hal 24-26

download hal 24-26

of 4

description

translate

Transcript of hal 24-26

  • 5/26/2018 hal 24-26

    1/4

    Kasus 5

    Seorang pria berusia 22 tahun mengunjungi klinik kami untuk evaluasi klinis dan

    re-treatmentgigi #30. Pasien menyatakan bahwa setelah perawatan saluran akarpertama, 2 tahun sebelumnya, ia mengalami nyeri saat mengunyah, nyeri

    bertambah ada rangsangan panas. Setelah beberapa minggu, sensitivitas terhadap

    panas menghilang, namun gigi #30 tetap sensitif bila kontak dengan gigi

    antagonis selama pengunyahan. Secara klinis saat dilakukan evaluasi, gigi

    memiliki restorasi komposit besar pada daerah koronal, sensitif terhadap palpasi

    dan perkusi, dan tidak bereaksi terhadap tes vitalitas pulpa (Gambar 28a). Kondisi

    periodontal gigi normal dan tidak terdapat poket. Selain itu, mobilitas gigi normal

    tanpa pembengkakan. Pemeriksaan radiografi menunjukkan bahwa gigi telah

    mendapat perawatan saluran akar sebelumnya. Di bawah restorasi, terdapat karies

    sekunder parah danscrew postpada akar distal.

  • 5/26/2018 hal 24-26

    2/4

    Gambar 27. Kasus 4 (Pf = perforasi). (a) Radiografipre-operative. (b) Fotopre-

    operative. (c) Radiografi panjang kerja. (d,e) Foto intra-operative. (f) Radiografi

    post-operative. (g) Radiografi 1 tahunfollow-up.

    Obturasi saluran akar dilakukan sampai sepertiga tengah kanal pada akar distal

    dan sepertiga apikal pada kanal mesial, kedua apeks akar dikelilingi oleh

    radiolusen periradikuler (Gambar 28a). Di bawah perbesaran mikroskop, post,

    dentin karies, dan semua bahan obturasi lama dikeluarkan, saluran akar diirigasi

    dengan dengan natrium hipoklorit, dan dasar ruang pulpa diperiksa dengan

    bantuan DG 16 endodontic probe. Perbesaran mikroskop ditingkatkan menjadi

    20x, meningkatkan kemungkinan untuk menemukan orifice dari saluran akar

    mesial ketiga dan trifurkasi di akar distal dimulai di sepertiga tengah (Gambar

    28b-f). US tipsdigunakan untuk menmbuang semua dentin yang menutupi orifice

    saluran akar. Ketiga saluran akar mesial terpisah, sedangkan slauran akar distal

    tengah menjadi satu dengan saluran akar disto-lingual (Gambar 28b-f). Semua

    saluran akar kemudian dipreparasi, didesinfeksi, dan diisi dengan gutta percha

    hangat menggunakan teknik kondensasi vertikal. Radiografi post-operative yang

    diambil dengan shift cone angle technique menunjukkan adanya enam saluran

    akar (Gambar 28g). Pada kunjungan berikutnya, satu minggu setelah re-treatment,

    tidak ada gejala pada gigi tersebut. Follow up1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan 5

    tahun, pada radiografi menunjukkan kesembuhan sempurna dari lesi osseus

    dengan adanya pembentukan ligamen periodontal sekitar kedua akar (Gambar

    28h).

  • 5/26/2018 hal 24-26

    3/4

    Gambar 28. Kasus 5. (a) Radiografipre-operative. (b,c) Radiografi intra-

    operative dari tiga saluran akar mesial terpisah. (d) Radiografi intra-operative dari

    dua saluran akar distal utama. (e) Foto intra-operative dari tiga saluran akar

    mesial. (f) Foto intra-operative dari tiga saluran akar distal. (g) Radiografipost-

    operative. (h) Radiografi 5 tahunfollow-up.

    Kesimpulan

    Variasi anatomi saluran akar pada perawatan saluran akar memiliki resiko tinggi

    karena adanya saluran akar yang kompleks. Semua gigi mungkin memiliki akar

    dan atau saluran akar tambahan, mungkin ditemukan konfigurasi saluran akar

    menyimpang di premolar dan molar. Selain itu, ramifikasi lateral saluran akar

    mungkin ada pada semua gigi dengan frekuensi yang signifikan, meningkatkan

    kemungkinan adanya untreated spacesetelah perawatan saluran akar. Pencegahan

    variasi anatomi saluran akar dimulai dengan radiografi pre-operative, walaupun

  • 5/26/2018 hal 24-26

    4/4

    radiografi memiliki keterbatasan dalam menentukan jumlah saluran akar dan

    adanya saluran akar aksesori dan saluran akar anastomosis . Tanpa diragukan lagi,

    akses preparasi kavitas yang tepat sangat penting untuk menemukan orifice

    saluran akar. Selain itu , untuk menemukan saluran akar yang tersembunyi dan

    saluran akar tambahan, diperlukan armamentarium yang memadai, DOM dapat

    meningkatkan pencahayaan dan jarak pandang, sedangkan US tips mengontrol

    dan menghaluskan saat pembuangan kalsifikasi serta yang menutupi orifice

    saluran akar. Sulit untuk melihat dampak variasi anatomi pada hasil perawatan

    saluran akar dan literatur tentang hal ini terbatas; penelitian mendatang mungkin

    melibatkan perbandingan jumlah saluran akar yang ditemukan pada kasus

    perawatan yang gagal dan setelah re-treatment. Dampak klinis dari variasi

    anatomi saluran akar terlihat jelas dalam sejumlah besar laporan kasus re-

    treatment dalam literatur, dari sebagian kasus ini, kegagalan perawatan saluran

    berkaitan dengan adanya untreated space. Lokalisasi dan perawatan variasi

    anatomi saluran akar menyebabkan penyembuhan sempurna secara klinis maupun

    radiorafi. Jadi, untreated spacemungkin terkait dengan berbagai gejala mulai dari

    gigi tanpa gejala sampai adanya respon akut terhadap rangsangan panas dan

    dingin dan sedikit kepekaan terhadap perkusi dan atau palpasi untuk abses akut .

    Variasi gejala, diagnostik dan perawatan yang sulit membuat pengobatan variasi

    antomi saluran akar menjadi sebuah tantangan bagi dokter gigi umum; oleh karena

    itu, perawatan kasus-kasus sulit harus dilakukan oleh dokter gigi dengan pelatihan

    khusus dalam bidang endodontik .