreatif, seorang desainer harus memiliki kriteria dan kualifikasi. Ini pula yang menentukan bargaining position seorang desainer di mata perusahaan. Salah satunya adalah kreatif. “Seorang desainer tentunya harus kreatif dan inovatif. Karena itulah, terus melakukan riset dan do sketches (sketsa) untuk mencari ide-ide terbaru,” tutur Jane.

Selain itu, industri juga memerlukan desainer yang tidak terlalu idealis. Sebab, desainer yang terlampau idealis enggan mengikuti kemauan industri serta tren pasar. “Jangan terlalu idealis. Harus ada kompromi, dan idealnya tidak boleh dibawa terus. Boleh ideal, asalkan tidak mengganggu. Open

your mind, serta mau menerima kritikan,” ujar Jane, menasehati.

Namun, imbuh Jane, ada satu hal yang harus dihindari setiap desainer: aksi plagiat. Menurut Jane, banyak desainer-desainer pemula yang ogah repot. Lalu, mereka mengambil desain orang lain dan mengklaim sebagai desain miliknya.

“Boleh saja melakukan riset terhadap karya orang lain, tapi jangan menduplikat! Nah, untuk menghindari praktek plagiat, kami menggunakan sketch book di BINUS. Dari sketsa itulah, kami mengetahui proses dari awal sampai akhir saat mahasiswa membuat karya mereka,” kata Jane.

Hal senada dilontarkan Alif, salah seorang desainer di sebuah instansi pendidikan. Untuk menghindari aksi plagiat semacam ini, kata Alif, seorang desainer dituntut untuk berpikir out of the box atau di luar hal yang dipikirkan orang lain.

“Lontarkanlah ide dengan imajinasi terliar. Itulah cara berpikir out of the box. Namun, untuk mengeksekusi ide kreatif tersebut, dibutuhkan pemikiran inside the box, yakni sesuaikan dengan lingkungan dan perusahaan,” pungkas Alif.

PERKEMbAnGAn DunIA DESAIn DI InDonESIASejauh ini, menurut Jane, perkembangan dunia desain grafis di Indonesia sudah kian maju. Ini terlihat banyak dibutuhkannya tenaga desainer, bahkan ada pula yang berwiraswasta. Mereka mendesain suatu produk agar bisa bersaing dan mendapatkan tempat di hati khalayak. Semakin kreatif desainnya, semakin menuai perhatian pula produk tersebut.

Kondisi saat ini sudah sangat mendukung para desainer untuk terus berkarya. “Tren dunia acapkali mengacu kepada desain-desain di negara maju. Namun, saat ini, banyak juga desainer-desainer Indonesia yang sudah bisa mempengaruhi tren dunia. Batik, misalnya, menjadi salah satu pakaian resmi dan menarik perhatian masyarakat internasional,” ungkap Jane.

Sebagai bangsa Indonesia, seorang desainer harus bisa mengangkat kebudayaan daerah di Tanah Air. Pasalnya, menurut Jane, masih banyak motif dalam kebudayaan Indonesia yang belum tergali. Itulah, imbuh Jane, yang harus menjadi motivasi para desainer untuk terus memperkenalkan kebudayaan Indonesia di depan masyarakat internasional.

Selama 20 tahun berkecimpung di dunia desain, Jane pun memetik sebuah pelajaran. “Desain adalah membuat suatu hal yang benar. Tidak hanya sekadar menggunakan dan memahaminya, tapi juga mengendalikan perasaan, mengintegrasikan aspirasi seni, ilmu pengetahuan serta budaya,” ujar Jane, menutup wawancara.(RA)

Warta JWC Oktober 2011|5

AD Exhibition Maret 2011 di Kampus JWC

6|Warta JWC Oktober 2011

Fokus Utama:What’s Happening:

Ratusan mahasiswa baru BINUS INTERNATIONAL mengikuti acara

freshmen session di Kampus Joseph Wibowo Center, Hang Lekir I, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/8). Acara yang merupakan bagian dari Freshmen Enrichment Program itu dibuka dengan pernyataan sambutan dari Executive Dean BINUS BUSINESS SCHOOL, Firdaus Alamsjah, PH.D.

Dalam sambutannya, pria yang karib disapa Pak Feri tersebut menghaturkan ucapan selamat datang kepada para mahasiswa baru

BINUS INTERNATIONAL agar mereka bisa mengemban ilmu sebaik-baiknya. Bukan cuma Pak Ferry, Dean of Program BBS, Minaldi Loeis, M.SC, MM, juga turut memberikan kata sambutan kepada mahasiswa baru.

Setelah sambutan, ratusan mahasiswa Binusian 2015 dibawa ke ruangan kelas sesuai dengan masing-masing jurusan. Mereka ditemani para buddy coordinator yang merupakan anggota Student Committee (Stucomm). Nah, di ruang kelas inilah, para mahasiswa baru diperkenalkan dengan dosen-dosen yang membimbing mereka dalam perkuliahan.

FEP adalah program

penyambutan sekaligus pembekalan bagi mahasiswa baru. Tujuan acara tersebut untuk mempercepat proses adaptasi dengan lingkungan belajar baru yang tentunya berbeda dari sebelumnya. FEP untuk BINUS INTERNATIONAL bakal digelar dari 11 Oktober 2011 hingga 13 September 2011.

Salah satu agenda dalam acara FEP BINUS INTERNATIONAL adalah upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI 17 Oktober nanti. Upacara digelar di BINUS UNIVERSITY Kampus Kijang.(RA)

e-COM sebagai acara tahunan yang diprakarsai mahasiswa BINUS INTERNATIONAL UNIVERSITY sejak 2002,

saat ini telah memasuki tahun ke-10. Tahun ini, E-com kembali diselenggarakan yakni pada 20-23 Oktober 2011 dengan tema Speak Your Passion.

e-COM diikuti sedikitnya 250 peserta. Mereka datang dari berbagai penjuru Nusantara seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Lampung, Semarang, dan lain-lain dengan usia kisaran 15-21 tahun. Tahun ini terdapat delapan kompetisi yang diperlombakan. Di antaranya Debate, News Casting, Scrabble, Spelling Bee, Story Telling, Geniuz, Story Writing, dan Speech. “Speech adalah salah satu lomba terbaru dari Kami. Kami berharap speech bisa berlangsung di tahun-tahun berikutnya,” ujar Florencia, panitia E-Com.

e.COM menjadi salah satu kompetisi bahasa Inggris paling menonjol untuk sekolah tinggi dan mahasiswa di Jabodetabek dan Pulau Jawa. Tahun ini, peserta merambah hingga Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi untuk bergabung.

Konsep Speak Your Passion bertujuan mendorong peserta dalam memahami passion mereka. Ini berguna untuk membantu memotivasi siswa dalam memberdayakan diri melalui penggunaan bahasa Inggris.

“Dengan menyalurkan hobi dan keinginan dalam diri partisipan, mereka akan lebihpercaya diri untuk mencegah tindak pelecehan. Kami menekankan kepada semua partisipan dan panitia acara ini tidak hanya berupa event tahunan tapi juga berefek pada semua orang yang terlibat dalam acara ini,” urai Florencia.(YD)

e-COM 2011: Speaks Your PassionBerdayakan Diri, Raih Prestasi

JWC RESEARCH FORUM 27th July & 04th August 2011Menghidupkan Kembali Semangat Penelitian Lewat Research Forum di Pertengahan Tahun

Tidak dapat dipungkiri bahwa keseharian seorang akademisi penuh dengan segala aktifitas yang padat. Rutinitas tersebut terkadang menyebabkan penelitian

yang tengah berjalan menjadi terlupakan untuk beberapa saat. Oleh karenanya, Research and Development Division BINUS BUSINESS SCHOOL (BBS) kembali mengadakan JWC Research Forum guna membangkitkan semangat penelitian yang sekiranya mulai terpendam oleh segala kesibukan sehari-hari.

Acara Research Forum kali ini tidak hanya diikuti oleh dosen internal JWC tetapi juga, menghadirkan Visiting Researcher dari Perguruan Tinggi lain. Visiting Researcher yang dimaksud adalah Rangga Handika, M.Com, seorang PhD Student dari Faculty of Business and Economics, Macquarie University, suatu Perguruan Tinggi yang merupakan salah satu partner BINUS UNIVERSITY di Australia. Beliau membuka research forum kali ini dengan presentasi penelitian yang membahas pasar tenaga listrik Australia. Jika kita membicarakan pasar sumber daya energi, seringkali yang pertama akan kita ingat adalah minyak mentah, gas bumi maupun batubara. Namun sang peneliti mengangkat jenis pasar energi berbeda, yaitu pasar energi listrik Australia, yang memiliki keunikannya sendiri. Keunikan pasar yang dimaksud terletak pada perubahan harga yang terjadi setiap setengah jam sekali, sehingga dalam satu hari yang sama terdapat 48 harga berbeda. Terlebih lagi, perubahan harga yang terjadi seringkali sangatlah ekstrem. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman mendalam terkait perubahan harga tersebut, terutama mengingat pengaruh langsung dari harga energi listrik terhadap perekonomian perusahaan-perusahaan di negara Australia.

Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi yang dibawakan oleh para peneliti BINUS UNIVERSITY dari kampus The Joseph Wibowo Center (JWC) yang menyampaikan research progress penelitian mereka masing-masing. Secara terpisah, tiga tim peneliti menyampaikan perkembangan dari penelitian mereka. Mulai dari diskusi tehnik pengumpulan data, sharing informasi terkait hasil yang didapatkan dari pilot test, hambatan-hambatan yang dialami, hingga perancangan program untuk kegunaan data process yang dibantu dikembangkan oleh divisi IT BINUS UNIVERSITY.

Diharapkan semangat penelitian para akademisi di lingkungan BINUS JWC dapat kembali terpacu dengan diadakannya acara research forum ini. Terlebih lagi mengingat adanya angin segar berupa sudut pandang berbeda dari sesama peneliti yang berasal dari institusi maupun negara lain. Untuk itu, mari berikan dukungan bagi para peneliti BINUS UNIVERSITY agar seluruh penelitian kita dapat berjalan dengan lancar. Tetap semangat!

INTERNATIONAL!

SelamatDatangMahasiswa

BINUS

Baru

Warta JWC Oktober 2011|7

"Dream, walk the talk dan make a difference," kata President Director PT Astra

International Tbk, Prijono Sugiarto. Demikian tips menjadi seorang pemimpin yang dilontarkan oleh Prijono dalam acara CEO SPEAKS On Growth di BINUS BUSINESS SCHOOL Gedung Joseph Wibowo Center, Hang Lekir, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/8).

Siapa yang tak kenal Astra? PT Astra International Tbk merupakan salah satu kelompok bisnisterbesar di Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif serta komponennya. Berdirisejak 1957, Astra hingga saat ini terus menerus melebarkan sayapnya. Terlebih, setelah Prijono Sugiarto ditasbihkan menjadi presdir perusahaan tersebut.

Namun, Prijono Sugiarto menjadi Astra dijalankan olehsekelompok orang-orang, bukan hanya satu individu. Prijono menitikberatkan pada kerja tim untuk memajukan Astra International. "Kita tidak memiliki seorang superman.Tapi, kita memiliki sekelompok orang biasa yang tergabung dalam sebuah tim yang hebat," ujarPrijono.

Takhanyaitu, lanjut Prijono, Astra selalu memberikan kepada orang-orang yang berpotensi, untuk terus memajukan kariernya."Kita melatih jiwa-jiwa potensial untuk menjadi Astra's future leaders," terang pria gemar bergurau ini.Sebab di tangan merekalah, imbuhnya, terletak masa depan Astra International.

Dalam setiap kegiatan, PT Astra International berpedoman padaCatur Dharma. "Catur Dharma adalah empat nilai yang dijunjung di Astra, yakni menjadi asset untuk bangsa, memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen, menghormat iindividu dan mengembangkan kerjasama tim serta bekerja keras untuk kemajuan Astra," ujarnya.

“Kami selalu melakukan inovasi dan ingin terus menjadi yang terdepan. Kami ingin masyarakat Indonesia merasa bangga karena memiliki Astra,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Direktur PT Astra International Tbk ini.(RA)

Astra International Menjunjung Catur Dharma

What’s Happening:

BBS Bukber bersama Anak Yatim

Memasuki pertengahan Ramadan, BINUS BUSINESS SCHOOL mengadakan acara buka puasa bersama anak yatim dari Yayasan Al Abror, Kemanggisan,

Jumat (19/8). Bertempat di Kampus Joseph Wibowo Center, Senayan, Jakarta Pusat, acara juga dimeriahkan oleh penampilan musik marawis dan pembacaan Al Qur'an.

Sedikitnya 55 anak dari Yayasan Al Abror turut hadir. Dalam acara itu, pihak BBS juga memberikan santunan berupa bingkisan kepada anak-anak yatim Al Abror. Santunan diserahkan secara simbolis oleh Executive Dean BBS, Firdaus Alamsjah, PH.D dan Program Director MM Executive, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, MM, MBA.

Menjelang buka puasa, Drs. H. Syamsul Bahri Tanrere dari Insitut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an memberikan tausyiah kepada jemaah. Tausyiah mengambil tema "Pembentukan Karakter Melalui Ibadah Puasa". Menurut Syamsul, ibadah puasa tak hanya melatih kesabaran, namun juga membentuk karakter dan pribadi seseorang."Umat Islam dibagi dalam beberapa level karakter. Yakni, muslim, mukmin dan mutaqin. Tahapan tertinggi adalah mutaqin. Bagi seorang mutaqin, ibadah merupakan suatu kenikmatan. Ini berbeda dengan tingkatan muslim yang masih menganggap bahwa ibadah merupakan suatu keharusan dan siksaan," jelas Syamsul kepada para jemaah.

Nah, menurut Syamsul, untuk menjadi mutaqin ini bisa dicapai salah satunya dengan menunaikan ibadah puasa, terutama di bulan Ramadan. Karakteristik tersebut, imbuh Syamsul, untuk mengukur diri manusia itu sendiri. "Hati nurani selalu berbicara, namun kemampuan mendengar kita yang kurang. Itu karena perbuatan yang kita lakukan sendiri," tutur Syamsul.

Ketika adzan Maghrib berkumandang, anak-anak yatim Al Abror berbuka puasa dan menunaikan salat maghrib berjemaah. Pun demikian para panitia dan jemaah yang lain.(RA)

8|Warta JWC Oktober 2011

Ribuan tahun silam setelah para dewa Olympus, yang dipimpin oleh raja para dewa, Zeus (Luke

Evans), memenangkan pertarungan sengit melawan Titans (penguasa bumi sebelum dewa Olympus), suatu kejahatan baru kembali mengancam. Alkisah, Raja Hyperion (Mickey Rourke) yang gila kekuasaan, kini telah menyatakan perang terhadap kemanusiaan.

Raja lalim tersebut mengumpulkan tentara haus darah. Hyperion dan pasukannya pun datang membumihanguskan Yunani demi mencari sebuah senjata legendaris dengan kekuatan dahsyat bernama busur Epirus. Busur tersebut ditempa oleh dewa perang Ares (Daniel Sharman) di langit Gunung Olympus. Siapapun yang memiliki busur ini bisa melepaskan para Titans, yang telah dipenjara oleh dewa jauh di balik dinding Gunung Tartaros.

Di tangan Raja Hyperion, busur ini bisa menimbulkan kehancuran bagi umat manusia dan para dewa. Kendati

demikian, hukum kuno menjelaskan bahwa dewa tidak memiliki kuasa untuk ikut andil dalam konflik manusia. Alhasil, para dewa Olympus pun tetap tidak berdaya untuk menghentikan sepak terjang Raja Hyperion.

Seorang petani bernama Theseus (Henry Cavill), yang merupakan anak dewa laut Poseidon (Kellan Lutz), datang sebagai satu-satunya harapan umat manusia. Secara diam-diam, Theseus dipilih oleh Zeus untuk menyelamatkan manusia dari Raja Hyperion dan bala tentaranya. Theseus bersama teman-temannya, pendeta bernama Phaedra (Freida Pinto) dan seorang pencuri bernama Stavros (Stephen Dorff) bahu-membahu memerangi Raja Hyperion.

Film Immortals ini diangkat dari kisah heroik Theseus, seorang pahlawan di era mitologi Yunani dan peperangan antara dewa Olympus melawan Titans yang disebut Titanomachy. Rencananya, karya besutan sutradara Tarsem Singh ini dirilis pada 11 November 2011 di seluruh dunia.(RA)

Immortals:Theseus, Pahlawan Para Dewa dan Manusia

Entertainment Section:

Warta JWC Oktober 2011|9

(Salah satu dari empat cerpen terpilih dalam Pelatihan “Beken dengan Cerpen”

FiXiMix, angkatan III)

Entertainment Section:

Yukioleh: Maya Melivyanti

10|Warta JWC Oktober 2011

Melihat langit muram di atas Kesennuma, ingatanku kembali ke 15 tahun lalu, di usiaku

yang keempat. Hari sedang terangnya, tiba-tiba ia menghampiriku di depan pintu gerbang sekolah, lalu serta merta menciumku dengan luka, mulai dari atas kepala, rambutku, menjalar sampai ke ujung sepatu usangku. Namanya hujan.

Aku pikir hujan itu kiriman Ibu, ketika ia tidak datang-datang untuk menjemputku pulang dari sekolah seperti biasanya. Namun, kata Nenek hujan itu suatu pertanda, bisa hal yang baik, bisa yang buruk. Kalau hujan itu membuatmu tersenyum karena riaknya yang menari-nari menyapu daun, maka itu hujan yang baik. Jika hujan itu suram dan engkau menangis dibuatnya, hujan itu pertanda buruk. Ah, aku tidak mau tahu apa itu hujan, cuma satu yang kutahu, aku terluka saat ia datang. Rajamannya tidak akan kulupa, seperti seribu duri menusuk-nusuk rusuk. Nenek bercerita setelah hujan itu, berhari-hari aku demam dan memanggil-manggil nama Ibu. Kata Nenek, Ibu sudah pergi. Saat kutanya pergi ke mana, Nenek hanya bilang, pergi jauh, dibawa hujan, kali ini hujan yang mendatangimu betul-betul jahat. Begitu singkat penjelasan Nenek padaku.

Setelah hari itu aku tidak mau mengenang Ibu ataupun hujan, karena mereka berdua jahat. Sama jahatnya seperti hujan salju di malam ini. Seolah tak cukup membuat luka dalam setelah Tsunami yang membawa harapan kami lenyap dalam sekejap. Suhu di bawah nol derajat tidak mampu kami tandingi dengan hanya selapis sweater pemberian ketua tim pengungsian, tanpa pemanas ruangan. Dilihat dari jendela kelas lantai 5, tempat aku dan kelima teman satu kontrakanku yang semua berasal dari Indonesia, Kesennuma, kota pelabuhan di sebelah utara Sendai Pulau Honshu yang baru saja dilanda gelombang air raksasa hitam dari lautan itu, sekarang hanya nampak seperti kubangan sampah besar. Aku dan kelima temanku yang merupakan kenshushei (siswa magang) dari sebuah universitas di Bandung telah diungsikan ke satu sekolah SMA yang membuka ruang-ruang kelasnya untuk menampung ratusan korban Tsunami akibat gempa bumi besar siang tadi yang melanda hampir seluruh bagian kota Kesennuma.

Sungguh hari itu tidak ada tanda-tanda akan datangnya bencana, bahkan di pagi hari Matahari bersinar terang, walaupun suhu pagi tadi sangat dingin, sampai minus 4 di bawah nol derajat, seperti yang aku baca dari twitter feed resmi penanggulangan krisis bencana kota ini. Memang semenjak awal aku

dan teman-teman seangkatan bekerja di pabrik setahun lalu, kami sudah diajarkan bagaimana menghadapi bencana alam, karena keadaan Jepang yang memang rawan gempa. Tapi siapa pernah berpikir bencana datang sebesar ini. Semua sudah di luar kendali manusia. Yang kupikirkan hanya bagaimana cara menyelamatkan diri ketika alarm tanda datangnya tsunami berbunyi di pelataran halaman pabrik. Seketika itu juga kami berlari ke bukit tepat di belakang pabrik. Dari sana pemandangan mengerikan bertubi-tubi kami lihat. Bahkan rumah kontrakan kami sudah hanyut dibawa gelombang air.

Melihat reruntuhan rumah-rumah itu, yang ada di pikiranku, bagaimana nasib Midori dan Yuki, tetangga yang tinggal di sebelah rumah kontrakan kami. Sudah dari sore tadi aku mencoba menghubungi keitai denwa (HP, telepon genggam) milik Midori, tapi sepertinya tidak ada sinyal. Midori tinggal berdua bersama dengan anak puterinya, Yuki Chan yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kami berkenalan sejak dua tahun lalu. Waktu itu aku belum lancar berbahasa Jepang, tapi Midori cukup pintar berbahasa Inggris, sehingga komunikasi di antara kami bisa terjadi dan lancar. Ia banyak bercerita tentang dirinya dan seorang kekasih yang meninggalkan dia dengan satu anak.

Karena Midori bekerja shift di malam hari di sebuah restoran, biasanya Yuki dititipkan padaku ketika ia berangkat kerja. Yuki memiliki mata yang indah seperti mata mamanya, bulat dan hitam, tubuhnya gemuk berisi, dan gampang akrab dengan orang yang baru ia kenal. Aku suka sekali menggodanya, “Hey Yuki , kamu seperti artis dari Indonesia, penyanyi cilik. Nih, liat fotonya,” kutunjukkan gambar artis cilik itu di browser HP, lalu wajah Yuki pasti merengut.

“Sono tori futtoi jyanai yo oneechan.” Tidak segemuk itu kakak, sanggahnya. Aku cuma bisa tertawa gemas melihat mukanya yang lucu.

Hampir setiap malam, kecuali Sabtu dan Minggu, Yuki tidur di kamarku. Sebelum tidur biasanya ia selalu bertanya macam-macam tentang diriku. Suatu kali ia bertanya di mana kampung asalku.

“Mura ga Tasikmalaya to omoimasu, chiisana uchi de sunde imasu, obaachan to dake desune.” Aku bercerita tentang kampungku di Tasikmalaya. Aku tinggal di gubuk kecil, hanya berdua bersama Nenek.

“Imoto mo nai?” Tidak punya adik? Tanyanya.

“Nai yo, hitori de.” Tidak ada, cuma sendiri, jawabku. “Yoshhh ima kara, atashi no oneechan ni narimasu yoo.” Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kamu jadi kakakku, OK?!” Dengan mata bersinar-sinar Yuki memandangi wajahku, lalu memelukku.

Jika mengingat saat itu, aku sepertinya tidak bisa tidak ingin tahu dengan pasti dimana Yuki dan Midori berada saat ini. Tanpa kusadari mereka telah menjadi sesuatu yang berharga dalam hidupku. Tapi apa yang bisa kulakukan untuk bisa mengetahui keberadaan mereka? Sedangkan untuk keadaanku saja sudah tidak menentu. Dengan adanya musibah ini, kami terpaksa berhenti magang dan harus kembali ke Indonesia tanpa hasil yang kami harapkan karena baru setahun kami kerja magang di pabrik. Kelima temanku yang bernasib sama, kini sudah tertidur. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Tiba-tiba telpon genggamku bergetar. Kulihat sekilas ada pesan. Dari Midori!

“Oneechan doko? Atashi hitori de uchi ni imasu.” Kakak ada di mana? Aku sendirian di rumah.

Ini pasti Yuki. Kenapa dia ada di rumah? Aku harus cepat membalasnya! “Kakak ada di tempat pengungsian, kenapa kamu di sana? Di mana mamamu?”

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Kasihan Yuki sendirian. Tapi kemana ya Midori?

Apakah dia baik-baik saja? Aku tidak bisa membayangkan Yuki sendirian di rumah yang kutahu pasti rusak, tidak seperti sebelum tsunami melanda. Apalagi suhu udara sekarang ini begitu dingin.

Tidak lama, datang balasan SMS Yuki. “Aku tidak tahu dimana Ibu. Kakak tolong jemput aku.”

Jantungku seperti dihantam palu bertubi-tubi. Detaknya semakin tidak menentu mengingat Yuki. Membayangkan seorang anak kecil yang berada di reruntuhan rumah yang diselimuti salju.

Aku berdiri dan mengambil selimut tebal yang ada di tikar tempat tidurku, lalu pelan-pelan keluar dari kelas menuju lantai bawah, arah pintu masuk sekolah. Di luar hujan salju rintik-rintik membasahi pohon dan jendela. Angin meniup dingin. Kulangkahkan kaki ragu-ragu keluar gedung sekolah. Seperti dejavu rasanya ketika aku berdiri tepat di depan pintu gerbang sekolah ini. Seolah-olah takdir menantangku, setelah 15 tahun berlalu, kini hujan membuka kembali borok lama yang

belum lagi kering.

Bukan dinginnya salju yang menahan kakiku untuk melangkah, tetapi serpihan hujan salju yang membasahi luka hati ini, melumat jiwa yang belum sembuh. Namun, bayangan wajah Yuki dan pelukan lembutnya serta merta menggerakkan kaki ini melangkah satu demi satu. Perlahan tapi pasti, selangkah, dua langkah aku lewati. Awalnya begitu berat, dibebani angan yang memutar film tentang masa lalu. Aku melihat sepatu usangku, rok lipit-lipit merah, dan seragam putihku yang basah oleh hujan yang menyatu dengan air mata luka.

Tapi yang kutahu kini hanya berlari dan berlari, tidak peduli bayang masa lalu yang menghantui. Di depanku hanya ada wajah Yuki. Rasanya aku ingin segera meraihnya. Napasku semakin terengah-engah. Lalu tibalah akhirnya di depan rumah kontrakan kami yang sudah luluh lantak dengan tanah. Namun, kulihat di sampingnya, rumah kontrakan Midori masih tersisa setengah bagian atap dan lantai atas. Aku berjalan mendekati. Semakin dekat, semakin jelas terdengar isak tangis seorang anak. Kulihat sesosok anak perempuan memakai seragam sekolah terduduk dan menunduk sayu di balik reruntuhan dinding rumah, memegang telpon genggam di tangan mungilnya. Aku mengambil napas panjang, mencoba mengatur detak jantungku yang semakin tidak menentu, sambil menjaga agar tubuhku tidak bergetar karena tangis yang tiba-tiba tumpah.

Yuki yang mengetahui keberadaanku serta merta menerjang tubuhku. Tubuhnya gemetar dingin. Segera kubalut ia dengan selimut tebal yang kubawa, lalu kugendong erat. Hujan salju rintik-rintik membasahi wajah kami yang sama-sama berselimut air mata.

Aku bertekad, akan mengubur luka lamaku dalam-dalam. Kubuang bersama reruntuhan rumah dan rencana kami yang pernah ada. Ada luka yang lebih penting sekarang: luka seorang anak yang kehilangan segala yang ia miliki. Membuatku ingin menyatu dengan air matanya selamanya. Bersama hujan, kami melangkah kembali ke tempat pengungsian. Menjemput harapan baru kami.

Bandung, 20 Maret 2011(Untuk Zekiyuk’ji, di manapun kamu berada. - Mengingat gempa bumi dan tsunami Jepang 11 Maret 2011)

cerpen ini juga “Dimuat di Femina Edisi antara 37 - 39 (akhir September atau awal Oktober)”.

Warta JWC Oktober 2011|11

12|Warta JWC Oktober 2011