Hal 68-72 No.2 Vol.26 2002 Pola Dermatoglifi - Isi

8
ABSTRACT Dermatoglify is a kind of arranged skin foldingin vein in which the variable characteristics are not same on each individu ality. Fingerprint has tight relation with heritage dieseas such as Sindrome Down patients. Mean while the purpose of this experiment is to know the pattern of dermatoglify on Sindroma Down patients in Social Wacana Foundation Padang on December 2002 until January 2003. Research result is gotten from Sindrome Down patients. The patern and line of palms is interdigital III [ID III] 83,33%, hipotenar 61,11% and semian line 66,67% mean while on normal people ID III 11,11%, hipotenar 11,11% and semian line 0% [no semian line]. The type of hipotenar pattern on Sindroma Down patients is the most on ulna loop type meanwhile for Pola Dermatoglifi telapak tangan penderita Sindroma Down Majalah Kedokteran Andalas No. 2. Vol.26. Juli– Desember 2002 68

Transcript of Hal 68-72 No.2 Vol.26 2002 Pola Dermatoglifi - Isi

Majalah Kedokteran Andalas

PAGE 70Pola Dermatoglifi telapak tangan penderita Sindroma Down

PENDAHULUANDermatoglifi merupakan lipatan kulit tersusun atas alur-alur di mana karakteristik variabelnya tidak sama pada masing-masing individu. Sidik jari mempunyai hubungan erat dengan berbagai macam penyakit keturunan di antaranya penderita sindroma DOWN. [Rafiah, 1990].

Dermatoglifi diturunkan secara poligenik, di mana gambaran dermatoglifi ditentukan oleh banyak gen yang letaknya tersebar di antara 46 buah kromosom. Gen-gen tersebut pengaruhnya saling menambah dan mungkin beberapa di antaranya bersifat dominan.(7)

Pada sidik jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki mempunyai hubungan erat dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan kromosom misalnya pada penderita sindroma Down.(1)Sindroma Down atau Mongolisme adalah suatu kelainan genetik, terjadi sebagai akibat kelainan dalam jumlah kromosom. Pada orang normal jumlah kromosom adalah 46 buah [23 pasang], sedangkan pada Sindroma Down kelebihan 1 kromosom dengan jumlah 47 buah [23 pasang + 1 buah]. Dari hasil analisa kromosom ternyata kromosom yang berlebih itu adalah kromosom nomor 21.(1) Gejala yang paling menonjol pada penyakit ini adalah retardasi mental, yang terdapat pada 99% dari semua kasus sindroma Down. Makin tua usia anak makin rendah IQ nya. Pemeriksaan sindroma Down secara klinis pada bayi sukar dikerjakan dan sering kali tidak memberikan hasil yang pasti. Oleh karena itu beberapa ahli mengusulkan pemeriksaan dermatoglifi, yang ternyata memiliki nilai diagnostik pada kelainan ini. Karena alur-alur pada kulit sudah terbentuk pada bulan-bulan pertama pertumbuhan embrio maka gambaran dermatoglifi pada ujung jari, telapak tangan dan kaki sudah dapat di lihat pada bayi baru lahir.(12)Tertarik akan hal itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pola dermatoglifi telapak tangan penderita sindroma Down di Yayasan Sosial Wacana Asih Padang

METODE Pengumpulan Sampel.

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif yang dilakukan di Yayasan Wacana Asih Padang pada bulan Desember 2002-Januari 2003. Semua populasi di jadikan sampel yaitu semua penderita sindroma Down dengan adanya surat keterangan secara klinis. Sebagai control di ambil murid SDN No.1 Tan Malaka.

Cara Kerja

Tangan di cuci bersih, kemudian di lap sampai kering, selanjutnya dilakukan pencetakan ujung jari dan telapak tangan kiri dan kanan dengan menggunakan tinta stempel dan di cetak di atas kertas HVS. Pengamatan yang di teliti dilakukan terhadap hasil cetakan dermatoglifi yang di peroleh dengan menggunakan kaca pembesar. Gambaran yang baik, kalau hasil pencetakan itu bisa di baca dan bila kurang jelas di adakan pengulangan pencetakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN.

Dari hasil pengumpulan pasien sindroma Down di Yayasan Wacana Asih Padang didapatkan 18 orang penderita dengan pola dermatoglifi sebagai berikut :Tabel 1.Gambaran Pola dan garis simian telapak tangan kanan, kiri penderita sindroma Downdan orang normalNoTenarID IIID III

KnKrKnKrKnKr

DNDNDNDNDNDN

1------------

2--------++-+

3----------+-

4--------+---

5------+-+-+-

6--------+-+-

7--------+-+-

8--------+-+-

9----+---+-+-

10--------+-+-

11--------+-+-

12--------+-+-

13--------+-+-

14--------++++

15--------+---

16--------+-+-

17--------+-+-

18--------+-+-

%00005.605.6083,311,177,811,1

NoID IVHipotenarGaris Simian

KnKrKnKrKnKr

DNDNDNDNDNDN

1--+++++++-+-

2--+++-+-+-+-

3----+---+-+-

4----------+-

5++--+-+-----

6----+-+-----

7+---+-------

8-+-++-+-----

9--------+---

10--------+-+-

11------+-+-+-

12--+-+-+---+-

13------+-+---

14++--++-++-+-

15------+-+-+-

16------+-+-+-

17----+-+-+-+-

18----+-+-+-+-

%16,716,716,716,761,111,166,711,166,7066,70

Keterangan: ID = Interdigital. D = Down sindroma. N = Normal. Kn = Kanan.

Kr = Kiri. + = Ada pola. - = Tidak ada pola.Dari hasil penelitian didapatkan pada pola tenar dan ID IV tidak ada perbedaan antara penderita sindroma Down dengan orang normal tetapi pada pola hipotenar, ID II, ID III, terdapat perbedaan antara sindroma Down dengan orang normal, di mana frekunsi hipotenar pada sindroma Down 66,67%, orang normal hanya 11,11%. ID II pada sindroma Down 5,56%, orang normal 0%. Juga ID III pada sindroma Down 83,33%, orang normal 11,11%. Garis simian pada orang sindroma Down 66,67% sedangkan pada orang normal tidak ada garis simian 0%

Deaton dalam Emery mengatakan bahwa pola sidik jari tangan, telapak tangan dan garis simian mempunyai hubungan erat dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan kromosom.(3) Dari hasil penelitian pola sidik jari, garis simian pada sindroma Down memperlihatkan perbedaan pada orang normal. Menurut Louis,(4) pada sindroma Down pola sidik jari dan garis simian telapak tangan frekuensinya meningkat bila dibandingkan dengan frekuensi populasi orang normal.

Tabel 2.Besar Sudut ATD Telapak Tangan Pada Penderita Sindroma Down di Yayasan Wacana Asih PadangBesar SudutTelapak Tangan Kanan

n%

70 - 75633,33

76 80950,00

81 - 85316,67

Jumlah18100

Besar SudutTelapak Tangan Kiri

70 - 75633,33

76 80950,00

81 - 85316,67

Jumlah18100

Pada tabel 2 terlihat pada penderita sindroma Dwon sudut ATD 76-80 mempunyai frekuensi terbanyak [50%].

Tabel 3.Besar Sudut ATD Telapak Tangan Orang Normal.Besar SudutTelapak Tangan Kanan

n%

40 44527,78

45 491161,11

50 55211,11

Jumlah18100

Besar SudutTelapak Tangan Kiri

40 44527,78

45 491161,11

50 55211,11

Jumlah18100

Pada tabel 3, terlihat pada orang normal besar sudut ATD 45-49 mempunyai frekuensi yang terbanyak [61,11%].

Menurut Levine dalam Louis, sudut ATD pada orang normal berkisar antara 45-49, sedangkan pada penderita mongolisme sudut ATD berkisar antara 76 - 85 Sindroma Down termasuk salah satu penderita mongolisme, di mana dari hasil penelitian frekuensi sudut ATD yang terbanyak adalah sudut ATD 76 - 80 [50%]. Ini sesuai apa yang dikatakan oleh Louis.(4)Tabel 4.Jumlah Triradius Telapak Tangan Pada Penderita Sindroma Down dan Orang Normal.Jumlah TriradiusTelapak Tangan Kanan

D%N%

5738,891161,11

61055,55738,89

715,56-0

Jumlah TriradiusTelapak Tangan Kiri

D%N%

5633,331161,11

61161,11738,89

715,56--

Keterangan: D = Sindroma Down. N = Normal. F = Frekuensi.Pada tabel 4 terlihat bahwa pada penderita sindroma Down frekuensi jumlah triradius telapak tangan yang terbanyak adalah jumlah triradius 6 [55,55%] pada telapak tangan kanan dan 61,11% frekuensi pada telapak tangan kiri. Orang normal frekuensi yang terbanyak adalah jumlah triradius 5 [61,61%] pada telapak tangan kanan dan 61,11% pada telapak tangan kiri. Sedangkan jumlah triradius 7 didapatkan 1 orang dari 18 orang penderita sindroma Down, pada orang normal tidak didapatkan jumlah triradius 7. Dari hasil penelitian, didapatkan adanya perbedaan jumlah triradius telapak tangan penderita sindroma Down dengan orang normal.

Winata, pada telapak tangan orang normal terdapat lima triradius, terdiri dari 4 triradius di gitalis dan 1 triradius aksial, triradius di gitalis yaitu triradius yang terletak pada bagian distal telapak tangan, pada basis masing-masing jari, sehingga ada triradius digitalis II,III,IV dan V masing-masing di beri nama triradius a, b, c dan d. Triradius aksial yaitu triradius yang terletak pada tangan proksimal, antara area tenar dan area hipotenar, di beri nama triradius t. Dengan demikian ada perbedaan frekuensi jumlah triradius antara penderita sindroma Down dengan orang normal.(12)KESIMPULAN

1. Pola tenar dan ID IV tidak ada perbedaan antara penderita sindroma Down dengan orang normal. Pada pola hipotenar, ID II, ID III terdapat perbedaan antara sindroma Down dengan orang normal.

2. Besar sudut Atd pada penderita sindroma Down yang terbanyak adalah sudut ATD 76-80, sedangkan pada orang normal sudut ATD yang terbanyak 45 49.

3. Jumlah triradius pada penderita sindroma Down yang terbanyak adalah 6 sedangkan pada orang normal triradius yang terbanyak adalah 5.

KEPUSTAKAAN1. Chen,H. 2001. Mongolisme Trisomi 21.Diakses dari www.emedicine.com. Emedicine Journal. Vol 2. no.12.

2. Cummins,H and Midlo,C. 1961. Finger Prints, Palm and Soles,an Introduction to Dermatogliphic. New York. Dover Publisher.

3. Enery,A>E>H> 1992. Dasar-dasar Genetika. Kedokteran Yayasan Essentia Medika. PO BOX 58. Yogyokarta.

4. Louis, L. l980. Biology of the Gene. Third Edition the CV Mosby Company.

5. Ramelan, W. 1997. Aspek Epidemiologi Sindroma Down. MKI. Vol 47. no 12.

6. Rafiah, Rt. St. 1988. Sejarah Dermatoglifi. Medika no 6.

7. Rafiah, Rt.St. 1995. Pola TRC dan TTC Jari-jari Tangan Kelompok Khusus Sarjana dan Kelompok Umum. MKI. Vol 30. no 8.

8. Sumarsono, S.H. 1994. Sindroma Down, Mungkinkah Dihindari. Medika no 3.

9. Soetijono, M. 1993. Asimetri dan Korelasi Bilateral Pola Dermatoglifi Pada Ujung Jari Tangan Manusia Normal. Seminar Kekhususan Biologi Pasca Sarjana. UI Jakarta.10. Suryadi, R ; Satmoko ; Rafiah, Rt. St; Syahrum, M.H ; Ramelan, W. 1985. Pola Sidik Jari dan Total Ridge Count Kelompok Residivis di Indonesia. MKI. Vol 34 no 8.

11. Tadjudin, M.K ; Ramelan, W and Suar, A. 1970. Dermatoglifi Jari-jari Tangan pada Beberapa Suku di Indonesia. Seminar Biologi ke II. Ciawi Bogor.

12. Winata, S. 1994. Penetapan Diagnosa Melalui Pemeriksaan Dermatoglifi. M.K. Udayana. no 86.

ABSTRACT

Dermatoglify is a kind of arranged skin foldingin vein in which the variable characteristics are not same on each individu ality. Fingerprint has tight relation with heritage dieseas such as Sindrome Down patients. Mean while the purpose of this experiment is to know the pattern of dermatoglify on Sindroma Down patients in Social Wacana Foundation Padang on December 2002 until January 2003. Research result is gotten from Sindrome Down patients. The patern and line of palms is interdigital III [ID III] 83,33%, hipotenar 61,11% and semian line 66,67% mean while on normal people ID III 11,11%, hipotenar 11,11% and semian line 0% [no semian line]. The type of hipotenar pattern on Sindroma Down patients is the most on ulna loop type meanwhile for normal people the most is whorl type. On ATD corner size of Sindrome Dwon patient palms, the most is 76 80, mean while for normal people just 45 49. Triradius amount on Sindrome Down patients is the most 6 triradius, mean while for normal people are 5 triradius. By knowing dermatoglify pattern on Sindrome Down patients treatment anticipation can be done earlier and comprehensively.

key word; Sindrome down, dermatoglify, diagnosis

PAGE Majalah Kedokteran Andalas No. 2. Vol.26. Juli Desember 2002