hal 7-11 oke

download hal 7-11 oke

of 5

Transcript of hal 7-11 oke

Gambar 1. Hasil scattergram alat Sysmex XE-2100 pada sampel nomor 1, scattergram retikulosit (bagian kiri dari masing-masing panel) dan perluasan scattergram retikulosit (bagian kanan dari masing-masing panel). (A) Sampel 1 tanpa dilusi (leukosit 725,14x109/L) menunjukkan scattergram abnormal. Fraksi leukosit tumpang tindih dengan area retikulosit, terutama IRF. (B) Setelah pengenceran 1:2 (hitung leukosit 380,55x109/L), scattergram retikulosit normal dan area retikulosit dan leukosit yang tumpang tindih menghilang. Pada scattergram perluasan area retikulosit, area leukosit bergeser kearah kanan, karena penyerapan fluoresen oleh leukosit meningkat. (C) Setelah pengenceran 1:3 (hitung leukosit 273,18x109/L), area leukosit bergeser ke kanan lebih jauh lagi. Area: biru, eritrosit matang; merah jambu, retikulosit fluoresen rendah; merah, retikulosit immatur; putih, leukosit; hijau, UPP (Upper Particle Portion).Sampel no. 2, didapat dari pasien yang sama, diperoleh 1 hari kemudian, setelah hidrasi. Hitung leukosit adalah 574,55109/L. Perhitungan retikulosit otomatis 4,69% dan manual 1,2%. Jumlah IRF adalah 85,5%, dan scattergram retikulosit abnormal dengan flag. Hitungan peningkatan retikulosit yang keliru, IRF, dan scattergram retikulosit dinormalisasi dengan pengenceran 1:3, dan hitung leukosit menurun menjadi 222,48109/L (Tabel 1). Pengenceran 1:2 tidak dilakukan karena sampel tidak cukup. Sampel nomor 3 diperoleh dari pasien yang didiagnosis dengan AML dengan 99% blast. Hitung leukosit adalah 159,90109/L, dan scattergram retikulosit normal. Perhitungan retikulosit otomatis 0,09% dan manual 0,1%, dan IRF 11,5%. Sampel nomor 4 diperoleh dari pasien yang sama dua hari kemudian setelah perawatan konservatif. Hitung leukosit 264.74109/L. Peningkatan keliru hitung retikulosit dan IRF terbukti, dengan scattergram retikulosit yang abnormal ditandai dengan flag. Perhitungan retikulosit otomatis 0,63% dan manual 0,1%;IRF 81,8%. Peningkatan keliru hitung retikulosit, IRF, dan scattergram retikulosit dinormalisasi dengan pengenceran 1:2, yang menurunkan hitung leukosit menjadi 131.72109/L (Tabel 1). Sampel nomor 5 diperoleh dari pasien yang didiagnosis dengan CML fase kronik dengan BCR-ABL1-positif. Hitung leukosit 218,19109/L. Hitung jenis leukosit manual menunjukkan: blast 6%, promielosit 5%, dan mielosit 12%. Perhitungan retikulosit otomatis 3,08% dan manual 2,5%, dan IRF adalah 27,7%. Flag mengindikasikan adanya scattergram retikulosit abnormal. Fraksi leukosit tampak tumpang tindih dengan daerah retikulosit, terutama dengan IRF (Gambar 2A). Setelah pengenceran 1:2 (hitung leukosit 118,53109/L), dan 1:3 (hitung leukosit 78.56109/L), scattergram retikulosit tetap abnormal, meskipun daerah leukosit bergeser ke kanan (Gambar 2B, C). Setelah pengenceran 1:10 (hitung leukosit 25.86109/L), hitung retikulosit dan IRF berkurang menjadi 2,17% dan 23,9%. Scattergram retikulosit normal tanpa flag (Gambar 2D).

Gambar 2. Hasil scattergram alat Sysmex XE-2100 pada sampel nomor 5, scattergram retikulosit (bagian kiri dari masing-masing panel) dan perluasan scattergram retikulosit (bagian kanan dari masing-masing panel). (A). Sampel nomor 5 tanpa dilusi (leukosit 218,19x109/L) menunjukkan scattergram abnormal. Fraksi leukosit tumpang tindih dengan area retikulosit, terutama IRF. (B) Setelah dilusi 1:2 (hitung leukosit 118,53x109/L), scattergram retikulosit masih abnormal. Scattergram perluasan retikulosit, area leukosit bergeser ke kanan karena penyerapan fluoresen oleh leukosit meningkat. (C) Setelah dilusi 1:3 (hitung leukosit 78,56x109/L), scattergram tetap abnormal. (D) Setelah dilusi 1:10 (leukosit 25,86x109/L), scatteregram normal. Area: biru, eritrosit matang; merah jambu, retikulosit fluoresen rendah; merah, retikulosit immatur; putih, leukosit; hijau, UPP (Upper Particle Portion).Sampel no. 6 didapat dari pasien yang sama dengan sampel no. 5, tetapi diperoleh setelah leukapheresis dan pengobatan Hidroksiurea. Hitung leukosit menurun menjadi 108,32109/L, dan scattergram retikulosit normal (Gambar 3B). Hitung retikulosit 1,22% dan IRF 14,6%, pada alat XE-2100.

Gambar 3. Hasil scattergram alat Sysmex XE-2100 pada sampel nomor 5, 6, dan 13. Scattergram retikulosit (bagian kiri dari masing-masing panel) dan perluasan scattergram retikulosit (bagian kanan dari masing-masing panel). Sampel nomor 5,6,13 memiliki hitung leukosit yang sama (~100,00x109/L), tetapi menunjukkan scattergram yang normal dan abnormal. (A) Setelah sampel nomor 5 di dilusi 1:2 (leukosit 118,53x109/L), scattergram abnormal. (B) Scattergram normal dari sampel nomor 6 (leukosit 108,32x109/L). (C) Scattergaram normal dari sampel nomor 13 (leukosit 101,29x109/L). Area: biru, eritrosit matang; merah jambu, retikulosit fluoresen rendah; merah, retikulosit immatur; putih, leukosit; hijau, UPP (Upper Particle Portion).Sampel no. 7 diperoleh dari pasien yang didiagnosis dengan CML fase blast. Hitung leukosit 375,72109/L. Hitung jenis manual memperlihatkan 96% blast. Perhitungan retikulosit otomatis 0,81% dan manual 0,2%, sedangkan IRF 65,8%. Scattergram retikulosit abnormal seperti yang ditunjukkan oleh flag. Setelah pengenceran 1:2 (Hitung leukosit 192,95109/L), hitung retikulosit dan IRF menurun menjadi 0,32% dan 25,7%. Scattergram retikulosit normal tanpa flag. Sampel no. 8 diperoleh dari pasien yang sama dengan sampel no. 7 setelah pengobatan Hidroksiurea. Hitung leukosit berkurang menjadi 204,81109/L, dan scattergram retikulosit normal. Perhitungan retikulosit otomatis 0,19% dan manual 0,1%. Immature Reticulocyte Fraction (IRF) 19,5%. Perbandingan hasil yang diperoleh dari analisis XE-2100 dan metode rujukan menunjukkan bahwa 13 sampel (no. 9-21) dengan hitung leukosit mulai dari 29.64109/L sampai 299,22109/L menampilkan hitung retikulosit yang benar (Tabel 1). Dari jumlah tersebut, enam sampel menunjukkan hitung leukosit >100,00109/L, diagnosis bervariasi dari keganasan hematologi sampai penyakit non-hematologi jinak, dan hitung blast juga menunjukkan variasi. Tiga belas sampel menampilkan scattergram retikulosit normal. Hitung otomatis menghasilkan hitung retikulosit bervariasi dari 0,06 sampai 9,23%. Peneliti tidak mengencerkan sampel, karena perbedaan antara hitung retikulosit manual dan otomatis sebagian besar dalam batas yang dapat diterima (